HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI DI DESA KENOKOREJO POLOKARTO SUKOHARJO Sri Handayani1), Wahyuningsih Safitri2), Wahyu Rima Agustin2) 1) 2)
Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta Program Studi S-1 STIKes Kusuma Husada Surakarta
ABSTRAK Menyusui merupakan hak setiap ibu tidak terkecuali pada ibu yang bekerja sebagai petani, pedagang, teknik sipil, atau swasta. Pelaksanaan pemberian ASI dapat dilakukan dengan baik dan benar jika terdapat informasi lengkap tentang manfaat ASI dan menyusui serta manajeman Laktasi. Pemberian ASI esklusif dapat dihambat oleh beberapa hal seperti rendahnya pengetahuan ibu dan keluarga mengenai manfaat ASI, cara menyusui yang benar, kurangnya pelayanan konseling laktasi, faktor sosial budaya, gencarnya pemsaran susu formula, kurangnya dukungan dari petugas kesehatan, dan faktor ibu yang bekerja sebagai petani, pedagang, tekink sipil atau pekerja swasta penelitian ini bertujuan ntuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu balita dengan perilaku pencegahan penyakit pneumonia di ruang rawat inap anak RSUD Dr.Moewardi Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif correlation dengan pendekatan Cross Sectional dan tujuan penelitian ini guna menjelaskan penelitian dengan bermacam – macam hubungan. Hasil analisis bivariat menggunakan uji kendall tau didapatkan nilai p value = 0,016 maka p value < 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima artinya ada hubungan tingkat pengetahuan tentang manajemen laktasi dengan perilaku pemberian ASI.. Kesimpulan penelitian ini Ada hubungan tingkat pengetahuan tentang manajemen laktasi dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI di Desa Kenokorejo Polokarto Sukoharjo
Kata Kunci
: ASI Esklusif, Pengetahuan, Perilaku
A. PENDAHULUAN
dibandingkan dengan target pencapaian ASI
Menyusui merupakan hak setiap ibu
esklusif Tahun 2010 sebesar 80 % (Dinkes,
tidak terkecuali pada ibu yang bekerja
2008).
sebagai petani, pedagang, teknik sipil, atau
Pemberian
ASI
esklusif
dapat
swasta.Pelaksanaan pemberian ASI dapat
dihambat
dilakukan dengan baik dan benar jika
rendahnya pengetahuan ibu dan keluarga
terdapat informasi lengkap tentang manfaat
mengenai manfaat ASI, cara menyusui yang
ASI dan menyusui serta manajeman Laktasi
benar,
(Depkes, 2005).Manajemen Laktasi adalah
laktasi, faktor sosial budaya, gencarnya
suatu upaya yang dilakukan oleh ibu untuk
pemsaran susu formula, kurangnya dukungan
menunjang
keberhasilan
dari petugas kesehatan, dan faktor ibu yang
menyusui.Manajemen laktasi dimulai pada
bekerja sebagai petani, pedagang, tekink sipil
masa kehamilan, setelah persalinan dan masa
atau pekerja swasta (Dinkes, 2008). Survey
menyusui bayi. Ruang lingkup manajemen
Demografi Kesehatan Indonesa
laktasi periode post natal meliputi ASI
2007 menunjukkan 57 % tenaga kerja di
esklusif, cara menyusui, memeras ASI peras,
Indonesia adalah wanita. Dari latar belakang
dan memberikan ASI peras (Siregar, 2009 ).
tersebut
oleh
beberapa
kurangnya
maka
hal
pelayanan
peneliti
seperti
konseling
(SDKI )
tertarik
untuk
dengan
judul
World Health Organization (WHO)
melakukan
penelitian
merekomendasikan pemberian ASI esklusif
“Hubungan
Pengetahuan
sekurang-kurangnya selama 6 bulan pertama
Manajemen Laktasi Dan Perilaku Ibu Dalam
kehidupan dan dilanjutkan dengan makanan
Pemberian
pendamping sampai usia 2 tahun. American
Polokarto Sukoharjo”.
Asi
Di
Ibu
Desa
Tentang
Kenokorejo
Academy of Pediatrics (AAP), Academy of Breastfeeding Medicine dan Ikatan Dokter
B.
