Mulai
Identifikasi sytsem Penyusunan Hirarki Pengisian Matrik Pendapat individu Tidak Revisi Pendapat
CR memenuhi
Ya Ya
Menyusun Matrik Gabungan Pengolahan Vertikal Menghitung Vektor Prioritas
Selesai
Gambar 3. Langkah-langkah penggunaan AHP
3 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum PUSTAKA Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) merupakan unsur penunjang Kementerian Pertanian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Pertanian melalui Sekretaris Jenderal, namun dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, PUSTAKA dibina oleh Badan Litbang Pertanian. PUSTAKA juga merupakan satu-satunya perpustakaan khusus bidang pertanian di Indonesia. Sebagai bagian integral dari Badan Litbang Pertanian, PUSTAKA menetapkan visi untuk menjadi lembaga pelayanan informasi terdepan dan terpercaya dalam mendukung penelitian dan pengembangan inovasi pertanian. Dalam rangka merealisasikan visi, PUSTAKA mempunyai misi sebagai berikut : a. Melakukan penyediaan, pengelolaan dan pelayanan informasi Iptek pertanian secara prima sesuai dengan kebutuhan pengguna; b. Meningkatkan literasi informasi; c. Meningkatkan kinerja perpustakaan dan profesionalisme pengelola perpustakaan; d. Meningkatkan kinerja dokumentasi informasi dan komunikasi Iptek pertanian. Tujuan utama pelaksanaan kegiatan PUSTAKA adalah memberikan pelayanan informasi pertanian secara prima dengan menitikberatkan pada
kemudahan akses informasi oleh pengguna. Sasaran yang ditetapkan dalam pelaksanaan kegiatan meliputi : a. Tersedia dan tersebarnya publikasi hasil penelitian; b. Terbina dan tertatanya perpustakaan digital di UK/ UPT lingkup Kementerian Pertanian; c. Tersedia dan tersebarnya informasi dari koleksi yang dimiliki PUSTAKA; d. Terselenggaranya kegiatan perpustakaan Iptek sehingga pengguna dapat mengakses informasi dengan cepat dan tepat; e. Terselenggaranya kegiatan diseminasi inovasi pertanian dalam rangka penyebarluasan inovasi hasil penelitian; f. Terselenggaranya perencanaan dan kegiatan dengan lebih baik; g. Terselenggaranya kegiatan monitoring dan evaluasi; h. Terselenggaranya kegiatan penguatan dan pengelolaan satker; i. Terselenggaranya pengembangan sarana dan prasarana; k. Terselenggaranya layanan perkantoran. Dalam rangka mencapai sasaran tersebut, PUSTAKA mempunyai 5 (lima) kegiatan utama yaitu : a. Publikasi yang diterbitkan b. Pengembangan Perpustakaan Iptek Pertanian c. Perpustakaan terbina dan tertata d. Tambahan koleksi Jurnal Ilmiah e. Pengembangan Diseminasi Inovasi Pertanian. Berdasarkan Permentan No. 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tatakerja Kementrian Pertanian, PUSTAKA mengemban tugas pokok melaksanakan pengelolaan perpustakaan dan penyebaran informasi Iptek pertanian, serta menyelenggarakan fungsi : a. Perumusan program, anggaran dan evaluasi perpustakaan dan penyebaran informasi ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) pertanian; b. Pengelolaan Sumber Daya dan pelayanan perpustakaan; c. Pembinaan Sumber Daya perpustakaan di lingkungan Kementerian Pertanian; d. Pembinaan dan pengelolaan publikasi hasil penelitian pertanian; e. Penyebaran informasi ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian dan hasil-hasil penelitian pertanian melalui tatakelola teknologi informasi dan promosi; f. Pengelolaan sarana intrumentasi teknologi informasi dan bahan pustaka; g. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga PUSTAKA. Organisasi PUSTAKA terdiri dari : 1 (satu) Bagian dengan 3 (tiga) Subbagian, 3 (tiga) Bidang dengan 6 (enam) Subbidang, serta Kelompok Jabatan Fungsional, seperti tersaji pada Gambar berikut :
KEPALA PUSAT
BAGIAN UMUM
SUB BAGIAN KEUANGAN
BIDANG PROGRAM DAN EVALUASI
BIDANG PERPUSTAKAAN
SUB BIDANG PROGRAM
SUBBIDANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERPUSTAKAAN
SUB BIDANG EVALUASI & PELAPORAN
SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN
SUBBIDANG PELAYANAN PERPUSTAKAAN
SUB BAGIAN RUMAH TANGGA & PERLENGKAPAN
BIDANG PENYEBARAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUB BIDANG PUBLIKASI SUB BIDANG TATA KELOLA TI & PROMOSI IPTEK
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Gambar 4. Struktur organisasi PUSTAKA Koleksi PUSTAKA Koleksi PUSTAKA mulai dihimpun sejak tahun 1842. Buku-buku yang pertama kali menjadi koleksi PUSTAKA adalah buku milik Jacques Pierot yang dibeli Kebun Raya pada bulan Mei 1942 sebanyak 25 judul (Hajatullah dkk, 2002). Pengadaan bahan pustaka untuk koleksi perpustakaan secara teratur dilakukan dengan pembelian (termasuk langganan) dan penukaran. Selain itu diperoleh hibah/hadiah bahan pustaka dari badan-badan atau yayasan internasional. Dengan ditunjang oleh kemajuan teknologi informasi, PUSTAKA mengembangkan koleksinya, baik bentuk tercetak seperti buku dan majalah, maupun dalam CD-ROM dan pangkalan data elektronik. Sampai saat ini PUSTAKA telah mampu membangun koleksi perpustakaan meliputi : 44.900 judul buku, dan 4.127 majalah/ jurnal ilmiah, bahan referensi, kamus, glosari, atlas dan lain-lain; 3 buah elektronik publikasi yang meliputi 1 Perpeptual E-book dan 2 jurnal online (Pro-Quest dan Science Direct); dan 8 koleksi CD-ROM meliputi : a. AGRIS, berisi abstrak literatur hasil penelitian pertanian dari seluruh dunia yang dihimpun oleh FAO (Food and Agriculture Organisation);
b. CAB Abstrak, produk dari CABI (Center for Agricultural and Biosciences International) berisi pangkalan data bibliografis hasil penelitian bidang pertanian, kehutanan, kesehatan gizi, dll; c. AGRICOLA, berisi pangkalan data bibliografi dari literatur bidang pertanian yang dibuat oleh NAL (National Agricultural Library, USDA); d. TROPAG & RURAL, berisi literatur bidang pengembangan pertanian, kehutanan, manajemen lingkungan daerah tropik, dll, yang diterbitkan oleh KIT (Koninklijke Institute voor de Tropen) Netherlands; e. Statistik Indonesia (BPS), menyajikan data dari berbagai bidang dilengkapi dengan ulasan deskriptif dan penjelasan teknis dari bidang bersangkutan; f. TEEAL (The Essential Electronic Agricultural Library), memuat 132 majalah dengan teks lengkap (full-text) dan 14 judul monograf terbitan FAO; g. Journal of Biological Chemistry, diterbitkan oleh American Society of Biochemistry and Molecular Biology, Inc.; h. Crop Protection Compendium, berisi informasi dalam bentuk teks, peta dan gambar tentang penyakit, musuh alami dan informasi tentang negara Asia Tenggara dan Pasifik. Dalam rangka meningkatkan layanan PUSTAKA juga melakukan kerjasama pertukaran informasi dengan lembaga ilmiah baik dalam maupun luar negeri. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan jumlah koleksi, juga untuk penjualan data informasi hasil-hasil penelitian. Selama periode 2005-2010 PUSTAKA telah menyebarkan 5.153 eksemplar publikasi dan menerima 1.237 eksemplar jurnal/majalah. Serta tercatat 187 mitra kerjasama yang terdiri dari 57 lembaga nasional dan 130 lembaga internasional. PUSTAKA menerbitkan publikasi ilmiah, semi ilmiah maupun populer yang diterbitkan dalam bentuk tercetak dan elektronis, yang terdiri dari : a. Indonesian Journal of Agricultural Science (IJAS) b. Indonesian Journal of Agriculture (IJA) c. Jurnal Litbang Pertanian (JP3) d. Jurnal Perpustakaan Pertanian (JPP) e. Warta Litbang Pertanian f. Buletin Teknis Pertanian g. Majalah Pengembangan Inovasi Pertanian h. Laporan Tahunan Badan Litbang Pertanian i. Laporan 5 Tahun Badan Litbang Pertanian
