PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016 1)
Yuli Setio Wibowo, 2) Atiek Murharyati, 3) Ika Subekti Wulandari
1) Mahasiswa SI Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta 2), 3) Dosen Prodi SI KeperawatanSTIKES Kusuma Husada Surakarta Hubungan Antara Emotional Focused Coping Dengan Depresi Tekanan Lingkungan Pada Remaja SMK Informatika Walisongo Sragen Jawa Tengah
Abstrak Masa remaja merupakan masa penuh kebebasan untuk menemukan jati diri remaja dengan berbagai cara, memasuki remaja berarti memasuki tahap strom dan stres penuh dengan masalah, tekanan, tuntutan. EFC merupakan usaha individu dalam menghilangkan stress yang dirasakan dengan cara menyeimbangkan afeksinya, sementara depresi adalah salah satu bentuk gangguan jiwa alam perasaan yang ditandai dengan kemurungan, kelesuan, tidak gairah hidup, perasaan tidak berguna dan putus asa. Penelitian ini untuk mengetahui adakah hubungan antara Emotional focused coping dengan depresi tekanan lingkungan pada remaja kelas XI Informatika di SMK Wali Songo Sragen Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian cross sectional kuantitatif. Pemilihan sample menggunakan tehnik simple random sampling.Sampel penelitian ini adalah Remaja kelas XI SMK Wali Songo Sragen Jawa Tengah sebanyak 92 orang dengan menggunakan rumus slovin dan data yang diperoleh menggunakan lembar kuesioner. Kategori emotional focused coping tinggi yaitu sebesar 5 orang atau 5,4%, kategori sedang sebesar 75 orang atau 81,5% dan kategori rendah sebesar 12 orang atau 13%. Remaja dengan depresi tekanan lingkungan kategori berat berjumlah 7 atau 7,6%, remaja dengan depresi tekanan lingkungan kategori sedang berjumlah 66 atau 71,7% dan depresi tekanan lingkungan kategori ringan adalah berjumlah 19 atau 20,7%. Nilai signifikansi koefisien korelasi yang dihasilkan sebesar 0,790 pada signifikansi (sig. P 0,000), dimana signifikansi tersebut kurang dari α 5% (0,000 < 0,05) menggunakan rumus kendall Tau. Kesimpulan dalam penelitian ini adanya hubungan kuat antara emotional focused coping dengan depresi pada remaja kelas XI Walisongo Sragen Jawa Tengah Tahun 2016.
Kata Kunci : Emotion focused coping, Depresi, Remaja Daftar Pustaka : 33 (2006-2014)
1
NURSING GRADUATE STUDY PROGRAM STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016
The Relationship between Emotional Focused Coping and Depression in Adolescent in 11th Informatics Grade of SMK Wali Songo Sragen of Central Java Abstract
Adolescence is the period full of freedom to find adolescent self-identity in various ways; entering into adolescence means entering into storm and stress stage replete with problem, pressure, and demand. EFC is an individual’s attempt of removing perceived stress by means of balancing affection, while depression is one of mental disorders characterized with melancholy, weak, no life passion, uselessness and apathy. This research aimed to find out whether or not there is a relationship between Emotional Focused coping and environmental stress depression in adolescents in 11th Informatics Grade of SMK Wali Songo Sragen of Central Java. This study employed a cross-sectional quantitative type of research. The sample was taken using simple random sampling technique. The sample of research consisted of adolescents in 11th Informatics Grade of SMK Wali Songo Sragen of Central Java, consisting of 92 students using Slovin formula and the data was collected using questionnaire sheet. Five (5.4%) students belonged to high, 75 (81.5%) to moderate, and 12 (13%) to low emotional focused coping categories. Seven (7.6%) adolescents with severe, 66 (71.7%) to moderate and 19 (20.7%) to mild environmental stress depression. Significance value of correlation coefficient yielded was 0.790 at significance level (sig P. 0.000), in which it was lower than α 5% (0.000 < 0.05) using Kendall Tau formula. The conclusion of research was that there was a string relationship between emotional focused coping and depression in adolescents in 11th Informatics Grade of SMK Wali Songo Sragen of Central Java in 2016. Keywords: Emotion focused coping, Depression, Adolescent References: 33 (2006-2014)
2
masih terus berkembang dan belum
PENDAHULUAN Masa remaja merupakan masa
stabil.