METODOLOGI
Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan
Penelitian ini menggunakan deskriptif
hal yang sama tentang pemberian ASI
correlation
esklusif sekurang-kuragnya 6 bulan (Suradi,
Sectional. Penelitian ini fokus antara variabel
2010).
dan
Data
Profil
Kesehatan
Kabupaten/Kota
Provinsi
Tahun
menunjukkan
2008
Jawa
analisa
dengan
pendekatan
untuk
menguji
Cross
hipotesa.
Tengah
Karakteristik dari penelitian ini adalah
cakupan
penggambaran dengan mengumpulkan data
pemberian ASI esklusif hanya sekitar 28,96
dari
% terjadi sedikit peningkatan dibandingkan
manajemen laktasi, dukungan tempat kerja
Tahun 2007 yang mencapai 27,35 %. Angka
dan perilaku ibu dalam pemberian ASI.
ini dirasakan masih sangat rendah bila
pengetahuan
ibu
bekerja
tentang
Sampel dalam penelitian ini adalah
Sukoharjo yaitu di posyandu atau kantor
semua populasi dimana populasi dalam
tempat ibu – ibu bekerja. Penelitian ini
penelitian ini adalah seluruh ibu bekerja yang
dilakukan pada bulan Desember 2014 – Juni
menyusui di wilayah kerja Puskesmas 1
2015. Analisis data pada penelitian ini
Polokarto Sukoharjo.Penelitian seluruhnya
menggunakan uji Uji Kendall Tav yang
adalah 50 orang.
bertujuan
Kriteria responden dalam penelitian
untuk
mengetahui
hubungan
pengetahuan ibu tentang manajemen laktasi
1. Kriteria inklusif
dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI di
Kriterianya adalah sebagai berikut :
desa
a. Ibu yang mempunyai bayi umur 1 – 6
Analisa hasil uji statistik : Apabila p value ≤
bulan.
Kenokorejo
Polokarto
Sukoharjo.
0,05 maka Ho diterima artinya tidak ada
b. Bertempat tinggal di wilayah kerja
hubungan
Puskesmas 1 Polokarto.
pengetahuan
ibu
tentang
manajemen laktasi dengan perilaku ibu
c. Ibu yang bekerja di suatu instansi /
dalam pemberian ASI di desa Kenokorejo
perusahaan.
Polokarto Sukoharjo. Apabila p value > 0,05
d. Ibu bekerja yang bersedia menjadi
maka Ho ditolak artinya ada hubungan
responden.
pengetahuan ibu tentang manajemen laktasi
e. Masih menyusui.
dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI di
f. Pendidikan terakhir.
desa Kenokorejo Polokarto Sukoharjo.
g. Mampu menulis dan membaca. 2. Kriteria eksklusif
C.
Kriterianya adalah sebagai berikut :
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik Responden Menurut Umur
a. Ibu yang tidak mempunyai bayi umur 1 – 6 bulan.
Karakteristik responden menurut umur hasilnya dapat dilihat pada tabel
b. Tidak bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas 1 Polokarto.
berikut ini. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden
c. Ibu yang tidak bekerja di suatu instansi
Menurut Umur (n=50)
/ perusahaan.
Klasifikasi Umur 26-35 Tahun 36-45 Tahun 46-55 Tahun Jumlah
d. Ibu yang tidak bersedia menjadi responden. e. Tidak menyusui.
Jumlah
(%)
25 20 5 50
50% 40% 10% 100%
f. Tidak mampu menulis dan membaca. Penelitian wilayah
kerja
ini
Puskesmas
dilakukan 1
di
Polokarto
Berdasarkan Tabel 4.1 diatas dapat
diketahui
bahwa
distribusi
responden
berdasarkan
umur
yang
paling banyak adalah usia 26-35 tahun. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian
menunjukkan responden
Sari
(2009)
bahwa yang
yang
karakteristik
paling
banyak
sepenuhnya adalah perempuan dengan jumlah 30
orang. Hasil tersebut dapat
disimpulkan
bahwa
responden
diambil peneliti sesuai dengan kriteria inklusi
yaitu
perempuann
berjenis
kelamin
sedang
menyusui
yang
berdsarkan umur adalah umur 25-30
sehingga
tahun yaitu 9 orang (36%). Hal tersebut
responden semuanya perempuan.