Layanan Perpustakaan Layanan perpustakaan PUSTAKA diberikan kepada pengguna yang datang secara langsung maupun pengguna yang memanfaatkan sarana komunkasi untuk mendapat informasi. Jasa layanan tersebut meliputi : a. Sirkulasi, yaitu kegiatan pemberian jasa langsung kepada pengguna yang datang ke perpustakaan (sirkulasi) dan penyediaan dokumen (document delivery) dilakukan dengan menggunakan koleksi pustaka tercetak dan elektronis, Pangkalan Data Hasil Penelitian Pertanian Indonesia, serta koleksi dari sumber perpustakaan/pusat informasi lain dalam rangka kerjasama jasa
dan pemanfaatan bersama informasi melalui internet, penelusuran ke instansi lain dan peminjaman antar perpustakaan. b. Penelusuran, yaitu bagi pengguna yang tidak datang langsung ke perpustakaan dapat memesan judul-judul literatur yang mereka butuhkan melalui surat, telepon, faks dan email menggunakan jasa penelusuran. Melalui jasa ini, pengguna akan memperoleh umpan balik berupa daftar artikel yang bisa dipesan artikel lengkapnya. c. Jasa Penyebaran Informasi Terbaru dan Terseleksi, yaitu kegiatan menyampaikan informasi terbaru dan terseleksi kepada penggna. Jasa ini berupa daftar isi majalah dan artikel ilmiah selektif yang dihimpun dari sumber-sumber informasi mutakhir seperti CD-ROM dan majalah ilmiah tercetak. Hasil jasa ini dikemas dalam CD-ROM, di-upload di internet dan di kirim melalui email melalui mailing list peneliti Kementerian Pertanian. d. Jasa Penyediaan Dokumen, yaitu proses penyediaan informasi lengkap (fulltext) hasil-hasil penelitian di bidang pertanian yang dapat diakses pengguna perpustakaan melalui internet dari berbagai unit kerja lingkup Kementerian Pertanin tanpa harus datang langsung ke PUSTAKA.
Perumusan Struktur Hirarki Strategi Peningkatan Pelayanan Perpustakaan pada Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA), Bogor. Proses perumusan struktur hirarki Strategi Peningkatan Pelayanan Perpustakaan pada Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian PUSTAKA), Bogor disusun menjadi lima (5) tingkatan hirarki, dan penyusunannya dilakukan berdasarkan beberapa hal penting dan saling terkait dalam rangka mencapai goal/focus. Tingkatan hirarki tersebut meliputi : 1. Level pertama adalah goal/fokus yang ingin dituju, yaitu Strategi Peningkatan Pelayanan Perpustakaan pada Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA), Bogor. 2. Level kedua adalah faktor pendukung untuk peningkatan pelayanan perpustakaan PUSTAKA, terdiri dari 7 hal penting meliputi : keunikan PUSTAKA, kondisi internal PUSTAKA, jumlah peneliti yang menggunakan layanan PUSTAKA, kemampuan SDM dalam pelayanan, dukungan pengambil keputusan di tingkat UK/ UPT, ketersediaan info hasil penelitian, serta pendanaan. 3. Level ketiga adalah aktor yang terlibat dalam pengambilan keputusan dalam upaya peningkatan pelayanan perpustakaan PUSTAKA, terdiri dari 6 aktor meliputi : Kepala Badan Litbang, Kepala PUSTAKA, Kabid Penyebaran Teknologi Pertanian, Kabid Program dan Evaluasi, Kabid Perpustakaan, serta Ketua Kelompok Pustakawan. 4. Level keempat adalah tujuan dalam mencapai peningkatan pelayanan perpustakaan PUSTAKA, terdiri dari 4 tujuan meliputi : meningkatkan jumlah pemustaka dari kalangan peneliti internal Badan Litbang Pertanian, memperkuat image PUSTAKA sebagai lembaga pelayanan informasi terdepan dan terpercaya, menjamin tersedianya dan tersebarnya publikasi hasil Litbang Pertanian, serta meningkatkan produktifitas peneliti.
5. Level kelima adalah alternatif strategi yang dapat digunakan dalam mencapai goal/focus, terdiri dari 5 alternatif strategi meliputi : melakukan sosialisasi secara intensif, meningkatkan infrastruktur dan TI, meningkatkan kemampuan SDM, meningkatkan ketersediaan Sumber Daya informasi, serta mengembangkan berbagai jenis layanan perpustakaan dan informasi baru. Struktur hirarki secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 5.
FOKUS
FAKTOR
AKTOR
TUJUAN
STRATEGI
Strategi Peningkatan Pelayanan Perpustakaan PUSTAKA
Dukungan Kemampuan SDM Pengambil dalam pelayanan Keputusan di tingkat UK/UPT
Keunikan Pustaka
Kondisi Internal PUSTAKA
Jumlah Peneliti yang menggunakan layanan PUSTAKA
Kepala Badan Litbang
Kepala PUSTAKA
Kabid Penyebaran Teknologi Pertanian
Kabid Program dan Evaluasi
Kabid Perpustakaan
Memperkuat image PUSTAKA sebagai lembaga pelayanan informasi terdepan dan terpercaya
Menjamin tersedianya dan tersebarnya publikasi hasil Litbang Pertanian
Meningkatkan Produktifitas peneliti
Meningkatkan kemampuan SDM
Meningkatkan ketersediaan sumberdaya informasi
Meningkatkan jumlah pemustaka dari kalangan peneliti internal Badan Litbang Pertanian
Melakukan sosialisasi secara intensif
Meningkatkan infrastruktur dan TI
Ketersediaan info hasil penelitian
Pendanaan
Ket. Kelompok Pustakawan
Mengembangkan berbagai jenis layanan perpustakaan dan informasi baru
Gambar 5. Struktur hirarki strategi peningkatan pelayanan perpustakaan PUSTAKA
Analisis Faktor Penyusun Hirarki Strategi Peningkatan Pelayanan Perpustakaan PUSTAKA Faktor-faktor yang mempengaruhi untuk mencapai strategi peningkatan pelayanan perpustakaan PUSTAKA, meliputi : a. Keunikan Pustaka Perpustakaan PUSTAKA merupakan satau-satunya perpustakaan khusus bidang pertanian di Indonesia. Selama ini perpustakaan PUSTAKA merupakan perpustakaan yang mempunyai koleksi terlengkap dalam bidang biologi dan pertanian. PUSTAKA mempunyai peran dalam mengelola publikasi sesuai fungsinya sebagai deposit lingkup kementan (Kepmentan No.433/Kpts/HM.160/9/2003) dan Pusat jaringan informasi Biologi dan Pertanian (1971).
