EFEKTIFITAS PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI PADA PE!VIBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN HUBUNGANNYA DENGAN HASIL BELAJAR DI Sl\1A NEGERI 70 JAKARTA
Diajukan Dalarn Rangka Memenuhi Salah Satu Persyaratan Untuk Mernperoleh Gelar Smjarn1 Pendidikm1 Islam Pada Fakultas Ilrnu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendiclikan Agarna Islam di UIN Syarif Hiclayalullah Jakarta
Oleh:
YAlJMIL FITRI HAQIQI
0011017822
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KE.GURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERl SY ARIF JUDA YA TULLAI-1 JAKARTA 1425 1-1 /2004 M
EFEKTIFITAS PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN HUBUNGANNYA DENGAN HA SIL BELAJAR DI SMA NEGERI 70 JAKARTA
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilnm Tarbiyah dan Keguman Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendiddikan Islam
Oleh: Yaumil Fitri Hagigi NIM: 0011017822
Di bawah bimbingan
LNIP: 150 012 567
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATUJ,LAH JAKARTA 1425 HI 2004 M
PENGESAHAN PANITIA U.HAN
Skripsi
y~ng
berjudul
"EFEKTIFITAS
PELAKSANAAN
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DAN HUBllNGANNY A DENGAN HASIL BELA.JAR DI SMA NEGERI 70 .JAKARTA"
telah diujikan dalam
sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hiclayatullah Jakm1a pada tanggal I 0 September 2004. Skripsi ini tel ah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam Program Strata Satu (S-1) pada jurusan Pendidikan Agama Islam.
Jakai1a. I 0 September 2004
Sidang Munaqasyah
Dekan I Ketua
Pcmbantu Dekan I I Sekretaris Mcrangkap Anggola
erangkap Anggota
Prof. Dr. H. Salman Harun \
NIP. 150 062. 568
Penguji 1
\
Anggota
?/ .
/~l'il.!.!_l]llll NIP.150012567
skripsi 1m dapat bennanfaat bagi penulis khususnya dan ba1,>i pembaca umumnya. Amien
Jakarta, l8 Agustus 2004
Penuhs
DAFTARISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................... ii KA.TA PENGA.NTAR ......................................................................................... iii DAFTAR ISI. ....................................................................................................... vi DA.FTAR TA.BEL ............................................................................................... ix
BA.BI
PENDAHULUA.N ...................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1 B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah .................................... 7
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 8 D. Metodologi penelitian ............................................................ 8 E. Sistematika penulisan ............................................................. 9
BAB II
KAJJAN TEORI ......................................................................... 10 A. Pendidikan Agama Islam di SMA ......................................... 10 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam di SMA ................. l 0
2. Dasar Pendidikan Agama Islam ...................................... 16 3. Fungsi Pendidikan Agama Islam .................................... 21 4. Tujuan Pendidikan Agama Islam .................................... 22
VI
C.
Analisa data .......................................................................... 64
D. Interpretasi data ....................................................................... 74
BABV
PENUTIJP ................................................................................... 75 A Kesimpulan ............................................................................ 75
B. Saran ........................................................................................ 76
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 78 LAMPIRAN-LAMPlRAN ................................................................................. 83
Vlll
DAFTAR TABEL
1. Kurikulum SMA Negeri 70 Jakarta .......................................................... 58 2. Keadaan Guru dan Karyawan SMA Negeri 70 Jakarta ............................ 61 3. Keadaan Siswa SMA Negeri 70 Jakarta ................................................... 61 4. Keadaan Sarana dan Prasarana di SMA Nege1i 70 Jakarta ...................... 62 5. Tabel nilai hasil belajar. ............................................................................ 71
lX
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa yang bersangkutan. Pendidikan adalah usaha sadar, dilaksanakan secara teratur dan berencana untnk menyiapkan peserta didik melalui berbagai kegiatan baik berupa bimbingan, pengajaran maupun latihan agar peserta didik dapat berperan dengan sebaik-bailmya dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Untuk mewujudkan pembangunan nasional diperlukan peningkatan dan penyempurnaan
pendidikan,
sehingga
perlu
ada
pengaturan
dalam
penyelenggaraan pendidikan. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 mengatur tentang pendidikan nasional. Pendidikan nasional bertujuan meneerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. v'Penyelenggaraan pendidikan nasional pada jalur pendidikan sekolah, diatur dalam tahapan/ tingkatan pelaksanaan pendidikan
yang terdiri dari
2
pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi. Setiap jenjang tersebut
memiliki
tujuan
institusional,
dan
untuk
mencapai
tujuan
tersebut.diperlukan alat dan sarana pendidikan, salah satu diantaranya adalah kurikulum. 1 Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional,. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi se1ta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan. 2 _ Namun sistem pendidikan nasional yang telah dibangun selama tiga dasawarsa terakhir ini, ternyata belum mampu sepenuhnya menjawab kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini. Sementara, tantangan dan perkembangan lingkungan strategis, baik nasional ma11p1m internasional dalam berbagai bidang kehidupan semakin berat. 3 ,,,. Toftler (1981) menyatakan bahwa munculnya dtmia super-industri ( nama lain dari dunia informasi) akan berakibat timbulnya keterkt<jutan masa depan yang berpengaruh pada semua cabang kehidupan: keluarga, bisnis, subkultur, gaya hidup dan hubungan antar manusia. Keterkejutan masa depan ini 'Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, baru, 1989), h. 6
(Bandung: Sinar
Ul
2 3
.Sis/em Pendidikan Nasional, No. 2, th. 1989, (Jakarta: Sinar Grafika, 1992), (l's 37), h_ 16
Indra Djati Sidi, Ph.D, Menuju Masyarakat Be/ajar; Menggagas Paradigma Bara Pe11didika11, Paramadina, Cet I, 2001, h. 13
3
disebabkan karena kurang mampw1ya manusia beradaptasi terhadap peruhahan radikal yang te1jadi. Usaha-usaha transformasi pendidikan sangat dirasakan pentingnya dalam rangka menangkal keterkejutan masa depan ini. Adaptas1i terhadap lingkungan baru tersebut mutlak diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup manusia. 4 Pemecahan masalah secara reflektif sangat penting dalam kegiatan belajar yang
dilakukan
melalui
kerjasama secara demokra.tis.
Unesc:o
(1994)
mengemukakan bahwa pendidikan harus diletakkan pada empat pilar, yaitu belajar mengetahui (learning to know), belajar melakukan (learning to do), belajar hidup dalam kebersamaan (learning to live together), dan belajar menjadi diri sendiri (learning to be). 5 Dalam penyelenggaraan pendidikan nasional masa depan, perhatian perbaikan sistem pendidikan nasional ditujukan pada aspek-aspek: Kurikulum sarana dan prasarana pendidikan, tenaga kependidikan, manajemen pendidikan dan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan. 6 Kurikulum idealnya disamping sebagai parameter operasionalisasi proses belajar mengajar, sekaligus-terutama- sebagai alat mendeteksi (meramal)
4
Achmad Syahid dan Abas Al Jauhari (ed.), Bahasa, Pe11didika11, da11 Agama, Logos Wacana llnm, Ciputat, 2002, h. 277 5 6
E. Mulyasa, M.Pd, Kuriku/um Berbasis Kompetensi, Rosda Karya, Bandung, 2002, h. 5 IndraDjati Sidi, Ph.D, Op.Cit, h .. 15
5
Untuk kepentingan tersebut diperlukan perubahan yang cukup mendasar dalam sistem pendidikan nasional, yang dipandang oleh berbagai pihak sudah tidak efektif: dan tidak mampu lagi memberikan bekal, serta tidak dapat mempersiapkan peserta didik untuk bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Salah satu perubahan yang harus dilakukan adalah perubahan Jrurikulum, dalam perkembangannya
kurikulum banyak menga:lami perubahan, baik
pengurangan, penambahan maupun penyempurnaan muatan kurikulum, hal ini terjadi karena dinamika dunia pendidikan dengan kurikulumnya tidak dapat lepas dari perkembangan zaman yang terus-menerus mengalami perubahan dari waktu ke waktu, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat dan zaman semakin modern . Berkaitan dengan perubahan kurikulum, berbagai pihak menganalisis dan melihat perlunya diterapkan kurikulwn berbasis kompetensi (competency based curiculum), yang dapat membekali peserta didik dengan berbagai kemampuan
yang sesuai dengan tuntutan jaman dan tuntutan refo1masi, guna menjawab tantangan arus globalisasi, berkontribusi pada pembangunan masyarakat dan kesejahteraan sosial, Jentur, dan adaptif terhadap berbagai perubahan. Kurikulum berbasis kompetensi diharapkan mampu memecahkan berbagai persoalan bangsa, khususnya dalam bidang pendidikan dengan mempersiapkan peserta didik, melalui perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi terhadap sistem pendidikan
6
secara efektif, efisien dan tepat guna.
9
Tujuan
utama
KBK
adalah
memandirikan atau memberdayakan sekolah dalam mengembangkan kompetensi yang akan disampaikan kepada peserta didik, sesuai dengan kondisi lingkungan. Pemberian wewenang (otonomi) kepada sekolah diharapkan dapat mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipasif. Sekolah harus mampu mencermati kebutuha.n peserta didik
yang
bervariasi, keinginan staf yang berbeda, konclisi lingkungan yang beragam, harapan masyarakat yang menitipkan anaknya pada sekolah agar kelak bisa mandiri, serta tuntutan dunia kerja untuk memperoleh tenaga yang produktif, potensial, clan berkualitas. JO Berdasarkan uraian di atas, penulis bemiat untuk rneninjau lebih dalarn tentang efektifitas pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi pada Pendidikan Agama Islam dan hubungannya dengan hasil belajar di SMA, akhimya untuk menganalisis efektifitas pelaksanaan pengajaran pendidikan agama Islam berdasark;an kurikulum berbasis kompentensi dan hubungannya dengan hasil belajar, penulis menetapkan pilihan pada Sekolah Menengah Atas Negeri 70 Bulungan Jakarta Se Iatan.
9
!bid, h. 8
"'Ibid, h. JO
8
2. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksirnaan kurikulwn berbasis kompetensi pada belajar Pendidikan Agama Islam. 3. Untuk mengetahui hubungan antara efektifitas pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi pada pembelajaran pendidikan agama Islam dengan basil belajar.
D. Metodologi Penelitian Sebagaimana lazimnya suatu karya ilmiah, maka penulis dalam melakukan penelitian ini menggunakan dua metode penelitian, yaitu :
1. Kajian Kepustakaan (Library Research), yaitu dengan rnembaca buku serta literature yang berhubungan dengan masalah yang penulis bahas. 2.
Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu dalam hal ini penulis mengadakan penelitian langsung ke obyek yang diteliti .. Adapun pedoman yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalab " Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi "y:mg terbitkan oleh VIN Press Jakarta tahun 2002.
E. Sistematika Penulisan Skripsi ini akan dibabas dalam lima bab, yaitu: Bab I merupakan pendahuluan yang terdi1ri dari latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
9
- Bab II pembahasan diawali pengertian Pendidikan Agama Islam di SMA, dasar Pendidikan Agama Islam, fungsi Pendidikan Agama Islam, dan tujuan Pendidikan Agama Islam, dan dilanjutkan pembahasan tentang kurikulum berbasis kompetensi yang terdiri dari pengertian kurikulum berbasis kompetensi, dasar pernikiran digw1akannya kurikulwn berbasis kompetensi, ciri-ciri kurikulum berbasis kompetensi, silabus Pendidikan Agama Islam sesuai kurikulum berbasis kompetensi, pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan teori tentang efektifitas pengajaran yang terdiri dari pe:ngertian dan ciri-ciri pengajaran yang efektif Bab III merupakan metodologi penelitian yang terdiri dari variabel penelitian, populasi dan sampel, metodologi penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data. Bab IV merupakan basil penelitian yang terdiri dari sepintas SMA Negeri 70 Jakarta, deskripsi data, analisa data dan irrterpretasi data. Bab V penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
BABll KAJIAN TEORITIS TENTANG PENDIDIKAN AGAiv,IA ISLAM: DI SMA DAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
. A. Pendidikan Agama Islam di SMA
., 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Sebelum mengemukakan pengertian Pendidikan Agama Islam terlebih dahulu akan penulis uraikan pengertian pendidikan, kemudian pengertian Islam dan akhimya akan penulis kemukakan pengerl:ian Pendidikan Agama Islam. Pendidikan menumt bahasa berasal dari kata "didik" dengan memberi awalan "pe" dan akhiran "kan" mengandung arti pe:rbuatan (hal, cara, dan sebagainya). 1 Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.
2
Istilah pendidikan bemsal dari bahasa Yunani, teirdiri dari kata "PAJS" artinya anak; dan "AGAIN" diterjemahkan membimbing, jadi paedagogie
1
Poerwadarminta, WJS, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), h.
2
Anton M. Moeliana, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai l'ustaka, 1998), Cet. I,
250.
h. 204.
10
11
yaitu bimbingan yang diberikan kepada anak.3 Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa lnggris dengan "education" yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa Arab istilah ini senng diterjemahkan dengan 'Tarbiyah" yang berarti pendidikan. 4 Selanjutnya akan dibahas pengertian pendid:ikan dari segi istilah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. 5 Pendidikan adalah setiap usaha orang dewasa dalan1 pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan. 6 Pendidikan adalah setiap usaha yang dilakukan untuk mengubah tingkah laku sedemikian rupa sehingga menjadi tingkah laku yang diinginkan. 7
3
Abu Ahmadi dan Nuruhbiyati, I/mu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h. 69.
4
Ramayulis, !/mu Pendidikan Ls/am , (Jakarta: Kalam Mulia, 1992), h. I.
5
Undang-undang Republik Indonesia no. 20 ta/11m 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta Penielasannya, (Bandung: citra Umbarn, 2003), h. 3. 6
Rama Yulis, I/mu Pendidikan Islam, Loe. Cit.
12
Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik men~ju terbentuknya kepribadian yang utarna. 8 Pendidikan
adalah usaha orang
dewasa secara sadar untuk membimbing dan mengembangkan kepribadian serta kernampuan dasar anak baik dalarn bentuk pendidikan fonnil maupun non fom1iL 9 Dari definisi di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk membimbing dan mengembangkan kepribadian serta kemampuan dasar anak didik, baik dalam bentuk pendidikan fonnal maupun non formal, menuj u terbentuknya kepribadian yang utama untuk keperluan masyarakat, bangsa dan Negara. Selanjutnya akan dibahas pengertian agama. Agama menurut bahasa berasal dari kata din (0-!JJI) dari bahasa Arab dan kata religi dari bahasa
Eropa. Agama berasal dari kata Sanskrit. Satu pendapat mengatakan bahwa kata itu tersusun dari dua kata; a
=
tidak, dan gam = pergi, jadi tidak pergi,
tetap di tempat, diwarisi tunm temurun. Agama memang mempunyai sifat yang demikian. Ada lagi pendapat yang mengatakan agama berarti teks atau kitab suci, dan agama-agama memang mempunyai kitab-kitab suci. 7
Sudarsono. S.H. Kamus Fllsajat dan Psikologi, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), Cet. l, h. 191.
8
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsqfat Pendidikan, (Bandung: al-Ma'arif; 1980), h. 19.
