4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum PPN Palabuhanratu Secara geografis Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu (PPN Palabuhanratu) terletak pada posisi 06°59’47, 156” LS dan 106°32’61. 884” BT. Pelabuhan ini terletak di kawasan teluk Palabuhanratu di pesisir Kabupaten Sukabumi yang berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia. Lokasi PPN Palabuhanratu terletak di Kecamatan Palabuhanratu yang merupakan ibukota Kabupaten Sukabumi (Gambar 1). Manfaat keberadaan PPN Palabuhanratu dirasakan langsung tidak hanya oleh pengguna jasa langsung tetapi juga masyarakat di sekitarnya.
Hal ini
merupakan manfaat ganda dari sebuah pelabuhan perikanan bagi pembangunan sosial dan ekonomi yang berperan dalam menunjang pendapatan asli daerah (PAD). Manfaat sosial ekonomi tersebut di antaranya adalah: (1) Sebagai tempat penghasil komoditi ikan yang cukup melimpah, baik untuk memenuhi kebutuhan lokal maupun ekspor. (2) Sebagai daerah tujuan wisata, baik bagi wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. (3) Membangun sumber daya manusia yang berprofesi sebagai nelayan, pedagang ikan, produsen hasil olahan ikan, dan profesi lain pada berbagai sektor yang berkaitan dengan kegiatan perikanan. PPN Palabuhanratu sesuai dengan fungsinya memiliki peranan yang strategis. Hal ini disebabkan letaknya yang dekat dengan daerah penangkapan (fishing ground) perairan Samudera Hindia (Wilayah Pengelolaan Perikanan atau WPP-9) dan akses pemasaran domestik maupun ekspor karena ada pedagang pengumpul dan perusahaan yang bergerak dibidang usaha ekspor ikan, seperti PT AGB.
18
4.2 Sarana dan Prasarana PPN Palabuhanratu Pemerintah Kabupaten Sukabumi melalui Dinas Kelautan dan Perikanan beserta Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) menyediakan PPN Palabuhanratu yang bertipe B
yang diresmikan pada tahun 1993 untuk
mendukung kegiatan perikanan tangkap di PPN Palabuhanratu, kemudian sarana dan prasarananya dilengkapi secara bertahap. Sarana dan prasarana tersebut dikelompokkan menjadi tiga fasilitas, yaitu fasilitas pokok, fasilitas fungsional dan fasilitas penunjang (Lampiran 1). 4.2.1 Fasilitas pokok Fasilitas pokok adalah fasilitas dasar yang diperlukan dalam kegiatan di suatu pelabuhan. Fasilitas ini berfungsi untuk menjamin keamanan dan kelancaran kapal, baik sewaktu berlayar keluar masuk pelabuhan maupun sewaktu berlabuh di pelabuhan. Fasilitas-fasilitas pokok yang terdapat di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu meliputi dermaga pelabuhan, kolam pelabuhan, pemecah gelombang (breakwater), alat bantu navigasi dan groin (PPN Palabuhanratu, 2009). Dermaga yang dibangun PPN Palabuhanratu terbagi dalam dermaga tambat dan dermaga bongkar dengan kapasitas areal tambat labuh seluas 310 m² dan perbekalan seluas 106 m², sedangkan tempat pendaratan perahu seluas 3.953 m². Untuk dermaga kolam I dengan lokasi bongkar di dermaga. Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan setelah kapal-kapal melakukan bongkar serta lelang ikan di dermaga tersebut, kapal-kapal merapat ke dermaga kolam I dengan menambatkan kapalnya secara berjajar sesuai dengan bentuk serta ukurannya. Adapun dermaga kolam II dengan panjang 240 meter yang hampir seluruhnya dipakai untuk bongkar dan muat dengan cara bergantian antara kapal yang satu dengan kapal lainnya. Dermaga I yang berada di PPN Palabuhanratu merupakan dermaga dengan sistem pengerukan tanah dan dilakukan pemancangan (sheetpile), sedangkan pada dermaga kolam II dengan menggunakan sistem caisson dengan panjang 240 meter. Kolam pelabuhan berperan penting sebagai tempat perlindungan bagi kapal-kapal yang sedang mengisi perbekalan, tambat dan melakukan bongkar
19