b. Kondisi Internal PUSTAKA Faktor kondisi internal disini meliputi sarana prasarana, infrastruktur, Sumber Daya informasi serta Teknologi Informasi merupakan faktor pendukung yang sangat penting agar layanan perpustakaan dapat secara optimal dilaksanakan. c. Jumlah Peneliti yang Menggunakan Layanan PUSTAKA Peneliti Badan Litbang Pertanian merupakan target utama dalam pelayanan informasi. Faktor ini sangat penting karena peneliti merupakan ujung tombak dalam mendukung kegiatan penelitian. Oleh karena itu, perpustakaan harus mampu memberikan energi bagi kegiatan penelitian pertanian. Peneliti yang bertugas menghasilkan teknologi harus merasakan pengalaman yang positif dalam pemanfaatan perpustakaan, sehingga keberadaan perpustakaan benarbenar dirasakan oleh peneliti. d. Kemampuan SDM dalam Pelayanan Strategi layanan perpustakaan sangat ditentukan dan dipengaruhi oleh SDM yang kompeten. Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, serta mengantisipasi keadaan yang terus berubah, maka perlu ditingkatkan kemampuan dan keterampilan SDM dalam organisasi sesuai kebutuhan. e. Dukungan Pengambil Keputusan di tingkat UK/UPT Dalam hal ini pemahaman pengambil kebijakan di tingkat UK/UPT terhadap keberadaan dan manfaat perpustakaan harus sejalan dengan program PUSTAKA, agar respon dan perhatian terhadap perpustakaan semakin baik. f. Ketersediaan Info Hasil Penelitian Ketersediaan informasi hasil-hasil penelitian baik dari dalam maupun luar negeri sangat berguna bagi pengguna perpustakaan terutama peneliti agar mereka dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi serta dapat memetik manfaat dan mengantisipasinya untuk kegiatan penelitian dan pengembangan. g. Pendanaan Faktor pendanaan sangat penting dan perlu diperhatikan karena setiap kegiatan untuk peningkatan layanan perpustakaan memerluan dukungan dana yang cukup. Alokasi dana untuk pengelolaan perpustakaan harus disesuaikan kebutuhan.
Aktor yang Terlibat, Berperan dan Berpengaruh pada Strategi Peningkatan Pelayanan Perpustakaan PUSTAKA Aktor yang menentukan dalam rangka peningkatan pelayanan perpustakaan PUSTAKA, meliputi : a. Kepala Badan Litbang b. Kepala PUSTAKA c. Kabid Penyebaran Teknologi Pertanian d. Kabid Program dan Evaluasi e. Kabid Perpustakaan f. Ketua Kelompok Pustakawan
Tujuan Strategi Peningkatan Pelayanan Perpustakaan PUSTAKA
a.
b.
c.
d.
Tujuan peningkatan pelayanan perpustakaan PUSTAKA meliputi : Meningkatkan Jumlah Pemustaka dari Kalangan Peneliti Internal Badan Litbang Pertanian. Tujuan ini merupakan tujuan yang harus dicapai, karena keberadaan perpustakaan tujuan utamanya adalah menyediaakan bahan informasi untuk penelitian. Dengan adanya kemauan dari para peneliti untuk menggunakan layanan perpustakaan maka diharapkan adanya perubahan perilaku sehingga termotivasi untuk selalu meningkatkan wawasan dan pengetahuan yang pada akhirnya dapat menghasilkan inovasi-inovasi baru. Memperkuat Image PUSTAKA sebagai lembaga Pelayanan Informasi Terdepan dan Terpercaya. Tujuan ini merupakan tujuan penting karena dengan adanya image PUSTAKA yang baik akan maka menciptakan brand image bagi peneliti, mengenai ragam layanan informasi pertanian. Menjamin Tersedianya dan Tersebarnya Publikasi Hasil Litbang Pertanian. Tujuan ini mendorong peneliti untuk mempublikasikan karya tulis ilmiah mereka pada majalah ilmiah terakreditasi dalam negeri maupun jurnal ilmiah internasional. Penerbitan publikasi tercetak dan elektronik ini dimaksudkan untuk menyebarluaskan karya-karya peneliti untuk memperoleh umpan balik bagi pengembangan penelitian ke depan dan menghindari duplikasi penelitian. Meningkatkan Produktifitas Peneliti. Adanya strategi peningkatan layanan perpustakaan diharapkan akan memberikan dampak pada meningkatnya produktifitas peneliti berupa hasil inovasi teknologi unggulan, karya tulis ilmiah serta adanya Hak Kekayaan Intelektual/ Paten dari hasil penelitian peneliti.
Alternatif Strategi Peningkatan Pelayanan Perpustakaan PUSTAKA Alternatif strategi merupakan pilihan strategi yang dianggap paling menunjang keberhasil goal/focus strategi peningkatan pelayanan perpustakaan PUSTAKA, meliputi : a. Melakukan sosialisasi secara intensif Sosialisasi merupakan cara untuk mempromosikan berbagai produk layanan/ sumber-sumber informasi yang dimiliki perpustakaan PUSTAKA agar dapat dimanfaatkan secara optimal oleh peneliti, karena banyak peneliti tidak mengetahui tata cara penelusuran informasi secara baik dan benar sesuai kaidah penelusuran, agar informasi yang dicari dapat segera diperoleh dengan cepat dan tepat. b. Meningkatkan infrastruktur dan TI Infrastruktur dan Teknologi Informasi merupakan sarana agar pemanfaatan fasilitas perpustakaan dapat optimal, sehingga dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi pemustaka. Pemanfaatan TI saat ini telah menjadi keharusan di hampir setiap perpustakaan. TI membantu perpustakaan memperbaiki kualitas dan jenis layanan.
c. Meningkatkan kemampuan SDM Agar layanan perpustakaan dapat berjalan baik maka perlu SDM yang mempunyai kemampuan, keahlian dan keterampilan. hal tersebut dapat dilakukan melalui jenjang pendidikan formal maupun non formal. Jumlah tenaga perpustakaan juga harus disesuaikan rasio yang ditetapkan agar kegiatan layanan perpustakaan dapat berjalan optimal. d. Meningkatkan ketersediaan Sumber Daya informasi Sumber Daya informasi merupakan syarat utama dengan adanya keberadaan perpustakaan, dapat berupa journal, buku, statistik, kebijakan, informasi teknis, peraturan perundangan terkait dengan penelitian dan pengembangan pertanian dan lainnya. Dalam penyediaan Sumber Daya informasi disesuaikan kebutuhan peneliti secara tepat sasaran dan maupun waktu, sehingga pemanfaatan bisa secara optimal. e. Mengembangkan berbagai jenis layanan perpustakaan dan informasi baru Strategi ini merupakan pengembangan perpustakaan ke depan agar layanan perpustakaan dan informasi yang didapat peneliti disesuaikan perkembangan jaman dan kebutuhan.