Remaja
menginginkan
yang menyenangkan, karena di masa ini
menuntut
muncul pola pikir yang individual tanpa
sering takut bertanggung jawab akan
ingin bergantung lagi dan
akibatnya
penuh
kebebasan,
tetapi
dan
dan
remaja
meragukan
kebebasan untuk menemukan jati diri
kemampuannya untuk dapat mengatasi
dengan berbagai cara (Muhammad Ali
tanggungjawab
& Muhammad Asrori, 2014). Remaja
2006).
berusaha memperoleh jati diri dengan
tersebut
(Hurlock,
Permasalahan atau pergolakan
membentuk citra atau image tentang diri
emosi
remaja, dan upaya ini terakumulasi
muncul akibat adanya tuntutan dan
dalam suatu konsep yang berisikan
harapan baru, baik dari dalam maupun
gambaran mampu
yang
terjadi
pada
remaja
bagaimana
setiap
remaja
dari luar diri individu. Permasalahan
mempersepsi
diri
Remaja
yang dialami remaja merupakan sesuatu
sebagai penerus generasi bangsa yang
yang harus dihadapi dan
memiliki kesempatan berasosiasi secara
karena
bebas untuk melakukan banyak hal,
akan dapat
namun
justru
mengalami
tekanan
menimbulkan kecemasan,
remaja
ketegangan, dan konflik (Astuty, et al,
dan
tuntutan
2008). Menurut Muhammad Ali (2014) bahwa jika hal ini berlangsung secara
Menurut Muhammad Ali & Asrori
tidak segera diselesaikan
banyak
(Hurlock, 2006).
Muhammad
jika
dipecahkan
(2014)
terus
menerus
maka
akan
Remaja
menimbulkan stress dan perasaan takut
memiliki keinginan yang kuat untuk
yang pada akhirnya bisa menyebabkan
melepaskan diri dari keterikatan tekanan
terjadinya depresi.
dari orang dewasa khususnya orang tua, sehingga remaja mencari
dukungan
Sukmawati dan Yuniati (2007) mengatakan bahwa dewasa ini
banyak
sosial melalui teman sebaya (Sukmawati
remaja lebih mudah mengalami depresi
2007). Memasuki masa remaja berarti
dalam menghadapi banyak masalah dan
memasuki tahap storm dan stress dalam
tekanan tersebut. Hal ini sesuai dengan
perkembangan jiwa manusia, yaitu masa
faktor psikososial yang merupakan salah
remaja 13-19 tahun yang penuh dengan
satu faktor penyebab depresi pada
masalah, tuntutan, dan tekanan dalam
remaja,
hidupnya. Sikap, pikiran, pemahaman,
mengalami
depresi
lebih
sering
penentuan pendapat, serta emosinya
mengalami
peristiwa
yang
negatif
diantaranya
remaja
yang
3
dibandingkan
dengan
peristiwa-
peristiwa yang menyenangkan, selain itu
tekanan lingkungan di SMK Wali Songo sragen Jawa Tengah
remaja yang mengalami depresi sering mempunyai defisit dalam ketrampilan sosial
(Soetjiningsih,
METODOLOGI PENELITIAN
2010).
Penelitian ini telah dilakukan dari
Kecenderungan depresi pada remaja
bulan Januari 2016, di SMK Wali Songo
relatif tinggi, dengan kata lain remaja
Sragen Jawa Tengah. Penelitian ini
rentan memiliki kecenderungan depresi.
merupakan penelitian kuantitatif. Jenis penelitian menggunakan rancangan cross
TUJUAN PENELITIAN
sectional.
Tujuan umum dari penelitian ini adalah
untukmengidentifikasi adanya hubungan
untuk
antara
antara emotional focused coping dengan
emotional focused coping dengan depresi
depresi tekanan lingkungan di SMK Wali
tekanan lingkungan pada remaja kelas XI
Songo Sragen Jawa tengah.
mengetahui
hubungan
Informatika di SMK Wali Songo Sragen
Penelitian
Populasi
ini
penelitian
digunakan
ini
adalah
Jawa Tengah.
seluruh siswa kelas XI Informatika SMK
Tujuan khusus :
Wali Songo Sragen Jawa Tengah yang
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah
berjumlah 120 dengan rinciannya, 57
untuk:
siswa laki-laki dan 63 siswa perempuan
a.
