1
2
[ SAPA REDAKSI ] Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Hamidan lillahi tabaraka wa ta’ala wa mushalliyan ‘ala rasulillahi . Amma ba’du. Iblis telah menjadi musuh utama manusia sepanjang masa sejak ia memproklamirkan diri untuk menyesatkan manusia dengan segala cara dari depan, belakang, samping kiri dan kanan. Dengan segala kelemahan atau keterbatasan yang dimilikinya, muslimah menjadi salah satu target operasi iblis. Penggelinciran kaum muslimah ditempuhnya dengan cara yang cantik, yakni membungkus kemaksiatan seolah tampak baik di hadapan kaum muslimah. Upaya masif itu dilakukan untuk menjadikan kaum muslimah mengikuti pemikirannya (pemikiran diabolis). Muslimah harus mandiri, bebas dari kungkungan laki-laki. Muslimah bebas bekerja, seperti halnya laki-laki. Bebas memilih mode pakaian, bebas menikah dengan siapa (perempuan atau laki-laki), bebas memilih hamil atau tidak, dan sebagainya. Pemikiran itu seolah benar, padahal berpotensi menggelincirkan. Persoalan inilah yang coba kita angkat dalam Fokus Utama kali ini. Semoga menyadarkan kita, utamanya muslimah para pembaca majalah Al-Haromain, untuk selalu waspada dan tidak terpengaruh terhadap pemikiran diabolis semacam ini. Demikianlah fokus utama majalah kita edisi kali ini. Semoga memberikan semangat kepada para pembaca sekalian untuk berkiprah dalam perjuangan ini. Kritik dan saran para pembaca tetap kami tunggu untuk perbaikan majalah ini. Bisa disampaikan via email kami. Redaksi
Distributor Majalah Al Haromain MALANG RAYA : Jl. Surapati No. 96 Ngaglik Batu Malang, Telp. 085100110070; KAB. JOMBANG: Ust. Muhim Kamaludin, Jl. KH. Abdul Wahab Chasbullah, RT03/RW01 No.09, Tambak Beras, Tambak Rejo, Jombang. (081334135665); KAB. TULUNGAGUNG : Pesantren Darussalam, Jl. Panglima Sudirman VII/36L Tulungagung (a.n Ust. Karim, Hp. 081334782076); KAB. KEDIRI: Jln. Mawar No. 4A RT11 RW14 Mangunrejo Tulungrejo Pare Kediri 64212 (Ust. Noufal 085895144445); KOTA KEDIRI : Jl. Penanggungan 47 B, Kediri (a.n. Dedy Eko, HP. 08125924368); KAB. GRESIK: Jl. Dr. Wahidin Soedirohusodo No. 59, Gresik Telp. 08123196461; KAB. PAMEKASAN : Pesantren Darul Hijrah, Pamekasan Madura (a.n. Ust. Mahdi Hp : 085230780996); KAB. PONOROGO : MTs. Al Imam Jl. Trenggalek Ds. Sawo, Kec. Sawo (Telp. 085235530354); KAB. LAMONGAN: Jl. Raya Mantup KM.13 Desa Puter, Kec. Kembang Bahu. (Heru, Telp. 085732916701); KAB. BOJONEGORO : Jl. Hartono No. 8 (Belakang Bank Jatim) Telp. 081515913717; SUMEDANG : PP. Terpadu Adzkiya Mansyaul Hikam, Dsn Cipatat Ds. Sekarwangi Kec. Buahdua Sumedang Jabar. Telp. 082130521107 (Ust. Dede Djaelani); KAB. TUBAN : Jl. Mutiara I Blok A-13 Perum Bukit Karang Tuban 082131561051 (Ust. Thalib); YOGYAKARTA : Jl. Stasiun No.15 Kembang Baru Maguhardjo, depok, Sleman, 085877168779 (Ust. Muchsin Kasdi); BATAM : Perum Taman Hang Tuah Blok B-3 No. 1 Baloi Permai Batam Kota, Riau Hp. 08127728059 (Ust. Dhoifi). KAB. TRENGGALEK : Jl. Supriyadi No. 9 Surondakan; KAB. BANGKALAN : Pesma Al Kayyis, Jl. Raya Telang Kamal Bangkalan (Ust. Angga : 081335466454), KAB. BANYUWANGI : Ust. Moh. Hayatul Ikhsan PP. Miftahul Ulum Jl.Raya Situbondo 101-102 Desa Bengkak Wonsorejo Banyuwangi 68453, Telp : 0333-7779165, Hp.0816591559; KAB. JEMBER : Perum Taman Gading Blok G No.2 Muktisari, Jl. Basuki Rahmad Jember, (Hadi Suwarno-Telp. 081330370760).
Penasihat K.H. M. Ihya Ulumiddin Indra Djati Sidi, Ph.D. Drs. R. Arif Wibowo, M.Si. H. Djunaidi Sahal, S.Ag. Prof. Dr. H. Nizarul Alim Drs. Soehardjupri, M.Si. Pemimpin Umum Handaka Indra S., S.Si. Pemimpin Redaksi Bahtiar H.S., CIFP Dewan Redaksi Handaka Indra S., S.Si. Bahtiar H.S., CIFP Masitha A.S., M.Hum. Staf Redaksi Masyhuda Al-Mawwaz, S.Pd.I. Muhim Kamaluddin, M.PI. Nanang Qosim, M.PI. Irwan Sani, SE, M.Pd.I. Administrasi Imam Syafi’i Desain Grafis Mohamad Musta’in Marketing & Iklan Imam S., Kahfi, Imam P, Nur W., Nizar, Sihabuddin Reporter Nuri Hermawan Majalah Al-Haromain diterbitkan oleh LAZIS AL-HAROMAIN Alamat Redaksi & Iklan Jl. Ketintang Barat I/27 Surabaya 60231 Telp. 031-58251469
[email protected] www.lazisalharomain.com
ISSN 2302-1055 Ukuran 25,5 x 17,5 cm Tebal 52 hal + cover Terbit Tiap awal bulan Format Majalah sumber : fuadnasar.wordpress.com
LazisAlHaromain
2AEB0645
@news_haromain
+6285230169991
3
[ DAFTAR ISI ] FOKUS UTAMA
Edisi 129 Rajab - Sya’ban 1438 H | April 2017
6
MUTIARA AL-QUR’AN
Dari Kan’an Menuju Mesir
http://fau2i.blogspot.com dan www.youtube.com
Upaya pelemahan ketaatan seorang muslim maupun muslimah menjadi target utama setan hingga ketaatan individu tersebut menjadi berkurang atau menjadi pseudo ketaatan (ketaatan palsu) atau bahkan hilang ketaatan. Ia membuat manusia silau dengan perbuatan maksiat dan selalu berusaha membuat kemaksiatan itu tampak baik sehingga manusia mencintai kemaksiatan. Waspadalah, karena hal itu seringkali dibungkus cantik dengan nama hak asasi manusia hingga menjadi komoditi yang sangat menarik, padahal pada dasarnya, dia mengelabui dan sekaligus merusak.
Allah mengutus sang kekasih-Nya itu, Rasulullah Muhammad , kepada umat manusia seluruhnya, Arab dan non Arab (ajam), agar mengajak mereka ke jalan-Nya dengan lima prinsip. Syahidan (sebagai saksi), Mubasysyiran (pemberi kabar gembira), Nadziran (pemberi peringatan), Daa’iyan (penyeru kepada Allah), Siraajan Muniira (cahaya yang menerangi). Kelimanya harusnya menjadi prinsip yang dipegang teguh para da’i.
28 s-media-cache-ak0.pinimg.com
SAPA REDAKSI .................................................. DAFTAR ISI ........................................................ FOKUS Teropong ....................................................... Membentengi Diri dari Berbagai Fitnah Reportase ...................................................... RITA HENDRAWATY SOEBAGIO, M.Si. INSISTS Jakarta “Membendung Bahaya Pemikiran yang Mengikis Identitas Muslimah”. KELUARGA Keluarga Sakinah ......................................... BIJAK mengatur Keuangan Keluarga Islami Lentera Ananda ............................................ Mengenal Bumi Kita : Air pada Daratan: Sungai. Karya Ananda ............................................... K ONSUL T ASI ONSULT Konsultasi Syariah ....................................... Seputar Gaya-gaya Rambut Konsultasi Kesehatan .................................. Skip Challenge MUHASABAH Tombo Ati ..................................................... Keteladanan Shalihin Menumbuhkan Kecintaan Kita Refleksi .......................................................... Agar Tidak Kembung Kesakitan dalam Lautan Nikmat Tuhan
4
3 4 5 10
NGAJI Telaah ZIS ..................................................... Taqwa itu Rutin Sedekah Mutiara Hadits .............................................. Kebahagiaan Sejati
20 24
RAGAM Profil .............................................................. 13 K.H. SAIFUDDIN ZUHRI (1919M-1986N), Kiai Pejuang yang Bersahaja dan Sederhana: Menjadi Simpul Kemerdekaan dan Berupaya Mewujudkan Nation Building
35
Entrepreneur ................................................. Bersama Menuju Kejayaan dan Kemenangan
26
49
Kelana ............................................................ Berkelana ala Tentara Garuda
32
Kolom Kita .................................................... Ketika Usia Tak Menjadi Penghalang Berjamaah di Masjid
31
50 16 18
Serba-serbi .................................................... 39 Hubungan Abuya As-Sayyid Muhammad bin Alawy Al-Maliki dengan Para Auliya’ Kaleidoskop .................................................. Daulah Fathimiyah
42
37
WAWASAN Zona Pendidikan .......................................... Hukuman bagi Anak Didik, Perlukah? Ekonomi Islam ............................................. Asuransi dalam Kacamata Islam
46
22 44
[ TEROPONG ]
Membentengi Diri dari Berbagai Fitnah
K
Maret ini kita dikejutkan dengan ita saat ini hidup di ditangkapnya salah satu artis zaman yang bergelimang muslim yang masih muda yakni fitnah. Sehingga rasanya RR putra seorang tokoh musik sulit sekali bagi kita untuk mengyang dikenal religius karena hindar dari fitnah tersebut. Jika kasus narkoba. Hal ini mengfitnah tersebut bersifat keduniagambarkan betapa remaja kita an,maka akibatnya semakin lama akan mengecil dan Handaka Indra S. begitu mudah terpengaruh oleh Direktur budaya orang-orang non muslim kemudian menghilang. Misalnya LAZIS AL-HAROMAIN tanpa mereka memfilternya. jika seseorang tertimpa musibah
[email protected] Dari sisi pemikiran, akhirkecelakaan, maka orang akhir ini muncul istilah “pemikirtersebut akan merasakan berat pada saat kejadian kemudian berkurang dan an diabolis”, yaitu pemikiran Iblis atau semua pemikiran yang merusak, tidak berakhirnya rasa sakit atau sedih itu pun akan aturan dan mengkacaukan tata nilai yang hilang. Nah, fitnah yang terjadi dewasa ini bersumber dari agama atau wahyu. Pemikiradalah fitnah agama, yaitu fitnah yang an diabolis menjadi sumber fitnah agama semakin lama akan semakin membesar yang nyata di zaman fitnah dewasa ini. Bebedampaknya dan semakin sulit dicari rapa contoh diantaranya adalah pemberdasolusinya. Fitnah agama ini terus digencaryaan perempuan yang berkedok kesetaraan kan oleh musuh-musuh Islam dalam gender, LGBT, trans gender, pemikiran berbagai bentuk dan berbagai cara. semua agama sama, pemikiran muslim Sebagai contoh saat ini siapa pun baik boleh memilih pemimpin non muslim, dan kiai, ustadz, atau orang awam tidak bisa lain-lain. Dari hasil pilkada DKI putaran lepas dari smartphone, dan acapkali tatkala pertama dimana Ahok yang notabene non kita mengklik tombol smartphone tanpa kita muslim mendapat suara 42,9% (16% dari harapkan tiba-tiba muncul gambar wanita suara non muslim dan 26,9% dari suara mengumbar aurat, bahkan nyaris telanjang. orang muslim) cukup menjadi bukti betapa Aneka macam aplikasi hiburan yang tiada guna (sampah) hampir tiap menit menggoda banyaknya pemikiran kaum muslimin yang sudah teracuni sehingga berani melanggar kita. Fitnah seperti ini menyasar semua larangan Allah dalam surat Al-Maidah orang dan dampaknya tidak bisa ayat 51 bahwa kaum muslimin dilarang diremehkan karena akan membesardan mengangkat atau menjadikan orang-orang kompleks akibatnya.Orang yang paling kafir sebagai pemimpin. rentan terhadap fitnah ini adalah kaum Agar kaum muslimin tidak larut di dalam muslimin yang awam terhadap agamanya, berbagai fitnah, kaum muslimin harus memwabil khusus para remaja. Mengapa remaja? bentengi dirinya yakni dengan senantiasa Energi yang kuat, pemberani yang selalu berpegang teguh pada agamanya dan ingin mencoba, dan kreativitas yang mewujudkan ukhuwah, sebagaimana seruan mendorong ingin tahu membuat remaja jika Allah ”Wa’tashimu bihablillahi jamii’a wala tidak didasari ilmu agama yang cukup akan tafarraquu”.Senantiasa mencintai kitab membuat remaja begitu mudah sucinya, senantiasa mencintai majelisterpengaruh aneka macam tawaran baik majelis ilmu,senatiasa mendekat pada para pemikiran, budaya, maupun perilaku. ulama yang mempunyai sanad keilmuan Dewasa ini baik di kota maupun di desa, yang jelas dan sambung pada Rasulullah . kita sering menyaksikan anak-anak remaja Dan senantiasa membaca do’a perlindungan dengan tampilan yang nyentrik, rambut dari 4 perkara, yaitu dari fitnah kubur, dari mode jabrik warna-warni, telinga betindik fitnah dajjal, dari fitnah hidup dan mati. sebelah,telinga berlubang lebar bak orang Semoga dengan upaya-upaya tersebut kita dayak, kulit bertato, dan lain sebagainya. semua diselamatkan Allah dari berbagai Mereka juga tak malu-malu melakukan fitnah dunia dan agama sehingga kita pergaulan bebas, narkoba dan minuman menjadi orang yang menang, aamiin. keras menjadi kebiasaannya. Pada akhir
5
[ FOKUS UTAMA ]
Diabolis
Pemikiran dalam Pelemahan Ketaatan Muslimah
U
Masitha Achmad Syukri Ketua DPP Anshoriyyah Yayasan Persyada Al Haromain Dosen Linguistik Dept. Sastra Inggris Fak. Ilmu Budaya UNAIR
forums.spacebattles.com
[email protected]
6
paya pelemahan ketaatan seorang muslim maupun seorang muslimah sudah tentu menjadi target utamasetan untuk dilakukan hingga ketaatanindividu tersebut menjadi berkurang atau menjadi pseudo ketaatan (ketaatan palsu) atau bahkan hilang ketaatan. Beriman tanpa ketaatan telah terjadi pada iblis. Iblis tidak mengingkari Allah, tapi dia sombong dan membangkang terhadap perintah Allah sehingga dilaknat oleh Allah. Sudah menjadi target Iblis untuk selalu berusaha membuat manusia mengikuti pemikirannya (pemikiran diabolis), wataknya, dan atau perilakunya melalui pemikirannya agar bersama dia manusia
masuk neraka.Diabolis berasal dari bahasa Yunani diabolos yang bermakna iblis. Menurut Dr. Syamsudin Arif dalam bukunya ‘Orientalis dan Diabolisme Pemikiran’ tahun 2008, diabolism bermakna pemikiran, watak, dan berperilaku ala iblis atau setan ataupun bentuk pengabdian kepadanya. Dalam upayanya tersebut, iblis membuat manusia silau dengan perbuatan maksiat. Dia selalu berusaha membuat kemaksiatan itu tampak baik sehingga manusia mencintai kemaksiatan.Artinya, logika berpikir manusia diputarbalikkan hingga terjadi kesalahan logika (logical fallacy) dalam memandang perbuatan salah mereka menjadi perbuatan (seolah) benar mereka.
Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma’siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya.”(Q.S.Al-Hijr [15]: 39; juga pada Q.S. Al-An’am [6]: 43; dan Q.S. An-Nahl [16]: 63). MENGENALI PEMIKIRAN DIABOLIS PELEMAH KETAATAN MUSLIMAH DALAM KONTEKS KEKINIAN Dengan karakter dasar iblis di atas, dapat dikatakan mudah untuk mengenali pemikiran diabolis. Pada intinya, pengingkaran terhadap perintah dan larangan yang sudah disampaikan dalam Al-Qur’an secara nyata adalah realisasi bentuk pemikiran diabolis. Pengingkaran tersebut kemudian dipoles sehingga tampak sebagai sebuah kebenaran yang harus diterima dan dilaksanakan melalui penafsiran yang liberal dan sesuai dengan kehendak mereka sendiri. Pemikiran diabolis yang harus benar-benar diwaspadai seringkali dibungkus cantik dengan nama hak asasi manusia dan disebarkan secara massif dan berkelanjutan ke berbagai lini masyarakat. Dengan bungkus tersebut dia menjadi komoditi yang sangat menarik padahal pada dasarnya, dia mengelabui dan sekaligus merusak. Secara khusus, terkait dengan kehidupan dan atau ketaatan muslimah, kita coba cermati pemikirandan target gerakan kaum feminis radikal dan atau kaum LGBTIQ (Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender, Intersexual, Queer). Lesbian dan atau homoseks bukan kategori perilaku seks yang menyimpang. Pernikahan dan atau
keluarga tidak selalu harus antar heteroseks, tetapi bisa juga antar homoseks ataupun antar lesbian. Perempuan harus mandiri, yakni bebas tidak terikat dan tertindas oleh laki-laki. Perempuan bebas untuk bekerja, tak ada yang boleh menghalangi keinginan bekerja kaum perempuan. Perempuan bebas memilih model pakaiannya dan bebas untuk selalu tampil cantik dimanapun dan kapanpun. Perempuan bebas memilih menikah atau tidak menikah; jika memilih menikah, perempuan boleh menikah dengan laki-laki ataupun dengan perempuan. Perempuan bebas memilih untuk memenuhi atau tidak memenuhi hasrat seksual suaminya; jika dipaksa, perempuan boleh melaporkannya sebagai bentuk pemerkosaan dalam rumah tangga oleh suami. Perempuan bebas memilih untuk hamil atau tidak hamil; jika memilih tidak hamil, perempuan boleh menggugurkan bayinya. Sepintas pemikiranpemikiran tersebut tampak sangat membela perempuan dan atau memperjuangkan hak-hak perempuan agar terbebas dari tekanan laki-laki sehingga mendapatkan dukungan dari berbagai pihak secara internasional,yang antara lainadalah dukungan dari WHO (Badan Kesehatan Dunia) pada 17 Mei 1990 yang secara resmi telah menyatakan bahwa lesbian/homoseksual bukan penyakit/gangguan kejiwaan serta dukungan
dana dari UNDP dan USAID selain dukungan untuk membuka ruang dialog tentang hak-hak LGBT di Indonesia. Bahkan, beberapa negara telah melegalkan perkawinan sejenis, yakni negara Belanda (2000); Belgia (2003); Kanada dan Spanyol (2005); Afrika Selatan (2006); Norwegia (2006); Swedia (2009); Islandia, Portugal dan Argentina (2010); Denmark (2012); Uruguay, Selandia Baru, Brasil, Perancis, Inggris dan Wales (2013); Skotlandia dan Luksemburg (2014); Finlandia, Irlandia, Greenland, dan Amerika Serikat (2015). Selain itu, perkembangan tehnologi dan informasi sangat memungkinkan gerakan LGBTIQ tersebut dilakukan secara massif dan tersistem sehingga berkembang menjadi tren budaya popular dan masuk tanpa filter. Media yang cukup ampuh untuk gerakan LGBTIQ disemua usia adalah melalui antara lain film, desain tas, emoticon, dan kartun untuk anak yang diproduksi Nickelodeon, Cartoon Network, dll. yang ternyata bertarget memperkenalkan keberagaman orientasi seksual sejak dini, misalnya Teletubbies, Spongebob, The legend of Korra (book 4), The Simpsons, Sailor Moon (How to Train Your Dragon 2), Shingeki no Kyojin, the Loud House, Charlie, Clarence, dan sebagainya. Secara khusus, mereka juga melakukan pemutarbalikan logika berpikir secara massif pula. Terhadap pihakpihak yang berseberangan dengan mereka (yakni para kaum heteroseks), justru mereka sebut sebagai pihak homophobia (istilah ini pertama kali dipergunakan oleh Kenneth Smith pada tahun 1971), yakni berbagai sikap negatif (antipati,
7
penghinaan, prasangka, kebencian, dan ketakutan irasional) terhadap homoseksualitas atau orang yang diidentifikasi sebagai gay atau lesbian. Ironisnya, mereka nyatakan bahwa pihak homophobia memiliki kecenderungan menjadi homoseks serta merayakan IDAHO atau International Day against Homophobia (Hari Melawan Homophobia Internasional) pada setiap tanggal 17 Mei yang diikuti oleh seluruh organisasi advokasi homoseksual di dunia. Di Indonesia, kaum LGBTIQ juga mengadakan perluasan gerakan yang cukup intens. Dialog Komunitas LGBTIQ Nasional Indonesia yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali, Indonesia pada bulan Juni 2013 menghasilkan 22 rekomendasi dengan rincian7 rekomendasi untuk Organisasi dan Komunitas LGBT di Indonesia, 11 rekomendasi untuk Pemerintah Republik Indonesia, 4 rekomendasi untuk Lembagalembaga Multilateral dan Bilateral dengan tujuan agar: Diperoleh pengakuan secara resmi tetang keberadaan kelompok LGBT sebagai bagian integral dalam masyarakat Indonesia, serta menghargai dan melindungi HAM kelompok LGBT yang setara dengan warga Indonesia lainnya; Dilakukan pengarusutamaan permasalahan hak asasi manusia dan orientasi seksual serta identitas gender di lingkungan lembaga-lembaga nasional serta sektor swasta; Dilakukan pengarusutamaan permasalahan orientasi seksual serta identitas gender ke dalam kurikulum pendidikan nasional, mulai dari
8
tingkat sekolah lanjutan: Didorong kegiatan pendidikan tentang orientasi seksual dan identitas gender serta hak asasi manusia di lingkungan komunitas LGBTIQ dan kepada orang tua serta keluarga, baik melalui organisasi LGBTIQ maupun organisasi hak asasi manusia dan pendidikan nonLGBTIQ di tingkat nasional maupun daerah, dengan melibatkan lembaga hak asasi manusia dan lembaga hukum. Mereka juga aktif menyuarakan perubahan beberapa regulasi yang mereka anggap diskriminatif terhadap LGBTIQ, antara lain misalnya perubahan terhadap: UU Perkawinan No. 1/1974 yang mendefinisikan perkawinan harus antara laki-laki dan wanita. UU No. 44 tahun 2008 tentang Pornografi yang menyebutkan homosexual adalah persenggamaan yang menyimpang (abnormal) Fatwa MUI no. 57 tahun 2014 tentang Lesbian, Gay, Sodomi, dan Pencabulan yang mengharamkan LGBT serta menyerukan berbagai hukuman, dari cambuk hingga hukuman mati, untuk para kaum homoseksual. Kaum LGBTIQ sangat memanfaatkan dunia perguruan tinggi untuk mempropagandakan LGBTIQ karena memberi kesempatan yang cukup luas untuk mendiskusikan ihwal LGBTIQ dalam ranah ilmiah harus bebas nilai menurut mereka. Karena paparan terus-menerus pada pemikiran-pemikiran tersebut, dukungan akademisi pun
diperoleh, misalnya melalui penerbitansebuah buku yang berjudul ‘Indahnya Kawin Sesama Jenis: Demokratisasi dan Perlindungan Hak-Hak Kaum Homoseksual’ tahun 2005 yang merupakan kumpulan artikel di Jurnal Justicia Fakultas Syariah IAIN Semarang. Dalam buku tersebut, dinyatakan bahwa pengharaman nikah sejenis merupakan kebodohan umat Islam yang memahami ajaran agama sebagai doktrin tanpa mengkajinya secara kritis. Bahkan dinyatakan juga bahwa yang terjadi pada kaum Nabi Luth dalam Q.S. Al-A’raf [7]: 80-84 tidak dapat dipisahkan dari kepentingan Nabi Luth yang gagal menikahkan putri-putrinya dengan dua laki-laki yang kebetulan homoseks. Untuk bencana alam terjadi padadasarnya adalah bencana alam biasa, tapi karena masyarakat dulu sangat tradisional dan mistis, mereka menghubunghubungkannya sebagaiadzab bagi kaum Nabi Luth. Selain itu, di dalam wawancara dengan Jurnal Perempuan edisi Maret 2008, Prof. Dr. Musdah Mulia dari UIN Jakarta, menyatakan bahwa Allah hanya melihat taqwa, bukan orientasi seksual manusia. Menurut beliau, “Menarik sekali membaca ayat-ayat AlQur’an soal hidup berpasangan (Ar-Ruum 21; Adz-Dzariat 49, dan Yasin 26). Di sana tidak dijelaskan soal jenis kelamin biologis, yang ada hanyalah jenis gender (jenis kelamin sosial). Artinya, berpasangan itu tidak mesti dalam konteks hetero, melainkan bisa homo dan bisa lesbian. Maha suci Allah yang menciptakan manusia dengan orientasi seksual yang beragam.”
http://fau2i.blogspot.com dan www.youtube.com
DAMPAK PEMIKIRAN DIABOLIS TERHADAP KETAATAN MUSLIMAH Feminism radikal menganggap bahwa dalam keluarga (antar heteroseks), perempuan (baca istri) adalah pihak pemuas nafsu laki-laki (baca suami). Kehidupan rumah tangga selalu dianggap kaum feminis sebagai institusi yang mengukuhkan dominasi kaum laki atas diri perempuan karena perempuan hanya berada pada wilayah domestik, yakni antara tempat tidur, dapur, dan juga sumur. Akibatnya, tidak sedikit muslimah yang tampak mulai gamang untuk menikah atau berkeluarga. Terkait dengan itu, feminist radikal menyatakan bahwa perempuan dapat hidup dan memuaskan seksnya tanpa laki-laki dan bisa berkeluarga tanpa lakilaki, tapi dengan perempuan. Pandangan inilah yang melahirkan perilaku seks menyimpang antar perempuan, yakni lesbian yang juga tidak sedikit perempuan muslimah yang berperilaku seksual seperti itu (naudzubillah). Bahkan beberapa akhirnya memilih tidak menikah,
atau memilih sebagai wanita karier dengan pakaian yang membuka aurat ataupun berjilbab tapi dengan pakaian sangat ketat dengan make-up wajah yang sangat mencolok (atau menggoda), serta bergaul bebas dengan lakilaki. Berkerudung atau berhijab adalah sebuah bentuk ketaatan, tetapi tidak sedikit kemudian yang menodainya dengan perilakuperilaku yang merendahkan kemuliaan perempuan, misalnya berjilbab tapi juga merokok, berjilbab tapi juga bermesraan dengan lelaki (yang bukan suaminya dan dilakukan di depan umum lagi). Dengan lain kata, tampaknya mereka taat sekaligus bermaksiat dan bahkan mereka bersikap masa bodo dengan kemaksiatan yang telah dilakukannya. BAGAIMANA SEHARUSNYA MUSLIMAH BERSIKAP? Terhadap pemikiran diabolis, muslimah tidak seharusnya menerima begitu saja pemikiran Barat, apalagi jelas-jelas berlawanan dengan ajaran Islam. Mereka harus bersikap kritis dan terus
meningkatkan kewaspadaan terhadap pemikiran diabolis yang sangat mengancam ketaatan mereka kepada Allah. Ketaatan muslimah adalah ketaatan terhadap perintah dan larangan Allah secara utuh dan menyeluruh; bukan ketaatan semu, yakni dengan menggabungkan ketaatan kepada Allah dan ketaatan terhadap setan (menyetujui dan ikut menyebarluaskan pemikiran diabolis) yang tentu saja itu tidak bisa dibenarkan. Muslimah harus terus belajar dan mengkaji tentang Islam dari guru yang memiliki ilmu yang mendalam dengan jalur keilmuan yang bersambung kepada Rasulullah serta memiliki ghairah Islam yang tinggi, yakni menegakkan kalimat Allah di muka bumi. Dengan menetapi dan selalu berupaya meningkatkan ketaatan yang sesungguhnya kepada Allah, insyaAllah kebahagiaan di dunia dan di akhirat akan dapat diperoleh. Wallahu a’lam bish-shawab.
9
[ REPORTASE ] RITA HENDRAWATY SOEBAGIO, M.Si. Peneliti INSISTS Jakarta dan Ketua Aliansi Cinta Keluarga (AILA)
H
ari ini kita disuguhkan dengan beragam pemikiran-pemikiran yang mengikis identitas sejati seorang muslimah. Beragam upaya dan cara semakin hari terlihat semakin gencar, ada yang terlihat secara terang-terangan, ada pula
yang terlihat masif. Untuk mengetahui bagaimana cara membendung pemikiranpemikiran yang mengikis identitas seorang muslimah, reportase Majalah Al Haromain berkesempatan mewawancarai Ibu Rita dari INSISTS Jakarta. Berikut petikan wawancaranya.
Secara sederhana, seperti apa idealnya seorang muslimah itu? Muslimah ideal secara sederhana adalah seperti yang digambarkan oleh Allah dalam Al Quran. Dalam Surat An Nisa ayat 34 disebutkan, bahwa wanita yang salehah adalah yang taat kepada Allah. Maka dengan demikian, dalam kedudukan sebagai apapun baik sebagai anak, istri, ibu, atau hamba Allah secara umum, perempuan terikat dengan berbagai aturan Allah yang akan menjaga harkat dan martabatnya sebagai seorang perempuan.
www.cristianosgays.com
10
Menurut Ibu, siapa pelaku yang sering membuat pemikiran tersebut, akademisi, ulama, pemerintah, atau cendekiawan? Mengapa mereka demikian? Pemikiran seperti kesetaraan gender pada dasarnya disebarkan oleh banyak kalangan secara sistematis. Para akademisi dan cendekiwan menyebarkan melalui berbagai konsep kajian wanita di perguruan-perguruan tinggi. Sementara itu para birokrat pemegang kebijakan membuat berbagai regulasi yang memberikan karpet merah tersebarnya konsep ini. Dan terakhir, tidak sedikit para Ulama yang kemudian menjadi pendukung konsep ini dengan memberikan penafsiran-penafsiran baru
www.slideshare.net
Bagaimana pandangan ibu mengenai bahaya pemikiranpemikaran yang mengikis identitas seorang muslimah itu? Berbagai gerakan pemikiran yang berakar di Barat, telah mencabut fitrah perempuan dari akarnya. Atas nama pemberdayaan perempuan dan persamaan hak diantara laki-laki dan perempuan, perempuan semakin dijauhkan dari fitrahnya. Hal ini mau tidak mau juga turut mengikis jati diri sebagai seorang muslimah, terutama bagi mereka yang tidak cukup memahami kedudukan seorang perempuan dalam Islam. Banyak muslimah yang terperdaya oleh berbagai nilai yang ditawarkan Barat, yang tanpa disadarinya sebenarnya sedang menjauhkan dirinya dari fitrah yang sejati dan berujung pada gugatannya akan berbagai ketaatan kepada Allah .
terhadap teks Quran dan Hadits demi memberikan legitimasi terhadap konsep kesetaraan gender. Bagaimana cara pemikiran tersebut digunakan untuk melemahkan ketaatan seorang muslimah? Karena pemikiran ini disebarkan dengan cukup sistematis, maka banyak muslimah yang terpapar konsep keseteraan gender dari berbagai kondisi. Berbagai media penyebaran menjadi alat terpaparnya muslimah dengan konsep ini. Dari level yang stratgeis seperti dalam bentuk perundangan ataupun kurikulum yang berbasis gender sampai pada mediamedia gaya hidup atau tontontan. Maka sekali lagi mualimah harus mampu untuk berpikir mendalam agar tidak terjebak dalam pemikiran yang disebarkan secera masif dan strategis. Sebagai seorang muslimah, apa yang harus dilakukan untuk melawan dan membendung bahaya pemikiran tersebut?
Pada masa ini, seorang muslimah disamping harus memiliki pemahaman yang utuh tentang agama yang dianutnya yang meliputi seluruh cabang ilmu dari agama Islam. Tidak kalah pentingnya adalah muslimah juga memiliki bekal pengetahuan tentang berbagai konsep pemikiran yang berakar di Barat, sebagai bentuk mewaspadai berbagai nilai-nilai yang akan merusak dan mengikis identitasnya sebagai seorang muslimah yang taat kepada Allah . Jika harus melawan dengan pemikiran juga, lantas pemikiran apa yang tepat? Disamping kembali mendalami ajaran Islam dari berbagai ulama yang lurus, saya kira konsep pemikiran yag digagas banyak para pemikir Islam bisa menjadi salah satu alternatif dalam mengatasi problem dalam dunia pemikiran, khususnya yang menimpa para muslimah dengan gelombang konsep feminisme dan keseteraan gendernya. Islamic worldview yang dikenalkan
11
tokoh cendekiawan muslim, Prof Naquib Alatas bisa memberikan bekal bagaiamana jati diri seorang muslim dalam bingkai adab yang lurus serta membangun sikap kritis dalam mencermati berbagai konsep yang datang dari Barat. Selanjutnya, bagaimana peran lembaga atau pihak yang mempunyai peran sentral untuk melawan atau paling tidak mengurangi dampak dari pemikiran tersebut? Lembaga-lembaga khususnya yang dimiliki oleh pemerintah ataupun organisasi keummatan memang diharapkan dapat mengatasi serangan konsep pemikiran yang tidak sesuai dengan nilai budaya dan agama, namun sayangnya saat ini tidak sedikit lembaga
12
ini sudah terkena virus konsep pemikiran yang merusak. Dengan demikian tidak ada jalan lain selain terus membongkar pemikiran yang merusak ini dengan melakukan sosialisi kritik terhadap konsep yang merusak terhadap berbagai lembaga strategis yang kita miliki. Adakah saran untuk muslimah awam yang sering ikut arus pemikiran tersebut? Untuk para muslimah, kembalilah mendalami ajaran Islam dengan sungguhsungguh, sehingga dengan demikian kita memiliki kemampuan untuk mencermati berbagai fenomena yang terkait dengan peran dan posisi muslimah dalam kehidupan masyarakat. Muslimah bisa berkirprah dimanapun tanpa
terseret arus pemikiran yang justru akan mencabut fitrah sebagai muslimah yang sejati. Terakhir, bagaimana cara menyadarkan muslimah yang sudah termakan pola pemikiran tersebut? Bagi mereka para pengusung konsep kesetaraan gender atau feminisme, cobalah kembali merenungkan makna dan hakita sebagai seorang perempuan yang sesungguhnya, apakah jalan yang ditempuhnya benarbenar telah membuat dirinya atau perempuan lainnya benar-benar merasakan kebahagian yang sejati. Karena bagi kami kebahagiaan sejati tetap ada dalam ketaatan dan keterikatan dengan Rabb sang penciptanya.
[ PROFIL ] K.H. SAIFUDDIN ZUHRI (1919M-1986N) Kiai Pejuang yang Bersahaja dan Sederhana;
http://simbi.kemenag.go.id
Menjadi Simpul Kemerdekaan dan Berupaya Mewujudkan Nation Building
MENGENAL SOSOK KIAI SEJARAWAN iai Saifuddin Zuhri adalah seorang kiai sejarawan. Penulis beberapa buku monumental. Mantan menteri agama RI inilah yang pertama kali memperkenalkan pendekatan etnografis di awal 1970-an tentang kiai dan pesantren.
