Ill. METODE PENELlTlAN
Bab Ill ini mencakup penjelasan bagaimana tujuan penelitian dijawab dengan proposisi-proposisi
yang
diajukan,
dan selanjutnya
penggunaan
paradigma terpadu dalam penelitian kualiitif sebagai dasar pilihan strategi penelitian yang digunakan untuk menguji proposisi-proposisi tersebut.
3.3. Unit Pengamatanl Masalah Sosial, Sumber Masalah, Pendekatan: Tujuan Penelitian Konsep Kesejahtera an: mengapa ada golongan tiiak sejah tera dan siapa golongan keluarga tidak sejahtera
Unit Pengamatan
Sumber M s a l a h
Pendekatan
Perilaku keluarga (tin- Sistem sosial: Paradiima definisi dakan sosial): pandasosial (perspektif langan subyektif ten- konsep normatif kese- beling) : tang kesejahteraan jahteraan perbedaan status so sial budaya dan spe sialisasi kerja akan menghasilkan kesejahteraan yang berbeda
Konsep gerakan Perilaku gmup: sosial kesejahteraan: apa ciri dan faktor tindakan kolektif dapenentu gerakan lam penanggulangan ketidaksejahteraan
gmup (sistem sosial):
Paradigma fakta so sial (perspektif instituperanan kelembaga- sional): an kesejahteraan di tingkat lokal (masyabertujuan meng rakat) ubah simbol kesejahteraan
.
anggota bermotivasi sarna dengan tujuan kelompok organisasi tindakan berbentuk group kecil Konsep program ke- Level sistem: Sistem sosial: sejahteraan: bagaima na integrasi dengan pelaksanaan program peranan pemerintah gerakan kesejahteraan dalarn program
-
Paradiima fakta sos. (perspektif disolganis asi): tujuan, pilihan pe serta, bentuk organisa si berciri gerakan
Untuk menjawab tujuan pertama penelitian, apa konsep kesejahteraan orang Jawa dan mengapa ada golongan keluarga yang tidak sejahtera, asumsi yang digunakan adalah bahwa realitas kehidupan masyarakat sedang berubah dengan upaya yang disebut rnodemisasi (diartikan sebagai proses dalarn rnana orang makin rnenguasai alam kebendaan), oleh karena itu pandangan subyektif rnanusia atas realitas hams berubah. Sebagai unit pengamatan adalah perilaku keluarga untuk rnernaharni pandangan subyektif kesejahteraan. Dengan dernikian golongan tidak sejahtera adalah sekelornpok orang yang pandangan subyektifnya dianggap menyirnpang (tidak
sesuai)
dengan interpretasi
rnasyarakat tentang kesejahteraan. Untuk itu proposisi utarna yang diajukan adalah perbedaan status sosial
budaya dan spesialisasi keja akan
rnenghasilkan penepsi kesejahteraan yang berbeda. Untuk menjawab tujuan kedua penelitian, apa konsep gerakan sosial kesejahteraan dan apa ciri dan faktor penentu gerakan, rnaka asumsi yang digunakan adalah bahwa kekuasaan masyarakat metupakan landasan realitas bagi tertib sosial dan ada sekelompok orang yang kehilangan status (ada pada lapisan bawah) dan bereaksi terhadap kondisi tersebut. Sebagai unit pengamatan adalah perilaku group untuk memahami tindakan kolektif kesejahteraan. Dengan demikian tindakan kolektif disebut sebagai gerakan jika bertujuan
melakukan
perubahan
terhadap
kekuasaan
masyarakat
(kelernbagaan). Untuk itu proposisi utama yang diajukan adalah: tindakan kolektif berciri gerakan kesejahteraan jika bertujuan meredefinisi kesejahteraan, anggotanya bermotivasi sama dengan tujuan kelompok, dan organisasi tindakan berbentuk gmup kecil yang rnerniliki solidaritas bedasarkan kesadaran (moral) bersama untuk meningkatkan partisipasi aktif anggota dalarn usaha kesejahteraan. Untuk menjawab tujuan ketiga penelian,
apa konsep program
kesejahteraan dan bagaimana berintegrasi dengan gerakan, rnaka asumsi yang digunakan adalah bahwa sistern sosial terdiri atas bagian terintegrasi normatif dan ada sekelornpok orang yang kehilangan status (ada pada lapisan bawah)
tidak terintegrasi atau tidak difungsikan dalam sistem tersebut. Sebagai unit pengamatan adalah perilaku sistem untuk memahami pelaksanaan program. Dengan dernikian pelaksanaan program terintegrasi dengan gerakan jika mernfungsikannya. Untuk itu proposisi utama yang diajukan adalah program berakar pada gerakan jika memiliki tujuan, pemilihan peserta dan bentuk
,
organisasi yang sesuai dengan (berciri) gerakan.
