L/80 Pf.I I t
PENGEMBANGAN PROSEDUR EVALUASI HASIL BELAJAR DALAM PENCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN DI MTsN RANGKAS BITUNG
Oleh: RISNA LESMAWATl
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH IAIN "SYARIF HIDAYATULLAH"
JAKARTA
1421 HI 2001 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul "PENGEMBANGAN PROSEDUR EVALUASI HASIJ. BELAJAR DALAM PENCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN DI MTsN RANGKAS BITUNG" telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 30 Januari 2001. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata Satu (S-1) pada Jurusan Kependidikan Islam . Jakarta, 30 Januari 2001
Sidang Munaqasyah Pembantu Dekan I/ Sekretaris Merangkap Anggota
Pro, Dr. H. Rif'at Syauqi Nawawi, M.A
Dr • Hj. Fadhila Suralaga, M.Si.
NIP. 150 202 339
NIP. 150 215 283
Anggota Penguji I
Penguji II
Dra. Hj. Sunarti, M NIP. 150 022 714
Dr. Ded os ada M.A NIP. 150 321 356
di sekolah yang dipimpinnya. Juga kepada seluruh guru bidang studi Pendidikan Agama yang telah membantu penulis mendapatkan data-data yang diperlukan 5. J3apak pimpinan dan staf Perpustakaan IAIN dan Perpustakaan Fakultas Tarbiyah yang turut membantu suksesnya penulisan skripsi ini 6. Ayahanda dan lbunda yang memotivasi baik moril maupun materil yang tidak pemah putus sampai akhir studi ini. Untuk mereka kedua orang tuaku ini adalah hasil pengorbanan dan do' amu selama ini 7. Adik-adikku terkasih, Arief Setiawan dan A&tri yang selalu mendorong penulis untuk cepat-cepat menyelesaikan skripsi ini, . semoga kalian berdua dapat memberikan yang terbaik untuk kedua orang tuamu 8. Sahabat-sahabat S()tiaku Teh Ifat, Teh Yeti dan Echint, kebersamaan kita tak akan pemah terlupakan. Untuk Ulinnuha yang selalµ meluangkan waktunya membantu penulis tanpa mengenal waktu. Adik-adik ka!nar 5B ASPI, rekan-rekan penulis terutarna rekan-rekan Kl angkatan 96 sert& kru Compstar yang selalu mau direpotkan 9. Pihak-pihak yang sangat rnembantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu disini. Dari semua pihak yang mendukung, kepapa Allah jualah penulis kembalikan sempga kebaikan mereka mendapat balasan yang setimpal. Jakarta, Janµari 2001 Penulis
v
DAFTARISI
KATAPENGANTAR ······················································································
IV
DAFTAR ISI ····································································································
VI
DAFT AR TABEL ····························································································
Vlll
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. . A. Pemilihan Pokok Masalah .... .. .... ... ... ... ... ... .......... ... ... ... .... ... ... ......
I
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .... ........ .... .... .... .. ........ .. ........
5
C. Metode Pembahasan .. ... ... ............... ... ...... .......... .... ...... .......... ... ....
6
D. Sistematika Penulisan ........... .... ...... .............. ................................
6
BAB II TUJUAN PEMBELAJARAN DAN EVALUASI HASIL BELAJAR ..
8
A. Tujuan Pembelajaran ... ...... .......... ..... ... .... .... ........ .... ...... .......... .....
8
1. Pengertian Tujuan Pembelajaran ......... .... ........ .......... ...... ... .... ..
8
2. Teori-teori Belajar ...................................................................
12
3. Unsur-unsur Dinamis Pembelajaran .........................................
17
B. Evaluasi Hasil Belajar ..... .. .............. .. ...... .......... .......... .................
20
1. Pengertian Evaluasi Has ii Belajar ............................................
20
2. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Has ii Belajar ................................
24
3. Prinsip-prinsip Evaluasi Hasil Belajar.... .. ..... ................. ...... .....
28
4. Sasaran Evaluasi Hasil Belajar .................................................
30
5. Kedudukan Evaluasi Dalam Proses Belajar Mengajar ..............
36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..........................................................
39
A. Rancangan Penelitian...... .... .... ...... .. .... ................. ... ... .. . .. ... . .. ...... .. .
39
B. Variabel Penelitian ........................................................................
39
C.
Defenisi Operasional ·····-·-····························-·················-·········-··-·
40
D.
Populasi dan Sampel ·················-·····················--···············--·--·----··
40
E.
Teknik Pengumpulan Data ··········-····-·················-··················-·----·-
40
F.
Teknik Analisa Data ·---··-················-·-·················-·-·····--·····-··--·-----
41
BAB IV HASIL PENELITIAN .. ..... .................. ................ ......................... ......
43
A. Situasi dan Kondisi Objek Penelitian . . .. . . . .. . .. . . .. . .. .. . .. .. . . .. .. . .. . .. .. . . ..
43
B. Deskripsi dan Analisis Data ......... _............................................. __ ..
44
BAB VPENUTUP ·····················-··-················-·················-···-···············--·-···-····
56
A. Kesimpulan ·············--··································-·····-·············-··············
56
B. Saran ···········-····-······················································-·····················
57
DAFTARPUSTAKA .......................................................................................
59
LAMPIRAN .....................................................................................................
61
vu
DAFTAR TABEL
1. Prosedur evaluasi hasil belajar, tahap persiapan ........................................... .
45
2. Tahap penyusunan instrumen evaluasi ........................................................ .
47
3. Penggunaan tehnik non tes ........................................................................ .
47
4. Bentuk tes tertulis yang sering digunakan . . . . .. .. .. .. .. .. .. . .. . . . .. . . .. . .. . . .. .. . .. . . .. . . .. ..
47
5. Kesesuaian soal dengan materi .. . . .. .. .. .. . .. . .. . . .. . .. .. .. . .. . .. . . . .. . . .. .. . . .. . . .. .. . . .. . .. . . .. . .
48
6. Pelaksanaan pre test dan post test ................................................................
49
7. Tehnik non tes yang sering digunakan ........................................................
50
8. Tehnik tes yang sering digunakan ...............................................................
50
9. Pelaksanaan tes .. . .. . .. . . .. .. .. . .. . .. .. .. . . .. .. . ... .. .. . . .. . .. .. .. .. . .. . . .. . . .. . . .. . . .. .. . . .. ... . .. . . .. . ..
50
10. Pembuatan dan penentuan kuncijawaban soal .............................................
52
11. Penentuan nilai akhir .... ........ ........ .................... ... ....................... .. ... ............
52
12. Penggunaan hasil evaluasi hasil belajar ... ... ....... ........... ... . .................... ... ......
53
13. Penggunaan hasil evaluasi formatif . .. . .. . .. .. .. . .. . .. ... . .. . .. . . .. . . .. . . .. . .. . . .. .. . . .. . . .. . .. . .
54
vm
BABI PENDAHULUAN
A. Pemilihan Pokok Masalah
Pendidikan sebagai satu usaha orang dewasa dalam memberikan bimbingan terhadap anak tidaklah sekali jadi sesuai dengan memerlukan waktu yang cukup yang cukup panjang, ketekunan dan keteraturan di dalam pelaksanaannya. Pelaksanaan yang dimaksud adalah menyangkut proses pendidikan yang terjadi sepanjang kehidupan anak yang ditandai dengan adanya perubahan yang terus menerus dari satu keadaan kepada keadaan berikutnya dalam suatu mekanisme pendidikan. Anak sebagai peserta didik merupakan komponen masukan dalam proses pendidikan,
sebagai
berkembang,
yang
suatu
organisme
memerlukan
yang hidup,
lingkungan
dan
memiliki arah
potensi
tertentu.
untuk
Sehingga
membutuhkan bimbingan dan pembelajaran. Proses belajar mengajar sendiri merupakan suatu kegiatan
yang bernilai
edukatif yang mewamai interaksi yang terjadi antara guru guru dan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Harapan yang tidak pemah sima dan selalu guru tuntut adalah bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan .oleh guru dapat dikuasai oleh anak didik. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, 1
2
tetapi mereka juga sebagai mahluk sosial dengan latar belakang yang berlainan. "Ada tiga aspek yang membedakan anak didik yang satu dengan yang Jainnya yaitu aspek intelektual, psikologis dan biologis". 1 Ketiga aspek tersebut diakui sebagai akar permasalahan yang melahirkan bervariasinya sikap dan tingkah laku anak didik di sekolah. Hal itu pula yang menjadi tugas yang cukup berat bagi guru dalam mengelola kelas dengan baik. Pengelolaa.n kelas yang baik akan melahirkan interaksi belajar mengajar yang baik pula, sehingga tujuan pembelajaranpun dapat dicapai secara optimal. Selain pengelolaan kelas yang baik, media sumber belajar pun merupakan salah satu faktor pendukung dalam proses belajar mengajar. Media sumber belajar adalah alat bantu yang berguna dalam kegiatan belajar mengajar. Alat bantu dapat mewakili sesuatu yang tidak dapat disampaikan guru via kata-kata atau kalimat. Keefektifan daya serap anak didik terhadap bahan pelajaran yang sulit dan rumit dapat terjadi dengan bantuan alat bantu. Metode mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimilliki anak didik, akan ditentukan oleh kerelevansian penggunaan suatu metode yang sesuai dengan tujuan. Itu berarti tujuan pembelajaran akan dapat dicapai dengan penggunaan metode yang tepat, sesuai dengan standar keberhasilan yang tertuang di dalam suatu tujuan. Metode yang diperguanakan dalam kegiatan belajar mengajar bermacam-macam, penggunaannya disesuaikan dengan rumusan tujuan yang telah dibuat. Dalam mengajar, jarang 1
Syaiful Bahri Djamarah clan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipra..
1997), Cet. kc-I, h. 1
3
ditemukan guru menggunakan satu metode, tetapi kombinasi dari dua atau beberapa macam metode. Penggunaan metode gabungan dimaksudkan untuk menggairahkan belajar anak didik. Dengan tercapainya tujuan pembelajaran, maka dapat dikatakan bahwa seorang guru telah berhasil dalam mengajar. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar tentu saja diketahui setelah diadakannya evaluasi. Tanpa adanya evaluasi, tidaklah pernah diketahui berhasil tidaknya usaha anak dan guru dalam proses belajar mengajar. "Tujuan evaluasi dapat dirumuskan sebagai usaha mengetahui seberapa banyak terjadi perubahan laku anak sebagai akibat dari proses belajar". 2 Untuk mengetahui kemajuan ataupun perubahan yang terjadi pada diri anak didik secara tepat, maka satu kegiatan yang harus dilakukan oleh setiap pengajar adalah mengadakan evaluasi hasil belajar pada siswa. Karena itu evaluasi dapat dikatakan sebagai suatu proses untuk mengumpulkan informasi hasil belajar secara terns menerus, objektif dan menyeluruh. Penilaian berguna untuk mengetahui sejauh mana perubahan itu telah terjadi melalui kegiatan belajar mengajar. Evaluasi dalam pengertian ini sesuai dengan pendapat B.S. Bloom yang mengatakan bahwa : "Evaluation as we see it, the
systematic collection of evidence to determine whether in fact certain changers are
2
Team Didaktik Metodik Kurikulum IK.IP Surabaya, Pengatar Didaktik Metodik Kurikulum PBM, (Jakarta: Rajawali Pers, 1993), Cet. ke-5, h. 11
4
taking place in the leamers
as well as to determine the degree of change in
individual student". 3 Dalam arti luas evaluasi adalah "suatu proses merencakan, memperoleh dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat altematif-alternatif keputusan". 4 Sesuai dengan pengertian tersebut maka setiap kegiatan penilaian merupakan suatu proses yang sengaja direncanakan untuk memperoleh informasi atau data. Dengan berdasarkan data tersebut kemudian dicoba untuk membuat keputusan. Sudah barang tentu informasi atau data yang dikumpulkan itu haruslah data yang sesuai dan pendukung tujuan evaluasi yang direncanakan. Walaupun evaluasi merupakan komponen yang penting dari l.."llrikulum, namun seringkali dalam proses belajar mengajar aspek evaluasi hasil belajar kurang mendapat
perhatian khusus.
