111
STAIN Palangka Raya
PEMAHAMAN MUZAKKI TENTANG PELAKSANAAN ZAKAT PERNIAGAAN EMAS (Studi Terhadap 7 Pedagang Emas di Pasar Besar Kota Palangka Raya) ABSTRAKSI Penelitian ini memfokuskan pada studi terhadap pelaksanaan zakat perniagaan emas yang ada di pasar besar Kota Palangka Raya. Beranjak dari tiga rumusan masalah yaitu: (1). Bagaimana pelaksanaan zakat perniagaan oleh para pedagang emas di pasar besar Kota Palangka Raya, (2). Bagaimana perhitungan zakat perniagaan oleh para pedagang emas di pasar besar Kota Palangka Raya, dan (3). Bagaimana pengaruh pedagang pelaksanaan zakat perniagaan bagi para pedagang emas di pasar besar Kota Palangka Raya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan normatif, metode pengumpulan datanya dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi mengenai pelaksanaan zakat peniagaan emas yang dilakukan oleh para pedagang emas yang ada di pasar besar Kota Palangka Raya. Untuk pengabsahan data adalah triangulasi sumber. Teknik
analisisnya ada tiga cara
yaitu: data reduction, data display dan conclution. Hasil penelitian ini adalah menunjukan pandangan dari para pedagang emas yang menyatakan pelaksanaan zakat perniagaan bahwa sebagai umat Islam apabila harta perdagangan sudah mencapai nisabnya wajib setiap tahunnya mereka mengeluarkan zakat, kebiasaan para pedagang emas mengeluarkan zakat tersebut pada moment bulan Ramadhan setelah itu zakat tersebut mereka bagikan kepada orang yang berhak menerimanya.
Perhitungan
zakat
perniagaan
menurut
pemahaman para pedagang emas keseluruhan harta mereka yang sudah dijadikan uang ditambah dengan laba dan dikurangi dengan hutang baru dikalikan 2,5% dan hasilnya baru dizakatkan, yang menjadi dasar para pedagang emas mengeluarkan zakat karena kewajiban mereka sebagai umat Islam. Pengaruh menunaikan zakat bagi para pedagang emas yaitu: menambah keimanan mereka kepada Allah SWT, rejeki menjadi bertambah, membersihkan jiwa dari sifat kikir, mengajarkan mereka untuk berinfak dan memberi dan menghilangkan sifat yang tercela.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 6, Nomor 1, Juni 2012
112
STAIN Palangka Raya
PENDAHULUAN Setiap muslim mengakui bahwa zakat merupakan salah satu tiang penyangga tegaknya Islam yang wajib ditunaikan. Bahkan sebagian di antara umat Islam memahami bahwa zakat memiliki makna yang sama dengan infak yaitu memberikan, mengeluarkan, membelanjakan sebagian dari harta benda untuk tujuan kebaikan baik berupa pembangunan sarana atau fasilitas sosial (umum) maupun membantu untuk kelompok-kelompok tertentu.1 Zakat juga dapat dikatakan suatu ibadah yang mempunyai nilai sosial sehingga dapat di sejajarkan kewajibannya dengan shalat. Adanya rasa toleransi serta kesadaran yang tinggi untuk menolong atau berbuat suatu kebajikan terhadap sesama manusia. Oleh sebab itu, zakat merupakan instrument pokok bagi tegaknya pondasi dan tumbuh berkembangnya perekonomian umat. Islam membagi zakat menjadi dua, yaitu zakat fitrah dan zakat harta (māl). Zakat fitrah merupakan zakat yang wajib dibayarkan setiap muslim pada bulan Ramadhan berakhir,2 sedangkan zakat māl merupakan pajak pada harta. Jelasnya, zakat merupakan kewajiban yang dibebankan kepada setiap muslim yang mempunyai kemampuan lebih dalam bidang materi atau masuk
1
Muhammad, Aspek Hukum dalam Muamalat, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007, h. 153. Yūsuf Qard}}awī, Hukum Zakat, Penj. Salman Harun dkk, Jakarta: Pustaka Litera Antar Nusa, 2006, h. 921 2
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 6, Nomor 1, Juni 2012
113
STAIN Palangka Raya dalam kategori mampu.3 Ayat-ayat yang diturunkan Allah SWT tentang zakat semua hadir dalam bentuk global,4 tidak ada yang rinci. Hal ini menunjukan bahwa Allah SWT menginginkan agar zakat itu selalu dinamis, senantiasa variatif, dan produktif sepanjang zaman. 5 Allah memberi keleluasaan kepada orang-orang Islam untuk bergiat dalam perdagangan, dengan syarat tidak menjual suatu yang haram dan tidak mengabaikan nilai-nilai moral dalam melakukannya, seperti kejujuran, kebenaran, dan kebersihan, serta hanyut terbawa kesibukan dagang sehingga lupa mengingat dan menunaikan kewajiban terhadap Allah.6 Zakat perniagaan atau zakat perdagangan bukan merupakan zakat yang baru ada pada modernisasi ini, sebagaimana halnya zakat profesi ataupun zakat perindustrian (perusahaan) yang lahir akibat tuntutan zaman yang semakin
maju,
yang menyebabakan
semakin
pesat
lajunya
tingkat
perekonomian dunia sehingga seseorang mendapatkan penghasilan tidak hanya dengan bertani ataupun beternak. 7 Zakat perniagaan yang di maksud bukanlah zakat profesi sebagai pedagang, melainkan zakat yang dihasilkan dari keuntungan berniaganya
3 M. Ali Hasan, Zakat dan Infak: Salah Satu Solusi Mengatasi Problema di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2006, h. 13. Lihat juga Adiwarman Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Jakarta: The International Institute of Islamic Thought, 2002, h. 34. 4
Lihat Q.S at-Taubah [9]: 34-35 tentang zakat emas, perak dan uang (simpanan), Q.S. atBaqarah [2]: 267 tentang zakat barang yang diperdagangkan, zakat hasil peternakan, tentang hasil bumi dan barang tambang serta barang temuan. Lihat pula dalam Muhammad, Zakat Profesi, h. 24. 5 Departemen Agama RI, Fiqh Zakat, Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, 2009, h. 11. 6
Yūsuf Qard}}awī, Hukum Zakat, h. 297.
