3. METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Pemikiran Peningkatan kebutuhan terhadap pasar akan produk jenis ikan terus meningkat, berupa ragam produk ikan maupun banyaknya pangsa pasar yang membutuhkan produk jenis ikan. Masalah pemasaran hasil penangkapan ikan di Kecamatan Kei Kecil terbentur jaringan pemasaran yang terbatas. Kurang berfungsinya tempat pelelangan ikan (TPI) secara baik, menyebabkan nelayan hanya menjual hasil tangkapannya langsung ke pedagang pengumpul (unit-unit pemasaran) tanpa alternatif lain, dimana konsekuensinya harga ikan ditentukan pedang pengumpul sehingga posisi tawar nelayan menjadi rendah. Selain itu, sifat dari ikan yang cepat rusak harus segera dijual sesampainya di darat, diperparah dengan keterbatasan fasilitas penyimpanan ikan dan keterbatasan es (terpaksa menggunakan es balok rumah tangga) menjadikan waktu trip nelayan menjadi pendek maksimal satu hari (one day fishing) dan sesampainya di darat harus segera dijual. Dengan demikian hasil tangkapan sedikit atau banyak tidak menunjukkan perbedaan pendapatan yang berarti bagi nelayan. Dilain pihak pendapatan unit-unit pemasaran dari tahun ke tahun terdapat peningkatan yang cukup berarti, namun kenaikan tersebut ternyata tidak dinikmati oleh nelayan. Berbagai upaya perbaikan usaha perikanan yang sudah dilakukan oleh Pemerintah, namun kenyataan kondisi ekonomi masyarakat nelayan tidak ada kemajuan apalagi nelayan tradisional. Benang merah dari permasalahan ini adalah lemahnya sistem pemasaran bagi nelayan. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pendapatan nelayan adalah melalui peningkatan produktivitas kinerja serta membuka akses jaringan pemasaran. Dengan terbukanya jaringan pemasaran hasil perikanan tangkap baik lokal, regional bahkan internasional akan memberikan kontribusi positif terhadap kesejahteraan nelayan, memudahkan investasi perikanan dan membuka lapangan kerja. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis melakukan penelitian untuk mengetahui lebih jelas tentang bagaimana pendapatan perikanan tangkap dan sistem pemasaran hasil perikanan tangkap yang ada di
24
Kabupaten Maluku Tenggara, dan mencari alternatif strategi pemasaran untuk meningkatkan pendapatan hasil perikanan tangkap. Kerangka berpikir ini menggambarkan langkah yang ditempuh oleh nelayan tangkap baik sebagai anggota koperasi maupun non anggota koperasi dalam usaha mencapai peningkatan kesejahteraan nelayan. Untuk mengembangkan alternatif tujuan pemasaran digunakan analisis pada matriks SWOT yang akan menghasilkan matriks internal-eksternal yang datanya berasal dari Internal Faktor Evaluation (IFE) dan Matriks External Faktor Evaluation (EFE). Matrik SWOT digunakan untuk menentukan pengembangan strategi pemasaran, bagaimana saran strategis pemasaran dan langka-langka prioritas kinerja ke depan. Nelayan Tangkap Anggota koperasi
Perahu tanpa mesin
Non anggota koperasi
Kapal motor tempel
Kapal motor
Pemasaran Pemasaran hasil ikan pada koperasi
SWOT, IFE-EFE
Pemasaran hasil ikan pada TPI
Strategi pemasaran untuk peningkatan kesejahteraan nelayan
Regresi
Gambar 3. Kerangka pemikiran
Hipotesis Penelitian : Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka pemikiran di atas, maka dapat dibuat hipotesis terkait faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan adalah sebagai berikut: 1)
Modal kerja memiliki pengaruh positif terhadap pendapatan nelayan.
2)
Tenaga kerja memiliki pengaruh positif terhadap pendapatan nelayan.
25
3)
Pengelaman kerja memiliki pengaruh positif terhadap pendapatan nelayan.
4)
Jarak tempuh melaut mempunyai pengaruh positif terhadap pendapatan nelayan.
Definisi Operasional Variabel Penelitian 1.
Nelayan adalah orang yang mata pencariannya menangkap ikan di laut dengan menggunakan perahu tanpa mesin, kapal motor tempel dan kapal motor.
2.
Pendapatan nelayan adalah pendapatan bersih yang dibawah pulang oleh nelayan diperoleh dari hasil penjualan tangkapan setelah dikurangi modal kerja.
