MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA
--------------------RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 55/PHPU.D-IX/2011
PERIHAL PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KOTA SALATIGA
ACARA MENDENGARKAN JAWABAN TERMOHON, KETERANGAN PIHAK TERKAIT, DAN KETERANGAN SAKSI DARI PEMOHON (II)
JAKARTA KAMIS, 26 MEI 2011
MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 55/PHPU.D-IX/2011 PERIHAL Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kota Salatiga Pemohon: -
Hj. Diah Sunarsasi Milhous Teddy Sulistyo
TERMOHON: KPU Kota Salatiga ACARA Mendengarkan Jawaban Termohon, Keterangan Pihak Terkait, dan Keterangan Saksi dari Pemohon (II) Kamis, 26 Mei 2011, Pukul 16.06 – 17.50 WIB Ruang Sidang Pleno Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat SUSUNAN PERSIDANGAN 1) 2) 3)
Moh. Mahfud MD Maria Farida Indrati Anwar Usman
Fadzlun Budi SN
(Ketua) (Anggota) (Anggota) Panitera Pengganti
1
Pihak yang Hadir: Pemohon: -
Hj. Diah Sunarsasi Milhous Teddy Sulistyo
Kuasa Hukum Pemohon: -
Arteria Dahlan Risa Mariska
Saksi dari Pemohon: -
Sri Budiarti Fatkurrohman Joko Santoso Ahmad Yunus Moch. Ali Bambang Supriyanto Vitrianto Andreas Rukun Riyanto Triyono Sudjono Tulus Supriyanto Ali Murtadlo Sigit Pranoto Sudiarto Sutari Poniman Slamet Wahyono
-
Amil Syarif Sutarno Haryanta Susila Arfaksad Lakapu Muh. Dakok Aminulah Pawiro Samin Teguh Nahdiantono Suwandi M. Muntaib Hengky Iktawan L M. Soim A. Dewi Lafiorita R Rangga Andika Wijaya Hartono Marfuati Moh. David Irfandudin
Termohon: -
Suryanto (Ketua KPU Kota Salatiga) Husodo Wiyatmo (Anggota KPU Kota Salatiga) Dra. Putnawati (Anggota KPU Kota Salatiga) Dyah Sari Marheny (Anggota KPU Kota Salatiga) M. Fajar Saka (Supervisi dari KPU Jawa Tengah)
2
Kuasa Hukum Termohon: -
Umar Ma’ruf Abhan Sujiati
Pihak Terkait: -
Yuliyanto H. Muh. Haris
Kuasa Hukum Pihak Terkait: -
Zainudin Paru Ismail Nganggon Asri Hayat Saputra Fauzan Muslim Basrizal
3
SIDANG DIBUKA PUKUL 16.12 WIB
1.
KETUA: MOH. MAHFUD MD Sidang Mahkamah Konstitusi untuk mendengar Jawaban Termohon, mendengar Keterangan Pihak Terkait, dalam sengketa Pemilukada Kota Salatiga, Perkara Nomor 55/PHPU.D-IX/2011, dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum. KETUK PALU 3X Silakan Pemohon perkenalkan diri yang hadir.
2.
KUASA HUKUM PEMOHON: ARTERIA DAHLAN Assalamaualaikum wr. wb. Salam sejahtera bagi kita semua. Hadir kami, Yang Mulia, Prinsipal dan Tim Kuasa Hukum lengkap. Tapi sebelumnya menginformasikan dan mohon maaf Yang Mulia, tadi sudah diundang MK secara patut 15.30 tapi kaminya yang terlambat, Yang Mulia. Terima kasih, Yang Mulia.
3.
KETUA: MOH. MAHFUD MD Termohon?
4.
KUASA HUKUM TERMOHON: UMAR MA’RUF Terima kasih, Yang Mulia. Hadir kami selaku Kuasa Hukum Termohon dan juga Prinsipal dari KPU Kota Salatiga. Terima kasih.
5.
KETUA: MOH. MAHFUD MD Pihak Terkait?
6.
KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: ZAINUDIN PARU Terima kasih, Majelis Yang Mulia. Assalamualaikum wr. wb.
4
Kami selaku Pemohon…, Kuasa Hukum Pihak Terkait dan Prinsipal, walikota terpilih dan wakil walikota terpilih hadir pada kesempatan ini. 7.
KETUA: MOH. MAHFUD MD Oke, hari ini kita sekaligus akan mendengarkan kesaksian…, baik sebelum mendengar tanggapan Termohon dan Pihak Terkait, silakan untuk mengambil sumpah dulu saksi-saksi yang diajukan. Ada…, mana saksinya? Ada berapa? 33 saksi, banyak benar. Baik, silakan maju Ibu Ir. Sri Budiarti, Fatkurrohman, Joko Santoso, Ahmad Yunus, Mochamad Ali, Bambang Supriyanto, Vitrianto, Andreas Rukun Riyanto, Triyono, Sudjono, Tulus Supriyanto, S.E., Ali Murtadlo, Sigit Pranoto, Sudiarto, Sutari, Poniman, Slamet Wahyono, Amil Syarif, Sutarno, Haryanta Susila, Arfa…, Arfaksad Lakapu, Muhammad Datuk Aminullah, Pawiro Samin, Teguh, Nahdiantono, Suwandi, Muntaib, Hengky Iktawan, M. Soim, Dewi Lafiorita R, Rangga Andika Wijaya Hartono, Marfuati, Mohammad David Irfandudin. Yang tidak beragama Islam? Ada yang tidak Islam? Oke, tolong diatur agak…, biar dipisah agak ke sini. Yang tidak beragama Islam ke sebelah kiri. Agamanya sama, Kristen, Katolik? Yang Kristen mana? Yang…, oke. Oh, Kristen semua. Yang Katolik? Ya, Kristen semua. Baik, yang Islam akan diambil sumpah oleh Pak Anwar.
8.
KUASA HUKUM PEMOHON: ARTERIA DAHLAN Izin, Yang Mulia.
9.
KETUA: MOH. MAHFUD MD Ya?
10.
KUASA HUKUM PEMOHON: ARTERIA DAHLAN Menginformasikan saja ada dua KPPS di sini, Yang Mulia. Jadi tidak disumpah, Yang Mulia.
11.
KETUA: MOH. MAHFUD MD KPPS?
12.
KUASA HUKUM PEMOHON: ARTERIA DAHLAN Ya.
5
13.
KETUA: MOH. MAHFUD MD Ya kalau KPPS nanti menjadi saksinya sana ya, bukan…, bukan memberi keterangan (…)
14.
KUASA HUKUM PEMOHON: ARTERIA DAHLAN Ya, jadi kita tidak jadi saksi, didengar keterangannya, Yang Mulia.
15.
KETUA: MOH. MAHFUD MD Kenapa?
16.
KUASA HUKUM PEMOHON: ARTERIA DAHLAN Didengar keterangannya.
17.
KETUA: MOH. MAHFUD MD Ya, nanti atas izin KPU tentu saja. Tidak boleh jadi saksi sendiri untuk ini, karena itu merupakan satu bagian dari unit itu. Baik, yang KPPS supaya duduk saja. Nanti kalau diberi izin oleh KPU-nya, boleh.
18.
KUASA HUKUM PEMOHON: ARTERIA DAHLAN Izin, Yang Mulia. KPPS-nya malah yang menerima uang dan disuruh memenangkan. Jadi kalau…, tentunya KPU tidak mau memberikan izin kalau ditanya seperti itu, Yang Mulia.
19.
KETUA: MOH. MAHFUD MD Oh ya, nanti akan dipertimbangkan. Suruh duduk saja dulu. Baik, yang Islam, Pak Anwar.
20.
HAKIM ANGGOTA: ANWAR USMAN Ya. Mohon ikuti saya ya. “Bismilahirrahmanirrahim, demi Allah, saya bersumpah, sebagai Saksi, akan memberikan, keterangan yang sebenarnya, tidak lain, dari yang sebenarnya.”
6
21.
SAKSI-SAKSI DARI PEMOHON YANG BERAGAMA ISLAM “Bismilahirrahmanirrahim, demi Allah, saya bersumpah, sebagai Saksi, akan memberikan, keterangan yang sebenarnya, tidak lain, dari yang sebenarnya.”
22.
ANGGOTA: ANWAR USMAN Ya, terima kasih.
23.
KETUA: MOH. MAHFUD MD Silakan duduk. Kemudian yang beragama Kristen agak geser ke tengah. Akan diambil sumpah oleh Ibu Maria Farida Indrati.
24.
HAKIM ANGGOTA: MARIA FARIDA INDRATI Ya, yang Kristen Protestan dan Katolik bersama-sama ikuti lafal janji yang saya ucapkan. “Saya berjanji sebagai Saksi, akan memberikan keterangan yang sebenarnya, tidak lain dari yang sebenarnya, semoga Tuhan menolong saya.”
25.
SAKSI-SAKSI DARI PEMOHON YANG BERAGAMA KRISTEN “Saya berjanji sebagai Saksi, akan memberikan keterangan yang sebenarnya, tidak lain dari yang sebenarnya, semoga Tuhan menolong saya.”
26.
HAKIM ANGGOTA: MARIA FARIDA INDRATI Terima kasih.
27.
KETUA: MOH. MAHFUD MD Silakan duduk. Baik, saya persilakan kepada Termohon untuk menyampaikan jawaban atau sanggahan-sanggahan, langsung pada pokok permohonan. Ndak usah eksepsi, nanti biar kami langsung pertimbangkan kalau ada eksepsi.
28.
KUASA HUKUM TERMOHON: UMAR MA’RUF Terima kasih, Yang Mulia. Tanggapan kami dari Termohon. 7
1. Berkaitan dengan Pemohon merasa tidak diberi dokumen terkait hasil penghitungan suara. Perlu Termohon jelaskan bahwa nampaknya Pemohon tidak dapat membedakan antara Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara dengan Penetapan Calon Terpilih. Bahwa kewajiban Termohon adalah memberikan Berita Acara dan Sertifikat Hasil Penghitungan Suara model DB, DB-1, dan lampiran DB-1, kepada saksi. Kewajiban tersebut telah dilaksanakan dengan bukti tanda terima DB-6 yang ditandatangani Saksi Pemohon di tingkat kota bernama Tulus Supriyanto. Sedangkan penetapan calon terpilih memang hanya ditujukan kepada pimpinan dewan setelah dipastikan proses penyelesaian di Mahkamah Konstitusi selesai, sebagaimana ketentuan Pasal 28 Peraturan KPU Nomor 16 Tahun 2010. 2. Pemohon mendalilkan terdapat kesalahan penghitungan suara yang sangat signifikan dilakukan secara sengaja oleh dan/atau karena kekhilafan Termohon. Bahwa tidak benar telah terjadi kesalahan penghitungan suara, dan hal ini dapat dibuktikan dengan melihat kepada lampiran C1-KWK.KPU, lampiran DA1-KWK.KPU dan lampiran DB1-KWK.KPU yang berisi hasil perolehan suara. Bahwa penghitungan dan rekapitulasi hasil penghitungan didasarkan pada proses yang berjenjang dari perhitungan suara di TPS, dilanjutkan dengan rekapitulasi hasil penghitungan suara di tingkat kecamatan dan diakhiri rekapitulasi di tingkat kota, dimana dalam proses di setiap jenjang tersebut dihadiri oleh saksi-saksi pasangan calon, jajaran pengawas Pemilu, dan undangan lainnya. Bahwa dalam pengisian catatan pelaksanaan pemungutan suara dari penghitungan suara model C-1 terdapat beberapa TPS yang tidak tepat pada saat mengisi kolom-kolom catatan dalam formulir catatan pelaksanaan. Bahwa berdasarkan ketentuan dalam Peraturan KPU Nomor 16 Tahun 2010 atas kekeliruan tersebut dilakukan perbaikan seperlunya dalam proses rekapitulasi pada jenjang di atasnya. Sehingga dengan demikian tidak benar terjadi selisih penghitungan suara, tetapi kekeliruan dalam pengisian catatan pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara dan telah diperbaiki dalam proses rekapitulasi di kecamatan dan Kota Salatiga dalam rapat pleno yang dihadiri oleh saksi-saksi pasangan calon dan ditandatangani oleh saksi yang hadir, termasuk saksi dari Pemohon. Bahwa dengan demikian, tidak terbukti dalil Pemohon yang menyatakan terdapat kesalahan penghitungan suara yang secara signifikan berpengaruh terhadap perolehan suara dan faktanya tidak ada selisih penghitungan suara. Perlu Termohon sampaikan pula bahwa pada saat Pemilukada Kota Salatiga tidak ada pemantau yang mendaftarkan diri secara resmi dan mendapat akreditasi dari Termohon, termasuk yang kemarin Pemohon sampaikan KPU Watch.
