22
4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1
Letak Topografi dan Geografi Topografi wilayah Palabuhanratu adalah bertekstur kasar, sebagian besar
wilayahnya merupakan dataran bergelombang dan terdiri atas daerah perbukitan, daerah aliran sungai serta pantai. Teluk Palabuhanratu berhubungan langsung dengan Samudra Hindia. Teluk Palabuhanratu merupakan teluk terbesar sepanjang pantai selatan Pulau Jawa. Panjang garis pantai kurang lebih 105 km. Ditinjau dari topografi dasar laut, perairan hingga kedalaman 200 m di teluk tersebut dapat dijumpai hingga jarak sekitar 300 m dari garis pantai. Setelah itu dasar laut menurun dengan tajam mencapai kedalaman lebih dari 600 m di bagian tengah teluk (Pariwono et al.,1998). Teluk Palabuhanratu berupa daerah berbukit, lereng gunung, dataran rendah, yang sempit dan banyak daerah aliran sungai. Beberapa sungai yang bermuara di Teluk Palabuhanratu antara lain sungai Cimandiri, Cibareno, Cisolok, Cimaja, Citepus, Cipalabuhan, dan sungai Cipatuguran. Banyaknya sungai yang bermuara di Teluk Palabuhanratu memberi pengaruh yang sangat besar terhadap kesuburan perairan Teluk Palabuhanratu (Prayitno, 2006). Pelabuhan perikanan di wilayah Jawa Barat bagian selatan merupakan wilayah yang sangat potensial dalam perikanan, salah satu contoh pelabuhan perikanan itu adalah Palabuhanratu. Palabuhanratu merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di wilayah Kabupaten Sukabumi. Secara geografis, Kabupaten Sukabumi terletak pada posisi 06˚57’-07˚25’ LS dan 106˚49’-107˚00’ BT, sedangkan Palabuhanratu berada pada 06˚57’-07˚07’ LS dan 106˚22’-106˚33’ BT (Pariwono et al.,1998). Palabuhanratu merupakan kecamatan di wilayah kabupaten Sukabumi sejak diresmikan pada tahun 2001 dengan luas wilayah sekitar 27210,13 ha atau sekitar 6,59% dari total luas wilayah kabupaten Sukabumi. Kecamatan Palabuhanratu mempunyai satu kelurahan dengan 13 desa, dimana tujuh desa terdapat di kecamatan ini sedangkan enam desa berada di Sepena. Kecamatan Palabuhanratu berbatasan dengan kecamatan Cihideung dan Cisolok di sebelah utara, kecamatan
23
Ciemas di sebelah selatan, kecamatan Warung Kiara di sebelah timur dan Teluk Palabuhanratu di sebelah barat (Prayitno, 2006).
4.2
Keadaan Iklim dan Musim Terdapat
dua
musim utama
yang
sangat
mempengaruhi
operasi
penangkapan ikan di Teluk Palabuhanratu yaitu musim barat dan timur. Selain itu dikenal pula musim peralihan dari musim barat ke timur dan sebaliknya, biasa dikenal oleh penduduk setempat berlangsung
sebagai musim liwung. Musim peralihan
pada bulan Maret sampai Mei dan bulan September sampai
November (Prayitno, 2006). Periode musim barat merupakan musim hujan dimana kondisi perairan relatif buruk. Hal ini ditandai dengan besarnya ombak yang ada di perairan Palabuhanratu, sehingga menyebabkan sebagian besar nelayan tidak melaut. Kondisi ini dimanfaatkan oleh sebagian nelayan dengan kegiatan lain seperti memperbaiki perahu, memperbaiki alat tangkap atau usaha di bidang lain (Hermawati, 2005). Periode musim timur merupakan musim kemarau dimana kondisi perairan relatif tenang. Pada kondisi ini nelayan banyak turun ke laut dan melakukan operasi penangkapan ikan, sehingga selama periode ini hasil tangkapan ikan cukup tinggi akibat dari jumlah upaya penangkapan yang tinggi (Hermawati, 2005).