Analisis Hasil Berdasarkan Wawancara Tidak Terstruktur Dari hasil wawancara tidak struktur yang dilakukan dapat diketahui bahwa sistem pelayanan perpustakaan menggunakan sistem layanan tertutup. Kondisi ini membuat pelayanan di PUSTAKA menjadi tidak cukup optimal. Hal ini dikarenakan ketika perpustakaan harus melayani pengunjung dalam jumlah yang banyak, dengan jumlah SDM yang terbatas maka akan mengalami kesulitan dalam pelayanan. Letak koleksi buku yang jauh dari tempat pelayanan merupakan salah satu alasan pelayanan menjadi tidak efektif. Dengan adanya Sistem kepustakaan yang tertutup menyebabkan pemustaka kurang memiliki minat untuk akses koleksi. Namun demikian, dengan adanya sistem layanan tertutup ini juga memiliki kelebihan yaitu pemustaka tidak perlu repot mencari koleksi buku sendiri, cukup mengisi formulir yang disediakan kemudian petugas/pustakawan akan mencarikan buku yang kita butuhkan secara lengkap. SDM Pustakawan saat ini berjumlah 23 orang, jumlah ini sebenarnya mencukupi apabila kualitas kompetensinya dapat ditingkatkan (keterampilan, kemampuan dan wawasannya). Peran seorang pimpinan dalam organisasi pada kantor PUSTAKA mempunyai peran yang sangat penting. Hal ini berdasarkan ulasan dari para narasumber yang menyatakan bahwa pada saat ini peran seorang kepala organisasi lebih mempunyai peran yang dominan. Hal ini disebabkan kepala organisasi sebagai penentu kebijakan dalam lingkungan intern organisasi. Namun demikian peran dominan tersebut dapat diimbangi dengan adanya peran dari pejabat eselon di bawahnya, yang pada akhirnya setiap keputusan diharapkan bisa sedapat mungkin memenuhi keinginan semua pihak yang pada akhirnya dapat memajukan organisasi itu sendiri. Peran kepala organisasi ini, berpengaruh secara langsung ataupun tidak langsung dalam hubungannya dengan motivasi kerja dari setiap bawahannya, dalam hal ini adalah dengan pejabat di bawahnya, pustakawan yang dianggap sebagai ujung tombak dalam kegiatan layanan perpustakaan, serta staf secara keseluruhan. Kepemimpinan saat ini telah cukup mampu mendorong setiap
bawahannya untuk selalu berkembang baik keterampilan maupun wawasannya sehingga timbul semangat untuk meningkatkan kinerja mereka untuk menghasilkan inovasi-inovasi baru dalam upaya meningkatkan pelayanan perpustakaan. Secara keseluruhan pengelolaan perpustakaan PUSTAKA belum dapat dilakukan secara optimal karena selain keterbatasan sarana dan prasarana juga disebabkan masih belum optimalnya sosialisasi kepada pengguna baik internal maupun eksternal. Agar perpustakaan yang dikelola dapat memenuhi kebutuhan pengguna dalam hal kehandalan, ketersediaan, aksesibilitas, maupun kegunaannya perlu ditunjang dengan tata kelola TI yang terstruktur dengan baik agar dapat diakses secara online maupun offline. Peneliti dan penyuluh masih memerlukan bimbingan untuk meningkatkan kemampuannya dalam rangka mengakses informasi yang tepat dan akurat yang bersumber dari web. Beberapa lokasi dari perpustakaan UK/UPT masih belum terjangkau oleh jaringan infrastruktur komunikasi data atau jaringan komputer yang memadai, oleh karena itu dukungan setiap kepala UK/UPT sangat diperlukan terutama segi pendanaan untuk membangun jaringan TI serta SDM.
Analisis Hasil Pengolahan Proses Hirarki Pengolahan data terhadap struktur hirarki dilakukan dengan melakukan pembobotan pada setiap unsur pada setiap tingkat oleh pakar ahli. Jumlah pakar ahli yang dilibatkan dalam rangka penentuan prioritas strategi peningkatan pelayanan perpustakaan PUSTAKA pada saat pengambilan data dengan menggunakan kuesioner (Lampiran 1) adalah sebanyak 6 (enam) pakar, yang terdiri dari pejabat struktural, pejabat fungsional serta staf senior lingkup PUSTAKA. Selanjutnya dilakukan perhitungan bobot dari masing-masing pakar, serta perhitungan Consintensi Ratio (CR). Hasil perhitungan Consistensi Ratio (CR) menunjukkan bahwa ke 6 (enam) pakar telah memenuhi syarat (CR ≤ 10%), sehingga dapat digunakan untuk analisis data. Dari 6 (enam) pakar di atas dalam memberikan penilaian terhadap struktur hirarki yang terdiri dari goal/focus, faktor, aktor, tujuan dan alternatif strategi, setelah dilakukan penilaian, pendapat para pakar tersebut selanjutnya digabungkan, selanjutnya diolah kembali sehingga didapatkan hasil perhitungan vertikal dan horisontal. Pengolahan Vertikal Pengolahan data secara vertikal (Lampiran 2) dilakukan untuk mengetahui pengaruh setiap unsur pada tingkat hirarki tertentu terhadap unsur goal/focus utama pada tingkat pertama. Skema hirarki dapat dilihat seperti pada Gambar 6.
FOKUS
FAKTOR
AKTOR
TUJUAN
STRATEGI
Strategi Peningkatan Pelayanan Perpustakaan PUSTAKA
Keunikan Pustaka (0,055)
Kondisi Internal Jumlah Peneliti yang PUSTAKA menggunakan layanan (0,182) PUSTAKA (0,155)
Ka. Badan Litbang (0,150)
Kepala PUSTAKA (0,367)
Kabid Penyebaran Teknologi Pertanian (0,078)
Meningkatkan Memperkuat image jumlah pemustaka PUSTAKA sebagai dari kalangan peneliti lembaga pelayanan internal Badan informasi terdepan dan Litbang Pertanian terpercaya (0,444) (0,170)
Melakukan Meningkatkan sosialisasi infrastruktur dan secara intensif TI (0,071) (0,202)
Meningkatkan kemampuan SDM (0,312)
Dukungan Kemampuan SDM Pengambil Kpts. di dalam pelayanan tingkat UK/UPT (0,296) (0,113)
Kabid Program dan Evaluasi (0,081)
Kabid Perpustakaan (0,183)
Menjamin tersedianya dan tersebarnya publikasi hasil Litbang Pertanian (0,159)
Meningkatkan Produktifitas peneliti (0,228)
Meningkatkan ketersediaan sumberdaya informasi (0,314)
Ketersediaan info hasil penelitian (0,056)
Pendanaan (0,143)
Ket. Kelompok Pustakawan (0,141)
Mengembangkan berbagai jenis layanan perpustakaan dan informasi baru (0,102)
Gambar 6. Skema hirarki hasil pengolahan vertikal Unsur Faktor Terhadap Fokus Utama Berdasarkan Tabel 1, faktor kemampuan SDM dalam pelayanan (0,296) merupakan prioritas utama yang dipertimbangkan dalam penyusunan strategi peningkatan pelayanan perpustakaan PUSTAKA. Peningkatan kemampuan SDM sangat penting dan perlu diperhatikan karena kegiatan pelayanan perpustakaan yang baik harus didukung SDM yang memadai baik kualitas maupun kuantitas. Standar ratio tenaga perpustakaan yang ditetapkan PUSTAKA yang mengacu pada SNI 7496-2009, tentang perpustakaan khusus instansi pemerintah adalah 1:2:2 (1 orang penanggung jawab, 2 orang pengolahan bahan perpustakaan atau database, dan 2 orang untuk tenaga layanan). Dalam rangka peningkatan keterampilan tenaga perpustakaan dapat ditempuh melalu pendidikan formal dan non formal yang diselenggarakan baik dalam maupun luar negeri. Faktor kedua dan ketiga yang menjadi pertimbangan adalah kondisi internal PUSTAKA (0,182) dan jumlah peneliti yang menggunakan layanan PUSTAKA (0,155). Kondisi internal ini meliputi sarana prasarana, infrastruktur, Sumber Daya informasi serta Teknologi Informasi yang kesemuanya merupakan faktor penting sebagai syarat keberadaan perpustakaan. Apabila faktor ini memenuhi standar maka kegiatan pelayanan akan lebih efektif sampai kepada pemustaka. Sebagai indikator perpustakaan dengan pelayanan yang baik adalah adanya