3.2. Paradigma, Strategi Peneliiian dan Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis rnemilih menggunakan pendekatan penelitian kualitif berparadigma ganda. untuk dapat menjawab pertanyaan penelitian yang menekankan bagaimana pengalaman sosial: kesejahteraan, gerakan sosial kesejahteraan, pelaksanaan program kesejahteraan diciptakan dan diberi 'makna."
Guba dan Lincoln (1994:109) mengemukakan ada 4
paradigma: positibisme, postpositivisrne, konstruktiwsme. dan {kelompok) teori kritis. Kelompok teori kritis ini mencakup perspektif feminisme, model etnik dan studi kultural. Dari keempat paradigma tersebut, untuk kepentingan studi ini digunakan kombinasi paradigma konstruktivisme, kelompok teori kritis dan postpositivisrne. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut :
Proposisi Peltredaan sta tus sasial buda ya dan spesial isasi kerja akan menghasilkan
Paradigma
Strategi Pen. aras desa: Studi komuni tas
Postpositivisrne
.
wawancara informan kunci
pengamatan berpartisipasi diskusi fokus group
per~psi
kesejahteraan yang berbeda
Metode Pengumpulan
Konstruktivisme
.
sulvei aras keluarga:
Studi kasus
riwayat hidup
"~endekatan penelitiin k u a l i i ini rnengacv pada pendapat beberapa ahli dalam buku Handbook of QualiWive Research (Denzin dan Liiwh,editor, 1994)
Semakin kuat monetisasi eko nomi, semakin kuat kecende rungan menggunakan ukuran modern kesejahteraan
POStp~SitiviSme
semakin kuat usaha pencapai an status sejah tera jika motiva si anggota sa ma dengan tu juan kelompok
Postpositivisme
organisasi tin dakan behen tuk group kecil dilandasi solidar itas moral bersa ma cenderung menguatkan partisipasj akttf anggota program sema kin terintegrasi jika memiliki tu juan, pilihan pe serta dan ben tuk organisasi sesuai gerakan
Untuk menggunakan
aras keluarga: Studi kasus des kripsi perilaku keluarga tidak sejahtera
pengamatan dan interpretasi
aras group: Studi kasus des kripsi perilaku anggota group
pengamatan dan interpretasi
Postpositivisme
aras group: Studi kasus des kripsi perilaku group
pengamatan dan interpretasi
Teori kritis (diadialektikal)
aras group: studi kasus
diskusi fokus group
membuktikan paradigma
kesejahteraan merupakan Pemahaman
mengenai
-
proposisi
utama
yang
k o n ~ t r u k t i v i s m e . ~Hal konsbuksi yang kesejaMeraan
bersifat
hidup
pengamatan berpartisipasi
ini
pertama
penulis
berarti
realitas
spesifik
orang
Jawa
dan
lokal.
dibangun,
berdasarkan sudut pandang individu yang berinteraksi (pengalaman subyektif), dan
menggunakan pendekatan makna lokal (emic).
berdasarkan kasus
(idigraphic) dalam penelitian. Untuk itu strategi yang digunakan adalah studi kasus dengan teknik pengumpulan data penulisan riwayat hidup. Caranya 43
paradigma konstruktivisrne rnenandai paradigma altematif yang meNntuhkan asumsi perubahan dari realisme ontology pada relativisrne ontology. Teori konstruktiisme memiliki epistemology transaksionallsubyeMiVisme (penemuan diciptakan), dan metodology hermeneutikldialektikal.
dengan pengamatan berpartisipasi, mendengar penuturan kisah hidup berdasar peristiwa penting kesejahteraan, pengecekan pada orang lain, dan contohcontoh r e a l i s sekarang. Studi kasus penulisan riwayat hidup untuk dapat menjelaskan
proses pencapaian kesejahteraan hidup keluarga dari sisi
pandang pelakunya sendiri. Keluarga yang diambil sebagai kasus berdasarkan penggolongan status sosial budaya dan spesialisasi kerja. Mengacu pemikiran Denzin (1989:13), metode riwayat hidup merupakan teknik menggunakan dan mengumpulkan secara ilmiah dokumen-dokumen (dan penggantinya) kehidupan pribadi, kisah, laporan, cerita yang menggambarkan moment-moment yang menentukan dalam kehidupan individu. Dalam menangkap pemahaman makna secara intersubyektif. kebenaran diuptakan benama antara peneliti (pelaku), peneliti (penulis) dan orang ketiga (anggota keluarga, kerabat. tetangga dekat). Data bersifat obyektif jika bentuk pengalaman tersebut dapat diterima atau memiliki arti dalam realitas sehari-hari. Dalam membuktikan proposisi utama yang pertama, pada aras desa menggunakan paradigma postpositivisme. Studi komunitas digunakan untuk memahami realitas kehidupan masyarakat dew yang mendapat p e n g a ~ hdari proses modernisasi. Realitas kehidupan masyarakat desa tersebut merupakan lingkungan dimana pelaku-pelaku berinteraksi dan membentuk pemahaman subyektif mengenai kesejahteraan hidup. Menurut Arensberg dan Kimball (1979:29-30)
studi
komunitas
penjelajahan, perbandingan dan
merupakan pembuktian.
metode
pengamatan
dan
Metode komunitas lebih
dimaksudkan sebagai setting (ajang) untuk menjelajah, menemukan atau menganalisis salinghubungan fakta-fakta sosial dan psikologi dan prosesprosesnya. Teknik pengumpulan data dengan wawancara informan kunci dan pengamatan berpartisipasi (analisis peristiwa). Diskusi fokus group dilakukan penulis untuk menangkap pemahaman lokal mengenai ciri (ukuran) kesejahteraan dan menemukan siapa golongan sejahtera dan tidak sejahtera. Diskusi fokus group secara khusus menunjuk pada suatu group terstruktur yang diientukan s e r a formal, yang diarahkan
pada pernbicaraan rnengenai topik khusus dalam batas waktu tertentu dan rnengikutitata cara yang jelas. (Khan and Manderson, 1992:121). Survey dilakukan untuk menemukan posisi golongan keluarga tidak sejahtera dalam masyarakat dan penyebabnya, dengan menggunakan kuesioner (seperangkat daftar pertanyaan) yang telah disusun dengan rnemperbatikan temuan-temuan kualitatif di lapang. Untuk membuktikan proposisi utarna yang kedua, ketiga dan keempat, penulis menggunakan paradigma
postpositivisme, yang bercirikan ontology
realisrne kritis, epistemology modifikasi dualismelobjektivisrne dan metodologi falsifikasi hipotesa dan dukungan metode kualitatif. Hal ini berarti realitas tindakan kolektif penanggulangan ketidaksejahteraan keluarga rnerupakan konstruksi yang "nyata" tetapi pernaharnan atas realitas tersebut bersifat pmbabilistik dan tidak sempuma. Untuk itu strategi yang digunakan adalah studi kasus dengan teknik pengurnpulan data wawancara langsung. pengamatan dan interpretasi. Dalam membuktikan proposisi utama yang kedua, ketiga dan keempat digunakan studi kasus untuk dapat memberikan pernaharnan lebih rnendalarn tentang tindakan kolektif di tingkat keluarga dan group yang mencirikan gerakan sosial kesejahteraan. Studi kasus tersebut rnengacu pada Stake dalam Denzin dan Lincoln (1994237) termasuk tipe instrumental dan kolektif. Studi kasus instrumental adalah studi kasus yang diiilih unMc memberikan pernahaman lebih mendalam atas suatu issu atau rnelakukan perbaikan teori. Kasus rnerupakan pendukung pemahaman suatu studi. Sedangkan stud; kasus kolektif rnerupakan studi kasus instrumental yang diperluas menjadi beberapa kasus (multi kasus). Untuk membuktikan proposisi utarna yang kelima penulis menggunakan paradigma kelornpok teori kritis, yang bercirikan ontology berdasar pada realisme benifat historis, episternologi transaksional dan metodology dialog dan dialektikal. Hal ini
berarti
realitas program
sejahtera merupakan konstruksi yang dibentuk oleh
pembangunan keluarga nilai-nilai sosial-politik,
ekonomi, kebudayaan, yang terkristal oleh waktu dalam stmktur yang nyata. Untuk itu strategi penelitian yang digunakan adalah analisis dokumen-dokumen kebijakan dan penelitian berpartisipasi untuk memahami pelaksanaan program pembangunan keluarga sejahtera di lokasi penelitian. Pertimbangannya adalah bahwa pengetahuan mengenai pelaksanaan suatu program bukan berada pada kontrol peneliti tetapi pada komunitas yang diteliti sebagai subyek penelitian. Mengacu pemikiran Femandes dan Tandon (1993:9), Reason dalam Denzin dan Lincoln (1994:325), penelitian berpartisipasi rnengimplikasikan upaya sebagian orang untuk memahami peranan pengetahuan sebagai instrumen penting terhadap kekuasaan dan kontml. Pelaku dalam situasi itu aktif mernpengamhi proses perolehan dan penjelasan pengetahuan.
