69
STAIN Palangka Raya
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DENGAN STRATEGI MENULIS TERBIMBING (SMT) BAGI MAHASISWA SEMESTER 4 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG Sabarun Abstract The study is aimed at improving the students’ writing ability in writing English class using Guided Composition strategy, which refers to a teaching method in which the teacher guides students systematically and orderly in writing a composition. The strategy is selected because it was assumed that the strategy can improve the students’ writing ability and motivate the students to actively involve in writing class. The study employs Collaborative Classroom Action Research design. The subjects of the study are three of fourth semester students of the Electrical Engineering Department of Malang Muhammadiyah University of 2006-2007 Academic Years. The study is carried out in two cycles by following the four steps of action research: planning, implementing, observing, and reflecting. Cycle 1 was carried out on February 5th 2007. Meanwhile Cycle 2 was held on Februari 19th 2007. Each cycle consists of one meeting, focused on prewriting activity, whilst writing and post writing activities. The result of this study shows that Guided Composition Strategy is effective in improving the students’ paragraph writing ability. It can be seen from the improvement of the students’ writing achievement. In the pretest before the implementation of Guided Composition Strategy, the average score of the students’ writing achievement was 3.50 in a 1.00 to 6.00 scale. Three students obtained ‘poor’ level. However, after Guided Composition Strategy was implemented, the average score of the class in Cycle 1 increased slightly to 4.15. Only two students did not achieve the criteria of success. Then, in Cycle 2, the average score of the class increased dramatically to 4.75, and all subjects achieved the criteria of success. In addition, the students are actively involved in writing class and they are highly motivated to attend the guided writing class. Key Words: Guided Composition Strategy, Writing Ability.
A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Penelitian Tujuan utama pengajaran bahasa adalah untuk mengembangkan empat ketrampilan bahasa yang meliputi: mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan menulis merupakan salah satu ketrampilan bahasa yang harus dikembangkan di kelas. Menulis adalah seperangkat kegiatan membuat teks yang meliputi pengembangan ide, penulisan draft, mengedit, dan merevisi teks. 1 Kegiatan *
Penulis Dosen bahasa Inggris TBI Sekolah Tinggi Agama Islam Palangka Raya, ia memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd) di UIN Malang pada tahun 2006. Alamat Kantor: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Palangka Raya Jl. G. Obos Komp. Islamic Centre Palangka Raya Kalimantan Tengah 73112 1
Gould, E., DiYanni R., dan Smith, W., the Act of Writing. (New York: Random House, 1989), h. x.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 2, Nomor 1, Juni 2008
STAIN Palangka Raya
70
menulis merupakan ketrampilan bahasa yang sulit. Karena untuk dapat menulis dengan baik, mahasiswa memerlukan ketrampilan bahasa yang kompleks. Untuk menghasilkan tulisan yang baik, mahasiswa dituntut menguasai tata bahasa, tata kalimat, pengorganisasian paragraf, pilihan kosa kata yang tepat, dan lain-lain.2 Beberapa ketrampilan yang diperlukan dalam menulis antara lain: penguasaan kosa kata, penguasaan tanda baca, penguasaan pengembangan ide, dan penguasaan aturan baku bahasa tulis. Konsekuensinya, pengajaran menulis melibatkan banyak komponen bahasa seperti tata bahasa, organisasi paragraf, pengembangan paragraph, dan tanda baca. Namun demikian, dalam pengajaran menulis, dosen Bahasa Inggris sering menghadapi sejumlah permasalahan. Misalnya, mahasiswa kurang termotivasi untuk menulis dan nilai karangan mereka masih tergolong kurang. Mereka masih melakukan kesalahan tata bahasa ketika menulis. Selain itu dosen/guru mata kuliah menulis sejauh ini masih menggunakan pendekatan tradisional dalam mengajar. Berdasarkan pengalaman peneliti, mahasiswa sering mendapatkan kesulitan dalam menulis. Terkadang, mereka melakukan kesalahan tata bahasa. Mahasiswa juga mempunyai motivasi yang rendah dan tidak tertarik dalam menulis. Mereka merasa bahwa menulis adalah pelajaran yang membosankan. Kesulitan lain yang dialami mahasiswa, mereka tidak dapat menggunakan bahasa tulis dengan baik dan benar, dan mereka kurang percaya diri. Kebanyakan dari mereka tidak