dapat disimpulkan bahwa responden yang
diambil
peneliti
memiliki
yang
karakteristik
3. Karakteristik
jenis
kelamin
Berdasarkan
Tingkat
Pengetahuan
karakteristik umur yang sama dengan
Karakteristik
responden
penelitian yang dilakukan oleh Sari
menurut tingkat pendidika hasilnya
(2009) walaupun berbeda wilayah.
dapat dilihat pada tabel berikut:
2. Karakteristik
Responden
Berdasarkan
Tabel 4.3 Karakteristik Responden
Jenis Kelamin
Menurut Tingkat Pendidikan (n=50)
Karakteristik responden menurut jenis kelamin hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.2 Karakteristik Responden
Klasifikasi Tingkat Pendidikan SD SMP SMA Jumlah
Jumlah
(%)
8 12 30 50
16% 24% 60% 100%
Menurut Jenis Kelamin (n=50) Klasifikasi Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Jumlah
Jumlah
(%)
0 50 50
0% 100% 100%
Berdasarkan Tabel 4.2 diatas dapat
diketahui
bahwa
penelitian ini semua perempuan dengan
ini
sejalan
dengan hasil penelitian Setiyowati & Khilmiana (2010) yang menunjukkan bahwa
karakteristik
berdasarkan paling
tingkat
banyak
pendidikan
adalah
SMA
yang yaitu
sebanyak 30 orang (60%). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian
Sari
(2009)
yang
menunjukkan pendidikan responden yang palng banyak adalah 16 orang (50,5 %).
jumlah 50 responden. penelitian
diketahui bahwa dostribusi responden
distribusi
responden berdasarkan jenis kelamin pada
Hasil
Berdasarkan Tabel 4.3 diatas dapat
responden
Peneliti
lain
yang
dilakukan
oleh
Setyorini (2014) bahwa responden yang paling
banyak
berpendidikan
pasca
sarjana dan yang paling sedikit adalah SMP. Hal tersebut dapat
dipengaruhi
oleh perbedaan wilayah pengambilan
mempengaruhi pemberian ASI adalah
responden dan kemajuan SDM di suatu
pengalaman
wilayah.
membuat responden tidak memberikan
4. Tingkat Pengetahuan Tentang Manajemen
dan
Hal
Tentang Manajemen Laktasi (n=50)
tingkat
bahwa
akan
semakin
baik
dalam
pula
hal
ini
perilaku adalah
manajemen laktasi. Perilaku yang baik sangat
erat
hubunganya
dengan
pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang
Berdasarkan Tabel 4.4 diatas data
menunjukkan
semakin tinggi tingkat pendidikan maka
tersebut
didapatkan
ini
seseorang
Tingkat Frekuensi (%) Pengetahuan Kurang 3 6% Cukup 32 64% Baik 15 30% Jumlah 50 100%
yang
suatu formula pada bayinya.
Laktasi Tabel 4.4 Tingkat Pengetahuan
pengalaman
pengetahuan
sehingga
semakin
baik
pengetahuannya maka semakin baik pula perilakunya (Sari,2009). Hasil penelitian
tentang manajemen laktasi yang paling
Setyowati
banyak adalah cukup yaitu 32 orang
menunjukkan bahwa ada kecenderungan
(64%).
bahwa ibu yang memiliki pengetahuan
Pendidikan merupakan salah satu
&
Khilmiana
(2010)
yang lebih banyak akan memberikan ASI
tingkat
esklusif kepda bayi mereka. Sebaliknya
pengetahuan seseorang. Semakin tinggi
ibu dengan pengetahuan yang rendah
tingkat
maka
mengenai ASI akan kurang dalam hal
semakin tinggi pula tingkat pengetahuan
memberikan ASI esklusif kepada bayinya.
yang dimiliki oleh seseorang (Setiyowati
Dalam hal ini pendidikan merupakan satu
& Khilminia, 2010). Menurut Rini (2008)
faktor
pendidikan
pengetahuan
faktor
yang
mempengaruhi
pendidikan
seseorang
berhubungan
dengan
yang
mempengaruhi seseorang.
tingkat Tingkat
pembangunan dan perubahan kelakuan.
