3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1 Deskripsi umum lokasi penelitian 3.1.1 Perairan Pantai Lovina Kawasan Lovina merupakan kawasan wisata pantai yang berada di Kabupaten Buleleng, Bali dengan daya tarik utamanya adalah pantai dengan air laut yang tenang, pasir berwarna kehitam-hitaman, karang laut dengan ikan tropisnya. Kabupaten Buleleng terletak di belahan utara Pulau Bali dan secara geografis terletak pada posisi 80 03’40”- 8023’00’’ LS dan 114025’55”- 115027’28’’ BT. Batas utara dari Kabupaten Buleleng adalah Laut Bali, sebelah barat dengan Kabupaten Jembrana, sebelah timur dengan Kabupaten Karangasem, dan sebelah selatan berbatasan dengan empat kabupaten yaitu Kabupaten Badung, Bangli, Gianyar, dan Tabanan. Kabupaten Buleleng terdiri dari sembilan kecamatan, meliputi 146 Desa/Kelurahan dan 163 desa adat dengan luas wilayah 1.365,88 km2 atau 24,25% dari luas Pulau Bali. Kabupaten Buleleng beriklim tropis dan dipengaruhi oleh angin musim yang berganti setiap enam bulan sekali. Musim kemarau berkisar antara bulan April hingga Oktober dan musim hujan dimulai dari bulan Oktober hingga April. Curah hujan terendah terdapat di daerah pantai dan curah hujan tinggi terdapat di daerah pegunungan. Keadaan topografi Kabupaten Buleleng sebagian besar merupakan daerah berbukit yang membentang di bagian selatan, sedangkan di bagian utara adalah dataran rendah dan membentang pantai dari barat ke timur sepanjang 144 km yang berbatasan dengan Laut Bali. Luas perairan laut Kabupaten Buleleng kurang lebih 1.196,8 km2 dengan kedalaman batimetri perairan laut berkisar antara 0-1000 m. Jumlah penduduk berdasarkan hasil registrasi pada tahun 2005 berjumlah sebanyak 618.076 jiwa, dari jumlah 160.709 Kepala Keluarga. Dari jumlah tersebut terdiri dari penduduk perempuan sebanyak 312.878 jiwa atau 50,63 % dan penduduk laki-laki sebanyak 305.198 jiwa atau 49,37% dari kondisi tersebut tercermin penduduk perempuan relatif dominan jika dibandingkan dengan penduduk laki-laki. Perkembangan penduduk di Kabupaten Buleleng disajikan pada Tabel 2. Rata-rata perkembangan penduduk di Kabupaten Buleleng selama kurun waktu 7 tahun yaitu sebesar 0,98 %, kondisi ini mengindikasikan tingkat laju
24
pertumbuhan penduduk di Kabupaten Buleleng termasuk dalam kategori rendah.
Tabel 2 Perkembangan penduduk di Kabupaten Buleleng (1999-2005). Tahun 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005
Jumlah Penduduk (orang) 577.019 582.312 584.923 588.662 596.910 607.610 618.076 rata-rata perkembangan
Perkembangan (%) 0,27 1,03 0,34 0,33 1,4 1,79 1,72 0,98
Sumber Data : Buleleng Dalam Angka (2006)
Salah satu daya tarik dari Kabupaten Buleleng adalah melihat atraksi lumba-lumba dari dekat pada habitat aslinya. Daya tarik lainnya adalah adanya terumbu karang sebagai lokasi untuk aktifitas selam (diving) di Pantai Lovina. Pantai Lovina menyimpan pesona yang luar biasa. Gelombang laut yang tenang, pasir berwarna kehitam-hitaman dan dijumpai gerombolan lumba-lumba di pagi hari membuat Pantai Lovina amat digemari oleh turis mancanegara. Ketenangan air laut sangat cocok untuk rekreasi air seperti diving, snorkling, berenang, memancing, berlayar, mendayung dan berendam di air laut.
Dari
kawasan perairan Lovina juga dapat terlihat keindahan pemandangan deretan perbukitan yang biru dari timur ke barat sejauh mata memandang (Gambar 12). Tidak ada bukti-bukti atau sumber-sumber yang jelas bagaimana asal usulnya nama Lovina ini. Ada yang versi yang mengatakan bahwa nama Lovina diberikan karena adanya dua buah pohon santen yang ditanam oleh putra keturunan raja Buleleng yang kemudian tumbuh saling berpelukan. Dalam hal ini Lovina berasal dari bahasa latin berarti saling mengasihi atau saling menyayangi. Nama Lovina kemudian oleh Bupati Kepala Daerah Tingkat II Buleleng, Drs I Ketut Ginantra selama masa jabatan beliau dari tahun 1988 sampai 1993, diartikan sebagai singkatan dari love dan ina yang artinya cinta Indonesia . Secara resmi, kawasan ini disebut wisata kalibukbuk, namun dikenal dengan kawasan wisata Lovina. Kawasan ini meliputi 2 (dua) kecamatan, yaitu Kecamatan Buleleng yang terdiri atas Desa Pemaron, Desa Tukadmungga, Desa Anturan dan Desa Kalibukbuk ; dan Kecamatan Banjar yang terdiri atas Desa Kaliasem dan Desa Temukus. Kedua-duanya terletak di Kabupaten Daerah
25
Tingkat II Buleleng. Desa yang terletak paling timur, yaitu Desa Pemaron 5 km sebelah barat Singaraja dan desa paling barat, yaitu Desa Temukus 12 km sebelah barat Singaraja. Pusat kawasan Lovina terletak 10 km dari Kota Singaraja, sehingga panjang Pantai Lovina kurang lebih 8 km.
Gambar 12 Suasana pagi dan keindahan atraksi lumba-lumba di Pantai Lovina. Berdasarkan hasil pengukuran di lapangan, sebagian besar massa air perairan Lovina berada pada kisaran suhu 28,0-29,00C dan kisaran salinitas 33-34 ‰.
3.1.2 Perairan Teluk Kiluan Propinsi Lampung berada di posisi paling ujung selatan Sumatera yang berbatasan dengan Pulau Jawa dengan luas wilayah daratan mencapai 35.376,5 km. Luas wilayah ini sudah mencakup 54 pulau-pulau kecil yang berada di 2 (dua) buah teluk besar yaitu Teluk Lampung dan Teluk Semangka. Hal ini yang menjadikan daerah Lampung kaya akan potensi khususnya di bidang kelautan baik dibidang perikanan maupun pariwisata. Teluk Kiluan merupakan cekungan teluk yang berada di Teluk Semangka Kabupaten Tanggamus Propinsi Lampung. Berada di bagian timur pesisir Teluk Semangka yaitu di selatan Pulau Sumatera dan berbatasan langsung dengan Selat Sunda, memiliki luas wilayah teluk mencapai 10 km2. Wilayah Teluk Kiluan merupakan bagian dari Pekon Kiluan Negeri Kecamatan Kelumbayan Kabupaten Tanggamus Propinsi Lampung. Secara Geografis Teluk Kiluan terletak antara 05045’54”-05048’00” LS dan 105005’06”-105007’05” BT. Bentuk Teluk Kiluan yang
26
memanjang ke arah timar laut sangat terlindung oleh Tanjung Tungtungkalik yang menjorok memanjang ke tengah laut dengan arah barat daya. Teluk Kiluan memiliki kedalaman antara 10-20 m dan merupakan perairan yang relatif tenang karena terlindung oleh Pulau Kelapa dan Pulau Tungtungkalik. Berdasarkan letak geografis yang berada di bawah katulistiwa, Teluk Kiluan mempunyai iklim tropis humid yang dipengaruhi oleh tiupan angin laut lembab dan musim dari Samudera Indonesia. Pada bulan November sampai bulan Maret angin bertiup dari arah Barat dan Barat Laut. Pada bulan Juli sampai bulan Agustus angin bertiup dari arah Timur dan Tenggara Berdasarkan UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah serta
Perda
Kabupaten
Tanggamus
Nomor
23
Tahun
2000
tentang
Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Pekon, maka pada tahun 2004 Pekon Kiluan Negeri memiliki batas-batas geografis sebagai berikut : 1) Sebelah Utara berbatasan dengan Hutan Register 25 Gunung Tanggang dan Desa Bawang, Kecamatan Punduhpidada Kabupaten Lampung Selatan ; 2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Teluk Kelumbayan, Teluk Semangka dan Selat Legundi ; 3) Sebelah Barat berbatasan dengan Pekon Negeri Kelumbayan, Kecamatan Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus ; 4) Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Bawang, Kecamatan Punduh pidada, Kabupaten Lampung Selatan. Pekon Kiluan Negeri terdiri atas beberapa dusun yaitu Dusun Teluk Kaur, Dusun Sukamahi, Dusun Bandung Jaya, Dusun Teluk Baru, Dusun Teluk Bekhak dan Dusun Rawong. Luas wilayah masing-masing dusun di Pekon Kiluan Negeri dapat dilihat pada Tabel 3. Jumlah penduduk wilayah Teluk Kiluan pada tahun 2006 sebanyak 1.679 jiwa dengan kepadatan penduduk rata-rata 6.08 jiwa/km2. Sebagian besar penduduk Teluk Kiluan bermata pencaharian utama sebagai nelayan tradisional dan juga melakukan akitifitas pertanian dan berkebun (Tabel 4).