tahu apa yang akan ditulis dan tidak bisa mengekspresikan perasaannya dalam bahasa tulis. Kesimpulannya mahasiswa menghadapi dua masalah utama dalam menulis: masalah linguistik dan isi/ pesan. Terkait dengan masalah tersebut, dosen bahasa sebagai faktor kunci proses pembelajaran harus mampu memotivasi mahasiswanya dalam menulis. Dalam hal ini, dosen hendaknya mampu menerapkan strategi pengajaran menulis yang dapat meningkatkan motivasi mahasiswa di kelas. Untuk itu, peneliti mengajukan Strategi Menulis Terbimbing (SMT) sebagai suatu model pembelajaran sebagai alternatif solusi terhadap permasalahan yang dihadapi baik mahasiswa ataupun dosen terkait pembelajaran matakuliah menulis selama ini. Model pembelajaran ini diyakini sebagai suatu strategi yang tepat untuk memecahkan permasalahan di kelas dalam pelajaran menulis. Strategi Menulis Terbimbing (SMT) adalah strategi pembelajaran yang digunakan untuk membimbing mahasiswa menulis bahasa Inggis secara sistematis dan tersusun dalam proses menulis yang meliputi pra-menulis, menulis draft, merevisi tulisan, mengedit tulisan, dan menulis karangan. Dalam hal ini, Broughton, dkk berpendapat: Guided Composition is a composition in which the teacher provides the situation and helps the class to prepare the written work, either through written or oral assistance.3 2
Raimes, A., Techniques in Teaching Writing. (Oxford: Oxford University Press, 1983), h. 6. 3 Broughton, G., Brumfit, C., Flavell, R., Hill, P., and Pincas, A., Teaching English as a Foreign Language. (London: Routledge & Kegan Paul, 1978), h. 118.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 2, Nomor 1, Juni 2008
STAIN Palangka Raya
71
Berdasarkan asumsi di atas, peneliti termotivasi melakukan penelitian tindakan kelas tentang ”Meningkatkan Kemampuan Menulis Paragraf dengan Strategi Menulis Terbimbing (SMT) bagi Mahasiswa Semester 4 Jurusan Teknik Elektro di Universitas Muhammadiyah Malang Tahun Akademik 2006/2007.” Ada sejumlah alasan untuk mengadakan penelitian tindakan kelas tentang Strategi Menulis Terbimbing (SMT). Pertama, peneliti ingin meningkatkan kemampuan menulis mahasiswa dalam menulis paragraph dalam bahasa Inggris. Kedua, penerapan Strategi Menulis Terbimbing (SMT) diharapkan dapat memecahkan permasalahan mahasiswa di kelas menulis. Diharapkan, Strategi Menulis Terbimbing (SMT) dapat meningkatkan prestasi menulis mahasiswa. Ketiga, berdasarkan temuan sejumlah penelitian sebelumnya Strategi Menulis Terbimbing (SMT) sangat efektif dalam meningkatkan ketrampilan menulis siswa. Ridhayani, menemukan bahwa Strategi Menulis Terbimbing (SMT) dapat meningkatkan prestasi menulis siswa pada siswa SLTP Negeri 3 Tirawuta, Sulawesi Tenggara.4 Demikian pula Purnomo yang mengadakan penelitian tentang penerapan Strategi Menulis Terbimbing (SMT) di SLTP Negeri Kembang Bahu Lamongan. Ia menemukan bahwa Strategi Menulis Terbimbing (SMT) dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengembangkan ide suatu paragraf. Keempat, Strategi Menulis Terbimbing (SMT) memberikan banyak keuntungan baik bagi dosen maupun mahasiswa. Bagi mahasiswa, Strategi Menulis Terbimbing (SMT) menyediakan langkah-langkah menulis secara mandiri.5 Dengan melihat model karangan, mahasiswa dapat menulis topik yang serupa dengan model karangan tersebut. Hal ini memungkinkan mahasiswa menulis karangan lebih cepat mengikuti model karangan yang sudah disiapkan. Selain itu, Strategi Menulis Terbimbing (SMT) memungkinkan mahasiswa menulis paragraf secara lengkap mulai dari awal. Bagi dosen, Strategi Menulis Terbimbing (SMT) akan memudahkan dalam proses pengajaran menulis di kelas. Akan tetapi penelitian-penelitian diatas tersebut megenai menulis dalam bahasa Indonesia dan bukan dalam menulis bahasa Inggris. Disamping itu, subjek penelitian-penelitian diatas adalah siswa pada sekolah dasar dan sekolah menengah pertama dan bukan mahasiswa yang sedang mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa asing di Indonesia. Menulis dalam bahasa Inggris bagi mahasiswa Indonesia tentunya jauh lebih sulit karena mahasiswa dituntut tidak hanya menulis dengan rangkain ide yang koheren, grammatikal yang tepat dalam bahasa Inggris, tetapi juga kesesuaian dengan kontek dan pembaca. 2. Rumusan Masalah 4
Ridhayani, Improving Students’ Writing Skill Through Directed Writing Activities (DWA) Strategy at SLTP Negeri 3 Tirawuta, Southeast Sulawesi. (. Malang: Universitas Negeri Malang, Tesis tidak dipublikasikan, 2004), th. 5 Purnomo, U. H., 2002. Peningkatan Kemampuan Mengungkapkan Gagasan dalam Wacana Narasi dengAn Strategi Menulis Terbimbing (SMT) Siswa Kelas I SLTP N Kembang Bahu, Lamongan. (.Malang: Universitas Negeri Malang Tesis tidak dipublikasikan, 2002), th.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 2, Nomor 1, Juni 2008
