Sapa Redaksi Assalâmu’alaikum Warahmatullôhi Wabarakâtuh, SUSUNAN PENGURUS LAZIS AL HAROMAIN Dewan Pembina: KH. M. Ihya’ Ulumiddin Indra Djati Sidi, Ph.D Drs. Arif Wibowo, M.Si Drh. H. Mukrom Drs. H. Junaidi Sahal Dewan Pengawas: Prof. DR. H. Nizarul Alim dr. H. Anas Mahfudz, Sp.An. Drs. H. Soehardjoepri, M.Si Dewan Pengurus: Direktur : Handaka Indra S., S.Si Wakil Direktur Penghimpunan : Muji Sampurno, S.Pd Wakil Direktur Distribusi : Siswo Widodo, S.Pd Wakil Direktur Media dan Informasi : Bahtiar HS, S.Com Staf Ahli : Eko Prasetyo, MT.; R. Utomo, SE. Samelan, AMd.; M. Anshor, ST Nuril Asyhuri, C.Ht; Masitha AS.,M.Hum Siti Djamilah, SE., M.Si; Agus Ulum, MT. Rekening an. Lazis Al Haromain BSM Darmo 008 006 7259 Bukopin Syariah 880 0329 036
BRI Syariah 1002882112
Tidak terasa sebentar lagi Hari Kemerdekaan RI akan kita rayakan. Untuk tahun 2012, hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang jatuh pada setiap tanggal 17 Agustus bertepatan dengan Bulan Ramadhan dan dua hari menjelang Idul Fitri. Dalam menyambut Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke-67, ada yang menyambutnya dengan biasa-biasa saja, sederhana dan ada juga yang menyambutnya dengan luar biasa. Idul Fitri merupakan salah satu syi’ar Islam. Hari Raya ini adalah sebuah momentum agung, sebagai penanda bahwa kita telah selesai melewati proses pendidikan dan pelatihan untuk menjadi insan taqwa di ‘Madrasah Ramadhan’. Di tahun ini, kita merayakan Idul Fitri hampir bersamaan waktunya dengan perayaan HUT Kemerdekaan Indonesia. Kita berharap, bahwa dua momentum yang sama-sama menyimpan ‘energi’ kemenangan ini mampu mengubah potret Indonesia yang buram menjadi cemerlang. Potret baru itu semoga lalu menjadi kebanggaan yang memang patut disandang oleh “sebuah negeri berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia” Tidak ada yang dapat kami sampaikan pada kesempatan kali ini , kecuali :
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1433 H. Taqobballohu Minna Wa Minkum Minal Aidin Wal Faizin Kullu Amin Wa Antum bi Khoirin Mohon Maaf Lahir dan Bathin Semoga Alloh Subhanahu wa Taala menerima amal ibadah puasa kita selama Bulan Romadhon ini, dan mempertemukan lagi kepada Romadhon berikutnya Amiin Kritik dan Saran para pembaca tetap kami tunggu untuk perbaikan majalah ini. Bisa disampaikan via email di redaksi.alharomain@ gmail.com atau alharomainlazis @yahoo.co.id Wassalâmu’alaikum Warahmatullôhi Wabarakâtuh, Redaksi
BCA Syariah 0110006666 Bank Muamalat 0166115107
LAZIS AL-HAROMAIN SK Dinsos No. 460/1178/436.5.13/2008
Dewan Redaksi Pemimpin umum : Handaka Indra S.,SSi. Pemimpin Redaksi : Bahtiar HS, S.Com. Staf Redaksi : M. Qosim, Muji Sampurno,S.Pd, Masyhuda Al Mawwas. Masitha AS.,M.Hum, Mishad Khoiri, S.Pd. Desain Grafis : M. Mustain. Distribusi : Siswo Widodo, S.Pd, Ismail, Ghozali. Alamat Redaksi : Ketintang Barat I/27 Surabaya 60231 Email :
[email protected] website : www.lazisalharomain.com
call center : 031-70518810
VISI: Menjadi lembaga pengelola dana Zakat, Infaq, Shodaqoh, Wakaf dan sosial yang terpercaya, transparan, dan akuntabel dalam mewujudkan kesejahteraan umat. MISI: 1. Melakukan gerakan penyadaran ZIS, wakaf dan dana sosial untuk kesejahteraan umat. 2. Melakukan optimalisasi pengumpulan dan pendayagunaan ZIS, wakaf, dan dana sosial untuk berbagai kegiatan pendidikan dan dakwah . TUJUAN: 1. Memberikan daya dukung pendanaan dakwah, pemberdayaan ekonomi umat, dan peningkatan kualitas sumber daya umat. 2. Membangun dan membina kemandirian pesantren, yatim dan duafa . 3. Mewujudkan lembaga pengelola ZISWAFSOSIAL yang mengedepankan manajemen peningkatan mutu.
al Haromain online www.lazisalharomain.com Lazis Al Haromain
22471A86
@Peduli_Dai
[email protected]
3 datasunda.org
Salam Pembaca
serambi ... 5 Romadhon Bulan Obral Pahala; Lazis Al Haromain Sigap dan Tanggap fokus utama ... 6 Pesan dari Dua ‘Hari Kemenangan’ mutiara hadits ... 9 Senang dan Senyum Bagi Orang Berpuasa profil ... 11 KH. Hasyim Asy’ari : Pejuang Syari’at dan Penolak Hal Nyleneh alkayyis ... 13 Menjaga Konsistensi Pasca Bulan Suci refleksi ... 15 Mudik dan Silaturrahim serba-serbi ... 18 Ayahanda Jaka Tingkir dan Wisata Ziarah di Kadipaten Pengging technopreneur ... 20 Jangan Biasakan Menunda konsultasi syariah ... 21 Berapa kita harus bayar Fidyah? mutiara alqur’an ... 22 Promosi Dakwah zona pendidikan... 24 Membangun Budaya Tulis: Menuju Sekolah Bermutu auladi ... 26 Layang Ibunda Buat Ananda di Malam Terakhir Ramadhon-Malam Satu Syawal kajian niswiyah ... 28 Memaafkan Itu Lebih Indah tombo ati ... 30 Sikap Nafs terhadap Kenikmatan Duniawi news romadhon ... 32 Waspadai Kurma Produksi ‘Israel’! Agenda Far’i Persyadha Surabaya ... 33 Liputan ... 34 Laporan keuangan ... 41
Mahasiswi apa boleh ikut program I‘tikaf di Mahad Nurul Haromain ? Assalamu alaikum Wr.Wb. Saya Mahasiswi salah satu perguruan tinggi swasta di Surabaya, dan saya pernah dapat brosur Lazis Al Haromain yang kebetulan di bawa oleh orang tua saya, beliau donatur Lazis Al Haromain dan juga alktif di majlis taklim yang di adakan Persyadha, yang saya tanyakan apa bisa saya ikut program itikaf tersebut? Karena saya juga belum bisa baca kitab yang biasa di ajarkan di pesantren. Nanda, Surabaya Wassalamualaikum Wr.Wb Alhamdulillah semoga Alloh selalu memberkahi mbak Nanda dan keluarga .Untuk Romadhon 1433 H, Lazis Al Haromain memberikan program proram yang insyAlloh bermanfaat bagi para pembaca dan donatur Lazis Al Haromain, salah satunya adalah Meraih Malam seribu Bulan maksudnya Itikaf Romadhon di Mahad Pengembangan & Dakwah Nurul Haromain Pujon Malang. Peserta umum dari kalangan masyarakat manapun termasuk mahasiswa juga. Kajian kitab yang di pelajari pada Romadhon kali ini adalah Kitab Mahafim Yajibu An Tushohah karangan Abuya Prof.Dr. Sayyid Muhammad Alawy Al Maliki Al Hasani Ulama tahah Haram dan salah satu keturunan Rosululloh, kajian tersebut langsung di bina oleh Abina KH.Ihya Ulumiddin yang merupakan salah satu santri pertama dari Sayyid Muhammad. InsyaAlloh mbak Nanda bisa mengikuti kajian tersebut. dan bisa ajak teman-teman yang lain juga. Pembaca Al Haromain bisa mengirimkan saran dan lain-lain ke redaksi Al Haromain via email:
[email protected] atau lewat SMS ke 085230169991 atau melalui BlackBerry PIN: 22471A86 atau follow twitter resmi Lazis Al Haromain: @Peduli_Dai
KANTOR PUSAT KOMPLEKS SENTRA DAKWAH AL HAROMAIN : Jl. Ketintang Barat I/27 Surabaya; Kantor Operasional LAZIS Al Haromain Pusat, Perum Ketintang Permai AB-5 Surabaya Telp. 031-81111841, 031-70518810 CABANG LAZIS AL HAROMAIN; Malang Raya : Jl. Surapati No. 96 Ngaglik Batu Malang, Telp. 0341-9110070; Kab. Tulungagung : Pesantren Darussalam, Jl. Panglima Sudirman VII/36L Tulungagung (a.n Ust. Karim, Hp. 081334782076); Kab. Jombang : Pesantren Al Washoya, Jl. Raya kertorejo, Ngoro Jombang Telp. 0321-4115728 (a.n Ust. Nasta’in, Hp. 081 515 642 315); Kab. Kediri : Pesantren Al Minhaj Wates Kediri (a.n. Ust. Habib, Hp. 0857 366 279 33); Kota Kediri : Jl. Penanggungan 47B Kediri (a.n. Ust. Hadi Nurrohman, HP. 081 2599 758 18); Kab. Gresik : Jl. Taman Angsana V/ 16 Taman pohon, Perum Kota damai Kedamean Gresik (a.n. Ust. Sulisman, Hp. 031 816 419 66); Kab. Pamekasan : Pesantren Darul Hijrah, Pamekasan Madura (a.n. Ust. Muzammil, Hp.081 805 0833 43); Kab. Bangkalan : Arosbaya Bangkalan (a.n. Ust. Fahd Abdurrohman, Hp. 0852 3158 9277) Dan Pesma Al Kayyis Jl.Raya Telang Kamal Bangkalan Hp.08123157406; Yogyakarta : Pesantren Alawiyah, Jl. Raya Solo Km 9, kembang Maguwoharjo Sleman Yogyakarta, telp. 0274 7483 780 (a.n. Ust. Syaiful, Hp. 081 550 333 98) UNIT PENGUMPUL ZAKAT (UPZ) LAZIS AL HAROMAIN; UPZ Kras Kediri : Jl. Raya Krass Kediri (a.n. Ust. Hadlirin, Hp. 081 3355 894 19); UPZ Lamongan : Ds. Guyangan Sugiyo Lamongan (a.n. Ust. Muhyiddin, Hp. 0322 77 35 736); UPZ Tuban : LPI Wildani, Ds. Kenanti Tambakboyo Tuban (a.n. Ust. Widi, Hp. 0821 436 243 97); UPZ Ngawi : MT. Al Haromain Mantingan Ngawi (a.n. Ust. Chumaidi, Hp. 081 335 462 005); UPZ Magetan : YPI Ulil Albab Parang Magetan, Telp. 0351 77 40 424 (a.n. Ust. Munir, Hp. 0812 596 7912); UPZ Pasuruan : Tumpuk Sambisirah, Wonorejo Pasuruan (a.n. Us. Mu’thi, Hp. 081 334 142 567); UPZ Banyuwangi : Jl. Kyai Ach. Cholil 4, Canga’an Genteng Wetan, genteng banyuwangi (a.n. Ust. Muhajir, Hp. 081 803 456 281); UPZ Solo : MT AL Haromain, Teras Boyolali Solo (a.n. Ust. Akhmad Syarifuddin, Hp. 081 393 518 933); UPZ Bojonegoro : LPI At Tibyan, Tulungrejo, trucuk Bojonegoro (a.n. Ust. Muhibbulloh, Hp. 0812 333 060 95)
4
serambi
Romadhon Bulan Obral Pahala; Lazis Al Haromain Sigap dan Tanggap
P
uji syukur tak terhingga hanya patut kita atau juga dikenal dengan bulan bermurah tangan panjatkan kehadirat Alloh swt. Yang telah dengan memberi bantuan kepada fakir miskin mempertemukan kita dengan bulan suci nan (syahrul jud). Pada bulan suci Romadhon orang yang berkah yaitu bulan suci Romadhon 1433 H. Rasa bersedekah atau infaq sunnah pahalanya dihitung gembira dan syukur tersebut tentu kita wujudkan sebagaimana sedekah atau infaq wajib, adapun ordengan mengisi hari-hari dalam bulan suci Romadhon ang yang menunaikan kewajiban berzakat pahalanya dengan peningkatan kualitas dan kuantitas amal dan dilipatgandakan tujuh puluh kali. Sekedar memberi ibadah, melaksanakan rukun dan sunnah puasa makanan berbuka sebiji kurma atau segelas air Alloh (shoum), menambah infaq dan shodaqoh dan lain- haramkan kulit kita terjilat api neraka. Sehingga lain. Rasanya kita akan merugi jika melewatkan waktu tidak heran jika kaum muslimin semangat dan sedetik dalam bulan suci Romadhon tanpa berbuat bergairah untuk berbagi pada sesama, memberi ta’jil kebaikan, apalagi waktu tersebut digunakan untuk dan makanan berbuka, mengeluarkan sedekah setiap hal-hal yang sia-sia atau bahkan bermaksiat pada hari, membelikan pakaian dan bingkisan lebaran bagi Alloh swt. anak yatim dan du’afa, mengeluarkan zakat fitrah Bulan suci Romadhon yang penuh hikmah dan bahkan perhitungan dan membayar zakat maal pun maghfiroh tak ubahnya musim obral ditepatkan pada bulan suci Romadhon. pahala bagi kaum muslimin, beramal Dengan demikian bulan suci Romadhon sunnah di bulan suci Romadhon dinilai mendorong kita untuk peduli pada laksana ibadah fardhu di bulan lain, sesama sekaligus mengukuhkan kita ibadah umrah di bulan suci Romadhon manusia adalah makhluk sosial. Maha diobral nilainya serupa dengan ibadah suci Alloh swt. yang telah menurunkan haji bersama dengan Rosululloh saw., Agama Islam begitu sempurna dengan sebagaimana sabda Beliau yang artinya syari’at luhur nan indah ini. Handaka Indra S. “ibadah umroh di bulan Romadhon Lembaga-lembaga Amil Zakat Infaq Direktur nilainya sebanding dengan ibadah haji dan Shodaqah (Lazis) seperti Lazis Al LAZIS al Haromain bersamaku.” (HR. Bukhari-Muslim), di Haromain pun tidak mau ketinggalan, dalam hadits yang diriwayatkan sigap dan tanggap membantu kaum Thabarani diceritakan bahwa “bulan Romadhon di muslimin mengakumulasi dan menyalurkan dana zakat Madinah lebih baik daripada seribu bulan Romadhon infaq dan shodaqoh (ZIS). Sigap: Kru Lazis Al di negeri lain.” Haromain di Pusat, Cabang dan UPZ aktif mendata Tentang sholat tarowih “qiyamu romadhon”, muzakki dan siap melakukan jemput zakat dengan Alloh swt. menjanjikan ampunan dosa-dosa yang cepat, siap memberi layanan dan konsultasi hitung telah lalu bagi orang yang melaksanakan sholat zakat. tarowih dengan keimanan dan keikhlasan. Kebetulan Tanggap: Kru Lazis Al Haromain, baik di Pusat, malam pertama Romadhon kemarin saya sholat Cabang dan UPZ akan selalu aktif mendata para tarowih di masjid dekat rumah di Sepanjang mustahik di lingkungan terdekatnya sehingga tepat Sidoarjo, subhanalloh jama’ahnya penuh, pada saat sasaran, dan untuk meminimalisir adanya du’afa di sholat shubuh pun jama’ahnya empat kali lipat dari lingkungan terdekat yang belum terperhatikan biasanya. Demikian pula dalam hal baca Al qur’an kebutuhan pokoknya pada saat malam hari raya. (tadarus) di masjid, musholla saling berlomba Pada Romadhon kali ini, Lazis Al Haromain mengkhatamkannya karena Alloh swt. melipat membantu pengadaan ta’jil dan buka puasa selama gandakan pahala di bulan suci Romadhon. Hanya bulan suci Romadhon untuk lebih dari 2000 orang saja kita masih menyaksikan fenomena positif ini yang terbagi dalam berbagai kegiatan buka puasa hanya di awal Romadhon saja, pada sepuluh hari bersama yang dirangkai dengan pengajian. Kegiatan kedua dan ketiga kita sudah tergoda dengan hingar lain adalah Bakti sosial memberi santunan yatim dan bingarnya pasar dan plaza menyambut Idul Fitri, du’afa sebanyak 100 orang, Pemberian bingkisan sehingga jama’ah pun semakin berkurang. Barang lebaran untuk 50 orang da’i dan lain-lain. Akhirnya kali inilah kebodohan kita yang harus kita sadari dan mudah-mudahan semua amal ibadah kita selama insafi bersama. bulan suci romadhon diterima Alloh swt., kita Bulan suci Romadhon dikenal dengan bulan dijadikan hamba yang muttaqin dan dipertemukan kedermawanan atau bulan sosial (syahrul muwasah), dengan Romadhon tahun depan. Amiin.