K
Pada awal perjuangan kemerdekaan, banyak sosok pejuang dan pejabat yang tidak pernah memikirkan materi untuk pribadi. Pada pejabat ini justru berlombalomba memberikan kontribusi terbaiknya bagi bangsa dan negara. Salah satunya K.H. Saifuddin Zuhri yang dikenal sebagai pejuang, pemuka
agama, sekaligus menteri agama yang terkemuka. Beliau telah terlatih untuk hidup sederhana dan bersahaja. Ibunya seorang perajin batik yang merupakan anak dari tokoh agama, sedangkan bapaknya dari seorang petani yang baik. Beliau ulama yang aktif di organisasi NU yang kemudian menghantarkannya menjadi Menteri Agama RI serta banyak melakukan gebrakan terutama dalam proses penerjamahan Al-Qur’an. Beliau dilahirkan pada 1 Oktober 1919 di Kawedanan Sokaraja Tengah Banyumas, Jawa Tengah dari pasangan Mohammad Zuhri dan Siti Saudatun. Ia dilahirkan dari keluarga yang sederhana. Meskipun demikian, orang tua Saifuddin memilik obsesi yang sangat besar. Mereka mengharapkan agar Saifuddin kelak dapat menjadi “orang besar”. Sejak kecil, Saifuddin Zuhri sudah dididik ilmu agama di daerah kelahirannya sendiri. Setelah itu, beliau melanjutkan sekolah ke Madrasah Pesantren Salafiyah Jamsaren Solo, selama hanya tiga bulan. Terakhir, beliau masuk lembaga Pendidikan Al-Islam, juga di Solo. PERAN DAN JASA PADA UMAT Kiai Saifuddin Zuhri mengawali perjuangannya di dunia pendidikan dengan membentuk lembaga pendidikan modern bernama
13
Tengah Selatan dan Majelis Konsul NU Jawa Tengah, serta komandan Hizbullah Kedu, K.H. Saifuddin Zuhri melakukan perlawanan untuk mengusir penjajah Belanda yang ingin kembali mencaplok NKRI yang baru seumur jagung pada 1945. Dalam bidang akademis, Kiai Saifuddin pernah diangkat menjadi Guru Besar IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, dan Rektor IAI Al-Kaidah. Kontribusi lain yang sangat berarti bagi NU adalah penyediaan bahan penulisan sejarah NU pada umumnya. Beliau banyak membuat catatan sejarah yang berupa kesaksian terhadap peristiwa yang dilihat dan dialami sendiri. Catatan-catatan hariannya terbit menjadi buku dalam jumlah yang sangat banyak. Selain itu masih banyak artikel lepas di berbagai media dan makalah seminar serta pidato yang belum diterbitkan. Semuanya menjadi sumber yang sangat penting sehingga menjadi bahan telaah yang tak habishabisnya bagi para penulis
sejarah. Keunggulan Kiai Saifuddin dibanding penulis atau sejarawan NU lainnya ialah beliau mampu melukiskan tokoh-tokoh yang ditulisnya sebagai sosok yang hidup, karena semuanya disaksikan sendiri. Beliau bisa bersentuhan langsung dengan para tokoh NU seperti Kiai Hasyim Asy’ari, Kiai Wahab Hasbullah, Kiai Wahid Hasyim, bahkan Jenderal Sudirman. Beliau mampu mendeskripsikan sikap dan gaya kepemimpinan mereka ke dalam spiritualnya, sampai strategi perjuangannya. Beliau juga mampu menggambarkan gerak batin dunia pesantren serta gelora perjuangannya dalam gerakan revolusi kemerdekaan. BAKAT MENULIS DAN KARYA TULISNYA Bakat menulisnya disalurkan dengan menjadi koresponden penulis beberapa majalah, antara lain; Berita Nahdhatul Ulama, Suluh Nahdhtaul Ulama, dan
id.wikipedia.org
Islamtisch Westerse School. Pengabdiannya terhadap NU juga dibuktikan dengan menyumbangkan hektaran tanah pada organisasi ini, serta gigih mengembangkan NU di kalangan pedesaan dan di lingkungan kaum pergerakan. Dengan jalinan komunikasi yang luas, maka dalam usia muda Kiai Saifuddin telah menjadi simpul gerakan kemerdekaan di Purworejo. Beliau menjadi “nara sumber politik” utama di daerahnya, sehingga tidak sedikit kiai dan tokoh politik yang harus bertanya kepadanya tentang persoalan politik dan agama. Pada awal revolusi kemerdekaan, beliau berjuang mengusir penjajah sebagai bentuk pengamalan ajaran agama untuk mempertahankan tanah air tercinta (hubbul wathan minal iman). Mungkin tak banyak yang tahu kiprah perjuangan K.H. Saifuddin Zuhri karena memang tak terungkap dalam buku pelajaran sejarah di bangku sekolah. Jabatan sebagai ketua Ansor Daerah Jawa
Penyerahan gelar Doctor Causa Kepada Presiden Soekarno oleh KH. Saifuddin Zuhri tahun 1965
14
Suara Ansor. Tradisi menulis tampaknya telah menyatu pada diri beliau. Buku-buku karya beliau antara lain: · Palestina dari Zaman ke Zaman (1947) · Agama Unsur Mutlak dalam National Building (1965) · K.H. Wahab Hasbullah, Bapak Pendiri NU (1972) · Guruku Orang-Orang dari Pesantren (1974) · Kaleidoskop Politik Indonesia (3 jilid; 1981) · Unsur Politik dalam Dakwah (1982) · Secercah Dakwah (1983) · Berangkat dari Pesantren (rampung menjelang akhir hayat) · Sejarah Kebangkitan Islam dan Perkembangannya di Indonesia (1974) Pada tanggal 17 Februari 1962, tepat pada hari Jum’at. Kiai Saifuddin diminta menghadap ke Istana Merdeka. Presiden Soekarno meminta beliau agar menjadi Menteri Agama, menggantikan K.H. Wahib Wahab yang mengundurkan diri. Permintaan ini tidak serta merta diambil oleh Kiai Saifuddin Zuhri, tetapi
beliau justru meminta pendapat terlebih dahulu kepada beberapa tokoh penting di NU, khususnya K.H. Wahab Hasbullah dan K.H. Idham Kholid. Setelah bertemu dengan tokoh-tokoh tersebut, semua mendukung permintaan Bung Karno untuk mengangkat beliau menduduki posisi Menteri Agama periode kesepuluh pada tahun 1967. Masih pada tahun 1962, di akhir tahun, Kiai Saifuddin membentuk lembaga penerjemahan Al-Qur’an yang baik. Sejak itu dimulailah penerjemahan Al-Qur’an untuk menghasilkan terjemahan Al-Qur’an yang baik, yang sekarang menjadi “Al-Qur’an dan Terjemahnya” Kementerian Agama RI. Penerjemahan ini dilakukan sekitar tiga tahun, yaitu pada 1963-1965. MEWUJUDKAN NATION BUILDING (PEMBANGUNAN BANGSA) Ketika menjabat sebagai Menteri Agama, Kiai Saifuddin juga berupaya untuk mengembangkan IAIN. Upayanya membuahkan hasil, IAIN berkembang di sembilan
provinsi, masing-masing memiliki cabang di kota dan kabupaten. Menurut pemikirannya, IAIN harus menjadi perguruan tinggi yang memiliki kedudukan strategis dalam rangka mewujudkan tesis agama sebagai unsur mutlak nation building (pembangunan bangsa). “Menjadi kewajiban pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan rakyat melalui pendidikan dan pengajaran. Dalam sistem pendidikan kolonial tempo dahulu, hanya segolongan masyarakat kecil yang diuntungkan oleh sistem itu, dengan menikmati berbagai fasilitas dan sarana yang baik. Sementara masyarakat Islam yang mayoritas itu dibiarkan dalam kebodohan.” Beliau wafat pada tanggal 25 Februari 1986. Perjuangan dan karya-karya beliau akan senantiasa abadi di dalam bilik sanubari umat Islam bertahun-tahun lamanya. Tak salah jika dikatakan, “Tinta para ulama itu sebanding dengan darah para syuhada”. Disarikan dari berbagai sumber.
Pemberitahuan...!
Kenaikan Harga Majalah Al Haromain Sehubungan dengan semakin membesarnya biaya produksi majalah Al Haromain, maka per April 2017, harga majalah untuk donatur naik menjadi Rp. 7.000,-/exp 7.000,-/exp, dan untuk umum Rp. 12.000,(belum termasuk ongkos kirim) Mohon untuk dapat menjadi maklum, Jazakumullah
15
[ KONSULTASI SYARI’AH ]
Seputar Gaya-gaya Rambut PERTANYAAN Assalamu’alaikum, Ustadz, zaman sekarang ini banyak keanehan rambut yang memperindah penampilan seseorang, dipotong dengan model punk jambul di tengah atau dibentuk gambar waru, dipotong separoh yang separoh dibiarkan panjang. Bagaimana hukum memperlakukan rambut seperti itu, Ustadz? Dan bagaimana pula hukum mengecat/menyemir rambut dengan aneka warna?
Ust. H. Junaidi Sahal, S.Ag. Lajnah Syariah Persyada al-Haromain
Terima kasih ~Bpk. Sulisman di Gresik JAWABAN Wa’alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh. Dari gambaran pertanyaan di atas, kami analisis sebagai berikut: Pertama, mungkin yang dimaksud adalah dengan potongan gaya rambut Qaza’. Berikut penjelasannya: Imam An-Nawawi mendefinisikan tentang :
Qaza’ ialah mencukur sebahagian kepala.
Kalau mewarnai untuk sesuatu yang tidak bermanfaat, maka hukumnya haram
16
Imam Hambali menyatakan:
(Qaza’) yaitu mencukur sebahagian kepala dan meninggalkan sebahagian
lain. Ini pendapat sahih dalam mazhab Hambali. Imam Malik menyatakan:
Qaza’ yaitu membelah rambut dengan mencukur di tengahnya. Imam Abu Hanifah menyatakan:
Qaza’ yaitu mencukur sebahagian dan membiarkan yang lain terpisah-pisah sekadar 3 jari. Dari pendapat-pendapat di atas, definisinya agak berbeda. Tapi intinya adalah menggundul (kepala) sebagian dan membiarkan sebagian (yang lain). Para ulama sepakat hal tersebut hukumnya makruh karena menyangkut adab, tetapi bukan hal yang terkait halal dan haram berdasarkan hadis Nabi .
Ibnu Umar berkata, “Aku mendengar Rasulullah melarang dari Qaza’.” (H.R. al-Bukhari no. 5576 dan Muslim no 2120)
Tidak ada ulama yang melarang dari kalangan salafus shalih, karena itu masalah kepantasan di tengah masyarakat, dan karena budaya barat yang bebas gaya rambut. Adapun potongan cepak atau sekedar merapikan rambut dengan dipotong pinggirannya, maka itu tidak masuk kategori Qaza’. Kedua, menyemir atau mengecat rambut. Mengecat rambut itu ada dua motivasi: 1. Karena mengikuti trend yang berkaitan mode di kalangan masyarakat. 2. Karena sudah muncul warna putih, karena beruban.
kepalanya, melainkan Allah telah mencatatnya berupa kebaikan, diangkat derajatnya, dan dihapuskan akan kesalahannya.” (H.R. Ahmad dan Abu Dawud) Bagaimana kalau mengecatnya? · Jika masih usia muda, kemudian ada uban, maka mengecatnya dengan warna hitam, merah, dan kuning adalah boleh. Mewarnai rambut dengan berwarna merah, kuning, hitam, terkecuali menurut mayoritas Madzhab Imam Syafi’i, hukumnya “Haram” mewarnai rambut dengan warna hitam. Namun sebagian minoritas Madzhab Imam Syafi’i hukumnya hanya “Makruh” saja. Haramnya mewarnai rambut dengan bewarna hitam mayoritas Madzhab Imam Syafi’i berdasarkan Hadits yang menyebutkan sebagai berikut:
Untuk yang poin ke-2, masalah uban, mayoritas ulama menganjurkan untuk membiarkannya, sedangkan mencabutnya dari kepala, sepakat mayoritas para ulama hukumnya adalah “makruh”. Sebagaimana Rasululah bersabda:
“Janganlah kamu mencabut ubanmu, karena uban itu adalah cahaya bagi seorang muslim, tidaklah didapati bagi seorang muslim yang memiliki uban di
“Dari Jabir bin Abdullah, ia berkata: Abu Quhafah (ayahanda Abu Bakar Shiddiq ) datang kepada Rasulullah r pada hari penaklukan kota Makkah. Beliau mengadukan tentang keadaan rambutnya yang sudah penuh uban yang memutih. Rasulullah berkata: Pergilah kalian (untuk mewarnai rambut) untuk menunjukkan di antara isteriisterinya, warnailah rambut dengan warna apa saja, namun hindarilah dari pewarna hitam.” (H.R. Jama’ah kecuali Imam al-Bukhari dan At-Turmudzi)
tr.aliexpress.com, http://www.caradesain.com
Sesungguhnya Nabi melihat seorang budak mencukur gundul sebahagian kepalanya dan membiarkan sebahagian yang lain. Nabi mencegahnya dan berkata, “Hendaklah kamu mencukur semuanya atau membiarkan semuanya.”
·
Namun jika sudah tua, lebih baik dijauhi warna hitam.
Dalam kitab al-Halal wal Haram fil Islam, Yusuf Qardhawi sepakat dengan pendapat yang makruh terutama bagi mereka yang usianya belum terlalu tua. Namun ia menganjurkan pada orang yang sudah sangat tua agar menghindari warna hitam. Qardhawi berkata: “Termasuk yang membolehkan menyemir dengan warna hitam ini ialah segolongan dari ulama salaf termasuk para sahabat, seperti: Saad bin Abu Waqqash, Uqbah bin Amir, Hasan, Husen, Jarir, dan lainlain.” Adapun poin 1, kalau mewarnai untuk sesuatu yang tidak bermanfaat, maka hukumnya haram. Namun jika untuk suami saja, maka boleh saja asal tidak dengan warna hitam. Jadi, tetap gunakan bahan yang halal dan tidak anti air. Wallahu a’lam.
17
[ KONSULTASI KESEHATAN ]
Skip Challenge
[email protected]
Penekanan pada dada yang terlalu kuat juga bisa menyebabkan terjadinya patah tulang iga dan bahkan patah tulang ini bisa melukai paru, jantung, atau bagian lain yang ada di bawahnya/di rongga dada.
Contoh skip challenge dari internet (tidak untuk ditiru)
18
JAWABAN Wa’alaikumussalaam Wr. Wb. Ibu Kurnia, tentang apa itu permainan skip challenge, saya sendiri juga baru mengetahui setelah melihat video bagaimana permainan itu dilakukan. Ternyata permainan ini sudah ada sejak tahun 1995, dan akhir-akhir ini mendunia karena banyak yang meng-upload videonya di media sosial. Skip challenge atau pass out challenge yang saya pahami dari tayangan di media sosial adalah permainan yang
dilakukan anak-anak remaja dengan cara seorang remaja ditekan dadanya dengan kuat sehingga remaja tersebut tidak bisa bernapas, denyut jantung terganggu, walau hanya beberapa detik, sehingga remaja tersebut akan lemas, pingsan, atau tidak sadar, kemudian tekanan dilepaskan. Setelah jantung berdenyut lagi dan bisa bernapas lagi (terkadang sambil dibantu), maka remaja tersebut akan sadar kembali. Skip challenge dilakukan oleh anak-anak dan remaja, di mana pada rentang usia ini adalah usia di mana anak rentan terhadap berbagai fenomena yang dianggap hebat atau menantang. Usia di mana mereka ingin mencari tantangan, mencoba menghadapi sesuatu yang berbahaya. Padahal kebanyakan anak-anak juga tak tahu persis mengenai bahaya dari skip challenge ini. Permainan ini dianggap menegangkan dan menyenangkan, dianggap
http://beritajateng.net
dr. Nurhadji Kepala Bidang Organisasi Persatuan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Cabang Jawa Timur
PERTANYAAN Assalamu’alaikum, Dok, baru-baru ini ramai perbincangan tentang suatu permainan yang dilakukan anak-anak / remaja yang disebut skip challenge. Mohon penjelasannya, sebenarnya apa sih skip challenge dan apakah memang berbahaya? Terima kasih. ~Kurnia, ibu rumah tangga di Surabaya
hebat, pelakunya dianggap pemberani dan bahkan ‘gila’. Semakin gila, akan dianggap semakin hebat, bisa makin terkenal dengan mempublikasikan rekaman videonya di media sosial. Para orang tua harus mewaspadai perilaku anakanaknya dan berusahalah memberikan pemahaman yang benar dan memperingatkan akan bahaya permainan tersebut dan juga challenge-challenge yang lain, yang sangat mungkin dilihat anak lewat media sosial. Demikian pula para guru dan pengelola sekolah, karena permainan ini ternyata seringkali dilakukan pada saat anak-anak berada di sekolah, sekitar sekolah, atau saat anak-anak berkumpul dengan kawankawannya. *** Secara medis permainan
seperti itu sangat berbahaya. Tubuh akan kekurangan oksigen sehingga bisa muncul dampak negatif yang sangat serius bahkan bisa menimbulkan kematian. Kenapa pada anak yang ditekan dadanya tersebut lemas kemudian pingsan dan bahkan bisa kejang-kejang? Beberapa menit saja seseorang tidak bisa bernapas, maka otak sebagai pengatur pusat kesadaran dan pengatur sistem syaraf seluruh tubuh akan mengalami kekurangan oksigen (hipoksia), sehingga kesadaran seseorang menurun, lemas, dan pingsan. Bila kekurangan oksigen ini berlangsung lama, lebih dari 4 atau 5 menit saja, maka bisa berdampak pada kerusakan otak bahkan kematian. Jaringan otak yang mengalami hipoksia bisa menyebabkan kerusakan otak
yang bisa berdampak menurunnya fungsi otak. Kerusakan sebagian sel-sel otak yang permanen bisa menimbulkan kecacatan dan bahkan bisa menyebabkan kematian bila sel-sel otak yang mati makin luas atau ada pada area yang sangatsangat penting. Dampak kekurangan oksigen ini bisa terjadi pada seluruh tubuh, tidak hanya pada otak saja. Penekanan pada dada yang terlalu kuat juga bisa menyebabkan terjadinya patah tulang iga dan bahkan patah tulang ini bisa melukai paru, jantung, atau bagian lain yang ada di bawahnya/di rongga dada. Bila permainan ini dilakukan pada orang yang punya kelainan jantung, misalnya kelainan jantung bawaan, maka bisa menyebabkan kondisi yang lebih fatal dan bisa berakibat kematian.
19
laziswahdah.com
[ TELAAH ZIS ]
T
Ust. Masyhuda Al-Mawwaz Alumni Mahad Nurul Haromain Malang
[email protected]
Dan di antara pilar taqwa yang banyak disebut oleh Allah adalah infak atau rutin bersedekah. makna infak bisa dipahami sebagai belanja atau biaya yang diberikan secara rutin, terus menerus, baik untuk sesama ataupun fishabilillah. 20
aqwa, pesan yang wajib disampaikan kepada umat islam minimal sekali dalam sepekan sehingga menjadi salah satu rukun khutbah Jum’at. Taqwa, juga menjadi pesan yang seringkali diberikan oleh Rasulullah kepada para sahabat dalam setiap kesempatan. Dalam AlQur’an juga terdapat ayatayat taqwa yang begitu banyak. Ada apa dengan taqwa? Salah satu jawabannya adalah karena taqwa merupakan jalan keluar bagi segala permasalahan dan kerumitan hidup. Allah berfirman: “Dan barang siapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah selalu menjadikan baginya jalan keluar dan selalu memberinya rizki dengan cara yang tidak disangkanya…”1 Selain itu, bagi sebuah komunitas masyarakat yang mendambakan kesejahteraan hidup; aman, sehat, cukup sandang pangan dan papan, taqwa adalah pintu utama yang harus dimasuki oleh mereka sebagaimana dijanjikan Allah dalam firman-Nya:
wa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah-berkah dari langit dan bumi…”2 Pertanyaan selanjutnya, apakah taqwa itu? Kapan seseorang sudah masuk dalam kategori ber-taqwa? Kapankah sebuah komunitas meraih predikat bertaqwa? Ada banyak sekali kriteria yang harus dipenuhi. Dan di antara pilar taqwa yang banyak disebut oleh Allah adalah infak atau rutin bersedekah. Dalam permulaan surat al-Baqarah misalnya, Allah menyebutkan salah satu sifat orang-orang yang bertaqwa adalah:
“…dan dari sebagian rizki yang Kami anugerahkan, mereka menginfakkan.”3 Allah juga berfirman yang artinya: “Dan bersegeralah kalian menuju ampunan dari Tuhan kalian dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa.” (Q.S. Ali Imran: 133) Pada ayat selanjutnya, Allah menjelaskan ciri orang yang bertaqwa:
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaq-
“(yaitu) orang-orang yang
rutin (infaq). Allah dalam banyak ayat juga memerintahkan supaya ada sedekah rutin kita yang diberikan dan diperuntukkan untuk perjuangan di jalan Allah. Di antara firman-Nya tentang kewajiban ini adalah:
menafkahkan hartanya; baik di waktu senang (lapang) maupun saat susah (sempit)…”4 Ada dua hal penting yang perlu diingat dari ayat Q.S. Ali Imran 134 ini, yaitu: 1) Kata menafkahkan atau menginfakkan. Secara bahasa infak memiliki banyak makna, di antaranya menjadi miskin, memasarkan, membelanjakan, dan sebagainya, berbeda-beda mengikuti susunan bahasa sambungannya. Meski demikian, hal yang perlu dicermati adalah bahwa kata infak muncul dalam konteks suami harus memberikan belanja kepada isteri dan wali harus memberikan biaya kepada orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya. Belanja dan biaya ini sifatnya rutin selama masih berstatus sebagai suami dan wali. Itu artinya, makna infak bisa dipahami sebagai belanja atau biaya yang diberikan secara rutin, terus menerus, dan berkesinambungan. Akhirnya dari sini bisa diambil kesimpulan bahwa di antara sifat dari orang yang bertaqwa adalah memiliki tradisi rutin bersedekah; harian, mingguan, bulanan atau setiap kali mendapatkan rizki dari Allah. Tak ada yang diterima kecuali pasti disembelih; “Shalatlah dan berkurbanlah!” Lalu sasaran sedekah rutin atau infak itu kepada siapa? Di sinilah kita harus waspada, karena bukan hanya kepada isteri dan keluarga kita diperintahkan oleh Allah agar bersedekah secara
“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”5 Begitu penting perintah infaq (rutin bersedekah) fi sabilillah ini sehingga di sini Allah memberikan ancaman bahwa orang yang tidak mau melakukannya adalah sama dengan menjatuhkan dirinya dalam kebinasaan. Sedang orang yang mau melakukan infaq fi sabilillah, maka disebut sebagai orang-orang yang mampu mentradisikan kebajikan (al-muhsin) yang mendapatkan kecintaan Allah . 2)
Berinfak dalam kondisi senang dan susah Maksudnya berinfak bukan hanya pada sesuatu kebaikan yang disukai, tetapi juga dalam sesuatu kebaikan yang bukan menjadi kesukaan. Atau senantiasa berinfak, meski harus berjuang
untuk bisa melakukannya sebagaimana kisah Sayyidina Ali yang rela menjadi buruh mengangkat air demi bisa menyisihkan uang untuk bersedekah. Makna ini selaras dengan firman Allah yang menyatakan bahwa sedekah bukan hanya bagi orang yang diberikan keluasan rizki, tetapi juga bagi orang yang rizkinya sempit. Tentu sesuai dengan kemampuan masingmasing. Allah berfirman:
“Dan hendaknya orang yang memiliki keluasan berinfak dari keluasannya. Dan barang siapa yang disempitkan rizkinya, maka hendaknya berinfak dari apa yang diberikan oleh Allah kepadanya….”6 Jadi bisa disimpulkan bahwa derajat taqwa sebagai standar kemuliaan manusia di sisi Allah belum bisa diraih oleh seseorang yang belum bisa menjadikan infaq (sedekah rutin) untuk keperluan perjuangan sebagai tradisi kehidupan. Inilah di antara landasan syariat mengapa ada kewajiban berinfaq untuk jamaah bagi semua anggota jamaah.
