Sapa Redaksi
SUSUNAN PENGURUS LAZIS AL HAROMAIN Dewan Pembina: KH. M. Ihya’ Ulumiddin Indra Djati Sidi, Ph.D Drs. Arif Wibowo, M.Si Drh. H. Mukrom Drs. H. Junaidi Sahal Dewan Pengawas: Prof. DR. H. Nizarul Alim dr. H. Anas Mahfudz, Sp.An. Drs. H. Soehardjoepri, M.Si Dewan Pengurus: Direktur : Handaka Indra S., S.Si Wakil Direktur Penghimpunan : Muji Sampurno, S.Pd Wakil Direktur Distribusi : Siswo Widodo, S.Pd Wakil Direktur Media dan Informasi : Bahtiar HS, S.Com Wakil Direktur Sumber Daya : Elok Widayati, S.Sos Administrasi : Tanti Agustin Keuangan: Imroatul Imamah
Assalâmu’alaikum Warahmatullôhi Wabarakâtuh, Hamidan lillâhi tabâraka wa ta’âlâ wa musholliyan ‘alâ rasûlillâhi Shollallôhu ‘alaihi wa sallam. Ammâ ba’du. Inilah bulan cinta. Robiul Awwal. Bulan di mana seorang manusia paling agung pernah dilahirkan di muka bumi. Yang kecintaan kepadanya —dan kepada Alloh— berada di puncak tangga-tangga cinta. Bahkan mengalahkan kecintaan pada diri kita sendiri. Bagaimana tidak? Alam semesta dan seluruh isinya ini saja diciptakan tersebab keberadaan dirinya. Yang Alloh sendiri bahkan menyanjungnya begitu tinggi dengan firman-Nya:
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar memiliki budi pekerti yang agung.” (QS. al-Qalam: 4). Sebuah pujian yang secara tata bahasa “sundul langit.” Paling puncaknya pujian atas kualitas pribadi manusia terpilih dan tak ada yang lebih tinggi lagi disebut-sebut langsung Tuhan. Siapa lagi beliau kalau bukan Baginda Nabi Muhammad Shollallohu ‘alaihi wasallam; uswah dan qudwah kita. Al-Haromain edisi bulan ini sengaja kami penuhi dengan tulisan tentang kelahiran beliau. Sangat tidak cukup memang, tetapi setidaknya yang sedikit ini semoga mampu mengingatkan kembali tentang cinta yang sejati itu dan kewajiban kita mencintainya lebih dari siapapun. Agar supaya kita tidak terjerumus ke dalam cinta pepesan kosong, cinta sekadar nafsu syahwat, yang juga pada bulan ini serentak dirayakan orang di seluruh dunia. Valentine Day. Hari Kasih Sayang. Semoga bermanfaat. Kritik dan Saran para pembaca tetap kami tunggu untuk perbaikan majalah ini. Bisa disampaikan via email di
[email protected] atau
[email protected] Wassalâmu’alaikum Warahmatullôhi Wabarakâtuh, Redaksi
Marketing : M. Thohir Himpun ZIS : M. Ismail, A.Md Ir. M. Ghozali Redaksi : M. Qosim, S.Pd.I Layout & Design : M. Musta’in
LAZIS AL-HAROMAIN SK Dinsos No. 460/1178/436.5.13/2008 VISI: Menjadi lembaga pengelola dana Zakat, Infaq, Shodaqoh, Wakaf dan sosial yang terpercaya, transparan, dan akuntabel dalam mewujudkan kesejahteraan umat. MISI: 1. Melakukan gerakan penyadaran ZIS, wakaf dan dana sosial untuk kesejahteraan umat. 2. Melakukan optimalisasi pengumpulan dan pendayagunaan ZIS, wakaf, dan dana sosial untuk berbagai kegiatan pendidikan dan dakwah . TUJUAN: 1. Memberikan daya dukung pendanaan dakwah, pemberdayaan ekonomi umat, dan peningkatan kualitas sumber daya umat. 2. Membangun dan membina kemandirian pesantren, yatim dan duafa . 3. Mewujudkan lembaga pengelola ZISWAFSOSIAL yang mengedepankan manajemen peningkatan mutu.
3
Salam Pembaca
5 10 11
fokus utama Belajar Cinta di Madrasah Maulid
12 15 20 22
al kayyis Menjadi Cerdas lewat Maulid Nabi
24 28
refleksi Tanda Bukti Cinta Nabi
31 34 36 37
serambi Refleksi Maulid mutiara hadits Menghidupkan Sunnah dan Hakekat Cinta Nabi
profil K.H.M. Ihya’ Ulumiddin mutiara al qur’an Da’i Batu Asah technopreneur Bagaimana Cara Menjadi Sukses (Bagian 2)
kajian niswiyah Kasih Sayang yang Tak Terbaca auladi Mendidik Anak Berdasar Siroh Nabawiyah Liputan galleri JRM (Jaring Remaja Muslim) laporan keuangan
KIRIM NASKAH ATAU FOTO UNTUK MAJALAH AL HAROMAIN Assalamualaikumwr.wb Alhamdulillah Al Haromain sekarang lebih bagusnya, majalahnya lebih eksklusif, saya menjadi donator Al Haromain sudah tiga tahun. Dalam waktu tiga tahun itu saya pribadi merasakan banyak menimba ilmu dari kajian-kajian yang Al Haromain adakan. Kebetulan waktu liburan kemarin ada saudara saya dari Makassar, Beliau biasa menulis cuma belum ada media untuk mempublikasikan tulisannya, apa di Al Haromain menerima tulisan dari pembaca,? Dan satu lagi apa bisa untuk foto-foto juga? Adnan Surabaya Wassalamualaikum wr. wb. Jazakamulloh atas atensinya, insyaalloh kami selalu memberikan yang terbaik untuk para pembaca. Untuk pembaca yang mau mengirimkan karyanya silahkan di email
[email protected] baik berupa tulisan atau fotofoto yang unik. Kalau ada tema yang sesuai dengan artikel atau foto yang di kirim, Insya alloh kami muat. SOUTUL HAROMAIN FM SEKARANG MENDUNIA Assalamualaikum wr.wb. Beberapabulan yang lalu, saya di kasih tau teman yang berada di Indonesia bahwa untuk kajian-kajian di Ma‘had Nurul Haromain Malang bisa di akses melalui BlackBerry, setelah saya coba ternyata benar, Masya alloh sangat bagus dan jernih penerimaan suaranya, kebetulan saya adalah alumni dan sekarang masih menimba ilmu di tanah Haram, Alhamdulillah sekarang banyak perkembangan, semoga selalu istiqomah Muslim- Madinah Alhamdulillah perkembangan teknologi yang pesat, harus dimanfaatkan untuk hal-hal yang positif dan bermanfaat bagi ummat, saat ini kami berusaha memanfaat teknologi untuk dakwah. Melalui Radio Soutul Haromain FM bisa di akses di 105.5 Mhz (untuk daerah malang dan sekitarnya) dan 92.7 Mhz (untuk daerah Surabaya dan sekitarnya) dan sekarang juga bisa streaming melalui internet di www.nurulharomain.org / www.kabarpujon.blogspot.com atau bagi Anda pengguna BlackBerry bisa ketik http://111.221.40.221:7000/;live klik link ini pada browser BB Anda utk mengakses Radio Soutul Haromain dapatkan hikmah dan manfaatnya ,, SH fm “bersama kami Anda Mengerti”
KANTOR PUSAT KOMPLEKS SENTRA DAKWAH AL HAROMAIN : Jl. Ketintang Barat I/27 Surabaya; Kantor Operasional LAZIS Al Haromain Pusat, Perum Ketintang Permai AB-5 Surabaya Telp. 031-81111841, 031-70518810 CABANG LAZIS AL HAROMAIN; Kab. Malang : Ma’had Nurul Haromain, Jl. Brigjend Abd. Manan Wijaya 141 Pujon Malang, telp. 0341-524152 (a.n Ust. Hazmi Imad, HP. 081 803 812 234); Kab. Tulungagung : Pesantren Darussalam, Jl. Panglima Sudirman VII/36L Tulungagung (a.n Ust. Miftahul Falah, Hp. 0857 303 00 117); Kab. Jombang : Pesantren Al Washoya, Jl. Raya kertorejo, Ngoro Jombang Telp. 0321-4115728 (a.n Ust. Nasta’in, Hp. 081 515 642 315); Kota Malang : Pesantren Al Qoyyim, Jl. Mandalawangi No. 9 Malang (a.n Ust. Jauhar, Hp. 0857 556 524 97); Kota Batu : Pesantren Al Manhall, Kotamadya Batu (a.n. ust. Yalik, Hp. 0856 465 498 99); Kab. Kediri : Pesantren Al Minhaj Wates Kediri (a.n. Ust. Habib, Hp. 0857 366 279 33); Kota Kediri : Jl. Penanggungan 47B Kediri (a.n. Ust. Hadi Nurrohman, HP. 081 2599 758 18); Kab. Gresik : Jl. Taman Angsana V/16 Taman pohon, Perum Kota damai Kedamean Gresik (a.n. Ust. Sulisman, Hp. 031 816 419 66); Kab. Pamekasan : Pesantren Darul Hijrah, Pamekasan Madura (a.n. Ust. Muzammil, Hp.081 805 0833 43); Kab. Bangkalan : Arosbaya Bangkalan (a.n. Ust. Fahd Abdurrohman, Hp. 0852 3158 9277) Dan Pesma Al Kayyis Jl.Raya Telang Kamal Bangkalan Hp.08123157406; Yogyakarta : Pesantren Alawiyah, Jl. Raya Solo Km 9, kembang Maguwoharjo Sleman Yogyakarta, telp. 0274 7483 780 (a.n. Ust. Syaiful, Hp. 081 550 333 98) UNIT PENGUMPUL ZAKAT (UPZ) LAZIS AL HAROMAIN; UPZ Kras Kediri : Jl. Raya Krass Kediri (a.n. Ust. Hadlirin, Hp. 081 3355 894 19); UPZ Lamongan : Ds. Guyangan Sugiyo Lamongan (a.n. Ust. Muhyiddin, Hp. 0322 77 35 736); UPZ Tuban : LPI Wildani, Ds. Kenanti Tambakboyo Tuban (a.n. Ust. Widi, Hp. 0821 436 243 97); UPZ Ngawi : MT. Al Haromain Mantingan Ngawi (a.n. Ust. Chumaidi, Hp. 081 335 462 005); UPZ Magetan : YPI Ulil Albab Parang Magetan, Telp. 0351 77 40 424 (a.n. Ust. Munir, Hp. 0812 596 7912); UPZ Pasuruan : Tumpuk Sambisirah, Wonorejo Pasuruan (a.n. Us. Mu’thi, Hp. 081 334 142 567); UPZ Banyuwangi : Jl. Kyai Ach. Cholil 4, Canga’an Genteng Wetan, genteng banyuwangi (a.n. Ust. Muhajir, Hp. 081 803 456 281); UPZ Solo : MT AL Haromain, Teras Boyolali Solo (a.n. Ust. Akhmad Syarifuddin, Hp. 081 393 518 933); UPZ Bojonegoro : LPI At Tibyan, Tulungrejo, trucuk Bojonegoro (a.n. Ust. Muhibbulloh, Hp. 0812 333 060 95)
4
fokus utama
Oleh: Ibnu Ishaq Abi ‘Ali
T
ema kewajiban cinta pada Rosululloh Saw. adalah tema yang mulai hilang dari pembahasan umat sekarang ini. Sedikit sekali diperbincangkan dalam khutbah dan bisa dibilang tak masuk dalam jajaran kurikulum pelajaran agama di sekolah. Padahal ia merupakan tema penting yang dibutuhkan umat Islam di zaman ini dan di setiap masa, baik bagi mereka yang kecil, muda, maupun yang telah beranjak dewasa. Karena pentingnya tema tersebut, dalam al-Quran kita bisa temukan bahwa kecintaan kepada Rosululloh Saw. tidak disebut terpisah dari kecintaan kepada Alloh Swt. Fakta ini salah satunya bisa kita temukan dalam ayat ke 24 dari surat at-Taubah:
Katakanlah,: “Jika bapak-bapakmu, anakanakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai daripada Alloh dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Alloh memberikan keputusan-Nya”. Dan Alloh tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik. Cukup sudah ayat ini sebagai anjuran, peringatan, dan dalil akan kewajiban umat Islam untuk mencintai Rosululloh, kelayakan Rosululloh untuk mendapatkan kecintaan itu,
dan bahaya jika umat Islam meninggalkan kecintaan ini. Sebab, Alloh telah menunjuk hidung orang-orang yang lebih mencintai harta, keluarga, dan anak-anaknya melebihi kecintaannya kepada Alloh dan Rasul-Nya. Dalam ayat itu pula Alloh memberikan ancaman lewat firman-Nya: “Maka tunggulah sampai Alloh memberikan keputusan-Nya” lalu mengecap mereka dengan label “fasik” di akhir ayat, dan memberitahu bahwa mereka termasuk orang sesat yang tak mendapat petunjuk dari-Nya. KISAH ROMANTIS DARI MADINAH Generasi sahabat –orang-orang yang telah dipilih oleh Alloh untuk dapat menikmati langsung indahnya kalam Alloh ketika diwahyukan-- lewat tarbiyah dari Rosululloh, mengerti betul akan makna dan urgensi kecintaan pada beliau. Dan mereka telah mencetak contoh indah, gambaran berkesan akan kecintaan ini. Lewat lembaranlembaran kitab Hadits dan Sirah Nabawiyah, kita bisa temukan jangkauan rasa cinta pada Rosululloh yang telah menyatu-padu dalam diri mereka. Dan tak jarang, ada sahabat yang mengungkapkan perasaan cintanya itu langsung di hadapan Rosululloh Saw. Sebuah kisah menakjubkan diabadikan oleh Imam at-Thabarani dalam salah satu kitab yang ditulisnya: Dari Sayyidah ‘Aisyah r.a., beliau berkata: “Sesungguhnya seorang lelaki datang mengunjungi Rosululloh, lalu berkata, ‘Duhai Rosululloh, sungguh Engkau lebih aku cintai melebihi keluarga dan hartaku. Dan jika aku teringat padamu, tak kan sabar hatiku hingga aku datang menemuimu untuk dapat melihatmu. Sungguh, kadang kala kuteringat kematianku dan jikalau engkau pun wafat. Dan aku sadar, jika engkau memasuki surga, maka engkau kan diangkat bersama para Nabi. Dan jikalau aku masuk surga, aku tak lagi dapat melihatmu…’” Jika kita perhatikan, jangkauan kecintaan sahabat yang ditulis indah oleh Imam atThabarani itu telah menembus batas nalar
5
kita. Tak terpikirkan sedikit pun olehnya –jika di akhirat kelak– akan panasnya api neraka dan pedih siksaan yang ada di dalamnya, tidak pula indahnya surga beserta semua kenikmatannya. Tetapi yang memenuhi hati dan pikirannya hanya satu: keinginan bertemu, berkumpul, dan dapat kembali melihat Rosululloh!!! Kisah-kisah romantis semisal yang menuturkan betapa besar kecintaan para sahabat pada Nabi kita banyak ditulis dan diabadikan oleh para ulama. Suatu hari, Sayyiduna Shafwan bin Qudamah r.a. mengungkapkan perasaan hatinya kepada Rosululloh: “Wahai Rasululloh, sungguh aku sangat mencintaimu…” Dan Rosululloh menjawabi pengakuan cinta itu seraya bersabda: “Seseorang akan dikumpulkan bersama yang ia cintai.” (HR. at-Tirmidzi dan an-Nasa’i). Yah, seseorang akan dikumpulkan bersama kekasih yang dicintainya, sebuah penetapan dari Rosululloh yang patut disambut gembira oleh orang-orang yang benar-benar mencintai beliau. Di hadits yang lain, tertulis cerita indah: adalah seorang lelaki hadir dalam majlis Rosululloh, dan ia terus-menerus memandangi wajah rupawan beliau, tanpa berkedip, tanpa berpaling. Sehingga Rosululloh pun bertanya kepadanya: “Ada apa gerangan denganmu?” Lelaki itu menjawab sederhana, sesuai dengan apa yang memenuhi hatinya: “Kupertaruhkan ayah dan ibuku untuk engkau, aku merasa nikmat tatkala memandang engkau. Namun, kelak di hari Kiamat, dengan kemurahan-Nya, Alloh akan mengangkat engkau…” Keinginan untuk selalu dekat dan dapat bersama Rosululloh merupakan nikmat tersendiri, sehingga dapat mengalahkan ngerinya sakaratul maut sekalipun!!! Dan inilah yang dialami oleh Sayyiduna Bilal. Ketika beliau kan menjemput ajalnya, istri beliau berkata pilu: “Duhai… Betapa sedih hatiku…” Namun ungkapan Sayyiduna Bilal justu berbeda, karena beliau merasa gembira akan bertemu dengan orang-orang yang telah dirindunya: “Duhai… betapa senang hatiku, esok aku kan bertemu kekasih-kekasihku; Muhammad dan pengikutnya…” Kisah menakjubkan lainnya terjadi tatkala seorang wanita berkunjung pada Sayyidah ‘Aisyah di kediaman beliau. Wanita itu berkata pada Sayyidah ‘Aisyah: “Aku
6