3.
Modal kerja adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh nelayan dalam memperoleh hasilnya. Biaya-biaya tersebut terdiri dari, makan, rokok, minyak, solar, minyak bensin, upah tenaga kerja, peralatan penangkapan ikan selama satu bulan ( satuan Rp).
4.
Tenaga kerja adalah banyaknya orang yang sudah menjalani profesi hidupnya sebagai nelayan dalam jangka waktu tertentu (satuan jiwa).
5.
Pengalaman adalah orang yang sudah menjalani profesi hidupnya sebagai nelayan dalam jangka waktu tertentu (satuan tahun).
6.
Jarak tempuh melaut adalah rata-rata jarak yang ditempuh oleh nelayan dalam menangkap ikan (satuan km).
3.2 Penentuan Lokasi Penelitian. Lokasi penelitian ini pada Kopdit Angkara yang terdapat di Desa Sethean Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara. Kecamatan Kei Kecil terletak pada 5°33' – 5° 53' LS dan 132°32' – 132° 47' BT. Adapun batas-batas Kecamatan Kei Kecil adalah : 1.
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Dullah Selatan dan Laut Banda
2.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kei Kecil Barat dan Kei Kecil Timur
3.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kei Kecil Timur Selat Rosenberg
4.
Sebelah Barat barbatasan dengan Kecamatan Kei Kecil Barat dan Selat Tayando. Keberadaan Kopdit Angkara terdapat di Desa Sathean dapat disajikan pada
Gambar 4.
26
Sumber: Atlas Maluku (1998) Gambar 4. Peta lokasi penelitian
3.3 Data dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data kualitatif terkait strategi pemasaran yang berjalan di Kopdit Angkara dan data kuantitatif terkait data penjualan, jumlah dan jenis ikan yang ditangkap 3 tahun terakhir baik oleh anggota koperasi maupun non anggota koperasi. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan. Data yang dianalisis adalah data tentang pendapatan nelayan tangkap baik oleh anggota koperasi maupun bukan anggota koperasi. Proses untuk mendapatkan data primer ini menggunakan teknik observasi dan melalui wawancara langsung dengan pihak responden serta menggunakan angket (kuesioner).
Sumber data diperoleh dari Kopdit Angkara yang terdapat di
Kabupaten Maluku Tenggara, Kecamatan Kei Kecil berada di Desa Sathean, dengan alasan bahwa Kopdit Angkara merupakan salah satu koperasi nelayan terbesar yang berada di Kabupaten Maluku Tenggara yang telah masuk kategori 100 koperasi berskala besar Indonesia yang telah dinilai oleh Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Pusat, sehingga saat ini menempatkan Kopdit Angkara sebagai asset yang besar bagi kemajuan pembangunan ekonomi di Kabupaten Maluku Tenggara. Pengambilan data dilakukan pada Kopdit Angkara diharapkan dapat merepresentasikan lembaga-lembaga koperasi
27
yang ada di Kabupaten Maluku Tenggara. Data Sekunder dikumpulkan dan diperoleh dari studi dokumentasi, mempelajari data–data yang berasal dari BPS, Instansi terkait, melalui website dan data sekunder juga diperoleh dari RAT Kopdit Angkara. Penelitian ini menggunakan 3 (tiga) jenis kuesioner yakni Pertama, persepsi kegiatan usaha dan pemasaran, tujuannya adalah untuk menentukan varibel faktor internal dan eksternal. Kuesioner ditunjukkan kepada 3 (tiga) responden terdiri dari Manajer Kopdit Angkara, Ka unit pemasaran Kopdit Angkara dan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Maluku Tenggara, kuesioner persepsi kegiatan usaha dan pemasaran melalui pendekatan analisis SWOT dapat disajikan pada Lampiran 3.
Kedua, persepsi internal kinerja Kopdit Angkara, kuesioner yang digunakan
sebanyak 2 (dua) responden yakni Ka Tata Usaha Kopdit Angkara dan Anggota aktif Kopdit Angkara dapat disajikan pada Lampiran 4.
Ketiga, persepsi nelayan baik
anggota maupun non anggota Kopdit Angkara untuk melihat variabel-variabel yang mempengaruhi pendapatan nelayan. kuesioner persepsi nelayan baik anggota maupun non anggota Kopdit Angkara dapat disajikan pada Lampiran 5. 3.4 Penentuan Jumlah Sampel dan Metode Penarikan Sampel. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus.
