27
3 METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Pemikiran Dalam melakukan penelitian manajemen risiko rantai pasok buah Manggis dilakukan studi kasus di PT Agung Mustika Selaras (PT AMS) yang merupakan eksportir terbesar di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Mitra dari PT AMS merupakan petani dari Desa Karacak Kecamatan Leuwiliang yang membentuk suatu Koperasi bernama Koperasi Bina Usaha Al-Ihsan (KBU Al-Ihsan). Manajemen risiko adalah metode yang tersusun secara logis dan sistematik dari suatu rangkaian kegiatan seperti identifikasi, analisis, evaluasi, pengendalian, komunikasi risiko, monitoring dan review risiko. Manajemen risiko telah dikembangkan menjadi proses sistematik formal untuk mengidentifikasi potensi risiko, atau ketidakpastian dan mengembangkan, memilih dan mengelola pilihan untuk mengatasi risiko yang terjadi pada perusahaan. Risiko fitur dapat berbedabeda sepanjang proses operasi rantai pasok. Untuk melakukan analisis terhadap manajemen risiko rantai pasok buah Manggis perlu untuk mengetahui bagaimana sistem dari manajemen rantai pasok pada PT AMS, kemudian perlu untuk mengetahui apa sumber dan jenis risiko yang ada pada rantai pasok, serta perlu untuk diketahui faktor-faktor risiko apa yang memengaruhi manajemen rantai pasok Manggis, sehingga dapat ditetapkan taktik, atau strategi yang mendukung dalam meningkatkan kemampuan manajemen risiko rantai pasok buah Manggis. Dalam melakukan proses manajemen risiko dibutuhkan penggunaan metode deskriptif dan metode ANP. Metode deskriptif digunakan melakukan eksplorasi pada rantai pasok buah Manggis berupa kajian pustaka dan wawancara dengan narasumber untuk mengidentifikasi sumber risiko dan faktor yang memengaruhi manajemen risiko rantai pasok Manggis. 3
2
1
Identifikasi Risiko
Analisis Risiko
Evaluasi Risiko 4 5
Penilaian Risiko
Metode ANP
6
Pengendalian Risiko
Tidak
Risiko diterima?
YA 7
Gambar 6 Kerangka pemikiran penelitian
Pengamatan dan Monitoring Risiko
28 Metode ANP digunakan untuk melakukan evaluasi dan pengendalian risiko sehingga dapat menghasilkan prioritas dari sumber, jenis risiko dan faktor risiko. Penggunaan metode ANP ini didasarkan dari kekuatan ANP yang dapat mengidentifikasi adanya hubungan saling keterkaitan antar sumber dan jenis risiko, serta faktor pendukung SCRM pada buah Manggis (yang selama ini diabaikan), hal ini memungkinkan interaksi dan umpan balik didalam klaster (inner dependence) dan diantara klaster (outer dependence). Umpan balik dapat menangkap pengaruh kompleks yang saling memengaruhi dengan penggunaan skala prioritas rasio dari distribusi pengaruh antar unsur-unsur dan diantara kelompok. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 6. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai dari bulan April-Desember 2012. Pengambilan data dilakukan di PT Agung Mustika Selaras dan Koperasi Bina Usaha Al-Ihsan berada di Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Koperasi Bina Usaha Al-Ihsan merupakan salah satu pemasok PT Agung Mustika Selaras. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh langsung melalui observasi dan wawancara dengan bantuan kuesioner dengan anggota rantai pasok yang terdiri dari tiga (3) orang yang mewakili masing-masing dari pihak manajemen KBU Al-Ihsan, PT Agung Mustika Selaras dan kepala PKBT IPB Bogor . Data sekunder diperoleh melalui studi pustaka dari jurnal ilmiah, buku, website, disertasi dan tesis yang berhubungan dengan manajemen risiko rantai pasok buah Manggis. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software Excel 2007 dan Super Decisions ANP versi 2.0.8 3.3 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang relevan dengan topik yang dikaji pada penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer meliputi data pengetahuan ahli/pakar tentang pemangku pemangku kepentingan rantai pasok buah Manggis, data pengetahuan tentang kebutuhan masing-masing pemangku kepentingan untuk peningkatan kinerja rantai pasok tersebut dan data pengetahuan tentang risiko. Data sekunder meliputi data BPS, data perkembangan agroindustri Manggis, serta data terkait dan sumber lainnya. Pengumpulan data primer dilakukan melalui beberapa cara, yaitu: 1. Observasi Lapangan, yaitu melihat secara langsung kegiatan semua pelaku dalam rantai pasok. 2. Wawancara dengan pihak manajerial untuk memperoleh informasi jumlah produksi dan penjualan, sistem transportasi, distribusi, pasokan, serta hubungan kemitraan pelaku dalam rantai pasok. 3. Pendapat ahli/pakar (expert judgement) untuk memperoleh basis pengetahuan melalui wawancara secara mendalam (indepth interview) dengan ahli/pakar yang terkait dengan usaha Manggis melalui kuesioner. Ahli/pakar dipilih secara purposive berdasarkan kriteria bahwa ahli/pakar tersebut mempunyai reputasi keahlian/kepakaran dan telah menunjukkan kredibilitas sebagai ahli/pakar yang berpengalaman dibidangnya.