jumlah pemustaka yang selalu meningkat. Dalam hal ini khusunya adalah peneliti lingkup Badan Litbang Pertanian. Apabila kegiatan layanan dimanfaatkan oleh pemustaka menunjukkan bahwa layanan yang disediakan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pengguna. Faktor keempat dan kelima berdasarkan prioritas adalah pendanaan (0,143) dan dukungan pengambil keputusan di tingkat UK/UPT (0,113). Kedua faktor ini sangat penting untuk peningkatan layanan perpustakaan. Unsur pendanaan sangat berperan untuk peningkatan sarana dan prasarana maupun untuk peningkatan SDM, antara lain untuk pelatihan dan pengembangan SDM. Sehubungan dengan pentingnya pendanaan dalam pengelolaan perpustakaan maka dukungan pengambil keputusan di tingkat UK/UPT juga sangat penting, karena merekalah pengambil kebijakan yang mempunyai peran strategis untuk mendukung kegiatan layanan perpustakaan di tingkat UK/UPT masing-masing. Faktor keenam dan ketujuh berdasarkan prioritas adalah ketersediaan info hasil penelitian (0,056) dan keunikan PUSTAKA (0,055). Dalam kegiatan penelitian ketersediaan info hasil penelitian merupakan faktor yang sangat penting karena informasi hasil-hasil penelitian baik dari dalam maupun luar negeri sangat berguna bagi peneliti agar mereka dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi serta dapat memetik manfaat dan mengantisipasinya untuk kegiatan penelitian dan pengembangan. Apabila 5 faktor di atas dapat dipenuhi maka untuk mencapai misi PUSTAKA akan tercapai yaitu mempertahan keunikan PUSTAKA sebagai lembaga layanan informasi terdepan dan terpercaya. Tabel 1.Bobot dan prioritas faktor terhadap fokus utama Faktor Kemampuan SDM dalam pelayanan Kondisi internal PUSTAKA Jumlah peneliti yg menggunakan layanan PUSTAKA Pendanaan Dukungan Pengambil Keputusan di tingkat UK/UPT Ketersediaan info hasil penelitian Keunikan PUSTAKA
Bobot Faktor Prioritas 0,296 1 0,182 2 0,155 3 0,143 0,113 0,056 0,055
4 5 6 7
Sumber : data primer AHP diolah, 2013
Hasil analisis pengolahan data dihasilkan faktor prioritas utama yaitu kemampuan SDM dalam pelayanan (0,296) dalam rangka peningkatakan layanan perpustakaan PUSTAKA. Hal tersebut didukung pernyataan Rogers, et al. (2004) yang menyatakan bahwa, faktor kunci pembentuk kapabilitas internal organisasi, dalam hal pelayanan jasa adalah sumber daya manusia yang terlibat langsung dalam pelayanan kepada pengguna. Selain itu didukung hasil penelitian Safrudin (2010), yang menyatakan bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas layanan perpustakaan faktor-faktor yang mempengaruhi meliputi SDM, koleksi berdasarkan kebutuhan pengguna, layanan yang berkualitas serta didukung oleh komitmen petugas dan dukungan dana yang cukup.
Menurut Yusheri (2011), untuk meningkatkan kualitas layanan tergantung faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain: 1) kesadaran yaitu, berfokus pada individu yang melakukan tugas atau pekerjaan, dimana pemahaman yang baik terhadap lingkup tugas seseorang menimbulkan kesadaran yang berpengaruh pada pengembilan keputusan pelayanan yang lebih baik; 2) aturan yaitu, biasanya memuat hal-hal yang mengikat dan merupakan patokan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan; 3) organisasi yaitu, mengorganisir fungsi pelayanan baik dalam struktur maupun mekanismenya yang akan berperan dalam produk mutu dan kelancaran pelayanan yang meliputi sistem, prosedur dan metode yang berfungsi sebagai tatacara atau tatakerja agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan berhasil dengan baik; 4) keterampilan dan kemampuan yaitu, bahwa kualitas pelayanan sangat dipengaruhi oleh kualitas kemampuan dan ketrampilan individu dalam melayani penggun; serta 5) sarana pelayanan, yaitu sarana berfungsi untuk memudahkan pelayanan, memberikan kecepatan pelayanan yang lebih tinggi, menciptakan keakuratan dan kehandalan serta kejelasan informasi yang seharusnya dicatat yang hasil akhir bermuara pada efesiensi dan efektivitas pelayanan. Berdasarkan dari hasil analisis serta dukungan teori yang menyatakan bahwa kemampuan SDM dalam pelayanan merupakan prioritas utama. Hal ini disebabkan karena sumber daya manusia di perpustakaan merupakan salah satu pilar yang sangat penting dan menentukan keberhasilan suatu perpustakaan dalam menjalankan fungsinya. Sehubungan dengan hal tersebut perlu penerapan manajemen sumber daya manusia di perpustakaan yang dilakukan secara baik dan profesional agar dapat tercipta keseimbangan antara kebutuhan Sumber Daya manusia dengan tuntutan serta kemajuan perpustakaan. Keseimbangan tersebut merupakan kunci sukses bagi perpustakaan agar dapat berkembang dan tumbuh secara produktif. Bila pengelolaan sumber daya manusia dapat dilaksanakan secara profesional, diharapkan Sumber Daya manusia yang ada dapat bekerja secara produktif. Perpustakaan perlu memiliki kebijakan pengembangan SDM sesuai volume kegiatan dan kebutuhan keahlian cakupan bidang tugasnya, yang dapat dilakukan melalui pendidikan berlanjut, pendidikan informal dan atau keikutsertaan secara aktif dalam seminar, lokakarya sesuai substansi tugas seharihari. Unsur Aktor terhadap Fokus Utama Berdasarkan hasil pengolahan vertikal pada Tabel 2, aktor utama dalam peningkatan layanan perpustakaan PUSTAKA adalah Kepala PUSTAKA (0,367), aktor kedua adalah Kabid Perpustakaan (0,183), aktor ketiga adalah Kepala Badan (0,150), aktor keempat Ketua Kelompok Pustakawan (0,141), aktor kelima Kabid Program dan Evaluasi (0,081) dan aktor keenam Kabid Penyebaran Teknologi Pertanian (0,078). Peran Kepala PUSTAKA tidak hanya sebagai kepala instansi, tetapi juga sebagai penggerak dan pendorong peningkatan layanan perpustakaan PUSTAKA didukung eselon di bawahnya karena kepala PUSTAKA mempunyai wewenang tertinggi dalam memberlakukan kebijakan pada instansi yang dikelolanya. Kepala Badan adalah eselon I (satu) Badan Litbang Pertanian, disini berperan pada kondisi atau situasi urgen sesuai kepentingan organisasi pusat.