1
Q.S. at-Thalaq: 2-3 Q.S. al-A’ raaf: 96 3 Q.S. al-Baqarah: 03 4 Q.S. Ali Imran: 134 5 Q.S. al-Baqarah: 195 6 Q.S. ath-Thalaq: 7 2
21
[ ZONA PENDIDIKAN ]
Hukuman bagi Anak Didik, Perlukah?
http://alifakids.blogspot.co.id/
(Bagian Pertama)
M. Masykur Ismail Wadir Kurikulum dan SDM LPI Al Haromain Surabaya Pengasuh Pesma Baitul Hikmah Surabaya
[email protected]
P
erlukah hukuman bagi anak didik? Menghukum anak didik di zaman yang serba modern ini bukanlah pilihan yang mudah. Jika tidak berhati-hati, bisa jadi seorang guru berurusan dengan kepolisian karena
22
dituntut oleh orang tua murid. Tindakan hukuman oleh seorang guru yang pada zaman dulu dianggap biasa, kini dinilai melanggar HAM. Jika dulu hukuman dari seorang guru mendapat dukungan dari orang tua, kini orang tua tidak terima jika anaknya mendapat hukuman. Akibatnya, guru seperti menghadapi dilema, di satu sisi dia harus menegakkan disiplin dan tata tertib sekolah, sementara disisi lain, khawatir dikriminalisasi oleh orang tua atau bahkan LSM pembela anak. Fakta di lapangan membukti-kan banyak diantara guru yang gamang dalam memberikan hukuman pada muridnya. Belum lagi berita-berita tentang kriminalisasi terhadap guru semakin menambah ciut nyali para guru untuk menegakkan disiplin di sekolah. Akhirnya, guru kebanyakan cari aman, tidak mau pusing dengan urusan sikap, perilaku, etika,
dan sopan santun muridnya. Mereka datang ke sekolah hanya mengajar, menyampaikan materi sampai habis jam pelajaran, dan pulang. Intinya, asal gugur kewajiban. Oleh karena itu, tanyaan di atas sangat urgen untuk segera dijawab agar kegamangan ini tidak semakin berlarut dan berdampak buruk bagi dunia pendidikan. HUKUMAN ADALAH METODE PENDIDIKAN Menurut Dr. Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid dalam bukunya, Manhaj atTarbiyyah an-Nabawiyyah lith Thifl, hukuman bukanlah pembalasan dendam kepada anak, tetapi tujuan sebenarnya adalah pendidikan dan merupakan salah satu metode pendidikan. Penerapan hukuman ini dilakukan karena tabiat setiap anak tidak sama. Ada anak yang dapat menerima pelajaran dan ada juga yang tidak bisa menerima pelajaran. Termasuk pula ada anak yang sangat pemalu dan ada juga yang tidak punya sedikitpun rasa malu. Ada juga anak yang apabila dipuji akan giat belajar, tetapi juga ada yang baru mau belajar setelah diancam atau dihukum oleh gurunya. Demikianlah kondisi anak di setiap zaman. Rasulullah bersabda: “Suruhlah anak-anakmu melakukan shalat sejak usia tujuh tahun dan pukullah jika tidak mau sholat di usia sepuluh tahun, serta pisahkan tempat tidur mereka.” (HR. Dawud) Hadits di atas mempertegas bahwa tidak semua anak bisa menjalankan kewajiban dengan disuruh tetapi ada yang harus dipukul agar bisa menjalankan
kewajibannya. Artinya, apabila ada kemungkinan si anak tidak mau menjalankan kewajiban, maka kita tidak boleh menunggu dan membiarkannya dalam kesalahan. Sebab, kalau tidak, kita telah berbuat kekeliruan dengan tidak mendidik mereka ketika mereka masih bisa menerima pendidikan dan pengajaran. Al-Kasani dalam kitabnya, al-Bada’i’us Shana’i (7/63) menyatakan, “Anak dihukum karena pendidikan, bukan siksaan, karena anak memang harus menerima pendidikan. Jika sudah dewasa, kebiasaan buruk telah menguasainya dan menghalangi mereka untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Dari uraian di atas, kita mendapat jawaban dari tanyaan di atas, yakni bahwa tindakan hukuman pada anak tetap diperlukan dalam dunia pendidikan. Sekali lagi, hukuman merupakan salah satu aspek penting dan sebuah metode dalam pendidikan anak. Hanya saja, yang perlu diperhatikan adalah apa bentuk kesalahan anak sehingga perlu diterapkan hukuman padanya serta bentuk hukuman yang tepat dan mendidik atas kesalahan yang dilakukan oleh anak. Oleh karena itu, orang tua dan para guru harus selalu waspada dalam mendidik dan berinteraksi dengan anakanak, memahami tabi’at mereka dan tidak membiarkan kesalahan berlarut-larut sehingga menjadi kebiasaan buruk pada anak. MEMAHAMI KESALAHAN ANAK Salah satu hal yang perlu dipahami oleh para pendidik dan orang tua sebelum memberikan hukuman kepada anak adalah sebab dan akar
terjadinya kesalahan. Tidak diragukan lagi bahwa menemukan dan mencabut akar kesalahan dianggap sebagai suatu keberhasilan yang luar biasa dalam aktivitas pendidikan. Apabila kita perhatikan inti dari setiap kesalahan yang dilakukan oleh anak, terdapat 3 hal yang menjadi akar kesalahan mereka. Pertama, kesalahan dalam pemahaman, yaitu si anak tidak memiliki pemahaman yang benar tentang sesuatu, sehingga dia melakukan kesalahan pada sesuatu tersebut. Sebagai pendidik, jika kita menemukan anak salah dalam hal ini, maka langkah kita hanya meluruskan pemahaman mereka dengan lemah lembut. Dalam hal ini, Rasulullah pernah memberikan contoh cara meluruskan pemahaman anak. Ketika cucunya, AlHasan bin Ali mengambil sebutir kurma sedakah dan memasukkan ke mulutnya, maka Rasulullah bersabda, “Jangan, jangan, buang! Tidakkah kamu tahu bahwa kita tidak mengonsumsi sedekah?” (Bukhari dan Muslim). Di lain kesempatan, Rasulullah juga pernah meluruskan pemahaman seorang anak bernama Aflah yang ketika sujud selalu meniup debu dari tempat sujudnya. Beliau bersabda, “Hai Aflah, biarkanlah debudebu itu di wajahmu.” (HR. Tirmidzi). Dan masih banyak lagi teladan-teladan Rasulullah dalam meluruskan pemahaman anak. Kedua, kesalahan dalam aplikasi, yaitu si anak tidak mampu menyelesaikan pekerjaannya dengan baik karena dirinya belum terlatih untuk melakukan suatu pekerjaan sehingga
melakukan kesalahan. Jika anak salah dalam hal ini, maka pendidik atau orang tua memberikan pemahaman dengan praktik secara langsung. Dengan demikian, anak mendapatkan gambaran yang jelas tentang pekerjaan yang benar. Apabila atas kesalahan ini anak dihukum, maka itu adalah suatu kedzaliman. Dalam sebuah Hadits, Rasulullah pernah berjalan melewati seorang anak yang sedang menguliti kambing, tetapi dia tidak melakukannya dengan baik. Rasulullah bersabda kepadanya, “Minggirlah, aku perlihatkan caranya.” Beliau memasukkan tangannya antara kulit dengan daging, kemudian menekannya hingga masuk sampai batas ketiak. Setelah itu beliau pergi untuk mengimami shalat dengan tanpa berwudhu’. (HR. Abu Daud). Ketiga, kesalahan terletak pada diri si anak yang sengaja melakukan kesalahan atau termasuk anak yang memiliki jiwa pemberontak. Dalam hal ini, anak tidak mau dikoreksi kesalahan pemahamannya dengan praktik secara langsung sekalipun, dan terus mengulangi kesalahan yang sama. Tipe anak seperti inilah yang perlu diterapkan hukuman, karena jika dibiarkan akan menjadi kebiasaan yang buruk dan parahnya lagi bisa menular kepada teman-temannya. Akan tetapi, hukuman yang diberikan adalah hukuman yang mendidik dan dalam koridor kasih sayang sebagaimana ajaran Islam agar kita senantiasa berlemah lembut dan kasih sayang terhadap sesama, khususnya kepada anak kecil. Wallahu a’lam bish-shawab. (Bersambung)
23
[ MUTIARA HADITS ]
Kebahagiaan Sejati Rasulullah bersabda:
Artinya: “Kebahagiaan sejati adalah panjang umur dalam taat kepada Allah.”
PERAWI HADITS iriwayatkan oleh alQudhai dalam “AsySyihab”, ad-Dailami di dalam “Al-Firdaus”, Ibnu Zanjawaih dan al-Khathib dari Ibnu Umar . Menurut al-Iraqi, isnad hadits ini dhaif. Sedangkan menurut Asy-Syihab, hadits ini Gharib. Kata al-Khathib dalam sanadnya ada Ibrahim al-Baruzi, seorang yang perangainya kurang terpuji. Wallahu a’lam.
D
Ust. Abdul Fatah
Pembina Majelis Taklim Al Isyraq Gresik
[email protected]
SABABUL WURUD Ibnu Umar berkata: “Rasullullah pernah ditanya tentang kebahagiaan, maka beliau menjawab, ‘Kebahagiaan sejati adalah panjang umur dalam taat kepada Allah .’”
Kebahagian sejati dimana kita memiliki umur panjang dan bisa kita gunakan untuk taat kepada Allah dan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan maksiat. Bukan yang uangnya banyak,kendaraannya mewah, rumahnya besar, dan sebagainya. goinspirit.wordpress.com
24
PENJELASAN Siapa saja yang diberi pertolongan oleh Allah dan diberi kekuatan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab berarti ia dimuliakan oleh Allah, di mana umurnya yang panjang telah dinikmatinya untuk taat kepada Allah dan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan maksiat. Itu berarti, umurnya itu memberikan keuntungan baginya. Kebanyakan orang awam menganggap bahwa kebahagiaan itu adalah mereka yang uangnya banyak, kendaraannya mewah, rumahnya besar, pangkatnya tinggi, hidup dalam gemerlapan, segala keinginan selalu terpenuhi, selalu menurutkan hawa nafsunya, dan sebagainya. Ternyata anggapan tersebut
adalah salah besar. Itulah manusia yang tertipu, yang apabila tidak segera bertaubat kepada Allah, maka akan mendapatkan kesengsaraan yang berkepanjangan. Na’udzu billah min dzalik. Ibnu Qayyim al-Jauzi dalam pesan-pesan spiritualnya menya-takan bahwa ciri-ciri kebahagiaan dan keberuntungan sejati adalah: Setiap kali seseorang yang bertambah ilmunya, maka bertambahlah sifat tawadhu’ dan kasih sayangnya. Amalnya selalu bertambah, begitu juga rasa takut dan waspadanya kepada Allah. Ketika umurnya bertambah tua, maka keinginannya terhadap dunia semakin berkurang. Setiap kali seseorang yang bertambah hartanya, maka bertambah pula kedermawa-nan dan pengorbanannya. Dan setiap kali bertambah pangkat/kedudukannya, maka bertambahlah kedekatannya kepada orang-orang/masyarakat dan bantuannya kepada mereka. Maka perlu kita pahami bersama bahwa pada hakekatnya hidup ini adalah ujian dari Allah yang dengannya seseorang bisa meraih kebahagiaan yang sejati. Inilah orang-orang yang sukses, beruntung, dan lulus serta berhasil dalam hidupnya. Sebaliknya bila kita gagal dalam menghadapi ujian hidup ini, maka kita akan mengalami kesengsaraan. Setiap kali bertambah ilmu
kita, maka kita semakin sombong dan bangga diri. Setiap kali amal kita bertambah, maka semakin bangga dan meremehkan dan menghina orang lain. Setiap usianya bertambah, maka bertambahlah kedurhakaannya. Semakin hartanya bertambah, maka semakin bertambah pelit dan rakus. Dan semakin bertambah kedudukannya, maka semakin angkuh dan sesat. Mari kita perhatikan, bahwa kemuliaan, kehormatan, seperti kekuasaan, kerajaan, dan kekayaan, adalah cobaan dari Allah. Perhatikanlah firman Allah tentang kisah Nabi Sulaiman ketika melihat singgasana, beliau berkata, dalam Surat an-Naml: 40,
Artinya: “Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari al Kitab:‘Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.’ Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, ia pun berkata: ‘Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri
dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia.’” Maka dari itu, poin penting nasihat ulama perlu kita cermati bersama antara lain: Carilah kebahagiaan/ kegembiraan yang berkesinambungan melalui ama-amal shalih, dan carilah eksistensi diri melalui apa yang seharusnya kalian lakukan sebagai makhluk yang terbaik. Gunakanlah dengan sebaik-baiknya waktu yang luang/kosong dengan berbagai amalan yang bermakna dan bermanfaat untuk membahagiakan diri dan orang lain. Latihlah diri kalian untuk menjadi kebahagiaan dan kegembiraan yang dirasakan secara berjamaah dengan cara memasuk-kan kegembiraan dalam keluarga, teman-teman, dan shahabat. Sangat mungkin seseorang merasa bahagia dengan apa yang sedikit yang ada di tangannya dan menjadikan sumber kebahagiaan yang berkepanjangan. Dan itu jika dia menghiasi dirinya dengan sifat ridha. Demikian semoga bermanfaat dunia akhirat. Aamiin. Referensi: · Ila Abna’i wa Banati, 50 Syam’ah li Adha’ahdurubikum, Dr. Abdul Karim Bakkar. · Al-Fawaid, Syaikh Ibnul Qayyim Al-Jauzi. · Asbabul Wurud, jilid 2, Ibnu Hamzah al-Husaini al-Hanafi AdDimasyqi.