Mengetahui karakteristik demografi
yang terbagi menjadi 4 kelas. Sampel
responden
didapatkan 92 responden melalui rumus
Mengidentifikasi emotional focused
slovin, instrumen yang digunakan dalam
coping yang dilakukan oleh remaja
penelitian ini berupa lembar kuosioner.
kelas XI informatika di SMK Wali
Lembar Kuosioner diberikan langsung
songo Sragen Jawa Tengah
kepada responden untuk diisi di tunggu
Mengidentifikasi depresi terhadap
saat itu juga Lembar kuosioner yang
tekanan lingkungan yang terjadi
telah
pada remaja kelas informatika di
independen
SMK Wali Songo Sragen Jawa
coping dan variabel dependen depresi
Tengah
tekananlingkungan.Kuosioner emotional
b.
c.
d.
4
Menganalisa
adakah
dibuat
mencangkup
yaitu
emotional
variabel focused
hubungan
focused coping terdiri dari 23 point
antara emotional focused coping
pertanyaan Kuosioner depresi terdiri dari
dengan depresi remaja terhadap
20 point pertanyaan.
Sebelum melakukan penyusunan
hipotesa
yang
telah
diuraikan
di
proposal penelitian,peneliti melakukan
atas.Penyajian data ditulis dalam bentuk
studi pendahuluan pada bulan Agustus
tabel dan dilakukan pembahasan dengan
2015
dari
berbagai teori. Penulisan hasil akhir yaitu
institusi yakni stikes Kusuma Husada
menuliskan hasil penelitian dan hasil
Surakarta. Setelah itu mencari data uji
analisa dari uji Korelasi Kendall Tau’s,
valid yang sudah baku oleh peneliti
yang disusun secara sistematis kemudian
setelah
selesai
dikelompokkan berdasarkan karakteristik
,maka dilakukan ujian proposal pada
tertentu dan menginterpretasikan hasil
tanggal
Tahap
tersebut berdasarkan landasan teori yang
pelaksanaan mengurus ijin penelitian di
telah digunakan, kemudian akhirnya
SMK Informatika Wali Songo Sragen
menyimpulkan
Jawa tengah dan menyerahkan surat
penelitian.
disertai
surat
penyusunan
26
pengantar
proposal
Agustus
2015.
isi
dari
laporan
tersebut kepada kepala Sekolah SMK
Penelitian bivariat di lakukan
Wali Songo waktu penelitian dilakukan
untuk mengetahui hubungan emotional
pada
untuk
focused coping dengan depresi tekanan
mengetahui hubungan antara emotional
lingkungan di SMK Wali Songo Sragen
focused coping dengan depresi tekanan
Jawa Tengah Karena data berskala
lingkungan pada remaja kelas XI SMK
ordinal,
informatika Wali Songo Sragen Jawa
digunakan adalah Kendall Tau.
tengah.
Keputusan uji kendall tau adalah :
bulan
Januari
2016
maka
uji
stastitik
yang
Peneliti memberikan kuosioner
Ho : Ada hubungan X dan Y, bila
emotional focused coping dan skala
diperoleh nilai 5% (0,05 atau kurang
depresi kepada 92 responden siswa.
dari 0,05). Perhitungan uji statistik
Kemudian
menggunakan
pengambilan
kuosioner
perhitungan
dengan
diambil langsung oleh peneliti setelah
komputerisasi. Apabila remaja lebih
diisi oleh responden saat itu juga, Setelah
sering menggunakan emotional focused
kegiatan pengumpulan data selanjutnya
coping dengan baik maka mereka akan
dilakukan pengeditan atau penyuntingan
terhindar dari bahaya gangguan jiwa
dan
Langkah
depresi. Itu semua sesuai dengan hasil
selanjutnya yaitu analisa data dengan
penelitian yang menunjukkan bahwa
menggunakan alat uji statistik Korelasi
semakin
Kendall Tau’s, menggunakan bantuan
coping yang digunakan maka semakin
program komputer untuk membuktikan
ringan depresi yang akan terjadi pada
pengelompokan
data.
