4. SEJARAH PENANAMAN MODAL DAN PENYUSUNAN UU INVESTASI DI INDONESIA. ► Dalam uraian berikut ini diharapkan akan dapat dipahami bagaimana perkembangan investasi di Indonesia yang dimulai pada abad ke 17 , mengingat saat itu “Indonesia” belum merupakan suatu negara kesatuan melainkan masih merupakan wilayah nusantara yang menjadi obyek kegiatan perdagangan negara negara Eropa, yang kemudian
menjadi wilayah “jajahan” Belanda
selama 3,5 abad dan jajahan bala tentara Jepang sekitar 3,5 tahun sampai kemudian Indonesia merebut kemerdekaannya pada tahun 1945 dan sampai saat saat ini .
►► Sejarah investasi di Indonesia pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua, pertama ialah pada kurun waktu pra kemerdekaan, yang dimulai pada abad ke 17, yang seiring dengan adanya revolusi industri di Eropa maka dalam masa tersebut berdatangan investor Eropa di Indonesia meskipun sifatnya mendekati cara “penjajahan” daripada investasi yang sebenarnya , karena mereka memerlukan koloni koloni untuk memperoleh bahan mentah bagi industrinya yang sekaligus untuk memasarkan hasil produksinya. Adapun sektor yang dimasuki modal asing ( Belanda) ialah perkebunan kelapa sawit, teh, karet dan seterusnya juga mulai digarap sektor pertambangan. Menyusul kemudian adanya hak atas tanah yang “diberikan” oleh Belanda kepada Negara Eropa lain, sehingga muncul perkebunan Inggris, Amerika, yang kemudian juga berinvestasi di bidang otomotiv ( General Motor).
Pada era pasca kemerdekaan yang dimulai dari tahun 1945. Penataan ketentuan perundangan tentang investasi diawali dengan Rencana Urgensi Perekonomian ( RUP ) 1949, Undang Undang No. 78 Tahun 1958 Tentang Penanaman Modal Asing yang berhasil sedikit demi sedikit menarik investor asing baik dari Amerika maupun Jepang , namun dengan tindakan
POKOK POKOK HUKUM INVESTASI INDONESIA
Page30
Dengan adanya pendudukan Jepang th.1942 investasi terhenti sama sekali dan telah terjadi kemerosotan aset maupun kemampuan modal investor secara drastis.
nasionalisasi “sepihak” UU no.78/1958 tersebut tidak berarti lagi. Kemandegan investasi terjadi lagi, sampai dikeluarkannya UU no.1/1967 UUPMA dan UU. No 7/1968 UUPMDN
4.1. Sejarah perkembangan investasi dan peraturan perundang undangan tentang investasi
4.1.1. Pra Kemerdekaan Sejak diambil alihnya VOC oleh pemerintah Belanda pada tahun 1799, investasi
di Indonesia pertama kali dikenal melalui kebijakan yang
memperkenankan masuknya modal asing Eropa untuk menanamkan modalnya di bidang perkebunan pada tahun 1870, dengan dasar dikeluarkannya “Agrarische Wet” .Dengan paraturan tersebut maka modal asing yang berasal dari negara Eropa
yang mempunyai hubungan dekat dengan pemerintah
Belanda diizinkan untuk melakukan usahanya di Indonesia terbatas di sektor perkebunan yang berada di pedalaman yang tidak diusahakan oleh pemerintah Belanda, melalui pengawasan yang ketat dari pemerintah daerah jajahan. Dalam perkembangannya investasi di bidang perkebunan karet, kelapa sawit, makin dibuka untuk memenuhi kebutuhan pasar dunia. Sedangkan bidang usaha lain, pertambangan, perdagangan, dst masih tetap dikuasai oleh pemerintah Belanda, demikian juga sektor pertanian masih dilindungi. Namun pada pertengahan abad 19 sektor yang dibuka untuk penanaman modal asing makin di perluas, dengan diberlakukan ketentuan bahwa modal Eropa diizinkan untuk menyewa (pacht) tanah yang belum digarap dengan jangka 25 tahun. ( AI-20) Sampai tahun 1900 terus dilakukan penarikan investasi dari Eropa, namun
hanya tercatat 2 industri besar ialah BAT ( British American Tabacco ) pabrik rokok dan pabrik perakitan mobil General Motor , tentu saja disamping pabrik
POKOK POKOK HUKUM INVESTASI INDONESIA
Page31
hampir seliruhnya di bidang perkebunan dan pertanian , pada tahun 1920
pabrik gula sebagai proses akhir perkebunan tebu, pabrik tekstil untuk perkebunan kapas , penggilingan padi, kilang minyak kelapa atau sawit yang berkapasitas kecil. Komposisi investasi sampai dengan tahun 1942 tersebar di berbagai bidang usaha , gula 15%, karet 17%, pertanian lain 13%, pertambangan 19%, pangangkutan sarana umum 14%, sektor manufaktur 2%. ( AI-23 ) Pada saat pendudukan Jepang pada tahun 1942-1945, kegiatan investasi praktis terhenti. Pada
periode
penghancuran
penjajahan
Jepang
perekonomian
tersebut
Indonesia
1942-1945,
terutama
mulai
disektor
terasa
industri
/
manifacture. Banyak peralatan industri yang dikirim ke luar Indonesia, demikian juga tenaga kerjanya, disamping itu juga adanya pelarangan import bahan mentah / bahan baku industri dalam jumlah besar.