Tabel 2.Bobot dan prioritas aktor terhadap fokus utama Aktor Kepala PUSTAKA Kabid Perpustakaan Kepala Badan Ketua Kelompok Pustakawan Kabid Program dan Evaluasi Kabid Penyebaran Teknologi Pertanian
Bobot Aktor 0,367 0,183 0,150 0,141 0,081 0,078
Prioritas 1 2 3 4 5 6
Sumber : data primer AHP diolah, 2013
Hasil analisis pengolahan data dihasilkan bahwa aktor yang mempunyai prioritas utama dalam rangka peningkatan layanan perpustakaan PUSTAKA adalah Kepala PUSTAKA. Hal ini memberikan gambaran bahwa peranan kepala PUSTAKA/ kepala organisasi mempunyai pengaruh tertinggi dalam kegiatan pelaksanaan pelayanan perpustakaan, karena kepala PUSTAKA mempunyai kewenangan dalam penetapan atas struktur yang berkaitan dengan kebijakan dalam kegiatan pelayanan perpustakaan dengan skala tertinggi 0,367. Prioritas kedua adalah Kabid Perpustakaan (0,183) yang membawahi secara langsung kegiatan pelayanan perpustakaan, sehingga Kabid Perpustakaan mempunyai peran yang sangat strategis dalam pengelolaan perpustakaan. Dari hasil analisis di atas dapat diartikan bahwa peran kepemimpinan dalam membawa keberhasilan suatu perpustakaan sangatlah menentukan. Kualitas dan karakteristik pimpinan mendorong kepada tercapainya tujuan perpustakaan. Hal tersebut didukung pernyataan Ramsden (2006), karakteristik pimpinan atau kepala diharapkan mempunyai visi, imajinasi, integritas akademik, inspirasi, jaringan kerja, percaya diri, dan kolaborasi. Selain aspek di atas, untuk tercapainya keberhasilan perpustakaan diperlukan pula gaya kepemimpinan yang tepat yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat. Disisi lain seorang kepala perpustakaan harus mempunyai pandangan kedepan (visioner) dan mampu menciptakan kerjasama kemitraan, saling mendukung dan sharing. Untuk mengetahui lebih pasti pelayanan seperti apa yang harus diberikan kepada pemustaka maka setidaknya perpustakaan menggunakan metode atau pendekatan yang bisa mengukur secara langsung aspek-aspek : Pertama, kualitas pelayanan yang diharapkan pemustaka. Kedua, pelayanan yang diharapkan pemustaka. Ketiga, tingkat kesenjangan yang terjadi antara harapan dan kenyataan yang dihadapi pemustaka. Pengukuran kepuasan pelanggan harus dilakukan secara berkala dan berkesinambungan, karena dari waktu ke waktu dapat terjadi pergeseran dari faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pemustaka. Kemampuan mendeteksi secara lebih dini perubahan tersebut merupakan keunggulan kompetitif yang harus diperjuangkan oleh perpustakaan. Selain itu didukung juga didukung pernyataan Schatz (1986), yang menyatakan sebagian besar keberhasilan suatu perusahaan disebabkan adanya komitmen dari orang-orang yang ada di perusahaan tersebut dalam hal ini adalah seorang pimpinan (companies attribute largerly their success largerly to the commitment of their people). Semakin kuat komitmen orang-orang yang terlibat dalam pengelolaan perpustakaan maka akan semakin lapang dan mudah aplikasi serta pencapaian mutu sebuah perpustakaan, begitu juga sebaliknya.
Unsur Tujuan terhadap Fokus Utama Berdasarkan hasil pengolahan vertikal pada Tabel 3, tujuan utama dalam peningkatan layanan perpustakaan PUSTAKA adalah meningkatkan jumlah pemustaka dari kalangan peneliti internal Badan Litbang Pertanian (0,444), tujuan kedua adalah meningkatkan produktifitas peneliti (0,228), tujuan ketiga adalah memperkuat image PUSTAKA sebagai lembaga pelayanan informasi terdepan dan terpercaya (0,170), serta tujuan terakhir adalah menjamin tersedianya dan tersebarnya publikasi hasil penelitian Litbang Pertanian (0,159). Meningkatkan jumlah pemustaka dari kalangan peneliti internal Badan Litbang Pertanian merupakan indikasi bahwa layanan perpustakaan PUSTAKA sudah sesuai kebutuhan para peneliti lingkup Badan Litbang Pertanian. Sebagai tindak lanjut diharapkan akan meningkatkan produktifitas peneliti sehingga bisa menghasilkan inovasi-inovasi baru unggulan, karya tulis ilmiah yang berkualitas yang layang untuk dipublikasikan baik pada lingkup nasional maupun internasional, serta adanya Hak Kekayaan Intelektual dari hasil penelitian. Kondisi tersebut secara otomatis akan memperkuat image PUSTAKA sebagai lembaga pelayanan terdepan dan terpercaya baik dikalangan nasional maupun internasional, sehingga lembaga penelitian litbang dapat dikenal secara lebih luas, baik dilihat dari segi layanan, ketersediaan informasi dan teknologi informasi yang lengkap dan terkini. Tabel 3. Bobot dan prioritas tujuan terhadap fokus utama Tujuan Meningkatkan jumlah pemustaka dari kalangan peneliti internal Badan Litbang Pertanian Meningkatkan Produktifitas Peneliti Memperkuat image PUSTAKA sebagai lembaga pelayanan informasi terdepan dan terpercaya Menjamin tersedianya dan tersebarnya publikasi hasil penelitian Litbang Pertanian
Bobot Tujuan 0,444
Prioritas 1
0,228 0,170
2 3
0,159
4
Sumber : data primer AHP diolah, 2013
Unsur Alternatif Strategi terhadap Fokus Utama Hasil sintesis dari penilaian bobot alternatif dengan menggunakan Software Expert Choise (Tabel 4), alternatif strategi yang utama adalah meningkatkan ketersediaan Sumber Daya informasi (0,314), alternatif kedua adalah meningkatkan kemampuan SDM (0,312), alternatif ketiga adalah meningkatkan infrastruktur dan TI (0,202), alternatif keempat adalah mengembangkan berbagai jenis layanan perpustakaan dan informasi baru (0,102), serta alternatif kelima adalah melakukan sosialisasi secara intensif (0,071).