hasil tangkapan ikan. Pada saat musim ombak besar yang biasa terjadi pada bulan Oktober dan November, sebagian besar kapal tidak beroperasi dan menyandarkan kapalnya di kolam pelabuhan agar tidak kena hantaman ombak besar. PPN Palabuhanratu mempunyai 2 kolam pelabuhan dengan luas kolam I yang memiliki luas 3 ha dengan kedalaman 3 meter sedangkan kolam II mempunyai luas 2 ha dengan kedalaman 4 meter. Pemecah gelombang (breakwater) adalah suatu struktur bangunan laut yang berfungsi khusus untuk melindungi pantai atau daerah sekitar pantai terhadap gelombang laut. Breakwater dengan konstruksi sistem A-jack dan mempunyai panjang 300 meter yang digunakan di PPN Palabuhanratu. Alat navigasi yang terdapat di PPN Palabuhanratu yaitu lampu suar tanda pelabuhan sebanyak 1 unit dengan ketinggian ± 20 meter, lampu suar tanda masuk kolam I sebanyak 2 unit dengan tinggi masing-masing 12 meter dan lampu suar tanda masuk kolam II sebanyak 2 unit dengan tinggi masing-masing 6 meter. Lampu suar tanda pelabuhan berfungsi sebagai tanda tempat keberadaan PPN Palabuhanratu sedangkan lampu suar tanda masuk kolam berfungsi sebagai penuntun kapal-kapal saat memasuki kolam. Groin termasuk dalam klasifikasi pemecah gelombang berupa bebatuan dengan berat tertentu yang ditumpuk secara teratur. Penempatan groin di PPN Palabuhanratu berlokasi di sebelah kanan dan kiri pintu masuk pada kolam I dan II yang berfungsi sebagai pemecah gelombang dan juga berfungsi sebagai pencegah terjadinya erosi akibat gelombang ataupun ombak di sekitar pintu masuk kolam I dan II. 4.2.2 Fasilitas fungsional Fasilitas fungsional atau suprastruktur adalah fasilitas yang berfungsi meninggikan nilai guna dari fasilitas pokok yang dapat menunjang aktifitas di pelabuhan. Fasilitas-fasilitas ini diantaranya tidak harus di suatu pelabuhan namun fasilitas ini disediakan sesuai dengan kebutuhan operasional pelabuhan perikanan tersebut. Fasilitas fungsional yang terdapat di PPN Palabuhanratu meliputi: tempat pelelangan ikan, kantor administrasi pelabuhan, perahu kebersihan kolam, laboratorium bina mutu, kantor pengawas perikanan, bangunan perbengkelan,
20
pembangkit listrik pelabuhan, sarana dok kapal, gedung pembinaan, truk tanki air tawar, dump truck, crane truck dan forklift, tangki BBM dan rumah pompa BBM, bak atau tangki air bersih dan rumah pompa, dan rumah pompa dan pompa air laut. Tempat pelelangan ikan menempati bangunan
seluas 920 m² dan
berfungsi sebagai tempat pertemuan antara penjual (nelayan) dan pembeli untuk melakukan jual beli/transaksi lelang ikan dengan fasilitator proses lelang oleh penyelenggara lelang, yaitu KUD Mina Mandiri ”Sinar Laut”. Bangunan ini dibangun pada tahun 1993 dan direnovasi pada tahun 2009. Kantor
administrasi
pelabuhan
merupakan
tempat
para
pegawai
melakukan pemantauan, evaluasi, administrasi dan koordinasi yang berhubungan dengan kegiatan di PPN Palabuhanratu. Dalam upaya mendukung kegiatan administrasi perkantoran para pegawai diberikan 1 perangkat komputer, lemari arsip, meja dan kursi per setiap orang pegawai. Perahu kebersihan kolam dioperasikan untuk meminimalisir pencemaran yang terdapat pada kolam I dan II, maka secara berkala petugas kebersihan membersihkan kolam dengan dukungan perahu kebersihan kolam. Perahu kebersihan kolam disediakan oleh pihak pelabuhan yang berjumlah 1 unit yang memiliki spefikasi: P = 5 m, L = 1,55 m, T = 0,75 m yang berbahan fiber dan dilengkapi dengan sebuah mesin motor tempel bermerk Yamaha berkekuatan 15 PK, life jacket, jaring serta caduk sampah. Laboratorium bina mutu berfungsi sebagai tempat pengujian kandungan formalin dan organoleptik ikan. Sampel ikan diperiksa di laboratorium ini sehingga dapat diketahui kualitas dan tingkat keamanan untuk dikonsumsi oleh manusia. Kantor satuan kerja (satker) pengawas perikanan berfungsi sebagai tempat yang
digunakan
oleh
petugas
yang
berperan
dalam
mengawasi
dan
menindaklanjuti tindak pelanggaran dibidang perikanan tangkap yang ada di wilayah pelabuhan perikanan, khususnya di Teluk Palabuhanratu. Kantor ini dibangun pada tahun 1993 yang memiliki 4 ruangan yaitu ruangan Ketua Satker, 2 ruangan staf dan 1 ruangan dapur.