4.3
Keadaan Umum Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu PPN Palabuhanratu terletak di Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten
Sukabumi Provinsi Jawa Barat. PPN Palabuhanratu mulai dioperasionalkan pada tahun 1993. Sejak pengembangannya pada periode tahun 1993-2008, PPN Palabuhanratu telah mengalami dua tahap pembangunan, yaitu pembangunan tahap pertama pada tahun 1993 dan beroperasi sampai dengan 2002, kemudian pembangunan tahap kedua selama periode tahun 2003-2005, yang merupakan pengembangan pembangunan tahap pertama. Pembangunan pelabuhan perikanan tahap pertama ditujukan untuk menunjang aktivitas perikanan terutama untuk
24
penangkapan ikan dengan ukuran kapal minimal 30 GT sampai dengan 150 GT (PPN Palabuhanratu 2008).
4.3.1 Keorganisasian PPN Palabuhanratu Surat Keputusan Menteri Kelautan dan perikanan RI No. Per/06/MEN/2007 tanggal 25 Januari tahun 2007 mengenai Organisasi dan Tenaga Kerja Pelabuhan perikanan, menimbang dan memutuskan bahwa susunan organisasi PPN Palabuhanratu adalah sebagai berikut: 1
Kepala pelabuhan perikanan, yang mempunyai wewenang melaksanakan tugas pokok dan fungsi pelabuhan perikanan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan dan operasional pelabuhan;
2
Sub Bagian Tata Usaha, mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana dan program, urusan tata usaha dan
rumah tangga, pelaksanaan dan
koordinasi pengendalian lingkungan yang meliputi keamanan, ketertiban, kebersihan, kebakaran, dan pencemaran di kawasan pelabuhan perikanan serta pengelolaan administrasi kepegawaian dan pelayanan masyarakat perikanan; 3
Seksi Tata Pengembangan, mempunyai tugas melakukan pembangunan, pemeliharaan, pengembangan dan pendayagunaan sarana, pelayanan jasa, fasilitas
usaha,
pemberdayaan
pemantauan masyarakat
wilayah
perikanan,
pesisir serta
dan
wisata
koordinasi
bahari,
peningkatan
produksi; 4
Seksi Tata Operasional, mempunyai tugas melakukan pelayanan teknis kapal perikanan dan kesyahbandaran di pelabuhan perikanan, fasilitas pemasaran dan ditribusi hasil perikanan serta penyuluhan perikanan, pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data perikanan, pengolahan sistem informasi, publikasi hasil riset, produksi, dan pemasaran hasil perikanan di wilayahnya;
5
Kelompok jabatan fungsional, yang terdiri dari jabatan fungsional pengawas penangkapan yang mempunyai tugas melakukan kegiatan pengawasan penangkapan ikan serta jabatan fungsional kehumasan.
25
Kepala PPN Palabuhanratu
Kepala Sub Bag Tata Usaha
Kepala Seksi Tata Pengembangan
Kepala Sub Bag Tata Usaha
Kelompok Jabatan Fungsional
Gambar 5 Struktur Keorganisasian PPN Palabuhanratu
4.3.2 Visi dan misi PPN Palabuhanratu Visi
PPN
Palabuhanratu
yaitu
sebagai
pusat
pertumbuhan
dan
perkembangan masyarakat perikanan yang berorientasi ekspor, berwawasan lingkungan dan bernuansa wisata bahari, sedangkan misi PPN Palabuhanratu yaitu: 1
Meningkatkan kualitas pelayanan jasa dan operasional pelabuhan perikanan (pelayanan prima);
2
Mengembangkan Pelabuhan Perikanan Nusantara menjadi Pelabuhan Perikanan Samudera;
3
Membangun dan meningkatkan kualitas pasar ikan serta TPI.
4
Memusatkan segenap kegiatan perikanan dan kelautan di Pelabuhan Perikanan (DKP Mini);
5
Mendukung pertumbuhan dan pengembangan unit bisnis perikanan terpadu yang berstandar internasional/ Uni Eropa;
6
Mengoperasikan gedung pusat pembinaan pengelolaan dan pemasaran ikan serta gedung laboratorium.