mohon, Anda perlihatkan padaku pusara Rosululloh…” Ummul mukminin ‘Aisyah pun menurutkan permintaan wanita itu, lalu disingkapnya pusara Rosululloh. Dan seketika itu juga, wanita yang datang memohon itu menangis tersedu-sedu hingga ia wafat karena tak kuasa menahan rindu… Sungguh, kisah-kisah di atas hanyalah sekelumit dari ribuan kisah kencintaan pada Rosululloh yang telah tertulis oleh pena-pena para ulama, dari generasi sahabat hingga para pecinta yang hidup dalam kurun-kurun setelahnya. Dan bukan tidak mungkin, jika kita dengan tulus mencintai Rosululloh, kisah cinta kita pun akan menjadi kisah cinta berbuah pahala yang juga akan dikenang oleh generasi setelah kita. APAKAH YANG DAPAT DIPERBUAT OLEH CINTA? Kecintaan pada Rosululloh bukanlah sesuatu yang sia-sia. Kecintaan pada beliau akan berbuah pahala. Dan darinya, muncullah motivasi untuk ittiba’, mengikuti sunnahsunnah beliau. Jika tidak ada rasa cinta yang bersemayam dalam hati, niscaya tidak akan ada dorongan untuk mengikuti sunnah-sunnah beliau dan meneladani beliau dalam beramal. Oleh karenanya, Rosululloh Saw. menjadikan kecintaan hati yang bergelora pada beliau sebagai ukuran kesempurnaan iman seorang muslim, ketika kecintaan ini mengalahkan rasa cinta pada anak, orang tua, dan semua manusia . Rosululloh Saw. bersabda: “Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, tiada sempurna iman seseorang di antara kamu, sehingga aku lebih ia cintai daripada orang tuanya, anaknya, dan semua manusia.” Dalam riwayat lain, Rosululloh mengibaratkan dengan: “Melebihi kecintaannya pada dirinya sendiri”. Rosululloh pun pernah bersabda: “Tiga perkara, jika ia ada dalam diri seseorang, ia akan temukan rasa manis keimanan: Jika Alloh Ta’ala dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya, jika ia cintai seseorang hanya karena Alloh Ta’ala, dan jika ia merasa benci jikalau ia kembali jatuh dalam kekafiran sebagaimana ia merasa benci jikalau dilemparkan ke dalam kobaran api”. Bertolak dari rasa kecintaan ini, kita dapat saksikan pengorbanan yang dicurahkan para sahabat untuk membela dan melindungi Rosululloh, mulai dari jiwa, harta yang
dimiliki, dan waktu. Dalam kisah hijrah Rosululloh, kita bisa lihat bagaimana Sayyiduna Abu Bakar memasuki gua Tsur terlebih dahulu, demi menyelamatkan Rosululloh dari kemungkinan gangguan binatang buas dan ular? Kita saksikan pula bagaimana beliau mengerahkan harta, kedua anaknya; Sayyidah Asma’ dan Sayyiduna ’Abdullah juga Amir bin Fuhaira seorang penggembala kambingnya untuk membantu Rosululloh dalam perjalanan panjang dan berat menuju Madinah. Sungguh, kepribadian seperti inilah yang harus dimiliki oleh setiap Muslim yang beriman kepada Alloh dan RasulNya. Ketika pasukan muslimin terhenyak, mulai terdesak, dan diliputi oleh rasa takut dalam perang Uhud, ketika pasukan musyrikin melempari Rosululloh dengan batu, hingga beliau luka parah pada bagian rahangnya dan darah yang mengalir di wajahnya. Di saat-saat kritis itu tersiarlah desas-desus bahwa Rosululloh gugur dalam pertempuran. Dalam peristiwa ini, tampaklah semangat pengorbanan dan pembelaan yang mengagumkan dari para sahabat Rosululloh yang selalu berada di sekitarnya. Mereka rela mengorbankan raga dan nyawa demi membela dan menyelamatkan Rosululloh. Imam alBukhari meriwayatkan bahwa ketika orangorang meninggalkan Nabi, Abu Thalhah memerisaikan dirinya untuk melindungi Rosululloh dengan menggunakan tameng kulit miliknya dari desakan panah-panah pasukan musyrikin. Abu Thalhah adalah seorang pemanah ulung dan selalu tepat mengenai sasarannya. Nabi turut mengamati apa yang terjadi di sekitar beliau. Kemudian Abu Thalhah berkata: “Demi Ayah dan Ibuku yang menjadi tebusanmu, mohon engkau tidak ikut mengamati, saya khawatir nanti panah musuh akan mengenai engkau. Biarlah mengenai leherku asalkan engkau selamat.” Sayyiduna Abu Dujanah pun melindungi Nabi dengan badannya, sementara panahpanah musuh bertubi-tubi menghujani punggungnya, namun ia tetap mencondongkan dirinya untuk melindungi Rosululloh, tanpa bergeser sedikit pun. Demikian pula Sayyiduna Ziyad bin Sakan, ia turut menjadikan dirinya sebagai tameng pelindung Rosululloh hingga dirinya gugur bersama lima orang sahabat lainnya. Dan adalah Sayyiduna ’Imarah bin Yazid bin Sakan sebagai orang yang terakhir gugur melindungi Nabi hingga ia roboh karena
luka yang mengenainya. Lalu Rosululloh berkata: “Dekatkanlah dia kepadaku.” Kemudian diletakkan kepalanya di atas kaki Rosululloh dan akhirnya ia menghembuskan nafasnya yang terakhir ketika pipinya menyentuh kaki Rosululloh!!! Inilah bukti dan apa yang bisa dilakukan oleh cinta. Kita dapat saksikan dan renungkan kematian yang telah merengut nyawa para sahabat demi membela dan menyelamatkan Rosululloh dari berondongan anak panah dan lemparan batu. Satu demi satu mereka berguguran di bawah hujan panah. Mereka berjuang dengan semangat tinggi demi menjaga nyawa Rosululloh, tanpa menghiraukan resiko yang ada… Lalu, dari manakah sumber pengorbanan yang menakjubkan ini? Kesemuanya tak lain hanyalah bersumber dari keimanan kepada Alloh dan Rasul-Nya, lalu kecintaan kepada Rosululloh. Kedua point inilah yang merupakan sumber dan akar munculnya pengorbanan menakjubkan dari para sahabat. Dan setiap Muslim sangatlah membutuhkan kedua hal ini. Tidaklah cukup seseorang mengaku diri beriman, sebelum hatinya juga dipenuhi oleh kecintaan kepada Alloh dan Rasul-Nya. Karena Alloh telah memberikan perangkat akal dan hati pada diri manusia. Dengan akal, manusia dapat berpikir kemudian mengimani hal-hal yang wajib diimani. Sedangkan dengan hati, manusia dapat mempergunakannya untuk mencintai hal-hal yang dicintai Alloh dan dan membenci hal-hal yang dibenci Alloh. Dan jika hati tak disibukkan dengan kecintaan pada Alloh, Rasul-Nya, dan hamba-hambaNya yang shalih, niscaya ia akan dipenuhi oleh cinta hawa nafsu, syahwat, dan hal-hal yang diharamkan. Kemudian, jika hati telah dipenuhi oleh cinta hawa nafsu dan kemungkaran, maka janganlah diharap bahwa keyakinan seseorang saja akan dapat menumbuhkan pengorbanan seperti pengorbanan menakjubkan para sahabat. Karena tidak adanya hakikat kecintaan yang menumbuhkan keimanan inilah, pemerintah Amerika tidak dapat berpegang pada apa yang mereka yakini dan mereka anggap sebagai sesuatu yang bermanfaat saat mereka mengumumkan pelarangan minuman keras dan pelarangan penjualannya di masyarakat pada tahun 1933. Karena tak lama setelah pelarangan tersebut, para pembuat keputusan itu sendiri yang
7
memelopori pelanggaran undang-undang tersebut. Mereka tidak berpegang terhadap keputusan yang dibuatnya sendiri. Akhirnya mereka menghapuskan undang-undang itu dan kembali meneguk minuman keras dengan leluasa. Sementara kita bisa lihat, para sahabat Rosululloh yang pada waktu itu secara pengetahuan tentang berbagai bahaya minuman keras berada jauh di bawah orangorang Amerika kini, begitu mendengar perintah Alloh agar menjauhi minuman keras, seketika itu juga mereka langsung menghancurkan botol-botol, guci-guci dan kantung-kantung penyimpanan minuman keras mereka seraya berteriak: “Kami berhenti ya Alloh, kami berhenti!” Perbedaan mencolok antara dua gambaran dan realitas ini sangat jelas. Karena pada masyarakat muslim ada sesuatu yang bersemayam di hatinya yang bisa mengekang dan mengendalikan hawa nafsunya untuk mengikuti perintah dan hukum Alloh. Dan kecintaan yang terdapat di dalam hati para sahabat Rosululloh inilah yang membuat mereka bersedia menyerahkan nyawa mereka demi melindungi Rosululloh. Dalam perang Uhud di atas, kita dapat menyaksikan berbagai pengorbanan yang menakjubkan yang mengungkapkan pengaruh cinta ini di hati para sahabat. Dan jika cinta seperti ini telah menyelinap dan bertahta di dalam hati setiap diri kaum Muslimin pada hari ini, sehingga menjauhkan mereka dari syahwat dan egoisme mereka, dapatlah kita katakan: “Saat itulah kaum Muslimin akan tampil sebagai generasi baru dan mampu merebut kemenangan mereka dari benteng-benteng kematian, serta mengalahkan musuh-musuh mereka betapapun rintangan yang harus dihadapi.” MAULID DAN KURIKULUM PEMBANGUN CINTA Setelah kita saksikan bersama apa yang bisa dilakukan oleh cinta, bagaimana cinta mampu mengubah orang-orang yang dulunya hidup dalam kejahiliyahan menjadi pembelapembela Islam yang gagah perkasa, bagaimana cinta mampu menjadi nutrisi penguat iman di hati... patutlah kita bertanya, darimanakah para sahabat bisa memperoleh dan memiliki cinta yang begitu kuat dan mengakar di hati mereka? Tak ayal, selain karena taufiq dari Alloh di urutan pertama, istiqamah dalam ibadah
8
secara khusyu‘ dan berkomunikasi dengan Alloh di setiap saat, tentunya kecintaan yang dimiliki oleh para sahabat itu tak bisa dipisahkan dari tarbiyah mempesona yang mereka peroleh dari Rosululloh. Hidup bersama Rosululloh tentunya memberikan pengaruh tersendiri yang luar biasa bagi pribadi para sahabat, bagaimana ketika mereka dapat menikmati dialog-dialog manis Rosululloh, menyaksikan keindahan akhlak beliau yang memikat hati, cara bergaul beliau nan lembut, arahan-arahan beliau dalam kebaikan, juga kecintaan mendalam Rosululloh kepada para sahabatnya. Itu semua, sesuatu yang tak dapat kita peroleh langsung sekarang ini... Itulah yang menjadikan kecintaan pada Rosululloh dapat mengisi sudut-sudut hati para sahabat. Kecintaan yang akhirnya berubah menjadi pengorbanan luar biasa untuk Alloh, untuk Rosululloh, dan untuk kejayaan Islam. Namun, jika kita tak lagi bisa mendapatkan itu semua secara langsung, lalu darimana kita dapat merangkulnya saat ini? Gambaran indah tentang cara lembut Rosululloh dalam bergaul, dialog-dialog manis beliau bersama para sahabatnya tatkala berkumpul bersama beliau, bimbinganbimbingan indah dan akhlak mempesona yang beliau miliki, gagahnya kepemimpinan beliau di waktu pertempuran berkecamuk, itu semua sekarang dapat kita temukan, nikmati, dan pelajari dengan membaca hadits-hadits beliau, mempelajari dan menghayati kisah perjalanan sejarah beliau nan mewangi, dan menelaah kembali keindahan budi pekerti beliau yang telah dicatat dan dikumpulkan oleh ulama-ulama kita lewat lembaranlembaran karya mereka. Kita dapat temukan itu semua lewat kitab-kitab Hadits, kitabkitab Sirah, kitab-kitab Maulid, kitab-kitab Syamail yang menjelaskan secara mendetail bagaimana keistimewaan, indah budi pekerti Rosululloh, hingga segala sesuatu yang memiliki hubungan dengan beliau. Lewat itu semua kita dapat menumbuhkan kecintaan pada Rosululloh dan memupuk kerinduan untuk dapat bertemu dengan beliau. Dan tentunya dalam kitab-kitab tersebut kita dapat temukan kurikulum yang telah dikumpulkan dan dipraktekkan oleh para ulama agar dapat menumbuhkan kecintaan pada Rosululloh. Di antara kurikulum penumbuh cinta itu adalah: mengikuti dan mengamalkan sunnah Rosululloh, perkataan
dan perbuatan beliau; mengamalkan perintah beliau dan menahan diri dari larangannya; beradab dengan akhlak-akhlak indah yang Rosululloh miliki, di saat lapang dan sempit, di kala sedang giat maupun saat terjepit; mendahulukan apa yang Rosululloh anjurkan melebihi keinginan hati kita sendiri; rela dibenci orang lain jika yang kita lakukan memang sesuatu yang diridhai Alloh; banyak membaca shalawat dan salam kepada Rosululloh, karena jika seseorang mencintai sesuatu, pastilah ia akan sering menyebut namanya; selalu rindu untuk bisa bertemu dengan Rosululloh; memenuhi hati dengan rasa ta’dim pengagungan ketika nama beliau disebut; mencintai serta menghormati keluarga, keturunan, dan orang-orang yang dicintai oleh Rosululloh; menghormati para sahabat Nabi dan tidak mencela salah satu pun dari mereka; menghormati segala sesuatu yang bernisbat dan mempunyai hubungan dengan Rosululloh, benda-benda dan tempattempat peninggalan beliau; mencintai kaum Arab karena Rosululloh berasal dari bangsa Arab; membenci orang-orang yang membuat Alloh dan Rosululloh benci, membenci orangorang yang memerangi Alloh dan Rasul-Nya; berbelas kasih kepada umat Rosululloh, bergerak untuk kemaslahatan mereka dan menghilangkan apa yang menekan mereka, juga memberi nasehat untuk kebaikan mereka. Yang pasti secara global, barang siapa mencintai Rosululloh, maka ia akan mencintai apa yang dicintai oleh Rosululloh, hingga dalam hal-hal mubah dan sesuatu yang berhubungan dengan naluri. Dan inilah yang dilakukan oleh para salaf kita. Ketika kita memasuki bulan Rabi’ul Awwal, bulan kelahiran Rosululloh, selayaknya ada dorongan dan motivasi yang kuat dari diri kita untuk menjejaki kurikulum penumbuh cinta ini, karena adanya hubungan antara zaman dan peristiwa. Bagi orang-orang yang ingin meneladani dan mencintai Rosululloh, tentunya bulan Maulid merupakan kesempatan emas untuk memupuk cinta itu, lewat memperbanyak shalawat, membaca sirah Nabawiyah, atau hadir di majlis Maulid. Dengan menghadiri majlis Maulid atau membaca kitab-kitab yang disusun seputar kisah kelahiran Nabi ini, kita akan dapati sederetan kisah perjalanan hidup Nabi mulai beliau dilahirkan, ketika beliau hijrah, tentang keutamaan beliau, mu’jizat, keindahan budi pekerti Rosululloh, tata cara
dan giatnya beliau beribadah, juga secara otomatis, dalam majlis pula kita akan terdorong untuk terjun dalam lautan lantunan pujian dan memperbanyak bacaan shalawat dan salam kepada Rosululloh. Dengan ini pula kita berarti telah melaksanakan perintah Alloh yang terabadikan dalam surat al-Ahzab ayat ke-56. Kitab-kitab Maulid yang telah disusun oleh para ulama bukanlah sekedar karya seni yang berisi syair-syair yang lebih menitik beratkan sisi sastra. Tapi lebih dari itu, dari membaca kitab Maulid, kita akan mendapat pondasi informasi untuk mengerti kehidupan Rosululloh. Dengan mengingat dan memperingati kelahiran beliau, kita pula kan teringat akan segala sesuatu yang berkaitan dengan Rosululloh. Dari situ, kita berarti bersiap-siap untuk mendapatkan ridha Alloh. Sebab saat itu kita sanggup mengerti sirah Nabi kita secara lebih jauh, dan memiliki persiapan lebih banyak untuk menjadikan beliau sebagai suri teladan yang kita ikuti dalam langkah kehidupan kita sehari-hari. Tak jarang juga disebutkan dalam kitabkitab Maulid tentang kisah jihad Rosululloh bersama sahabat-sahabat beliau dalam menegakkan dan menyebarkan Islam. Kita bisa tengok fakta ini dalam karya monumental Imam al-Bushiri: Qasidah al-Burdah yang menuturkan kisah heroik jihad Rosululloh bersama para sahabat beliau dalam sub pasal tersendiri. Kita juga bisa mendapatkannya dalam kitab Maulid mutakhir: al-Bayan watTa’rif karya Abuya Sayyid Muhammad ‘Alawy al-Maliki yang penuh dengan pesan-pesan moral kemasyarakatan yang membangun, anjuran persatuan, dan tarbiyah terhadap generasi muda Islam. Begitulah, mempelajari kurikulum cinta dalam madrasah Maulid memberikan harapan besar untuk kembali bisa membina dan menumbuhkan kecintaan pada Rosululloh dalam diri umat Islam saat ini, kecintaan mendalam seperti yang dimiliki para sahabat, kecintaan yang akhirnya membuahkan pengorbanan luar biasa untuk Islam... Wallohu A’lam… Sumber: al-Fadhail al-Muhammadiyyah, karya as-Syaikh Yusuf bin Ismail an-Nabhani; Fiqh as-Sirah an-Nabawiyyah, karya Dr. Muhammad Sa’id Ramadhan al-Buthi, dll
9
serambi
Refleksi Maulid
M
emasuki bulan Robiul Awwal 1433 H, Islam sebagai sistem kehidupan di segala menjadi sangat penting bagi kita bidang berkembang pesat di Jazirah, Afrika, umat Islam untuk mengenang, Eropa, bahkan Asia. Pada masa Tabi’in dan memperingati kelahiran junjungan kita, Tabi’ittabi’in Islam tumbuh dan berkembang manusia terbaik sepanjang zaman, hampir ke seluruh penjuru dunia. Hal ini Rosululloh Saw. Rosululloh dilahirkan, terjadi hanya dalam kewilayahan atau dibesarkan, diangkat menjadi Nabi terakhir, teritorial, tetapi perkembangan Islam juga dan berdakwah serta berjuang di jazirah Arab mendorong tumbuh dan berkembangnya sain hingga Islam tersebar ke seluruh penjuru dan teknologi, sehingga muncul tokoh-tokoh dunia. semisal al-Khawarizmi (965), alAkan tetapi, kondisi dan Haitami (1139), Ibnu Sina (1248), situasi umat Islam saat ini masih dan sebagainya. Secara politik belum beranjak bangkit dari umat Islam memiliki keterpurukan di segala bidang. kekhalifahan yang sambungBahkan pada saat ini negarasinambung hingga berakhirnya negara berpenduduk mayoritas kekhilafahan Turki Utsmani pada Islam di Jazirah Arab sedang tahun 1924. mengalami pergolakan, Mereka adalah ummat perpecahan, dan permusuhan di terbaik sebagaimana firman Handaka Indra S. antara mereka sendiri Alloh dalam surat Ali Imron 110 Direktur sebagaimana terjadi di Tunisia, yang artinya: LAZIS al Haromain Mesir, Libia, Yaman, dll. Padahal, Kamu adalah sebaik-baik mereka bersaudara, yakni umat, yang dilahirkan untuk saudara sebagai sesama muslim. manusia, supaya kamu menyeru Sementara itu, kita juga masih prihatin dengan yang ma’ruf, dan mencegah dari yang dengan negera Palestina yang masih dalam mungkar dan beriman kepada Allah. Dan cengkeraman penjajah zionis Yahudi Israel mereka menjadikan dakwah sebagai bagian yang begitu kejam dan bengis. Kita belum dari hidupnya, syahid menjadi cita-citanya. bisa kompak bersatu membantu saudaraMereka tidak takut mati, tidak takut saudara kita di Palestina untuk melepaskan kehilangan harta dan jabatan. Mereka diri dari cengkeraman tersebut. OKI dan Liga menghayati, memahami, dan mengamalkan Arab yang menjadi wadah untuk menggalang firman Alloh dalam surat Fushshilat 33 yang ukhuwah dan kebersamaan negara-negara artinya: Siapakah yang lebih baik yang berpenduduk mayoritas muslim seolahperkataannya daripada orang yang menyeru olah tidak bergigi, dan organisasi tersebut kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, hanya sebatas menyeru atau memberi slogan dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk untuk mengecam tindakan Israel. Jadi, belum orang-orang yang menyerah diri?” ada upaya yang lebih berani semisal embargo Pada tanggal 12 Rabiul Awwal 1433 H ini bersama terhadap Israel, apalagi dengan yang jatuh pada 5 Februari 2012, untuk ke kekuatan fisik atau militer. sekian kalinya kita mengenang dan Hal ini sangat kontradiktif dengan era memperingati kelahiran Rosululloh Saw., awal lahirnya Islam. Rosululloh Saw. bersama Nabi yang kita harap syafaatnya. Tentunya, para sahabat yang kala itu masih minoritas pelajaran Maulid dapat mendorong kita untuk bahkan hanya ratusan orang dengan meneladani perjuangan Rosululloh serta persenjataan yang sederhana dan minim menumbuhkembangkan solidaritas berhasil mengalahkan kaum kafir yang persaudaraan sesama Islam sebagaimana jumlahnya sepuluh kali lipat didukung dengan yang diajarkan oleh Rosululloh Saw., yang persenjataan yang lebih canggih dan lengkap. kemudian bersama-sama mewujudkan mimpi Begitu pula pada masa khulafaurrosyidin kembalinya kejayaan Islam, InsyaAlloh.
10
mutiara hadits
Oleh | Ust. Abdul Fatah Pembina MT Al Isyroq Gresik
Menghidupkan Sunnah dan Hakekat Cinta Nabi
“Barangsiapa menghidupkan sunnahku, maka berarti dia mencintai aku, dan barangsiapa yang mencintai aku, maka dia pasti bersama aku di surga.” (HR. Tirmidzi) Keterangan: Ashabul Wurud hadits ini menurut keterangan dari sebagian ulama’ adalah ketika Rosululloh Saw. memberikan nasihat kepada sahabat Annas. “Wahai anakku Anas, jika kamu mampu menghilangkan dan membersihkan kebencian dan juga kedengkian kepada seseorang dalam hatimu dalam setiap waktu pagi dan sore, maka lakukan! Itu adalah sebagian dari sunnahku”, Dari hadits di atas kita sebagai umat Nabi Muhammad Saw. telah mendapatkan pemahaman tentang Islam. Tentang bagaimana sebagai seorang muslim kita seharusnya melakukan ibadah yang benar, menghidupkan sunnah Nabi yang benar, dan menjalankan syari’at yang benar, serta hakekat mencintai Nabi Muhammad Saw. yang benar sebagai refleksi peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. Pelajaran dari hadits di atas yang harus kita pahami bersama tentang menghidupkan sunnah dan mencintai Nabi adalah: 1. Mentauhidkan Alloh Swt., karena semua Rosul diutus oleh Allah untuk menyeru kepada manusia untuk mentauhidkan Alloh yang murni dan menentang kesyirikan. AlQur’an menegaskan: “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rosul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): Sembahlah Allah saja dan jauhilah thoghut itu…” (QS. An-Nahl: 36)
2. Mempelajari, memahami, dan mengamalkan Al-Qur’an. Alloh berfirman: “… Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri…” (QS. An-Nahl: 89) 3. Meneladani segala ucapan dan perbuatan Rosululloh Saw. Alloh berfirman: “Sesungguhnya telah ada pada diri Rosululloh itu suri tauladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Alloh dan kedatangan hari Kiamat dan dia banyak menyebut nama Alloh.” (QS. Al-Ahzab: 21) 4. Mencintai mereka yang telah dicintai Nabi, di antaranya adalah : istri, keluarga, sahabat Nabi dan seluruh umat Islam yang berpegang teguh dengan ajarannya; serta membenci orang yang telah dibenci oleh Nabi, seperti orangorang kafir yang memusuhi Islam dan kaum muslimin. 5. Membela Nabi dari serangan orang-orang kafir dan munafik, sebagaimana akhirakhir ini semakin terang-terangan dilakukan dengan tipu daya berbagai cara untuk menghancurkan Islam dan umat Islam. 6. Menaati semua perintah Rosul dan menjauhi larangan beliau sebagaimana firman Alloh dalam Al-Qur’an: “Dan apa yang Rosul perintahkan pada kalian,
11
·
terimalah, dan apa yang beliau larang atas kalian, tinggalkanlah.” (QS. Al-Hasr: 7) 7. Mengemban risalah Nabi; yaitu mendakwahkan syari’atnya. Sebagaimana firman Alloh: “Hendaklah ada di antara kalian segolongan yang menyeru kepada kebaikan (Islam) serta melakukan amar ma’ruf nahi mungkar (dakwah).” (QS. AliImron: 103) Sebagai kesimpulan dalam tulisan ini adalah bahwa kita hidup di tengah-tengah masyarakat yang penuh gejolak, penuh tantangan, rintangan, dan cobaan. Oleh karena itu, kita harus mewaspadai berbagai hal agar kita tidak terjebak dalam kesesatan. Kita harus paham dan mengerti serta menyadari bahwa kita hamba Allah, kita adalah umat Rosululloh Saw. dan bagaimana menggapai cinta Alloh dan Rosululloh Saw. Dengan demikian kita berharap dapat mencapai kebahagiaan dan kesuksesan dunia dan akhirat. Karena itu, kita harus punya bukti mencintai Alloh Swt. dan Rosululloh Saw., yakni: · Pertama: pengagungan dan penghormatan dengan mengikuti dan meneladani Nabi Muhammad Saw. dalam seluruh aspek kehidupannya. Alloh berfirman: “Katakanlah jika kamu benarbenar mencintai Alloh, maka ikuti aku (Nabi) niscaya Alloh mengasihi dan
12
mengampuni dosa-dosamu, dan Alloh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali-Imron: 31) Kedua: Menaati Nabi dengan menerapkan Al-Qur’an. Alloh mengagungkan Nabi dengan firman-Nya: “Sesungguhnya engkau berada di atas khuluq (akhlaq) yang agung.” (QS. Al-Qolam: 4)
Dalam tafsir Jalalain, kata khuluq bermakna din (agama, jalan hidup). Menurut tafsir Ibnu Katsir, ayat tersebut bermakna “Sesungguhnya engkau berada di atas agama/ jalan hidup yang agung, yaitu Islam”. Ibnu Katsir mengaitkan ayat tersebut dengan sebuah hadits, ketika sahabat Sa’ad Bin Hisyam r.a. bertanya kepada isteri Rosululloh (‘Aisyah r.a.) tentang akhlaq Nabi Muhammad Saw. ‘Aisyah lalu menjawab “…Seseungguhnya akhlaq Nabi adalah Al-Qur’an.” (HR. Ahmad). Berdasarkan ayat Al-Qur’an dan hadits ‘Aisyah di atas, maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa meneladani Nabi adalah dengan cara mengamalkan isi Al-Qur’an yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, yaitu Aqidah dan Ibadah, Muamalah (ekonomi, sosial, politik, pendidikan, hokum, dan pemerintahan), akhlak, makan, minum, dll. Dan sebagai penutup tulisan ini, perlu kita ketahui bahwa Rosululloh Saw. adalah: 1. Pemimpin (Imam) dalam Masjid. 2. Panglima perang di medan pertempuran. 3. Pemimpin yang adil dalam pemerintahan. 4. Politikus yang handal dan disegani. 5. Ayah dan suami dalam keluarga yang adil dan bijaksana. 6. Pedagang yang jujur dalam berbisnis. 7. Dan sebagainya. Demikianlah semoga Alloh Swt. senantiasa memberikan taufiq dan hidayah kekuatan lahir bathin dalam meraih cinta Alloh dan Rosul-Nya. Amin. Wallohu a’lam. Referensi: 1. www.muhammadisan.com (M. Ikhsan Abdul Djalil) 2. Taushiyah Faktual KH.M. Ihya’ Ulumiddin
al kayyis
Menjadi Cerdas
Lewat Maulid Nabi
S
etiap muslim tahu bahwa Junjungan Nabi sangat elok didengar di telinga, begitu Muhammad Saw. lahir pada tanggal 12 menenangkan di hati, begitu menentramkan Robi’ul Awwal. Namun tidak setiap jiwa, dan sanggup merefresh segala jenis muslim sama dalam menyikapi tanggal ketegangan di otak sekaligus menggerus kelahiran Junjungan. Bisa dipastikan, jika jelaga kesuntukan di hati. Tentu saja hal ini memasuki pintu gerbang bulan Robi’ul Awwal, sebab oleh pemilik Maulid itu, Sang kita akan selalu melihat berbagai macam Junjungan Saw. spektrum warna pelangi di samping mendung Maulid, adalah momentum yang sangat pekat yang menghiasi indahnya langit bulan tepat untuk mengenang seluruh perjuangan Maulid Junjungan Saw. Junjungan, sejak awal kelahirannya sampai Ada muslim yang selalu akhir hayatnya, sebab Junjungan menyambut bulan Maulid dengan juga meninggal di bulan Maulid segenap cinta dan jiwanya, ini. Jadi merupakan satu mata mengkhususkan bulan yang rantai yang sambung sinambung sangat sakral ini khusus untuk sejak awal sampai akhir. Meski lebih mengkonsentrasikan tentu saja kita selalu dituntut cintanya pada Junjungan, rajin untuk mengingat Junjungan menghadiri berbagai macam setiap saat, tak cuma pada seremonial Maulid yang ramai bulan Maulid. diadakan di mana-mana dan Maulid, adalah momentum bahkan hampir di seluruh yang sangat tepat untuk penjuru dunia (setahu saya, mengupdate jiwa yang kosong Oleh: hanya satu negara muslim saja setelah 11 bulan terus-menerus Awy’ A. Qolawun (Santri Ma’had Rushaifa yang tidak menjadikan bulan disibukkan dengan berbagai Sayyid Ahmad bin Maulid sebagai hari agung). macam bisnis, materi, duit, yang Muhammad bin Alawy Ada yang menanggapinya kerap menggelapkan hati. Hal al-Maliki al-Hasani biasa-biasa saja, seperti tidak itu dengan mendengar berbagai Saudi Arabia) ada apa-apa. Entah karena macam mauidhoh yang banyak memang tidak tahu atau telah disampaikan di bulan Maulid terlalu sibuk dengan dunianya. yang agung ini. Dan ada pula muslim yang menanggapinya Maulid, adalah momentum yang sangat dengan begitu alergi (jika tidak boleh tepat untuk menghapus berbagai macam mengatakan benci), seolah Maulid ini adalah kesenjangan sosial yang terjadi di barang najis yang harus disingkirkan. Jika masyarakat. Sebab antara yang miskin dan perlu diundang-undangkan untuk dilarang kaya merasakan satu hal yang sama, turut dengan dalih bahwa Maulid adalah perkara berbahagia menyambut kehadiran bulan bid’ah yang seolah-olah pelakunya kafir. agung sang pemersatu berbagai macam Muslim jenis ini -sayangnya- justru getol perpecahan, momentum memperingati sekali menebar kesumat dan permusuhan di kelahiran Junjungan. bulan yang seharusnya bertabur bunga Maulid, momentum yang pas untuk semerbak harumnya cinta ukhuwah yang bersedekah, berbagi kebahagiaan dengan ditandai dengan mengenang kelahiran sesama terlebih kepada miskin papa dengan Junjungan pembawa cahaya kepada seluruh mengadakan berbagai acara yang di semesta. penghujungnya ditutup dengan menikmati Maulid, satu kalimat yang sebenarnya hidangan secara bersama-sama.