Obyek
penelitian ini adalah Kopdit Angkara yang menggunakan armada penangkapan ikan milik Kopdit Angkara (anggota koperasi) dan nelayan tangkap yang menggunakan armada penangkapan ikan milik sendiri (non anggota koperasi). Sampel yang digunakan dalam penelitian terkait pengembangan strategi pemasaran menggunakan metode pengambilan informan dengan menggunakan analisis SWOT secara non acak yang diklasifikasikan ke dalam purposive sampling yaitu pengambilan informan yang dipilih untuk mewakili seluruh informan. Informan yang dipilih pada penelitian ini adalah informan yang memiliki kapasitas pengetahuan mengenai sistem pemasaran dan mampu memberikan penilaian mengenai Kopdit Angkara. Informan yang terlibat adalah Manajer Kopdit Angkara, Ka unit pemasaran Kopdit Angkara, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Maluku Tenggara, Ka Tata Usaha Kopdit Angkara dan Anggota aktif Kopdit Angkara. Jadi informan seluruhnya sebanyak 5 responden yakni 3 responden untuk melihat persepsi kegiatan usaha dan pemasaran yang dapat dilihat pada Lampiran 3, dan ditambah 2 informan
28
dipilih untuk melihat persepsi internal kinerja Kopdit Angkara yang dapat disajikan pada Lampiran 4. Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan (Nazir, 2003:21). Selanjutnya menurut Ridwan (2004:55) populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syaratsyarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi penelitian ini adalah seluruh nelayan yang menggunakan alat penangkapan ikan yang berada pada perahu tanpa mesin, kapal motor tempel dan kapal motor, milik anggota Kopdit Angkara dan non anggota Kopdit Angkara. Hal ini dapat disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Jenis armada penangkapan ikan dan alat tangkap milik anggota dan non anggota pada Kopdit Angkara 2009-2011 No Jenis Armada 1 Perahu tanpa mesin
2
Kapal motor tempel
3
Kapal motor
Alat Tangkap Sero Pancing/ Handline Bubu Jaring angkat Fish net (pukat ikan) Shrimp net (pukat udang) Fish net
Jumlah
Jumlah Nelayan 146
185 286 617
Sumber: RAT Kopdit Angkara (2011).
Diketahui jumlah populasi N = 617 nelayan tangkap baik sebagai anggota maupun non anggota Kopdit Angkara dalam melakukan penangkapan ikan. Terkait pengambilan sampel, adapun ukuran sampel yang ditetapkan adalah sebanyak 100 orang nelayan yang dipilih secara non acak. Data kuesioner untuk pendapatan dapat dilihat pada Lampiran 5. Teknik pengambilan sampel berdasarkan metode nonprobability sampling, secara aksidental (kebetulan). Alasan penggunaan teknik sampling ini adalah mengingat keberadaan nelayan yang relatif sibuk dan sulit ditemui pada hari-hari biasa. Ukuran sampel 100 orang nelayan dipilih secara kebetulan, yakni saat peneliti bertemu dengan nelayan yang menggunakan baik perahu tanpa mesin, kapal motor tempel, dan kapal motor. Alasan penggunaan nonprobability sampling dikarenakan metode probability sampling khususnya metode acak (random) sangat sulit dilakukan. Faktanya dikarenakan karakteristik nelayan pada umumnya selain sebagai nelayan juga memiliki
29
profesi sampingan seperti buruh, petani, dan pedagang sehingga sampel tersebut digunakan yang tentunya disesuaikan dengan kondisi rill pada daerah penelitiaan tersebut. 3.5 Metode Pengumpulan Data Data yang diperoleh secara langsung di lapangan disebut data primer, sedangkan data yang sifatnya sudah tersaji dalam dokumen tertulis disebut data sekunder. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket dan wawancara. Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna dengan tujuan mencari informasi lengkap mengenai suatu masalah tanpa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan. Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya, wawancara ini dapat dilakukan pada saat penyebaran angket atau di waktu khusus/ situasi tertentu (Ridwan, 2004). 3.6 Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini baik untuk melihat faktor- faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan dan untuk mengetahui strategi pemasaran melalui SWOT adalah sebagai berikut: 3.6.1
Analisis fakor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan Untuk mengetahui faktor–faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan
dapat digunakan rumus dalam fungsi : INC = f (MODAL, LAB, EXPE, DST) Dimana :
INC
= Pendapatan nelayan
MODAL = Modal kerja LAB
= Jumlah anak buah kapal (ABK)
EXPE
= Pengalaman melaut
DST
= Jarak tempuh melaut ke fishing ground.
