4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
16 aa a aa a
4.1 Keadaan Geografis dan Topografis Secara geografis Kabupaten Indramayu terletak pada posisi 107°52'–108°36' BT dan 6°15' – 6°40' LS. Batas wilayah Kabupaten Indramayu: sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Subang; sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa; sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Majalengka, Kabupaten Sumedang, dan Kabupaten Cirebon; sebelah timur berbatasan dengan Laut Jawa dan Kabupaten Cirebon. Cakupan wilayah administrasi pemerintah Kabupaten Indramayu saat ini terdiri dari 31 Kecamatan, 307 desa dan 8 kelurahan, dengan luas wilayah sebesar 204,011 ha atau 2.040.110 km yang membentang sepanjang pantai utara antara Cirebon-Subang. Berdasarkan topografinya ketinggian wilayah pada umumnya berkisar antara 0-18 m di atas permukaan laut berupa rawa, tambak, sawah, pekarangan. Kabupaten Indramayu sebagian permukaan tanahnya berupa dataran dengan kemiringan antara 0%-2% seluas 201.285 ha (96,03%) dari total wilayah. Keadaan ini berpengaruh terhadap drainase, bila curah hujan tinggi maka daerahdaerah tertentu akan terjadi genangan air dan bila kemarau akan mengakibatkan kekeringan (Pemerintah Kabupaten Indramayu, 2011).
Kabupaten Indramayu
memiliki wilayah pesisir dengan garis pantai sepanjang 114 km yang merupakan garis pantai terpanjang di Provinsi Jawa Barat (Dinas Perikanan dan Kelautan Indramayu, 2005).
4.2 Keadaan Iklim Indramayu Letak Kabupaten Indramayu yang membentang sepanjang posisi pantai utara Pulau Jawa membuat suhu udara di Kabupaten Indramayu cukup tinggi berkisar antara 22,9°C–30°C.. Tipe iklim di Indramayu termasuk iklim tropis, dengan karakteristik iklim antara lain: suhu udara harian berkisar antara 22,9°C– 30°C dengan suhu udara tertinggi 32°C dan terendah 22°C, kelembaban udara antara 70-80%, curah hujan rata-rata tahunan 1.587 mm/tahun dengan jumlah hari hujan 91 hari, curah hujan tertinggi sekitar 2.008 mm dan jumlah hari hujan
17
sebanyak 84 hari sedangkan curah hujan terendah sekitar 1.063 mm dengan jumlah hari hujan 68 hari.
4.3 Demografi Desa Karangsong memiliki jumlah penduduk sebesar 4.677 jiwa pada tahun 2011, penduduk laki-laki berjumlah 1.890 jiwa dan penduduk perempuan berjumlah 2.787.. Jumlah penduduk menurut mata pencaharian di Desa Karangsong dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Jumlah penduduk menurut mata pencaharian di Desa Karangsong pada 2011 No. Mata Pencaharian Jumlah (Orang) 1 Petani 106 2 Buruh Tani 252 3 Buruh/Swasta 20 4 Pegawai Negeri 58 5 Pedagang 212 6 Peternak 6 7 Montir 7 (Sumber: Profil Desa Karangsong tahun 2011)
4.4 Keadaan Perikanan Tangkap Kabupaten Indramayu 4.4.1 Tempat pelelangan ikan Secara geografis kawasan PPI Karangsong terletak pada koordinat 06°18'45" dan 06°19'45" LS dan 108° 21'30" dan 108° 22'30" BT. Kawasan PPI Karangsong berada di Desa Karangsong Kecamatan Indramayu, yang berjarak 4,5 km dari pusat ibu kota Kabupaten Indramayu. Lokasi PPI Karangsong berada di sekitar pesisir Laut Jawa yang letaknya berada masuk di bagian dalam dari bibir pantai. Keberadaan PPI Karangsong tidak lepas dari adanya peranan Sungai Prajagumiwang yang berfungsi sebagai alur pelayaran keluar masuk kapal atau perahu ke pelabuhan (Omat, 2008). Fasilitas yang terdapat di PPI Karangsong meliputi: KUD, pabrik es, TPI, air tawar, alat timbang, keranjang dan drum, kantor administrasi, dan papan informasi DPI. Retribusi ke pihak TPI dikenakan 3% dari nelayan dan 3% dari bakul. Biaya ini lebih besar dibandingkan yang ditetapkan oleh pemerintah. Hal
18
ini terjadi karena adanya kesepakatan rapat anggota tahunan antara para juragan, bakul, KUD, dan pihak TPI untuk membangun PPI menjadi lebih baik.