Artinya,
seorang guru
atau instruktur terlalu
memperhatikan saat yang bersangkutan memberikan pelajaran saja. Proses belajar mengajar berjalan dengan baik, praktikum berjalan dengan rapi, namun saat membuat soal ujian atau soal praktikum, guru tersebut sudah tidak lagi melihat sasaran belajar yang dibuatnya. Akibatnya soal ujian dibuat menjadi seadanya atau seingatnya saja, tanpa hams memenuhi kriteria pembuatan soal ujian yang baik dan benar. Misal.n)'C apakah soal ujian tersebut memperhatikan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
3
Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester. (Jakarta : Bumi Aksara. 1991), Cet. ke-1, h. 158 4
Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. (Bandung : Remaja Rosda Karya, 1992), Cet. ke-2, h. 3
5
Penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh guru, baik penilaian formatif maupun penilaian sumatif, sangat bervariasi pelakasanaannya. Ada guru yang sengaja mempersiapkannya dengan baik dalam ha! menentukan apa yang seharusnya dinilai, bagaimana penilaian itu dilakukan dan tindakan apa yang harus dilakukan setelah penilaian itu harus dilaksanakan. Namun adapula guru yang melaksanakan penilaian tersebut semata-mata untuk memenuhi kelengkapan tugas mengajarnya, bahkan tak perduli apapun hasil tindakan penilaian yang dilaksanakannya. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membahas tentang evaluasi hasil belajar dan mengangkatnya menjadi bahan kajian dalam skripsi ini dengan judul :
"Pengembangan Prosedur Evaluasi Hasil Belajar Dalam Pencapaian Tujuan Pembelajaran di MTsN Rangkas Bitung".
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Agar pembahasan skripsi ini terarah dan mencapai sasaran yang hendak dicapai maka penulis merasa perlu untuk memberikan batasan-batasan yang jelas dalam materi pembahasan skripsi ini. Adapun batasan masalahnya penulis hanya akan menguraikan : I. Prosedur evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan oleh guru-guru bidang studi Pendidikan Agama, yakni pada tahap persiapan, tahap penyusunan instrumen evaluasi, tahap pelaksanaan pengukuran, tahap pengolahan hasil penilaian dan pada tahap pelaporan dan penggunaan hasil evaluasi.
6
2. Penulis hanya membatasi penelitian pada guru-guru bidang studi Pendidikan Agama pada kelas I dan kelas II di MTsN Rangkas Bitung. Bertitik tolak pada pembatasan masalah te1sebut di atas, maka agar penelitian im menjadi terarah diperlukan perumusan masalah yang lebih jelas dan rinci.
Adapun rumusan masalahnya adalah "bagaimana pelaksanaan evaluasi hasil belajar bidang studi Pendidikan Agama dalam pencapaian tujuan pembelajaran di MTsN Rangkas Bitung ?"
C. Metode Pembahasan Untuk mendapatkan data-data dan fakta-fakta yang diperlukan dalam penelitian,
ini
ditempuh dengan
metode
penelitian lapangan,
dengan cara
menyebarkan angket kepada guru bidang studi Pendidikan Agama serta melihat dokumentasi yang ada sebagai teknik pengumpulan data. Untuk lebih jelasnya akan dibahas lebih lanjut pada BAB III. Secara teknis penulisan skripsi ini berpedoman pada "Pedoman penulisan skripsi, tesis dan disertasi IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang diterbitkan oleh Hikmat Syahid Indah Jakarta, 1992".
D. Sistematika Penulisan Dalam penyusunan skripsi ini, penulis membagi menjadi beberapa bab, dan masing-masing bab dibagi menjadi beberapa sub-bab, yakni sebagai berikut :
7
BAB I
Berisi Pendahuluan, yang mencakup pernilihan pokok masalah, pembatasan dan perumusan masalah, metode pembahasan dan sistematika penulisan.
BAB II
Penjelasan tentang seputar Tujuan Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar yang meliputi pengertian tujuan pembelajaran, teori-teori pembelajaran,
unsur-unsur
dinamis
pembelajaran,
pengertian
evaluasi hasil belajar, tujuan dan fungsi evaluasi hasil belajar, prinsip-prinsip evaluasi hasil belajar, sasaran evaluasi hasil belajar dan kedudukan evaluasi dalam proses belajar mengajar. BAB III
Metodologi
Penelitian yang mencakup rancangan
penelitian,
variabel penelitian, definisi operasional, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. BAB IV
Hasil Penelitian yang meliputi situasi dan kondisi objek penelitian serta deskripsi data dan analisis data.
BABY
Merupakan Penutup yang berisikan kesimpulan dan saran.
BABII TU JUAN PEMBELAJARAN DAN EVALUASI HASIL BELAJAR
A. Tujuan Pembelajaran 1. Pengertian Tujuan Pembelajaran
Istilah pendidikan, latihan, pembelajaran, teknologi pendidikan. masmgmasmg memiliki pengertian berbeda tetapi sating berkaitan. Pendidikan lebih menitik beratkan pada pembentukan dan pengembangan kepribadian, jadi mengandung pengertian yang lebih luas, sedangkan latihan (training) lebih menekankan pada pembentukan keterampilan (skill). Pendidikan dilaksanakan dalam
lingkungan
sekolah,
sedangkan
penggunaan
latihan
umumnya
dilaksanakan dalam lingkungan industri. Kedua istilah ini jelas berbeda akan tetapi kedua perbedaan ini dapat dipadukan dalam suatu sistem proses yang kita sebut dengan "pengajaran" (instruction). Dalam pengajaran, perumusan tujuan adalah yang utama dan setiap proses pengajaran senantiasa diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk itu, proses pengajaran harus direncanakan. Ketercapaian tujuan dapat dicek atau dikontrol sejauhmana tujuan itu telah tercapai. Itu sebabnya, "suatu sistem pengajaran selalu mengalami dan mengikuti tiga tahap, yakni tahap analisis (menentukan dan merumuskan tujuan),
8
9
tahap sintesis (perencanaan proses yang ditempuh) dan tahap evaluasi (mentes tahap pertama dan kedua)". 1 Sedangkan "teknologi pendidikan adalah suatu proses yang kompleks dan terpadu yang meliputi manusia, prosedur, ide, alat dan organisasi untuk menganalis masalah serta merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola usaha pemecahan yang berhubungan dengan segala aspek belajar (AECT, 1971)". 2
Menurut
pengertian bahasa "tujuan mempunya1
arti
arah,
haluan
Gurusan)". 3 Sedangkan "pembelajaran berasal dari kata 'ajar'. Dalam kamus besar bahasa Indonesia mempunyai arti "petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui". 4 Menurut Oemar Hamalik, "pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran". 5
1
Oemar Hamalik, Kurikulum clan Pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995), Cet. ke-1, h.
2
Mudhoffir, Teknologi Instruksional, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1996), Cet. ke-6, b.5
55-56
3
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan clan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1989), Cet. ke-2, h. 13 4
Ibid., h. 965
5
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran op. cit., h. 57
10
Menurut Gagne, "pembelajaran didefinisikan sebagai seperangkat acara peristiwa ekstemal yang dirancang
untuk mendukung terjadinya beberapa proses
belajar yang sifatnya ekstemal". 6 Secara umum, pembelajaran dilukiskan sebagai upaya yang tujuannya adalah membantu orang belajar. Titik berat pembelajaran adalah pada semua kejadian yang bisa berpengaruh secara langsung pada belajar orang. Disamping dengan cara mengajar, pembelajaran bisa disampaikan dengan bahan cetak, gambar, televisi, komputer dan media lainnya. Sedangkan pengertian tujuan pembelajaran sendiri berarti tujuan yang hendak dicapai setelah selesai diselenggarakannya suatu proses pembelajaran, rnisalnya satu acara pertemuan, yang bertitik tolak pada perubahan tingkah laku siswa. Tujuan ini disusun berdasarkan tujuan kurikulum. Ada dua jenis tujuan pembelajaran yakni : !). Tujuan pembelajaran umum.
Tujuan pembelajaran umum ialah tujuan yang akan dicapai oleh siswa setelah menyelesaikan satu bidang pengajaran tertentu. Tujuan pembelajaran umum ini merupakan perincian lebih lanjut dari tujuan kurikuler. Oleh karena itu dengan tercapainya seluruh TPU berarti tercapai juga tujuan kurikuler dari suatu lembaga pendidikan itu.
6
Margaret E. Bell Gledier, Belajar clan Membelajarkan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1994), Cet. ke-2, h. 205
11
2). Tujuan pembelajaran khusus. Tujuan pembelajaran khusus adalah tujuan yang hendak dicapai setelah para siswa menyelesaikan satu pokok bahasan atau sub pokok bahasan pada suatu bidang pengajaran tertentu. Tujuan ini nantinya harus dicapai guru maupun siswa setelah melaksanakan interaksi belajar mengajar pada setiap akhir pertemuan. Oleh karena itu perumusan tujuan pembelajaran khusus ini harus benar-benar diperhitungkan secara matang, operasional dan nyata. Manfaat yang tampak dengan dirumuskannya tujuan pembelajaran secara khusus adalah : 1. Pengajaran menjadi lebih baik dan efektif 2. Hasil belajar akan dapat dicapai lebih efisien. 3. Metode mengajar yang sesuai dapat dipilih secara lebih mudah. 4. Mudah cara menyusun alat evaluasi. 5. Hasil evaluasi akan lebih baik. "Beberapa ketentuan dalarn merumuskan TPK : a). Rumusan TPK harus menggunakan istilah-istilah yang operasional, sehingga dapat diukur tingkat keberhasilannya. b). Rumusan TPK harus dalam bentuk hasil belajar. c). Rumusan TPK harus berupa tingkah laku. d). Rumusan TPK hanya meliputi satu tingkah laku". 7
7
Subari, Suoervisi Pendidikan Da1am Rangka Perbaikan Situasi Mengajar, (Jakarta : Bumi Aksara, 1994), Cet. ke-1, h. 23
12
2. Teori-Teori Belajar
Dalam proses pengajaran, unsur proses belajar memegang peranan yang penting atau vital. Mengajar adalah proses membimbing kegiatan belajar dan kegiatan mengajar hanya akan bermakna bila terjadi kegiatan belajar siswa. Oleh karena itu, untuk lebih memperjelas lagi tentang apakah belajar itu dan bagaimana proses belajar itu terjadi berikut ini dikemukakan beberapa teori belajar, yang merupakan hasil penyelidikan para ahli psikologi sesuai dengan aliran psikologinya masing-masing. a. Teori Conditioning Dapat dikatakan bahwa pelopor dari teori kondisioning ini adalah Pavlov seorang ahli psikologi refleksologi dari Rusia.
I~
mengadakan
percobaan-percobaan dengan anjing. Dari hasil percobaan-percobaan yang dilakukan dengan anjing itu Pavlov mendapat kesimpulan bahwa gerakangerakan refleks itu dapat dipelajari dapat berubah karena latihan. Sehingga dengan demikian dapat dibedakan dua lllacam refleks, yaitu "refleks wajar (unconditioning reflex) dan refleks bersyarat atau refleks yang dipelajari (conditioned reflex)". 8 Menurut teori conditioning "belajar itu adalah suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat (conditioning) yang kemudian menimbulkan reaksi (response) yang terpenting dalam belajar, 8
M. Ngalim, Purwanto, Psikologi Pendidikan (B311dung : Remaja Rosda Katya, 1996), Cet. ke-11, h. 90
13
menurut teori conditioning ialah adanya latihan-latihan yang kontinue yang diutamakan dalam teori ini ialah ha! belajar yang terjadi secara otomatis". 9 Penganut teori ini mengatakan bahwa segala tingkah · laku manusia JUga tidak lain adalah hasil daripada conditioning yaitu hasil daripada latihan-latihan atau kebiasaan-kebiasaan mereaksi terhadap syarat-syarat atau perangsang-perangsang tertentu yang dialaminya didalam kehidupan. Pada manusia, teori ini hanya dapat diterima dalam belajar hal-hal tertentu saja, umpamanya belajar mengenai skills tertentu dan mengenai pembiasaan pada anak kecil. b. Teori Connectionisme Teori ini mempunyai doktrin pokok, yakni hubungan antara stimulus dan respons, asosiasi-asosiasi dibuat antara kesan-kesan pengadaan dan dorongan-dorongan untuk berbuat. Ikatan-ikatan atau koneksi-koneksi dapat diperkuat atau diperlemah serasi dengan banyaknya penggunaan dan pengaruh-pengaruh dari penggunaan itu. Thorndike dengan S - R Bond Theorynya menyusun hukum-hukum belajar sebagai berikut : 1) Hukum pengaruh (the law of effect) Hubungan-hubungan diperkuat atau diperlemah tergantung pada yang berkenaan dengan kepuasan atau ketidaksenangan penggunaannya. 9
Ibid., h. 91
14
2) Hukum Latihan (the law exercise) Atau prinsip use dan disuse, apabila hubungan itu sering dilatih maka ia akan menjadi kuat. 3) Hukum kesediaan atau kesiapan (the law of readiness) Apabila suatu ikatan (bond) siap untuk berbuat, perbuatan itu memberikan kepuasan, sebaliknya apabila tidak sia~ maka akan menimbulkan ketidakpuasan/ketidaksenangan/terganggu. 0 Hukum-hukum
yang
dikemukakan
oleh
Thorndike
itu
lebih
dilengkapi dengan prinsip-prinsip sebagai berikut : I). Siswa hams mampu membuat berbagai jawaban terhadap stimulus (multiple response). 2). Belajar dibimbing atau diarahkan ke suatu tingkatan yang penting melalui sikap siswa itu sendiri. 3). Suatu jawaban yang telah dipelajari dengan baik dapat digunakan juga terhadap stimulus yang lain (bukan stimuli yang semula), yang oleh Thorndike disebut dengan "perubahan asosiatif' (associative shifting). 4). Jawaban-jawaban terhadap situasi-situasi barn dapat dibuat apabila siswa melihat adanya analogi dengan situasi-situasi terdahulu. 5). Siswa dapat mereaksi secara selektif terhadap faktor-faktor yang esensial didalam situasi (prepotent element) itun Suatu teori tidaklah mungkin terlepas dari suatu kelemahan, begitu pula dengan teori Thorndike ini. Kelemahan teori ini adalah : 1. Terlalu memandang manusia sebagai mekanisme dan otomatisme belaka disamakan dengan hewan. Meskipun banyak tingkah laku manusia yang otomatis, tetapi tidak selalu bahwa tingkah laku manusia itu dapat dipengaruhi secara trial dan error. Trial dan error tidak berlaku mutlak bagi manusia.
