111. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu Dan Lokasi Peneiitian terlaksana dari bulan Febrwd sampai bulan JuIi 1995. Lokasi penelitian terletak di kawasan pariwisata Kuta, mefiputi tiga Desa Kelurahan yaitu Kelurahan Kerobokan dan Desa Canggy dengan pusat kegiatan kepariwisataan di ibu kota Kecamatan Kuta, dan Desa Buduk Kecamatan Mengwj, Kabupaten Tabanan. Lokasi ini terletak di Kabupaten Badung dan Tabanan, Propinsi Bali, antara 7" 54' dan 8" 3' lintang selatan, dan diantara 114" 26' dan 1 15" 43' bujur timur, seperti yang terlihat pada gambar 8 .
3.2. Jenis Data Data primer yang berasal dari 460 kepala keiuaqp petani sampel, menyangkut data tentang; kornposisi anggota keluarga, luas tanah garapan,
curahan tenaga kerja, pendapatan dan pendidikan keluarga, umur anggota keluarga, lokasi sampel terhadap ibu kota Kecamatan Kuta, serta status hukum tanah garapan mereka. Data sekunder meliputi data; aspek h g k u q p n fisikokirnia,
biologi, sosial ekonomi dan sosial budaya, besaran Produk Domestik Regional Bmto (PDRB) Propinsi Bali dan Kabupaten Badung pada tahun 1983 clan 1993, jumlah tenaga keja sektoral P r o w Bali dan Kabupaten Badung pa& tahun
'ENGGUNAAN L A H A I TAHUN I989
---
Gambar 8. Letak Geografis KelurirhanlDesa Lokasi Penelitian
40
1980 dan 1990, besaran moneter investasi aktifitas produksi langsung (d~rectly productive activity) disingkat dengan DPA dan investasi prasarana sosial ekonomi (sociaI overhead of capital) dishgkai SOC, dari tahun 1971 sampai tahun 1993,
serta data perkernbangan tata guna tanah dari kawasan pariwkata Kuta dari tahun 1943 sampai tahun 1993.
3.3. Metode Pengumpulan Data
Data primer diambil dari tiga DesalKelurahan (Kelurahan Kerobokan, Desa Cmggu dan Buduk) yang dipilih secara purposive dari dua Kecamatan mecamatan Kuta clan Mengwi). Dari sini kemudian diambii secara purposive beberapa banjar, yang dari padanya d i m secara acak 460 kepala keluarga sampel. Data sekunder dikumpulkan dari instansi pemermtah terkait, seperti Kantor Bappeda, S t a k a Pekejaan Umum, Penanaman Modal Asing (PMA), Penanaman Modal Dalarn Negeri (PMDN), Dinas Pariwisata, Pajak, baik di tingkat Propinsi maupun di tingkat Kabupaten. Selain itu, data sekunder diperoleh juga dari hasil-hasil penelitian dan dari berbagai publikasi yang ada sangkut
pautnya dengan penelitian ini.
3.4. Analisis Data
3.4.1. Analisis Aspek Lingbungan Fisikokimia, Blologi dan Sosial B u d a p
Terhadap aspek hi,4
i
m data difakukan dengan metode diskxipsi yaitu
dengan k u n g mengutip dan menguraikan data-data sekunder dari berbagai
sumber publikasi dan hasil penelitian di bidang ini. Diskripsi dilengkapi pula dengan hasil observasi hngsung dan wawancara kepada para tokoh masyarakat di lapwiw.
3.4.2. Analisis Aspek Sosial Ekonomi
A. Analisis Perubahan Struktur Ekonomi: Analisis Sfzz@'-shme
A d i s i s ini dhkukqt dengan langkah-langkah pcrhitungan sebagai
berikut: a). Menghihmg ratio PDRB/tenaga keja Kabupaten Badung (r,) dart rasio PDREVtenaga kerja Propinsi Bali (R,),
untuk sebelas (n=ll) sektm ekonomi
dalam analisis perubahan PDRB, d m sepuluh (n=lO) sektor ekonomi dalam andisis perubahan tenaga kerja.
b). Menghitung rasio PDRB/tenaga kerja -gat
untuk Propinsi Bali (R.), yaitu
dengan membagi PDRB/tenaga keja aggregat tahun dasar den-
PDREltenaga
kerja aggregat tahun akhir. c). Setelah menghitung rasio PDREltenaga kerja Kabupaten Badung dan rasio PDRB/tenaga kerja aggregat Propinsi BaLi, untuk sernua sektor ekonomi, maka kemudian dihitung perubahan dalam PDRB/tenaga kerja untuk ming-masing sektor ckonomi Kabupatcn Badung.
Berhubung Propinsi Bali terdiri atas 8 Daerah Tingkat Il Kabupaten (j= 1, 2,3, ....., 8), dan sebelas sektor ekonomi (i
=
1, 2, 3,
.......,
ll),
maka secara matematik mekanisme kerja dari ke-tip komponen pertumbuhan
akan menimbulkan perubahan sebagai berikut:
atau secara rinci &pat dinyatakan sebagai bexikut:
A Yg = perubahan &lam produksiflcesempatan kej a sektor i pa& Kabupaten ke j,
Yg
= produksi'tenaga
kerja d;ui sektor i pa& Kabupaten j, pa& tahun dasar
analisis, Y'*
dari sektor i pada Kabupaten ke j, pada tahun akhir analisis, 8 Y i = C Yii= PDRB/tenaga k e j a (Propimi) dari sektor i; pada tahun dasar j=1 analisis, = produksiltenaga kerja
8
Y'i
C YYij = PDRB/tenaga ketja (Propinsi) dari sektor i, pa& tahun akhir anakis, 8 Y.. = C C Yii= PDRB/tenaga kerja (Propinsi) pa& tahun dasar analisis, i=l j=1 11 8 Y'.. = C C Y'ij = PrlRBltenaga kerja (Propimi) pada tahun akhir anabis, i=1 j=1 =
j=1 11
(ri
- 1) = persentase perubahan PDRB/tenaga kerja pada sektor 4 Kabupaten ke j,
(R,
- 1) = N q = persentase perubahsn PDRB/tcnaga kcrja yang discbabkan komponen pertumbuhan Prophi,
(R,
- R.) = I M q = persentme perubahan PDRB/tenaga keja yang disebabkan komponen pertumbuhan propomionad,
(rt - R) = RSGd= persentase perubahan PDRBItemga keja yang b b a b k a n komponen perhunbuhan pangsa wilayah. Apabila IMGu > 0, menunjukkan bahwa sektor i pada wilayah ke j pertumbuhannya cepat, demikian sebaliknya. Apabila RSG1, > 0, menunjukkan bahwa wilayah ke j mempunyai &ya saing yang baik dibandingkan dengan wilayah lainnya untuk sektor ke i,derdcian sebaliknya. Apabila ke-dua komponen pexlmnbuhan wilayah ini dijumlahkan, maka hashya disebut pergeseran bersih (PB),dan &pat dinyatakan sebagai berikut: PBii= IMGg+ RSGii
PB.j = 1MG.j + RSG.j dimana: PBg = pergeseran bersih sektor i pada whyah j, dan PBJ = pergeseran bersih wilayah j. Apabila besaran PBg > 0, maka pertumbuhan sektor i pada whyah j texmasuk ke &lam kelompok p r o m , dan bila sebaliknya maka termasuk kelompok lamban. Demikian juga apabiia PBJ > 0, maka pertumbuhan
a y a h tersebut temasuk ke dalam kelompok progresif, dan dan sebaliknya berarti pertumbuhan wilayah itu lamban.
B, Analisis Hubungan Luas Tanah Garapan (LTG) Dengan FaMor-Faktor Penentunya Hub-
variabel luas tanah garapan (LTG) dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi dianalisis dengan metode regresi berganda (F'indyck
dan
Rubinfeld, 1991) dengan bentuk model sebagai berikut:
Y = & + bl XI + ...........
........+ b,, X.,
dimana:
Y = luas tanah garapan petani sampel, XI = pendapatan keluarga p e w sampel,
XZ= tingkat pendidikan keluarga petani sampel, X3
= cu~ahan tenaga k e j a
petani sampel,
X.,= umur kepala keluarga petani sampel, X5= lokasi pet-
sampel terhadap pusat ibu kota Kecamatan Kuta, sebagai
& = besar keluarga yaitu besamya potensi penawaran tenaga kerja keluarga petani sampek dan
X, = hubungan hukum antara petani sampel dengan tanah garapannya. Spesifhsi dari variabel-variabel yang akan diadisis ini adalah:
1). Luas Tanah Garapan Petani (LTG)
Luas tanah garapan petani &pat berasal dari tanah milik, tanah sakap, tanah gadai, tanah kontrak dan lain sebagainya.
2). Pendapatan Petani (PDP)
Variabel pendapatan ini bereumber dari usaha tani dan non tani, dimana
data ini juga bisa di peroleh dari besarnya pengeluaran konsurnsi dan tab-
keluarga petani per tahun sebagai proxy pendapatan mereka.
3). Pendidikan pet&
(PDDK)
Tingkat pendidikan diukur dengan lamanya duduk (tahun) di bangku
pendidikan formal dan non formal.
'
4). Curahan Tenaga Kerja Petani (CTK)
Variabel ini diukur dengan menghitung penggunaan tenaga keja ketuarga dalam seluruh kegiatan pertanian datam satu musim tanam. Dalam M ini jugja di
perhitungkan hire in labour dan hire out labour dari keluarga petani.
5). Umur Kepala Keluarga Petani (UM)
Variabel ini menghitung umur kepala keluarga petani sampei pada saat penelitian.
6). Lokasi Petani Sampel Terhadap Pusat Pariwisata &OK)
Variabel ini mengttitung seberapa jauh jarak (krn.) antara lokasi petani sampel dengan pusat kegiatan pariwisata, dalam ha1 ini ibu kota Kecamatan Kuta.
7). Potensi Penawaran Tenaga Kerja KeIuarga(EPU) Variabel ini ditentukan oleh jumlah anggota kcluarga serta komposiei umur
mereka. Oleh karena itu variabel ini dihitung dengan mtnggunakan Loring sesuai tab1 1.
8). Hubungan Hukum Antara Petani Dengan Tanah Garapannya (STS)
Variabel ini didekati dengan men-
variabe1 dummy dengan
ketentuan sebagai berikut: nilai 1 jika had produksi diperoleh dari tanah hak milik, dan nilai 0 jika hasil produksi diperoleh dari tanah bukan hak milik @arena
sakap, gadai, sewa, kontrak, dan sebagainya).
C. Analisis Hubungan Aktivitas Pmduksi Langsung (DPA) Dengrn Prasarana Sosid Ekonomi (SO0
Pola hubungan DPA dengan SOC diperoleh dengan menganalisis data time serzes selama minimal 20 tahun. Data-data DPA dan SOC dikonversi d a h n
besaran unit moneter berupa penanaman investasi di bidang DPA dan SOC. Xnvestasi di bidang DPA adalah investasi lanesung pa& berbagai komponen industxi pariwisata, seperti hotel, restoran, toko cendramata, pasar sen& money
changer, d m sebagainya. Sedangkan investasi di bidang SOC adalah berbagai
bentuk investasi yang sangat perlu bagi usaha mempertahankan perjbrmunce
lingkungan tertentu Puiau Bali, sebagai daerah tujuan utama kunjungan wisatawan di Indonesia. Investasi SOC untuk tujuan ini adalah berupa investasi di bidang prasarana j a l q kebersihan ( penanganan sampah ) dan pertamanan, drainase,
Tabel 1. Pembobotan Dalarn Menghitung Potensi Penawaran Tenaga Kerja Keluarga
Sumber: Deere. C. D. dan Janvry. A., 1981 Catatan: Dalam tabel ini tidak dibedakan tenaga kerja laki-laki dan perernpuan. Bandingkan tabel ini dengan shdi yang dilakukan Benyarnin. 1983.
pembangunan KRIB (penahan ombak), break water, sand nourishment (isian pasir penahan abrasi), revitment, dan Iain sebagainya. Untuk melihat pengaruh
variabel DPA terhadap variabel SOC, rnaka digunakan model regresi berganda dengan model: Y
= bo
+ blXl + ~
X, Z
dimana: Y adalah besarnya jumlah investasi pada SOC (Rp.),
XI adalah bcsamya jumlah h s t a s i di bidang DPA (Rp.), dan
X2a
m junk& wisatawsn manca negara (Orang). Ke- tiga jenis data
ini adalah dari tahun 1971 sampai dengan tahun 1993.
D. Andisis Perkernbangan Wisatrr Alam Pantai, Kawasan Pantai Kuta
Analisis perkembangan wisata alam pantai dari kawasan wisata alam pantai Kuta, dianalisis melalui perkembangan tata guna tanah yang dipemntukkan bagi Iokasi mdusbi pariwisata dan pemukiman penduduk, dari tahun 1943 sampai dengan tahun 1993. Data-data perkembangan ini diperoieh dari data primer rnelalui wawancara dengan para tokoh ntasyarakat, dan dari data sekunder berupa
foto-foto udara tentang tata guna tanah yang bersumber dari Kantor Pertanahan Nasional di Denpasar, Kantor Werdha Pura Sanur, Denpasar, dan data-data
perkembangan jumlah komponen industri pariwisata dari tahun ke tahun yang berasal dari Kantor Statistik Kabupaten Badung, Kantor Dinar Pariwisata Kabupaten Bad-
serta instansi-instansi pemerintah terkait. Observasi b u n g
untuk melihat pelaksanaan tata guna tanah di lapangan dilakukan, bahkan dilakukan juga di sepanjang pantai kawasan pariwisata pantai Kuta unhlk
mengamati 'terjadinya abrasi dan berbagai macam pencemaran pan* pelanggaran-pelanggaran pembangunan terhadap sempadan pan* sebagainya.
serta
sungai dan
Data dianalisis dengan menerapkan teknik /metoda Overlay yang
dikembangkan oleh MacHarg (Suratmo, 1992). Gambar b a r tata guna tanah
diambil dari foto udara dan p e a yang dibuat oleh Pemerintah Belan& tahun 1943. Peta dasar ini kemudian ditransfer ke transparami, dengan menonjohn tata guna tanah untuk pemukiman, berhubung kegiatan lain (pariwisata) belum ada. Atas b a r peta
dasar ini dibuat bransparansi-transparansi dengan
menggambar diatasnya tata guna tanah untuk pemukiman, komponen-komponen
industri pariwisata dan data prasarana sosial ekonomi sesuai keadaan data di tahun 1953, 1963, 1973, 1983, dan 1993. Transparansi-transparami pada tiap tahun-
tahun yang bersangkutan ini ditampalkan untuk dapat mehhat tata guna tanah untuk pemukiman dan komponen industri pariwisata di kawasan wisata alam pantai Kuta.