1
METODE PERENCANAAN PENGEMBANGAN WILAYAH Diab s t r a k s i k a n ole h ; Prof Dr Ir So e m a r n o MS Bah a n kajian MK. Met o d e Per e n c a n a a n dan Pe n g e m b a n g a n Wilay a h PM PSLP PPSUB 20 1 0
Metode perencanaan berarti mengkombinasikan materi peren canaan, prosedur perencanaan dan proses perencanaan. Materi peren canaan adalah "apa yang akan direncanakan". Prosedur perencanaan adalah langkah-langkah yang perlu diambil untuk menentukan materi, penentuan target yang dapat dianggap sebagai substansi rencana induk dan metode pengembangan cara-cara untuk mencapainya. Proses perencanaan adalah pengkajian materi untuk mencapai target operasional dan saling keterkaitan dari materi yang prosesnya menurut prosedur di atas . 1. UNIT PERENCANAAN Bagan berikut menyajikan lingkup kerja yang terbagi menjadi empat bagian, setiap bagian mengandung pokok-pokok yang perlu ditentukan dan diungkapkan sebagai hasil dari setiap unit kerja. 1.1. Unit Kerja 1 bertugas mendapatkan jawaban atas pertanyaan apa masalah-masalah (i.e. pembangunan pertanian) yang dihadapi daerah yang bersangkutan, apa yang harus diperbaiki dan apa tujuan pembangunan. Masalah pembangunan harus digali secara sistematik dengan menganalisis berbagai data dan informasi. Paling tidak ada lima hal penting bagi penggalian masalah pembangunan (khususnya sektor pertanian) , yaitu: (1). Keadaan sumberdaya alam dan lahan Air dan tanah merupakan sumberdaya alam yang terbesar bagi pembangunan pertanian, disamping dapat pula sebagai faktor pembatas yang utama. Oleh karena itu potensi sumberdaya alam harus dikaji dan dijadikan bahan perencanaan. (2). Keadaan perekonomian dan industri Basis perekonomian perlu diketahui dan dijadikan bahan perencanaan karena peranannya sebagai indikator target pemba ngunan dan merupakan faktor penting untuk mengevaluasi pembangunan. (3). Keadaan sosial dan kebudayaan Penduduk, lapangan kerja dan kesempatan kerja, tingkat hidup dan pendapatan perlu diketahui dan dijadikan bahan perencanaan sebagai indikator dan sebagai faktor untuk mengevaluasi efek kesejahteraan.
2
(4). Prasarana Prasarana seperti jalan, suplai air, drainase, listrik dan lainnya merupakan sarana pembangunan pertanian, distribusi dan fasilitas yang terkait dengan kehidupan pedesaan perlu diketahui dan dijadikan bahan perencanaan. (5). Organisasi dan kelembagaan Kalau prasarana merupakan perangkat kerasnya maka organisasi dan kelembagaan sebagai perangkat lunaknya. Keadaan ini meliputi organisasi dan kelembagaan dalam bidang pertanian, pembangunan pedesaan, manajemen, produksi dan kehidupan. Bagan Gambar 1.1 menyajikan lingkup kerja yang terbagi menjadi empat bagian, mulai dari identifikasi masalah hingga identifikasi proyek. 1.2. Unit kerja 2 bertugas menetapkan nilai-nilai target pembangunan jangka panjang propinsi secara keseluruhan. Oleh karena itu perlu ditetapkan tujuan rencana berdasarkan maslaah-masalah yang telah diketahui pada unit kerja-1 dan ditetapkan nilai- nilai target secara sistematis untuk mencapai tujuan. Lima hal yang penting untuk menetapkan target jangka panjang propinsi secara keseluruhan: (1). Target pendapatan (sektor pertanian) Biasanya merupakan target terpenting dari pembangunan, yaitu meningkatkan pendapatan pertanian propinsi. Dengan kata lain meningkatkan tingkat pendapatan rata-rata petani (Rp/orang). (2). Target produksi pertanian, merupakan target ekonomi terpenting dari pengembangan pertanian, yaitu meningkatkan produksi pertanian propinsi secara keseluruhan. (3). Target lapangan kerja pertanian, dinyatakan dalam bentuk perbandingan penduduk yang berkeja dengan jumlah penduduk atau penduduk pertanian dan seperti halnya dengan butir (1) dan (2), merupakann target penting pembangunan sosial dan ekonomi (dinyatakan dalam persentase). (4). Target pemerataan, merupakan pembagian manfaat pembangunan secara adil dan merata dalam bentuk pemerataan pendapatan, kesempatan kerja, pendidikan, pelayanan kesehatan, partisipasi dalam epembangunan, sandang pangan, perumahan, dan kesempatan epembangunan (pemerataan pendapatan dinyatakan dalam bentuk Rp/orang). (5). Target perbaikan taraf sosial. Tujaun akhir dari pembangunan ialah perbaikan kesejahteraan dan penentuan target ini mempunyai arti yang penting dan komprehensif. 1.3. Unit kerja 3, berfungsi menentukan cara-cara pembangunan yang efektif menurut wilayah/unit geografis dan menurut tahap- tahap pembangunan. Ada beberapa hal yang merupakan materi dari strategi pembangunan, yaitu: (1). Rencana penunjukan zone. Ini merupakan kerangka bagi tataguna lahan sebagai alat untuk mencapai tujuan masa depan dan merupakan pendekatan terhadap masalah mendapatkan lahan pertanian yang perlu untuk mencapai tujuan sosial dan ekonomi yang telah ditetapkan. (2). Rencaca tataguna lahan epertanian. Ini dimaksudkan untuk menentukan
3
bagaimana lahan epertanian yang ditetapkan pada butir (1) di atas akan digunakan bagi masing-masing kategori lahan dan tanaman kalau tataguna lahan yang diinginkan akan direalisir. (3). Rencana perbaikan prasarana. Ini untuk menentukan prasarana apa saja yang perlu diperbaiki jika tataguna lahan akan dikembangkan dan dibatasi sesuai dengan rencana id atas. (4). Rencana perbaikan fasilitas pertanian dan pedesaan. Ini untuk menentukan fasilitas apa yang perlu diperbaiki dalam proses produksi pertanian, distribusi dan konsumsi dan juga untuk merealisir lingkungan pertanian yang diinginkan. (5). Rencana perbaikan organisasi dan kelembagaan terkait. Ini untuk menunjukkan jenis organisasi apa saja yang perlu untuk mengatur, melaksanakan dan mengawasi pembangunan dan lembaga apa yang perlu ditingkatkan/diperbaiki untuk menjamin suksesnya pelaksanaan setiap proyek. 1.4. Unit Kerja 4 berfungsi menetapkan proyek-proyek prioritas yang akan menjadi obyek pembuka penanaman modal. Ada lima hal penting yang menyatakan materi dari proyek pembangunan, yaitu: (1). Kebjaksanaan dan jenis proyek. Ini adalah kebijaksanaan yang bertujuan mengkaji apakah perbaikan-perbaikan prasarana tertentu dan fasilitas lain akan menunjang pencapaian target. (2). Uraian garis besar proyek. Lingkup, voklume, biaya pembangunan dan manajemen, efek-efek ekonomi, sosial dan lingkungan dan proses pelaksanaan masing-masing perlu ditentukan. (3). Penerima manfaat. Seberapa jauh manfaat proyek bagi daerah, petani (organisasi) dan tanaman prioritas perlu dikaji. (4). Cara pembangunan. Struktur organisasi, sumberdana untuk biaya operasi, sistem manajemen dan pengawasan perlu ditentukan. (5). Kaitan dengan proyek lain (Penyesuaian, rekomendasi dan berbagai aksi). 2. METODOLOGI Dalam konteks ini, metodologi berarti menciptakan cara teoritis bagaimana mencapai tujuan akhir, bagaimana urutan dan prosesnya dan dengan menggunakan dasar informasi dan pertimbangan apa saja. Dalam membahas metodologi ini akan menjadi semakin nyata kalau kita perhatikan apa yang harus dilakukan dalam mengkaji masalah nya secara umum dan setepat mungkin untuk menghasilkan perencanaan yang lebih baik dalam kerangka target dan lingkungan yang dihadapi. 2.1. Keadaan/situasi daerah, sebagai bahan untuk mengajukan metodologi 2.2. Tujuan pembangunan dan pendekatan terhadap pemecahan masalah Ada dua cara dalam metodologi perencanaan, yaitu (1). Mencari kunci pemecahan masalah, misalnya apa masalahnya dan apa yang perlu diperbaiki. Ini disebut pendekatan deduktif
4
(2). Pendekatan induktif, bertolak dari masa mendatang mencari langkah-langkah pemecahan atas apa yang diinginkan di masa mendatang. Satu hal yang perlu diputuskan sebelum memilih pendekatan di atas, yaitu menetapkan tujuan pembangunan. Ini akan menjadi jelas kalau dilakukan pengkajian dan diskusi tentang tujuan apa yang ingin dicapai dengan pembangunan. Sebagai contoh para perencana di daerah menginginkan bahwa tujuan pembangunan di daerah adalah peningkatan pendapatan dan selanjutnya perbaikan kesejahteraan rakyat, sedangkan pemerintah pusat lebih cenderung menginginkan sebagai tujuan adalah peningkatan produksi. 2.3. Target kerja perencanaan Misalnya target pembangunan pertanian regional ialah peningkatan pendapatan regional. Dalam hal ini perlu dikaji apa masalahnya secara deduktif, dan bagaimana eharusnya keadaan di masa mendatang yang dikaji secara induktif, berapa peningkatan pendapatan dapat direncanakan atau perlu direncanakan dengan menetapkan berbagai cara dan kerja pembangunan. 2.4. Kerangka berfikir Bagan berikut menunjukkan jalannya kegiatan perencanaan. Kerangka makro pembangunan pertanian regional perlu dibuat berdasrakan penguasaan atas keadaan daerah yang bersangkutan melalui pendekatan deduktif dan keadaan di masa datang melalui pendekatan induktif. Kemudian dilakukan evaluasi mengenai efek dan kapasitas masing-masing cara pembangunan dan cara pembangunan yang mempunyai efek dan kapasitas yang cukup. Jika tujuan pembangunan yang ditetapkan yaitu peningkatan penda patan, maka pertama-tama haruslah diketahui keadaannya pada saat ini, kemudian target di masa mendatang perlu ditetapkan. Kerangka makro dibuat untuk mengkaji prospek jangka panjang secara keseluruhan untuk menjembatani perbedaan ini. Strategi adalah untuk menetapkan bila dan dimana cara yang paling efektif dan mungkin dilaksanakan berdasarkan prospek di atas. 2.5. Cara dalam praktek Bagan berikut memperlihatkan urutan kerangka makro dan strategi dalam tiga tahap. Kegiatan ini dilakukan dalam tiga tahap karena: (1) tahapan yang lebih banyak akan menghasilkan tujuan yang lebih baik dan komprehensif, (2) jika tujuannya hanya meningkatkan tingkat pendapatan pertanian rata-rata maka dengan selesainya tahap pertama kita dapat maju ke langkah berikutnya, yaitu identifikasi proyek. Sekarang Pembuatan kerangka Makro Masa depan
Strategi
Kapasitas
5
Ok?