13
Selanjutnya dikatakan lagi bahwa gam berarti tuntunan. Memang agama mengandung ajaran-ajaran yang menjadi tuntunan hidup bagi penganutnya. 10 Pengertian agama dari segi istilah, menwut Dr. Sidi Gazalba mendefinisikan: Religi adalah kepercayaan pada d.an hubungim manusia dengan yang kudus, dihayati sebagai hakikat yang gaib, hubtmgan mana menyatakan diri dalam bentuk serta system kultus dan sikap hidup, berdasarkan doktrin tertentu. 11 A M. Saefuddin mengatakan bahwa agama merupakan kebutuhan paling essensial manusia yang bersifat universal. Karena itu, agama, menurutnya, adalah kesadaran spiritual yang di dalamnya ada satu kenyataan di luar kenyataan yang tampak ini, yaitu bahwa manusia selalu mengharap belas kasih-Nya, bimbingan tangan-Nya, serta belaian-Nya, yang secara ontologis tidak bisa diingkari, walaupun oleh manus:ia yang paling komunis sekalipun. 12 Harun Nasution memberi definisi-definisi ag,ama sebagai berikut: a .. Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan keku.atan gaib yang harus dipatuhi. b. Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang mengu.asai manusia
9
M.Arifin, Hubungan timbal batik Pendidiktm Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), h. 14.
10
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, (Jakru1a: Ul Press, 1985), h. 9.
11
Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung: al Maarif, 1973) Cet. I, h. 77.
12
Amsal Bakhtiar, M.A., Filsajat Agama Islam, (Ciputat: Logos, 1997) Cet. I, h. 13.
14
c ..Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada suatu sumber yang berada di luar diri manusia dan yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia. d. Kepercayaan pada suatu kekuatan gaib yang mcmimbulkan cara hidup te1ientu. e. Suatu system tingkah laku (code of conduct) yang berasal dari suatu kekuatan gaib. f. Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber pada suatu kekuatan gaib. g. Pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbuldari perasaan lemah dan perasaan takut terhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam alam sekitar manusia. h. Ajaran-ajaran yang diwahyukan tuhan kepada manusia melalui seorang rasu.I 13 Dari beberapa definisi tersebut, penulis menyimpulkan bahwa agama adalah ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. lkatan ini mempunyai pengaruh besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari. Ikatan itu berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia. Satu kekuatan gaib yang dapat ditangkap oleh panca indra. Selanjutnya pengertian Islam dari segi kebahasaan, islam berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata "salima"
Cr-L) yang me.ngandung arti selamat,
sentosa, dan damai. Dari kata salima selanjutnya diubah menjadi bentuk as lama Cr-LI) berarti berseral1 diri masuk dalam kedamaian.
61.
14
13
Harun Nasution, Islam Ditily"au dari Berbagai Aspeknya, Op. Cit., h. I 0.
14
Abuddin Nata, M.A., Metodologi S111di lslmn, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), h.
15
Adapun pengertian Islam dari segi istila11, Hanm Nasution mengatakan bahwa Islam menurut Istilah (Islam sebagai Agama), adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia melalui Nabi Muhammad saw. sebagai rasul. Islam pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenai satu segi tetapi mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia. 15 Selanj utnya akan dibabas pengertian Pendi.dikan Agama Islam. Menurut penjelasan pasal 37 bab X ayat 1 UUSPN No. 20 thn. 2003, Pendidikan Agama dimaksudkan untuk membentuk peserta didik meajadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. 16 Prof. H. M. Arifin mengartikan bahwa Pendidikan Agania Islam adalah "usaha orang dewasa muslim yang bertakwa secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan fitrah (kemampuan dasar) melalui
ajaran Islam ke arah titik maksimal
pe1tumbuhan dan perkembangannya. 17 Sedangkan menurut Ahmad D. Marimba. memberikan pengertian Pendidikan Agama Islam yaitu "suatu bimbingan baik jasmani rnaupun
" Ibid, h. 64. 16
UUSPN no. 20 thn. 2003, Op. Cit., h. 66.
17
!vi. Arifin !vi.Ed., 1/11111 Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksarn, 1996), Cet. Ke-4, h. 10.
16
rohani yang berdasarkan hukwn-hukum agaama Islam menuJU kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran dalam Islam. 18 Pendidikan Agama Islam juga dapat dia11tikan "melatih s1swa sedemikian rupa, sehingga dalam perilaku mereka terhadap kehidupan, langkah-langkah dan keputusan mereka diatur oleh nilai-nilai Islam ym1g
Irnn. 19 . sangat d1rasa Dari uraian yang dikemukakan di atas dapat dia.mbil suatu kesimpulan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaba bimbingan terhadap anak didik agar dapat memahami, meyakini, menghayati dan mengmnalkan serta meqjadikan ajaran ajaran Islam sebagai pedoman hidupnya.
2. Dasar-dasar pelaksanaan Pendidikan Agama Islam
°
Dasar ialah pangkal tolak dari suatu aktivitas. 2 Fungsinya ialah menjamin teguh berdirinya pendidikan. Agar usaha-usaha yang terlingkup di dalam kegiatan pendidikan mempunyai sumber ke1teguhan, suatu swnber
18
Ahmad D. Marimba, Pengantar Fi/safat Pendidikan Islam, (Bandw1g: al Ma'arif, 1989), Cet. Ke-8, h. 21. 19
Ali Ashraf, Horison Baru Pendidikan Jsl<m1. (JAKARTA: Pustaka Firdaus, 1996), Cet. Ke-
3, h. 23. 20
Syahmiran Zaini, Prinsip-prinsip Dasar Ko11sepsiPendidika11 Jslami, (Jakarta: Kalam Mulia, 1986), Cet. I. h. 14.
17
keyakinan, agar jalan menUJU tujuan dapat tegas terlihat, tidak mudah disimpangkan oleh pengaruh-pengaruh luar. 21 Dasar pelaksanaan Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan di Indonesia mempunyai dasar, yakni: a. Dasar Agama Yang dimaksud dengan dasar agama di sini ialah dasar yang muncul dari firman Allah (al Qur'an) dan sunah rasul. Firman Allah dalam al Qur'an:
Artinya: "Dan harangsiapa yang mentaati Allah dan rasul-Nya, maka
seseungguhnya ia akan hahagia sebenar-henar bahagia." (.Surat al Ahzab: 71) Ayat tersebut tegas sekali mengatakan, bahwa apabila manusia telah mengatur seluruh aspek kehidupannya (termasuk: pendidikannya) dengan kitab Allah dan smmah Rasul-Nya, mak:a akan bahagialah hidupnya dan sebenar-benarnya bahagia baik di dunia ini, maupun akhirat nanti.22 Di dalam al Qur'an terdapat banyak ajaran yang berisi prinsip-prinsip berkenaan dengan kegiatan atau usaha pendidik:an. Oleh karena itu
21
Ahmad D. Marimba, Penganlar Filsafat Pendidikan Islam, Op. Cit., h. 41.
22
Syahmiran Zaini, Prinsip-prinsip Dasar Ko11sepsiPe11didika11 Isklmi,Op. Cit, h. 17.
18
pendidikan Islam harus menggunakan al Qur'an sebagai sun1ber utama dalam mennnuskan berbagi teori tentang pendidikan Islam. 23 Dasar agama yang kedua selain al Qur'an adalah sunnah Rasululllah. Amalan yang dikerjakan oleh Rasnlulllah saw. dalam proses perubahan sikap hidup sehari-hari menjadi sumber utama pendidikan Islam karena Allah swt. menjadikan Muhammad sebagai teladan bagi umatnya. Firman Allah swt.:
A1iinya: "Di dalam diri Rasulul/ah itu kwnu bisa menemukan
teladan yang baik." (Q.S. 33: 21/4 Menjadikan al Qur'an dan hadis sebagai dasar pemikiran dalam membina sistem pendidikan dipandang sebagai kebenaran yang dapat diterima oleh nalar. Dengan demikian, barangkali wajar jika kebenaran itu kita kembalikan pada pembuktian akan kebenaran pernyataan firman Allah, "Kitab (al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang takwa." (Q.S. 2: 2). 25
23
Zakiah Darajat, II/mu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), Cet. 3, h. 20.
24
Ramayulis, 1/mu Pendidikan Islam ,Op. Ci!., h. 14.
25
Jaialuddin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam; konsep dan Perkembangau Pe111ikirm11(ya, (Jakarta: Rajagratindo, 1996), Cet. 2, h. 37
19
Sesudah kedua sumber ini barulah datang sumber-sumber cabang yang lain, berdasar pada keduanya, menguraikan apa yang tersimpul dan memperl uas dalam meletakkan hukwn furn' dari pada dasar-dasar dan hukum-hukum umum yang terkandung pada keduanya. · Di antara sw11ber-sumber cabm1g bagi syari'at Islm11
adalah Ijma', Qiyas,
Kepentingan Umum, dan yang dianggap baik (Istihsan).
26
b. Dasar dari segi yuridisch/hukum Yakni dasar-dasar pelaksanaan pendidikan agama yang berasal dari pengaturan undang-undang yang secara langsung maupun secara tidak langsung dapat dijadikan pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama di sekolah ataupun di lembaga-lembaga pendidikan formal di Indonesia. Adapun dasar dari seg1 yuridisch formal tersebut ada 3 (tiga) macm11, yakni: l) Dasar Ideal Yakni dasar dari falsafah negara Indonesia yaitu Pancasila, sila pertama yang berbunyi 'Ketuhanan Yang Maha Esa.' Dalan1 ketetapan
MPR
nomor
If/MPR/1978
Tentang
P4
(EKAPRASETYAPANCAKARSA) disebutkan puJa bal1wa dengan sila Ketuhanan Ketuhanan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan 26
Omar Mohammad Al Taumy Al Syaibany, Falsqfah Pendidikan Islam, alih bahasa Dr. Hasan Langgulung, (Jakarta: Bulan Bintanga, 1979), Cet. I, h. 524.
21
3) Dasar Operasional Seperti
yang
disebutkan dalam Undang-undang
sistem
pendidikan nasional tahun 2003, pasaJ 30 bahwa pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh Pemerintah dan/ atau kelompok masyaraJrnt
dari
pemeluk
agama,
sesua~
dengan
peraturan
pemerintah. 27
3. Fungsi Pendidikan Agama Islam di SMA Fungsi PAI di SMA adalah: a. Pengembangan Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt.serta akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin, yang telah ditanamkan lebih dahulu dalam lingkungan keluarga . b. Penanaman Nilai Penanaman
nilai
ajaran Islam
sebagai pedoman mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. c.
Penyesuaian Mental Penyesuaian mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial melalui pendidikan agama Islam.
27
UUSPN No 20 talmn 2003, Op.Cil.,h. 20
22
d. Perbaikan Perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pengamalan ajaran agama Islan1 dalam kehidupan sehari-hari. e. Pencegahan Pencegahan peserta didik dari hal-hal negative budaya asing yang akan clihadapinya sehari-hari.
f. Pengajaran Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam nyata clan nir-nyata), systim clan fungsionalnya. g. Penyaluran Penyaluran siswa untuk mendalami pendidikan agama ke lembaga pendidikan yang lebih tinggi. 28
4. Tujuan Pendidikan Agama Islam Tujuan aitinya sesuatu yang dituju, atau dicapai oleh suatu kegiatan atau usaha. 29 Dalam tujuan terkandung cita-cita, kehendak dan kesengajaan serta berkonsekuensi penyusunan daya upaya untuk mencapainya.3° Tujuan
28
Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum Berbasis Konrpetensi Mata Pelajm-m1 PAI Sekolah Menengah Umum, (Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang, 2001), h. 9, 29
Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Jakarta, Metodo/ogi Pengqjaran Agama Islam, Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, 1981/1982, h. 60 '
0
Hery Noer Aly, llmu Pendidikan lslam, (.lakarta: Logos, 1999)., Cet. Ke-2, h. 51
23
pendidikaJ1 Islam ialah suatu yang hendak dicapai dengan kegiatan atau usaha pendidikan. 31 Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 3, disebutkan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuban Yang . Maha Esa, berakblak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. 12 Sedangkan tujuan pendidikan Islam menurnt Dr. H. Yahya Qahar adalah mewujudkan kehidupan bahagia di dunia dan di akhirat berdasarkan keimanan kepada Allah swt. 33 Menurut Ahmad D. Marimba dalam buku llnrn Pendidikan Islam yang dikutip oleh Hj. Nur Uhbiyati mengemukakan dua tujuan, yaitu; a. Tujuan sementara artinya sasaran sementara yang hams dicapai oleh umat Islam yang melaksanakan Pendidikan Agama Islam seperti kecakapan jasmaniah, membaca, menulis, dan lain-lain. b. Tujuan akhir yaitu terwujudnya kepribadian muslim yang seluruh aspekaspeknya merealisasikan ajaran Islam baik tingkah laku, kegiatan
31
Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Jakarta, Loe. Cit
"UUSPN, No. 20 Um 2003, Op. Cit.,h. 7 "Lembaga Penelitian IAIN Jakarta, Islam dan Pe11didika11 Nasional, (Jakarta: 1983), h. !09
24
jiwanya maupun filsafat hidupnya dan menunjukkan pengabdian kepada Tuhan dan penyemhan diri kepadanya. 34 Dalam proses kependidikan, tujuan akhir
1n<~rupakan
tujuan tertinggi
yang hendak dicapai. Tujuan akhir merupakan kristalisasi nilai-nilai yang ingin diwujudkan dalam pribadi anak. Maka tujuan akhir itu harus meliputi semua aspek yang terintegrasi dalam pola kepribadian ideal yang bulat dan utuh. 35 Sedangkan 111em1rut Prof. Dr. Zakiah Damjat mengemukakan bahwa ada beberapa macam tujuan Pendidikan Agama Islam, yaitu: a.
Tujuan umum, adalah tujuan yang akan dicapai dengan semua kewajiban pendidikan, baik dengan cam pengajaran atau dengan cam lain. Tujuan umum pendidikan agama islam harus dikaitkan pula dengan tuj uan pendidikan nasional negam tempat pendidikan agama islam itu dilaksanakan dan harus pula dikaitkan dengan tujuan institusional lembaga yang menyelenggarakan pendidikan itu.
b.
Tujuan akhir adalah untuk membentuk insan kamil dengan pola takwa dimana 'takwa' ini dapat mengalami perubahan naik turun, bertambah berkurang dalam perjalanan hidup seseomng.
34
Nur Uhbiyati, I/mu Pendidikan Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998), h. Cet Ke-2, h.
35
M. Arifin, M.Ed., Fi/sajat Pendidika11 Is/asm, (Jakarta: Bina Aksara, 1987), h. 126.
30-31
25
c.
Tujuan sementara adalah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal. 36 Dalam tujuan pendidikal1 Agama Islam "tidak hanya menaruh
perhatian pada segi kehidupan keduniawiaan saja ataupun keagamaan, tetapi pada keduanya sekaligus dan ia memandang persiapan untuk kedua 37
kehidupan sebagai tujuan tertinggi dan terakhir bagi kehidupan."
Sebagaimana finnan Allah dalam Al Qur'an Surah Al Baqarah ayat 20 l yang berbunyi:
.}JI yl..h:. l;jJ ~or"~\ JJ ~ t,,.;.u\ j \;.;I \.:;J Jyl,!ifr-PJ
('\' • ' :o_;.,.II) Artinya: "Dan di antara manusia ada yang mendo 'a: Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebailam di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka. "
Tujuan akhir pendidikan Islam adalah dengan pola takwa sesuai dengan finnan Allah dalam surah Ali Imran ayat 102 yang berbunyi:
36
Zakiah Darajat, I/11111 Pendidikan is/am, Op. Cil., h. 31
37
Nur Uhbiyati, 1/11111 Pendidikan Islam, CV. Pustaka Setia, Bandung, Cet. I, 1992, H. 60.
26
Artinya: "Hai orang-orang yang heriman, hertakwalah kepada Allah dengan sehenar-henar ·takwa, dan janganlah kamu 1nati kecuali dalam keadaan muslim (herserah diri kepada Allah). "
Senada dengan pengertian di atas Ngalim Purwanto mendefinisikan Pendidikan Agama Islam di sekolah-sekolah nmum ialah untuk mendidik anak-anak supaya menjadi orang yang takut kepada Allah swt. yang berarti taat dan patuh menjalankan perintah serta menjauhi larangan-laranganN ya.