5
fokus utama
Potret-Potret Idul Fitri merupakan salah satu syi’ar Islam. Hari Raya ini adalah sebuah momentum agung, sebagai penanda bahwa kita telah selesai melewati proses pendidikan dan pelatihan untuk menjadi insan taqwa di ‘Madrasah Romadhon’. Saat Idul Fitri, takbir-tahlil-tahmid yang kita lantunkan sambil menahan haru adalah sebentuk pernyataan syukur bahwa di tahun ini kita telah disempatkan Alloh Swt. menyempurnakan ibadah puasa Romadhon. Kita bersyukur bahwa Alloh –untuk kali ke sekian— telah memberi kita kesempatan menikmati sekolah hebat bernama ‘Madrasah Romadhon’. Dulu, ‘Madrasah Romadhon’ telah
6
Oleh M. Anwar Djaelani Aktivis Masjid Unair di pertengahan 1980-an
meluluskan sosok bernama Abu Dzar Al-Ghifari r.a, “Tokoh gerakan hidup sederhana”. Ada juga yang bernama ‘Ubadah bin Shamit r.a., “Tokoh yang gigih menentang penyelewengan”. Keduanya, sangat patut menjadi teladan bagi warga di sebuah negeri yang tingkat korupsinya sangat memalukan. Dulu, ‘Universitas Romadhon’ telah melahirkan alumnus berkategori intelektual penjaga kebenaran, yang menjadi penerang bagi sekitarnya. Mereka, antara lain, bernama Mu’adz bin Jabal r.a., “Cendekiawan yang paling tahu mana yang halal dan mana yang haram”. Ada pula yang bernama Abu Hurairah r.a., yang “Otaknya menjadi gudang perbendaharaan pada masa wahyu”. Keduanya, perlu dijadikan sumber inspirasi, terutama bagi sebuah negeri yang sebagian warganya sedang mabuk kepayang dengan apa yang disebut sebagai “Liberalisme Pemikiran Islam”. Hal yang terakhir ini telah dengan berani diasongkan oleh kaum liberalis lewat berbagai ‘menu’ seperti relativisme, sekularisme, pluralisme agama, feminisme, kesetaraan
pujakesumadotcom.blogspot.com
T
ahun ini tergolong istimewa. Idul Fitri sangat berdekatan dengan HUT Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Jika yang disebut pertama adalah untuk merayakan kemenangan kita atas hawa nafsu dengan menundukkannya, maka yang kedua untuk merayakan kemenangan kita atas penjajah dengan mengusirnya. Atas situasi menarik ini, adakah pelajaran berharga di baliknya?
gender, dan lain-lain yang serupa dengan itu. Dulu, ‘Sekolah Romadhon’ telah menghasilkan lulusan berkarakter mujahid pembela agama Alloh Swt. Mereka, antara lain, bernama Khalid ibnul Walid r.a., lelaki yang “Selalu waspada dan tidak membiarkan orang lengah dan alpa”. Ada juga yang bernama ‘Amr bin ‘Ash r.a., sang “Pembebas Mesir dari cengkeraman Romawi”. Keduanya, sungguh perlu dijadikan teladan dalam hal keberanian ber-amar ma’ruf nahi munkar, terutama bagi sebuah negeri yang warganya masih relatif ‘tak melakukan apa-apa’ atas bermunculannya berbagai aliran sesat seperti —antara lain— Ahmadiyah. Dulu, ‘Ma’had Romadhon’ telah melahirkan manusia yang sabar, antara lain bernama ‘Ammar bin Yasir r.a., “Seorang tokoh penghuni surga”. Kesabaran dia –bersama kedua ayah dan ibunya (yaitu Yasir dan Sumayyah)— dalam menjalani hidup dan kehidupan sangat pantas menjadi teladan bagi sebuah negeri yang (sebagian) warganya berperilaku tak sabar dalam menggapai kebahagiaan, seperti dengan mempraktikkan seks bebas. Perilaku yang disebut terakhir itu adalah sebuah bentuk ketidaksabaran menunggu proses ‘ikatan suci’ yang bernama pernikahan. Dulu, ‘Pesantren Romadhon’ telah meluluskan pemimpin teladan, antara lain, seperti Umar bin Abdul Aziz, yang kerja kerasnya menjalankan amanah sebagai pemimpin telah menjadikan warga negerinya sangat sejahtera, sedemikian rupa terjadi kesulitan saat membagi zakat lantaran tak ada yang berstatus sebagai mustahiq. Umar bin Abdul Aziz sangat patut dijadikan contoh dalam hal tanggung jawab seorang pemimpin dalam menyejahterakan warganya, terutama bagi sebuah negeri yang kaya tapi puluhan juta warganya masih tergolong miskin. Dulu, ‘Madrasah Romadhon’ telah menghasilkan lulusan yang gagah berani dalam menegakkan dakwah Islam dengan sematamata mengharap ridha Alloh. Mereka, antara lain, bernama Thoriq bin Ziyad. Dari Afrika dia bersama pasukannya menyeberangi laut menuju Eropa. Setelah sampai di bibir pantai Spanyol, Thoriq bin Ziyad meminta agar seluruh kapal yang membawa mereka dibakar. Lalu, dengan tegas dia berkata: “Jika kalian takut menghadapi tantangan dakwah, maka
jalan kembali ke kampung halaman sudah tak ada. Andai kalian memaksa diri untuk pulang, kalian –boleh jadi— akan menemui kematian yang sia-sia sebagai seorang pengecut. Sementara, di depan kalian terbentang jalan dakwah, jalan jihad. Jika kita berani bergerak maju, akan ada dua kemungkinan yang samasama baik dan membahagiakan. Pertama, kita menang, maka kita akan hidup mulia, Izzul Islam wal Muslimin akan tegak di Bumi Spanyol. Kedua, andaikata maut menjemput di saat kita berjihad fii sabililloh, maka itulah kematian yang indah lantaran Alloh ridha.” Dan, kitapun tahu, sejak itu Spanyol berada di bawah naungan peradaban Islam yang agung selama ratusan tahun. Kegagah-beranian Thoriq bin Ziyad dalam mengemban amanat dakwah sangat kita perlukan terutama bagi sebuah negeri yang sebagian (untuk tak menyebut sebagian besar) warganya sudah dihinggapi penyakit “cinta dunia dan takut mati”. Lupa, Lupakah? Di tahun ini, kita merayakan Idul Fitri hampir bersamaan waktunya dengan perayaan HUT Kemerdekaan Indonesia. Kita berharap, bahwa dua momentum yang sama-sama menyimpan ‘energi’ kemenangan ini mampu mengubah potret Indonesia yang buram menjadi cemerlang. Potret baru itu semoga lalu menjadi kebanggaan yang memang patut disandang oleh “sebuah negeri berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia”. Bagaimana caranya? Sebagaimana yang telah diajarkan ‘Madrasah Romadhon’, hadirkanlah Alloh di manapun kita berada. Tapi, sayang, setidaknya sampai sebelum kita masuk Romadhon tahun ini, jujur kita terpuruk karena telah meninggalkan Alloh. Misalnya, saat seorang hakim menangani perkara, Alloh tak dia ‘hadirkan’. Akibatnya, terjadilah jualbeli perkara dan si penegak hukum lalu berlabel ‘Hakim Nakal’. Setidaknya sampai sebelum kita masuk Romadhon tahun ini, jujur kita terpuruk karena telah meninggalkan Alloh. Misalnya, lihatlah performa kebanyakan pemimpin kita. Memrihatinkan, karena mereka tak amanah. Salah satu bentuk tak amanah adalah suka korupsi. Berita menyebut, bahwa ada 170-an
7
Kepala Daerah yang terlibat korupsi. Setidaknya sampai sebelum kita masuk Romadhon tahun ini, jujur kita terpuruk karena telah meninggalkan Alloh. Misalnya, kita tak punya visi-misi untuk ber-amar ma’ruf nahi munkar. Kita tak punya ghirah. Sekalipun –misalnya— ajaran agama kita diacak-acak oleh kaum sekular-liberal, ternyata sebagian (besar) di antara kita diam seribu bahasa. Pendek kata, setidaknya sampai sebelum kita masuk Romadhon tahun ini, telah lama kita tak menjadikan Alloh sebagai ukuran. Kita lebih mencintai dunia ketimbang kepada Alloh, Sang Pemilik Dunia. Kita lebih takut kepada kematian ketimbang kepada Alloh Sang Penentu Kematian. Jika kita telah meninggalkan Alloh, maka mestinya kita malu besar karena tak mampu memegang kata-kata kita sendiri. Ingatlah! Kita dulu hidup terjajah ratusan tahun. Saat merdeka di 1945, kita menyampaikan pengakuan, bahwa “Atas berkat rahmat Alloh Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.” Ini sebuah pengakuan jujur dari bangsa Indonesia lewat paragraf ketiga UUD 1945 bahwa kemerdekaan negeri yang sangat kaya ini karena karunia Alloh. Baiklah! Semoga ‘pergerakan’ potretpotret buram dari negeri ini berhenti sampai sebelum kita masuk Romadhon di tahun ini. Selebihnya, mari kita berbaik sangka bahwa di tahun ini puasa Romadhon telah kita amalkan dengan baik dan benar sedemikian rupa predikat taqwa patut kita sandang. Taqwa? Bagi yang ‘lulus’ dari ‘Madrasah Romadhon’ memang berhak berpredikat ‘Manusia Bertaqwa’. “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.” (QS. AlBaqarah [2]: 183). Siapakah orang bertaqwa itu? Ada yang mengartikan taqwa sebagai takut. Hanya saja –kata Prof. Dr. HAMKA— taqwa jangan selalu diartikan takut. Sebab, takut adalah sebagian kecil dari makna taqwa. Di dalam taqwa terkandung cinta, kasih, harap, cemas, tawakkal, ridha, sabar, berani, dan
8
sebagainya. Taqwa itu buah dari iman dan amal shalih. Di dalam Tafsir ‘Al-Azhar’ HAMKA menulis bahwa taqwa itu memelihara. Maknanya, memelihara hubungan baik dengan Alloh. Memelihara diri dari perbuatan yang tak diridhai Alloh. Tampak bahwa taqwa itu adalah sikap untuk selalu berhati-hati. Sebagai pembanding, lihatlah penjelasan Abu Hurairah r.a. saat ditanya oleh seseorang tentang makna taqwa. Abu Hurairah malah balik bertanya: “Pernahkah Anda bertemu jalan dengan seonggok duri di tengahnya, dan bagaimana tindakan Anda ketika itu?” Dijawab oleh si penanya tadi, “Saya akan berhati-hati dengan cara mengelaknya. Bisa dengan melangkahinya, atau memilih jalan di kanannya atau di kirinya.” Abu Hurairah lalu menjawab, “Itulah taqwa.” Sejauh kita telah berusaha berpuasa Romadhon sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad Saw., maka kita patut optimis bahwa hari ini dan esok akan jauh lebih baik ketimbang hari-hari kemarin. Mari songsong masa depan kita dengan optimisme. Jalanilah hidup dengan ‘ruh’ taqwa. Arungi hidup dengan penuh kehatihatian. Hidup hati-hati adalah sebuah situasi di mana kita selalu merasa di bawah kontrol Alloh, kapan dan di manapun. Setiap kita akan mengerjakan sesuatu, kita merenung sejenak: “Fa-Ainalloh (Bagaimana dengan Alloh yang Maha melihat)?” Sungguh, di titik ini, kita telah ‘menghadirkan’ Alloh di manapun kita berada. Jika hal itu selalu kita kerjakan, kita tergolong berhati-hati dan itulah pribadi taqwa. Nafsu kita sudah muthmainnah, yaitu selalu berada dalam kendali kita. Untuk itu, berbahagialah saat Alloh memanggil mesra. “Hai jiwa yang tenang (muthmainnah). Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhaiNya. Maka masuklah ke dalam jamaah hambahamba-Ku, masuklah ke dalam surga-Ku.” (QS. Al-Fajr [89]: 27-30). Mata Picu Semoga, dua ‘Hari Kemenangan’ yang kita rayakan secara hampir bersamaan ini mampu memicu kesadaran kita bahwa Alloh memang harus selalu kita nomorsatukan. Bukan nafsu. Allohu Akbar!