tinggi
emotional
focused
5
remaja dan sebaliknya semakin rendah
adalah
emotional
2008).
focused
coping
yang
(Astuty,et
al,
Dominan mengalami gangguan
digunakan maka semakin berat depresi jiwa
yang akan terjadi.
perempuan
depresi
adalah
perempuan
khususnya remaja mempunyai resiko HASIL PENELITIAN
yang lebih besar untuk mengalami
1. Karakteristik Responden
depresi,
berdasarkan
Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi jenis
penelitian
dan
kelamin pada remaja kelas XI SMK
dikatakan bahwa pria dan wanita
Wali Songo Sragen Jawa Tengah
memiliki cara yang berbeda dalam
(n=92)
menghadapi suatu masalah, dimana wanita
beberapa
berdasarkan
cenderung
teori
mengalami
Jenis Kelamin
Frek
Presentase (%)
Laki-laki
52
56,5
laki (Asih, 2006).
Perempuan
40
43,5
Total
92
100
Tabel 1.2 Distribusi Frekuensi usia pada remaja kelas XI SMK Wali Songo Sragen Jawa Tengah (n=92)
Berdasarkan data yang tercantum dalam
Tabel
4.1
diatas,
dapat
diketahui
bahwa
sebagian
besar
responden
adalah
laki-laki,
yaitu
sebanyak
52
remaja
(56,5%)
sedangkan sisanya adalah perempuan sebanyak
40 remaja (43,5%)
dari
data di atas diketahui bahwa sebagian besar
responden
adalah
berjenis
kelamin laki-laki. Data dari WHO yang mendukung penelitian ini, memperkirakan bahwa sekitar 121 juta manusia di muka bumi ini menderita depresi, dimana dari jumlah itu 5,8% penderita adalah laki-laki sedangkan 9,5% penderita
kelelahan emosi dibandingkan laki-
usia
Frekuensi
17 tahun 18 tahun Total
65 27 92
Presentas e (%) 70,7 29,3 100
Berdasarkan data yang tercantum pada tabel 4.2 bahwa usia responden 17 tahun yaitu sebesar 65 atau 70,7% dan usia responden 18 tahun sebesar 27 orang atau 29,3% sehingga dapat diketahui
bahwa
sebagian
besar
responden berusia 17 tahun, yaitu sejumlah 65 atau Penelitian ini sejalan dengan penelitian tentang hubungan perfeksionisme,
harga
diri,
dan
kecenderungan depresi pada remaja akhir yang dilakukan oleh (Anindito aditomo & Sofia retnowati, 2006),
6
dengan hasil yang didapatkan bahwa
dalam penelitian ini berjumlah 92
karakteristik usia responden paling
responden, dapat diketahui bahwa
banyak berusia muda yaitu usia
sebagian besar remaja Kelas XI SMK
dibawah
Walisongo Sragen termasuk dalam
25
tahun
sebanyak
77
responden.
kategori emotional focused coping
Usia 17-18 remaja banyak yang menggunakan
focused
5,4%, kategori sedang sebesar 75
coping, mengatakan bahwa remaja
orang atau 81,5% dan kategori rendah
yang mempunyai sikap optimis yang
sebesar
rendah dalam kehidupan sehari-hari,
Berdasarkan data tersebut maka dapat
akan mudah cenderung untuk depresi
diketahui
yang ditunjukkan dengan kecemasan
emotional focused coping sedang
dan tidak berdaya, prestasi di sekolah
merupakan responden terbanyak yaitu
kurang,
dan
sebesar 75 orang atau 81,5%.
harapan.
Remaja
konsep
diri
menghadapi maka
emotional
tinggi yaitu sebesar 5 orang atau
tidak
yang suatu
remaja
itu
mempunyai
yang
memiliki
rendah
ketika
permasalahan, akan
bersikap
12
orang
bahwa
Suciyani coping
orientasi.