38
Adapun
Pendidikan Agama Islam di
SMA bertujuan untuk
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, serta pengalaman peserta didik tentang Agama Islam sehingga met\iadi manusia muslim yang terus berkembang dalam ha! keimanan dan ketakwaannya kepada Allah swt. serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, hermasyarakat, berbangsa,
38 M. Ngalim Purwanto, M.P., Jlmu Pe11didika11; Teoretis & Praktis, (Bandung: Remaja Rosda Kaiya, Cet. 8, 1995, h. 157)
27
dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang penidikan yang
. . . 19 Ieb11 1 tmgg1: Dengan demikian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam adalah menanamkan nilai-nilai yang islami ke dalam pribadi seseorang, serta mengembangkannya agar sesuai dengan tuntunan Al Qur'an dan menjadikan seseorang bertalk.wa sehingga tercapai pribadi muslim yang kelak akan mampu memperolell. kebahagiaan di dunia dan akhirat.
B. KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
1. Pengertian Kompetensi,dan Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kompetensi mernpakan pe1vaduan dari
peng1~tahuan,
keterampilan,
nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Mc Ashan (1981:45) mengemukakan bahwa kompetensi, " ... is a knowledge,
skills, and abilities or capabilities that a person can satisfactorily pelform particular cognitive, affective, and psychomolor behaviors." Dalam hal ini, kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga
39
Depaitemen Pendidikan Nasional, Kurikulum Berbasis Kompetensi Alata Peiqjaran PAI Seka/ah Me11e11gah Umum, (Jakarta: Pusat Kurilmlum, Balitbang, 2001), h. 9.
28
ia
dapat melakukan pe1ilaku-perilaku kognitit: afektif, dan psikomotorik
dengan sebaik-baiknya. Sejalan dengan itu, Finch dan Crunkilton (1979:222) mengartikan kompetensi sebagai penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan. H'al tersebut menunjukkan bahwa kompetensi mencakup tugas, keterampilan, sikap dan apresiasi yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk dapat melaksanakan tugas-tugas pembelajaran sesuai dengan pekerjaan tertentu,40 Melangkah Ice pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi, Depdiknas (2002), mengemukakan bahwa KBK sebagai perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan basil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar-mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah. 41 Dengan demikian, KBK merupakan perangkat standar program pendidikan yang dapat mengantarkan siswa untuk menjadi kompeten dalam berbagai bidang kehidupan yang dipelajarinya. Bidang-bidang kehidupan yang dipelajari tersebut memuat sejumlah kompetensi siswa dan sekaligus hasil belajarnya (learning
40
E. Mulyasa, M.Pd., Kurikulum Berbasis Kompetensi; Ko11sep Karakteristik, dan lmplementasi, (Bandung; Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. Ke-5, h. 37-38. 41
Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum Berbasis Kompete11si,(Jakarta: Pusat Kurilmlum, 2002), h. 1.
29
oulcomes).
42
Sedangkan Dr. E. Mulyasa mendefinisikan KBK sehagai suatu konsep kurikulurn yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar perfonnansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.
K~K
diarahkan untuk mengembangkan
pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. KBK diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat pese1ia didik, agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan dan keberhasilandengan pen uh tanggung jawab. KBK memfokuskan pada pemerolehan kompetensi-kompetensi tertentu oleh peserta didik. Oleh karena itu kurikulum ini mencakup sejumlah kompetensi,
dan
seperangkat
tujuan
pembelajaran
yang
dinyatakan
sedemikian mpa, sehingga pencapaiannya dapat diamati dalarn bentuk perilaku atau keterampilan pese1ia didik sebagai suatu lcriteria keberhasilan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan indikator yang menunj uk kepada perbuatan yang bisa diamati, dan sebagai konsep yang mencakup aspek-aspek · pengetahuan , keterampilan,nilai clan sikap, serta tahap-tahap pelaksanaannya secara utuh. Kompetensi tersebut 42
A. Syafi'i, "Silabus Sebagai Panduan mengajar dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi",Makalah dipresentasikan pada kegiatan pembekalan PPL II, (Jakarla: UIN, 2004), h J.
30
terbentuk secara transaksional berganttmg pada kondisi-kondisi dan pihakpihak yang terlibat secara aktual 43
2. Dasar Pemikiran Digunakannya Kurikulum Uerbasis Kompetensi Pendidikan yang dapat diartikan secara luas sebagai usaha yang sadar dan sistematis dalam membantu
anal~
didik untuk mengembangkan pikiran,
kepribadian dan kemampuan fisiknya, mengharuskan kita setiap wab.'tu untuk mengkaji kembali masalah tersebut. Hal ini harus dilakukan disebabkan nilai yang barns dikembangkan dalam diri anak didik haruslah relevan dengan kurun zaman di mana anak itu akan hidup kelak 44 Untuk merespon hal tersebut, pemerintah menyesuaikan kurikulum yang akan di1:,'1ll1akan di sekolah-sekolah dengim rnenerapkan kurikulum berbasis kompetensi yang merupakan refleksi, pemikiran, atau pengkajian ulang clan penilaian terhadap kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah 1994 beserta pelaksanaannya.
''E. Mulyasa, Kurilm/11111 Berbasi.1· Kompetensi, Op. Cit., h. 40. 44
Jujun S. Suria sumantri, Fi/scifat 1/11111: Sehuah Pengantar Populer, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1995), h. 264.
31
Asumsi
di balik lahirnya kurikulw11 baru ini didasarkan pemikiran
bahwabakat dan kemampuan peserta didik pada tiap jenjang dalam satu satuan pendidikan berbeda-beda. 45 Paling tidak terdapat tiga landasan teoritis yang mendasarl kurikulum berbasis kornpetensi. Pertama, adanya pergeseran dari pembelajaran kelornpok ke arah pernbelajaran individual. Untuk itu diperlukan pengaturan kelas yang fleksibel, baik sarana maupun wak:tu, karena dinmngkinkan pese1ta didik belajar dengan kecepatan yang berbeda,. penggunaan alat yang berbeda, serta mempelajari bahan ajar yang berbeda pula. Kedua, pengernbangan konsep belajar tuntas ( maste1y learning) atau belajar sebagai penguasaan (learning fbr mastery) atau suatu falsafah pembelajaran yang mengatakan bahwa dengan sistem pembelajaran yang tepat, semua peserta didik dapat mempelajari semua bahan yang diberikan dengan hasil yang baik. · Ketiga, pendefinisian kembali terhadap bakat. Dalam hal ini Hall (1986) menyatakan bahwa setiap peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran -- secara optimal, jika diberikan waktu yang cukup. Jika asumsi tersebut diterima, maka perhatian harus dicurahkan kepada waktu yang diperlukan untuk kegiatan belajar. 46
45
Imam Prihardoyo dan Kenedi Nurhan," Selamat Datang Kurikulum Berbasis Kompetensi", Kompas, (Jakarta), Rabu, 17 Desember 2003, h. 38 46
Dr. E. Mulyasa, Kuriku/11111 Berbasis Kompetensi ,Op. Cit.,h. 40-41.
32
Sedangkan menurut Depdiknas (2002), dasar pemikimn untuk menggunakan konsep kompetensi dalam kurikulum adalah sebagai berikut: a. Kompetensi berkenaan dengan kemampuan siswa melakukan sesuatu dalam berbagai konteks b. Kompetensi menjelaskan pengalan1an belajar yruGg dilalui siswa untuk menjadi kompeten. c. Kompeten
merupakan
hasil
belajar
(learning
outcomes)
yang
menjelaskan hal-hal yang dilakukan siswa setelah melalui proses pembelajaran. cl. Kehandalan kemampuan siswa melakukan sesuatu harus didefinisikan
secara jelas dan luas dalam sua1u standar yang dapat dicapai melalui kinerja yang dapat diukur. 47
3. Ciri-ciri Kurikulum Berbasis Kompetensi Karakteristik KBK antara lain mencakup seleksi kompetensi yang sesuai yaitu spesifikasi indikator-indikator evalua.si untuk menentuka.n kesuksesan pencapa.ian kompetensi clan pengembangan sistem pembelajaran. Di samping itu, KBK memiliki sejumlah kompetensi yang harus dikuasai oleh pesc1ia didik. Penilaian dilakukm1 berdasarkan standar khusus sebagai
47
Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum Berbasis Kompetemi. (Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang 2002), h. I
33
hasil demonstrasi kompetensi yang clittmjukkan oleh peserta diclik. Pembelajaran lebih menekankan pada kegiatan individual personal untuk menguasai kompetensi yang dipersyaratkan. Peser:ta clidik dapat dinilai kompetensinya kapan saja bila mereka telah siap, dan dalam pembelajaran peserta diclik dapat maju sesuai dengan keman1pua11 masing-masing. 48 Menurnt Depdiknas (2002), cifi-ciri kurikulum berbasis kompetensi sebagai berikut: a.
Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa, baik secara individual maupun klasikal.
b.
Berorientasi pada basil belajar dan keberagaman
c.
Penyampaian dalam pembelajaran mengg1makan pendekatan dan metode yang bervariasi.
d.
Sumber belajar bukan hanya gum, tetapi juga sumber belajar yang lainnya yang memenuhi unsur edukatif.
e.
Penilaian menekankan pada proses dan basil
48
19 •
E. Mulyasa, K11rik11/um Berbasis Kompete11si ,Op. Cit., h. 42.
Departemen Pendidikan Nasional, Pe/aksa11acm Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Pusat Kurila1lum, Balitbang , 2002), h. 3.
34
4. Silabus Pendidikan Agama Islam sesuai KBK di SMA Silabus merupakan perangkat rencana cian pengaturan tentang kegiatan pernbelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian basil belajar. Silabus berisikan komponen pokok yang dapat menjawab pemmsalahan berikut: a. · Kornpetensi apa yang akan dikernbangkan pada siswa? b. Bagaimana cara mengernbangkannya? c. Bagaimana cara mengetahui bahwa kompetensi tersebut telah dicapai siswa? 50 Oleh karena itu, silabus harus disusun secara sistematis dan berisikan komponen-komponen yang saling berkaitan untuk rnemenuhi target pencapaian kompetensi dasar. Beberapa komponen silabus minimal yang dapat membantu dan memandu para guru dalam mengelola pembelajaran antara lain: a. Kompetensi dasar Kompetensi dasar berisi sekumpulan kemampuan minimal yang harus dikuasai siswa selama menempuh pendidikan di SMA. Kompetesi ini berorientasi pada perilaku afektif dan psikomotorik dengan dukungan pengetahuan kognitif dalam rangka memperkuat keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan ajaran Islam.
0
Depai1emen l'endidikan Nasional, Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompelensi, (Jakarta: l'usat Kurikulnm, 2002), h. I. '
35
b. Materi pokok Materi pokok merupakan bagian dari struktur keilmuan suatu bahan kajian yang dapat berupa bidru1g ajar, gugus isi, proses, keterampilaJJ, dan atau pengertian konseptual, yruig harus dimiliki dan dikembangkan pad a di ri si swa. Materi pokok ini berfungsi sebagai batasan keluasan drui kedalamrui bahan ajar yang disampaikan kepada siswa. c. lndikator Indikator adalah kompetensi spesifik dan rinci yang diharapkan dapat dikuasai siswa dan merupakan penjabaran dari kompetensi dasar. Indikator merupakan target pencapaian pembelajaran dan sekaligus menjadi ukuran keberhasilan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar. Rumusan kompetensi dalam indikator berupa kompetensi operasional, sehingga tingkat ketercapaiannya dapat diukur. 51 d. Langkah pembelajaran Langkah pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan
oleh guru secara berurutan untuk mencapai tujurui
pembelajaran. 52
51
Departemen Pendidikan Nasional, Kurik11/11m Berbasis Kompetensi Mata Pelqjaran PAI Seka/ah Menengah Umum, (Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang, 2001 ), h. I 5
36
5. Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi 1iada pembelajaran PAI diSMA Dalarn setiap refonnasi pendidikan selalu te1jadi perubahan-perubahan kecil di dalam materi pembelajaran. Perubahannya bisa terjacfi dalam hal urutan, bisa juga terjadi penambahan atau pengurangan materi. Narnun, dalam
kurikulum
berbasis
kompetensi
guru-guru
umumnya
akan
menemukan bahwa mereka masih rnengajarkan hal-hal yang sama. Materi pada hakikatnya sama walaupun beberapa usaha dilakukan untuk mengurangi jumlab materi dalarn kurikulum yang selama ini dianggap terlalu padat. Sedangkan untuk kegiatan belajar mengaJar di dalam kelas dan penilaian kelas akan berubab karena tujuan dasar program pembelajaran telah berubah. Di masa lalu tujuan program pembelajaran adalah untuk mendapatkan hasil-hasil yang baik pada akhir semester, akhir tahun, dan atau pada ujian akhir. Sedangkan tujuan program pembelajaran sekarang adalah mengembangkan kompetensi-kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum sepanjang waktu persekolahan. 53 Menurut Kepala Balitbang
Depdiknas Boediono mengatakan,
Kurikulum Berbasis Kompetensi memiliki empat komponen yang perlu 52
Departemen Pendidikan Nasional, Pengembangan Silabus Kurikulum Berba:.is Kompetensi, , (Jakarta: Ptisat Kurikulum, Balitbang Departemen Pendidikan Nasional, Juni 2002), h. 12.
37
dipersiapkan. Keempat komponen itu adalah kurikulum dan hasil be/ajar,
kegiatan belajar-mengajar, penilaian berbasis kelas, serta pengelolaan kurikulum berbasis sekolah. Berikut akan dijelaskan keempat komponen tersebut.
a. Kurikulum Dan Ilasil Be/ajar Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan siswa untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya, yaitu kitab Suci Al Qur'an dan Al Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalmnan. Dibarengi tuntutan untuk menghonnati penganut agama lain dalam kerangka kerukunan umat beragama. Dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam, siswa akan dilibatkan dalm11 berbagai kegiatm1 dan tugas yang bermanfaat untuk Memperteguh keimanan dan ketakwaan. Membentuk kepribadian yang berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur.
53
Departe1nen Pendidikan Nasional, J)elaksanaan K11riku/111n Berbasis Ko111J1ete11si, (Jakarta:
Pusat Kurikulum, Balitbang, Agustus, 2002), h. 5.
38
Menjadikan nilai-nilai ajaran agama Islam sebagai pedoman hidup. Memperbaiki kesalahan dan kelemahan dalam ha! keyakinan dan pengamalan ajaran agama Islam.
Mencegah pengaruh budaya asing yang negatif. Memberikan pengetahuan secara umum, sistem dan fongsinya. Menyalurkan minat untuk mendalami pendidikan agama Islam lebih lanjut. 54 b. Kegiatan Belajar-Mengajar
Dalam kegiatan belajar-mengajar, guru perlu memberikan dorongan kepada siswa untuk menggunakau otoritasnya dalam membaugun gagasan. Tanggung jawab belajar berada pada siswa, tetapi guru be1tanggung jawab dalam menciptakan situasi yang mendorong prakarsa, motivasi, dan tanggung jawab siswa untul< belajar sepanjang hayat. Kegiatan belajar-mengajar mempe:rtimbangkan LO prms1p berikut:
1. Berpusat pada siswa kegiatan belajar-mengajar perlu menempatkan siswa sebagai subyek belajar. Kegiatan belajar mengajar memperhatikan bakat, minat, 54
Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum dan Hasil Belajar Rumpun Pelajaran Pendidikan Agama Islam, ( Jakarta : Pusat Kurikulum,balitbang,2002), h. S
39
kemampuan, cara dan strategi belajar, motivasi belajar dan latar belakang sosial siswa. 55 Dalam kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam, yang salab satu fokus kurikulumnya adalah fiqih,
hal di 'atas dapat
dikembangkan, misalnya dalam materi tbabarah, siswa diminta 1mtuk mempraktekkan cara berwudhu , menggambar umt-urutan gerakan wudhu, mendiskusikan rukun wudhu, menuliskan pengalaman atau perasaan pribadi ketika sedang berwudhu, dan menunjukkan jenis alat yang digunakan dalam thaharah
56
2. Belajar dengan melakukan kegiatan belajar-mengajar perlu memberikan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari yang terkait dengan penerapan konsep, kaidab, dan prinsip disiplin ilmu yang dipelajari57 Dalam pembelajaran pendidikan agama Islam ketika mempelajari penyelenggarakan jenazah, mulai dari memandikan sampai menguburkan, peserta didik akan lebih memahami dan menghayati ketika mereka diajak untuk
" Departemen Pendidikan Nasional, Kegialan Belajar-mengajar, (Jakarta: Pusat Kurikulum, balitbang, 2002) h. 2 6 ' Departemen Agarna, Kegialan Pembe/ajaran Fiqih, ( Jiakarta, Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2003), h. 5 '
7
Departemen Pendidikan Nasional, Kegiatan Be/ajar mengajar, Loe.Cit.
