Sistem Pakar Kitab Undang-undang Hukum Pidana Terhadap Kriminalitas ( Studi Kasus : Sat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan)
SITI NURROFI’AH 106091002870
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M / 1431 H
Sistem Pakar Kitab Undang-undang Hukum Pidana Terhadap Kriminalitas ( Studi Kasus : Sat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan)
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Pada Fakultas Sains dan Teknologi UIN Jakarta
Oleh : SITI NURROFI’AH 106091002870
Menyetujui,
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Victor Amrizal, M.Kom NIP. 150411288
Viva Arifin, MMSI NIP. 19730810 200604 2 001
Mengetahui Ketua Jurusan Teknik Informatika,
Yusuf Durachman, M.Sc.,MIT NIP. 19710522 200604 1 002
ii
PENGESAHAN UJIAN Skripsi yang berjudul “Sistem Pakar Kitab Undang-undang Hukum Pidana Terhadap Kriminalitas ( Studi Kasus : Sat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan)”, telah diuji dan dinyatakan lulus dalam Sidang Munaqosah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, pada hari Selasa tanggal 23 November 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer pada Program Teknik Informatika Jakarta, November 2010 Tim Penguji, Penguji I
Penguji II
Khodijah Huliyah, M.Si NIP. 19730402 200112 2 001
Fitri Mintarsih, M.Kom NIP. 19721223 200720 2 004
Tim Pembimbing, Pembimbing I
Pembimbing II
Victor Amrizal, M.Kom NIP. 150411288
Viva Arifin, MMSI NIP. 19730810 200604 2 001
Mengetahui, Dekan Fakultas Sains Dan Teknologi
Ketua Program Studi Teknik Informatika
DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis NIP. 19680117 200112 1 001
Yusuf Durrachman MIT M.Sc NIP. 19710522 200604 1 002
iii
ABSTRAK Siti Nurrofi’ah, Sistem Pakar Kitab Undang-undang Hukum Pidana Terhadap Kriminalitas (Studi Kasus : Sat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan), dibimbing oleh Victor Amrizal , M.Kom dan Viva Arifin, MMSI. Sebagai sebuah sistem, komputer dapat dipakai untuk membantu manusia dalam memecahkan masalah. Tidak terkecuali kecerdasan buatan yang merupakan bagian dari ilmu komputer, ini dibuktikan dengan semakin luasnya penggunaan system pakar sebagai bagian dari kecerdasan buatan di berbagai bidang. Sistem pakar merupakan perangkat lunak computer yang memiliki basis pengetahuan untuk domain tertentu dan menggunakan penalaran inferensi menyerupai seorang pakar dalam memecahkan suatu masalah. Salah satu contoh, pada bidang hukum, yaitu permasalahan hukum pidana sangat kompleks sehingga sulit bagi orang awam untuk mengerti dan memilah-milah pasal-pasal yang mengatur suatu kasus hukum. Hal ini sering membingungkan bagi orang awam saat terlibat dalam suatu kasus hukum sehingga perlu ada sebuah program komputer untuk membantu memahami dan memilah-milah pasal-pasal yang terlibat dalam suatu kasus hukum. Pembuatan sistem pakar kitab undang-undang hukum pidana terhadap kriminalitas ini bertujuan untuk membantu masyarakat terutama masyarakat yang awam akan dunia hukum agar memahami fungsi dari KUHP, mengetahui tindak kejahatan-kejahatan, jenis-jenis kejahatan dan ancaman hukumannya. Pada pembuatan sistem ini digunakan PHP versi 5.3.1 sebagai bahasa pemrograman dan MySQl 5.1.41 sebagai basis data. Dalam penelitian ini metode mesin inferensi yang di gunakan adalah forwad chaining dan penelusurannya menggunakan depth first search, metode pengembangan sistem yang digunakan adalah ESDLC (Expert System Development Life Cycle). Sistem ini diharapkan dapat mengurangi tindak kejahatan atau kriminalitas dan kesalahan dalam pelaporan tindak pidana. Untuk kedepannya sistem ini dapat dikembangkan lagi baik dari segi knowledge base atau sistemnya. Kata Kunci : Sistem Pakar, KUHP, Kriminalitas Jumlah Halaman : 124 halaman Jumlah Daftar Pustaka : 24 sumber
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penulis penjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya penyusun mampu melaksanakan tugas untuk menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya, sehingga terlaksana sesuai dengan harapan. Shalawat dan salam selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dana para sahabat-sahabatnya Skripsi ini penulis buat sebagai syarat kelulusan dalam menempuh pendidikan jenjang Strata-1 (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selain itu juga penulis berharap apa yang penulis teliti, yang dijelaskan di dalam skripsi ini, dapat dipergunakan dengan baik oleh semua pihak yang membutuhkan, sehingga perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di Program Studi Teknik Informatika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat lebih maju dan lulusannya dapat bekerja secara kooperatif dengan semua elemen informatika dari seluruh dunia. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihakpihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini : 1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi yang telah memberikan suatu komitmen, dorongan, dan program pendidikan sesuai kebutuhan mahasiswanya. 2. Bapak Yusuf Durachman, M.Sc,MIT selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika. 3. Bapak Victor Amrizal, M.Kom dan Ibu Viva Arifin MMSI yang telah rela meluangkan waktunya untuk mendukung dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak dan Ibu penguji yang memberikan kritik dan saran pada skripsi ini.
v
5. Dosen-Dosen Fakultas Sains dan Teknologi yang telah mengajarkan kepada penulis berbagai macam ilmu yang dapat penulis terapkan dalam penulisan skripsi ini. 6. Almarhumah ibunda tercinta yang selalu penulis rindukan Hj. Malikhah, terutama ayah tercinta H. Syahroni Yusuf yang selalu memberikan nasihat, motivasi, mengajarkan arti hidup dan senantiasa mencurahkan doa dan dukungannya demi kesuksesan penulis dalam proses kuliah dan kehidupan ini. 7. Kakak penulis, Hikmah S.E.I dan adik-adik penulis Muslikhatud Diniyah, Nana Istanarat Maulidina dan Fahmi Idris yang selalu menjadi cahaya motivasi dalam kehidupan penulis. 8. Trimakasih
juga
untuk
Ferry
yang
banyak
membantu
dalam
menyelesaikan skripsi ini serta Fiena, Deti, Ajeng, dan Sarika serta sahabat-sahabat dan kawan-kawan KKN 15, TI-Networking dan Seluruh kawan-kawan jurusan TI/SI angkatan 2006 yang sama-sama berjuang dalam masa perkuliahan ini. Sukses selalu untuk kita semua. Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penelitian ini, baik penulisan maupun aplikasinya sendiri. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun skripsi ini lebih baik lagi.
Jakarta, November 2010
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman Halaman Judul ......................................................................................... i Persetujuan Pembimbing ......................................................................... ii Halaman Pengesahan ................................................................................ iii Halaman Pernyataan ................................................................................ iv Abstrak .................................................................................................... v Kata Pengantar ........................................................................................ vi Lembar Persembahan................................................................................ viii Daftar Isi .................................................................................................. ix Daftar Gambar ......................................................................................... xiv Daftar Tabel ............................................................................................ xviii Daftar Lampiran ...................................................................................... xx
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah ...................................................................... 3 1.3. Batasan Masalah ....................................................................... 4 1.4. Tujuan Penelitian ....................................................................... 5 1.5. Manfaat Penelitian .................................................................... 5 1.6. Metodologi Penelitian ................................................................ 8 1.7. Sistematika Penulisan ................................................................ 11
ix
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) ................................ 13 2.2. Sistem Pakar ............................................................................. 14 2.2.1. Ciri-ciri Sistem Pakar ...................................................... 16 2.2.2. Keuntungan Sistem Pakar ................................................ 16 2.2.3. Kelemahan Sistem pakar .................................................. 17 2.2.4. Kategori Sistem Pakar ...................................................... 18 2.2.5. Struktur Sistem Pakar ....................................................... 20 2.2.5.1. Mekanisme Inferensi ........................................... 22 2.2.5.2. Representasi Pengetahuan ................................... 25 2.2.6. Lingkungan Sistem Pakar ................................................. 25 2.3. Domain Permasalahan ................................................................ 27 2.3.1. Kitab Undang-undang Hukum Pidana ............................... 27 2.3.2. Tujuan Hukum Pidana ...................................................... 28 2.4.
Konsep Database ....................................................................... 29 2.4.1. Konsep Basis Data (Data Base) ....................................... 29 2.4.2. DBMS (Database Management System) .......................... 31 2.4.3. SQL (structured Query Labguage) .................................. 34 2.4.4. Elemen-elemen Database ................................................. 34
2.5.
PHP........................................................................................... 38 2.5.1. Kelebihan PHP ............................................................... 39
2.6.
MySQL .................................................................................... 40
2.7.
Flowchart ................................................................................. 40
x
2.7.1. Simbol-simbol Flowchart ............................................... 41 2.8.
DFD (Data Flow Diagram) ...................................................... 45
2.9.
Metode Penelitian.................................................................... 47 2.9.1. Metode Pengumpulan Data ............................................ 47
2.10.
Penelitian Sebelumnya ............................................................ 49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 51 3.1.1. Studi Lapangan atau Observasi ...................................... 51 3.1.2. Studi Pustaka .................................................................. 51 3.1.3. Wawancara .................................................................... 52 3.2. Metode Pengembangan Sistem .................................................. 52 3.2.1. Inisialisasi Kasus ............................................................ 53 3.2.2. Analisis dan Desain Sistem / Konseptualisasi ................. 54 3.2.3. Prototipe Dasar Kasus / Formalisasi................................ 54 3.2.4. Pengembangan Sistem .................................................... 55 3.2.5. Implementasi Sistem....................................................... 56 3.2.6. Implementasi Tahap Lanjut ............................................ 57 3.3.
Kerangka Berfikir...................................................................... 57
BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Inisialisasi Kasus ........................................................................ 60 4.1.1. Analisis Masalah ............................................................ 60
xi
4.2. Analisis dan Desain Sistem ........................................................ 64 4.3. Prototype Dasar Kasus ............................................................... 65 4.3.1. Mekanisme Inferensi ...................................................... 67 4.3.2. Representasi Pengetahuan ............................................... 85 4.4. Pengembangan Sistem ............................................................... 95 4.4.1. Perancangan Sistem ........................................................ 95 4.4.1.1. Arus Data (Flowchart) ...................................... 95 4.4.1.2. Diagram Konteks Sistem Pakar KUHP terhadap Kriminalitas .................................................................... 101 4.4.1.3. Diagram Zero Sistem Pakar KUHP terhadap Kriminalitas .................................................................... 103 4.4.1.4. Diagram Rinci Sistem Pakar KUHP terhadap Kriminalitas .................................................................... 106 4.4.1.5. Spesifikasi Proses yang diusulkan .................... 117 4.4.2. Perancangan Database .................................................... 119 4.4.2.1.
Entity Relationship Diagram (ERD) ................ 119
4.4.2.2.
Spesifikasi Database ........................................ 120
4.4.2.3.
Penerjemahan ERD ke LRS ............................ 122
4.4.3. Perancangan State Transition Diagram (STD) ................ 123 4.4.4. Perancangan User Interface ............................................ 125 4.5.
Implementasi Sistem ................................................................ 127 4.5.1.
Konstruksi Sistem Pakar ................................................ 127
4.5.2.
Pengujian Sistem Pakar.................................................. 128
xii
4.6. Implementasi Tahap Lanjut ........................................................ 131
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ............................................................................... 145 5.2. Saran ......................................................................................... 145 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 147 LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1. Diagram Blok Umum Struktur Sistem Pakar................................ 20 Gambar 2.2. Depth First Search ..................................................................... 24 Gambar 2.3. Jenjang dari data .......................................................................... 30 Gambar 2.4.Cardinality one to one ................................................................ 36 Gambar 2.5. Cardinality one to many ............................................................... 36 Gambar 2.6. Cardinality many to many ........................................................... 36 Gambar 3.1. Fase pengembangan sistem pakar ................................................ 53 Gambar 3.2. Kerangka berfikir (bagian 1) ....................................................... 58 Gambar 3.3. Kerangka Berfikir (bagian 2) ...................................................... 59 Gambar 4.1. Kerangka Sistem Pakar ................................................................ 65 Gambar 4.2. Pohon Inferensi Sistem Pakar KUHP terhadap kriminalitas ........ 67 Gambar 4.3. Penenelusuran Data Berdasarkan Pasal-pasal Pada kasus pencurian .................................................................................... 73 Gambar 4.4. Penelusuran Data Berdasarkan Pasal-pasal Pada kasus pemerasan ................................................................................... 82 Gambar 4.5. Penelusuran Data Berdasarkan Pasal-pasal Pada Kasus Penggelapan ............................................................................... 83 Gambar 4.6. Penelusuran Data Berdasarkan Pasal-pasal Pada Kasus Pengrusakan ................................................................................ 84 Gambar 4.7. flowchart halaman utama user ..................................................... 95
xiv
Gambar 4.8. flowchart konsultasi..................................................................... 96 Gambar 4.9. flowchart informasi ..................................................................... 97 Gambar 4.10. flowchart buku tamu .................................................................. 97 Gambar 4.11. flowchart login .......................................................................... 98 Gambar 4.12. flowchart halaman utama admin ................................................ 98 Gambar 4.13. flowchart kejahatan.................................................................... 99 Gambar 4.14. flowchart pasal .......................................................................... 99 Gambar 4.15. flowchart manajemen admin .................................................... 100 Gambar 4.16. flowchart halaman informasi.................................................... 100 Gambar 4.17. flowchart halaman buku tamu .................................................. 101 Gambar 4.18. Diagram Konteks Sistem Pakar KUHP Terhadap Kriminalitas
101
Gambar 4.19. Diagram Zero Sistem Pakar KUHP Terhadap Kriminalitas ...... 103 Gambar 4.20. Diagram Level 1 Proses ke-1 Sispak KUHP Terhadap Kriminalitas ............................................................................. 106 Gambar 4.21. Diagram Level 1 Proses ke-2 Sispak KUHP Terhadap Kriminalitas ............................................................................. 109 Gambar 4.22. Diagram Level 1 Proses ke-3 Sispak KUHP Terhadap Kriminalitas .............................................................................. 111 Gambar 4.23. Diagram Level 1 Proses ke-4 Sispak KUHP Terhadap Kriminalitas ............................................................................. 113 Gambar 4.24. Diagram Level 1 Proses ke-5 Sispak KUHP Terhadap Kriminalitas ............................................................................. 116 Gambar 4.25. Entity Relationship Diagram.................................................... 119
xv
Gambar 4.26. Logical Record Structure (LRS) .............................................. 122 Gambar 4.27. State Diagram (STD) Untuk Halaman User ............................. 123 Gambar 4.28. State Diagram (STD) untuk halaman knowledge enginer ......... 124 Gambar 4.29. Contoh code program warning pada proses debugging ............ 128 Gambar 4.30. Contoh code program error pada proses debugging ................ 128 Gambar 4.31. Contoh code program sukses pada proses debugging .............. 129 Gambar 4.32. Tampilan Menu Home ............................................................. 132 Gambar 4.33. Tampilan Menu Profil.............................................................. 133 Gambar 4.34. Tampilan Menu Petunjuk ......................................................... 134 Gambar 4.35. Tampilan Menu Sistem Pakar .................................................. 134 Gambar 4.36. Tampilan Menu Pencarian ....................................................... 135 Gambar 4.37. Tampilan Menu Buku Tamu .................................................... 135 Gambar 4.38. Tampilan Menu Login ............................................................. 136 Gambar 4.39. Tampilan Menu Home pada admin .......................................... 136 Gambar 4.40. Tampilan awal Menu Kejahatan pada admin ............................ 137 Gambar 4.41. Tampilan Menu kejahatan di admin ......................................... 138 Gambar 4.42. Tampilan Menu tambah kejahatan ........................................... 138 Gambar 4.43. Tampilan Menu view kejahatan ............................................... 139 Gambar 4.44. Tampilan Menu edit kejahatan ................................................ 139 Gambar 4.45. Tampilan Menu delete kejahatan ............................................. 140 Gambar 4.46. Tampilan Menu Pasal pada admin ........................................... 141 Gambar 4.47. Tampilan Menu Manajemen Admin......................................... 142 Gambar 4.48. Tampilan Menu Update admin................................................. 142
xvi
Gambar 4.49. Tampilan Menu Informasi pada admin..................................... 143 Gambar 4.50. Tampilan awal menu buku tamu di admin ................................ 144 Gambar 4.51. Tampilan Menu Buku Tamu di admin...................................... 144
xvii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1. Perbandingan Sistem Konvensional dan Sistem Pakar .............. 15 Tabel 2.2. Elemen-elemen ERD ............................................................... 35 Tabel 2.3. Simbol Penghubung ................................................................. 41 Tabel 2.4. Simbol Proses Flowchart ......................................................... 42 Tabel 2.5. Simbol input output flowchart ................................................. 44 Tabel 2.6. Simbol Data Flow Diagram ...................................................... 45 Tabel 4.1. knowledge base mesin inferensi pada kasus pencurian ............. 74 Tabel 4.2. Alur Proses .............................................................................. 102 Tabel 4.3. Proses Mengolah Modul Kejahatan .......................................... 104 Tabel 4.4. Proses Mengolah Modul Pasal.................................................. 104 Tabel 4.5. Proses Mengolah Modul Manajemen Admin. ........................... 104 Tabel 4.6. Proses Mengolah Modul Informasi ........................................... 105 Tabel 4.7. Proses mengolah modul buku tamu .......................................... 105 Tabel 4.8. Proses mencari data master kejahatan ....................................... 107 Tabel 4.9. Proses menambah data master kejahatan .................................. 107 Tabel 4.10. Proses melihat master kejahatan ............................................. 107 Tabel 4.11. Proses mengedit master kejahatan .......................................... 108 Tabel 4.12. Proses menghapus kejahatan .................................................. 108 Tabel 4.13. Proses mencari data master pasal ............................................ 109 Tabel 4.14. Proses menambah data master pasal. ...................................... 109
xviii
Tabel 4.15. Proses melihat master data pasal............................................. 110 Tabel 4.16. Proses mengedit master data pasal .......................................... 110 Tabel 4.17. Proses menghapus master data pasal ....................................... 111 Tabel 4.18. Proses menambah master admin ............................................. 112 Tabel 4.19. Proses menghapus master data pasal ....................................... 112 Tabel 4.20. Proses mencari master data informasi ..................................... 113 Tabel 4.21. Proses menambah master data informasi ................................ 113 Tabel 4.22. Proses mengedit master data pasal .......................................... 113 Tabel 4.23. Proses melihat master data informasi ...................................... 114 Tabel 4.24. Proses menghapus informasi .................................................. 114 Tabel 4.25. Proses menampilkan data master bukutamu ............................ 116 Tabel 4.26. Proses melihat master bukutamu ............................................ 117 Tabel 4.27. Proses menghapus master bukutamu....................................... 117 Tabel 4.28. Tabel admin ........................................................................... 120 Tabel 4.29. Tabel kejahatan ...................................................................... 120 Tabel 4.30. Tabel pasal ............................................................................. 121 Tabel 4.31. Tabel link ............................................................................... 121 Tabel 4.32. Tabel informasi ...................................................................... 121 Tabel 4.33. Tabel bukutamu ..................................................................... 122 Tabel 4.34. Pengujian Halaman Interface Untuk User ............................... 129 Tabel 4.35. Pengujian Halaman Interface Untuk Admin ........................... 130
xix
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A (Surat Keterangan Izin Riset) LAMPIRAN B (Wawancara) LAMPIRAN C (Hasil Pengujian dan evaluasi Lapangan) LAMPIRAN D (Source Code Program)
xx
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara hukum, memiliki bermacam-macam peraturan hukum, salah satunya adalah Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) yang digunakan untuk mengatur berbagai macam tindak pidana. Adapun jenis tindak pidana yang sering terjadi adalah tindak pidana terhadap kriminalitas. Masalah hukum pidana sangat kompleks sehingga sulit bagi orang awam untuk mengerti dan memilah-milah pasal-pasal yang mengatur suatu kasus hukum. Hal ini sering membingungkan bagi orang awam saat terlibat dalam suatu kasus hukum sehingga perlu ada sebuah program komputer untuk membantu memahami dan memilah-milah pasal-pasal yang terlibat dalam suatu kasus hukum (Handojo, dkk, 2006). Menurut Turban (2005:31) ketika suatu organisasi mengambil suatu keputusan rumit atau memecahkan suatu masalah, organisasi sering melirik para pakar untuk mendapatkan nasihat. Pakar yang dipilih memiliki pengetahuan khusus mengenai sesuatu dan berpengalaman di masalah tersebut. Indonesia sebagai sebuah Negara hukum sudah memiliki peraturanperaturan hukum pidana, yaitu Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP), yang berisi ratusan pasal yang mengatur tentang hukum pidana di Indonesia. 1
2
Masalah hukum pidana sangatlah kompleks, sehingga cukup sulit bagi orang awam untuk dapat mengerti dan mengetahui pasal-pasal yang terdapat dalam buku KUHP yang ada. Belum lagi ditambah ketidakmengertian tentang hukum menyebabkan faktor kebingungan bagi masyarakat awam saat terlibat dalam kasus pidana, baik sebagai tersangka, sebagai korban maupun sebagai pihak keluarga dari tersangka ataupun korban. Dalam tugas akhir ini penulis mengangkat tema sistem pakar kitab undang-undang hukum pidana terhadap kriminalitas. Pengembangan aplikasi sistem pakar di bidang hukum diharapkan dapat memudahkan bagi masyarakat terutama masyarakat awam (awam dalam dunia hukum) untuk mengetahui,
mengerti
dan memahami tindak
pidana
dan ancaman
hukumannya seperti yang sudah di atur dalam KUHP. Dari hasil penelitian yang dihasilkan dari wawancara dengan salah satu petugas polisi di bagian Sat reskrim Polres Metro Jakarta Selatan menyatakan bahwa masih banyak warga yang salah melapor jenis tindak kejahatannya. Mereka hanya mengetahui kejadian tindak kejahatannya tanpa mengetahui dan memahami jenis kejahatan tersebut, sehingga ketika sat reskrim melakukan penyelidikan dan penyidikan ternyata laporan yang diberikan dan hasil dari penyelidikan dan peyidikan tidak sesuai. Terkadang kasus tersebut tidak dapat terselesaikan. Mayoritas pegawai pada pihak sat reskrim tidak hafal dengan pasal-pasal dalam KUHP namun mereka faham dan mengerti akan pasal-pasal yang tercantum
dalam
KUHP.