Selanjutnya fungsi tersebut disusun dalam bentuk persamaan regresi bergandanya sebagai berikut. Y = α + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + ε; atau bisa juga dituliskan INC = α + b 1 MODAL + b 2 LAB + b 3 EXPE + b 4 DST + ε
30
Dimana :
Y = INC
= Pendapatan nelayan perbulan
X1= MODAL = Modal kerja perbulan X2= LAB
= Jumlah anak buah kapal (ABK)
X3= DST
= Jarak tempuh melaut fishing ground
X4= EXPE
= Pengalaman melaut
a
= Intercept
bi
= Koefisien regresi I = 1,2,3 dan 4
ε
= Error term (kesalahan pengganggu).
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yakni adalah metode kuadrat terkecil biasa yang disebut Ordinary Least Square (OLS) dan alat bantu Sofware IBM-SPSS versi 19.0. Pengujian statistik dilakukan dengan menggunakan uji F, uji t dan uji R2. Uji F dilakukan untuk mengetahui signifikansi secara serentak (simultan) dari model yang diteliti. Uji t dilakukan untuk mengetahui signifikansi dari masing-masing variabel yang diteliti atau secara parsial sedangkan uji R2
untuk
mengetahui seberapa besar variansi dari variabel bebas mampu menjelaskan variabel terikat. 3.6.2
Analisis Matriks IFE- EFE
1) Analisis Matriks IFE Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan menggunakan pendekatan kualitatif sesuai dengan identifikasi masalah. Analisis kualitatif pada matriks SWOT akan menghasilkan matriks internal-eksternal yang datanya berasal dari Internal Faktor Evaluation (IFE) dan Matriks External Faktor Evaluation (EFE). Penggunaan matriks IFE ini didahului dengan analisis internal pada suatu organisasi atau perusahaan yakni diantaranya : 1) Sumber Daya Manusia (SDM) 2) Organisasi pemasaran 3) Efisiensi produksi 4) Kemampuan keuangan suatu perusahaan 5) Strategi menghadapi persaingan Matriks IFE dalam metode Paired Comparison dimana pembobotannya dapat dilakukan dengan langka-langka sebagai berikut:
31
1. Mengidentifikasi unsur-unsur faktor internal yang dimiliki suatu perusahaan atau organisasi. 2. Menyusun faktor-faktor internal dalam matrik IFE dan dilakukan penilaian dengan kriteria yakni: a. Setiap unsur diberi bobot dari 0.01 sampai dengan 1.00 selanjutnya jumlah bobot kumulatif adalah penjumlahan bobot setiap unsur, sedangkan jumlah bobot kumulatif adalah 1.00. b. Setiap unsur diberi penilaian yaitu nilai posisi terhadap kekuatan pesaingnya dengan skala interval sebagai berikut: Baik
= 4
Rata-rata
= 3
Dibawah rata-rata
= 2
Buruk
= 1
c. Bila diberi masing-masing responden didasarkan pada preferensi responden. Perbandingan ini untuk mengetahui bobot dari masing-masing sub faktor d. Memperoleh skor dari setiap sub faktor dinilai yang dengan mengalihkan bobot dengan nilai yang diberikan. e. Menjumlahkan skor berdasarkan seluruh faktor internal. Contoh penggunaan matriks Paired Comparason untuk satu responden dan penggabungan responden dapat dilihat pada Tabel 6. Contoh Tabel 6. Matriks IFE Internal Strategik Bobot
Rating
Nilai Bobot Keterangan
Kekuatan (Strengths)
Kelemahan (Weaknesses
Total 2)
Matriks EFE Penggunaan matrik EFE didahului dengan analisis eksternal. Menurut Porter
(1999) faktor eksternal ini dibagi menjadi dua bagian yakni:
32
1.
Faktor lingkungan umun mencakup faktor politik, ekonomi, sosial, budaya dan teknologi.
2.