40
mempraktekkan daripada menghafal cara memandikan, mengkafani, menshalatkan, dan mnguburkan.
58
3. Mengembangkan kemampuan sosial kegiatan
belajar-mengajar
perlu
mendorong
siS\Va
untuk
mengembangkan sikap sating pengertian dlengan menyelaraskan pengetahuan dan tindakannya, 59 Dalam pembelajaran pendidikan agama Islam peserta didik dapat diberi tugas untuk melakukan observasi dan membuat laporan tentang pelaksanaan ibadah zakat, baik zakat fitrah maupun zakat ma!, dimasyrakat. Hasil pengamatan dan laporan itu kemudian dipresentasikan di kelas untuk di balms bersama.
60
4. Mengembangkan keingintahuan, imajinasi dan fitrah berTuhan. Keingintahuan dan imajinasi merupakan modal dasar untnk bersikap peka, kritis, bertaqwa
mandiri, dan kreatif. Dan fitrah berTuhan untuk kepada
Tuhan. 61
Kegiatan
pembelajaran
hendaknya
diarahkan pada pengasahan rasa dalam beragama sesuai dengan tingkat usia peserta didik.
58
62
Departemen Agama, Op. Cit., h. 6
"Departemen Pendidikan Nasional, Kegiatm1 Be/ajar mengajar, Loe.Cit. 60
Departemen Agama, Kegiaton Pembe/ojmnn Fiqih ,Loe. Cit.
61
Departemen Pendidikan Nasional, Kegiat<m Be/ajar mengajar, Loe.Cit
62
Departemen Agama, Kegiatan Pembe/ajaran Fiqih ,Loe. Cit.
41
5.
Mengembangkan ketrampilan pemecahan masalah. Kegiatan belajar-mengajar hendaknya merangsang siswa untuk secara aktif mencari jawaban atas pem1asalahannya dengan menggw1akan prosedur ilmiah. 63 Dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, peserta didik dapat diterjUJJkan langsUJJg
di masyarakat untuk
melakukan pengamatan tentang. pelaksanaan ibadah shalat, zakat, atau haji. Dalam ha! kemiskinan, misalnya, mereka diminta untuk mengidentifikasi sebab-sebab yang menjadikan orang miskin. Mereka dapat
ditugaskan
secara individual ataupun kelompok.
Hasil
pengamatan dan identifikasi tersebut ditulis sebagai laporan. 64 6. Mengembangkan kreatifitas siswa Kegiatan
belajar-mengajar
memberikan
kesempatan
perlu
dipilih
dan
dan
kebebasan
dirancang berkreasi
agar secara
berkesinambungan untuk mengembangkan dan mengoptimalkan kreativitas siswa.
65
Dalam pembelajaran pendidikan agama Islam,
sebagai contoh,dalam ha! pelaksanaan ibadah haji, peserta didik diminta membuat urut-urutan pelaksanaan ibadah haji mulai dari
65
Departemen Pendidikan Nasional, Kegiatan Be/ajar mengajar, Loe.Cit
66
Departemen Agama, Kegiatan Pembe/ajaran Fiqih ,Op. Cit., h. 7
65
Departemen Pendidikan Nasional, Kegiatan Be/ajar mengqjar ,Op. Cit., h. 3
42
keberangkatan dari tanah air lndonesia sampai pulang dari tanah suci dengan menggunakan gambar. 66 7. Mengembangkan kemarnpuan menggunakan ilrnu dan teknologi Kegiatan belajar-mengajar perlu memberikan peluang ·agar s1swa memperoleh informasi dari multimedia setida.knya daJam penyaJian materi dan penggunaan media, pembelajaran. 67 Peserta didik dapat diminta mencari data perbankan syari'ah di internet atau membuat ringkasan tentang kuliah subuh di televivi yang ada kaitannya dengan puasa, dan sebagainya.
68
8. Menumbuhkan kesadaran sebagai Warga Negara yang baik kegiatan belajar-mengajar hendaknya mampu menggugah kesadaran siswa akan hak dan kewajiban sebagai warga Negara. 69 Sebagai contoh, peserta didik diminta untuk membaca tentang undang-undang Perkawinan mengenai kewajiban suami dan istri dan membuat laporan serta mendiskusikannya dengan teman lain di kelas.70 9. Belajar sepanjang hayat 66
Departemen Agama, Kegiatan Pembelajaran Fiqih ,/oe. Cit.
67
Departemen Pendidikan Nasional, Kegiatan Be/ajar mengajar ,Loe. Cit.
68
Departemen Agama, Kegiatan Pembelajaran Fiqih ,Op. Cit., h. 8
69
Departernen Pendidikan Nasional, Kegiatm1 Be/ajar mengajar ,Loe.Cit.
70
Departemen Agama, Kegiatan Pembe/ajaran Fiqih ,foe. Cit.
43
kegiatan
belajar-mengajam
perlu
membekaJi
siswa
dengan
ketrampilan belajar yang meliputi rasa percaya diri, keingintahuan, kemampuan memabami orang lain, kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama supaya mendorong diri untuk terns belajar. l 0. Perpaduan kompetisi, kerjasama dan solidaritas. Siswa
perlu
berkompetisi, ·bekerjasama,
dan
mengembangkan
soliaritasnya. KBM perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan semangat berkompetisi sehat untuk memperoleh insentif, bekerjasama, dan solidaritas. KBM perlu menyediakan tugastugas yang memungkinkan siswa bekerja secara mandiri .. 71
c. Penilaian Berbasis Kelas Sebagai salah satu komponen kurikulum berbasis kompetensi, penilaian berbasis kelas merupakan prinsip, sasaran, dan pelaksanaan penilaian berkelanjutan yang akurat dan konsisten
t'~ntang
kompetensi atau
hasil belajar siswa serta pernyataan yangjelas mengenai kemajuan siswa.72 Penilaian berbasis kelas pada mata pelajarrun pendidikan agama Islam merupakan proses pengumpulan, pelaporan, d'.ln penggunarun informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dengan menerapkan prinsipprinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti autentik, akurat, 71
72
Departemen Pendidikan Nasional, Kegiatm1 Be/ajar mengajar ,Loe.Cit..
Departemen Pendidikan Nasional, Penilaian Berbasis Kela,, ( Jakarta: Pusat Kurikulurn, Balitbang,2002), h. l.
44
dan konsisten, serta mengidentifikasi pencapaian kompetensi dan basil belajar pada mata pelajaran pendidikan agama Islam yang dikemukakan melalui pemyataan yang jelas tentang standar yang harus dan telah dicapai disertai dengan peta kemajuan belajar peserta didik clan pelapor,;nnya. 73 Komponen penilaian berbasis kelas dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan belajar-mengajar. · Penilaian berbasis kelas dilaknkan dengan pengumpulan kerja siswa (portofolio), hasil karya (produk), penugasan (proyek), kinerja (performance) dan tes tertulis (paper and pen).14
Penugasan atau proyek merupakan tugas yang harus dikerjakan siswa yang memerlukan waktu yang relatif lama dalam pengerjaannya. Penugasan ini dimaksudkan untuk menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam mengintegrasikan seluruh pengetahuan yang telah diperoleh dalam bentuk laporan atau karya tulis. Portofolio dapat diartikan sebagai suatu
w~judl
benda fisik dan suatu
proses sosial pedagogis. Dalam wujud benda fisik portofolio merupakan bundel , yaitu kumpulan atau dokumentasi hasil pekerjaan siswa yang disimpan dalam suatu bundel. Sebagai suatu proses sosial pedagogis,
73
Deparetemen Agama, Penilaian Berbasi.1· Ke/as, (Jakarta: Dirnktorat Jenderal kelembagaan Agama Islam, 2003), h. 3 74
Ibid, h. 2
45
portofolio merupalrnn kumpulan pengalaman belajar yang terdapat dalam pikiran siswa berupa pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap. 75 Tes tertulis dapat berbentuk memilih jawaban (pilihan ganda) dan membuat jawaban sendiri (tes uraian). Untuk penilaian berbasis kelas guru sebaiknya lebih banyalc memberikan tes uraian druipada tes tertulis yang lain. Tes uraian dapat memberikan gagasannya secara sistematis.
76
Dengan pengumpulan kerja siswa, basil karya, penugasan, kinerja dan tes tertulis. Guru alrnn menilai kompetensi dan basil belajar siswa berdasarkan tingkat pencapaian prestasi siswa. 77 Selain domain kognitif, domain psikomotorik juga perlu dilalcukan penilaian yaitu dengan melakukan tes yang dilakukan untuk mengukur penampilan/perbuatan atau kinerja (pe1formance) yang telah diknasai oleh peserta didik, melalui tes tertulis, tes identifikasi, tes simulasi dan tes petik kerja (work sample)18 Dalam pendidikan agama Islam, komponen a.fektif ikut menerrtukan keberhasilan belajar peserta didik. Paling tidak ada dua komponen afektif yang penting diukur, yaitu sikap dan minat terhadap pelajaran. Sikap peserta didik bisa positif bisa negatif atau netrnl. Hal ini tidak dapat 75
Ibid., h 4
16
Ibid., h 3
11
lbid., h 2
78
Departemen Agama, Peni/aian Berbasis kelas, Op.Cit., h. 28
46
dikategorikan benar atau salah. Guru memiliki tugas untuk membangkitkru1 dan meningkatkan minat peserta didik terhadap mata pelajaran.79
d. Serta Pe11gelolaa11 Kurikulum Berbasis Sekolali Pengelolaan kurikulum berbasis sekolah mengungkapkan berbagai pola pemberclayaan tenaga kependidikan
clan sumber claya lain unmk
meningkatkan mutu basil belajar. Pola ini dilengkapi pula dengan gagasan pembentukan jaringan kurikulum, pengembangan perangkat knrikulum, pembinaan profesional tenaga kepencliclikan, clan pengembangan system infonnasi kurikulum. 80 Pengelolaan
kurikulum
berbasis
sekolah
merupakan
kesatuan
pengembangan perangkat utuh dalam clesentralisasi kurikulun1 di daerah. Pengembangan ini terdiri clari pengembangan silabus, penetapan clan pengembangan materi yang diperlukan di sekolah atau di daerah, pelaksanaan kurikulum, clan pengembangan sistem pemantauan 81 Dalam pengelolaan kurikulum berbasis sekolah ini, pihak sekolah mempunya1 peran clan tanggung jawab yang terkait dengan peran clan tanggung jawab lainnya clalam bidang pendidikan di claerah yang
79
Ibid., h. 29
80
Departemen Pendidikan Nasional, Pengelokum Kurikulum Berbasis Seko/ah, (Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang, 2002), h 2 81
Ibid., h 4
47
bersangkutan. Karena itu sekolah Juga hams dapat meningkatkan komunikasi dengan berbagai pihak untuk mensosialisasikan gagasan, konsep, pelaksanaan KBK dan implikasinya terhadap siswa dan sekolah. Dengan diterapkannya secara perlahan konsep pendidikan ini maka sekolah tidak bisa lagi. dianggap sebagai pusat produksi yang terlalu memusatkan diri pada input tanpa. mempedulikan kualitas out put-nya. Kurikulum Berbasis Kompetensi ini akan lebih memperhatikan proses pendidikan yang sedang berlangsung. 82
C. Teori Tentang Efektifitas Pengajaran Untuk memahami efektifitas mengajar dalam tataran teori, maka akan dikemukakan teori di seputar efektifitas mengajar meliputi pengertian efektifitas dan ciri-ciri pengajaran yang efektif. 1. Pengertian Efektifitas Untuk membahas tentang pengertian efektifitas, di bawah ini penulis kemukakan pendapat beberapa ahli sebagai berikut: a. Menurut Prof Dr. Zakiah Daradjat, efektifitas adalah: " segala sesuatu berkenaan
82
dengan sejau:h mana sesu:atu yang
John de. Santo, Ed. Alexander Jatmiko Wibowo & Fandi Tjiptono, Pe11didikan Berba~is
Kompetensi, (Yogyakarta: Andi Offset, 2002), Cet. I, h. 142. 84
Zakiab Daradjat, 1/11111 Pendidikan Islam, Op.Cit., h. 126
48
direncanakan atau diinginkan yang dapat terlaksana atau tercapm·11 .83 b. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, efektifitas adalah " segala sesuatu yang dapat membawa hasil dan. usaha yang dapat mencapai suatu tujuan, yang ditempuh melalui tindakan atau perbuatan".
84
c. Dalam Ensiklopedi Umum, efektifitas berarti " menunjukkan taraf tercapainya suatu tujuan atau usaha, dikatakan efektif apabila usaha itu mencapai tujuannya". 85 Dari penge1iian tersebut di atas, penulis menyimpulkan bahwa efektifitas adalah: " segala sesuatu yang telah direncanakan atau diinginkan sesuai dengan tujuan dan dikerjakan secara tepat guna dengan peraturanperaturan yang telah ditetapkan untuk mendapatkan he1sil yang lebih baik.
2. Ciri-ciri Pengajaran yang .Efektif Mengenai ciri-ciri pengajaran yang efektif, Abu Ahmadi berpendapat; "rnengajar ialah suatu usaha atau tindakan yang menyebabkan orang Jain menjadi kenal, tahu dan faham serta dapat melaksanakan sesuatu yang sebefomnya tidak dikenal atau diketahui. Oleh karena itu, suatu pengajaran
84
Departemen P dan K, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta. : Balai Pustaka, J998), eel. ke-1, h. 226
49
disebut berhasil baik, bilamana pengajaran tersebut membangkitkan proses belajar yang efektif, sedangkan hasil yang disebut haik itu, karena: Pertama, tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan :siswa atau mahasiswa.
Kedua, merupakan pengetahuan asli dan bermanfaat bagi yang menerima". 86 Faktor lainnya yang menjadi ciri dari pengajaran yang efektif bahwa seorang g11ru memahami pola pengelolalan kelas yaitu kegiatam-kegiatan yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar seperti pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas oleh siswa dan sebagainya. Masalah pengelolaan harus ditanggulangi dengan tindakan korektif pengelolaan dengan demikian pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat ·mutlak bagi te1jadinya proses belajar yang efektif Selain itu pengelolaan pengajaran juga menjadi ciri pengajaran yang efektif yang mencakupi semua kegiatan yang secara langsung dimaksudkan untuk mencapai tujuan -tujuan khusus pengajaran . Termasuk di dalamnya adalah pemilihan metode, media dan teknik evalua:si yang sesuai dengan
85
Ensiklopedi Umum, ( Yogyakarta: Yayasan Kanisius, l 997), h. 296
86
Abu Ahmadi, Pendidikan Dari Masa Ke Masa, (Bandung: Arnico, 1987), cet ke- 1 h. 110.
