Putusan Pengadilan Pajak : Nomor Jenis Pajak :
PUT.36991/PP/M.X/15/2012
Tahun Pajak
:
2007
Pokok Sengketa
:
bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah koreksi Penghasilan Neto Tahun Pajak 2007 sebesar Rp.2.837.576.765,00 (menurut Terbanding sebesar Rp.32.317.046.791,00, sedangkan menurut Pemohon Banding sebesar Rp.29.479.470.026,00), berupa koreksi Penghasilan dari Luar Usaha sebesar Rp.2.837.576.765,00, yang tidak disetujui oleh Pemohon Banding;
Menurut Terbanding
: bahwa Pemeriksa melakukan koreksi positif sebesar Rp.3.065.929.705,00 atas penghasilan dari luar usaha yang merupakan jumlah gross up dari kredit pajak (bukti potong) Pajak Penghasilan Pasal 23 atas pendapatan bunga yang dikreditkan pada SPT Badan tahun 2007;
Pajak Penghasilan Badan
bahwa gross up dari kredit pajak tersebut dikoreksi positif karena Pemeriksa tidak dapat menemukan masuk ke account pendapatan mana, sehingga pemeriksa menyimpulkan bahwa atas penghasilan yang tersebut belum dilaporkan dalam pembukuan Pemohon Banding; Menurut Pemohon Banding
: bahwa berdasarkan skema tersebut di atas, maka pendapatan utama Pemohon Banding dalam tahun 2007 berasal dari bunga pembiayaan konsumen; bahwa selain pendapatan utama (peredaran usaha) yang berasal dari bunga pembiayaan konsumen, Pemohon Banding dalam tahun pajak 2007 juga menerima penghasilan dari luar usaha yang berasal dari : - Bunga deposito, jasa giro dan pendapatan bunga lainnya (on call); - Pendapatan administrasi lainnya seperti penalty, pembulatan, administration fee dan lain-lain (seperti tercantum dalam GL, dan sudah diserahkan kepada Pemeriksa dan Terbanding); - Tidak ada penghasilan dari luar usaha yang berasal dari gross up kredit pajak Pajak Penghasilan Pasal 23 sebagaimana dimaksud oleh Terbanding;
Menurut Majelis
: bahwa menurut Terbanding sehubungan dengan pendapatan bunga yang diperoleh Pemohon Banding, Terbanding melakukan pengujian yang sama dengan Pemeriksa, yaitu menguji pendapatan bunga yang bersumber dari bukti potong Pajak Penghasilan Pasal 23, dari pengujian bukti potong Pajak Penghasilan Pasal 23 tersebut diketahui bahwa terdapat pendapatan bunga sebesar Rp.3.065,929.704,00, sehingga pada proses keberatan Pemohon Banding diminta untuk menunjukan dan membuktikan bahwa nilai tersebut sudah dicatat dan dilaporkan sebagai pendapatan bunga; bahwa pada tanggal 10 September 2009 Terbanding bersama Pemohon Banding melakukan pembahasan, Pemohon Banding diminta untuk menunjukan bukti dan menjelaskan koreksi sebesar Rp.3.065.929.704,00, dari dokumen yang telah diberikan Pemohon Banding, Terbanding melakukan penelusuran/pengujian. Pertama, pengujian bersumber dari bukti kontrak pernjanjian pembiayaan dan rekening koran. Kedua, menguji pendapatan bunga tersebut pada GL (GL Financore); bahwa dari penelusuran/pengujian yang bersumber dari bukti kontrak perjanjian dan rekening koran diketahui hal-hal sebagai berikut : bahwa menurut Terbanding atas pendapatan bunga sebesar Rp.1.810.114.905,00 yang diperoleh Pemohon Banding dari PT. SERASI AUTO RAYA, Pemohon Banding dapat menunjukan nilai pendapatan bunga pada rekening koran dan copy bukti kontrak pernjanjian pembiayaan;