tidak
dan efek pembangunan
ya
Identifikasi proyek
Tiga tahapan tersebut untuk memudahkannya dapat disebut Strategi metodologi 1, 2, dan 3, masing-masing mengandung kerangka makro, langkahlangkah pembangunan, evaluasi atas efek dan kapasitas dan beberapa kemungkinan proyek sebgaai referensi (Tabel 1). Pada metodologi 1 ditentukan standar usahatani bagi masing- masing jenus usaha pertanian, yang akan dijadikan target dalam usaha meningkatkan pendapatan pertanian regional. Kemudian berdasrakan konsep strategi tanaman yang tepat untuk tanah yang sesuai, dilaksanakan analisis kesesuaian lahan bagi tanaman dan penempatannya pada adaerah yang tepat dengan menggunakan model lokasi usahatani. Kemudian kegiatan ini dievaluasi apakah peningkatan produksi, penghematan biaya, dan kenaikan pendapatan dapat dicapai dan apakah tersedia kapasitas yang cukup dalam hal tenaga kerja, biaya pembangunan dan kemampuan teknis. Kalau hasilnya positif, kegiatan maju ke identifikasi propyek seperti reklamasi, perbaikan teknik budidaya tanaman, perbaikan sistem produksi dan penyuluhan. Sebaliknya kalau jawabannya negatif, misalnya lahan tidak cukup tersedia, kita kembali ke kerangka makro untuk meninjau kembali pemilihan jenis tanaman, cara produksi masing-masing tanaman dan tingkat pendapatan sehingga proses tersebut di atas diulang kembali. Pada teknologi 2, cara menetapkan target epemerataan pendapatan, kesempatan kerja dan pembangunan diuraikan dengan cara sama seperti pada metodologi 1. Pada metodologi 3 diuraikan cara mencapai dan mengevaluasi target kesejahteraan sosial disamping cara mengidentifikasi proyek. Tabel 1.
Pemikiran tentang pembuatan kerangka makro dan penentuan strategi perencanaan pembangunan pertanian regional Pembuatan kerangka makro
Penentuan strategi
Evaluasi kapasitas
Efek
Identifikasi proyek
6
Metodologi 1
Target peningkatan pendapatan pertanian -
Analisis zona tanaman/ produksi -
Tanah Tenaga kerja
Peningkatan produksi
- Reklamasi -Perbaikan
Tanaman yg te pat untuk la-
-Pemilihan tnm prioritas -Target produksi pertani -Juml usahatani menurut pola manajemen
-cara peningkatan produksi
-Biaya pembang -Teknik
-Hemat biaya -Income
usahatani
-Model lokasi pola
bercocok tanam
han yg sesuai
Metodologi 2
Zona suplai dan permin taan yg optimum
Metodologi 3
Zona kehidupan pedesaan
-Perbaikan sistem
manajemen
produksi
Target pemerataan pendapatan Menurut pola manajemen
Analisis zona produk
-Pengerahan
Konsumsi
Berbagai
si/konsumsi Model penda patan menu
tenagakerja -Struktur basis
Distribusi pendapatan
kegiatan yg berhubungn dg produksi;
-Menurut daerah -Tingkat pendapatan /jnis indstri
rut daerah
ekonomi
Tenaga
Target peningkatan kesejahteraan Tingkat pelayanan umum Peningkatan kemampuan daya beli penduduk Pembangu nan regional kompre hensif
tingkat income; industri
-Sumber pembiaya an pertanian
kerja pemba ngunan
distribusi dan penjual an hasil
Analisis zona
Pengerahan
Perbaikan
Semua
produksi/kon sumsi -Model yang seimbang
sumbersumber Transformasi
kompre hensif Peningkatan
kegiatanyg brhubungan dengan aspek
antara struktur industri dan
struktur basis
kesejahte raan Perbaikan
industri dan
pemu kiman
Sumber pembi ayaan lokal
3. PROSES PERENCANAAN
sosial
kehidupan sosial
pemukiman
7
Gambar 3 menunjukkan proses perencanaan pembangunan pertanian regional yang terdiri atas empat langkah, yaitu: (1). Langkah 1. Identifikasi masalah dan analisis data. (2). Langkah 2. Penentuan target dan pembuatan kerangka makro (3). Langkah 3. Pengembangan langkah-langkah pembangunan dan penetapan strategi (4). Langkah 4. Identifikasi proyek dan pematangan rencana. 4. IDENTIFIKASI MASALAH 4.1. Tujuan Tujuan dari kegiatan identifikasi masalah adalah untuk mengetahui: Apa masalah pembangunan di daerah tertentu? Apa yang perlu diperbaiki? Apa seharusnya tujuan pembangunan? dan lainnya. Untuk maksud ini perlu dikumpulkan informasi untuk menemukan masalahnya, untuk menentukan dan memperjelas masalah, dan juga untuk menen tukan struktur masalahnya sehingga pemecahan dapat ditemukan. 4.2. Bahan a.
Keadaan sumberdaya alam dan lahan : tanah, iklim, hidrologi, topografi, tata guna tanah, tata air dan lainnya. b. Keadaan sosial dan tingkat kesejahteraan masyarakat: keadaan sposial masyarakat, penduduk, lingkungan hidup, desa, dan lainnya. c.Keadaan ekonomi dan industri: zona ekonomi, pertanian, industri/kerajinan dan lainnya d. Keadaan prasarana dan faislitas: pengangkutan, komunikasi, sarana penunjang produksi, lingkungan hidup dan lainnya. e.Keadaan organisasi dan kelembagaan: administrasi, keuangan, program yang terkait dan lainnya. a. b. c. d. e. f.
4.3. Aktivitas Perlu dikumpulkan semua data dan informasi yang berhubungan Pelaksanaan survei khusus yang betul-betul diperlukan (survei sampel, survei pengeluaran rumahtangga dan lainnya) Penyusunan data-data pada kartu dan peta dengan ukuran tertentu Analisis lokasi dan keadaan tanah (ciri-ciri regional, keadaan tanah dan lainnya) Pengolahan dan analisis data statistik masa lalu hingga saat ini (minimal 5 tahun, kalu mungkin 10-15 tahun). Pengujian reliabilitas data.
4.4. Hasil a. Masalah-masalah dikumpulkan dan dibuat daftarnya b. Peta hubungan kausal antar masalah c.Bahan-bahan perencanaan untuk menentukan pembangunan
batas-batas
kemungkinan
8
d. e.
Urutan waktu dan arah pemecahannya per daerah Kumpulan berbagai bahan yang diperlukan dari survei dan analisis data.
4.5. Catatan Data perlu disusun sedmeikain rupa sehingga berguna untuk perencanaan masa depan. Dengan demikian "pendekatan" adalah pada data yang akan berguna untuk kegiatan selanjutnya. b. Karena hasil-hasil yang diperlukan akan merupakan faktor penting dalam epenentuan kemungkinan pembangunan maka data input haruslah mempunyai reliabilitas dan ketelitian yang tinggi. Lebih jauh data tersebut haruslah dapat menambah data-data baru selagi proyek sedang berjalan. c.Kalau data yang relevan tidak tersedia dan proyek tidak dapat berjalan tanpa data tersebut, maka perlu dimasukkan data tentatif. a.
4.6. Urutan proses perencanaan IDENTIFIKASI MASALAH Gambar 1 menunjukkan proses perencanaan dari identifikasi masalah yang garis besarnya terdiri dari tiga langkah: (1). Pengumpulan data dan informasi yang dianggap perlu (2). Pengolahan data yang akan digunakan untuk perencanaan (3). Pemberian arah pada maslaah-masalah yang perlu diperjelas pemecahannya. 4.7. Data input dan analisisnya Kita perlu mengetahui berapa banyak data yang tersedia dan dari sudut pandang mana harus dianalisis. Tabel 2 menyajikan daftar jenis data yang diperlukan untuk perumusan rencana induk dan analisis yang diperlukan.
9
Tabel 2.