" Ahmad Rohani HM dan Abu Ahmadi, Pe11gelo/aa11 Pengqiaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, l 995) ,h. 115
50
tujuan pengajaran , karakteristik siswa, situasi dan kondisi, kemampuan dan pribadi guru serta sarana dan prasarana yang digunakan,
87
BABllI METODOLOGI PENELITIAN
A. Variabel Penelitian
Variabel adalah konsep yang diberi lebih dari satu nilai 1 Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel independen (be bas) dan variabel dependen (terikat). Variabel independen adalah variabel yang dapat berdiri sendiri dan mempengaruhi variabel lain sedangkan variabel dependen adalah variabel yang bergantung atas variabel lain. Pada penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah efektifas pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi pada pembelajaran Pendid1:kan Agama Islam clan hasil belajar Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 70 Jakarta.
B. Po1mlasi dan sampel.
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian, baik berupa orang, benda, kejadian, nilai, maupun hal-hal yang terjadi. 2 Adapun populasi dalam penelitia:n ini adalah gum bidang studi Pendidikan Agama Islam,dan nmrid kelas Ill SMA yang telah mengalami pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi pada semester genap di
1
Masri Singaribuan dan sofian Efendi (ed), Metode Penelitiansurvai,(Jakarta: PTPustaka LP 3S, 1995), eel ke-2, h. 48 2
Ine I. Amirman Yousda dan Zainal Arifin, Pe11elitian dan Statistik Pendidiktm, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), eel ke-1, h. 134
51
52
kelas II yang berjwnlah 500 orang. Sedangkan yang dimaksud sampel adalah bagian dari populasi yang akan dijadikan obyek penelitian. Dalam peneltian ini yang dijadikan sampel adalah guru bidang studi Pendidikan Agan:1a Islam kelas III SMA dan sebagian siswa kelas lll SMA yang telah mengalami pelaksanaart kurikulum berbasis kompetensi pada semester genap yang berjwnlah 50 orang.
C. Metod.ologi Penelitian Sebagaimana lazimnya suatu karya ilmiah, maka penulis dalan1 melakukan penelitian ini menggunakan dua metode penelitian, yaitn : L Kajian Kepustakaan (Library Research), yaitn dengan membaca buku serta literature yang berhubungan dengan masalah yang penulis bahas. 2.
Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu dalam hal ini penulis mengadakan penelitian langsung ke obyek yang diteliti. Sesuai dengan masalah yang hendak diteliti, metode yang digunakan dalam
penulisan skripsi ini adalah metode kualitatif, yang menghasilkan data-data deskriptif berupa laporan-laporan tertulis maupun lisan yang bersumber dari dokumen dan orang-orang yang terlibat didalamnya. 3 Karenanya, hasil penelitian ini akan berupa kutipan-kutipan data baik yang berasal dari observasi, wawancara maupun dokumendokumen, yang berguna untuk mem berikan gambaran yang komprehensif mengenai
3
2, h.62
Sudarto, Metodologi Pene/itian Filsqfat, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997), cet ke-
53
pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi pada pembelaja:ran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 70 .Jakarta.
D. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian yang penulis lakukan adalah penelitia:n lapangan , yaitu dalam hal ini penulis mengadakan penelitian langsung ke obyek yang diteliti dengan teknik pengumpulan data, yaitu : a. Observasi Penulis melakukan observasi langsung ke sekolah untuk mendapatkan gambaran kongkret tentang pelaksanaan Kmikulum Berbasis Kompetensi pada pembelajaran Pendidikan Agama di SMA Negeri 70 Jakarta. b. Wawancara Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari yang diwawancarai. 4 Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara kepada pihak yang terkait dengan pelaksanaan kurikulurn berbasis kornpetensi pada pembelajara:n Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 70 Jakarta, yaitu kepala sekolah dan guru bidang studi Pendidikan Agama Islam
4
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), cet ke-1,h. 144
54
c. Doku111entasi Penulis 111emperoleh data melalui penggunaan sumber tertulis (primmy resource)
sebagai swnber utama bempa dokw11er,1 sekolah yaitu beruppa
daftar leger nilai yang menunjukkan hasil belajar siswa.
E. Teknik Analisa Data Analisa data dalam penelitian kualitatif, dilakukan sejak awal sampai penelitian berakhir. Hal ini dimaksudkan agar peneliti tidak hanyut dalam limpahan data-data dan mampu mengendalikan data tersebut. Selanjutnya data yang terkumpul, di atur, di urutkan, dikelompokkan dan dikategorisasikan sesuai fokus atau masalah yang ingin dijawab. Dengan demikian teknik analisis data tersebut diharapkan mampu menjawab dan mendeskripsikan efektifitas penerapan serta pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi pada pe111belajaran Pendidikan Agama Islam dai1 hubungannya dengan hasil belajar yang penulis gambarkan dalam bentuk grafik.
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMA Negeri 70 ,Jakarta
1. Sejarah Dan Letak Geografis SMA Negeri 70 Jakarta bertempat di tengah kota k1ecamatan Kebayoran Baru Jakarta Selatan, terletak di jalan Bulungan I, Blok C. Tempatnya strategis, gedung berada di belakang Kejaksaan Agung, 100 meter di Utara Mall Blok M, 500 meter di Barat Laut Plaza Kebayoran Baru dan 400 meter dari terminal Blok m. SMA Negeri 70 adalah gabungan dua SMA Negeri bertetangga yaitu SMA Negeri 9 dan SMA negeri 11 yang masing-masing berdiri tahun 1959 dan 1960. Penggabungan ini terjadi pada 3 oktober 1981 berdasarkan surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 025/0/81 dan hari belajar I tanggal 5 oktober 1981 sekaligus sebagai hari ulang tahun SMA Negeri 70 Jakarta. Sekolah ini dipimpin secara bergantian, dari tahun 1981- sekarang, oleh kepala sekolah sebagai berikut; l. Drs Darmadi dari 5 Oktober 1981 sampai dengan 6 Oktober 1985.
2. Drs Joelioes Joesoef dari 7 oktober 1985 sampai dengan 6 November 1992. 3. Drs Asrul Chatib dari 7 November 1992 sampai dengan 24 Oktober 1996. 4. Drs. H: Syaridin Saz dari 25 Oktober 1996 sampai dengan 31Juli2000. 5. Drs A. Sukarno dari l Agustus sampai dengan 31Agustus2000. 55
56
6. Drs Suyanto, MM dari I September 2000 sampai dengan 31 Juli 2003. 7. Drs Djumadi , M. Pd dari 1 Agustus 2003- sampai sekarang. Mulai tahun 1994/1995, SMA Negeri 70 Jakarta, oleh kantor
wilayah
Depdiknas DK! Jakarta dinyatakan sebagai sekolah plus (unggulan) tingkat wilayah Kodya Jakarta Selatan. SMA ini dapat dipilih oleh siswa-siswa dari SLT.P se-Jakarta Selatan, Depok dan Tangerang. SMA ini kemudian mulai tahun 2003/2004 oleh kantor wilayah Depdiknas DIG Jakarta dinyatakan sebagai sekolah plus (m1ggulan) wilayah OKI Jakarta, jadi SMA ini dapat dipilih oleh siswa-siswa dari SLTP dari seluruh wilayah DK! Jakarta. Di SMA Negeri 70 Jakarta, siswa yang memiliki kecerdasan luar biasa IQ >
123 rata-rata Nem SLTP 7.5 rata-rata rapor SLTP 7.5 dan memiliki komitmen tinggi terhadap tugas, dapat menyelesaikan sekolahnya di SMA N1egeri 70 Jakarta, hanya dalam waktu dua tahun. Mereka tetap menyelesaikan belajar dalam 9 caturwulan, hanya masing-masing caturwulan waktunya sekitar 50 hari. Penyelenggaraan program percepatan belajar untuk SMA Negeri 70 Jakarta, telah mendapat pengesahan dari Dirjen Dikdasmen Depdiknas dengan Surat Keputusan Nomor: 391 I c.c6 I Kep I MN I 2001. tertanggal 19 September 2001. Oleh Departemen Pendidikan Nasional, SMA Negeri 70 Jakarta, pada tahun pelajaran 2002/2003 ditunjuk sebagai Mini Piloting Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Kepercayaan yang diberikan kepada SMA Negeri 70 ini, telah disambut dengan kesiapan para guru yang terkait, dengan membuat persiapan penyusunan silabus kurikulum berbasis kompetensi untuk sejumlah mata pelajaran.
57
2. Visi, Misi dan Tujuan SMA Negeri 70 Jakarta a. Visi SMA Negeri 70 Jakmia " MENJADI PUSAT STUDI DAN JNOVASI PENDIDIKAN BERTARAF NASIONAL DALAM BIDANG SAINS, TEKNOLOGl DAN BUDAYA".
b. Misi SMA Negeri 70 Jakarta "MEMBERIKAN PELAYANAN SECARA TEPA.T DAN PROFESIONAL DALAM HAL PENDIDIKAN, PENGAJARAN DAN BUDAYA AGAR DAPAT MENYUMBANGKAN SDM YANG BERK.UALITAS KEPADA DUNIA PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA/LUAR NEGERL
c. Tujuan SMA Negeri 70 Jakarta 1) Membentuk siswa yang beriman, taqwa, berilmu dm1 termnpil dalmn lPTEK
danlMTAQ. 2) Memperoleh NEM rata-rata minimal 7.5. 3) Menghasilkan lulusan yang diterima di PTN minimanl 75 %.
58
3. Kurikulum SMA Negeri 70 Jakarta Tabel I Kurikulum SMA Negeri 70 Jakarta Kelas/Banyak Jarr!.!:!~lajaran
•
... ::I ·i: ::I
::.:
E
E <(
Mata Pelajaran
.a
et:
<(
x
1. P. Ai:iama 2. PP Kn SMU 3. Bl1s. Indonesia 1994 4. Sei. Nasional & Umum Ke las 5. Penjaskes llA&Jll 6. Geografi 7. Pend. Seni Dan 8. Bhs lnonris 9. Matematika KBK 10. Fisika Kalas 11. Kimia X&XI 12. Bioloai 13. Sosioloai 14. Tataneaara 15. Ekonomi 16. Antrooolaai 17. Tl & Komunikasi 18: Komnuter · i·•
i\1~%1in/. 19.Bhs.PeranCisl;Je'fmail'.i .)\
2o:Bimbingari1
Jumlah Banyak Kelas Banyak Jam Pelajaran
"' "'
"'
"T
2 2 4 2 2 1 2 4 4 3 3 3 2 0 2 0 0
3 3 3 2 0 2 0 0 2
>·
1 •···• i1i 40 12 480
"
'iii
• 5<
x
2 2 3 1 2 1 2 4 5 5 4 5 0 0 0 0 0
-
40 1 8 40 320
<(
2 3 3 3 2
2 2 5 2 2 2 0 4 6 5 3 4 2 0 3 0 0
2 2
4 4 0 0 0 4 0 5 0
-
2
2
80
Pelaj
"'.;!!::
!!:: .;
<(
"T
><• .)( 2 2 4 2 2 1 2 4 4
1
0
Jml Jam
2 2 3 2 2 0 0 5 8 7 6 7 0 0 0 0 0
2
2 3 2 2 0 0 5 2 0 0 0 6 6 10 5 0
--
1 3 7 45 315 135
Keterangan: XR
=
kelas X Reguler, menggunakan kurikulum berbasis kompetensi.
XA
=
kelas X Akselerasi (percepatan) belajar dalam waktu 2 tahun.
XI A
=
kelas XI jurnsan Ilmu Alam (KBK 2003)
68 70 117 62 68
27 46 146 168 133 116 132 54 18 69 15 4 48 24 30 295 34 1415
59
XIS
=
kelas XI jurusan Ilmu Sosial (KBK 2003)
2A
=
kelas 11 Akse\erasi, rnenggunakan kurikulum SMU 1994 ( 2 tahun belajar)
3 IPA = kelas III jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (kurikulurr1 SMU I 994) 3 IPS
=
kelas III jurusan Ilnm Sosial (kurikulurn SMU 1994)
4. Struktur Organisasi SMA Negeri 70 Jakarta SMA Negeri 70 jakarta dipirnpin oleh seorang kepala sekolah bemama Drs. Djumadi, M.Pd, yang dibantukan oleh empat orang wakil yang masing-masing mempunyai tugas tersendiri.
60
Kepala Sekolah
Komite Sekolah Ir. Arif Iludiman
r-----
I
Drs. Djumadi, M.Pd. NIP 470036997
,' '
1: . '-
•,''
,,,,_,, -,
.·-;,; '•
Ke pala Tata Usaha Drs• 1\11. Ansor NIP 130922972 -""~-:-·
Wakepsek Bid. Kesiswaan
Wakepsek Bid. Sarana & Prasarana
Rusli A. Fattah, S.Pd. NIP 131270727
Sri Sulistyati M., S.Pd NIP 130796095 '
''
Wakepsek Bid. Kurikulum Drs. Achmad Muchtar NIP 470036997 '
_.,. -----
-,.,,;
I
M. Soleh Muhidin, S. Pd• NIP 470036997
I ••
;
',.,_ <--
'·
,'
Keterangan : garis konsultasi garis komando
·'
I•
-·(-:,-·::<' '"'.--'-' <"'•'''
Siswa
___ =
>'\
I
'
=
'
Wakepsek Hub. Kerjasama Masyarakat
Guru-guru
--------------
''i,
',
'
'.·
l,
-
61
5. Keadaan gnru clan karyawan SMA Negeri 70 Jakarta Tabel 2 Keadaan Guru dan Karyawan SMA Negeri 70 Jakarta
03 11
I I
Guru 51
I
82
I
K!!)rawan
TU
52 2
23
Jumlah: 95 Oranq
I Keborsihan I Satpam 15 4 I I Jumlah: 42 Oran9
Dari tabel di atas di ketahui jw11lah guru di SMA Negeri 70 Jakarta adalah 95 orang yang mayoritas merupakan lulusan S l, dan memiliki karyawan sebanyak 42 orang dengan perincian 23 orang tata usaha, 15 orang petugas kebersihan, dan 4 orang satpam.
6. Keadaan siswa SMA Negeri 70 Jakarta Tabel 3 Keadaan Siswa SMA Negeri 70 Jakarta
KelasX Kelas
Akselerasi
Jwnlah Anak
12 Kelas
1 Kelas
477anak
8 kelas
1 kelas
327 anak
Reguler
Kelas
XI
Ilmu
XI
Ilmu 2 kelas
Alam Kelas Sosial
-
71 anak
62
Kelas III IPA
7 kelas
Kelas lll IPS
3 kelas
Jumlah
32 kelas
279 anak
-
113 anak
-
2 kelas
1267 anak
Berdasarkan tabel di atas, maka jumlah siswa SMA. Negeri 70 Jakarta pada tahun pelajaran 2003/2004 adalah 1297 siswa, dengan rincian kelas X 477 siswa, kelas XI 398 siswa dan kelas III 392 siswa.
7. Sarana dan Prasarana SMA Negeri 70 Jakarta
Adapun sarana yang dimiliki SMA Negeri 70 Jakarta untuk menunjang proses belajar mengajar sebagai berikut : Tabel 4 Keadaan Sarana dan Prasarana di SMA Negeri 70 Jakarta No
Sarana dan Prasarana
Jtrrnlah
Kondisi
1.
Ruang kepala sekolah
1
Baik
2.
Ruang tata usaha
1
Baik
3.
Ruang guru
1
Baik
4.
Ruang OSIS
1
Baik
5.
RuangBP/BK
2
Baik
6.
Ruang isolasi
2
Baik
7.
Ruang perpustakaan
l
Baik
63
8.
Ruang Jaboratorium biologi
2
Baik
9.
Ruang laboratorium kimia
2
Baik
10.
Ruang laboratorium fisika
1
Baik
11.
Ruang laboratorium bahasa
1
Baik
12.
Gudang
1
Baik
13.
Kan tin
I
Baik
14.
WC guru
4
Baik
15.