7
Ibid., h. 35.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 6, Nomor 1, Juni 2012
114
STAIN Palangka Raya selama satu tahun (masa h aūl) yang di hitung sejak waktu pembelian barangnya. Menurut Imam Malik, apabila waktu telah berlalu selama satu tahun dari masa mulai berdagang, maka pedagang tersebut harus menilai semua barang dagangannya yang ada padanya sejak pembelian awal. 8 Dalam agama Islam, ada satu ajaran yang penting untuk diketahui bahwa dalam harta orang kaya terdapat hak orang lain yang harus dikeluarkan dalam bentuk zakat, infak, shadaqah dan sebagainya. Perintah menafkahkan harta guna membantu sesama anggota masyarakat yang kurang beruntung tersebut merupakan pelaksanaan kongkrit dari prinsip Islam tentang keadilan sosial. Zakat mengandung banyak hikmah, baik yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan Tuhan maupun hubungan sosial kemasyarakatan antarmanusia. 9 Zakat mengandung makna yang lebih luas daripada sekedar pelaksanaan syariat Islam. Dari sisi ekonomi, zakat menghambat terjadinya penimbunan harta kekayaan yang menjadi sumber terciptanya kesenjangan sosial ekonomi dalam masyarakat, dan sebaliknya zakat mendorong pertumbuhan investasi dan menggugah kerja umat. Zakat yang disebut dalam Alquran sejajar dengan salat merupakan sarana komunikasi utama antara manusia dengan manusia lain dalam suatu tatanan kehidupan sosial.10
8
Ibid,.
9 Departemen Agama Republik Indonesia, Pedoman Zakat 9 Seri, Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Zakat, 2006, h. 3. 10
Depag RI, Pedoman Zakat., h. 5.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 6, Nomor 1, Juni 2012
115
STAIN Palangka Raya
Zakat mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam Islam, sering kali lafal zakat digandengkan dengan lafal salat. Dalam Ensiklopedia Hukum Islam disebutkan bahwa dalam Alquran lafal zakat terulang sebanyak 30 kali dan 27 kali diantaranya digandengkan dengan kata salat.11 Sebagaimana firman Allah yang menyatakan kewajiban zakat, yang berbunyi: Artinya: “Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha melihat apaapa yang kamu kerjakan”.13 Kewajiban zakat kemudian diperkuat oleh sunnah Nabi Muhammad SAW., baik mengenai nis
āb, jumlah, syarat, jenis, macam, dan bentuk
pelaksanaannya yang kongkrit. Zakat adalah satu rukun yang bercorak sosial, ekonomi dari lima rukun Islam. Dengan zakat, di samping ikrar tauhid (syahadat) dan salat, seseorang barulah sah masuk ke dalam barisan umat Islam dan diakui ke-Islamannya, sesuai dengan firman Allah :
11 Dahlan Abdul Azis, Ensiklopedi Hukum Islam Jilid 6, Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996, h. 86. 12
Q.S. Al-Baqarah [2]: 110.
13
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah nya Juz 1- Juz 30, Surabaya: CV. Jaya Sakti, 1997, h. 30.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 6, Nomor 1, Juni 2012
116
STAIN Palangka Raya
Artinya: “jika mereka bertaubat, mendirikan shalat, dan membayar zakat, 15 maka (mereka itu) adalah saudara-saudara mu seagama.” Zakat sekalipun dibahas dengan pokok bahasan “ibadat” karena dipandang bagian yang tidak terpisahkan dari salat, sesungguhnya merupakan bagian sistem sosial, ekonomi Islam, dan oleh karena itu dibahas di dalam buku-buku tentang strategi hukum dan ekonomi Islam. 16 Zakat merupakan salah satu kewajiban yang telah diakui umat Islam secara ‘ijma, dan telah begitu terkenal yang menyebabkan menjadi suatu keharusan agama, hingga bila seorang mengingkari wajibnya, berarti ia keluar dari agama Islam dan boleh dibunuh dalam keadaan kafir. Kecuali ia baru saja kenal kepada agama Islam, maka diberi maaf karena tidak mengetahui hukum-hukum agama.17 Perintah mengeluarkan zakat, bukanlah perintah Rasulullah SAW saja, melainkan perintah langsung dari Allah SWT. Oleh karena itu perintah mengeluarkan zakat tidak dapat ditunda-tunda kalau sudah sampai nis āb dan h aūl nya. Karena itu mengeluarkan zakat merupakan kewajiban bagi semua orang Islam yang beriman kepada Allah SWT. Tujuannya jelas disamping
melaksanakan
kewajiban
sebagai
seorang
muslim
juga
mengandung nilai kemanusiaan yang sangat dalam. Para ulama Islam sepakat bahwa zakat hanya diwajibkan kepada seorang muslim dewasa yang berakal, merdeka, dan memiliki kekayaan dalam jumlah tertentu dengan syarat-syarat tertentu pula. Zakat itu diwajibkan berdasarkan 14 15
Q.S. At-Taubah [9]: 11. Depag RI, Al-Quran, h. 279.
16
Yūsuf Qard}}awī, Hukum Zakat, h. 3.