8
3. Pemohon menyebutkan sangat keberatan dengan rekapitulasi hasil dan telah disampaikan pada saat rekapitulasi di tingkat kota. Bahwa dapat Termohon jelaskan pada saat rekapitulasi di tingkat kota Termohon telah menanyakan kepada Panwaslu dan saksi-saksi pasangan calon apakah ada keberatan terhadap hasil rekapitulasi. Ternyata tidak ada dan saksi-saksi dipersilakan menandatangani C-2 Plano terlebih dahulu. Sebelum menandatangani, Saksi Pemohon meminta waktu untuk menyampaikan masukan-masukan, bukan keberatan, dan hal tersebut ditegaskan oleh Saksi Pemohon secara terbuka. Termohon memiliki bukti rekaman video pelaksanaan rekapitulasi dan akan diajukan sebagai bukti. Bahwa perlu dipahami oleh Pemohon, keberatan terhadap hasil rekapitulasi hanya dapat disampaikan pada saat rapat pleno terbuka dan tidak melalui surat yang disusulkan kemudian. Bahwa dalam rapat pleno tersebut nyata-nyata Saksi Pemohon menyatakan tidak keberatan dan hanya memberikan masukan yang tidak terkait dengan rekapitulasi hasil penghitungan suara. Dan setelah dijelaskan oleh Termohon dapat menerima dan menandatangani Berita Acara Rekapitulasi di Tingkat Kota Salatiga. 4. Pemohon mendalilkan bahwa Termohon tidak mengumumkan penetapan pasangan calon. Dalil tersebut mengada-ada, karena setelah ditetapkan oleh KPU segera diumumkan siapa saja pasangan calon peserta Pemilukada dan diikuti dengan sosialisasi secara luas. 5. Pemohon menyatakan ada pemilih yang telah meninggal dunia mencoblos. Jelas hal ini dalil yang tidak masuk akal dan kami persilakan Pemohon untuk membuktikan ada seorang yang meninggal dunia bisa mencoblos. 6. Pemohon menyoal adanya DPT ganda. Bahwa perlu Termohon tegaskan sebelumnya, Pemohon tidak pernah menyoal permasalahan DPT ataupun menyampaikan informasi data pemilih ganda dan sebagainya dan baru menyoal setelah selesai pemungutan suara. Padahal jauh hari sebelumnya dalam rangka sosialisasi pemutakhiran data Pemilih, Termohon telah menyampaikan surat pemberitahuan dan softcopy DPS kepada tim kampanye dan Parpol pengusung untuk dicermati dan memberikan informasi perbaikan. Bahwa dalam pemutakhiran data pemilih, Termohon telah melaksanakan proses yang berjenjang dengan melibatkan RT/RW, dan penggunaan alat bantu berupa DPT Tool untuk mengidentifikasi data yang diduga bermasalah. Kemudian, Pemohon menyatakan terjadi manipulasi penggelembungan suara, banyak DPT yang kosong tetapi surat suara tetap dibagi. Bahwa perlu Termohon tegaskan yang dimaksud DPT kosong oleh Pemohon adalah hasil pemutakhiran data yang dilakukan Termohon atas beberapa nama yang terindikasi ganda atau tidak 9
memenuhi syarat. Tindakan pengosongan nama dari DPT adalah agar nama yang bersangkutan tidak dicetak dalam kartu pemilih, sehingga tidak akan terjadi pemilih yang telah dikosongkan namanya tersebut dan dapat kartu pemilih dan otomatis tidak dapat menggunakan hak pilih. Bahwa surat suara yang didistribusikan tetap disesuaikan dengan keputusan KPU mengenai rekapitulasi DPT. TPS di posko tim sukses. Bahwa penyiapan lokasi TPS dilakukan jauh hari sebelum pelaksanaan pemungutan suara, sehingga menjadi aneh jika benar terjadi, mengapa tidak ada satu pihak pun termasuk Pemohon yang menyampaikan kepada Termohon dan/atau jajaran Panwaslu sebelum pelaksanaan pemungutan suara. Bahwa sampai dengan saat ini Termohon tidak pernah mendapatkan laporan ataupun rekomendasi dari Panwaslu. Pemohon mendalilkan adanya pemilih yang mencoblos lebih dari satu kali dan mendapat uang Rp500.000,00. Bahwa tindakan mencoblos lebih dari satu kali dapat dipidanakan. Namun demikian, sayangnya, sampai saat ini pun Termohon tidak mendapatkan laporan dan/atau rekomendasi dari jajaran Panwaslu Kota Salatiga. Pelaksanaan pemungutan suara telah berjalan secara aman dan damai dan alhamdulillah kondisi juga terjadi sampai sekarang ini. Kemudian yang terakhir, last but not least, perlu saya sampaikan bahwa berkaitan dengan objectum litis telah terjadi kesalahan yang dilakukan oleh Pemohon. Tidak benar surat dengan…, atau dokumen dengan Nomor 396 KPU Kota Salatiga disebut oleh Pemohon sebagai surat keputusan KPU tentang penetapan hasil penghitungan suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kota Salatiga tahun 2011 di tingkat kota. Pemohon…, Termohon tidak pernah menerbitkan surat keputusan seperti itu. Yang benar adalah surat dengan nomor tersebut adalah surat berkaitan dengan pengumuman tentang perolehan suara sah Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Salatiga pada rekapitulasi hasil penghitungan suara tingkat Kota Salatiga. Sehingga berkaitan dengan objectum litis ini menurut Pemohon adalah kesalahan yang fatal. Kemudian petitum yang kami ajukan adalah, dalam eksepsi, menerima dan mengabulkan jawaban dalam eksepsi Termohon untuk seluruhnya. Kedua, menyatakan permohonan Pemohon tidak dapat diterima. Dalam pokok perkara, menerima dan mengabulkan jawaban Termohon untuk seluruhnya, dan menyatakan menolak semua permohonan Pemohon atau menyatakan permohonan Pemohon tidak dapat diterima. Terima kasih.
10
29.
KETUA: MOH. MAHFUD MD Silakan Terkait.
30.
KUASA HUKUM PEMOHON: ARTERIA DAHLAN Izin, Yang Mulia.
31.
KETUA: MOH. MAHFUD MD Silakan.
32.
KUASA HUKUM PEMOHON: ARTERIA DAHLAN Sedikit. Sebagaimana di persidangan kemarin, kita juga sudah menyatakan ke Yang Mulia, kita tidak punya informasi apa yang menjadikan dasar bagi objectum litis kita, yaitu dokumen (…)
33.
KETUA: MOH. MAHFUD MD Ya, nanti saja, nanti saja!
34.
KUASA HUKUM PEMOHON: ARTERIA DAHLAN Jadi, kalau dikatakan konsekuensinya tidak dapat diterima ini luar biasa. Kita sudah bersurat berkali-kali tapi tidak diberikan.
35.
KETUA: MOH. MAHFUD MD Ya, nanti kita lihat surat-suratnya. Baik, sekarang Termoho…, Terkait.
36.
KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: ZAINUDIN PARU Terima kasih, Majelis Yang Mulia. Sebelum kami menyampaikan jawaban, sebelumnya perkenankan kami melalui Majelis Yang Mulia, pada kesempatan ini kami mengajukan surat permohonan untuk menghadirkan Panwas Kota Salatiga dan juga permohonan untuk menghadirkan Kapolres Kota Salatiga, kami sudah sampaikan. Selanjutnya jawaban dan/atau tanggapan Pihak Terkait atas permohonan Pemohon, Pasangan Calon Nomor Urut 2 Pemilukada Kota Salatiga. Bahwa berkaitan dengan permohonan keberatan dalam perkara yang diajukan oleh Pemohon, sebelum masuk pada pokok perkara, kami hendak menyampaikan beberapa hal terkait dengan permohonan 11
Pemohon, diantaranya yang pertama, patut kami menyayangkan dan menyesalkan atas pokok-pokok permohonan yang disampaikan oleh Pemohon kemarin, dimana telah terjadi pemutarbalikan fakta atau lebih tegasnya lagi sebagai sebuah kebohongan yang disampaikan di hadapan Majelis terkait dengan proses pelaksanaan Pemilukada di Kota Salatiga. Yaitu kita melihat dimana Pemohon menyampaikan pernyataan fitnah secara langsung terhadap Kapolres dan jajaran Kepolisian Kota Salatiga dengan adanya tuduhan kerjasama dengan Pihak Terkait dalam upaya untuk mendapatkan kemenangan. Bahwa sesungguhnya hal demikian adalah jauh dari apa yang kami lakukan. Yang kedua, kami melihat bahwa dalil-dalil Pemohon adalah bentuk dari ketidakkonsistenan, keragu-raguan, bahkan mungkin kegamangan dari Pemohon untuk mendapatkan argumentasi yuridis yang tepat dan jelas, sehingga kita bisa melihat…, kami melihat ada petitum alternatif, 3 petitum yang diajukan seolah-olah untuk merayu Majelis agar membuat seolah-olah itu benar. Petitum pertama adalah mendiskualifikasi Pihak Terkait. Kemudian petitum kedua, meminta pemungutan suara ulang seluruh Kota Salatiga dengan tidak mengikutsertakan Pihak Terkait. Dan petitum ketiga, mungkin dengan melihat yang paling mudah yaitu dengan meminta agar dilakukan pemungutan suara ulang hanya di 2 kecamatan yaitu di Sidorejo dan Argomulyo. Kami melihat bahwa dengan fakta ini, ini menunjukkan bahwa apa yang didalilkan oleh Pemohon dengan tebalnya berkas itu menunjukkan ketidakkonsistenan bahkan ketidakyakinan dengan apa yang diajukan, dan patut diduga semua permohonan itu merupakan mengada-ada dan sebagai karangan belaka. Selanjutnya, kami juga menyampaikan terkait dengan pokok perkara. Dalam permohonannya, Pemohon menguraikan adanya intimidasi dari Terkait melalui aparat Kepolisian Resort Kota Salatiga terhadap sejumlah pendukung atau simpatisan Pemohon. Dalil ini jelas merupakan dalil yang tidak betul dan sekali lagi kami sampaikan sebagai sebuah pemutarbalikan fakta. Adapun yang sebenarnya terjadi adalah adanya begitu banyak Satgas partai pendukung Pemohon yaitu Satgas dari PDI-P yang datang dari berbagai kota, bukan saja dari Kota Salatiga, tapi dari Solo, dari Semarang, dari Boyolali, bahkan dari Pekalongan, yang datang memenuhi hampir di setiap sudut-sudut Kota Salatiga dan di semua ganggang. Bukan saja para Tim Sukses dari Pihak Terkait, tapi semut sekalipun takut dengan kehadiran para Satgas itu. Jadi, bagaimana mungkin untuk kemudian Pihak Terkait melakukan kecurangan-kecurangan yang sangat membahayakan atau merugikan Pemohon. Yang kedua, terkait dengan apa yang didalilkan oleh Pemohon, dimana Termohon dan juga Pihak Terkait melakukan pelanggaran secara sistematis, terstruktur, dan massif, itu juga adalah sesuatu yang jauh dari 12
fakta. Yang terjadi adalah dalam kaitan dengan isu SARA yang diajukan oleh Pemohon kemarin, kami pada kesempatan ini melalui Majelis Hakim Yang Mulia perlu sampaikan bahwa yang terjadi adalah sebaliknya. Justru Pihak Terkait mendapat fitnahan yang begitu keji. Kami, Pihak Terkait, ada selebaran yang dibuat sebagai black campaign, yaitu berupa foto pasangan calon walikota dan wakil walikota selaku Pihak Terkait, dimana wakil walikota kebetulan istrinya berjilbab tapi jilbabnya itu tidak menggunakan cadar. Tapi ada pamflet yang disebarkan, kemudian dalam foto itu, istri wakil walikota terpilih ini menggunakan cadar. Ini adalah sebuah black campaign yang dapat kami buktikan, dimana stiker itu ternyata didapati oleh warga dibagi oleh orang-orang yang diduga adalah simpatisan atau bahkan mungkin Tim Sukses Pemohon yaitu menggunakan mobil minibus bertuliskan Mega Bakti dengan gambar Ibu Megawati dan logo Partai PDI Perjuangan, dan membagi selebaranselebaran yang berisikan foto pasangan walikota dan wakil walikota terpilih, dan itu disebarkan di hampir semua pojok kota. Insya Allah akan kami buktikan dengan saksi-saksi yang meyakinkan. Dan foto itu jelas bukan merupakan produk kami. Stiker itu jelas bukan merupakan produk Pihak Terkait, tapi adalah produk orang-orang yang ingin mendapatkan kemenangan dengan cara menyebar fitnah dan kegaduhan di Pemilukada Kota Salatiga. Dan yang terakhir, terkait dengan keikutsertaannya PNS, demikian juga adanya dugaan bahwa Termohon dalam hal ini KPU, juga Panwaslu yang berpihak pada Pihak Terkait adalah sangat jauh dari keyakinan kebenaran, karena sesungguhnya Pemohon adalah incumbent, wakil walikota, sebelum kemudian maju menjadi Pasangan Calon Nomor Urut 2. Dan yang paling mungkin dan sangat bisa diyakinkan yang bisa memanfaatkan kekuasaan dari tingkat bupati, walikota, sampai dengan RT, adalah Pemohon, bukan Pihak Terkait. Oleh karena itu, melaui kesempatan ini kepada Majelis Yang Mulia, kami sampaikan petitum. 1. Menolak permohonan Pemohon untuk seluruhnya. 2. Menyatakan sah dan mengikat apa yang telah disampaikan, apakah itu berupa sebuah keputusan ataukah pengumuman oleh KPU kota Salatiga adalah sebuah kebenaran dan hasil akhir dari Pemilihan Umum Kota Salatiga yang Jurdil dan benar. 3. Memerintahkan kepada Komisi Pemilihan Umum Kota Salatiga untuk melaksanakan putusan ini. Terima kasih, Wassalamualaikum wr. wb.
13
37.
KETUA: MOH. MAHFUD MD Baik, sekarang mendengarkan keterangan-keterangan saksi dulu, kemudian apa namanya…, untuk klarifikasi masing-masing nanti sesudah saksi. Kami undang yang pertama, Ibu…, ya sudah di situ saja ndak usah maju (…)
38.
SAKSI DARI PEMOHON: SRI BUDIARTI Ya.
39.
KETUA: MOH. MAHFUD MD Biar cepat.
40.
SAKSI DARI PEMOHON: SRI BUDIARTI Assalamualaikum wr. wb.
41.
KETUA: MOH. MAHFUD MD Waalaikumsalam wr. wb.
42.
SAKSI DARI PEMOHON: SRI BUDIARTI Majelis Hakim Yang Mulia, saya adalah pendamping salah satu bakal calon yaitu Ir. Hj. Diah Sunarsasi. Waktu itu tanggal 20 Februari, kebetulan hari Minggu, waktu itu diadakan psikotes dan sesi wawancara, yaitu ada dua sesi. Jam pertama dari jam 08.00 sampai jam 12.00 adalah tes psikologi, kemudian break, siangnya baru wawancara. Saya menge…, mengedampingi Ibu Diah masuk sebuah ruangan dan saya menunggu cukup lama di luar ruangan. Selang beberapa saat ketika jam waktu sudah mau selesai, beberapa bakalan calon sudah ada satu dua yang keluar bahkan hampir separuh keluar. Ketika banyak yang keluar, para pendamping banyak yang masuk termasuk saya. Di situ saya menemukan…, saya melihat sebuah kejadian yang menurut saya janggal, karena salah satu bakal calon, tepatnya Bapak Bambang Sutopo, waktu itu sedang didampingi seseorang untuk mengerjakan tes psikotes tersebut. Kemudian, saya sempat mengambil gambarnya. Saya sempat menanyakan, kenapa itu bisa terjadi? Ternyata saya dipersilakan untuk keluar ruangan. Di situ…, tanggal 18 Februari tepatnya hari Jumat, bakal calon dan pendamping didatangkan untuk mengadakan…, untuk mendengar pengarahan. Di situ jelas-jelas disebutkan persyaratannya ada dua, sehat jasmani dan rohani. Kemudian saat status kesehatannya…, 14
harus mandiri dalam beraktivitas. Ternyata saya melihat, bapak yang saya sebutkan tadi tidak mandiri karena dibantu oleh tim kesehatan. Majelis Hakim Yang Mulia, berikut ini yang bisa saya sampaikan, yang saya lihat pada tanggal 20 Februari, hari Minggu, tepatnya di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga, di aula. Terima kasih Bapak, wassalamualaikum wr. wb. 43.
KETUA: MOH. MAHFUD MD Ya, baik. Sementara kami percaya dulu, jadi ndak usah ditanya. Nanti dibantah saja pada pembuktian berikutnya kalau memang Anda punya bukti lain. Artinya kalau ini benar terjadi dan tidak bisa dibuktikan sebaliknya, persyaratan tentang kesehatan dari calon yang dinyatakan menang ini tidak terpenuhi berarti. Nama…, Fatkurrohman.
44.
SAKSI DARI PEMOHON: FATKURROHMAN Assalamualaikum wr. wb. Hakim Yang Mulia, di sini saya bercerita pada hari Sabtu tanggal 7 Mei, kurang lebih pukul 20.00 WIB, saya didatangi seorang teman yang bernama Totok, dengan alamat Randuacir, dia mengatakan seperti itu. Nah, disitu saya ditawari atau diiming-imingi uang untuk menjalankan suatu pekerjaan yaitu mencoblos di beberapa TPS. Lha karena saya itu butuh uang untuk keluarga saya, terus ya saya mau. Lha, pada waktu itu saya bar diberi janji kalau bisa mengerjakan mencoblos di beberapa TPS, akan diberi uang sejumlah Rp1.500.000,00. Terus saya bilang, “Ya, besok tak jalanke,” kan gitu. Lha pada saya waktu bilang seperti itu, terus langsung saya dikasih uang Rp500.000,00. Terus dia bilang, “Yang kekurangannya, besok kalau kamu sudah bekerja tak kasihke yang Rp1.000.000,00 itu.” “Oh ya, siap.” saya hanya seperti itu. Terus pada pagi harinya, saya mencoblos di TPS saya sendiri di TPS 20, nyoblos Nomor 3, kan saya diwajibkan nyoblos Nomor 3. Terus saya dihampiri atau dijemput teman saya itu yang bernama Totok, pakai motor Vega-R, yang intinya saya mulai bekerja. Terus saya siap bekerja. Lha, waktu itu teman saya Totok, tak tanya dulu, “Lha, kerjaan saya ini nanti gimana?” Kan saya bilang itu, “Lha ini kan ada tinta bekas coblosan, jadi kan ndak bisa ngilangi,” saya bilang gitu. “Oh itu ada, nanti tak kei cairan sama tisu.” Nanti kalau sudah dicelup ke cairan itu terus saya usapi dengan tisu, ternyata itu kok bisa hilang, gitu. Nah, terus saya jalankan, saya meluncur ke TPS 19. Terus di situ sebelum meluncur ke TPS 19, saya diboncengkan dulu, sebelum sampai di TPS 19, jarak kurang lebih 20 meter saya berhenti di situ diberi surat suara. Satu, suruh nyoblos Nomor 3, ya saya siap. Nah, saya terus ke situ…, ke bilik 15
TPS saya nyoblos Nomor 3. Terus saya menghampiri lagi dari TPS kedua itu saya hampiri, terus saya mencelupkan lagi itu driji saya ke cairan tersebut, sama tak usapi sama tisu. Terus saya diboncengkan lagi, “Wis, pokoknya kami itu manut saya,” katanya gitu. “Oh, ya siap karena saya memerlukan pekerjaan saya,” saya kan bilang gitu. Nah terus menuju ke TPS 19, di situ ndak disebutkan namanya, “Pokoknya kamu pakai surat suara ini setelah sampai di TPS 19.” Nah, itu terus nyelup lagi saya…, nyoblos Nomor 3 lagi. Sampai keluar dari TPS saya celup lagi tangan saya itu…, eh, driji saya, terus saya usapi tisu dan itu terus berjalan, terus TPS berapa itu saya sampai gemetar itu saya, karena itu ya mungkin, “Wah, ini saya merupakan perbuatan yang tidak benar,” dalam hati saya berkata begitu. Tapi karena kayak saya itu senang uang, nah itu uang itu merupakan penghidupan keluarga saya, ya saya tetap ndredeg-ndredeg tak jalani. “Masalahnya kan pekerjaan kan,” bilang gitu. Terus sampai TPS berikutnya, yang jelas target saya itu 10 TPS, saya cuma sampai 8 TPS saya sudah ndak kuat saya. Pertama itu ndak kuat, yang kedua waktunya sudah habis pas saya menuju ke TPS 9 sudah lengang ndak ada orang. Nah, terus saya istirahat sebentar, “Wah, tak ngilangi gemetarnya saya dulu Tok,” saya bilang begitu. “Oh, ya istirahat Tok di sini.” Terus saya hilang gemetar saya terus saya diantar pulang, diantar pulang sampai rumah, tak pikir-pikir, “Ah, kok sudah coblosan, sudah penghitungan kok ndak diantar-antar uangnya, padahal saya sudah melakukan pekerjaan,” cuma saya batin seperti itu. Minggu kok belum juga dikirimi, Senin belum juga, Selasa itu terus tak…, tak cari sampai ketemu, akhirnya ndak ketemu si Totok itu. Lha, pada akhirnya saya mumet-mumet nyari seorang yang nipu saya, saya dengar kabar bahwa di hati kok mau melapor ke MK. Wah saya berpikir, “Wah, ini tak nemoni temen saya yang ada di hati, “ saya kan gitu. Terus saya akhirnya nemoni teman saya di hati, “ Wah, ya cocok kalau kamu nanti tak jadikan saksi mau ndak?” “Oh, siap.” Saya kan bilang begitu, karena saking rasa kecewa saya, rasa jengkel saya terhadap teman saya itu yang ngapusi saya bekerja kok kon milih nomor telu, padahal aku jane yo ora patek condong, ning karena kepekso mergo duit itu kan saya yo jadi milih Nomor Telu, sampai 8 kali saya. Sekian, Yang Mulia. 45.