mutiara hadits
Rosululloh Saw. bersabda:
Artinya: Bagi orang yang berpuasa ada dua kesenangan. Kesenangan pada saat berbuka dan kesenangan pada saat bertemu Rob-nya. (HR. Bukhori Muslim) jika kebutuhan itu sudah tidak Keterangan: tertahan lagi. Kesenangan jiwa Orang yang berpuasa adalah dalam hal ini lebih karena sifat orang yang meninggalkan karakternya. Karena keinginan syahwatnya pada siang kesenangan itu juga disukai hari karena Alloh semata untuk oleh Alloh, maka otomatis juga mendekatkan diri dan sebagai Oleh | Ust. Abdul Fatah disukai oleh Rosululloh Saw. dan perwujudan ketaatan dirinya Pembina MT Al Isyroq Gresik tentunya orang-orang yang kepada Alloh. Dan pada malam harinya dianjurkan untuk segera mendapatkan menjalankan puasa itu sendiri. Sebagai ketentuan Alloh yang segala keinginan syahwatnya itu karena mengharamkan bagi orang berpuasa untuk perintah Rob-nya dan tidak mengulanginya menuruti segala keinginan syahwat pada siang kecuali karena ada perintah dari Rob-nya. hari, maka Alloh mengizinkannya pada malam Dengan demikian ia telah berbuat taat kepada harinya. Bahkan Rosululloh Saw. menganjurkan Rob-nya (Tuhannya). Dan karena itulah Alloh untuk menyegerakan berbuka dan melarang puasa wishol (siang malam). mengakhirkan makan sahur, karena Alloh Berbicara masalah kesenangan pada saat menjanjikan pada hamba-Nya yang sangat Ia berbuka sehubungan dengan hadits tersebut cintai, di antaranya adalah orang yang adalah suatu kenyataan bahwa jiwa itu berpuasa yang menyegerakan berbuka. Begitu tercipta di atas kecenderungan terhadap haljuga Alloh dan para malaikat selalu berdo’a hal yang memang sesuai dengan kebutuhannya: makan, minum, dan kebutuhan bersama-sama untuk orang-orang yang makan biologis. Artinya, jika jiwa itu dalam beberapa sahur. Orang yang berpuasa yang menyegerakan waktu saja dikekang dalam mendapatkan berbuka karena niat mendekatkan dan kebutuhannya, kemudian diberikan waktu mencintai Alloh, makan, minum, dan memuji mendapatkannya, maka ia akan merasa Alloh dengan didasari niat yang tulus, maka senang dengan pemberian waktu itu, apa lagi
9
sebenarnya ia mengharapkan maghfiroh dan keridhoan-Nya dengan amalan ibadahnya tersebut. Sebagaimana sabda Rosululloh Saw.
Artinya: Sesungguhnya Alloh sangat ridho pada hamba-Nya untuk memakan satu makanan lalu memuji Alloh atas makanan yang diberi-Nya, dan meminum sekali minum lalu memuji Alloh atas minuman yang telah diberikan. (HR. Muslim) Subhanalloh. Sungguh luar biasa karunia dan rahmat Alloh yang dianugerahkan kepada hamba-Nya yang benar-benar tahu dan paham tentang hak dan kewajibannya, bahkan sekaligus mampu merealisasikan dalam kehidupannya. Sekalipun hanya makan dan minum saja, tetapi jika didasari dengan bersyukur memuji Alloh, maka Alloh mencintai dan meridhoinya, apalagi dengan amalan ibadah yang lain. Hari-hari yang dilalui orang yang berpuasa adalah suasana ibadah. Sementara do’a orang yang berpuasa dan ketika tengah berbuka akan terkabulkan, sebab ia akan menjadi orang yang bersabar di siang harinya dan menjadikan orang yang bersyukur ketika berbuka dengan memuji Alloh. Tentunya siapapun yang telah memahami uraian dan penjelasan ini akan lebih penasaran untuk mengetahui makna yang lebih dalam tentang kesenangan orang-orang yang berpuasa, sebab jika berbuka ia termasuk orang-orang yang mendapat karunia dan rahmat Alloh Swt. Tetapi kesemuanya itu bisa terwujud kalau suasana berbuka itu dalam kehalalan, yakni berbuka dengan makanan yang halal dan thoyyib. Kesimpulan: 1. Orang yang berpuasa akan tersenyum dan gembira pada saat berbuka karena dua hal: a. Gembira karena mendapat nikmat mampu menjalankan ibadah puasa, di mana puasa adalah salah satu ibadah yang paling utama. b. Gembira karena dihalalkan kembali makanan dan minuman yang
10
sebelumnya diharamkan ketika waktu berpuasa. Ia bisa makan sehingga laparnya hilang, dan ia bisa minum sehingga dahaganya sirna. 2. Orang berpuasa juga senang dan gembira bahkan mencapai puncak kebahagiaan ketika dapat bertemu dengan Rob-nya. Sebab ia mendapat pahala dan rohmat yang sempurna, bahkan tak terbatas pada saat ia sangat membutuhkannya. Tiada kesenangan dan kebahagiaan yang sempurna kecuali dapat berjumpa dengan Rob-nya karena sangat cintanya kepada Alloh Swt.
Dan orang-orang yang beriman itu amat sangat cinta kepada Alloh. (QS. Al Baqoroh: 165) Demikian semoga Alloh menjadikan kita sebagai hamba yang mampu menikmati dalam beribadah, termasuk ibadah puasa. Amin. Wallohu a’lam. Maroji’: 1. Wasiat Taqwa di Bulan Puasa, Ainul Haris Umar Th. 2. Qola Ibnu Rajab, Umar bin Musa
elangprince.wordpress.com
profil
Oleh | Abdullah Al-Madury
J
ika ingin melihat ‘pendapat’ NU atas berbagai persoalan di tengah umat, kapanpun akan tetap relevan jika menjadikan pendapat atau pemikiran KH. Hasyim Asy’ari sebagai salah satu referensi terpenting. Mengapa? Ulama Pejuang KH. Hasyim Asy’ari pendiri NU (Nahdlatul Ulama). Sepulang belajar dari Mekkah, pada 31/1/1926, NU didirikan sebagai media perjuangan melestarikan tradisi-tradisi Islam berdasarkan mazhab Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Dia berkehendak menerapkan syariat Islam. Nama lengkap beliau adalah KH. Muhammad Hasyim Asy’ari. Dia lahir pada 14/ 2/l871 di Jombang. Pada usia 15 tahun, Hasyim belajar di sejumlah pesantren seperti di Pesantren Wonorejo Jombang, Pesantren Wonokoyo Probolinggo, Pesantren Langitan, dan Pesantren Trenggilis Surabaya. Hasyim melanjutkan ke Pesantren Kademangan –Bangkalan-- diasuh Kiai Kholil bin Abdul Latif. Beliau lalu belajar di Pesantren Siwalan, Sidoarjo. Di kedua pesantren ini Hasyim belajar masing-masing selama 5 tahun. Pada 1892 Hasyim ke Mekkah, berhaji.
Kesempatan itu digunakannya juga untuk mendalami ilmu. Hampir seluruh disiplin ilmu agama dipelajarinya, terutama ilmu hadits. Setahun berikutnya, Hasyim kembali ke Mekkah. Di sana, dia rajin menemui ulamaulama besar. Setelah ilmunya dinilai mumpuni, Hasyim dipercaya mengajar di Masjidil Haram bersama tujuh ulama Indonesia lainnya, seperti –antara lain-- Syekh Nawawi al-Bantani dan Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi. Pada 1899, KH. Hasyim mendirikan Pesantren Tebuireng di Jombang. Kecuali aktif mengajar, berdakwah, dan berjuang (bersama rakyat merebut kemerdekaan Indonesia), KH. Hasyim juga produktif menulis. Beliau menulis antara pukul 10 sampai menjelang dzuhur. Itu waktu longgar untuk membaca kitab, menulis, dan menerima tamu. Karya KH. Hasyim –mendekati dua puluh judul-- banyak yang merupakan jawaban atas berbagai problematika masyarakat. Misalnya, ketika umat Islam banyak yang belum faham persoalan tauhid atau aqidah, KH. Hasyim menyusun Al-Qalaid fi Bayani ma Yajib min alAqaid, Ar-Risalah al-Tauhidiyah, Risalah Ahli Sunnah wa al-Jama’ah, Al-Risalah fi alTasawwuf, dan lain sebagainya. Ada juga kitab At-Tanbihat al-Wajibat liman Yashna’ al-Maulid bi al-Munkarat.
11
Situs www.tebuireng.net memberi catatan, bahwa buku ini berupa: “Peringatanperingatan wajib bagi penyelenggara kegiatan maulid yang dicampuri dengan kemungkaran. Ditulis berdasarkan kejadian yang pernah dilihat pada malam Senin, 25 Rabi’ al-Awwal 1355 H, saat para santri di salah satu pesantren sedang merayakan Maulid Nabi yang diiringi dengan perbuatan mungkar, seperti bercampurnya laki-laki dan perempuan, permainan yang menyerupai judi, sendagurau, dan lain-lain. Pada halaman pertama terdapat pengantar dari Tim Lajnah Ulama AlAzhar, Mesir”. Masih menurut situs yang sama, KH. Hasyim juga sering menjadi kolumnis di berbagai majalah, seperti Majalah Nahdhatul Ulama’, Panji Masyarakat, dan Swara Nahdhotoel Oelama’. Biasanya tulisan KH. Hasyim berisi jawaban atas masalah-masalah fiqhiyyah yang ditanyakan banyak orang. Anti-nyleneh Tampaklah bahwa KH. Hasyim merupakan figur yang sangat peduli dalam penegakan syariat Islam. Beliau sangat tegas dalam menyikapi tradisi-tradisi nyleneh yang tidak memiliki dasar hukum. Bagaimana sikap KH. Hasyim atas sejumlah masalah, yang jika dihubungkan dengan persoalan-persoalan kekinian masih sangat relevan? Diwww.hidayatullah.com 22/ 4/2010 ada tulisan berjudul yang ditulis Kholili Hasib alumnus. Kholili Hasib, alumnus Pascasarjana Institut Studi Islam Darussalam (ISID) Gontor – Ponorogo pernah menulis berjudul “KH. Hasyim Asy’ari dan Liberalisasi Pemikiran”. Dalam tulisan itu ia menyatakan bahwa dalam aspek keyakinan, KH. Hasyim pernah mewanti-wanti warga NU agar menjaga basicfaith dengan kokoh. Di Muktamar NU ke-11, pada 9/6/1936, KH. Hasyim menyampaikan nasihat-nasihat penting, misalnya, ajakan untuk bersatu merapatkan diri melakukan pembelaan saat ajaran Islam dinodai. Kholili lalu mengutip nasihat KH. Hasyim: “Belalah agama Islam. Berjihadlah terhadap orang yang melecehkan Al-Qur’an dan sifat-sifat Allah Yang Maha Kasih, juga terhadap penganut ilmu-ilmu batil dan akidah-akidah sesat.” Atas nasihat di atas –yang sangat relevan
12
dengan situasi kekinian-- kita langsung tertunduk. Sebab, berbagai ‘ajaran nyleneh’ di sekitar kita langsung terbayang: Misalnya, pernah ada yang bilang bahwa Al-Qur’an adalah Kitab yang paling porno. Ada yang menyatakan, bahwa kita memerlukan AlQur’an edisi kritis. Ada yang berpendapat, bahwa jika syariat Islam ditegakkan, maka korban pertama adalah perempuan. Ada yang berteori, bahwa semua agama sama dan karenanya kebenaran setiap agama relatif. Ada yang menyimpulkan, bahwa kelak semua pemeluk agama yang berbeda akan masuk surga yang sama, hanya melewati pintu yang berbeda. Terutama di saat kita menghadapi pikiranpikiran munkar itu, ketika kita berusaha menegakkan syariat Allah, maka –seperti yang dikutip Kholili-- patut untuk selalu kita renungkan nasihat KH. Hasyim ini: “Janganlah perbedaan itu (perbedaan furu’) kalian jadikan sebab perpecahan, pertentangan, dan permusuhan”. Artinya, KH. Hasyim meminta kita bersatu menegakkan syariat dan melawan kemunkaran. Sang Inspirator KH. Hasyim Asy’ari telah lama wafat, yaitu pada 25/7/1947. Tapi, beliau telah mewariskan banyak hal. Setidaknya, ada tiga yang inspirasi. Pertama, KH. Hasyim adalah tipe pembelajar yang haus ilmu. Beliau berburu ilmu ke berbagai penjuru. Kedua, organisasi yang didirikannya bernama bagus: Nahdlatul Ulama, yang bermakna Kebangkitan Ulama. Tentu saja mudah kita bayangkan, nasib seperti apa yang akan dirasakan umat jika para ulama –sang Pewaris Nabi-- bangkit dan bergerak secara terorganisasi beramar ma’ruf nahi munkar menegakkan syariat Allah. Optimisme tersulut dengan nama organisasi yang bagus. Ketiga, dari warisan berupa sejumlah bukunya, kita akan terus dapat mengambil pelajaran dari beliau andai ada persoalanpersoalan keislaman yang memerlukan penyelesaian. Misalnya, bagaimana seharusnya menyikapi pemikiran-pemikiran nyleneh --yang liberal— yang kerap mengacak-acak syariat Islam. Wallohu a’lam.