13
Maulid, momentum yang sangat tepat untuk merajut kembali ukhuwwah yang boleh jadi kurang baik terjalin di bulan lain sebab banyaknya kesibukan. Hal itu bisa dilakukan dengan mengadakan sejenis acara pengajian atas nama Maulid dengan mengundang sanak saudara. Paling agung, Maulid adalah momentum yang sangat tepat untuk menumbuhkembangkan rasa cinta kepada Junjungan dalam hati kita. Omong kosong sekosong-kosongnya bagi orang yang berdalih bahwa mencintai Junjungan cukup dengan mengikuti sunnah-nya, sangat tidak logis sama sekali. Dan apa artinya mengikuti sunnah tanpa ada rasa cinta membuncah pada pembawa sunnah? Begitu pula omong kosong bagi yang menyatakan cinta saja tanpa melaksanakan sunnah. Sebab wujud dari pengakuan cinta adalah meniru dan melakukan segala apa yang dititahkan sang dicinta. Maka artinya, melaksanakan sunnah dan mencintai pembawa sunnah, Sang Junjungan Saw. adalah dua sisi mata uang yang tak terpisah. Dan bulan Maulid, adalah momentum yang sangat tepat untuk menumbuhkan cinta itu sekaligus titik tolak untuk lebih istiqomah mengikuti segala sunnahnya. Jika Pejuang agung, Shalahuddin Yusuf bin Ayyub al-Ayyubi, menghidupkan semangat juang tentaranya sebelum merebut kembali
14
Baitul Maqdis pada tahun 1199 M dari tangan orang Kristen dengan mengadakan Maulid terlebih dahulu, menginstall ruh jihad melalui aplikasi maulid Nabi; maka apalagi kita, sangat membutuhkan sekali aplikasi itu untuk menanamkan kesemangatan dan daya juang tinggi dalam jiwa kita. Jika seseorang telah tahu berbagai macam argumen logika ini lantas masih lantang teriak-teriak menyatakan Maulid itu bid’ah dengan dalih basi bahwa itu tak ada di zaman Nabi dan menyalahkan peraya Maulid; maka alangkah gelapnya hati orang seperti ini? Belum menunjukkan kebebalannya sendiri, terlebih Maulid juga bukanlah suatu ibadah sehingga harus diberi label bid’ah. Tanyakan muslim manapun, tak ada yang menyatakan bahwa Maulid itu ibadah. Sebab Maulid hanyalah salah satu cara seorang muslim untuk mengungkapkan cinta terdalamnya kepada sang Junjungan Saw. Okelah jika tak menyukai Maulid, tidak mau Maulid, tidak jadi masalah. Namun jangan lantas menyalahkan yang merayakan Maulid, apalagi melarangnya. Seperti halnya kita kalau suka sate misalkan, maka kita makan. Jika tidak suka, maka tidak perlu melarang orang lain untuk tidak makan sate yang tidak kita suka. Akhir catatan, jadilah muslim yang cerdas. Dan muslim tercerdas adalah muslim yang mencintai Junjungan dengan segenap hati dan jiwanya serta yang melaksanakan sunnah-sunnahnya, tidak dipisah satu-satu saja. Kun kayyisan fathinan, wallahu a’lam (*) ALAWY collection menerima pemesanan baju koko, sarung, kopyah, Sorban, Gamis, busana muslim perempuan Segala Merk… Grosir /Eceran Untuk Seragam Pengajian, Kantor, Instansi dan Lembaga Pendidikan, Diskon Hingga 50% barang siap diantar Hubungi : 031-71907919 atau
087771111597
profil
KH. M. Ihya’ Ulumiddin
Seorang Pandai Memandaikan
T
erlahir pada 10 Agustus 1952 di desa Parengan Maduran Lamongan, KH. M. Ihya’ Ulumiddin setelah lulus SR pada tahun 1964 lalu melanjutkan pendidikan di pesantren Langitan dalam asuhan KH. Abdul Hadi Zahid, seorang ulama kharismatik yang sangat terkenal dengan ke-istiqamahan-nya. Kurang lebih sepuluh tahun mondok di Langitan, kemudian beliau melanjutkan magang sekaligus belajar di YAPI Bangil yang dinahkodai oleh Habib Husen al-Habsyi sebelum beliau berubah paham sebagai seorang penganut Syiah. Dari Habib Husen inilah KH. M. Ihya’ Ulumiddin mengakui mengenal sesuatu yang dinamakan gerakan dakwah.
Dari persentuhan dengan Habib Husen ini pula, semangat mendalami ilmu dan memperjuangkan agama semakin membara dalam hati ustadz Ihya’ muda yang kala itu sudah mulai banyak dikenal sebagai seorang santri yang alim. Akhirnya sampailah pengembaraan ilmu di tanah haram Makkah yang pada gilirannya Allah mempertemukan beliau dengan guru murabbi Abuya As-Sayyid Muhammad al-Maliki yang segala tentangnya selalu beliau ceritakan dalam kajian-kajian ilmu. Setelah empat tahun berkhidmah dan belajar kepada Abuya As-Sayyid Muhammad al-Maliki, Ustadz Ihya’ pun kembali pulang ke Indonesia pada tahun 1980. Meskipun sudah berada di Indonesia, tetapi hubungan antara murid dan guru ini terus berkesinambungan hingga saat ini, saat pesantren Abuya telah diasuh oleh As-Sayyid Ahmad bin Muhammad al-Maliki. Wujud dari hubungan ini salah satunya adalah hingga kini mayoritas santri Indonesia yang bermaksud untuk mondok di Rushaifah Makkah harus terlebih dulu berstatus sebagai santri Ma’had Nurul Haromain Ngroto Pujon Malang. Sebuah hubungan yang tiada akhir yang semoga diberkahi dan dilanggengkan oleh Allah Swt. MERINTIS DAKWAH “Setinggi apapun ilmu yang engkau capai, tetapi jika telah memasuki dunia dakwah, maka kamu harus memulainya lagi dari paling bawah.” Ini adalah ungkapan yang sering disampaikan Abi, sapaan akrab KH. M. Ihya’ Ulumiddin. Hal ini terkait dengan pengalaman pribadi ketika mulai merintis dakwah di rumah mertua di Keputran Kejambon Surabaya Jatim. Saat itu, Abi
15
Bersama sang guru Prof. Dr. Abuya Sayyid Muhammad bin Alawy al Maliki al Hasani mengetik dan memfotocopykan sendiri tarjamah kitab fiqih paling dasar Sullam Safinah untuk kemudian diajarkan kepada para ibu di sekitar rumah. Jika dalam pepatah dikatakan sebaikbaik apapun bangkai ditutupi, toh baunya tercium juga. Sebaik apapun ditutupi, kejahatan pasti terbongkar. Sebaliknya juga demikian, kebaikan tidak perlu dipasarkan, diberitakan, dan ditonjolkan karena manusia pasti tidak akan mampu menutup mata dari kebaikan. Becik ketitik olo ketoro, baik pasti terlihat, buruk pasti tersingkap. Allah azza wajalla dalam firman-Nya juga memerintahkan; “Dan katakanlah: ‘Beramallah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat amalmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.’” (QS. At-Taubah: 105). “...tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud…” (QS. Al-Fath: 29). Demikianlah, meski hanya bermula dari dakwah di gang sempit di sebuah mushalla 3x4 m dan selama dua tahun penuh hanya ada seorang santri bernama Ridhwan Yasin yang kini menjadi da’i penceramah dengan jam terbang sangat padat, nama Ustadz Ihya’ mulai dikenal oleh kalangan mahasiswa. Perlahan-lahan pada era 80-an itulah Ustadz Ihya’ kemudian menjadi salah seorang pioneer dakwah di kampuskampus negeri di Surabaya dan Malang. Pada awal-awal kemunculan HTI, beliau diangkat menjadi salah seorang guru pembina bersama Ustadz Abdurrahman al-Baghdadi, perintis HTI. Dakwah di kampus inilah cikal bakal yang
16
kemudian melatarbelakangi berdirinya Yayasan al-Haromain yang sekarang berpusat di Ketintang Barat Gang I. Mahasiswa-mahasiswi, ikhwan akhowat yang dulu pernah mengaji kepada Abi dan sekarang telah tersebar di banyak kota dan bahkan negara sampai kini masih banyak pula yang terikat dan terhubung dengan Abi, dengan dakwah PDA (Persyarikatan Dakwah al-Haromain). Keterikatan dan hubungan terasa semakin dekat ketika kajian-kajian Abi yang berpusat di pesantren Nurul Haromain dan Ketintang Surabaya bisa diakses secara live lewat sebuah TV internet al-Muttaqin, sebuah TV internet yang berpusat di Malaysia. Intensitas dakwah yang begitu padat dan hubungan yang akrab dengan kalangan kampus ini merupakan satu hal yang membedakan Abi Ihya’ dengan Ustadz dan para kiai lain ketika itu, yang rata-rata menjadikan pesantren sebagai basis utama untuk merintis dakwah. Selain melakukan pembinaan di kalangan mahasiswa, Abi Ihya’ juga masih aktif mengajar di beberapa pesantren di wilayah Jawa Timur dan sebagian
Berdakwah dari kampus ke kampus, tahun 90-an komunitas masyarakat di Madura. Hal demikian membuat Abi waktu itu banyak menjalani kehidupan dalam perjalanan. Setelah sekitar delapan tahun berpindah dari satu titik ke titik lain, Abi sempat mengadu kepada Sang Guru, Abuya Al Maliki: “Sampai kapan saya harus begini?”
Maka Abuya memberikan jawaban; “Itu semua adalah sesuatu yang memang harus dijalani, periode kamu mengenalkan dakwah (Dauratut Ta’riif) sehingga waktu sepuluh tahun lamanya.” Dan memang setelah sepuluh tahun dijalani, Abuya kemudian memerintahkan agar Abi menjadi pengasuh pesantren yang baru selesai dibangun di desa Ngroto Pujon Malang yang pembangunannya sudah dimulai sejak tahun 1986. Sejak tahun 1991, Abi Ihya’ pun memulai dakwah dengan suasana baru. Selain masih terus membina mahasiswa dan para jamaah di Surabaya, beliau pun menjadi pengasuh Pesantren Pengembangan dan Dakwah Nurul Haromain, sehingga harus membagi waktu pulang pergi antara Surabaya dan Malang. Hingga kini setiap Senin sampai Kamis beliau berada di Pujon dan Jum’at sampai Ahad berada di Surabaya. Kebiasaan yang barangkali dirasakan bagi banyak orang cukup melelahkan, apalagi kondisi jalan yang semakin hari semakin padat oleh kendaraan yang sama sekali tidak dikontrol dan dibatasi jumlah populasi untuk disesuaikan dengan kondisi dan kapasitas jalan. Ditambah lagi dengan bencana Lapindo yang sampai kini masalah transportasi yang diakibatkannya belum terselesaikan. Porong - Gempol masih sering macet. Akan tetapi seperti disabdakan Nabi Saw. bahwa jika ingin mensyukuri nikmat dunia, maka kita harus melihat kepada orang yang berada di bawah kita. Begitulah Abi yang seringkali mengatakan bahwa beliau cuma sekali seminggu PP Surabaya Malang, sementara para sopir atau banyak lagi orang yang setiap hari PP Surabaya-Malang, atau bahkan dalam sehari lebih dari satu kali. Ya, meski bukan aktivitas yang ringan, tetapi seperti dalam hikmah, jika seringkali bersentuhan, maka semakin tidak terasa. Betapa berat dan melelahkan sebuah pekerjaan, akan tetapi jika sudah biasa, maka tidak akan terasa juga. MENCETAK KADER “Saya ingin mendirikan sebuah pesantren.” Inilah salah satu jawaban ketika Anda, para pembaca berkesempatan datang di
Bersama sebagian santri Ma’had Nurul Haromain-Pujon Malang pesantren Nurul Haromain Pujon dan bertanya kepada salah seorang santri putera di sana: “Apa cita-cita Anda?” Jika latar belakang santri tersebut adalah putera seorang kiai, maka itu adalah lumrah. Akan tetapi jika santri tersebut adalah anak petani, maka ini sungguh harus diketahui dan diakui sebagai sesuatu yang luar biasa, hasil dari sebuah tarbiyah dakwah, bukan sekedar ta’lim. Perlu diketahui bahwa meski telah belajar di pondok pesantren sekian lama, sangat jarang seorang santri anak petani yang bercita-cita tinggi menjadi seorang kiai, mendirikan dan merintis sebuah pesantren. Akan tetapi Abi Ihya’ Ulumiddin telah membuktikan diri sebagai seorang pendidik yang berhasil mengubah tradisi pesimis seorang santri. Betapapun kebanyakan adalah anak-anak petani desa, mayoritas santrisantri beliau di pesantren Nurul Haromain memiliki cita-cita tinggi dan mulia sebagai seorang juru dakwah dengan salah satu cara mendirikan pesantren untuk yatim dhuafa’, pesantren untuk umum atau minimal Lembaga Pendidikan Islam sebagai salah satu solusi pendidikan umat Islam masa kini atau majlis ta’lim. Sampai hari ini, para santri Nurul Haromain yang dianggap dan diperlakukan oleh Abi sebagai anak sendiri tetap menjadi ujung tombak perkembangan dakwah PDA/PERSYADHA yang telah memiliki cabang di Batam dan hendak membuka cabang di Samarinda. Kita berharap tradisi ini tetap eksis dan terus berkembang di kemudian hari. Apa rahasia ini semua? Sebagai seorang
17
Berkunjung ke Ma’had Abuya di Rushoifah Makkah ketika menunaikan ibadah haji figur yang dikenal low profile dan suka merendah, Abi hanya bilang: Ini semua adalah berkah guru, berkah Abuya As Sayyid Muhammad bin Alawi al Maliki. Meski demikian, perlu kiranya kita membuat analisa. Dalam sebuah teori pendidikan dikatakan cara berpikir dan berperilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh ayah dan gurunya. Jika kebanyakan santri Nurul Haromain memiliki tekad menjadi seorang perintis, maka ini sangat sesuai dengan jiwa sang guru, Abi Ihya’ Ulumiddin, yang sejak awal menapakkan kaki di medan dakwah memiliki tekad berdiri di atas kaki sendiri. Sejak datang dari Makkah beliau bertekad untuk merintis dakwah yang di kemudian hari membesarkan namanya dengan berjuang sendiri dari nol. Tekad bulat ini terindikasi dari sikap beliau kala itu yang secara baikbaik menolak diambil menantu seorang kiai pemilik pesantren besar. Tekad dan sikap seperti inilah yang selalu ditanamkan oleh beliau kepada para santrinya. Imam Ibnul Jauzi, salah seorang ulama yang menjadi salah satu korban kebiadaban tentara Jenghiz Khan ketika membumihanguskan Baghdad, menulis dalam kitabnya Talbis Iblis, sebuah pengamatan bahwa sedikit sekali terkumpul dalam diri seseorang dua keahlian; ahli fiqih dan ahli hadits. Di sana beliau mencontohkan seorang ahli hadits bernama Ibnu Shaid yang ketika seorang wanita datang bertanya bagaimana hukumnya jika seekor ayam jatuh dalam sumur; apakah airnya mutanajjis atau masih tetap suci? Maka Ibnu Shaid kebingungan dan justru balik bertanya: “Mengapa sampai ada ayam jatuh ke dalam sumur?” “Karena
18
sumurnya tidak tertutup,” jawab si wanita. Akhirnya seorang ahli fiqih yang kebetulan sedang berada di situ memberikan jawaban: “Jika air berubah, maka sumur itu mutanajjis dan jika tidak, berarti masih tetap bisa dipakai untuk minum dan bersuci”. Sebaliknya jika seseorang hanya mempelajari fiqih tanpa mengetahui dari manakah sebuah hukum ditelurkan dan bagaimana proses Istinbathnya, maka salah satu dampak dari hal ini adalah sikap fanatik, ogah menerima pendapat lain dan cenderung menyalahkan sikap dan pemahaman berbeda dari orang lain. Karena khawatir disebut terlalu menyanjung jika mengatakan Abi Ihya’ seorang ahli fiqih dan ahli hadits, maka di sini kami hanya perlu menyampaikan bahwa Abi Ihya’ telah berusaha menyatukan dua disiplin ilmu dalam materi pelajaran di pesantren Nurul Haromain. Secara formal kitab fiqih memang tidak dikaji, akan tetapi dengan mengkaji Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abi Dawud dan Sunan Turmudzi, para santri belajar fiqih secara langsung dengan mengetahui sumber dan metode pengambilan hukum. Sebagai contoh; karena mengikuti kajian kitab hadits, maka para santri mengenal dalil larangan melihat wanita lain dan dalil kehalalan penglihatan pertama dari hadits tentang bagaimana dalam musim Haji Wada’ Rasulullah Saw. memutar kepala Fadhl bin Abbas r.a. yang terbengong melihat wajah seorang wanita yang datang bertanya kepada Rasulullah Saw. Juga sabda beliau kepada Ali r.a.: “Bagimu pandangan pertama...”. Tradisi keilmuan seperti ini membuat para santri lebih terbuka dan luas cakrawala berpikirnya, sehingga ketika ditugaskan berdakwah hati merasa enjoy bergaul dengan semua orang Islam, tanpa ada perasaan risih berhadapan dengan orang lain dengan aneka macam madzhab karakter, aliran madzhab, dan latar belakang. Dengan mempelajari hadits secara tahqiq, maka bukan sekedar mengetahui bagaimana para imam fiqih empat madzhab menelorkan hukum, akan tetapi juga secara langsung mengetahui prinsip dan sikap Rasulullah Saw. dalam merespon realitas yang berkembang. Mempelajari hadits berarti menyebut dan mengingat Rasulullah Saw. dan seperti
dikatakan para ahli suluk bahwa menyebut dan mengingat Rasulullah Saw. bisa menambah keimanan. Jadi kajian hadits secara langsung adalah upaya memperkuat Aqidah sebagai modal utama berdakwah dan berjuang di jalan Allah. Untuk memperkuat Aqidah ini, maka langkah Abi dalam tarbiyah kepada para santri adalah mewajibkan shalat malam dan memperbanyak dzikir. Setiap malam jam 02: 30 para santri dibangunkan untuk bersamasama shalat tahajjud dan bermunajat kepada Alloh. Membangun tradisi shalat malam di wilayah Pujon yang dingin diakui sendiri oleh Abi sebagai sesuatu yang saat itu cukup berat. Akan tetapi pertolongan Alloh datang sesuai kesiapan seorang hamba. Tekad untuk mencetak kader dakwah menjadikan aktivitas yang pahit berubah menjadi manis dan kini
Pembukaan salah satu pondok cabang di Kebumen Jawa Tengah
pun buah manis itu bisa dilihat dan dirasakan. Meski Abi tidak sedang berada di Pujon, para santri Nurul Haromain tetap aktif melakukan shalat malam. KARYA ILMIAH Apa yang ada pada dirimu diketahui dari mulutmu. Keluasan ilmu seorang KH. M. Ihya’ Ulumiddin bisa diketahui pula dari buku-buku yang banyak ditulisnya. Dimulai Jalaul Afham syarah Aqidatul Awam yang ditulis di Makkah
sewaktu belajar kepada Abuya. Kitab berbahasa Arab ini entah sudah naik cetak berapa kali karena sudah banyak pesantren di Indonesia yang menjadikan kitab ini sebagai kurikulum wajibnya. Hebatnya, Abi sama sekali tidak melarang siapapun mencetak dan mengedarkan kitab ini. Pernah salah satu penerbit Islam sangat besar datang meminta izin untuk mencetak. Tentu saja Abi mengizinkan, akan tetapi ketika dalam surat perjanjian ada poin penerbit lain tidak boleh mencetak, maka Abi menolak dan membatalkan perjanjian itu. Sikap ikhlas yang barang kali jarang sekali ditemukan dalam sebuah karya ilmiah zaman ini yang rata-rata ditulis (Hak cetak dilindungi undang-undang). Karya lain adalah buku praktis tentang shalat yang berjudul Kaifa Tushalli, Tatacara Sholat menurut Rasulullah Saw., sebelum banyak buku tatacara sholat menurut Rasulullah Saw dicetak seperti saat ini. Kaifa Tushalli telah dicetak dan disebarluaskan oleh AMM Jogjakarta pada era tahun 90-an. Selain itu juga dicetak oleh Jamaah Dakwah al-Haromain sendiri. Banyak orang mampu menulis buku besar, akan tetapi membuat suatu buku praktis tidak bisa dilakukan kecuali oleh yang betul-betul mengusai sebuah disiplin ilmu yang ditulisnya. Selain Kaifa Tushalli, Abi juga menulis buku praktis seperti halnya: Zakat, Fiqih Puasa, Haji Tamattu’, Risalah Wudhu, Merawat Jenazah, dll. Keahlian menulis dan membuat sebuah buku inipun berusaha beliau tularkan kepada para santrinya sehingga tidak sedikit santri beliau baik dari kalangan pesantren ataupun kampus yang bisa menulis dan membuat sebuah karya tulis. Sedikit paparan di atas kiranya cukup menjadi penegasan bahwa Abi Ihya’ adalah seirang ahli yang bisa membuat orang lain ahli. Seorang pandai yang memandaikan orang lain. Inilah karakteristik salah seorang figur yang oleh Rasulullah Saw. layak untuk dikepingini, selain figur seorang kaya raya yang memberikan kekayaannya sehingga bisa membuat orang lain kaya. Semoga Allah selalu menjaga dan memberikan kesehatan kepada beliau. Amin.