Jenis data (sebagian saja) yang diperlukan untuk perumusan rencana induk pembangunan
Kategori Bidang Survei A. Keadaan alam dan Tanah
Analisis
a.1. Tanah
Topografi (Peta topografi sekala 1:500.000 1:25.000) Foto Udara (Orto foto; hitam putih; berwarna; dll) Kemiringan (Peta distribusi lereng) Geologi (Peta sekala 1:1.000.000 - 1: 50.000)
Analisis Model
Temperatur udara (rata-rata tahunan dan bulanan ; maksimum dan minimum tahunan; dll Curah hujan (rataan tahunan dan bulanan)
Analisis Mencakup periode sekitar 10 tahun
a.2. Iklim Hidrologi
&
Arah angin (arah tahunan dan bulanan) a.3. Lingkungan a.4. Bentang alam
Sungai (aliran; nama; tempat observasi DAS) Bencana alam (bencana iklim; banjir; bencana karena ulah manusia Pencemaran (udara; air dan tanah) Vegetasi (Jenis; kepadatan; keadaan pertumbuhan; perubahan; dll) Hewan dan tanaman (Jenis; kepadatan; keadaan pertumbuhan ; perubahan dll) Kekayaan budaya (Jenis; kepadatan; keadaan pertumbuhan ; perubahan dll)
Penginderaan Jauh
Analisis Mencakup periode 10 tahun Analisis Mencakup periode 10 tahun Analisis potensi ben cana Baku mutu ling kungan Analisis pengaruhnya Analisis pengaruhnya Analisis pengaruhnya
a.5. Tata guna tanah
Jenis penggunaan (penggunaan sekarang; pemilikan tanah Perubahan karakteristik; dll) Pemilikan tanah (penggolongan pemilikan; sewa tanah transaksi dll) Kesulitan dalam peng konversian untuk pengembangan
Produktivitas tanah; potensi pengembangan Harga tanah (distribusi harga; trend harga; dll) Kesulitan mendapatkan tanah
a.6. Penggu naan air
Air irigasi (sistem; fasilitas; hak atas air; kualitas air; ekonomi pengusahaan; dll) Air tanah (struktur geologis; pemompaan dll)
Keadaan penyediaan dan manajemen Cadangan mekanisme pengi sian kembali Keadaan penyediaan dan manajemen
Drainase (sistem; fasilitas; ekonomi pengusahaan; DLL
pengelolaan;
B. Keadaan masyarakat dan kehidupan B.1. Basis sosial dan
Jumlah penduduk (kenaikan alamiah; kenaikan total)
Analisis kependudukan
populasi
10
Struktur penduduk (menurut umur; kelamin; dll) Jumlah rumahtangga (jiwa/rumah tangga; struktur) Migrasi (antar propinsi; keadaan; dll) Struktur lapangan kerja (penduduk yang memerlukan fasilitas transpor untuk pergi kerja; tenaga kerja musiman; dll) Organisasi kemasyarakatan (nama; jenis; cakupan; skala kegiatan; metode manajemen; dll) B.2. Lingkung an Hidup
Sekolah (TK; SD; SL; PT ) Pendidikan masyarakat (Pendidikan orang dewasa Kesehatan (rumahsakit; klinik; apotik; kantor KB) Konsumsi (pasar; restoran; tukang cukur dll) Kesejahteraan sosial (titipan anak; rumah jompo; dll) Rekreasi (fasilitas olahraga; taman festival; dll) Suplai dan pengolahan (air minum; listrik dll) Transportasi (pemilikan kendaraan; jalan; dll)
B.3. Perkam pungan
Komunikasi (Telepon; radio; TV; surat kabar; dll) Perumahan (perumahan umum; pasar perumahan; lingkungan) Lokasi (nama; tempat; daerah; fasilitas umum; pewila layahan dll) Tataguna tanah (keadaan alam dan tanah; dll)
Perbandingan dengan angka nasional/propinsi
Analisis masyarakat
Tingkat pelayanan perpustakaan; ruang pertemuan; gelanggang Tingkat pelayanan Tingkat pelayanan Tingkat pelayanan Tingkat pelayanan Tingkat pelayanan Tingkat pelayanan Tingkat pelayanan
Tingkat pelayanan Tingkat pelayanan Penelitian kompre hensif atas unit perkam pungan.
C. Keadaan ekonomi dan industri C.1. Basis ekonomi
C.2. Pertanian
Pewilayahan ekonomi (produksi perta nian; distribusi; penjulana; konsumsi; dll) Pendapatan (menurut jenis industri; ukuran &pola manajemen usahatani; dll) Tingkat upah dan lapangan kerja (tingkat pendapatan perbedaan tingkat penda patan; sumber pendapatan dll)
Pembedaan program regional income Pemerataan pendapatan
Tanah pertanian (tanah yang dapat diolah; persyaratan penggunaan; perubahan; dll)
Analisis jenis usahatani
Potensi produktivitas
11
C.3. Industri lain
Rumahtangga tani (jumlah rumahtangga; pekerjaan utama sambilan; buruh yg digunakan; dll) Usahatani (hasil kotor; biaya operasi; pendapatan nonpertanian; dan pengeluaran pajak; pengeluaran RT pemilikan; biaya produksi; dll) Produksi dan distribusi (nilai produksi; skala produksi; distribusi; fasilitas; organisasi; pengo lahan; penyimpanan dll.) Fasilitas (penyebaran; persyaratan penggunaan; dll) Organisasi (nama; jenis; kedudukan; cakupan kegiatan fungsi; sekala; dll)
Analisis jenis usahatani
Pertambangan (nama usaha; jenis; distri busi; skala; cakupan pegawai; upah; dll) Bangunan (nama usaha; jenis; distribusi sekala; ca kupan pegawai; upah; dll)Manufakturing (usaha; jenis; distribusi sekala; cakupan pegawai; upah; dll)Pedagang (nama usaha; jenis; distribusi sekala; cakupan pegawai; upah; dll)Pelayanan(nama usaha; jenis; distribusi sekala; ca kupan pegawai; upah; dll)-
Kaitan pertanian Kaitan pertanian Kaitan pertanian Kaitan pertanian Kaitan pertanian
Analisis jenis usahatani
Analisis jenis usahatani
Analisis jenis usahatani Analisis jenis usahatani dengan dengan dengan dengan dengan
12
D. Keadaan prasarana dan fasilitas D.1. Transpor tasi Komunikasi
D.2. Fasilitas dasar produksi D.3. Fasilitas Dasar kehidupan
Jaringan transpor (regional; intra regional; asal- tujuan; dll) Sarana transpor (jalan; pesawat terbang; bis; laut) Sarana komunikasi (radio; TV; pos; Telpon; dll) Fasilitas air (sumber air; irigasi; drainase) Fasilitas penunjang pertanian Fasilitas industri lain Fasilitas lingkungan hidup
Mudahnya dicapai
pengadaan -"-
Tingkat
E. Keadaan
organisasi dan kelembagaan
E.1. Pemerin tahan dan keuangan
Pemerintah lokal (resolkusi; pelaksa naan; struktur organisasi organ pe-nunjang; dll)
Rasionalitas
Keuangan lokal (pembukuan; struktur penerimaan dan pengeluaran; dll) Program tingkat lebih tinggi (konsep pengembangan ; peruntukan daerah; tata ruang dll) yang dibahas
Kapasitas investasi
E.2. Program terkait
Kaitan program
dengan
4.8. Hubungan kausal urutan proses Gambar 2 Menunjukkan hubungan kausal antara berbagai faktor dalam pembangunan (sektor pertanian) regional secara grafis. Penyajian ini menunjukkan letak sebab-sebab terjadinya masalah. Misalnya tingkat ependapatan petani yang rendah disebabkan oleh daya produksi yang tinggi dan harga produksi yang rendah; tingkat pendapatan yang rendah menekan sumber pembiayaan propinsi dan mengakibatkan tingkat konsumsi yang rendah pada sektor suasta. Di sini hanya dijelaskan faktor-faktorn yang penting saja secara umum dan menunjukkan cara-cara menemukan masalah dengan mempejelas dan menempatkan dalam strukturnya. dengan adanya peta hubungan kausal ini akan membantu memperjelas masalah. 4.9. TABEL INVENTARISASI MASALAH
13
Beberapa hal penting yang harus dipertimbangkan dalam mengidentifikasi masalah dan potensi adalah: (a). Volume; jumlah dan mutu sumberdaya yang tersedia (b). Cara; pola; dan tingkat pemanfaatan sumberdaya oleh masyarakat (c). Peluang untuk meningkatkan pemanfaatan sumberdaya tanpa mengganggu/merusak kelestarian lingkungan hidup (d). Masalah dan potensi harus dirusumkan serinci mungkin Tabel Inventarisasi Masalah: Topik Penggunaan lahan kering Transportasi Pemasaran hasil bumi
Masalah Tingkat kesuburan tanah rendah Defisit air tanah Tanah sering longsor Jalan ke ibukota kecamatan jelek Hasil bumi sulit dipasarkan
Potensi Lahan cukup luas; tersedia rabuk kandang; air hujan Masyarakat tahu terasering Tersedia batu; masyarakat bersedia gotongroyong Mutu hasil bumi segar cukup baik
4.10. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH Untuk menentukan prioritas masalah; perlu dirumuskan dan disepakati dulu kriteria yang akan digunakan oleh pihak-pihak yang terlibat. Kegiatan penyusunan dan penyepakatan kriteria ini dpaat dilakukan dengna jalan simulasi. Contoh kriteria yang dapat digunakan dalam penyusunan rencana alternatif kegiatan/proyek pembangunan adalah: (a). Masalah dirasakan oleh banyak orang (b). Masalah sangat parah dan mendesak untuk dita-ngani/dipecahkan (c). Masalah menghambat usaha/proses peningkatan pendapatan (d). Masalah dapat menimbulkan kendala-kendala pembangunan (e). Masalah tidak mungkin dapat diatasi sendiri oleh masyarakat. Kalau masalah pembangunan yang dapat diidentifikasi di suatu daerah cukup banyak, maka harus disusun sekala prioritasnya. Salah satu cara yang dapat digunakan ialah dengan teknik skor-pembobot, seperti teladan berikut:
Tabel identifikasi maslaah pembangunan Masalah
Dirasakan
Sangat parah
Mengham bat pening
Menimbul kan
Sulit dipecah
Jmlah
Prioritas
14
banyak
& men
Katan
Kendala
orang
desak
income
lain
Kan sendiri
skor
1.Tanah longsor 2.Jalan tanah jelek 3.Pemasraan hasil pertanian sulit 4.Banyak diare pada musim hujan 5.Kurang air bersih pada musim kemarau 6............