10
Oemar Hamalik, Kurikulum Pembelajaran, oo.cit, h. 44
11
Ibid., h. 45
15
2. Memandang belajar hanya merupakan asosiasi belaka antara stimulus dan respons. Sehingga yang dipentingkan dalam belajar ialah memperkuat asosiasi tersebut dengan latihan-latihan atau ulangan yang terus menerus. 3. "Karena proses belajar berlangsung secara mekanistis, maka 'pengertian' tidak dipandangnya sebagai suatu yang pokok dalam belajar. Mereka mengabaikan 'pengertian' sebagai unsur yang pokok dalam belajar". 12 c. Teori belajar menurut psikologi Gestalt Teori ini seringkali pula disebut "field theory" atau "insight full learning". "Peletak dasar psikologi Gestalt ialah Max Wertheimer sebagai usaha untuk memperbaiki proses belajar dengan rote learning dengan pengertian, bukan menghafal" .13 Menurut para ahli psikologi Gestalt, manusia itu bukanlah hanya sekedar mahluk reaksi yang hanya berbuat atau beraksi jika ada perangsang yang mempengaruhinya.Manusia itu adalah individu yang merupakan
12 13
kebulatan
jasmani
rohani.
Sebagai
individu
manus1a
M Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, op. cit, h. 100
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyouo, Psikologi Belajar, (Jakarta : Rineka Cipti, 1991 ). Cet. ke-1, h. 215
16
berinteraksi dengan dunia luar dengan kepribadiannya dan dengan caranya yang unik pula. Dengan demikian maka belajar menurut psikologi Gestalt bukan hanya merupakan proses asosiasi antara stimulus dan respons yang makin lama makin kuat karena adanya latihan-latihan atau ulangan-ulangan. Belajar menurut psikologi Gestalt terjadi jika ada pengertian (insight). 0
Pengertian atau insight ini muncul apabila seseorang setelah beberapa saat mencoba memahami suatu masalah, tiba-tiba muncul adanya kejelasan, terlihat olehnya hubungan antara unsur-unsur yang. satu dengan yang lain, kemudian dipahami sangkut pautnya dimengerti maknanya. "Kohler dan Wertheimer menyatakan bahwa siswa yang belajar hams dapat memperoleh pengertian atau
pemahaman (insight) daripada hubungan antara bagian-
bagian dan keseluruhannya". 14 Sifat-sifat belajar dengan insight ialah : I). Insight tergantung dari kemampuan dasar. 2). Insight tergantung dari pengalaman mas a lamp au yang relevan. 3). Insight hanya timbul apabila situasi belajar diatur sedemikian rupa, sehingga segala aspek yang perlu diamati. 4). Insight adalah ha! yang harus dicari. 5). Belajar dengan insight dapat diulangi. 6). Insight sekali didapat, dapat digunakan untuk menghadapi situasisituasi barn selamanya. 15
14
Ibid., h. 25
15
Roesfiyah, N.K., Didaktik MetQ!!ik, (Jakarta : Bina Aksara, 1986), Cet. ke-2, h. 11
17
Dari semua teori yang telah dipaparkan diatas, kesemuannya memiliki perbedaan-perbedaan antara teori yang satu dan lainnya. Hal ini bisa terjadi disebabkan karena perbedaan jenis-jenis belajar yang diselidiki.
3. Unsur-Unsur Dinamis Pembelajaran
a. Motivasi membelajarkan siswa Seyogyanya seorang guru harus memiliki kemampuan untuk memberikan motivasi untuk siswa. Motivasi itu timbul dari kesadaran yang tinggi untuk mendidik peserta didik meajadi warga negara yang baik. Jadi, guru memiliki hasrat untuk menyiapkan siswa menjadi pribadi yang memiliki pengetahuan dan kemampuan tertentu. Namun, seringkali bahwa motivasi membelajarkan itu sering timbul karena insentif yang diberikan, sehingga guru melaksanakan tugasnya sebaik mungkin. Kedua jenis motivasi ini diperlukan untuk membelajarkan siswa. Ada beberapa prinsip yang dapat digunakan oleh guru dalam rangka memotivasi siswa untuk belajar yakni sebagai berikut : I) Prinsip kebermaknaan, siswa termotivasi untuk mempelajari hal-hal bermakna baginya. 2) Prasyarat, siswa lebih suka mempelajari sesuatu yang baru jika dia memiliki pengalaman prasyarat (prerekuisit). 3) Model, siswa lebih suka memperoleh tingkah laku baru bila disajikan dengan suatu model perilaku yang dapat diamati dan ditiru. 4) Komunikasi terbuka, siswa lebih suka belajar jika penyajiannya ditata agar supaya pesan-pesan guru terbuka terhadap pendapat siswa.
18
5) Daya tarik, siswa lebih suka belajar bila perhatiannya tertarik oleh penyajian yang menyenangkan atau menarik. 6) Aktif dalam latihan, siswa lebih senang apabila dia dapat berperan aktif dalam latihan atau praktik dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran. 7) Latihan yang terbagi, siswa lebih suka belajar bila latihan-latihan dilaksanakan dalam jangka waktu yang pendek. 8) Tekanan instruksional, siswa lebih suka belajar bila tekanan atau kewajiban dalam pengajaran dimulai dari yang kuat tetapi lambat laun melemah. 9) Keadaan yang menyenangkan, siswa lebih suka belajar terns bila kondisi16 kondisi pembelajaran menyenangkan baginya. b. Kondisi guru siap membelajarkan siswa Guru perlu memiliki kemampuan dalam proses pembelajaran, disamping kemampuan kepribadian dan kemampuan kemasyarakatan. Kemampuan dalam proses pembelajaran sering disebut kemampuan profesional. Guru perlu berupaya meningkatkan kemampuan-kemampuan tersebut agar senantiasa berada dalam kondisi siap membelajarkan siswa. Dalam diskusi
pengembangan model
pendidikan profesional tenaga
kependidikan yang diselenggarakan oleh PPS IKIP Bandung tahun 1990, dirumuskan 10 ciri suatu profesi yaitu : I). Memiliki potensi dan signifikasi sosial. 2). Memiliki keahlian atau keterampilan tertentu. 3). Keahlian atau keterampilan diperoleh dengan menggunakan teori dan metode ilmiah. 4). Didasarkan atas disiplin ilmu yang jelas. 5). Diperoleh dengan pendidikan dalam masa tertentu yang cukup lama. 6). Aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai profesional. 7). Memiliki kode etik. 8). Kebebasan untuk memberikan judgment dalam memecahkan masalah dalam lingkup kerjanya. 16
Oemar Hamalik, Kurikulum clan Pembelajaran. QJLQ!., h. 67-68
19
9). Memiliki tanggungjawab profesional dan otonomi. l O).Ada pengakuan dari masyarakat dan imbalan atas layanan profesinya. 17 Departemen
pendidikan dan kebudayaan (1980)
telah merumuskan
kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki guru dan mengelompokkannya atas tiga dimensi umum kemampuan yaitu : 1. Kemampuan profesional, yang mencakup a. Penguasaan materi pelajaran, mencakup bahan yang akan diajarkan dan dasar keilmuan dari bahan pelajaran tersebut. b. Penguasaan landasan dan wawasan kependidikan c. Penguasaan proses kependidikan, keguruan dan pembelajaran siswa. 2. Kemampuan sosial, yaitu kemampuan menyesuaikan diri dengan tuntutan kerja dan lingkungan sekitar. 3. Kemampuan personal, yaitu kemampuan menyesuaikan tugasnya sebagai guru dan terhadap kesuluruhan situasi pendidikan. a. Penampilan sikap yang positif terhiidap keseluruhan tugasnya sebagai guru dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan. · b. Pemahaman, penghayatan dan penampilan nilai-nilai yang seyogyannya dimiliki gunr. c. Penampilan, upaya untuk menjadikan dirinya sebagai anutan dan teladan bagi para siswanya. 18 · Lebih lanjut Depdikbud (1980) merinci ketiga kelompok kemampuan tersebut menjadi 10 kemampuan dasar atau kompetensi guru, yaitu : I). Penguasaan bahan pelajaran beserta konsep-konsep dasar keilmuannya. 2). Pengelolaan program belajar mengajar. 3). Pengelolaan kelas. 4). Penggunaan media dan sumber pembelajaran.
17
Nana Syaodih dan Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 1997), Cet. ke-1, h. 191 18
Ibid., h. 192-193
20
5). Penguasaan landasan-landasan kependidikan. 6). Penguasaan interaksi belajar mengajar. 7). Penilaian prestasi siswa. 8). Pengenalan fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan. 9). Pengenalan dan penyelenggaraan administrasi sekolah. 10). Pemahaman prinsip-prinsip dan pemanfaatan hasil penelitian pendidikan untuk kepentingan peningkatan mutu pengajaran. Sepuluh kemampuan dasar yang dirumuskan Depdikbud sebenarnya baru merupakan rincian kelompok kemampuan pertama (kemampuan profesional) sedangkan kelompok kemampuan kedua dan ketiga (kemampuan sosial dan persona!) belum dirinci lebih jauh, padahal cukup penting. Diantara kemampuan sosial dan personal yang paling mendasar yang harus dikuasai guru adalah idealisme, idealisme dalam pendidikan. Penguasaan dan penggunaan sepuluh kemampuan dari Depdikbud, hanya akan optimal apabila didasari oleh adanya idealisme, yaitu cita-cita luhur yang ingin dicapai dengan pendidikan.
B. Evaluasi Hasil Belajar 1. Pengertian evaluasi hasil belajar
Menurut
pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa inggris
evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (Jhon M. Echols dan Hasan Shadily, 1996 : 220). "Sedangkan menurut pengertian istilah evaluasi merupakan
21
kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolok ukur untuk memperoleh kesimpulan" .19 Menurut
B.
S.
Bloom,
seperti
dikutip
oleh
Suke
Silverius
menyatakan bahwa "evaluasi sebagaimana kita lihat adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauhmana tingkat perubahan dalam diri pribadi siswa". 20 Menurut Stufflebeam et. al yang juga dikutip oleh Suke Silverius mendefinisikan
evaluasi
merupakan
proses
yang
menggambarkan,
memperoleh dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan. Sedangkan "penilaian
adalah
Asmawi suatu
Zainul proses
dan
Nuhi
untuk
Nasution
mengambil
mendefinisikan
keputusan
dengan
menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan instrumen tes maupun non tes" 21 . Jadi maksud peniiaian adalah memberi nilai tentang kualitas sesuatu. 19
M. Chabib Thaha, Tehnik Evaluasi Pendi!!ik!!!!, (Jakarta: Rajawali Pers, 1991), Cet. ke-1,
20
Suke Silverius, Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik, (Jakarta : Grnsindo, 1991), Cet.
h.l ke-1, h. 4 21
Ibid.' h. 4
22
Ada pula yang berpendapat bahwa evaluasi adalah pertimbangan profesional atau suatu proses yang memungkinkan seseorang membuat pertimbangan tentang daya tarik atau nilai sesuatu. Pengertian evaluasi semacam ini meliputi dan mengatasi pengertian tes dan pengukuran. Kedua istilah ini sering dipertukarkan pemakaiannya dengan evaluasi. Padahal ketiganya mempunyai pengertian yang berbeda. Untuk mengetahui perbedaan pengertian istilah-istilah ini, berikut akan dikemukakan mengenai batasan tes dan pengukuran secara singkat.Terdapat berbagai macam batasan mengenai tes, Crocker dan Algina (1986) mendefinisikan tes sebagai berikut : tes adalah proses baku untuk memperoleh sampel ti!1gkeh laku dari suatu ranah tertentu. Sedangkan Cronbach (1970) mendefinisikan tes sebagai : suatu prosedur sistematis untuk mengamati dan mendeeykripsikan satu atau lebih karakteristik seseorang dengan menggunakan skala numerik atau sistem kategori. Batasan yang dikemukakan di atas cukup luas sehingga meliputi hampir prosedur sistematis yang dipakai sekolah untuk mendeskripsikan tingkah laku anak, observasi yang dilakukan oleh guru, kuesioner, wawancara, tugas-tugas kualifitatif maupun kuantitatif. Namun apabila dikhususkilll pada tes hasil belajar, maka batasan terbatas pada pemberian data kuantitatif. Tes hasil belajar tidak lain serangkaian pertanyaan yang harus dijawab atau tugas yang harus dikerjakan oleh siswa yang hasilnya dipakai untuk mengukur kemajuan belajar siswa.