bahwa menurut Terbanding atas pendapatan bunga sebesar Rp.887.773.824,00 yang diperoleh Pemohon Banding dari PT. SRIKANDI MULTI RENTAL, Pemohon Banding dapat menunjukan nilai pendapatan bunga pada rekening koran dan copy bukti kontrak pernjanjian pembiayaan; bahwa menurut Terbanding atas pendapatan bunga sebesar Rp.344.916.996,00 yang diperoleh Pemohon Banding dari PT. MULIA SASMITA BHAKTI, Pemohon Banding dapat menunjukan nilai pendapatan bunga pada rekening koran dan copy bukti kontrak pernjanjian pembiayaan; bahwa menurut Terbanding atas pendapatan bunga sebesar Rp.23.123.980,00 yang diperoleh Pemohon Banding dari PT. CITRA TRANSPORT LOGISTIK, Pemohon Banding dapat menunjukan nilai pendapatan bunga pada rekening koran dan copy bukti kontrak pernjanjian pembiayaan; bahwa dari penelusuran/pengujian pendapatan bunga ke GL (GL Financore) diketahui hal-hal sebagai berikut : bahwa menurut Terbanding atas pendapatan bunga sebesar Rp.1.810.114,905,00 yang diperoleh Pemohon Banding dari PT. SERASI AUTO RAYA, Pemohon Banding dapat membuktikan sebagian nilai pendapatan bunga sebesar Rp.205.228,975,00 (periode September 2007), sedangkan atas nilai pendapatan bunga untuk periode lainnya, Terbanding tidak dapat meyakini bahwa pendapatan bunga sebagaimana yang dimaksud Pemohon Banding merupakan pendapatan bunga sebagaimana yang dimaksud fiskus (Pemeriksa), mengingat dari selisih nilai yang berbeda; bahwa menurut Terbanding atas pendapatan bunga sebesar Rp.887.773.824,00 yang diperoleh Pemohon Banding dari PT. SRIKANDI MULTI RENTAL, Pemohon Banding membuktikan nilai pendapatan bunga yang diterimanya dari PT. SRIKANDI MULTI RENTAL adalah sebesar Rp.1.161.457,796,00; bahwa terhadap perbedaan nilai pendapatan bunga tersebut, Pemohon Banding menjelaskan bahwa terdapat nilai pendapatan bunga yang dicatat terlalu kecil dan belum dipotong, atas perbedaan nilai pendapatan bunga tersebut, Terbanding tidak dapat meyakini kebenaran penjelasan dan pembuktian Pemohon Banding dengan alasan: a. Bahwa Terbanding menilai bahwa alasan Pemohon Banding mengenai pendapatan bunga yang belum dipotong adalah tidak wajar. Nilai pendapatan bunga antara cfm. Fiskus dan Pemohon Banding seharusnya memiliki jumlah nilai yang sama. Adapun jika berbeda, maka perbedaan selisih nilainya pun haruslah tidak material. b. Bahwa Pemohon Banding tidak dapat menunjukan bukti yang dapat menjelaskan selisih atau perbedaan nilai pendapatan bunga tersebut. c. Bahwa alasan terdapat kelemahan sistem software pada Pemohon Banding dan perbedaan pencatatan antara customer (pemotong) dengan Pemohon Banding sebagaimana yang dijelaskan dalam alasan banding di atas, tidak dapat dipertimbangkan; bahwa menurut Terbanding atas pendapatan bunga sebesar Rp.344.916.996,00 yang diperoleh Pemohon Banding dari PT. MULIA SASMITA BHAKTI, Pemohon Banding membuktikan nilai pendapatan bunga yang diterimanya dari PT. MULIA SASMITA BHAKTI adalah sebesar Rp.431.257.376,00, terhadap perbedaan nilai pendapatan bunga tersebut, Pemohon Banding menjelaskan bahwa terdapat nilai pendapatan bunga yang belum dipotong, alasan Pemohon Banding mengenai pendapatan bunga yang belum dipotong adalah tidak wajar, Nilai pendapatan bunga antara menurut Pemeriksa dan menurut Pemohon Banding seharusnya
memiliki jumlah nilai yang sama, adapun jika berbeda, maka perbedaan selisih nilainya pun haruslah tidak material, selain itu Pemohon Banding juga tidak dapat menunjukan bukti yang dapat menjelaskan selisih atau perbedaan nilai pendapatan bunga tersebut; bahwa atas pendapatan bunga sebesar Rp.23.123.980,00 yang diperoleh Pemohon Banding dari PT. CITRA TRANSPORT LOGISTIK, Pemohon Banding membuktikan nilai pendapatan bunga Rp.23.122.517,00, terdapat selisih antara pendapatan bunga menurut Pemeriksa dgn General Ledger (menurut Pemohon Banding) yang nilai/jumlahnya tidak material, sehingga keberatan Pemohon Banding dapat dipertimbangkan; bahwa menurut Pemohon Banding pada saat pemeriksaan, Terbanding tidak pernah melakukan pengujian terhadap pembuktian koreksi positif penghasilan dari luar usaha yang dilakukannya; bahwa