Cara lain ialah melakukan ranking untuk menentukan urutan prioritas masalah. Dalam ranking, semua pihak yang terlibat diminta menuliskan pendapatnya pada kartu (pilihan tunggal atau pilihan ganda) prioritas.
5. PEMBUATAN KERANGKA MAKRO 5.1. Tujuan Tujuan pembuatan kerangka makro ialah untuk menentukan sasaran dan bentuk sistem epertanian daerah yang diinginkan di masa mendatang. Untuk ini perlu ditentukan sasaran-sasraan yang sesuai dengan tujuan pembangunan jangka panjang daerah tersebut. 5.2. Kegiatan Perlu ditentukan peranan daerah yang bersangkutan secara nasional dan peranan pembangunan pertanian di daerah yang bersangkutan. Perlu ditentukan tujuan pembangunan dan pemilihan indikator-indikatornya. Perlu ditentukan kerangka bagi penentuan target regional menurut waktu dan bidang dan kerangka kebutuhan dasar minimum. 5.3. Hasil Kebijaksanaan dasar pembangunan jangka panjang dan usaha-usaha perbaikan seluruh propinsi. Angka-angka indikator yang menyatakan target pemba ngunan. Arah pemanfaatan sumberdaya, seperti sumberdaya alam, lahan, tenagakerja, air dan lainnya. Target perbaikan teknologi budidaya pertanian, distribusi dan sistem
15
penjualan. 5.4. Catatan penting Beberapa hal penting yang harus diperhatikan ialah: Apakah yang diprioritaskan target produksi atau target ependapatan atau keduanya yang satu lebih penting daripada yang lain. Ini harus ditetapkan lebih dulu. Angka-angka target masih bersifat sementara, mungkin terjadi perubahan sesuai dengan hasil pengkajian selanjutnya. 5.5. Urut-urutan proses perencanaan Gambar 5 menyajikan proses perencanaan penyusunan kerangka makro, terdiri atas tiga tahapan, yaitu: (1). Kerangka untuk pengkajian merangka makro termasuk peranan pembangunan pertanian ditinjau dari sudut nasional dan regional, kendala perencanaan dan persyaratan seperti badan perencanaan, daerah yang terkait, tahun target dan lainnya. (2). Penetapan nilai target produksi, pendapatan, kesempatan kerja, kesejahteraan dan lainnya berdasarkan pertimbangan jangka waktu pembangunan, sektoral daerah dan kebutuhan dasar minimum. (3). Pembinaan kebijaksanaan pembangunan seperti pedoman pemanfaatan sumberdaya alam, sosial dan ekonomi; perbaikan organisasi, kelembagaan dan sistem yang terkait dengan pertanian seperti pasar dan distribusi, koperasi, kemasyarakatan dan kehidupan pedesaan. 5.6. Sistem target pembangunan regional Gambar 5 menunjukakn keterkaitan antara berbagai target dalam pembangunan pertanian regional. Dengan bagan seperti ini akan dapat ditentukan target mana yang perlu dinaikkan, sampai ke tingkat mana, atau kemungkinan-kemungkinannya dengan memperhatikan kondisi hubungan sebab-akibat. 5.7. Bagaimana membuat kerangka makro Sistem target berkenaan dengan penduduk, tenagakerja, produksi, pendapatan, lapangan kerja dan indikator-indikator ekonomi penting lainnya membentuk kerangka makro dalam perencanana pembangunan pertanian regional. Target peningkatan pendapatan per pekerja di daerah tersebut dapat ditentukan dalam persen atau angka tertentu pada tahun yang ditargetkan. Lebih jauh, sasaran untuk memperkecil jurang pendapatan antara satu daerah dengan daerah lainnya dapat ditetapkan dalam persen tertentu. Mengenai target produksi dapat ditentukan untuk berbagai jenis tanaman, produksi bruto, produksi bersih dan seterusnya. Biasanya target pendapatan dideflasikan dengan indeks harga konsumen/eceran atau indeks harga pedagang besar/grosir untuk menghilang kan pengaruh fluktuasi harga. 5.7.1. Pokok-pokok penting perencanaan (1). Target pendapatan Pendapatan perorangan penduduk yang bekerja Biaya hidup per anggota keluarga
16
Pendapatan regional per sektor Pendapatan per pekerja dalam berbagai industri. (2). Target produksi Produksi regional dalam berbagai sektor Produksi per pekerja dalam berbagai sektor Perincian produksi menurut jenis tanaman dlm berbagai sektor. (3). Target lapangan kerja Penduduk yang bekerja dalam berbagai sektor Perincian penduduk yang bekerja menurut sektor 5.7.2. Cara memperkirakan nilai target a. Metode Trend Cara ini dilakukan dengan membuat perkiraan tentatif berdasarkan trend masa lalu dan kemudian dilakukan perbaikan-perbaikan (secara coba-coba) untuk meningkatkan kesesuaiannya dengan berbagai kendala, kebijaksanaan dan lainnya. b. Metode Persamaan Simultan Cara ini dilakukan untuk menetapkan nilai target berbagai indikator ekonomi dengna membuat dan memecahkan sistem persamaan simultan yang mewkaili struktur ekonomi regional, pertama-tama diusahakan mencari faktor-faktor yang akan ditetapkan sebagai sasaran kebijaksanaan. 5.7.3. Prosedur Penetapan Target a.
b.
Ada dua cara untuk menetapkan sasaran sbb: Cara yang lebih dulu ditentukan adalah target produksi. Dalam cara ini produksi sektor-sektor penting bagi pembangunan regional yang berada dalam berbagai kendala ditetapkan lebih dahulu, dimana pembangunan industri dianggap sebagai tenaga penggerak epembangunan regional dan kemudian angka-angka target bergbagai indikator ekonomi diturunkan daripadanya. Cara dimana yang lebih dulu ditentukan adalah tingkat pendapatan. Cara ini menetapkan tingkat ependapatan regional tertentu atau target memperkecil jurang pendapatan antara daerah satu dengan daerah lainnya atau dengan rata-rata nasional dan kemudian mempertimbangkan tindakan-tindakan apa yang diperlukan untuk mencapai sasaran tersebut. Dalam hal ini sering dibuat perkiraan produksi berbagai sektor dan investasi sosial yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan penduduk masa depan.
Dalam kedua hal di atas kesesuaian dengan angka target dicek dengan distribusi dan usaha memajukan usahatani yang berada dalam berbagai kendala, yaitu produksi, kebutuhan tenaga kerja dan lain-lain bagi masing-masing jenis usaha pertanian. Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini, yaitu: Aspek produksi (per
17
jenis tanaman, jumlah produksi, teknologi produksi dan jenis usaha pertanian, pemasaran dan sistem distribusi) dan aspek bagaimana memperbaiki struktur pertanian regional. 5.8. Cara menentukan target Gambar 3 dan 4 berikut ini menyajikan prosedur menentukan angka target pembangunan regional (sektor pertanian) dengan prioritas perbaikan pendapatan pertanian dengan tetap mengingat bahwa perbaikan manajemen usahatani perlu direncanakan secara strategis. Dengan cara ini perlulah diramalkan lebih dahulu penduduk daerah yang bersangkutan di masa depan. Selanjutnya diramalkan permintaan pada hasil pertanian di daerah tersebut. Kemudian permintaan luar daerah atas hasil-hasil epertanian terpenting diperoleh melalui studi pemasaran. Lebih jauh permintaan akhir atas produksi pertanian (menurut jenis komoditi penting) di daerah ini akan diperoleh dengan menentukan ratio swasembada daerah tersebut. Selanjutnya, berdasarkan jumlah ependuduk di masa mendatang, target lapangan kerja pertanian daerah yang bersangkutan akan ditentukan berdasarkan rasio lapangan kerja melalui ramalan lapangan kerja industri lain. Perhitungan ini akan membentuk angka ramalan jumlah permintaan atas produksi pertanian dan juga ramalan penawaran tenaga kerja pertanian. Pada pihak lain, melalui jenis usaha pertanian, target pendapatan masing-masing pola ditentukan. Kemudian diperkirakan target produksi di masa datang disertai biaya dan perkiraan harga produksi. Dengan perhitungan seperti di atas, akan dapat diperoleh ramalan volume produksi epertanian per unit usahatani yang didasarkan pada target pendapatan dan epermintaan tenaga kerja menurut masing-masing jenis usaha pertanian. Perhitungan terakhir adalah menentukan jumlah unit usahatani menurut jenisnya di daerah tersebut yang diseimbangkan dengan ramalan jumlah permintaan produksi epertanian dan ramalan jumlah suplai tenagakerja dan komposisinya. Jika tujuan kerangka makro adalah meningkatkan produksi pertanian, pendapatan epertanian, kesempatan ekerja, dan epemerataan distribusi ependapatan serta peningkatan kesejahteraan, maka yang tiga pertama dapat dihitung sesuai dengan model.