25
[ ENTREPRENEUR ]
Bersama Menuju Kejayaan dan Kemenangan
Hasbi Maula
Ketua Yayasan Persyada Al Haromain
[email protected]
S
artikel.masjidku.id
ebuah perusahaan, komunitas, perkumpulan atau perhimpunan senantiasa mempunyai visi, misi, dan strategi menuju kesuksesan. Sebuah kesuksesan akan hanya menjadi tulisan indah dan tidak pernah tercapai jika didalamnya diisi oleh insaninsan yang sevisi, seirama,
26
dan tidak jelas mau ngapain dalam TEAM tersebut. TEAM (Together Everyone Achieves More) harus dijadikan motivasi untuk senantiasa bekerja sama dalam tutur, pikir, dan perbuatan mewujudkan Visi dan Misi yang telah ditentukan diawal sebelum bergerak bersama yang harus disepakati dan dijalankan secara bersama…. Ya secara bersama, BUKAN maunya sendiri-sendiri. Jika dilakukan sendiri-sendiri, maka siap-siap TEAM atau komunitas tersebut hancur tanpa tersisa. Bagaimana menjaga agar TEAM ini bisa konsisten, komitmen, kontinu, dan menjadikan seluruh insan didalamnya menjadi percaya diri bahwa di TEAM ini menemukan kebersamaan yang menyejukkan dengan Visi, Misi, dan Strategi yang
jelas. Hal ini tidak gampang, namun bukan berarti tidak bisa dibentuk dan dijalankan. Apalagi setiap insan yang terkait ada bekal bahwa bersama Allah apa yang tidak bisa dilakukan?Apa yang tidak ada solusinya jika bersama Allah? Ini harus terngiang setiap saat, bahwa kita punya Allah sehingga ibadah yang mengiring kebersamaan, kemenangan diri dan TEAM harus terwujud terlebih dulu. Misal dengan shalat berjamaah dan tepat waktu, sebelum bekerja (awal bekerja) duduk bersama sebelum briefing pimpinan, lakukan 5 s.d. 15 menit membaca al-Qur’an, ada shadaqah mingguan yang diberikan ke fakir miskin, dhuafa, dan lainnya. Jika hal ini dilakukan secara konsisten, komitmen dan kontinu secara berulang
dan dilatih, maka ketangguhan TEAM semakin meningkat dan percaya insaninsan dalam TEAM akan menjadi luar biasa. Bekerjanya sudah bukan orientasi UANG, melainkan ada yang lebih, yakni Kebersamaan dan Kemenangan bersama karena ada dorongan keimanan dan ketaqwaan TEAM yang berdampak pada insan-insan didalamnya. Mewujudkan Visi dan Misi sebuah TEAM harus didukung oleh adanya usaha bersama dengan bekerja yang lebih keras, lebih cerdas, tuntas, dan ikhlas. Jika tidak, Visi dan Misi hanya sekedar tulisan. Hal ini juga harus didukung dengan adanya punishment (sanksi/hukuman) jika ada anggota TEAM mulai pucuk pimpinan sampai bawahan jika TIDAK melakukan aturan main yang telah disepakati. Sebaliknya berikan reward (imbalan/hadiah) yang tidak mesti berupa fisik uang atau barang, bisa dengan ucapan yang sumringah dengan ketulusan misalnya saat ada karyawan yang istrinya melahirkan, ucapkan selamat, semoga anaknya menjadi putera/puteri yang shalih/ shalihah dan lain sebagainya. Kecil namun akan berdampak besar dalam sebuah TEAM, jangan dibiasakan insan-insan dalam TEAM tidak 3 S (Salam, Sopan, dan Santun) dalam bertutur, berpikir, dan bertindak. TEAM akan semakin kuat jika semua yang berada dalam TEAM tidak saja tahu kewajiban dan tugas, namun harus benar menjalankan pekerjaannya penuh keihlasan karena berharap mencari Ridha Allah, harus ada kontrol dalam setiap tindakannya, harus ada
tanggungjawab lebih masingmasing anggota TEAM dan lainnya. Insan didalamnya didorong bahwa rezeki itu dari Allah, namun harus ditumbuhkembangkan bahwa rezeki itu harus dijemput, bukan didiamkan.Apalagi tidak bergerak menjemput rezeki tersebut. Seseorang yang berlehaleha dalam menjalani hidupnya, enggan untuk bekerja, mungkin mengharapkan sesuatu datang dengan sendirinya. Hal ini tidak bisa didiamkan dalam dirinya. Sebab, bagaikan langit yang menurunkan emas, hal itu tidaklah mungkin terjadi. Seseorang yang hanya berdiam diri tanpa usaha, ia tidak akan memperoleh rezeki dari Allah. Meski setiap orang telah diatur rezekinya, tetapi tetap saja, kita harus menjemputnya. Allah memerintahkan kita untuk bekerja. Kita harus menjemput rezeki. Sebab, rezeki tidak akan datang dengan sendirinya tanpa usaha dan kerja keras. Bahkan, para nabi dan sahabat juga bekerja. Mereka bekerja dan makan dari hasil
usaha tangan sendiri.Seperti halnya Nabi Dawud seorang pandai besi. Ia membuat baju perang dan makan dari usahanya sendiri. Kemudian, salah satu sahabat yang dekat dengan Rasulullah , yakni Abu Bakar , seorang pedagang. Ketika diangkat menjadi khalifah, ia berjualan di pasar. Langit tidak akan menurunkan emas. Jadi, sebagai manusia, kita tidak boleh berhenti bekerja dalam kondisi apa pun. Rasulullah bersabda, “Jika hari Kiamat telah datang, sedang di tangan salah seorang di antara kalian terdapat bibit pohon kurma (tanaman), jika ia mampu untuk tidak berdiri seraya menanamnya, lakukanlah,” (H.R. Ahmad). Semoga kita dimudahkan Allah untuk membentuk TEAM yang tanggung menuju Kebersamaan dan Kemenangan yang didambakan dan hanya berharap mendapatkan ridha Allah . Semoga kita menjadi lebih baik dan bermanfaat. Rabbana Taqabbal Minna.Ya Allah terimalah dari kami (amalan kami), aamiin.
27
[ MUTIARA AL-QUR’AN ]
Lima Prinsip Berdakwah Q.S. al-Ahzab: 45-46 Allah berfirman:
“Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, dan untuk jadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi.” ANALISA AYAT egitu mesra Allah memanggil sang kekasih Rasulullah Muhammad , “Hai Nabi”. Sangat berbeda ketika Dia memanggil,”Hai Yahya, ambillah kitab itu dengan kuat.”(Q.S. Maryam:12). Selanjutnya Allah menjelaskan bahwa Dia mengutus sang kekasih-Nya itu kepada umat manusia seluruhnya, Arab dan non Arab (ajam),agar mengajak mereka ke jalan-Nya denganlima prinsip. Peran dan fungsi yang harus pula berusaha dilaksanakan oleh siapapun yang telah berkomitmen menjalani kehidupan dunia yang fana ini dengan aktivitas dakwah.Lima prinsip itu adalah: 1) Syaahidan, sebagai saksi. Hal ini memiliki makna bahwa seorang da’i harus memaksimalkan kehadiran dan kebersamaan dengan obyek dakwah. Dari sinilah akan tumbuh kedekatan di antara kedua belah pihak. Adalah Rasulullah begitu dekat dengan umatnya kala itu sehingga beliau menyebut mereka “para sahabatku”. Artinya kehadiran beliau bersama umat sangat maksimal. Beliau tidak hanya menerima kedatangan mereka di rumah atau cukup bertemu mereka di masjid, akan tetapi seringkali pula beliau dengan antusias mendatangi undangan mereka, menyempatkan waktu berkunjung ke rumah mereka untuk sekedar bersilaturahim, menjenguk mereka yang sedang sakit, atau bertakziah jika ada anggota keluarga yang meninggal dunia. Demikianlah semestinya seorang dai. Ia harus pula belajar untuk senantiasa hadir di tengah-tengah obyek dakwah, terus menunggu dan mengawal mereka. Sangat mungkin mereka bersimpati kepada dakwah bukan karena ceramah-ceramah, tetapi hati mereka tersentuh karena dikunjungi ketika sakit atau dibantu saat mengalami kesulitan.
B
K.H. M. Ihya Ulumiddin Aminul ‘Am Persyada Al Haromain, Pengasuh Ma’had Nurul Haromain Pujon - Malang
alwasath.blogspot.com
2)
Mubasyyiran, pemberi kabar gembira. Dalam lanjutan ayat Allah memerintahkan kepada Rasulullah:
“Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang beriman bahwa sesungguhnya bagi mereka ada anugerah besar dari Allah (semata).”1
28
Adalah Rasulullah banyak memberi kabar gembira kepada umat dengan pahala-pahala Allah berupa kenikmatankenikmatan surga. Selain itu, banyak pula beliau memberikan kesenangan dan kebahagiaan kepada mereka. Ada orang sakit yang disembuhkan, ada orang kelaparan yang dikenyangkan, ada orang susah yang diringankan, dan sebagainya. Demikianlah semestinya seorang da’i. Setelah bisa aktif bersama obyek dakwah, ia harus pula berusaha menyenangkan mereka, dengan banyak berkhidmah, banyak memberi, dan banyak memberikan solusi. Ini semua akan mudah dilaksanakan apabila seorang da’i memiliki ketulusan dan kemurahan hati. Inti dakwah itu memberi, meski boleh menerima asalkan tidak menjadi target tujuan. 3)
Nadziiran, pemberi peringatan. Bukan hanya memuji kebaikan dan memberikan penghargaan atas prestasi yang diraih, Rasulullah juga seringkali memberikan peringatan dan teguran apabila ada kesalahan. Ada Abu Dzart yang sampai disebut jahiliyyah, ada Muadz bin Jabal yang disebut tukang fitnah (fattaan), bahkan ada kejadian di mana Ummahatul Mukminin disebut oleh Rasulullah sebagai melakukan perbuatan seperti para wanita yang berhasil memenjarakan Nabi Yusuf. Ini semua menunjukkan bahwa kecintaan tidak boleh melalaikan prinsip pendidikan.
Begitulah para dai. Ia harus memiliki hati yang teguh dalam berperan sebagai pendidik umat. Apabila terlihat ada kesalahan, ketidakadilan, atau sesuatu hal yang tidak ideal, maka ia harus tampil meluruskan kesemuanya. Ia tidak boleh tinggal diam. Diam terhadap kesalahan adalah kesalahan. Betapa Rasulullah sangat marah ketika Usamah bin Zaid matur agar wanita mulia yang mencuri tidak dipotong tangannya. Beliau dengan tegas mengatakan: “Apakah kamu memberikan syafaat (untuk menggugurkan) had Allah?!”Selanjutnya beliau bangkit berkhutbah:
senjata. Seorang da’iperlu terusmenerus tak mengenal lelah dalam menyuarakan dan menyerukan ketaatan kepada Allah. Begitu pula halnya dengan keikhlasan beribadah kepada-Nya. Tentu hal ini dilakukan tidak hanya berbekal semangat, tetapi juga perlu dilengkapi dengan strategi dan perencanaan. Perlu mencari waktu dan kesempatan yang tepat untuk melakukan dakwah. Semua hal masingmasing memiliki saat-saat yang tepat. Semangat adalah sebuah keharusan, tetapi ketergesa-gesaan seringkali berbuah kegagalan dan penyesalan. 5)
“Hai manusia, sesungguhnya orang-orang sebelum kalian tersesat adalah hanya karena jika seorang terhormat mencuri, maka mereka membiarkannya dan ketika orang lemah mencuri, maka mereka menegakkan hukuman atasnya…”2 4)
Daa’iyan,penyeru kepada Allah dengan izin Allah. Rasulullah selalu menyeru umat agar meninggalkan kekafiran dan supaya Allah diesakan dan disembah. Tentu ini dengan izin Allah yang salah satu maknanya adalah menunggu dan mencari situasi dan kondisi yang tepat. Bukankah dakwah pada mulanya dilakukan dengan rahasia? Selanjutnya turun izin dari Allah untuk dilancarkan secara terangterangan. Dan pada periode Madinah barulah turun izin dari Allah untuk melawan kekafiran dengan kekuatan
Siraajan Muniran, cahaya yang menerangi. Rasulullah adalah cahaya. Dakwah beliau adalah cahaya. Kitab suci beliau adalah cahaya. Beliau adalah cahaya bukan semata-mata karena wajah bercahaya, akan tetapi dalam konteks dakwah, beliau memang betul-betul seorang teladan bagi umat manusia dalam segala hal dan seluruh dimensi kehidupan. Memang beliau dicetak oleh Allah sebagai figur panutan, uswah hasanah. Jadi para da’i haruslah belajar untuk memberikan keteladanan kepada umat. Para da’i harus menjadi figur terdepan dalam kebaikan yang mereka ajarkan karenaketajaman dakwah sangat berbanding lurus dengan keteladanan. Semakin kuat keteladanan, maka semakin tajam pula dakwah.Tanpa mampu dilengkapi keteladan, dakwah hanya ibarat sebuah buku panduan. Tak ada kekuatan, dan tidak pula berdaya memperbaiki
29
suasana. Begitu berat memberikan keteladan terutama dalam hal-hal di mana kita sangat lemah di dalamnya. Oleh karena inilah, kita para da’i harus merutinkan do’a:
“Ya Tuhan kami,
30
anugerahkanlah kepada kami, isteri-isteri kami, dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam (yang terdepan) bagi orang-orang yang bertakwa.”3
sehingga dakwahnya mendapatkan kesuksesan.
Kelima prinsip di atas jika bisa terlaksana, maka insya Allah seorang da’i akan mendapatkan simpati.Ia akan dicintai oleh obyek dakwah
1
(Footnotes) Q.S. al-Ahzab: 47 2 H.R. al-Bukhari no: 6406 3 Q.S. al-Furqan:74
[ KOLOM ANDA ]
Ketika Usia Tak Menjadi Penghalang Berjamaah di Masjid
N
amanya Pak Selamet. betapa kagetnya saya ketika Beliau biasa dipanggil mendengar bahwa orang yang dengan sebutan Mbah diceritakan oleh ustad tersebut Selamet. Kini usianya sekitar 80adalah Mbah Slamet. Dalam hati an tahun. Layaknya orang yang saya, mungkinkah ini salah satu sudah berusia lanjut, terlihat anugerah yang diberikan oleh begitu jelas kulitnya yang keriput Allah bagi mereka yang ditambah rambutnya yang senantiasa melanggengkan Sehabudin didominasi oleh warna putih. sholat berjamaah lima waktu di Santri Pesma Al Midroor Pendengaran dan ingatan pun masjid. Mbah Selamet yang Mahasiswa Program sudah mulai berkurang. Bahkan hidup begitu sederhana namun Pascasarjana UNESA Surabaya napasnya tersengal-sengal Allah mengangkat derajat nya manakala ia berjalan kaki. sehingga ustad tersebut pun Namun, bagi saya ada hal yang tak lazim yang mengetahui keadaan Mbah Selamet, padahal belum tentu dimiliki oleh kebanyakan orang tempat tinggalnya sangat jauh bahkan yang seusia beliau. Meskipun usianya sudah berbeda daerah. lanjut namun beliau selalu bersemangat untuk Imam Ahmad bin Zaini Dahlan dalam melangkahkan kakinya menuju ke masjid kitabnya yang berjudul “Arba’u Rasail” padahal jarak antara rumahnya dengan masjid menjelaskan bahwa: “ ...sesungguhnya sholat, lumayan jauh yakni sekitar 1 KM. melanggengkannya dan melaksanakannya secara Bagi Mbah Selamet, rutinitas dalam melakberjamaah adalah sebab-sebab memperoleh beberapa sanakan sholat berjamaah di masjid ini sudah kebaikan, barokah, memperbanyak pahala, menjadi kebutuhannya. Tak peduli hujan lebat meluhurkan derajat, menghapuskan dosa-dosa, dan ataupun teriknya matahari yang menyengat menghilangkan bahaya serta bencana. Ia adalah kulit keriputnya, beliau begitu ringan dalam pondasi taqwa yang merupakan azas kesempurnaan. melangkahkan kakinya untuk sholat berjamaah Jika telah berhasil melanggengkan sholat, maka di masjid. Bahkan seringkali beliau sudah berhasillah ketaqwaan dan semua kebaktian serta berada di dalam masjid meskipun adzan belum kebaikan, seperti mencegah dari perbuatan keji dan berkumandang. Apalagi ketika selesai sholat munkar serta mencegah dari perbuatan dosa”. magrib secara berjamaah, beliau menunggu di Allah berfirman dalam Al Quran Surat masjid hingga masuknya waktu sholat isya. Al-A’raf ayat 96 yang artinya: Adapun jika adzan belum berkumandang, “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri maka beliau menyempatkan untuk membaca tersebut beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan Al Quran meskipun harus mendekatkan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan matanya ketika membaca Al-Quran. Aktivitas bumi ... “(Qs. Al-A’raf: 96). tersebut beliau lakukan secara istiqomah Semoga kisah di atas dapat memberikan selama tidak ada udzur yang menghalangi. motivasi terlebih bagi para kaum muda agar Suatu ketika ada kajian islami di masjid bersemangat dalam melaksanakan sholat yang biasa Mbah slamet melaksanakan sholat lima waktu secara berjamaah. Apalagi jika berjamaah. Ustad tersebut menceritakan sampai mampu melanggengkan sholat mengenai seseorang yang sudah lanjut usia berjamaah pada awal waktu di masjid bagi namun selalu melanggengkan untuk sholat kaum laki-laki. Oleh karena itu, kita memohon berjamaah di masjid. Orang yang diceritakan kepada Allah agar senantiasa diberikan tersebut terbilang berhasil dalam mendidik kekuatan dan keistiqomahan dalam anak-anaknya sehingga banyak di antara anak- beribadah, salah satunya dengan menjaga anaknya yang menjadi pengusaha sukses. sholat lima waktu secara berjamaah. Hal Meskipun anak-anaknya banyak yang sudah tersebut bisa dijadikan sebagai salah satu sukses namun mereka selalu menyempatkan wasilah demi mengharapkan ridho Allah diri untuk bersilaturrahim secara rutin dengan agar kelak mendapatkan kebahagiaan baik di orangtuanya tersebut bahkan sampai dunia maupun di akhirat. Amin. Wallahu a’lam mengajak anggota keluarganya yang lain. Dan bisshawab.
31
[KELANA]
A
http://www.lawupost.com
Kopka Marinir Sodiman
32
dalah sebuah kehormatan bagi saya, seorang prajurit Marinir, terpilih sebagai salah satu Pasukan Garuda, yang bertugas untuk menjaga perdamaian di Timur Tengah. Tepatnya di Lebanon. Saya sangat sadar, bahwa saya mewakili bangsa saya, bangsa Indonesia untuk mengemban tugas mulia tersebut. Bahwa seluruh tindak-tanduk Pasukan Garuda adalah cerminan bangsa kami, Indonesia. Dan itulah yang akan dilihat oleh dunia terhadap kami, bangsa
Indonesia. Setelah persiapan sedemikian rupa, pemberangkatan Pasukan Garuda dilaksanakan pada bulan Desember 2015. Kami akan bertugas selama satu tahun di Lebanon. Sesampainya kami di Lebanon, kami langsung bergabung dengan pasukan penjaga perdamaian dari negara-negara lain. Di sepanjang garis perbatasan antara kedua negara, terdapat beberapa pos pasukan PBB. Kami bertugas di salah satu pos penjagaan yang berada di sebuah
http://www.wartamalut.com
daerah terpencil di perbatasan antara Lebanon dan Israel. Setiap hari 24 jam, 7 hari, sepanjang tahun, patroli pasukan PBB tidak pernah berhenti ataupun libur. Setiap satu kendaraan patroli datang dari pos belakang kami, maka segera mobil patroli dari pos kami akan segera berpatroli menuju pos yang ada di depan kami, begitu terus, dan tidak putus pada setiap pos penjagaan. Setiap pos dijaga oleh satu kompi pasukan yang senantiasa bersiaga. Mengingat wilayah yang dijaga adalah wilayah konflik, dan jauh dari pemukiman penduduk, sudah tentu yang sehari-hari yang tampak adalah para pasukan penjaga perdamaian PBB dari berbagai negara. Untuk menghindari kejenuhan, biasanya diadakan perlombaan antar pos. Ada lomba menembak, renang, lari, basket, dan lain sebagainya, dimana banyak Pasukan
Garuda yang tampil sebagai pemenang. Hal ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi kami, Pasukan Garuda. Demikianlah keseharian kami sebagai pasukan penjaga perdamaian dibawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa. *** Mayoritas penduduk Lebanon adalah muslim. Namun banyak juga kaum Kristen. Kelompok Islam terpecah antara sunni dan syiah. Keruwetan telah melanda negara kecil ini sejak lama. Kuatnya perselisihan antar kelompok membuat negara ini tanpa Perdana Menteri. Sebab, setiap kali diadakan pemilihan umum, selalu geger. Karena wilayah operasi pasukan penjaga perdamaian PBB jauh dari pemukiman penduduk, kami jarang sekali berinteraksi dengan penduduk. Namun untuk kehidupan beragama, saya kira Indonesia lebih semarak. Karena selama saya di
Lebanon, hampir tidak pernah mendengar suara azan. Memang penduduknya mayoritas muslim, akan tetapi di wilayah Lebanon, hampir tidak pernah mendengar suara azan. Bahkan selama saya bertugas, hanya satu kali saja melihat penduduk Lebanon melaksanakan shalat di masjid. Saya belum pernah melihat shalat Jum’at di Lebanon. Masjid juga sangat jarang, bisa dikatakan di satu daerah setingkat kabupaten, hanya ada satu masjid. Ini yang menurut saya sangat berbeda dengan kita di Indonesia. Kondisi alam Lebanon seperti umumnya kawasan Timur Tengah, dimana hanya beberapa jenis tumbuhan seperti pohon zaitun dan pohon tiin saja yang dapat tumbuh di tanah berbatu. Lebanon mengalami empat musim, dan yang ekstrim adalah musim dingin dimana suhu bisa mencapai -7 oC.