3.3. Unit analisa dan Penentuan Responden Penelitian
Unit analisa dalam penelitian ini adalah keluarga dan group {tindakan kolektii. Unit analisa keluarga sebagai kesatuan (wadah) sosial budaya digunakan untuk mengkaji kedudukan dan peranan anggota keluarga (ayah, ibu, anak) dalam praktek pengasuhan nilai-nilai kesejahteraan dan dalam upaya mencapai kesejahteraan hidup keluarga. Dalam ha1 interaksi sosial dengan komunitas, unit analisa keluarga diwakili oleh Kepala Keluarga untuk mengkaji posisi keluarga (berdasarkan kesejahteraannya) di masyarakat Sedangkan unit analisa group (tindakan kolektif) untuk mengkaji motivasi dan partisipasi anggota group. maupun kedudukan dan peranan anggota group dalam upaya meningkatkan kesejahteraan. Keluarga yang diieliti mencakup keluarga kasus dan responden untuk survey. Selain itu ditentukan juga sejumlah peserta untuk diskusi kelompok terarah dan beberapa informan kunci. (Daftar identitas keluarga kasus, peserta diskusi kelompok terarah dan infoman kunci dapat dilihat pada lampiran). Diskusi kelompok terarah yang dilakukan peneliti unluk rnenemukan ukuran lokal kesejahteraan dan menentukan siapa golongan sejahtera dan tidak
sejahtera dilakukan pada setiap dusun d i k i l i oleh tokoh masyarakat dari golongan priyayi, dan dari golongan wong dlik: petani, pedagang, buruh pabrik. Selanjutnya berdasarkan hasil diskusi kelompok terarah tersebut, penulis dapat menemukan kasus keluarga sejahtera dan kasus keluarga tidak sejahtera menurut pilihan para peserta diskusi. Kasus-kasus tersebut juga dipisahkan menurut penggolongan status sosial budayanya dan spesialisasi kerja. yaitu: priyayi, wong cilik: petani, pedagang, buruh pabrik. Kasus-kasus tersebut selain dituliskan riwayat hidupnya untuk menjawab tujuan pertama penelitian, juga
dituliskan secara
khusus (instrumental)
untuk tujuan
membuktikan gerakan redefinisi kesejahteraan dari golongan tidak sejahtera. Selain itu penulis juga mengumpulkan kasuskasus tindakan kolektif kesejahteraan dalam bentuk group di tingkat lokal dalam upaya menemukan ciri gerakan sosial kesejahteraan. Kasus-kasus tersebut adalah: kelompok buruh pemanen.
kelompok
pembuat
batu
bata,
arisan
dusun,
pertemuan
selapananldusun, slarnetan, pakoso. Akhimya penulis juga mengumpulkan kasus-kasus tindakan kolektif kesejahteraan yang merupakan pelaksana program, dalam rangka menemukan adakah dri gerakan dalam program tersebut. Kasus-kasus tersebut adalah: kelompok takesra-kukesra, posyandu, UPPKS, PKK. Penentuan responden untuk sulvey dilakukan secara acak sederhana, dengan sampel sebanyak 250 responden. Kerangka sampling yang digunakan adalah daftar kepala keluarga yang dibagi perdusun dan masingmasing dusun diambil sekitar 50 KK. Data mengenai luas lahan yang dimiliki petani diperoleh dari daftar jumlah petani peserta P3A. (Perinaan sampel yang diambil dari tiap dusun dapat dilihat pada lampiran).
3.4 Penentuan Lokasi Peneliiian :
Penelian
dilakukan
di pmpinsi Jawa Tengah dengan mengambil
kasus di Desa Joho, Kecamatan Mojolaban - Kabupaten Sukohajo. Pemilihan desa dilakukan dengan sengaja dengan pertimbangan sebagai berikut:
Merupakan bekas wilayah kekuasaan kraton kasunanan Surakarta, yang me~pakan pusat kebudayaan Jawa Merupakan wilayah yang berciri perekonomian yang sedang bembah dari agraris ke industri, di kabupaten yang merupakan salah satu penyangga pangan Jawa Tengah Merupakan desa yang mendapat penghargaan juara I lornba KRKesehatan tingkat nasional tahun 199611997 yang diadakan oleh ABRl
3.5. Jadwal Penelitian :
Penelitian di lapang dilakukan selama 5 periode: Periode pertama: 23 Oktober 1996 sarnpai 30 November 1996, untuk melakukan studi penjajagan dan membina hubungan dengan masyarakat desa. Stud1 penjajagan mencakup: pengumpulan data sekunder di tingkat kabupaten, penentuan lokasi kecamatan dan desa, serta wawancara dengan informan kunci tentang pelaksanaan lomba KB-kesehatan (analisis peristiwa). Melakukan diskusi kelompok terarah tahap awal di tingkat dusun untuk menemukenali golongan keluarga tidak sejahtera. Membina hubungan dengan masyarakat desa dilakukan dengan mengikuti kegiatan program
BKKBN (posyandu), PKK dan UPPKS, rapat Dharma
Tirta, pertemuan
minggon dan arisan di tingkat dusun. Periode kedua: 6 Januari 1997 sampai 11 Februari 1997, melakukan studi kasus serta pembuatan kerangka sampling untuk survey. Studi kasus (analisis peristiwa) : melakukan pengamatan dan wawancara infoman mengenai perisha budaya (kegiatan megengan dan lebaran). Studi kasus (riwayat hidup) tokoh berkaitan dengan kegiatan ekonomi: petani, bakuV pedagang, pengusaha batu bata, gum, buruh pabrik, buruh tani; tokoh berkaitan dengan kegiatan sosial-politik: tokoh adat, pangestu. pokoso, generasi muda Islam (LDII), pamong desa. Untuk keperluan studi komunitas
dibuat suatu kerangka sampling berdasarkan daftar Kepala keluarga dan Daftar petani penggarap. Periode ketiga: Akhir Februari 1997 - Akhir Maret 1997, melakukan studi kasus, diskusi kelompok terarah dan survey studi komunitas. Studi kasus (wawancara riwayat hidup) tokoh yang mewakili golongan keluarga sejahtera dan tidak sejahtera menurut masyarakat. Diskusi kelompok terarah dilakukan di tingkat kabupaten untuk memahami pelaksanaan pendataan dan program-program KS. Survey di tingkat desa (mencakup lima kedusunan) untuk menemukan golongan keluarga menurut tingkat kesejahteraannya. Periode keempat: pertengahan Juni 1997
-
pertengahan Juli 1997,
melakukan diskusi kelompok terarah. Diskusi kelompok terarah dilakukan untuk mencek kembali ciri kesejahteraan di tingkat komunitas dan kaitannya dengan sejarah perkembangan desa, dilakukan pada group : generasi tua (priyayi lama, petani), generasi pegawai negeri (pamong dan tokoh masyarakat), generasi muda (buruh pabrik). Diskusi kelompok terarah pada kelompok penerima takesra dan kukesra serta di tingkat pendampingan. Periode kelirna: pertengahan Januari
-
akhir Februari 1998, melakukan
kembali pengecekan pendataan keluarga sejahtera, kelompok penerima takesra dan kukesra dalam kaitan dengan krisis ekonomi.
3.6. Metode Analisa Data
Analisis data kualitatif digunakan untuk menyimpulbn fenomena kesejahteraan hidup, fenomena tindakan kolektif berciri gerakan dan fenomena proses pelaksanaan program pembangunan keluarga sejahtera dengan mengkaji kasus-kasus. Analisis data kualitatif disajikan dalam bentuk m a l ~ i k s ~ ~ yang mencakup:
44
Matriks merupakan fcfmat sajian yang khas untuk melihat benang merah dan perbedaan umum yang ada. (Miles dan Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatii.
matriks bagan konteks, yang memetakan hubungan antara peranan, kelornpok yang sedang membentuk konteks perilaku organisasi pelaksana program pernbangunan keluarga sejahtera. matriks daftar cek, untuk menyusun komponen kesejahteraan matriks peranan-tertata, untuk merefleksikan pandangan pelaku-pelaku dalam tindakan kolektif dalam rangka menemukan: motivasi, proses
.
pengambilan keputusan, bentuk kesadaran kolektif. matriks gerombolan konseptual, untuk mengumpulkan ciri-ciri gerakan dalarn tindakan kolektif dan kondisi yang rnenentukan perkembangannya. Data survey
dianalisis dengan
perhitungan statistik sederhana
rnenggunakanSAS (Statistical Analysis System).