18
6. PENENTUAN STRATEGI 6.1. Tujuan Tujuan penentuan strategi adalah menentukan bagaimana merealisasi target yang telah ditentukan, bagaimana caranya, bila dan dimana pelaksanaannya. Ada berbagai cara yang dapat digunakan untuk merealisir target tersebut, dan dari berbagai cara tersebut diadakan evaluasi dan dipilih cara yang paling efektif sesuai dengan kondisi yang dihadapi (target, berupa angka dan waktu, lingkup perencanaan dan lainnya) kapasitas yang ada (fisik, ekonomi dan sosial) dan akhirnya perlu ditentukan arah proyek pembangunan secara nyata dalam waktu dan ruang. 6.2. Aktivitas Konfirmasi dan penentuan kondisi yang dihadapi Analisis kapasitas pembangunan Pengembangan cara-cara untuk mencapai target Pengumpulan dan pengaturan kebutuhan-kebutuhan pemba ngunan menurut sektor dan bidang e. Pemilihan dan evaluasi rencana-rencana strategi alternatif. a. b. c. d.
a. b. c.
6.3. Hasil Pengembangan target dan langkah-langkah pembangunan menurut sektor dan bidang Pentahapan proyek pembangunan dan penguraian pembangunan masing-masing tahap Penentuan zona-zona daerah pembangunan khusus dan prioritas, penggunaan tanah, penyiapan fasilitas dan lainnya.
6.4. Catatan Kenapa strategi diperlukan? Kalau lingkup perencanaan berkembang, targettarget juga meningkat dan cara-cara yang perlu digunakan juga meningkat dengan pesat. Dalam hal ini cara-cara yang berpengaruh positif untuk serangkaian sasarancara tertentu dapat berpengaruh negatif terhadap tujuan lain. Misalnya mekanisasi efeknya adalah positif untuk peningkatan produktivitas dan produksi, tetapi negatif dalam hal peningkatan kesempatan kerja. Oleh karena itu dalam sistem sasaran-cara yang kompleks perlu ada pertimbangan-pertimbangan strategis mengenai saling adanya penyesuaian, urutan, pentahapan waktu, dan pelaksanaan yang serasi di masing-masing daerah. Untuk menetapkan strateghi, rencana biasanya dibuat berdasarkan asumsi untuk menghadapi kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan dalam lingkup proyek, atau dengan merumuskan strategi yang cukup fleksibel sehingga perubahanperubahan tersebut di atas dapat diatasi. 6.5. Urutan perencanaan Gambar 6 menunjukkan proses penentuan strategi yang terdiri dari empat langkah sbb: (1). Pemahaman sasaran dan kapasitas yang ada. Analisislah sampai ke langkahlangkahnya sehingga Saudara mengerti hubungan kausal antara tujuan dan cara.
19
(2). Pengembangan sistem sasaran-cara (pengembangan strategi). Kajiulah cara-cara untuk mencapai masing-masing target, dan tingkatkanlah cara-cara tersebut sehingga menjadi cara yang lebih efektif melalui proses umpan-balik terhadap (1). Pikirkanlah hubungan kausal antara cara-cara dan buatlah kaitan sasarancara. (3). Evaluasi strategi Dalam melaksanakan langkah (2) perlu dirumuskan sejumlah rencana alternatif, dan semuanya dijadikan obyek evaluasi sesuai dengan kapasitasnya, dan tidak hanya mencoba merumuskan semua rencana- rencana tersebut di atas menjadi sebuah rencana. Timbang-timbanglah apakah pengaruh-pengaruh yang diinginkan dapat dicapai atau keadaan yang dihadapi dan kapasitas yang ada dapat dipenuhi jika proyek dilaksanakan sesuai dengan sistem sasaran-cara masing-masing. Janganlah pemilihan dilakukan hanya karena memenuhi standard, tetapi perlu ada sikap/pengertian terhadap sifat masing-masing rencana alternatif (apa sifat-sifat efektifnya pada masing-masing bidang dan sektor, menurut waktu dan ruang) dgn melakukan pengujian terhadap kriteria evaluasi. (4). Penentuan strategi Dengan dasar hasil-hasil yang diperoleh pada (3) dikembang kanlah kerangka arah pembangunan masing-masing sektor dan bidang menurut dan ruang.
6.6. BAGAIMANA MENGEMBANGKAN SISTEM SASARAN-CARA Bagan "sistem sasaran-cara" merupakan alat penting dalam penentuan strategi pemecahan masalah, karena dengan bagan ini dapat diperlihatkan tujuan-tujuan strategis secara nyata dan visual. 6.6.1. Pengembangan cara Buatlah daftar cara-cara yang dianggap efektif untuk mencapai target. tetapi kalau dituju hanya keefektifan, maka lingkup ide cenderung menjadi beterbatas. Oleh karena itu keefektifan ide perlu dievaluasi kemudian. Metode-metode untuk mengembangkan ide adalah sbb: a. Metode pemecahan hal-hal kontroversi Problematik atau masalah yang dianggap paling penting yang ditemukan dalam proses identifikasi masalah dapat dijadikan target untuk diperbaiki, oleh karena itu dijadikan prioritas pertama untuk dipecahkan. b. Metode Model ideal Ambillah unsur-unsur yang relevan atau dianggap relevam dengan target dan fikirkanlah sebuah model ideal untuk ini. Dengna menggunakan model ini carilah sebuah cara dengan membandingkan dengan keadaan nyata. Misalnya apakah lahan telah dimanfaatkan secara optimum, atau apakah tidak ada kekurangankekurangan dalam teknik budidaya pertanian, dengan jalan membandingkannya dengan target ideal seperti maksimisasi, minimisasi, atau optimasi struktur distribusi, tambahan lapangan kerja dan lainnya. c. Metode studi kasus Pelajarilah kasus-kasus masa lalu atau kasus-kasus yang sama di lain daerah. Ini
20
bersifat empiris dengan kesalahan-kesalahan yang relatif kecil. Akan tetapi kalau hanya meniru berarti tidak ada kemajuan. Dalam hal ini masalahnya perlu digeneralisir dan dikaji secara teoritis berdasatrkan epengetahuan yang diperoleh dari pengalaman, dan kemudian difikirkan aplikasinya pada masing-masing kasus. 6.6.2. Pengaturan dan klasifikasi cara-cara Cara-cara yang diperoleh pada (3.1) berbeda-beda ruang lingkup, bidang, tingkatan dan lainnya sesuai dengan obyeknya, oleh karena itu perlu disistematisir dengan pengklasifikasian. Dalam hal ini perlu diulang pertanyaan "Kenapa metode ini perlu?". Juka kita mabil cara tertentu, maka haruslah ditemukan tujuan yang lebih konkrit jadi tidak hanya terikat pada tujuan utama. Dengan melakukan ini pada semua cara, maka akan dihasilkan bagan sistem hubungan sasaran-cara sbb: Tujuan
-------<------- Cara kenapa? Tujuan
----<---- Cara kenapa?
-------------------------------------------------------------------------------------------------
---------- (Sasaran) Kenapa
Bagaimana (Cara) -----
6.6.3. Penyelesaian bagan Sistem Sasaran-Cara Dengan mengkombinasikan sistem Sasaran-Cara yang relevan dengan tujuan masing-masing akan dihasilkan sistem Sasaran-Cara secara keseluruhan yang mencakup semua tujuan proyek ini. Dalam hal ini cara tertentu mungkin dapat dipakai untuk mencapai lebih dari satu tujuan dan perencanaan menjadi lebih efektif jika duplikasi demikian lebih intensif. 6.7. Mengevaluasi strategi (Kriteria evaluasi) Keefektifan strategi dapat dievaluasi dengan dua hal : (1) tingkat keefektifan untuk mencapai target, dan (2) tingkat kese suaian dengan keadaan yang dihadapi dan kapasitas pembangunan. (1). Efek-impak Untuk memperoleh strategi yang lebih baik, pandangan seseorang harus diperluas pada efek-efek ganda dan efek sekunder dan jangan sampai terpeleset pada pandangan dari satu pihak. Efek pembangunan dapat diklasifikasikan sbb: Efek langsung Efek ekonomi
Efek tidak langsung
21
Efek sosial Efek fisik Efek-efek ini perlu dinyatakan se-konkrit dan se-kuantitatif mungkin. Tidak berarti mengabaikan efek kualitatif tetapi cobalah memikirkan efek kualitatif secara kuantitatif. Misalnya efek "pengolahan tanah" dapat dinyatakan secara kuantitatif melalui perbedaan antara kenaikan produksi pada kondisi pengolahan tanah maksimum dan pada kondisi tanpa pengolahan tanah. Akan tetapi hal ini belum tentu merupakan evaluasi yang tepat kecuali kalau efek-efek tambahan seperti kenaikan kesempatan kerja dan sumbangan pada pembangunan sosial dipertimbangkan secara kuantitatif. (2). Kapasitas Untuk melaksanakan cara tertentu maka keadaan hendaklah dijaga jangan sampai ke luar melebihi kapasitas pembangunan, kalau tidak keseimbangan masyarakat dan perekonomian akan terganggu. Bagan berikut membagi kapasitas pembangunan menjadi tiga bagian, yaitu sosial, ekonomi dan fisik. Kapasitas tidak epernah tetap, tetapi berubah sesuai dengan perubahan waktu dan lingkungan. Usaha-usaha untuk me-ngembangkan batas atas kapasitas dan menaikkan batas bawahnya melalui rencana pembangunan adalah sangat penting. 6.8. PENETAPAN STRATEGI (Pentahapan waktu dan alokasi spatial dari cara- cara untuk mencapai target) Masing-masing cara yang diusulkan sebelumnya dan setelah dievaluasi dapat menjadi strategi pembangunan yang konkrit. Dalam hubungan ini harus diperhatikan hal-hal berikut: 6.8.1. Pentahapan waktu dari cara - Berapa lama jangka waktu efektif masing-masing cara? - Berapa % target ingin dicapai untuk amsing-masing tahun target? Bolehkan di bawah target? - Apakah target menginginkan efek yang cepat atau efek bertahap? 6.8.2. Alokasi spatial dari cara - Apakah cara sesuai dengan keadaan setempat? - Apakah efek akumulasi spasial dapat diharapkan? - Berapa jauh efek/pengaruh spatial? - Apakah dilakukan penyesuaian-penyesuaian penggunaan tanah dengan sektor-sektor lain? Sebagai Teladan, berikut ini disajikan teladan pembangunan pertanian di Sulawesi Selatan.