STAIN Palangka Raya
72
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, masalah penelitian ini adalah “Bagaimanakah kemampuan menulis bahasa Inggris mahasiswa semester 4 Jurusan Teknik Elektro di Universitas Muhammadiyah Malang dapat ditingkatkan melalui Strategi Menulis Terbimbing (SMT)?” 3. Batasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada penerapan Strategi Menulis Terbimbing (SMT) dalam pengajaran menulis. Penelitian ini memfokuskan pada bagaimana kemampuan menulis bahasa Inggris mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Malang dapat ditingkatkan melalui Strategi Menulis Terbimbing (SMT). Penelitian ini ditujukan untuk mengembangkan perencanaan, penerapan, dan evaluasi pengajaran menulis paragraf dengan Strategi Menulis Terbimbing (SMT). Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas dan dilaksanakan pada mahasiswa semester semester 4 Jurusan Teknik Elektro di Universitas Muhammadiyah Malang. 4. Manfaat Penelitian Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menulis paragraf dengan menggunakan Strategi Menulis Terbimbing (SMT). Penelitian ini memberikan manfaat baik praktis maupun teoritis. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan mendukung teori Menulis Terbimbing dalam meningkatkan kemampuan mahasiswa menulis paragraf. Penelitian ini juga diharapkan memberikan kontribusi praktis baik bagi para dosen maupun mahasiswa dengan menggunakan Strategi Menulis Terbimbing (SMT) dalam pengajaran menulis bahasa Inggris. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmiah bagi universitas, yaitu, dalam pengembangan pengajaran bahasa dalam meningkatkan kemampuan menulis dan meningkatkan kualitas pengajaran bahasa secara umum. B. Tinjauan Pustaka 1. Strategi Menulis Terbimbing (SMT) Salah satu strategi pembelajaran menulis yang dapat diterapkan guru bahasa adalah Strategi Menulis Terbimbing (SMT). Strategi ini dikembangkan oleh Blake dan Spennato. Yang dikutip dari Eanes, ia mengatakan: “Directed Writing Strategy is a strategy for developing writing skills and using the writing process to enhance content area learning … This strategy can be used at almost any grade level and in any content area. It is an instructional framework that allows for considerable flexibility in terms of the types of writing assignment you choose.6 (Strategi menulis terbimbing adalah suatu strategi untuk mengembangkan ketrampilan menulis dan menggunakan proses menulis untuk meningkatkan pengajaran… Strategi ini dapat digunakan pada hampir 6
Eanes, R., Content Area Literacy: Teaching for Today and Tomorrow. (New York: Delmar, Inc., 1997), h.479.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 2, Nomor 1, Juni 2008
STAIN Palangka Raya
73
semua jenjang. Strategi ini merupakan kerangka instruksional untuk segala bentuk tugas mengarang yang dipilih). Sebagai suatu strategi yang berbasis pada pendekatan proses menulis, Strategi Menulis Terbimbing (SMT) meliputi seperangkat aktivitas, seperti: pramenulis pembuatan kerangka karangan, merevisi karangan, mengedit karangan dan menulis karangan. Selanjutnya, Eanes menyebutkan tujuh langkah strategis dalam Strategi Menulis Terbimbing (SMT). Pertama, menyiapkan mahasiswa untuk menemukan topik dengan membantunya memilih topik yang sesuai, tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit. Dalam hal ini, dosen membimbing mahasiswa dalam memilih topik. Kemudian, dosen membantu mahasiswa mengembangkan daftar sumber informasi yang diperlukan untuk mengembangkan topik. Kedua, dosen membantu mahasiswa merumuskan pertanyaan terkait dengan topik yang ingin dikembangkan. Dalam langkah ini, dosen membantu mahasiswa memberikan daftar pertanyaan yang ingin dijawab mahasiswa. Ketiga, dosen membimbing mahasiswa untuk mengumpulkan dan mengeorganisasikan ide untuk menjawab pertanyaan. Dalam hal ini, dosen membantu mahasiswa membuang informasi yang tidak terkait dengan topik yang akan dikembangkan. Kemudian mahasiswa/siswa menulis draf pertama dengan menggunakan informasi yang sudah diperoleh dan diorganisasikan. Keempat, masing-masing mahasiswa diminta membacakan draf tulisannya kepada teman pasangannya untuk mendapatkan umpan balik, saran, dan komentar dari temannya. Pada saat yang bersamaan, mahasiswa mencatat saran, umpan balik, dan komentar dari teman pasangannya untuk