4.1.2. Pasca Kemerdekaan Ketika Indonesia berhasil merebut kemerdekaanya dari kekuasaan
Jepang
pada tanggal 17 Agustus 1945, dalam kaitannya dengan penanaman modal, sebenarnya pada saat itu pulalah secara yuridis Indonesia telah memperoleh legalitas untuk mengatur ketentuan perundang undangan
penanaman
modalnya. Namun kondisi politik dan perekonomiannya, serta berbagai permasalahan kenegaraan yang harus dihadapi masih belum memungkinkan untuk secara serius memfokuskan perhatian kepada penanaman modal.
Rencana Urgensi Perekonomian ( RUP ) Sampai pada th. 1949, pada saat kemerdekaan / kedaulatan Indonesia
stagnan. Yang ada hanyalah sisa sisa PMA warisan kolonial Belanda. Namun
POKOK POKOK HUKUM INVESTASI INDONESIA
Page32
mendapat pengakuan dari Belanda, keadaan penaman modal asing masih
pada tahun itu telah digagas suatu upaya untuk melaksanakan pembangunan ekonomi nasional
antara
lain
dengan
pembutan
Rencana Urgensi
Perekonomian (RUP). RUP dimaksudkan sebagai salah satu perwujudan dari kebijakan umum dibidang ekonomi, serta dimaksudkan pula untuk memberikan arahan
kegiatan pemerintah dalam sektor industri, pertanian, serta
memungkinkan untuk perusahaan perusahaan baru , yang berarti adanya pengaturan penanaman modal.
Glass Burner , dalam Yahya A. Muhaimin , Bisnis dan Politik, LP3ES, Jakarta, 1991 hal.25 – A.I-25, menyebutkan bahwa rencana tersebut sebagai usaha yang bercorak
nasionalistik , untuk mengurangi ketergantungan bangsa
terhadap ekonomi asing. Disamping itu Yahya Muhaimin sendiri juga berpendapat bahwa RUP tersebut merupakan program yang menginginkan pendekatan secara pragmatis, dan bertujuan ganda ialah meningkatkan industri kecil dan para pengusaha pribumi.
Namun dalam kabinet sendiri masih terdapat pertentangan pendapat diantara kaum moderat, yang mempunyai konsep bahwa pemerintah tidak perlu ikut campur selama perusahaan perusahaan swasta bermanfaat bagi kepentingan sosial, dan peranan modal asing harus tetap
merupakan faktor yang
menentukan dalam perekonomian nasional, sampai perusahaan perusahaan pribumi
dapat dibangun. Sementara itu di pihak lainnya, ialah kelompok
radikal,
menghendaki struktur perekonomian nasional harus dirombak secara
mendasar.
Undang Undang No. 78 Tahun 1958 Tentang Penanaman Modal Asing Pada tahun 1953, pemerintah menyusun RUU Penanaman Modal Asing, yang
mendorong masuknya modal asing pada beberapa bidang usaha tertentu.