Tabel 4. Bobot dan prioritas alternatif strategi terhadap fokus utama Alternatif Strategi Meningkatkan ketersediaan Sumber Daya informasi Meningkatkan kemampuan SDM Meningkatkan infrastruktur dan TI Mengembangkan berbagai jenis layanan perpustakaan dan informasi baru Melakukan sosialisasi secara intensif
Bobot Alternatif 0,314 0,312 0,202 0,102 0,071
Prioritas 1 2 3 4 5
Sumber : data primer AHP diolah, 2013
Hasil analisis data yang dihasilkan menyatakan bahwa alternatif strategi prioritas utama adalah meningkatkan ketersediaan Sumber Daya informasi (0,314), tidak terlalu jauh selisihnya dengan prioritas kedua yaitu meningkatkan kemampuan SDM (0,312). Keduanya merupakan hal yang sangat penting karena sebuah perpustakaan dapat dikatakan telah menjalankan fungsinya apabila di dalam perpustakaan tersedia bahan pustaka dan informasi yang lengkap sesuai kebutuhan pemustaka baik cetak maupun digital. Dalam hal ini perlu didukung SDM yang terampil agar dapat terwujud kualitas pelayanan. Hal tersebut didukung pernyataan Redioka (2009), bahwa karakteristik pekerja sebagai variabel yang dapat mendukung terwujudnya kualitas pelayanan. Maksudnya adalah keterampilan yang dimiliki oleh para pelaksana organisasi sesuai tugas akan dapat mewujudkan efektifitas kerja yang pada akhirnya efektifitas organisasi dan kualitas layanan. Selanjutnya, Trimo (1992) menyatakan bahwa keberhasilan pelayanan perpustakaan ditentukan oleh tiga faktor : 5% oleh fasilitas dan kelengkapan gedung/ruang perpustakaan, 20% oleh koleksi yang tersedia, dan 75% oleh bantuan dari staf perpustakaan yang bersangkutan. Selain SDM hal yang penting juga adalah meningkatkan infrastruktur dan TI (0,202). Adanya Sumber Daya informasi yang lengkap dan SDM yang handal tidak akan berhasil tanpa adanya infrastruktur yang memadai didukung juga dengan TI yang mengikuti perkembangan. Hal tersebut didukung pernyataan Chapman (1973) dan Moenir (2008), yang menyatakan bahwa faktor tekanan atas perubahan teknologi akan mempengaruhi pola hirarki dalam organisasi dimana organisasi menjadi lebih fleksibel dan terbuka. Penggunaan teknologi yang tepat guna dan disesuaikan dengan kemampuan dan kapabilitas sumber daya manusia (SDM) yang ada di dalam organisasi akan mewujudkan terciptanya kualitas pelayanan yang baik. Di samping itu menurut Steer (1985), karakteristik lingkungan kerja yang kondusif, suasana kerja yang nyaman cenderung meingkatkan semangat kerja yang pada akhirnya menciptakan kualitas pelayanan yang baik juga. Prioritas selanjutnya adalah mengembangkan berbagai jenis layanan perpustakaan dan informasi baru (0,102). Strategi ini mutlak diperlukan agar perpustakaan bisa mengikuti setiap perubahan sehingga mendapatkan informasi terbaru dan terkini sehingga informasi yang didapatkan peneliti bisa mengikuti perkembangan terkini. Prioritas terakhir adalah melakukan sosialisasi secara intensif (0,071). Dalam hal ini dengan adanya berbagai layanan perpustakaan yang lengkap didukung teknologi informasi tidak akan berarti apabila pemustaka
dalam hal ini peneliti tidak memanfaatkan fasilitas tersebut. Sosialisasi merupakan hal yang sangat penting untuk menyebarluarkan berbagai layanan perpustakaan kepada pengguna. Dalam sosialisasi ini SDM mempunyai peranan yang dominan karena merekalah yang perlu inisiatif dengan berbagai cara ataupun promosi tentang layanan perpustakaan yang ada, sehingga target pemustaka yang hendak dicapai bisa terwujud, yang pada akhirnya tujuan peningkatan strategi layanan perpustakaan ini bisa terwujud. Hasil sintesis menggunakan software Expert Choice 2000 tersaji pada Gambar 7, sebagai berikut :
Gambar 7. Hasil sintesis alternatif strategi terhadap fokus utama Pengolahan Horisontal Unsur Aktor pada Tingkat Ketiga Tabel 5. Bobot pengolahan horisontal unsur pada tingkat ketiga Aktor Kepala Badan Litbang Pert Kepala PUSTAKA Kabid Penyebaran Teknologi Pertanian Kabid Program dan Evaluasi Kabid Perpustakaan Ket. Kelompok Pustakawan
F1 0,401 0,250 0,072
F2 0,052 0,452 0,085
F3 0,081 0,404 0,094
Faktor F4 0,051 0,380 0,066
F5 0,277 0,372 0,075
F6 0,080 0,266 0,133
F7 0,385 0,270 0,060
0,055 0,154 0,068
0,065 0,203 0,143
0,074 0,180 0,167
0,066 0,230 0,207
0,071 0,148 0,057
0,057 0,250 0,214
0,166 0,077 0,043
Sumber : data primer AHP diolah, 2013
Berdasarkan tabel 5, aktor yang paling berpengaruh pada faktor Keunikan Pustaka (F1) dan Faktor Pendanaan (F7) adalah Kepala Badan Litbang Pertanian dengan nilai (0,401 dan 0,385). Hal ini disebabkan Kepala Badan Litbang
Pertanian mempunyai peran dalam pencapaian visi Badan Litbang Pertanian menjadi lembaga penelitian dan pengembangan pertanian berkelas dunia yang menghasilkan dan mengembangkan inovasi teknologi pertanian untuk mewujudkan pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis Sumber Daya lokal, dimana dalam hal ini dilakukan dengan pemberdayaan peran perpustakaan yang bertujuan untuk mempertahankan PUSTAKA sebagai satu-satunya perpustakaan khusus dibidang pertanian di Indonesia dengan koleksi terlengkap dalam bidang biologi dan pertanian. Disamping itu Kepala Badan mempunyai kewenangan serta kebijakan dalam pendanaan pada saat tertentu sesuai kebutuhan organisasi pusat serta semua pendanaan pada kantor PUSTAKA harus melalui persetujuan Kepala Badan Litbang Pertanian. Aktor yang paling berpengaruh pada faktor kondisi internal PUSTAKA (F2), faktor jumlah peneliti yang menggunakan layanan PUSTAKA (F3), faktor kemampuan SDM dalam pelayanan (F4), faktor dukungan pengembil keputusan di tingkat UK/UPT (F5), faktor ketersediaan info hasil penelitian (F6) adalah Kepala PUSTAKA dengan nilai (0,452; 0,404; 0,380; 0,372; dan 0,266). Kepala PUSTAKA paling berpengaruh pada kelima faktor ini karena Kepala PUSTAKA sebagai kepala institusi didukung oleh eselon di bawahnya memang seharusnya lebih mengetahui tentang kondisi internal institusi yang dipimpinnya serta dalam upaya pencapaian visi dan misi PUSTAKA, Kepala PUSTAKA berperan sebagai motivator, dorongan serta membuat kebijakan di dalam intern PUSTAKA sehingga dapat diterima dan didukung oleh semua pihak. Unsur Tujuan pada Tingkat Keempat Berdasarkan Tabel 6, aktor yang paling berperan pada tercapainya tujuan meningkatkan jumlah pemustaka dari kalangan peneliti internal Badan Litbang Pertanian (T1) adalah Kepala PUSTAKA (0,530), hal ini dikarenakan Kepala PUSTAKA mempunyai peran sebagai penggerak agar pelayanan perpustakaan terus ditingkatkan sehingga jumlah pemustaka lingkup Badan Litbang Pertanian selalu bertambah yang diharapkan berdampak pada hasil penelitian litbang pertanian semakin berkembang dan bisa menghasilkan inovasi-inovasi baru yang bermanfaat. Tabel 6. Bobot pengolahan horisontal unsur pada tingkat keempat