Pihak
kepolisian
Metro
Jakarta
Selatan
3
membutuhkan suatu sistem yang diperlukan untuk mensosialisasikan tentang KUHP terhadap masyarakat agar diharapkan masyarakat lebih memiliki sikap tanggung jawab terhadap hukum. Dengan Sistem pakar ini masyarakat dan pihak sat reskrim akan lebih mudah dalam menggunakan KUHP. Dengan latar belakang masalah tersebut, maka dengan ini penulis mengajukan judul skripsi : “Sistem Pakar Kitab Undang-undang Hukum Pidana Terhadap Kriminalitas (Studi Kasus : Sat Reskrim POLRES Metro Jakarta Selatan)”.
1.2. Rumusan Masalah Sesuai dengan permasalahan yang diangkat pada latar belakang penulisan, maka penulis merumuskan permasalahan yang ada yaitu : 1. Bagaimana cara membuat sistem yang dapat digunakan sebagai pengganti dalam menggunakan buku KUHP manual. 2. Bagaimana membangun suatu sistem yang interaktif yang bisa membantu user dalam mengenal lebih jauh jenis-jenis tindak kejahatan dan ancaman hukuman pidananya sehingga dapat meminimalisir masyarakat yang buta akan hukum. 3. Bagaimana cara membangun sistem pakar kitab undang-undang hukum pidana terhadap kriminalitas yang terdiri dari banyak kejahatan yang kemudian hasil keluarannya akan di klasifikasikan dalam beberapa jenis kejahatan yaitu
kasus pencurian, pemerasan dan pengancaman,
4
penggelapan, penghancuran atau perusakkan barang. 4. Bagaimana cara penyajian sistem pakar permasalahan tindak pidana terhadap kriminalitas
ini
agar dapat
diakses
secara mudah dan
interaktif.
1.3. Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian tugas akhir ini adalah : 1. Sistem pakar untuk permasalahan tindak pidana terhadap kriminalitas ini menggunakan xampp versi 1.7.3, php versi 5.3.1 dan database menggunakan MySQL versi 5.1.41 . 2. Analisis dan perancangan database yang akan menampung data-data yang berkaitan dengan sistem pakar untuk sistem pakar kitab undangundang hukum pidana terhadap kriminalitas. 3. Dalam melakukan perancangan aplikasi penulis menggunakan flowchart DFD, serta perancangan databasenya penulis menggunakan entity relationship diagram serta perancangan state transition diagram (STD). 4. Masyarakat awam disini adalah masyarakat yang awam akan dunia hukum namun sudah bisa mengoperasikan internet minimal komputer. 5. Dalam sistem ini penulis hanya membahas kejahatan-kejahatan yang ancaman pidananya berupa pasal-pasal yang berhubungan dengan kriminalitas yaitu berupa jenis kasus pencurian, pemerasan dan
5
pengancaman, penggelapan, penghancuran atau pengrusakkan barang yang digunakan sebagai knowledge base. 6. Pembangunan sistem pakar menggunakan mesin inferensi forward chaining (penalaran maju) dan penelusuran depth first search.
1.4. Tujuan Penelitian Tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui pemanfaatan sistem pakar kitab undang-undang hukum pidana terhadap kriminalitas yang digunakan untuk menyeleksi pasalpasal KUHP yang terlibat dalam sebuah kasus pidana. 2. Mengetahui sejauh mana sistem pakar dapat membantu dan memberi kemudahan bagi user dan masyarakat dalam menggunakan sistem tersebut.
1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1.
Bagi Penulis a. Mengetahui lebih mendalam tentang Sistem Pakar atau Expert System (tentang pembuatan, fungsi dan kegunaannya). b. Mengetahui dan memahami fungsi, kegunaan, dan penerapan dari KUHP.
6
c. Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan strata satu (S1), Teknik Informatika, Fakultasa Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. d. Untuk memperkenalkan gambaran umum perusahaan yang diperlukan mahasiswa yang akan memasuki dunia kerja yang sesuai dengan bidangnya dan sebagai pengalaman kerja.
1.5.2.
Bagi Pihak Kepolisian a. Turut membantu dalam mensosialisasikan kepada masyarakat terutama masyarakat yang awam akan hukum dan fungsi dan kandungan KUHP. b. Dapat membantu dan mempermudah dalam menggunakan KUHP . c. Dapat membantu agar tidak terjadi lagi masyarakat yang salah melapor jenis kejahatannya sehingga mempermudah pihak kepolisian dalam proses penyelidikan dan penyidikan. d. Sistem pakar yang dibangun ini dapat digunakan sebagai media yang interaktif yang digunakan oleh pihak kepolisian Metro Jakarta Selatan yang difungsikan untuk digunakan oleh user (masyarakat yang awam akan hukum) agar lebih mengerti dan memahami fungsi dari KUHP.
7
1.5.3.
Bagi Pengguna a. Memberikan kemudahan dalam mengakses sistem pakar KUHP terutama untuk tindak kejahatan kriminalitas yang ada pada sistem. b. Memberikan kemudahan dalam melakukan konsultasi tanpa mengeluarkan biaya yang banyak. c. Dapat memberi kemudahan dalam memahami isi dan kandungan tindak kejahatan dan ancaman hukumannya yang sudah tertera dalam sistem pakar KUHP.
1.5.4.
Bagi Universitas a. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi pelajaran yang diperoleh dibangku kuliah. b. Mengetahui
kemampuan
mahasiswa
dalam
menerapkan
ilmunya dan sebagai bahan evaluasi. c. Memberikan gambaran tentang kesiapan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja yang sebenarnya.
8
1.6. Metodologi Penelitian 1.6.1.
Pengumpulan Data Dalam melakukan pengumpulan data, penulis menggunakan tiga
metode, yaitu : 1. Studi Pustaka Studi Pustaka, yakni mengumpulkan data dan referensi melalui literatur, buku, artikel maupun secara online menggunakan media internet untuk mendapatkan referensi yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini. 2. Studi Lapangan Yaitu dengan mengumpulkan bahan dan data yang berguna dalam penelitian langsung dari tempat penelitian. 3. Wawancara Wawancara, yakni mengumpulkan data melalui tanya jawab dengan pihak yang terkait dengan sistem yang bersangkutan.
1.6.2.
Metode Pengembangan Sistem Dengan mengacu pada latar belakang penelitian, perumusan dan
pembatasan permasalahan, serta tujuan dan manfaat penelitian yang ada, penulis memutuskan untuk menggunakan model expert system development life cycle. Pemilihan metode ini dilakukan dengan alasan tahapan yang ada pada model pengembangan sistem ini dapat merepresentasikan kebutuhan yang dibutuhkan dalam pengembangan penelitian sistem pakar KUHP
9
terhadap kriminalitas dan sistem yang akan di kembangkan merupakan skala menengah. Tahapan-tahapan dalam metode pengembangan sistem pada penelitian tugas akhir ini, yaitu terdiri dari : 1. Identifikasi atau Inisialisasi Kasus Tahap ini merupakan tahap penentuan hal-hal penting sebagai dasar dari permasalahan yang akan dianalisis. Tahap ini merupakan tahap untuk mengkaji dan membatasi masalah yang akan dimplementasikan dalam sistem. Setiap masalah yang diidentifikasikan harus dicari solusi, fasilitas yang akan dikembangkan, penentuan jenis bahasa pemrograman dan tujuan yang ingin dicapai dari proses pengembangan tersebut. Apabila proses identifikasi masalah dilakukan dengan benar maka dicapai hasil yang optimal. 2. Konseptualisasi atau Analisis dan Desain Sistem Hasil identifikasi dikonseptualisasikan dalam bentuk relasi antar data, hubungan antar pengetahuan dan konsep-konsep penting dan ideal yang akan diterapkan dalam sistem. Konseptualisasi juga menganalisis data-data penting yang harus didalami bersama dengan pakar dibidang permasalahan tersebut.
Hal
ini
dilakukan
untuk
memeperoleh
hasil
konfirmasi hasil wawancara dan observasi sehingga hasilnya dapat memberikan jawaban pasti bahwa sasaran permasalahan,
10
tepat, benar dan sudah sesuai. 3. Formalisasi atau Prototype Dasar Kasus Apabila tahap konseptualisasi telah selesai dilakukan, maka di tahap formalisasi konsep-konsep tersebut diimplementasikan secara formal, misalnya memberikan kategori sistem yang akan dibangun, mempertimbangkan beberapa factor pengambilan keputusan seperti keahlian manusia, kesulitan dan tingkat kesulitan yang mungkin terjadi, dokumentasi kerja dan sebagainya. 4. Pengembangan sistem Pengembangan sistem diperlukan agar sistem yang di bangun tidak menjadi usang dan investasi sistem tidak sia-sia. Hal pengembangn sistem yang paling berguna adalah proses dokumentasi sistem dimana dapat menjadi tolak ukur pengembangan sistem dimasa mendatang termasuk didalamnya adalah kamus masalah yang diselesaikan 5. Implementasi Apabila pengetahuan sudah diformalisasikan secara lengkap, maka tahap implementasi dapat dimulai dengan membuat garis masalah kemudian memecahkan masalah ke dalam modulmodul.
11
6. Implementasi Tahap Lanjut Sistem pakar yang selesai dibangun, perlu untuk dievaluasi untuk menguji dan menemukan kesalahannya. Hal ini merupakan hal yang umum dilakukan karena suatu sistem belum tentu sempurna setelah selesai pembuatannya sehingga proses evaluasi diperlukan untuk penyempurnaannya. Dalam evaluasi akan ditemukan bagian-bagian yang harus dikoreksi untuk menyamakan permasalahan dan tujuan akhir pembuatan sistem. Serta dokumentasi agar dapat menjadi tolok ukur pengembangan sistem di masa mendatang.
1.7. Sistematika Penulisan Sistematika dari penulisan Skripsi ini adalah sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN Pada bab ini, Penulis menerangkan
latar belakang
pemilihan judul skripsi, maksud dan tujuan penelitian, pembatasan
masalah,
metodologi
penelitian
dan
sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI Pada bab ini, Penulis menerangkan dan menjelaskan landasan-landasan teori yang digunakan dan berhubungan
12
dengan sistem yang dibangun.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini, penulis menerangkan tentang metodologi penelitian yang digunakan serta langkah-langkah yang digunakan terkait dengan penelitian yang dilakukan.
BAB IV
PEMBAHASAN Pada bab ini, penulis menerangkan dan membahas tentang analisis terhadap kebutuhan sistem tersebut. Perancangan sistem serta implementasi pengembangan secara konkrit.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan penutup yang berisi kesimpulan serta saran yang dapat membantu pengembangan sistem ini di masa yang akan datang.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) Artificial Intelligence merupakan subbidang pengetahuan computer yang khusus ditunjukan untuk membuat software dan hardware yang sepenuhnya bisa menirukan beberapa fungsi otak manusia. Dengan demikian, computer bisa membantu manusia memecahkan berbagai masalah yang lebih rumit (Suparman,2005:1). Aplikasi AI tidak didasarkan pada algoritma, tetapi pada representasi dan manipulasi simbol. Aplikasi AI dapat menarik kesimpulan dari pengalamannya melalui basis pengetahuan. Teknik dasar untuk melakukan hala tersebut adalah pelacakan (search) dan pencocokan pola (pattern matching). Walaupun secara langsung pemecahan masalah AI tidak didasarkan pada algoritma, sebenarnya dalam implementasi proses pelacakan, algoritma tetap digunakan. Program yang didasarkan pada algoritma melaksanakan manipulasi simbolis yang menyebabkan suatu masalah bisa terpecahkan dengan cara yang mendekati cara kerja berfikir manusia. Kecerdasan tiruan dapat meliputi aplikasi–aplikasi sebagai berikut : a. Sistem Pakar (Expert Sistem). b. Pengolahan bahasa alami (Natural Language Processing) c. Robotika dan Sistem Sensor (Robotics & Sensory Systems)
13
14
d. Pengenalan Ucapan (Speech Recognition) e. Permainan ( Game ) f. Intelligent Computer-aided Instruction g. Computer Vision
2.2. Sistem Pakar Intelligence (kecerdasan) mencakup berbagai keahlian kognitif yang didalamnya termasuk kemampuan untuk memecahkan permasalahan, belajar dan memahami bahasa. Salah satu dari aplikasi
AI (Artificial
Intelligence) yaitu sistem Pakar (Expert System) yaitu Program-program AI yang mencapai kemampuan tingkat pakar dalam menyelesaikan suatu permasalahan dalam suatu lingkup tertentu dan menghasilkan suatu pengetahuan tentang masalah yang spesifik atau disebut dengan basis pengetahuan (Knowledge Based). Sistem pakar adalah suatu sistem komputer yang berbasis pada pengetahuan yang terpadu di dalam suatu sistem informasi dasar yang ada, sehingga memiliki kemampuan untuk memecahkan berbagai masalah dalam bidang tertentu secara cerdas dan efektif, sebagaimana layaknya seorang pakar (Marimin, 2005:14). Sistem pakar atau expert system adalah paket perangkat lunak pengambilan keputusan atau pemecahan masalah yang dapat mencapai tingkat performa yang setara atau bahkan lebih dengan pakar manusia di
15
beberapa bidang khusus dan biasanya memepersempit area masalah (Turban, 2005:31). Menurut Oxman sistem pakar adalah perangkat lunak komputer yang menggunakan pengetahuan (aturan-aturan tentang sifat dari unsur suatu masalah), fakta dan teknik inferensi untuk masalah yang biasanya membutuhkan kemampuan seorang ahli (Marimin, 2005:20). Dengan
sistem
pakar
menyelesaikan masalahnya
ini,
atau
orang
hanya
awam
sekedar
pun
dapat
mencari
suatu
informasi berkualitas yang sebenarnya hanya dapat diperoleh dengan bantuan para ahli di bidangnya. Sistem pakar dapat membantu aktivitas para pakar sebagai asisten
yang
berpengalaman
dan
mempunyai
pengetahuan
yang
dibutuhkan. Dalam penyusunannya, sistem pakar mengkombinasikan kaidah-kaidah penarikan kesimpulan (inference rules) dengan basis pengetahuan tertentu yang diberikan oleh satu atau lebih pakar dalam bidang tertentu. Kombinasi dari kedua hal tersebut disimpan dalam basis
pengetahuan,
yang
selanjutnya digunakan dalam proses
pengambilan keputusan untuk penyelesaian masalah tertentu. Tabel 2.1 Perbandingan Sistem Konvensional dan Sistem Pakar Sistem Konvensional Sistem Pakar 1. Informasi dan pemrosesannya 1. Basis pengetahuan merupakan bagian biasanya program
jadi
satu
dengan
terpisah dari mekanisme inferensi
16
2. Biasanya tidak bisa menjelaskan 2. Penjelasan adalah bagian terpenting mengapa suatu input data itu dibutuhkan
atau
dari sistem pakar
bagaimana
output itu diperoleh 3. Pengubahan program cukup sulit 3. Pengubahan aturan dapat dilakukan dan membosankan
dengan mudah
4. Sistem hanya akan beroperasi 4. Sistem dapat beroperasi hanya dengan jika
sistem
tersebut
sudah
beberapa aturan
lengkap 5. Eksekusi
dilakukan
langkah 5. Eksekusi dilakukan pada keseluruhan
demi langkah
basis pengetahuan
6. Menggunakan data 7. Tujuan
utamanya
6. Menggunakan Pengetahuan adalah 7. Tujuan utamanya adalah efektifitas
efisiensi (Sumber : Kusumadewi, 2003:112)
2.2.1. Ciri – ciri Sistem Pakar Menurut Desiani dan Arhami (2006:231), dalam pembuatan sistem pakar harus diketahui ciri-ciri dan kategori masalah sistem pakar. Pada umumnya sistem pakar bersifat: 1. Memiliki informasi yang handal, baik dalam menampilkan langkah-langkah
antara
maupun
dalam
menjawab
pertanyaan-pertanyaan tentang proses penyelesaian. 2. Mudah
dimodifikasi,
yaitu
dengan
menambah
menghapus suatu kemampuan dari basis pengetahuannya.
atau
17
3. Dapat digunakan dalam berbagai jenis komputer. 4. Memiliki kemampuan untuk beradaptasi.
2.2.2. Keuntungan Sistem Pakar Beberapa kelebihan dari sistem pakar adalah ; 1. Memungkinkan seorang awam bisa melakukan pekerjaan pakar. 2. Meningkatkan produktifitas kerja dengan cara meningkatkan efisiensi. Karena sistem pakar dapat digunakan setiap hari dan dapat di akses dimanapun. 3. Menghemat waktu dalam menyelesaikan pekerjaan. 4. Dapat diberi pengamanan seperti autentifikasi dan otorisasi pengguna . 5. Dapat memperoleh dan menyimpan pengetahuan pakar yang bernilai. 6. Lebih cepat dalam memecahkan masalah. 7. Biaya yang digunakan lebih murah (dengan catatan sistem pakar sudah ada).
2.2.3. Kelemahan Sistem Pakar Selain
mempunyai
kelebihan
sistem
pakar
juga
mempunyai
kelemahan, yaitu : Pengembangan sistem pakar sangat sulit, lebih sulit daripada membuat software konvesional
18
1. Untuk membuat suatu sistem pakar yang benar-benar berkualitas tinggi sangatlah sulit dan memerlukan biaya yang sangat besar untuk pengembangan dan pemeliharaanya. 2. Sistem pakar tidak 100% menguntungkan, karena seseorang yang telibat dalam sistem pakar tidak selalu benar. Oleh karena itu perlu diuji ulang secara teliti sebelum digunakan.
2.2.4. Kategori Sistem Pakar Desiani dan Arhami
(2006:232-233), Secara umum ada beberapa
kategori dan area permasalahan sistem pakar, yaitu : 1. Interpretasi, yaitu pengambilan keputusan atau deskripsi tingkat tinggi dari sekumpulan data mentah. Termasuk diantaranya pengawasan, analisis citra dan beberapa analisis kecerdasan. 2. Proyeksi, yaitu memprediksi akibat- akibat yang dimungkinkan dari situasi-situasi tertentu. Seperti peramalan, prediksi demografis dan peramalan ekonomi. 3. Diagnosis, yaitu menentukan sebab malfungsi dalam situasi kompleks berdasakan pada gejala-gejala yang diamati. Seperti diagnodis perangkat lunak, diagnosis pada dunia medis. 4. Desain, yaitu menentukan konfigurasi komponen-komponen sistem yang cocok dengan tujuan-tujuan kinerja tertentu yang
19
memenuhi permasalahan-permasalahan tertentu. Seperti layout sirkuit dan perancangan bangunan. 5. Perencanaan, yaitu kemampuan untuk merencanakan sistem yang akan dipakai atau membangun rencana untuk mencapai sasaran. Seperti perencanaan keuangan, komunikasi, militer, pengembangan produk dan manajemen proyek. 6. Monitoring, yaitu membandingkan antara tingkah laku suatu sistem yang diamati dengan tingkah laku yang diharapkan. Seperti Computer Aided Monitoring System. 7. Debugging
dan
repair,
yaitu
menentukan
dan
menginplementasikan cara-cara untuk mengatasi malfungsi. Seperti memberikan resep obat terhadap suatu kegagalan dan memberikan solusi terhadap kerusakan-kerusakan pada salah satu perangakat komputer. 8. Instruksi, yaitu mendeteksi dan mengoreksi defisiensi dalam pemahaman domain subjek. Seperti melekukan instruksi untuk diagnosis, debugging dan perbaikan kinerja. 9. Pengendalian, yaitu mengatur tingkah laku suatu environment yang kompleks seperti control terhadap interpretasi, prediksi, perbaikan dan monitoring sistem. 10. Seleksi,
yaitu
mengidentifikasikan
sekumpulan (list) kemugkinan.
pilihan
terbaik
dari
20
11. Simulasi,
yaitu pemodelan interaksi antara
komponen-
komponen sistem .
2.2.5. Struktur Sistem Pakar Komponen utama pada sistem pakar meliputi: User
User Interface
Inference Engine • Rule Interpreter • Control Strategi
Knowledge Base • • • •
Data base (working memory)
Rules Frames Semantic nets etc
• System status • Initial states • Present state
Gambar 2.1. diagram blok umum struktur sistem pakar (Sumber: Suparman, 2007:102) 1.
Basis Pengetahuan (Knowledge Base) Basis pengetahuan merupakan inti dari suatu sistem pakar, yaitu berupa
representasi pengetahuan dari pakar. Basis
pengetahuan tersusun atas fakta dan kaidah. Fakta adalah informasi tentang objek, peristiwa, atau situasi. Kaidah adalah cara untuk membangkitkan suatu fakta baru dari
21
fakta
yang
sudah diketahui. Perencana dapat memilih
predikat kalkulus, list, frame, semantic work, script dan kaidah produksi atau lainnya. Di lain pihak, melalui pengalaman yang panjang
diperoleh
bahwa
salah
satu
metode
terbaik
representasi pengetahuan untuk sistem pakar adalah kaidah produksi. 2.