13%.
remaja
(2008)
dapat
pengaturan
atau
dengan
menyatakan
dicapai
emosi,
melalui
perilaku,
Coping
dapat
dan
dicapai
pesimis, menyerah pada masalah,
bergantung pada
tidak berdaya, merasa putus asa, dan
distress, yang dapat timbul dari diri
akibatnya depresi (Muhammad Ali &
sendiri
Muhammad Asrori, 2014).
lingkungan ketika stressor dipandang
2. Analisa Univariat Tabel 2.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan emotional focused coping remaja kelas XI SMK Walisongo Sragen Jawa Tengah EFC Frek Presentase (%) Tinggi 5 5,4 Sedang 75 81,5 Rendah 12 13 Total 92 100 Berdasarkan
tabel
2.1,
pengukuran emotional focused coping
atau
yang
sebagai
sebuah
coping
yang
cenderung
asal munculnya
berasal
tantangan, dilakukan
lebih
dari
maka bersifat
adaptif
dan
konstruktif. Begitu pula sebaliknya, bila
stressor
sebagai
dipandang
sebuah
individu
ancaman,
maka
coping yang akan dipakai adalah jenis coping yang bersifat tidak konstruktif dan menghindar ( Sukmawati & Yuniati, 2007). Remaja
yang
memiliki
kecenderungan menggunakan stategi
7
emotinal focused coping secara terusmenerus, dalam menghadapi suatu masalah yang menimbulkan stres tidak menghadapi masalah tersebut secara langsung, tapi melakukan halhal
yang dapat
membuat
afeksi
SMK Walisongo Sragen Jawa Tengah Depresi Berat Sedang Ringan Total
F 7 66 19 92
Presentase (%) 7,6 71,7 20,7 100
mereka nyaman, seperti mengatur perasaan mereka (aspek Self-control), berbicara pada orang lain mengenai masalahnya (aspek Seeking social support), mencari makna positif dari masalah yang sedang dihadapi (aspek Positif reappraisal) dan melakukan penghindaran terhadap masalah, baik dengan kognisi maupun perilakunya (aspek
Distancing
dan
Escape-
kadang
melakukan hal-hal membuat
afeksi
remaja
tidak
yang
dapat
mereka
nyaman
karena masa remaja adalah masa dimana sikap,
pikiran, pemahaman,
penentuan pendapat, serta emosinya masih terus berkembang dan belum stabil
(Hurlock,
2006).
Sehingga
mereka kadang dalam menyelesaikan masalah melibatkan orang lain tetapi dari
keterlibatan
orang
lain
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
itu,
mereka malah merugikan orang lain tersebut.
Kelas
Walisongo Sragen Tahun
XI
Jawa
SMK Tengah
2016 diketahui sebagai data
berikut: remaja dengan depresi tekanan lingkungan kategori berat berjumlah 7 atau 7,6%, remaja dengan depresi tekanan lingkungan kategori sedang
tekanan lingkungan kategori ringan adalah berjumlah 19 atau 20,7%. Depresi menurut (Hawari D, 2014)
Tabel 2.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan depresi tekanan lingkungan remaja kelas XI
adalah
gangguan
salah
kejiwaan
satu dalam
bentuk alam
perasaan (affective/mood disorder), yang ditandai dengan kemurungan, kelesuan, ketiadaan gairah hidup, perasaan tidak berguna, putus asa. Depresi sebagai keadaan abnormal pada seseorang yang ditunjukkan dengan tanda-tanda dan gejala-gejala seperti suasana hati yang murung, sikap
8
remaja
berjumlah 66 atau 71,7% dan depresi
avoidance) (Umayya, et al, 2006). Tetapi
Berdasarkan tabel 4.4 diatas
pesimistik
dan
nihilistik,
kehilangan spontanitas, dan tandatanda
vegetatif
(Sukmawati
&
yang
spesifik
Yuniati,
2007).