gunawanprasetyo.wordpress.com
al kayyis
L
ihatlah para shahabat Rasulullah SAW, itu.” Iman plus konsistensi adalah takwa. manusia-manusia unggul itu luar biasa Maka ciri orang yang sukses meraih predikat gembira menyambut Ramadhan dan luar takwa dari ibadah Ramadhan adalah biasa pilu ditinggal Ramadhan. Mereka konsistensi ibadahnya di bulan-bulan lain berharap setahun itu bulannya adalah sama seperti yang dilakukannya di bulan Ramadhan semua. Layaknya kita yang begitu Ramadhan. meluap kegembiraan saat bulan suci ini tiba Shaum Ramadhan adalah start bukan menghampiri kita. Kegairahan memuncak final, adalah awal bukan akhir dari perjalanan untuk menelusuri satu ibadah yang Allah ibadah sepanjang hayat kita. Maka tidak ada berkenan memberikan pahala melimpah-ruah hari kemenangan bagi yang melaksanakan secara langsung. Bahkan tidur kita, tarikan ibadah Ramadhan dengan biasa-biasa saja, nafas kita adalah lumbung yang hanya asalkan tidak makan, pengumpulan poin pahala. minum dan bersenggama. Sementara Orang yang beriman dan hewan pun jika hanya sekedar itu bersabar tanpa terbebani akan mampu melakukannya. dengan mudah mendapatkan Shaum Ramadhan adalah ibadah saripati ibadah shaum Ramadhan yang berfungsi sebagai charger untuk sebagaimana target shaum itu on-nya ibadah di sebelas bulan Muji Sampurno sendiri yakni “supaya kalian berikutnya. Sangat mengerikan, Sekretaris Umum Yayasan Al Haromain menjadi orang-orang yang orang berduyun-duyun di akhir bertakwa,” kata Allah. Takwalah Ramadhan merayakan hari puncak prestasi keimanan tertinggi, yang Allah kemenangan, sementara mereka selama tegaskan bahwa insan paling mulia di sisi-Nya ramadhan tidak mengikuti kompetisi adalah insan yang bertakwa. perburuan poin pahala. Hanya sekadarnya Takwa adalah konsistensi iman dan amal mereka beribadah tidak mengerti akan shaleh. Seorang shahabat bertanya kepada kebesaran ramadhan dan tidak ada upaya Rasulullah: “Nasihatilah aku yang tidak akan untuk meraih tetapi mengaku dan merayakan aku minta lagi kepada orang lain.” Rasul kemenangan. Memang benar, orang paling menjawab: “Katakanlah: aku beriman kepada bodoh adalah orang yang tahu bahwa dirinya Allah, lalu konsistenlah kamu dalam keimanan tidak tahu namun sok tahu seolah-olah dirinya
13
tahu. Kemenangan sebenarnya dari Ramadhan ditentukan oleh sebelas bulan berikutnya. Tarawihnya di bulan Ramadhan berlanjutkah dalam tahajud di bulan berikutnya, tilawah Qur’annya di bulan Ramadhan berlanjutkah di bulan berikutnya, zakatnya di bulan Ramadhan berlanjutkah di bulan berikutnya, dermawan dan pemaafnya di bulan Ramadhan berlanjutkah atau kembali menjadi bakhil dan pemarah selepas bulan ramadhan? Sebagian orang bijak mengatakan: “Pahala amal kebaikan adalah kebaikan yang ada sesudahnya.” Oleh karena itu barangsiapa mengerjakan kebaikan kemudian melanjutkannya dengan kebaikan lain, maka hal itu merupakan tanda atas terkabulnya amal pertama. Demikian pula sebaliknya, jika seseorang melakukan suatu kebaikan lalu diikuti dengan yang buruk maka hal itu merupakan tanda tertolaknya amal yang pertama Oleh karena itu jangan sampai kita termasuk golongan orang yang membangun sebuah bangunan megah lantas menghancurkannya kembali. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman: “Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat menjadi cerai berai kembali “(An-Nahl: 92) Mampukah Ramadhan kita kali ini membuahkan hasil, membawa perubahan dalam kehidupan kita berikutnya? Dalam konteks secara individu maupun sosial. Secara individu spirit ramadhan akan selalu membahana dalam relung kehidupan kita, dalam lingkup sosial bisakah kita membuat petugas pembagi zakat menangis tersedusedu karena mereka ditolak dari pintu ke pintu, sebagaimana petugas pembagi zakat di zaman khalifah Umar bin Abdul Aziz. Semua menutup pintunya karena telah berdaya, harga dirinya terangkat untuk tidak terus menerus mengulurkan telapak tangan. Sayangnya kita belum mampu secara aspek sosial, bahkan kita secara tidak langsung melestarikan kemiskinan. Betapa tidak, kita berzakat ke orang yang sama selama bertahun-tahun. Membuat mereka haqqul yaqien bahwa zakat adalah rezeki pokoknya tanpa harus berpeluh-peluh.
14
Marilah kita maksimalkan seluruh kemampuan kita; mental, fisik, ilmu dan harta untuk meraih pundi-pundi poin pahala, beramal meraih gelar taqwa dengan tidak menyiakan dan membuang peluang ini begitu saja. Sebaiknya puasa Ramadhan diakhiri dengan istighfar (permohonan ampun), karena istighfar merupakan penutup segala amal kebajikan; seperti shalat, haji dan shalat malam. Demikian pula dengan majlis-majlis, sebaiknya ditutup dengannya. Jika majlis tersebut merupakan tempat berdzikir maka istighfar adalah pengukuh baginya, namun jika majlis tersebut tempat permainan maka istighfar berfungsi sebagai pelebur dan penghapus dosa. Sebagaimana Rosul mengajarkan doa diakhir ramadhan :
Semoga amal kita selama ramadhan diterima dan tiap untaian doa kita dikabulkan serta kita mampu memperoleh maghfiroh dari Alloh, amiin
edorusyanto.wordpress.com
refleksi
Oleh : Mishad Khoiri Pembina Pesma Al Mukmin Malang
M
alam itu suasananya semarak sekali. Suara takbir bersahut-sahutan dari beberapa mushola dan masjid. Bahkan ada beberapa kendaraan mulai sepeda motor hingga truk membawa rombongan takbir keliling. Semua kegiatan tersebut adalah dalam rangka malam takbiran untuk mengagungkan asma Alloh Swt. Allohu Akbar ... Allohu Akbar .... Allohu Akbar. Di saat yang sama, Hadi dan Ali kelihatan masih sibuk menyiapkan agenda pelaksanaan sholat Idul Fitri besok hari. Mereka memasang tenda dan menggelar karpet tambahan untuk persiapan jika jamaah sholat Ied besok meluber ke luar masjid. Dua pemuda perantau ini harus bersabar untuk tidak mudik ke kampungnya sebelum distribusi zakat fitrah/ Maal dan pelaksanaan sholat Ied di masjidnya tuntas. Azis dan Ali adalah dua mahasiswa sebuah PTN di Malang yang kuliah sambil berkhidmah di sebuah masjid perumahan.
Nasib Azis dan Ali masih mending jika dibandingkan dengan nasib Fulan. Fulan adalah seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri. Dia berpisah dengan anak istri yang ada di tanah air. Saat hari raya seperti ini, dia belum tentu bisa pulang. Hal ini lantaran ikatan pekerjaan yang belum bisa dia tinggalkan. Selain itu, jika sering pulang, maka biaya pengeluaran dia akan bertambah. Akhirnya, Fulan pun harus bersabar untuk menunda mudiknya pada lebaran tahun depan agar bisa membawa uang lebih. *** Mudik, sebuah istilah yang akan sangat hangat menjadi pembicaraan pada bulan ramadhan terutama menjelang Idhul Fitri tiba. Puluhan tahun istilah ini telah dikenal masyarakat luas di Indonesia dari berbagai kalangan. Mudik berasal dari kata udik, yang bisa diartikan pedalaman atau bisa juga pinggiran. Namun dalam hal ini pedalaman dikonotasikan multidimensi. Secara harfiah berarti kembali dari sebuah titik pusat kehidupan masyarakat ke pedalaman atau pinggiran daerah mereka berasal. Sedangkan
15
secara simbolik mudik merupakan budaya masyarakat Indonesia yang berdimensi religius, demografi, ekonomi, dan lain lain. Setiap tahun tepatnya di seputar hari raya Idul Fitri masyarakat yang sehari-harinya hiruk pikuk mencari penghidupan di kota akan mudik pulang kampung. Dari kota manapun, termasuk dari luar pulau atau luar negeri, mereka akan ramai-ramai pulang ke keluarganya masing-masing untuk merayakan hari raya Idul Fitri bersama-sama. Hiruk-pikuk mudik manusia sebanyak itu tak ayal membuat pemerintah sibuk mengurusinya terutama dalam hal transportasi. Berbagai macam transportasi baik darat, udara, dan laut disiagakan. Bahkan untuk transportasi tertentu sudah sibuk sejak sebulan yang lalu atau awal Ramadhan. Untuk urusan mudik ini masyarakat rela melakukan apa saja demi tercapainya tujuan mereka ber-hari raya Idul Fitri bersama keluarga di kampung. Mereka rela antri tiket berjam-jam bahkan bisa seharian. Tiket semahal apapun akan mereka beli bahkan melalui calo tiket sekalipun. Bahkan tiket tanpa tempat duduk pun tetap mereka beli asalkan terangkut. Bermudik dengan sepeda motor juga banyak mereka tempuh, padahal dengan sepeda motor itu mereka akan kepanasan, kehujanan, bahkan menjadi armada yang paling rawan kecelakaan di jalan raya. Memang inilah uniknya budaya mudik. Tetapi tak dapat diingkari banyak hikmah yang bisa diambil dari budaya ini. Hikmah secara religi jelas bahwa mudik merupakan sebuah silaturahmi masal umat Islam yang sehari-hari hidup di kota kepada keluarga dan
Secara kebangsaan, mudik jelas akan semakin memperkuat tali persaudaraan dan persatuan bangsa. Akan nampak jelas ikatan kekeluargaan yang kuat dan kental masyarakat yang tinggal di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di momen mudik Idul Fitri itu.