perbaikan tulisannya. Kelima, mahasiswa merevisi draf tulisannya berdasarkan umpan balik, saran, dan komentar teman pasangannya. Keenam, mahasiswa menukar hasil revisinya dengan teman pasangannya. Selanjutnya, temannya mengedit hasil karangannya dengan mengidentifikasi kesalahan tata bahasa, tanda baca, dan lain-lain yang perlu perbaikan. Ketujuh, mahasiswa menulis naskah karangannya setelah diedit terlebih dahulu. Dalam hal ini, mahasiswa mempertimbangkan umpan balik, saran dan komentar teman pasangannya.7 Dari penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa Strategi Menulis Terbimbing (SMT) menuntut mahasiswa mengubah pola pembelajaran. Dalam SMT, mahasiswa merangkai sendiri ilmu yang dipelajari di kelas. Dosen dan mahasiswa bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam kelas SMT, dosen berperan sebagai fasilitator yang membantu dan membimbing mahasiswa ketika mereka mengalami kesulitan dalam belajar.8 Terkait dengan peningkatan motivasi mahasiswa, Strategi Menulis Terbimbing (SMT) dapat memotivasi mereka dalam pengajaran menulis. Dalam kelas SMT, mahasiswa/siswa memilih sendiri topik yang sesuai dengan keinginan 7
Ibid. Latief, Konstruktivisme dalam Pembelajaran Bahasa Inggris. (Malang: Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang, 2002), h. 2. 8
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 2, Nomor 1, Juni 2008
STAIN Palangka Raya
74
dan kecenderungannya. Selain itu, mereka dibimbing dosen untuk dapat bekerja secara kooperatif dengan teman pasangannya. Dalam hal ini, Eanes menyatakan: …. Teachers can motivate students and helps them perceive the value of learning by making instruction interesting, challenging, enjoyable, meaningful and relevant. Finally, teachers can achieve these goals simply through a careful selection of materials, strategies, and activities based on informal assessment of students’ attitudes and interests.9 (… Guru dapat memotivasi siswa dan membantu mereka memperhatikan pengajaran dengan membuat instruksi-instruksi yang menarik, menantang, dapat dinikmati, bermakna dan relevan. Akhirnya, dosen dapat mencapai tujuan pembelajaran melalui pencapaian materi pengajaran, strategi dan aktivitas yang didasarkan pada pencapaian sikap dan kecenderungan mahasiswa). 2. Penerapan Strategi Menulis Terbimbing (SMT) dalam Pengajaran Menulis Berdasarkan ketujuh langkah Strategi Menulis Terbimbing (SMT) di atas, dimana proses menulis merupakan dasar teori SMT, maka penerapan SMT dalam pengajaran menulis dibagi dalam lima tahap, yang meliputi: pra-menulis, penulisan draf, merevisi, mengedit naskah, dan mempublikasikan naskah. Dalam kegiatan pra-menulis, ada empat langkah yang dilakukan: (1) dosen menunjukan sebuah gambar atau objek sambil memberikan pertanyaan tentang gambar tersebut; (2) mahasiswa mencari ilham/ gagasan tentang topik yang akan dipilih; (3) dosen mengarahkan mahasiswa untuk merumuskan pertanyaan yang terkait dengan topik yang akan ditulis; dan (4) dosen mengecek pemahaman mahasiswa atas topik yang akan ditulis. Dalam kegiatan menulis draf awal, ada tiga langkah yang dilakukan: (1) dosen menunjukkan contoh/model paragraf dan mendiskusikannya dengan mahasiswa; (2) dosen menyuruh mahasiswa untuk menuliskan ide karangan; (3) dosen dan mahasiswa mendiskusikan pengembangan topik sebelum mahasiswa menulis draf awal. Dalam kegiatan merevisi naskah, ada tiga langkah yang dilakukan: (1) dosen mengarahkan siswa untuk mengecek kembali kesesuaian draf awal dengan topik; (2) dosen meminta mahasiswa untuk menukar pekerjaannya dengan teman pasangannya untuk direvisi; (3) mahasiswa mengadakan revisi draf awal dengan mempertimbangkan umpan balik, saran, dan komentar teman pasangannya. Dalam kegiatan mengedit naskah, (1) mahasiswa menukar draf yang telah direvisi kepada teman pasangannya; (2) masing-masing mahasiswa mengedit naskah teman pasangannya; dan (3) dosen mengecek hasil naskah yang sudah diedit; dan (4) mahasiswa menulis draf akhir. Tahap akhir adalah mempubliksasikan naskah mahasiswa. Dalam hal ini dosen meminta mahasiswa untuk membacakan kembali naskah akhir yang telah ditulis dan mengumpulkannnya kepada dosen. 9
Eanes, Content …, h. 216.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 2, Nomor 1, Juni 2008
75
STAIN Palangka Raya