WCmurid
22
Baik
B. Deskripsi Data Pada bab sebelunmya telab penulis kemukakan bahwa telmik pengwnpulan data yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah dengan wawancara dan angket, yaitu untuk memperoleh data atau informasi tenta.ng pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi pada pembelajaran pendidikan agama Islam. Wawancara dilakukan dengan pihak-pihak terkait a.ntara wakil kepala sekolab bidang kurikulum dan gum bidang studi pendidikan agama Islam. Adapnn pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan pelaksanaan kurikulwn berbasis kompetensi pada pembelajaran pendidikan agama Islam yang terdiri dari efektifitas pelaksanaan dan hasil belajarnya.
64
C. Analisa Data Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi pada Pemb~:lajaran Pendidikan Agama Islam Pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi di SlvlA Negeri _70 Jakarta merupakan Mini Piloting yang ditunjuk oleh Departemen Pendidikan Nasional sejak hampir 3 tahun lalu, sehingga pada tahun pelajaran 2003/2004 ini SN!A Negeri 70 sudah melaksanakan KBK untuk semua kelas yang terdiri dari kelas X,XI dan XII. 1 Untuk kurikulum dan silabus yang diterapkan di S:lvlA Negeri 70 Jakarta, masih mengadaptasi kurikulum dan silabus mata pelajaran pendidikan agarna Islam yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional, jadi belurn dilakukan perubahan silabus berdasarkan kebutuhan dan keadaan lingkungan. Di SMA Negeri 70 Jaka1ia dalam pembelajaran pendidikan agarna Islam menggunakan metode-metode yang bervariasi, tentu saja penggunaan metode ini disesuaikan dengan tujuan, materi pelajaran, sarana yang tersedia, waktu dan kemampuan guru dalam menguasai metode-metode tersebut. Di antara metodemetode yang digunakan dalam proses pembelajaran pendidikan agarna Islam adalah sebagai berikut : 1.
Ceramah, metode ceramah dilaksanakan apabila menyampaikan bahan pembelajaran tentang fakta-fakta dan pemberian informasi.
1
Yaya Supriyadi, Guru PAI, Wawancara Pribadi, Jakarta, 20 Juli 2004
65
2.
Tanya jawab biasanya dilaksanakan dalam satu waktu dengan metode ceramah, dimana guru mengajukan pertauyaall-pertanyaan kepada murid mengenai pelajaran yang telah dipelajari atau yang sedang berlangsung.
3.
Diskusi dilaksanakan apabila mempelajari bahan pelajaran yang mengandw1g pennasalahan, yang diharapkan terjadi proses penglibatan dua atau lebih individu yang berinteraksi secara verbal dan tatap muka untuk mencapai tujuan, melalui tukar-menukar infom1asi dan untuk memecahkan masalah secara bersama-sama.
4.
Resitasi adalah cara menyampaikan materi pelajaran dengau memberikan tugas baik secara individual maupun kelompok di Iuar jani terjadwal dengan jadwal tertentu., resitasi bertujuan untuk meuguatkan pemahaman siswa terhadap bahan pelajaran yang telah diberikan.
5.
Demonstrasi dilaksanakan apabila menyampaikan bahau pelajaran yang membutuhkan ketrampilan untuk menguasainya, seperti tata cara ibadah haji.
6.
Eksperimen dilakukan untuk menguatkan kemampuan s1swa dalam mencapai tujuan yang diminta oleh topik pembelajaran, seperti fasih membaca Al Qur'an, maka siswa diminta untuk langsung membaca Al Qur'an.
7.
Contoh teladan diterapkan oleh guru dalam rangka memberi contoh sesuai dengan tujuan pembelajaran,seperti tata krama, maka dalani keseharian guru berbuat seperti yang dikatakau dalam kelas.
66
Dengan digunakannya metode di atas, di harapkan siswa tidak merasa bosan terhadap materi pendidikan agama Islam. 2 Selain metode, dibutuhkan j uga sarana penunjang pelaksanaan ·KBK pada pembelajaran PAI, berbicara mengenai sarana, sering kita kaitkan dengan fasilitas fisik, sarana dalam ha! ini adalah fasilitas untuk menu11jang proses pembelajaran pendidikan agama Islam untuk mencapai basil belajar yang diharapkan, seperti alat pendidikan. Dalarn proses pembelajaran, guru dan siswa harus aktif, baik fisik maupun mental, kedua keaktifan tersebut sukar dilaksanakan bila tanpa sarana dan alat pendidikan. Alat (media) pendidikan menurut Arief S. Sadiman dalam bukunya media pendidikan, media pendidikan adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingi,'ll proses belajar terjadi 3 Media pendidikan yang sering dimanfaatkan guru pendidikan agarna Islam adalah sebagai berikut; Media grafis tennasuk media visual, saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Jenis media gratis yang dimanfaatkan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, seperti bagan I chart biasanya
2
Yaya Supriyadi, Guru PAI, Wawancara Pribadi, Jakarta, 20 Juli 2004
3
Arief S. Sadiman, Media Pendidikan, (Jakarta: PT Rajawali Prnss, 1993), cet-ke-3, h. 7
67
digunakan untuk menyajikan konsep-konsep yang sulit disampaikan secara lisan. Media audio visual berkaitan dengan
ind1~ra
pendengaran dan
penglihatan, jenis media audio visual ini membantu kemampuan visualisasi siswa tentang bahasan yang disampaikan seperti konsep ilmu pengetahuan dalam Islam. Media proyeksi diam, jenis media proyeksi diam yang ada di SMA Negeri 70 seperti, Overhead Proyektor,televise, Video Compact Disk, film, televisi. Media visual ini digunakan un1tuk memudahkan guru pendidikan agama Islam, seperti tentang sejarah Islam. 4 Setelah melakukan proses pembelajaran, tentunya perlu untuk mengetahui hasil dan keberhasilan pembelajaran tersebut. Untuk mengetahui informasi tersebut diperlukan evaluasi atau penilaian. Penilaian berbasis kelas
terhadap pendidikan agama Islam ini
dilakukan terpadu dengan kegiatan belajar mengajar yang mencakup mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Evaluasi terhadap aspek kognitif mencakup semua materi pokok yang diajarkrun, dan diujikan dalam 3 kali ulangan harian, sedangkan aspek afektif dilihat dari sikap dan tingkah laku
keseharian
peserta
didik
yang
meliputi
kehadiran,
ketepatan
penyampaian tugas, partisipasi dalam proses pembelajaran, earn berpakaian
4
Yaya Supriyadi, Guru PAI, Wawancara Pribadi, Jakarta, 20 Juli 2004
68
serta sikap dan perilaku di Juar maupun di dalam kelas. Terhadap aspek psikomotorik dilihat dari ketrampilan seperti membaca Al Qur'an, hafalan ayat-ayat Al Qur'an dan do'a, praktek khutbah, praktek pidato dan pelaksanaan ibadah. 5 Komponen yang tidak kalah pentingnya daiam pelaksanaan K.BK adalah manajemen berbasis sekolah. Di SMA Negeri 70 Jakarta pengelolaan kurikulum berbasis sekolah dimulai dengan pembentukan komite sekolah yang be1fungsi memberdayakan potensi tenaga kependidikanan dansumber daya Jain untuk meningkatkan mutu basil belajar. Dalam pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi di SMA Negeri 70 Jakarta, terdapat beberapa kendala yang dihadapi,, mengingat SMA ini mernpakan Mini Piloting yang ditunjuk oleh Departemen
pendidikan
Nasional. Untuk menerapkan ini banyak ha! yang barns dipersiapkan di antaranya penetapan nilai minimal untuk beberapa pelajaran pokok yang salah satunya adalah pendidikan agama Islam. Selain itu be:ntuk raport untuk K.BK juga selalu mengalami pernbahan, mengingat Depdiknas tidak memberikan petunjuk secara rinci. Kendala lain yaitu beragamnya. pemahaman para guru tentang konsep kurikulum berbasis kompetensi, mengingat kurikulum ini barn di uji cobakan6
' Ibid,, 6
Achmacl Muchtar, Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum, Wawancara Pribadi,Jakarta, 23 Juli 2004
69
Kendala yang dihadapi secara khusus dalam pelaksanaan KBK pada pembelajaran pendidikan agama Islam di SMA Negeri 70 Jakarta adalah beragamnya keman1puan yang dimiliki siswa sehingga berpengaruh terhadap proses pembelajaran, ini disebabkan karena asal sekolah sisa SMA Negeri 70 beragam. 7 Upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk mengatasi kendala yang ada di antaranya mengikutsertakan para guru dalam berbagai penataran KBK yang diselenggarakan oleh dinas pendidikan kemudian disosialisasikan kepada rekan guru lainnya dalam MGMP ( musyawarah guru mata pelajaran) yang bertujuan untuk menyamakan pemahaman tentang konsep KBK itu ..
sendm.
8
Untuk mengatasi Kendala dalam pembelajaran pendidikan agama Islam dilakukan dengan mengadakan bimbingan secara pribasi kepada siswa yang dianggap membutuhkan, dan bekerja sama dengan anggota ROHIS untuk mebantu siswa yang dianggap kurang dalam kemampuan agama. 9 Untuk meningkatkan efektifitas pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi pada pembelajaran pendidikan agama Islam, ada upaya yang telah
7
Ya ya Supriyadi, Guru PAI, Wawancara Pribadi, Jakarta, 20 Juli 2004
8
Achmad Muchtar, Wakil Kepala Sekolah Urnsan Kurikulurn, Wawancara Pribadi, Jakarta, 23 Julu 2004 9
Yaya Supriyadi, Guru PAI, Wawancara Pribadi, Jakarta, 20 Juli 2004
70
dilakukan oleh kepala sekolah SMA Negeri 70 Jakarta, antara lain dengan mengikutsertakan guru pendidikan agama Islam untuk mengikuti penataran kurikulum berbasis kompetensi yang dilaksanakan oleh Suku dinas pendidikan Jakarta Selatan dan dinas pendidikan menengah dan Tinggi untuk kemudian disosilisasikan kepada rekan-rekan guru pendidikan agama Islam lainm1ya melalui MGMP (musyawarah guru mata pelajaran). w Pelaksanaan KBK pada pembelajaran pendidikan agama Islam dapat dikatakan sudah efektif walaupun belum mencapai kesempurnaan, ini terlihat dari tercapainya tiga ranah dalam pendidikan yaitu ranah kognitif yang dapat dilihat dari perolehan nilai peserta didik dari 3 kali ulangan harian yang menunjukkan hasil yang cukup bagus dan memuaskan, dalam pelaksanaan KBK tidak lagi dikenal istilah ulangan akhir semester (UAS) tetapi hanya ulangan harian yang dilaksanakan 3 kali dalam sa1tu semester. Kemudian ketercapaian ranah afektif yang dapat dilihat dari perubahan sikap dan tingkah laku kesebarian para peserta didik yang selalu dipantau oleh para guru yang meliputi
kehadiran,
ketepatan penyampaian tugas, partisipasi dalam
pembelajaran, earn berpakaian serta sikap dan
pt~rilaku
di luar maupun di
dalam kelas, sedangkan untuk ranah psikomotoiik dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam menunjukkan ketrampilan membaca Al Qur'an,
10
Achmad Muchtar, Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum, Wawancara Pribadi, Jakarta, 23 juli 2004
71
hafalan ayat-ayat Al Qur'an dan do'a, praktek klmtbaJ1, praktek pidato dan pelaksanaan ibadah. 11 Setelah memaparkan hasil wawancara seputar pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi pada pembelajaran pendidikan agama Islam, di bawah ini penulis kemukakan hasil belajar siswa kelas XII SMA Negeri 70 Jakarta selama 1 semester terakhir, yaitu semester genap. Tabel 5 Hasil belajar siswa kelas XII SMA pada semester genap Responden
Nilai hasil belajar
1.
9
2.
9
3.
8
4.
7
5.
9
6.
8
7.
8
8.
8
9.
9
10.
9
11
Yaya Supriyadi, Guru PAI, Wawancara Pribadi, Jakarta, 20 Juli 2004
72
11.
8
12.
9
13.
8
14.
8
15.
8
16.
8
17.
8
------
.
·-
~·
18.
8
19.
8
20.
8
21.
8
22.
8
23.
9
--
f-
24.
8
25.
8
26.
9
27.
9 .
28.
8
29.
9
30.
8
31.
8
··-
--
--
73
32.
9
33.
8
34.
8
35.
9
36.
9
37.
8
38.
8
39.
8
40.
9
41.
9
42.
8 I-
43
9
44.
8
45.
8
46.
8
47.
9
48.
8
49.
8
50.
8
Jumlah
416
--
74
Rata-rata hasil belajar = 4 I 6 = 8.32 50
Grafik I Berikut grafik yang menunjukkan hubungan antara efektifitas pelaksanaan kirrikulurn berbasis kompetensi pada pembelajaran pendidikan agama falam dengai1 hasil belajar
y 10
8 ()
4
2
•---·•----<>·---o-'-----o------· 0
20
40
60
80
100
x (%)
· D. Interpretasi Data Berdasarkan hasil data penelitian dan analisa data yang telah dilakukan, penulis memginterpretasikan bahwa dari hasil wawancara tentang pelaksanaan · kurikulum berbasis kompetensi pada pembelajaran pendidikan agan1a Islffill, dari keempat komponen kurikulum berbasis kompetensi yang diharapkan ada pada implementasi KBK. Di SMA Negeri 70 sebanyak 3 kornponen dari 4 kornponen KBK yang ada sudah diimplementasikan secara efektif, ini dapat dinyatakan dalam hitungan 75 %. Kenyataan ini perkuat dengan rata-rata nilai hasil belajar yang berkisar pada nilai 8.32, nilai hasil belajar ini dapat dikategorikan bagns
BABV
PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dan penelitian yang penulis lakukan tentang pelaksanaan kurikulum berbasis lcompetensi pada pembelajaran pendidikan agama Islam di SMA Negeri 70 Jakarta, dapat disimpulka:n bebera:pa: hal, yaitu :
1. SMA Negeri 70 Jakarta merupakan sekolah unggulan yang ditunjuk oleh Dcpartemcn Pendidikan Nasional seba:gai Mini Piloting
pelaksa:naa:n
kurikulum berbasis kompetensi untuk semua bidang studi sejak tahun pelajaran 2002/2003 sehingga pada tahun ini
semua: kelas sudah
melaksanakan KBK. 2. Pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi pada pembelajaran pendidikan agama Islam dapat dikatakan efektif, berdasarkan hasil analisa data kualitatif tentang pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi pada pernbelajaran pendidikan agama Islam, bahwa dari keempat komponen kurikulum berbasis kompetensi 3 diantaranya sudah berjalan secara efektif. 3. Hasil belajar siswa SMA Negeri 70 pada pembelajaran pendidikan agama Islam cukup memuaskan dengan rata-ra:ta nilai 8.32.
75
76
3. Masih terdapat kendala dalam pelaksanaan KBK pada bidang studi pendidikan agama Islam antara lain pernahaman dan persepsi guru yang rnasih beragam tentang KBK itu sendiri dan kemampuan awal siswa yang berbeda clikarenakan asal sekolah clan latar belakang keluarga yang berbeda. 4. Upaya
untuk
rnengatasi
kenclala
tersebut
antara
lain
dengan
rnengikutsertakan para guru dalam berbagai penataran yang di aclakan oleh Departemen Penclidikan Nasional untuk menyamakan persepsi dan pernahaman tentang KBK, sedangkan untuk mengatasi kendala dalam pembelajaran pendidikan agama Islam yaitu dengan mengadakan bimbingan khusus terhadap siswa yang kurnng dalam kemampuan agama dan juga bekerja sama dengan ROHIS (Rohani lslam) untuk membantu teman-temannya yang lemah clalam kemampuan agarna.
B. Saran-saran
1. Kepada pihak sekolah agar lebih giat mengikuti berbagai perkembangan clan inovasi yang dibutuhkan dalarn rangka menyukseskan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi. 2. Kepada kepala sekolah SMA Negeri 70 Jakarta agar turut membantu mensosial isasikan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi kepada sekolah-sekolah lain yang bant memulai menerapkan KBK pada tahw1 ini.