21
Bangunan bengkel perikanan ini dibangun pada tahun 1993 dan memiliki fungsi sebagai tempat untuk perbaikan mesin-mesin kapal perikanan yang mengalami kerusakan. Sarana bengkel yang tersedia yaitu : •
Gerinda tangan 2 unit
•
Blower 1 unit
•
Bor duduk 1 unit
•
Mesin gergaji besi 1 unit
•
Las tangan 1 unit
•
Mesin pembengkok pipa 1 unit
•
Kompressor 2 unit
•
Mesin bubut 1 unit
•
Gerinda duduk 2 unit
•
Mesin bor 1 unit
•
Mesin las 1 unit
•
Tabung oksigen 1 unit
Generator Pelabuhan pada PPN Palabuhanratu terdapat 2 unit mesin generator dengan kapasitas 95 KVA. Generator ini digunakan sebagai pengganti listrik pada saat terjadi pemadaman oleh pihak PLN. Pemakaian 2 generator ini dipakai secara bergantian atau selama 12 jam untuk setiap unit generator dengan pemakaian solar sebanyak 25 liter per jam. Dock atau slipway yang bertempat di kolam dermaga I yang pengelolaannya dikelola oleh pihak swasta (PT. Citra Karya Utama). Di Dock terdapat rel yang berfungsi untuk mempermudah dalam menaikkan kapal ke darat disaat kondisi air laut/kolam sedang surut. Disamping perbaikan, ada juga pembuatan kapal-kapal yang menggunakan bahan dari kayu dengan tonase dibawah 30 ton. Pembangunan gedung pembinaan, pengolahan dan pemasaran hasil perikanan dibangun pada tahun 2008 melalui Anggaran Dirjen P2HP, DKP di atas tanah milik Dirjen Tangkap di PPN Palabuhanratu. Tujuan utama dalam pembangunannya sebagai tempat untuk melakukan pembinaan terhadap masyarakat perikanan yang berkaitan dengan pengolahan hasil perikanan atau produk perikanan dan sebagai tempat memberikan informasi tentang teknologi terbaru dalam bidang pengolahan. Truk tangki air tawar berfungsi untuk mengangkut air bersih dari PDAM ke tangki air bersih milik PPN Palabuhanratu lalu menuju ke kapal-kapal yang membutuhkan air bersih. Pada PPN Palabuhanratu hanya memiliki 1 unit truk tangki air dengan kapasitas 5000 liter dan spesifikasi: berat kosong = 2250 kg,
22
panjang kendaraan = 4700 mm, lebar kendaraan = 1780 mm, tinggi kendaraan = 2160 mm, dan daya angkut = 3 orang (150 kg) dan barang 1800 kg. PPN Palabuhanratu mempunyai dump truck, crane truck dan forklift masing-masing dua unit dari jenis ketiga kendaraan ini. Dump truck berfungsi untuk mengangkut sampah yang dibuang ke tempat pembuangan sampah di Cibadak Sukabumi atau dapat juga disewakan kepada nelayan yang digunakan untuk mengangkut barang-barang seperti palka kapal. Crane truck digunakan untuk mengangkut barang-barang yang memiliki kapasitas maksimal 4 ton. Forklift ini memiliki fungsi yang mirip seperti crane truck yang melakukan pengangkatan barang berat, namun forklift ini hanya mengangkat barang dengan kapasitas maksimal 2 ton. PPN Palabuhanratu mempunyai 2 unit tangki BBM yang digunakan untuk menyimpan stok BBM yang dikelola oleh pihak swasta. Tangki I memiliki ukuran 320 m3 dengan luas 75 m2 dan tangki II berukuran 208 m3 dengan luas 104,04 m2. Tangki ini dilengkapi dengan rumah pompa yang berguna sebagai tempat penyimpanan pompa yang berfungsi untuk memompa atau menyalurkan solar. Tangki air bersih memiliki kapasitas 200 m3 yang digunakan untuk menampung air bersih untuk keperluan kapal-kapal di PPN Palabuhanratu. Tangki air bersih ini juga dilengkapi pompa untuk menyalurkan air ke dalam ataupun keluar dari tangki air bersih ini. Pompa air laut memiliki fungsi untuk memanfaatkan air laut dengan proses tertentu untuk dirubah dari air laut menjadi air tawar yang dapat digunakan untuk mencuci ikan di sekitar pasar. Pompa air laut ini dilengkapi dengan rumah atau yang biasa disebut dengan rumah pompa yang berguna agar pompa air laut tetap aman dari karat, panas dan hujan. 4.2.3 Fasilitas penunjang Fasilitas penunjang adalah fasilitas yang secara tidak langsung dapat meningkatkan peranan pelabuhan atau masyarakat perikanan untuk mendapatkan kenyamanan
dalam
melakukan
aktifitas
di
pelabuhan.