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan Strategi Menulis Terbimbing (SMT) dalam pengajaran menulis mempersyaratkan dosen dan mahasiswa untuk saling bekerja sama. Dosen memberikan bimbingan dan mengarahkan mahasiswa dalam menulis paragraf. Sementara itu, mahasiswa menerapkan proses menulis secara efektif dan bekerja secara kooperatif bersama teman pasangannya untuk mencapai tujuan pembelajaran. C. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah kolaboratif penelitian tindakan kelas (Collaborative Classroom Action Research). Dalam hal ini, peneliti dibantu dosen pengajar mata-kuliah writing dalam melakukan penelitian tindakan kelas ini. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai seorang praktisi yang mengajar siswa dengan menggunakan Strategi Menulis Terbimbing (SMT). Sedangkan kolaboratornya bertindak sebagai pengamat yang mengamati strategi yang dikembangkan oleh peneliti di kelas. Karena penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, maka kegiatan penelitian dilakukan dalam bentuk siklus. Dalam hal ini, peneliti menerapkan model penelitian tindakan kelas yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (1988), yang meliputi empat tahap: (1) perencanaan, (2) implementasi, (3) observasi, dan (4) analisis dan refleksi. Dalam tahap perencanaan, peneliti mempersiapkan strategi yang akan dikembangkan, mendesain skenario pembelajaran, mempersiapkan media pengajaran, membuat lembar observasi, membuat catatan lapangan, dan menentukan kriteria keberhasilan. Dalam tahap implementasi, peneliti menerapkan Strategi Menulis Terbimbing (SMT). Dalam tahap observasi, peneliti mengumpulkan data selama proses belajar mengajar berlangsung. Dalam hal ini, peneliti mengamati Strategi Menulis Terbimbing (SMT) yang diterapkan di kelas dan hal-hal yang merupakan keunggulan dari strategi tersebut. Dalam tahap analisis dan refleksi, peneliti membandingkan hasil analisa data dengan kriteria keberhasilan. Penelitian ini akan dilanjutkan ke siklus berikutnya jika kriteria keberhasilan belum dapat dicapai. Dalam siklus berikutnya, peneliti mengadakan beberapa revisi dalam penerapan Strategi Menulis Terbimbing (SMT). Namun, jika kriteria keberhasilan telah dicapai, maka penelitian dianggap berhasil, dan tidak perlu meneruskan ke siklus berikutnya. 2. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini diadakan di Universitas Muhammadiyah Malang pada mahasiswa semester 4 Jurusan Teknik Elektro tahun akademik 2006/2007. Jumlah mahasiswanya sebanyak 20 mahasiswa. Semua mahasiswa mendapatkan perlakuan yang sama dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan Strategi Menulis Terbimbing (SMT). Akan tetapi, peneliti memfokuskan pada tiga mahasiswa yang mempunyai kemampuan sangat kurang dalam menulis. Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 2, Nomor 1, Juni 2008
STAIN Palangka Raya
76
Diasumsikan, jika mahasiswa yang kemampuannya kurang dalam menulis, dapat meningkatkan kemampuan menulis dengan Strategi Menulis Terbimbing (SMT), maka mahasiswa lain yang mempunyai kemampuan lebih baik akan dapat meningkatkan kemampuan menulisnya. 3. Merancang Skenario Pembelajaran dengan Strategi Menulis Terbimbing Untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dalam tahap perencanaan, peneliti merancang strategi pembelajaran dengan menggunakan Strategi Menulis Terbimbing (SMT). Berikut adalah kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan Strategi Menulis Terbimbing (SMT). Tabel 1 Penerapan Strategi Menulis Terbimbing (SMT) dalam Pelajaran Menulis Kegiatan Dosen
Kegiatan Mahasiswa
1. Menjelaskan tujuan pembelajaran menulis paragraf tahap pra menulis dan pengedrafan.
1. Memperhatikan penjelasan dosen
2. Membimbing mahasiswa memilih topik karangan yang akan dikembangkan
2. Memilih topik karangan yang akan dikembangkan
3. Membimbing mahasiswa menyusun pertanyaan dan jawaban sebagai bahan pengembangan topik.
3. Menyusun pertanyaan dan jawaban sebagai bahan pengembangan topik.
4. Memperlihatkan model/ contoh paragraf dan mengajukan pertanyaan tentang model tersebut.
4. Membaca model/ contoh paragraf dan bertanya jawab tentang model tersebut.
5. Membimbing mahasiswa menulis draf awal
5. Menulis draf awal
6. Menjelaskan tentang aspek karangan yang perlu diperbaiki dan memberikan contohnya.
6. Memperhatikan penjelasan dosen tentang aspek karangan yang perlu diperbaiki.
7. Membimbing mahasiswa memperbaiki draf awal
7. Memperbaiki draf awal.
8. Mengecek karangan mahasiswa 8. Mencatat masukan yang diberikan sambil memberikan masukan pada dosen. tulisan mahasiswa secara individu. 9. Membimbing mahasiswa untuk Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
9. Menulis draf akhir. Volume 2, Nomor 1, Juni 2008
STAIN Palangka Raya
77
menulis draf akhir. 10. Mengarahkan mahasiswa untuk mempublikasikan hasil karangannya.
