111. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Kawasan Usaha Petemakan (KUNAK) sapi
perah Cibungbulang Kabupaten Bogor. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juni sampai September 2005. Analisis sifat fisik, kimia dan biologi air di Laboratorium Analisis dan Kalibrasi Balai Besar Industri Agro Depperin Bogor. 3.2. Bahan dan Alat
Alat yang digunakan antara lain: kuisioner, alat tulis dan Penggaris,
Anemometer, Barometer, DO meter, Termometer Hg, pH meter, Turbidimeter, Spekfrofotomefer, Buret serta Timbangan Analitik. Peralatan yang digunakan untuk pengambilan contoh air adalah botol gelas berukuran 500 mi. 3.3. Metode Pengumpulan Data
Pengambilan data primer dilakukan dengan cara pengamatadpengukuran langsung dan melalui wawancara (dengan kuesioner terstruktur) baik pada lokasi sebelum KUNAK dan setelah KUNAK. Data primer yang dikumpulkan meliputi : (1) kualitas fisik, kimia dan biologi air sungai, (2) tanggapan penduduk yang
bermukii di sekitar sungai baik yang sebelum maupun setelah wilayah KUNAK tentang kualitas air dan manfaat keberadaan KUNAK, (3) manajemen petemakan dan penanganan limbah oleh petemak. Sedangkan data sekunder diperoleh dari kantor pernerintah dan instansi yang terkait (KPS Bogor) serta diperkuat dengan studi pustaka. 3.3.1. Pengambilan SampeI Air.
Pengambilan contoh air dilakukan mengikuti petunjuk Sutamihardja (2001) sungai untuk sample dilakukan sebanyak tiga kali. Contoh air yang diambil pada wilayah sebelum dan setelah wilayah KUNAK, yaitu jam 8.00, 12.00 dan 16.00 WIB (selang 4 jam) dan dilakukan selarna tiga hari. Air contoh diambil dengan menggunakan botol pada daerah permukaan air sungai. Botol dicelupkan ke dalam air sungai dan setelah penuh ditutup dalam keadaan masih terbenarn dalam air, agar tidak ada gelembung udara yang masuklterperangkap. Botol yang ..
terisi kemudian dimasukkan ke dalam wadah berisi es batu sebelum di bawa ke
laboratorium. Contoh air sungai diambil pada jarak 0,5 - 1 m dari tepi sungai pada ke dalaman 113 - !4 m dari atas permukaan air. Frekuensi pengambilan dan analisis contoh dilakukan sebanyak tiga kali. Macam analisis kualitas air yang dilakukan disesuaikan dengan parameter kualitas air baku. Parameter yang dianalisis di laboratorium terdiri dari : (1) sifat fisik air yaitu suhu, keke'iuhan, dan Total padatan tersuspensi (Total Suspended SolidfTSS); (2) sifat kimia air yaitu pH, amonia, kebutuhan oksigen biologis/BOD, dan kebutuhan oksigen kimiawi1COD; dan (3) sifat biologis air yaitu coliforrn (Tabel 3). Analisis suhu dan pH (kebasaan dan keasaman) dilakukan dengan pengukuran secara langsung Tabel 3. Peubah Kualitas Air dan Metode Analisis yang Digunakan Parameter Sifat fisik Suhu pH Kekeruhan TSS Sifat kitnia BOD5 COD DO Amoniak bebas
Satuan
Metode Analisis
Peralatan
NTU mdl
Pemuaian Potensionitrik Intensitas cahaya Gravimeter
Termometer Hg pH meter Turbidimeter Timbangan analik, kertas saring 0,45pm
mdl mdl mdl mg/l
Titrimetrik Titrimetrik Titrimetrik Spektrometer
BuretJTitrasi BureVTitrasi DO meter Spektrometer
OC
3.3.2. Wawancara Terstrukur :
Wawancara terstruktur dengan menggunakan kuesioner ini dilakukan kepada responden yang berada di sekitar KUNAK sapi perah baik sebagai petemak maupun masyarakat non petemak. a) Wawancara dengan petemak sebanyak 10% dari jurnlah populasi seluruhnya. Jumlah populasi seluruhnya adalah 120 orang. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 12 orang, penarikan sampel petemak dilakukan secara statifikasi acak berimbang yang dibagi dalam tiga strata yaitu : (1) Skala I, dengan pemilikan temak 1-5 ST (satuan ternak), (2) Skala I1 dengan kriteria pemilikan temak 6-10 ST dan (3) Skala 111 dengan kriteria pemilikan.temak > 10 ST. Populasi dan jumlah sampel tiap skala yang diambil disajikan pada
Tabel 4. Wawancara dengan petemak ini dilakukan untuk mengetahui jenis buangan dan penanganan limbah sebelum dibuang ke daerah badan sungai. Tabel 4. Populasi dan Jumlah Sampel yang Diambil Petemak Sapi Perah di KUNAK Cibungbulang dalam Satuan Temak (ST)
Uraian Populasi Sampel
Skala I 42 4
Skala I1 57 6
Skala 111 53 5
Keseluruhan 152 15
b) Wawancara dengan masyarakat di sekitar daerah petemakan sebanyak 40 kepala keluarga masing-masing 20 KK yang bertempat tinggal di bantaran sungai yang berada sebelum dan sesudah sungai melintasi KUNAK. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari limbah terhadap sungai Cigamea dan keseharian masyarakat. Untuk mengetahui sejauh mana dampak usaha petemakan terhadap masyarakat setempat dilakukan analisis dampak dengan menggunakai matriks. Jenis dampak lingkungan bagi penduduk, peubahltolok u k u beserta cara pengukurannya dalam penelitian yang akan dilakukan diperlihatkan dalam Tabel 5.
Tabel 5. Matriks untuk Identifikasi dan Evaluasi Dampak. Komponen Lingkungan Estetika Kesehatan Penyerapan tenaga kerja Peningkatan pendapatan Persepsi masyarakat
Dampak Lingkungan -
3.3.3. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari: a) Badan Metereologi dan Geofisika Balai Wilayah I1 Stasiun Klimatologi Kelas
I Darmaga Bogor b) Kantor Kelurahan Pamijahan Kabupaten Bogor c) Puskesmas Kelurahan Pamijahan Kabupaten Bogor d) Studi pustaka yang berhubungan dengan analisis dampak lingkungan dan
..
kualitas air
-
.-
Tabel 6. Jenis Dampak, ParameterIIndikator Dampak dan Cara Mengukumya Jenis Dampak Perekonomian Lokal
PararneterIIndikator Dampak Penyerapan tenaga kerja Keadaan pendapatan
Kesehatan Masyarakat Estetika
Frekuensi timbulnya suatu penyakit yang berhubungan dengan petemakan sapi perah Kualitas surnber air minum Penampilan air dan
Cara Mengukumya Mencatat jumlah masyarakat yang bekerja pada usaha peternakan sapi perah serta upah yang diterima Mencatat besarnya penerimaan uang yang diperoleh setiap keluarga per bulan dari petemakan Meccatat jenis penyakit yang sering timbul atau diderila serta akibatnya Di laboratorium dengan metode tertentu Organoleptik oleh responden
3.4. Analisis Data Analisis kualitas air sebelum dan setelah Kunak, dilakukan secara deskriptif dengan membandingkan~.data kualitas perairan y ~ ada g dengan peraturan pemeritah No. 82 tahun 2001 sedangkan untuk menentukan faktor-faktor penyebab pencemaran air dan penganth cara penanganan limbah terhadap kualitas air dilakukan dengan analisis deskriptif. Indeks Mutu Kualitas Air Sungai dihitung berdasarkan National Sanitation Foundation Water Quality Index (NSF WQI). Prosedur Penentuan Indeks dengan persarnaan :
IMKAS = C (Wi x Ii) Keterangan : Wi
:
Bobot Parameter ke i untuk skala 0 -1
Ii
:
Nilai sub indeks parameter kualitas perairan
IMKAS :
Indeks Mutu Kualitas Air Sungai
Hasil perhitungan indeks mutu Kualitas Air Sungai kemudian dibandingkan dengan kriteria kualitas air menurut NSF - WQI, yaitu :
0
-
25
: Sangat Buruk
26 - 50
: Buruk
51 - 70
: Sedang
71 - 90
: Baik
91
-
100
:
SangatBaik
Data yang diperoleh dari wawancara diolah dengan menggunakan metode statistik deskriptif dengan uji komparatif yang disajikan dalam bentuk tabulasi data persentase dan rataan.