3. BAHAN DAN METODE
3.1. Bahan dan Alat Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas beberapa sampel gillnet berukuran mata jaring 2,5", 3,0" dan 33" dengan usia pakai 0, 5, 10, 15 dan 20 tahun. Nomor benang gillnet untuk ketiga jenis ukuran mata jaring tersebut adalah 210 D/9. Setiap sampel jaring terdiri atas sedikitnya 200 mata jaring. Peralatan yang digunakan meliputi breaking strength tester (merek Shimadzu Authograph Ags-D Type) dengan kapasitas load cell 500 kgJJ pengait (hook), gunting, jangka sorong,
kaca pembesar (loop), termometer ruang dan kamera.
3.2. Metode Penelitian
Penelitian ini didasarkan atas studi kasus yang terjadi pada usia pemakaian gillnet untuk menangkap ikan kembung dan tongkol yang sangat panjang oleh nelayan-nelayan Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT). Untuk mengetahui usia pakai gillnet yang sebenarnya, maka beberapa pengukuran dan pengujian pada 5 macam usia paSrar, yaitu 0, 5, 10, 15, dan 20 tahun dilakukan. Sedangkm rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL)dengan perlakuan sebagai berikut : 1). Pengukuran mata jaring (mesh size) pada 3 jenis ukuran masing-masing untuk 5
macam usia palw. Pengukuran dilakukan terhadap 100 mata untuk setiap sampel jaring.
2). Pengujian kekuatan mata jaring (mesh strength) pada 3 jenis ukuran masing-
masing untuk 5 macam usia
w.Pengujian dilakukan terhadap 20 mata unsuk
setiap sampel jaring. 3). Pengujian kekuatan simpul jaring (knot strength) pada 3 jenis ukuran masing-
masing untuk 5 macam usia pakai. Pengujian dilakukan terhadap 20 simpul untuk setiap sampel jaring. Menurut Steel and Torrie (1980), model rancangan percobaan untuk rancangan acak lengkap @UU)adalah sebagai berikut : Ylj = p + ~i
+~
i j
Keterangan : Ylj : nilai pengamatan ke- j pada perlakuan ke- i; p : pengaruh tengah umum;
z i : pengaruh perlakuan ke- i; clan E
U
: pengaruh acak bagi pengamatan ke- j yang mendapat perlakuan ke-i.
33. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan terdiri atas data primer clan sekunder. Data primer didapat langsung dari hasil pengukuran mesh size dm pengujian kekuatan mata jaring
dan simpul jaring di laboratorium. Adapun data sekunder di dapatkan dari hasil wawancara dengan nelayan. Sampel untuk penelitian diambil dari nelayan pemilik di Kecamatan Teluk Mutiara Kabupaten Alor melalui beberapa tahapan sebagai berikut :
1). Mengaakan survey pada tempat-tempat pendaratan ikan di Kecamatan Teluk Mutiara, untuk mengetahui kondisi perikanan gillnet antara lain ukuran mata jaring, umur jaring, ikan yang menjadi target penangkapan dm cara pemeliharaan gillnet.
2). Menentukan lokasi pengambilan sampel yang mewakili sektor-sektor pendaratan ikan, yaitu Tarneming di Kelurahan Kalabahi Barat mewakili sektor barat, Kadelang di Kelurahan Kalabahi Timur mewakili setor tengah dan Maim01 di Kelurahan Kabola mewakili sektor timur. 3). Menentukan kelompok usia pakai 0, 5, 10, 15 dan 20 tahun bagi jaring grllnet
yang akan dijadikan sampel. 4). Mengadakan kesepakatan dengan nelayan pemilik untuk mengambil sampel pada
jaring gillnet miliknya yang masih sedang digukanan untuk menangkap ikan 5). Pengambilan sampel jaring gillnet secara acak sesuai kelompok usia paka~dan
ukuran yang telah ditentukan. Aktifitas pengambilan sampel gillnet secara acak dari nelayan pemilik dapat dilihat pada Lampiran 2 clan 3.