16
familinya di desa. Keyakinan bahwa silaturahmi merupakan perbuatan amaliyah yang berpahala besar, membuka pintu rezeki, dan menambah usia harapan hidup bertambah seakan-akan membakar tekad dan semangat umat untuk ramai-ramai mudik saat Idul Fitri. Hikmah lainnya adalah secara kebangsaan, mudik jelas akan semakin memperkuat tali persaudaraan dan persatuan bangsa. Akan nampak jelas ikatan kekeluargaan yang kuat dan kental masyarakat yang tinggal di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di momen mudik Idul Fitri itu. Belum lagi mereka yang mudik antarkota lain di seluruh wilayah tanah air selain Jakarta. Mereka yang menyebar dari berbagai penjuru kota akan saling bertemu di kampung dan berbagi cerita dan kisah hidup. Hikmah secara sosial ekonomi, mudik merupakan sebuah gambaran kepulangan masal dari masyarakat daerah yang telah bertekad melakukan mobilitas sosial di kota. Yakni perpindahan dari kelompok masyarakat yang kurang beruntung menjadi masyarakat yang lebih beruntung secara sosial ekonomi di mana kota menjadi tempat tujuan mereka. Walaupun pada kenyataannya mereka belum tentu berhasil melakukannya. Dari proses tersebut banyak materi, cerita, dan pengalaman yang mereka bagikan kepada sanak saudara ketika mudik. Ini tentu membawa hikmah yang positif maupun negatif. Positifnya adalah mereka yang berhasil yang kemudian dikenal dengan istilah “orang sukses” akan membawa keberhasilannya secara materi itu ke desanya. Milyaran bahkan triliunan rupiah akan masyarakat bawa ketika bermudik. Mereka akan belanjakan rupiah mereka baik di sepanjang perjalanan maupun di desanya. Dampak ini sungguh luar biasa. Pemerataan ekonomi terjadi setiap tahunnya. Dari hal yang paling sepele seperti membeli makan di jalan-jalan ketika macet, memberi angpao kepada sanak famili, belanja keperluan hari raya Idul Fitri di desa, servis motor dan mobil di bengkel-bengkel daerahnya, bahkan bisa jadi sampai membangun atau renovasi rumah di desa. *** Kalau kita amati, budaya mudik sebenarnya berakar dari perintah untuk
mediaindonesia.com
bersilaturrahim. Puncak kepuasaan masyarakat kita yang merantau adalah ketika dia bisa mudik pada saat lebaran. Apalagi ketika pulang kampung mereka bisa berbagi rizqi dari hasil jerih payah mereka bekerja selama setahun di kota atau di tanah rantau. Mereka bergembira ketika bisa pulang, bersilaturrahim dan membawa oleh-oleh untuk orang tua, saudara, dan sanak famili yang ada di rumah. Mereka juga ingin menunjukkan rasa syukurnya selama bekerja di kota sebagai ungkapan “tahaddutsu binni’mah”. Fungsi silaturrahim ternyata tidak bisa digantikan dengan teknologi modern. Keberadaan teknologi HP 3G yang memiliki fasilitas teleconference pun tidak signifikan mengurangi angka mudik. Seolah ada dorongan magis pada kita untuk mendahulukan bersilaturrahim ke kampung halaman ketika lebaran. Sesunggguhnya Alloh Swt. menciptakan jin dan manusia adalah untuk beribadah. Jika mudik yang kita lakukan diniatkan untuk silaturrahim, maka akan bernilai ibadah pula. Bukankah Alloh Swt. dan Rosululloh Saw. memerintahkan kita untuk bersilaturrahim? Bahkan terhadap orang-orang muslim yang sudah wafat pun, Rosululloh Saw. tetap menyuruh kita untuk terus menjalin silaturrahim, yaitu dengan menziarahi kuburannya, mendoakannya, dan atau berbuat baik kepada teman-teman dekat mereka yang masih hidup. Ziarah kubur adalah Sunnah
Rosululloh Saw. Al-Qur’an mencontohkan di antara doa untuk mereka: “Tuhanku ampunilah orang-orang yang telah mendahului kami dalam keimanan.” (QS. Al-Hasyr: 10). Di antara manfaat silaturrahim adalah pertama, mendapatkan ridho Alloh Swt. Kedua, membuat orang yang dikunjungi berbahagia. Hal ini amat sesuai dengan sabda Rosululloh Saw., “Amal yang paling utama adalah membuat seseorang berbahagia.”. Ketiga, menyenangkan malaikat, karena malaikat juga sangat senang bersilaturrahim. Keempat, disenangi oleh manusia. Kelima, membuat iblis dan setan marah. Keenam, memanjangkan usia. Ketujuh, menambah banyak dan berkah rejekinya. Kedelapan, membuat senang orang yang telah wafat. Sebenarnya mereka itu tahu keadaan kita yang masih hidup, namun mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka merasa bahagia jika keluarga yang ditinggalkannya tetap menjalin hubungan baik. Kesembilan, memupuk rasa cinta kasih terhadap sesama, meningkatkan rasa kebersamaan dan rasa kekeluargaan, mempererat dan memperkuat tali persaudaraan dan persahabatan. Kesepuluh, menambah pahala setelah kematiannya, karena kebaikannya (dalam hal ini, suka bersilaturrahim) akan selalu dikenang sehingga membuat orang lain selalu mendoakannya. Wallohu a’lam.
17
Serba-serbi
D
ahulu Kadipaten Pengging merupakan sebuah daerah yang terkenal. Paling tidak dengan tersohornya sosok bergelar Ki Ageng Pengging. Tapi, di manakah kini Kadipaten Pengging?! Di antara kabupaten-kabupaten dan kotamadya-kotamadya yang Pengging tampaknya masih bisa kita ada di Indonesia, terkhusus di Jawa saksikan sampai kini. Kita mungkin Tengah, tidaklah didapati satu kabupaten mendengar nama Jaka Tingkir atau Mas bernama Pengging. Karebet alias Sultan Hadiwijaya (Raja Kini Pengging hanyalah sebuah pertama Kerajaan Pajang). Ayahanda desa di wilayah kecamatan beliau adalah Ki Ageng Pengging alias Banyudono Kabupaten Boyolali Ki Kebo Kenongo, seorang penguasa Propinsi Jawa Tengah. Terletak di di Kadipaten Pengging. Ia adalah lereng Gunung Merapi wilayah Oleh: putra Prabu Andayaningrat (Raja tenggara, dan termasuk daerah Ahmad Syarifuddin terakhir Kerajaan Pengging) dari Pembina Al-Ghazali aliran Bengawan Solo. Demikianlah Islamic Study Club Solo pernikahannya dengan Raden Ayu Allah mempergilirkan hari-hari pada Ratna Pembayun. Adapun Raden Ayu ini adalah umat manusia. Sebuah Kabupaten yang putri Prabu Brawijaya dari Majapahit. Dengan terkenal tempo hari, kini hanya jadi sebuah demikian silsilah Jaka Tingkir adalah bin Kebo desa, seperti halnya Demak (sebuah kerajaan Kenongo bin Ratna Pembayun (istri besar) kini bergeser menjadi sebuah Andayaningrat) binti Prabu Brawijaya. kabupaten, Pajang kini hanya sebuah desa di Sejarah Ki Kebo Kenongo atau Ki Ageng wilayah Kecamatan Laweyan Solo, begitu pula Pengging cukup terkenal bila dihubungkan Kerajaan Kartosuro dan Giri Kedaton. dengan kisah Syeikh Siti Jenar. Terlepas dari Akan tetapi, sisa-sisa sejarah Kadipaten kontroversi sosok Ki Kebo Kenongo dan hubungannya dengan Syeikh Siti Jenar, satu hal yang menarik adalah banyak di antara para pendiri dan penerus Pondok Pesantren serta dai-dai di Nusantara yang bila dirunut silsilahnya berujung pada Jaka Tingkir. Padahal secara historis Jaka Tingkir lebih dikenal sebagai penguasa atau politikus daripada Masjid Ciptomulyo Pengging ulama atau dai.
18
Contohnya adalah Kyai Qomaruddin (perintis Pondok Pesantren Sampurnan Bungah Gresik, wafat 1786 Masehi). Sang ayah bernama Kyai Samidin bin Nyai Jonnah binti Kyai Dento bin Kyai Jamali, adik dari Pangeran Benowo, bin Jaka Tingkir (Sultan Pajang). Begitu pula KH. Hasyim Asy’ari. Ayah pendiri Pondok Pesantren Tebuireng Jombang ini adalah Kyai Asy’ari bin Abdul Wahid bin Abdul Halim yang mempunyai gelar Pangeran Bona bin Abdul Rahman yang dikenal dengan Jaka Tingkir Sultan Hadiwijaya, hingga sampai kepada Maulana Ainul Yaqin (Sunan Giri). Jaka Tingkir ibaratnya maestro kyai dan dai Pesantren. Kealiman dan keshalehan Jaka Tingkir mungkin bisa ditilik dari anaknya, yakni Pangeran Benowo. Dia putra mahkota, tapi kemudian mengundurkan diri dari kekuasaan dan beralih menjadi santri nan sufi. Ia memfokuskan diri mengabdi untuk agama. Abdurrahman Mas’ud, MA, Ph.D, dalam Intelektual Pesantren (2004) menyatakan bahwa anak Jaka Tingkir yang bernama Pangeran Benowo menghabiskan seluruh hidupnya dengan menjadi seorang guru Tarekat di Kudus Jawa Tengah. Meskipun memiliki trah ningrat, dia lebih menyukai kehidupan religius-spiritual daripada terlibat dalam hiruk-pikuk kehidupan politik negara. Mungkin karena keshalehan nenek moyangnya, banyak anak keturunannya kini yang menjadi generasi yang shaleh. Hereditas. Wallohu a’lam. Adapun makam Ayahanda Jaka Tingkir yang pernah memimpin Kadipaten Pengging tersebut kini terdapat kira-kira 3 kilometer di sebelah timur desa Pengging. Kami meyakini dia sebagai muslim, karena di pintu pesareannya terdapat tulisan kalimat tauhid. Pesareannya pun bersebelahan dengan masjid. Dan andai dia beragama lain, tentulah tidak didapati bekas pemakamannya. Sisa sejarah Kadipaten Pengging lainnya adalah Masjid Ciptomulyo. Masjid ini terdapat di pusat desa Pengging, berdekatan dengan pasar, aliran sungai yang jernih airnya, balai pertemuan, dan komplek pendidikan Islam. Masjid ini berdiri pada Selasa Pon, 14 Jumadil Akhir 1838. Sedang di sebelah Masjid terdapat makam Yosodipuro, yakni satu dari 3 pujangga kraton Surakarta, yang cukup ramai diziarahi pada hari-hari tertentu.
Seperti halnya Solo dan Yogyakarta, pada bulan Maulid (biasanya pada sore hari Jum’at) di Pengging juga diselenggarakan perayaan Grebek Maulid dan Sekaten (Syahadatain) yang cukup ramai. Beberapa petilasan yang ada di Pengging kini berada dalam area pengawasan pejabat kraton Surakarta. Efek dari peralihan pusat kekuasaan Islam dari daerah pesisir ke pedalaman tampak juga masih didapati di Pengging dan sekitarnya. Seperti diketahui, peralihan pusat kekuasaan Islam dari pesisir ke pedalaman membawa akibat bercampur-baurnya ajaran Islam yang tegas dan murni dengan budaya lokal sebelumnya, yakni sisa-sisa kepercayaan animisme-dinamisme dan Hindu-Budha. Akhirnya lahir: kepercayaan kebatinan dan sinkretisme. Hal ini merupakan tantangan bagi para ulama dan dai setempat. Konon, Sunan Kudus dahulu tidak menyetujui peralihan dari Demak ke Pajang, karena Pajang (daerah pedalaman) tidak akan mampu memobilisasi pasukan melawan Portugis yang saat itu hendak bercokol di Jawa (Sunda Kelapa), sebagaimana sebelumnya dilakukan oleh Sultan Adipati Yunus dan Sultan Trenggono dari Kerajaan Demak. Meski begitu, peralihan tersebut juga membawa efek positif, yaitu pengaruh agama Islam yang kuat di wilayah pesisir dapat menjalar dan tersebar ke daerah pedalaman serta kesusastraan dan kesenian Islam yang sudah maju di Demak dan Jepara lambat laun dikenal juga di pedalaman Jawa. Mungkin karena akar sejarah Pengging dan hawa sejuknya, memikat kaum yang lain turut mendatanginya. Paling tidak hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa bangunan gereja kecil dan beberapa kuil/wihara di desa ini. Kiranya Pengging bisa kita jadikan alternatif atau agenda wisata ziarah. Selain udaranya sejuk, cocok untuk refreshing, di Pengging juga terdapat wisata-wisata fisik pendukung, yakni pemandian dan kolam renang. Konon, Pengging dulu merupakan tempat wisata para putri kraton Solo. Dan sampai kini, Pengging merupakan sumber mata air yang memenuhi kebutuhan air daerah Solo dan sekitarnya.
19
technopreneur
Jangan
Oleh: Drs. Soehardjoepri, M.Si. Direktur Rabwa Production
Biasakan Menunda
H
ari masih pagi, rasanya masih betah di tempat tidur. Namun, keributan di ruang depan memaksa saya untuk beranjak. Rupanya, anak saya sedang ribut ingin nonton kartun favoritnya. Channel televisinya cuma ada TVRI, kata istri saya. Saya ambil remote, benar kata istri saya. Wah, berarti siarannya diblokir gara-gara telat bayar. Kemarin siang waktu di kantor sebenarnya ingat, tapi saya tunda dan
akhirnya lupa. Saya ambil jaket dan bergegas menuju ATM depan komplek untuk bayar. Ah, jaringannya sedang offline, mana ATM lain jauh pula. Tapi, daripada anak saya menangis sepanjang hari, begitulah, sepagi itu saya sudah sibuk kesana-kemari untuk urusan yang sebenarnya tidak perlu terjadi jika kemarin tidak saya tunda. Berapa banyak energi yang keluar pagi itu gara-gara kebiasaan menunda. Pengalaman seperti ini sebenarnya sering terjadi, tapi masih saja terulang kembali. Menunda bisa menjadi penghambat untuk maju. Dibutuhkan waktu dan tenaga lebih untuk menyelesaikan sesuatu yang ditundatunda. Jadi, bisa saja berhasil, tapi waktu dan tenaganya lebih banyak dibanding yang lain.
20
Saya masih ingat ketika kuliah dulu ada istilah “SKS alias Sistem Kebut Semalam” ketika menghadapi ujian. Jadi, malam sebelum ujian baru belajar semalaman. Esoknya malah jadi ngantuk dan tidak satu pun pelajaran yang diingat. Istilah ini timbul pada dasarnya karena kebiasaan menunda. Menunda membaca, menunda belajar hingga saat-saat terakhir. Padahal, jika mau menyisihkan sebagian waktu bersenang-senang untuk belajar setiap malam tentu hasilnya akan lebih baik. Dalam bekerja pun hal ini masih sering terjadi. Menunda-nunda menyelesaikan pekerjaan hingga mendekati deadline. Akibatnya, di saat-saat akhir sampai harus lembur dan nginap di kantor hanya untuk menyelesaikan pekerjaan. Padahal, dengan waktu kerja 8 jam sehari pekerjaan tersebut bisa diselesaikan. Apa yang sering Anda tunda-tunda dalam kehidupan sehari-hari? Ya Allah, jadikanlah hamba-Mu yang lemah ini tetap beriman kepada-Mu, dan dapat mengisi tiap-tiap detik, menit, jam, maupun hari-harinya dengan amalan kebajikan yang Engkau ridhoi sampai akhir hayat. Saya jadi teringat beberapa lirik lagu yang dinyanyikan almarhum Chrisye, yang disadur dari Al-Qur’an Surat Yaasiin ayat 65, Akan datang hari mulut dikunci kata tak ada lagi Akan tiba masa tak ada suara dari mulut kita Berkata tangan kita, tentang apa yang dilakukannya Berkata kaki kita, ke mana saja dia melangkahnya Tidak tahu kita bila harinya tanggung jawab tiba. Subhanaallah...