23
Menurut Lord dan Novick (1968) pengukuran diartikan sebagai suatu prosedur untuk memberikan angka (biasanya disebut skor) kepada suatu sifat atau karakteristik tertentu seseorang sedemikian sehingga mempertabankan bubungan senyatanya antara seseorang dengan orang lain sebubungan dengan sifat yang diukur itu. Definisi di atas menyiratkan babwa aspek terpenting dari pengukuran adalab angka-angka (skor) yang diberikan itu tetapi mempertahankan bubungan antar manusia seperti yang ada dalam kenyataannya. Secara umum dapat dikatakan bahwa pengukuran adalah suatu proses pemberian angka pada sesuatu atau seseorang berdasarkan aturan-aturan tertentu. Hasilnya banyalah angka-angka (skor). Pengukuran tidak membuahkan kualifikasi baik buruknya sesuatu, tetapi basil pengukuran dapat dipakai untuk membuat penilaian atau evaluasi. Adapun pengertian evaluasi basil belajar menurut Dimyati dan Mudjiono babwa "evaluasi basil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian dan atau pengukuran basil belajar" .22 Oemar Hamalik mendefinisikan "evaluasi basil belajar sebagai keseluruban kegiatan pengukuran (pengumpulan data informasi), pengolaban penafsiran dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat basil belajar yang dicapai 22
1, h. 200
Dimyati dan Mudjiouo, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 1999), Cet. ke-
24
oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar clalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah clitetapkan". 23 Dari beberapa penclapat tentang pengertian evaluasi clapatlah cliambil suatu kesimpulan bahwa yang climaksucl clengan evaluasi hasil belajar aclalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan suatu keputusan tentang tingkat hasil belajar yang clicapai siswa clalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah clitetapkan.
2. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Hasil Belajar Dari pengertian evaluasi, kita clapat mengetahui bahwa evaluasi hasil belajar merupakan p~ose~ ~!l.tuk menentukan hasil · belajar siswa melalui kegiatan penilaian clan atau pengukuran hasil belajar. "Berclasarkan pengertian evaluasi hasil belajar kita clapat mengetahui tujuan utamanya aclalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, climana tingkat keberhasilan tersebut kemuclian clitanclai dengan skala nilai berupa huruf atau kata atau simbol". 24 Cece Wijaya clan A. Tabrani Rusyan berpenclapat bahwa tujuan clari penilaian adalah:
23
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran. (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Cet. ke-1, h.
24
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, op. cit, h. 200
159
25
a). Untuk memperoleh gambaran tentang prestasi belajar siswa, yaitu aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan. b). Untuk memperoleh derajat kemahiran guru. c). Untuk mengetahui keampuhan program yang dibuat oleh guru. Menurut Thorndike dan Hagen tujuan dan kegunaan penilaian dapat diarahkan keputusan-keputusan yang menyangkut : a. Pengajaran, artinya, penilaian diarahkan untuk mengukur perubahan tingkah laku siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Disamping itu penilaian bertujuan untuk mengukur isi pelajar, apakah pelajaran tersebut bermanfaat bagi siswa. b. Hasil belajar, akiin diketahui berapa jauh terjadi perubahan tingkah Ial..-u yang akan dinyatakan dalam angka atau nilai. c. Diagnosis dan usaha perbaikan penilaian berfunesi u111J_,!c mencari kelemahankelemahan siswa dalam belajar dan untuk mengetahui bagaimana cara memperbaikinya. d. Penempatan. Hasil penilaian akan berguna untuk menempatkan siswa dalam mernilih pekerjaan di masyarakat sesuai dengan prestasinya. e. Seleksi. Hasil penilaian akan berguna untuk menyeleksi siswa dalam mernilih jurusan menurut bidang studi yang dikuasainya. f. Bimbingan dan penyuluhan. Hasil penilaian akan memberikan arah kepada usaha bimbingan dan penyuluhan guna meningkatkan prestasi belajar siswa. g.. Kurikulum. Hasil peni!aian akan berguna dalam membina kurikulum pada masa-masa mendatang. h. Penilaian kelembagaan. Hasil penilaian akan berguna bagi dokumentasi sekolah. 25 Apabila tujuan utama kegiatan evaluasi hasil belajar sudah terealisasi, maka hasilnya dapat difungsikan dan ditujukan untuk berbagai keperluan.
25
Cece Wijaya clan A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandnng: Remaja Rosda Karya,1994), Cet. ke-3, h. 153-154
26
Hasil dari kegiatan evaluasi hasil belajar pada akhirnya dapat difungsikan dan ditujukan untuk keperluan berikut ini : a). Untuk diagnostik dan pengembangan hasil. Hasil evaluasi menggambarkan kemajuan, kegagalan dan kesulitan masing-masing siswa. Untuk menentukan jenis dan tingkat kesulitan siswa dan faktor penyebabnya dapat diketahui dari hasil belajar atau hasil dari evaluasi tersebut. Berdasarkan data yang ada selanjutnya dapat didiagnosis jenis kesulitan apa yang dirasakan oleh siswa dan selanjutnya dapat dicarikan alternatif cara mengatasi kesulitan tersebut melalui proses bimbingan dan remedial. b). Untuk seleksi. Hasil dari evaluasi hasil belajar sering digunakan sebagai dasar untuk menentukan siswa-siswa yang paling cocok untuk jenis jabatan atau jenis pendidikan tertentu. Dengan demikian hasil dari evaluasi hasil belajar digunakan untuk seleksi. c). Untuk kenaikan kelas. Menentukan apakah seorang siswa dapat dinaikkan ke kelas yang lebih tinggi atau tidak, memerlukan informasi yang dapat mendukung keputusan yang dibuat guru. Berdasarkan hasil dari kegiatan evaluasi hasil belajar siswa mengenai sejumlah isi pelajaran yang telah disajikan dalam pembelajaran, maka guru dapat dengan mudah membuat keputusan kenaikan kelas berdasarkan ketentuan yang berlaku. d). Untuk penempatan. Agar siswa dapat berkembang sesuai dengan tingkat kemampuan dan potensi yang mereka miliki maka perlu dipikirkan ketepatan penempatan siswa pada kelompok yang sesuai. Untuk menempatkan penempatan siswa pada kelompok, guru dapat men~akan hasil dari kegiatan evaluasi hasil belajar, sebagai bahan pertirnbangan. 6
Bertitik tolak dari fungsi penilaian maka jika dilihat dari fungsinya jenis penilaian dapat dibagi atas : a. Penilaian Formatif Penilaian formatif adalah penilaian yang dilakukan terhadap hasil belajar, setelah selesai mengikuti program bahan suatu satuan pelajaran. Penilaian formatif berfungsi untuk memperbaiki proses belajar 26
men~ajar
ke arah yang lebih baik atau
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Joe. cit., b. 159
27
memperbaiki program satuan pelajaran tersebut. Penilaian formatif bertujuan untuk mengetabui hingga dimana penguasaan murid tentang bahan yang diajarkan dalam suatu program satuan pelajaran, apakah sudab sesuai dengan tujuan instruksional yang digariskan. "Sedangkan aspek-aspek yang dinilai pada penilaian formatif ialah berkenaan dengan hasil kemajuan belajar murid,
~eliputi
pengetabuan, keterampilan,
sikap dan penguasaan terhadap bahan pelajaran yang disajikan" .27 b. Penilaian Sumatif Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit program, yaitu akhir catur wulan akhir semester dan akhir tahun. Penilaian sumatif adalab jenis penilaian yang fungsinya untuk menentukan angka kemajuan atau hasil belajar peserta didik. Penilaian Sumatif bertujuan untuk melihat hasil yang dicapai oleh para siswa, yakni seberapa jauh tujuan-tujuan kurikuler dikuasai oleh para siswa. Penilaian sumatif ini dilakukan untuk menilai hasil belajar dari suatu proses belajar mengajar jangka panjang seperti pada akhir program pengajaran, maka fungsinya tidak lagi untuk memperbaiki proses belajar mengajar peserta didik. Sebab pada akhir program guru telab berkali-kali melakukan penilaian formatif pada akhir satuan pelajaran. Oleh karena itu "aspek tingkab laku yang dinilai harus meliputi segi kognitif, afektif dan psikomotor" .28
27
Nasrun Harahap, dkk., Tehnik Penilaian Hasil Belajar, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), Cet.
ke-1, h. 25 28
Alunad Rohani, H.M., dan Abu Alunadi, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 1995), Cet. ke-2, .h. 176
28
c. Penilaian Diagnostik Penilaian diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk melihat kelemahan-kelemahan siswa serta faktor penyebabnya.Penilaian ini dilaksanakan untuk keperluan bimbingan belajar, pengajaran remedial (remedial teaching), menentukan kasus-kasus dan lain-lain. Soal-soal tentunya disusun agar dapat ditemukan jenis kesulitan belajar yang dihadapi oleh para siswa. d. Penilaian selektif Penilaian selektif adalah penilaian yang bertujuan untuk keperluan seleksi, misalnya ujian saringan masuk ke lembaga pendidikan tertentu. e. Penilaian penempatan Penilaian penempatan adalah "penilaian yang ditujukan untuk mengetahui keterampilan prasyarat yang diperlukan bagi suatu program belajar dan penguasaan belajar seperti yang diprogramkan sebelum memulai kegiatan belajar untuk program itu". 29 Dengan kata lain, penilaian ini berorientasi kepada kesiapan siswa untuk menghadapi program baru dan kecocokan program belajar dengan kemampuan siswa.
3. Prinsip-prinsip Evaluasi Hasil Belajar
Dalam pelaksanaan evaluasi harus diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Evaluasi mengacu kepada tujuan 29
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Remaja Rosda Kruya,
1999), Cet. ke-6, h. 5
'
29
Agar evaluasi sesuai dan dapat mencapai sasaran yang diharapkan, maka evaluasi harus mengacu- pada tujuan. Tujuan sebagai acuan ini dirumuskan terlebih dahulu, sehingga dengan jelas menggambarkan apa yang hendak dicapai. Bila tujuan itu ditetapkan dengan menggunakan taksonomi Bloom dkk., maka dapat dilakukan kajian tentang kognitif, efektif dan psikomotor apa yang dimiliki oleh peserta didik hasil belajamya. Selain itu perlu juga kajian tentang bentuk-bentuk atau
sebagai
perjenjangan dari ketiga dominan tersebut sesuai dengan program kurikulum yang ditetapkan. b. Prinsip Kesinambungan (kontiunitas) Evaluasi tidak hanya dilakukan setahun sekali atau persemester tapi dilakukan secara terus menerus, mulai dari proses belajar mengajar sambil memperhatikan keadaan anak didiknya, hingga anak didik tersebut tamat dari lembaga sekolah. Dalam ajaran Islam sangat diperhatikan prinsip kontiunitas, karena dengan berpegang pada prinsip ini, keputusan yang diambil menjadi valid dan stahil sesuai dengan ayat yang berbunyi : ,,..
J
"' ... ,. ...
,,, ,,,.o
...
l°}'?J 'i) lj.;~ 'ii ~'.:>\1! ~ ,,.. ,,..
J'.?f l~I 4:;" ·I ? Aili ,
""
....
/. ,
,,-
.:i)J:..°j
....
J ,,,,.
,
-
"'
~~ ljJu ;Y..l.ll 0!,,.. ...
r~< ~I G.J~ l)~~J J
llV-"'O
,,,,
,,..
,,..
...
Artinya:
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pedirian mereka, maka ma/aikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan) : "jangan/ah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih, dan gembirakanlah mereka dengan (memperoleh) syurga yang telah dijanjikan Allah kepadamu ". 30 (QS. 41: 30) 30 Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Semarang : PT. Tanjung Mas Inti, 1992), Cet. ke-2, h. 777
30
c. Prinsip obyektifitas "Dalam mengevaluasi berdasarkan kenyataan yang sebenamya tidak boleh dipengaruhi oleh hal-hal yang bersifat emosional dan irasional". 31 Allah SWT memerintahkan agar seseorang berlaku adil dalam mengevaluasi sesuatu, jangan karena kebencian menjadikan ketidak obyektifan evaluasi yang dilakukan, ini sesuai dengan firman Allah adalm (QS. 5:8) ,.. :J
r°ii
,, ....
0G ~;,,;.
-.1-
""
_,.
}
,,.
:r_, A.
0
""
\
J.
,,,....
x
($)
~Li ~1~ Ali ~1~ 1J;'°§' 1~1 ::f-jj1 ~ .... di
,,. -'\
,,.
/
J.
,,. 0
Li
....
o....
,1.
,J.
di
....
....