menurut Pemohon Banding, Terbanding hanya melihat terdapat perbedaan angka antara pendapatan bunga dari beberapa pemotong pajak dengan gross up dari kredit pajak Pajak Penghasilan Pasal 23 atas bunga itu sendiri, Karena angkanya tidak sama Terbanding langsung menyimpulkan bahwa penghasilan yang berasal dari kredit pajak tersebut belum dilaporkan oleh Pemohon Banding; bahwa pada saat proses keberatan, Pemohon Banding sudah menyampaikan data pendukung baik berupa GL, agreement maupun rekening koran bahwa semua pendapatan yang berasal dari bunga yang telah dipotong Pajak Penghasilan Pasal 23 telah dilaporkan seluruhnya dalam laporan keuangan Pemohon Banding; bahwa sesuai dengan catatan dalam lampiran audit report (sebagaimana telah diberikan kepada Terbanding), beberapa kebijakan akuntansi antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut : Dasar Penyusunan Laporan Keuangan bahwa Laporan Keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, Laporan Keuangan disusun berdasarkan harga perolehan, kecuali dinyatakan secara khusus, Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode tidak langsung dan arus kas dikelompokkan atas dasar kegiatan operasi, investasi dan pendanaan, Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas mencakup kas, bank dan deposito berjangka yang jatuh tempo dalam waktu 3 bulan atau kurang; Pembiayaan Konsumen bahwa piutang pembiayaan konsumen disajikan sebesar jumlah piutang setelah dikurangi dengan pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui dan penyisihan kerugian piutang. Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui merupakan selisih antara jumlah keseluruhan pembayaran angsuran yang akan diterima dari konsumen dengan jumlah pokok pembiayaan, yang akan diakui sebagai penghasilan sesuai dengan jangka waktu kontrak berdasarkan suatu tarif pengembalian (tingkat bunga) yang dihitung secara berkala atas nilai investasi bersih terhitung sejak saat pembiayaan konsumen dilakukan; bahwa pendapatan administrasi yang diperoleh dari konsumen pada saat perjanjian pembiayaan konsumen ditandatangani ditangguhkan dan diakui sebagai imbalan hasil pembiayaan konsumen selama jangka waktu pembiayaan konsumen dan disajikan sebagai bagian dari Pendapatan Pembiayaan Konsumen pada laporan laba rugi tahun berjalan; bahwa penyelesaian kontrak sebelum masa pembiayaan konsumen berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak pembiayaan konsumen dan laba atau rugi yang terjadi pada saat transaksi timbul diakui dalam laporan laba rugi tahun berjalan;
Pengakuan Pendapatan Bunga Pembiayaan dalam Pembukuan Pemohon Banding dan Pencatatan Kredit Pajak Pajak Penghasilan Pasal 23 serta Bukti Pendukung Lainnya bahwa dalam menyelenggarakan sistem pembukuannya, Pemohon Banding menggunakan software Axapta yang mencatat semua transaksi keuangan dalam pembukuan Pemohon Banding; bahwa khusus untuk pencatatan pendapatan bunga yang diterima dari setiap customer, Pemohon Banding menggunakan software Financore. Hasil pencatatan dalam Financore ini kemudian diinput ke dalam sistem Axapta; bahwa sesuai dengan kebijakan akuntansi sebagaimana tersebut di atas, maka pendapatan bunga pembiayaan dicatat pada saat tanggal jatuh tempo pembayaran bunga dengan jurnal sebagai berikut: Consumer Finance-Unearned-AR Reguler Realized Interest Due-CF Reguler
xxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxx
bahwa dalam software Axapta, pencatatan pendapatan bunga pembiayaan dilakukan secara gunggungan perhari jatuh tempo pembayaran bunga dan percabang Pemohon Banding, sehingga penelusuran terhadap pendapatan bunga percustomer tidak dapat dilakukan melalui sistem ini; bahwa penelusuran pendapatan bunga yang jatuh tempo untuk setiap customer dapat ditrasir melalui software Financore; bahwa rekapitulasi Pendapatan Bunga Pembiayaan berdasarkan Software Axapta dan Software Financore adalah sebagai berikut : Interest Income Realized Interest Due-CF Reg
Axapta Rp. 157.169.580.588,00
Financore
Selisih (Pembulatan)
Rp.157.169.561.665,00 Rp.18.924,00
bahwa atas bukti potong Pajak Penghasilan Pasal 23 yang dilakukan oleh customer Pemohon Banding juga sudah tercatat dalam GL Axapta Akun Nomor 1721100201 (Prepaid Tax-PPh 23); bahwa rekapitulasi pendapatan bunga percustomer berdasarkan bukti potong Pajak Penghasilan Pasal 23 dengan data software Financore adalah sebagai berikut :
Customer
PT Serasi Autoraya PT Srikandi Multi Rental PT Mulia Sasmita Bhakti PT Citra Transport Logistic Jumlah
Pendapatan Bunga cfm Bukpot (Rp)
1.810.114.907,00 887.773.824,00 344.916.995,00 23.122.517,00 3.065.928.244,00
Pendapatan Bunga cfm Financore (Rp)
1.748.083.501,00 1.161.457.796,00 431.257.376,00 31.194.802,00
Selisih (Rp)
(62.031.406,00) 273.683.972,00 86.340.380,00 8.072.285,00
3.371.993.475,00 306.065.230,00
bahwa perbedaan jumlah pendapatan bunga menurut bukti potong Pajak Penghasilan Pasal 23 dengan pendapatan bunga menurut GL Pemohon Banding (Software Financore), terjadi karena
adanya perbedaan saat pemotongan yang dilakukan oleh customer (ini diluar kekuasaan Pemohon Banding) dengan perbedaan pengakuan pendapatan yang dilakukan oleh Pemohon Banding; bahwa di dalam persidangan Terbanding menjelaskan bahwa Dasar Pengenaan Pajak yang ada di Bukti Potong Pajak Penghasilan Pasal 23 sebagai Kredit Pajak tidak cocok dengan penghasilan bunga yang dilaporkan Pemohon Banding; bahwa selanjutnya Majelis menanyakan kepada Pemohon Banding mengenai pendapatnya atas alasan koreksi Terbanding tersebut; bahwa atas pertanyaan Majelis, Pemohon Banding menjelaskan bahwa usaha Pemohon Banding adalah pembiayaan dimana seluruh penghasilan berupa bunga dan pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 oleh pihak nasabah diluar kewenangan Pemohon Banding; bahwa Terbanding menjelaskan jumlah Pajak Penghasilan Pasal 23 yang di gross up sebagai Penghasilan Pemohon Banding adalah sebesar Rp 459.889.523,00 dengan penghasilan bunga sebesar Rp 3.065.928.244,00; bahwa selanjutnya Majelis memberikan kesempatan kepada Pemohon Banding untuk menjelaskan pendapatnya sehubungan dengan koreksi Terbanding sebesar Rp2.837.576.765,00; bahwa atas kesempatan yang diberikan oleh Majelis, selanjutnya Pemohon Banding menjelaskan sesuai dengan uraian yang telah dibuat dalam Penjelasan Tertulis tanpa nomor tanggal 23 Agustus 2010; bahwa Pemohon Banding menjelaskan bahwa atas koreksi Terbanding berupa koreksi positif Penghasilan dari luar usaha sebesar Rp.2.837.576.765,00, Pemohon Banding tidak setuju karena: - Koreksi Penghasilan dari luar usaha pada saat pemeriksaan adalah sebesar Rp.3.065.929.705,00; - bahwa pada Surat Keputusan Keberatan dari jumlah koreksi sebesar Rp.3.065.929.705,00 tersebut dibatalkan sebesar Rp.242.102.940,00, sehingga sengketa menjadi sebesar sebesar Rp.2.823.826.765,00; - bahwa setelah surat banding disampaikan ke Pengadilan Pajak, Terbanding menerbitkan Surat Keptusan Pembetulan atas Surat Keputusan Keberatan, dimana jumlah yang dibatalkan semula sebesar Rp.242.102.940,00 menjadi Rp.228.352.940,00, sehingga jumlah sengketa bertambah menjadi Rp.2.837.576.765,00; bahwa selanjutnya Majelis memberikan kesempatan kepada Terbanding untuk menyampaikan pendapatnya; bahwa atas kesempatan yang diberikan oleh Majelis, Terbanding menjelaskan