Depresi
merupakan
keadaan
kemurungan yang ditandai dengan
dan harapan baru, baik dari dalam maupun dari luar diri individu.
perasaan tidak pas dan menurunnya kegiatan, serta munculnya pesimisme menghadapi masa yang akan datang (Asih, 2006). Beberapa pendapat diatas sudah disebutkan
tanda-tanda
yang
3. Analisa Bivariat Tabel 4.1 Hasil Uji Kendall tau tentang hubungan antara emotional focused coping dengan depresi tekanan lingkungan pada remaja di SMK informatika Walisongo Sragen Jawa Tengah
mengarah pada kejadian depresi. Dari hasil wawancara pada remaja kelas XI Informatika di SMK Wali Songo
Asymp.Sig.( 2sided) Kendall's Tau 0.79 0.000 Kategori
Nilai
Sragen Jawa Tengah ada beberapa Analisa bivariat pada penelitian
remaja yang sudah ada tanda-tanda yang mengarah pada kejadian depresi.
ini,
Beberapa remaja mengatakan bahwa
focused
merasa minder dengan kemampuan
tekanan lingkungan pada remaja
mereka, mengatakan kalau ditanya
kelas XI Informatika di SMK Wali
masalah kejelasan materi didalam
Songo Sragen Jawa Tengah. Hasil
kelas mereka hanya diam saja karena
penelitian menunjukan bahwa ada
mereka
akan
hubungan antara emotional focused
diremehkan temannya kalau mereka
coping dengan depresi tekanan
tidak
materinya,
lingkungan pada remaja kelas XI
banyak juga para remaja yang terlihat
informatika di SMK Wali Songo
murung dan banyak remaja yang
Sragen
pesimis
hubungan
takut
paham
nantinya
tentang
saat
mengeluarkan
yaitu
hubungan
emotional
coping dengan
Jawa
Tengah.
antara
dua
depresi
Adanya variabel
ditunjukan dari perhitungan dengan
pendapatnya. Masa remaja adalah masa dimana
menggunakan
bantun
program
sikap, pikiran, pemahaman, penentuan
SPSS diketahui nilai Kendall's Tau
pendapat, serta emosinya masih terus
sebesar
berkembang
stabil
signifikansi koefisien korelasi yang
(Hurlock,2006). Permasalahan atau
dihasilkan sebesar (sig. p 0,000),
pergolakan emosi yang terjadi pada
dimana signifikansi tersebut lebih
remaja muncul akibat adanya tuntutan
dari α 5% (0,000 < 0,05) dengan
dan
belum
0,790
didukung
nilai
demikian ada hubungan kuat yang
9
signifikan antara emotional focused
Walisongo
coping dengan depresi pada remaja
sedang.
kelas XI SMK Wali Songo Jawa
4. N il ai
Sragen
pada
si gnifi k ansi
tingkat
koefisien
korelasi yang dihasilkan sebesar
Tengah tahun 2016.
0 ,79 0
pada
signifikansi
(sig.p
0,000), dimana signifikansi tersebut
SIMPULAN 1. Berdasarkan diketahui
hasil penelitian dapat bahwa
karakteristik
kurang dari α 5% (0,000 < 0,05) dengan
demikian
hubungan
adalah laki-laki, yaitu sebanyak 52
antara emotional focused coping
remaja (56,5%) sedangkan sisanya
sebesar coping dengan depresi pada
adalah
remaja kelas XI SMK Walisongo
sebanyak
40
remaja (43,5%) , diketahui pula
yang
kekuatan
responden berdasarkan jenis kelamin
perempuan
kuat
ada
signifikan
Sragen Jawa Tengah Tahun 2016.
bahwa usia responden 17 tahun yaitu sebesar 65 atau 70,7% dan usia
SARAN Berdasarkan simpulan di atas,
responden 18 tahun sebesar 27 orang maka
atau 29,3%. 2. Emotional focused coping pada
dapat
memberikan
beberapa saran, yaitu sebagai berikut :
remaja kelas XI Informatika SMK
1. Bagi Institusi dan ilmu keperawatan
Wali Songo Sragen Jawa Tengah
jiwa hendaknya hasil penelitian ini
sebanyak 92 responden, kategori
digunakan
sedang terbanyak sebesar 81,5%
kepustakaan dalam mengembangkan
dengan frekuensi 75 orang. Jadi
ilmu
emotional
keperawatan
focused
coping
pada
sebagai
tambahan
keperawatan jiwa
khususnya serta
dijadikan
Songo Sragen Jawa Tengah pada
pengembangan
tingkat sedang.
mengenai pentingnya penggunaan kelas XI
pertimbangan
dapat
remaja kelas XI Informatika Wali
3. Depresi pada remaja
lebih
untuk lanjut
emotional focused coping dalam
Songo
menyelesaikan masalah atau stress
Sragen Jawa tengah sebanyak 92
agar terhindar dari gangguan jiwa
responden,
khususnya depresi.