0jt::f 1.:.-i ;.;_ Aili 0! Aili 1~1) '5JA:11 y)i ~ l}J..l.PI IJJ.hf :Ji ~ .... ,,. ,,. ,,. ,,. /
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, hendak/ah kamu jadi orang-orang yang sela/u menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan jangan sekali-kali kebencianmu terhadap suqtu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adilah karena adil itu /ebih dekat kepada taqwa dan bertaqwalah keF Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. 2 d. Prinsip menyeluruh Prinsip yang melihat semua aspek, meliputi kepribadian, ketajaman hafalan, pemahaman, kerajinan, sikap kerjasarna, tanggungjawab dan sebagainya. 4. Sasaran Evaluasi Hasil Belajar Benyamin S. Bloom dan kawan-kawan berpendapat bahwa taksonomi (pengelompokan) tujuan pendidikan itu hams mengacu kepada tiga jenis domain
31
Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendicp!
lbid.. h. 159
31
(daerah binaan atau ranah) yang melekat pada diri peserta didik, yaitu : 1). Ranah proses berfikir (cognitive domain), 2). Ranah nilai atau sikap (affective domain) dan 3). Ranah keterampilan (psychomotor domain). Dalam konteks evaluasi hasil belajar, maka ketiga domain atau ranah itulah yang harus dijadikan sasaran dalam setiap kegiatan evaluasi hasil belajar yaitu : a. Ranah Kognitif Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktifitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif Dalam ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan jeajang paling tinggi. Keenam jenjang yang dimaksud adalah : "pengetahuan, pemahaman, penerapan (aplikasi), analisis, sintesis, dan evaluasi. "33 1. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan
adalah
kemampuan
seseorang
untuk
mengingat-ingat
kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus, dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya. Pengetahuan termasuk kognitif tingkat rendah. 2. Pemahaman (comprehension) Pemahaman
adalah
kemampuan
seseorang
untuk
mengerti
atau
memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan dilihat. Dengan kata lain, 33 Anas Sudjono, Pengruitar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Raya Grafindo Persada, 1998), Cet. ke-2, h. 49-50
32
memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Pemahaman dapat dibedakan dalam tiga kategori yaitu : Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari terjemahan dalam arti yang sebenamya, misalnya dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, mengartikan Bhineka Tunggal Ika dan sebagainya. Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran yakni menghubungkan bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dengan yang bukan pokok dan sebagainya. "Pemahaman tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah pemahaman ekstrapolasi. Dengan ekstrapolasi diharapkan seseorang mampu melihat dibalik yang tertulis,
dapat
membuat ramalan te!ltang konsekuensi atau dapat
memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus atau pun masalahnya". 34 3. Penerapan atau aplikasi (aplication) Penerapan
atau
aplikasi
merupakan
kemampuan
menggunakan
generalisasi atau abstraksi lainnya yang sesuai dalam situasi konkret dan atau situasi barn (Devies 1986 : 100). "Untuk penerapan atau aplikasi ini stSwa dituntut untuk memiliki kemampuan untuk menyeleksi atau memilih suatu abstraksi tertentu (konsep,
34
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, op. cit, h. 24-25
33
hukum, dalil, aturan, gagasan, cara) secara tepat untuk diterapkan dalam suatu . . baru d an menerap k annya secara benar" .35 s1tuas1
4. Analisis (Analysis) Analisis adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor yang lainnya. 5. Sintesis (Synthesis) Sintesis adalah kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses berfikir analisis. Sintesis meiupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang berstruktur atau berbentuk pola barn. 6. Evaluasi Evaluasi merupakan kemampuan menilai isi pelajaran lintuk suatu maksud atau tujuan tertentu. Dalarn evaluasi,
siswa diminta untuk menerapkan pengetahuan dan
kemampuan yang telah dimiliki untuk menilai suatu kasus. Evaluasi juga merupakan jenjang berfikir paling tinggi dalam ranah kognitif menurut taksonomi Bloom.
35
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bina Aksara, 1997), Cet. ke-13, h. 116
34
b. Ranah Afektif Taksonomi untuk daerah afektif mula-mula dikembangkan oleh David R. Krathwohl dan kawan-kawan (1974) dalam buku yang diberi judul Taxonomy of Educational Objectivies : Affective domain. Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif ini ditaksonomi oleh Krathwohl dan kawan-kawan menjadi lebih rinci Jagi kedalam lima jenjang yaitu : 1. Menerima atau memperhatikan (Receiving atau attending) Menerima atau memperhatikan adalah kepekaan seseorang dalam menenma rangsangan (stimulus) dari Juar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Menerima atau memperhatikan sering juga diberi pengertian sebagai kemauan untuk memperhatikan suatu kegiatan atau suatu objek. 2. Menanggapi (responding) mengandung arti partisipasi aktif Jadi kemampuan menanggapi
adalah
kemampuan
yang
dimiliki
oleh
seseorang
untuk
mengikutsertakan dirinya aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara. 3. Menilai atau Menghargai (Valuing) Menilai atau menghargai artinya memberikan nilai atau memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan. Dalam kaitan dengan proses belajar mengajar, peserta didik disini tidak hanya mau menerima
35
nilai yang diajarkan tetapi mereka telah berkemampuan untuk menilai konsep atau fenomena yang baik atau buruk. 4. Organisasi (Organization) Organisasi artinya mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai barn yang lebih universal, yang membawa kepada perbaikan umum. "Mengorganisasi merupakan pengembangan dari nilai kedalam satu sistem organisasi, termasuk didalamnya hubungan satu nilai dengan nilai yang lain, pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya". 36 5. Karakterisasi dengan suatu nilai (Characterization by a Value) Karakterisasi suatu nilai yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Disini proses internalisasi nilai telah menempati tempat tertinggi dalam suatu hierarki nilai. Tingkatan ini merupakan tingkatan afektif tertinggi karena sikap batin peserta didik telah benar-benar bijaksana. c. Ranah Psikomotorik Ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Ada enam tingkatan keterampilan yakni : 1). Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan tidak sadar) 2). Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar. 3). Kemampuan perseptual, termasuk didalamnya membedakan membedakan auditif, motoris dan lain-lain. 36
Anas Sudjono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, op. cit, h. 54-56
visual,
37
Penjelasan diagram : 1) Input Input adalah bahan mentah yang dimasukkan ke dalam transformasi. Dalam dunia sekolah maka yang dimaksud dengan bahan mentah adalah calon siswa yang barn akan memasuki sekolah. Sebelum memasuki suatu tingkat sekolah (institusi), calon siswa dinilai dahulu kemampuannya. Dengan penilaian itu ingin diketahui apakah telah kelak ia akan mampu mengikuti pelajaran dan melaksanakan tugastugas yang diberikan kepadanya. 2) Output Adalah bahan jadi yang dihasilkan oleh transformasi. Yang dimaksud dalam diagram ini adalah siswa lulusan sekolah yang bersangkutan. Untuk dapat menentukan apakah seorang siswa berhak lulus atau tidak, perlu diadakan kegiatan penilaian. 3) Transformasi Adalah mesin yang bertugas mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi. Dalam dunia sekolah, sekolah itulah yang dimaksudkan dengan transformasi. Sekolah itu sendiri terdiri dari beberapa mesin yang menyebabkan berhasil atau gagalnya sebuah proses transformasi. Bahan jadi yang diharapkan, yang dalam ha! ini siswa lulusan sekolah ditentukan oleh beberapa faktor sebagai akibat bekerjanya unsurunsur yang ada. Unsur-unsur transformasi sekolah tersebut antara lain : a. Guru dan personal Iainnya. b. Bahan pelajaran.
38
c. Metode mengajar dan sistem evaluasi. d. Sarana penunjang. e. Sistem administrasi. 38 4) Umpan balik (feed back) Adalah segala infonnasi baik yang menyangkut output maupun transfonnasi. Umpan balik ini diperlukan sekali untuk memperbaiki input maupun transfonnasi. Lulusan yang kurang bennutu atau yang belum memenuhi harapan, akan menggugah semua pihak untuk mengambil tindakan yang berhubungan dengan penyebab kurang bennutunya lulusan.
a) b) c) d) e) f)
Penyebab-penyebab tersebut antara lain : Input yang kurang baik kualitasnya. Guru dan personal yang kurang tepat. Materi yang tidak atau kurang cocok. Metode mengajar dan sistem evaluasi yang kurang memadai. Kurangnya sarana penunjang. Sistem administrasi yang kurang tepat.39 Oleh karena itu penilaian di sekolah meliputi banyak segi : calon siswa,
lulusan dan proses pendidikan secara menyeluruh.
38
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), Cet. ke-13, h. 4 - 5 39 Ibid., h. 5
BAB ID METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan rancangan penelitian deskripsi analitis yang akan menggambarkan atau mendekripsikan tentang pelaksanaan evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan guru-guru bidang studi Pendidikan Agama kelas I (satu) dan II (dua) MTsN Rangkas Bitung.
B. Variabel Penelitian Amos Neolaka mendefenisikan "variabel sebagai obyek penelitian atau apa yang
menjadi
titik
perhatian
suatu
penelitian
atau
kondisi-kondisi
yang
dimanipulasikan dikontrol dan diobservasi" .1 Dalam kaitan ini, yang menjadi titik perhatian dalam penelitian ini hanya pelaks8.llllan evaluasi hasil belajar yaitu pada tahap persiapan,
tahap penyusunan instrumen evaluasi,
tahap pelak:asanaan
pengukuran, tahap pengolahan hasil penilaian, tahap pelaporan dan penggunaan hasil evaluasi.
1
Amos Neolaka, Pengantar Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Grafindo Utarna, 1986), Cet. ke-
1, h. 66
~o
40
C. Definisi Operasional
Yang dimaksud dengan evaluasi hasil belajar disini adalah suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara berkesinambungan untuk menentukan suatu keputusan tentang tingkat hasil belajar forrnatif dan sumatif yang dicapai siswa dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
D. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini ialah guru-guru bidang studi Pendidikan Agama kelas I (satu) dan II (dua), MTsN Rangkas Bitung yang berjumlah 9 orang. Dari populasi di atas penulis mengambil sampel penelitian seluruh populasi yang ada yakni 9 orang guru bidang studi Pendidikan Agama yang ada di Rangkas Bitung.
E. Teknik Pengnmpulan Data Adapun teknik yang dipergunakan untuk pengambilan data lapangan ditempuh dengan : I. Teknik Angket
Angket yang dimaksudkan adalah berupa daftar pertanyaan y11ng hams diisi dan dijawab oleh responden. Teknik ini diberlakukan untuk memperoleh data dari guru-guru bidang studi Pendidikan Agama kelas I (satu) dan II (dua) sebagai responden. Dalam penelitian ini penulis menggunaklµl dua jenis angket, yaitu angket tertutup dan angket terbuka. Kedua jenis angket ini tidak dipisah akan tetapi
41
dikornbinasikan. Angket terbuka ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada responden memberikan jawaban jawaban yang lain apabila alternatif jawaban yang tersedia tidak sesuai dengan pendapat responden. Angket yang disebarkan kepada responden terdiri dari 22 item pertanyaan, yang terbagi dalam lima bagian. Bagian pertama, (tahap persiapan) berisi 5 pertanyaan yakni no. 1, 16, 17, 18 dan 19. Bagian kedua (tahap penyusunan instrumen evaluasi) berisi 6 pertanyaan yakni no. 5, 10, 11, 12, 13, 14. bagian ketiga (tahap pelaksanaan pengukuran) terdiri dari 7 pertanyaan yakni no. 2, 3, 6, 7, 8, 9 dan 22. Bagian keempat (tahap pengolahan hasil penilaian) terdiri dari 2 pertanyaan yakni no .15 dan 21. bagian terakhir ad alah pelaporan dan penggunaan hasii evaluasi terdiri dari 2 butir pertanyaan yakni no. 4 dan 20. Dalam kuisioner ini, penulis mengajukan 22 item pertanyaan dan prosedur penyebaran angket penulis memberikannya langsung kepada responden yang telah penulis tetapkan. 2. Studi Dokumentasi Dokumentasi yang dimaksudkan adalah data-data mengenai soal-soal evaluasi baik formatif maupun sumatif dan data-data mengenai prestasi belajar siswa.
F. Teknik Analisa Data Data-data yang diperoleh melalui angket diolah melalui tahap editing dan tabulasi. Data yang terkumpul melalui angket dianalisa secara kuantitatif melalui distribusi
frekuensi
dengan
memberikan
menggunakan rumus sebagai berikut :
persentase
dalam
ha!
ini
penulis
42
F
P= - - x 100% N P
=
Angka persentase
F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = Number of Cases ( jumlah responden )2
2
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999), Cet. ke-9, h. 40
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian tentang pengembangan prosedur evaluasi belajar dalam pencapaian tujuan pembelajaran di MTSN Rangkas Bitung yang dilaksanakan pada tanggal 12 September sampai dengan 22 September 2000 telah berhasil mengumpulkan datadata yang dibutuhkan untuk menjawab persoalan dalam pembahasan skripsi ini. Data-data tersebut dalam bab ini akan dideskripsikan untuk selanjutnya dianalisis secara statistik sehingga diperoleh suatu kesimpulan sebagai jawaban dari persoalan dalam pembahasan skripsi ini.
