3. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Pelatihan adalah salah satu strategi manajemen yang paling penting dalam pencapaian tujuan organisasi melalui peningkatan keterampilan organisasi berupa upgrade sumberdaya manusia guna mengatasi gap dalam kinerja. Pelatihan dapat membawa kembali investasi sebuah organisasi yang nilainya lebih berharga daripada biaya pelatihan itu sendiri. Penilaian kebutuhan pelatihan adalah suatu proses mengidentifikasi
persyaratan kinerja dan gap antara kinerja
yang
diperlukan dan kinerja yang terjadi. Ada tiga aspek yang harus analisis sebelum melakukan penilaian kebutuhan pelatihan (Cascio,1992; Schuler,1993; Erasmus et al.,2000; Miller,2002; Bernardin, 2003; MDF, 2005; dan Wulandari, 2005). Aspek-aspek dimaksud adalah : organisasi, operasi/jabatan, dan individu. Analisis individu memfokuskan pada gap antara tingkatan kompetensi yang dipersyaratkan dengan tingkatan kompetensi aktual individu. Kinerja standar yang telah ditetapkan pada tingkat operasi merupakan kinerja yang ingin dicapai. Sedangkan informasi mengenai kinerja aktual individu dapat diperoleh dari data kinerja individu, penilaian supervisor, attitude survey, wawancara, dan sebagainya. Gap antara kinerja aktual dan kinerja yang ingin dicapai akan diisi dengan pelatihan. McCann dan Tashima (1990) dalam penelitiannya menegaskan bahwa jika gap kinerja disebabkan oleh rendahnya pengetahuan, keterampilan dan sikap, maka solusinya adalah dengan pelatihan. Tetapi bila bukan disebabkan oleh faktor tersebut, maka solusinya bukan pelatihan tetapi dengan solusi lain sesuai dengan faktor-faktor penyebabnya. Berdasarkan pemaparan tersebut, maka kerangka konseptual dari penelitian ini seperti ditunjukkan pada Gambar 6 sedangkan Gambar 7 menunjukkan kerangka operasional penelitian.
30
Gambar 6. Kerangka Konseptual Analisis Kebutuhan Pelatihan
31
Gambar 7. Kerangka Operasional Penelitian
32
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian bertempat di KDT Cinyurup, Kelurahan Juhut, Kecamatan Karang Tanjung, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Penelitian dilakukan dalam kurun waktu 4 bulan (Maret s/d Juni 2012).
3.3 Populasi, Sampel Data, dan Pengumpulan Data Penelitian 3.3.1 Populasi Penelitian Populasi penelitian adalah petani
Gapoktan Juhut Mandiri yang
beranggotakan sebanyak 180 orang (Kemristek, 2011).
3.3.2 Sampel Data Penelitian Penentuan jumlah sampel data penelitian menggunakan metode Yamane. Hasil dari perhitungan jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 64 petani (Tabel 5). Rumus berdasarkan metode Yamane yaitu : ……………………………………………………… (1) dimana : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi d = Presisi yang ditetapkan (10%) Tabel 5. Jumlah Populasi dan Petani Penelitian No.
Uraian
Jumlah Populasi
Petani
1.
Ketua Gapoktan
1
1
2.
Ketua Kelompok Tani
7
2
3.
Anggota Kelompok Tani Gapoktan
172
61
180
64
Jumlah
Tahapan dalam metode penarikan sampel penelitian adalah sebagai berikut : 1. Penentuan desa sampel dilakukan dengan teknik pertimbangan (purposive samping) dengan alasan : (a) Kampung Cinyurup adalah model program KDT yang cukup berhasil dan upaya direplika ke daerah lain, (b) satu-satunya kampung di Indonesia yang memiliki empat domba unggul yaitu : domba
33
komposit sumatera, domba komposit garut, barbados cross, dan domba st.croix yang merupakan hasil sinergitas introduksi inovasi teknologi dari Balai Penelitian Ternak (Balitnak), Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Banten, dan Badan Ketahanan Pangan Provinsi Banten, (c) Pengembangan KDT Cinyurup merupakan hasil sinergisitas mulai dari 14 Satuan Kerja Perangkat Daerah (Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, LSM), (d) KDT Cinyurup berwujud menjadi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang dilaksanakan stakeholder di daerah dengan pola klaster yang terintegrasi dari hulu ke hilir, pengembangannya tidak hanya sebatas ternak domba saja tetapi telah menjadi agrobisnis. 2. Pemilihan kelompok tani dan gabungan kelompok tani dilakukan dengan teknik pertimbangan (purposive sampling). Kelompok tani yang dipilih adalah 9 (sembilan) kelompok tani yang tergabung dalam Gapoktan Juhut Mandiri yang melaksanakan program KDT. 3. Pemilihan petani dilakukan dengan teknik pertimbangan dan berstrata tetap dimana sebagian ada yang kurang proporsional (disproportianate stratifed random sampling).
3.3.3 Pengumpulan Data Penelitian Metode pengumpulan data penelitian melalui wawancara dan FGD. Metode wawancara menggunakan instrumen kuesioner yang ditujukan kepada ketua gapoktan, ketua kelompok tani anggota gapoktan, petani anggota gapoktan, penyuluh, peneliti, dan pihak dari instansi terkait. Wawancara dilakukan untuk mengetahui KKJ dan KKP, karateristik petani, dan karateristik gapoktan. Studi kepustakaan diperoleh dengan cara membaca, mempelajari, dan mengutip pendapat dan teori-teori dari berbagai sumber yang berkaitan dengan penelitian .
3.4 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah kuesioner yang diisi oleh petani. Kuesioner sebagai alat pengumpul data yang merepresentasikan indikator-indikator dari setiap dimensi variabel. Berikut diuraikan mengenai kisi-
34
kisi penelitian yang berisikan variabel, sub variabel, dan indikatornya dalam pembentukan kuesioner penelitian (Tabel 6). Tabel 6. Instrumen Penelitian
3.4.1 Uji Validitas Instrumen Uji validitas bertujuan untuk menguji ketepatan isi guna mengoptimalkan kuesioner dari segi isi (content), kriteria yang berhubungan (criterition related), dan konstruk (construct). Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 18 petani. Uji validitas menggunakan rumus korelasi product moment, sebagai berikut :
……………………………………………..(2)
35
Kelayakan item validitas (corrected item total correlation) menggunakan ukuran : jika X < 0,30 dianggap tidak valid, dan jika X > 0,30 dianggap valid (Azwar, 1999). Hasil uji validitas untuk bidang manajemen (gapoktan), menunjukkan bahwa semua item pertanyaan valid, tidak ada angka yang dibawah 0,30. Nilai terendah adalah 0,330 dan tertinggi adalah 0,737. Hasil uji validitas untuk bidang teknis (petani), menunjukkan bahwa semua item pertanyaan valid, tidak ada angka yang dibawah 0,30. Nilai terendah adalah 0,373 dan tertinggi adalah 0,884.
3.4.2 Uji Reliabilitas Instrumen Hasil dari validitas akan di uji realibilitasnya (konsistensinya) dengan menggunakan rumus Spearman Brown
………………………………………………………… (3) Keterangan : R 11 : Nilai reliabilitas Rb : Nilai koefisien korelasi Kelayakan item reliabilitas menggunakan ukuran : jika X ≥ 0,70 dianggap reliabel (Nunnaly, 1978).
Tabel 7. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian No. 1. 2.
Reliability Statistics Bidang Manajemen (Gapoktan) Bidang Teknis (Petani)
Cronbach’s Alpha ,919 ,918
N of Items 22 14
Merujuk pada Tabel 7 Cronbach’s Alpha item bidang manajemen (gapoktan) dan teknis (petani) mempunyai nilai di atas 0,80 yang berarti memenuhi nilai baik untuk uji reliabilitasnya.
3.5 Analisis Data 3.5.1 Metode Training Needs Assessment Tool Metode TNA-T digunakan untuk menganalisis gap KKJ dengan KKP. Langkah-langkah dalam menggunakan Metode TNA-T adalah sebagai berikut : 1. Menentukan lingkup kerja analisa kebutuhan pelatihan Bahan yang dikumpulkan adalah data penilaian dari atasan terhadap bawahan dengan membandingkan KKP dengan KKJ sesuai standar kerja organisasi.
36
2. Menyusun uraian tugas Menetapkan variabel analisis lalu membuat uraian tugas setiap karyawan berdasarkan kebutuhan organisasi sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam organisasi. 3. Menyusun instrumen untuk mengukur kemampuan kerja Instrumen yang digunakan untuk menilai KKJ dan KKP adalah kuesioner yang berisikan penilaian variabel analisis (Tabel 6). 4. Melaksanakan pengukuran peringkat kerja Tabel 8 menggambarkan mengenai pengukuran kinerja dilakukan dengan membuat peringkat KKJ dan KKP, menggunakan skala kisaran nilai dari 1-9 yang dibagi menjadi tiga peringkat. Tabel 8. Skala Likert Kemampuan Kerja Jabatan dan Kemampuan Kerja Pribadi No. 1. 2. 3.
Skala 1–3 4–6 7–9
Peringkat Kurang Cukup Baik
Sumber: Mc.Cann dan Tashima, 1990.
5. Mengolah dan manafsirkan data hasil pengukuran Mengolah dan menafsirkan data pengukuran gap KKP dengan KKJ karyawan yang disusun ke dalam diagram kebutuhan pelatihan, yaitu gambar titik potong antara garis KKJ berada pada garis datar (sumbu x) sedangkan KKP berada pada garis tegak (sumbu Y). Langkah-langkah dalam mengolah dan menafsirkan pengukuran adalah sebagai berikut : a. Menghitung KKJ KKJ = ∑ ini ………………………………………………………………………………………. (4) N dimana : i = Nilai skala ni = Jumlah petani yang menilai skala i N = Jumlah petani seluruhnya b. Menghitung KKP KKP = ∑ ini ………………………………………………………………………………………… (5) N dimana : i = Nilai skala ni = Jumlah petani yang menilai skala i N = Jumlah petani seluruhnya
37
c. Menentukan kebutuhan pelatihan Penentuan kebutuhan pelatihan ditentukan dengan menghitung selisih antara KKJ dan KKP, jika : KKJ – KKP > 1 maka diperlukan pelatihan. d. Menetapkan peringkat kebutuhan pelatihan Penetapan
kebutuhan
pelatihan
menggunakan
Diagram
Peringkat
Kebutuhan Pelatihan yang ditentukan berdasarkan lokasi titik potong antara nilai KKJ dengan nilai KKP. No.
Lokasi
Kondisi
Usulan Pelatihan
1.
Daerah A
KKJ jauh dibawah KKP
2.
Daerah B
KKJ dan KKP tidak jauh berbeda
3.
Daerah C
KKJ dan KKP seimbang
Tidak mendesak
4.
Daerah D
KKP menyamai atau melebihi KKJ
Pengembangan
Sangat mendesak Mendesak
Gambar 8. Diagram Peringkat Kebutuhan Pelatihan
Untuk memahami kondisi kompetensi dalam diagram peringkat kebutuhan, dibuat suatu matrik interpretasi yang dimaksudkan untuk memudahkan dalam pemahamannya, seperti yang tersaji pada Tabel 9.
38
Tabel 9. Matrik Interpretasi Diagram Peringkat Kebutuhan Pelatihan
3.5.2 Analisis Deskriptif Analisis
yang dilakukan
menggunakan Crosstab
Analysis
yang
menampilkan tabulasi silang atau tabel kontingensi untuk mengidentifikasi dan mengetahui apakah ada korelasi atau hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain dengan menggunakan beberapa metode uji chi-squre test untuk mengetahui hubungan antara baris dan kolom. Analisis ini dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 20. Kemudian dilakukan analisis regresi berganda yang berfungsi untuk meramalkan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terikat untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan kausal antara dua variabel bebas atau lebih dengan satu variabel terikat. Rumus regresi berganda adalah : Ŷ = a + b1X1 + b2X2….bnXn a
…………………………………………….(6)
= konstanta
b1, b2, bn = koefisien tiap-tiap variabel Hubungan korelasinya disimpulkan dengan kondisi : Nyata
: rsh ≤ rst pada α = 0,05
Sangat nyata : rsh ≤ rst pada α = 0,01 Tidak nyata
: rsh > rst pada α = 0,05
Sedangkan tingkat signifikansi menggunakan nilai α = 0,05.