29 Dalam penelitian ini, diambil tiga (3) orang narasumber ahli/pakar yang mewakili setiap anggota rantai pasok di Kabupaten Bogor yaitu: 1. Mewakili Petani bapak Nanang Koswara yang juga menjadi pimpinan di KBU AL-Ihsan. 2. Mewakili Ekportir, bapak Budi Waluyo sebagai Manajer Operasional PT Agung Mustika Selaras. 3. Mewakili Akademisi/Pelaku pendukung rantai pasok, bapak Dr Ir Sobir, MSi sebagai Kepala Pusat Kajian Buah Tropis IPB Bogor. 3.4 Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan dua teknik analisis, yaitu analisis deskriptif dan Analytic Network Process (ANP). 3.4.1 Analisis Deskriptif Analisis Deskriptif adalah alat analisis yang digunakan untuk menggambarkan, atau menganalisis suatu statistik hasil penelitian, tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan. Analisis data secara deskriptif dilakukan untuk menggambarkan keadaan umum rantai pasok buah Manggis dan menggambarkan aspek-aspek risiko operasional buah Manggis. Dari keadaan umum rantai pasok Manggis dan aspek risiko operasional dikhususkan pada menganalisis dua (2) aspek, yaitu sumber dan jenis risiko yang dihadapi oleh rantai pasok buah Manggis, kemudian faktor-faktor risiko yang memengaruhi rantai pasok buah Manggis. Dari hasil analisis literatur dan wawancara langsung dengan narasumber didapatkan bahwa pada sumber dan jenis risiko, terdapat lima (5) sumber risiko, yaitu risiko produksi, risiko pasar, risiko kelembagaan, risiko sumber daya manusia dan risiko finansial. Pada risiko produksi, yakni risiko yang mungkin terjadi pada saat poduksi buah Manggis terdapat tiga (3) jenis risiko yang paling potensial terjadi terdiri dari (1) risiko ketidakpastian cuaca, risiko ini sangat memengaruhi proses pembungaan dan pembuahan Manggis, dimana cuaca yang ekstrim baik musim kemarau dan musim penghujan akan sangat memengaruhi produksi dari buah Manggis, dalam hal mengurangi pembentukan bunga dan menimbulkan banyaknya bunga Manggis yang gugur, sehingga berdampak juga pada berkurangnya jumlah dan mutu dari bakal buah Manggis yang terbentuk; (2) risiko ketidakpastian jumlah, selain dari cuaca yang ekstrim, ketidakpastian jumlah Manggis juga sangat dipengaruhi dari cara pemanenan yang kurang baik, dimana proses pemanenan yang kurang baik akan mengakibatkan kerusakan yang dialami oleh Manggis sehingga akan mengurangi jumlah dari Manggis yang dapat dijual; (3) risiko ketidakpastian mutu, selain dari akibat cuaca ekstrim dan pemanenan yang kurang baik juga dapat diakibatkan dari lamanya proses distribusi dan peralatan pengangkutan yang kurang baik, sehingga dapat menurunkan kesegaran ataupun mutu dari buah Manggis. Pada risiko pasar, yakni risiko yang terjadi pada saat melakukan memasarkan buah Manggis dimana terdapat tiga (3) jenis risiko yang potensial, yaitu (1) risiko ketidakpastian harga dimana terjadi fluktuasi harga jual buah
30 Manggis, sehingga menyebabkan juga fluktuasi terhadap pendapatan yang diterima dari penjualan tersebut; (2) risiko ketidakpastian permintaan risiko ini berkaitan dengan jumlah dari kebutuhan buah Manggis yang akan dipenuhi untuk konsumen, sehingga dapat terjadi kelebihan dan kekurangan dari pemenuhan kebutuhan tersebut yang nantinya berakibat pada kerugian ataupun kehilangan peluang keuntungan; (3) risiko ketidakpastian pengiriman, risiko ini berkaitan pada waktu dan jarak tempuh, semakin lama dan jauk jarak yang ditempuh akan berakibat pada terjadinya penurunan mutu atau kesegaran dari buah Manggis yang tentunya akan memengaruhi kepada harga jual dari Manggis. Pada risiko kelembagaan, berkaitan kepada kebijakan pemerintah dan hubungan bisnis antar mitra, dimana terdapat ketidakpastian kebijakan pemerintah dalam mendukung pengembangan