17 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 3, Alih Bahasa: Mahyuddin Syaf, Bandung: PT. Alma’arif, 1978, h. 21.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 6, Nomor 1, Juni 2012
117
STAIN Palangka Raya
ayat-ayat yang tegas dan hadits-hadits sahih, yang kesemuanya menegaskan bahwa zakat itu wajib. Dan wajib nya itu sudah dipraktekkan oleh generasi demi generasi, dapat ditelusuri sejarahnya baik berupa pendapat tentangnya maupun penerapannya, dan diungkapkan oleh ajaran Islam itu sendiri. Oleh karena itu orang yang tidak mengakui hal itu, bukan karena baru mengenal Islam, maka orang itu berarti kafir dan telah membuang Islam dari pundaknya. 18 Pedagang hendaknya menghitung barang dagangannya pada akhir tahun, perhitungan itu disesuaikan dengan harga barang ketika mengeluarkan zakat, dan tidak dibenarkan menurut hukum jika mengelurkan zakat berpatokan pada harga atau modal lama saat barang dibeli. Ketika melakukan perhitungan, boleh menggabungkan barang-barang yang ada walaupun jenisnya berbeda.19 Berdasarkan hal tersebut, maka setiap pedagang yang telah memenuhi syarat, wajib mengeluarkan zakat barang dagangannya, tidak terkecuali bagi pedagang di pasar besar Kota Palangka Raya juga wajib mengeluarkan zakat karena telah memenuhi syarat untuk mengeluarkan zakat perniagaannya. Dari hasil observasi, peneliti melihat para Pedagang Emas di Pasar Besar Kota Palangka Raya dalam pelaksanaan zakat perniagaan emas ada yang belum memahami dengan ketentuan agama Islam, seperti jumlah bagian harta berniaga yang harus dikeluarkan zakatnya serta pendistribusian kepada orang 18
Ibid., h. 96.
19
Wahbah Zuha īlī, Zakat Berbagai Kajian Mazhab, Penj. Agus Effendi dkk, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995, h. 164.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 6, Nomor 1, Juni 2012
118
STAIN Palangka Raya
yang berhak menerimanya sebagaimana anjuran syariat Islam. Disisi lain, ada indikasi bahwa sebagian pedagang kurang memahami masalah Nis āb dan H aūl zakat harta yang seharusnya wajib dikeluarkan. Seperti perhitungan harta yang sedang beredar dengan keuntungan dari penjual.20
20
Wawancara dengan AR di Pasar Besar Kota Palangka Raya, Rabu 24 November 2010 Pukul 09.30 WIB.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 6, Nomor 1, Juni 2012
119
STAIN Palangka Raya
SISTEM PENULISAN Adapun yang menjadi sistematika penulisan pada penelitian ini disusun dalam delapan bab yang terdiri dari: Bab I adalah bab pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka pikir dan sistematika penulisan. Bab II adalah Zakat perniagaan dalam perspektif teoritik, penulis memaparkan hal-hal yang mendasar dan mengarah ke jalan pikiran untuk menelusuri uraian pokok permasalahan. Oleh sebab itu, dalam bab ini
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 6, Nomor 1, Juni 2012
120
STAIN Palangka Raya
membahas tentang: deskriptif teoritik yang membahas mengenai pengertian zakat, pengertian zakat perniagaan, landasan hukum zakat perniagaan, rukun dan syarat zakat, nis āb dan h aūl zakat perniagaan, cara membayar zakat perniagaan dan orang yang berhak menerima zakat dan penelitian terdahulu. Bab III yaitu metode penelitian yang berisikan tentang waktu dan tempat penelitian, pendekatan, objek dan subjek penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data. Bab IV penulis menggali tentang gambaran umum lokasi penelitian yaitu gambaran umum Kota Palangka Raya dan pedagang emas yang berada di pasar besar. Bab V penulis membahas tentang pelaksanaan zakat perniagaan emas yang meliputi pemahaman zakat perniagaan di kalangan pedagang emas, landasan dan waktu zakat perniagaan dan mustahik zakat menurut pedagang emas. Bab VI penulis membahas tentang perhitungan zakat perniagaan yang meliputi perhitungan
zakat perniagaan menurut pedagang emas dan
barometer zakat menurut pedagang emas. Bab VII penulis membahas tentang pengaruh pelaksanaan zakat perniagaan bagi para pedagang emas. Bab VIII penulis menyimpulkan isi skripsi ini kedalam beberapa kesimpulan menyeluruh, serta penulis melengkapi dengan berbagai saran yang
dianggap
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
perlu
untuk
diperhatikan.
Volume 6, Nomor 1, Juni 2012
121
STAIN Palangka Raya
ZAKAT PERNIAGAAN DALAM PERSPEKTIF TEORITIK Zakat adalah istilah bagi sesuatu (yang merupakan bagian dari hak Allah) yang diberikan seseorang kepada orang lain yang berhak (mendapatkannya). Disebut zakat karena di dalamnya terdapat harapan, barakah, pembersihan diri dari hartanya. 21 Kata dasar (masdar) nya adalah zakā (ﻛ◌ ﺎ َ ،ﺰ◌ﻛ ُ◌ ﻮ َ◌ز ْ )◌َ ـy ﻳang berarti berkah, tumbuh, bersih, baik, dan bertambah,
22
beberapa arti ini memang sangat sesuai dengan arti zakat yang sebenarnya. Dikatakan berkah, karena zakat dapat mensucikan pemilik harta dari sifat tama’, syirik, kikir dan bakhil. Diktakan tumbuh, karena zakat akan melipat gandakan pahala bagi muzakki dan membantu kesulitan para mustahiq. Demikian seterusnya, apabila dikaji, arti bahasa ini sesuai dengan apa yang menjadi tujuan disyari’atkannya zakat.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
23
Volume 6, Nomor 1, Juni 2012
122
STAIN Palangka Raya Zakat profesi (penghasilan) adalah zakat yang dikeluarkan dari hasil profesi (pekerjaan) seseorang, baik dokter, arsitek, notaris, ulama/da’i, karyawan guru dan lain-lain. Menurut Yusuf Qardawi, profesi (pekerjaan) yang menghasilkan uang ada dua macam. Pertama, pekerjaan yang dikerjakan sendiri tanpa tergantung pada orang lain, berkat kecekatan tangan ataupun otak. Penghasilan yang diperoleh dengan cara ini merupakan penghasilan profesional, seperti penghasilan seorang dokter, insinyur, advokat, seniman, penjahit, tukang kayu dan lain-lain. Kedua, pekerjaan yang dikerjakan seseoranr buat pihak lain baik pemerintah, perusahaan, maupun perorangan dengan memperoleh upah, yang diberikan, dengan tangan, dengan otak ataupun kedua-duanya. Penghasilan dari pekerjaan ini berupa gaji, upah, ataupun honorium.51 Semua penghasilan yang disebut di atas terkena kewajiban zakat. Sebagai seorang muslim, harus selalu ingat bahwa apapun yang diperoleh dari apa-apa yang diusahakan apabila telah mencapai
nis āb dan h aūlnya maka hal itu wajib dizakati,
termasuk penghasilan dari profesi atau pekerjaan. 52 Sebagaimana firman Allah SWT sebagai berikut :
51
Abdul Ghofur Anshori, Hukum dan Pemberdayaan Zakat : Upaya Sinergis Wajib Zakat dan Pajak di Indonesia, Jogjakarta : Pilar Media, 2006, h, 86. 52
Ibid,. h.87.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 6, Nomor 1, Juni 2012
123
STAIN Palangka Raya
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”54 Bagaimana tafsir ayat diatas adalah bahwa Allah memberikan gambaran yang seharusnya bagi orang yang mengeluarkan infak harta, yakni harus ikhlas karena Allah, berniat mensucikan diri dan menjauhkan perasaan riya’. Setelah Allah menjelaskan sikap yang seharusnya dipakai oleh orang yang menginfakkan hartanya, yakni tidak menyebut-nyebut amalnya dan tidak menyakiti. Kemudian tafsir ayat ini ialah bahwa harta yang diinfakkan hendaklah harta yang baik, bukan harta yang jelek dan kita pun juga dilarang mengkhususkan barang sedekah (zakat) hanya dengan barang-barang yang tidak baik. Di lain pihak, kita dilarang
53
Q.S. Al-Baqarah [2]: 267.