3.3.1. Ukuran Mata Jaring Data ukuran mata jaring ini diperoleh melalui pengukuran langsung terhadap 100 mata jaring dari sampel gillnet yang dijadikan obyek penelitian. Alat ukur yang digunakan adalahjangka sorong (stainless steel vernier caliper). Sampel jaring yang di ukur memiliki mesh size a d 2,5", 3,O" dan 33" dengan usia pakai masing-masing 0, 5, 10, 15 dan 20 tahun. Cara pengukuranya adalah dengan menempatkan bagian pengukur panjang jangka sorong pada mata jaring yang
akan di ukur. Selanjutnya bagian pengukur tersebut di lebarkan hingga maksimum, yaitu mata jaring terentang penuh tanpa ada pemuluran. Ukuran mata jaring dapat di tentukan dengan membaca skala angka pada batang jangka sorong.
3.3.2. Kekuatan Mata Jaring
Data kekuatan mata jaring didapatkan dari pengujian terhadry, 20 mata jaring sampel gillnet yang dijadikan obyek penelitian. Pada pengujian ini diperlukan ketelitian yang tinggi &lam memilih mata jaring yang akan diuji. Pengujian kekuatan mata jaring menggunakan alat breaking strength tester AGSD series buatan S~rnuL-uCorporation Kyoto Jupan. Gambar breaking strength tester dapat dilihat pada Lampiran 4. Prosedur pengoperasian breaking strength tester
adalah sebagai berikut : 1). Mula
- mula
di lakukan
pengaturan posisi monitor untuk memudabkan
pengamatan; 2). Menghidupkan listrik pada stabilizer clan CPU, kemudian dilakukan kalibrasi alat
dan pengaturan kecepatan penarikan sebesar 2 cmldetik; 3). Pengait dipasang pada uper grip dan lower grip;
4). Kedua pengait di dekatkan dm mata jaring di kaitkan pada keduanya. Selanjutnya alat di aktiflcan sehmgga kait atas bergerak sejauh 60 cm untuk memutuskan mata jaring. Nilai kekuatan mata jaring terekam pada layar pengamatan; dan 5). Pengujian dilakukan sebanyak 20 kali ulangan. Gambar sampel gillnet yang akan
di uji dapat di lihat pada Lampiran 5.
33.3. Kekuatan Simpul Jaring
Data kekuatan simpul jaring didapatkan dari pengujian terhadap 20 buah simpul jaring dari sampel gillnet yang dijadikan obyek penelitian. Pengujian kekuatan simpul jaring berbeda dengan pengujian kekuatan mata jaring. Pada pengujian kekuatan simpul terlebih dahulu diarnati arah ikatan simpul dengan kaca pembesar (loop). Seteiah diketahui arah benang pada ikatan simpul maka jaring diposisikan dalam bentuk vertikal. Pada bagian bawah barisan simpul terpilih dilakukan pernotongan dengan aturan satu kaki terpotong pendek dan lainya panjang (Lampiran 6).
Prosedur pengoperasian breaking strength tester untuk menguji kekuatan simpul (Knot strength)adalah sebagai berikut : 1). Mula
- mula
di lakukan
pengaturan posisi monitor untuk memudahkan
pengamatan; 2). Menghrdupkan listrik pada stabilizer dan CPU, kemudian dilakukan kalibrasi alat dm pengaturan kecepatan penarikan sebesar 2 cddetik; C
3). Kedua kaki mata jaring pada bagian atas simpul dijepit pada uper grip, ssedangkan
satu kaki panjang dijepit pada lower grip. Alat di hidupkan sehingga upper gr@ bergerak keatas sampai benang kaki pada lower grip terlepas dari simpul. Nilai kekuatan simpul jafing terekan pada layar pengamatan; 4). Pengujian dilakukan sebanyak 20 kali ulangan. Proses penjepitan jaring dan
sampel jaring yang akan diuji disajikan pada Lampiran 7 dan 8.
3.4. Metode Analisis Data
Data primer yang didapat dari hail pengukuran mesh size, pengujian kekuatan mata jaring dan simpul jaring terlebih dahulu diuji kenormalannya dengan uji kenormalan Lilliefors. Bila data menyebar normal, maka selanjutnya dilakukan analisis sidik ragam dari rancangan acak lengkap (RAL). Apabila data tidak menyebar normal, maka dilakukm tmnsfomasi data berdasarkan perilaku sebaran data. Selanjutnya dilakukan analisis sidik ragarn. Seandainya diperoleh perbedaan yang nyata di antara perlakuan, maka perhitungan dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil.