111. METODE PENELlTLAN 3.1. Metode dan Teknik Penelitian
Pada prinsipnya metode pengumpulan data dalam penilitian ini dilakdan dengan rnenggunakan konsep Metode Triangulasi (Triangular Merhod). yaitu suatu prosedur pengumpulan data dengan rnenggunakan lebih dari satu metode secara independen, sehingga dapat diperoleh kesirnpulan yang lebih akurat dan lengkap tentang obyek yang diteliti. Metode Triangulasi meliputi metode observasi/ pengamat-
wvalvancara rnendalam dan pengumpulan data sekunder.
Penggunaan rnetode triangulasi terutama untuk pengumpulan inronnasi tentans adopsi teknologi konsenrasi Lahan kering dan \,ariabe1 tingkat kesejahteraan rurnahtangga petani lahan kering; sedangkan untuk variabel faktor-fmor sosial ekonorni yang berpengarub terhadap pendapatan rerutama menggunakan metode tvatvancara m d a l a m dan wawancara b e r s t d t u r . 3.1.1. Wawancara mendalam (depth interview)
Metode ini diterapkan
menggunakan aiat
bantu daftar pertanyaan.
Pertanyaan-pertanyaan dibuat dan disusun sebagai inrei-vim guide yang sifatnya fleksibel. 3.1.2. Wawancara berstruktur (structured interview)
Metode ini dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan :.ang merupakan kombinasi dari pertanyaan yang bersifat terbuka dan tertutup
-
3.1.3. Pengumpulan d a t a sekunder
Metode ini digunakan mtuk mernperoleh data dari sumber-sumber sekunder baik dari dmadinstansi atau Iembaga-lembaga yang terkait dengan parelitian ini mupun rnaupun dari laporan-laporan yang dipublikasikan.
3.2. Penentuan L o h i Penelitian
Kecamatan Sekotong Tengah terdm atas empat desa yaitu Desa Sekotong
Barat, Desa Pelangan, Desa Sekotong Tengah d m Desa Bu\wn Mas. Program Usahatani Konservasi Lahan Kering di daerah tangkapan air seluas 1.000 ha hanya dilaksanakan di Desa Pelangan sejak tahun 1992 sehingga Desa Pelangan d~tentukansebagai tempat pelalcsanaan penelitian 3.3. Penentuan Responden
Penentuan petani responden dalam penelitian ini dilakukan secara Quota Satnpling sebanyak 70 orang, terdiri atas 35 orang petani pelaksana usahatani kon-
sen-asi dan 35 orang petani bukan pelaksana konservasi sebagai pembanding. Jumlah tersebut telah memenuhi jumlah e a r a t sarnpel minimum suatu penelitian dengan analisis statistik teknik perbandingan antar kelompok untuk penelitian sosial sebagaimana yang dikemukakan oleh Soehartono (1999) d m Singarimbun ex a1 ( 1996). -
Petani yang menjadi responden penelitian ditentulcan secara purposive sampling atas dasar pertimbangan teiah melakukan kegiatan usahatani Iahan k e ~ minimal g selama lima tahun terakhir sec-ara berturut-turut. Khusus untuk responden peserta program konservasi ditentukan adalah petani yang minimal telah mengadopsi program usahatani konservasi Iahan kering daerah tangkapan air
di lokasi penelitian rnirumal selama lima tahun teral;hir secara berturut-turut. 3.4. Jenis dan Sumber Data
Data yang dipergunakan daIam penelitian ini meliputi data primer dan data selrunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara lagsung dari petani responden dengan krpedoman pada d a f k pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelu-a
Data tersebut meliputi: identitas responden, luas pemilikanfpenguasaan
lahan pertman dan asset lainnya jumlah biaya dan pendapatan usahatani- jumlah pendapatan dari luar usahatani serta nilai dan pola konsumsi. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dinas/itansi pemerintah atau p h k l a h ~yang terkait dengan penelitian ini, meliputi data situasi dan kondisi darn \\;layah penelitian serta data Iain yang rnenunjang penelitian ini. 3.5. Variabel Penelitian dan C a r a Pengulcurannya
Variabel-variakl yang diukur dan diteliti dalam penelitian ini meliputi: a. Tingkat adopsi dan sikap terhadap inovasi, ukurann>-aadalah pemkrian skor terhadap tingkat penerapan 1 I komponen tehologi konsen-asi lahan kering yang dianjurkan oleh pemerintah dan respon petanj terhadap jenis program materi program serta damp& inovasi. Sebelas komponen teknologi konservasi dan total skomya pada usahatan] konservasi daerah tangkapan air di Desa Pelangan ditampilkan pada Tabel
1 rincian sub-kornponen dari sebelas
kornponen teknologi konservasi tersebut dijelaskan pa& Lampiran 4 Tabel 1. Sebelas komponen teknologi konsen-asi dan skor pada usahatani konservasi di Desa Pelangan Kecamatan Sekotong Tengak Lombok Barat
No.
1 Komponen Teknologi Konservasi Lahan I
Total Skor
I
Pembuatan teras Tanaman penguat teras Perneliharaan teras dan tanaman penguat teras Saluran pembuangan air Bangunan terjunan air Pemeliharaan saluran pembuangan air dan bangunan tequnan air Penggunaan bibit unggul Pola tanam dan penggunaan lahan yang tepat T e h i k pengolahan tanah Jar& t anam Pemupdan b. Faktor-fak~orsosial ekonomi yang berpengaruh terhadap ringkat pendapatan
17
pelaksanaan program tingkat pendidikan. pengalaman mengelola pertanian program konsen asi, jumlah anggota keluarga yang dapat aktifdalam kegiatan pertanian lahan konservasi, biaya produksi tanaman semusim biaya tetap pengembangan program konsewasi pendapatan usahatani non konsenrasi dan pendapatan anggota rumahtangga petani di luar usahatani. c.
Pendapaian dari usahatani konsenmi lahan kering (usahatani sendiri): =
B~ayakonstruksi bangunan konservasi per hebar,
meliputi biaya-biaya
untuk pembuatan teras, tanaman penguat teras, pemeliharaan teras dan tanaman penguat teras, saluran pembuangan air, bangunan tejunan air serta bia\-a pemeliharaan saluran pembuangan air d m bangunan rerjunan air. Biaya produksil yaitu biaya d*atakan
selama proses produksi usahatani yang
dalam satuan rupiah selama satu tahun. meliputi biaya sarana
produksi (bibivbenih. pupuk, pestisiddmsektisida), biaya tenaga kerja luar
-
keluarga biaya penyusutan alat-alat dan pajak tanah. Produksi fisik. yaitu h a i l fisik berbagai jenis tanaman semusim
yang
ditanam pada lahan usahatani konservasi dinyatakan dalam satuan kuintal. Nilai Produksi. yaitu hasil kali produksi fisik dengan harga jual per satuan dm?-atakan daiam satuan uang (rupiah).
d . Pendapatan dari usahatani di luar uszihatani sendiri:
-
Penerimadpendapatan \.ang d i l e r i m seluruh anggota
rumahtangga
petani sebagai balas jasa tenaga kerja dan input lainnya dinyatakan dalam satuan uang (rupiah). =
Nilai produlisi tanaman tahunan (buah-buahan) yang ditanam di lahan usahatani konservasi.
Nilai produksi sektor pertenakan yang pakannya bersumber dari lahan usahatani konsen-asi e. Pendapatan dari Iuar usahatani, yaitu penerimaan yang diperoleh anggota rumahtangga petani dari usaha di luar sektor perlanian sepeni: berburuh di luar usahatani. bertdang,
berdagang dan lain-lain jenis pekejaan yang
dinyatakan dalam satuan uang (rupiah).
f.
Variabel untuk kritena Nilai Sembilan Bahan Pokok adalah jumlah kebutuhan beras (kg). ikan asin (kg), gula (kg)- cita kasar (meter), min?'akgoreng (botol), minyak tanah (botol), garam (kg). sabun cuci (ionjor) d m kain batik kasar (lembar): diukur dalam satuan per kapita per 1ahun
g. Variabel kriteria Kebutuhan Fkik Mlnimurn (KFM) adalah jumlah kebutuhan beras (kg): dazing (kg), ikan segar (kg), ikan ten (kg). kacans kedelai (kg), ketela rarnbalckg), minyak kelapa (kg), gula pasir (kg). sayuran (kg), buah-
buahan (kg). teh (kg). kopi (kg) dan bumbu-bumbuan (persenrase dari total nilai KFM): diukur dalam satuan per kapita per bulan. 3.6. Analisa Data
3.6.1. Analisis Keiay akan Finansial pengembangan Program Usahatani Konservasi Lahan Kering di Daerah Tangkapan A i r Lokasi Penelitian
Program Usahatani Konservasi Lahan Kering di daerah tangkapan air mempakan bantuan pemerintah kepada masyarakat pelani lahan kering sebagai upaya mempercepat adopsi pengelolaan surnberdaya lahan kering dan miring sesuai dengan kaidah-kaidah konservasi serta untuk mewujudkan sistem pertanian lahan kering yang lestari. Untuk &nil& kelayakan pelaksanaan prosram tersebut &a
perlu
pengukuran
kelayakan
finansial
dengan
mengwan
rumus
penilaian Metode Payback (waktu pengembdian investasi). Metode ini mengukur
seberapa cepat investasi bisa kembali dengan menggunakan aliran kas. Aliran kasa positip merupakan indikator waktu telah tercapai pensembalian modal mvestasi. Kriteria pengambilan keputusan adalah: jika periode pa\-back lebih pendek daripada waktu rang digaratkan maka proyek dikatakan rnenglmtungkan. d m jika lebih lama maka proyek tersebut ditolak untuk dikernbangkan(Husnan dan Suwarsono. 1999). 3.6.2. Pendapatan Rumahtangga Petani
Pendapatan rumahtangga petani Iahan kering terdiri atas pendapatan dari dalam usahatani sendiri, pendapatan dari usaharani di luar usahatani sendiri dan pendapatan dari luar usahatani. a.
Pendapatan dari usahatani sendiri Untuli mengetahui besarnya
pendapatan
petani
dari usahatani
sendin
digunakan Analisis Biaya dan Pendapatan dengan rumus sebagai berikut (Soekarta\\l, 1995): PI=TP-TB Keteranean: P I = Pendapatan usahatani sendiri TP = Total Penerimaan TB = Total Biaya b.
Pendapatan rumahtangga petani d a n usahatani di luar usahatani sendiri (P2) d m pendapatan
dari
luar
usahatani
(P;)
dihiiung
berdasarkan
nilai
penenmaan bersih sebagai imbalan atas kerja pada kegiatan tenentu atau hasil penjualam atau sewa surnberdaya yang dirniliki.
c.
Pendapatan total
nunahtangga petani
pelaksana konsewasi dan non
konservasi lahan kering diforrnulasikan sebagai berikut (Suproyo, 1979):
Keleransan: PRT= Pendapatan total r u m a h t a n ~ apetani PI = Pendapatan ~ITtahtanggapetani dari usahatani sendiri Pz = Pendapatan ~I'IXahtanggapetani usahatani di luar usahatani sendiri P3 = Pendapatan rumahtangga petani dari luar usahatani 3.6.2. Penyerapan Tenaga Kerja
Untuk n~engetahui pen:-erapan tenaga kerja dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Sad>-adharma 1981): t x h x j
(HKO)
TK = 6
Keteranemt
=
11
=
Jurnlah tenaga kerja dalam satuan hari kerja oran_g Jumlah hari kerja yang digunakan = Jumlah jam kerja per hari j 6 = Standar jam kerja pria dalarn satu hari HKO = Hari Kerja Orang
3.6.3. Faktor-Faktor y a n g Mempengaruhi Adopsi Teknologi Konservasi
Untuk rnengetahui fdtor-faktor yang mernpengaruhi adopsl teknolog~
usahatani konsenrasi yang diukur dari tingkat produksi, dipergunakan Analisis Regresi L~nearBerganda dengan rumus (Gujarati, 1995; Sudjana, 1996):
Pendapatan total penanian lahan konsen~asi(Rpltahun) Konstanta = Koefisien regresi input s ke-i (i = 1,2,3. . . . 11) = Luas lahan tanaman sernusim (ha) = Pendidikan petani (tahun) = Pengalaman berusahatani konsewasi (talrun) = Jumlah angsota keluarga yang aktiidalam kegiatan usahatani k o ~ r v a s(orang) i = Biaya tenaga ke j a luar keluarga (RpLG) = Jumlah pohon tanaman tahunan (pohodLG) = Pendapatan rumahtangga petani dari iuar program konservasi (Rpltahun f =
=
Untuk rnenguji keberartian regresi atau untuk mengetahui pengaruh fAtorfaktor tersebut adalah dengan rneldukan pengujian terhadap koeiisien regresi dengan derajat lieyakinan 9 5 % ( t a d nyata 5 %) sebagaj berikut:
a.
Pengujian terhadap LoeGsien regresi secara serentak atau secara keseluruhan digunakan Uji F dengan rumus (Gujarati, 1995; Sujana 1996):
Keleranoan: JK(Reg) = Jumlah kuadrat regresi JK (S) = Jumlah kuadrat sisa k = Jumlah variabel bebas n = Jumlah responden
Kriteria Pennuiim: i). Jika F hitung < F tabel, maka H o diterima ariinya variabel bebas secara
menyeluruh ti&
berpengaruh terhadap variabel terikat Y {tidak
berbeda mata) ii). J k a F hitung 2 F tabeL maka Hi d i t e r i q artinya secara men?.eluruh
variabd bebas xi berpengaruh terhadap variabel terikat Y (berbeda nyata) b. Penguj~ankoeiisien resresi secara parsial: bi
t =
------Sbi
Kriteria Penguiian: i). Jika t hitung (t tabel, maka Ho diterima, artinya s e w a parsial variabe1 bebas x ke i tidak berpengaruh terhadap variabel terikat Y (tidak berbeda nyata). ii). Jika t hitung > t tabel, maka Hi diterima, artinya secara parsial variabel bebas (xi) berpengamh terhadap variabel terikat Y (berbeda nyata). 3.6.4.