54
Depag RI, Al-Qur’an, h. 67.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 6, Nomor 1, Juni 2012
124
STAIN Palangka Raya
memaksakan si pemberi sedekah (zakat) hanya dengan barang yang baik saja. Jadi, kewajiban dalam mengeluarkan zakat adalah mengambil kualitas pertengahan. 55 Adapun yang menjadi latar belakang turunnya ayat di atas yaitu sehubungan dengan orang-orang Anshar yang memiliki kebun kurma. Sebagian dan mereka ada yang mengeluarkan zakat sesuai dengan penghasilan yang didapat, tetapi ada pula yang tidak mau membayar zakat sebagaimana mestinya. Mereka membayar zakat dengan kurma yang berkualitas rendah lagi buruk. Ayat ini diturunkan sebagai teguran terhadap perbuatan mereka itu. Allah memerintahkan
agar dalam
menunaikan zakat maupun bersedekah dengan sesuatu yang baik, yang sekiranya pembayar itu diberi oleh pihak lain merasa berbahagia. Jangan dengan sesuatu yang pembayar itu sendiri tidak menyukainya.
56
Menurut Wahbah Zuha īlī rukun zakat ialah mengeluarkan sebagian dari nis āb (harta), dengan melepaskan
kepemilikan terhadapnya,
menjadikannya sebagai milik orang fakir, dan menyerahkan sendiri sejumlah harta tersebut atau diwakilkan kepada Imam atau orang yang bertugas untuk urusan tersebut (amil).57 Sedangkan syarat wajib zakat perdagangan adalah jumlah nilainya ada senisab emas (20 dinar) dan harus 55 Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al-Maragi Juz 1, Penj, Anwar Rasyidi dkk, Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1992, h. 69-70. 56 A. Mudjab Mahali, Asbabun Nuzul: Stud Pendalaman Al-Quran Surat Al Baqarah – An-Nass, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2002, h, 121-122. 57
Wahbah Zuha īlī, Zakat Kajian, h. 98-99.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 6, Nomor 1, Juni 2012
125
STAIN Palangka Raya
sudah berjalan setahun. Jadi zakat perdagangan harus dilakukan setiap setahun sekali.58 Berikut adalah nis āb zakat perniagaan atau zakat perdagangan: 1. Berjalan 1 tahun (h aūl), pendapat Abu Hanifah lebih kuat dan realistis yaitu dengan menggabungkan semua harta perdagangan pada awal dan akhir dalam satu tahun kemudian dikeluarkan zakatnya. 2. Nisab zakat perdagangan sama dengan nis āb emas yaitu senilai 85 gram emas murni. 3. Kadar zakatnya 2,5 %. 4. Dapat dibayar dengan uang atau barang. 5. Dikenakan pada perdagangan maupun perseorangan. Perhitungannya dilaksanakan adalah sampai satu tahun kegiatan dagang, tidak mesti mulai dari bulan Januari dan berakhir bulan Desember. Oleh karena itu, kegiatan berdagang harus dicatat waktunya.
Bila telah sampai masa satu tahun menjalankan kegiatan dagang diadakan perhitungan seluruh kekayaan, yaitu modal, laba, simpanan di Bank dan piutang yang diperkirakan
dapat kembali.
Sebelumnya
diperhatikan juga hutang yang belum diselesaikan kepada orang lain, sebab dalam dunia dagang adakalanya orang berhutang dan adakalanya
58
Depag RI, Pedoman Zakat, h. 101.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 6, Nomor 1, Juni 2012
126
STAIN Palangka Raya 37
berpiutang. Kalau sampai nis ābnya (batas minim 85 gr emas), maka dikeluarkan zakatnya sebesar 2,5%.59 Kalau ternyata tidak sampai nis ābnya pada saat perhitungan, maka sebaliknya dikeluarkan infak atau sedekah sekedarnya, agar kekayaan yang ada mendapat berkah dan dengan harapan usaha dagang dimasa mendatang akan lebih berhasil, sehingga dapat mengeluarkan zakat. 60 Harta sebagai karunia dari Allah perlu disyukuri, apakah harta itu sedikit atau banyak, dalam bentuk zakat, infak atau sedekah.