4.4.2 Unit penangkapan ikan Usaha penangkapan ikan merupakan suatu unit penangkapan ikan yang terdiri dari alat tangkap, kapal/perahu, dan nelayan. Alat tangkap yang beroperasi pada tahun 2005-2009 didominasi oleh gillnet dan alat tangkap yang terbanyak setelahnya yaitu alat pukat pantai. Jumlah alat tangkap yang beroperasi pada tahun 2005 tidak mengalami perubahan hingga tahun 2006.. Namun, terjadi pertambahan alat tangkap gillnet yang beroperasi pada tahun 2007, diduga penambahan terjadi akibat nelayan yang mengoperasikan alat tangkap pukat cincin, pukat pantai, dan trammel net beralih untuk memakai gillnet. Ketiga alat tangkap tersebut mengalami penurunan pada tahun 2007. Jumlah alat tangkap yang beroperasi pada tahun 2007 tidak mengalami perubahan hingga tahun 2009. Perkembangan jumlah dan alat tangkap di Indramayu pada tahun 2005-2009 dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Jenis dan jumlah alat tangkap di Indramayu 2005-2009. (Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu 2005-2009)
Alat tangkap yang paling banyak dioperasikan di Karangsong yaitu jaring rampus kemudian jaring millenium. Sebagian kecil menggunakan alat tangkap pancing, jaring cumi dan payang.. Bulan Januari merupakan jumlah teringgi pengoperasian alat tangkap jaring millenium dengan jumlah 296, sedangkan pada
19
bulan Desember merupakan jumlah terendah yaitu sebesar 196. Jumlah kedua alat tangkap tersebut di PPI Karangsong pada tahun 2010 dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3 Jenis dan jumlah alat tangkap yang beroperasi di PPI Karangsong tahun 2010. (Sumber: Koperasi Perikanan Laut Mina Sumitra 2010) Perkembangan jumlah armada penangkapan terjadi peningkatan dari tahun 2005 hingga tahun 2007, namun terjadi penurunan pada tahun 2009 (Tabel 2). Kapal motor tempel mendominasi jumlah armada secara keseluran dan merupakan kapal yang sebagian besar berukuran 5 GT, dengan kekuatan mesin 20 PK dan berbahan bakar solar. Kapal motor terjadi peningkatan jumlah yang pesat pada tahun 2009, pertambahan ini karena bertambahnya jumlah kapal motor berukuran 5-10 GT dan 10-30 GT. Tabel 2 Jumlah armada penangkapan di Indramayu tahun 2005-2009 Tahun Kapal Motor Motor Tempel Jumlah 2005 285 5656 5941 2006 285 5656 5941 2007 303 5725 6028 2008 303 5725 6028 2009 697 5282 5979 (Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu 2005-2009)
Salah satu faktor yang mempengaruhi di dalam penangkapan ikan adalah nelayan. Nelayan berdasarkan fungsinya dan permodalannya dibagi menjadi dua
20
yaitu nelayan juragan dan nelayan bendega. .Nelayan bendega atau disebut nelayan buruh merupakan orang yang bekerja mencari ikan atau melaut tetapi tidak memiliki kapal maupun alat tangkap. Terjadi kenaikan jumlah nelayan pemilik dan nelayan buruh dari tahun 2006 ke tahun 2007, setelah itu jumlah cenderung tetap hingga tahun 2009 (Tabel 3). Nelayan kapal penangkapan ikan 5 GT terdapat 4-5 orang nelayan, kapal 30 GT terdapat 11-12 orang nelayan, dan pada kapal 40 GT dan 60 GT terdapat 13 orang nelayan. Tabel 3 Jumlah nelayan di Indramayu tahun 2005-2009 Tahun Nelayan Pemilik Nelayan Buruh Jumlah 2005 4271 30411 34682 2006 4271 30411 34682 2007 4283 31124 35407 2008 4283 31124 35407 2009 4283 31124 35407 (Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu 2005-2009) 4.4.3 Koperasi Koperasi Perikanan Laut Mina Sumitra adalah pihak pengelola dari PPI Karangsong. Koperasi menyediakan unit-unit usaha untuk mendukung keperluan nelayan, yaitu: unit waserda, unit BAP/spare parts, unit perbekalan, dan unit depot es. .Nelayan yang membutuhkan keperluan melautnya dapat mengambil barang dari unit tersebut dan pembayarannya dikurangi dari pendapatan hasil tangkapan. Untuk peningkatan permodalan usaha, KPL Mina Sumitra mengembangkan unit simpan pinjam bagi anggota untuk permodalan nelayan operasi penangkapan ikan di laut maupun permodalan bagi bakul/pedagang. Fasilitas-fasilitas di PPI Karangsong dapat dilihat pada Lampiran 4.