33
doc. penulis
Pada musim dingin seperti itu, kami harus hati-hati dalam beraktivitas, dikhawatirkan jika kita tidak merasa apabila terjadi suatu patah tulang atau cidera, ini sangat berbahaya. Musim dingin berlangsung selama tiga bulan. Pada puncak musim dingin seperti itu, bukan lagi salju lembut yang turun, akan tetapi bongkahan es. Perang antara Lebanon dan Israel seperti perang abadi, silih berganti dan tidak pernah berhenti saling mengintai. Sewaktu saya bertugas, pernah sekali terjadi perang antara kedua pihak dimana timbul satu korban jiwa di pihak Israel. Ini terjadi pada bulan April 2016. Saling “mengi-rim” roket juga masih terjadi antara Lebanon dan Israel. Satu bulan sebelum tugas kami berakhir, terjadi kebakaran hebat yang melanda Israel. Meski kami berada di sisi Lebanon, akan tetapi dari kejauhan saya melihat sendiri bagaimana kebakaran hebat tersebut.
34
Saya menyebutnya hujan api, sebab tidak seperti kebakaran pada umumnya dimana api membakar dan membubung tinggi ke angkasa. Akan tetapi yang saya lihat dengan mata kepala ini adalah langit merah yang penuh dengan api dan lidah api menjilat ke bawah dan membakar hutan, pemukiman, dan apa saja yang berada dibawahnya. Bahkan Israel yang konon sebagai negara paling maju di Timur Tengah tidak mampu meng-atasi kebakaran itu. Saya memandangnya sebagai kekuasaan Tuhan yang Ia tunjukkan kepada bangsa Israel, sebagai peringatan atas kesewenang-wenangan mereka. Namun selama bertugas, Alhamdulillah seluruh pasukan PBB tidak mengalami gangguan berarti. Kami pasukan PBB terdiri dari berbagai negara, yang cukup sering bertemu adalah pasukan PBB dari Thailand, Malaysia, Singapura. Yang unik dari pengalaman saya adalah banyak sekali tentara
Malaysia yang mahir bahasa Indonesia atau bahkan bahasa Jawa. Hal ini karena mereka keturunan atau bahkan lahir di Indonesia, namun mereka kini sudah menjadi warga negara Malaysia. Pernah sekali saya bertemu dengan pasukan PBB asal Malaysia yang lahir di Nganjuk, Jawa Timur. Walhasil, kami ngobrolnya pakai bahasa Jawa. Hal menarik yang lain adalah Pasukan Garuda ternyata cukup disegani di Lebanon. Selain dikenal sering juara lomba menembak dan renang, pasukan kita dikenal pemberani dan cakap. Bahkan milisi semacam ISIS yang sering mengganggu pasukan PBB dari negara lain, herannya tentara Garuda tidak pernah mendapat gangguan. Demikian juga dengan penduduk lokal yang segan dengan Pasukan Garuda. Entahlah mengapa bisa demikian, tapi yang jelas seperti itulah keadaannya. Demikian juga dengan umroh. PBB memfasilitasi pasukan PBB yang muslim untuk bisa umroh ke kota Makkah. 90 % yang memanfaatkan kesempatan umroh itu ya Pasukan Garuda. Bahkan tentara Arab Saudi jika melihat kami, rombongan TNI melaksanakan umroh, mereka mengacungkan jempolnya dan sangat segan dengan askar Indonesi. Mungkin perawakan kami lebih kecil, tapi kami sangat kompak dan selalu tampil berombongan. Dalam hati kecil kami mulai menyadari, bahwa bangsa kita sebenarnya adalah bangsa yang besar yang cukup diperhitungkan dan disegani oleh dunia. Apabila kesadaran ini berlaku kolektif dalam benak semua rakyat, insya Allah akan segera menjadi kenyataan.
[ KELUARGA SAKINAH ]
BIJAK mengatur Keuangan Keluarga Islami
A
llah telah mengatur tugas kewajiban suami istri dalam sebuah firman-Nya di surah Al-Baqarah ayat 233, yaitu: “Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebani lebih dari kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita karena anaknya dan seorang ayah menderita karena anaknya, Ahli warispun berkewajiban seperti itu pula”. Dari ayat tersebut bisa dipahami bahwa kewajiban seorang ibu adalah menyusui anak – anaknya selama dua tahun penuh, sedangkan kewajiban seorang bapak adalah mencari nafkah yang halal untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan bagi istri serta anak – anaknya, yang tidak membebani kadar kesanggupannya, maknanya bagi istri dan anak tidak boleh membebani ayah melebihi dari kapasitasnya, seumpama gaji yang diperoleh ayah sekitar lima juta rupiah perbulan, tidak boleh bagi istri dan anak menuntut kebutuhan melebihi dari gaji tersebut. Oleh karenanya suami istri harus mengetahui bagaimana cara mengatur keuangan keluarga yang ideal dan bijak dalam Islam. Adapun langkah-langkah mengatur keuangan keluarga yang ideal dalam Islam, yaitu, Pertama adalah menunaikan kewajiban-kewajiban yang berkaitan dengan nafkah lahir
kepada istri dan hak-hak dasar anak seperti hak hidup, kesehatan serta pendidikannya yang layak tanpa membebani kadar kemampuan income bulanan seorang ayah sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 233, kemudian orangtua harus bisa meyakinkan keluarga akan pentingnya mengalokasikan dananya untuk membayar zakat jika hartanya sudah mencapai nisab, bisa menunjukkan bahwa zakat harta atau zakat mal itu wajib hukumnya. Misalnya harta yang menjadi kategori kebutuhan primer yang disimpan dan nilainya telah mencapai nisab seperti barang dagangan yang telah digunakan untuk jual beli dengan maksud mengembangkan barang dagangan tersebut. Orangtua juga harus bisa menjelaskan kepada putra-putrinya tentang keutamaan membayar zakat, diantaranya dapat menambah keberkahan harta pemiliknya, terjauhkan dari penyakit bakhil, menjadikan masyarakat Islam keluarga besar, serta memadamkan kemarahan kaum fakir/miskin, dengan membayar zakat bisa menolong kaum fakir/miskin dan membuat mereka menyadari bahwa mereka tidak sendirian karena banyak kaum wajib zakat yang memperdulikan mereka. Disamping kewajiban dan keutamaan membayar zakat Sebagai orangtua harus bisa menerangkan kepada putra-
H. Mohammad Arif, M.A. Dosen UIN Sunan Ampel Surabaya
[email protected]
‘Wahai anak Adam!’ berinfaklah, niscaya Aku berinfak (memberikan rizki) kepadamu”
putrinya tentang siksaan/ ancaman yang diberikan bagi orang-orang yang menyimpan harta tapi tidak mau menafkahkannya pada jalan Allah (berzakat). Allah berfirman “Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menginfakkannya di jalan Allâh, maka berikanlah kabar gembira kepada mereka (bahwa mereka akan mendapat) azab yang pedih. Ingatlah, pada hari ketika emas dan perak dipanaskan dalam neraka Jahannam, lalu dengan itu disetrika dahi, lambung dan
35
punggung mereka (seraya dikatakan) kepada mereka: “Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu”. (QS. at-Taubah/9:34-35) Langkah kedua adalah jika keluarga tersebut mempunyai hutang maka menyelesaikan segala sesuatu yang berhubungan hutang piutang sesuasi dengan kesepakatan pihak terkait merupakan perbuatan bijak. Rasulullah , “Sesungguhnya yang paling … di antara kalian adalah yang paling baik dalam membayar hutang.” (HR. Bukhari no. 2393), Selama kita masih berniat dan berkomitmen membayar hutang, Allah akan membantu kita membukakan pintu-pintu rezeki untuk mencapainya, seperti yang disabdakan oleh Rasulullah : “Allah akan bersama (memberi pertolongan pada) orang yang berhutang (yang ingin melunasi hutangnya) sampai dia melunasi hutang tersebut selama hutang tersebut bukanlah sesuatu yang dilarang oleh Allah.” (HR. Ibnu Majah no. 2400. Sebaliknya jangan pernah berniat untuk tidak membayar hutang karena akan sama derajatnya dengan pencuri seperti yang disabdakan Rasulullah : “Siapa saja yang berhutang lalu berniat tidak mau melunasinya, maka dia akan bertemu Allah (pada hari kiamat) dalam status sebagai pencuri.” (HR. Ibnu Majah no. 2410). Langkah ketiga, yaitu sebaiknya ada alokasi dana yang diinvestasikan baik investasi jangka pendek ataupun jangka panjang. Investasi jangka pendek bisa dengan menabung tapi pastikan menabung di Bank yang berbasis syari’ah. Sedang investasi jangka panjangnya bisa dalam bentuk reksadana syari’ah,
36
Reksa dana syariah adalah reksa dana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syariah Islam baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta dengan manajer investasi sebagai wakil, maupun antara manajer investasi sebagai wakil dengan pengguna dana. Reksa dana syariah tidak akan menginvestasikan dananya pada obligasi dari perusahaan yang pengelolaan atau produknya bertentangan dengan syariat Islam. Diharapkan alokasi dana investasi ini bisa memberikan proteksi keluarga dari pengeluaran-pengeluaran yang tak terduga, seperti dalam firman Allah dalam suarah Yusuf, ayat 48: “kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang Amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan.” Langkah keempat, yaitu pemenuhan kebutuhan sekunder dan tersier, Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang dipenuhi setelah kebutuhan primer. Kebutuhan sekunder bersifat melengkapi kebutuhan primer. Bukan berarti kebutuhan sekunder tidak penting, justru kebutuhan inilah yang mendukung supaya kehidupan manusia berjalan dengan baik. Contohnya, motor, televisi, tempat tidur, meja, kursi, dan lain-lain. sedangkan Kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang dipenuhi setelah kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi dengan baik, misalnya travelling, membeli mobil mewah, dan lain-lain. Pada umumnya, pemenuhan kebutuhan tersier dilakukan oleh orang-orang yang
mempunyai penghasilan berlebih. Akan tetapi semuanya harus ada prioritas disesuaikan dengan income bulanan yang diterima, tidak terlalu boros dan berlebihlebihan, hanya memenuhi hawa nafsu trend gaya hidup yang materialistik dan hedonistik. Gaya hidup seperti ini akan merusak pengelolaan keuangan keluarga, Hindari perilaku boros dan berlebihlebihan, karena perilaku boros itu adalah perilaku syaitan dan sangat merugikan, sebagaimana firman Allah dalam surah al-Isra’ ayat 2627: “dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghamburhamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya orangorang yang boros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.” Di samping itu, juga penting bagi keluarga mengalokasikan dana untuk infak/shadaqah, sebagai bekal kehidupan di akherat sebagaimana firman Allah dalam surah Saba’:39. Katakanlah: “... dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, Maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” Dari Abu Hurairah , Nabi memberitahukan kepadanya. “Allah Yang Mahasuci lagi Maha tinggi berfirman, ‘Wahai anak Adam!’ berinfaklah, niscaya Aku berinfak (memberikan rizki) kepadamu” Semoga kita bisa bijak dalam mengatur keuangan keluarga yang sesuai dengan ajaran Islam sehingga bisa bermanfaat dan penuh barakah. Wallahu’alam bishshawaab.
[ REFLEKSI ]
Agar Tidak Kembung Kesakitan dalam Lautan Nikmat Tuhan sebuah foto bersama dengan teman-teman seangkatan kelas IX (Tiga SMP). “Ayo tebak, mbak Zaki yang mana?” langsung saya serahkan. Wafiroh, adik saya, tangannya sambil menunjuk perorang berurutan difoto itu. “Inii,” katanya. “Sip, tepat sekali!” Kemudian saya mengamati foto saya sendiri. Ah, terbayang jelas kejadian tujuh tahun lalu itu. “Ini fotonya memaksa senyum, padahal hatinya sedang deras air mata.” Kedua adik saya menyimak. “Jadi, sebelum foto bersama ini, kita foto perindividu untuk foto peserta Ujian Nasional sekaligus Ijazah. Seluruh siswa siswi kelas sembilan foto Dek, kecuali mbak Zaki.” “Hah, kenapa?” Wafiroh penasaran. “Karena nggak dibolehin ikut foto....” *** Sebuah buku bercerita, bahwa ada seorang pelancong bersiap
Sa'idatuz Zakiyyah Az Zahro' Alumni Ma'had Nurul Haromain Linnisa'
[email protected]
http://amoehirata.blogspot.co.id
“Pak, maaf. Saya tidak bisa melepas kerudung saya.” “Kenapa?” Sinis. “Maaf Pak, berkerudung kan wajib? Dan Ayah saya juga yang telah berpesan jauh-jauh hari.” “Ya tahu kalau wajib. Ini kan cuman buat foto aja, terus dipake lagi! Dan Ini persyaratan dari pemerintah.” “Tapi kata Ayah saya, sejak beberapa tahun lalu sudah diperbolehkan foto ijazah menggunakan kerudung.” “Ya sudah, kamu foto sendiri aja diluar! Jangan ikut foto disekolah. Dan sekolah tidak akan bertanggung jawab kalau ada apa-apa.” “Pak, saya mohon...” Beliau hanya menggelenggelengkan kepala dan tidak mau melihat saya sedikitpun. Ingin sekali menangis saat itu juga, dihadapan beliau. Dan merengek-rengek agar diizinkan. Ah, tapi tidak. Saya menghela napas panjang. Memilih meninggalkan tempat dari hadapan beliau. *** “Mbak, ini teman teman sampean ya?” Adik bertanya. “Mana? Coba lihat!” Dari tangannya, beralih ke tangan saya. “Loh, ini kan buku binder (semacam diary) pas masih SMP? Kok bisa disini? Padahal lama hilang.” Saya buka buku itu halaman demi halaman. Tidak sedikit coretan berupa curhatan dan foto yang tertempel dikertas itu. Bernostalgia dengan lembaranlembaran, sesekali tertawa, sesekali garuk-garuk kepala (ternyata dulu aku gini banget). Sembari bercerita pada adik-adik jika ada keseruan padanya. Sampai pada halaman terakhir, terselip
37
menyelam disebuah laut. Ia telah mencawiskan segala keperluannya mulai dari pakaian selam, tabung oksigen, sepatu katak, sampai kacamata dan lampu dahi. Seluruh-nya ia memilih yang berkualitas. Lalu byur! Dia masuk ke dalam air dengan punggung terlebih dahulu. Beberapa saat berada di kedalaman 10 meter, ia menyaksi-kan sebuah keindahan luar biasa didalamnya. Alangkah agungnya sang Maha Pencipta! “Masya Allah!” gumamnya seiring syukur dihati. Tetapi beberapa depa di depan sana dilihatnya sesosok tubuh bercelana kolor berkaos oblong berenang riang. “Hebat!” gumamnya. Menyelam tanpa alat. Mungkin ada sensasinya sendiri. Beberapa saat menjelajah, turunlah penyelam kita ke kedala-man 20 meter. Segalanya mulai remangremang. Lampu dahi mulai menyorot. “Subhanallah!” Di tiap lapis lautan, si celana kolor kaos oblong yang melambai-lambaikan tangan ketika ia mengacungkan jempol. “Luar biasa!” gumam penyelam kita. “Dua puluh meter dan dia sanggup pulang balik ambil udara ke permukaan!” Kemudian saatnya tiga puluh meter. Dan rasa takjubnya kepada Allah bertambah syahdu. Juga kepada orang itu, si celana kolor dan kaos oblong yang kini tegak di hadapannya, dikedalaman 30 meter! Tak sanggup menahan rasa kagum yang membuncah, ia beranikan bertanya sambil memeluk dan berteriak di telinganya, “Pak, Bapak hebat sekali ya! Luar biasa! Untuk sampai ke kedalaman ini saya harus pakai alat macammacam yang sewanya mahal,
38
juga tabung oksigen yang berat banget! Bapak kok bisa sih, sampai sini tanpa alat? Bagi saya, Bapak adalah penyelam terhebat di dunia! Luar biasa!” Si Bapak menggapaigapai. Dan dengan tenaga penuh dia berteriak di telinga penyelam kita, namun terdengar lirih seperti sia sia, “Gue tenggelam, Goblok!” *** Apa hubungannya cerita saya dengan cerita diatas? Tidak ada. Tetapi cerita diatas adalah sebuah analogi bagaimana manusia hidup. Untuk membedakan seorang penyelam dengan seorang yang tenggelam. Jika seorang yang menyelam disebut ‘sadar’, maka yang tenggelam bisa disebut ‘lalai’. Kesadaran membuat kita bisa mempersiapkan diri dan perangkat-perangkat untuk menyelami lautan kehidupan ini. Kesadaran adalah anugerah agar kita bisa memilih yang terbaik. Kesadaran membuat mata kita terbuka, dan semua indera peka untuk merasakan berbagai keindahan hidup, sementara mereka yang tenggelam hanya mengikuti arus, mengutuk, mengumpat, dan kembung kesakitan dalam lautan nikmat Tuhan. “Yuk, kita bilang bareng bareng. Foto kita tetap berkerudung. Masak dalam masa yang berkepanjangan ini kita pake kerudung, kemudian di sia-siakan hanya karena satu moment?” ajak saya. “Enggak ah. Nggak berani, risikonya besar. Lagian kamu copot ajalah, kamu kan sudah diancam. Kalo kamu pake kerudung, kemungkinan ijazahnya nggak keluar, atau tidak ada sekolah SMA yang akan menerimamu” jawabnya. Begitu juga deng dengan kakak kelas XII yang hendak
lulus SMA. “Nggak mau, nanti nggak bisa kuliah, nggak bisa dapet kerja.” Sekelas bahkan sesekolah memandang saya sebelah mata karena hal ini. Saya yang ketika itu entah menguras air mata berapa ember, sok tegar. Jika bukan karena sang Ayah yang terus menguatkan, mungkin saya sudah menyerah. Menjelang UNAS, seluruh foto peserta itu tertempel jelas didepan ruangan dan bangku masingmasing. “Aduh malu, tertampang disini nggak pake kerudung,” keluh salah satu mereka. Saatnya pembagian Ijazah. “Kamu juga dapat ijazah?” temanku bertanya. “Yaiyalah, aku sekolah dan lulus ujian.” Ia bengong. “Mm.. tahu gitu, aku juga ikut kamu pake kerudung.” *** Untuk menjaga kesadaranpun tidak semudah membalikkan tangan. Membutuhkan sebuah pondasi yang kuat. Abuya Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasani berpesan, “Mengertilah bahwa Iman adalah pondasi pokok, sesuatu yang paling elok dan mahal. Ia adalah anugerah terbesar, termulia, dan paling bermanfaat di dunia ataupun akhirat di antara nikmat dan anugerah yang diberikan oleh Allah kepada hamba-Nya..” Beliau melanjutkan, “Dan sebagai sesuatu yang paling mahal, menjadi suatu pekerjaan sulit dan rumit untuk menjaga Iman.” Agar keimanan menjadi pondasi, salah satu diantara yang kita butuhkan adalah sebuah pemahaman juga dukungan. Tidak pernah bosan mendengar nasihat kebaikan. Wallahu yatawallal jami’a biri’ayatih.