10. Membacakan hasil karangannya di depan kelas.
4. Menentukan Kriteria Keberhasilan dalam Penelitian Kriteria keberhasilan digunakan untuk menentukan apakah penelitian tindakan kelas tersebut telah berhasil atau belum. Penelitian tindakan kelas ini dianggap berhasil jika telah memenuhi tiga kriteria di bawah ini. a. Mahasiswa mampu meningkatkan prestasinya dalam proses belajar mengajar Dengan menerapkan Strategi Menulis Terbimbing (SMT) di kelas, mahasiswa diharapkan meningkatkan prestasinya dalam menulis. Dalam hal ini mahasiswa dianggap berhasil meningkatkan prestasinya jika ia memperoleh nilai minimal 4.00 dengan skala nilai 1.00 -6.00. b. Mahasiswa berperan aktif dalam proses belajar mengajar di kelas Dengan menerapkan Strategi Menulis Terbimbing (SMT) di kelas, mahasiswa diharapkan berperan aktif dalam proses belajar mengajar di kelas. Untuk mengetahui apakah mahasiswa berperan aktif di kelas atau tidak, selama kelas SMT berlangsung, peneliti bersama dosen kolaboratifnya menggunakan lembar observasi, dan catatan lapangan. c. Mahasiswa menyukai pelajaran menulis dengan Strategi Menulis Terbimbing (SMT) Dengan menerapkan Strategi Menulis Terbimbing (SMT) di kelas, mahasiswa diharapkan dapat menikmati pelajaran menulis di kelas. Mahasiswa dianggap dapat menikmati pelajaran menulis di kelas jika kebanyakan mahasiswa di kelas merasa senang dan bisa mengikuti pelajaran menulis di kelas. Untuk mengetahui apakah mahasiswa dapat menikmati pelajaran menulis di kelas, peneliti menggunakan data kueisioner. 5. Implementasi Impelementasi adalah melaksanakan proses belajar mengajar di kelas sesuai dengan perencanaan. Dalam hal ini, peneliti mengimplementasikan perencanaan pengajaran di kelas mata kuliah ESP writing 2 semester 4 Jurusan Teknik Elektro tahun akademik 2006/ 2007 di Universitas Muhammadiyah Malang dengan menerapkan Strategi Menulis Terbimbing (SMT) di kelas. 6. Observasi Dalam penelitian tindakan kelas, observasi berarti mengumpulkan data penelitian. Observasi adalah proses mencatat dan menumpulkan data terkait dengan strategi yang dikembangkan dalam proses belajar mengajar di kelas. Dalam hal ini, peneliti mengobservasi apa-apa yang menjadi keunggulan Strategi Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 2, Nomor 1, Juni 2008
78
STAIN Palangka Raya
Menulis Terbimbing (SMT) di kelas. Bagian ini mencakup data dan sumber data, instrumen penelitian, dan teknik pengumpulan data. 7. Data dan Sumber Data Mengacu pada kriteria keberhasilan, sebagaimana telah disebutkan, peneliti menggunakan data kuantitatif dan data kualitatif. Untuk mengobservasi data tentang peningkatan kemampuan menulis mahasiswa, peneliti memperoleh data dari hasil nilai menulis mahasiswa. Dalam hal ini, datanya berupa data kuantitatif. Sedangkan untuk mengobservasi data tentang penerapan Strategi Menulis Terbimbing (SMT) di kelas, aktivitas mahasiswa selama proses belajar mengajar berlangsung, peneliti mengobservasi data dari lembar observasi dan catatan lapangan. Dalam hal ini, datanya berupa data kualitatif. Selain itu, untuk mengobservasi data tentang sikap mahasiswa terhadap proses belajar mengajar dengan menggunakan Strategi Menulis Terbimbing (SMT) di kelas, peneliti memperoleh data dari data kuesiener. Terkait dengan pengumpulan data, data penelitian diperoleh dari beberapa sumber seperti (1) hasil observasi dan catatan lapangan tentang aktivitas pembelajaran ketika Strategi Menulis Terbimbing (SMT) diterapkan di kelas; (2) hasil karangan mahasiswa yang diperoleh di setiap siklus; dan (3) hasil pembelajaran mahasiswa di kelas menulis dengan menggunakan Strategi Menulis Terbimbing (SMT). 8. Analisis dan Refleksi Setelah pengumpulan data, langkah berikutnya adalah mengadakan refleksi. Kegiatan refleksi merupakan hal yang terpenting dalam penelitian tindakan kelas. Refleksi adalah tahap akhir dari siklus penelitian tindakan kelas, dimana peneliti dan dosen kolaboratifnya mengevaluasi keunggulan strategi yang telah diterapkan di kelas. Kegiatan refleksi juga bertujuan untuk menentukan apakah penelitian tindakan tersebut berhasil atau tidak. Untuk itu, dalam refleksi, peneliti membandingkan data yang telah diperoleh dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan, untuk ditarik sebuah kesimpulan sementara. Jika semua kriteria keberhasilan telah terpenuhi, maka kegiatan penelitian tindakan kelas dianggap telah berhasil. Namun jika belum terpenuhi, penelitian tindakan kelas harus diulang ke siklus berikutnya dengan memperbaiki pada perencanaan. D. Temuan Hasil Penelitian Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Strategi Menulis Terbimbing (SMT) efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis mahasiswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan prestasi mahasiswa. Pada tes awal, nilai rata-rata mahasiswa adalah 3.50 dari skala nilai antara 1,00 sampai 6,00. Ada tiga mahasiswa yang mendapat nilai kurang dan tidak mencapai kriteria sukses. Tetapi, setelah menerapkan Strategi Menulis Terbimbing (SMT), nilai rata-rata mahasiswa pada siklus pertama naik menjadi 4.15, dan hanya ada dua siswa yang belum mencapai kriteria sukses. Kemudian pada siklus kedua, nilai rata-rata mahasiswa meningkat tajam menjadi 4.75, dan semua subyek berhasil mencapai kriteria sukses. Selain itu, dalam kelas menulis terbimbing, mahasiswa Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 2, Nomor 1, Juni 2008