sistem strategi rencana
22
Strategi 1. Metode produksi yang paling baik melalui produksi yang tepat di tanah yang cocok
Jenis Usaha Jenis tani ---->--------- tananam
Keadaan -------<------ tanah
Strategi 2. Metode produksi yang stabil melalui wilayah suplai dan kon sumsi yang optimum
Wilayah SuplaiWilayah konsumsi ---->----------permintaan -------<------- produksi Strategi 3. Pengembangan tingkat kesejahteraan dengan penetapan wilayah pemukiman Pemukiman
Desa Pertanian --------->---- Pertanian -------<-------
23
Uraian pembangunan menurut tahap dan sektor
Sektor Pertania n
Distribus
Sosial
Cara pembangunan Bercocok tanam
Tahap 1 Target Zona
Anggaran
Tahap 2 Realisasi Target
Persiapan dasar Teknik usahatani Fasilitas distribusi Jaringan transportasi Fasilitas sosial
7. IDENTIFIKASI PROYEK DAN PENYELESAIAN
RENCANA
7.1. Tujuan Tujuan kegiatan ini adalah untuk menetapkan tugas-tugas pembangunan yang diprioritaskan yang dikaji dari berbagai langkah strategi untuk mencapai tujuan pembangunan. Untuk itu dilakukan penelitian, pemilihan dan penentuan proyekproyek yang memberikan harapan melalui penilaian dan pengkajian tingkat prioritasnya dari berbagai sudut pandangan. 7.2. Aktivitas - Pengelompokkan strategi pembangunan menurut jangka waktu (panjang, menengah, pendek) dan kajian-kajian yang lebih rinci - Perumusan program berbagai jenis pembangunan - Penguraian terinci materi dan rancangan pembangunan masing-masing daerah - Evaluasi proyek dan penentuannya - Kegiatan masa mendatang yang perlu dipertimbangkan. Proses perencanaan identifikasi proyek mengandung tiga langkah pokok, yaitu: (1). Menyiapkan konsep pembangunan jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek, dengan menguraikan cara-cara pembangunan menurut daerah dan tahapan seperti yang dibicarakan dalam epenentuan strategi pembangunan yang sistematis. (2). Menemukan dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang dapat dijadikan obyek investasi pada periode awal penyiapan rencana di atas. Hal- hal yang perlu disiapkan untuk evaluasi adalah: (a). Jenis kegiatan dan arah penyiapan; (b). Uraian garis besar kegiatan; (c). Penerima manfaat; (d). Metode pembangunan; (e). Kegiatan-kegiatan lainnya.
24
(3). Menyiapkan daftar proyek yang dipilih berdasarkan evaluasi. Pada tahap ini perlu diperjelas materi-materi untuk kegiatan-kegiatan masa depan bagi pengembangan proyek. 7.3. Hasil -
Rencana pembangunan jangka pendek, menengah dan panjang (dengan materinya) Berbagai rancangan program dan rancangan pembangunan daerah Daftar proyek untuk hal-hal berikut: a. Macam dan kebijaksanaan pembangunan b. Uraian garis besar (skala, biaya, efek, jadwal, dan lainnya) c. Penerima manfaat (daerah, penduduk, tanaman, lainnya) d. Metode pembangunan (mekanisme administrasi, pembiayaan dan organisa si pembangunan, manajemen, dan penggunaan), hubungan dengan proyek lain. 7.4. KETERKAITAN MASALAH, POTENSI DAN UPAYA PEMECAHANNYA
Kerangka analisis masalah dan potensi merupakan langkah antara yang menjembatani identifikasi maslaah dengan perencanaan kegiatan/proyek. Kerangka analisis dapat mengikuti model sebab-akibat, tujuan dan potensi, sebagai titik tolak untuk menentukan alternatif tindakan/proyek Matriks keterkaitan 1 Keadaan yg tidak diinginkan oleh masyarakat (=masalah)
1.Pada musim kemarau kurang air bersih
2 Alasan masalah
(=penyebab)
3 Sumberdaya yg dapat dipakai memecahkan masalah (=potensi)
untk
Tanah ber pasir tidak
- Ada mata air di bukit
mampu menahan air
jaraknya 10 km Curah hujan tinggi pd
2.Jalan desa jelek
Belum diperkeras
musim hujan Orang siap gtong royong Batu untuk landasan
4 Alternatif mungkin diambil
yg
(=alternatif proyek)
Pembangunan pipa air bersih
5 Tndakan yang layak
(=Usulan proyek)
Pembangun an bak penampung air hujan
Bak penam pung air hujan dan penjernih Pengerasan dengn
jalan
Pengerasan jalan
25
dan becek bila hujan
Tanah liat yg lengket dpt digali di desa Sistem drai- nase jelek
jalan batu (jalan makadam) Masyarakat siap ber-
pembangunan slran drainase Pengaspalan jalan
Pembangunan slrn drainase
terasering & penguatan lereng
Terasering lahan miring secara padat karya
Terasering dengan gotongroyong /padat karya
Tenagakerja tersedia
Penghijauan
Penghijauan
gtong royong 3.Tanah longsor sering terjadi
4. dst
Belum semua lahan diterasering Tumbuhan penguat lereng banyak ditebang Kemiringan curam
dengan batu dan
Masyarakat tahu cara
Bibit penghi jauan ada
26
PERANAN ANALISIS DALAM PERENCANAAN PENGEMBANGAN WILAYAH
1. Pendahuluan Perencanaan adalah suatu proses yang berkesinambungan (kontinyu), berkelanjutan, sejak dari tahap survei hingga tahap pengamatan. Perencanaan fisik merupakan bagian atau alat organisasi masyarakat dan pengawasan atau kontrol penggunaan sumberdaya lahan. Pada kenyataannya proses perencanaan merupakan kegiatan yang tidak pernah selesai, karena selalu memerlukan peninjauan ualng atau pengkajian , guna memberikan umpan balik dalam proses evaluasi. Dalam proses penentuan alternatif , pemilihan alternatif dan evaluasi diperlukan analisis yang seksama. Analisis adalah uraian atau usaha mengetahui arti sutau keadaan. Data, informasi atau keterangan mengenai suatu keadaan diurai dan dikaji hubungannya satu sama lain, diselidiki kaitan yang ada antara yang satu dengan yang lainnya. Analisis wilayah (regional) ialah cara melihat berbagai faktor perkembangan dalam skala wilayah. Dalam hal analisis daerah, daerah dapat didefinisikan sebagai suatu wilayah yang batasannya ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu tujuan, sekala, dan proses. Tujuan sangat besar pengaruhnya terhadap proses perencanaan. Pertanyaan untuk apakah? dan untuk Siapa dilakukan perencanaan ?, menunjukkan peranan "tujuan" dalam perencanaan. Pada setiap pembuatan perencanaan, perencana harus sudah mengetahui atau menetapkan tujuannya dan untuk siapa perencanaan dibuat. Dalam konteks ini, proses perencanaan dapat diartikan sebagai suatu usaha memaksimumkan segala sumberdaya yang ada pada suatu wilayah atau negara untuk tujuan meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan penduduknya. Untuk dapat menerapkan asas memaksimumkan manfaat segala sumberdaya dengan meminimumkan dana masyarakat, diperlukan kemampuan analisis atas kedua faktor yang tidak saling menenggang tersebut. Skala perencanaan mempunyai peranan penting pula. Secara teori, perencana dapat mencakup seluruh dunia, atau lebih kecil ialah batas wilayah negara. Sebagai contoh, dapat dikemukakan perencanaan daerah aliran sungai yang menembus batas wilayah negara. Pada umumnya kita memepersoalkan perencanaan dalam skala nasional, wilayah dan setempat. Setiap cita-cita dan tujuan suatu negara dituangkan dalam rencana /rancangan nasional yang kemudian dipecah-pecah ke dalam rancangan wilayah. Dalam pelaksanaannya ke sasaran terakhir, rancangan wilayah diterjemahkan ke dalam rencana setempat. Dari sini terlihat, rancangan daerah meuupakan jembatan antara rancangan nasional dan setempat. Faktor perencanaan lainnya ialah proses. Daerah maupun kota selalu berubah. Keadaan sosial akan berubah, lambat atau cepat. Bebagai perubahan ini tentu saja akan berpengaruh pada ekonomi masyarakat, sehingga selanjutnya berpengaruh pula
27