rantai pasok buah Manggis dan ketidakpastian hubungan bisnis antar mitra dapat berakibat pada terjadinya ketidakpastian perudahaan ataupu kelompok tani dalam menjalankan bisnis. Sedangkan pada risiko sumber daya manusia (SDM) terdapat risiko variasi keterampilan dan pengetahuan dan kesejahteraan pelaku. Variasi keterampilan dan pengetahuan dalam melakukan proses penanganan buah Manggis mulai dari pensortiran, grading sampai pada pengepakan yang berakibat pada penurunan mutu Manggis. Apabila tidak memberikan kesejahteraan bagi pelaku maka akan berakibat berkurangnya minat para pelaku, untuk ikut dalam menjalankan rantai pasok Manggis, sehingga dapat menggangu mekanisme rantai pasok. Pada risiko finansial, risiko ini berkaitan pada ketidakpastian nilai tukar uang dan ketidakpastian pengembalian modal. Dalam melakukan aktivitas ekspor sangat dipengaruhi oleh nilai tukar uang, dimana kuat lemahnya nilai tukar mata uang akan memengaruhi keuntungan dan kerugian dari eksportir itu sendiri. Hal ini juga dapat berakibat pada ketidakpastian pengembalian modal apabila terjadi kerugian akibat lemahnya nilai tukar yang selanjutnya akan berakibat pada kebangkrutan dari perusahaan akibat ketidakmampuan dalam melakukan pembayaran pinjaman ataupun kekurangan modal. Tahap selanjutnya penjabaran faktor-faktor yang memengaruhi manajemen risiko rantai pasok terdapat delapan belas (18) faktor yang diklasterkan kedalam empat (4) klaster faktor utama, yaitu OPC, OKP, OPF dan ROP. Secara rinci dapat dijabarkan faktor-faktor ini memengaruhi risiko dalam rantai pasok buah Manggis. Pada operational process cycle (OPC) merupakan siklus dari proses operasional perusahaan yang terdiri dari mulai proses pengadaan, produksi, distribusi, logistik dan pelayanan. Keputusan pengadaan akan memengaruhi keberlanjutan dari produksi dan mutu dari produk akhir. Taktik dari pengadaan cenderung kepada kinerja dari produk baru dalam banyak cara, seperti kesetabilan mutu dan persaingan harga. Terdapat banyak cara dalam menjaga kestabilan dari mutu produk. Beberapa praktisi sangat berhati-hati dalam memilih mitra rantai pasok dan membuat kredit antar rantai pasok. Ketika risiko dipicu oleh perubahan permintaan, penyesuaian dari kebijakan-kebijakan internal rantai pasok dan aplikasi dari hasil keuangan eksternal mungkin tepat. Sebagai contoh modifikasi dari kebijakan-kebijakan kekurangan internal bahwa berbagi hambatan informasi diantara mitra-mitra rantai pasok akan meningkatkan akurasi dari prediksi, perbaikan dari kontrakkontrak pengadaan diantara wakil operator mungkin akan menurunkan volume penyimpanan dan menyempurnakan struktur dari arus aset-aset. Dilain pihak alat-
31 alat keuangan seperti opsi dan transaksi kredit bersama adalah pilihan yang baik untuk mentransfer risiko-risiko dari pengadaan. Terdapat lebih kemungkinan unsur-unsur risiko manajerial dalam produksi, termasuk kemampuan proses, kestabilan mesin, perencanaan kapasitas dan mutu karyawan. Unsur-unsur ini dapat memengaruhi mutu hasil dan akurasi dari pengiriman dalam sebuah rantai pasok. Keberlanjutan peningkatan mutu antar sistem produksi internal dari sebuah rantai pasok dipasangkan dengan outsourcing yang cocok dari beberapa bisnis non inti adalah cara yang sangat efisien untuk melemahkan dan mentransfer risiko-risiko. Distribusi dan logistik juga berisi banyak unsur-unsur risiko dasar, termasuk seleksi dari titik-titik distribusi dan metode-metode transportasi, pengantaran tepat waktu dan perlindungan produk. Untuk mencegah kemungkinan risiko dalam proses-proses ini, satu kebutuhan untuk merancang kebijakan distribusi yang cocok dan metode-metode transportasi berdasarkan pada karakteristik produk dan wilayah