79
STAIN Palangka Raya
berpartisipasi aktif dan mempunyai motivasi tinggi untuk mengikuti mata kuliah menulis. Prosedur penerapan Strategi Menulis Terbimbing (SMT) dalam pengajaran menulis pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Menyiapkan mahasiswa untuk menemukan topik dengan membantunya memilih topik yang sesuai, tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit. Dalam hal ini, dosen membimbing mahasiswa dalam memilih topik. 2. Dosen membantu mahasiswa merumuskan pertanyaan terkait dengan topik yang ingin dikembangkan. Dalam langkah ini, dosen membantu mahasiswa memberikan daftar pertanyaan yang ingin dijawab mahasiswa. 3. Dosen membimbing mahasiswa untuk mengumpulkan dan mengeorganisasikan ide untuk menjawab pertanyaan. Dalam hal ini, dosen membantu mahasiswa membuang informasi yang tidak terkait dengan topik yang akan dikembangkan. Kemudian mahasiswa menulis draf pertama dengan menggunakan informasi yang sudah diperoleh dan diorganisasikan. 4. Masing-masing mahasiswa diminta membacakan draf tulisannya kepada teman pasangannya untuk mendapatkan umpan balik, saran, dan komentar dari temannya. Pada saat yang bersamaan, mahasiswa mencatat saran, umpan balik, dan komentar dari teman pasangannya untuk perbaikan tulisannya. 5. Mahasiswa merevisi draf tulisannya berdasarkan umpan balik, saran, dan komentar teman pasangannya. 6. Mahasiswa menukar hasil revisinya dengan teman pasangannya. Selanjutnya, temannya mengedit hasil karangannya dengan mengidentifikasi kesalahan tata bahasa, tanda baca, dan lain-lain yang perlu perbaikan. 7. Mahasiswa menulis naskah karangannya setelah diedit terlebih dahulu. Dalam hal ini, mahasiswa mempertimbangkan umpan balik, saran dan komentar teman pasangannya. E. Penutup 1. Kesimpulan Merujuk pada kriteria keberhasilan, penelitian tindakan kelas (PTK) ini dinyatakan berhasil jika (1) mahasiswa mampu meningkatkan prestasinya dalam proses belajar mengajar, (2) mahasiswa berperan aktif dalam proses belajar mengajar di kelas (3) mahasiswa dapat menikmati mata kuliah menulis dengan Strategi Menulis Terbimbing (SMT). Berdasarkan temuan pada siklus kegiatan ini, dapat disimpulkan bahwa penerapan Strategi Menulis Terbimbing (SMT) pada kelas menulis dapat dikatakan telah mencapai kriteria keberhasilan. Ada sejumlah fakta yang menunjukkan bahwa kriteria keberhasilan telah dicapai. Pertama, peningkatan prestasi mahasiswa, khususnya subyek yang diteliti. Nilai mereka telah memenuhi nilai minimal criteria keberhasilan yaitu 4.00. Kedua, selama pelajaran berlangsung, semua subyek terlibat aktif di kelas baik dalam mengikuti pelajaran maupun diskusi di kelas. Ketiga, selama pelajaran berlangsung, mahasiswa dapat menikmati mata kuliah menulis dengan Strategi Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 2, Nomor 1, Juni 2008
80
STAIN Palangka Raya
Menulis Terbimbing (SMT). Berikut adalah pemaparan secara detail tentang perkembangan kemajuan mahasiswa di kelas menulis. Pertama, dalam proses belajar-mengajar, semua subyek mampu (1) memilih topik dan merangkai ide-idenya, (2) membuat kalimat topik dan mengembangkannya dalam sebuah paragraf, (3) membuat paragraf ekspositori serta menggunakan penanda hubung yang sesuai (4) mengecek draf apakah sebuah paragraf telah memiliki kalimat topik, kalimat penjelas, dan kalimat penutup, (5) membaca kembali naskah untuk merevisi kesalahan gramatika dan tanda baca yang ada dalam paragraf, dan (6) menulis draf akhir atas karangan yang telah direvisi. Dengan kata lain, semua subyek telah mampu mencapai kriteria keberhasilan baik pada kegiatan pra-menulis, menulis, maupun pasca menulis. Terkait dengan pencapaian hasil karangan mahasiswa, semua subyek telah mampu mencapai criteria keberhasilan dalam menulis paragraf yang meliputi (isi, organisasi, kosakata, bahasa, dan penulisan). Terdapat dua mahasiswa (LP dan NIS) memperoleh nilai 4.00. Sedangkan yang lainnya (RJN) memperoleh 4.25, yang dikategorikan cukup. Adapun para pretest, masing-masing mereka mendapatkan nilai 3.25, 3.25, dan 3.50. Kedua, setelah Strategi Menulis Terbimbing (SMT) diterapkan di kelas, mahasiswa mendapatkan banyak keuntungan dari strategi ini. Bagi mahasiswa, Strategi Menulis Terbimbing (SMT) menyediakan langkah-langkah menulis secara mandiri. Dengan melihat model karangan, mahasiswa dapat