27
Tabel 3 Luas Wilayah Pekon Kiluan Negeri. Nama Dusun Teluk Kaur
Luas Wilayah (ha) 1.739
Jumlah Penduduk (Jiwa) 808
Sukamahi
228
216
Bandung Jaya
143
165
Teluk Baru
192
121
Teluk Bekhak
207
187
Rawong
261
182
Jumlah
2.761
1.679
Sumber : Profil Pekon Negeri Kiluan (2006)
Tabel 4 Jenis mata pencaharian penduduk Teluk Kiluan. Mata Pencaharian Pegawai Negeri Sipil Guru Honorer
Jumlah (orang) 4 4
Petani
208
Pertukangan
15
Buruh tani
10
Nelayan
114
Lain-lain
30
Jumlah
385
Sumber : Profil Pekon Negeri Kiluan (2006)
Gambar 13 Suasana pagi Teluk Kiluan. Teluk Kiluan memiliki kelebihan tersendiri dengan dua jenis perairan berupa laut dalam dan laut dangkal, yang menjadikan Perairan Teluk Kiluan kaya akan potensi perikanannya. Teluk Kiluan menyimpan banyak potensi, salah satunya sebagai habitat asli dari beberapa spesies yang dilindungi yaitu lumbalumba dan penyu serta berbagai satwa liar lainnya (Gambar 13).
28
3.2 Kondisi oseanografi lokasi penelitian Pengukuran arus, salinitas, suhu dilakukan secara langsung di lapangan (Tabel 5). Sebaran suhu air laut di permukaan pada Perairan Pantai Lovina dengan rata-rata 28,360C
hampir seragam dengan Perairan Teluk Kiluan
0
dengan rata-rata 28,26 C. Salinitas Perairan Pantai Lovina adalah 34,0‰ dan Perairan Teluk Kiluan adalah 33,5‰. Arus yang terjadi selama pengamatan lapangan di kedua lokasi cenderung bergerak berlawanan arah dengan gerak kapal. Tabel 5 Arus, salinitas dan suhu saat pengukuran di lapangan. Lokasi : Hari Pengamatan Arus (cm/detik)* Salinitas (‰)** Suhu (0C)**
Pantai Lovina 1
2
3
4
Teluk Kiluan 5
1
2
3
4
5
-10
-9
-7
-5
-2
-11
-10
-8
-7
-7
34,0
34,0
34,0
34,0
34,0
33,5
33,5
33,5
33,5
33,5
28,3
28,5
28,5
28,2
28,3
28,0
28,0
28,5
28,5
28,3
Sumber : * (hasil pengukuran DISHIDROS TNI-AL 2007) ** (data primer 2007)
Menurut Pariwono (1999), pantai barat Lampung memanjang dari arah baratlaut ke tenggara dan berhadapan dengan perairan samudera yang terbuka, yang curam. Kecuraman pantai di bagian barat Lampung mempunyai gradasi dari yang curam di bagian utaranya hingga yang berkurang kecuramannya di bagian selatan. Kedalaman rata-rata perairan di Teluk Semangka adalah sekitar 60 m. Garis isobath 200 m berbelok memasuki Teluk Semangka. Kedalaman perairan makin besar dengan menuju ke arah selatan, dimana kedalaman hingga sekitar 360 m ditemui di sebelah timurlaut Pulau Tabuan (yang terletak di tengah mulut Teluk Semangka). Kondisi ini mencirikan bahwa Perairan Teluk Semangka lebih dipengaruhi oleh Perairan Samudera Hindia. Pariwono (1999) menyatakan suhu rata-rata bulanan permukaan laut di barat Sumatera relatif stabil sepanjang tahun, berkisar antara 28 - 290C, dengan suhu maksimum ditemui pada bulan Mei dan suhu minimum ditemui pada bulan Oktober . Diperkirakan kisaran suhu rata-rata bulanan permukaan perairan di Teluk Lampung diperkirakan lebih besar karena kondisi geografis perairan teluknya. Hal ini didasarkan pada kondisi Perairan Teluk Lampung yang mempunyai akses langsung dengan perairan lepas dari Lautan Hindia melalui
29
Selat Sunda. Sedangkan salinitas permukaan di perairan ini berkisar antara 32,50 – 33,60 ‰ dimana salinitas minimum ditemui pada bulan Januari dan nilai salinitas maksimum terjadi pada bulan Agustus. Pada bulan Februari salinitas di perairan ini meninggi mencapai 32,90 ‰.