4.4.4 Produksi dan nilai produksi Perkembangan produksi dan nilai produksi tertinggi terjadi pada tahun 2010 sebesar 34.585.015,65 kg, dengan nilai produksi sebesar Rp241.998.234.340,19. Namun pada tahun 2006 hingga tahun 2010 produksi dan nilai mengalami fluktuasi, harga rata-rata ikan naik turun setiap tahun dikarenakan perbedaan harga ikan dan jumlah ikan ekonomis yang didaratkan (Tabel 4).
21
Tabel 4 Perkembangan volume dan nilai produksi di Indramayu tahun 2006-2010 Tahun Produksi (kg) Nilai Rupiah (Rp) Rp/kg 2006 25.205.291,10 134.380.384.100,00 5.331,44 2007 23.851.487,70 145.360.954.975,00 6.094,41 2008 30.668.798,00 206.969.729.400,00 6.748,54 2009 29.325.048,50 197.024.396.300,00 6.718,63 2010 34.585.015,65 241.998.234.340,00 6.997,19 (Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu 2006-2010)
Volume dan nilai produksi yang terjadi di PPI Karangsong merupakan yang tertinggi jika dibandingkan dengan pusat pendaratan ikan yang ada di Kabupaten Indramayu. Volume produksi pada tahun 2010 sebesar 16.525.820 kg dan nilai produksi Rp180.943.935.000,00 (Koperasi Perikanan Laut Mina Sumitra, 2010). Alat tangkap yang mendominasi di PPI Karangsong adalah jaring millenium dan jaring rampus. Volume dari jaring millenium dan jaring rampus dihasilkan sebesar 15.638.784 kg dan nilai produksi Rp171.123.881.900,00 pada tahun 2010. Alat tangkap lain yang beroperasi yaitu payang, jaring sotong, dan pancing. Ikan tongkol merupakan hasil tangkapan terbesar yang didaratkan di PPI Karangsong yang tertangkap oleh jaring millenium dan jaring rampus. .Jenis ikan yang tertangkap pada jaring millenium lebih beragam. Berikut perbandingan volume dan nilai produksi pada jaring millenium dan jaring rampus rampus di PPI Karangsong pada Tabel 5. Tabel 5 Volume dan nilai produksi di PPI Karangsong Indramayu berdasarkan alat tangkap jaring millenium dan jaring rampus menurut catatan KPL Mina Sumitra Indramayu Jaring Millenium Jaring Rampus Tahun kg Rp kg Rp 2008 7.803.557 86.387.073.100,00 4.873.863 59.984.182.000,00 2009 7.724.301 74.783.493.500,00 5.397.378 62.452.647.000,00 2010 9.593.113 97.410.050.100,00 6.045.671 73.713.831.800,00 2011 5.457.852 66.959.644.500,00 2.690.071 34.646.236.000,00 (bulan 1-5) 4.4.5 Daerah penangkapan ikan Wilayah penangkapan ikan kapal 5 GT terletak di sekitar pantai Indramayu sampai Pulau Biawak. Wilayah penangkapan ikan kapal 20 GT di Laut Jawa hingga Selat Karimata. Kapal 30 GT melakukan operasi penangkapan ikan di
22
perairan Karimunjawa, Masalembu, dan Selat Karimata. Operasi penangkapan ikan kapal 40-60 GT di perairan Masalembu, Karimun Jawa, Selat Karimata, dan Natuna (Lintang 1-3). .Posisi daerah penangkapan ikan dapat dilihat pada Gambar 3.
Indonesia
Keterangan:
Pulau Biawak Laut Jawa Selat Karimata
Perairan Masalembu Laut Cina Selatan
Gambar 4 Daerah penangkapan ikan.