bahwa dari rekapan bukti potong yang telah dibuat oleh Pemohon Banding, Terbanding berpendapat bahwa Pemohon Banding tidak dapat menyandingkan angka pada bukti potong dengan General Ledger secara sama dan seharusnya Pemohon Banding dapat menjelaskan selisih tersebut; bahwa atas keterangan yang disampaikan oleh Terbanding, Pemohon Banding menjelaskan bahwa apabila Terbanding akan melakukan koreksi sebesar selisih dari antara bukti potong dengan angka di General Ledger, maka Pemohon Banding dapat menerima koreksi Terbanding, namun oleh karena Terbanding melakukan koreksi terhadap seluruh angka pada bukti potong, maka Pemohon Banding tidak menyetujuinya; bahwa selanjutnya Pemohon Banding menjelaskan bahwa untuk bukti potong dari PT. Serasi
Auto Raya setuju dikoreksi selisihnya sebesar Rp62.031.406,00, karena memang angka di bukti potong Rp. 1.810.114.907,00 lebih besar daripada angka di general ledger sebesar Rp.1.748.083.501,00, sedangkan untuk bukti potong atas lawan transaksi yang lain justru nilainya lebih kecil daripada angka di general ledger Pemohon Banding; bahwa Pemohon Banding menjelaskan bahwa tidak tahu bagaimana metode pencatatan atau sistem akuntansi yang dilakukan oleh lawan transaksi Pemohon Banding, namun demikian Pemohon Banding dalam hal ini mencatat seluruh transaksinya dengan sistem accrual basis; bahwa Pemohon Banding menegaskan apabila Terbanding ingin melakukan koreksi seharusnya hanya sebesar nilai selisih antara bukti potong dengan general ledger, bukan atas semua dasar pengenaan pajak yang ada di bukti potong; bahwa berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka Majelis berpendapat bahwa atas koreksi penghasilan bunga dari PT. Srikandi Multi Rental sebesar Rp 887.773.824,00 dan dari PT.Mulia Sasmita Bhakti sebesar Rp 344.916.996,00 tidak dapat dipertahankan karena telah dilaporkan Pemohon Banding lebih besar dari jumlah koreksi Terbanding. Sedangkan atas penghasilan bunga dari PT. Serasi Auto Raya sebesar Rp 62.031.406,00 yang kurang dilaporkan Pemohon Banding tetap dipertahankan dan sisanya sebesar Rp 1.542.854.539,00 tidak dapat dipertahankan; bahwa dengan demikian atas koreksi penghasilan bunga sebesar Rp 2.837.576.765,00, dimana sebesar Rp 2.775.545.359 = ( Rp 887.773.824,00 + Rp 344.916.996,00 + Rp 1.542.854.539,00) tidak dapat dipertahankan, sedangkan sisanya sebesar Rp 62.031.406,00 tetap dipertahankan;
Menimbang
: bahwa dari uraian hasil pembahasan pokok sengketa pajak di atas dan berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap bukti-bukti dan dokumen pendukung serta penjelasan dalam persidangan dari para pihak yang bersengketa, maka Majelis berkesimpulan terdapat cukup bukti dan alasan yang meyakinkan Majelis untuk mengabulkan sebagian permohonan banding Pemohon Banding;
Mengingat
: Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2000, Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000;
Memutuskan
: Mengabulkan sebagian, permohonan banding Pemohon Banding terhadap keputusan Terbanding Nomor : KEP-4511/WPJ.04/2009, tanggal 28 Oktober 2009 mengenai keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak 2007 Nomor: 00004/206/07/062/09 tanggal 24 Maret 2009, sebagaimana telah dibetulkan dengan keputusan Terbanding Nomor : KEP-1078/WPJ.04/2010, tanggal 16 Februari 2010 atas nama : PT.XX, sehingga perhitungan Pajak Penghasilan Badan Tahun 2007 menjadi sebagai berikut; Penghasilan Neto Kompensasi Kerugian Penghasilan Kena Pajak Pajak Penghasilan Terutang Kredit Pajak Pajak yang kurang/(lebih) dibayar
Rp 29.541.501.432.00 Rp 29.541.501.432,00 Rp 0.00 Rp 0,00 Rp 459.889.523,00 (Rp 459.889.523,00)