Konsultasi Syariah Lajnah Syariah Persyadha
Berapa kita harus bayar Fidyah? Tanya : Saya seorang wanita yang alhamdulillah sekarang di karuniai anak kedua, maksudnya masih dalam kandungan, usia kandungan sudah 8 bulan dan saya sepertinya tidak kuat untuk berpuasa, yang saya tanyakan berapa saya bayar fidyah, karena teman saya bilang cukup Rp 15.000 apa benar ? mohon penjelasan nya? BS - Surabaya
Jawab: Menurut madzhab Imam Syafi’i dan Imam Ahmad, jika wanita hamil atau ibu menyusui tidak berpuasa karena khawatir keselamatan kandungan dan bayinya saja, maka mereka wajib qadha’ dan membayar fidyah. Jika khawatir keselamatan diri dan/atau kandungan serta bayinya, maka hanya wajib qadha’, tidak usah fidyah. Hal ini sesuai dengan madzhab Ibnu Umar radhiyallahu anhumaa seperti diriwayatkan oleh Nafi’ bahwa ketika ditanya tentang wanita hamil yang khawatir akan kandungannya, maka Ibnu Umar berkata,”Wanita itu boleh tidak berpuasa dan memberi makan orang miskin satu mud gandum sebagai ganti dari sehari.”
Sementara itu menurut riwayat dari Ibnu Abbas, wanita hamil dan menyusui yang tidak berpuasa karena khawatir anaknya, maka tidak wajib qadha’ dan hanya wajib fidyah. Beliau berkata kepada jariyahnya yang sedang hamil,”Kamu sama dengan orang yang tidak kuat berpuasa, maka hanya wajib bagimu membayar fidyah dan tidak wajib atasmu meng qadha’” (Diriwayatkan dan dishahihkan oleh Imam Daru Quthni). Dalam madzhab Imam Abu Hanifah, Abu Tsaur dan Abu Ubed, wanita hamil dan ibu menyusui hanya wajib meng-qadha’ saja dan tidak ada fidyah. Terkait dengan jumlah fidyah bagi wanita hamil dan ibu menyusui, maka berdasarkan riwayat dari Ibnu Umar r.a. di atas adalah 1 Mud, yang dalam takaran sekarang hanya sekitar 6 ons. Jika mengacu pada hal ini, maka yang wajib dibayarkan memang hanya sejumlah itu. Sementara jumlah uang Rp.15.000,- seperti yang disampaikan teman Anda, maka sangat mungkin perhitungan ini berdasarkan kondisi pada masa dahulu yang memang gandum/kurma menjadi makanan pokoknya. Ukuran 1 Mud cukup untuk makan sehari dalam standar hidup kala itu. Sementara dalam standar hidup masa sekarang, tentunya beras 6 ons adalah ukuran di bawah standar hidup (apakah mungkin makan hanya dengan beras?). Jadi jumlah Rp 15.000,- adalah sesuai dengan standar hidup masa sekarang (Rp 5.000 x 3 kali makan). Perhitungan demikian mirip dengan pembayaran Diyat (tebusan yang harus dibayar oleh pembunuh) yang berupa 100 ekor unta. Membayar tebusan 100 ekor unta untuk ukuran sekarang adalah hal yang tidak mungkin, karena unta langka dan sangat mahal. Karena itu perlu merujuk kembali kepada kondisi saat itu di mana satu unta cukup untuk makan seratus orang dalam sehari. Artinya Diyat masa sekarang adalah biaya hidup seratus orang dalam sehari kali seratus, yang berarti biaya hidup sepuluh ribu orang. Jika satu orang dalam sehari biaya hidupnya misalnya Rp 15.000,- berarti angka Diyat adalah Rp.15.000,- x 10.000 = Rp 150.000.000,Wallohu a’lam.
21
mutiara alqur’an
Oleh:
K.H. M. Ihya Ulumiddin
Promosi Dakwah
Ketum Hai’ah Ash Shofwah Pengasuh Ma’had Nurul Haromain Malang
Allah azza wajalla berfirman:
“Dan sesungguhnya Kami telah meninggikan untukmu sebutanmu” QS Alam Nasyrah: 4 Analisa Ayat Ayat ini merupakan penjelasan akan kemuliaan baginda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam di sisi Allah subhanahu wata’ala di mana Allah juga meninggikan sebutan Beliau. Ibnu Abbas ra berkata: [Allah berfirman kepada Beliau; “Aku tidak disebut kecuali engkau juga disebutkan” dalam adzan, iqamat, tahiyyat, hari jum’at di atas mimbar-mimbar, pada hari raya adha, hari tasyriq, hari Arafah, saat melempar jumroh, di atas shafa dan marwa, dalam khutbah nikah, dan di belahan timur dan barat bumi ini]. Andaikan saja ada seorang yang menyembah kepada Allah, membenarkan surga neraka dan segala sesuatu tetapi tidak bersaksi sesungguhnya Muhammad utusan Allah maka semuanya tidak berguna dan ia berstatus sebagai seorang kafir. Dikatakan pula bahwa bahwa maksud ayat ini adalah: [Kami meninggikan sebutanmu di kalangan malaikat yang berada di langit, di kalangan kaum beriman di bumi dan Kami meninggikan sebutanmu di akhirat dengan maqam mahmud dan derajat-derajat mulia yang Kami berikan] Di antara tafsiran dari ayat ini lagi adalah bahwa Allah meninggikan sebutan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dengan menyebutkan beliau dalam kitabkitab terdahulu yang pernah diturunkan kepada para nabi sebelumnya sebagaimana
22
firman Allah:
“...yang (nama dan ciri-cirinya) mereka dapati tertulis dalam taurat dan injil...”QS al A’roof:157. Terkait nama beliau dalam Taurat dan Injil maka seperti disebutkan dalam hadits riwayat Ibnu Abbas ra bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Namaku dalam Alqur’an adalah Muhammad, dalam Injil adalah Ahmad dan dalam Taurat adalah Ahid”. Adapun ciri-ciri beliau dalam Taurat maka seperti diriwayatkan Atha’ bin Abi Yasar: [Aku bertemu dengan Amar bin Ash ra dan meminta: “Ceritakanlah kepadaku tentang sifat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam Taurat!” Amar ra berkata: “Ia, demi Allah sesungguhnya Beliau disifati dalam Taurat seperti sebagian sifat Beliau dalam Alqur’an, “Wahai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu sebagai saksi, pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan...”QS al Ahzab:25, sebagai gedung simpanan bagi umat yang ummi, engkau adalah hambaKu dan utusanKu, Aku menamakanmu Mutawakkil...”] (HR Bukhari).
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sebagaimana para nabi lain alaihimussalaam adalah manusia yang diutus oleh Allah untuk mengemban misi risalah, berdakwah mengajak manusia menyembah Allah. Selain sebagai manusia yang memang diproduk khusus oleh Allah dengan segala macam keistimewaan yang tidak pernah dimiliki oleh manusia biasa yang lain, Allah azza wajalla jauh sebelum beliau dilahirkan telah mengenalkan beliau kepada para malaikat, kepada Nabi Adam alaihissalam dan seluruh nabi sehingga tidak ada dari para nabi kecuali pasti menyebutkan kepada umatnya bahwa kelak di akhir zaman akan muncul seorang nabi penutup para nabi yang dilahirkan di Makkah dan berhijrah ke Madinah. Jadi dalam bahasa bisnis, Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam adalah ibarat produk unggulan yang sangat istimewa yang kemudian dikenalkan kepada publik dengan promosi besar-besaran dan iklan terus menerus sehingga produk ini dikenal secara luas dan mendunia. Hal tersebut sangat dimaklumi karena memang Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam bukan sekedar diutus kepada golongan tertentu, tetapi diutus kepada seluruh umat manusia; arab dan non arab. Tugas para nabi adalah dakwah maka bagi kita yang sudah bertekad mengisi kehidupan dengan mengikuti jejak langkah mereka harus pula memahami bagaimana dakwah yang mereka lakukan bisa sukses. Jika para nabi adalah manusia yang diproduk secara khusus maka seorang da’i semestinya juga memperoleh pembinaan secara khusus. Diperlukan sebuah instansi yang bisa melatih, membina dan mencetak figur seorang da’i. Banyak sekali contoh yang bisa diungkapkan betapa ketika dakwah dilakukan oleh seorang da’i yang tidak terlatih maka dakwah tersebut menemui kegagalan. Jika Rasulullah shallallahu alaihi wasallam saja dipromosikan oleh Allah dalam rentang waktu yang begitu panjang maka kita para
da’i juga harus dilengkapi dengan promosi agar dakwah kita diimani oleh umat. Ketika mendengar keluhan kami yang sudah mulai muncul sedikit kelelahan karena telah melewatkan waktu delapan tahun berkeliling dari satu kota ke kota lain untuk mengajar maka guru kami Abuya As Sayyid Muhammad bin Alawi al Maliki mengatakan: “Ini adalah sesuatu yang harus dilakukan, periode mengenalkan dakwah, sehingga sampai sepuluh tahun” Berbagai macam promosi bisa kita peroleh yang salah satunya adalah bergabung dengan jamaah dakwah. Berdasarkan hal inilah sebuah tanggung jawab bagi semua anggota jamaah adalah mengenalkan dan mempromosikan dakwah dan da’i yang bergabung dalam jamaah karena kebesaran dakwah dan da’i akan lebih mudah terwujud dengan adanya promosi. Tentu saja promosi ini dilakukan bukan karena tujuan mencari popularitas sebuah jamaah dakwah dan da’inya. Akan tetapi, sekali lagi, agar umat mengenal dan beriman kepada dakwah. Meski demikian hal yang perlu untuk selalu diingat adalah bahwa kharisma yang muncul karena promosi tidak lebih hanyalah kekuatan nisbi (sementara) yang apabila promosi berhenti maka kharisma itupun akan pudar. Oleh karena itu seorang da’i dan sebuah jamaah dakwah harus memiliki kharisma yang hakiki yang tidak lain adalah kekuatan hubungan dengan Allah. Melalui kekuatan hubungan dengan Allah, seorang da’i dan dakwahnya pasti akan dipromosikan sendiri oleh Allah azza wajalla sebagaimana dalam firmanNya:
“...tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud...”QS Al Fath:29.
23
vizology.blogspot.com
zona pendidikan
Masitha Achmad Syukri Staf Pengajar Fak.Ilmu Budaya Unair Kadiv. Pendidikan Yayasan Al Haromain
B
erbicara tentang pendidikan, tak seorang pun akan mengingkari urgensi bahwa penyelenggaraan suatu pendidikan haruslah bermutu sehingga luarannya atau lulusannya juga bermutu. Bangsa ini akan menjadi bangsa yang besar karena pendidikannya yang bermutu. Oleh karenanya, keberadaan sebuah sekolah, khususnya sekolah Islam harus merupakan bagian dari sekolah yang bermutu dan atau mengedepankan mutu. APAKAH MUTU ITU? Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), mutu adalah kadar atau taraf atau ukuran baik buruk suatu benda/aktifitas. Dalam konteks pendidikan, sekolah dapat dikatakan memiliki mutu yang baik (frase yang sering digunakan adalah sekolah bermutu) atau memiliki mutu yang tidak baik (frase yang sering digunakan adalah sekolah yang tidak bermutu) berdasarkan seperangkat nilai, sikap, dan tindakan yag disepakati sebagai acuan penentuan baik tidaknya mutu. MUTU HARUS DIKELOLA SECARA BAGUS Akhir-akhir ini, banyak lembaga selain perusahaan bisnis, ramai-ramai berusaha mendapatkan pengakuan atau sertifikasi
24
internasional dari lembaga yang memiliki otoritas untuk menyatakan bahwa sebuah lembaga atau perusahaan memiliki mutu dengan standar internasional, ISO misalnya. Dalam hal ini, sekolah-sekolah (RSBI misalnya) juga mulai berupaya mendapatkan sertifikasi ISO tersebut, khususnya ISO 9001:2008 yang sebenarnya lebih merupakan model standar internasional untuk sistem manajemen mutu suatu perusahaan. Jadi, ia tidak secara langsung berhubungan dengan institusi pendidikan. Oleh karena manajemen mutu juga diperlukan dalam pengelolaan institusi pendidikan, muncullah IWA2:2007 yang merupakan petunjuk implementasi ISO 9001 dalam layanan pendidikan. Untuk mendapatkan sertifikasi ISO, biaya yang harus dikeluarkan sangatlah besar sehingga hanya lembaga yang memiliki keuangan yang mapan sajalah yang dapat mengusahakannya. Apakah sebuah keharusan untuk mengantongi sertifikat ISO tersebut? Itu tentu tergantung kebijakan dan keuangan masing-masing sekolah. Tentu akan sangat bijak jika tidak memaksakan diri untuk itu karena hal itu akan menyebabkan rentetan dampak yang panjang terhadap keterjangkauan peserta didik akan sebuah sekolah yang bermutu. Ada baiknya jika kita mencoba mencari tahu prinsip dan mekanisme ISO dalam menilai sebuah sekolah bermutu dengan berstandar internasional atau tidak. Saya sedikit terhenyak pada saat
mendengar tuturan instruktur pelatihan auditor internal yang pernah saya ikuti di tempat saya bekerja. Instruktur tersebut mengatakan bahwa sertifikat ISO tidak hanya dapat diperoleh sebuah perusahaan yang memproduksi barang KW (kualitas) 1, tetapi juga dapat diperoleh oleh perusahaan dengan produksi barang KW 2 atau 3 misalnya, selama perusahaan tersebut telah menjalankan atau mengelola perusahaannya sesuai dengan semua standar dan prosedur standar yang telah ditetapkan secara tertulis. Jika demikian halnya, kita sebenarnya tidak perlu tergopohgopoh atau ‘latah’ untuk mendapatkan sertifikasi tersebut. Ada baiknya kita menanamkan spirit yang menjadi dasar penetapan sertifikasi internasional untuk sebuah lembaga dari lembaga internasional tersebut. Coba kita lihat prinsip dan mekanisme penentuan sebuah lembaga yang disertifikasi oleh ISO. Sertifikat ISO pada dasarnya dapat diperoleh jika perusahaaan telah mengelola perusahaan sesuai dengan semua standar dan prosedur standar yang telah ditetapkan secara tertulis. Jadi, terlebih dulu perusahaan menulis dan menetapkan semua standar yang diinginkan. Kemudian untuk mencapai itu, perusahaan menulis dan menetapkan semua prosedur standar. Selanjutnya, semua yang dilaksanakan harus sesuai dengan apa yang ditulis dan ditetapkan. Akhirnya, apa yang sudah dilaksanakan juga harus ditulis sehingga dapat menjadi bahan evaluasi sebagai bagian upaya perbaikan diri secara terus-menerus. Keseluruhan proses tersebut merupakan proses manajemen mutu. Artinya, mutu tidak sekedar disepakati untuk diraih, tetapi mutu harus dikelola secara baik. Oleh karena itu, sekolah harus melakukan manajemen mutu. Bagaimana? Sebagai langkah awal, segenap unsur sekolah harus memiliki motivasi untuk membangun budaya mutu, yakni, seperangkat keyakinan, sikap, dan tindakan yang mengedepankan mutu: mutu adalah utama, sekolah bermutu adalah tujuan utama. Selanjutnya, sekolah melakukan tindakan nyata untuk merumuskan dan menetapkan kebijakan mutu, sasaran mutu dan rencana mutu. Artinya, standarisasi mutu harus direncanakan, ditulis, dan ditetapkan. Untuk mencapai standar mutu tersebut, standarisasi
prosedur juga harus dibuat. Dalam pelaksanaannya, konsistensi harus dijaga, yakni proses pencapaian mutu harus sesuai dengan prosedur standar yang telah ditetapkan. Kemudian, pertanggungjawaban harus dilakukan, yakni harus ada laporan tertulis untuk segala sesuatu yang sudah dilaksanakan tersebut. Dengan manajemen mutu tersebut, keberlanjutan organisasi perusahaan/institusi menjadi terjamin. Tulislah apa yang akan kamu lakukan (well-planned). Ini adalah upaya nyata dan sederhana untuk menjadi sekolah sebagai lembaga yang memiliki perencanaan yang bagus. Lakukan apa yang kamu tulis (wellexecuted). Ini adalah upaya nyata dan sederhana untuk menjadi sekolah sebagai lembaga pelaksana yang bagus dan konsisten sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Tulislah apa yang telah kamu lakukan (well-accounted). Ini adalah upaya nyata dan sederhana untuk menjadi sekolah sebagai lembaga yang amanah atau mempertanggungjawabkan secara tertulis atas apa yang telah dilakukan. Pada dasarnya, semua langkah tersebut menunjukkan betapa pentingnya budaya tulis untuk menuju sekolah yang bermutu karena dokumen tertulis (yang merupakan hasil budaya tulis) tersebut akan berkontribusi dalam menjamin pertanggungjawaban (accountability) dan keberlangsungan (sustainability) sebuah sistem pendidikan. ADAKAH BUDAYA TULIS DALAM ISLAM? Budaya tulis merupakan keutamaan yang secara tegas masuk dalam lima ayat pertama yang diturunkan kepada Rasulullah pada tanggal 17 Ramadhan. Allah SWT telah mengajar manusia dengan qolam, yakni tulisan yang telah ditetapkanNya tentang apa yang tidak diketahui manusia. Allah SWT telah menulis segala sesuatunya dan sungguh Allah SWT Maha Mulia karenanya. Masih adakah alasan untuk tidak mencontoh apa yang telah dilakukan oleh Allah SWT tersebut sehingga kita memperoleh kemulyaan karenanya?
25
auladi
Oleh: Ummu Fairuz Staf Pengajar FIB Unair Surabaya
Assalaamualaikum warahmatullaahi wa barakaatuh. Hamidan lillah tabaaraka wa ta’ala wa musholliyan ‘ala rasulillah.
A
nakku, di ujung bulan Ramadhon ini, tepatnya pada malam terakhir Ramadhon, ibunda berharap semoga kondisimu tetap fit. Karenanya, pada malam satu syawal ini, semoga Allah tetap memberi kekuatan kepada kita sehingga kita dapat menambah jumlah bilangan bacaan takbir, tahlil, dan tahmid kita: Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar, Laa ilaaha illallahu, Allahu akbar, Allahu akbar wa lillahil hamdu. (Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Tiada Tuhan Selain Allah, Allah Maha Besar, dan bagi Allah saja segala pujian diberikan). Dengan ucapan ini, kita tunjukkan pada dunia bahwa Allah sajalah yang Maha Besar, yang lain kecil dan tiadalah berarti. Karenanya, kita tidak boleh tinggi hati atau sombong. Dengan ucapan itu pula, kita gaungkan bahwa hanya Allah SWT sajalah
26
Tuhan di alam semesta ini, tiada Tuhan selain Allah SWT sehingga sungguh segala pujian menjadi tak berbilang dan menjadi milik Allah SWT semata. Anakku, malam ini adalah malam kemenangan bagi umat Islam di seluruh dunia karena kita sebagai umat Islam, atas ijin Allah SWT, telah berhasil menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh. Didalamnya, kita berjuang menahan lapar dan dahaga, menahan diri untuk tidak berkata kotor dan kasar, menahan diri untuk tidak melihat, mendengar, dan melangkah ke tempat-tempat maksiyat. Alhamdulillah, Allah SWT telah memberi kekuatan pada kita sehingga kita dapat melampaui semua ujian itu dan karenanya berhaklah kita atas sebuah kemenangan yang besar pada tanggal satu Syawal esok hari.
Anakku, jagalah hati dan teruskan amalan yang telah dilakukan pada bulan Ramadhon. Ketahuilah bahwa ada kesinambungan antara Ramadhon dan Syawal
Anakku, kemenangan yang fitri bukanlah milik diri sendiri. Tentu, masih banyak saudara kita yang bisa jadi tidak memiliki bekal makanan pada hari itu. Akan tetapi, kendati kemenangan itu telah kita raih, tetap tundukkan hati kita dengan kesedihan karena kita meninggalkan bulan Ramadhon yang didalamnya ada begitu banyak kemulyaan dan rahmat untuk setiap amal ibadah yang dilakukan. Lantaran itu, marilah kita selalu rindu Ramadhon. Semoga dengan rasa rindu itu, Allah SWT berkenan mempertemukan kita dengan Ramadhon kembali di tahun depan. Oh ya, jangan sekali-kali mencukupkan diri dan hatimu dengan pikiran dan perasaan bahwa amal ibadah kita selama Ramadhon sudah pasti diterima Allah SWT. Ingatlah, seberapa besar sebenarnya prosentase kadar keikhlasan kita dalam beribadah kepada Allah SWT. Karena ketidakpastian itu, mari kita banyak berdoa semoga amal ibadah kita dan saudara-saudara kita diterima Allah. Ucapkanlah: Taqobbalallahu minna wa minkum (Semoga Allah menerima amal ibadah kami dan amal ibadah kalian semua) setelah kita sholat Id esok hari kepada saudarasaudara kita dan iringi pula dengan saling memaafkan. Jika saudara kita mendahului mengucapkan doa tersebut kepada kita, jawablah dengan doa pula: Taqobbal ya Kariim (Terimalah wahai Dzat yang Maha Mulya). Ketahuilah anakku, para sahabat terus mengucapkan doa tersebut kendati Ramadhon telah berlalu berbulan-bulan hingga mereka bertemu bulan Sya’ban dan kemudian mengganti doa tersebut dengan doa yang lain agar mereka dipertemukan dengan Ramadhon. Doa itu adalah doa yang kita panjatkan pada bulan Rajab dan Sya’ban: Allahumma baarik lanaa fii Rajaba wa Sya’baana wa ballighnaa Ramadhon (Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban serta sampaikanlah kami kepada bulan Ramadhon). Anakku, untuk menyambut Idul Fitri esok hari, jangan nodai dengan perilaku kekufuran.
Jangan ada kemaksiyatan di dalamnya. Justru, untuk mengungkapkan rasa syukur, sekali lagi kita perbanyak membaca takbir, tahlil, dan tahmid secara sendiri ataupun bersama dimanapun kita berada sehingga hati kita selalu hidup dan karenanya kita benarbenar dapat kembali kepada kondisi yang fitri, bersih dan suci. Kita mandi, menggosok gigi, memakai wewangian, mengenakan baju yang terindah (bukan yang terbaru lho), sarapan pagi dan pergi untuk sholat Id. Tampakkan wajah yang berseri-seri sepanjang hari. Perbanyak silaturrahim dan saling memaafkan. Anakku, kemenangan yang fitri bukanlah milik diri sendiri. Tentu, masih banyak saudara kita yang bisa jadi tidak memiliki bekal makanan pada hari itu. Berbagilah. Tunaikan zakat fitrahmu paling akhir sebelum sholat Id. Perbanyak infaq dan shodaqohmu agar saudara-saudara kita tersebut juga sama-sama bisa merasakan kebahagiaan pada hari yang fitri. Anakku, jagalah hati dan teruskan amalan yang telah dilakukan pada bulan Ramadhon. Ketahuilah bahwa ada kesinambungan antara Ramadhon dan Syawal. Apa buktinya? Sunnah Nabi Muhammad SAW, yakni puasa sunnah enam hari selama bulan Syawal. Nilai fadhilah puasa Syawal ini adalah laksana berpuasa setahun. Yang paling penting adalah jangan ada kemandengan (futur) dalam beribadah. Ingatlah bahwa Syawal secara bahasa bermakna bulan peningkatan amal dan ini berlanjut terus pada 10 bulan berikutnya hingga kita bertemu dengan Ramadhon kembali. Sekali lagi, hindari keterputusan amal. Sebaik-baik amal adalah amal yang sambungmenyambung. Ingatlah sabda Rasulullah SAW: Sebaik-baik amal bagi Allah adalah amal yang begitu selesai (tercapai tujuannya) segera berangkat lagi (HR Tirmidzi). Wassalamu alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh. Ibundamu Yang selalu berdoa untukmu agar selalu menjadi garda terdepan dalam perjuangan menegakkan kalimat ALLAH SWT.
27
diaustralia.blogspot.com
Kajian Niswiyah
Oleh | Ummu Najwa Ketua Niswiyah Persyadha Kota Kediri
“Rabi iku enak’e sak kecap, gak enak’e sak ndunyo, yo Mbak?” ucap seorang perempuan muda penjual ikan lele di GOR Joyoboyo Kediri. Pernyataan itu hanya kubalas dengan senyuman. Mau kujawab apa? Setuju? Koq kesannya gak bersyukur. He he. Gak setuju? Emang kenyataannya kadang seperti itu… Apalagi buat perempuan itu yang harus berjualan ikan lele demi membantu perekonomian keluarga. Mungkin bagi dia indahnya pernikahan hanya ketika pengantin baru. Selanjutnya penuh dengan perjuangan menyambung hidup dalam keterbatasan ekonomi. Atau mungkin ada penderitaan lain yang dia alami dalam kehidupan rumahtangganya, aku tidak tahu. Menikah adalah separuh agama, dia menyempurnakan keimanan kita. Begitu agungnya posisi itu sudah barang tentu membawa sebuah konsekuensi yang tidaklah ringan, baik bagi pihak laki-laki maupun perempuan. Laki-laki sebagai imam keluarga diberi amanah untuk menjaga diri dan keluarganya dari api neraka, harus memberi nafkah dari harta yang halal, dan sepanjang hidupnya wajib wiqoyah terhadap istri dan anaknya. Perempuan sebagai istri dan ibu bagi anak-anaknya harus senantiasa taat pada suami, menjaga kehormatan diri dan harta suami, dan menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya. Melayani suami, mengandung, melahirkan, menyusui, dan merawat anak bukanlah pekerjaan yang ringan. Semua adalah peran yang berawal dari sebuah
28
pernikahan. Memainkan peran inilah yang kadang memunculkan riak-riak masalah. Perbedaan latar belakang keluarga, karakter, cara pandang antara suami dan istri bisa menjadi pemicu masalah. Masalah yang muncul bisa berkembang menjadi sebuah pertengkaran terbuka maupun “perang dingin”. Meninggalkan luka dalam hati masing-masing yang kadang mengendap dalam jangka waktu lama. Luka itu pun bisa bermuara pada sulitnya taat bagi seorang istri pada suaminya. Bahkan ada yang nekat menghabisi nyawa suami sendiri karena merasa sakit hati. Na’udzu billahi min dzalik! Jika sudah seperti itu maka tidak ada lagi damai dalam rumah. Sebagai manusia, suami kita bukanlah makhluk sempurna tanpa cela. Begitu pun kita sebagai istri tidak luput dari kekurangan. Dalam mengarungi bahtera rumahtangga bukan tidak mungkin masing-masing kita pernah melakukan kesalahan atau sesuatu yang dianggap salah oleh pasangan kita. Ketika kesalahan suami kita anggap sebagai masalah, maka ia akan menjelma menjadi api yang siap membakar kelangsungan pernikahan jika tidak segera kita sikapi dengan bijaksana. Kenapa bisa begitu? Karena perasaan didholimi oleh kesalahan suami bisa menjadikan seorang istri menyimpan sakit hati berkepanjangan yang akhirnya membuat ia sulit untuk taat dengan sebenar-benarnya taat pada suami. Bahkan lebih parah lagi jika kemudian muncul keinginan untuk membalas sakit hati itu dengan perbuatan yang justru tidak menyenangkan suami. Na’udzu billahi min dzalik!