Tingkat Adopsi Komponen Program Usabatani Konservasi Untuk mengetahui tingkat adopsi komponen usahatani konservasi di
tingkat petani digunakan laiteria skor dengan berpedoman pada ketentuan atau kriteria skor yang dikeluarkan oleh Direktorat Rehabilitasi Lahan clan Konservasi Tanah Tahun 1992/1993 yang dirinci pada Lampiran 4. 3.6.5. Tingkat Sosial Ekonomi Petani
Evaiuasi tingkat sosial ekonomi petani diukur berdaswkan tingkat kesejahteraan /kerniskinan menggunakan tiga kriteria dengan tujuan untuk menentu-
kan kriteria yang paling sesuai dengan kondisi masyarakat lahan kering di lokasi penelitian. Untuk mengkaji manfaat keberadaan usahatani konservasi maka pengukuran tingkat kesejahteraan dilalcukan terhadap petani pelaksana dan petani
'-
bukan pelaksana usahatani konservasi di kawasan yang sarna Rincian tiga kriteria tingkat kesejahteraan (kemiskinan) yang digunakan dalarn penelitian masingmasing sebagai krikut:
a. Kriteria Sajogyo (1982), dinyatakan sebagai batasan kemiskinan di daerah pedesaan dengan kriteria: Miskin sekali, yaitu jika pendapatan per kapita per tahun kurang dari 240 kg beras.
-
Miskin yaitu jika pendapatan per kapita per tahun antara 240 320 kg beras.
'
Hampir miskin, yaitu jika pendapatan per kapita per tahun antara 320 - 480 kg beras.
Tidak miskin, yaitu jika pendapatan per kapita per tahun lebih dari 480 kg beras. b. Kriteria Nilai Sembilan Bahan Pokok Sembilan kebutuhan bahan pokok (per kapita per tahun) meliputi (Kantor
PMD, 1990): (1). beras 100 kg, (2). ikan asin 12 kg, (3). gula 6 kg, (4). cita kasar 4 meter, ( 5 ) . minyak goreng 5 botol, ( 6 ) . minyak tanah 120 botol, (7). garam 10 kg, (8). sabun cuci 20 lonjor, dan (9). kain batik kasar 2 lembar. Masing-masing jumlah fisik sembilan kebutuhan pokok tersebut dikalikan dengan harga per satuan yang dinyatakan dalam satuan uang. Klasifikasi kriteria kesejahteraanlkemiskinan adalah sebagai berikut: Miskin sekali, jika pendapatan per kapita per tahun h a n g dari 75 % dari nilai kebutuhan sembilan bahan pokok. Miskin yaitu jika pendapatan per kapita per tahun antara 75 % sampai 125 % dari nilai kebutuhan sembilan bahan pokok. Hampir miskin yaitu jika pendapatan per kapita per tahun antara 125 A ' sarnpai 200 % dari nilai kebutuhan sembilan bahan pokok. Tidak miskin yaitu jika pendapatan per kapita per tab-m lebih besar dari 200 A '
dari nilai kebutuhan sembilan bahan pokok.
34
c. Kriteria Kebutuhan Fisik Minimum O(FM)
Kebutuhan fisik minimum dihitung per kapita per bulan adalah (1). beras 12,6 kg, ( 2 ) . daging 0,75 kg, (3). ikan segar 0,90 kg, (4). ikan ten 1 kg, (5). kacang kedelai 3 kg, (6). umbi rambat 10,80 kg, (7).minyak kelapa 0,80 kg, (8). gula pasir 1,50 kg, (9) sayuran 6 kg , (10). buah-buahan 7.50 kg, (11). teh 0,50 kg, (12). kopi 0,30 kg, (13). bumbu-bumbuan 15 % dari nilai keseluruhan (Kantor
Departemen Tenaga K e j a Propinsi NTB, 1993). Jumlah fisik seluruh kebutuhan fisik minimum dikalikan dengan harga per satuan dan dinyatakan dalam satuan uang (rupiah). Klasifikasi kriteria kesejahteraan lkemiskinan menurut KFM adalah: Miskin sekali, jika pendapatan per kapita kurang dari 75 % nilai KFM. Miskin, jika pendapatan per kapita antara 75 %I25
O h
dari KFM_
Hampir miskin, jika pendapatan per kapita antara 125 %-200 % dari KFM.
Tidak miskin, jika pendapatan per kapita lebih besar dari 200 % nilai KE%4