pengetahuan yang tinggi ikut menentukan
Pendidikan berkaitan dengan transmisi,
mudah tidaknya ibu untuk memahami dan
pengetahuan,
kepercayaan,
menyerap informasi tentang ASI esklusif.
ketrampilan dan aspek kelakuan yang
Semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu,
lain. Dengan pendidikan yang tinggi akan
maka semakin tinggi pula ibu dalam
mempengaruhi pola fikir seseorang untuk
menyerap informasi tentang ASI esklusif.
sikap,
bertindak dan mengambil keputusan yang sebaik-baiknya sehingga muncul sifat kedewasaan disamping itu hal yang
5. Perilaku Perilaku Pemberian ASI
Suatu tindakan atau perilaku akan
Tabel 4.5 Perilaku Perilaku
terwujud apabila responden memahami
Pemberian ASI (n=50)
dan mau melakukan manajemen laktasi
Tingkat Pengetahuan Kurang Cukup Baik Jumlah
Frekuensi
(%)
4 30 16 50
8% 60% 32% 100%
yang
baikm
dalam
pemberian
ASI
esklusif. Dari penelitian yang dilakukan oleh Setyorini (2014) didapatkan bahwa perilaku pemberian ASI esklusif dengan kategori yang tidak baik sebanyak 20%.
Berdasarkan Tabel 4.5 diatas
Menurut
Allport
(1954)
dalam
didapatkan data perilaku pemberian ASI
Notoatmojo (2010), bahwa sikap adalah
paling banyak adalah cukup yaitu 30
kecenderungan untuk bertindak (trend to
responden (60%) dan yang paling sedikit
behave)
adalah kurang yaitu 4 responden (8%).
komponen yang mendahului tindakan atau
Pemberian ASI oleh ibu sejak
yang
artinya
sikap
adalah
perilaku terbuka.
jaman dulu sudah merupakan sebuah tradisi dan merupakan suatu kewajiban
6. Analisis Bivariat
ibu. Mereka para ibu memberikannya
Tabel 4.7 Hubungan Tingkat Pengetahuan
lebih beranjak pada naluri dan tuntutan
dengan Perilaku Pemberian ASI (n=50)
kewajiban
mereka.
ASI
Variabel
eksklusif
P Value
mencakup manfaatnya bagi bayi maupun
Tingkat Pengetahuan
bagi sang ibu maupun bagi keluarga
Perilaku
0,016
secara umum. Jika dilakukan dengan baik, maka ASI eksklusif merupakan nutrien
Berdasarkan Tabel 4.7 hasil analisis
utama bagi bayi, sedangkan bagi ibu
bivariat menggunakan uji kendall tau
menyusui
beberapa
didapatkan nilai p value = 0,016 maka p
penyakit ibu serta aspek psikologis, Selain
value < 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1
itu pemberian ASI eksklusif berdampak
diterima artinya ada hubungan tingkat
pada aspek ekonomi, dimana kebutuhan
pengetahuan tentang manajemen laktasi
ASI cukup untuk mmberikan nutrisi
dengan perilaku pemberian ASI.
dapat
mencegah
kepada bayi dengan tidak diperlukannya susu
formula
memperkecil
yang
akan
(2009) mengatakan bahwa pengetahuan
keluarga
adalah hasil dari tahu yang akan terjadi
berarti
pengeluaran
(Setiyowati & Khilmiana, 2010).
Menurut Notoatmojo dalam Sari
setelah penginderaan
seseorang terhadap
melakukan suatu
obyek
tertentu
seperti
melihat,mendengar,
tinggi tingkat pengetahuan ibu, maka
mencium, merasa dan meraba. Namun
makin tinggi pula ibu dalam menyerap
sebagian besar pengetahuan itu sendiri
informasi tentang ASI eksklusif.
diperoleh melalui mata dan telinga, jadi
Menurut Bloom dalam Notoatmojo
dengan kata lain dari hasil mendengar dan
(2005), pengetahuan merupakan salah
melihat.
satu
Salah
satu
strategi
untuk
domain
terbentuknya
perilaku.
memperoleh perubahan perilaku menurut
Perilaku
WHO yang dikutip di Notoatmojo adalah
pengetahuan yang baik akan lebh awet
dengan
daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pemberian
informasi
meningkatkan
pengetahuan
menimbulkan
kesadaran
untuk
sehingga dan
yang
pengetahuan.