Tujuan
Kepala Badan Litbang
Kepala PUSTA KA
T1 T2 T3 T4
0,171 0,541 0,078 0,210
0,530 0,132 0,145 0,193
Kabid Penyebaran Teknologi Pertanian 0,519 0,073 0,212 0,196
Aktor Kabid Program dan Evaluasi 0,454 0,080 0.195 0,272
Kabid Perpustakaan
Ket. Kel. Pustakawan
0,443 0,089 0,190 0,279
0,462 0,083 0,192 0,292
Sumber : data primer AHP diolah, 2013
Aktor yang paling berpengaruh pada tercapainya tujuan memperkuat image PUSTAKA sebagai lembaga pelayanan informasi terdepan dan terpercaya (T2) adalah Kepala Badan Litbang Pertanian (0,541), hal ini dikarenakan dengan semakin baiknya image PUSTAKA maka akan membawa dampak juga pada
Badan Litbang Pertanian sebagai lembaga penelitian yang berkelas dunia. Aktor yang paling berpengaruh pada tercapainya tujuan menjamin tersedia dan tersebarnya publikasi hasil Litbang Pertanian adalah Kabid Penyebaran Teknologi Pertanian (0,212), hal ini dikarenakan Kabid Penyebaran Teknologi Pertanian mempunyai tugas pokok serta berperan dalam hal penyebaran informasi hasilhasil penelitian melalui berbagai publikasi sehingga hasil-hasil penelitian tersebut bisa dimanfaatkan oleh stakeholder. Sedangkan aktor yang paling berpengaruh pada tercapainya tujuan meningkatkan produktifitas peneliti adalah Ket. Kelompok Pustakawan, hal ini dikarenakan Ketua Kelompok Pustakawan adalah koordinator dan pembina seluruh pustakawan lingkup Badan Litbang Pertanian, dimana pustakawan adalah tenaga yang berhubungan langsung dalam hal layanan di perpustakaan dengan pemustaka, dalam hal ini adalah peneliti. Seorang pustakawan memiliki peran sangat penting dalam menyalurkan IPTEK kepada pengguna, dalam hal ini khusunya peneliti sehingga akan mendorong produktifitas peneliti sehingga dapat menghasilkan inovasi-inovasi baru serta tulisan ilmiah yang berkualitas yang bisa diterbitkan pada jurnal nasional taupun internasional. Unsur Alternatif Strategi pada Tingkat Kelima Tabel 7. Bobot pengolahan horisontal unsur pada tingkat kelima Alternatif strategi S1 S2 S3 S4 S5
Tujuan T1 0,077 0,195 0,305 0,347 0,076
T2 0,072 0,208 0,273 0,304 0,143
T3 0,066 0,205 0,305 0,314 0,110
T4 0,062 0,207 0,369 0,252 0,110
Sumber : data primer AHP diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 7, dapat diketahui bahwa untuk mencapai tujuan meningkatkan jumlah pemustaka dari kalangan internal Badan Litbang Pertanian (T1), tujuan memperkuat image PUSTAKA sebagai lembaga pelayanan informasi terdepan dan terpercaya (T2), serta tujuan menjamin tersedianya dan tersebarnya publikasi hasil Litbang Pertanian (T3) perlu diprioritaskan yaitu strategi meningkatkan ketersediaan Sumber Daya informasi (S4). Oleh karena dengan meningkatkan ketersediaan informasi sesuai kebutuhan pemustaka dan mengikuti perkembangan teknologi maka secara otomatis akan meningkatkan jumlah pemustaka (T1), memperkuat image (T2) serta menjamin tersedia dan tersebarnya informasi (T3), karena ketiganya saling terkait dalam rangka peningkatan layanan perpustakaan. Untuk mencapai tujuan meningkatkan produktifitas peneliti (T4) yang perlu diprioritaskan adalah dengan strategi meningkatkan kemampuan SDM (S3), dalam hal ini SDM harus bisa melihat bahwa perpustakaan tidak hanya memiliki buku dan informasi terbaik di bidang masing-masing dengan mempertimbangkan secara hati-hati sesuai keinginan dan kebutuhan pemustaka, tetapi juga harus bisa menciptakan keinginan dari pemustakanya untuk memanfaatkan fasilitas yang ada.
Implementasi Manajerial Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa strategi peningkatan layanan perpustakaan dapat dilakukan dengan meningkatkan ketersediaan Sumber Daya informasi dan meningkatkan kemampuan SDM. Pihak PUSTKA dalam upaya meningkatkan ketersediaan Sumber Daya informasi dapat dilakukan dengan melakukan kerjasama, dan membangun jaringan kerja. Kerjasama dapat dilakukan dengan pihak luar seperti penerbit, dermawan, dll. Untuk meningkatkan kuantitas kerjasama PUSTAKA harus proaktif untuk melakukan penjajakan dengan cara membuka akses seluas-luasnya dengan pihak luar untuk menjalin kerjasama. Untuk meningkatkan pelayanan informasi PUSTAKA dapat melakukan jaringan kerjasama antar perpustakaan. Kerjasama ini dilakukan dengan maksud untuk saling tukar informasi dari masing-masing perpustakaan, sehingga apabila informasi tidak tersedia dalam koleksi perpustakaan maka perpustakaan PUSTAKA dapat memberikan bantuan kepada pemustaka untuk mengakses informasi yang dibutuhkan dari perpustakaan lain. Dalam upaya peningkatan kemampuan SDM, hal yang dapat dilakukan PUSTAKA adalah dengan memberikan kesempatan untuk pengembangan profesionalisme. Hal ini dikarenakan perpustakaan harus dikelola tenaga pustakawan yang profesional, sebagai tenaga fungsional. Seorang pustakawan harus mengembangkan profesionalisme yang dapat dilakukan dengan mengikuti seminar, lokakarya dan diklat. Pustakawan harus mempunyai kompetensi yang kuat di bidang perpustakaan dan pengembangannya. Arah tindakan untuk peningkatan mutu pustakawan dapat dilakukan dengan : 1. Pustakawan harus memiliki keterampilan komputer Pemberian ijin studi lanjut dalam dan luar negeri 2. 3. Pelatihan pustakawan yang bekerjasama dengan perpustakaan nasional 4. Kunjungan atau studi banding ke perpustakaan lain yang lebih besar dan maju baik dalam dan luar negeri 5. Meningkatkan kompetensi berbahasa asing minimal bahasa inggris 6. Peningkatan jumlah dan kualitas terbitan ilmiah dan penelitian bagi pustakawan. Kemampuan professional yang perlu dikembangkan oleh pustakawan, merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan oleh Kepala Bidang Perpustakaan. Hal ini dikarenakan, Kepala Bidang perpustakaan adalah jabatan yang langsung membawahi perpustakaan. Dengan mengetahui sejauh mana keterampilkan yang dimiliki oleh pustakawan maka akan mempermudah untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki pustakawan tersebut. Selain itu juga program pengembangan yang dilakukan dapat tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan. Selain itu juga hendaknya PUSTAKA perlu mengetahui basis data setiap karyawan, yang meliputi pendidikan, pengalaman, serta minat bidang pekerjaan. Dari data yang diperoleh tersebut, PUSTAKA selanjutnya melakukan pengelompokkan/penggolongan terhadap semua pegawai, sehingga akan diketahui kebutuhan prioritas setiap pegawai dalam rangka meningkatkan kompetensinya. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui pelatihan yang meliputi diklat khusus, melanjutkan pendidikan, dan studi banding untuk meningkatkan wawasan. Disamping itu juga dilakukan pendataan tentang minat setiap pekerjaan. Dari