19
mutiara alqur’an
Da’i Batu Asah
Oleh: K.H. M. Ihya Ulumiddin Ketum Hai’ah Ash Shofwah Pengasuh Ma’had Nurul Haromain Malang
QS. Al-Baqoroh: 44
“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab? Maka tidak-kah kalian berakal?” ANALISA BAHASA Al Biirr: adalah bahasa untuk segala jenis ketaatan dan amal-amal shaleh yang menetapkan adanya pahala. Sebaliknya adalah al-itsmu. Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda;
berusaha menjalankan seperti yang diperintahkannya, serta menjauhi apa yang dicegahnya. Memerintahkan suatu kebaikan tanpa berusaha untuk bisa menjalankan adalah laksana lampu yang memberikan penerangan pada lingkungan sekitar, tetapi dirinya justru terbakar. Nabi Muhammad shollallohu alaihi wasallam bersabda;
“Kebaikan adalah budi pekerti yang baik. Dosa adalah hal yang meragukan hatimu serta kamu tidak suka orang lain mengetahuinya.” (HR. Muslim/2553) ANALISA AYAT Sebab firman Alloh Swt. ini ditujukan kepada para pendeta dan tokoh-tokoh Yahudi yang getol menyuarakan kebaikan dan amal shaleh di kalangan umat dan pengikut mereka. Akan tetapi justru kelakuan mereka sangat berbeda dengan apa yang mereka suarakan. Kelakuan seperti itu sangatlah buruk bagi mereka dalam pandangan Alloh sehingga Alloh berfirman: “..Maka tidak-kah kalian berakal?” Betapapun asalnya ditujukan kepada Bani Israil, muatan ayat ini secara umum juga berlaku bagi siapapun dari kita umat Nabi Muhammad shollallohu alaihi wasallam yang memberikan nasehat, yang memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran agar
20
“Perumpamaan orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia dan melalaikan dirinya sendiri adalah seperti lampu yang menerangi manusia (tetapi justru) membakar dirinya sendiri.” (HR. Thabarani dengan sanad shahih) Orang yang senantiasa menyuruh orang lain agar melakukan kebaikan, tetapi dirinya sendiri tidak melakukan kebaikan yang diperintahkan juga laksana seperti batu asah yang aktif menajamkan pisau tetapi tidak pernah bisa memotong. Dalam syair dikatakan:
Duhai batu asah, sampai kapankah kamu terus-menerus menajamkan besi, tetapi tidak pernah bisa memotong. Seorang penyeru kebaikan tanpa mau belajar menjadi pelaku kebaikan adalah orang-orang yang pernah disaksikan Rosululloh shollallohu alaihi wasallam dalam Isra’: Pada malam di-isra’-kan, aku menyaksikan orangorang yang lidahnya dipotong dengan guntinggunting dari api. Aku bertanya: “Siapakah mereka wahai Jibril?” Jibril menjawab: “Mereka adalah para pengkhutbah dari umatmu. Mereka memerintahkan kebaikan, tetapi melupakan diri mereka sendiri. Padahal mereka membaca al Kitab. Apakah mereka tidak berakal?” (HR. Ibnu Hibban, Ibnu Abi Dun’ya dalam Kitabus Sumti) Dalam riwayat Ibnu Abi Dun’ya: Nabi Muhammad shollallohu alaihi wasallam bersabda: “Pada malam isra’ aku menyaksikan kaum yang lidahnya dipotong dengan gunting-gunting dari api. Setiap kali dipotong, maka lidahnya kembali lagi. Aku bertanya: ‘Siapakah mereka?’ Jibril menjawab: ‘Para pengkhutbah dari umatmu. Mereka mengatakan apa yang tidak mereka kerjakan.’” Orang-orang tersebut pada hari Kiamat juga akan menerima bentuk siksaan seperti disabdakan Rosululloh shollallohu alaihi wasallam: Pada hari Kiamat didatangkan seseorang yang lalu ia dilemparkan ke neraka. Isi perutnya terburai, sehingga ia lalu berputar-putar membawa isi perut tersebut seperti halnya himar memutar gilingan. Penduduk neraka segera berkumpul mengelilinginya. Mereka bertanya: “Wahai fulan, ada apa denganmu, bukankah dulu kamu telah memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran?” Ia lalu menjawab: “Ya, aku dulu memerintahkan kebaikan, tetapi tidak mau melakukan. Aku mencegah kemungkaran, tetapi aku malah melakukannya.” (HR. Bukhari Muslim) Kendati sebuah peringatan agar kita para da’i mawas diri untuk terus berbenah memperbaiki diri sendiri, firman Alloh ini juga merupakan sinyalemen kondisi akhir zaman
berupa kemunculan para penyeru kebaikan, tetapi bukan sebagai pelaku kebaikan. Inilah isyarat kemunculan orang-orang yang lebih senang berbicara daripada berbuat. Sebuah fenomena di mana khalayak lebih melihat dan mudah terpesona ulasan dan penjelasan indah daripada usaha-usaha dan langkah nyata. Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya diriku tidak mengkhawatirkan seorang mukmin atau musyrik atas umatku, karena seorang mukmin akan dikendalikan oleh keimanannya dan seorang musyrik akan dihancurkan oleh kekafirannya. Akan tetapi aku mengkhawatirkan atas kalian seorang munafik yang alim lidahnya (‘alimul lisan); ia mengatakan apa yang kalian mengerti dan melakukan apa yang kalian ingkari.” (HR. Thabarani) Seorang penyeru kebaikan yang tidak melakukan kebaikan, meski ia dicela dan disiksa, bukan berarti menafikan pahala yang diterimanya atas seruan kebaikannya. Karena jelas bahwa orang yang menunjukkan kebaikan adalah seperti orang yang melakukan kebaikan. Hal ini sama seperti ketika disebutkan bahwa orang miskin lebih dulu memasuki surga daripada orang kaya dalam rentang wakru setengah hari atau lima ratus tahun dalam hitungan hari-hari dunia. Akan tetapi bukan lantas hal ini dipahami bahwa derajat orang miskin di surga lebih tinggi daripada orang kaya. Karena itu, marilah terus menyerukan kebaikan. Sebab jika tidak diserukan, maka kebaikan-kebaikan akan semakin ditinggalkan. Dari terus menyuarakan, Insya Alloh kita akan belajar dan termotivasi untuk menjadi orang baik. Dan yang perlu dicatat di sini bahwa al-birr dalam firman Alloh di atas dijelaskan Rosululloh shollallohu alaihi wasallam sebagai budi pekerti yang baik dan sementara ulama memberikan bimbingan bahwa kedermawanan adalah kunci memasuki budi pekerti yang baik. Oleh karena itu, belajar menjadi orang yang dermawan adalah urgensi bagi penyeru kebaikan. Wallohu a’lam.
21
technopreneur technopreneur
Bagaimana
CARA MENJADI SUKSES
Oleh: Drs. Soehardjoepri, M.Si. Direktur Rabwa Production
“Perbaikilah akhiratmu kelak duniamu akan baik. Perbaikilah batinmu, kelak lahirmu akan baik.” —Umar bin Abdul Azis– CARA MENGUSIR KETAKUTAN Satu cara untuk benar-benar menghilangkan ketakukan Anda adalah dengan bertanya kepada diri sendiri, “Khayalan apa yang menakuti Anda, dan kemudian mengganti bayangan itu dengan kebalikannya yang bersifat positif. “Jika orang tahu betapa kerasnya aku harus berlatih untuk mencapai tingkat keahlianku, hal ini sama sekali bukan terlihat hebat.” —Michael Angelo, pemahat dan pelukis Renaisance yang menghabisan empat tahun berbaring melukis langit-langit Sistine Chapel— Di balik setiap prestasi besar terdapat kisah kegigihan, latihan, pelatinan, disiplin, dan pengorbanan. Anda harus bersedia menjalani konsekuensinya. Mungkin konsekuensi itu adalah menekuni satu kegiatan saja dan menunda hal lain dalam
22
(Bagian 2)
kehidupan Anda. Mungkin hal itu adalah menginvestasikan semua kesehatan atau tabungan pribadi Anda. Mungkin hal itu adalah kesediaan untuk meninggalkan keamanan situasi Anda sekarang. Tapi meskipun banyak hal secara khusus diperlukan untuk mencapai hasil kesuksesan, KESEDIAAN untuk melakukan APAPUN yang diperlukan untuk mencapai apa yang Anda inginkan membuat Anda teguh menghadapi berbagai kesulitan tantangan, rintangan, rasa sakit, dan bahkan luka pribadi. MINTA…MINTA…MINTA DENGAN GIGIH Mengapa orang takut meminta? Orang takut akan banyak hal, seperti terlihat butuh, terlihat konyol, dan terlihat bodoh. Tapi terutama mereka takut mengalami penolakan. Mereka takut mendengar kata tidak. Yang menyedihkan, mereka sebenarnya terlebih dahulu menolak diri sendiri. Mereka berkata tidak kepada diri sendiri bahkan sebelum orang lain sempat berkata tidak! CARA MEMINTA APA YANG ANDA INGINKAN Mark Victor Hansen dan Brian Tracy memberikan 5 tips sederhana untuk meminta: 1. Mintalah seolah Anda mendapatkan jawaban ya. 2. Anggaplah Anda bisa. Jangan memulai dengan anggapan Anda tak bisa memperolehnya 3.Mintalah kepada seseorang yang bisa memberikannya kepada Anda. “Kepada siapa saya harus bicara untuk mendapat….” “Siapa yang berwenang membuat keputusan tentang…” “Apa yang harus saya lakukan untuk memperoleh…”
4. Bersikap jelas dan spesifik. 5. Mintalah berulang kali. Salah satu prinsip sukses terpenting adalah kegigihan, tidak menyerah. “ .... mintalah maka kau Kuberi,” (QS. Ali Imran: 187) MINTALAH DENGAN GIGIH “Kebanyakan orang menyerah ketika mereka nyaris meraih kesuksesan. Mereka berhenti satu meter dari garis finis. Mereka menyerah di detik-detik terakhir permainan, satu langkah dari gol kemenangan.” —H.Ross Perot, miliarder AS dan mantan kandidat Presiden AS— Kegigihan merupakan ciri yang paling umum orang-orang yang berprestasi tinggi. Mereka tidak mau menyerah. Semakin lama Anda bertahan, semakin besar peluang terjadinya sesuatu yang Anda harapkan. Tak peduli sesulit apa pun kelihatannya, semakin lama Anda bertahan, semakin besar kemungkinan Anda sukses. MEMILIH TEMAN SUKSES “Kita menjadi orang yang paling sering bergaul dengan kita.” Anak-anak (juga orang dewasa) menjadi seperti orang yang paling sering bergaul dengan mereka. Itu sebabnya Anda harus
melewatkan waktu bersama orang-orang yang ingin Anda tiru. Jika ingin sukses Anda mulai harus bergaul dengan orang-orang yang lebih sukses. TINDAKAN KONKRIT 1. Buatlah daftar siapapun yang Anda temui secara teratur (rutin) – anggota keluarga, rekan kerja, teman, orang-orang di organisasi, sesama anggota kelompok religius dan sebagainya. 2. Setelah selesai, bacalah ulang dan letakkan tanda minus (-) di sebelah nama orang yang negatif dan beracun dan tanda plus (+) di sebelah orang yang positif dan membangun. 3. Inilah potret diri Anda! Berhentilah bergaul dengan orang-orang yang punya tanda minus di sebelah nama mereka. Jika hal itu tidak mungkin, maka kurangi waktu Anda bersama mereka. Anda harus membebaskan diri Anda sendiri dari pengaruh negatif orang lain. “Sendirian kita tak bisa berbuat banyak, bersamasama kita bisa berbuat begitu banyak.” — Helen Keller, Penulis Amerika, dosen, dan pendukung kaum tuna netra— Wallahu a’lam. Sumber : Catatan Valentino Dinsi
23
refleksi
Tanda Bukti Cinta Nabi Oleh : Mishad Khoiri Pembina Pesma Al Mukmin Malang
S
uasana malam di surau kampung itu tidak seperti biasanya. Berduyun-duyun masyarakat sekitar mendatangi mushola yang terletak di pojok kampung. Sebagian besar dari mereka membawa laya (cobek dari tanah liat) berisi nasi kuning lengkap dengan beragam lauk-pauk. Ada juga yang membawa “sebaki” buah-buahan dan sekardus kue. Mereka yang datang lambat laun memenuhi ruangan dalam mushola sampai meluber ke serambi. Tidak lama kemudian terdengar gemuruh sholawat diba’ diringi suara rebana.