pasar. Sesungguhnya logistik termasuk investasi besar dan memiliki periode pengembalian yang lama. Ini merupakan kawasan operasional khusus, dimana terdapat banyak model-model operasional untuk memenuhi tujuan yang sama dengan bermacam rasio efisiensi dan bentuk. Seperti dukungan sendiri, dukungan kerjasama dan logistik pihak ketiga. Kesemuanya memiliki bentuk risiko berbeda. Manajemen dari risiko-risiko dalam penyediaan pelayanan/jasa adalah sebuah tantangan baru. Terdapat ketidakpastian yang penting pada penerimaan konsumen. Penyesuaian pada kemauan konsumen dengan membangun kerjasama dengan mitra lokal akan mengurangi ketidakpastian pada pasar baru. Pada operational key process (OKP) merupakan proses kunci operasional perusahaan dalam melakukan pendekatan dasar untuk mengurangi dampak risiko. Empat (4) pendekatan dasar ini terdiri dari manajemen pasokan, manajemen permintaan, manajemen produk dan manajemen informasi. Manajemen pasokan terdiri dari pengelolaan terhadap pasokan buah Manggis berkaitan dengan jumlah dan mutu dari pasokan yang didapat dari mitra rantai pasok. Manajemen permintaan juga terdiri dari pengelolaan terhadap permintaan buah Manggis oleh konsumen terhadap pemenuhan jumlah dan mutu dari Manggis. Manajemen Produk berkaitan pada pengelolaan Manggis dari proses on farm dalam menjaga mutu dan jumlah buah Manggis melalui proses perbaikan pemupukan, perawatan, pemanenan sampai pada off farm penanganan pasca panen dalam menjaga kesegaran seperti pembersihan Manggis hingga ke pengepakan dan transportasi Manggis. Manajemen informasi berkaitan kepada proses penerimaan dan pemberitahuan terhadap mitra pasok akan informasi yang berkaitan pada rantai pasok seperti mengenai harga Manggis, volume permintaan, fluktuasi nilai tukar uang hingga sampai kepada penerapan proses perawatan penanganan pasca panen yang baik. Pada organization performance factor (OPF) merupakan bentuk dari risiko yang ditinjau dari faktor kinerja organisasi yaitu jumlah, biaya, kualitas dan waktu. Ketidakpastian jumlah akan memengaruhi kegiatan rantai pasok secara menyeluruh. Sebuah kesalahan prediksi atas stok pengaman akan mengarahkan pada kekurangan dari produk dan berdampak pada perubahan pemesanan. Keandalan dari produksi dan pelayanan akan secara serius menyebabkan sebuah gangguan pada pasokan selanjutnya akan menurunkan citra perusahaan sehingga
32 menghasilkan penurunan jumlah penjualan. Kesalahan prediksi permintaan juga akan mengarahkan kepada kelebihan persediaan produk. Kesalahan desain kegiatan dan struktur rantai pasok sangat beralasan untuk meningkatkan volume dalam penyimpanan. Biaya juga memiliki pengaruh lain. Fluktuasi dari biaya pengadaan akan meningkatkan skala goncangan pendapatan dan keuntungan. Terlalu banyaknya kelambanan sistem produksi seperti dukungan peralatan produksi, terlalu banyak jadwal kerja karyawan dan lead-time yang panjang akan selalu meningkatkan biaya produksi. Sebuah keputusan yang tidak wajar terhadap harga akan mengarahkan kepada suatu kehilangan jumlah penjualan dan suatu peningkatan penyimpanan. Suatu kekurangan sistem dukungan pelayanan akan meningkatkan frekuensi dari pelayanan darurat yang sangat beralasan untuk meningkatkan biaya logistik. Mutu akan memengaruhi kegiatan rantai pasok dalam banyak cara. Rendahnya level mutu dari produk dalam proses yang sulit akan menurunkan pendapatan dari produksi dan menyebabkan pengalaman konsumen yang juga akan menurunkan citra perusahaan. Lagi pula mutu selalu meningkatkan biaya dari jaminan dan pelayanan setelah penjualan. Kesalahan pada sebuah struktur dan desain proses operasional akan beralasan menurunkan tingkat kesesuaian yang menjadi rintangan untuk memaksa Just-In-Time (JIT) dan Vendor Management Inventory (VMI). Mutu dari sistem pendukung setelah penjualan akan memengaruhi kepuasan konsumen. Sebagai bentuk risiko waktu memiliki beragam pengaruh pada sebuah rantai pasok. Dalam masa program pengembangan produk baru, teknologi dan orientasi yang ketinggalan jaman membuat perusahaan kehilangan persaingan. Kompetensi dari waktu pengiriman cenderung menyebabkan fluktuasi dari proses produksi. Penurunan jumlah persediaan memperlihatkan esensi dari ketidaktepatan. Riwayat ketidakwajaran persediaan akan membuat ketidaktepatan dan penurunan mutu dari yang jelek ke buruk. Pada risk operational process (ROP) merupakan alternatif pilihan dalam melakukan pengendalian terhadap risiko yang terjadi pada rantai pasok buah Manggis. Beberapa dari metode dan alat manajemen risiko ini adalah hasil dari inovasi di bidang keuangan. Asuransi tradisional dan produk keuangan lain menguntungkan praktisi dan membantu memudahkan mengurangi pengaruh negatif yang dihasilkan dari perubahan cuaca, fluktuasi harga yang hebat dan energi yang sedikit selama operasi rantai pasok, seperti pengadaan, produksi, distribusi, logistik dan pelayanan. Produk baru dalam keuangan seperti transaksi kredit bersama dan opsi dapat mengurangi kehilangan yang dihasilkan dari risiko peristiwa yang jarang terjadi tetapi sangat serius dan bahkan menyebabkan akhir yang fatal. Selagi hipotek dan sedikit transaksi masih dapat ditransfer dan menghindarkan risiko secara lengkap. Dilain pihak ketika risiko sangat sulit untuk ditransfer dan dihindarkan, maka praktisi dapat menggunakan pengungkit operasional sebagai ganti dari pengungkit yang telah disebutkan, untuk memisahkan dan melemahkan pengaruh negatifnya. Dari analisis ini menjadi masukan sebagai indikator peubah operasional yang digunakan pada analisis ANP untuk melihat seberapa besar sumber risiko dan faktor risiko dalam memengaruhi risiko pada rantai pasok buah Manggis. Sistematika pelaksanaan dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 7.
33 3.4.2 Metode Analytic Network Process Metode ANP memiliki tiga (3) prinsip dasar, yaitu dekomposisi, penilaian komparasi dan komposisi dari hirarkis atau sintesis dari prioritas secara lengkap proses dari prinsip dasar ANP ini dapat dilihat pada Lampiran 1. Prinsip dekomposisi diterapkan untuk menstrukturkan masalah yang kompleks menjadi kerangka hirarki atau jaringan klaster, sub-klaster, sub-sub klaster, dan seterusnya. Dengan kata lain, dekomposisi adalah memodelkan masalah ke dalam kerangka ANP. Dengan menggunakan metode ANP dapat ditentukan beberapa prioritas, yaitu prioritas dari sumber risiko dan jenis risiko yang dihadapi oleh rantai pasok buah Manggis, kemudian juga dapat diketahui prioritas dari faktor-faktor yang memengaruhi dalam peningkatan manajemen risiko rantai pasok. Dari hasil prioritas faktor-faktor ini dapat menjadi dijadikan sebagai pedoman dalam pengelolaan rantai pasok untuk pencegahan risiko yang mungkin akan terjadi. Pencegahan dari risiko ini akan memberikan peluang dan keuntungan, karena dapat meminimalkan kehilangan yang menyebabkan kerugian bagi perusahaan dan mitra rantai pasoknya.
34
Tahap 1: Persiapan Penelitian
Penetapan Judul Penelitian Identifikasi dan Perumusan Masalah Penetapan Tujuan Penelitian Penentuan Metode ANP
Tahap 2 Konstruksi Model
Pencarian Literatur
Kuesioner
Interview Mendalam
Fokus Grup Diskusi
Pembuatan Konstruksi Model Konfirmasi/Validasi Model
Tahap 3 Kuantifikasi Model Peneliti
Perancangan Kuesioner ANP Pengujian Kuesioner ANP Survey Ahli dan Praktisi
Tahap 4 Analisis
Analisis Data Hasil Validasi
Tahap 5 Pembahasan, Kesimpulan Dan Saran
Hasil Interpretasi Kesimpulan dan Saran
Gambar 7 Tahapan penelitian
Ahli