pada keadaan fisik daerah/kota. Daerah atau kota yang mengalami urbanisasi besar, mengalami perubahan ekonomi dan fisik yang juga bergerak dengan cepat. Pulau Jawa dan beberapa kota besar di Indonesia merupakan teladan yang bagus. Pola dan laju proses perkembangan masyarakat, ekonomi, plitik dan lainnya dapat dikaji untuk dijadikan bahan pertimbangan pokok bagi penentuan kebijakan perencanaan. Kebijakan ini menyangkut beberapa aspek penting. Selain menentukan Apa yang dikembangkan, juga harus menentukan BAGAIMANA, KAPAN, dan BERAPA BESAR pengembangannya. Melihat pola dan laju perkembangan penduduk, seorang perencana kota misalnya akan dapat menentukan segala kebutuhan yang diperlukan pada 10 tahun mendatang. Hal ini sudah mencakup pertanyaan apa dan kapan. Dalam perencanaan, hal tersebut belumlah cukup dan masih harus dilengkapi dengan pengetahuan "berapa besar" pengembangan yang sebenarnya dibutuhkan , dan "bagaimana" mewujudkannya. Berbagai kesulitan akan dihadapi dalam pekerjaan analisis, terutama yang menyangkut data, definisi daerah atau kota, penentuan batas daerah perencanaan dan lainnya. Dalam pekerjaan analisis, seringkali dihadapi berbagai kesulitan a.l. ketersediaan data dan penentuan daerah perencanaan. Ketersediaan data. Data tidak selalu tersedia seperti yang diingini oleh kepentingan analisis. Keadaan ini terutama dijumpai di Indonesia, yang sistem pencatatan datanya masih beragam. Bahkan dalam suatu daerah pun, misalnya propinsi, terdapat perbedaan pencatatan. Contohnya dalam hal data penduduk, terdapat kabupaten atau kecamatan yang mencatat jumlah penduduk terinci menurut golongan umur , sedangkan lainnya mencatat menurut golongan umur lima tahunan bahkan ada yang merinci dengan sebutan anak-anak, dewasa dan tua. Penentuan daerah perencanaan. Daerah perencanaan tidak selalu terikat pada wilayah administrasi daerah. Kadangkala daerah perencanaan didasarkan atas aspek fisik, misalnya daerah perencanaan aliran sungai, daerah perencanaan persawahan pasang-surut, wilayah pembangunan. 1.2. Survei Survei merupakan tindakan awal dari sutau proses riset atau penelitian dan biasnaya mengandung maksud untuk "pengumpulan data". Tahapan pengumpulan data ini merupakan sarana pokok untuk menemukan penyelesaian suatu masalah secara ilmiah. Penelitian merupakan penyelidikan dan epengujian yang amat kritis dan teliti guna menanggapi dan memecahkan suatu masalah. Kesukaran umum pada proses pemecahan masalah lazimnya berkisar pada dua sebab, yaitu (1) Orang kurang mampu menggunakan cara pemecahan atau cara epenyelesaian masalah tersebut. Hal ini karena beberapa faktor, seperti kurang tajam dan kurang obyektifnya cara berfikir, kurang cerdas, kurang memiliki kemampuan psikis untuk berfikir secara rasional, tidak cukup memiliki ketrampilan teknis, tidak cukup memiliki ketrampilan sosial untuk menaggapi berbagai masalah sosial, dan sebagainya. Keadaan seperti ini disebut sebagai "kekurangan formal" atau kekurangan yang bersifat metodologis. (2). Disebabkan oleh kurangnya jumlah fakta yang ada hubungannya dengan
28
permasalahan yang tengah dihadapi. Hal ini disebut sebagai "kekurangan bersifat materi" (Kartono, 1976). 1.2.1. Pengumpulan Data Riset merupakan kegiatan ilmiah yang sistematik, terarah dan bertujuan. Dengan demikian bukan merupakan pengumpulan data yang secara kebetulan, tetapi menghimpun data dan informasi yang relevan. Dalam kegiatan ini perhlu diperhatikan beberapa hal sbb: (1) Jenis data, (2) tempat diperolehnya data, (3) cara memperolehnya, (4) jumlah data yang harus dikumpulkan agar mencukupi kebutuhan (cukup, memadai, dan tepat). Jenis Data (1). Data kuantitatif, yaitu data yang dapat diselidiki secara langsung dan dapat dihitung dengan menggunakan cara sederhana. (2). Data kualitatif, data yang tidak dapat diselidiki secara langsung dan hanya dapat diukur dengan cara tidak langsung, seperti misalnya tingkat inteligensia, ketrampilan, kejujuran, dan lainnya. Sumber data Dua macam sumber data yang lazim dilibatkan adalah sumber lapan gan dan sumber dokumenter. 1.2.3. Teknik pengumpulan data (1). Teknik Komunikasi Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengumpul data, sedangkan pihak lain yang dihubungi bertindak sebagai ionforman. Dengan teknik ini terjadi komunikasi tanya-jawab, baik secara lisan maupun tertulis. Oleh karena itu perlu diusahakan agar pihak informan mau dan dapat mengerti isi dan arti dari masalah yang akan dibahas. Ada dua faktor yang sangat berpengaruh , yaitu bahasa dan cara pendekatan. Beberapa petunjuk dalam pelaksanaan teknik komunikasi ini a.l. (1) perumusan masalah dan tujuan penelitian yang jelas, untuk menentukan pengarahan topik yang hendak dikomunikasikan, (2) menggunakan alat komunikasi yang tepat dan penggunaan bahasa yang harus menarik, bersikap simpatik dan luwes, (3). menghindari berbagai hal yang dapat menyinggung harga diri dan perasaan subyek pemberi informasi. Menjunjung tinggi kerahasiaan fakta pribadi, (4) kalau mungkin diadakan percobaan atau latihan pendekatan terlebih dahulu. (2). Teknik Observasi Pada dasarnya teknik observasi sama dengan teknik komunikasi. Perbedaannya adalah pada cara pengisian daftar sisian dan daftar pertanyaan. Pada teknik komunikasi pengisian dilakukan oleh informan, sedangkan pada teknik observasi dilakukan oleh epeneliti. (3). Studi literatur Peneliti mempelajari data, kuantitatif dan kualitatif, melalui sumber dokumenter (laporan, monografi daerah, dan lainnya). Untuk kepentingan
29
perencanaan pembangunan wilayah, pengum pulan data dan informasi dengan caracara di atas masih harus didukung dengan pengamatan langsung ke lapangan. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menjelajahi seluruh daerah perencanaan, meninjau daerah perencanaan dari udara, atau meninjau beberapa bagian daerah perencanaan yang dianggap dapat memberikan gambaran daerah secara keseluruhan. 1.3. Kompilasi data Data yang berhasil dikumpulkan dari survei dikumpulkan dan disusun sedemikian rupa agar mudah dibaca, mudah dilihat kaitannya satu dengan yang lain, dan informatif. Tahap kompilasi data ini harus mempunyai bobot "pra analisis", artinya dari kompilasi data ini sudah dapat terbaca segala kecenderungan di masa mendatang, yang akan sangat penting peranannya dalam proses peramalan. Macam kompilasi data dipengaruhi oleh sistem analisis data yang akan digunakan, yang juga menentukan volume data yang dibutuhkan. Oleh karena itu pencatatan data harus dibuat sedemikian rupa agar bermanfaat bagi analisis data. Data mentah harus dibuat selengkap mungkin dan terinci. Kompilasi data dapat disajikan dengan berbagai cara seperti dalam bentuk tabel, peta, grafik, gambar dan bagan. 1.4. Analisis data Analisis adalah penyelidikan sesuatu peristiwa untuk menge tahui penyebabnya, dan bagaimana duduk perkaranya. Menganalisis ialah menyelidiki dengan menguraikan masing-masing bagiannya (Poerwadarminta, 1976). Pengertian "analisis" ini memberikan petunjuk kepada kita apa yang menjadi tujuan pokok analisis. Di dalam perencanaan daerah atau kota, siapakah yang harus mempu nyai kemampuan menganalisis? Perencanaan selalu dihadapkan pada persoalan yang sangat rumit. Wilson (1974) telah membagi proses perencanaan menjadi tiga kegiatan, yaitu: penyusunan kebijaksanaan, rencana (disain) dan analisis. Perencana perlu memiliki kemampuan menganalisis agar mampu menemukan persoalan dan meramalkan pengaruh (impact) perencanaannya. Penentu kebijaksanaan harus mempunyai kemam puan merencana dengan baik untuk menjamin agar ia mempunyai pandangan yang luas atas alternatif rencana yang dihadapinya, dan juga memiliki sekedar kemampuan menganalisis guna membantu mengembangkan kriteria penilaian dalam menentukan pilihan atas alternatif.
KEBIJAKSANAAN
............ Pelaksanaan
Kriteria penilaian Perumusan tujuan RENCANA (DISAIN) .......... Penyajian rencana Mencari alternatif rencana
30
ANALISIS
..............
Diagnosis masalah
Modes, sistem.