24
Sambil berdiri mereka tampak khusu’ bersholawat. Saking khidmatnya terlihat di antara mereka ada yang meresapi bait-bait lantunan sholawat sambil berlinang air mata. Setelah acara sholawatan berakhir, tampak lelaki bersurban naik ke mimbar. Sambil membetulkan posisi mikrofon beliau mulai berceramah. Tema ceramahnya adalah seputar sejarah tentang kehidupan Rosululloh Muhammad Saw. Sambil manggut-manggut, jama’ah yang menghadiri majelis itu tampak menghayati isi ceramah pak ustadz. Selang satu jam, “mauidhoh hasanah” pun usai dan ditutup dengan do’a. Sebelum membubarkan diri, jama’ah mushola beramah-tamah sambil menikmati bekal makanan mereka masingmasing. Suasana di antara jama’ah yang datang begitu akrabnya. Tanpa pilih-pilih mereka bertukar bekal makanan masingmasing dilanjutkan menikmatinya juga bersama-sama. Apa yang terjadi di atas adalah suasana peringatan Maulid di kampung-kampung yang hingga kini masih bertahan. Sebuah tradisi untuk menapaktilasi dan mengenang tokoh besar sepanjang zaman, beliau Rosululloh Muhammad Saw. Dengan memperingati Maulid, mereka berharap bisa meneladani bagaimana akhlak Rosululloh Saw. terhadap Alloh Swt., masyarakat, keluarga, bahkan terhadap lawannya. Mungkin kedatangan mereka juga merupakan manifestasi dari tanda kecintaan mereka terhadap baginda Rosululloh Saw. Apakah mendatangi peringatan atau majelis Maulid adalah tanda kecintaan pada Rosululloh Saw.? Tentunya tergantung pada niat mereka masing-masing sebagaimana sabda Rosululloh Saw. “Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan.” (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim). Kita
harus ber-husnuzhon, bahwa kehadiran mereka di majelis Maulid adalah momentum untuk meningkatkan kecintaan mereka kepada nabi Muhammad Saw. Maka tidak heran jika majelis Maulid tumbuh bak jamur di musim hujan dan tidak hanya muncul di bulan Rabi’ul awwal. Seperti di Malang Raya, ada Majelis Maulid Wa Ta’lim Riyadhul Jannah, pimpinan Gus Rohim Syadzili yang melaksanakan majelis maulid 40 malam di seputar bulan Rabi’ul awwal dan setiap malam ahad pada bulan lainnya. Memang, manifestasi cinta kepada Rosululloh Saw. diterjemahkan berbeda-beda oleh umat Islam. Beragam cara atau perbuatan yang dilakukan untuk menunjukkan
tanda “mahabbah” kepada beliau, termasuk memperingati kelahirannya. Tetapi jika hanya memperingati kelahiran beliau saja, maka manifestasi kecintaan kita hanya akan insidental dan jangka pendek, sehingga perlu kita gali lagi bagaimana menunjukkan kecintaan pada beliau yang lebih berkesinambungan dan jangka panjang. Ada beberapa bukti dan tanda cinta kita pada Nabi yang lebih langgeng dan kontinyu, di antaranya adalah: Pertama, mencontoh dan menjalankan sunnah beliau serta berpegang teguh dan mengikuti seluruh pernyataan dan perbuatan beliau. Orang yang benar mencintai Rosululloh Saw. adalah orang yang mengikuti Rosululloh Saw. secara lahiriyah dan batiniyah serta selalu menyesuaikan perkataan dan perbuatannya
dengan sunnah Rosululloh Saw . Hal ini dijelaskan Rosululloh Saw. dalam hadits Anas bin Malik r.a., beliau berkata: Rosululloh Saw. berkata kepadaku: Wahai anakkku, jika kamu mampu pada pagi sampai sore hari tidak ada di hatimu sifat berkhianat pada seorangpun, maka perbuatlah. Kemudian beliau berkata kepadaku lagi: Wahai anakku! Itu termasuk sunnahku dan siapa yang menghidupkan sunnahku, maka ia telah mencintaiku dan siapa yang telah mencintaiku, maka aku bersamanya di surga. (HR. Tirmidzi) Kedua, banyak ingat dan menyebutnya, karena orang yang mencintai sesuatu tentu akan memperbanyak ingat dan menyebutnya serta menyampaikan sholawat dan salam kepada beliau. Hal ini sesuai dengan firman Alloh: Sesungguhnya Alloh dan malaikatmalaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (QS: Al-Ahzab: 56). Juga sesuai dengan hadits Nabi Saw. yang berbunyi: Rosululloh Saw. dulu bila berlalu dua pertiga malam, beliau bangun dan berkata: Wahai sekalian manusia berdzikirlah kepada Alloh, berdzikirlah kepada Alloh. Pasti datang tiupan sangkakala pertama yang diikuti dengan yang kedua, datang kematian dengan kengeriannya, datang kematian dengan kengeriannya. Ubai berkata: Aku berkata: Wahai Rosululloh Saw., aku memperbanyak sholawat untukmu, berapa banyak aku bersholawat untukmu? Beliau menjawab: Sesukamu. Lalu Ubai berkata lagi: Aku berkata: seperempat. Beliau berkata: Terserah, tapi kalau kamu tambah, maka itu lebih baik. Aku berkata: Setengah. Beliau menjawab lagi: Terserah, tapi kalau kamu tambah, maka lebih baik bagimu. Maka aku berkata lagi: Kalau begitu dua pertiga. Beliau menjawab: Terserah, kalau kamu tambah, maka lebih baik bagimu. Lalu akau berkata: Saya jadikan seluruh (do’aku) adalah sholawat untukmu. Maka Rosululloh Saw. menjawab: Kalau begitu (sholawat) itu mencukupkan keinginanmu (dunia dan akherat) dan Alloh akan mengampuni dosamu. (HR Tirmidzi) . Ketiga, menyebut keutamaan dan kekhususan serta sifat, akhlak, dan perilaku
25
utama yang Alloh berikan kepada beliau, juga mu’jizat serta bukti kenabian untuk mengenal kedudukan dan martabat beliau serta untuk mencontoh sifat dan akhlak beliau. Seorang ketika memperbanyak menyebut kekasihnya, mengingatnya di hati, dan mengingat kebaikan-kebaikan dan faktor-faktor yang menumbuhkan perasaan cinta kepadanya akan membuat semakin berlipat ganda kecintaannya kepada kekasihnya tersebut dan bertambah rindu kepadanya serta menguasai seluruh hatinya. Apabila ia tidak sama sekali menyebutnya dan tidak mengingatnya, serta mengingat kebaikan-kebaikan sang kekasih di hatinya, maka akan berkurang rasa cinta di hatinya. Memang tidak ada yang dapat menyenangkannya lebih dari melihat kekasihnya tersebut dan tidak juga ada yang menyejukkan hatinya lebih dari menyebut dan mengingat sang kekasih dan kebaikankebaikannya. Apabila kuat hal ini di hatinya, maka lisannya langsung akan memuji dan menyebut kebaikan-kebaikannya. Bertambah dan berkurangnya hal ini sesuai dengan bertambah dan berkurangnya rasa cinta di hatinya dan indera kita menjadi saksi kebenaran hal itu. Keempat, bersikap sopan santun dan beradab dengan beliau baik dalam menyebut nama atau memanggilnya, sebagaimana Alloh berfirman: Janganlah kamu jadikan panggilan Rosul di antara kamu seperti panggilan sebahagian kamu kepada sebahagian (yang lain). Sesungguhnya Alloh telah mengetahui
26
orang-orang yang berangsur-angsur pergi di antara kamu dengan berlindung (kepada kawannya), maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih. (QS. An-Nuur: 63) Kelima, berharap melihat beliau dan rindu berjumpa dengannya walaupun harus membayarnya dengan harta dan keluarga. Tanda kecintaan ini dijelaskan langsung Rosululloh Saw. dalam sabda beliau: Di antara umatku yang paling mencintaiku adalah orang-orang yang hidup setelahku, salah seorang dari mereka sangat ingin melihatku walaupun menebus dengan keluarga dan harta. (HR. Muslim). Demikian juga dalam hadits Abu Hurairah r.a., Rosululloh Saw. bersabda: Demi Dzat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya (Alloh), pasti akan datang pada salah seorang dari kalian satu waktu dan ia tidak melihatku, kemudian melihat aku lebih ia cintai dari keluarga dan hartanya. (HR. Muslim). Keenam, Mencintai orang yang Rosululloh Saw. cintai, di antaranya: a. Ahli baitnya (kerabat). Imam alBaihaqi berkata: “Dan masuk dalam lingkupan kecintaan kepada beliau adalah mencintai ahli bait.” Sedangkan Ibn Taimiyah menyatakan: ”Di antara ushul ahlus Sunnah wal Jama’ah, mereka mencintai ahli bait Rosululloh Saw. dan memberikan loyalitas pada mereka serta menjaga wasiat Rosululloh Saw. tentang mereka.” Ahlul bait Rosululloh Saw. memiliki hak-hak yang wajib dipelihara, karena Alloh menjadikan untuk mereka hak dalam al-khumus, al-fei’, dan memerintahkan bersholawat untuk mereka bersama sholawat untuk Rosululloh Saw. lalu mendefinisikan ahli bait dengan menyatakan: Ahli bait Muhammad Saw. adalah orang yang diharamkan mengambil shodaqah. Demikian pendapat imam Al-Syaafi’i dan Ahmad bin Hambal serta yang lainnya dari para ulama. b. Para istri beliau. Muslim yang baik akan menjaga keutamaan dan hak-hak mereka dan meyakini mereka tidak sama seperti para wanita lainnya, sebab Alloh telah membedakannya dalam firmanNya: Hai
isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik (QS. Al-Ahzab: 32). Dan menjadikannya sebagai ibu kaum mukminin dalam firmanNya: Dan isteriisterinya adalah ibu-ibu mereka. (QS. Al Ahzaab: 6) Demikian juga menjadikan pengharaman menikahi mereka setelah wafat Rosululloh SAW sampai hari kiamat dalam firmanNya: Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rosululloh Saw. dan tidak (pula) mengawini isteri-isterinya selamalamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Alloh. (QS. Al Ahzaab: 53) Oleh karena itu, wajib bagi kita menjaga hak-hak mereka setelah mereka wafat, bersholawat untuk mereka bersama Nabi Muhammad Saw. dan memohonkan ampunan bagi mereka serta menjelaskan pujian dan keutamaan mereka. c. Para sahabat beliau Imam al-Baihaqi menyatakan: Masuk dalam kecintaan kepada Nabi Muhammad Saw. adalah cinta kepada para sahabat beliau. Umat Islam wajib mencintai sahabat, meridhoi mereka, dan mendo’akan kebaikan untuk mereka, sebagaimana Alloh perintahkan dalam firmanNya: “Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa:’Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Hashr: 10) Imam al-Baihaqi menyatakan: ”Apabila telah jelas bahwa mencintai sahabat termasuk iman, maka mencintai mereka bermakna meyakini dan mengakui keutamaan-keutamaan mereka, mengetahui setiap mereka memiliki hak yang harus
ditunaikan dan setiap yang perhatian kepada Islam diperhatikan serta yang memiliki kedudukan khusus pada Rosululloh Saw. di tempatkan pada kedudukannya dan menyebarkan kebaikan-kebaikan mereka serta mendoakan kebaikan untuk mereka dan mencontoh semua yang ada dalam permasalahan agama dari mereka. Tidak boleh mencari-cari kesalahan dan ketergelinciran mereka.” Ketujuh, Membenci orang yang Alloh dan Rosul-Nya benci, memusuhi orang yang memusuhi Alloh dan Rosul-Nya, menjauhi orang yang mengingkari sunnahnya dalam agama dan merasa berat atas semua perkara yang melanggar syari’at. Alloh berfirman: Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Alloh dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Alloh dan Rosul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka.Mereka itulah orang-orang yang Alloh telah menanamkan keimanan dalam hati mereka denga pertolongan yang datang daripada-Nya.Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya.Alloh ridha terhadap mereka dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Alloh.Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Alloh itulah golongan yang beruntung. (QS. Al-Mujaadilah: 22). Melakukan beberapa amalan di atas merupakan manifestasi bukti kecintaan kita kepada Rasululloh Saw. yang berkesinambungan. Karena amalan tersebut melekat dalam hati, kata, dan perbuatan yang tercermin dalam perbuatan sehari-hari. Sedangkan peringatan Maulid Nabi merupakan momentum untuk menapaktilasi dan sebagai media penggugah semangat untuk senantiasa mencintai serta menghidupkan ajaran beliau. Semoga kita semua bisa membuktikan rasa cinta kita terhadap nabi Muhammad Saw. dalam hati, kata, dan perbuatan. Amiin. Wallohu a’lam.
27
Kajian Niswiyah
Kasih Sayang Yang Tak Terbaca Oleh: Ustzh. Esti Soepanggih Pembina Pesmi Wardah Surabaya
K
asih sayang, sebuah ungkapan indah yang jika teraplikasi niscaya mendatangkan ketentraman jiwa. Dengannya Alloh berkehendak mencipta alam ini dan seluruh isinya. Dengannya harmoni kehidupan laksana irama yang padu, syahdu. Dengannya pula keabadian yang tak pernah terlintas oleh hati tercipta, sebagai kompensasi atas tunduknya seorang hamba pada khaliq-Nya, dan bukan karena selaksa kebaikan yang telah dilakukan, pun juga sepenuh bumi amal yang dicatat oleh Roqib Atid! Dia-lah sebab seekor harimau yang garang sekalipun tak akan pernah menginjak bayinya… Jadi, jika ada seorang manusia tega menyakiti (mendholimi, menipu, mencaci, apalagi membunuh) manusia, berarti… dia bukan manusia. Karena sifat manusiawinya telah tercabik atau mungkin hilang dari hatinya, yakni: kasih saying. Sebuah paradigma yang terbangun, kasih sayang identik dengan “pemberian” (perilaku) yang menyenangkan. Kontradiktifnya dibaca sebagai bencana, kebencian, permusuhan, tidak perhatian, dsb. Pendek kata, jika kita menerima perlakuan dari seseorang yang tidak menyenangkan, semisal: kritik, saran, amarah / teguran, larangan, bentakan/ hardikan, hukuman, dsb., maka kita berasumsi bahwa orang tersebut “tidak saying” pada kita. Sebuah anggapan yang perlu dibenahi.
28
Begitupun dengan “anak” kita. Teguran, larangan, bentakan, ataupun hukuman seringkali dibaca sebagai rasa tidak sayang kita pada mereka. Apalagi terhadap anak kita yang beranjak remaja / dewasa. Di manapun proses keingintahuan mereka besar sekali, perkembangan fisik pesat yang dibarengi dengan “menggeliatnya” naluri akan lawan jenis. Tidak jarang egonya lebih dominan dikedepankan, dan suara kita sebagai orangtua kandas bak perahu membentur ombak besar di laut lepas. Ketika naluri akan lawan jenis dari “anak” kita sudah mulai tumbuh, memang diperlukan kehati-hatian dalam penanganannya. Karena dalam posisi ini, mereka berargumentasi bahwa mereka butuh perhatian, perlu kasih sayang yang lain, selain kasih sayang dari orang tua. Di sinilah barangkali seorang ibu banyak berperan, utamanya pada putri kita. Pendekatan dari hati ke hati, mencoba menjadi teman curhatnya, sesekali bercerita pengalaman pribadi (yang baik” saja) ini lebih menyentuh (karena kita lebih menghayati) sambil kita memberi masukan nilai-nilai yang diajarkan agama. Bagaimana seorang anak menyikapi masa-masa ini sehingga tidak terperosok melakukan perbuatan yang dilarang agama. Pendampingan yang intens memang harus selalu kita berikan karena kondisi di luar tidak begitu mendukung. Bahkan realitanya justu menghalalkan sesuatu yang dilarang Alloh. Tabarruj (berhias), gaya hidup yang bebas, cara berpakaian yang mempertontonkan “lekuk” indah tubuh yang harus ditutup (berjilbab sih… tapi ketat amat!!!) pergaulan dengan lawan jenis yang tanpa hijab, pacaran yang terang-terangan (bahkan yang membuat kita mengelus dada, pacaran ala pelajar SMP di Surabaya yang di angkat ke permukaan akhir-akhir ini sungguh mencengangkan. 14%
dari mereka telah melakukan hubungan suami istri, 45% berpendapat bahwa selama pacaran berhubungan badan itu boleh. Mereka menganggap pacaran yang cuma pegangpegangan, pelukan, (maaf) berciuman itu cara kuno! (Metro TV, bedah editorial, Senin, 9 Januari 2012.) Pacaran secara sirri (katanya sih ta’aruf, tidak ketemu, tidak goncengan, tapi hp-hp-an seperti wiridan, tidak putusputus), dan masih banyak lagi. Kepribadian (jati diri) sebagai seorang muslim sudah paten. Dicontohkan oleh baginda Rosul, diestafetkan pada para sahabat, tabiin, tabiit-tabiin, dan seharusnya oleh kita semua saat ini, apapun resikonya! Tapi sungguh! Lagi-lagi muslihat syaithon memang tak pernah henti-hentinya untuk menjauhkan kita dari keaslihan pribadi umat Rosulullah yang bermuara pada keselamatan hakiki. Budaya-budaya sampah (yang tampaknya indah) seringkali lebih cepat diserap oleh utamanya anak-anak muda, sebagai misal mereka menyambut ramairamai memanfaatkan momen kasih sayang di hari valentine, untuk mengekspresikannya pada orang-orang yang dicintainya (yang belum menjadi muhrim) dengan perbuatan yang tidak pernah dicontohkan Rosulullah Saw. dan tidak ada dalam syariat. Satu hari di mana toko bunga kebanjiran order, banyak dikunjungi pembeli, dan penjual asesoris sibuk dengan paket
istimewanya. Ucapan selamat singgah silih berganti di ponsel dan biasanya diakhiri dengan pemberian (hadiah spesial untuk yang tersayang), ah sebuah kejamakan yang dangkal makna. Cobalah kita balikkan fakta, bagaimana jika pada hari itu kita justru mendapat musibah? Akankah kita tetap merayakannya? Atau kita akan mengumpatnya sebagai hari na’as. Dan ujungnya kita akan mendaulat sebagai hari di mana pembuat musibah tidak sayang pada kita? Bagaimana jika pada hari itu kita kehilangan orang yang kita cintai dipanggil untuk menghadap-Nya? Lantas apa ini artinya Alloh tidak sayang pada kita? Alloh Maha Pengasih dan Penyayang, itu pasti! Kehendaknya, baik buruk, selalu diselimuti dengan yang namanya kasih sayang. Jika Nabi Ayyub a.s. di uji dengan musibah sakit menahun, jika Nabi Yunus a.s. diuji masuk ke dalam perut ikan paus, jika Nabi Ibrahim a.s. harus dibakar oleh raja Namrud, jika Nabi Musa a.s. terusir dari negerinya dan harus menghadapi bala tentara Fir’aun, ataupun jika baginda Rosul harus berperang demi tegaknya kalimat Alloh dan para syuhada’ mempersembahkan jiwanya untuk membela agama Alloh, beranikah kita mengatakan bahwa untuk semua ini, Alloh tidak sayang pada beliau-beliau yang mulia? Dengan kata lain, jika Alloh sayang, kenapa harus diuji dengan hal-hal yang tidak
Kepribadian (jati diri) sebagai seorang muslim sudah paten. Dicontohkan oleh baginda Rosul, diestafetkan pada para sahabat, tabiin, tabiit-tabiin
29
mengenakkan? Jika Alloh sayang mengapa harus ditimpakan musibah? Jika Alloh sayang mengapa harus ada perjuangan dan darah tertumpah? Ya, selama ini kita terkungkung dengan sebuah pemahaman yang masih dangkal, masih permukaan saja. Kita belum mencoba meneropong lebih dalam lagi. Bahwasanya musibah adalah kasih sayang Alloh dalam bentuk lain, kasih sayang yang seringkali tidak terbaca. Benarkah? Karena dalam musibah ada banyak hikmah dan hikmah terbesar adalah kesadaran atas eksistensi kita ada di dunia ini untuk apa dan akan ke mana. Dengan musibah, yang lupa menjadi ingat, yang jauh menjadi dekat, yang lemah menjadi kuat (imannya), yang membanggakan diri menjadi merasa tidak berarti. Nyatalah dengan musibah Alloh ingin kita mendekat, merasa butuh, khusyu’ dalam do’a, dan berharap-harap cemas akan pertolongan-Nya. Jadi, jika musibah mengantarkan seorang pada perbaikan, pada keselamatan hakiki, apakah ini bukan berarti pemberian musibah adalah dzat yang sedang meluapkan kasih sayang-Nya? Memang perlu waktu untuk membaca kasih sayang Alloh dalam bentuk musibah atau hal-hal yang tidak mengenakkan. Sebagaimana pula kita harus telaten untuk selalu mengingatkan anak-anak kita akan hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan sebagai bentuk kasih sayang kita pada mereka, demi kebaikan mereka juga. Musibah akan terbaca sebagai kasih sayang Alloh, manakala kita mau merenungi hikmah di balik itu semua. Hikmah tersebut antara lain: Agar kita mendekat pada Alloh Keberhasilan, entah itu materi, jabatan, ketenaran, seringkali membuat lupa. Ketika berada ‘di atas’ seolah merasa inilah hasil kerjaku, hasil usahaku. Bangga diri dan syaitan semakin menempel dan menghembuskan ego untuk semakin jauh dari Alloh. Hingga Alloh menegur dengan ‘kejatuhan’ bangkrut, pailid, tertimpa musibah (kebakaran, banjir, ditipu, sakit, bencana alam, dsb.). Hilanglah apa yang pernah diraih dan digenggam (seolah akan abadi dan tidak akan habis). Ketika diri sudah jatuh, ke mana manusia akan lari?