Menurut
PPN
Palabuhanratu (2009), fasilitas fungsional yang terdapat di PPN Palabuhanratu meliputi: 1) Balai pertemuan nelayan, 2) Gedung arsip, 3) Pos pelayanan terpadu
23
I dan II, 4) Musholla, 5) Toilet umum, 6) Display informasi, 7) Mesin pemotong rumput, 8) Pos dan alat peringatan dini bahaya tsunami, 9) Guest
house,
10)
Puskesmas nelayan, 11) Toko bahan dan alat penangkapan (BAP) dan toko logistik, dan 12) Rumah dinas syahbandar perikanan.
4.3 Kondisi Perikanan PPN Palabuhanratu 4.3.1 Hasil produksi PPN Palabuhanratu Ikan yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu berasal dari kegiatan operasi penangkapan ikan yang dilakukan oleh kapal-kapal baik yang berbasis atau berpangkalan di Palabuhanratu maupun kapal-kapal ikan yang berpangkalan di tempat lain. Daerah penangkapan ikan dari armada perikanan ini di antaranya, yaitu teluk Palabuhanratu, perairan dekat Cisolok, Ujung Genteng, dan perairan lain di sebelah selatan Pulau Jawa dan sebelah barat Pulau Sumatra. Volume dan nilai produksi ikan tahunan dari 2002 hingga 2010 yang didaratkan di PPN Palabuhanratu mengalami fluktuasi (Tabel 5). Pada tahun 2008 terjadi penurunan sebesar 24,36 % dari tahun 2007 dan begitu pula produksi pada tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 13,76 % dari tahun 2008. Pada tahun 2010 terjadi peningkatan sebesar 70,73 % dari tahun 2009. Secara umum rata-rata kenaikan produksi ikan meningkat sebesar 18 % dan rata-rata nilai produksi meningkat sebesar 48 %.
24
Tabel 5 Volume dan nilai produksi ikan yang didaratkan di PPN Palabuhanratu tahun 2002-2010 Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Pendaratan Ikan Jumlah Nilai (Kg) (Rp) 2.890.118 9.885.365.315 4.105.260 15.273.292.568 3.367.517 15.670.740.946 6.600.530 32.153.934.823 5.461.561 32.550.912.620 6.056.256 38.695.760.654 4.580.683 42.562.536.675 3.950.267 56.735.939.610 7.44 6.292 144.701.150.000
Rata-rata per 4.861.832 43.136.625.912 tahun Sumber: PPN Palabuhanratu (2010)
Pertambahan Volume Nilai (%) (%) 42,04 54,50 -17,97 2,60 96,01 105,18 -17,26 1,23 10,89 18,88 -24,36 9,99 -13,76 33,30 70,73 155,04 18,00
48,00
Harga Rata-rata per kg 3420,40 3720,42 4653,50 4871,42 5960,00 6389,39 9291,74 14362,56 21455,35 8872,50
Dalam kurun waktu tersebut, besar perubahan volume produksi (%) tidak selalu sama dengan perubahan nilai produksi (%). Hal ini disebabkan produksi ikan tersebut terdiri dari beberapa jenis ikan dengan harga satuan yang berbedabeda. Sebagai contoh, produksi ikan pada tahun 2008 dan 2009: volume produksi pada tahun 2008 lebih tinggi daripada tahun 2009 tetapi nilai produksi tahun 2009 lebih tinggi daripada tahun 2008. Kontradiksi ini dapat disebabkan harga satuan ikan pada tahun 2009 jauh lebih tinggi dari harga satuan pada tahun 2008. Perbedaan harga satuan ini dapat disebabkan oleh perbedaan jenis dan kualitas ikan, atau semata-mata karena hukum pasar, yaitu keseimbangan di antara penawaran (supply) dan permintaan (demand). 