METODE PENELITIAN
1. Waktu Penelitian 2. Tempat Penelitian 3. Pendekatan Penelitian 4. Subjek dan Objek Penelitian 5. Teknik Pengumpulan data 6. Pengabsahan Data 7. Analisis Data
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 6, Nomor 1, Juni 2012
127
STAIN Palangka Raya
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1958 Parlemen Republik Indonesia tanggal 11 Mei 1959, mengesahkan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1595 yang menetapkan pembagian provinsi Kalimantan Tengah menjadi 5 Kabupaten dan Palangka Raya sebagai Ibukotanya. Kota Palangka Raya adalah Ibu Kota Provinsi Kalimantan 0
Tengah. Secara geografis, Kota Palangka Raya terletak pada: 6 40’ – 7 020’ Bujur Timur dan 1 030’ – 2030’ Lintang Selatan. Wilayah administrasi Kota Palangka Raya terdiri atas 5 (lima) wilayah Kecamatan yaitu Kecamatan Pahandut, Sebangau, Jekan Raya, Bukit Batu, dan Rakumpit yang terdiri dari 30 Desa/Kelurahan dengan batas-batas sebagai berikut:91 Sebelah Utara : Kabupaten Gunung Mas Sebelah Timur :
Kabupaten Kapuas
Sebelah Selatan :
Kabupaten Pulang Pisau
Sebelah Barat : Kabupaten Katingan Kota Palangka Raya mempunyai luas wilayah 2.678,51 Km2 (267.851 Ha) dibagi dalam 5 Kecamatan yaitu Kecamatan Pahandut, Sebangau, Jekan Raya, Bukit Batu, dan Rakumpit dengan luas
91
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Palangka Raya, 2010, h. 3.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 6, Nomor 1, Juni 2012
128
STAIN Palangka Raya
2
2
2
2
masing-masing 117,25 Km ; 583,50 Km ; 352,62 Km ; 572,00 Km ; dan 1.053,14 Km2. Luas wilayah sebesar 2.678,51 Km2 dapat dirinci sebagai berikut: 1. Kawasan Hutan
: 2.485,75 Km2
2. Tanah Pertanian
: 12,65 Km2
3. Perkampungan
: 45,54 Km2
4. Areal Perkebunan
: 22,30 Km2
5. Sungai dan Danau
: 42,86 Km2
6. Lain-lain
: 69,41 Km2
Tabel 1: Nama Kecamatan dan Kelurahan, Jumlah Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT) Kecamatan
Kelurahan
Rukun Tetangga
Rukun warga
Pahandut
Pahandut
88
26
Panarung
49
14
Langkai
67
17
Tumbang Rungan
2
1
Tanjung pinang
9
4
Pahandut Seberang
9
2
224
64
Jumlah di Kecamatan Pahandut
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 6, Nomor 1, Juni 2012
129
STAIN Palangka Raya
Kereng Bangkirai
13
3
Sabaru
10
3
Kalampangan
30
5
Kameloh Baru
3
1
Bereng Bengkel
6
1
Danau Tundai
2
1
Jumlah di Kecamatan Sebangau
64
14
Menteng
58
12
Palangka
128
28
Bukit Tunggal
74
14
Petuk Katimpun
6
2
366
56
Marang
5
2
Tumbang Tahai
7
2
Banturung
10
3
Tangkiling
13
3
Sei Gohong
7
2
Kanarakan
4
1
Habaring Hurung
7
2
53
15
Sebangau
Jekan Raya
Jumlah di Kecamatan Jekan Raya Bukit Batu
Jumlah di Kecamatan Bukit Batu
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 6, Nomor 1, Juni 2012
130
STAIN Palangka Raya
Rakumpit
Petuk Bukit
5
2
Pager
2
1
Panjehang
2
1
Gaung Baru
1
1
Petuk Barunai
3
1
Mungku Baru
3
1
Bukit Sua
2
1
18 613
8 153
Jumlah di Kecamatan Rakumpit Total RT/RW di Kota Palangka Raya
Sumber: Kantor Walikota Palangka Raya, Bagian Administrasi Pemerintahan Umum.92
92
Ibid, h. 5-6.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 6, Nomor 1, Juni 2012
131
STAIN Palangka Raya
Tabel 2: Luas Wilayah Kota Palangka Raya
Kecamatan
Luas
% terhadap
Kelurahan
Luas
Kota Pahandut
Sebangau
Jekan Raya
Bukit Batu
117,25
583,50
352,62
572,00
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
4,38
21,78
13,16
21,36
% terhadap Kota
Pahandut
9,50
0,35
Panarung
23,50
0,88
Langkai
10,00
0,37
Tumbang Rungan
23,00
0.86
Tanjung Pinang
44,00
1,64
Pahandut Seberang
7,25
0,27
Kereng Bangkirai
270,50
10,10
Sabaru
152,25
5,68
Kalampangan
46,25
1,73
Kameloh Baru
53,50
2,00
Bereng Bengkel
18,50
0,69
Danau Tundai
42,50
1,59
Menteng
31,00
1,16
Palangka
24,75
0,92
Bukit Tunggal
237,12
8,85
Petuk Katimpun
59,75
2,23
Marang
124,00
4,63
Volume 6, Nomor 1, Juni 2012
132
STAIN Palangka Raya
1.053,14
Rakumpit
2.678,51
Kota P. Raya
39,32
100,00
Tumbang Tahai
48,00
1,79
Banturung
72,00
2,69
Tangkiling
62,00
2,31
Sei Gohong
89,00
3,32
Kanarakan
105,50
3,94
Habaring Hurung
71,50
2,67
Petuk Bukit
283,67
10,59
Pager
193,35
7,22
Panjehang
39,43
1,47
Gaung Baru
59,08
2,21
Petuk Barunai
147,10
5,49
Mungku Baru
187,25
6,99
Bukit Sua
143,26
5,35
Kota P. Raya
2.678,51
100,00
Sumber: Badan Pertanahan Nasional Kota Palanka Raya.93
Jumlah penduduk Palangka Raya tahun 2011 ada 236.327 orang, 50,58% perempuan dan 49,42% laki-laki. Berdasarkan luas wilayah dibanding dengan jumlah penduduk yang ada, kepadatan penduduk
93
Ibid, h. 7-8.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 6, Nomor 1, Juni 2012
133
STAIN Palangka Raya
Palangka Raya tergolong jarang, dimana ada hanya sekitar 75 orang per Km2 persegi nya. Kecamatan Pahandut adalah salah satu diantara 5 (lima) kecamatan yang ada di Kota Palangka Raya dengan luas wilayah 117,25 Km2 dengan topografi terdiri dari tanah datar, berawa-rawa dan dilintasi oleh sungai Kahayan. Yang secara administrasi berbatasan dengan: 1.