30
Sunnatullah, pada akhirnya manusia akan mencari sesuatu muara ketenangan. Kepada siapa seluruh masalah diadukan, dilupakan hingga sesak di dada menjadi ringan. Penyadaran akan eksistensi manusia Ketika batas keangkuhan manusia maksimal, pada titik inilah sebenarnya manusia sedang resah, galau, karena sesungguhnya tidak bisa dipungkiri, nalurinya menjerit membentur sesuatu yang menciptakan ruang hampa di dasar hatinya. Pencapaian yang telah diraih yang melelahkan, butuh tempat untuk bersandar. Yang mendatangkan ketenangan, ketentraman, tanpa pamrih, bebas dari beban, rileks. Di mana hati berenang di samudra yang tak bertepi, yang tak pernah meminta. Semakin dalam menyelam, beban semakin ringan. Dalam samudra itu kita akan menemukan sandaran hati. Samudra penghambaan! Keselamatan yang hakiki Berjalannya seorang hamba kembali pada yang haq, tentu saja sebuah pilihan tepat. Karena pada posisi ini berarti keselamatan diraih. InsyaAlloh. Upaya syaitan untuk menarik kaki manusia menuju jurang neraka tidak berhasil, meski harus melalui musibah (dunia) teguran Alloh menunjukkan betapa Dia sangat cemburu bila hamba-Nya jauh dariNya. Dan diambilnya kembali hamba tersebut melalui ujian-ujian yang ditimpakan. Semua itu untuk kebaikan dan keselamatan hamba itu sendiri. Di mata Alloh, setiap saat adalah penuh kasih saying. Tiada hari tanpa kasih sayang. Selama napas kita ada, udara ada, mata sanggup berkedip, mulut mampu berucap, telinga masih mendengar, tangan dan kaki bisa beraktivitas, artinya kasih sayang Alloh menyelimuti kita. Pun juga dalam teguranNya, dalam ujian-Nya rohman rohim Alloh pun tetap ada. Jadi tidak ada hari kasih sayang karena kita diajarkan setiap saat untuk mengenangnya, yaitu dengan bersyukur. Bersyukur atas kasih sayangnya. Ya Rob, masukkan kami dalam golongan orang yang selalu berkasih sayang pada semua makhluk-Mu dan mendapat kasih saying-Mu. Amin.
auladi
Mendidik Anak Berdasar Siroh Nabawiyah Oleh: Ulinnuha M, S.Psi Guru SDIT Ghilmani Surabaya
B
ulan Robiul Awwal adalah bulan di mana Rosululloh Shollallohu alaihi wasallam dilahirkan. Momen yang spesial di mana umat Islam khususnya di Indonesia memperingati Maulid Nabi dengan berbagai aktivitas untuk lebih mendekatkan diri kepada Alloh dan Rosululloh. Banyak kita temui acara Dzikro’ Maulidur Rosul yang berisi pembacaan ayat-ayat Al-Qur’an, pembacaan sholawat yang menceritakan kisah-kisah seputar Nabi Muhammad Shollallahu alaihi wasallam. Bahkan di TPQ maupun sekolah-sekolah, acara memperingati Maulidur Rosul diisi dengan berbagai lomba
tartil, azan, pildacil, dan baca puisi. Kegiatan ini merupakan salah satu perwujudan cinta (mahabbah) kepada Rosululloh, dengan menampakkan rasa suka cita dan kegembiraan atas kelahiran Beliau Shollallohu alaihi wasallam. Alangkah lebih baik kalau kita dapat mengenang kehidupan dan perjuangan beliau serta selalu bersholawat pada beliau, tidak terbatas pada bulan robiul awal saja, namun dapat kita lakukan pada bulan-bulan lain, bahkan dalam kehidupan sehari hari. Apabila memperhatikan, memahami, dan mengkaji perjalanan hidup Nabi (Siroh Nabawiyah), kita akan mendapatkan solusi teoritis dan aplikatif atas segala permasalahan hidup, termasuk dalam hal mendidik anak. Banyak sekali pelajaran berharga yang dapat kita ambil dari episode kehidupan Nabi Muhammad Shollallohu alaihi wasallam, misalnya: sebelum kenabian (bi’tsah), seperti kondisi orang tua dan keluarganya sebelum dan setelah kelahiran, masa kanak-kanak, remaja, pengaruh lingkungan dan seterusnya. Pelajaran dan wawasan apa saja yang dapat kita ambil dari Siroh Nabawiyah? Bagaimana pola pengasuhan dan pendidikan anak berdasarkan apa yang dialami Rosululloh Shollallohu alaihi wasallam? Berikut ini beberapa hal yang dapat kita ambil: 1. Model Keluarga Islami (shalih) Keluarga Islami terdiri dari pasangan suami isteri yang terkenal kemuliaannya. Keshalihan dalam keluarga sangat bergantung pada keshalihan individu, terutama suami sebagai kepala keluarga. Abdulloh, ayah dari Nabi Muhammad adalah seorang ‘abdulloh (Arab: hamba Alloh), dari suku Quraisy dari keluarga bangsa Arab. Begitupun dengan Aminah ibunya, berasal dari keluarga yang terhormat pula. Keduanya sangat menghargai
31
kesucian. Abdulloh pernah berkata “Untuk yang haram, mati adalah tebusannya.” Untuk memperoleh keshalihan keluarga, sejak awal seorang muslim harus menjadikan motivasinya berkeluarga semata dalam kerangka taat kepada Alloh Subhanahu wata’ala, menjaga pandangan dan memelihara kemaluannya. Jika ini dilakukan, maka Alloh akan menjamin kebutuhannya. “Bila orang ta’at (beragama) yang menjadi pilihanmu, maka kebahagiaan adalah milikmu.” Demikian sabda Rosululloh Saw. (HR Abu Dawud dan Nasa’i). 2. Konsep Diri Anak dan Soal Pemberian Nama Nama Ahmad (Muhammad) berarti yang terpuji. Ayahnya Abdulloh (hamba Alloh), ibunya Aminah (yang memberi rasa aman), sedangkan yang membantu ibunya Asy-Syaffa’ (yang sempurna dan sehat), yang menyusui beliau adalah Halimah As-Sa’diyah (yang lapang dada dan mujur). Makna nama-nama ini memiliki keterkaitan erat dengan kepribadian Rosululloh Shollallohu alaihi wasallam. Dilihat dari nama-nama yang terlibat dalam kehidupan Nabi nampak bahwa ini bukan kebetulan. Seorang ayah harus menjadi hamba Allah, seorang istri haruslah seorang yang terpilih, yang terpercaya memberikan rasa aman kepada anak yang dikandungnya. Semua yang terlibat dalam pengasuhan anak adalah mereka yang memiliki citra baik, sehat, bijaksana, memiliki kelapangan dada, dan kemuliaan. Memilih nama yang baik adalah sebuah kebutuhan, baik bersifat individu maupun sosial. Seorang anak yang diberi nama yang baik dapat menumbuhkan harga diri dan kepercayaannya ketika berinteraksi dengan teman sebayanya. Di samping itu, nama mengandung doa dan pengharapan. Ketika seorang dipanggil namanya, maka ia didoakan semoga seperti nama yang disandangnya. Karena itu Rosullulloh Saw. senang mengubah nama seseorang yang telah masuk Islam dengan nama-nama yang Islami, yang menyenangkan, dan menggambarkan makna yang positif. 3. ASI, Kebaikan Tubuh dan Kepribadian Anak
32
Ketika masih bayi, Rosululloh Muhammad Saw. dititipkan ke Halimah As-Sa’diyah untuk mendapatkan ASI. Halimah adalah ibu susuan. Menurut M. Fauzil Adhim, ibu susuan adalah pengganti yang hampir secara utuh memerankan dirinya sebagai ibu yang sah bagi anak. Islam menjunjung tinggi derajat wanita yang memerankan diri sebagai ibu susuan dengan penghormatan dan status fiqh dimana haram anak susuan menikahi ibu susuan dan anak-anaknya ibu susuan diberi penghormatan yang tinggi hampir menyamai ibu kandung. Menyerahkan susuan kepada botol susu bukanlah tindakan yang bijaksana. Ibu susuan adalah pertimbangan yang bijaksana sekaligus alternatif tawaran Alloh Swt. sebagaimana yang disebutkan dalam surat Al-Baqoroh ayat 233. Salah satu fungsi ASI adalah mempengaruhi pertumbuhan otak manusia. Unsur dominan yang membentuknya adalah gizi yang diperoleh dari protein, kolesterol, asam lemak, serta minyak ikan yang dihasilkan ASI. Di samping itu, ASI membentuk kekebalan tubuh. ASI merupakan air susu yang bebas resiko karena bebas dari mikroba yang menimbulkan penyakit. Lebih penting lagi, dekapan ibu dan komunikasi antara ibu dan tatapan mata anak saat ketulusan hati ibu memberikan ASI akan memberikan pengaruh besar pada kepribadian anak. 4. Pengaruh dan Orang-orang yang Terlibat dalam Pendidikan Anak Salah satu yang berpengaruh pada kepribadian dan akhlak anak setelah orang tua adalah orang-orang yang ada di sekitarnya, seperti kakak, paman, serta saudara-saudaranya. Pola pengasuhan dan pendidikan yang diberikan oleh mereka akan memberikan pengaruh pada jiwa dan sikap anak. Setelah ditinggal ayah dan ibunya, Nabi Muhammad Shollallohu alaihi wasallam beruntung memiliki kakek Abdul Muthalib yang sangat mencintai dan memberikan kasih sayang kepadanya. Sang kakek selalu membelanya, jika ada pamannya yang mengusir beliau, ia selalu membela dengan kata-kata, “Biarlah cucuku itu duduk di sana, sebab ia memiliki sesuatu yang agung.” Begitupun dengan pamannya, Abu Thalib mengganti posisi Abdul Muthalib dalam
pengasuhan setelah sang kakek wafat. Maka bagi orang tua hendaknya tidak memberikan anaknya diasuh/ditemani dengan orang yang tidak mempunyai kepribadian dan akhlak yang baik dalam kata maupun perbuatan. Kemerosotan akhlak yang banyak terjadi di kalangan anak-anak saat ini, salah satu penyebabnya adalah akibat salah asuh dari pihak orang tua mereka dan orang orang yang terlibat dalam pergaulannya. 5. Pemberian Tanggung Jawab kepada Anak Mulai dari Rumah Menginjak usia remaja, Nabi Muhammad Saw. diberi tanggung jawab menggembalakan kambing. Meskipun tampak sederhana, menggembala kambing itu melatih kemampuan dan keterampilan menjadi pemimpin. Dari contoh menggembala kambing tersebut, hendaknya anak mulai dilatih sejak kecil untuk bertanggung jawab, misalnya: merapikan mainan, menyiapkan buku-buku pelajaran yang akan dibawa ke sekolah, dan lain-lain. Dengan pemberian tugas untuk bertanggung jawab tersebut anak akan merasa dihargai, dan akan berusaha percaya diri dalam mengatur dirinya sendiri dan dalam melaksanakan tugasnya, baik di rumah maupun di sekolah. Sehingga akhirnya mereka akan siap menjadi pemimpin, minimal memimpin dirinya sendiri. 6. Pelibatan Anak dalam Pergaulan dan Aktivitas di Masyarakat Ada beberapa aktivitas dan momen yang terjadi, diketahui, dan diikuti oleh Nabi Muhammad Shollallohu alaihi wasallam sebelum bi’tsah. Di antaranya Perang Fajar, Hilful Fudhul, Pemugaran Ka’bah, dan perjalanan dan perdagangan bisnis keluar daerah. Keterlibatan seseorang dalam militer atau perang menuntut persiapan yang luar biasa dan akan menjadikannya mampu mengatur diri untuk selalu siap akan kemungkinan terburuk yang akan terjadi. Peran Rosululloh Saw. dalam pemugaran Ka’bah menunjukkan bahwa beliau mempunyai peran sosial yang penting di masyarakat. Begitupun dengan pengetahuannya yang baik tentang “Hilful Fudhul” yang dipandangnya sebagai momen
dan aktivitas politik yang baik pada zaman jahiliyah. Sementara perjalanan dan perdagangannya keluar daerah, mendorong dan memperluas pergaulan Rosulullah Saw. Dari contoh tersebut, orang tua hendaknya membiarkan dan menyertakan mereka dalam pergaulan dengan sebayanya yang baik dan mengikutkan anak dalam perlombaan. Pergaulan melatih untuk bisa berinteraksi dengan banyak orang, rendah hati, mengerti dengan perbedaan yang ada, bersabar terhadap gangguan yang ada, serta melatih talenta kepemimpinan. Kegiatan lomba menumbuhkan percaya diri anak untuk selalu berusaha dan menjadi nomor satu. Keterlibatan dalam aktivitasaktivitas positif menjadikan anak berpengetahuan, berkembang baik dan memiliki pengalaman yang banyak. Demikianlah beberapa hal yang dapat kita ambil pelajaran dari sekilas perjalanan Rosululloh Shollallohu alaihi wasallam (Siroh Nabawiyah), mudah-mudahan dapat menjadi inspirasi dalam mendidik generasi ke arah yang lebih berkualitas. Hendaknya kita sesering mungkin mengenalkan siroh nabawiyah dan sahabatsahabat beliau serta generasi tabi’tt-tabi’in dan orang orang yang sholeh kepada anak anak kita, baik lewat bercerita maupun contoh langsung dari perilaku kita. Karena dalam perjalanan hidup mereka terdapat samudera ilmu yang dapat kita ambil sebagai pedoman dalam hidup kita. Semoga dengan mengenal siroh nabawiyah dan para sahabatnya, akan menambah kecintaan kita pada Rosululloh Shollallohu alaihi wasallam dan mendorong kita untuk selalu meneladani beliau beserta sahabat-sahabatnya dalam kehidupan kita sehari hari. Amin. Wallohu a’lam. Literatur: 1. Pedoman Mendidik Anak dalam Islam, Nasih Ulwan. 2. Majalah Auladi, edisi 7,8,9, tahun 1/ 2005. 3. Mendidik Anak Menuju Taklif, M. Fauzil Adhim, Pustaka pelajar, 1998.