KETUA: MOH. MAHFUD MD Baik, Totok itu siapa Pak?
16
46.
SAKSI DARI PEMOHON: FATKURROHMAN Seseorang teman saya yang kenalannya itu sudah lama.
47.
KETUA: MOH. MAHFUD MD Totok itu apakah tim suksesnya Terkait?
48.
SAKSI DARI PEMOHON: FATKURROHMAN Ya, karena dia bilang, “Saya tim…, tim suksesnya Yaris.” “Oh, ya,” saya bilang gitu.
49.
KETUA: MOH. MAHFUD MD Kalau…, apa buktinya bahwa dia tim suksesnya? Jangan-jangan temannya Ibu ini?
50.
SAKSI DARI PEMOHON: FATKURROHMAN
Ndak, dia mengatakan seperti itu kan sebelumnya. 51.
KETUA: MOH. MAHFUD MD
He em. 52.
SAKSI DARI PEMOHON: FATKURROHMAN
Wong saya tuh masyarakat biasa masalahnya. 53.
KETUA: MOH. MAHFUD MD Ya, baik.
54.
SAKSI DARI PEMOHON: FATKURROHMAN
Ndak sana, ndak sini. 55.
KETUA: MOH. MAHFUD MD Baik, nanti buktikan ya, apakah tim sukses Anda apa tidak. Dan buktikan bahwa betul dari tim sukses itu, karena di dalam perkara-perkara sebelumnya itu banyak yang lawan itu membikin seperti operasi intelijen,
17
menyuruh temannya mengaku lawannya suruh kasih uang banyak, bagi, gitu. Nanti dibuktikan. Di sini sudah banyak pengalaman kasus begitu. Silakan yang berikutnya, Joko Santoso. 56.
SAKSI DARI PEMOHON: JOKO SANTOSO Assalamualaikum wr. wb. Di sini, Yang Mulia, saya sebagai Komandan Satgas PDI Perjuangan Kota Salatiga yang ditugaskan oleh DPC PDI Perjuangan Kota Salatiga untuk ikut mengamankan Pemilukada Kota Salatiga, yaitu pada tanggal 8 Mei tahun 2011 dan juga ikut membantu Panwas dan KPU untuk menegakkan Demokrasi Pemilukada Kota Salatiga dan ikut menjaga kerukunan dan kedamaian Pemilukada Kota Salatiga Tahun 2011, dan apabila ada kecurangan, baik dari seso..., dari masyarakat ataupun dari keempat pasangan calon walikota, Satgas berhak melaporkan kepada Panwas, Polisi, dan DPC PDI Perjuangan Kota Salatiga. Bahwa pada tanggal 7 Mei tahun 2011, tepat jam 17.00 WIB, saya sebagai Komandan Satgas yang di lapangan, saya berkeliling di daerah Gedongan yaitu tepatnya di Kecamatan Tingkir, di situ saya mencurigai seseorang yang bernama Sunarto alias Mamik. Dia keluar masuk dari rumah ke rumah dengan membawa sebuah bungkusan. Ternyata setelah saya kuntit-kuntit, saya lihat dari jauh-jauh, ternyata dia membawa sebuah…, membawa amplop, kemudian saya tangkap, dan saya serahkan kepada kepolisian dan kepada Panwas. Setelah diinterogasi, dengan barang bukti 3 amplop yang berupa yang isinya Rp50.000,00. Dia setelah diinterogasi, ternyata dia mengakui bahwa dia telah mengedarkan 65 amplop kepada warga Gedongan RW 3, Kecamatan Tingkir. Kemudian yang kedua, terkait dengan stiker yang beredar saat sebelum menjelang Pilkada Kota Salatiga. Bahwa tepat jam 23.00 WIB di Kecamatan Tingkir, tepatnya di daerah Kaliyoso, saya waktu itu berkeliling karena saya adalah komandan yang ditugaskan khusus untuk sebagai komandan lapangan. Di situ saya melihat seseorang sedang membawa sebuah tas kresek, dan di situ ternyata berisi stiker. Setelah saya amati dari jauh, kemudian dia tahu saya, kemudian lari dengan meninggalkan bungkusan itu, kemudian bungkusan itu saya ambil, ternyata bungkusan itu berupa beberapa ratus stiker, yang kemudian stiker itu saya serahkan kepada PDI…, kepada DPC PDI Perjuangan, kemudian untuk memohon ditindaklanjuti. Untuk yang selanjutnya, pada malam di kecamatan…, di Kelurahan Kutowinangun, kami membubarkan massa yang berkerumunan di sebuah rumah yang bernama Agus Salim. Pada waktu itu di sana terdapat kerumunan, ternyata di sana telah dibagi-bagikan uang. Kemudian ketahuan saya, langsung tersangka melarikan diri. Kemudian saya tanya seorang warga, “Kamu dikasih apa, Mbak?” 18
“Saya dikasih uang.” “Berapa?” “Rp100.000,00 Mas.” “Itu siapa?” “Itu adalah Tim Sukses dari Yaris.” Kemudian bahwa selanjutnya, memang benar ada intimidasi dari pihak aparat kepolisian terkait dengan Satgas yang ditugaskan oleh DPC PDI Perjuangan Kota Salatiga. Karena setiap event yang bersangkutan dengan partai, Satgas harus ikut terkait di dalamnya. Mengenai Satgas yang dari luar kota, itu adalah kebijakan dari DPP PDI Perjuangan, karena setiap event yang di laksanakan oleh DPP…, DPC PDI Perjuangan, Satgas dianjurkan untuk ikut mengamankan. Jadi bukan Satgas, bukan untuk membuat atau meresahkan masyarakat, tetapi untuk ikut menjalankan perintah sesuai dengan apa yang dianjurkan oleh DPC PDI Perjuangan. Demikian, Yang Mulia, keterangan yang dapat saya sampaikan. 57.
KETUA: MOH. MAHFUD MD Baik, terima kasih, Pak Joko. Berikutnya Ahmad Yunus.
58.
SAKSI DARI PEMOHON: AHMAD YUNUS Assalamualaikum wr. wb.
59.
KETUA: MOH. MAHFUD MD Waalaikumsalam.
60.
SAKSI DARI PEMOHON: AHMAD YUNUS Nama saya Ahmad Yunus, saya sebagai Kader Yaris, Calon Nomor 3, dan saya juga bekerja di rumah Bapak Yuli, dan juga jadi Satpam di rumah Bapak Yuli. Dan kenapa kok waktu itu saya langsung dipecat saja sama Ibu Yuli, yaitu Titi Kunaningsih. Yang di sini saya akan melaporkan, saya tahu pasti di rumah Bapak Yuli, apa yang ada di dalamnya semua itu. Pada tanggal 7, jam 13.00, Bapak Yuli meresmikan mengeluarkan uang sebanyak 4 karung, yang di dalamnya @ satu Rp50.000,00. Kenapa saya kok bisa tahu? Karena saya tahu, karena saya juga membawa, membuatkan kopi, dan membawakan nasi bungkus buat yang memasukkan uang. Dan memang itu sudah dibentuk oleh seorang ahli strategi yang namanya Bapak Ali Amshori, dan dia betul-betul hebat saya akui. Saya akui memang betul-betul hebat, saya yakin hebat dia memang. Dia masih muda, bisa mengatur, hebat. Dia membawa kader 4.400 yang 19
gunanya untuk mendata apa sih gunanya catatan itu, menerima uangnya itu. Dan pada waktu itu jam 13.00, setelah pelepasan, semua kader sebanyak 4.400 ke situ semua, kader. Pada jam 16.00 waktu itu, saya disuruh sama Ibu Titi Kunaningsih yang sekarang ada di sini, mengundang RW 7, kader-kader, yaitu untuk menerima amplop, yang sebanyak 689 amplop yang @satu Rp50.000,00. Dan saya sebagai warga RT 1, sebagai kader Yaris Yulianto, saya mendapatkan 136 amplop yang itu harus disebarkan untuk wilayah RT 1, dan untuk RT 2=33 amplop, dan RT 3=78 amplop, RT 4=15 amplop, RT 5,=73 amplop, RT 6=106 amplop, RT 7=26 amplop, RT 8=36 amplop. RT 9=116 amplop. RT 10=17 amplop, RT 11=15 amplop karena di RT 11 dikarenakan dia pasukan PDI, dan saya yang menyoretnya data-data itu. Dan juga di sini hadir sebagai Korcam dan Korlap-Korlap Yaris Yulianto, yaitu Mas Akim juga ada, Mas Supri juga ada, dan Korcam Argo mulyo, Mas Agus juga ada. Saya enggak bohong di sini ada orangnya, saya tunjuk langsung di bawah, di belakang saya, ada orangnya. Dan saya kerja di Pak Yulianto, satu bulan dibayar Rp400.000,00. Saya juga Satpam, juga bersih-bersih, juga kader, juga antar-antar snack, dan saya betul-betul sakit hati karena Bu Titi Kunaningsih berjanji sendiri kepada saya mau kasih bonus kalau menang. Kalau saya orang kecil, saya enggak minta apa-apa, saya minta kerja. Tapi waktu 17 Mei, saya langsung diundang, diundang saya ke rumahnya, langsung diberhentikan. Apa salah saya, saya enggak tahu. Tanggal 17 dan saya buka gajian saya, cuma Rp240.000,00. Namanya orang dia kerja, mbok wis menang kan, wis menanglah. Dia pecat, saya enggak salah, saya dipecat. Kok sik bayarane kok ora disasikne sisan? Loh kok dipotong Rp240.000,00? Lah, apa cukup saya untuk menafkahi isteri saya? Saya sakit hati benar, benar-benar saya sakit hati. Yang saya bangga-banggakan ternyata tidak apa yang saya harapkan. Dan dia memang saya…, saya mau ke sini saya enggak mau apaapa. Dia biar tahu malu, biar dia merasakan sakitnya orang kecil. Biar dia tahu sakitnya orang kecil kayak apa. Sudah itu saja, Yang Mulia, terima kasih. 61.
KETUA: MOH. MAHFUD MD Baik, berikutnya Ali.
62.
SAKSI DARI PEMOHON: MOCH. ALI Terima kasih, Yang Mulia. Assalamualaikum wr. wb.