77
3. Kepada guru pendidikan agama Islam agar lebih bervariasi dalam menggunakan metodc pembelajaran dan cam mengajar agar siswa tidak jenuh dengan materi yang disampaikan. 4. Kepada guru pendidikan agama Islam agar mengguilakan media · pernbelajaran dan teknik evaluasi yang lebih bervariasi agar materi yang disampaikan lebih mudah dicerna oleh siswa dan mencerminkan keadaan siswa yang sebenarnya.
78
DAFT AR PUSTAKA Ahmadi Abu, Pendidikan Dari lvlasa Ke Masa, Bandung: Amico, 1987, cetke-1 Ahmadi, Abu clan Nur Uhbiyati, !!mu Pendidikan,.Takarta: Rineka Cipta,_ [991. Al Syaibany, 0111ar Mohammad Al Taumy, Falsafah Pendidikan Islam, alih bahasa Dr. Hasan Langgulung, Jakarta: Bulan Bintang, 1979, Cet. I Aly, Hery Noer, !!mu Pendidikan Islam, Jakarta: Logos, 1999, Cet. Ke-2 Arifin, M.M.Ed., Vifsufi.11 Pendidikan Islam, Ja1rnrta: Bina Aksara, 1987 ____, Hubungan limbal balik Pendidikan Agama, Jakana: Bulan Bintang, 1978 ______ _, !/11111 l'rndlifi!wn Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996, Cet. Ke-4 · Arikunto Suharsi111i, A1anajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 1990, cet ke-1 Ashra( Ali, Huri.1·011 Haru Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1996, Cet.3 Bakhtiar, Amsal, M.A., Filsafat Agama Islam, (Ciputat: Logos, 1997) Cet. I Daradjat, Zakiah, !!/mu Pendidikan Islam, Jakmia: Bumi Aksara, 1996, Cet. 3 · Departemen Agama RI, Kegiatan Pembelajaran Fiqih, Jakarta, Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2003 _____, lvfetodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Dirjen Bimb<Jb>a Islam, 2001 - - -, Penilaian
/3erbasis Ke/as, Jakarta: Direktorat JenderaJ kelembagaan Agama
Islam, 2003 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kwnus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998, cet. ke-1 Departemen Penclidikan Nasional, Kegiata11 Belqjar-111eng({jar, Jakarta: Pusat Kurikulum, balitbang, 2002 _ _ _ , Kurikufum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran PAI Sekolah lvfenengah Umum, Jakarta: Pusat Kurilrnlum, Balitbang, 2001
79
_ _ _, Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelaiaran PAl Sekolah Menengah Umum, Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang, 200 I _ _ _, Kurikulwn Berbasis Kompetensi .Mata Pelajaran PAI Sekolahlvfenengalz Umum, Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang, 2001 _ _ _, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang 2002 - - - · ' Kurikulum 13erbasis Kompetensi, Jakarta: PusatKL1rikulum, 2002 _ _ _ , Kurikulum dan Basil Belajar Rumpun Pelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Pusat Kurikulum,balitbang,2002 , Pe/ak.1·m1m111 Kurikulum Berbasis Kompelensi, Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang, Agustus, 2002
_ _ _ , Pengelolmm Kurikulum Berbasis Sekolalz, Jakarta: Pusat Kmikulum, Balitbang, 2002 _, Pengembangan Si!abus Kurikulum Berbasis Kompetensi, , Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang Departemen Pendidikan Nasional, Juni 2002, h. 12. _ _ _, Peniluian J3erbasis Ke/as, Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang,2002 Ensiklopedi Urn um, Yogyakmia: Yayasan Kanisius, 1997, c:et ke-7
Imam Prihardoyo dan Kenedi Nurhan," Selamat Datang Kurikulum Berbasis Kompetensi", Kompa.1·, Jakarta, Rabu, 17 Desember 2:003 Jalaluddin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam; konsep dan Perkembangan Pemikirannya, Jakarta: Rajagrafindo, 1996, Cet 2 Lembaga Penelitian IAIN Jakarta, Islam dan Pendidikan Nasional, Jakarta: 1983 Marimba, Ahmad D., Pengantar Fi/safiit Pendidikan Islam, Bandung: al Ma'arif, 1989, CcL Ke-8 _ _ _, Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung: al-Ma'arif, 1980 ____ , Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung: al-Ma':arif: 1980, cetKe-5
80
Moeliana, Anton M., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998, Cet. I Mulyasa, E., M.Pd., Kurikulum Berbasis Kompetensi; Konsep Karakteristik, dan Implementasi, Bandung; Remaja Rosdakarya, 2002, Cet. Ke-5 Nasution, Harun, Js!wn Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jakarta: UI Press, 1985 Nata, Abuddin, M.A., Metodologi Studi Islam, Jakarta: Rajac Grafindo Persada, 2000 Nizar, Samsul, M.A., Fisafat Pendidikan I.skam; Pendekatan Historis, Teoritis dan Prak/is, Ciputat Press, Jakarta, 2002 Poerwadarminta, WJS, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1976 Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Jakarta, Metodologi Pengcy·aran Agama Islam, Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, 1981/l982 Pmwanto, M. Ngalim, M.P., !!mu Pendidikan; Teoretis & Praktis, Bandung: Remaja Rosda Karya, Cet. 8, 1995 Ramayulis, I/mu I'endidikan !.~lam, Jakaiia: Kalam Mulia, 1992 Razak, Nasruddin, Dienul Islam, Bandung: al Maarif, 1973 Cet. I Rohani Ahmad HM dan Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: PT Ririeka Cipta, 1995),h. 115 Sadiman Arief S., Jvledia Pendidikan, Jakarta: PT Rajawali Press, 1993, cet-ke-3 Santo John de., Ed. Alexander Jatmiko Wibowo & Fandi Tjiptouo, Pendidikan Berbasis Kompetensi, (Yogyakarta: Andi Offset, 2002), Cet. I, h. 142. Sidi, Indra Djati, Ph.D, Menuju Ma.1yarakat Be/ajar; A1enggagas Paradigma Baru Pendidikan, Paramadina, Cet. I, 2001 Singaribuan Masri dan sofian Efendi (ed), Adetode Penelitian suniai,Jakarta: PT Pustaka LP 3S, 1995, cet ke-2 Sistem Pendidikan Nasional, No. 2, th. J989, Jakaiia: Sinar Grafika, 1992 Sudarsono, S.H. Ka111us Filsafat dan Psikologi, Jakarta: Rineka Cipta, 1993, Cet. I
81
Sudarto, A1etodologi Penelitian FilsafCit, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997, cet ke-2 Sudjana, Nana, Pemhinaan dan Pengemhangan Kurikulum di Sekolah, Bandung: Sinar baru, 1989 Sudjono Anas, Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Prcss,2000, cet ke-10 Sumantri, Jujun S. Suria, Filsafat I/mu: Sebuah PengantarPopuler, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1995 Syafi'i, A. "Silabus Sebagai Panduan mengajar dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi",Makalah dipresentasikan pada kegiatan pembekalan PPL U, Jakarta: U!N, 2004 Syahid, Achmad dan Abas Al Jauhari (ed.), Bahasa, Pendidikan, dan Agama, Logos Wacana II 111 u, Ciputat, 2002 Uhbiyati, Nur, //11111 /'endidikan Js!c1111, Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998,. Cct. Ke-2 ____ ,I/mu P.:ndulikan Islam, CV. Bandung Pustaka Selia,, 1992 Cet. I Undang-undang Repuh!ik Indonesia no. 20 ta/nm 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta Penjelasannya, Bandung: citra Umbara, 2003 Yousda lne I. Aminnan dan Zainal Ari fin, Penelitian dan S.!atistik Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1993, cet ke-1 Zaini, Syahmiran, Prinsip-prinsip Dasar KonsepsiPend1dikan Mulia, 1986, Cet. Ke-1
L~lami,
Jakarta: Kalam
82
SILABUS PENDIDIKAN AG AMA ISLAM DI SMA Kelas
: II
Semester
: 1I
ALQUR'AN ·--
KOMPETENSI DASAR
Mampu membaca Al Quran dengan tmtil (dilaksanakan pad a setiap awal Pendidikan Agmna Islam selama 5-10 menit) ~.
MATERI POKOK
-
-·-·
Ayat-ayat Al Quran
INDIKATOR PENCAPAIAN HASIL BEI,AJAR
Membaca Al Quran dengan fasih KOMPETENSI DASAR
Membaca dan memahami ayat-ayat tentang perintah menja ga kelestarian lingkungan hidup se1ta mampu menerapkannya dalam perilaku sehari-hari MA TERI POKOK
INDIKATOR PENCAPAIAN HASIL BELAJAR
Surat Ar Rum ayat
• Membaca dengru1 fasih surat Ar R1un ayat 41-42
41-42
• Menjelaskru1 penerapan ilmu taj wid dalrun surat Ar Rum ayat 41-42 • Menyimpulkan kandungan surat Ar Rmn ayat 41-42 yang berkaitan dengru1 lm·angru1 membuat kernsakm1 di bumi • Memmjukkm1 perilaku yang mence:rminkan isi surat Ar Rum ayat 41-42
83
Surat Al A'raf ayat
• Membaca dengan fasih surat Al A'raf ayat 56-58
56-58
• Menjelaskan penerapan ilmu tajwid dalarn surat Al A'raf yat 56-58 • Menyimpulkan kandungan surat Al A'raf yat 56-58 yang berkaitan larangru1 membuat kerusakm1 di bumi • Memmjukkan perilal'U yang mencenninkan isi surat Al A'raf ayat 56-58
• Membaca dengru1 fasih Surat Shaad ayat 27-28 Surat Shaad ayat
27-1
28
• Menjelaskan penerapan ilmu tajwid dalmn Surat Shaad ayat 27-28 • Menyimpulkan kandtmgan Surat Shaad ayat 27-28 yang berkaitan dengan keburukan kaum yang berbuat kerusakru1 di bmni • Memrnjttl
KEIMANAN KOMPETENSI DASAR Beriman
kepacla
kitab-kitab
Allah
clan
-------····----------
memahan1i
fungsinya
serta mmnpu
84
------------·----·----
menerapkan dalam perilaku sehari-hari MATER! POKOK-r Ftmgsi
beriman
kepada
k:itab-k:itab
INDIKATOR PENCAPAIAN I-IASIL BELAJAR • Menjelaskan fungsi iman kepada kitab-kitab Allah • Mengemukakan dalil naqli dan aqli tentang fungsi nnan
Allah
kepada k:itab-kitab Allah • Menunjukkan tanda-tanda penghayaran terhadap fimgsi iman kepada kitab-kitab Allah dalam perilaku sehari-lmri
L_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
AKHLAK -·--
I
KOMPETENSI DASAR
Terbiasa menghindari sifat-sifat tercela -------·~---··-~
MA TERI PO KOK
.....
INDIKATOR PEN CAPAIAN HASIL BELAJAR
Merampok
• Memurjukkan sikap membenci perbuatan merampok
Membunuh
• Memmjukkan sikap membenci perbuatan membunuh
A susila
• Memurjukkan sikap membenci perbuatau asusila
Pelanggaran HAM
•
Memmj ukkan
sikap menghindru·i perbuatan pelanggarru1
HAM ·-··--·'---
KOMPETENSI DASAR
Terbiasa be1iatakrama dalam kehidupan sehari-hari MATERI POKOK ~-
[_
INDIKATOR PENCAPAIAN HASIL BELAJAR
85
-------·······- - - - - - - -
Tatakrama tcrhaclap
• Memutjukkan sikap pecluli terhaclap kaum lemah
kaum lemah Tatakrama terhaclap
• Menunjukkan sikap mengluu-gai kmya orang lain
karya orang lain
FIQlI/IBADAH KOMPETENSI DASAR
Memahami suber-snmber hukmn Islam clan pembai,>iannya --------··----·-·--------- - - - - - - - · - - - - - - - - - - - - ! MA TERI POKOK INDIKATOR PENCAPAIAN HASlL BELAJAR !------------- --
Penyelenggaraan
• Menerangkan tata cara penyelenggaraanjenazah
jenazah
• Mempraktekkan cara rnemandikan jenazah • Me1tjelaskan earn mengkafani jenazah • Mempraktekkan shalat jenazah • Mempraktekkan cara meni,>ubnrkan jenazah KOMPETENSI DASAR
Memahami hukum Jslam tentang jinayat clan lmdud clan mampu menghindari kejahatan clalam kehiclupan sehari-hari ----c=-~-cc--cc-~-~=-c-~=---o==-··===--,--=~c-------
MATERI POKOK
lN DIKATOR PENCAPAIAN HASIL BELAJAR
• Menjelaskan ketentum1 huk1nn Islam tentang jinayat • Mengemukakan clalil-dalil tentang jinayat '-----------·-····-
-
86
----------·-
• Men!,'llraikan hikrnah ketentuan hukum tentangjinayat • Menjelaskan ketentuan hukum Islam tentang huclucl • Mengemukakan clalil-dalil tentang hudud • Mengemukakan hikrnah ketentuan hukmn tentang huclucl • Menunjukkan perilaln1 menghindari perbuatan jahat
KOMPETENSI DASAR Memahami ketentuan tentang ldrntbah clan clakwah serta mampu mempraktekkannya
---------r-
MATERI PO KOK
Khutbah clan dakwah
-
INDIKATOR PENCAPAIAN HASIL BELAJAR • Menjelaskan dasar hukum clakwah • Menguraikan ketentuan khutbab dan clakwah • Menjelaskan perbedaan khutbah clan dakwah • Menjelaskan cara menyusun teks khutbah dan dakwah • Berlatih menyusun teks khutball clan dak'Wah • Mempraktekkan klmtbah clan dakwal1
TARIKl-1/SEJ ARA I-I KOMPETENSI DASAR Memahami perkembangan Islam pada masa pembaharuan clan mampu menerapkan manfaat11ya dalarn pcrilaku sehmi-haii
LMATERI POI~-~~,N~)IKATOR P~~NCAPAIAN HAs11_n_E_1_A_J_A_R_ _ _ _~
87
Perkenibangan Islam pad a pembaharuan
1nasa
• Menjelaskan perkernbangan ajaran Islam • Me1rjelaskan perkembangan ilmu pengetahuan • Menjelaskan perkembangan kebudayaan • Menguraikan manfaat yang dapat diambil clari sejarah perkembangan Islam pada pembahaman • Menmrjukkan perilaku yang mem;enninkan penghayatan terhadap
manfaat
yang
dapat
diambil
dari
sejarah
perkembangan Islam pada masa pembahaman • Menjelaskan pengamh perkembangan dunia Islam terhadap Islam dan ummat Islmn di Indonesia
88
BERIT A WA W ANCARA DENGAN WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM
Nama
Drs Achmad Muchtar
1. Tanya:
Langkah-langkah apa yang dilakukan dalam pembahaman
pernbahan kurikulum berbasis kompetensi pada pelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya '? Jawab:
Mengadakan rapat dewm1
gim1
untuk membicarakan nilai
ketuntasan bcl<\iar, mengingat dalam KBk nilai minimal adalah 70 untuk mata pelajarnn pokok termasuk salah satunya adalah pendidikan agama Islam. Kemudian
disosialisasikan
kepada
gum-gum
untuk
diterapkan
dalam
penilaian terhaclap mmid-mmid.
2. Tanya:
Perencanaan pacla dasamya adalah proyeksi tentang apa yang
hams dilaksanakan. Kaitannya dengan pembinam1 kurikulmn, upaya apa yang bapak lakukan untuk membina kmikulum berbasis kompetensi pada bidang studi Pendiclikan Agarna Islam ?