Faktor lingkungan bisnis yakni kekuatan pembeli, kekuatan pemasok, ancaman produk substitusi, derajat tingkat masuk dan hambatan masuk. Tata cata pengisian sama seperti dilakukan pada matrik IFE dapat disajikan pada Tabel 7. Contoh Tabel 7. Matriks EFE Eksternal Strategik Peluang (Opportunities) Pendidikan Pengangguran
Bobot
Rating
Nilai Bobot
Keterangan
Ancaman (Threats) Stabilitas ekonomi Jumlah
3.6.3 Analisis Matrik SWOT Proses pengambilan keputusan strategis dapat digunakan analisis SWOT. Analisis SWOT ini digunakan karena memiliki kelebihan yakni sederhana, fleksibel, menyeluruh dan berkolaborasi. Dalam mengembangkan alternatif strategi maka Analisis matriks SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dimiliki sehingga akan menghasilkan empat kelompok kemungkinan alternatif strategi yakni pencocokan antar kekuatan dan peluang (strategi SO), kekuatan dan ancaman (strategi ST), peluang dan kelemahan (strategi WO), serta kelemahan dan ancaman (strategi WT). Matrik SWOT dapat dilihat pada Tabel 8. Contoh Tabel 8 analisis SWOT Internal Eksternal Peluang (Opportunities) Faktor-faktor peluang Eksternal
Kekuatan (Strengths ) Faktor-faktor kekuatan Internal
Kelemahan (Weakness) Faktor-faktor kelemahan Internal
Strategi SO Strategi menggunakan kekuatan dengan memanfaatkan peluang
Strategi WO Strategi meminimalkan kelemaha untuk memanfaatkan peluang
Ancaman (Threath) Strategi ST Faktor-faktor ancaman eksterrnal Strategi menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
Strategi WT Strategi meminimalkan kelemaha untuk mengatasi ancaman
Sumber: David (2009)
33
Tahapan yang dilakukan dalam menggunakan matriks SWOT adalah: 1)
Membuat daftar peluang eksternal
2)
Membuat daftar ancaman eksternal
3)
Membuat daftar kekuatan internal
4)
Membuat daftar kelemahan internal
5)
Mencocokkan kekuatan internal dan peluang eksternal serta melakukan pencatatan terhadap hasil dalam kolom strategi SO
6)
Mencocokkan kelemahan internal dan peluang eksternal serta melakukan pencatatan terhadap hasil dalam kolom strategi WO
7)
Mencocokkan kekuatan internal dan ancaman eksternal serta melakukan pencatatan terhadap hasil dalam kolom strategi ST
8)
Mencocokkan kelemahan internal dan ancaman eksternal serta melakukan pencatatan terhadap hasil dalam kolom strategi WT.
3.6.4
Analisis Bauran Pemasaran (4P) Kotler (2007) mengungkapkan kajian konseptual teoritis dalam analisis
pemasaran yang dapat digunakan sebagai analisis yang mendasari perencanaan strategi pemasaran secara umum dalam mencapai tujuan bisnis dan pemasaranya. Hal tersebut kemudian lebih dikenal dengan istilah bauran pemasaran (Marketing mix) atau disebut pula sebagai 4 P, yakni produk (product), harga (price), promosi (promotion), distribusi (pendistribution) dapat dijelaskan sebagai berikut : 1.
Strategi Produk (product) Produk merupakan himpunan kepuasan yang ditawarkan kepada konsumen melalui suatu transaksi. Produk selain bentuk fisik, juga termasuk pelayanan, dan atribut lainnya.
2.
Strategi Harga (price) Merupakan strategi penetapan harga untuk meningkatkan volume penjualan menghadapi competitor. Oleh sebab itu penetapan harga merupakan proses paling penting dalam kaitannya dengan penerimaan perusahaan. Strategi harga merupakan satu-satunya komponen bauran pemasaran yang menghasilkan profit, sedangkan bauran pemasaran lainnya lebih berorientasi pada biaya.
34
3.
Strategi Promosi (Promotion) Promosi merupakan suatu sarana yang dirancang sedemikian rupa dengan tujuan menyampaikan informasi kepada konsumen tentang produk baik dari segi, kegunaan, cara perolehan, dan tingkat harga.
4.
Strategi saluran pemasaran (Distribution) Penyaluran produk merupakan kegiatan pemasaran agar produk sampai ke konsumen dengan cepat terutama pada saat dibutuhkan konsumen.
Saluran
pemasaran ini dapat dilakukan mulai dari yang sederhana sampai dengan yang kompleks dan tergantung dari karakteristik produk, kemampuan penjualan serta perilaku konsumen. 3.7 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik Regresi berganda terdapat beberapa permasalahan yang bisa terjadi yang secara statistik dapat mengganggu model yang ditentukan, bahkan dapat menyesatkan kesimpulan yang diambil dari persamaan yang dibentuk. Untuk itu perlu dilakukan uji penyimpangan asumsi klasik sebagai berikut: 3.7.1 Normalitas Normal dan tidaknya faktor pengganggu µ i dengan J-B test. Adapun kriteria untuk mengetahui normal atau tidaknya dari faktor pengganggu adalah sebagai berikut: 1.