20
Yang Mulia, saya ingin melaporkan kejadian saya. Saya sebagai Linmas Noborejo, waktu itu, masih sekarang, Yang Mulia. Pada tanggal 7 malam, tepat pada tanggal 7, hari Sabtu malam jam 19.00, saya berangkat ngepam waktu itu Yang Mulia, memergoki dua seorang…, anu Kader Yaris. Terus terang saja, masuk ke rumah penduduk namanya Pak Semin waktu itu. Lah, di situ saya…, saya buntuti sedikit, dia transaksi ke rumah Pak Semin, ya saya membawa barang bukti…, merampas barang bukti, barang bukti itu berupa 4 amplop @Rp50.000,00-an, 45 stiker Pasangan Yaris, dan data pemilih yang dibagi amplop. Dan di situ barang bukti itu saya rampas waktu itu, Yang Mulia. Saya bawa ke Kelurahan Noborejo, Lurahnya Pak Endon namanya. Saya laporkan ke situ, “Ya, ini ada barang, Pak. Barang rampasan dari Tim Yaris.” Terus terang saja, ini saya kapasitas sebagai Linmas untuk melaporkan ke Bapak itu kan wajib, saya gitu. Untuk itu, saya laporkan ke situ. Pak Lurah bilang bahwa tunggu sebentar mas, ini nanti tugasnya Panwas, bukan saya. Di situ, disaksikan oleh dua seorang polisi Pak, namanya Pak Eko dan Pak Margono waktu itu. Lah, saya tunggu lamalama Pak, kurang lebih dari satu jam di situ enggak direspon, Pak. Apakah saya ndak merasa sakit? Karena saya sebagai Linmas berkewajiban untuk melapor. Lantas ke mana saya melapor kalau ndak ke kelurahan dulu? Kan gitu saya. Tiba-tiba kurang lebih dari satu jam, saya tunggu itu ndak muncul Pa, Panwas. Nah, kemudian dari tersangka..., dari tersangka tadi, namanya Pak Slamet Wiyono menjemput saya, kemudian merengekrengek minta damai waktu itu, Pak. Ya, akhirnya barang bukti saya bawa, saya pamit sama polisi-polisi, “Gimana Pak, ini minta damai?” “Terserah Bapak, mangga, silakan baiknya bagaimana.” Akhirnya saya bawa ke Ketua RW 08, Pak. Ketua RW 08 saya, Pak Wagiman. Nah, Pak Wagiman saya lapori, “Pak, ini ada kejadian seperti ini, bagaimana?” “Ya, Pak, di sini dirembuk bareng-bareng. Apike piye.” Kemudian tersangka tadi anu Pak, tetap minta merengek-rengek minta damai, “Ya, boleh damai. Asal Anda membuat surat pernyataan bahwa Anda tidak melakukan lagi.” “Oh, ya, Pak.” Saya materai itu, Pak. Ya, disaksikan oleh satu Linmas, Pak Beno, itu TPS 10, Pak Wagiman sendiri, saya sendiri, tersangka dua Pak, Pak Slamet Wiyono, dan Pasangan Pak Eko Sutrisno, itu tanda tangan semua. Nah, kemudian tak lama lagi namanya Pak Sarmidin itu dari Ketua DPC anu…, PPP, Pak. Itu kan jelas PPP, menyusung Yaris. Barang bukti diambil Pak, sebenarnya saya enggak boleh, Yang Mulia. Barang bukti diambil, saya ndak boleh, “Buat apa Pak?” “Pokoknya saya ambil.” “Oh, ya manga, silakan. Tapi, ya nanti…, kemudian nanti saya tetap lapor ke Panwas.” Nah, hari Jumat saya lapor ke Panwas. Penyidik saya, Pak Saimiri. Ya, direspon. Tapi kronologinya tidak sama Pak, dengan kenyataan saya ternyata. Mengeluarkan…, hari Minggu malam mengeluarkan Berita Acara. 21
Bahwa seorang tersangka tadi, jelas tertangkap saya, barang bukti ada, Berita Acara tidak sesuai. Katanya mengundang seorang penduduk untuk kerja bakti di aktivitas pengerjaan anu Pak, musala. Karena pada waktu Pak Yaris membantu musala di RW 07, itu kiainya juga ada, itu Pak Yaris. Bagaimana Pak, langkah kita agar supaya masyarakat Salatiga itu tidak terjadi demikian. Mohon dengan Bapak…, dengan sangat dan hormat agar ini ditindaklanjut dengan tegas, Pak. Terima kasih, Yang Mulia. 63.
KETUA: MOH. MAHFUD MD Ya, berikutnya Bambang Supriyanto.
64.
SAKSI DARI PEMOHON: BAMBANG SUPRIYANTO Terima kasih, Yang Mulia. Assalamuallaikum wr. wb. Saya juga sebagai Linmas, di Desa Sidorejo Lor, Kecamatan Sidorejo. Saya juga, bulan April sampai masalah tanggalnya saya juga agak lupa. Bulan April sampai H-1, itu saya dikumpulkan, saya telah diberi mandat dari bapak RT. Bapak RT-nya juga perintah dari Ibu Yuli, saya suruh kumpul selama lima kali. Waktu itu, yang pertama, saya dikasih amplop. Yang kedua, juga dikasih amplop isinya @ sebesar Rp25.000,00. Yang ketiga, saya dikasih uang @Rp50.000,00 sebanyak tiga kali, terus wak…, terus H-1 jam…, tepatnya jam 15.30 WIB saya dikasih uang…, eh, dikasih amplop yang berisi uang sebanyak 43 amplop. Terus wak…, akhirnya saya ambil satu amplop ya idep-idep untuk uang kerja gitu, yang 42 saya bagikan ke masyarakat daerah RT 06, Sidorejo Lor. Saya kira cuman itu, Yang Mulia. Assalamualaikum wr. wb.
65.
KETUA: MOH. MAHFUD MD Waalaikumsalam. Vitrianto.
66.
SAKSI DARI PEMOHON: VITRIANTO Terima kasih, Yang Mulia. Assalamualaikum wr. wb.
67.
KETUA: MOH. MAHFUD MD Waalaikumsalam. 22
68.
SAKSI DARI PEMOHON: VITRIANTO Di sini saya selaku anggota KPPS ingin melaporkan kejadian yang saya alami (…)
69.
KETUA: MOH. MAHFUD MD Saudara anggota KPPS?
70.
SAKSI DARI PEMOHON: VITRIANTO Ya.
71.
KETUA: MOH. MAHFUD MD Nanti saja. Yang bukan KPPS siapa? Berikutnya, sebantar-sebentar saya ambil Andreas, KPPS juga? Bukan? Silakan.
72.
SAKSI DARI PEMOHON: ANDREAS RUKUN RIYANTO Assalamualaikum wr. wb., salam sejahtera untuk kita semuanya. Hakim Yang Mulia, pada kesempatan saat ini saya akan bersaksi bahwa pada saat kami mengikuti rapat rutin pengurus RW di mana kami tinggal, tanggal 13 Maret 2011, di mana pada saat itu di hadiri juga seluruh ketuaketua RT se-RW di mana kami tinggal dan di dalamnya anggota tim Yaris. Di dalam perbincangan kami rapat ada juga penyampaian-penyampaian tentang proposal dari berbagai RT. Yang perlu kami sampaikan di sini adalah untuk RT 7 dan RT 10. RT 7 mempunyai program tentang pembuatan pos kamling dan RT 10 mempunyai program tentang renovasi masjid. Di dalam giliran pembicaraan berikutnya Tim Yaris menawarkan atau menjanjikan bahwa Insya Allah akan berupaya untuk membantu pelaksanaan daripada program itu. Dan benar untuk wilayah RT 7 yang berupa pos kamling dan juga renovasi masjid di RT 10 mendapatkan bantuan dari Tim Yaris. Kemudian untuk tanggal 7 Mei, istri saya didatangi oleh timnya Yaris, diberikan amplop senilai Rp100.000,00. Demikian, Yang Mulia yang dapat kami sampaikan. Terima kasih.
73.
KETUA: MOH. MAHFUD MD Baik, berikutnya Triyono.
23
74.
SAKSI DARI PEMOHON: TRIYONO Saya anggota KPPS.
75.
KETUA: MOH. MAHFUD MD Anggota KPPS dilewati dulu ya. Berikutnya Sudjono.
76.
SAKSI DARI PEMOHON: SUDJONO Terima kasih, Yang Mulia. Saya selaku Pengurus PDI PAC Argomulyo, Kotamadya Salatiga. Saya di Tim Dihati ditugaskan sebagai logistik dan mengantar Satgas ke berbagai wilayah. Dan untuk wilayah toritorial saya itu daerah Argumulyo. Saya akan menceritakan kronologisnya, pada jam 07.00 WIB saya mengambil Satgas di DPC dan saya tempatkan di rumah saya yang nantinya akan saya transfer ke masing-masing titik-titik yang telah ditentukan DPC. Kurang lebih Satgas yang setiap saya angkut itu enam atau lima yang saya simpan di rumah saya dulu dan saya openi istilahnya gitu. Dan untuk Satgas di wilayah daerah saya itu saya menempatkan 4 orang, 2 di perempatan dan duanya lagi juga di perempatan dekat posko karena di daerah saya Noborejo, Purwosari RT 02/RW 04 ada Posko PDI Perjuangan. Jam 09.30 WIB Satgas yang istirahat di tempat saya pada makanmakan didatangi Polsek Argomulyo dan Pak Babinsanya, disuruh memakai…, disuruh menaruh (suara tidak terdengar jelas) Satgas-Satgas yang ada di rumah saya. Sebelum itu sebelum jam 09.00 WIB…, maaf, sebelum jam 09.00 WIB, Satgas-Satgas yang saya tempatkan di posko dan perempatan itu disuruh tarik mundur oleh (suara tidak terdengar jelas) RT dan Pak RW yang bertempat di RW saya sendiri, dan Pak RT saya sendiri, dan RT 3, katannya meresahkan masyarakat dan diantar Saudara Parjianto, diantar ke DPC PDI Salatiga. Nah, Satgas-Satgas yang masih tersisa di rumah saya, yang kurang lebih jumlahnya 20, itu didatangi Polsek Argomulyo, (suara tidak terdengar jelas) dan dikembalikan ke DPC. Setelah bernegosiasi dengan Pak Polisi, dia mengizinkan tinggal di rumah saya itu, “Jangan banyakbanyak enam atau tiga, kita nanti mengganggu lingkungan. Kami oke kalau cuma tiga, atau empat, atau enam ndak masalah, tapi jangan keluar-keluar.” “Enggak, Pak. Saya biar di rumah saja yang lainnya saya tarik ke DPC. Kalau enggak, saya transfer ke masing-masing tim daerah.” “Enggak usah! Harus pulang ke DPC semua, gitu.” Setelah bernegosiasi lama dan saling bercengkrama dengan Pak Babinsa dan Pak Polisi Polsek Agromulyo. Kurang lebihnya jam 11.00 Pak 24
Polisi Agromulyo bilang, “Dan, saya baru keluar,mau menemui Pak RT dan Pak RW-nya untuk bernegosiasi, agar Satgasnya yang lima tinggal atau empat tinggal di daerah saya.” Tak lama kemudian, saya mencari Pak RT sama Pak RW-nya tidak ketemu. Saya dibilang tetangga saya, “Mas rumah kamu digerebek 30 polisi bersenjatakan lengkap plus laras panjang.” “Lho, ada apa?” Terus saya bilang, “Waktu itu Pak Kapolsek Salatiga beserta rombongan, itu mendatangi depan rumah saya. Mereka enggak masuk ke rumah saya, depan rumah saya.” Dan ditemui SatgasSatgas waktu itu saya baru ke tempat Pak RW, terus saya bergegas pulang. Terus saya di tanya, “Saudara yang bernama Pak Sudjono, tuan rumahnya?” “Ya, Pak.” Langsung saya diacungi senjata oleh polisi-polisi berlaraskan panjang. Terus Pak Kadesnya (suara tidak terdengar jelas) itu. Terus gini tangannya, gitu. Terus ditarik mundur (suara tidak terdengar jelas), pikir saya. Tak lama kemudian Pak Kapolsek bertanya kepada saya…, Pak Kapolres bertanya kepada kepada saya, “Kamu (suara tidak terdengar jelas) saya?” “(suara tidak terdengar jelas) Kapolsek Salatiga,” saya bilang gitu. Terus, “Kamu tahu kenapa kamu kemari, (suara tidak terdengar jelas) Satgas ke sini? Kok tidak izin sama saya?” “(suara tidak terdengar jelas) dari DPC, saya hanya menjalankan tugas.” “Kalau Satgas kamu tidak ditarik kembali, kamu saya akan proses.” “Oh, ya Pak. Jangan Pak, kalau saya diproses, saya yang menjalankan perintah DPC dan saya akan menarik mundur Satgas-Satgas yang ada di wilayah saya,” begitu. Tak lama kemudian, Satgas-Satgas yang ada di tempat saya, sambil ditunggu polisi bersenjatakan laras panjang yang jumlahnya hampir 300-an. Dan di jalan tidak jauh dari masalah itu, ada water cannon satu, Panser dua, ambulans satu, dan mobil-mobil polisi banyak. Saya juga tidak begitu paham karena saya sudah gugup begitu saya didatangi Pak Kapolres. Karena saya dikira…, apa…, saya ndak tahu. Pokoknya saya diminta Pak Kapolres suruh menarik mundur Satgas yang ada di tempat saya. Terus Satgas saya tarik mundur untuk DPC yang ditunggu oleh polisi-polisi tersebut dan polisinya juga cabut, pergi dari rumah saya. Satgas saya tarik kembali ke DPC. Yang di rumah saya sudah tidak ada lagi. Di situ selang jam 02.00 masih ada orang yang mencari ke rumah saya. “Mas Satgasnya masih ada?” “Enggak ada, sudah pulang semua.” Yang mencari itu Pak RT-nya. “Oh, enggak ada,” saya bilang gitu.