menulis topik yang serupa dengan model karangan tersebut. Hal ini memungkinkan mahasiswa menulis karangan lebih cepat mengikuti model karangan yang sudah disiapkan. Selain itu, Strategi Menulis Terbimbing (SMT) memungkinkan mahasiswa menulis paragraf secara lengkap mulai dari awal. Keuntungan lain adalah mahasiswa dapat mendiskusikan pekerjaannya bersama temannya dalam mencapai tujuan pembelajaran bersama. Ketiga, berdasarkan hasil kuesioner pada mahasiswa ditemukan bahwa sebanyak 90% atau sekitar 18 dari 20 mahasiswa mengatakan senang mengikuti mata kuliah menulis dengan menggunakan Strategi Menulis Terbimbing dan sebanyak 75% atau sekitar 15 dari 20 mahasiswa mengatakan dapat menimati perkuliahan dengan menggunakan Strategi Menulis Terbimbing. Selain itu, sebanyak 65% atau sekitar 13 dari 20 mahasiswa mengatakan dapat memperoleh keuntungan dalam kelas dengan menggunakan Strategi Menulis Terbimbing seperti meningkatkan morivasi dan prestasi, dan sebanyak 85% atau sekitar 17 dari 20 mahasiswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran di kelas SMT. Bahkan sekitar 80 % mahasiswa mengatakan dapat dengan mudah mengikuti instruksi dosen dalam perkuliahan di kelas menulis dengan metode SMT. Dengan hasil tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa penelitian ini dianggap telah berhasil dan tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. 2. Saran Dalam hal ini saran ditujukan kepada dosen sebagai praktisi pendidikan di lapangan serta peneliti lain. Pertama, bagi dosen menulis yang mempunyai masalah yang sama untuk menerapkan Strategi Menulis Terbimbing yang Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 2, Nomor 1, Juni 2008
81
STAIN Palangka Raya
dikembangkan dalam studi ini sebagai salah satu strategi pengajaran menulis. Kedua, bagi dosen untuk mempersiapkan rencana pengajaran, menentukan prosedur instruksional, mempersiapkan media pembelajaran dan prosedur pencapaian hasil belajar. Ketiga, dalam kegiatan pra menulis, mengarahkan mahasiswa memilih topik, mengelompokkan mahasiswa, dan menugaskan mahasiswa mendiskusikan topik bersama pasangannya. Keempat, dalam kegiatan menulis, menugaskan mahasiswa menulis draf awal dan merivisi dan mengedit karangannya dan kemudian menulis draf akhir. Kelima, dalam kegiatan pasca menulis, menugaskan mahasiswa membacakan naskah karangannya di depan kelas untuk menerima umpan balik dari temannya. Keenam, mengoreksi pekerjaan mahasiswa dengan menggaris bawahi kesalahan gramatika dan tanda baca serta memberikan saran dan masukan, dan mengembalikan pekerjaan mahasiswa. Bagi peneliti lain, karena studi ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas, disarankan pada peneliti lain untuk menindaklanjuti hasil temuan penelitian ini dengan mengadakan penelitian tindakan kelas pada upaya meningkatkan kemampuan menulis pada jenis paragraf yang lain seperti narasi, deskripsi, atau argumentasi. Hal ini amat penting, karena masih banyak permasalahan pengajaran menulis di kelas bahasa Inggris. Peneliti berharap bahwa hasi penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi pengajaran menulis, dan memotivasi peneliti lain untuk melakukan penelitian lebih jauh tentang Strategi Menulis Terbimbing (SMT).
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 2, Nomor 1, Juni 2008
STAIN Palangka Raya
82
DAFTAR PUSTAKA Baker, J. & Westrup, H. 2000. The English Language Teacher’s Handbook: How to Teach Large Classes with Few Resources. London: Continuum. Broughton, G., Brumfit, C., Flavell, R., Hill, P. & Pincas, A. 1978. Teaching English as a Foreign Language. London: Routledge & Kegan Paul. Eanes, R. 1997. Content Area Literacy: Teaching for Today and Tomorrow. New York: Delmar, Inc. Gebhard, J.G. 2000. Teaching English as a Foreign or Second Language: A Teacher SelfDevelopment and Methodology Guide. Ann Arbor: The University of Michigan Press. Gould, E., DiYanni, R. & Smith, W. 1989. The Act of Writing. New York: Random House. Latief, M.A. 2002. Konstruktivisme dalam Pembelajaran Bahasa Inggris. Malang: Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. O’Malley, J.M. & Valdez, P.L. 1996. Authentic Assessment for English Language Learners: Practical Approaches for Teachers. Boston: Addison-Wesley Publishing Company. Purnomo, U.H. 2002. Peningkatan Kemampuan Mengungkapkan Gagasan dalam Wacana Narasi dengAn Strategi Menulis Terbimbing (SMT) Siswa Kelas I SLTP N Kembang Bahu, Lamongan. Tesis tidak dipublikasikan. Malang: Universitas Negeri Malang. Raimes, A. 1983. Techniques in Teaching Writing. Oxford: Oxford University Press. Ridhayani. 2004. Improving Students’ Writing Skill Through Directed Writing Activities (DWA) Strategy at SLTP Negeri 3 Tirawuta, Southeast Sulawesi. Tesis tidak dipublikasikan. Malang: Universitas Negeri Malang.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 2, Nomor 1, Juni 2008