Basis Data (Data Base) Basis data terdiri atas semua fakta yang diperlukan, di mana fakta-fakta kondisi
tersebut
dari kaidah-kaidah
digunakan dalam
untuk
sistem.
memenuhi Basis
data
menyimpan semua fakta, baik fakta awal pada saat sistem mulai beroperasi, maupun fakta-fakta yang diperoleh pada saat proses penarikan kesimpulan sedang dilaksanakan. Basis data digunakan untuk menyimpan data hasil observasi dan data lain yang dibutuhkan selama pemrosesan. Basis data menyimpan daftar kaidah yang sudah diakui, sehingga membantu proses tracking. Urutan kaidah bisa diberikan kemudian jika user memerlukan penjelasan tentang proses penalaran. 3.
Mesin Inferensi (Inference Engine) Mesin
inferensi berperan sebagai otak dari sistem pakar.
Mesin inferensi berfungsi untuk memandu proses penalaran terhadap suatu
kondisi,
berdasarkan
pada
basis
22
pengetahuan yang tersedia.
Di dalam
mesin inferensi
terjadi proses untuk memanipulasi dan mengarahkan kaidah, model, dan fakta yang disimpan dalam basis pengetahuan dalam rangka mencapai solusi atau kesimpulan. Dalam prosesnya, mesin inferensi menggunakan strategi penalaran dan strategi pengendalian. Strategi penalaran terdiri dari strategi
penalaran
pasti
(Exact Reasoning) dan strategi
penalaran tak pasti (Inexact Reasoning). Exact
reasoning
akan dilakukan jika semua data yang dibutuhkan untuk menarik suatu kesimpulan tersedia, sedangkan inexact reasoning dilakukan pada pengendalian melakukan
berfungsi proses
keadaan sebaliknya. Strategi
sebagai
penalaran.
panduan
arah
dalam
Terdapat
tiga
teknik
pengendalian yang sering digunakan, chaining,
backward chaining,
yaitu
forward
dan gabungan dari kedua
tehnik pengendalian tersebut. 4.
Antarmuka Pemakai (User Interface) Fasilitas
ini
digunakan
sebagai
perantara
komunikasi
antara pemakai dengan komputer.
2.2.5.1. Mekanisme Inferensi Mekanisme inferensi adalah bagian dari sistem pakar yang melakukan penalaran dengan menggunakan isi daftar aturan
23
berdasarkan urutan dan pola tertentu. Selama konsultasi antar sistem dan pemakai, mekanisme inferensi menguji aturan satu demi satu sampai kondisi aturan itu benar. Secara umum ada dua teknik utama yang digunakan dalam mekanisme inferensi untuk pengujian aturan, yaitu penalaran maju (forward chaining) dan penalaran mundur (backward chaining) (Andi, 2009:15). Selain teknik penalaran, diperlukan juga teknik penelusuran data dalam bentuk network atau jaringan yang terdiri dari node – node berbentuk tree atau pohon. Ada tiga teknik yang digunakan dalam proses penelusuran data, yaitu Depth First Search, Breadh First Search, dan Best First Search (Andi, 2009:16). Di dalam proses mekanisme inferensi ini dilakukan dua tahapan yaitu : a.
Forward Chaining Forward cahining adalah suatu rantai yang dicari atau dilewati
/ dilintasi dari suatu permasalahan untuk memperoleh solusinya (Arhami, 2005:11). Pada tahapan forward chaining dilakukan dengan membuat pohon inferensi untuk memudahkan mencari bagian JIKA terlebih dahulu dari pasal-pasal yang berhubungan dengan tindak pidana terhadap kriminalitas, Setelah semua kondisi JIKA dipenuhi, aturan atau rule dipilih untuk mendapatkan kesimpulan. Proses ini akan berlanjut hingga dicapai kesimpulan akhir.
24
b.
Depth First Search Depth First Search adalah teknik penelusuran data pada node
– node secara vertikal dan sudah terdefinisikan, misalnya dari kiri ke kanan. Keuntungan pencarian data dengan teknik ini adalah bahwa penelusuran masalah dapat digali secara mendalam sampai ditemukannya kepastian suatu solusi yang optimal (Andi, 2009:13).
(Sumber: Andi, 2009:17) Gambar 2.2. Depth First Search
Pada tahapan depth first search ini dilakukan penelusuran data dari parameter atau kejahatan-kejahatan dan ancaman tindak pidana berupa pasal-pasal pada node – node yang sudah terdefinisikan (pertanyaan), dari semua rangkaian node secara mendalam sampai ditemukannya kesimpulan.
25
2.2.5.2. Representasi Pengetahuan Representasi Pengatahuan merupakan kombinasi sistem berdasarkan dua elemen, yaitu struktur data dan penafisiran prosedur, yang akan digunakan pengatahuan dalam menyimpanan struktur data (Arhami, 2006:63). Teknik representasi pengetahuan yang dilakukan pada tahap ini adalah dengan menggunakan kaidah produksi, yaitu membuat kaidah produksi berupa aturan (rule) yang berupa IF (kondisi) THEN (aksi) dimana kondisi merupakan bagian dari awal yang mengekspresikan situasi (pernyataan berawal IF) dan aksi merupakan bagian yang menyatakan suatu tindakan tertentu yang diharapkan jika suatu situasi bernilai benar (pernyataan berawalan THEN).
2.2.6. Lingkungan Sistem Pakar Menurut Turban (dalam arhami dan desiani, 2006:240-241), ada 4 unsur manusia dalam sistem pakar, yaitu : 1.
Pakar (The Expert) Pakar merupakan orang yang menguasai bidang ilmu pengetahuan tertentu, berpengelaman, pengambil keputusan, dan menguasia metode-metode tertentu, serta mamapu memanfaatkan telentanya dalam memeberikan nasehat atau saran terhadap penyelesaian terhadap suatu permasalahan
26
2.
Perekeyasa Pengetahuan (Knowledge Engineer) Knowledge Engineer adalah orang yang membantu pakar dalam
menyusun
area
permasalahan
dengan
menginterpretasikan dan mengintegrasikan jawaban-jawaban pakar atas pertanyaan yang diajukan, menggambarkan analogi, mengajukan counter example, dan menerangkan kesulitankesulitan konseptual. 3.
Pemakai (User) Sistem pakar memiliki beberapa kelas pemakai, yaitu: a.
Pemakai bukan pakar, sistem pakar berperan sebagai seorang konsultan atau pemberi nasihat.
b.
Siswa yang ingin belajar, sistem pakar berperan sebagai instruktur.
c.
Pembangun sistem pakar yang ingin meningkatkan dan menambah basis pengetahuan, sistem pakar berperan sebagai rekan kerja atau partner.
d. 4.
Pakar, sistem pakar berperan sebagai kolega aau asisten.
Unsur lainnya Unsur lainnya yang termasuk unsure manusia dalam sistem pakar adalah system builder (pembangun sistem) atau system analyst yang membantu mengintegrasikan sebuah sistem pakar dengan sistem terkomputerisasi lainnya. Suatu tool
27
builder dapat menyediakan atau membangun tool-tool yang khusus.
2.3. Domain Permasalahan 2.3.1. Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) Hukum adalah rangkaian kaidah atau norma yang mengatur tingkah laku dan perbuatan manusia dalam hidup bermasyarakat. Menurut W.P.J. Pompe (dalam Hamzah, 2008:78) hukum pidana adalah himpunan peraturan yang menentukan perbuatan apa yang di ancam dengan pidana dan di mana pidana itu menjelma. Hukum pidana adalah peraturan hukum mengenai pidana. Kata pidana berarti hal yang dipidanakan, yaitu oleh instansi yang berkuasa dilimpahkan kepada seorang oknum sebagai hal yang tidak enak dirasakannya dan juga hal yang tidak sehari-hari dilimpahkan (Prodjodikoro, 2003:1). Pada saat kemerdekaan Republik Indonesia masih tetap berlaku di Indonesia berdasarkan ketentuan pasal II aturan peralihan UUD 1945. Tetapi karena dalam KUHP itu ada yang tidak sesuai lagi dengan jiwa UUD 1945, maka pada tanggal 24 Februari 1945 diadakan penyesuain, perubahan serta penambahan ketentuan-ketentuan dalam KUHP tersebut agar sejiwa dan searah dengan UUD 1945 (Hawari, 2008:8). KUHP terdiri dari tiga buku, sebagai berikut : Buku I, yang memuat tentang Ketentuan-ketentuan umum (pasal 1 sampai dengan pasal 103), yakni yang mengatur perihal lingkungan
28
kekuasaan
berlakunya
ketentuan-ketentuan
hukum
pidana,
pengecualian dan pengurangan serta penambahan pidana, percobaan, penyertaan, gabungan, atau pembarengan perbuatan dan lain sebagainya (Hawari, 2008:8). Buku II, memuat perihal kejahatan (pasal 104 sampai dengan 488) didalamnya antara lain tentang pencurian beserta pidananya, penggelapan beserta ancaman pidananya, pembunuhan dan lain sebagainya. Buku III, memuat perihal pelanggaran(pasal 489 sampai dengan 570). Bentuknya KUHP merupakan hukum tertulis yang berarti belum atau tidak dikondifikasikan, isi dari hukum tersebut adalah: hukum perintah, hukum larangan, dan sanksi akibat hukum yang diderita oleh seseorang karena orang tersebut melanggar peraturan. Sifatnya adalah mempunyai sifat yang harus ditaati, jika tidak maka diancam sanksi (Hawari, 2008:9). Tujuan yang hendak dicapai oleh hukum, untuk masyarakat adalah aman dari ancaman, gangguan, hambatan dan tekanan. Tertib bebas dari pelanggaran kejahatan.
2.3.2. Tujuan Hukum Pidana Menurut Prodjodikoro (2003:20).Tujuan hukum pidana adalah : 1.
Untuk menakut-nakuti orang jangan sampai melakukan kejahatan, baik secara menakut-nakuti orang banyak (general
29
preventie) maupun secara menakut-nakuti orang tertentu yang sudah menjalankan kejahatan agar dikemudian hari tidak melakukan kejahatan lagi (speciale preventive). 2.
Untuk mendidik dan memperbaiki orang-orang yang sudah menandakan suka melakukan kejahatan agar menjadi orang yang baik tabiatnya sehingga bermanfaat bagi masyarakat.
2.4. Konsep Database 2.4.1.
Konsep Basis Data (Data Base) James F. Courtney Jr. dan David B. Paradice dalam buku
“Database System for Management” menjelaskan sistem database adalah sekumpulan database yang dapat dipakai secara bersamasama, personal-personal yang merancang dan mengelola database, teknik-teknik untuk merancang dan mengelola database, serta komputer untuk mendukungnya (Sutabri, 2005 : 161). Dari definisi diatas, penulis menyimpulkan bahwa sistem database mempunyai beberapa elemen penting, yaitu database sebagai inti sistem database, perangkat lunak untuk mengelola database, perangkat keras sebagai pendukung operasi pengolahan data, serta manusia mempunyai peran penting dalam sistem tersebut. Sampai dengan membentuk database, data mempunyai jenjang yang dapat dilihat dalam gambar 2.3.
30
Database
File
Record
Data Item atau Field Characters
Gambar 2.3. Jenjang dari data (Sumber: Jogianto, 2005)
a. Characters Characters adalah bagian data yang terkecil, dapat berupa karakter numeric, huruf ataupun karakter-karakter khusus yang membentuk suatu item data atau field. b. Field Field menggambarkan suatu atribut dari record yang menunjukkan suatu item dari data, seperti nama, jenis kelamin, dan lain-lain. Kumpulan dari field membentuk suatu record. 1) Nama field (field name) Field harus diberi nama untuk membedakan field yang satu dengan field yang lain.
31
2) Representasi dari field (field representation) Representasi dari field menunjukkan tipe dari field (field type) dapat berupa tipe numeric, karakter, tanggal, dan lain-lain. Serta lebar dari field menunjukkan ruang maksimum dari field yang dapat diisi dengan karakter-karakter data. 3) Nilai dari field (field value) Nilai dari field menunjukkan isi dari field untuk masing-masing record. c. Record Record adalah kumpulan dari field yang membentuk suatu record. Kumpulan dari record membentuk file. Misalnya file pegawai, tiap-tiap record dapat mewakili data tiap-tiap pegawai. d. File File terdiri dari record-record yang menggambarkan satu kesatuan data yang sejenis. Misalnya file pangkat berisi tentang semua pangkat yang ada.
2.4.2.
DBMS (Database Management System) Inti dari suatu basis data adalah database management
system (DBMS), yang membolehkan pembuatan, modifikasi, dan pembaharuan basis data. Database Management System (DBMS) adalah paket perangkat lunak yang komplek digunakan untuk memanipulasi database.
32
Lebih lanjut lagi, DBMS merupakan koleksi terpadu dari database dan program-program komputer (utilitas) yang digunakan untuk mengakses dan memelihara database. Program-program tersebut
menyediakan
berbagai
fasilitas
operasi
untuk
memasukkan, melacak, dan memodifikasi data kedalam database, mendefinisikan data baru, serta mengolah data menjadi informasi yang dibutuhkan (Ladjamudin, 2005 : 130). Beberapa keunggulan DBMS untuk mengelola data (Ramakrishnan & Gehrke, 6: 2004) : 1. Kemandirian data Program
aplikasi
idealnya
tidak
diekspos
pada
detail
representasi dan penyimpanan data. DBMS menyediakan satu pandangan abstrak tentang data yang menyembunyikan detail tersebut. 2. Akses Data Efisien DBMS memanfaatkan berbagai teknik yang canggih untuk menyimpan dan mengambil data secara efisien. 3. Integritas dan Keamanan Data Jika data selalu diakses melalui DBMS, maka DBMS dapat memanfaatkan batasan integritas. DBMS dapat memanfaatkan control akses yang menentukan data apa yang boleh dilihat oleh kelas pengguna yang berbeda.
33
4. Administrasi Data Ketika beberapa pengguna berbagi data, pemusatan administrasi data dapat memberikan perbaikan yang signifikan. Para profesional yang berpengalaman yang memahami sifat data yang akan dikelola, dan memahami bagaimana kelompok pengguna yang berbeda menggunakan data tersebut, dapat memegang tanggung jawab untuk mengatur representasi data untuk
meminimalkan
redudansi
dan
untuk
mengatur
penyimpanan data guna melakukan pengambilan data yang efisien. 5. Akses Konkuren dan Crash recovery DBMS menjadwalkan akses konkuren pada data dalam cara tertentu sehingga pengguna dapat memandang data sebagai data yang diakses oleh hanya satu pengguna pada satu waktu. Lebih lanjut, DBMS memproteksi pengguna dari efek kegagalan sistem (konkurensi). 6. Waktu Pengembangan Aplikasi Terkurangi DBMS mendukung fungsi penting bagi banyak aplikasi untuk mengakses data dalam DBMS dan memfasilitasi pengembangan aplikasi yang cepat dalam hal ini berkaitan dengan bantuan interface untuk mengatur data.
34
2.4.3.
SQL (structured Query Labguage) SQL adalah sebuah konsep pengoperasian database,
terutama untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukan data, yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah secara otomatis. Umumnya, setiap software-software RDBMS menyediakan 4 perintah DML dari SQL. DML (Data Manipulation Language) adalah perintah yang digunakan untuk mengoperasikan atau memanipulasi isi database. Empat perintah DMLtersebut diantaranya: · select : digunakan untuk mengambil data dari database. · delete: digunakan untuk menghapus data pada database. · insert : menampbahkan data ke database. · update: memodifikasi data pada database.
2.4.4.
Elemen-elemen Database
Elemen – elemen database adalah sebagai berikut : 1.
ERD (Entity Relationship Diagram)
ERD adalah model jaringan data yang menekankan pada struktur-struktur dan relationship data (Ladjamudin, 2005: 142). Elemen- elemen dalam ERD adalah:
35
Tabel 2.2. Elemen-elemen ERD Simbol
Nama
Keterangan Entity adalah sesuatu apa saja yang ada dalam sistem, nyata maupun
Entitas abstrak dimana data tersimpan atau dimana terdapat data. Atribut adalah sifat, karakteristik, atau
Atribut
elemen dari tiap entitas maupun Relationship. Relationship adalah hubungan alamiah
Relationship
yang terjadi antara entitas. Menghubungkan antara entitas satu
Link
dengan entitas lainnya.
(Sumber: Sutabri, 2005: 164)
a.
Kardinalitas (Cardinality)
Kardinalitas relasi adalah tingkat hubungan yang terjadi antara entity, di dalam sistem. Tiga macam kardinalitas relasi yaitu:
1. One to one Tingkat hubungan satu ke satu, dinyatakan dengan satu kejadian pada entitas pertama hanya mempunyai satu hubungan dengansatu kejadian pada entitas kedua, atau sebaliknya.
36
1
1
Gambar 2.4. Cardinality One to One
2. One to Many atau Many to One Tingkat hubungan satu ke banyak adalah sama dengan banyak ke satu. Tergantung pada arah mana hubungan itu dilihat.
1
M
Gambar 2.5. Cardinality One to Many
3. Many to Many Tingkat hubungan banyak ke banyak terjadi jika tiap kejadian pada sebuah entitas akan mempunyai banyak hubungan dengan kejadian pada entitas lainnya. M
M
Gambar 2.6. Cardinality Many to Many
37
2. Kunci (Key) Kunci atau key adalah atribut unik yang dapat digunakan untuk membedakan suatu entitas dengan entitas lainnya dalam suatu himpunan entitas. Tidak ada lebih dari satu entitas memiliki nilai-nilai yang sama untuk semua atributnya. Macam-macam jenis kunci (key) diantaranya : a. Primary key Primary key adalah satu set minimal atribut yang tidak hanya mengidentifikasi secara unik satu kejadian spesifik, tapi juga dapat mewakili setiap kejadian dari entity. Primary key memiliki tiga (3) criteria: 1) Key tersebut lebih natural digunakan sebagai acuan. 2) Key terebut lebih sederhana. 3) Key tersebut terjamin keunikannya. b. Foreign key (Kunci Tamu) Foreign key merupakan sembarang atribut yang menunjuk kepada Primary Key pada table lain. Foreign Key terjadi pada suatu relasi yang memiliki Cardinality one to many atau many to many.
3. LRS (Logical Record Structure) LRS dibentuk dengan nomor dari tipe record. Beberapa tipe record digambarkan dengan kotak empat persegi panjang dengan
38
nama yang unik. LRS juga terdiri dari hubungan diantara tipe record. Salah satu metode pembuatan LRS yaitu dimulai dengan membuat ER kemudian dikonversi ke dalam LRS.
2.5. PHP PHP singkatan dari Hypertext Preprocessor yang digunakan sebagai bahasa scriprt sever side dalam pengembangan web yang disisipkan pada dokumen HTML. Penggunaan php memungkinkan web dapat dibuat dinamis sehingga maintenance situs web tersebut menjadi lebih mudah dahn efisien. PHP merupakan software open source yang disebarkan dan dilisensikan secara gratis serta dapat di download secara bebas dari situs resminya. Menurut
pembuatnya
dapat
dilihat
di
home
page
PHP
(http://www.php.net), “And PHP is HTML embedded scripting language. Much of syntax is borrowed from C, Java and PERL with a couple of unique PHP-specific feature thrown in. The goal of language is to allow web developers to write dynamically generated pags quickly.” (Husni, 2007:109). PHP ( PHP : Hypertext Preprocessor) adalah bahasa pemrograman scripting sisi server (server side), bahasa pemrograman yang digunakan oleh server web untuk menghasilkan dokumen HTML secara on-the-fly. PHP merupakan interpreter yang dapat dieksekusi sebagai program CGI untuk server web atau dijadikan modul dari server web. PHP merupakan
39
bahasa
script
selain paling popular
di
lingkungan
pemrogram,
pengembang web, di lingkungan server web Apache, kini juga telah menjadi salah satu alternative bahasa script di lingkungan server web windows (Sidik, 2005:323-324).
2.5.1. Kelebihan PHP PHP memiliki bayak kelebihan yang tidak dimiliki oleh bahasa script sejenis. Berikut ini adalah beberapa kelebihan php : 1. Mengurangi waktu untuk mebuat situsweb besar. 2. Dapat membuat halaman web tergantung pengguna berdasarkan pada informasi yang diperoleh dari mereka. 3. Terdapat ratusan tool dan contoh online yang dapat digunakan langsung kedalam aplikasi yang dibuat. 4. Memungkinkan pembuatan shopping cart untuk web site ecommerce. 5. Dapat melakukan apa saja yang dapat dilakukan CGI, seperti mengunpulkan data dari form, menghasilkan isi halaman web dinamis, dan kemampuan mengirim serta menerima cookies. 6. PHP dapat bekerja pada banyak platform termasuk linux dan varian Unix lain, Windows dan Mac. Dan juga mendukung banyak web server dan bahkan php dapat bekerja sebagai CGI processor.
40
2.6. MySQL Menurut Sidk (2005:1), MySQL merupakan software sistem manajemen database (database Management System – DBMS) yang sangat popular dikalangan pemrograman web, terutama di lingkungan linux dengan menggunkan script PHP dan Perl. MySQL merupakan database yang paling popular digunakan untuk membangun aplikasi web yang menggunakan database sebagai sumber dan pengelola datanya. Hal itu dimungkinkan karena MySQL mudah untuk digunakan, cepat secara kinerja query, dan mencukupi untuk kebutuhan database perusahaan-perusahaan skala menengah kecil. Database MySQl tersedia secara cuma-cuma dan boleh digunakan oleh setiap orang, dengan lisensi open source GNU General Public License (GPL) atau pun lisensi komersial non GPL. Database MySQL merupakan database yang menjanjikan sebagai alternatif pilihan database yang dapat digunakan untuk sistem database personal atau organisasi (Sidik, 2005:2).
2.7. Flowchart Flowchart adalah bagan-bagan yang mempunyai arus yang menggambarkan
langkah-langkah
penyelesaian
suatu
masalah.
Flowchart merupakan cara penyajian dari suatu algoritma (Ladjamudin, 2005 : 263). Ada dua macam flowchart yang menggambarkan proses dengan komputer, yaitu :
41
1. System Flowchart Bagan yang memperlihatkan urutan proses dalam system dengan menunjukkan alat media input, output serta jenis media penyimpanan dalam proses pengolahan data. 2. Program Flowchart Bagan yang memperlihatkan urutan instruksi yang digambarkan dengan symbol tertentu untuk memecahkan masalah dalam suatu program (Ladjamudin, 2005 : 263).
2.7.1. Simbol-Simbol Flowchart Flowchart disusun dengan symbol. Simbol ini dipakai sebagai alat bantu menggambarkan proses di dalam program. Simbol-simbol yang digunakan dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu : 1. Flow Direction Symbols (Simbol Penghubung atau Alur) Simbol yang digunakan untuk menghubungkan antara simbol yang
satu dengan simbol yang
lain. Simbol ini disebut juga
connecting line, simbol-simbol tersebut adalah : Tabel 2.3. Simbol Penghubung (Ladjamudin, 2005 : 266) No
1.
Symbol
Nama dan Keterangan Symbol arus /flow Untuk menyatakan jalannya arus suatu proses
42
Simbol communication link
2.
Untuk menyatakan bahwa ada suatutransisi suatu data / informasi dari satulokasi kelokasi lainnya 3.
Simbol connector Untuk menyatakan sambungan dari satu proses ke proses lainnya dalam halaman / lembar yang sama
4.
Simbol offline connector Untuk menyatakan sambungan dari satu proses ke proses lainnya dalam halaman / lembar yang berbeda
2. Processing Symbols (Simbol Proses) Simbol yang menunjukkan jenis operasi pengolahan dalam suatu proses / prosedur, simbol-simbol tersebut adalah : Tabel 2.4. Simbol Proses Flowchart (Ladjamudin, 2005 : 267). No
Symbol
Nama dan Keterangan Simbol Offline Connector
1.
Untuk menyatakan sambungan dari satu proses ke proses lainnya kedalam halaman/lembar yang berbeda
2.
Simbol Manual
Untuk menyatakan suatu tindakan (proses) yang tidak dilakukan oleh computer(manual)
43
3.
Simbol Decision/logika Untuk menunjukan suatu kondisi tertentu yang akan menghasilkan dua kemungkinan jawaban, ya/tidak
4.
Simbol Predefined Proses Untuk menyatakan penyediaan tempat penyimpanan suatu pengolahan untuk member harga awal
5.
Simbol Terminal Untuk menyatakan permulaan atau akhir suatu program
6.
Simbol Keying Operation Untuk menyatakan segala jenis operasi yang diproses dengan menggunakan suatu mesin yang mempunyai keyboard
7.
Simbol off-line storage Untuk menunjukkan bahwa data dalam symbol ini akan disimpan ke suatu media tertentu
8.
Simbol Manual Input Untuk memasukkan data secara manual dengan menggunakan online keyboard
3. Input-output Symbols Simbol yang menunjukkan jenis peralatan yang digunakan sebagai media input atau output, simbol-simbol tersebut adalah :
44
Tabel 2.5. Simbol input output flowchart (Ladjamudin, 2005 : 268). No 1.
Symbol
Nama dan Keterangan Simbol Input-output
Untuk menyatakan proses input dan output tanpa tergantung dengan jenis peralatannya
2.
Simbol Punched Card Untuk menyatakan input berasal dari kartu atau output ditulis ke kartu
3.
Simbol Magnetic-tape unit Untuk menyatakan input berasal dari pita magnetic atau output disimpan ke pita
4.
Simbol Disk Storage Untuk menyatakan input berasal dari disk atau output disimpan ke disk
5.
Simbol document Untuk mencetak laporan ke printer
6.
Simbol display Untuk menyatakan peralatan output yang digunakan berupa layar (video, komputer)
45
2.8. DFD (Data Flow Diagram) DFD (Data Flow Diagram) adalah model dari sistem untuk menggambarkan pembagian sistem ke modul yang lebih kecil. DFD dapat memudahkan pemakai (user) yang kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang akan dikerjakan, urutannya sebagai berikut: a.
Diagram Konteks (Context Diagram) Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem (Ladjamudin, 2005 : 64).
b. Diagram Zero (Overview Diagram) Diagram zero adalah diagram yang menggambarkan proses dari data flow diagram. c.
Diagram Rinci (Level Diagram) Diagram rinci adalah diagram yang menguraikan proses yang ada dalam diagram zero. Elemen-elemen data yang digunakan dalam proses DFD adalah sebagai berikut: Tabel 2.6. Simbol Data Flow Diagram Simbol
Nama
Keterangan
Kesatuan Luar
Sesuatu yang berada di luar sistem,
(External Entity)
tetapi ia memberikan masukan ke dalam sistem atau menerima data dari sistem. External entity tidak
46
termasuk bagian dari sistem. Arus Data
Tempat mengalir informasi dan
(Data Flow)
digambarkan dengan garis yang menghubungkan
komponen
dari
sistem. Arus data ini mengalir diantara proses, data store, dan menunjukkan arus data dari data berupa masukan untuk sistem atau hasil proses sistem. Proses
Apa yang dikerjakan oleh sistem.
(Proccess)
Proses dapat mengolah data atau aliran data masuk menjadi aliran data
keluar.
Proses
mentranformasikan
berfungsi
satu
atau
beberapa data masukan menjadi satu atau beberapa data keluaran sesuai dengan spesifikasi yang dihasilkan. Simpanan Data
Tempat penyimpanan data yang ada
(Data Store)
dalam sistem, yang disimbolkan dengan
sepasang
garis
dengan sisi samping terbuka. (Sumber: Ladjamudin, 2005: 72)
sejajar
47
2.9. Metode Penelitian Metode adalah kerangka kerja untuk melakukan suatu tindakan, atau suatu kerangka berpikir untuk menyusun suatu gagasan yang terarah dan terkait dengan maksud dan tujuan (Hasibuan, 2007:13). Penelitian merupakan suatu proses mencari
sesuatu secara
sistimatis dalam waktu yang relatif lama dengan menggunakan metode ilmiah dengan prosedur maupun aturan yang berlaku (Hasibuan, 2007:6). Metode merupakan bagian dari metodologi. Metodologi itu sendiri berasal dari kata metodos dan logos yang berarti ilmu dari metode. Bila kita melakukan penelitian berarti kita menguraikan cara-cara meneliti disebut juga metodologi. Dalam tahapan-tahapan tersebut ada metode, teknik, dan alat (tools) yang bisa kita gunakan. “…Metodologi penelitian itu dapat diartikan sebagai pengkajian atau pemahaman tentang cara berpikir dan cara melaksanakan hasil berpikir menurut langkah-langkah ilmiah” (Hasibuan, 2007:83).
2.9.1.
Metode Pengumpulan Data Data merupakan kumpulan dari nilai-nilai yang mencerminkan karakteristik dari individu-individu dari suatu populasi. Data bisa berupa angka, huruf, suara maupun gambar. Metode observasi merupakan salah satu cara yang bisa digunakan untuk mengumpulkan
48
data. Metode observasi ini biasanya digunakan untuk mengetahui perilaku masyarakat secara detail. (Hasibuan,2007) Jenis – jenis metode pengumpulan data : 1. Observasi Metode observasi merupakan salah satu cara yang bisa digunakan untuk mengumpulkan data. Metode observasi ini biasanya digunakan untuk mengetahui perilaku masyarakat secara detail. 2. Wawancara Wawancara, yaitu tanya jawab peneliti dengan narasumber, baik status narasumber sebagai informan maupun responden. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan wawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. 3. Studi Literatur Studi Literatur berisi uraian tentang teori, temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian. Uraian dalam studi literatur ini diarahkan untuk menyusun kerangka pemikiran yang jelas tentang pemecahan masalah yang sudah diuraikan dalam sebelumnya pada perumusan masalah.
49
2.10. Penelitian Sebelumnya Berdasarkan pengamatan penulis, pada penelitian sebelumnya sistem pakar yang diimplementasikan sebagian besar mengankat kasus pada ketegori diagnosis dan instruksi. Untuk dapat dijadikan literature sejenis, dapat di telusuri lebih jauh lagi hasil dari penelitian yang telah dilakukan, diantaranya adalah: 1. Perancangan dan pembuatan aplikasi KUHP digital untuk ponsel (Hawari, 2008) Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh hawari dapat di ambil beberapa kelebihan dan kekurangan dari sistem tersebut. Kelebihanya adalah sistem dapat di akses melalui handphone, terdapat form searching sehingga memudahkan user dalam proses pencarian. Kelemahannya aplikasi hanya dapat di akses melalui handphone tertentu, tampilan antara satu handphone dengan handphone lainnya berbeda, masalah yang di angkat hanya beberapa pasal saja sehingga pembahasan kurang meluas. 2. Perancangan dan pembuatan aplikasi sistem pakar untuk permasalahan tindak pidana terhadap harta kekayaan (Handojo, dkk : 2006). Kelemahannya database menggunakan MS. Access 2000, sistem masih berbasis desktop sehingga tidak terlalu tersosialisasi, sistem tersebut di bangun dengan menggunakan Borland Delphi
50
6.0, basis pengetahuan hanya di adopsi dari Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) dan tidak di adopsi dari pakar sehingga masih membutuhkan pengembangan pada sisi materi hukumnya. Berdasarkan pada beberapa penelitian sebelumnya, ada beberapa kelebihan dari sistem yang sekarang ini diantaranya adalah: 1. Sistem berbasi web based sehingga dapat di akses secara online sehingga memberi kemudahan bagi user. 2. Basis pengetahuan diadopsi dari KUHP. 3. Konsultasi dilakukan dengan multiple choice dengan menggunakan radio button. 4. Memberikan fasilitas manajemen user sehingga akan memberikan kemudahan dalam memanage user dan penambahan admin. 5. Sistem di bangun dengan menggunakan PHP dan MySQL untuk membangun databasenya. 6. Terdapat menu khusus untuk admin sehingga bagian-bagian dalam sistem dapat di perbaharui, di perbaiki dan di hapus sehingga basis pengetahuan akan selalu up todate tanpa membongkar sistem.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Pengumpulan Data Dalam melakukan pengumpulan data, penulis menggunakan tiga metode, yaitu : 3.1.1. Studi Lapangan atau Observasi Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang efektif untuk mempelajari sebuah sistem. Dalam observasi, dilakukan teknik penemuan fakta dimana analisis sistem turut berpartisipasi atau menyaksikan seseorang yang sedang melakukan aktivitas untuk mempelajari sistem (Whitten, 2004:234). Observasi yang dilakukan, adalah melakukan tinjauan langsung kelapangan guna mendapatkan informasi dan fakta pendukung dalam penelitian. Penelitian dilakukan di Sat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan dari tanggal 9 Juli 2010 sampai dengan 11 Agustus 2010.
3.1.2. Studi Pustaka Studi Pustaka, yakni mengumpulkan data primer dan referensi melalui literatur, buku, artikel maupun secara online menggunakan media internet untuk mendapatkan referensi yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini.
51
52
3.1.3. Wawancara Wawancara atau interveiw merupakan teknik penelusuran fakta dimana analis sistem mengumpulkan informasi dari individu - individu melalui interaksi face to face (Whitten, 2004:239). Pada tahap ini dilakukan wawancara dengan tujuan untuk mengumpulkan data, dan data yang di peroleh adalah melalui tanya jawab dengan Bapak Ibda. Hari Subeno, SH. Selaku Inspektur Polisi tingkat II di Kabid II Sat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan. Hasil wawancara dapat di lihat di lampiran.
3.2. Metode Pengembangan Sistem Pengembangan sistem dapat diartikan sebagai sebuah proses pengembangan terstandarisasi yang mendefinisikan satu set aktivitas, metode, praktik terbaik, dan perangkat terotomatisasi yang akan digunakan oleh para pengembang sistem dan manajer proyek untuk mengembangkan dan berkesinambungan memperbaiki sistem informasi dan perangkat lunak (Whitten, 2004:81). Dalam pengembangan sistem pakar ini, metodologi yang digunakan adalah Expert System Development Life Cycle. Pemilihan metode ini dilakukan dengan alasan tahapan yang ada pada model pengembangan sistem ini dapat merepresentasikan kebutuhan yang dibutuhkan dalam pengembangan penelitian sistem pakar KUHP terhadap kriminalitas dan sistem yang akan di kembangkan merupakan skala menengah, terdapat enam
53
tahap pokok seperti yang dapat terdapat pada gambar 3.1 : Fase I
Inisialisasi Kasus
Fase II
Analisis dan Desain Sistem
Fase III
Prototipe Dasar Kasus
Fase IV
Pengembangan Sistem
Fase V
Implementasi Sistem
Fase VI
Implementasi Tahap Lanjut
(Sumber: Andi, 2009:21) Gambar 3.1 Fase Pengembangan Sistem Pakar
3.2.1.
Inisialisasi Kasus Tahapan ini merupakan tahapan penentuan hal - hal penting
sebagai dasar permasalahan yang akan dianalisis. Tahapan ini merupakan tahap untuk mengkaji dan membatasi masalah yang akan diimplementasikan dalam sistem (Andi, 2009:19). Dalam tahapan ini ditentukan permasalahan yaitu kitab undangundang hukum pidana jilid ke dua yaitu perihal kejahatan namun fokus pada kriminalitas
yaitu
kasus
pencurian,
pemerasan
dan
pengancaman,
penggelapan, penghancuran atau perusakkan barang. Berangkat dari data
54
hasil observasi kemudian dilakukan pengkajian dan pembatasan masalah yang akan diimplementasikan ke dalam sebuah sistem pakar. Masalah yang diidentifikasikan dicari solusi serta fasilitas yang akan dikembangkan.
3.2.2.
Analisis dan Desain Sistem / Konseptualisasi Hasil identifikasi dikonseptualisasikan dalam bentuk relasi antar
data, hubungan antar pengetahuan dan konsep-konsep penting dan ideal yang akan diterapkan dalam sistem. Konseptualisasi juga menganalisis datadata penting yang harus didalami bersama dengan pakar dibidang permasalahan tersebut. Hal ini dilakukan untuk memeperoleh hasil konfirmasi hasil wawancara dan observasi sehingga hasilnya dapat memberikan jawaban pasti bahwa sasaran permasalahan, tepat, benar dan sudah sesuai (Andi, 2009:20). Tahapan ini merupakan tahapan dimana Knowledge Engginer dan pakar menentukan konsep tindak pidana terhadap kriminalitas yang akan dikembangkan menjadi sistem pakar. Tahapan konseptualisasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menguraikan jenis-jenis kejahatan yang
akan
di
bahas,
kemudian
menguraikan
kejahatan-kejahatan
berdasarkan jenisnya, menguraikan pasal-pasal apa saja yang berkaitan dengan kasus yang akan di bahas dan hukuman-hukuman yang disesuaikan dengan tindakan kriminal tersebut.
55
3.2.3.
Prototipe Dasar Kasus / Formalisasi Apabila tahap konseptualisasi telah selesai dilakukan, maka di
tahap formalisasi konsep-konsep tersebut diimplementasikan secara formal, misalnya
memberikan
kategori
sistem
yang
akan
dibangun,
mempertimbangkan beberapa faktor pengambilan keputusan seperti keahlian manusia, kesulitan dan tingkat kesulitan yang mungkin terjadi, dokumentasi kerja dan sebagainya (Andi, 2009:20).
3.2.4. Pengembangan Sistem Pengembangan sistem di sini lebih kepada system design atau perancangan perangkat lunak sistem pakar itu sendiri. Desain sistem adalah spesifikasi atau konstruksi solusi yang teknis dan berbasis komputer untuk persyaratan bisnis yang diidenifikasikan dalam analisis sistem (Whitten, 2004:34). Setelah informasi tindak pidana kejahatan dan ancaman hukumannya diformulasikan secara lengkap, kemudian diimplementasikan dengan membuat perancangan sistem yang akan dibangun. Perancangan sistem ini terdiri atas perancangan sistem, perancangan database, dan perancangan antarmuka pemakai (user interface). Dalam pengembangan sistem ini dilakukan beberapa tahapan, yakni: 1. Pada perancangan basis data dan sistem pakar ini menggunakan tools Micrsoft office visio 2003 untuk merancang dan membuat flowchart,
56
entity relationship diagram, logical record structure, data flow diagram dan state diagram. 2. Merancang database sistem pakar KUHP 3. Merancang User Interface 4. Pembuatan sistem pakar kitab undang-undang hukum pidana terhadap kriminalitas
3.2.5.
Implementasi Sistem System
implentation
atau
implementasi
sistem
merupakan
konstruksi, instalasi dan pengujian. Terdapat dua fase dalam implementasi sebuah sistem, yakni fase konstruksi dan implementasi. Fase konstruksi merupakan kegiatan pengembangan, instalasi, dan pengujian terhadap komponen sistem, sedangkan fase implemenatasi merupakan kegiatan instalasi (Whitten, 2004:34). Dalam fase konstruksi atau pembangunan, pemograman yang digunakan adalah php dengan menggunakan database MySQL serta mekanisme inferensi yang digunakan yaitu dengan pendekatan forward chaining. Dalam fase implementasi, dilakukan pengujian sistem dengan menggunakan kotak hitam (black box testing) atau pengujian fungsional dimana pengujian prilakunya dengan mempelajari input dan output yang berkaitan. Pengujian sistem ini dilakukan dua pengujian yaitu pengujian
57
mandiri yang dilakukan oleh penulis dan black box testing yang dilakukan oleh Bapak Ibda. Hari Subeno, SH. Selaku Inspektur Polisi tingkat II di Kabid II Sat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan. Hasil pengujian dapat di lihat pada bab IV subbab 4.5.2.
3.2.6. Implementasi Tahap Lanjut Pengembangan sistem diperlukan sehingga sistem yang dibangun tidak
menjadi
usang
dan
investasi
sitem
tidak
sia-sia.
Hal
pengembangansistem yang paling berguna adalah proses dokumentasi sistem dimana didalamnya tersimpan tolok ukur pengembangan sistem di masa mendatang termasuk di dalamnya adalah kamus pengetahuan masalah yang diselesaikan ( Andi, 2009 :21)
3.3. Kerangka Berpikir Dalam melakukan penelitian ini, penulis melakukan tahapantahapan kegiatan dengan mengikuti rencana kegiatan yang tertuang dalam kerangka berpikir meliputi metode pengumpulan data dan metode pengembangan sistem. Gambar 3.2 dan gambar 3.3 merupakan kerangka berpikir penelitian ini.
58
Gambar 3.2. Kerangka Berfikir (Bagian 1)
59
Gambar 3.3. Kerangaka berfikir (bagian 2)
BAB IV PEMBAHASAN
4.1.
Inisialisasi Kasus Dalam tahapan ini ditentukan permasalahan yaitu kitab undang-undang hukum pidana terhadap kriminalitas. Berangkat dari hasil observasi yang dilakukan kemudian dilakukan pengkajian dan pembatasan masalah yang akan diimplementasikan ke dalam sebuah sistem pakar. Masalah yang diidentifikasikan dicari solusi serta fasilitas yang akan dikembangkan untuk proses pengembangan sistem pakar.
4.1.1. 1.
Analisis Masalah Aquisi Pengetahuan Analisis KUHP terhadap kriminalitas Hukum Pidana adalah peraturan-peraturan hukum yang berisi
tentang
kejahatan
dan
pelanggaran
yang
digantungkan
pada
kepentingan umum. Hukum pidana merupakan salah satu obyek ilmu hukum positif, artinya ilmu yang mempelajari hukum pidana dibatasi oleh tempat tertentu dan w aktu tertentu. Analisis kasus berdasar kepada pemaparan pakar, dalam hal ini merujuk kepada KUHP yang menjadi acuaan untuk menetukan pola berfikir sistem yang akan dibuat. Hasil uraian pakar yaitu : 1. Jika masyarakat terlibat dalam suatu tindak kejahatan maka akan ditindak oleh pihak kepolisian, dengan dilakukan proses penyidikan 60
61
dan penyelidikan hingga sampai ke persidangan umum. Tentunya waktu dan proses yang ditempuh cukuplah panjang. 2. Masih banyak masyarakat yang tidak sadar hukum baik dari pihak yang non pendidikan hingga yang berpendidikan, karena hal tesebut tergantung dari individualnya. Karena masing-masing individu mempunyai tingkat responsibility yang berbeda-beda. 3. Jika masyarakat melakukan suatu tindak kejahatan yang termasuk dalam jenis kejahatan pencurian maka akan masuk dalam jenis kejahatan pencurian yang kemungkinan akan dikenai mulai dari pasal 362 sampai dengan pasal 367 (ayat 3), pasal yang akan dikenakan tergantung tindak kejahatan yang di lakukan. 4. Jika masyarakat melakukan suatu tindak kejahatan yang termasuk dalam jenis kejahatan penggelapan maka akan masuk dalam jenis kejahatan penggelapan yang kemungkinan akan dikenai mulai dari pasal 372 sampai dengan pasal 376, pasal yang akan dikenakan tergantung tindak kejahatan yang di lakukan. 5. Jika masyarakat melakukan suatu tindak kejahatan yang termasuk dalam jenis pemerasan dan pengancaman maka akan masuk dalam jenis kejahatan pemerasan dan pengancaman yang kemungkinan akan dikenai mulai dari pasal 368 (ayat 1) sampai dengan pasal 370, pasal yang akan dikenakan tergantung tindak kejahatan yang di lakukan.
62
6. Jika masyarakat melakukan suatu tindak kejahatan yang termasuk dalam jenis kejahatan menghancurkan atau merusakkan barang maka akan masuk dalam jenis kejahatan menghancurkan atau merusakkan barang yang kemungkinan akan dikenai mulai dari pasal 406 (ayat 1) sampai dengan pasal 412, pasal yang akan dikenakan tergantung tindak kejahatan yang di lakukan.
2.
Objek Observasi Dari beberapa hasil observasi pada pembahasan pada bab sebelumnya, dapat didapatkan beberapa informasi berdasarkan hasil analisis objek / kasus dilapangan. Hal yang dilakukan oleh pihak sat reskrim : 1. Reserse melakukan penyelidikan dan penyidikan, dimana penyelidikan dilakukan sebelum penyidikan, penyelidikan berfungsi untuk mengetahui dan menentukan peristiwa apa yang sesungguhnya telah terjadi dan bertugas membuat berita acara serta laporannya yang nantinya merupakan dasar permulaan penyidikan, setelah penyelidikan selesai reserse melakukan penyidikan untuk mengumpulkan bukti-bukti dan menemukan tersangka, jika tersangka telah ditemukan maka akan dikurung sementara dan belum dikenai hukuman pidana secara syahnya. Jika bukti-bukti dan berkas-berkas sudah
63
terkumpul dan selesai maka berkas-berkas tersebut di serahkan ke pengadilan. 2. Terkadang pegawai pada pihak sat reskrim mencari terlebih dulu pasal dan ancaman pidana yang akan dikenakan dalam KUHP, sehingga memakan waktu yang cukup lama. 3. Jika menurut pihak pengadilan berkas-berkas tersebut sudah lengkap maka akan di P21 kan dan akan di lanjutkan ke persidangan dan pihak reserse akan menyerahkan bukti-bukti dan tersangka ke pengadilan, namun jika menurut pihak pengadilan berkas-berkas tersebut belum lengkap maka akan di kembalikan untuk di lengkapi. 4. Jika persidangan dilakukan dan telah selesai persidangannya barulah hakim menjatuhkan hukuman kepada tersangka. 5. Barulah diketahui hukuman yang syah yang akan dijatuhkan pada tersangka Hal-hal yang dilakukan masyarakat : 1. Pihak keluarga tersangka ataupun korban, belum mengetahui pasal dan hukuman yang akan dikenakan secara pastinya selama persidangan belum dilakukan. 2. Masyarakat umum terutama yang awam dalam dunia hukum, tidak mengetahui jenis kejahatan, pasal dan hukuman yang akan dikenakan untuk suatu tindak kejahatan secara pasti jika mereka tidak mencari dan membaca buku KUHP.
64
Dapat diambil beberapa paramater tetap dari hal di atas sebagai indikator analisis KUHP terhadap kriminalitas,
yaitu
diantaranya: 1. Siapa yang akan menggunakan sistem pakar. 2. Jenis kejahatan 3. Pasal yang akan dikenakan 4. Keterangan hukuman pidana yang akan ditetapkan Dengan menggunakan proses mekanisme inferensi pada rancangan sistem pakar, perumusan kesimpulan akan diketahui berdasarkan parameter/indikator di atas serta akan menghasilkan sebuah kesimpulan berupa jenis kejahatan, pasal dan hukumannya.
4.2.
Analisis dan Desain Sistem Berdasarkan hasil analisis masalah dapat dirancang kerangka sistem yang menggambarkan kebutuhan sistem pakar. Karena tidak mungkin jika kita ingin mengatahui suatu ancaman hukuman kita harus melakukan suatu kejahatan terlebih dahulu, oleh karena itu dengan adanya sistem ini kita dapat mengetahui lebih lanjut tentang ancaman suatu pidana tanpa melakukan suatu tindak kejahatan. Gambaran untuk sistem pakar ini dapat dilihat pada gambar 4.1 :
65
Pengetahuan
Simpan Aturan
Cek Aturan
Cek Dalam Basis
Berikutnya
Aturan
Benar
Laporkan Aturan
Cek Apakah
Benar
Salah Ada Aturan
Cari Aturan Berikutnya
Salah
Selesai
(Sumber: Andi, 2009:15) Gambar 4.1 Kerangka Sistem Pakar
Dalam penalaran maju, aturan - aturan diuji satu demi satu dalam urutan tertentu, dalam hal ini penelusuran depth first search ke dalam basis aturan oleh user. Saat aturan diuji, sistem pakar akan mengevaluasi apakah kondisinya benar atau salah. Jika kondisinya benar, maka aturan itu akan dilaporkan dan disimpan kemudian aturan selanjutnya diuji. Proses ini akan berulang (iterative) sampai seluruh basis aturan teruji dengan berbagai kondisi (Andi, 2009).
4.3.
Prototipe Dasar Kasus Prototyping ES meliputi representasi pengetahuan yang ditangkap dengan
sebuah cara yang memungkinkan inferensi dan kreasi cepat dari komponen utama
66
pada ES. Berikut adalah gambar pohon inferensi dari kasus tindak pidana terhadap kriminalitas.
67
4.3.1. Mekanisme Inferensi
Sispak KUHP Terhadap Kriminalitas
1 19
41
31
47
2
4 20 3
4
21
15
16
17
a
16
15
l 17
7 10
7
k
13
7
35
d
36
35
35
40
11
47
46
45
q
34
39
34
45
w
t
u
48
47
a1
11 48
v
43
43 48
a2 z 52
s
43
50 43
35
p
44 42
44
r 26
13
38
22 35
o 25
37
9
11
43
34
51 22
24
J 9
29 34
n
8
14
c
i
30
22
7
9
9
22
18
e
32
23
6
4
4
32
5 22
4
42 44
28
12
8
49 33
21
4
33
3
x
53
y
a3
b
45
27
7
f
50
m
g
h
Gambar 4.2 Pohon Inferensi Sistem Pakar KUHP Terhadap Kriminalitas
a4
68
Keterangan: 1. Mengambil 2. Mengambil Barang 3. Seluruhnya / sebagian termasuk kepunyaan orang lain 4. Dengan maksud dimiliki secara melawan hukum 5. Mengambil hewan 6. dilakukan pada waktu kebakaran, letusan, banjir, gempa bumi, atau gempa laut, letusan gunung api, kapal selam, kapal terdampar, kecelakaan kereta api, huru-hara, pemberontakan atau kesengsaraan dimasa perang. 7. Dilakukan pada waktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan yang tertutup yang ada rumahnya, dilakukan oleh orang yang ada disitu tiada dengan setahunya atau bertentangan dengan kemauannya orang yang berhak (yang punya). 8. Dilakukan oleh dua orang bersama-sama atau lebih 9. Dilakukan masuk ketempat kejahatan dengan jalan membongkar, memecah atau memanjat atau dengan jalan memakai kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu 10. Tidak dilakukan dalam sebuah rumah atau dalam pekarangan yang tertutup yang ada rumahnya 11. Harga Barang tidak lebih dari Rp.25-, 12. Dilakukan yang didahului, disertai atau diikuti dengan kekerasan atau ancaman kekerasan terhadap orang
69
13. Menjadikan ada orang yang mendapat luka berat 14. Menjadikan ada orang mati 15. Dilakukan suami istri 16. Suami istri tidak bercerai meja makan dan tempat tidur atau bercerai harta benda 17. Dilakukan sanak atau keluarga orang itu karena kawin 18. Atas kekuasaan bapak dilakukan oleh orang lain dari bapak kandung 19. Memaksa 20. Memaksa dengan kekerasaan 21. Memaksa untuk memberikan suatu barang atau memberikan suatu barang atau memberi hutang atau menghapus piutang 22. Menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum 23. Perbuatan memaksa dilakukan pada waktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan yang tertutup yang ada rumahnya, dilakukan
oleh
orang yang ada disitu tiada dengan setahunya atau bertentangan dengan kemauannya orang yang berhak (yang punya). 24. Perbuatan memaksa dilakukan oleh 2 orang bersama-sama atau lebih 25. Perbuatan memaksa dilakukan masuk ketempat kejahatan dengan jalan membongkar, memecah atau memanjat atau dengan jalan memakai kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu 26. Perbuatan memaksa menjadikan ada orang mendapat luka berat. 27. Perbuatan memaksa menjadikan ada orang mati 28. Memaksa dengan ancaman menista dengan lisan atau tulisan atau
70
pencemaran nama baik 29. Dilakukan suami (istri) yang tidak atau suah diceraikan atau sanak atau keluarga orang itu karena kawin 30. Ada penuntutan dari orang yang dikenakan kejahatan 31. Dengan sengaja memiliki 32. Memiliki suatu barang 33. Barang yang dimiliki seluruhnya atau sebagian termasuk kepunyaan orang lain 34. Mengakui memiliki secara melawan hukum 35. Barang yang ada dalam kekuasaan bukan karena kejahatan 36. Memliki suatu bukan ternak 37. Berhubungan dengan pekerjaan atau jabatan 38. Terpaksa disuruh menyimpan barang 39. Dilakukan oleh wali, atau pengurus atau pelaksana surat wasiat, atau pengurus lembaga social atau yayasan 40. Penggelapan dilakukan suami (isteri) yang tidak atau sudah diceraikan atau sanak atau keluarga orang itu karena kawin. 41. Dengan sengaja menghancurkan, merusakkan, membunuh, atau membikin tidak dapat dipakai lagi atau menghilangkan 42. Merusakkan barang 43. Barang yang dihancurkan, dirusak, dibunuh, atau dibikin tidak dapat dipakai lagi atau dihilangkan seluruhnya atau sebagian termasuk kepunyaan orang lain
71
44. Menghancurkan, merusakkan, membunuh, atau membikin tidak dapat dipakai lagi atau menghilangkan secara melawan hukum 45. Membunuh hewan 46. Dilakukan dengan memasukkan bahan-bahan yang merusakkan nyawa atau kesehatan, atau jika hewan itu berkuku satu, memamah biak dan babi 47. Menghancurkan bangunan-bangunan, kereta api, trem, telegraf, telepon, atau listrik, atau bangunan-bangunan untuk membendung, membagi atau menyalurkan air, saluran gas, air atau saluran 48. Dipergunakan untuk keperluan umum 49. Tidak dengan sengaja menghancurkan, merusakkan, membunuh, atau membikin tidak dapat dipakai lagi atau menghilangkan 50. Menghancurkan suatu gedung atau kapal 51. Membunuh hewan 52. Menghancurkan, merusakkan, membunuh, atau membikin tidak dapat dipakai lagi atau menghilangkan dilakukan suami (isteri) yang tidak atau sudah diceraikan atau sanak atau keluarga orang itu karena kawin 53. Menghancurkan atau merusakkan dilakukan oleh dua orang bersamasama atau lebih. a. Pasal 362 b. Pasal 363 (ayat 1) c. Pasal 363 (ayat 2) d. Pasal 364
72
e. Pasal 365 (ayat 1) f. Pasal 365 (ayat 2) g. Pasal 365 (ayat 3) h. Pasal 365 (ayat 4) i. Pasal 367 (ayat 1) j. Pasal 367 (ayat 2) k. Pasal 367 (ayat 3) l. Pasal 368 (ayat 1) m. Pasal 368 (ayat 2) n. Pasal 369 (ayat 1) o. Pasal 369 (ayat 2) p. Pasal 370 q. Pasal 372 r. Pasal 373 s. Pasal 374 t. Pasal 375 u. Pasal 376 v. Pasal 406 (ayat 1) w. Pasal 406 (ayat 2) x. Pasal 407 (ayat 1) y. Pasal 407 (ayat 2) z. Pasal 408 a1. Pasal 409
73
a2. Pasal 410 a3. Pasal 411 a4. Pasal 412
1. Teknik Penelusuran (Depth First Search) a. Penelusuran Data Berdasarkan Pasal-pasal Pada Kasus Pencurian 1
2
4 3
4
3
12
4
8
5
15
16
17
16
15
18
17
i
k
4 a
6
4
4
e
7
9
9 7
10
7
8
J
14 9
c
9
11
13 13
d
b
7 7
f
g
h
Gambar 4.3 Penelusuran Data Berdasarkan Pasal-pasal Pada kasus pencurian
74
Tabel 4.1. Knowledge base mesin inferensi pada kasus pencurian Rule 1,2,3,4
Kejahatan 1).Mengambil,
2).Mengambil
Kd_pasal barang,
Pasal
Keterangan Pasal
a
Pasal 362
Hukuman penjara selamalamanya 5 tahun
b
Pasal 363 (ayat 1)
Hukuman penjara selamalamanya 7 tahun
3).Seluruhnya atau sebagian termasuk kepunyaan orang lain, 4).Dengan maksud dimiliki secara melawan hukum 1,4,3,5,6,7,8,9
1).Mengambil, 4).Dengan maksud dimiliki secara melawan hukum, 3).Seluruhnya atau sebagian termasuk kepunyaan orang lain, 5).Mengambil hewan, 6).dilakukan pada waktu kebakaran, letusan, banjir, gempa bumi, atau gempa laut, letusan gunung api, kapal selam, kapal terdampar, kecelakaan
kereta
api,
huru-hara,
pemberontakan atau kesengsaraan dimasa perang, 7).Dilakukan pada waktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan yang
tertutup
yang
ada
rumahnya,
dilakukan oleh orang yang ada disitu tiada
75
dengan
setahunya
atau
bertentangan
dengan kemauannya orang yang berhak (yang punya), 8).Dilakukan oleh 2 orang bersama-sama atau lebih,
9).Dilakukan
masuk ketempat kejahatan dengan jalan membongkar, memecah atau memanjat atau dengan jalan memakai kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu 1,2,3,8,4,9,7
1).Mengambil,
2).Mengambil
barang,
3).Seluruhnya atau sebagian termasuk kepunyaan orang lain, 8).Dilakukan oleh 2 orang bersama-sama atau lebih, 9).Dengan maksud dimiliki secara melawan hukum, 4).Dilakukan masuk ketempat kejahatan dengan jalan membongkar, memecah atau memanjat atau dengan jalan memakai kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu, 9).Dilakukan pada waktu malam
dalam
sebuah
rumah
atau
c
Pasal 363 (ayat 2)
Hukuman penjara selamalamanya 9 tahun
76
pekarangan
yang
tertutup
yang
ada
rumahnya, 7).dilakukan oleh orang yang ada disitu tiada dengan setahunya atau bertentangan dengan kemauannya orang yang berhak (yang punya) 1,2,3,8,4,9,10,11
1).Mengambil,
2).Mengambil
barang,
d
Pasal 364
Hukuman penjara selamalamanya 3 bulan
e
Pasal 365 (ayat 1)
Hukuman penjara selama-
3).Seluruhnya atau sebagian termasuk kepunyaan orang lain, 8).Dilakukan oleh 2 orang bersama-sama atau lebih, 4).Dengan maksud dimiliki secara melawan hukum, 9).Dilakukan masuk ketempat kejahatan dengan jalan membongkar, memecah atau memanjat atau dengan jalan memakai kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu, 10).Tidak dilakukan dalam sebuah rumah atau dalam pekarangan yang
tertutup
yang
ada
rumahnya,
11).Harga barang tidak lebih dari Rp. 25,1,2,3,12,4
1).Mengambil,
2).Mengambil
barang
77
lamanya 9 tahun
3).Seluruhnya atau sebagian termasuk kepunyaan orang lain, 12).Dilakukan yang didahului, disertai atau diikuti dengan kekerasan terhadap
atau
ancaman
orang
4).
kekerasan
Dengan
maksud
dimiliki secara melawan hukum 1,2,3,8,4,7,9,13
1).Mengambil,
2).Mengambil
barang,
3).Seluruhnya atau sebagian termasuk kepunyaan orang lain, 8).Dilakukan oleh 2
orang
bersama-sama
4).Dengan melawan
maksud hukum,
atau
lebih,
dimiliki
secara
7).Dilakukan
pada
waktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan yang tertutup yang ada rumahnya, dilakukan
oleh orang yang
ada disitu tiada dengan setahunya atau bertentangan dengan kemauannya orang yang berhak (yang punya), 9).Menjadikan ada
orang
mendapat
luka
berat,
f
Pasal 365 (ayat 2)
Hukuman penjara selamalamanya 12 tahun
78
13).Dilakukan masuk ketempat kejahatan dengan jalan membongkar, memecah atau memanjat atau dengan jalan memakai kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu 1,2,3,8,4,9,14,7
1).Mengambil,
2).Mengambil
barang,
3).Seluruhnya atau sebagian termasuk kepunyaan orang lain, 8).Dilakukan oleh 2
orang
4).Dengan
bersama-sama maksud
atau
dimiliki
lebih, secara
melawan hukum, 9).Dilakukan masuk ketempat
kejahatan
dengan
jalan
membongkar, memecah atau memanjat atau dengan jalan memakai kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu, 14).Menjadikan
ada
orang
mati,
7).Dilakukan pada waktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan yang tertutup yang ada rumahnya, dilakukan
g
Pasal 365 (ayat 3)
Hukuman penjara selamalamanya 15 tahun
79
oleh orang yang ada disitu tiada dengan setahunya
atau
bertentangan
dengan
kemauannya orang yang berhak (yang punya) 1,2,3,8,4,9,14,13,7 1).Mengambil,
2).Mengambil
barang,
3).Seluruhnya atau sebagian termasuk kepunyaan orang lain, 8).Dilakukan oleh 2
orang
4).Dengan
bersama-sama maksud
atau
dimiliki
lebih, secara
melawan hukum, 9).Dilakukan masuk ketempat
kejahatan
dengan
jalan
membongkar, memecah atau memanjat atau dengan jalan memakai kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu, 14).Menjadikan ada orang mendapat luka berat, 13).Menjadikan ada orang mati, 7).Dilakukan pada waktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan yang tertutup yang ada rumahnya, dilakukan
h
Pasal 365 (ayat 4) Hukuman mati atau hukuman penjara seumur hidup atau penjara sementara selamalamanya 20 tahun
80
oleh orang yang ada disitu tiada dengan setahunya
atau
bertentangan
dengan
kemauannya orang yang berhak (yang punya) 1,2,4,16,15
1).Mengambil, 4).Dengan
2).Mengambil
maksud
dimiliki
barang,
i
Pasal 367 (ayat 1) Tidak dapat dituntut hukuman
j
Pasal 367 (ayat 2) Hanya dapat dilakukan penuntutan, kalau ada pengaduan dari orang yang dikenakan kejahatan itu
k
Pasal 367 (ayat 3) Hanya dapat dilakukan penuntutan, kalau ada pengaduan dari orang yang
secara
melawan hukum, 16).Suami (isteri) tidak bercerai meja makan dan tempat tidur atau bercerai harta benda, 15).Dilakukan suami (isteri) 1,2,4,15,16,17
1).Mengambil, 4).Dengan
2).Mengambil
maksud
dimiliki
barang, secara
melawan hukum, 15).Dilakukan suami (isteri), 16).Suami (isteri) yang sudah diceraikan meja makan, tempat tidur atau harta benda, 17).Dilakukan sanak atau keluarga orang itu karena kawin 1,2,4,17,18
1).Mengambi, 4).Dengan
2).Mengambil
maksud
dimiliki
barang, secara
81
melawan hukum 17).Dilakukan sanak atau keluarga orang itu karena kawin, 18).Atas kekuasaan bapak dilakukan oleh orang lain dari bapak kandung
dikenakan kejahatan itu
82
b. Penelusuran Data Berdasarkan Pasal-pasal Pada Kasus Pemerasan 19
20
21
21
22 l
28
23 22
30
29
n
22
22
22
24 o
25
26 27
m
Gambar 4.4 Penelusuran Data Berdasarkan Pasal-pasal Pada kasus pemerasan
83
c. Penelusuran Data Berdasarkan Pasal-pasal Pada Kasus Penggelapan
31
33 33 32
32
34
36
34
37
38
35
35
35
35
40
34
39
34
s
t
u
11
35 q
r
Gambar 4.5 Penelusuran Data Berdasarkan Pasal-pasal Pada Kasus Penggelapan
84
d. Penelusuran Data Berdasarkan Pasal-pasal Pada Kasus Perusakan Sispak KUHP Terhadap Kriminalitas
41 47
49 42 44 43
47 51 45
w
43
47
a1
11 43
50 43
45
48
42
44
46
44
48 v
43
48
a2 52
z x
53
y a3
45
50
a4
Gambar 4.6 Penelusuran Data Berdasarkan Pasal-pasal Pada Kasus Pengrusakan
85
4.3.2. Representasi Pengetahuan Teknik representasi pengetahuan dalam dalam sistem pakar KUHP terhadap kriminalitas adalah dengan menggunakan kaidah produksi. Representasi pengetahuan dengan kaidah produksi pada dasarnya berupa aplikasi aturan (rule) yang berupa IF (kondisi) THEN (aksi) dimana kondisi merupakan bagian dari awal yang mengekspresikan situasi atau premis (pernyataan berawal IF) dan aksi merupakan bagian yang menyatakan suatu tindakan tertentu atau konklusi yang diharapkan jika suatu situasi atau premis bernilai benar (pernyataan berawalan THEN). Di bawah ini adalah kaidah produksi untuk merepresentasi pengetahuan atau aturan di dalam penerapan dalam sistem pakar KUHP terhadap kriminalitas: Rule 1
IF Mengambil AND Mengambil barang AND Seluruhnya atau sebagian
termasuk kepunyaan orang lain AND Dengan maksud dimiliki secara melawan hukum THEN Pasal 362 Rule 2
IF Mengambil AND Dengan maksud dimiliki secara melawan hukum
AND Seluruhnya atau sebagian termasuk kepunyaan orang lain AND Mengambil hewan AND dilakukan pada waktu kebakaran, letusan, banjir, gempa bumi, atau gempa laut, letusan gunung api, kapal selam, kapal terdampar, kecelakaan kereta api, huru-hara, pemberontakan atau kesengsaraan dimasa perang AND Dilakukan pada waktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan yang tertutup yang ada rumahnya,
dilakukan
oleh orang yang ada disitu tiada dengan setahunya atau
86
bertentangan dengan kemauannya orang yang berhak (yang punya)
AND Dilakukan oleh 2 orang bersama-sama atau lebih AND Dilakukan masuk ketempat kejahatan dengan jalan membongkar, memecah atau
memanjat atau dengan jalan memakai kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu THEN Pasal 363 (ayat 1) Rule 3
IF Mengambil AND Mengambil barang AND Seluruhnya atau sebagian
termasuk kepunyaan orang lain AND Dilakukan oleh 2 orang bersamasama atau lebih AND Dengan maksud dimiliki secara melawan hukum AND Dilakukan masuk ketempat kejahatan dengan jalan membongkar, memecah atau memanjat atau dengan jalan memakai kunci palsu,
perintah palsu atau pakaian jabatan palsu AND Dilakukan pada waktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan yang tertutup yang ada rumahnya, dilakukan oleh orang yang ada disitu tiada dengan setahunya atau bertentangan dengan kemauannya orang yang berhak (yang punya)
THEN Pasal 363 (ayat 2) Rule 4
IF Mengambil AND Mengambil barang AND Seluruhnya atau sebagian
termasuk kepunyaan orang lain AND Dilakukan oleh 2 orang bersamasama atau lebih AND Dengan maksud dimiliki secara melawan hukum AND Dilakukan masuk ketempat kejahatan dengan jalan membongkar, memecah atau memanjat atau dengan jalan memakai kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu AND Tidak dilakukan dalam sebuah rumah atau dalam pekarangan yang tertutup yang ada rumahnya
AND Harga barang tidak lebih dari Rp. 25,- THEN Pasal 364
87
Rule 5
IF Mengambil AND Mengambil barang AND Seluruhnya atau sebagian
termasuk kepunyaan orang lain AND Dilakukan yang didahului, disertai atau diikuti dengan kekerasan atau ancaman kekerasan terhadap orang
AND Dengan maksud dimiliki secara melawan hukum THEN Pasal 365 (ayat 1) Rule 6
IF Mengambil AND Mengambil barang AND Seluruhnya atau sebagian
termasuk kepunyaan orang lain AND Dilakukan oleh 2 orang bersamasama atau lebih AND Dengan maksud dimiliki secara melawan hukum AND Dilakukan pada waktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan yang tertutup yang ada rumahnya, dilakukan oleh orang yang ada disitu tiada dengan setahunya atau bertentangan dengan
kemauannya orang yang berhak (yang punya) AND Menjadikan ada orang mendapat luka berat AND Dilakukan masuk ketempat kejahatan dengan jalan membongkar, memecah atau memanjat atau dengan jalan memakai kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu THEN Pasal 365 (ayat 2) Rule 7
IF Mengambil AND Mengambil barang AND Seluruhnya atau sebagian
termasuk kepunyaan orang lain AND Dilakukan oleh 2 orang bersamasama atau lebih AND Dengan maksud dimiliki secara melawan hukum AND Dilakukan masuk ketempat kejahatan dengan jalan membongkar, memecah atau memanjat atau dengan jalan memakai kunci palsu,
perintah palsu atau pakaian jabatan palsu AND Menjadikan ada orang mati AND Dilakukan pada waktu malam dalam sebuah rumah atau
88
pekarangan yang tertutup yang ada rumahnya, dilakukan oleh orang yang ada disitu tiada dengan setahunya atau bertentangan dengan
kemauannya orang yang berhak (yang punya) THEN Pasal 365 (ayat 3) Rule 8
IF Mengambil AND Mengambil barang AND Seluruhnya atau sebagian
termasuk kepunyaan orang lain AND Dilakukan oleh 2 orang bersamasama atau lebih AND Dengan maksud dimiliki secara melawan hukum AND Dilakukan masuk ketempat kejahatan dengan jalan membongkar, memecah atau memanjat atau dengan jalan memakai kunci palsu,
perintah palsu atau pakaian jabatan palsu AND Menjadikan ada orang mendapat luka berat AND Menjadikan ada orang mati AND Dilakukan pada waktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan yang tertutup yang ada rumahnya, dilakukan oleh orang yang ada disitu tiada dengan setahunya atau bertentangan dengan kemauannya orang yang berhak
(yang punya) THEN Pasal 365 (ayat 4) Rule 9
IF Mengambil AND Mengambil barang AND Dengan maksud dimiliki
secara melawan hukum AND Suami (isteri) tidak bercerai meja makan dan tempat tidur atau bercerai harta benda AND Dilakukan suami (isteri) THEN Pasal 367 (ayat 1) Rule 10 IF Mengambil AND Mengambil barang AND Dengan maksud dimiliki
secara melawan hukum AND Dilakukan suami (isteri) AND Suami (isteri) yang sudah diceraikan meja makan, tempat tidur atau harta benda
AND Dilakukan sanak atau keluarga orang itu karena kawin THEN Pasal 367 (ayat 2)
89
Rule 11 IF Mengambil AND Mengambil barang AND Dengan maksud dimiliki
secara melawan hukum AND Dilakukan sanak atau keluarga orang itu karena kawin AND Atas kekuasaan bapak dilakukan oleh orang lain dari bapak kandung THEN Pasal 367 (ayat 3) Rule 12 IF Memaksa AND Memaksa dengan kekerasan AND Memaksa untuk
memberikan suatu barang atau memberi hutang atau menghapus piutang AND Menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum THEN Pasal 368 (ayat 1) Rule 13 IF Memaksa AND Memaksa dengan kekerasan AND Memaksa untuk
memberikan suatu barang atau memberi hutang atau menghapus piutang AND Perbuatan memaksa dilakukan pada waktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan yang tertutup yang ada rumahnya, dilakukan oleh orang yang ada disitu tiada dengan setahunya atau bertentangan
dengan
kemauannya
orang
yang
berhak
(yang
punya)
AND
Menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum AND Perbuatan memaksa dilakukan oleh 2 orang bersama-sama atau lebih AND Perbuatan memaksa dilakukan masuk ketempat kejahatan dengan jalan membongkar, memecah atau memanjat atau dengan jalan memakai kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu AND Perbuatan memaksa menjadikan ada orang mendapat luka berat AND Perbuatan memaksa menjadikan ada orang mati THEN Pasal 368 (ayat 2) Rule 14 IF Memaksa AND Memaksa untuk memberikan suatu barang atau
90
memberi hutang atau menghapus piutang AND Memaksa dengan ancaman menista dengan lisan atau tulisan atau pencemaran nama baik
AND Menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum THEN Pasal 369 (ayat 1) Rule 15 IF Memaksa AND Memaksa untuk memberikan suatu barang atau
memberi hutang atau menghapus piutang AND Memaksa dengan ancaman menista dengan lisan atau tulisan atau pencemaran nama baik
AND Ada penuntutan dari orang yang dikenakan kejahatan AND Menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum THEN Pasal 369 (ayat 2) Rule 16 IF Memaksa AND Memaksa untuk memberikan suatu barang atau
memberi hutang atau menghapus piutang AND Memaksa dengan ancaman menista dengan lisan atau tulisan atau pencemaran nama baik AND Dilakukan suami (isteri) yang tidak atau sudah diceraikan atau sanak atau keluarga orang itu karena kawin AND Menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum THEN Pasal 370 Rule 17 IF Dengan sengaja memiliki AND Barang yang dimiliki seluruhnya atau
sebagian termasuk kepunyaan orang lain AND Memiliki suatu barang AND Mengakui memiliki secara melawan hukum AND Barang yang ada dalam kekuasaan bukan karena kejahatan THEN Pasal 372 Rule 18 IF Dengan sengaja memiliki AND Barang yang dimiliki seluruhnya atau
sebagian termasuk kepunyaan orang lain AND Mengakui memiliki sec ara melawan hukum AND Memiliki suatu bukan ternak AND Harganya
91
tidak lebih dari Rp.25,- AND Barang yang ada dalam kekuasaan bukan karena kejahatan THEN Pasal 373 Rule 19 IF Dengan sengaja memiliki AND Barang yang dimiliki seluruhnya atau
sebagian termasuk kepunyaan orang lain AND Memiliki suatu barang AND Berhubung dengan pekerjaan atau jabatan AND Barang yang ada dalam kekuasaan bukan karena kejahatan AND Mengakui memiliki secara melawan hukum THEN Pasal 374 Rule 20 IF Dengan sengaja memiliki AND Barang yang dimiliki seluruhnya
atau sebagian termasuk kepunyaan orang lain AND Memiliki suatu barang AND Terpaksa disuruh menyimpan barang AND Barang yang ada dalam kekuasaan bukan karena kejahatan AND Dilakukan oleh wali, atau pengurus atau pelaksana surat wasiat, atau pengurus lembaga social
atau yayasan. THEN Pasal 375 Rule 21 IF Dengan sengaja memiliki AND Barang yang dimiliki seluruhnya atau
sebagian termasuk kepunyaan orang lain AND Memiliki suatu barang AND Barang yang ada dalam kekuasaan bukan karena kejahatan AND Penggelapan dilakukan suami (isteri) yang tidak atau sudah diceraikan
atau sanak atau keluarga orang itu karena kawin AND Mengakui memiliki secara melawan hukum THEN Pasal 376 Rule 22 IF Dengan sengaja menghancurkan, merusakkan, membunuh, atau
membikin tidak dapat dipakai lagi atau menghilangkan AND Menghancurkan, merusakkan, membunuh, atau membikin tidak dapat
dipakai lagi atau menghilangkan secara melawan hukum AND
92
Merusakkan barang AND Barang yang dihancurkan, dirusak, dibunuh, atau dibikin tidak dapat dipakai lagi atau dihilangkan seluruhnya atau
sebagian termasuk kepunyaan orang lain THEN Pasal 406 (ayat 1) Rule 23 IF Dengan sengaja menghancurkan, merusakkan, membunuh, atau
membikin tidak dapat dipakai lagi atau menghilangkan AND Barang yang dihancurkan, dirusak, dibunuh, atau dibikin tidak dapat dipakai lagi atau dihilangkan seluruhnya atau sebagian termasuk kepunyaan orang
lain AND Menghancurkan, merusakkan, membunuh, atau membikin tidak dapat dipakai lagi atau menghilangkan secara melawan hukum
AND Membunuh hewan THEN Pasal 406 (ayat 2) Rule 24 IF Dengan sengaja menghancurkan, merusakkan, membunuh, atau
membikin tidak dapat dipakai lagi atau menghilangkan AND Menghancurkan, merusakkan, membunuh, atau membikin tidak dapat
dipakai lagi atau menghilangkan secara melawan hukum AND Merusakkan barang AND Harga kerugian tidak lebih dari Rp. 25,- AND Barang yang dihancurkan, dirusak, dibunuh, atau dibikin tidak dapat dipakai lagi atau dihilangkan seluruhnya atau sebagian termasuk
kepunyaan orang lain THEN Pasal 407 (ayat 1) Rule 25 IF Dengan sengaja menghancurkan, merusakkan, membunuh, atau
membikin tidak dapat dipakai lagi atau menghilangkan AND Barang yang dihancurkan, dirusak, dibunuh, atau dibikin tidak dapat dipakai lagi atau dihilangkan seluruhnya atau sebagian termasuk kepunyaan orang
lain AND Menghancurkan, merusakkan, membunuh, atau membikin
93
tidak dapat dipakai lagi atau menghilangkan secara melawan hukum AND Dilakukan dengan memasukkan bahan-bahan yang merusakkan nyawa atau kesehatan, atau jika hewan itu berkuku satu, memamah biak
dan babi AND Membunuh hewan THEN Pasal 407 (ayat 2) Rule 26 IF Dengan sengaja menghancurkan, merusakkan, membunuh, atau
membikin tidak dapat dipakai lagi atau menghilangkan AND Menghancurkan, merusakkan, membunuh, atau membikin tidak dapat
dipakai lagi atau menghilangkan secara melawan hukum AND Menghancurkan bangunan-bangunan, kereta api, trem, telegraf, telepon, atau listrik, atau bangunan-bangunan untuk membendung, membagi atau menyalurkan air, saluran gas, air atau saluran AND Dipergunakan untuk keperluan umum THEN Pasal 408 Rule 27 IF Menghancurkan bangunan-bangunan, kereta
api, trem, telegraf,
telepon, atau listrik, atau bangunan-bangunan untuk membendung, membagi atau menyalurkan air, saluran gas, air atau saluran AND Tidak dengan
sengaja
menghancurkan,
merusakkan,
membunuh,
atau
membikin tidak dapat dipakai lagi atau menghilangkan AND Dipergunakan untuk keperluan umum THEN Pasal 409 Rule 28 IF Dengan sengaja menghancurkan, merusakkan, membunuh, atau
membikin tidak dapat dipakai lagi atau menghilangkan AND Barang yang dihancurkan, dirusak, dibunuh, atau dibikin tidak dapat dipakai lagi
atau dihilangkan seluruhnya atau sebagian termasuk kepunyaan orang lain AND Menghancurkan, merusakkan, membunuh, atau membikin
94
tidak dapat dipakai lagi atau menghilangkan secara melawan hukum
AND Menghancurkan suatu gedung atau kapal THEN Pasal 410 Rule 29 IF Dengan sengaja menghancurkan, merusakkan, membunuh, atau
membikin tidak dapat dipakai lagi atau menghilangkan AND Menghancurkan, merusakkan, membunuh, atau membikin tidak dapat
dipakai lagi atau menghilangkan secara melawan hukum AND Merusakkan barang AND Membunuh hewan AND Barang yang dihancurkan, dirusak, dibunuh, atau dibikin tidak dapat dipakai lagi atau dihilangkan seluruhnya atau sebagian termasuk kepunyaan orang lain
AND Menghancurkan, merusakkan, membunuh, atau membikin tidak dapat dipakai lagi atau menghilangkan dilakukan suami (isteri) yang tidak atau sudah diceraikan atau sanak atau keluarga orang itu karena
kawin THEN Pasal 411 Rule 30 IF Dengan sengaja menghancurkan, merusakkan, membunuh, atau
membikin tidak dapat dipakai lagi atau menghilangkan AND Merusakkan barang AND Menghancurkan, merusakkan, membunuh, atau membikin tidak dapat dipakai lagi atau menghilangkan secara
melawan hukum AND Menghancurkan bangunan-bangunan, kereta api, trem, telegraf, telepon, atau listrik, atau bangunan-bangunan untuk membendung, membagi atau menyalurkan air, saluran gas, air atau saluran AND Barang yang dihancurkan, dirusak, dibunuh, atau dibikin tidak dapat dipakai lagi atau dihilangkan seluruhnya atau sebagian
termasuk kepunyaan orang lain AND Dipergunakan untuk keperluan
95
umum AND Menghancurkan atau merusakkan dilakukan oleh 2 orang bersama-sama atau lebih AND Membunuh hewan AND Menghancurkan suatu gedung atau kapal THEN Pasal 412
4.4. Pengembangan Sistem 4.4.1. Perancangan Sistem 4.4.1.1. Arus Data (Flowchart) Program sistem pakar ini menggunakan flowchart untuk membantu dalam pembuatan program. Berikut ini merupakan gambar flowchart yang digunakan : 1. Flowchart Halaman Utama User
Gambar 4.7 flowchart halaman utama user
96
2. Flowchart Konsultasi
Gambar 4.8 flowchart konsultasi
97
3. Flowchart Informasi
Gambar 4.9 flowchart informasi
4. Flowchart Buku Tamu
Gambar 4.10 flowchart halaman buku tamu
98
5. Halaman Login
Gambar 4.11 Flowchart Halaman Login
6. Flowchart Halaman Utama Admin
Gambar 4.12 Flowchart Halaman utama admin
99
7. Flowchart Kejahatan
Gambar 4.13 Flowchart halaman kejahatan
8. Flowchart Pasal
Gambar 4.14 Flowchart Halaman Pasal
100
9. Flowchart Manajemen Admin
Gambar 4.15 Flowchart Halaman Manajemen Admin
10. Flowchart Informasi
Gambar 4.16 Flowchart Halaman Informasi
101
11. Flowchart Buku Tamu
Gambar 4.17 Flowchart Halaman Buku Tamu
4.4.1.2. Diagram
Konteks
Sistem
Pakar
KUHP
Terhadap
Kriminalitas
Gambar 4.18 Diagram Konteks Sistem Pakar KUHP Terhadap Kriminalitas
102
Dalam diagram konteks diatas terdapat dua entity yang menunjang proses sistem pakar KUHP terhadap kriminalitas yaitu masyarakat sebagai pengguna dan SAT Reskrim sebagai admin atau knowledge enginer. Dimana tidak semua orang yang berada pada SAT reskrim sebagai admin namun hanya beberapa orang yang mendapatkan hak akses sebagai admin saja yang dapat merubah, menambahkan, mengedit dan menghapus knowledge base dan data-data pada database. Sedangkan semua masyarakat berhak mengakses sistem tersebut tentunya sistem yang sudah disiapkan untuk user, namun masyarakat disini adalah masyarakat yang sudah mengerti cara mengakses internet minimal cara menggunkan komputer. Tabel 4.2 Alur Proses Nama Proses Masukan
Sistem Pakar KUHP terhdap Kriminalitas 1. Entitas Masyarakat : Konsultasi kriminalitas, pencarian informasi, pesan, kritik dan saran 2. Entitas Sat Reskrim : login dan logout, update kejahatan, pasal, user dan informasi
Keluaran
1. Entitas Masyarakat : informasi pasal dan ancaman padana, informasi profil dan sistem pakar, informasi hasil pencarian 2. Entitas Sat Reskrim : informasi kejahatan, pasal, user dan informasi
Deskripsi
Proses mendeskripsikan tentang sistem pakar kitab
Proses
undang-undang hukum pidana terhadap kriminalitas
103
4.4.1.3.
Diagram Zero Sistem Pakar KUHP Terhadap Kriminalitas
Gambar 4.19 Diagram Zero Sistem Pakar KUHP Terhadap Kriminalitas
104
Tabel 4.3 Proses Mengolah Modul Kejahatan No Proses
1.0
Nama Proses
Mengolah modul kejahatan
Masukan
kd_pasal, nm_pasal,jns_kejahatan,ket_pasal
Keluaran
Daftar pasal
Deskripsi Proses
Proses pengolahan modul kejahatan
Tabel 4.4 Proses Mengolah Modul Pasal No Proses
2.0
Nama Proses
Mengolah modul pasal
Masukan
kd_kejahatan, rule, kejahatan, kd_pasal, induk
Keluaran
Daftar Pasal
Deskripsi Proses
Proses pengolahan modul pasal
Tabel 4.5 Proses Mengolah Modul Manajemen Admin No Proses
3.0
Nama Proses
Mengolah modul manajemen admin
Masukan
usernama, password,nama
Keluaran
Daftar Manajemen Admin
Deskripsi Proses
Proses pengolahan modul manajemen admin
105
Tabel 4.6 Proses mengolah modul informasi No Proses
4.0
Nama Proses
Mengolah modul informasi
Masukan
id, informasi, keterangan
Keluaran
Daftar Informasi
Deskripsi Proses
Proses pengolahan modul informasi
Tabel 4.7 Proses mengolah modul buku tamu No Proses
5.0
Nama Proses
Mengolah modul buku tamu
Masukan
id_buku, nama, email, pesan
Keluaran
Daftar Pasal
Deskripsi Proses
Proses pengolahan modul pasal
106
4.4.1.4. Diagaram
Rinci
Sistem
Pakar
KUHP
Terhadap
Kriminalitas Diagram ini untuk mendetailakan setiap proses yang terjadi pada diagram zero sistem pakar KUHP terhadap kriminalitas. 1. Diagram Level 1 Proses ke-1 Mendeskripsikan secara detail proses mengolah data master kejahatan.
Gambar 4.20 Diagram Level 1 Proses ke-1 Sispak KUHP Terhadap Kriminalitas
107
Tabel 4.8 Proses mencari data master kejahatan No Proses
1.1
Nama Proses
Mencari Data Master Kejahatan
Masukan
tm_kejahatan
Keluaran
Daftar
tm_kejahatan,
daftar
hasil
pencarian
tm_kejahatan, daftar hasil penambahan, pengeditan dan penghapusan tm_kejahatan Deskripsi Proses
Proses mencari data master kejahatan
Tabel 4.9 Proses menambah data master kejahatan No Proses
1.2
Nama Proses
Menambah Data Master Kejahatan
Masukan
tm_kejahatan
Keluaran
daftar hasil penambahan tm_kejahatan
Deskripsi Proses
Proses menambah data master kejahatan
Tabel 4.10 Proses melihat master kejahatan No Proses
1.3
Nama Proses
Melihat Data Master Kejahatan
Masukan
tm_kejahatan
Keluaran
Daftar tm_kejahatan
Deskripsi Proses
Proses melihat data master kejahatan
108
Tabel 4.11 Proses mengedit master kejahatan No Proses
1.4
Nama Proses
Mengedit Data Master Kejahatan
Masukan
tm_kejahatan
Keluaran
daftar hasil pengeditan tm_kejahatan
Deskripsi Proses
Proses mengedit data master kejahatan
Tabel 4.12 Proses menghapus kejahatan No Proses
1.5
Nama Proses
Menghapus Data Master Kejahatan
Masukan
tm_kejahatan
Keluaran Deskripsi Proses
Proses menghapus data master kejahatan
109
2. Diagram Level 1 Proses ke-2 Mendeskripsikan secara detail proses mengolah data master pasal.
Gambar 4.21 Diagram Level 1 Proses ke-2 Sispak KUHP Terhadap Kriminalitas
Tabel 4.13 Proses mencari data master pasal No Proses
2.1
Nama Proses
Mencari Data Master Pasal
Masukan
tm_pasal
Keluaran
Daftar hasil pencarian tm_pasal
Deskripsi Proses
Proses mencari data master pasal
110
Tabel 4.14 Proses menambah data master pasal No Proses
2.2
Nama Proses
Menambah Data Master Pasal
Masukan
tm_pasal
Keluaran
daftar hasil penambahan tm_pasal
Deskripsi Proses
Proses mencari data master pasal
Tabel 4.15 Proses melihat master data pasal No Proses
2.3
Nama Proses a
Melihat Data Master Pasal
Masukanb
tm_pasal
Keluaran
Daftar tm_pasal
Deskripsi Proses
Proses melihat data master pasal
Tabel 4.16 Proses mengedit master data pasal No Proses
2.4
Nama Proses
Mengedit Data Master Pasal
Masukan
tm_pasal
Keluaran
daftar hasil pengeditan tm_pasal
Deskripsi Proses
Proses mengedit data master pasal
111
Tabel 4.17 Proses menghapus master data pasal No Proses
2.5
Nama Proses
Menghapus Data Master Pasal
Masukan
tm_pasal
Keluaran Deskripsi Proses
Proses menghapus data master pasal
3. Diagram Level 1 Proses Ke-3 Mendeskripsikan secara detail proses mengolah data master admin.
Gambar 4.22 Diagram Level 1 Proses ke-3 Sispak KUHP Terhadap Kriminalitas
112
Tabel 4.18 Proses menambah master admin No Proses
3.1
Nama Proses
Menambah Data Master Admin
Masukan
tm_admin
Keluaran
Daftar tm_admin
Deskripsi Proses
Proses menampilkan data master admin
Tabel 4.19 Proses menghapus master data pasal No Proses
3.2
Nama Proses
Menghapus Data Master Admin
Masukan
tm_admin
Keluaran Deskripsi Proses
Proses menampilkan data master admin
113
4. Diagram Level 1 Proses Ke-4 Mendeskripsikan secara detail proses mengolah data master informasi.
Gambar 4.23 Diagram Level 1 Proses ke-4 Sispak KUHP Terhadap Kriminalitas
114
Tabel 4.20 Proses mencari master data informasi No Proses
4.1
Nama Proses
Mencari Data Master Informasi
Masukan
tm_informasi
Keluaran
Daftar hasil pencarian tm_informasi
Deskripsi Proses
Proses mencari data master informasi
Tabel 4.21 Proses menambah master data informasi No Proses
4.2
Nama Proses
Menambah Data Master Informasi
Masukan
tm_informasi
Keluaran
daftar hasil penambahan tm_ informasi
Deskripsi Proses
Proses menambah data master informasi
Tabel 4.22 Proses melihat master data informasi No Proses
4.3
Nama Proses
Melihat Data Master Informasi
Masukan
tm_ informasi
Keluaran
daftar tm_ informasi
Deskripsi Proses
Proses melihat data master Informasi
115
Tabel 4.23 Proses mengedit master informasi No Proses
4.4
Nama Proses
Mengedit Data Master Informasi
Masukan
tm_ informasi
Keluaran
daftar hasil pengeditan tm_ informasi
Deskripsi Proses
Proses mengedit data master informasi
Tabel 4.24 Proses menghapus informasi No Proses
4.5
Nama Proses
Menghapus Data Master informasi
Masukan
tm_ informasi
Keluaran Deskripsi Proses
Proses menghapus data master informasi
116
5. Diagaram Level 1 Proses Ke-5 Mendeskripsikan secara detail proses mengolah data master bukutamu.
Gambar 4.24 Diagram Level 1 Proses ke-5 Sispak KUHP Terhadap Kriminalitas
Tabel 4.25 Proses menampilkan data master bukutamu No Proses
5.1
Nama Proses
Menampilkan Data Master Bukutamu
Masukan
tm_bukutamu
Keluaran
Daftar tm_bukutamu
Deskripsi Proses
Proses menampilakan data master bukutamu
117
Tabel 4.26 Proses melihat master bukutamu No Proses
5.2
Nama Proses
Melihat Data Master Bukutamu
Masukan
tm_bukutamu
Keluaran
daftar tm_bukutamu
Deskripsi Proses
Proses melihat data master bukutamu
Tabel 4.27 Proses menghapus master bukutamu No Proses
5.3
Nama Proses
Menghapus Data Master Bukutamu
Masukan
tm_bukutamu
Keluaran Deskripsi Proses
4.4.1.5.
Proses menghapus data master Bukutamu
Spesifikasi Proses yang diusulkan
Dibawah ini adalah proses-proses yang diusulkan pada sistem. Pada sistem terdapat enam proses inti diantaranya adalah proses login, proses penambahan data, proses pencarian data, proses pengubahan data, proses penampilan data, dan proses penghapusan data.
1. Proses Login Input form login IF input form tidak cocok THEN Login gagal
118
ELSE Login success END IF
2.
Proses penambahan data Input form IF Simpan THEN Data tersimpan ELSE Data tidak disimpan END IF
3. Proses pencarian data Input form pencarian IF data tidak ditemukan THEN Tampilkan konfirmasi data kosong ELSE Tampilkan data hasil pencarian END IF
4. Proses perubahan data Tampil data GET kd Edit form Simpan END IF
119
5. Proses penghapusan data Tampil data GET kd Delete data Tampil konfirmasi hapus data IF Ya THEN Hapus ELSE Data tidak dihapus
4.4.2. Perancangan Database Data-data yang diperlukan pada proses masukan disimpan dalam basis data. Hal ini dimaksudkan agar data bersifat dinamis yaitu dapat melakukan penambahan, perubahan dan penghapusan data. Ada dua tahap yang dilakukan dalam membuat database, yaitu Normalisasi, dan entity relationship diagram (ERD).
4.4.2.1.
Entity Relationship Diagram (ERD)
Gambar 4.25. Entity Relationship Diagram
120
4.4.2.2.
Spesifikasi Database Nama Basis Data : sispakkuhp
1. Tabel admin Nama tabel : admin Primary key : Foreign key : Tabel 4.28 Tabel admin
2. Tabel Kejahatan Nama tabel : kejahatan Primary key : kd_kejahatan Foreign key : kd_pasal Tabel 4.29 Tabel kejahatan
3. Tabel Pasal Nama tabel : pasal Primary key : kd_pasal
121
Foreign key : Tabel 4.30 Tabel pasal
4. Tabel Link Nama tabel : link Primary key : Foreign key : Tabel 4.31 Tabel link
5. Tabel Informasi Nama tabel : informasi Primary key : id Foreign key : Tabel 4.32 Tabel informasi
122
6. Tabel Bukutamu
Nama tabel : bukutamu Primary key : id_buku Foreign key : Tabel 4.33 Tabel bukutamu
4.4.2.3.
Penerjemahan ERD ke LRS
Gambar 4.26. Logical Record Structure (LRS)
123
4.4.3. Perancangan State Transition Diagram (STD) State Transition Diagram (STD) dari aplikasi sistem pakar kitab undang-undang hukum pidana terhadap kriminalitas ini, terdiri dari : a. Halaman Untuk User
Gambar. 4.27. State Diagram (STD) Untuk Halaman User
124
b. Halaman Untuk Knowledge Enginer
Gambar.4.28. State Diagram (STD) untuk halaman knowledge enginer
125
4.4.4. Perancangan User Interface a.
Perancangan Halaman Menu Utama Untuk User HEADER
MENU
FOOTER
b.
Perancangan Halaman Konsultasi HEADER
MENU
KONSULTASI
FOOTER
126
c. Perancangan Halaman Login
HEADER
MENU
user password
login
FOOTER
d. Perancangan Halaman Untuk Knowledge Enginer HEADER
MENU go
FOOTER
tambah
127
e. Perancangan Halaman view, edit dan hapus HEADER
MENU
view
edit
delete
List Data
FOOTER
4.5. Implementasi Sistem 4.5.1. Konstruksi Sistem Pakar Dalam fase konstruksi, bahasa yang digunakan adalah PHP dengan menggunakan database MySQL serta menggunakan model penalaran forward chaining dan teknik penelusuran depth first search. XAMPP Versi 1.7.3 digunakan untuk membuat database MySQL pada sistem, php merupakan bahasa pemrograman yang digunakan, Adobe dreamweaver CS3 dan edit plus3 digunakan sebagai editor, flock 2.6.1 dan terkadang mozila firefox versi 3.5.6 digunakan untuk pengujian, pengecekan dan menjalankan sistem dan mengeksekusi rule – rule yang menggunakan bahasa pemograman php.
128
4.5.2. Pengujian Sistem Pakar Pada tahapan pengujian sistem pakar, pengujian dilakukan dengan cara pengujian mandiri dan penujian oleh user secara blackbox testing. Dalam melakukan pemrograman, penulis melakukan pengujian mandiri yaitu pengujian terhadap kode-kode program untuk memastikan kebenaran program tersebut. Pengujian ini dilakukan untuk mencari kesalahan yang ditimbulkan karena salah tulis atau kesalahan pemrograman. Kegiatan unit testing ini disebut juga debugging. Kegiatan ini digunakan untuk mencari posisi peringatan (warning), kesalahan (error) dari kode-kode program dan mengetahui debugging yang sukses.
Gambar 4.29. Contoh code program warning pada proses debugging
Gambar 4.30. Contoh code program error pada proses debugging
129
Gambar 4.31. Contoh code program sukses pada proses debugging
Cara pengujian blackbox testing dilakukan dengan menjalankan aplikasi sistem pakar dan melakukan input data serta melihat input-nya apakah sesuai dengan domain masalah serta kesimpulan yang diharapkan. Hasil pengujian blackbox testing disajikan dalam tabel 4.34 : a. Hasil Pengujian Halaman Untuk User Tabel 4.34 Pengujian Halaman Interface Untuk User No
Pengujian
Interface yang diharapkan
1.
Interface halaman utama Halaman menu utama user/home/index
Hasil pengujian OK
User 2.
Interface halaman profil Halaman profil
OK
3.
Interface konsultasi
Halaman petunjuk konsultasi
OK
4.
Interface konsultasi
Halaman konsultasi
OK
5.
Interface hasil konsultasi Halaman hasil konsultasi
OK
6.
Interface sistem pakar
OK
Halaman sistem pakar
130
7.
Interface Informasi
Halaman informasi
OK
8.
Interface cari Informasi Halaman hasil pencarian informasi
OK
9.
Interface Buku tamu
Halaman buku tamu
OK
10.
Interface Masuk / login
Halaman masuk / login
OK
b. Hasil Pengujian Halaman Knowledge Enginer Tabel 4.35 Pengujian Halaman Interface Untuk Admin No
Pengujian
Interface yang diharapkan
Hasil pengujian
11.
Interface halaman utama
Halaman utama admin / index
OK
Halaman kejahatan
OK
Halaman tampil data-data
OK
Admin 12.
Interface halaman Kejahatan
13.
Interface go kejahatan
kejahatan 14.
Interface tambah
Halaman tambah kejahatan
OK
Kejahatan 15.
Interface view kejahatan
Halaman view kejahatan
OK
16.
Interface edit kejahatan
Halaman edit kejahatan
OK
17.
Interface delete
Halaman delete kejahatan
OK
Kejahatan 18.
Interface halaman pasal
Halaman pasal
OK
19.
Interface go pasal
Halaman tampil data-data pasal
OK
20.
Interface tambah pasal
Halaman tambah pasal
OK
21.
Interface view pasal
Halaman view pasal
OK
22.
Interface edit pasal
Halaman edit pasal
OK
131
23.
Interface delete pasal
Halaman delete pasal
OK
24.
Interface manajemen
Halaman Manajemen admin
OK
Admin 25.
Interface tampilkan
Halaman daftar admin
OK
26.
Interface tambah
Halaman tambah
OK
27.
Interface informasi
Halaman informasi
OK
28.
Interface go informasi
Halaman daftar informasi
OK
29.
Interface tambah
Halaman tambah informasi
OK
Informasi 30.
Interface view informasi
Halaman view informasi
OK
31.
Interface edit informasi
Halaman edit informasi
OK
32.
Interface delete informasi
Halaman delete informasi
OK
33.
Interface Buku Tamu
Halaman Buku tamu
OK
34.
Interface tampilkan
Halaman daftar Buku tamu
OK
Buku tamu
4.6.
35.
Interface view Buku tamu
Halaman view Buku tamu
OK
36.
Interface delete Buku tamu
Halaman delete Buku tamu
OK
37.
Interface logout
Halaman logout
OK
Implementasi Tahap Lanjut Pada fase ke enam adalah implementasi tahap lanjut yang meliputi pengembangan sistem. Pengembangan sistem diperlukan sehingga sistem yang dibangun tidak menjadi usang dan investasi sitem tidak sia-sia. Hal pengembangan sistem yang paling berguna adalah proses dokumentasi sistem di mana di dalamnya tersimpan semua hal penting yang dapat menjadi tolok
132
ukur pengembangan sistem dimasa mendatang termasuk di dalamnya adalah kamus pengetahuan masalah yang diselesaikan. Operasional perawatan dan evaluasi secara periodik merupakan kewenangan instansi. Sehingga tahapan implementasi tahap lanjut yang penulis lakukan adalah dokumentasi sistem. Implementasi tahap lanjut disini penulis melakukan dokumentasi sistem, yaitu : Menu home adalah menu yang digunakan untuk menampilkan informasi sistem pakar KUHP terhadap kriminalitas, dalam menu home ini terdapat link ke semua menu di home di tampilkan link Menu, Profil, Konsultasi, Sistem Pakar, Informasi, Buku Tamu, Masuk.
Gambar 4.32. Tampilan Menu Home
133
Menu Profile menampilkan sedikit informasi seputar profile Polres Metro Jakarta Selatan.
Gambar 4.33. Tampilan Menu Profil
Menu Konsultasi, ketika menu konsultasi di klik halaman yang pertama kali muncul adalah petunjuk konsultasi yang memberikan informasi berupa cara menggunakan fasilitas tombol button yang terdapat di menu konsultasi, tombol button yang terdapat di menu konsultasi adalah lanjut, kembali, batal dan mulai lagi. Jika tombol button ”Mulai Konsultasi” ditekan maka akan masuk ke menu konsultasi. Pada menu konsultasi user bisa melakukan konsultasi tentang seputar kejahatan-kejahatan untuk mengetahui hasil konsultasinya berupa ancaman pidana berupa pasal dan hukumannya.
134
Gambar 4.34. Tampilan Menu Petunjuk
Menu Sistem Pakar berisi informasi tentang pengertian, kelemahan dan kelebihan sistem pakar secara umum.
Gambar 4.35. Tampilan Menu Sistem Pakar
135
Menu Informasi menampilkan menu pencarian, user dapat melakukan pencarian berupa informasi seputar tentang pengertian kejahatan dan lain sebagainya yang berupa hal-hal yang bersangkutan dengan domain permasalahan pada sistem ini.
Gambar 4.36. Tampilan Menu Pencarian
Menu buku tamu memberikan fasilatas untuk user agar user dapat memberikan pesan, saran dan kritik terhadap sistem ini agar kedepannya dapat lebih baik lagi.
Gambar 4.37. Tampilan Menu Buku Tamu
136
Menu masuk digunakan untuk login atau masuk ke menu administrator, tapi hanya user yang telah diberikan autorisasi aja yang bisa melakukan proses login. Autorisasi berupa pengisian username dan passoword.
Gambar 4.38. Tampilan Menu Login
Menu home admin adalah halaman utama admin, ketika user telah sukses melakukan proses login maka menu yang pertama kali masuk pada halaman home.
Gambar 4.39. Tampilan Menu Home pada admin
137
Menu kejahatan digunakan untuk memperbaharui, menambah, melihat dan menghapus knowledge base kejahatan, halaman ini merupakan tampilan awal menu kejahatan ketika menu kejahatan di klik maka menu yang pertama kali muncul adalah halaman awal kejahatan yang terdapat dua button yaitu go dan tambah, pilihan go digunkan untuk pencarian dan tambah digunkan untuk menambahkan knowledge base.
Gambar 4.40. Tampilan awal Menu Kejahatan pada admin
Menu
kejahatan,
dalam
menu
ini
admin
dapat
melakukan
penambahan, perubahan dan penghapusan knowledge base. Untuk dapat menampilkan semua data yang terdapat pada databasenya dapat dilakukan dengan cara memilih tombol go. Jika hanya ingin menampilkan beberapa data maka lakukan pengisian berupa kata kunci susuai dengan yang akan dicari pada form yang telah disediakan pada menu kejahatan. Jika data yang dicari tidak ada pada database maka akan muncul message ”data kosong” jika data
138
yang dicari ada pada database maka akan muncul data sesuai dengan pencarian.
Gambar 4.41. Tampilan Menu kejahatan di admin
Menu tambah digunakan untuk menambahkan knowledge base. Dalam menu ini terdapat button back yang di gunakan untuk kembali ke menu sebelumnya, tambah untuk menambahkan data dan cancel digunakan untuk menggagalkan penambahan data.
Gambar 4.42. Tampilan Menu tambah kejahatan
139
Menu view digunakan untuk menampilkan data, data yang ditampilkan sesuai dengan data yang telah dipilih oleh admin.
Gambar 4.43. Tampilan Menu view kejahatan
Menu edit digunakan untuk memperbaharui knowledge base. Dalam menu ini terdapat button back yang di gunakan untuk kembali ke menu sebelumnya, edit untuk melakukan proses perubahan data dan cancel digunakan untuk menggagalkan perubahan data.
Gambar 4.44. Tampilan Menu edit kejahatan
140
Menu delete digunakan untuk mendelete knowledge base. Dalam menu ini terdapat button back yang di gunakan untuk kembali ke menu sebelumnya, ok untuk melanjutkan proses penghapusan dan cancel digunakan untuk menggagalkan penghapusan data.
Gambar 4.45. Tampilan Menu delete kejahatan
141
Menu pasal digunakan untuk memperbaharui, menambah, melihat dan menghapus knowledge base pasal, halaman ini merupakan tampilan awal menu pasal ketika menu pasal di klik maka menu yang pertama kali muncul adalah halaman awal pasal yang terdapat dua button yaitu go dan tambah, pilihan go digunkan untuk pencarian dan tambah digunkan untuk menambahkan knowledge base. Fasilitas-fasilitas yang terdapat pada menu pasal tidak jauh berbeda dengan button-button yang terdapat pada menu pasal sehingga screenshoot menu tambah, view, edit, dan delete tidak di tampilkan lagi.
Gambar 4.46. Tampilan Menu Pasal pada admin
142
Menu manajemen admin digunakan untuk menampilkan dan menambahkan user yang telah di berikan autentifikasi dan admin, halaman ini merupakan tampilan awal menu manajemen admin ketika menu manajemen admin di klik maka menu yang pertama kali muncul adalah halaman awal manajemen admin yang terdapat dua button yaitu tampilkan dan tambah.
Gambar 4.47. Tampilan Menu Manajemen Admin
Halaman ini akan muncul ketika admin memilih menu tampilkan. Pada halaman ini terdapat button tampilkan dan tambah.
Gambar 4.48. Tampilan Menu Update admin
143
Menu informasi digunakan untuk memperbaharui, menambah, melihat dan menghapus informasi, halaman ini merupakan tampilan awal menu informasi ketika menu informasi di klik maka menu yang pertama kali muncul adalah halaman awal informasi yang terdapat dua button yaitu go dan tambah, pilihan go digunkan untuk pencarian dan tambah digunkan untuk menambahkan informasi. Fasilitas-fasilitas yang terdapat pada menu informasi tidak jauh berbeda dengan button-button yang terdapat pada menu informasi sehingga screenshoot menu tambah, view, edit, dan delete tidak di tampilkan lagi.
Gambar 4.49. Tampilan Menu Informasi pada admin
144
Menu buku tamu digunakan untuk menampilkan data informasi, halaman ini merupakan tampilan awal menu buku tamu ketika menu buku tamu di klik maka menu yang pertama kali muncul adalah halaman awal buku tamu yang terdapat dua button yaitu tampilkan.
Gambar 4.50. Tampilan awal menu buku tamu di admin
Halaman ini akan muncul ketika admin memilih menu tampilkan. Pada halaman ini terdapat button view dan delete.
Gambar 4.51. Tampilan Menu Buku Tamu di admin
BAB V PENUTUP
Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan dan saran. 5.1 Kesimpulan 1.
Sistem pakar ini dapat diakses secara online sehingga dapat memudahkan bagi pihak Sat Reskrim dalam mensosialisasikan KUHP sehingga dapat memberi kemudahan bagi user dalam mengaksesnya.
2.
Sistem pakar ini memberikan fasilitas yang dapat memberikan kemudahan bagi penggunanya dalam memilih kejahatan-kejahatan apa saja yang ingin di ketahui ancaman pidananya.
5.2 Saran 1.
Diharapkan pada pengembangan selanjutnya sistem ini terdapat menu yang bisa menghasilkan keluaran berupa nama-nama pelaku tindak kejahatan.
2.
Diharapkan pada pengembangan selanjutnya sistem dapat melakukan prin out dokumen sehingga user yang telah melakukan konsultasi dapat melihat kembali pertanyaan-pertanyaan seputar kejahatan-kejahatan dan hasil konsultasi yang telah dia konsultasikan.
3.
Dilakukan pengembangan tahap lanjut sehingga sistem pakar ini dapat bener-benar berfungsi sesuai dengan yang diharapakan yaitu untuk
145
146
mengurangi masyarakat yang awam akan hukum, untuk mengurangi kesalahan dalam pelaporan kejahatan dan diharapkan agar dapat meminimalisir tindak kejahatan .
DAFTAR PUSTAKA
Andi. 2009. Pengembangan Sistem Pakar Menggunkan Visual Basic. Yogyakarta : Andi Anonymous. 2009. Website Resmi Polres Metro Jakarta Selatan. [online] Tersedia : www.jaksel.metro.polri.go.id. [ 13 Agustus 2010] Anonymous. 2008. Sistem Pakar Tindak Pidana Terhadap Kekayaan. Informatic Engineering. [online] Tersedia : www.pakarhukukum.site90.net. [ 20 Agustus 2010] Arhami, Muhammad. 2005. Konsep Dasar Sistem Pakar. Yogyakarta : Andi Burhanuddin, Luthfy. 2004. Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Mata. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi tidak diterbitkan. Desiani, Anita dan Muhammad Arhami. 2006. Konsep Kecerdasan Buatan. Yogyakarta : Andi Dhiana, Aziz Sukma. 2010. Rancang Bangun Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Gizi Buruk Pada Balita. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi tidak diterbitkan Hamzah, Andi Prof,Dr.Jur. 2008. Terminologi Hukum Pidana. Jakarta : Sinar Grafika Handojo, Andreas dkk, 2006. Perancangan dan Pembuatan Aplikasi Sistem Pakar untuk Permasalahan Tindak Pidana terhdap Kekayaan. Universitas Kristen Petra. Paper tidak diterbitkan.
147
148
Hawari, Widi. 2008. Perancangan dan pembuatan aplikasi KUHP digital untuk ponsel. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi tidak di terbitkan. Husni. 2007. Pemrograman Database Berbasis Web. Yogyakarta : Graha Ilmu Kendall, Kenneth E. dan Kendall, Julie E. 2003. Analisis dan Perancangan Sistem. Jakarta : Pearson Education Asia Pte.Ltd dan PT. Prenhallindo Kusumadewi, Sri. 2003. Artificial Intelligence Teknik dan Aplikasi. Yogyakarta : Graha Ilmu Ladjamudin, Al Bahra Bin, 2005, Analisis Dan Desain Sistem Informasi, Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu Marimin. 2005. Teori dan Aplikasi Sistem Pakar dalam Teknologi Manajerial. Bogor : IPB PRESS Mulyanto, Agus. 2009. Sistem Informasi Konsep & Aplikasi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Nugroho, bunafit. 2008. Membuat Aplikasi Sistem Pakar dengan PHP dan Editor Dreamweaver. Yogyakarta : Gava Media Peranginangin, Kasiman. 2006. Aplikasi Web dengan PHP dan MySQL. Yogyakarta : Andi Raghu, Ramakrishnan dan Gehrke, Johannes. 2004.
Sistem Manajemen Database
Edisi 3. Jogjakarta : Andi & McGraw-Hill Education. Sidik, Betha. 2005. MySQL Untuk Pengguna, Administrator dan Pengembang Aplikasi Web. Bandung : Informatika
149
Suparman dan Marlan. 2007. Komputer Masa Depan pengenalan Artificial Intelligence. Yogyakarta : Andi Sutabri, Tata. 2005. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Andi. Turban, Efraim dkk. 2005. Decision Support Systems and Intelligent Systems. Yogyakarta : Andi Whitten, L. Jeffery, dkk. 2004. Metode Desain dan Analisis Sistem edisi 6. Yogyakarta : Andi dan McGraw-Hill education
Hasil Evaluasi Dan Pengujian Sistem
Nama Jabatan Lokasi
No
: Bapak Ibda. Hari Subeno, SH : Inspektur Polisi tingkat II : Sat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan (Lantai 3)
Pengujian
Penilaian Baik
1
Fitur Aplikasi secara keseluruhan
2
Fitur untuk admin
3
Fitur untuk user
4
Tampilan Aplikasi
5
Kestabilan Aplikasi
6
Keamanan Aplikasi
7
Kesesuaian dengan keamanan
8
Interaksi Sistem dengan pengguna
Cukup Baik
Kurang Baik
Hasil Evaluasi Dan Pengujian Sistem
Nama Jabatan Lokasi
No
: Ade Faisal : Masyarakat : kediaman Ade Faisal
Pengujian
Penilaian Baik
1
Fitur Aplikasi secara keseluruhan
2
Fitur untuk admin
3
Fitur untuk user
4
Tampilan Aplikasi
5
Kestabilan Aplikasi
6
Keamanan Aplikasi
7
Kesesuaian dengan keamanan
8
Interaksi Sistem dengan pengguna
Cukup Baik
Kurang Baik
Hasil Evaluasi Dan Pengujian Sistem
Nama Jabatan Lokasi
No
: Ferry Siswoyo : Mahasiswa : Perpustakaan Utama UIN Jakarta
Pengujian
Penilaian Baik
1
Fitur Aplikasi secara keseluruhan
2
Fitur untuk admin
3
Fitur untuk user
4
Tampilan Aplikasi
5
Kestabilan Aplikasi
6
Keamanan Aplikasi
7
Kesesuaian dengan keamanan
8
Interaksi Sistem dengan pengguna
Cukup Baik
Kurang Baik
Source Code untuk Halaman User index.php username dan password harap diisi
"; $flag = 0; } else { $flag = 1; } if($flag === 1) { $query = "select * from admin where username='".$user."' and password='".$pass."'"; $result = mysql_query($query); $numRes= mysql_num_rows($result); if($numRes == 0) { $msg="
$arrMenu = array('Home' => 'home', 'Profil' => 'profil','Konsultasi' => 'petunjuk', 'Sistem Pakar' => 'sispak','Informasi' => 'informasi', 'Buku Tamu' => 'bukutamu', 'Masuk' => 'login','Iden' => 'konsultasi'); headers();?><style type="text/css">
<embed src=".mp3" autostart="true" height="0" width="0" loop="false"> <meta httpequiv="Refresh" content="1;url=admin/">
if(isset($_SESSION['user']) && $_SESSION['user'] == $_SESSION['token']) { include '../config/db.php'; include 'function.php'; include '../CSSPagination.class.php '; ?>
charset=iso-8859-1"><style type="text/css"> 'kejahatan', 'Pasal' => 'pasal', 'Manajemen Admin' => 'update-admin', 'Alternatif' => 'alternatif', 'Informasi' => 'informasi', 'Buku Tamu' => 'bukutamu', 'Logout' => 'logout'); ?>
Source Code untuk Halaman User style.css div.pagination { padding: 3px; margin: 10px; font-family:Verdana; font-size:8pt; text-decoration:none } div.pagination a { margin: 2px; border: 1px outset #cdcdcd; background:url(images/new-btn.jpg) repeat-x; text-decoration: none; /* no underline */ color: #fff;font-family:Verdana; fontsize:8pt; padding-left:5px; paddingright:5px; padding-top:2px; paddingbottom:2px } div.pagination a:hover { margin: 2px; background:url(images/new-btn3.jpg) repeat-x; padding:2px 5px 2px 5px; text-decoration:none; } div.pagination a:active { margin: 2px; background:url(images/newbtn.jpg) repeat-x; padding:2px 5px 2px 5px; text-decoration:none; }
div.pagination span.current { margin: 2px; border: 1px inset #efefef; font-weight: bold; color:#fff;padding:2px 5px 2px 5px; } div.pagination span.disabled { margin: 2px; border: 1px solid #999999; color: #999;font-family:Verdana; font-size:8pt; padding-left:5px; paddingright:5px; padding-top:2px; paddingbottom:2px } a:hover.list { font-family: Verdana; fontsize: 8pt; font-variant: small-caps; text-decoration: underline; text-transform: capitalize; color: #006699; line-height: 200%; font-weight: bold } a.list { text-transform: capitalize; font-variant: small-caps; font-family: Verdana; font-size: 8pt; color: #FF0000; text-decoration: underline; line-height: 200%; fontweight: bold }
height:163px; width:802px; margin:0px; background-image: url(images/header.jpg); background-repeat: no-repeat; } #footer { height:90px; width:728px; margin:0px; background-image: url(images/footer.jpg); background-repeat: no-repeat; } .content {padding:0px;width:765px;margin:0px;} #left{ width:510px; margin-top:0px; margin-bottom:25px; border:grey 1px solid; border-top:orange 2px solid; text-align:center; background:url(images/2.gif) repeat-y; padding:10px 5px 10px 5px; height:auto; } .menu { padding-left:5px; padding-right:5px; font-family:times new roman; font-size:12pt; font-weight:bold;
text-decoration:none; text-align:center; color:#fff; border-right: #224871 1px solid; border-left: #224871 1px solid; background:url(images/newbtn.jpg) repeat-x; } .menu:hover { color:white; background:url(images/newbtn-2.jpg) repeat-x; } #active { background:url(images/btndisabled.jpg) repeat-x; color:red; } #content { border:; height:100%;padding:0px;margin-bottom:5px; font-size:12pt;font-family:tahoma;} #left #content { width:100%;} .login {textalign:center;height:130px;width:200px;fontfamily:tahoma; fontsize:10pt;color:#000000;padding:5px;backgroun d:#fff;border:#cfcfcf thin inset;fontweight:bold;}
.info {textalign:center;height:130px;width:200px;fontfamily:tahoma; fontsize:10pt;color:#000000;padding:5px;backgroun d:#fff;border:#cfcfcf thin inset;} .info #title {font-size:10pt;fontweight:bold;} p {font-weight:bold;fontfamily:tahoma;margin:0px;} hr {border:#3366FF thin groove;} #warning {background:#FF0000; fontsize:14pt;vertical-align:middle;border:black thin solid; margin:2px;height:auto; width:520px;float:left;text-align:center;} #warning2{background:#FF0000;border:black thin solid;width:auto;font-size:10pt;fontweight:bold;color:yellow;text-align:center;} #success {background:#FF0000;border:black thin solid;width:auto;font-size:10pt;fontweight:bold;color:yellow;text-align:center;} li {font-size:10pt;} #li {color:#000000;font-weight:bold;fontsize:10pt;} #tampildata {font-size:10pt;fontfamily:calibri;width:500px;textalign:center;padding:5px;background :url(images/bgc.jpg);} #tanya {border:#cfcfcf 2px inset;background : url(images/dasar.jpg);width:500px;}
#tanya #title {background:url(images/bgc.jpg); height:30px;color:#fff;fontfamily:tahoma;font-weight:bold;textalign:center; } #top {font-size:12pt;font-family:tahoma; font-weight:bold;width:530px;color:#244781; } #infocari {font-size:10pt;fontfamily:tahoma;fontweight:bold;color:#244781;} #pic { position: relative; height:80px; width:130px; } img {1px solid;} #pic a .large { border: 1px; display:block; height: 1px; left: -1px; position:absolute; top: -1px; width: 1px; } #pic a:hover .large { left:120px; top:-60px; width:205px; height:205px; padding:5px; z-index:3; }
#solusi {background:#28c453;fontsize:10pt;font-weight:bold;} #list {background:url(images/list.jpg) repeat-y;height:2px;margin:0px} #lside {background:url(images/lside.jpg) repeat-y;width:15px;} #rside{background:url(images/rside.jpg) repeat-y;width:15px;} .field { background:#cfcfcf; color:#0065b9; font-family:system; font-size:; } #title { height:30px; font-family:tahoma ; display:blink; font-weight:bold; text-align:center; width:100%; } #ctnctn {text-align:center;} #ctnctl {text-align:left;} #tableset {font-family:tahoma;fontsize:12pt;} #tableset #title{font-size:14pt;fontweight:bold;} #tableset #ctnctn {font-weight:;fontfamily:times new roman,garamond;fontsize:12pt;} #tableset #ctnctl {font-weight:;fontfamily:times new roman,garamond;fontsize:12pt;} #ctnctn b {color:#fff200;}
#point {background:url(images/point.gif) norepeat;padding-left:1.5em;textalign:left;margin:2px 1px 1px 10px;} a {text-decoration:underline;color:grey;} #link {textdecoration:underline;cursor:pointer;}
$val) { $dataMenu[$key] = $val; } if(!isset($page)) { $page = 'home'; } else { $page = $page; } foreach($dataMenu as $name => $link) { if($name === 'Iden') { continue; } if($link != $page) {?> <span class="=$menu?>" id="=$act?>">=$name?>
$pass=addslashes(strip_tags(trim($_POST ['pass']))); $flag = 1; if(strlen($user) == 0 && strlen($pass) == 0) { $msg = "
"; $flag = 0; } else { $flag = 1; } if($flag === 1) { $query = "select * from admin where username='".$user."' and password='".$pass."'"; $result = mysql_query($query); $numRes= mysql_num_rows($result); if($numRes == 0) { $msg="
"; } } $page = $_SERVER['PHP_SELF']; $arrMenu = array('Home' => 'home', 'Profil' => 'profil','Konsultasi' => 'petunjuk', 'Sistem Pakar' => 'sispak','Informasi' => 'informasi', 'Buku Tamu' => 'bukutamu', 'Masuk' => 'login','Iden' => 'konsultasi'); headers();?><style type="text/css">
<embed src=".mp3" autostart="true" height="0" width="0" loop="false"> <meta http-equiv="Refresh" content="1;url=admin/">
profil.php <meta http-equiv="Refresh" content="0;url==$_SERVER['PHP_SELF']?>?p=ko nsultasi"> <style type="text/css">
$query2 = "select * from informasi LIMIT " . $pagination->getLimit() . ", " . $rowsperpage; } else { $query2 = "select * from informasi where informasi like '$key%' or keterangan like '$key%'"; } $result = @mysql_query($query2) or die("failed"); $num_rows = mysql_num_rows($result); $datas .= '
from pasal where kd_pasal = ( select kd_pasal from kejahatan where rule = '".$key_induk."')"; $result = mysql_query($query); $num_result_pasal = mysql_num_rows($result); while($rows = mysql_fetch_array($result)) { $nm_pasal = $rows['nm_pasal']; $jns_kejahatan = $rows['jns_kejahatan']; $ket_pasal = $rows['ket_pasal']; $himbaun = $rows['himbauan'];?>
$query = "select * from kejahatan where induk = '$rule' order by rule asc"; $result = mysql_query($query); $start = true; } //inisialisasi button name if(!isset($btn_next_name)) { $btn_next_name = uniqid(); $btn_back_name = uniqid(); $btn_cancel_name = uniqid(); $btn_start_name = uniqid(); $not = 'alternatif?'; $title = 'Pilih Pertanyaan Tentang Kejahatan'; } //jika next ditekan if(isset($_POST[$_POST['uniq_next']])) { $key = $_POST['key']; if($key == '') { $query = "select * from kejahatan where induk = '".$_POST['parent']."' order by rule asc"; $result = mysql_query($query); } elseif($key == 'not') { $key_induk = $_POST['parent']; if($key_induk == '000') { $not_identified = true; $title = 'pasal'; } else { $alt_answer = true; $title = 'kesimpulan Pasal alternatif'; }
} else { $query = "select * from kejahatan where induk = '".$key."' order by rule asc"; $result = mysql_query($query); $count = mysql_num_rows($result); if(!$count) { $query = "select * from pasal where kd_pasal = ( select kd_pasal from kejahatan where rule = '".$key."')"; $result = mysql_query($query); $cari_pasal = true; $title = 'pasal'; } } } //jika back ditekan if(isset($_POST[$_POST['uniq_back']])) { $key = $_POST['grandpa']; if(strlen($key) != 0) { $query = "select * from kejahatan where induk = '".$key."' order by rule asc"; $result = mysql_query($query); } } //jika cancel ditekan if(isset($_POST[$_POST['uniq_cancel']])) {?> <meta http-equiv="Refresh" content="0;url=?p=petunjuk">
Bagi User yang sudah memiliki account, silakan Login terlebih dahulu. Masukan username dan password yang telah Anda miliki.
height:163px; width:802px; margin:0px; background-image: url(../images/header.jpg); background-repeat: no-repeat;; } #footer { height:90px; width:728px; margin:0px; background-image: url(../images/footer.jpg); background-repeat: repeat; } .content { } .content table { height:AUTO; width:100%; }
{ margin: 10px; padding: 0px; width: 190px; height: auto; min-width: 100px; border:#cdcdcd 1px outset; font-size:9pt; font-family:calibri; text-align:center; position:absolute; top:13em;
admin.css. #wrap
width:auto; height:15px; margin:10px; padding:0px; border:#cdcdcd 1px outset; font-size:8pt; font-family:arial;
.isi #title { margin:5px; padding:5px; color:red; font-size:14pt; font-family:arial; font-weight:bold; letter-spacing:2;
color:#000000; } .isi { border:#000000 thin outset; border-top:orange 1px solid; border-bottom:orange 1px solid; width:100%; background-image: url(../images/4livina.jpg); } .isi #comment { min-height:160px; padding-top:20px; height:180px; color:white; } #logout {
.menu #title { padding:3px; font-size:10pt; font-weight:bold; color:black; } .isi #cari { font-size:12pt; font-family:arial; font-weight:bold; color:white; width:100%; } #tombol
background:url(../images/new-btn4.jpg) repeat-x; cursor:pointer; color:#fff; } #tombol:hover { color:#efefef; } #submit {
background:url(../images/title4.jpg); color:#fff; } .isi #subisi #tabresult { font-size:10pt; font-family:calibri; color:red;
background:url(../images/new-btn4.jpg) repeat-x; cursor:pointer; color:#fff; } #submit:hover {
background:url(../images/new-btn-3.jpg) repeat-x; color:#efefef; } .isi #subisi { minheight:105px;color:red;
background:#dfdfdf; color:red; font-family:system; font-size:; } #warning { padding:4px; font-family:arial; font-weight:bold; color:white;
font-weight:bold; color:white; } #link {textdecoration:underline;cursor:pointer;color:#00 65b9;font-weight:bold;} #link2 {textdecoration:underline;cursor:pointer;color:whi te;font-weight:bold;} .mainmenu { padding:0px 4px 0px 4px; font-family:microsquare,arial; font-size:10pt; font-weight:bold; text-decoration:none; text-align:center; color:#fff; border-right: #224871 1px solid; border-left: #224871 1px solid; background:url(../images/newbtn.jpg) repeat-x; }
} #list { height:3px; background-image: url(../images/list.jpg); background-repeat: no-repeat; } #rside {background:url(../images/side.jpg) repeat-y;width:15px;height:100%;} #lside{background:url(../images/lside.jpg) repeat-y;width:15px;height:100%;} #desc {font-family:arial;fontsize:8pt;color:white;} #desc b {color:red;} #cell {height:10px;} #silver {background:url(../images/bgcontent.jpg) repeat-y;} #confirm {font-weight:bold;fontsize:12pt;color:#FF0000;textalign:center;padding:5px;} #warn{font-size:10pt;color:black}
.mainmenu:hover { color:#f1f2f4; background:url(../images/new-btn-2.jpg) repeat-x; } #menuactive { background:url(../images/btndisabled.jpg) repeat-x; color:#000; border:black 1px solid; border-bottom:#cfcfcf 1px solid;
<meta http-equiv="Refresh" content="0;url=tambahadm.php?p=admin">setPage($_GET['page']); $query2 = "select username, nama from $table LIMIT " . $pagination->getLimit() . ", " . $rowsperpage; $result = @mysql_query($query2) or die("failed"); while($rows = mysql_fetch_array($result)) { $data[] = $rows; } $title = 'Daftar Administrator'; $nav = $pagination->showPage();
$array = array(); $array[] = 'Username'; $array[] = 'Nama'; $rows = count($array); } } else { $title= 'Data Belum di Tampilkan'; } if($flag_kosong) { $data = '
'; } else { $data = table($title,$data,$rows, $array, $action); } if($showCari == 1) {?>
<meta http-equiv="Content-Type" content="text/html; charset=iso-88591"><style type="text/css">
--> 'kejahatan', 'Pasal' => 'pasal', 'Manajemen Admin' => 'update-admin', 'Alternatif' => 'alternatif', 'Informasi' => 'informasi', 'Buku Tamu' => 'bukutamu', 'Logout' => 'logout'); ?>
function cari($table="") { if(isset($_POST['cari']) && $_POST['cari']== 'Go') { $key = addslashes(strip_tags(trim($_POST['key']))); if(strlen($key) == 0) { $query = "select * from $table "; } else { $query = "select * from $table where informasi like '".$key."%'"; } //proses query; $data = $query; } else { $data = 'Belum Ada Pencarian'; } return $data; } function getLink() { $_SESSION['thispage'] = 'http://'.$_SERVER['SERVER_NAME'].$_SERVER['R EQUEST_URI']; } function form_kejahatan($flagNo = '', $flagRule = '', $flagJahat = '', $flagKd = '', $flagSuara = '',$flagH = '', $tipN = '', $tipR = '', $tipJ = '', $tipKd = '',$tipH = '', $tipSnd = '') { if(isset($root)) { $checkedyes = 'checked'; $checkedno = ''; $hidden = 'text';
$text = 'hidden'; } else { $checkedyes = ''; $checkedno = 'checked'; $hidden = 'hidden'; $text = 'text'; }?>