POKOK POKOK HUKUM INVESTASI INDONESIA
Page33
dirancang sebagai persyaratan minimum untuk penanaman modal guna
Sampai tahun 1956 RUU PMA tersebut masih dalam proses pembahasan dan mengalami beberapa penyempurnaan oleh Kabinet, dan baru pada tahun 1958 disetujui oleh Parlemen. Pada garis besarnya UUPMA 1958 tersebut menetapkan dan mengatur halhal sebagai berikut : -
Menjadi dasar dibentuknya Badan Penanaman Modal Asing (BPMA) , yang mengurus keperluan penanaman modal asing di Indonesia
-
Tidak mencegah pemilikan mayoritas modal oleh pihak asing, namun usaha patungan akan diprioritaskan
-
Dimungkinkan untuk transfer keuntungan ( ke negara lain) , namun kursnya
tidak
ditetapkan,
yang
artinya
pemerintah
yang
akan
mengendalikannya.
Namun UUMPA tersebut tidak efektif lagi karena pemerintah melakukan tindakan tindakan nasionalisasi secara sepihak, tanpa adanya kompensasi bagi investor asing yang disepakati bersama , sebagi berikut :
- Pemerintah menasionalisai perusahaan perusahaan Belanda pada tahun 1959 - Menyusul kemudian pada tahun 1963, sebagai dampak dari konfrontasi dengan Malaysia, maka investasi modal dari Malaysia dan Inggris juga dinasionalisasi. - Pada tahun 1965, dilakukan nasionalisasi pada perusahaan perusahaan Amerika
Sebagai akibatnya, karena ternyata pemerintah Indonesia / swasta nasional belum siap untuk menjalankan perusahaan sendiri, maka
berdampak pula
ada modal asing yang bersedia berinvestasi di Indonesia.
POKOK POKOK HUKUM INVESTASI INDONESIA
Page34
pada stagnasi perekonomian nasional, dan dari sisi lain menyebabkan tidak
Undang Undang No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing Pada tahun 1966, berdasarkan pendapat dari Prof Muhammad Indonesian
Economic
Development,
Confrence,
Board
Sadli,
Record.Vol.6
,
1969.h.40.AI-30, yang kemudian menjadi penasehat ekonomi pemerintah , mengemukakan bahwa : - Keberadaan perusahaan perusahaan asing yang menanamkan modalnya di Indonesia akan mempunyai efek
katalisator atas
pertumbuhan
selanjutnya ekonomi Indonesia. - Tuduhan yang seringkali didengar dengan perkonomian bekas kolonial bahwa perusahaan perusahaan modal asing menghambat pertumbuhan perusahaan perusahaan pribumi akan dapat dihindarkan. - Proses
pembangunan
ekonomi
pada
akhirnya
akan
menuju
ke
industrialisasi, yang merupakan hasil pembangunan. Pendapat
tersebut
dapat
diterima
oleh
pemerintah,
dan
pemerintah
mengalihkan perhatiannya kepada sumber sumber modal asing berupa hutang luar negeri, yang akan dimanfaatkan untuk memperbaiki kerusakan serta melengkapi infrastucture, serta mengimport komoditi secara besar besaran untuk menanggulangi inflasi, serta membuka peluang yang luas bagi penanaman modal asing yang dilandasi undang undang penanaman modal asing yang akomodatif. Dalam konferensi dengan para kreditor di Paris th. 1966, pemerintah Indonesia menyatakan bahwa penanaman modal swasta asing akan di rangsang dengan Undang Undang penanaman Modal
yang baru dengan memberikan
keringanan pajak serta insentif insentif lainnya.
adanya persoalan – persoalan penanaman modal asing dari Konferensi Jenewa sbb: ( 31-34 )
POKOK POKOK HUKUM INVESTASI INDONESIA
Page35
Dalam kaitannya itu pula, maka pemerintah Indonesia telah menyimpulkan
□ Kebijaksanaan - Kebijakan PMA yang bersifat overall dirasa lebih baik daripada unilateral deals yang bersifat adhoc dalam mempertimbangkan permintaan investor PMA. - Perlu ada jaminan terhadap perubahan yang sewenang wenang dalam ketentuan perundang undangan, utamanya bagi bahan produksi import. - Persyaratan yang diberlakukanm terhadap
investor asing harus cukup
kompetitif dibandingkan negara lain. □ Jangka Waktu Beberapa industri yang kapital dan labor intensif dalam pertambangan dan manufacture diperlukan jangka waktu lebih dari 30 tahun, yang dianggap terlalu singkat dibandingkan resiko usahanya, dilain pihak transfer tehnologi juga tidak dapat dilakukan. □ Pajak : -
Pajak keuntungan sebesar 60% dinilai terlalu tinggi, apabila ditetapkan menjadi 25% akan menjadi menarik bagi investor
-
Perijinan untuk boleh mentransfer pandapatan pekerja asing maksimum 20% dengan maksimum nilai US$.400 / bulan dianggap terlalu rendah, hal tersebut akan menghalangi highly skilled managers and technicians yang akan masuk ke Indonesia.