informatika
SMK
Wali
kategori
sedang
terbanyak sebesar 71,7% dengan
10
peneliti
2. Bagi SMK Wali Songo Sragen Jawa
frekuensi 66 orang. Jadi depresi
Tengah
pada remaja kelas XI informatika
a) Guru SMK Wali songo Sragen
Hendaknya guru lebih dapat
penelitian
tidak
memahami, memperhatikan dan
kuosioner,
dan
peka terhadap anak muridnya
penelitian tidak menggunakan cross
dalam hal tingkah laku, sikap, serta
sectional guna memaksimalkan hasil
prestasi siswa. Dan juga guru dapat
penelitian serta diharapkan dapat
membimbing para siswanya utntuk
berguna dalam dunia keperawatan
dapat lebih memahami dirinya
jiwa.
serta mengarahkan siswanya untuk mengontrol
emosinya
menggunakan juga
rancangan
4. Bagi diri peneliti Untuk
dalam
mengetahui
dan
menghadapi masalah. Khususnya
mengidentifikasi adakah hubungan
guru
semua
antara emotional focused coping
masalah siswa disekolah yaitu guru
dengan depresi terhadap tekanan
BP (bimbingan konseling).
lingkungan
yang
menangani
pada
remaja
dan
b) Remaja SMK Wali Songo sragen
berpartisipasi sebagai orang dewasa
Remaja diharapkan dapat
yang bertanggung jawab dalam
dalam
kehidupan bermasyarakat dengan
menghadapi masalah dan dapat
membantu perkembangan kejiwaan
menggunakan
pada remaja.
mengontrol
dirinya
mekanisme
penyelesaian
dengan
baik.
Diharapkan para siswa dapat
DAFTAR PUSTAKA
menggunakan emotional focused
Anindito A & Sofia R (2006). Perfeksionisme, Harga Diri, Dan Kecenderungan Depresi Pada Remaja Akhir. Jurnal psikologi (1) : 1-14.
coping
dalam
masalah
agar
menyelesaikan terhindar
dari
bahaya gangguan jiwa khususnya depresi. 3. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangan ilmiah kepada peneliti lain serta perlunya penelitian lebih lanjut mengenai
Asih, Dina (2006). Hubungan Antara Problem Focused Coping Dengan Depresi Pada Mahasiswa Tingkat Akhir. Jurnal Fakultas Indonesia. Hawari,
D (2011). Manajemen Stress,Cemas, dan Depresi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
emotional focused coping dengan depresi
pada
remaja
dengan
variabel, jumlah responden yang lebih
banyak
tetapi
Hurlock, Elizabeth B. (2006). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang
instrumen
11
Rentang Kehidupan. kelima. Jakarta: Erlangga.
Edisi
Muhammad Ali & Muhammad Asrori (2014). Psikologi Remaja: Perkembangan peserta didik. Jakarta: Bumi Aksara. Soetjiningsih (2010). Tumbuh Kembang Remaja Dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto press. Suciyani (2008). Hubungan antara Kelekatan Aman dengan Kecenderungan Menggunakan Problem Focused Coping pada Remaja Tengah. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia. Astuty, dkk (2008). Hubungan Antara Optimisme Dengan Kecenderungan Depresi Pada Remaja. Naskah Publikasi Fakultas Psikologi Dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. Diakses dari http://www.google.com/ psychology.uii.ac.id.naskahpublikasi-043202012.pdf pada tanggal 28 juni 2015.
12
Sukmawati, E & Yuniati, R (2007). Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Kecenderungan Depresi Pada Remaja. Jurnal psikologi Universitas Setia Budi Surakarta. Diaksesdari Error! Hyperlink reference not valid.ada tanggal 11 july 2015. Umayya, S & Sukarti (2006). Hubungan Antara Emotion Focused Coping Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa. Jurnal fakultas psikologi dan ilmu sosial budaya Universitas Islam Indonesia Jogjakarta. Diakses dari http://www.google.com/psychol ogy.uii.ac.id.naskah-publikasi04320153.pdf pada tanggal 11 Januari 2014.