25
Tak lama kemudian dia bilang, terus saya tidur. Paginya saya menung…, menunggu di TPS, saya masih didatangi Polsek Argomulyo. Intel, Intel Argomulyo…, katanya intel, katanya banyak orang tahu kan namanya, saya tidak tahu. Ditanya, “Satgasnya masih di sini?” “Tidak,” saya bilang. “Tidak, Pak,” saya ulangi. (suara tidak terdengar jelas) istri saya bilang, “Tidak, Pak.” Bilang gitu. Terus dia menuju ke TPS saya pulang, tapi tidak ketemu. Terus saya ketemu di TPS, “Tadi mencari saya ya, Pak? “Ya.” Intel Kapolsek. “Tadi sudah saya daftarin itu,” saya bilang gitu. Terima kasih kurang lebihnya begitu, Pak. 77.
KETUA: MOH. MAHFUD MD Tulus Supriyanto.
78.
SAKSI DARI PEMOHON: TULUS SUPRIYANTO Terima kasih, Yang Mulia. Assalamualaikum wr. wb. Salam sejahtera bagi kita semuanya. Saya pada waktu itu ditunjuk sebagai saksi dari Pasangan Nomor Urut 2. Pada saat rekapitulasi penghitungan suara di tingkat kota. Dan pada saat itu dihadiri oleh seluruh jajaran KPU, PPK, Panwas, pimpinan partai, tim kampanye, Polres…, Kapolres dan tamu undangan yang lain. Saya mengikuti acara itu dari awal hingga berakhirnya acara tersebut bahkan saya termasuk yang datang agak awal. Proses rekapitulasi itu pada dasarnya berjalan dengan lancar, meskipun ada masukan-masukan tentang pendataan. ‘ Tetapi setelah rekapitulasi itu selesai, itu yang membuat saya sebagai Saksi mengalami tekanan psikologis karena saya harus menandatangani Berita Acara di dalam DB-1. Saya diminta oleh KPU untuk maju ke depan untuk menandatangani Plano…, oh…, di dalam kertas Plano, dan pada saat itu pula sebelum saya menandatangani itu, saya menyampaikan catatan-catatan pelanggaran-pelanggaran yang ditemui oleh tim kami, dan pada waktu itu saya mengutip catatan ataupun dalam bahasa surat ini adalah keberatan yang mana itu ada 6 tetapi waktu itu nomor 1 tidak kami kutip tetapi nomor 2 dan nomor 6 yang kami kutip karena nomor 1 itu tentang kesalahan tulis di Sidorejo itu sudah dibenarkan atau sudah direvisi pada saat PPK Sidorejo menyampaikan pembaharuan data. Meskipun pada akhirnya Berita Acara tentang…, kami sempat meminta tolong kalau ada perubahan data pemilih, kami minta Berita Acaranya. Meskipun itu dijanjikan tetapi pada akhirnya kami juga tidak mendapatkan.
26
Catatan-catatan pelanggaran itu kami sampaikan dan kami dengan beban psikologis yang ada pada waktu itu, dengan terpaksa kami menandatangani kertas Plano di dalam kertas Plano yang ada di depan DB-1. Setelah itu memang saya mendapatkan tepukan yang sangat luar biasa dan dari…, karena saya melihat bahwa hampir semua yang hadir seolah-olah memojokkan kami dalam…, kami mendapatkan tekanan psikologis itu tetapi begitu saya menandatangani itu, mereka…, saya melihat mereka agak istilah, sangat gembira dan sempat…, dan memberikan tepuk tangan. Tetapi setelah itu disusul Saksi Nomor 2…, eh…, Nomor 3, Pak Agus, Sasksi nomor keempat itu dari Poros yaitu Pak Sigit. Setelah itu, baru kami diberi DB-2. DB-2 itu diberikan kepada kami tetapi setelah tanda tangan dari…, terakhir dari Pak Sigit, dan suasana pada waktu itu akhirnya sidang ditutup dan suasana menjadi hiruk-pikuk bahkan…, apalagi pada waktu itu Bapak Yulianto dan Pak Haris hadir di situ, dan di situ terjadi foto-doto, terjadi semacam, ya, begitu ramai sekali pada waktu itu, dan KPU juga sebagian staff itu juga memberes-bereskan tempat. Yang lain dan pada waktu itu akhirnya setelah diberi itu saya menulis DB2 itu tetapi dalam DB-2 saya tulis ‘Terlampir.’ Dan kami lampiri dengan surat keberatan yang sudah dibuat oleh Tim kampanye Dihati, dan itu kami lampirkan, dan DB-2 nya kami tulis terlampir dan kami tanda tangani. Dan setelah itu kami menunggu cukup lama Berita Acaranya…, eh, hasil Berita Acara…, akhirnya sebagian sudah pada pulang dan bahkan sudah mulai sepi karena KPU menyiapkan banyak hal. Terus, kami meminta untuk Berita Acara dan belum selesai, belum selesai. Dan akhirnya selesai Berita Acara itu sudah sangat sepi dan kami pada waktu itu sempat keluar karena…, sempat keluar dan sambil membaca…, sempat keluar dan begitu sampai di halaman, saya ketemu sama…, saya baca-baca dan di situ saya melihat, “Loh, kok DB-2 nya nihil?” Saya bertanya kepada Ketua Tim Kampanye saya, Bung Dantje, pada waktu itu, “Loh bung, ini kok nihil?” Terus akhirnya, “Coba Mas tanya, silakan tanya, kok nihil?” Akhirnya saya masuk, selang beberapa saat kemudian saya masuk dan di situ sudah hampir KPU…, saya sempat saya menanyakan tentang…, kepada salah satu staf dan di situ sudah ditutup, acara ini sudah selesai. Ya sudah, kami pulang, kami pulang dan waktu itu saya di mobil saya sampai…, Bung Dantje mengatakan, “Ya sudah, kita minta staf administrasi staf sekretariat di tim ini untuk menanyakan DB-2 itu ke KPU.” Selang dua jam kemudian, Mas Ali dan Mas Agus menanyakan tentang hal itu ke KPU. Dan di situ KPU tidak…, memang merasa tidak,
27
kami tidak merasa tidak memberikan keberatan karena pada saat lisan kami menyampaikan berupa kata-kata catatan. Akhirnya diberilah yang namanya tanda terima yang berisi terima masukan dan saran dari saksi pasangan calon walikota. Dan sebetulnya, di situ jelas bahwa isi surat kami itu tertulis keberatan, ditandatangani oleh ketua tim dan sekretaris tim dan saya jelas itu menulis terlampir dan kami tandatangani dalam DP-2 itu sehingga sempat kami ditelepon…, sempat menjadi persoalan bagi kami dan akhirnya saya bersama dengan pengacara, waktu itu Bapak Ucok, menanyakan perihal ini ke KPU untuk meminta klarifikasi. Dan di situ, beliau menyampaikan dan kami diterima oleh hampir semua anggota KPU, maaf saya memang tidak hapal tapi kayaknya semua. Dan di situ, beliau juga menyampaikan bahwa sebetulnya mengakui bahwa mereka menerima DB-2 yang terlampir dan tertanda di sana kami tandatangani. Tetapi itu dianggap sebagai catatan karena pada saat penyampaian itu, menyampaikan…, dianggap itu adalah sebagai saran. Saya tidak tegas mengatakan itu keberatan tetapi memang saya sampaikan itu adalah semacam catatan-catatan pelanggaran. Terima kasih, Yang Mulia. Itu yang saya sampaikan. 79.
KETUA: MOH. MAHFUD MD Baik, kita bisa teruskan untuk beberapa orang lagi. Ali Murtadlo.
80.
SAKSI DARI PEMOHON: ALI MURTADLO Terima kasih, Yang Mulia. Assalamualaikum. wr. wb. Di sini saya akan menyampaikan memberikan keterangan, yang mana kapasitas saya, tugas saya adalah sebagai staf kesekretariatan di Tim Kampanye Pasangan Nomor Urut 2. Yang mana tugas-tugas saya adalah terkait dengan administrasi surat-menyurat, terkait dengan berkas Pasangan Calon Nomor Urut 2. Saya diminta oleh tim, oleh tim kampanye untuk ke KPU. Pertama yaitu, pada tanggal 21 Maret, itu saya diminta untuk salinan Berita Acara Penetapan Calon, Pasangan Calon. Tapi saya memang tidak diberi. Saya menanyakan itu tidak hanya satu kali terkait dengan Berita Acara Penetapan Pasangan Calon. Yang ada, yang kita terima adalah Berita Acara Penetapan Nomor Urut Pasangan Calon. Itu satu. Kemudian yang kedua, itu adalah terkait dengan permohonan untuk kita minta lembar keberatan. Karena berdasarkan laporan dari saksi, itu kita memang tidak menerima lembaran keberatan DB-2 itu karena di situ ditulis nihil. Saya ke KPU, di KPU yang ada hanya kesekretariatan, anggota, ketua, sedang rapat, sedang enggak ada di kantor. Saya telepon, telepon
28
ke Ketua KPU, enggak diangkat-angkat. Malah saya di-SMS bahwa itu bukan keberatan itu hanya saran, kritik, masukan. Itu satu. Kemudian kami juga minta salinan untuk SK penetapan pasangan calon terpilih. Itu yang menemui saya, itu kesekretariatan juga, itu dijawab, “Itu nanti saja, ini KPU sedang repot, sedang sibuk, nanti saja setelah urusan di Jakarta selesai,” seperti itu jawaban. Saya meminta itu tidak hanya sekali, ada permintaan saya lagi itu terkait dengan SK Has…, Rekapitulasi Hasil Pemilu, itu memang belum dikeluarkan. Jadi, dari pihak KPU sifatnya baru memberi saya adalah SK untuk penetapan nomor urut pasangan calon. Saya kira dari saya cukup sekian, terima kasih. Wassalamualaikum wr.wb. 81.