Sebelah Utara
: Berbatasan dengan Kecamatan Kahayan Tengah
2.
Sebelah Timur : Berdasarkan dengan Kecamatan Sebangau
3.
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Sebangau
4.
Sebelah Barat
: Berbatasan dengan Kecamatan Jekan Raya 94
Sejarah pasar besar diawali sekitar tahun 1986, yang didirikan oleh warga setempat dan di tahun tersebut pula terjadi musibah kebakaran yang mengakibatkan sebagian besar bangunan yang telah berdiri tegak ludes terbakar. Pada saat itu pasar terdiri dari pasar baru A, pasar baru B, pasar yang berada di depan gereja Imanuel dan pasar payang. Sekitar tahun 1987 dibangun kembali pasar besar tersebut, hampir semua bangunan pertokoan merupakan milik perorangan dan swasta bukan milik pemerintah. Pertokoan pasar besar terdiri dari sembilan blok yaitu: 94
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Palangka Raya Koordinator Statistik Kecamatan Pahandut, 2011.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 6, Nomor 1, Juni 2012
134
STAIN Palangka Raya
1. Pengurus Pedagang Pasar Baru A 2. Pengurus Pedagang Pasar Baru B 3. Pengurus Pedagang Pasar Cermai 4. Persatuan Pedagang Pasar Seram (berada di sepanjang jalan Seram yang beroperasi dari pukul 24.00-06.00 pagi) 5. Persatuan Pedagang Pasar Emas (di tempatkan di pasar baru A) 6. Persatuan Pedagang Pasar Bukit Raya (berada di jalan Bangka, tempatnya di depan Gereja Imanuel) 7. Persatuan Pedagang Pasar Tampung Untung 8. Persatuan Pengurus Pedagang Pasar Citra Raya 9. Persatuan Pengurus Pedagang Pasar Pahandut Jaya Darmosugondo (sepanjang jalan Darmosugondo) Pasar besar tersebut merupakan milik swasta bukan milik pemerintah,
sehingga
pemerintah
kesulitan
dalam
mengatur
dan
mengelola menjadi pasar modern sampai sekarang pasar besar tersebut tetap menjadi pasar swasta yang menyediakan berbagai macam barang kebutuhan masyarakat, seperti pakaian, perhiasan (emas, perak, intan, berlian), alat rumah tangga, mainan anak-anak dan lain-lain. Diharapkan pasar besar bisa menjadi lebih baik lagi dalam tata kelolanya, apalagi dalam hal keamanan dan kebersihan.
Pada penelitian ini, peneliti mengambil sampel sebanyak 7 (tujuh) pedagang emas yang ada di pasar besar Kota Palangka Raya, dengan
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 6, Nomor 1, Juni 2012
135
STAIN Palangka Raya
menggunakan responden untuk
teknik
dijadikan
di lapangan berdasarkan lebih
purposive
sampling,
informant
pertimbangan
dalam
yakni
memilih
pengambilan
data
pemikiran peneliti. Agar
jelasnya, penulis uraikan mengenai subjek penelitian ini pada
tabel berikut:
Tabel 3: Daftar Nama Pedagang Emas
NO
Inisial
L/P
Nama toko
Alamat
1
NL
P
DL
Jl. Cempedak No. 49
2
AR
P
BI
Jl. Bamaraya RTA.milono
3
RF
L
ZT
Jl. Meranti No.105
4
HA
L
KN
Jl. Harum Manis No.11
5
MD
L
HM
Jl. Mangga
6
AD
L
ML
Jl. Mangga No.32
7
AL
L
PD
Jl. G. Obos
kegembiraan nya pada waktu mengeluarkan, dan ditentukan pula oleh kegembiraan ketika mengeluarkan harta semata karena Allah.
117
Senada dengan yang diungkapkan oleh Wahbah Zuha īlī pengaruh dari mengeluarkan zakat mensucikan jiwa dari penyakit kikir dan bakhil ia juga melatih seorang mukmin untuk bersifat pemberi dan dermawan.118 Sama halnya yang diuraikan oleh Abdurrahman Qadir pengaruh
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 6, Nomor 1, Juni 2012
136
STAIN Palangka Raya zakat dapat melatih jiwa si pemberi zakat dengan sifat dermawan yang akan mengangkat kehormatan dan juga membersihkan jiwa si pemberi zakat dari sifat tercela dan kikir.
119
Demikian pula menurut Syaikh
Hassan yaitu zakat memiliki banyak hikmah dan pengaruh-pengaruh positif yang jelas baik bagi harta yang dizakati, bagi orang yang mengeluarkannya, mengeluarkan
dan bagi masyarakat
zakatnya,
Allah
akan
Islam. Bagi orang yang mengampuni
dosanya,
memperbanyak kebajikan-kebajikannya dan menyembuhkan nya dari sifat kikir.120 Dilihat dari beberapa pandangan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa seorang Mukmin diwajibkan demikian yakni untuk mengangkat (kemakmuran) negara atau sesamanya dengan cara memberikan sebagian
117
Yūsuf Qard}}awī, Hukum, h. 850.
118
Wahbah Zuha īlī, Zakat, h. 88. Abdurahman Qadir, Zakat Dalam Dimensi Mahdhah dan Sosial, Jakarta: PT. Srigunting, 1997, h. 80. 119
120
Syaikh Hasan Ayyub, Fikih, h. 505.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 6, Nomor 1, Juni 2012
137
STAIN Palangka Raya
harta yang mereka miliki kepada fakir miskin atau menolong fakir miskin dengan kadar yang cukup.