26
4.3.3 Fungsi PPN Palabuhanratu Pelaksanaan fungsi PPN Palabuhanratu selama program revitalisasi pelabuhan perikanan dijalankan sejak periode tahun 2003-2008 adalah: 1
Sebagai tempat tambat labuh 1) Menyelenggarakan pemeliharaan fender dan bolard yang ada di dermaga, lampu suar pintu masuk kolam pelabuhan, penerangan dermaga, instalasi air darmaga; 2) Menyelanggarakan fungsi kesyahbandaran, yakni mempersiapkan tenaga syahbandar; 3) Melakukan fungsi pengawasan terhadap pemanfaatan sumberdaya ikan, pemberian izin kapal keluar masuk pelabuhan; 4) Melakukan pemantauan dan pengaturan terhadap kapal yang berlabuh dan bongkar muat; 5) Menerima dan mengelola jasa tambat; 6) Memberikan kemudahan dalam hal kebutuhan sarana dan jasa komunikasi dan telekomonikasi.
2
Tempat pendaratan ikan 1) Memberikan pelayanan teknis untuk pendaratan ikan; 2) Menyediakan tenaga dan sarana pendaratan; 3) Pelayanan untuk mempertahankan mutu hasil tangkapan mutu hasil tangkapan; 4) Alat bongkar dan alat angkut ikan hasil tangkapan lainnya; 5) Pelayanan terhadap kebutuhan tenaga dan petugas bongkar muat ikan.
3
Tempat untuk memperlancar kegiatan kapal-kapal perikanan 1) Memberikan
pelayanan
teknis
untuk
memudahkan
kapal-kapal
melakukan kegiatan di pelabuhan (merapat, berlabuh, bongkar muat keluar pelabuhan); 2) Melayani kebutuhan kapal (BBM, es, garam, dan perbekalan lain); 3) Memberikan dokumen perizinan surat tanda bukti lapor kedatangan/ keberangkatan kapal (STBLKK); 4) Membantu pemeriksaan kesehatan kapal;
27
5) Membantu melaksanakan pemeriksaan dokumen keimigrasian ABK warga negara asing; 6) Membantu pelaksanaan pemeriksaan muatan sehubungan dengan peraturan bea dan cukai; 7) Memberikan pelayanan dalam hal kebutuhan perbekalan ABK, jasa perbengkelan dan perawatan kapal serta jas lainnya. 4
Tempat pemasaran dan distribusi hasil tangkapan 1) Menyediakan dan merawat tempat pelelangan ikan; 2) Menyediakan pasar ikan dan lapak pengecer ikan segar; 3) Menyediakan gedung perkantoran dan toko BAP.
5
Tempat pelaksanaan pembinaan mutu hasil perikanan 1) Mengadakan dan mengembangkan berbagai sarana yang mendukung penanganan pasca penangkapan ikan (tempat/ ruangan penanganan, pengolahan dan pengepakan ikan, ruangan pendinginan, pabrik es, dll); 2) Membantu Dinas Perikanan dalam pembinaan kegiatan penanganan, pengolahan, pengepakan dan pengangkutan hasil perikanan serta penyuluhannya sebagai upaya untuk menjamin mutu hasil perikanan; 3) Mengkoordinasikan upaya pembinaan mutu hasil perikanan bersama Dinas Perikanan; 4) Membantu kelancaran sertifikat mutu ikan dari Dinas Perikanan; 5) Melakukan uji tes formalin pada ikan dan bekerjasama dengan Polres setempat dalam pemberantasan penggunaan formalin.
6
Tempat pelaksanaan penyuluhan dan pengumpulan data 1) Mengkoordinasikan
pengumpulan
data
stastistik
perikanan
di
pelabuhan bersama dengan Dinas Perikanan; 2) Mewajibkan kepada unit usaha yang beroperasi di lingkungan pelabuhan untuk memberikan data yang diperlukan; 3) Melakukan tindakan pemeriksaan teknis kapal perikanan; 4) Melakukan pemantauan tugas dan kegiatan pemeriksaan kapal perikanan oleh petugas pengawas penangkapan ikan.