KETUA: MOH. MAHFUD MD Berikutnya Pak Sigit Pranoto.
82.
SAKSI DARI PEMOHON: SIGIT PRANOTO Terima kasih, Majelis Yang Mulia.
83.
KETUA: MOH. MAHFUD MD Silakan! Ya.
84.
SAKSI DARI PEMOHON: SIGIT PRANOTO Nama saya Sigit Pranoto. Pada tanggal 14 Mei, saya sebagai saksi dari pasangan calon yang lain, menghadiri rekapitulasi penghitungan suara yang diadakan oleh KPUD Salatiga, bertempat di ruang Sidang II Pemkot Salatiga. Sesama saksi…, kebetulan saya duduk dekat dengan Saudara Tulus, beliau ada di sebelah kanan saya. Dan kami juga sering berkelakar, berbicara, dan sebagainya, hingga suatu saat dia menuliskan…, apa tadi…, yang dikatakan itu surat…, apa…, kata-kata terlampir. Waktu itu saya sebenarnya sempat bicara atau bilang, “Kok enggak disalin sih di lembar itu?” “Ah, biar ini saja,” katanya. “Ini sudah di kertas ber…, berkop Pasangan Dihati.” “Oh, ya sudah moggo saja,” saya gitu saja. Dan memang benar bahwa Saudara Tulus sebelum menandatangani plano di depan, juga menyampaikan catatan atau keberatan. Memang pada dasarnya dalam Pemilukada tahun ini masalah DPT adalah merupakan masalah yang banyak mendapat sorotan, sehingga pernah suatu kali…, sayang saya lupa tanggalnya, tapi itu bertempat di kantor KPUD. Saya selaku sekretaris tim kampanye dari 29
pasangan lain, waktu itu sempat rapat karena masalah DPT. Di mana waktu itu Panwas memprotes masalah nama ganda, tapi kesannya dari kami dan beberapa yang hadir waktu itu, katanya sudah diselesaikan dan sebagainya dan sebagainya. Tapi ternyata dari Panwas masih menemukan beberapa nama yang sama. Bahkan H-2 atau berapa itu, ada rapat koordinasi yang diselenggarakan oleh Panwas di sebuah pemancingan. Waktu itu hampir selesai acara, ada seorang bapak…, sayang saya tidak tahu namanya. Dia mengatakan bahwa ada daerah mana seorang menerima dua lembar undangan. Semua itu saya rasa akibat dari DPT yang bermasalah itu tadi. Jadi, dalam hal ini saya mohon dengan hormat kepada Majelis Hakim Yang Mulia untuk dapat bersikap arif dan bijaksana dalam (…) 85.
KETUA: MOH. MAHFUD MD
(Suara tidak terdengar jelas). 86.
SAKSI DARI PEMOHON: SIGIT PRANOTO Meluruskan (…)
87.
KETUA: MOH. MAHFUD MD Cukup. Saksi menerangkan saja.
88.
itu
tidak
boleh
meminta,
ya,
Saksi
hanya
SAKSI DARI PEMOHON: SIGIT PRANOTO Ya, terima kasih.
89.
KETUA: MOH. MAHFUD MD Kemudian berikutnya Saudara Sudiarto.
90.
SAKSI DARI PEMOHON: SUDIARTO Terima kasih waktu yang telah diberikan kepada kami. Salom. Saudara Hakim Yang Mulia, kami akan menyampaikan apa yang terjadi di wilayah kami mengenai politik uang yang benar-benar terjadi di wilayah RW 11. Dari Tim Yaris telah membagi-bagikan uang dengan kisaran RP50.000,00 sampai Rp100.000,00. Adapun tim Yaris yang kami sebut di atas ialah Ibnu Adrianto, Tukiman, Jumali, Suwarto, dan Kusuaminarso. Mereka pada H-1 melakukan bagi-bagi uang di wilayah RW 11 yang besarannya tidak sama. 30
Adapun mereka-mereka yang diberikan amplop yang besaran Rp50.000,00 itu bisa kami sebutkan, di antaranya ialah Nur Ihsan, Sutrisno, Sartini, Kenankami Yanto, Suroto, Sri Haryani, dan masih banyak yang lain itu. Adapun di dalam Pemilukada di Salatiga, sebetulnya saya tahu bahwa politik uang itu merupakan suatu pelanggaran di dalam Pemilukada. Tetapi kenapa di antara kandidat melakukan hal semacam itu? Terima kasih Majelis Yang Mulia, kami sampaikan. 91.
KETUA: MOH. MAHFUD MD Ya. Jadi Saudara terpaksa mencoblos Nomor 3 karena diancam oleh tim sukses ya?
92.
SAKSI DARI PEMOHON: SUDIARTO Ya, betul.
93.
KETUA: MOH. MAHFUD MD Terus, Saudara mencoblos Nomor 3?
94.
SAKSI DARI PEMOHON: SUDIARTO Ya, ya dong.
95.
KETUA: MOH. MAHFUD MD Bagaimana caranya Saudara menunjukkan kepada tim sukses bahwa Anda mencoblos Nomor 3?
96.
SAKSI DARI PEMOHON: SUDIARTO Tidak kami tunjukkan, karena di dalam bilik kan sudah dijamin bebas, umum, dan rahasia (…)
97.
KETUA: MOH. MAHFUD MD Jadi, tidak…, tidak…, jadi tidak ada yang tahu ya bahwa Saudara mencoblos Nomor 3 betul atau tidak, gitu ya?
31
98.
SAKSI DARI PEMOHON: SUDIARTO Ya.
99.
KETUA: MOH. MAHFUD MD Tidak ada yang tahu kan?
100. SAKSI DARI PEMOHON: SUDIARTO Tidak ada yang tahu. Kalau tahu kan, bukan pemilihan umum itu namanya. 101. KETUA: MOH. MAHFUD MD Ya, makanya. Itu bukan pemilihan umum kalau mau diancam lalu mencoblos. Karena tetap…, di dalam itu kan tetap tidak ada yang tahu. Begitu kan? 102. SAKSI DARI PEMOHON: SUDIARTO Ya. 103. KETUA: MOH. MAHFUD MD Bagus. Saudara Sutari? Silakan Saudara Sutari. 104. SAKSI DARI PEMOHON: SUTARI Assalamualaikum wr. wb. Yang Saya Hormati Yang Mulia. Yang saya hormati para hadirin semuanya. Saya akan menyampaikan apa yang terjadi pada…, di kampung kami waktu akan Pilkada tanggal 8 Mei 2011. Saya tanggal 7 jam 10.00 pagi, saya di tempat Bapak Sukarti, RT 03 RW 09. Saya dengan Pak Karti baru ngobrol-ngobrol, kedatangan seorang pemuda yang bernama Itok RT 01 RW 09. Dia sebagai Tim Yaris. Karena saya tahu Tim Yaris dia suruh nyoblos Nomor 3, bagi anak…, bagi orang tua yang mempunyai anak muda. Kalau tidak nyoblos Nomor 3, orang tuanya bila punya hajatan atau mendapat hi…, hi…, mendapat kesusahan, akan dikucilkan. Yaitu pemuda tidak akan datang. Itu yang kesatu, Yang Mulia. Yang kedua, pada tanggal 7 jam 20.00 saya di rumah dan sama istri saya kedatangan seorang bernama Rohmadi RT 02 RW 10. Saya suruh nyoblos Nomor 3, dikasih uang Rp100.000,00 untuk saya dan istri saya dan suruh nyoblos di kening Calon Nomor 3. 32
Yang ketiga, tanggal 8 jam 20.00. Saya waktu itu di tempat tetangga saya bernama Joko, RT 01 RW 010. Kedatangan juga Rohmadi, saya baru ngobrol-ngobrol, dia mengasih sepatu sebagai imbalan untuk mencoblos Nomor 3. Karena kesepakatan dari remaja di kampung kami, siapa yang nyoblos Nomor 3, itu dikasih sepatu. Itu yang bisa saya sampaikan Yang Mulia, dan terima kasih. Wassalamualaikum wr. wb. 105. KETUA: MOH. MAHFUD MD Baik, tapi sama ya Saudara dengan sebelumnya itu? Bahwa ketika mencoblos tidak dikawal oleh tim sukses ya? Ya? Ketika mencoblos tidak dikawal oleh tim sukses untuk membuktikan bahwa Saudara bebas memilih atau bagaimana? 106. SAKSI DARI PEMOHON: SUTARI Saya tidak dikawal oleh tim sukses, tapi dia sudah memberi saran saya untuk mencoblos di kening Calon Nomor 3. 107. KETUA: MOH. MAHFUD MD Ya. Tapi ndak ada yang lihat ya? Ya tetap di bilik ya? 108. SAKSI DARI PEMOHON: SUTARI
Ndak ada yang melihat. 109. KETUA: MOH. MAHFUD MD Ya, baik. Saudara Poniman. 110. SAKSI DARI PEMOHON: PONIMAN Assalamualaikum wr.wb. Yang Terhormat Yang Mulia Majelis Hakim, saya akan menceritakan kejadian yang saya lihat dan saya alami di wilayah saya RT 04, RW 014 Kotawinangun, Salatiga. Kejadian itu tanggal 7 Mei antara sekitar jam 09.00 sampai jam 10.00. Saya melihat tetangga saya yang bernama Sawal, itu datang ke rumah tetangga saya sebelahnya…, ya di sebelah barat saya. Itu masuk kerumahnya, di rumah Saudara Sahid. Nah, itu saya curiga karena saya sudah dengar desas-desus kalau akan ada money politics. Makanya secara diam-diam saya mengikuti di belakang, terus saya ngintip dari jendela. Dan di dalam itu yang ada cuma 33
istrinya si Sahid. Dan Saudara Sawal itu memberikan dua amplop kepada istrinya Sahid yang bernama Yani. Terus habis itu sebelum Saudara Sawal keluar saya sudah lari duluan ngumpet menghindar. Habis itu Saudara Sawal keluar, terus saya ke rumah. Setelah sekitar jam 10.00 lebih sedikit si Yani itu bilang sama keponakan saya, saya dapat uang dari Yaris Rp100,000,00. Begitu saja, Yang Mulia. Terima kasih. 111. KETUA: MOH. MAHFUD MD Amil.