Zakat setelah hal-hal tersebut di atas, juga mengembangkan dan memberkahkan harta, sebagian manusia terkadang menganggap aneh zakat yang secara lahiriah mengurangi harta, dengan mengeluarkan sebagiannya, bagaimana mungkin akan berkembang dan bertambah banyak, tetapi orang yang mengerti akan memahami bahwa dibalik pengurangan yang bersifat zahir ini, hakikatnya akan bertambah dan berkembang akan menambah harta secara keseluruhan atau menambah harta orang kaya itu sendiri, sesungguhnya harta yang sedikit yang diberikan itu akan kembali kepadanya secara berlipat ganda. Adapun menurut Ibu NL137 “pengaruh dari kami melaksanakan zakat tu ya membawa pengaruh ae gasan kami, yang pastinya tu kami yakin rajaki atau penghasilan kami jadi batambah dan berkah”. Juga ungkapan
Ibu
AR138
bahwa
beliau
mengatakan
pengaruh
dari
mengeluarkan zakat tersebut yang pasti nya sangat banyak pengaruh positifnya yakni “mendapatkan pahala karena sudah menjalankan perintah Allah, penghasilan kami jadi bertambah, lawan jua harta kami jadi bersih”.
137
Ibu Norliani adalah Pemilik Toko Emas DL.
138
Ibu Annisa Rahman adalah Pemilik Toko Emas BI.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 6, Nomor 1, Juni 2012
138
STAIN Palangka Raya
Apa yang dipaparkan oleh Ibu NL dan Ibu AR mengenai pengaruh zakat tidak jauh berbeda dengan pendapat lainnya seperti Yūsuf Qard}}awī, zakat juga mengembangkan dan memberkahkan harta, harta yang berkembang ini akan kembali kepada pemilik harta, sejalan dengan sunnah Allah, dengan pembalasan yang berlipat ganda.
139
Dalam al-Quran
Allah SWT berfirman: Artinya: “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan dialah pemberi rejeki yang sebaik-baiknya.140 Pemaparan dari Yūsuf Qard}}awī tentang pengaruh zakat ini tidak jauh berbeda dengan apa yang di paparkan oleh Bapak MD141 mengenai pengaruh mengeluarkan zakat bagi mereka yaitu bertambahnya rejeki yang mereka miliki. Juga yang dipaparkan oleh Bapak AD142 bahwa pengaruh zakat menurut beliau “yang pastinya lah pengaruh zakat bagi kami membawa kebaikan dunia dan akhirat, dan jua penghasilan kami jadi bertambah”. Sedangkan menurut Syaikh Hasan Ayyub bagi orang yang mengeluarkan zakat, Allah akan mengampuni dosanya, mengangkat 139
Yūsuf Qard}}awī, Hukum, h. 866.
140
Depag RI, Al-Qur’an, h. 690.
141
Bapak Mahdan adalah Pemilik Toko Emas HM. Bapak Abdurahman adalah Pemilik Toko Emas ML.
142
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 6, Nomor 1, Juni 2012
139
STAIN Palangka Raya
derajat nya, memperbanyak kebajikan-kebaikannya dan menambahkan rejeki nya.
143
Paparan pengaruh zakat bagi orang yang mengeluarkan zakat
menurut Syaikh Hasan Ayyub ini sama halnya dengan apa yang diuraikan oleh Bapak RF 144 pengaruh mengeluarkan zakat perniagaan menurut beliau “pengaruh dari kami mengeluarkan zakat perniagaan ni lah banyak ae pengaruh positifnya yang pastinya tu kita mendapatkan pahala karena sudah melaksanakan
perintah Allah SWT, penghasilan
kami jadi
batambah, terus jua harta kita jadi barasih”. Supaya orang yang memberikan zakat sadar bahwa ia sedang berhubungan dengan Allah sehingga ia tidak perlu mengharapkan balasan sama sekali dari orang yang ia beri zakat, Allah Ta’ala berfirman yang berbunyi: Artinya: “Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan melipatgandakan (balasan) pinjaman itu untuk nya dan dia akan memperoleh pahala yang banyak.146 Allah
memberitahukan
kepada
orang-orang
yang
berderma
(berzakat) bahwa pahala nya itu atas tanggungan Allah semata, dan bahwa
143
Syaikh Hasan Ayyub, Fikih Ibadah, h. 504.
144
Bapak Rozan Fariza adalah Pemilik Toko Emas ZT. Q.S. Al-Hadiid [57]: 11.
145
146
Depag RI, Al-Qur’an, h. 902.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 6, Nomor 1, Juni 2012
140
STAIN Palangka Raya
pahala
nya akan dilipatgandakan
sampai batas
yang tidak bisa
digambarkan Allah. Penulis berpendapat bahwa pengaruh bagi orang berzakat itu sangat banyak nilai positifnya yang jelas, baik bagi harta yang dizakati akan bertambah rejeki nya, dan bagi orang yang mengeluarkan zakatnya akan mendapatkan pahala.
Zakat bagi si penerima selain mendidik berinfak dan memberi, zakat juga akan membersihkannya dari sifat yang tercela seperti sifat dengki dan sifat benci. Manusia, jika kefakiran melelahkannya dan kebutuhan hidup akan menimpa nya sementara di sekelilingnya ia melihat orang-orang hidup dengan bersenang-senang, hidup dalam keleluasaan tetapi
tidak memberikan
pertolongan
kepadanya,
bahkan
mereka
membiarkan nya dalam cengkraman kefakiran. Pasti orang ini hatinya akan benci dan murka kepada masyarakat yang membiarkannya, tidak peduli dengan urusannya, kebahilan dan egoisme hanya akan melahirkan kedengkian dan kehasadan kepada setiap orang yang mempunyai kenikmatan. 147 Menurut Bapak HA
148
pengaruh zakat yaitu selain “mendidik umat
Islam tu berinfak dan memberi, zakat tu jua menghilangkan sifat kada baik contohnya haja kaya iri hati, sombong, benci dan dengki banyak ai lagi
147
Yūsuf Qard}}awī, Hukum, h. 873.