-
Perlu penyederhanaan ketentuan perpajakan ( secara paket dan bukan setiap kegiatan di potong pajak sendiri-sendiri)
□ Peraturan Perburuhan : Perlu dibuatkan peraturan yang “wajar dan seimbang”, tidak saja hak buruh
□ Perlakuan terhadap investor asing
POKOK POKOK HUKUM INVESTASI INDONESIA
Page36
melainkan juga kewajiban kewajibannya.
-
Dihindari adanya diskriminasi perlakuan antara investor PMA dan PMDN
-
Diperlukan “proteksi” bagi industri yang belum berproduksi.
□ Hak atas tanah Diperlukan ketentuan ketentuan “khusus” yang berkaitan dengan hak atas tanah bagi PMA. □ Infrastruktur Perlu direalisir infrastruktur yang diperlukan bagi kelancaran PMA, namun terintegrasi dengan infrastruktur umum. □ Iklim Usaha Diusahakan suatu “iklim yang nyaman”
bagi pengusaha PMA, dengan
meniadakan prosedure yang “berbelit” dalam perijinan serta pengembangan usahanya. □ Peraturan peraturan tentang perusahaan Diperlukan peraturan perusahaan yang “up to date” agar mempermudah para investor melaksanakan kegiatan usahanya.
Dari pengenalan permasalahan di atas, serta sebagai pelaksanaan dari Tap MPRS NO.XXIII/MPRS/1966 tentang Pembaharuan Kebijakan Landasan Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan, antara lain menyebutkan : -
Pasal 9 : Pembangunan ekonomi , berarti utamanya adalah mengolah ekonomi potensiel menjadi ekonomi riil, melalu penanaman modal, penggunaan
tehnologi,
penamnbahan
pengetahuan
,
peningkatan
ketrampilan penambahan kemampuan berorganisasi dan manajemen. -
Pasal 10 : Bahwa penanggulangan
kemerosotan ekonomi
pembangunan lebih lanjut, harus berdasarkan
serta
kemampuan serta
modal luar negeri, tehnologi, dan ketrampilan, tanpa mengakibatkan ketergantungan terhadap luar negeri.
POKOK POKOK HUKUM INVESTASI INDONESIA
Page37
kesanggupan rakyat Indonesia sendiri, dengan memanfaatkan potensi
Maka disusun dan dipersiapkan Undang Undang Penanaman modal, yang kemudian diundangkan pada tgl. 10 Januari 1967, ialah UU no.1 Tahun 1967 tentang
Penanaman Modal Asing.
Sebagai catatan dalam waktu yang hampir bersamaan juga disusun UU Penanaman Modal Dalam Negeri, yang karena UUPMA dianggap lebih penting dan mendesak, maka UUPMDN baru diundangkan pada than 1968 ialah UU no. 6 Tahun 1968 Tentang Penanaman Modal Dalam Negeri.
Sementara itu Sumantoro , Hukum Ekonomi, UI-Press, Jakarta , 1986, hal.104 menyebutkan - Bahwa kebijakan pemerintah untuk menerbitkan UU PMA tersebut disertai pertimbangan agar dalam pembangunan sumber sumber dari luar negeri dapat dimanfaatkan untuk menutup kekurangan modal dalam negeri, tanpa menimbulkan ketergantungan luar negeri. -
Hadirnya modal, tehnologi, dan keahlian manajemen luar negeri tersebut diharapkan dapat membantu mempercepat pembangunan nasional dalam bentuk pemberian lapangan kerja , peralihan tehnologi serta peningkatan produksi pada umumnya.
Evaluasi : -
Bagaimana sejarah perkembangan investasi di Indonesia ? Kapan dimulainya Investasi , siapa saja investornya, apa tujuan investasi tersebut bagi investor maupun bagi Indonesia?
-
Sejauh mana perkembangan perhatian pemerintah Indonesia pada waktu itu terhadap kegiatan investasi, serta apa saja usaha yang dilakukan pemerintah untuk menyusun ketentuan perundang undangan
Page38
yang mengatur kegiatan investasi.
POKOK POKOK HUKUM INVESTASI INDONESIA