[ SERBA-SERBI ]
plus.google.com
Hubungan Abuya As-Sayyid Muhammad bin Alawy Al-Maliki dengan Para Auliya’
B Ust. Ahmad Syarifuddin Pembina Al-Ghazali Islamic Study Club Solo
[email protected]
eliau adalah salah satu kekasih Allah (Waliyullah) yang selalu memakmurkan waktu-waktunya dalam beribadah kepada Allah , menghiasai dirinya sifat-sifat yang diridhoi oleh Allah seperti: tawadhu’, lemah lembut dalam tutur bicara, santun dalam menjamu tamu. Dan beliau adalah orang yang Kasyaf (dapat mengetahui hati seseorang). Suatu saat K.H. Nur Hasanuddin (Pengasuh Pondok Darus Sa’adah, Tumpang Malang) bertamu ke rumah Al-Habib Muhammad Al-Habsyi yang berada di jalan Cikampek kota Malang (yang kemudian beliau lebih
dikenal dengan sebutan Habib Cikampek). Untuk pertama kalinya yang beliau belum pernah kenal Habib Muhammad sebelumnya, ketika beliau mengetok pintu dan dibukakan pintu oleh Habib Muhammad. Sang tuan rumah langsung menyambut dan mengatakan “Marhaban, Ya Kyai Muda.” Kemudian pulanglah Ust. Hasan (panggilan akrab K.H. Nur Hasanuddin) dengan banyak pertanyaan. Setelah beberapa hari, maka Ustad Hasan menghadiri majlis dari guru beliau, yaitu Al-Ustadz Al-Habib Alawy bin Salim AlAydrus. Ketika majelis telah usai, datanglah seorang yang
39
http://www.embunhati.com
kaya dari daerah Gubuk Klakah (Tumpang Malang) meminta agar salah satu murid beliau bisa berdakwah di daerah Tumpang. Maka diutuslah Ust. Hasan untuk berdakwah di daerah Tumpang. Di situlah mulai timbul kepercayaan bahwa AlHabib Muhammad Al-Habsyi adalah seorang waliyullah. Sebelum Ustad Hasan berangkat untuk berdakwah, maka kembali berziarah ke rumah Habib Muhammad untuk meminta doa. Setelah sampai di rumah beliau, Ustad Hasan kembali disambut oleh Habib Muhammad seperti sambutan pertama kali beliau datang. Kemudian Habib Muhammad Al-Habsyi memberikan pesan, “Wahai Kyai Muda, di sana banyak sekali sihir-sihir, maka ketika kamu masuk daerah sana, kamu baca surat Yaasin 3x, InsyaAllah tidak akan ada apaapa.” Maka dilaksanakanlah pesan dari Habib Muhammad tersebut. Dalam kesempatan yang lain, Ust. Hasan mengantarkan temannya dari Jawa Barat
40
bernama Ust. Abdul Mughist yang ingin berziarah dan meminta doa kepada Habaib yang sepuh di kota Malang. Maka Ust. Hasan mengatakan, “Habib sepuh di Kota Malang ada dua: Pertama, AlUstadz Al-Habib Alawy bin Salim Al-Aydrus. Kedua, AlHabib Muhammad bin Abdul Qadir Al Habsyi.” Teman Ust. Hasan saat itu bersama dengan istrinya ketika berziarah. Karena takut tidak bisa ditemui, maka beliau berdua berangkat ke rumah Al-Habib Muhammad Al-Habsyi. Ketika di jalan, K.H. Hasanuddin mengatakan kepada kawannya, “Habib yang akan kita datangi ini adalah Kasyaf, maka kalau Anda memiliki wirid, bacalah semua. Takut nanti di-kasyaf.” Setelah sampai di depan rumah beliau, Ust. Hasan mengetuk pintu. Setelah dibukakan pintu, maka AlHabib Muhammad menyambut Ust. Hasan dengan ucapan, “Marhaban Ya Kyai Muda” (karena itu adalah julukan yang diberikan oleh Habib Muhammad Al-
Habsyi kepada Ust. Hasan). Kemudian Ust. Hasan mengutarakan permasalahan temannya kepada Habib Muhammad Al-Habsyi bahwa temannya meminta doa serta nasihat-nasihat kepada Habib Muhammad Al-Habsyi karena temannya telah diangkat sebagai ketua pelaksana pembangunan masjid di Jawa Barat. Maka Habib Muhammad Al-Habsyi memberi pesan, “Wahai Ustadz, sesungguhnya Anda harus ikhlas dan sabar dalam mengemban amanah ini. Ikhlas artinya: ketika sekarang Anda sibuk mencari dana, maka Anda harus ikhlas. Sabar artinya: biasanya kalau masjid itu ketika belum dibangun, maka tidak ada yang mau mengurus. Tapi kalau nanti sudah bagus, maka Anda harus siap untuk diusir dari jabatan Anda. ”Dua tahun kemudian Ust. Abdul Mughist dari Jawa Barat tadi datang ke Kota Malang untuk diantarkan kedua kalinya berziarah ke rumah Habib Muhammad Al-Habsyi. Setelah dibukakan pintu, maka seperti biasa beliau menyambut tamunya, kemudian mempersilakan tamunya untuk duduk. Setelah berbincang-bincang, kemudian Ust. Hasanuddin menyampaikan bahwa masjid yang dibangun di Jawa Barat sudah selesai dan Ust. Abdul Mughist sekarang sudah dipercepat sebagai pengurus masjid tersebut. Ini menunjukkan kasyafnya AlHabib Muhammad bin Abdul Qadir Al-Habsyi radhiyallahu ‘anhu. Dalam kesempatan yang lain, Ust. Hasanuddin bercerita: seperti biasa beliau bersama dengan K.H. Ihya’ Ulumuddin (Pengasuh Ma’had Nurul Haromain, Pujon)
Hasanuddin, “Mau ke mana, Kyai Muda?” Beliau menjawab, “Mau ke Pujon, Habib.” Kemudian beliau memperkenalkan K.H. Ihya’ Ulumuddin kepada Habib Muhammad, “Ini adalah Ust. Ihya’ Ulumuddin, murid dari As-Sayyid Muhamad bin Alawy Al-Maliki.” Habib Muhammad langsung menjawab, “Shohib Makkah?” Ust. Hasan menjawab, “Na’am Habib.” Kemudian Habib Muhammad Al-Habsyi memegang dada K.H. Ihya’ Ulumuddin dan membacakan surat Al-Insyirah. Setelah sampai pada ayat “Fainna Ma’al ‘Usri Yusro Inna Ma’al ‘Usri Yusro” diulang 3x dan tidak disempurnakan surat tersebut, kemudian beliau menyuruh Ust. Hasanuddin dan K.H. Ihya’ berangkat. Setelah dua hari kejadian tersebut, tiba-tiba Abuya AsSayyid Muhammad bin Alawy Al-Maliki Al-Hasani menelpon K.H. Ihya’ Ulumuddin dan menyuruh beliau untuk membuka pondok pesantren Nurul Haromain. Ust. Hasanuddin juga mengatakan: Mungkin AlHabib Muhammad Al-Habsyi
mengetuk hati Abuya AlMaliki agar memberikan izin kepada K.H. Ihya’ Ulumuddin untuk membuka ponpes Nurul Haromain. Dari kisah di atas kita dapat mengambil pelajaran bahwa hubungan Abuya Sayyid Muhammad bin Alawy Al-Maliki Al-Hasani dengan para Auliya’ dan Shalihin di penjuru dunia sangatlah dekat. Ini dibuktikan dari jarak yang begitu jauh antara kota Malang tempat Habib Muhammad bin Abdul Qadir Al-Habsyi radhiyallahu ‘anhu dengan Makkah Al-Mukarramah tempat Abuya Sayyid Muhammad bin Alawi AlMaliki Al-Hasani radhiyallahu ‘anhu. Ini juga menunjukkan kedudukan para Auliya’ Allah tidak membutuhkan jarak dan waktu untuk saling berkomunikasi, karena mereka adalah hamba-hamba pilihan Allah . Wallahu a’lam. Disarikan dari ceramah K.H. Nur Hasanuddin (Pengasuh Pondok Pesantren Darus Sa’adah, Gubuk Klakah Tumpang) dalam acara Haul Almarhum Al-Habib AlBarakah Muhammad bin Abdul Qadir AlHabsyi radhiyallahu ‘anhu (Habib Cikampek Malang)
http://wizamisasi.com
berangkat ke Pujon untuk mengawasi pembangunan pondok (yang pada saat itu dua tahun telah selesai pembangunannya). Karena belum mendapat izin dari Abuya Sayyid Muhammad bin Alawy Al Maliki Al-Hasani untuk dibuka, maka Ust. Hasanuddin menyampaikan bahwa ada seorang habib yang Wali dan mari kita meminta doa kepada beliau (saat itu ba’da Shubuh). Kemudian Ust. Hasanuddin mengatakan kepada K.H. Ihya’ Ulumuddin, “Kalau Habib ini wali, maka pasti kita akan bertemu dengan beliau di jalan.” Berangkatlah beliau berdua. Setelah sampai di depan jalan raya veteran Kota Malang didapati Al-Habib Muhammad Al-Habsyi sedang jalan-jalan di pinggir jalan sambil memegang tasbih yang tidak biasanya seperti itu. Maka bergegaslah beliau berdua menghampiri Habib Muhammad Al-Habsyi. Setelah mengucapkan salam kepada beliau, kemudian Habib Muhammad Al-Habsyi bertanya kepada Ust.
41
[ TOMBO ATI ]
Keteladanan Shalihin Menumbuhkan Kecintaan Kita
Ust. Muhim Kamaluddin Kepala Lazis Al Haromain Cabang Jombang
[email protected]
P
ada sebuah musim haji, khalifah bani Umayah, Sulaiman bin Abdul Malik berkunjung ke Makkah untuk berhaji. Pada saat melakukan thawaf, khalifah melihat Sayyid Salim bin Abdullah bin Umar bersimpuh di depan Ka’bah dengan khusyu’. Lisannya melantunkan al-Qur’an dan dzikir, matanya meneteskan air, sedangkan dadanya yang lebar bergoncang-goncang. Sayyidina Salim bin Abdullah bin Umar bin AlKhattab , ayahnya adalah periwayat hadits Nabi yang utama dan terkenal dengan kezuhudannya, sedangkan kakeknya adalah shahabat utama Nabi Muhammad .
42
Maka tidaklah berlebihan apabila sayyidina Salim mewarisi sifat-sifat utama ayah dan kakeknya tersebut. Badannya tinggi besar, penampilannya sederhana, dan mudah sekali menangis apabila mengingat Allah. Yang diingat orang terhadap sayyidina Salim adalah kezuhudannya. Usai thawaf dan shalat dua raka’at, khalifah berusaha menghampiri sayyidina Salim bin Abdullah. Orang-orang memberinya tempat, sehingga dia bisa duduk bersimpuh hingga menyentuh kaki Sayyidina Salim. Namun Sayyidina Salim masih larut dalam munajat dan dzikirnya. Dengan sabar khalifah menunggu beliau berhenti sejenak dari bacaan dan tangisnya, sambil tak henti memperhatikan Sayyidina Salim. Ketika ada peluang, khalifah segera menyapa. “Assalaamu alaikum wa rahmatullah wahai Abu Umar.” “Wa’alaikassalam warahmatullahi wabarakatuh,” jawab Sayyidina Salim. “Katakanlah apa yang menjadi kebutuhan Anda, wahai Abu Umar, saya akan memenuhinya,” kata khalifah. Sayyidina Salim tidak
mengatakan apa-apa sehingga khalifah menyangka dia tidak mendengar katakatanya. Sambil merapat, khalifah mengulangi permintaannya, “Saya ingin Anda mengatakan kebutuhan Anda agar saya dapat memenuhinya.” Sayyidina Salim berkata, “Demi Allah, aku malu mengatakannya. Bagaimana mungkin, aku sedang berada di rumah-Nya, tetapi meminta kepada selain Dia?” Khalifah terdiam malu, tapi dia tak beranjak dari tempat duduknya. Ketika shalat usai, sayyidina Salim bangkit hendak pulang. Orang-orang mengelilinginya untuk bertanya tentang hadits ini dan itu, dan ada yang meminta fatwa tentang urusan agama, dan ada pula yang meminta untuk didoakan, ada yang sekedar bersalaman atau memeluknya karena rindu akan sosok Sayyidina Salim bin Abdullah. Khalifah Sulaiman termasuk di antara kerumunan itu. Begitu mengetahui hal tersebut, orang-orang menepi untuk memberinya jalan. Khalifah akhirnya bisa mendekati beliau, lalu berkata,
“Sekarang kita sudah berada di luar masjid, maka katakanlah kebutuhan Anda agar saya dapat membantu Anda.” Beliau menjawab, “Dari kebutuhan dunia atau akhirat?” “Tentunya dari kebutuhan dunia,” kata khalifah Sulaiman. Beliau menjawab dengan lembut namun tegas, “Saya tidak meminta kebutuhan dunia kepada Yang Memilikinya, bagaimana saya meminta kepada yang bukan pemiliknya?” Khalifah kembali merasa malu dengan jawaban tersebut. Khalifah kemudian berlalu sambil bergumam, “Alangkah mulianya kalian dengan zuhud dan takwa, wahai keturunan Al-Khattab. Alangkah kayanya kalian dengan Allah . Semoga Allah memberkahi kalian sekeluarga.” *** Kezuhudan sayyidina Salim bin Abdullah begitu menakjubkan. Banyak ulama yang mendefinisikan arti zuhud dengan berbagai macam penjelasan, yang pada intinya zuhud bukan berarti anti-dunia, anti-kaya, akan tetapi arti zuhud secara umum menganggap kecil dunia karena melihat keutamaan akhirat yang jauh lebih baik dari dunia. Suatu ketika, seorang murid dari Abuya Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki menjelaskan bahwa zuhud hanya terjadi apabila hati sudah bisa wara’ (menjaga diri dari hal-hal yang subhat, dan sangat menjaga diri dari perkara haram). Dan manusia bisa wara’ apabila manusia itu sudah bisa tawakkal. Dan tawakkal itu berhubungan dengan kerja keras. Apabila dirunut, zuhud adalah buah dari kerja keras.
Demikianlah sekelumit gambaran tentang sifat zuhud yang dimiliki oleh sayyidina Salim bin Abdullah bin Umar , yang terus terang amat sulit untuk kita lakukan. Namun, dengan mengenang kisah-kisah para ulama serta keteladanan mereka diharapkan akan timbul rasa cinta kepada mereka. Karena bekal kecintaan kita inilah yang kita harapkan akan mempertemukan kita dengan mereka yang kita cintai. Sepantasnya kita bersyukur dan bergembira dengan sebuah hadits Rasulullah :
“Seseorang akan dikumpulkan bersama dengan orang yang dicintainya.” Sayyidina Anas bin Malik begitu bergembira ketika mendengar hadits tersebut dan mengatakan, “Aku mencintai Nabi, Abu Bakar, dan Umar. Dan aku berharap bisa bersama mereka dengan modal kecintaanku atas mereka, meski belum mampu beramal seperti yang telah mereka amalkan.” Dengan kecintaan kita kepada Nabi Muhammad , sahabat-sahabat beliau, para pengikut mereka dari kalangan tabi’in atau generasigenerasi setelah mereka, kita berharap akan dibangkitkan bersama mereka, meski jauh bedanya antara amal kita dengan mereka. Meski jauh antara sifat zuhud yang mereka miliki dan kecintaan kita kepada dunia fana ini. Namun, mustahil timbul rasa cinta tanpa mengenal yang dicintainya. Mengenal kekasih adalah jembatan pertama menuju cinta. Oleh karena itulah, para ulama salaf demikian antusias untuk membaca kisah-kisah generasi yang utama atau
para ulama salafus shalih. Dan diantara tanda kecintaan kepada sesuatu adalah dengan mengabadikan namanya. Menisbatkan nama yang ia cintai kepada anakanak mereka. Cintanya Sayyidina Ali kepada Rasulullah dan para sahabat beliau, ia tunjukkan dengan memberi nama-nama anaknya Muhammad, Abu Bakar, Umar, Utsman, dan lain sebagainya. Demikian pula kaum alawiyin mencintai Sahabat Nabi. Mereka memberi namanama anak-anak mereka dengan nama manusiamanusia utama, saking cintanya mereka kepada para sahabat dan keluarganya, sehingga nama-nama anak mereka pun mereka namakan dengan nama idola mereka. Mereka sangat berharap, dengan tafa’ul nama para shalihin, akan lahir pula orang-orang yang alim dan shalih seperti yang mereka idolakan. Hal ini pula yang dilakukan oleh Habib Ahmad as-Syatiri. Beliau memberi nama putranya dengan nama Umar. Dan ketika habib Umar bin Ahmad dewasa, beliau menamakan salah satu puteranya dengan nama Abdullah. Dan ketika habib Abdullah bin Umar dewasa dan memiliki anak, beliau memberi salah satu puteranya dengan nama Salim. Dan kini kita mengenal Habib Salim bin Abdullah bin Umar Asy-Syatiri, sebagai salah satu ulama panutan kita. Yang kita mencintai beliau dan memasang foto beliau di rumah-rumah kita di antara jajaran foto para ulama. Semoga dengan kecintaan kita kepada mereka, kita bisa dipertemukan dengan mereka di Surga meski amal kita tidaklah seperti amal mereka. Amiin.