A.. Situasi dan Kondisi Objek Penelitian MTs Negeri Rangkas Bitung Kab. Lebak adalah relokasi dari Mts Negeri Kee. Cariu Kab. Bogor tahun 1981 berikut personil 5 orang tenaga kependidikan dengan siswa baru sebanyak 115 orang bertempat di MIS Nurul Fallah Pasir Malang. Tahun ajaran 1983/1984 menepati proyek lokal baru dengan tanah seluas 5200 M2 , sebanyak 3 lokal bertempat di komplek pendidikan Muara Ciujung Timur Rangkas Bitung. Setelah berturut-turut menempati lokal di MIS Kapugeran, MTs Swasta Al-Hidayah dan SD Djati Mulya. Sejak Berdirinya MTsN Rangkas Bitung hingga saat ini dipimpin oleh 4 Kepala Sekolah. Tenaga pengajar berjumlah 31 orang, merupakan lulusan perguruan tinggi dari IAIN, IKIP, UNILA, STKIP dan perguruan tinggi swasta lainnya.
44
Jumlah murid secara keseluruhan berjumlah 632 orang yiatu kelas I berjumlah 252 orang, kelas II berjumlah 202 orang dan kelas III berjumiah 179 orang. Fasilitas yang dimiliki berdasarkan data dokumentasi adalah sebagai berikut : 1. Ruang belajar terdiri dari 15 lokal. 2. Kantor Tata Usaha. 3. Ruang Kepala Sekolah. 4. Perpustakaan
1 lokal
5. Laboraturium a. IPA
2 lokal
b. Bahasa
2 lokal
c. Komputer
1 lokal
6. Aul a
1 lokal
7. Musholla
2 lokal
8. Perumahan penjaga
1 unit
9. Asrama
2 unit
10.MCK
B. Deskripsi dan Analisis Data Setelah diperoleh data berdasarkan hasil angket yang diberikan kepada guru sebagaimana disebutkan dalam bah III, bahwa tehnik analisa data yang digunakan dalam pembahasan skripsi ini adalah tehnik analisis deskripsi (persentase) dengan rumus:
45
F P=--X 100%
N Keterangan : P = Angka Persentase Pelaksanaan Evaluasi Hasil Belajar F = Frekuensi N = Jumlah Responden Dalam ha! ini data akan dibuat dalam bentuk. label distribusi frekuensi sebagai berikut :
Prosedur Evaluasi Hasil Belajar Tabet 1 Tahap Persiapan Jawaban Kegiatan
Pembuatan tujuan Penelaahan soal (review & revisi) Uji coba soal Menyusun soal ulangan harian bersama tim Menyusllll soal ulangan umum bersama tim
Sering
Selalu
Kadang
Jumlah
Tidak Pernah P(%) f
f
F
p (%)
F
P(o/o)
f
P(%)
7
77,8
I
11,l
I
11, 1
-
-
9
P(%) 100
6
66,7
I
11,1
2
22,2
-
-
9
100
2
22,2
3
33,3
4
44,4
-
-
9
100
-
-
4
44,4
2
22,2
3
33,3
9
100
4
44,4
1
11,l
2
22,2
2
22,2
9
100
Seperti halnya setiap kegiatan atau tindakan kependidikan selalu diawali dengan perencanaan atau persiapan. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dalam tahap persiapan sebagian besar (77,8%) guru membuat tujuan terlebih dahulu dan melakukan penelaahan soal (review dan revisi) sebanyak (66,7%). Hanya sebagian
46
kecil guru tidak melakukan kedua ha! ini. Sedangkan untuk uji coba soal hanya 2 responden (22,2%) yang selalu melakukan uji coba so al dan 3 dari 9 respond en atau sebesar (33,3%) sering melakukan uji coba soal dan 4 responden lainnya atau(44,4%) hanya kadang-kadang melakukannya. Untuk. kegiatan menyusun ulangan harian bersama tim, frekuensinya menunjukkan hanya sebagian kecil guru yang melakukan ha! ini baik yang menjawab sering sebanyak (44,4%), kadang-kadang sebanyak (22,2%) dan tidak pernah (33,3%). Sedangkan dalam menyusun soal ulangan umum bersama tim, hampir setengah dari guru atau (44,4%) menyusunnya bersama tim dan sebagian kecil menyatakan sering sebanyak (11,1%), kadang-kadang sebanyak (22,2%) dan tidak pernah sebanyak (22,2%). Fakta ini menunjukkan bahwa dalam tahap persiapan sebagian besar guru telah melaksanakannya dengan baik, hanya pada uji coba soal dan penyusunan soal ulangan harian bersama tim masih kurang. Kondisi ini menuntut kesadaran dari pribadi masing-masing guru untuk melakukan ujicoba soal dan menyusun soal ulangan harian bersama tim. Untuk mengetahui tahap penyusunan instrumen evaluasi secara nnc1 yang terdiri dari
penyusunan kisi-kisi soal, pemberian petunjuk pengerjaan soal,
pembagian soal secara proporsional, penggunaan tehnik non tes, bentuk tes tertulis dan kesesuaian soal dengan materi, dapat dilihat pada tabel berikut ini, yaitu : tabel 2.1, 2.2, 2.3, dan 2.4.
47
Tabet 2.1 Tahap Penynsunan Instrnmen Evatuasi Jawaban
F
p (%)
F
p (%)
f
p (%)
2
22,2
2
22,2
4
44,4
1
11,1
9
100
6
66,7
2
22,2
1
11,1
-
-
9
100
7
77,8
2
22,2
-
-
-
-
9
100
Selalu
Penyusunan kisi-kisi soal Pemberian petunjuk pengerjaan soal Pembagian soal secara proporsional
Jumlah
Tidak pernah p (%) f
Kegiatan
Kadang
Sering
f
p (%)
Tabet 2.2 Penggunaan Tebnik Non Tes
Penggunaan Tehnik Non Tes Ya Tidak Jumlab
Frekuensi
Persentase (%)
7
77,8
2
22,2
9
100
Tabet 2.3 Bentuk Tes Tertutis yang Sering Digunakan
Bentuk Tes Tertulis
Frekuensi
Persentase (%)
Subyektif Test
3
33,3
Obyektif
3
33,3
Gabungan Keduanya
3
33,3
9
100
Ju ml ab
48
Tabet 2.4 Kesesuaian Soal dengan Materi Frekuensi
Persentase (%)
Seluruhnya Sesuai
6
66,7
Sebagian Besar
3
33,3
Sebagian Kecil
-
Seluruhnya Tidak Sesuai
-
-
9
100
Kesesuaian Soal
Jumlab
Dalam tahap penyusunan instrumen evaluasi, sebagian besar guru sudab melaksanakannya dengan baik, hal ini dapat dilihat dari tabel di atas, qalam kegiatan pemberian petunjuk pengerjaan butir soal, pembagian soal secara proporsional dan kesesuaian soal dengan materi yang telab dipelajari kesemuanya menunjukkan babwa sebagian besar guru telab melaksanakannya, untuk pemberian petunjuk pengerjaan butir soal sebanyak 66, 7%, untuk pembagian soal secara proporsional (sukar, sedang, mudab) sebanyak 77,8%, dan untuk kesesuaian soal dengan materi sebanyak 66,7%. Dalam pembagian soal secara proporsional dan kesesuaian soal dengan materi hal ini sesuai dengan salab satu prinsip penilaian yakni prinsip menyeluruh. Dalam kaitannya dengan baban pelajaran, penilaian menyeluruh berarti baban kajian yang dicakup oleh alat penilaian dapat mewakili seluruh baban pelajaran yang dipelajari oleh siswa. Sedangkan ha! yang harus mendapat perhatian dari guru adalab kegiatan dalam penyusunan kisi-kisi soal karena dengan membuat kisi-kisi soal dapat menjaga agar tes yang kita susun tidak menyimpang dari baban (materi) serta aspek-aspek
49
tujuan pembelajaran yang akan di nilai dalam tes. Dari tabel di atas dapat dilihat dalam penyusunan kisi-kisi soal hanya 22,2% guru yang selalu dan sering menyusunnya sedangkan 44,4% atau hampir setengah dari guru yang kadang-kadang menyusunnya dan 1 respond en (11, 1% ) yang menjawab tidak pernah menyusunnya. Untuk bentuk tes tertulis yang sering digunakan oleh guru jika dilihat dari tabel di atas kesemuanya menunjukkan persentase yang berimbang, yakni 33,3% guru yang menggunakan subjektif tes, 33,3% guru yang menggunakan objektif tes dan yang menggabungkan subyektif dan obyektif tes pun sebanyak 33,3%. Sedangkan dalam penggunaan teknik non tes sebagian besar guru (77,8%) menggunakannya, hanya sebagian kecil (22,2%) guru yang tidak menggunakan tehnik non tes. Untuk mengetahui pelaksanaan pengukuran yang terdiri dari pelaksanaan pre test dan post tes, tehnik non tes dan tes yang digunakan dan pelaksanaan tes baik tes lisan maupun perbuatan, dapat dilihat pada tabel berikut yaitu : Tabel 3 .1, 3 .2, 3 .3 dan 3.4. Tabel 3.1 Pelaksanaan Pre Test dan Post Test Jawaban Kegiatan
Selalu
Sering
Kadang
Jumlah
Tidak pernah f P(%)
P(%) 77,8
F 2
p (%) 22,2
f
P(%)
Pelaksanaan pre test
F 7
-
-
-
Pelaksanaan post tes
5
55,6
3
33,3
I
11, 1
-
-
F 9
P(%) 100
9
100
50
Tabet 3.2 Tehnik Non Tes yang Sering Digunakan Frekuensi
Persentase (%)
Wawancara
7
77,8
Observasi
-
-
Studi kasus
2
22,2
Sosiometri
-
-
9
100
Tehnik Non Tes
Jumlah
Tabet 3.3 Tehnik Tes yang Sering Digunakan Frekuensi
Persentase (%)
Tertulis
8
88,9
Lisan
1
11,1
Perbuatan
-
-
9
100
Tehnik Tes
Jumlah
Tabet 3.4 Petaksanaan Tes Jawaban Kegiatan
Pada pre test
Padapos test
Pada test sumatif
Tidak pernah
Jumlah
KetikaPBM berlangsung
f
P(%)
F
P(%)
f
P(%)
F
p (%)
f
P(%)
f
p (%)
Pelaksanaan tes lisan
7
77,8
1
11,1
-
-
-
-
1
11, 1
9
100
Pelaksanaan tes perbuatan
2
22,2
5
55,6
-
-
2
22,2
-
-
9
100
Si
Pada tahap pelaksanaan pengukuran, sebagian besar (77,8%) guru selalu mengadakan pre tes sebelum memberikan materi pelajaran dan sebagian kecil (22,2%) yang menyatakan bahwa guru sering melaksanakannya. Sedangkan untuk pelaksanaan post tes, lebih dari setengah (55,6%) guru selalu melaksanakannya dan hanya sebagian kecil guru yang sering (33,3%) melaksanakannya dan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 11, I%. Untuk pelaksanaan tehnik non tes, tehnik yang sering digunakan oleh guru sebagian besar (77,8%) adalah wawancara dan sebagian kecil (22,2%) guru yang menggunakan studi kasus. Sedangkan dalam pelaksanaan tes, bentuk tes tertulis merupakan bentuk tes yang sering dipergunakan sebagian besar (88,9"/o) guru dan yang menggunakan tes lisan sebanyak 11,1%. Hal ini menunjukkan bahwa guru bidang studi Pendidikan Agama MTsN Rangkas Bitung lebih sering menggunakan bentuk tes tertulis. Dalam pelaksanaan tes lisan sebagian besar (77,8%) guru lebih sering mengadakannya pada saat pre test dan sebagian keci! guru mengadakan tes lisan pada saat post test dan ketika proses belajar mengajar berlangsung dengan persentase yang sama yakni 11,1%. Sedangkan untuk pelaksanaan tes perbuatan, sebagian kecil (22,2%) guru mengadakannya pada saat pre test, lebih dari setengah (55,6%) guru mengadakannya pada saat post test dan sebagian kecil (22,2%) guru yang menyatakan tidak pemah mengadakannya.
52
Untuk tahap pengolaban basil penilaian yang terdiri dari pembuatan kunci jawaban soal dan penentuan nilai akhir, dapat dilihat pada tabel : 4.1 dan 4.2
Tabel 4.1 Pembuatan dan Penentuan Kunci Jawaban Soal Frekuensi
Persentase (%)
Selalu
9
100
Sering
-
-
9
100
Pembuatan Kunci Jawaban
Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah
-
Tabel 4.2 Penentuan Nilai Akhir Penentuan Ntlai Akhir Nilai Formatif + Nilai Sumatif 2
Frekuensi
Persentase (%)
5
55,6
I
11, I
3
33,3
9
100
Rata-rata Nilai Formatif + Nilai Cawu + Tugas + Kehadiran 4
2 Nilai F ormatif + Nilai Cawu + Tingkah Laku + Kehadiran 5 Jumlab
Dalam pengolahan basil penilaian yang tertera dalam tabel di atas menunjukkan babwa untuk kegiatan pembuatan kunci jawaban soal, seluruh guru selalu (I 00%) membuat kunci jawaban soal setelah selesai membuat soal. Sedangkan
53
untuk menentukan nilai tiap guru mempunyai pendapat sendiri tentang cara menentukan nilai akhir. Hal ini dipengaruhi oleh pandangan mereka terhadap penting dan tidaknya bagian, kegiatan yang dilakukan siswa. Yang dimaksudkan dengan kegiatan-kegiatan siswa misalnya : menyelesaikan tugas,
mengikuti diskusi,
menempuh tes formatif, menghadiri pelajaran dan sebagainya. Sementara guru berpendapat bahwa menghadiri pdajaran dan kegiatan
yang
sangat
menunJang
m~ngikuti
prestasi
diskusi sudah merupakan
sehingga
absensi
siswa
perlu
dipertimbangkan dalam menentukan nilai akhir. Guru lain berpendapat sebaliknya, karena walaupun hadir dalam pelajaran mungkin hanya raganya saja. Dengan demikian tidak ada gunanya memperhitungkan absensi, namun walaupun terdapat perbedaan dalam cara menentukan nilai akhir semua cara yang tertera di dalam tabel telah sesuai dengan pedoman penilaian yang telah ditetapkan. Tahap terakhir yaitu penggunaan hasil evaluasi akan diuraikan pada tabel : 5.1 dan 5.2. Tabel 5.1 Penggunaan Hasil Evalu!lsi Belajar
Penggunaan Hasil Evaluasi Belajar
Frekuensi
Persentase (%)
Selalu
6
66,7
Sering
2
22,2
Kadang-kadang
1
11, 1
Tidak pernah
-
-
9
100
Jumlah
54
Tabel 5.2 Penggunaan Hasil Evaluasi Formatif Penggunaan Hasil Evaluasi Formatif
Frekuensi
Persentase (%)
Diagnostik
7
77,8
Seleksi
I
11, I
Penempatan
I
11,1
9
100
Jumlah
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas hasil pendidikan dapat dilakukan melalui pemanfaatan data hasil penilaian. Hasil penilaian, baik melalui tes maupun non tes, besar sekali manfaatnya bila dikaji dan digunakan untuk upaya perbaikan proses belajar mengajar termasuk didalarnnya untuk membantu perbaik.an belajar siswa yang sebagian besar (66,7 %) guru selalu menggunakannya dan sebagian kecil (22,2 %) yang sering menggunakannya dan (11,1 %) guru yang kadang-kadang menggunakannya. Untuk hasil evaluasi formatif digunakan oleh sebagian besar (77,8%) guru untuk diagnostik (mengetahui kelemahan dan perbaikan siswa), sedangkan yang memanfaatkan hasil evaluasi formatif untuk seleksi hanya sebagian kecil (11,1%), begitu pula guru yang memanfaatkannya untuk penempatan hanya 1 responden dari 9 responden yang ada atau 11, 1%. Hambatan-hambatan yang dialami guru bidang studi Pendidikan Agama dalam pelaksanaan evaluasi hasil belajar :
55
1. Kurangnya persiapan siswa dalam mengbadapi evaluasi basil belajar yang menyebabkan nilai yang diperoleb siswa menjadi rendab 2. Kurangnya minat membaca pada siswa 3. Kurangnya biaya untuk pelaksanaan evaluasi basil belajar 4. Kesulitan memberikan motivasi pada siswa untuk belajar di rumab 5.
Sebagian besar dari siswa tidak memiliki buku pustaka sebagai baban acuan untuk belajar di rumab.
BABV
PENUTUP
A. Kesimpulan Secara umum evaluasi hasil belajar bidang studi Pendidikan Agama di MTsN Rangkas Bitung, sebagian besar atau sekitar (80 %) telah dilaksanakan berdasarkan prosedur yang terdapat dalam buku petunjuk penilaian Madrasah Tsanawiyah yang telah ditetapkan. Hanya sebagian kecil dari prosedur yang belum di laksanakan dengan baik oleh guru bidang studi Pendidikan Agama. 1. Pada tahap persiapan, yaitu kegiatan uji coba soal dan penyusunan soal ulangan harian bersama tim. Dalam kegiatan uji coba soal hampir setengah dari guru (44,4 %) hanya kadang-kadang saja dalam melakukan uji coba soal. Ada yang berpendapat bahwa uji coba butir soal kurang efisien baik dari segi waktu, tenaga dan biaya, namun uji coba soal tersebut tetap diperlukan untuk pengkajian mutu-mutu soal. Sedangkan dalam kegiatan penyusunan soal ulangan harian bersama tim
hanya
sekitar (44, 4 %)
yang
sering
melakukannya, selebihnya (55,6 %) dari responden hanya kadang-kadang bahkan ada yang tidak pemah menyusun soal ulangan harian bersama tim.Hal ini dapat terjadi dikarenakan dalam penyusunan soal ulangan harian bersama tim dibutuhkan waJ...'tu yang tidak sedikit atau dengan kata lain masingmasing guru harus meluangkan waktunya pada waktu yang sama. Sedangkan ha! inilah yang mertjadi kendala karena
~etiap
guru mempunyai kesibukan
57
yang berbeda
sehingga waktu luang yang dimiliki oleh gurupun berbeda
pula. 2. Pada tahap penyusunan instrumen evaluasi, dalam kegiatan penyusunan kisikisi soal, karena hampir setengah dari guru atau sekitar (44,4 %) hanya kadang-kadang menyusunnya dan 11,1 % yang menyatakan tidak pernah menyusunnya. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh pribadi masing-masing guru dan juga kurangnya kesadaran dari pribadi masing-masing guru akan pentingnya melakukan menyusun kisi-kisi soal.
B. Saran-saran 1. Seyogyanya kepala sekolah terns memberikan pengarahan dan bimbingan
kepada guru-guru bidang studi Pendidikan Agama misalnya dengan cara mengadakan penataran di sekolah dengan materi
bahasan
evaluasi hasil
belajar.
• 2. Kepala sekolah hendaknya memberikan kesempatan yang luas kepada guru bidang studi pendidikan Agama untuk mengikuti penataran-penataran di luar sekolah yang bersifat membina profesionalisme guru sebagai salah satu altematif untuk meningkatkan mutu profesionalisme guru di MTsN Rangkas Bitung. 3. Hendaknya guru yang bersangkutan dalam melaksanakan evaluasi hasil belajar benar-benar berpedoman pada buku petunjuk tanpa melewatkan satu
58
langkah atau tahap pun yang telah ditetapkan sehingga pelaksanaan evaluasi hasil belajar sesuai dengan prinsip-prinsip yang ada. 4. Hendaknya penelitian ini dilanjutkan ke tingkat penelitian yang lebih tinggi untuk diketahui tingkat korelasi antara evaluasi hasil belajar dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan Madrasah Tsanawiyah Negeri Rangkas Bitung.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Supriyono, Widodo, Psikologi Belajar, Jakarta : Rineka Cipta, 1991, Cet. Ke-I Arikunto, Suharsimi, Dr., Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 1991, Cet. ke-7 Bell Gledier, Margaret, E., Belajar dan Membelajark!!!!, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1994, Cet. Ke-2 Departemen Agama RI, Al-Our'an dan Teriemahnya, Semarang : PT. Tanjung Mas Inti, 1992, Cet. ke-2 Dimyati, Dr., dan Mudjiono, Drs., Belajar dan Pembelajar!!!!, Jakarta : Rineka Cipta, 1999, Cet. Ke- I Djamarah, Syaiful Bahri, Drs., dan Zain, Aswaq, Drs., Strategi Belajar Mengajar, Ja!carta · R_ineka Cipta, 1997, Cet. ke-1
Hamalik, Oemar, Dr., Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara, 1995, Cet. ke-1 Harahap, Nasrun, Drs., dkk., Tehnik Penilaian Hasil Belajar, Jakarta : Bulan Bintang, • 1982, Cet.ke-3 Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM, Jakarta: Rajawali Pers, 1993, Cet.ke-5 M. Echols, Jhon dan Shadily, Hasan, Kamus Inggris Indonesia. Jakarta : PT. · Gramedia, 1996 Cet.ke-23 Mudhoffir, Drs., M.Sc., Teknologi Instruksional, Bandung : Remaja Rosda Karya, 1994, Cet. ke-6 Muhaimin, Drs, M.A., dan Abdul Mujib, Dr~., Bandung: Triganda Karya, 1993, Cet. ke-1
Pemikiran Pendidikan Isl!!ID,
N.K. Roestiyah, Didaktik Metodik, Jakarta: Bina Aksara, 1986, Cet. ke-2 Neolaka, Amos, Pengantar Penelitian Pendidikan, Jakarta : Grafindo Utama, 1986, . · Cet.ke-1
60
Purwanto, M. Ngalim, Drs., Prinsip-prinsip dan Tehnik Evaluasi Pengajaran, • Bandung: Remaja Rosda Karya, 1992, Cet.ke-2 - - - , Psikologi Pendidikan, Bandung : Remaja Rosda Karya, 1996, Cet.ke-11 Rohani, HM, Ahmad, Drs., dan Ahmadi, Abu, Drs., Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 1995, Cet.ke-2 Silverius, Suke, Evaluasi Hasil Belajar Dan Umpan Balik, Jakarta : Grafindo, 1991, Cet. ke-1 Slameto. Drs., Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester, Jakarta : Bumi Aksara, 1991, Cet. ke-2 Soekartawi, et.al., Meningkatkan Rancangan Instruksional, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995, Cet. ke-5 Subari, Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Perbaikan Situasi Mengajar, Jakarta : . Bumi Aksara, 1994, Cet. ke-1 Sudijono, Anas, Drs., Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1998, Cet. ke-2 - - - . , Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999; Cet. ke-9, h. 40 Sudjana, Nana, Drs., Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : Remaja Rosda Karya, 1991, Cet. ke-3 · Sukmadinata dan Syaodih, Nana, Dr, Prof., Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1997, Cet. ke-1 Thaha, M. Chabib, Drs., M.A., Tehnik Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Rajawali Pers, 1991, Cet. ke-1 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesi
KEPALA MADRASAH DRS. MAMAN ARIEF, M. NIP. 150 193 822 WAKAMADRASAH TUSLI, D. NIP. 150 340 045
~----------------------------I
I
I
BID. KESISWAAN DRS. A BAEHAQI NIP.150269751
BID. KURIKULUM lS. IDRIS DJAMRONI NIP. 150 269 751
KAUR TU DRS. MAMAN RAfWAN NIP. 150 121 143 I
BID. BP-BK DRS. ODil DJARNUJI NIP. 150 182 004
BID. HUMAS H. MOH. KURD! NIP. 150 121 143
I I
biludin 121 330
H. Zaenudin :NIP. 150 121 097
Ors.Cece
Drs. M. Rusdi
Moh. Basri
Sueb Radian
NIP. 150 261 151
NIP. 150 181 327
NIP. 150 121 077
NIP. 150 269 745
Dra. Srisusilawati NIP. 150 269 745
~
Drs. Abd. Aziz. H NIP. 150 273 496
Ratnasari S.Pd.
NIP. 150 274 782
Dra. Hj. E. Djuhaeni NIP. 150 098 066
Abdul Malik
h
Drs. Moh. Juanda NIP. 150 277 437
Tuti Rohrnulyati S.Ag. NIP. 150 288 742
dausS.Pd. 287 216
Drs. Arfan Fuad
Dra. Roziana
Sairah S.Pd.
Yusup S,Ag.
Drs. Rahmat
Baharun, S.Pd.
Moh. Lutfie
NIP. 150 288 740
NIP. 150 288 743
NIP. 150 288 741
NIP. 150 287 218
NIP. 150 288 739
NIP. 150 288 739
NIP. 150 243 128
oswati 263 198
Endah Rosyadah
NIP. 150 256 060
Oom Romlah BA. NIP. 150 264 271
Nonoh Suawati, B.A NIP. 150 254 834
~I
II
II
I
NIP. 13909203
Drs. Hidayat
I
NIP. 150 287 217 :
II
II
RUDI RUST ANDI
II II
SISWA-SISWA MTsN PASIR.SUKARA YAT RANGKAS BITUNG KAB. LEBAKI
Siti Rohmah
NIP. 150 224 962
Juanda Atmaja BA. NIP. 150 254 517
I I
Mumun Munawaroh NIP. 150 244 233 A. Hermawan
NIP. 150 121 123
El'
DEPARTEMEN AGAMA INSTITUf AGAMA ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS TARBIYAH Telepon : - )401925 .J
'· H. Juartda No. 95 Ciputat 15412
1r: PP.125.1/ IV
/FT/l!l. 2000
Jakarta,
• • 1 (satu) berkas 11 : Bimbingan Skripsi.