148
Bapak Hery Andani adalah Pemilik Toko Emas KN.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 6, Nomor 1, Juni 2012
141
STAIN Palangka Raya
KESIMPULAN DAN SARAN : Zakat perniagaan wajib pelaksanaannya apabila harta perdagangan sudah mencapai nis
āb wajib setiap tahunnya para umat Muslim tidak terkecuali para
pedagang emas juga wajib mengeluarkan zakat, kebiasaan para pedagang emas mengeluarkan zakat pada moment bulan Ramadhan dan zakat tersebut mereka bagikan kepada orang yang berhak menerimanya seperti, fakir, miskin, anak yatim piatu, kaum-kaum masjid, tukang parkir, tukang becak, penjaga malam dan lain sebagainy, Ketika bulan Ramadhan tiba para pedagang sudah menghitung semua harta perdagangan mereka dan membagikan zakat tersebut sebelum hari raya idul fitri . Perhitungan zakat perniagaan yakni harta yang sudah bersih ditambah dengan laba dan dikalikan 2,5%, dan yang mendasari para pedagang emas mengeluarkan zakat karena sudah kewajiban mereka sebagai umat Islam, selain itu para pedagang emas memberikan zakat kepada orang-orang yang berhak
menerimanya. Pengetahuan
para pedagang emas melaksanakan zakat perniagaan karena pengalaman semenjak sekolah dulu, pernah diajarkan orang tua dan juga bertanya kepada ustadz yang lebih. Pengaruh menunaikan zakat bagi para pedagang emas yaitu:
a. Menambah keimanan kita kepada Allah SWT b. Rejeki menjadi bertambah c. Membersihkan jiwa kita dari sifat kikir d. Mengajarkan kita untuk berinfak dan memberi e. Menghilangkan sifat-sifat yang tercela. sebagainya kepada masyarakat, pedagang emas dan lainnya agar mereka lebih paham tentang pelaksanaan zakat.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 6, Nomor 1, Juni 2012
142
STAIN Palangka Raya
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Zakat, Pajak dan Lembaga Keuangan Islami Dalam Tinjauan Fiqih, Solo: Era Intremedia, 2004. Al-Qard}}awī, Yūsuf, Hukum Zakat, Penj. Salman Harun dkk, Jakarta: Pustaka Litera Antar Nusa, 2006. Al-Zuha īlī, Wahbah, Zakat Berbagai Kajian Mazhab, Penj. Agus Effendi dkk, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995. Ali Hasan, Muhammad, Zakat dan Infak: Salah Satu Solusi Mengatasi Problema di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2006. Ali Hasan, Muhammad, Tuntutan Puasa dan Zakat, Jakarta: Prenada Media Group, 2008. Anshori, Abdul Ghofur, Hukum dan Pemberdayaan Zakat, Yogyakarta: Nuansa Aksara, 2006. Asnaini, Zakat Produktif Dalam Perspektif Hukum Islam, Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR, 2008. Ayyub, Syaikh Hasan, Fikih Ibadah, Jakarta: Pustaka Al-Kausar, 2004
Penj. Abdul Rosyad Shiddiq,
Badan Amil Zakat Kalimantan Tengah, Pedoman Pengelolaan Zakat, Infak dan Sedekah di Kalimantan Tengah. Palangka Raya: Tanpa Penerbit, 2004. Bungin, Burhan, Analisa Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003. Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjamahnya Juz 1- Juz 30, Surabaya: CV. Jaya Sakti, 1997.4 , Pedoman Zakat 9 Seri, Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Zakat, 2006. , Membangun Peradaban Zakat, Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, 2009.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 6, Nomor 1, Juni 2012
143
STAIN Palangka Raya
, Fiqh Zakat, Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, 2009. Fathoni, Abdurrahmat, Metodologi penelitian dan Teknik Penulisan Skripsi, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006. Hafidhuddin, Didin, Zakat Dalam perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani Press, 2001. Hasan, M, Ali, Tuntutan Puasa dan Zakat, Jakarta: Prenada Media Group, 2008. Hasan, K.N Sofyan, Pengantar Hukun Zakat dan Wakaf, Surabaya: AlIkhlas, 1995. Kurnia, Hikmat, Panduan Pintar Zakat, Jakarta: Qultum Media, 2008. Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004. Milles B. Matthew dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif, terj. Tjetjep Rohendi Rohidi, Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1999. Moleong, Lexy J, Metodologi penelitian kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007. Muhammad, Aspek Hukum Dalam Muamalat, Yogyakarta: Graha Ilm, 2007. Muchlis Usman, Kaidah-kaidah Ushuliyah dan Fiqhiyah, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1999. Mustafa Al-Maragi Ahmad, Tafsir Al-Maragi Juz 1, terj, Anwar Rasyidi dkk, Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1992. Nasution, Khoiruddin, Pengantar ACAdeMIA+TAZZAFA, 2009.
Studi
Islam,
Yogyakarta:
Qadir, Abdurahman, Zakat Dalam Dimensi Mahdhah dan Sosial, Jakarta: PT. Srigunting, 1997. Rasyid, Sulaiman, Fiqh Islam, Bandung : Sinar Baru Algenindo, 2005. Sudarsono, Heri, Konsep Ekonomi Islam Suatu Pengantar, Yogyakarta: Ekonisia, 2002.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 6, Nomor 1, Juni 2012
144
STAIN Palangka Raya
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: CV. Alfabeta, 2009. Suprayogo, Imam dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial-Agama, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003. Sabiq, Sayyid, Fiqhus Sunnah 1, Penj. Ahmad Shiddiq Thabrani, dkk., Jakarta: PT. Pena Pundi Aksara, 2009. Sabiq, Sayyid, Fikih Sunnah 3, Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1978. Abdul Azis, Dahlan dkk, Ensiklopedi Hukum Islam Jilid 6, Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996. Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1990. Sya’bi,
Ahmad, Kamus Al-Qalam Arab-Indonesia Indonesia-Arab, Surabaya: Halim, 1997, h. 81. Lihat juga Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 6, Nomor 1, Juni 2012