28
7
Tempat pelaksanaan pengawasan (MCS) sumberdaya ikan 1) Penyebaran dan pengumpulan log book; 2) Melakukan pendataan dan evaluasi terhadap log book; 3) Melakukan pendugaan stock; 4) Melakukan perhitungan Catch Per Unit Effort (CPUE); 5) Memberikan informasi tentang kondisi fishing ground.
4.4
Produksi dan nilai produksi ikan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu Produksi ikan adalah banyaknya jumlah hasil tangkapan ikan yang
didaratkan di suatu tempat pendaratan ikan. Sedangkan nilai produksi ikan adalah yang diberikan terhadap jumlah hasil tangkapan (satuan rupiah). Pada Tabel 3 dapat dilihat produksi dan nilai produksi ikan di PPN Palabuhanratu. Tabel 3 Perkembangan produksi dan nilai produksi perikanan laut Palabuhanratu No 1 2 3 4 5
Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 Jumlah Rata-rata
di PPN
Pendaratan ikan Produksi (kg) Nilai produksi (Rp) 6.092.693 29.109.894.974 4.493.226 30.093.475.220 5.675.288 36.008.045.104 4.309.573 40.169.377.325 3.698.916 53.393.278.110 24.269.696 4.853.939
188.774.070.733 37.754.814.147
Sumber : Data statistik PPN Palabuhanratu
Beradasarkan Tabel 3, kita dapat melihat perkembangan produksi tiap tahun selama lima tahun terakhir, dimulai dari tahun 2005 sampai 2009. Pada tahun 2005 produksi berada pada kisaran angka 6.092.693 kg, kemudian pada tahun berikutnya produksi menurun sebesar 1.599.467 kg. Penurunan dan kenaikan produksi ikan tiap tahunnya menjadi hal yang tidak dapat dihindari, ini dapat dilihat pada tahun 2007 dengan jumlah hasil tangkapan yang naik kembali walaupun masih berada dibawah tahun 2005. Pada tahun selanjutnya yaitu tahun 2008 pendaratan ikan mencatatkan hasil tangkapan dengan jumlah 4.309.573 kg. Penurunan yang terus menerus membuat tahun 2009 menjadi tahun terburuk dikarenakan hasil tangkapan berada pada level paling bawah diantara empat tahun
29
sebelumnya, faktor cuaca menjadi salah satu penyebab dalam penurunan hasil tangkapan, perubahan musim yang tidak menentu membuat nelayan harus bekerja keras untuk menangkap ikan di teluk Palabuhanratu yang dari tahun ke tahun semakin menurun. Menurunnya produksi ikan yang didaratkan tidak semata-mata disebabkan oleh faktor iklim dan cuaca. Penurunan ini bisa terjadi, seperti cara penangkapan yang berlebihan (eksploitasi), masih kurangnya teknologi penangkapan ikan yang digunakan serta pencarian daerah penangkapan ikan yang tidak berpindah-pindah (Hermawati, 2005).
4.4.1 Produksi ikan yang didaratkan di PPN Palabuhanratu Produksi per jenis ikan adalah banyaknya jumlah hasil tangkapan per jenis ikan yang didaratkan di suatu tempat pendaratan ikan. Produksi perjenis ikan di PPN Palabuhanratu selama lima tahun dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Produksi per jenis ikan yang didaratkan di PPN Palabuhanratu tahun 2005-2009 No
Nama ikan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Alu-alu Bawal Baronang Cakalang Cendro Cucut lanyam Cumi Dencis/ sarden Deles Eteman/ koyo Kembung Kuwe Layang Layaran Layur
Rata-rata produksi ikan (kg) No tahun 2005-2009 2.151 1.039 196.003 839.467 6.360 19.199 149 2.773 45.917 127.910 11.290 8.700 115.912 18.558 192.951
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Sumber : Data statistik PPN Palabuhanratu
Nama ikan Lobster Pari Pedang-pedang Peperek Sunglir Swangi/ camawul Tembang Tenggiri Teri Tetengkek Tongkol Bigeye tuna Madidihang Udang rebon Lainnya