4.3.2 Daerah dan musim penangkapan ikan Sebagian besar nelayan yang berdomisili di PPN Palabuhanratu masih tergolong nelayan tradisional. Ukuran kapal di PPN Palabuhanratu umumnya kurang dari 30 GT. Ukuran kapal/perahu ini berpengaruh pada daya jangkau dan jelajah pada saat operasi penangkapan ikan. Menurut Badan Pusat Statistik Sukabumi (2010), potensi areal penangkapan untuk nelayan Kecamatan Palabuhanratu berkisar 43 Km². Meskipun demikian, daerah operasi nelayan Palabuhanratu dapat mencapai perairan di luar kawasan tersebut. Kapal-kapal ikan berukuran lebih dari 10 GT dapat beroperasi hingga perairan selatan Jawa
25
Tengah dan perairan barat pulau Sumatera, sesuai dengan jenis ikan yang menjadi sasaran atau target species (Tabel 6). Tabel 6 Daerah penangkapan ikan berdasarkan jenis alat tangkap dan ukuran kapal di PPN Palabuhanratu tahun 2010 Jenis/Ukuran Kapal Perahu Motor Tempel
Kapal Motor <10 GT
Jenis alat tangkap Payang
Daerah penangkapan Teluk Palabuhanratu, Ujung genteng, Bayah Binuangen
Pancing
Teluk Palabuhanratu
Rampus
Teluk Palabuhanratu
Trammel Net
Teluk Palabuhanratu
Purse Seine
Teluk Palabuhanratu, Ujung Genteng
Bagan
Teluk Palabuhanratu
Gill Net
Ujung Genteng, Cidaun, Ujung Kulon
Pancing
Teluk Palabuhanratu, Ujung Genteng, Samudera Hindia
Rawai
Teluk Palabuhanratu, Ujung Genteng
Trammel Net
Teluk Palabuhanratu, Ujung Genteng
Payang
Teluk Palabuhanratu, Ujung Genteng, Bayah, Binuangen
Kapal Motor 10-20 GT Gillnet
Sumatra, Jawa Tengah, Ujung Genteng
Rawai
Sumatra, Jawa Tengah, Ujung Genteng
Gill Net
Sumatra, Jawa Tengah, Ujung Genteng
Rawai
Sumatra, Jawa Tengah, Ujung Genteng
Tuna Longline
Samudera Hindia
Gill Net
Sumatra, Jawa Tengah, Ujung Genteng
Rawai
Sumatra, Jawa Tengah, Ujung Genteng
Tuna Longline
Samudera Hindia
Kapal Motor 20-30
Kapal Motor > 30 GT
Sumber: PPN Palabuhanratu (2010), diolah.
Kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan oleh nelayan Palabuhanratu tidak dilakukan setiap hari dalam satu tahun karena tergantung pada cuaca dan musim penangkapan ikan. Musim penangkapan ikan yang dikenal oleh nelayan Palabuhanratu yaitu musim barat (Desember-Maret) dan musim timur (Juni Agustus). Menurut nelayan, saat harga BBM dinaikkan Pemerintah pada bulan Mei 2008 termasuk periode musim penangkapan ikan karena ikan sudah mulai banyak.
26
Pada musim angin barat, nelayan tidak banyak melakukan penangkapan ikan karena sering terjadi angin yang sangat kuat, gelombang besar dan hujan lebat. Hal ini dilakukan oleh nelayan dengan kapal-kapal yang ukurannya kurang dari 10 GT. Secara umum, gelombang besar terjadi selama musim barat pada bulan November – Maret.
Pada musim timur keadaan perairan relatif lebih
tenang, angin yang bertiup tidak terlalu kencang dan jarang terjadi hujan. Keadaan ini memungkinkan bagi nelayan untuk turun ke laut dan biasanya merupakan puncak banyak ikan. Di antara musim angin barat dan angin timur ada musim peralihan yang disebut nelayan lokal sebagai musim ”Liwung”.