3.7. Ringkasan : Proses Menggali Kebenaran
Ketika sudah berada di tengah rnasyarakat desa yang diieliti, saya baru menyadari penelitian adalah proses menggali kebenaran menurut rnasyarakat. Saya rnelihat cara pandang masyarakat dari tiga ha1 : (1) perrepsi berdasar pengalamannya, (2) perilaku nyata dan (3) hasil kegiatan. Dengan demikian masyarakat sesungguhnya merupakan peneli dari hidupnya, pengalaman merupakan ilmu yang diperolehnya. Akhimya saya menempatkan metode yang saya bawa sebagai 'cermin' apakah pengalaman saya meneliti bersarna masyarakat rnemiliki kesamaan dengan pengalaman menelii mereka. Fokus peneliian ini adalah perilaku keluarga, perilaku group dan perilaku sistem. Keluarga rnerniliki adat istiadat yang, kebenaran tenfang konsepsi kesejahteraan
saya peroleh melalui pertemuan bersama sejurnlah orang
menurut status sosial budaya. Pengecekan kebenaran saya lakukan dengan rnendalarni pengalaman hidup keluarga dan hasilnya saya diskusikan kernbali bersarna tokoh rnasyarakat. Saya rnelihat perilaku group dari tindakan kolektif yang dilakukan golongan keluarga tidak sejahtera untuk menggali kebenaran tentang konsepsi gerakan sosial kesejahteraan. Sedangkan perilaku sistem
saya lihat dari pelaksanaan (hasil kegiatan) program kesejahteraan untuk menggali kebenaran konsepsi program kesejahteraan. Konsep dasar kesejahteraan adalah menurut persepsi masyarakatnya, dengan demikian golongan tidak sejahtera adalah sekelompok orang yang pandangan subyektiinya dianggap menyimpang dengan interpretasi masyarakat tentang kesejahteraan. Konsep gerakan sosial kesejahteraan adalah tindakan kolektif untuk
melakukan perubahan terhadap
kekuasaan masyarakat
(kelembagaan), dan mensyaratkan (1) tujuan meredefinisi kesejahteraan, (2) motivasi anggota sama dengan tujuan kelompok.(3) berbentuk group kecil, solidaritas berdasar kesadaran (moral) bersama untuk menurnbuhkan partisipasi aktif anggota daalam usaha kesejahteraan. Konsep program kesejahteraan adalah pelaksanaan intervensi pemerintah dalam usaha kesejahteraan yang rnernfungsikan tindakan kolektif berciri gerakan. Asumsi dasar yang saya gunakan: (1) modernisasi adalah proses dimana orang Jawa makin menguasai alam kebendaan, rnemisahkan kehidupan manusia dari kosmos alam raya; (2) keluarga merupakan kesatuan sosial budaya, jaringan interaksi sosial yang dikomtruksikan pelakunya dan direfleksikan melalui penggunaan bahasa, norma-norma, keyakinan, dongeng dan upacara; (3) kesejahteraan rnerupakan fenomena sosio budaya, dimana nilai-nilai dan interaksi sosial yang berlangsung lebih menentukan dalam upaya mencapai kesejahteraan hidup; kondisi kesejahteraan ditunjukkan melalui sirnbol-simbol status berdasarkan penggolongan sosial budaya; (4) hubungan manusia
- masyarakat (menurut pandangan Jawa):
rnanusia tunduk pada tata
tertib masyarakat, hidup manusia merupakan pengalaman religius dan wajib menjaga keselarasan dengan tata tertib masyarakat. Sumbangan penting peneliiian sebagai proses menggali kebenaran rnenurut rnasyarakat, adalah metode dan pendekatan yang dibangun dalam mempelajari kesejahteraan hidup setiap masyarakat, yang berbeda menurut budayanya, dan mengalami adaptasi dengan perubahan situasi masyarakat. Metode pengumpulan data dilakukan tidak dengan cara bertanya berdasar alat
,
yang saya gunakan, tetapi dengan cara mendengar mereka menuturkan pengalaman, kegiatan sehari-hari dan keterlibatan dalam program. Sedangkan alat yang digunakan adalah milik masyarakat, yaitu dalam setiap kesempatan berkumpul bersama di dalam keluarga, dalam kegiatan kerja dan dalam pertemuan kelompok.