43
[ EKONOMI ISLAM ]
Asuransi
dalam Kacamata Islam
K
Siti Munajah Santri Pesma Creative Preneur ‘Amily Malang
[email protected]
Asuransi dengan tujuan ta’awun dan tadhamun diperbolehkan jika dalam akad-akad asuransi tidak mengandung gharar 44
ita sering ragu saat ada bagian pemasaran menawarkan kita untuk mendaftar asuransi. Keraguan itu mungkin muncul dari ketidakjelasan hukum, ataupun kebiasaan keluarga yang memang tidak mendaftarkan diri di lembaga asuransi. Terlebih kebutuhan di zaman seperti ini yang begitu beragam dan datang tiba-tiba. Lalu bagaimanakah sebenarnya asuransi itu? Asuransi merupakan jenis akad baru yang belum ada pada masa-masa ijtihad. Kebaruannya inilah yang menimbulkan kontra di kalangan para ulama masa kini yang terbagi menjadi tiga pendapat. Ulama yang membolehkan berpendapat bahwa tidak ada dalil yang mengharamkannya, dengan dasar kaidah “Asal segala sesuatu adalah boleh”. Sementara Ulama yang mengharamkan akad asuransi ini memiliki pendapat bahwa dalil yang melarang dan mengharamkan asuransi sudah pasti, tidak ada yang melarang menggu-
nakan dalil pengharaman tersebut. Kelompok ketiga ialah yang membedakan macam-macam asuransi, sehingga hukumnya pun berbeda-beda. Dalam asuransi ada beberapa istilah yang perlu kita ketahui, yaitu peristiwa yang diakadkan, premi yang harus dibayar oleh tertanggung, dan uang asuransi yang harus dibayar oleh penanggung jika peristiwa yang dimaksud dalam akad terjadi pada diri tertanggung. Sebenarnya, teori asuransi dalam ilmu ekonomi sendiri bertujuan ta’awun dan tadhamun. Yang pada hal ini tentu tidak ada perbedaan pendapat dalam kebolehan asuransi, tetapi perbedaan pendapat muncul jika kita membahas cara-cara untuk merealisasikan teori tersebut. Seperti yang sekarang ini terjadi pada perusahaanperusahaan asuransi, justru akad asuransi yang dilangsungkan oleh perusahaan asuransi bersama tertanggung tidak bertujuan ta’awun (tolong-menolong) dan berderma, tetapi tujuannya adalah memperoleh keuntungan dan kemenangan.Para ahli hukum asuransi juga mengatakan, bahwa dalam situasi saat ini kebanyakan asuransi bertujuan membentuk modal. Sementara dalam “akadakad tabarru”, artinya orang yang menolong dan berderma tidak berniat mencari keuntungan dan tidak menuntut “pengganti” sebagai imbalan
dari apa yang telah ia berikan.Banyak pendapat membolehkan asuransi dalam kategori ini meskipun mengandung gharar (spekulasi) dan jahalah (ketidakjelasan). Diperbolehkan karena orang yang memberi derma tidak mungkin menerima penggantiatas derma yang telah ia berikan.Biasanya lembaga ini ialah asuransi dari pemerintah, atau kelompok sosial yang hanya bertujuan saling membantu. Sangat berbeda dengan asuransi premi tetap yang diselenggarakan oleh perusahaan-perusahaan asuransi. Akad yang dilangsungkan merupakan akad yang mengandung gharar, perjudian, pertaruhan, dan riba. Tentunya hal ini tidak termasuk dalam cara yang disyariatkan oleh Islam tentang cara dan usaha mewujudkan ta’awun. Akad asuransi bisa dikategorikan akad gharar karena masing-masing dari kedua belah pihak yaitu penanggung dan tertanggung pada waktu melangsungkan akad tidak mengetahui jumlah yang ia berikan dan jumlah yang ia ambil. Nominal jumlah memang sangat bergantung kepada terjadi atau tidaknya peristiwa yang diasuransikan, padahal hanya Allah yang mengetahui kejadian yang akan menimpa kita. Kita juga harus mengetahui bahwa premi asuransi yang dibayarkan tertanggung sebenarnya telah dibagi oleh perusahaan asuransi yang mana kurang lebih selama 2 tahun, 30% premi diberikan pada pada petugas pemasaran yang mendelegasikan tertanggung sehingga mendaftar asuransi. Sementara sisanya disalurkan sebagai pinjaman modal untuk perusahaan-
perusahaan yang digunakan untuk kegiatan bisnis mereka, berupa pasar uang maupun pasar modal. Dari bisnis itulah perusahaan asuransi juga memperoleh tambahan dana yang berasal dari bisnis, itupun sifatnya belum tahu akan untung atau rugi. Kebijakan pengelolaan dana ini mungkin berbeda antara perusahaan satu dan yang lain. ASURANSI DALAM KACAMATA ISLAM Cara atau praktik yang sesuai syariat Islam dapat mewujudkan dan merealisasikan ta’awun, tadhamun, dan takaful dengan bijaksana. Usaha tersebut bisa berupa pendapatan zakat yang dikelola oleh negara, maupun pajak yang diwajibkan orangorang kaya sehingga memenuhi kebutuhan rakyat yang masih miskin. Negara harus memperluas bidang asuransiasuransi sosial hingga mencakup dan meliputi semua kelompok masyarakat yang pendapatannya tidak cukup untuk menghadapi peristiwa yang diluar kemampuannya. Selain itu jaminan kesempatan kerja kepada warga produktif yang mampu bekerja, atau jaminan pemenuhan kebutuhan bagi orang lemah pun sudah seharusnya diatur negara. Sehingga tidak ada alasan lagi untuk berspekulasi dan khawatir akan masa depan yang akan dihadapi oleh seseorang. Apalagi jika dalam diri kita sudah yakin dengan konsep bahwa Allah telah mengatur rezeki untuk semua makhlukNya, jadi sudah sebaiknya kita tidak perlu khawatir berlebih akan masa depan kita. Jika pun masalah itu tentu ada, tapi tidak semua masalah itu harus diratapi dan berlarutlarut sebagai musibah, bukan? Karena apa yang Allah beri
atau ambil dari kita ialah yang terbaik bagi diri kita. Memperbanyak sedekah bisa menjadi jalan keluar bagi kita sebagai umat muslim agar kita tidak khawatir dengan kemungkinan kekurangan materi. Sebenarnya asuransi dilihat dari segi teori dan sistem, tanpa melihat sarana atau cara kerja untuk merealisasikannya, sangat sesuai dengan tujuan umum syariah. Dikatakan demikian karena asuransi dalam hal ini berarti “saling tolong menolong”, yang diatur dalam sistem rapi dengan tujuan meringankan kerugian yangmungkin menimpa seseorang. Sayangnya, akadakad asuransi yang dilangsungkan oleh para tertanggung bersama perseroan asuransi merupakan akad gharar, oleh karena itu seharusnya asuransi harus diselenggarakan oleh satu organisasi yang tidak mencari untung seperti pemerintah, atau koperasi yang saling menjamin. Dengan begitu, asuransi dengan tujuan ta’awun dan tadhamun diperbolehkan jika dalam akad-akad asuransi tidak mengandung gharar, walaupun tujuannya untuk merealisasikan dan mengaplikasikan teori dan sistem asuransi (ta’awun dan tadhamun). Tujuan syariah juga harus ditempuh dengan jalan yang tidak dilarang syara’, bukan? Inilah yang menjadi dasar, mengapa banyak ulama tidak setuju dengan akad asuransi, karena dibalik tujuan yang meskipun baik, tetapi cara menempuhnya mengandung gharar, pertaruhan, riba, dan perjudian bagi tertanggung, yang itu dilarang oleh syariat Islam. Wallahu a’lam.
45
[KALEIDOSKOP]
S
etelah khalifah alMutawakkil mangkat pada 861M, Daulah Abbasiyah mengalami kemunduran. Apalagi khalifah al-Muntashir penggantinya disinyalir terlibat atas pembunuhan ayahnya, alMutawakkil. Semenjak itulah Daulah Abbasiyah diselimuti konflik internal dan juga eksternal yang melemahkan pemerintahannya.
46
Pada masa al-Muntashir inilah, khalifah memberi tempat dan penghormatan pada dinasti Syiah. Maka pada periode 800M hingga 900M kaum Syiah memanfaatkan situasi itu untuk menyebarkan ajarannya secara senyap, khususnya sekte Syiah Ismailliyah. Mereka melancarkan strategi ini mulai dari Maroko hingga India. Syiah Ismailiyah adalah sekte Syiah yang meyakini bahwa Ismail bin Ja’far adalah Imam Ketujuh. Sementara mayoritas Syiah (Syiah Itsna Asyariyah) meyakini bahwa Musa bin Ja’far-lah sang Imam Ketujuh setelah Ja’far ash-Shadiq.
Sama dengan sekte Syiah lainnya, Ismailiyah memiliki keyakinan yang menyimpang jauh dari ajaran dan akidah Islam. Syiah Ismailiyah juga meyakini bahwa para imam terjaga dari perbuatan dosa. Mereka sosok yang sempurna tanpa cela sama sekali. Para imam juga dianggap memiliki kemampuan rububiyah sebagai perwujudan Tuhan di muka bumi. Setelah dirasa kuat, pada tahun 909M di Tunisia (Ifriqiya),
Said bin Husein atau yang menyebut dirinya Ubaidullah al-Mahdi Billah memproklamirkan diri sebagai khalifah Daulah Fathimiyah. Ia menuntut kepada pengikut sekte Syiah Ismailiyah untuk menaatinya. Ia mengklaim dirinya sebagai imam dalam sekte Syiah Ismailiyah yang memiliki hubungan darah dengan Rasulullah dari jalur Fathimah binti Rasulullah . Rupanya dari klaim inilah nama Daulah Fathimiyah berasal. Meski para ulama membantah klaim nasab tersebut dan menyebut daulah ini dengan Daulah Ubaidiyah. Ubaidullah al-Mahdi berhasil mempengaruhi orang-orang Barbar yang kecewa terhadap Dinasti Aghlabiyah di Afrika Utara. Atas dukungan mereka inilah al-Mahdi menaklukkan dinasti
Aghlabiyah. Dan di kota Raqqadah di wilayah Qayrawan, di bekas istana Aghlabiyah yang ditaklukkan itu, pemerintahan al-Mahdi dimulai. Pada 914M, pasukan alMahdi bergerak ke Timur, menguasai Alexandria, Syria, Malta, Sardinia, Cosrica, pulau Betrix, dan lainnya. Tahun 934M al-Mahdi mangkat dan digantikan anaknya, Abu alQosim dengan gelar al-Qoim. Ia berhasil menaklukkan Genoa dan Calabria. Ia juga mengirim pasukan ke Mesir, tetapi gagal. Mesir merupakan pusat pemerintahan Islam di bawah Daulah Abbasiyah yang mengontrol 3 kota suci: Makkah, Madinah, dan Jerusalem. Baru pada masa khalifah al-Muiz atau Abu Tamim Ma’ad al-Mu’izz li-Dinillah, upaya menaklukkan Mesir mulai membuahkan hasil. Ia memiliki seorang jendral yang
cemerlang, bernama Jauhar Sicily. Waktunya tepat ketika Mesir dilanda kelaparan, Jauhar menerobos masuk menaklukkan al-Fustat dengan mudah hingga menguasai wilayah Mesir ini. Pemerintahan masih dipegang pangeran Ikhshidiyah, penguasa Mesir di bawah Abbasiyah, tetapi sudah tidak berfungsi lagi. Nama khalifah Abbasiyah mulai dihilangkan dari doa dan khutbah ibadah Jum’at. Jauhar pun membangun kota baru, bernama al-Qahirah atau Kairo, yang berarti Kota Kemenangan. Pada 973M, kota ini mulai menjadi kediaman khalifah Daulah Fathimiyah al-Mu’iz dan pusat pemerintahannya. *** Tidak tanggung-tanggung, Daulah Fathimiyah mampu bertahan hampir 3 abad lamanya. Empat belas
47
khalifah memerintah dalam masa itu sejak al-Mahdi hingga terakhir al-Adid. Selain mendirikan kota Al-Qahirah, Jauhar dan khalifah al-Muiz berhasil membangun Universitas Islam yang sangat terkenal, yang masih lestari hingga kini, yakni Universitas Al-Azhar Kairo. Setelah al-Muiz mangkat, ia digantikan oleh Al-Azis untuk mengokohkan Daulah Fathimiyah. Sesudah Al-Azis mangkat, ia digantikan oleh alHakim yang memerintah tak kurang dari 25 tahun. Dialah yang mendirikan Darul Hikam, semacam akademi yang sejajar dengan lembaga pendidikan Islam terkemuka pada masa itu di Cordoba, pusat Daulah Umayyah di Andalusia maupun Baghdad, pusat Daulah Abbasiyah. Darul Hikam dilengkapi dengan perpustakaan Darul Hikmah yang berisi koleksi 200 ribu buku yang sangat beragam dan lengkap pada masanya. Namun, kemunduran Daulah Fathimiyah juga dimulai pada masa khalifah alHakim. Ketika diangkat menjadi khalifah, umurnya baru 11 tahun. Ia memerintah dengan tangan besi, penuh kekerasan dan kekejaman. Beberapa orang wazirnya terbunuh di tangannya. Ia juga menghancurkan beberapa gereja Kristen. Satu di antaranya sebuah gereja yang di dalamnya terdapat kuburan suci umat Kristen. Orang Kristen dan Yahudi dipaksa memakai jubah hitam dan hanya boleh menunggang keledai. Beberapa di antaranya juga dibunuh, bahkan ia dengan mudah membunuh seseorang yang tidak disukainya. Ia juga menyerang Aleppo, merebut Homz dan Syaizar, yang membuatnya dimusuhi
48
penduduk Arab. Sikap kejamnya pada Kristen menjadi pemicu Perang Salib dan konfrontasi dengan Bizantium. Puncak penyelewengan al-Hakim adalah ketika ia menyatakan dirinya sebagai penjelmaan Tuhan. Ia lalu meninggalkan istana dan berkelana, hingga terbunuh di Muqatam pada 1021M. Ia digantikan anak keturunan yang masih muda belia. Hingga ketika khalifah dipegang al-Mustanshir, Afrika Utara dan Sicilia lepas dari Daulah Fathimiyah, terjadi perang saudara antara kelompok Turki dan Barbar yang selama ini menjadi pendukung khalifah, serta mulai munculnya pemberontakan dari kalangan Arab seperti Bani Hilal dan Bani Sulaim. Khalifah lantas tinggal menjadi boneka dan kekuasaan dipegang oleh wazir ataupun para menteri. Bahkan kekuasaan mereka tinggal di lingkungan kekhalifahan saja. Karena itu, ketika khalifah dipegang azZafir, maka Daulah Fathimiyah tak mampu lagi menghadapi Perang Salib. Ia lantas meminta bantuan Sultan Nuruddin Zanki, penguasa Suriah di bawah Daulah Abbasiyah untuk menghadapi pasukan Kristen. Ketika Daulah Fathimiyah dipegang khalifah al-Adhid yang baru berusia 9 tahun, ia pun meminta bantuan Nurudin Zanki untuk menghadapi pasukan Kristen pada Perang Salib ke-2. Maka untuk kedua kalinya, Sultan Zanki mengirim pasukan di bawah pimpinan Syirkuh dan Shalahuddin al-Ayyubi. Tetapi kali ini, mereka tak hanya mengalahkan pasukan Kristen dalam Perang Salib, melainkan juga menguasai Mesir dan menggulingkan
khalifah al-Adhid sehingga praktis Daulah Fathimiyah pun berakhir. *** Sungguhpun Daulah Fathimiyah yang berakidah Syiah tidak dikategorikan sebagai kekhalifahan Islam, tetapi keberadaannya sempat memberi warna dalam blantika sejarah peradaban Islam. Bahwa pernah berdiri 3 kekhalifahan dalam suatu masa yang sama, yakni Daulah Abbasiyah di Baghdad, Umawiyah II di Cordoba Andalusia, dan juga Fathimiyyah di Mesir. Daulah Fathimiyah sempat melahirkan beberapa filsuf beraliran Syiah seperti Abu Hatim ar-Rozi, penulis kitab Az-Zayinah yang membahas fikih, filsafat, dan aliran agama, serta Abu Abdullah an-Nasafi, penulis kitab al-Mashul yang membahas madzab Syiah Ismailiyah. Di samping itu, beberapa ilmuwan lahir dalam masanya, yakni Muhammad at-Tamimi (ahli Fisika), Muhammad ibn Yusuf al-Kindi dan Ibnu Salamah al-Quda’i (sejarawan), al-Azis (ahli sastra) yang telah membangun masjid al-Azhar. Juga ada Ali ibnu Yunus, Ali alHasan, dan Ibnu Haitam (ahli astronomi). Sumbangsih Daulah Fathimiyah yang masih kita rasakan hingga kini adalah Universitas Al-Azhar dengan kota Kairo-nya. Pada awalnya, universitas ini menjadi pusat penyebaran ajaran Syiah lewat lembaga pendidikan. Tetapi, setelah Mesir dikuasai Sultan Shalahuddin al-Ayyubi, al-Azhar menjadi pusat pendidikan sunni hingga kini. Disarikan dari berbagai sumber oleh Bahtiar HS.
Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungaisungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan (Q.S. Ar Ra’du [13]: 3)
S
ungai merupakan aliran air yang besar dan panjang serta mengalir di permukaan bumi secara terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Akan tetapi, terdapat pula sungai bawah tanah, misalnya sungai Gua Hang Soon Dong di Vietnam, sungai di Yucatan di Meksico, dan di Gua Pindul di Filipina. Sungai terpanjang di dunia adalah sungai Nil yang juga merupakan sungai terluas didunia. Ia mengalir sejauh 6.670 km, yakni 6 kali lebih panjang dari Pulau Jawa. Terdapat 9 negara yang dilewati sungai Nil, yakni Kenya, Zaire, Uganda, Tanzania, Rwanda, Burundi, Sudan, Ethiopia, dan Mesir. Sungai terpanjang di Indonesia adalah sungai Kapuas di pulau Kalimantan. Panjang
http://anekatop10.com
sungai ini mencapai1.143 km yang mengalir dari pegunungan Muller menuju selat Karimata. Di pulau Kalimantan terdapat sungai-sungai yang sangat panjang dan luas setelah sungai Kapuas, yakni sungai Mahakam, sungai Barito, sungai Seruyan. Sungai memiliki banyak manfaat untuk kehidupan manusia di muka bumi, yakni untuk bahan baku air minum, irigasi pertanian, dan juga potensial untuk objek wisata. Selain itu, jika dicermati lebih jauh, sungai memiliki posisi yang cukup istimewa di dalam Al Qur’an, yakni seringkali disebutkan Allah dalam mendesripsikan surga: dengan sungai-sungai yang mengalir di bawahnya. Subhaanallah. (Disarikan dari berbagai sumber oleh Bunda Sitha).
anakbackpacker.wordpress.com
49
KUPON JATI 28 6-1438 04-2017
· Jawaban DITULIS pada secarik kertas/diketik dan cantumkan nama, alamat rumah, nama sekolah, kelas dan no telepon orang tua. Tempelkan KUPON JATI 28 pada kertas jawaban. · Kertas jawaban dapat dikirim langsung atau melalui pos ke alamat berikut: Redaksi Majalah Al Haromain d.a. Kantor Lazis Al Haromain Jln. Ketintang Barat I/27 Surabaya · Atau pindai (scan) kertas jawaban dan kupon tersebut dan kirim melalui surel (surat elektronik)/email ke alamat berikut:
[email protected] · Atau melalui Juru Himpun (Jupun)/ Koordinator Donatur Lazis Al Haromain. · Jawaban diterima Redaksi selambatlambatnya tanggal 20 April 2017 · Redaksi menetapkan 3 pemenang dalam Rubrik JATI (Jawab Teliti) ini. · Keputusan redaksi tidak dapat diganggu-gugat. · Pemenang akan diumumkan pada edisi Majalah Al Haromain bulan depan dan diberi suvenir menarik dari Redaksi Majalah AL HAROMAIN.
Rasulullah menerima perintah sholat wajib lima kali sehari dalam peristiwa apa dan diperingati setiap tanggal berapa?
Selamat bagi pemenang Kuis Jati 27 (Maret 2017) yang lalu: 1. Syifa Khairunnisa. MI. Muawanah Mojoagung. 2B. 2. Muthia Arin Shafa. SDIT Ghilmani Surabaya. Kelas 5B. 3. Mazida Anum Ummi Hirza. SDIT Ghilmani Surabaya. Kelas 4C. Jawaban Kuis JATI 27 (Maret 2017): Safar, Rabiul Akhir, Jumadil Akhir, Sya’ban, Syawwal, dan Dzul Hijjah
Abdul Rasyid
Kelas 2 SDN Buddan I Alamat : Jl. Raya Buddan Tanah Merah Kab. bangkalan
50
51
52