Baik, berikutnya Amil Syarif. Mana Saudara Amil. Silakan Saudara
112. SAKSI DARI PEMOHON: AMIL SYARIF Terima kasih, Yang Mulia. Saya ingin memberikan kesaksian (…) 113. KETUA: MOH. MAHFUD MD Oh ya, Slamet Wahyono. Maaf. Slamet Wahyono dulu. 114. SAKSI DARI PEMOHON: SLAMET WAHYONO Terima kasih, Yang Mulia. Assalamualaikum wr. wb. Saya akan bersaksi menyampaikan apa yang saya alami dan apa yang saya lihat. Itu tepatnya tanggal 7 Mei 2011 jam 20.00 malam, saya didatangi seorang timnya dari Yaris, ngasih 8 amplop yang 2 isinya Rp100.000,00, yang 6 lagi isinya Rp50.000,00. Yang Rp100.000,00. itu dikasih pada saya dan ayah saya untuk disuruh nyoblos dari Pasangan Yaris bagian dada. Yang Rp50.000,00 itu dikasihkan kepada keluarga saya ya disuruh nyoblos yang sama. Paginya lagi tanggal 8 Mei jam 05.30 pagi, itu didatangi seorang timnya Yaris lagi yang namanya Rusiati. Itu nambahin uang Rp20.000,00, nambahin yang…, anu apa…, yang Rp50.000,00 tadi itu ya disuruh nyoblos, gitu. Terima kasih, Yang Mulia. 115. KETUA: MOH. MAHFUD MD Baik, kemudian Amil Syarif. Sama ya? Silakan.
34
116. SAKSI DARI PEMOHON: AMIL SYARIF Ya, terima kasih, Yang Mulia. Saya ingin menyampaikan apa yang jadi unek-unek saya karena saya orang desa yang ndak tahu apa-apa. Tentang kesaksian saya tanggal 7 Mei tepatnya jam 21.00 malam, saya didatangi oleh Bapak Bani dan Mukti ke rumah saya untuk ngasih uang 4 amplop masing-masing Rp50.000,00-an, tapi dia bilang ada syaratnya, suruh nyoblos Pasangan Nomor 3. Nah, malam itu pun Bapak Mukti sama Bapak Bani mengancam saya. Misalkan saya ndak nyoblos, kakak saya, nenek saya, kalau saya ndak nyoblos, mau dianiaya, mau dipukuli, itu. Tapi paginya, 06.30 itu pagi datang lagi. “Misalkan ini nanti kamu ndak nyoblos, setelah pemilih pun saya cari.” gitu. Yang dibuktikan nyoblos itu suruh nyobek di matanya Pasangan Yaris itu. Terima kasih. 117. KETUA: MOH. MAHFUD MD Ya, akhirnya Kamu nyoblos Nomor 3? 118. SAKSI DARI PEMOHON: AMIL SYARIF Ya. 119. KETUA: MOH. MAHFUD MD Tidak jadi dianiaya? 120. SAKSI DARI PEMOHON: AMIL SYARIF Ya, enggak. Karena ketakutan itu ya (…) 121. KETUA: MOH. MAHFUD MD Tidak jadi dianiaya, lalu bagaimana dia tidak jadi menganiaya karena tahu kalau Kamu nyoblos Nomor 3? 122. SAKSI DARI PEMOHON: AMIL SYARIF Saya diberi cara untuk nyoblosnya itu. 123. KETUA: MOH. MAHFUD MD Ha?
35
124. SAKSI DARI PEMOHON: AMIL SYARIF Saya diberi cara untuk nyoblos (…) 125. KETUA: MOH. MAHFUD MD Caranya apa? 126. SAKSI DARI PEMOHON: AMIL SYARIF Untuk menyobek di ma…, bagian matanya Bapak Yulianto. Dikasihkan ke Bapak Muhdi itu. Masing-masing orang 4 gitu. 127. KETUA: MOH. MAHFUD MD Bagaimana dia tahu kalau yang dia sobek itu…, kan itu bukan…, dia KPPS ndak? 128. SAKSI DARI PEMOHON: AMIL SYARIF
Ndak. 129. KETUA: MOH. MAHFUD MD Jadi bagaimana tahu kalau nyobek matanya atau nyobek perutnya. Kalau dia cuma Tim Sukses tapi tidak punya akses ke BPS, tempat penghitungan suara. gimana caranya tahu? Sehingga ancaman itu tidak dilaksanakan. 130. SAKSI DARI PEMOHON: AMIL SYARIF
Lha itu kan di sana yang menang kan Pasangan Nomor 3 juga.
Terus (…)
131. KETUA: MOH. MAHFUD MD Oh, karena yang menang itu? Ya, sudah. Oke. Karena yang menang Nomor 3 jadi tidak diancam…, ancaman tidak dilaksanakan, ya. Saudara Sutarno. Silakan.
36
132. SAKSI DARI PEMOHON: SUTARNO Terima kasih, Yang Mulia. Nama saya Sutarno, akan melaporkan kejadian tanggal 7 Mei jam 19.00 malam. Waktu itu saya baru mau keluar mencari nasi, ada seseorang yang keluar masuk di Jalan Sulawesi lebih kurang 3 rumah. Terakhir sehabis dia itu pergi saya masuk ke rumahnya yang namanya Iin, yang dikasih amplop itu. Kebetulan Iin temannya anak saya. Aku tanya sama Iin, “Dikasih apa itu?” “Dikasih amplop 4 biji sama…, ini buat adik saya, ibu saya, dan saya sendiri.” Dia bilang begitu. “Dari siapa?” “Dari Timnya Yaris.” Ya sudah saya pergi, gitu. Terus tanggal 14 itu dia kelihatannya enggak enak, makanya terus saya suruh mengantar ke Panwas. Dia melaporkan kejadian itu ke Panwas tanggal 14 malam. Itu..., bukti laporan juga ada. Habis lapokan, paginya Panwas datang kerumahnya Iin. Kebetulan saya tidak ada, cuma saya ditelepon sama Iin, “Panwas datang.” Katanya suruh mencabut masalahnya itu. Tapi si Iin enggak berani…, enggak mau. Terus siangnya datang lagi, tapi enggak ketemu saya cuma ketemu Iin. Iin ngebel saya, katanya Panwas membawa kertas kosong bermaterai dan suruh mencabut masalah itu,” tapi Iinya enggak berani. Hanya itu, Yang Mulia. Terima kasih. 133. KETUA: MOH. MAHFUD MD Berikutnya Haryanto Susila. 134. SAKSI DARI PEMOHON: HARYANTO SUSILA Assalamualaikum wr. wb. Salam kasih sejahtera. Yang Mulia Yang Kami Hormati, pada waktu itu, pada tanggal 7 Mei jam 16.00 saya kebanan di tambal ban. Jadi saya ke tambal ban karena ban sepeda motor saya bocor begitu. Di situ kemudian…, beberapa menit kemudian datang seorang teman begitu ya, tapi ini teman kebo, artinya ya teman di jalan begitu, kenalan. Di situ kami bincang-bincang dan dia katakan, “Kamu nyoblos apa tentang Pilkada besok?” Begitu kan. Saya katakan, “Saya Dihati.” Begitu. Kemudian…, alasannya adalah karena saya seorang Kristen, jadi dia tahu kalau saya nyoblos Dihati. Kemudian teman ini namanya Gondrong dan karena kenal di jalan, ya sebagai sopir, itu kenal di jalan ya dia bilang sama saya, “Kamu mau…, tak beli suaramu mau enggak?” Begitu…, bilang begitu. Saya bingung, ini kok beli-beli suara, seperti itu kan. “Soalnya ini ana rega ana rupa.” Jadi ada…, ada harga ada barang, begitu. “Kamu minta berapa?” Saya enggak menggubris dia menawari Rp100.000,00 untuk satu orang, bilang bahwa kamu bisa enggak cari orang Kristen yang lain? dia bilang. “Enggak.” Dia tanya bahwa keluarga saya empat orang, dia kasih saya Rp400.000,00 mau 37
enggak? Saya bilang, “Saya enggak mau.” Gitu kan. Kemudian dia meminta nomor HP saya dan saya kasih, terus dia pergi dan sebentar kemudian saya pulang. Setengah jam kemudian dia ngebel saya, “Sudah sekarang kamu tak kasih tambahan Rp50.000,00, jadi untuk empat orang Rp600.000,00,” begitu. “Kalau mau kamu pikir dulu kalau enggak mau, enggak. Tapi ini adalah saya membeli suara kamu.” Waktu itu saya enggak nggagas, begitu ya. Terus saya teringat bahwa saya sudah tidak punya uang, saya sudah nunggak untuk bayar listriknya sudah beberapa bulan, saya pinjam untuk itu…, untuk bayarnya, kemudian anak juga minta bayaran, akhirnya terbayang-bayang itu Rp600.000,00. Kemudian akhirnya saya gelisah sekali dan saya putuskan, ya sudahlah saya yakin bahwa Dihati ini menang. Jadi enggak pengaruh saya punya empat suara begitu, ndak masalah. Dan saya bilang kepada anak saya, “Kamu mau enggak nyoblos ini?” “Pak jangan, jangan. Kita kan orang Kristen, enggak boleh nyoblos seperti ini.” Maaf, Yang Mulia bahwa itu ada satu pembedaan, begitu ya. Orang Islam nyoblos ini, orang Kristen nyoblos ini, begitu kan. Itu sudah menjadi suatu rahasia yang bukan rahasia umum lagi, gitu. Dan akhirnya saya bel lagi orangnya, Si Gondrong ini, dia datang kerumah pada jam…, sekitar jam 17.30-an. Dia kasih uang itu. Karena ini saya beli suara kamu, ini jualbeli, jadi kamu harus membuktikan yaitu untuk hasil suaramu supaya Nomor 3-nya itu diambil, gitu. Nomor 3 diambil, dan kemudian dicoblos bagian…, yang Pak Yulinya itu di bagian tengah-tengah alisnya. Jadi untuk barang bukti nomor tiganya saya harus bawa, kalau sampai nomor tiganya ini ndak…, ndak saya sampaikan, ndak saya berikan uang ditarik kembali begitu, dan akhirnya ya sudah saya terima. Sebenarnya saya juga gelisah sekali, “Waduh ini.” Tapi saya punya keyakinan bahwa Dihati menang, begitu jadi ndak masalah yang empat suara, yang penting saya dapat Rp600.000,00 seperti itu. Kemudian tanggal 8 dan itu saya buktikan, saya ambil nomor tiganya itu terus jam 15.00 WIB, Gondrong datang ke rumah saya untuk mengambil itu dan yang menjadi masalah di sini adalah kegelisahan itu karena godaan uang itu kan ketika Dihati kalah saya sangat menyesal, begitu. Bahwa kalau bisa diputar kembali, saya kembalikan ini uang ini waduh saya rasanya enggak enak sekali itu menerima uang, kok tapi saya harus…, apa itu…, mengingkari hati saya, begitu. Hanya ini Yang Mulia yang bisa saya sampaikan. Terima kasih. 135. KETUA: MOH. MAHFUD MD Sidang berikutnya hari Selasa, tanggal 31 Mei 2011, jam 14.00 WIB untuk melanjutkan pembuktian dan pembuktian balik ya. Silakan disiapkan dari apa yang tadi dikemukakan sebagai fakta-fakta lapangan 38
yang nanti akan dipertimbangkan oleh Majelis Hakim kalau nanti sudah ada pembanding, pendapat, atau temuan, atau temuan-temuan yang disandingkannya itu. Sidang dinyatakan ditutup.
KETUK PALU 3X SIDANG DITUTUP PADA PUKUL 17.50 WIB
Jakarta, 26 Mei 2011 Kepala Sub Bagian Pelayanan Risalah, t.t.d. Paiyo NIP. 19601210 198502 1 001
Risalah persidangan ini adalah bentuk tertulis dari rekaman suara pada persidangan di Mahkamah Konstitusi, sehingga memungkinkan adanya kesalahan penulisan dari rekaman suara aslinya.
39