pada
dengan
Hubungan
tingkat
pengetahuan tentang manajemen laktasi
akhirnya orang akan berperilaku sesuai
dengan
dengan
dipengaruhi
pengetahuannya
didasari
tersebut.
perilaku oleh
pemberian
ASI
pendidikan
ibu,
Perubahan perilaku yang baik sangat erat
pengalaman menyusui sebelumnya dan
hubungannya dengan pengetahuan yang
keterpaparan dengan sumber informasi
dimiliki oleh seseorang tersebut sehingga
seperti media massa, petugas kesehatan,
semakin
dan kontak dengan kelompok ibu yang
baik
pengetahuannya
maka
semakin baik pula perilakunya (Sari, 2009).
sudah berhasil menyusui.
.
Hasil
penelitian
Setyowati
&
Khilmiana (2010) menunjukkan bahwa
D. SIMPULAN 1. Karakteristik responden ibu menyusui di
Ada kecenderungan bahwa ibu yang
Desa
memiliki pengetahuan yang lebih banyak
berdasarkan umur responden yang paling
akan memberikan ASI eksklusif kepada
banyak adalah usia 26-35 tahun yaitu 25
bayi mereka. Sebaliknya ibu dengan
orang (50%) dan semua berjenis kelamin
pengetahuan yang rendah mengenai ASI
perempuan dengan jumlah 50 responden.
akan
kurang
mau
memberikan
ASI
Kenorejo
2. Tingkat
Polokarto
pengetahuan
ibu
Sukoharjo
tentang
eksklusif kepada bayinya. Dalam hal ini
manajemen laktasi di Desa Kenorejo
pendidikan merupakan salah satu faktor
Polokarto Sukoharjo yang paling banyak
yang mempengaruhi tingkat pengetahuan
adalah SMA yaitu sebanyak 30 orang
seseorang.
(60%).
Tingkat pengetahuan yang
tinggi ikut menentukan mudah tidaknya ibu untuk memahami dan menyerap informasi tentang ASI eksklusif. Semakin
3. Perilaku ibu dalam pemberian ASI di Desa
Kenorejo
Polokarto
Sukoharjo
paling banyak adalah cukup yaitu 30 responden (60%). 4. Ada
hubungan
tentang
7. 8.
tingkat
manajemen
pengetahuan
laktasi
dengan
9.
perilaku ibu dalam pemberian ASI di Desa Kenokorejo Polokarto Sukoharjo
10. 11.
DAFTAR PUSTAKA 1.
2.
3. 4. 5. 6.
Depdiknas.(2008). KBBI Daring.Dipetik Agustus 07, 2013.Dari Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. http://bahasa.kemdiknas.go.id/vkbbi/in dex.php Depkes. RI. (2005). Kebijakan Depkes tentang Peningkatan Pemberian ASI Pekerja Wanita. Jakarta: Pusat Kesehatan Kerja Depkes RI. Dinas Kesehatan. (2008). Profil Kesehatan Jateng. Kristiyana Sari, W. (2009).ASI, Menyusui dan Sadari. Yogyakarta: Nuha Medika. Notoatmojo S. (2005). Metodologi penelitian Kesehatan.Jakarta : Rieneka Cipta. Notoatmojo S. (2007). Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perubahan Perilaku.Yogyakarta : Andi Offset.
12. 13.
14.
15.
Notoatmojo, S. (2007).Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmojo, S. (2010).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Proverawati, A, Eni, R. (2010).Kapita Selekta ASI dan Menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika. Purwanti, H.S. (2004). Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Jakarta: EGC. Sugiyono, (2013).Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.Bandung : Alfabeta. Sugiyono.(2004). Metode Penelitian Administrasi.Bandung : Penerbit Alfabeta. Sari, Maya Maulda.2009.Pengaruh Penyuluhan Manajemen Laktasi Terhadap Pengetahuan dan Sikap Bidan Tentang Manajemen Laktasi di Kecamatan Peusangan Kabupaten Birauen.Skripsi.Medan.Universitas Sumatra Utara Suradi, R. (2010). Ikatan Dokter Anak Indonesia: Indonesia Menyusui. Badan Penerbit: IDAI. Wawan, Dewi. (2011). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dsan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.