·1-7 ·Apr±l ................. 1_? '2000" .
Kepada Yth.
i. u,;,;: Il,i._. "F.Ai'iiili s;.c:~·L~" i.:S;.' · · 2. J>ro,.· ·ltf'J.dchu:\· · · · · · · · · · · · • · · · Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah JAKARTA.
i;,,,,•
·
Assalamu•alaikum Wr. Wb. Dengan ini diharapkan kcsediaan Saudara untuk menjadi·Pembimbing I/II (rnateri/teknis) • penulisan skripsi mahasiswa : W~lll'1TT
...••..•..•
Nam a
;R;i.13.'li>.
NomorPokok
.1s6.18.124:i:i .............................................. .
Jurusan
lCapondidik!l)l· Isl.am·· .•... · .. • · . · . • · .. · · · · · · · · · · · · · · · · · · ·
Judul Skripsi
Panucmbe>i~'"" Proseti.m.. »rehro.d ·ED.ail ·Jlelajar ·Dulcr.1 · · · · · ·
....................................................................... . .. .. .... . .. .. . . . . . . .. .... .................................. ; .......... . -
Judul tenebut telah dlsetujui oleh Jurusan yang benan&kutan pada tanggal : ......... .
20op ................
. ~~.L:aret. dengan out linc,abstraksi dan daftar pustaka terlampir. Bimpfogan skripsi ini harap diselesaikan dalam waktu 6 (enam) bulan, yakni sampai dengan tanggal . • 13 •ile:i,.tembu:r •2:()00 • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • · • · · · · · " • · • • · · • · · · · · · • · · • · Setelah judul tersebut dikonsuitasikan dengan Pembimbin& terjadi pcrubahan, harap segera dilap 0 rkan ke Fakultas. Laporan berikutnya dilaksanakan pada bulnn ketiga dan ketim• kepada Ke tu a Jurusan dan Pemban tu Dekan I. Demildan atas kesediaan Saudara kami ucapkan terima kasih. Wassalam.
A.n. DEKAN
TEMBUSAN : I. Dekan (Sebagai Laporan) 2. Yth. Sdr. Ketua Jurusan
Kependidikan- Islam·
DEPARTEMEN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS TARBIYAH da No. 95 Ciputat 15412
1mor: PP.125/IZ /FT/ 2COC mp. : l : Perpanjangan Masa Bimbingan Penulisan Skripsi
Telepon: 7401925 Fax: 7402982
Jakarta, ·i J Septe;;i.ber 2CC:C:
Kepada 0 Hj '. .. ':'.7 •• cl.i l Yth.1. .:-'· .-r•a -: .. :.. ..... .... :-:?: ··.:'.S •· I.:. Si 2. IT.er~.· .. ~A..:.CiC~aJ1.. liz.s.Ud. Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Assalamu'alaikum wr. wb. Menunjuk permohonan perpanjangan bimbingan penulisan skripsi : Nam a : .Tli.sna . .Les~,v;a:i;i, ........................................... .. No. Pokok : .,19.6.18.12.4:73 ..................................................... . Jurusan : .L..L ........................................................ : .......... . Judul Skripsi : . !'.El~o.se dUJ.'.. peng.emb•ngan ..e.va:I.1>2.&ib ..hasiJ>;:.,:.. . l>.el.a ;j.:;,r.. dalaJ:ll.. ·;!lil;r.tG a p&ian .. i.ot-j ua,n . 'fl 6Elbe±a..j a:r:an · fil ..Ji!T.sl'l"•• Raa3_gl;; ·7'S • ;ill, "{;cmg.11.................. . tanggal ...1J ..fil:.P!J!J..u,:;:a:;;;a •.• yang telah mendapat persetujuan dari Saudara selaku Pembimbing I/II mahasiswa yang bersangkutan, dengan ini kami mohon agar bimbingan penulisan skripsi tersebut diteruskan sampai paling lambat tanggal .. ~ J. -1.Ia:re '6 .. ~0-G·1· · · · · ·.. · Demikianlah, atas kesediaan Saudara diucapkan terima kasih. Wassalam,
'> • Fr:J,_dhlla Suxa1a(J',, E. Si !b 215 2E.1J
..
Tembusan:
I. Ketua Jurusan
DEPARTEMEN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYARIF IDDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS TARBIYAH :la No. 95 Ciputat 15412 omor: PP.125. II VI /FT/ 200U mip. al : RISET/WAWANCARA
Telepon: 7401925 Fax: 7402982 13 Jun:i.i. Jakarta, ...... ·········20001 ... ······· ........ .
Assalamu'alaikum wr. wb. Dcngan hormat kami sampaikan bahwa: :at
:
.
~i~~te~~i:ii:riJi1ta'ii.. Ne:·29u:·n.:t·~cH11':f .............. ..
~~:~.~-~~~·.·.~-~~~~.s.·.·:.·::.".".".".".".".":·::.·:::.·::.".".".".".".".".".":.·:::·.·::.".".".".".".".".".".".
adalah mahasiswa Faki.iltas Tarbiyah IAIN SyarifHidayatullah Jakarta: No. Induk ..1~16.18124'73 .................................................... . Jurusan : ~ixi~?::l:<:i.+.l!:~n :i:.~;i,!i.l!l: ................... ~ .................. · Semester . Tahun Akademik ~ .1999/~QQQ::: " Sehubungiin dengan tugas penyelesaian skripsi -yang berjudul :
.. ." ." ." ." .".": .": ."."." ."." ." ." :: .":: .":." ." .": ." ." ." ." .": .": ." ." ." ." ." .": .":: .": ." ." ." ." ."
... ~.ng1tml:>~ng1i1.n.. l?:t:l'.a.eP. ur.. Jw.aluaa1 . .lia1'11l. Belaj.ar ..d.alaar ....
.., ~;!)~~P.::i-~n ..'r.I:' ~ Hlil.\1.. ~'!l.Q~;l,!i!~.~;i;-~n ..4-.~.. !"!~;i;~P.~l.l.. ~~.n~w;i,~.h ... ~~~~~ ..~~.')~~~~ .. ~~.~-~.!"!~''.'.' ........................................................
.. ..."14 ........................................................................................
di .... ~.~.~:.R~.11~~~.. ~.:i,:t;µ,og························································
Oleh karena itu, kami mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk menerima mahasiswa tersebut dan memberikan bantuannya. Demikianlah atas perhatian dan bantuan Bapak/Ibu/Saudara kami mengucapkan terima kasih. Wassalam,
DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
IVIADHASAI-I TSANAWIYAH NEGERI PASIR SUKARAYAT
KABUPATEN OT. II LEBAK ( 156) JI. Komplck Pcndidiknn No. 31 L Tclp. (025?.) 22300 Rnngknsbirung Kcdc Pos 42314
SURAT.
Hamor
1
KEl'ERANGAN
Ml's-i/07/RM.01/187/2000
nc b·ortarnia ·ca.ngan d.il,awah ini Kepali• Madraaa.h ;:-o..yut l\ab
Lt:~b:;i.l{
rnenox·angkan bahwa Sdr
~'sa.nawfya.h
Hageri Pasir
Su-
s LC:SMA~fATI
JI a m a
I
11.ISNA
1'' a.kultas
1
Ta.rb:cyah IAIN Sya.rif l:Iida;yatu11.ah Jakarta
Jurusan
. 1 Kependidi ken
Alamat
I
"
:Islam
Ra.ngkasbi tung
le.h :nolakJanak"n F enclHian pada Lemba.ga. kruni (Ml.'sllLPasir Suka.ra,yat Kab Lebak) '"uJ.' balvrn penulisan sla:>ipsi dengan
jud~
''Pengembangan Prcsedur EvaJ.uasi Hasil
lccj.-,:c Daln;i Pencaprd.all\ Tujua.n Pembela.jara.n Di Ml's.'f Ra.ngkasbit:ung'' da.ri tamgga>l Ssptn:n'u.31• sampa:i. 22 September 2000.
;:.:y;.,,,., su· ~-at kotcr:mr;rm ini kami buat untuk digunakan seperlurya.;·
8 Nopember 2000 a: l a:
Kepada Yang Terhormat Bapak/lbu
Guru Bidang Studi PAI Di Tempat
Salam sejahtera saya sampaikan, mudah-mudahan Bapak I lbu dalam keadaan sehat wal afiat dan sukses dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Amin. Selanjutnya saya mohon kesediaan Bapak I Ibu untuk mengisi pertanyaanpertanyaan dalam angket ini sesuai dengan apa yang telah Bapak I Ibu laksanakan. Hasil angket ini saya butuhkan untuk bahan penulisan skripsi dengan judul
"Pengembangan Prosedur Evaluasi Basil Belajar Dalam Pencapaian Tujuan Pembelajaran di MTsN Rangkas Bitung". Perlu Bapak I lbu ketahui bahwa angket ini tidak ada pengaruhnya terhadap reputasi Bapak I lbu sebagai guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri Rangkas Bitung. Atas perhatian Bapak I Ibu, sebelumnya saya ucapkan terimakasih.
Ciputat,
September 2000
Risna Lesmawati Mahasiswi IAIN Jakarta
Angket untuk guru bidang studi PAI MTsN Rangkas Bitung
Petunjuk : Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan apa yang telah Bapak/Ibu lakukan.
I. Sebelum mengadakan tes, apakah Bapak/lbu menentukan tujuan yang ingin dicapai oleh siswa? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pemah
2. Sebelum memberikan materi pelajaran apakah Bapak/lbu mengajukan pertanyaan berkaitan dengan mata pelajaran tersebut? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pemah
3. Sesudah memberikan materi pelajaran apakah Bapak/lbu mengadakan post tes? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pemah
4. Apakah hasil evaluasi yang dilakukan setiap kali proses pembelajaran digunakan untuk membantu perbaikan belajar siswa ? a. Selalu S. Dalam
b. Sering melaksanakan
c. Kadang-kadang proses
penilaian
d. Tidak pemah hasil
belajar
apakah
Bapak/lbu Juga
menggunakan teknik non tes? a. Ya
b. Tidak
6. Bila menggunakan teknik non tes, teknik apa yang Bapak/lbu gunakan ? a. Wawancara
b. Observasi
c. Studi Kasus
d. Sosiometri
e .................. .
7. Dalam menyajikan tes, bentuk tes apakah yang lebih sering Bapak/Ibu gunakan ? a. Tes Tertulis
b. Tes Lisan
c. Tes Perbuatan
Kapan Bapak/Ibu mengadakan tes lisan ? a. Pada Pre-Test
b. Pada Post-Test
d. Tidak pemah
e .................. .
c. Pada Tes Sumatif
Kapan Bapak/Ibu mengadakan tes tindakan atau perbuatan ? a. PadaPre-Test
b. PadaPost-Test
d. Tidak pemah
e .................. .
c. Pada Tes Sumatif
0. Jika tes itu tertulis, bagaimana bentuk tes yang diberikan ? a. SubyektifTes (tes uraian) b. ObyektifTes (pilihan ganda., lisan, menjodohkan dsb ). c. Gabungan Keduanya 1. Apakah Bapak/Ibu menyusun kisi-kisi terlebih dahulu sebelum melakukan penulisan soal, untuk ulangan atau sumatif? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak perr.u.'i
2. Dalam penulisan soal apakah Bapak/Ibu memberikan petunjuk pengerjaan butir soal ? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pemah
3. Apakah soal-soal dalam setiap tes sesuai dengan materi yang telah dipelajari ? a. Seluruhnya sesuai
c. Sebagian kecil sesuai
b. Sebagian besar sesuai
d. Seluruhnya tidak sesuai
4. Apakah dalam penulisan soal Bapak/Ibu membagi soal dalam kategori sukar, sedang dan mudah secara proporsional ? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pemah
5. Set el ah soal dibuat apakah Bapak/lbu langsung membuat dan menentukan kunci jawaban soal ? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pemah
6. Apakah Bapak/Ibu melakukan penelaahan soal (review dan revisi ) setelah soal itu ditulis ? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pemah
7. Apakah Bapak/Ibu melakukan uji coba soal yang telah dibuat? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pemah
.8. Apakah Bapak/Ibu menyusun soal ulangan harian bersama tim (pengasuh bidang studi yang sama)? a. Selalu
b.Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pemah
19. Apakah Bapak/Ibu menyusun soal ulangan umum bersama tim (pengasuh bidang studi yang sama) a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pemah
W. Hasil dari kegiatan evaluasi formatif yang telah Bapak/Ibu laksanakan dimanfaatkan
atau difungsikan untuk apa ? a. Diagnostik (mengetahui kelemahan dan perbaikan) b. Seleksi c. Penempatan 21. Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam menentukan nilai akhir '.'
22. Jelaskan hambatan-hambatan yang Bapak/Ibu alarni dalam pelaksanaan evaluasi hasil
belajar siswa !