Proses perencanaan yang lengkap selalu akan melalui tahap analisis. Kebijaksanaan perencanaan muncul sebagai hasil dari proses analisis, dan seluruh wujud perencanaan merupakan hasil dari proses analisis. Suatu daerah atau kota tidak akan terus menerus berada dalam keadaannya sekarang, tetapi ia akan berubah. Perubahan ini dpaat bergerak menuju ke arah positif, tetapi dapat pula bergerak ke arah negatif; keduanya dikenal sebagai "perkembangan" daerah atau kota. Untuk mengetahui perubahan ini dan untuk menentukan arah kecenderungan perkembangannya diperlukan suatu alat observasi. Perencanaan tidak dapat dilepaskan dari pengetahuan akan kecenderungan obyek perencanaan. Dengan mengetahui kecende rungan perkembangan dan berbagai faktor atau variabel yang berpengaruh, dapatlah ditentukan strategi perencanaan agar dicapai hasil sebaik mungkin. Untuk semua ini diperlukan analisis yang cukup teliti dan rumit yang menyangkut berbagai segi kehidupan dan penghidupan daerah dan kota. Diagram keterkaitan tiga kegiatan dalam proses perencanaan pembangunan wilayah dapat diabstraksikan seperti bagan berikut. Dalam analisis, yang diharapkan adalah kesimpulan analisis yang akan digunakan sebagai pegangan tindakan selanjutnya. Selain metode logika, dalam analisis data juga dikenal penggunaan model matematika yang akan memberikan jawaban baik kuantitatif maupun kualitatif. Penggunaan model amtematika sudah barang tentu tidak dapat dilepaskan dari beberapa asumsi yang mendasari pemakaiannya. 1.5. Hakekat Perencanaan Dalam masyarakat Indonesia yang sedang membangun menuju masyarakat yang adil dan makmur, pencapaian tujuan pembangunan tidak dapat dilepaskan dari perencanaan, yaitu program tindakan yang menuju ke kesejahteraan masyarakat. Ukuran kesejahteraan masyarakat merupakan ukuran relatif dan sangat sukar didefinisikan. Kesejahteraan itu sendiri dibentuk oleh berbagai faktor yang kait mengkait yang dapat diterjemahkan ke dalam kegiatan masyarakat yang beraneka ragam membentuk suatu sistem. Perencanaan merusaha merubah salah satu atau beberapa faktor dalam sistem tersebut, yang diharapkan dapat menimbulkan suatu rangkaian akibat yang merubah faktor lainnya dalam sistem tersebut secara positif. . . .
31
Indikasi tujuan (keluaran) Pernyataan masalah Pencapaian target Rencana Pendahuluan
Penilaian alternatif
Penilaian pendahuluan atas dampak yang diperkirakan timbul
Rencana mengungkapkan alternatif
Sistem:Ramalan penghayatan dan pengamatan sumber, organisasi perorangan dan rumah-tangga Model & Sistem Informasi
Ramalan pengaruh Sistem analisis luar, anggapan/ asumsi, dll.
KERANGKA KEBIJAKSANAAN
Dalam usaha pembangunan masyarakat, pemerintah dan masyarakat itu sendiri dihadapkan kepada berbagai keterbatasan yang mengurangi kebebasan gerak usaha usaha pencapaian tujuan. Bersamaan dengan segala keterbatasan tersebut, terkandung hasrat mencapai hasil yang sebesar-besarnya untuk memenuhi segala kebutuhan sebagai ukuran kesejahteraan. Dari kedua hal yang tidak saling menenggang inilah, perlu disusun suatu rencana agar usaha pencapaian tujuan dapat berjalan efektif dan efisien. Hasil yang dicapai dari usaha menggunakan kemampuan maksimum dengan hasil sebesatr-besarnya yang mungkin diperoleh, disebut "usaha optimum". Perencanaan merupakan proyeksi masa depan. Segala tindakan untuk tujuan masa depan jelas mempunyai hubungan erat dengan apa yang dimiliki sekarang. Tidakan tersebut di atas disadari oleh pemikiran pragmatis rasional untuk sutau kurun waktu tertentu. Perencanaan mendasari pembangunan, karena pembangunan berarti perencanaan dan pelaksanaan. Pembangunan dapat pula diartikan sebagai usaha merubah nilai suatu keadaan ke keadaan lain yang mempunyai mutu yang lebih baik. Perencanaan dimaksudkan untuk waktu yang akan datang, sehingga setiap perencanaan harus dapat memperkirakan berbagai situasi yang akan terjadi di kemudian hari. Dengan demikian, tidak saja tujuan yang dirumuskan, tetapi juga penelaahan situasi yang cukup tepat harus merupakan indikator utama. Selain dihadapkan kepada beberapa hal yang harus diramalkan, perencanaan dihadapkan pula
32
kepada pemilihan tidakan yang diperhitungkan mempunyai akibat potimum. Hal-hal ini mengakibatkan pentingnya dilaukan analisis data dasar dan berbagai keterangan masa lalu, sehingga tujuan perencanaan dapat diharapkan tercapai. Dengan analisis dapat pula diketahui dan dinilai potensi dan masalah yang dihadapi, sehingga dengan demikian dapat dipilih serangkaian alternatif tindakan guna memecahkan masalah yang dihadapi tersebut. Disamping itu dapat diperhitungkan akibat berantai yang akan terjadi karena pelaksanaan suatu tindakan. 1.6. Analisis dan Model Untuk dapat melihat segala aspek perencanaan menurut proporsinya, perencana harus mempunyai daya pandang yang luas dan menyeluruh. Oleh karena perencana pada kenyataannya hanya merupakan bagian kecil daripada rancangannya, maka ia harus "mengecilkan" atau 'menyederhanakan" obyek rencananya. Dengan kata lain perencana menggunakan "model". Perencana pembangunan wilayah berkepentingan dengan kebutuhan penduduk akan perumahan, perkembangan ekonomi dan pola transportasi (Wilson, 1974). Hal-hal di atas mewajibkan perencana untuk memper hatikan model kependudukan (struktur penduduk, arus migrasi antar daerah) dan model ekonomi dalam setiap kasus distribusi ruang kegiatan. Beberapa model yang sering digunakan ialah: (1). Model Kependudukan (2). Model Ekonomi (3). Model Transpor (4). Model Tempat Kediaman dan Pengadaan Rumah (5). Model pemilihan tempat kerja (6). Model Pengadaan dan penggunaan fasilitas.
PENDUDUK
KEGIATAN
ORGANISASI
Perumahan Lapangan kerja
Kebutuhan penduduk
Organisasi Berbagai pelayanan
Komunikasi
Pengadaan dan kadang permintaan
33
Prasarana
Gambar
. Unsur pokok sistem wilayah (kota-daerah).
Model atau simulasi digunakan sebagai langkah 'penye derhanaan' masalah yang akan dianalisis. Penyederhanaan ini dapat ditempuh melalui dua cara, yaitu: (1). Menggunakan Model Matematika, yaitu menyatakan hubungan aspek perencanaan seperti hubungan matematika. Hal ini dilakukan pabila masalah yang akan dianalisis mempunyai hubungan yang dapat diasosiasikan dengan hubungan fungsi matematika, seperti garis lurus, lengkungan , model gravitasi, atau model aljabar lainnya. Contohnya adalah analisis perkembangan jumlah penduduk, analisis migrasi, analisis transportasi, analisis input-output, analisis ekonomi. (2). Menggunakan model Miniatur, yaitu menyatakan obyek dalam skala miniatur yang tetap proporsional, misalnya maket, peta, sistem nilai.
34
DAFTAR PUSTAKA
Cheema, G.S. 1981. Institutional Dimensions of Development. Maru zen Asia, United Nations Centre for Regional Development, Nagoya, Japan. Edward, A.A.,R. Lal, P. Madden, R.H. Miller dan G. House. 1990. Sustainable Agricultural Systems. Soil and Water Conservation Society. Iowa. Fu-Chen Lo. 1981. Rural-Urban Relations and Regional Development. The United Nations Centre for Regional Development. Maruzen Asia Pte. Ltd. Singapore. Inayatullah 1977. Conseptual Framework For The Commonity Studies Of Rural Development Dalam Hagul P. Pembangunan Desa dan LSM. Dian Desa. Jakarta. IRRI. 1977. Cropping Systems Research and Development for The Asian Rice Farmer. The International Rice Research Institute, Los Banos, Laguna, Philippines. Isard, W. 1975. Introduction to regional science. prentice-hall, inc. Englewood Cliffs, New Jersey. Maulie, TM. 1992. Efektivitas Pembangunan Desa Terpadu. Balai Pengkaderan Pembangunan Desa. Malang. Mellor, John W. 1986. The Economic of Agrucultural Development. Cornell niversity Press, Ithaca, New York, USA. Mercer, D.E. 1985. Guidelines for planning agroforestry development projects. EastWest Environment and Policy Institute Working Paper, Honolulu, Hawaii. Rai, N. 1980. Local level planning and rural development. Alternative strategies. United Nations Asian and Pasific Development Institute, bangkok. Concept publishing company, New Delhi. Richardson, H.W. 1972. Regional Economics. Location Theory, Urban Structure, and Regional Change. Praeger Publishers, New York. Soemarno. 1990. Studi Perencanaan Pengelolaan Lahan Secara Optimal di Sub DAS Konto Malang, Jawa Timur. Disertasi Fakultas Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Soemarno. 1991a. Implementasi Model Tujuan Ganda dalam Pengelolaan Daerah
35
Aliran Sungai. Studi Kasus di Sub DAS Pinjal, Kabupaten Malang. Jurnal Universitas Brawijaya, Vol. 3 No.2, Hal. 41-60. Soemarno. 1991b. Model Perencanaan program pengelolaan lahan yang berwawasan lingkungan. Simposium Nasional Penelitian dan Pengembangan Sistem Usahatani Lahan Kering yang Berkelanjutan. Malang 29-31 Agustus 1991. Soemarno. 1991c. Studi Model Alokasi Penggunaan Lahan yang Berwawasan Lingkungan di DAW Selorejo. Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional V. Jakarta, 3-7 September 1991.