33
Liputan
Bantuan Untuk Yatim dan Dhuafa
K
eutamaan memuliakan anak yatim selain mendapatkan ”makananjiwa” ternyata berbagi untuk anak yatim dan dhuafa bisa membuat kita mendapat begitu banyak kebaikan, di antaranya beroleh kebaikan berlipat ganda dan dilembutkan hatinya. “Barangsiapa meletakkan tangannya di atas kepala anak Yatim dengan penuh kasih sayang, maka Alloh akan menuliskan kebaikan pada setiap lembar rambut yang disentuhnya.” (HR. Ahmad) “Seseorang mengeluhkan hatinya yang keras kepada Rasululloh Saw. Rasululloh Saw. bersabda: “Usaplah kepala anak Yatim (dengan penuh kasih sayang) dan beri makanlah orang miskin.” (HR. Ahmad) Alhamdulillah Al Haromain pada tanggal 12 Januari 2011 telah memberikan bantuan kepada Yatim dan Dhuafa yang membutuhkan. Bantuan yang di berikan berupa peralatan sekolah, sembako, dan beasiswa pendidikan. Semoga bermanfaat dan Al Haromain mengucapkan terimakasih Jazakumullohu ahsanaljaza‘ kepada para donator yang telah menjadi partner kami dalam menyalurkan bantuan sehingga tepat sasaran. (MQ)
Pengembangan Pesantren: Pembangunan Kamar Santri Ma‘had Sabily Kasembon Malang
S
alah satu pesantren binaan Al Haromain adalah Pesantren Sabily, yang terletak di daerah Kasembon Kab. Malang yang diasuh oleh Ust. Rofid. Beliau adalah alumni Ma‘had Nurul Haromain .Saat ini sedang direnovasi untuk pembangunan kamar santri. Kegiatan santri ma‘had Sabily ini dimulai dari jam 02.30 pagi. Para santri memulai dengan Qiyamullail atau sholat tahajjud
secara berjamaah diteruskan wirid. Jam 03.30 para santri kembali beristirahat dan menunggu waktu Shubuh. Hal itu sengaja dilakukan karena ketika beraktifitas setelah Shubuh insyaAlloh sudah tidak ngantuk lagi. Kegiatan berakhir dengan mutholaah (belajar) pada jam 21.00 . “Alhamdulillah santri yang menetap di sini sudah ada10 orang. Kami sengaja tidak menerima santri terlalu banyak, InsyaAlloh sedikit tapi maksimal dan lebih mudah pendampingannya,” ungkap Ust. Rofid. Setiap hari ada puluhan santri dari warga sekitar yang mengaji di sini,” lanjutnya. InsyaAlloh Al-Haromain tetap mendukung programprogram pengembangan pesantren baik di daerah maupun di perkotaan. Karena itu sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk pembinaan ruhaniyah di tengah zaman seperti sekarang ini.(MQ)
34 * Data lengkap di Kantor Haromain Pusat
Liputan
Pesantren Liburan, Alternatif Mengisi Liburan yang Penuh Hikmah
A
da banyak cara yang unik dan bermanfaat yang dapat dilakukan dalam mengisi liburan sekolah. Untuk mengisi musim liburan sekolah, Ma‘had Nurul Haromain Malang menyelenggarakan kegiatan Pesantren Liburan tanggal 28 Desember 2011 – 3 Januari 2012. Suasana Ma‘had Nurul Haromain yang sejuk dan representatif sangat pas untuk dijadikan tempat program Pesantren Liburan. Untuk tahun ini peserta pesantren liburan dari berbagai daerah mulai Probolinggo, Gresik, Sidoarjo, Pamekasan, Batu, Surabaya, bahkan ada yang dari Jakarta, Subhanalloh. Menurut Ust. Alawy
Abbas selaku ketua panitia, Pesantren liburan merupakan program acara tahunan yang diisi dengan berbagai rangkaian kegiatan, di antaranya: Tadarus Al-Qur’an, taddabur alam, fun game, FAIS (Festival Anak Islam), Motivasi Spiritual, dll. Setiap acara dikemas menarik dan inovatif agar peserta tidak merasa bosan. Pesantren liburan tersebut diikuti oleh 80 siswa-siswi, dari mulai SD- SMP. Menurut Divisi Dakwah Ma‘had Nurul Haromain, Ust. Fathur Rozy, “Waktu liburan adalah saat yang menggembirakan dan ditunggu-tunggu, khususnya bagi anak sekolah. Namun yang perlu dipikirkan adalah bagaimana mengisi liburan tersebut dengan kegiatan yang menyenangkan dan dapat mengubah akhlak anak. Selain itu, anak dilatih untuk memiliki pengetahuan tentang dunia pesantren, serta mampu membentuk karakter yang baik dengan pembiasaan beribadah dan terampil membaca Al-Qur’an. “Alhamdulillah selama mengikuti kegiatan di sini saya sangat senang sekali dan semoga bisa membawa manfaat bagi saya ke depan,” ungkap Annisa, salah satu peserta dari Sidoarjo. “Awalnya saya tidak mau ikut acara ini, tapi karena dipaksa Eyang, saya jadi ikut. Ternyata di sini enak. Ustadzah pendampingnya baik dan ramah, insyaAlloh saya selalu ingat dan merindukan mereka,” lanjut siswi SMP yang masih duduk di bangku kelas VII ini. Sementara Ketua Koodinator Putri, Ustadzah Uswatun Hasanah mengatakan, “Tujuan dilaksanakannya pesantren liburan adalah untuk membentuk tingkah laku dan budi pekerti yang Islami, meningkatkan pemahaman dan penghayatan ajaran Islam, khususnya tentang Al-Qur’an dan Hadits, membuka wawasan dan pemikiran anak-anak tentang dunia pesantren.” (MQ)
Bantuan mesin jahit untuk Santri
S
ebagai wujud kepedulian Lazis Al Haromain terhadap kratifitas santri pesantren, melalui cabang LAZIS Al Haromain Jogyakarta memberikan bantuan berupa mesin jahit sebagai alat praktek santri yang berada di pesantren binaan yang juga berstatus sebagai siswa salah satu SMK di Jogyakarta. Menurut penuturan salah satu siswa yang berprestasi di pesantren tersebut, bantuan mesin jahit ini sangat membantu dalam mengerjakan tugas-tugas yang dibebankan sekolah, “dengan adanya mesin jahit ini, tugas yang dibebankan sekolah kepada kami bisa saya kerjakan di pesantren. Disela-sela mengaji, juga dengan adanya mesin jahit ini waktu kosong saya bisa saya manfaatkan untuk membuat kreatifitas jahitan” tutur Siti Fatimatuzzahro. Dia adalah salah satu Santri dengan segudang prestasi yang diraihnya antara lain, Lomba CCA Tingkat Nasional berbakat I mewakili DIY, Musabaqoh Hifdzil Qur ’an (MHQ) juara III Tingkat kabupaten, Lomba CCA Juara III Tingkat provinsi. Kami mengucapkanJazakumulloh kepada donatur yang telah membantu pelaksanaan kegiatan ini.(S)
35
galeri
Mencetak Remaja Muslim VISIONER
S
ebuah Pelatihan Manajemen-Kepemimpinan Tingkat Dasar untuk siswa SMP-SMA yang diberi nama JARING REMAJA MUSLIM (JRM I) telah diselenggarakan oleh Pesantren Mahasiswa Baitul Hikmah Surabaya bekerja sama dengan Lazis Al Haromain pada hari Ahad-Senin, 2223 Januari 2012 di Wisma Haji Juanda Surabaya. Kegiatan yang diikuti oleh 39 siswa SMP-SMA dari sekolah negeri dan swasta di Surabaya, Sidoarjo, Pamekasan, Malang, Tulungagung, dan Pujon tersebut bertujuan memberikan alternatif solutif dalam mengarahkan remaja muslim menuju pribadi yang minimal dapat memimpin diri sendiri secara visioner dan penuh integritas. Untuk mendukung itu, JRM melibatkan pembicara/pelatih dari Tung Desem Waringin, Akademisi ITS dan UNAIR serta tim trainer Pesantren Mahasiswa Baitul Hikmah. Terkait dengan komitmen Lazis Al Haromain untuk aktif dalam pembinaan remaja muslim sehingga menjadi pribadi yang visioner dan tangguh, Lazis Al Haromain mendanai dua peserta dari Surabaya dan 15 peserta dari Ponpes Al Ma’wa Pujon serta Ponpes At Tibyan Pujon dalam kegiatan JRM tersebut. Terhadap kegiatan JRM ini, para peserta menyatakan bahwa mereka benar-benar mendapatkan ilmu dan wawasan baru. Bahkan, mereka tidak sabar untuk segera mengikuti pelatihan sejenis pada tingkat berikutnya (tingkat menengah). Mereka merasakan serunya kegiatan diskusi dan presentasi, lebih-lebih lagi pada saat kegiatan turnamen persaudaraan dan melukis di atas wahana yang terbuat dari kaca. Lihat saja ekspresi dan karya mereka selama kegiatan JRM. (Hanita).
36
LAPORAN PENERIMAAN DAN PENYALURAN DANA LAZIS AL HAROMAIN
BULAN DESEMBER 2011 SALDO DANA
Rp.
76.935.425
1 halaman Cover Belaka ng dalam
PENERIMAAN DANA 1. 2.
3.
Infaq Tidak Terikat Infaq Terikat a. Infaq Yatim b. Infaq GOTAS c. Infaq Beasiswa d. Infaq PSD e. Infaq Dana Dakwah Da’i Zakat SUB TOTAL TOTAL DANA
Rp.2.000.000
Rp. 32.412.877
½ halaman Cover Bel akang dalam
Rp. 3.641.000 Rp. 1.350.000 Rp. 1.605.000 Rp. 1.725.000 Rp. 325.000 Rp. 4.625.500 Rp. 45.684.377
Rp.1.000.000
1 Halaman Cover Dep an dalam
Rp.2.000.000
½ Halaman Cover Dep an dalam
Rp. 155.032.679
Rp. 1.000.000
PENYALURAN DANA 1.
2.
3. 4.
5.
6. 7.
DAKWAH a. Media Dakwah Rp. 1.914.000 b. Kegiatandakwah Rp. 1.120.500 c. Dana Dakwah Da’I Daerah Rp. 8.460.000 SUB TOTAL Rp. 11.494.500 PENDIDIKAN a. Beasiswa Pendidikan Rp. 1.732.000 b. Beasiswa Santri Pesantren Rp. 2.500.000 SUB TOTAL Rp. 4.232.000 PEMBANGUNAN SENTRA DAKWAH a. Renovasi Majelis taklim Rp. 2.267.000 YATIM a. Beasiswayatim Rp. 400.000 b. BantuanPantiAsuhanYatim Rp. 3.875.000 c. Dana PesantrenYatim Rp. 425.000 SUB TOTAL Rp. 4.700.000 PENYALURAN ZAKAT a. FaqirMiskin Rp. 1.138.000 b. Ghorim Rp. 4.000.000 c. Sabilillah Rp. 585.500 SUB TOTAL Rp. 5.720.500 BIAYA OPERASIONAL Rp. 12.107.246 DANA SOSIAL KEMANUSIAAN a. SantunanKesehatan Rp. 200.000 b. Program kegiatanSosial Rp. 1.422.000 Rp. 1.622.000
TOTAL PENYALURAN
Rp. 42.143.246
SALDO DANA
Rp. 112.889.433
1 Halaman isi
Rp.1.200.000 ½ Halaman isi
Rp.600.000
½ Halaman isi (berdiri)
Rp.400.000
½ Halaman isi (datar)
Rp.300.000
1/3 Halaman isi
Rp.200.000
¼ halaman isi
Rp.100.000
UCAPAN Alhamdulillah telah lahir generasi–generasi Robbani penerus perjuangan Rosululloh “
Khodijah Fasyalil Haromaen pada hari Kamis 26 Desember 2012 Putri dari Firli Adiningrum dan Ust. Mastur (Dai Al Haromain)
Barir Bazila Az Zahro pada hari Kamis 26 Desember 2012 Putri dari Aini Maghfiroh dan Muji Sampurno (Sekretaris Umum Yayasan Al Haromain)
37
FORMULIR DONATUR Nama
: ....................................
Alamat Rumah
: ....................................
Coach Muslim Entrepreneur Bersama Lazis Al Haromain Anda Mempunyai ide kreatif dalam bisnis, jiwa dan semangat kewirausahaan yang islami? Lazis Al Haromain insyaAlloh akan membantu mewujudkan keinginan Anda!!
...................................... Kantor/Instansi
: ...................................
No. Telp.HP
: ....................................
Tempat, Tgl Lahir
: ....................................
Untuk lebih memberikan manfaat rubrik Technopreneur, Drs. Soehardjoepri, M.Si., seorang wirausahawan Muslim sukses, siap mendampingi Anda untuk menjadi Wirausahawan Muslim dan memberikan konsultasi bisnis secara gratis untuk Anda!
Kelurahan & Kecamatan : ................................. Dengan mengucap Bismillahirrohmaanirrohiim, saya bersedia menjadi DONATUR TETAP Nilai Infaq bulanan
Rp. 20.000
Rp. 50.000
Rp. 100.000
Rp. ........................
Khusus para Donatur Lazis Al Haromain yang mempunyai ide usaha dan bisnis, kami siap merealisasikannya dengan bagi hasil secara syar’i*
Alamat pengambilan : ......................................
Manfaatkan Layanan transfer zakat infaq dan shodaqoh melalui rekening a/n Lazis Al Haromain sebagai berikut
Kirimkan ide-ide bisnis Anda melalui email :
[email protected] atau
[email protected] (*Syarat ketentuan berlaku)
BSM Darmo 088 006 7259 Bukopin Syariah 880 0329 036 BRI Syariah 1002882112 BCA Syariah 0110006666 konfirmasi transfer ke
031-70518810 38
Profil Coach Nama Lengkap : Drs. Soehardjoepri, M.Si Alamat Rumah : Jl. Raya Wiguna Utara 44, Surabaya Telp./HP : 031-72199025, 08165413862, 083832278268, 081235964679 · ·
Konsultan beberapa Perusahaan tentang SDM, Bisnis Plan, Produksi, Marketing dan Keuangan Memberikan pelatihan: MOTIVASI, LEADERSHIP, CARACTER BUILDING, TEAM WORK, KELUARGA SUKSES, KEWIRAUSAHAAN, TECHNOPRENEUR, Wirausaha Muslim.
Bagi Anda yang ingin mengikuti kajian Keislaman secara rutin, dimanapun Anda berada…kini telah Hadir… Kajian LIVE yang bisa di akses melalui www.nurulharomain.org atau www.almuttaqin.tv dapatkan ilmu dan pengetahuan …
Pada waktu berikut : Senin - Kamis Mulai Jam 05.30 – 07.00 WIB LIVE dari Ma‘had Nurul Haromain Malang Jumat - Sabtu Mulai Jam 07.30-09.00 WIB LIVE dari Sentra Dakwah Al Haromain Surabaya INFO : 081235609307 / 08121713460
Caranya : Klik www.almuttaqin.tv pilih Channel Al Furqon Atau bisa di akses di www.nurulharomain.org pilih NGAJI ONLINE
Ma’had Pengembangan dan Dakwah Nurul Haromain Artinya “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orangorang yang beruntung” (QS Ali Imron 104) Santri Ponpes Nurul Haromain Pujon Malang didukung Lazis Al Haromain mengadakan ABS (Amal Bakti Santri) sebagai wujud kepedulian dakwah dan pengabdian kepada masyarakat sekitar. Program ini, di harapkan mampu memberikan wawasan kepada masyarakat dalam bidang spiritual, meningkatkan kepekaan sosial santri terhadap kondisi masyarakat, serta meningkatkan hubungan santri dengan masyarakat untuk membentuk masyarakat yang berakhlaqul karimah. Program ABS ini disemarakkan dengan berbagai kegiatan sosial dan dakwah seperti Festival Anak Sholeh, Pembinaan Remas, Dialog Remaja, Pengajian Rutin, Training Sholat, Khutbah Jum’at, Training Al Qur’an. Kegiatan ini dilaksanakan pada: Tanggal : 14-28 Robiul Awal 1433H / 07- 21 Februari 2012M Tempat : Dusun Krajan, Desa Torongrejo, Kec. Junrejo, Kota Batu
Partisipasi Donatur Untuk Program ABS hubungi : (Surabaya) 031-81111841; (Malang) 0341 521152 atau 081332900125 (Panitia ABS)