Rata-rata produksi ikan (kg) tahun 20052009 1.289 15.105 42.264 158.167 4.175 5.320 706.875 2.506 17.465 7.432 408.894 960.119 797.871 64.186 73.880
30
Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa rata-rata produksi beberapa jenis ikan terbesar yang didaratkan selama lima tahun berturut-turut dimulai tahun 2005 sampai 2009. Cakalang merupakan ikan pelagis kecil yang didaratkan di PPN Palabuharatu dengan produksi sangat melimpah diantara ikan-ikan lainnya, ratarata produksi cakalang mencapai 839.467 kg selama lima tahun. Namun untuk pelagis besar hanya ada dua ikan yang mendominasi, yaitu bigeye tuna dan madidihang dengan masig-masing rata-rata produksi 14.960.119 kg dan 797.871 kg. Produksi yang melimpah pada tuna disebabkan fishing ground tuna sangat luas dan cenderung di zona eklusif ekonomi yang jaraknya 100 sampai 200 mill dari garis pantai. Produksi ikan di PPN Palabuhanratu terdiri dari dua jenis, yaitu produksi yang berasal dari laut dan produksi ikan yang berasal dari daerah lain melalui jalan darat. Produksi ikan yang berasal dari laut adalah ikan yang ditangkap oleh nelayan di laut menggunakan kapal perikanan, sedangkan produksi ikan yang berasal dari daerah lain adalah ikan yang dibawa dari luar pelabuhan melalui jalan darat dengan menggunakan mobil bak terbuka meliputi daerah Jakarta, Cisolok, Ujung Genteng, Binuangen, Cidaun, Loji, Lampung, Indramayu, dan Juwana (Jawa Tengah). Selain daerah-daerah tersebut, terdapat enam PPI yang memberikan konstribusi ke PPN Palabuhanratu yaitu PPI Mina Jaya-Kecamatan Surade, PPI Ujung Genteng-Kecamatan Ciracap, PPI Ciwaru-Kecamatan Ciomas, PPI Loji-Kecamatan Simpenan, PPI Cisolok-Kecamatan Cisolok dan PPI Cibangan-Kecamatan Cisolok (Yuliastuti, 2010).
4.4.2 Nilai produksi ikan yang didaratkan di PPN Palabuhanratu Nilai produksi ikan adalah nilai yang diberikan terhadap jumlah hasil tangkapan (satuan rupiah). Nilai produksi yang didaratkan di PPN Palabuhanratu selama lima tahun dapat dilihat pada Tabel 5.
31
Tabel 5 Nilai produksi per jenis ikan yang di daratkan di PPN Palabuhanratu tahun 2005-2009 No
Nama ikan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Alu-alu Bawal Baronang Cakalang Cendro Cucut lanyam Cumi Dencis/ sarden Deles Eteman/ koyo Kembung Kuwe Layang Layaran Layur
Rata-rata nilai produksi ikan No Nama ikan (Rp) tahun 20052009 12.215.000 16 Lobster 14.454.500 17 Pari 242.510.504 18 Pedang-pedang 4.885.492.711 19 Peperek 23.289.920 20 Sunglir 216.114.756 21 Swangi/ camawul 1.961.200 22 Tembang 9.005.606 23 Tenggiri 898.988.789 24 Teri 398.919.963 25 Tetengkek 100.752.952 26 Tongkol 95.362.892 27 Bigeye tuna 475.231.768 28 Madidihang 202.513.260 29 Udang rebon 1.548.054.715 30 Lainnya
Rata-rata nilai produksi ikan (Rp) tahun 20052009 38.248.990 47.276.754 590.861.079 326.663.436 15.633.572 24.917.845 1.511.659.136 40.118.506 98.359.034 31.803.637 2.102.885.950 14.591.294.681 8.623.010.739 165.112.330 422.099.921
Sumber : Data statistik PPN Palabuhanratu
Nilai produksi ikan yang terbesar berdasarkan Tabel 5 adalah ikan tuna. Kedua tuna mendominasi untuk nilai produksi yang dihimpun selama lima tahun terakhir. Nilai produksi bigeye tuna berada pada Rp 14.591.294.681,-/tahun. Jumlah nilai produksi yang sangat tinggi di antara ikan-ikan lainnya, hal tersebut berkaitan erat dengan permintaan pasar yang terus meningkat ke pasar internasional seperti Jepang, Uni Eropa, dan Amerika.