Bila nilai JB hitung (= χ2 hitung ) ˃ nilai χ
2
tabel ,
maka hipotesis menyatakan
bahwa residual μ t adalah berdistribusi normal ditolak. 2.
Bila nilai JB hitung (= χ2 hitung ) ˂ nilai χ
2
tabel ,
maka hipotesis menyatakan
bahwa residual μ t adalah berdistribusi normal diterima. 3.7.2
Multikolinieritas Multikolinieritas ada karena satu atau lebih variabel bebas yang merupakan
kombinasi linier yang pasti (sempurna) atau mendekati pasti dari variabel penjelas lainya. Jika terdapat multikolinieritas sempurna, koefisien regresi dari variabel penjelas tersebut tidak dapat ditentukan dan variansinya bernilai tak terhingga.
Jika
multikolinieritas kurang sempurna maka koefisien regresi dapat ditentukan, namun variansinya sangat besar, sehingga tidak dapat menaksir koefisien secara akurat. Untuk melihat ada tidaknya multikolinieritas, dilakukan dengan regresi antar variabel bebas sehingga dapat diperoleh nilai koefisien determinan (R2), lalu dibandingkan dengan R2 hasil regresi model, sehingga dapat diperoleh kesimpulan yakni:
35
1.
Jika nilai R2 hasil regresi antar variabel bebas lebih besar R2 model penelitian, maka hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada multikolinieritas dalam model empiris yang digunakan ditolak (tidak diterima).
2.
Jika nilai R2 hasil regresi antar variabel lebih kecil R2 model penelitian, maka hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada masalah multikolinieritas model empiris yang digunakan tidak dapat ditolak (diterima). Sehingga dalam hal ini R2 memiliki fungsi yang penting, selain sebagai koefisien penentuan juga sebagai penentu kelayakan model regresi.
3.7.3
Heteroskedastisitas Asumsi dari model regresi linier klasik adalah varian dari setiap µ i Error term
(kesalahan pengganggu) untuk variabel-variabel bebas yang diketahui merupakan suatu bilangan konstan (tetap) dengan symbol σ2. Hal ini disebut dengan homoskedastisitas dengan persamaan sebagai berikut: E(μ i 2) = σ2
dimana i = 1,2,3……n
(1-3)
Sedang bila varian diketahui tidak konstan (tidak tetap) atau berubah-berubah maka
ini
disebut
dengan
heteroskendastisitas.
Untuk
melihat
adanya
heteroskendastisitas pada model regresi, maka salah satu upayanya adalah dilakukan dengan metode Park Test ( Uji dari Park RE). Park menformalkan metode grafis dengan mengfungsikan σ2 sebagai variabel X i.
persamaannya adalah sebagaimana
disajikan berikut: σ i 2 = σ2 X i. β e vi
(1-4)
atau bila ditulis dalam bentuk logaritma natural adalah: ln σ i 2 = ln σ2 + β ln X i + v i
(1-5)
Hampir pada umumnya σ i 2 tidak diketahui maka park menyarankan σ i 2 diganti dengan µ i ( residual), sehingga dengan demikian dapat diperoleh persamaannya adalah sebagaimana disajikan berikut: ln μ i 2 = ln μ2 + β ln X i + v i = α + β ln X i + v i
(1-6)
36
Sebagai pedoman bahwa apabila koefisien β dari persamaan (1-6) diatas diperoleh signifikan secara statistik maka menunjukkan bahwa data model empiris yang sedang diestimasi terdapat heteroskendastisitas, sebaliknya jika koefisien parameter β dari persamaan (1-6) diperoleh tidak signifikan secara statistik maka asumsi homoskedastisitas atau tidak adanya heteroskedastisitas dalam data model empiris yang sedang diestimasi tidak dapat ditolak (diterima). Dalam menerapkan Uji Park, terdapat beberapa langka sebagai berikut: 1)
Melakukan regresi dengan menggunakan model yang sedang diamati, kemudian didapatkan nilai estimasi (μ i 2).
2)
Melakukan proses regresi dengan menggunakan persamaan pada (1-6).