Ja\vab:
Upaya yang dilakukan SMA 70 Jakarta dalam pembinaan KBK
adalah dengan meni:,>ilrnt sertakan perwakilan gum masing-masing bidang studi untuk mengikuti penataran KBK yang dilaksanakan Suku Dinas Jakarta Selatan clan Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi. Setelah itu
f,'lllU
yang
diikut senakan diminta untuk mensosialisasikan materi yang didapat kepada rekan-rekan Pelajaran ).
!,'lll'U
lainnya
melalui
MGMP
(Musyawarah
Guru
Mata
89
3. Tanya:
Menurut
Bapak
sudah
efektifkah
pelak:sanaan Kurikulum
berbasis kompetensi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah ini
?
Jawab:
Sudah 80 %, ini dapat dilihat dari pelaksanaan KBK di SMA
70 yang sesuai prosednr, yaitu tahap perencanaan, pembelajaran hingga evaluasi. Dalam KBK tidak ada ulangan akhir semester yang ada ulangau harian. f, ulangan harian II dan ulangan harian III, yang biasa disebut penilaian ranah kognitiC dalam pembelajaran pendidikan agania Islam, nilai-nilai siswa culn1p memuaskan. Kemudian ranah afektif, terjadi perubahai1 sikap, minat dm1 perilak·u keseharian siswa, baik di dalam maupun di luar kelas. Untuk: ranah psikomotorik
memutjukkan
kemampuan ketrampilan yang diminta oleh
bahasan.
Jakarta, 23 Juli 2004 lnte1viewee
Interviewer
Drs Achmad Muchtar
Yaumil Fitri Haqiqi
90
BERITA WAWANCARA TENTANG PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI PADA PEMBELA.JARAN AGAMA ISLAM DI SMA 70 BULUNGAN
Titjuan
: Memperoleh infonnasi mengenai pelaksanaan kurikulum beroasis kompetensi pada pembelajaran Pendidikan Aganm lslam di SMA 70.
Interviewee
: Guru bidang studi Pendidikan Agama Islam
Nama
: Drs Yaya Supriyadi
Tanya : l. Sudah efektifkah pelaksanaan Pendidikan Agama Islam sesuai kurikuhnn berbasis kompetensi ?
Jawab : Pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi di SMA 70 Bulungan
merupakan Mini Piloting yang ditunjuk oleh Departemen Pendidikan Nasional sejak hampir 3 talmn lalu, jadi SMA 70 sudah melaksanakan KBK nntuk semua kelas yang terdiri daii kelas X, XI clan XII pada tahun ini. Untuk pelaksananai1 KBK pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat dikatakai1 sudah efektif walaupm1 belurn mencapai kesempurnaan ini terlihat daii tercapainya tiga ranah dalam pendidikan yaitu yang terdiri daii rana11 kognitif yai1g dapat dilihat dari perolehai1 nilai peserta didik dari 3 kali ulangan haiian memutjukkan basil yang cukup bagus. Adapun ketercapaian ranah afektif clapat dilihat claii pernbahan sikap clan tingkah laku keseharian para peserta diclik yang selalu dipai1tau dau dieavaluasi oleh para guru yang meliputi kehadiran , ketepatan penyampaian tugas, pmiisipasi dalam proses pembelajaran, cara berpakaian serta sikap dai1 perilaku di luar maupun di dalam kelas.
91
Sedangkan untuk ranah psikomotorik dapat dilihat dmi kemampuan stswa dalam menunjukkan ketrampilan membaca Al Qur'an, hafalm1 ayat-ayat Al Qur'm1 dan doa, praktek khutbah, praktek pidato dan pelaksanaan ibadah.
Tanya:
a. Apakah anda selalu menyusun satuan pembelajaran (silabus)?
Jawab:
Ya, guru-guru di
SMA 70 Bulungan ini dalam melaksanakai1
kmikltlum berbasis kompetensi selalu membuat perencanam1 pembelajaran dan menyusun silabus sebagai persiapan mengajar. Adapun
penyusunan
silabus
pendidikan
agama
Islam,
karena
dalain
pendidikan agama Jslmn ini terdiri dari lima fokus klirikl1lum yang terdiri dari
Al
Qur'an. Keimanan, fiqih/ibadah, akhlak dan tarikh, maka penyusunan dm1 penyajian silabus disesuaikan dengan keadaan clan kondisi kelas dai1 pese1ta didik, ini dimaksudkan agar siswa tidak merasa jemtli.
b. -metode apa yang ancla terapk<m clrumn pembelajaran al Qur'an,
Tanya :
keimanan, fiqih/ibadah, akhlak dm1 tarikh ?
karena
Jawab: pemaharnan
1s1
mateti Al
qur'm1 di SMA lebih memfokuskan pada
clan kandungan ayat, rnaka metode ym1g digunakan adalru1 diskusi,
yaitn siswa diminta untuk memilih bahan dari berbagai sUlllber setelllil itn dipresentasikan clan dipcrtanggung jawabkan di muka kelas. Adapun siswa yang Jain diminta keaktifannya dalam merespon clan mengomentari hasil temuM clan presentasi temmmya. Dalam materi keimanan juga menggunakan metode diskusi, siswa diminta membuat rnakalah sesuai dengM bahan kajian yang akau dipelajari. Dalam mate1i fiqih atau ibadah karena Iebih difokuskan kepada
92
kemampuan
psikomotorik,
maka
metode
yang digunakan selain didiskusikan
bersama-sama , juga kemudian dipraktekkan. Dalam penyarnpaiau materi akhlak, lebih cendenmg menggunakau metode diskusi, selain itu guru juga melakukan observasi terhadap sikap kesehariau siswa sehingga dibutuhkan kejelia.n dau ketelitian guru dalam mengamati dan basil observasi itu dapat dijadikan nilai afektif siswa. Untuk materi taiikh metode yang digunakan juga diskusi, yaitu ~iswa diminta untuk mcmilih bahan dari berbagai sumber setelah itu dipresentasikan dai1 dipertanggm1g jawabkan
di muka kelas. Adapm1 siswa yai1g lain diminta
keaktifannya dalam mcrespon dan mcngomentari hasil temuan dau presentasi temannya.
Tanya:-
Bagaimana
anda
mengelola
kelas
pada
saat
pembelajaran
berlangsung ?
Jawab : Guru harus mampu mengkoordidnir kelas sehingga suasana kelas hidup, memautau dan memonitor kegiatan siswa didik dan memotivasi mereka dengau nilai, bahwa apapm1 yai1g dikerjakan siswa dapat dijaclikau bahau penilaian.
Tanya
:media apa yang ai1da gtmakan pada pembelajarnn al qur'an, keimanan,
fiqib/ibadah, akhlak dan tarikh?
Jawab :Media elektronik seperti overhead proyektor, dai1 jnga kertas transparan, rnang audio visual untuk membantu kemampuan visnalisasi siswa tentai1g bahasai1 yaug disampaikan. Selain itu juga di adakan kunjllllgau ke tempat- tempat yang sesuai dengan tujuan bahasan seperti tempat manasik haji di pondok gede.
Tanya : c.
Bagairnana anda mengevaluasi materi pembelajarar1 al qur'an
kei1nanan, fiqih/ibadah, akhlak dai1 tarikh ?
93
Jawab : Dalmn pelaksanan KBK tidak dikenal lagi ulangan akhir semester, tetapi bernbah menjadi ulangan harian I, ulm1gan harian II dan ulangan harian III,. ulanganulangan ini alat untuk mengevaluasi kemampuan kognitif. Adapun
untuk
mengevaluasi
kemampum1
afektif dan psikomotorik dapat
dilalnikan dengm1 rnengamati sikap dan perilaku si~wa sehm·i-hati.
Tanya : Kendala apa sa.Ja ym1g ditemukan dalam pelaksanaan kuriknlum berbasis kompetensi dalam pembelajman Pendidikan Agama Islam ?
Jawab :Kendala secara um1m1 yang dialami SMA 70 dalam pelaksanaan Kurikulnm Berbasis Kompetensi adalah kurangnya pembekalan yang diadakan oleh Pusat Kurikulrnn 1i1engingat mininmya dana, ha! ini berakibat kepada beragamnya pemahaman dan persepsi guru tentang Kurikulum Berbasis Kompe1ensi. Kendala secara klmsus pelaksanaan KBK pada Pembelajarm1 PAI adalali beragamnya kemampuan yang dimiliki siswa sehingga berpengmul1 terl1adap proses pembelajman, ada siswa yang sudah terbiasa dengan pengetahmm Pendidikan Agmna Islm11 tetapi ada pula yang belum, ini disebabkan karena asal sekolali siswa SMA 70 beragam.
Tmiya :Bagaimana cara mengatasi kendala tersebut?
.Jawab :Untuk menyamakan pemahmnan tentang konsep KBK itu sendiri, dila1.'Uk-an dengan pengarahan sesama rekan gum dan pelatihan mandiri yang diadakan oleh sekolah. Aclapun untuk mel1!,>atasi kendala dalam pembelajarm1 PA[ dilakukan dengan mengaclakan bimbingan secm·a personal kepada siswa yang dianggap membutuhkan clan juga beke1:ja sama dengan m1ggota ROH1S untuk memban1u siswa yang kurang dalam kemampuan agama.
94
Tanya :Bagaimana basil pembelajanm Penclidikan Agama Islam sesuai larrikuhm1 berbasis kompetensi ? Jawab :Hasilnya cukup memuaskan, terlihat dari basil ulangan harian ( 1, II dan III) , dan juga hasil obse1vasi terhadap ranal1 afektif dan psikomotorik.
Jakruia, 20 Juli 2004 Inte1viewee
/
Interviewer
/
~.-:_ __c;;/J:f-".J::,~-"·~·;~:;:;:'. _;:;::::;----
I
f
t
Drs aya Sup1iyadi
Yaumil Fitri .Haqiqi
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
95
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN Telp.: (62-21) 7443328, 7401925,. Fax (62-21) 7402982
TI. Ir. I-J. Djuanda Nomor 95. ciputat 154 J2. Indonesia
Nomor
: ET/PP.02.2/ "'-fr../200.Li 1
Lamp
: Abstraksi I Outline
Hal
: BIMBINGAN SKRIPSI
En1ail
:
[email protected]
Jaka1ta, 21 Februari 2004
Kepada Yth. Drs. H. Paim un
Dosen Fak. Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
VIN Syarif Hidayatullah Jakarta Assalan1u 'a/aikun1 tvr. vvb. Dengan ini diharapkan kesediaan saudara untuk menjadi pembimbing !III (Materi/teknis) penu!isan Skripsi mahasiswa,
Nama
: Yaumil Fitri Haqiqi
N1M
: 0011017822
Jurusan/Semesler
: PAINIII
Judul Skripsi
: "TINJAUAN KURIKULUM 1994; PELAKSANl\.AN
PENGAJARAN PENDIDIKAN A.GAMA ISLAM DI SMU ISLAM ASY SYAFI'IYAH". Judul tersebut telah disetujui oleh jurusan yang bersangkutan pada tanggal 2 l
Februari 2004 dengan abstraksi I outline sebagairnana 1erla1npir. Bimbingan Skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, yakni sampai dengan tanggal 21 Agustus 2004.
Atas perhaitan dnn lcesediaan Saudara. ka1ni ucapkar. terin1a kasih. i¥assalcanu 'a/aikun-1
\.VI'.
lvb.
Tembusan
l.
Dekan
2.
Ketua Jurusan vang bersanl!kutan
DEPARTEMEN AGAl\tf.A UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
96
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN Telp.: (62-21) 7443328, 7401925,. Fax (62-21) 7402982
JI. Ir. J-I. Djuanda Nomor 95. ciputat 15412._lndonesia
Email
Nomor: ETtrL.02.2/.1!71(.1200.y
Jakarta, 10 Agustus 2004
:
[email protected]
,.....""""""'""""'""""""'"""""
Lamp Hal
: Perubahan Judul Skripsi
Kepada Yth. Drs. H. Paimun Dosen Pembimbing Skripsi Faknltas Ilmu Tarbiyah dan Kegnruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Assalamu 'alaikum wr. Wb.
Dekan Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguman Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, memberitahukan bahwa: Nama
: Yaumil Fifli Haqiqi
NomorPokok
: 0011017822
Jurusan
: Pendidikan Agarna Islam
Judul Skripsi
: TINJAUAN KURlKULUM 1994; PELAKSANAAN
PENGAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMU ISLAM ASY SYAFI'IYAB
Setelah judul skripsi tersebut dikonsultasikan oleh mahasiswa yang bersangkutan dengan pihak-pihak yang terkait berubah menjadi: EFEKTIFITAS PELAKSANAAN KURIKULUM BEIIDASIS KOMPETENSI PADA PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM DAN IIUBUNGANNYA
DENGAN IIASIL BELAJAR DI SMA NEGERI 70 JAKARTA
Demikianlah, agar dapat diberikan bimbingan selanjutnya. Wassalam.
Tembusan I. Dekau (sebagai taporan) 2. Ketua Jurusan pendidikan agama Islam
3. Mahasiswa vang bersangkutan
DEPARTEMEN AGA!VIA UNIVERSITAS [SLAM NEGERI SY ARIF I-IIDAYA TULLAH JAKARTA
97
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JL It. H. Djnanda Notnor 95. ciputat I 5412. Indonesia ~ """"'~""""
............
..............
Tclp.: (62-21) 7443328, 7401925,. Fa-.: (62-21) 7402982 Email : uirijkt@),cabi:neLid
............"""".....=--=--·
Nomor: ETfl1,,02.2/~il./200..I/
Jakarta, 14 Juli 2004
La1np : 111str11111en Riset Hal
: RlSET /WAWANCARA
Kcpada Yth. Kepala Sckolah SMA 70 dj~
Jakarta
Assa!an1u 'a/aiku1n Yvr. }Vb. Dengan honnat kami san1paikan bah\va,
Nan1a
: Yaumil Fitri Haqiqi JI Pisangan Baru No. 14 Rt 006/012
Alam at
)\1atraman J akarla Timur adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan U!N Syarif Hidayatullah Jakarta,
NIM
: 0011017822
Jurusan
: Pendidikan Aga1na 1sla1n
Sein ester
V!ll
Sehubungan dengan tugas penyelesaian skripsi yang be;:judul
PELAKSANAAN
JWRIKULUM
BERBASIS
KOMPETENSI
PADA
PEMBELAJARAN l'ENDIDIKAN AGAMA ISLAM
kruni mohon kesediaan Saudara untuk meneritna dan rr1e1nbantu n1ahasiS\l.'a/l -tersebut. Atas perhatian dan bantuan Saudara, kan1i ucapkan t:eriina kasih.
Wassa!anzualai!aun
r11r.
·wb.
't'e1nbusan 1. Dekan 2. Ketua J urusan yang bersangku:an
98 PEMERINTAH. PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA l)JNAS PENDIDIKAN MENENGAH DAN TINGGI
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGF.,RI 70 JAKARTA Jalan Bulungan I, Kebayoran Barn Jakarta Selatan Telepon 7222667 -7221343, Fax. 7221343
SURAT KETERANGAN No. : 480/101.4/SMA 70/MN/2004
Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala·SJvlA Negeri 70 .Jakarta Selatan menerangkan bahwa : Nama No: Registrasi Fak/Jurusan Instansi Tahun Akaclemik
: Yaumil Fitri Haqiqi : 0011017822 : Ilmu Tarbiyah clan Keguruan/Pencliclikan Agama Islam : U!N Syarif Hiclayatullah Jakarta : 2004/2005
Nama tersebut di atas aclalah benar Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hiclayatullah Jakarta telah mengaclakan penelitian clalam rangka penyelesaian skripsi yang be1juclul "Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi Pacla pembelajaran Pencliclikan Agama Islam pacla SMA Negeri 70 Jakarta terhitung mulai tanggal 19 Juli s/cl Agustus 2004. Demikian surat keterangan ini kami buat, untuk cliketahui clan clipergunakan sebagai111ana 111estinya.
--