Membalas kejelekan dengan kejelekan sebenarnya wajar saja. Namun sesungguhnya memaafkan itu lebih mulia. “…dan balasan kejelekan itu adalah kejelekan pula, namun siapa yang memaafkan dan memperbaiki (hubungannya), maka pahala baginya di sisi Allah. Sungguh Allah tidak menyukai orang-orang yang dholim.” (QS. AsySyura: 40) Jika kita yakin akan sifat Alloh Subhanahu wa Ta’ala yang Maha Adil, maka kita tidak perlu susah payah membebani diri dengan keinginan untuk balas dendam, karena sesungguhnya balasan Alloh Subhanahu wa Ta’ala itu lebih adil. Alangkah sombongnya kita jika tidak mau memaafkan kesalahan orang lain, sedangkan Sang Kholiq saja Maha Pengampun. “…dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. At-Taghoobun: 14) Sakit hati yang pernah kita rasakan sesungguhnya akan terbalas dengan indahnya surga jikalau hati mampu kita tundukkan untuk memaafkan. “…dan bergegaslah kepada ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. Yaitu orang-orang yang menginfakkan hartanya di saat lapang dan susah (sempit) dan orang-orang yang menahan amarahnya serta memaafkan yang berbuat kesalahan kepadanya, dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Ali Imron: 133-134) “Allah tidak akan menambah kemaafan seseorang, melainkan dengan kemuliaan, dan tidaklah seseorang merendahkan dirinya karena Allah melainkan Allah akan meninggikan derajatnya.” (HR. Bukhori dan Muslim) Ketika sakit hati yang berujung pada kemarahan sudah bersemayam dalam diri kita, maka sesungguhnya kita telah memikul beban yang berat. Lalu mengapa tidak kita coba untuk melepaskan beban itu? Toh, semua itu tidak akan sia-sia. Rasulullah Saw.: jika rasa marah telah menyesakkan (menyusahkan) mu, maka hilangkanlah dengan memberi maaf. Sesungguhnya pada hari Kiamat nanti akan ada
suara yang memanggil: Berdirilah siapa yang memiliki pahala di sisi Allah! Tidak ada seorang yang berdiri, kecuali orang-orang pemaaf. Tidakkah kamu mendengar firman Allah Swt.: “Siapa yang memaafkan dan memperbaiki (hubungannya), maka pahala baginya di sisi Allah.” (A’lâmuddin, hal. 337) Rasulullah Saw.: Hendaknya engkau memaafkan, karena tindakan memaafkan itu akan menambahkan kemuliaan seorang hamba. Salinglah memaafkan, sehingga kalian mendapatkan kemuliaan dari Allah! (Al-Kafi, juz 2, hal. 108 hadits no 5) Rasulullah Saw.: Siapa yang banyak memaafkan, maka akan panjang umurnya. (A’lâmuddin, hal. 315) Rasulullah Saw.: Maafkanlah kesalahan orang-orang yang berbuat kesalahan niscaya Allah akan melindungi kalian dari takdir yang buruk. (Tanbihul Khawathir, juz 2, hal. 120) “…dan hendaklah mereka mema’afkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nuur: 22) “ Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.” (QS. Al-A’roof: 199) Memang sakit rasanya didholimi, apalagi oleh suami sendiri. Namun jika kita mampu menundukkan nafsu amarah dan menghadirkan maaf, sungguh kemuliaan dan kenikmatan yang akan kita peroleh. Memaafkan bukan berarti lepas tangan dari upaya untuk amar ma’ruf nahi munkar. Jikalau memang kita ingin masuk surga bersama-sama suami dan anak turun kita, maka amar ma’ruf nahi munkar itu tetap harus dijalankan dengan cara yang baik. Manusia memang tempatnya salah dan lupa. Kesempurnaan hanya milik Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Jangan pernah biarkan amarah dan sakit hati menghancurkan surga dunia kita bersama suami. Karena sesungguhnya memaafkan itu lebih indah. So, maafkan Marwan ya Mawar…! Maksudnya maafkan suami kita ya... jika memang ada salah. Semoga kita dan keluarga kita selalu dalam penjagaan Alloh Subhanahu wa ta’ala. (Kutipan ayat dan hadits dari http:// www.katabagus.com/perintah-memaafkandalam-al-quran-dan-al-hadits.html)
29
tombo ati
B
kenikmatan itu akan menbangkitkan erbagai kenikmatan dan nafs hingga membuatnya seperti orang kelezatan duniawi ini hanya gila dan kebingungan. Orang yang akan menguasai jiwa yang berakal selalu berusaha membersihkan lemah. Jiwa yang kuat akan jiwanya dari keinginan seperti berpaling darinya. Sebab, ini, keinginan kaum wanita orang-orang yang berakal kuat Oleh: Ayub Syafii Kepala SMK Nurul Haromain Malang dan anak-anak. menyadari bahwa berbagai Orang yang berjiwa kuat kenikmatan duniawi ini hanya akan diperoleh dengan mengorbankan agama, mempu memperbudak syahwat mereka. Sedangkan orang yang berjiwa lemah justru kehormatan, dan harta. Mereka tahu bahwa diperbudak syahwatnya. Seorang penyair keuntungan yang diperoleh tidak sepadan berkata: dengan pengorbanannya. Mereka menjauhi Tidak mampu menolak keinginan nafs yang duniawi sehingga menjadi seorang yang taat pada hawa merdeka tidak diperbudak oleh nafsu, selamat selain dia yang memiliki akal luas dan dari perbudakan syahwat dan bebas dari sempurna berbagai beban yang harus dipikul dalam berusaha memenuhi keinginan syahwat yang Ali bin Abi Tholib kwh. berkata, “Orang hina. Ketahuilah, orang-orang yang berjiwa kuat yang berakal menjadi musuh kenikmatannya, sedang orang bodoh menjadi hamba tidak memiliki keinginan untuk memperoleh syahwatnya.” berbagai kenikmatan dunia yang melalaikan dan membangkitkan nafsu ini, meskipun Sungguh kasihan orang yang kikir, mereka mereka mampu mendapatkannya dan menumpuk-numpuk harta dan tidak kenikmatan itu bersifat mubah. Sebab,
30
mendermakannya. Mereka diperbudak nafs sehingga tidak mampu meninggalkan kenikmatan dunia yang paling rendah. Meskipun telah lanjut usia, berpengalaman, dan memiliki kemegahan, tetapi sikapnya seperti anak kecil yang tidak memiliki akal sehat untuk mencegah dirinya dari perbuatan buruk. Sebab, jiwa mereka lemah. Sikap jiwa dalam menghadapi kebenaran dan kebatilan berbeda-beda. Orang yang berjiwa kuat menyukai dan menikmati kebenaran, bahkan hatinya terluka saat melihat kebatilan. Ia menentang kebatilan dan tidak dapat dipaksa untuk berbuat batil. Sebab, kebatilan bertentangan dengan jiwanya. Sedangkan orang yang lemah menyukai kebatilan dan hal-hal yang tidak bermanfaat. Mereka tidak memiliki semangat untuk mencari sesuatu yang bermanfaat. Orang yang berjiwa lemah ini kadang melakukan perbuatan tercela tersebut tanpa sengaja dan kemudian menyesalinya. Dusta misalnya, seseorang kadang berdusta karena kebiasaan. Orang-orang yang berjiwa seperti ini merasakan kenikmatan ketika mewujudkan apa yang terdapat dalam jiwanya, entah itu baik atau buruk. Watak mendorong mereka untuk melakukannya dan mereka pun tidak dapat menolaknya. Sebab, watak dapat memaksa seseorang seperti hakim. Ketika watak ingin mewujudkan suatu perbuatan, ia akan membius manusia dan mencabut kemajuan berpikirnya, sehingga ia dapat mencapai keinginannya. Manusia baru akan sadar setelah terjerumus ke dalam perbuatan itu. Seorang penyair berkata:
Seorang wanita berkata: “Telah kunyatakan cintaku padamu, tetapi rahasiakanlah cintamu Bukankah engkau menyukai rahasia Tidakkah engkau melihat siapa yang berada di sekitarku?” Aku pun menjawab, “Cintaku padamu membutakan pandanganku.” Semua ini terjadi karena hati yang gelap dan mati lemahnya jiwa. Pengalaman membuktikan bahwa orangorang yang berhati keras itulah orang-orang yang berjiwa lemah. Mereka dikuasai dan dibelenggu oleh nafs serta berbagai keinginan yang hina. Orang-orang yang kuat adalah mereka yang berhati lembut dan halus serta memandang kecil dunia dan berpaling darinya. Semakin kuat perasaan seseorang, semakin membahayakan akalnya. Dan kenyataannya, semakin sempurna akal seseorang, semakin lemah perasaannya. Sehingga terciptalah keseimbangan dan manusia dapat saling berhubungan. Sebab, di alam ini hampir tidak ada sesuatu yang sempurna.
31
NEWS Romadhon, 21 July 2012, 10:34.
Waspadai Kurma Produksi ‘Israel’!
JAKARTA, Sabtu (Sahabatalaqsha.com): Bulan Ramadhan tidak bisa dilepaskan dengan sunnah berbuka puasa dengan kurma. Seperti tradisi Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa sallam, banyak umat Islam yang berbuka puasa dengan buah penuh gizi ini. Tetapi bagaimana jika kurma yang kita makan ternyata hasil produksi Zionis ‘Israel’, penjajah yang telah membunuh anak-anak Palestina yang tidak bersalah, mencuri lahan-lahan warga sipil dan menyiksa para tahanan Palestina yang disekap di penjara-penjaranya? Pernahkah Anda mendengar kurma jenis Medjool? Kalau Anda mengetik kurma Medjool di mesin pencari google, ada berbagai artikel yang menyebutkan kehebatan kurma jenis ini. Sayangnya, menurut situs Sixteen Minutes to Palestine, kurma ini berasal dari permukiman ‘Israel’! Saat ini Muslim Amerika untuk Palestina (AMP) meluncurkan kampanye pemboikotan untuk memberitahu para konsumen dan pemilik bisnis bahwa ada beberapa kurma di pasaran yang ternyata berasal dari permukiman ‘Israel’. Kampanye itu berjudul “This Ramadan, Make a Date with Justice: Choose Occupation-Free Dates”. DARI PERMUKIMAN ILEGAL YAHUDI Lebih dari separuh jenis kurma yang terkenal di dunia ternyata diproduksi oleh penjajah Zionis ‘Israel’. Dan salah satunya adalah kurma Medjool. Kurma-kurma ini tumbuh di wilayah permukiman ilegal Yahudi di Lembah Yordan dan area Laut Mati. Wilayah-wilayah ini berada di atas lahan Palestina yang dijajah ‘Israel’. Penjajah Zionis mengekspor hasil produksi kurmanya ke seluruh dunia dan mengeruk
32
keuntungan hingga US$265 juta. Sebagian besar kurma produksi ‘Israel’ ini dipasarkan oleh Hadiklaim, sebuah perusahaan pengekspor kurma dari ‘Israel’ dan beberapa wilayah permukiman ilegal, terutama dari Lembah Yordan. Hadiklaim memasarkan kurma-kurma tersebut dengan berbagai merek, seperti Jordan River, Jordan River Bio-Top dan King Solomon. Sejak Zionis ‘Israel’ menjajah Tepi Barat, termasuk Lembah Yordan dan Utara Laut Mati pada 1967, mereka mengontrol lahan garapan terbesar di Tepi Barat. Penjajah Zionis juga terus memperluas wilayah permukiman ilegal Yahudi yang menyalahi hukum kemanusiaan internasional. Zionis ‘Israel’ tidak memedulikan hukum internasional dan terus mencuri lahan-lahan rakyat Palestina di Lembah Yordan dan berbagai wilayah lainnya di Tepi Barat. Hal lain yang perlu dicermati dan menjadi alasan tambahan mengapa kita tidak perlu membeli kurma-kurma buatan ‘Israel’ karena mereka juga mengeksploitasi tenaga kerja yang membantu perusahaan-perusahaan Zionis ini menumpuk keuntungan. Para pekerja Palestina yang memanen kurma ini terus dieksploitasi, mendapat perlakuan diskriminatif, tidak memperoleh jaminan keamanan kerja dan pastinya tidak sejahtera. Mereka juga dibayar di bawah upah minimum dengan penghasilan sekitar US$2 per jam (kadang bisa kurang juga). Dan tragisnya, seringkali upah mereka ditahan berbulan-bulan. Buruh-buruh Palestina di Lembah Yordan juga seringkali diminta tetap bertahan di atas pohon kurma setinggi 40 kaki sampai delapan jam lamanya. Mereka tidak diizinkan beristirahat bahkan hanya untuk ke kamar mandi. Dan beberapa dari buruh ini adalah anak-anak di bawah usia kerja. Anak-anak kecil lebih disukai karena dianggap lebih ringan dan lincah saat memanjat pohon. Pada tahun 2008, Biro Pusat Statistik Palestina menemukan, lebih dari tujuh ribu anak-anak palestina usia antara 5-17 tahun bekerja di Lembah Yordan. Pada Juli 2005, lebih dari 170 jenis organisasi sipil Palestina bersatu untuk mengkampanyekan pemboikotan, divestasi dan sanksi atas penjajah ‘Israel’ agar mau mengikuti hukum internasional dan prinsip-prinsip HAM. IKUT KAMPANYE PEMBOIKOTAN Dan Ramadhan tahun ini, Anda pun dapat ikut dalam kampanye pemboikotan ‘Israel’. Sebarkan informasi soal kurma Medjool ini dan ikut dalam kampanye di twitter dengan hashtag #JusticeDates. (MR/ Sahabat al-Aqsha) SUMBER : http://sahabatalaqsha.com
Agenda Persyadha Far’i Surabaya Pesantren Pelajar Kerjasama Far’i Surabaya dengan SMPN 8 Surabaya Mulai tanggal 30 Juli - 6 Agustus 2012 Bertempat di SMPN 8 Surabaya KAJIAN FIQIH PUASA Hari/tanggal : setiap Sabtu, 28 Juli dan 11 Agustus 2012; Pukul : 15.30 BBWI; Tempat : Sentra Dakwah Al Haromain, Jl. Ketintang Barat I/27 Surabaya; Oleh : KH. M. IHYA’ ULUMIDDIN; Peserta : Umum. KAJIAN TAFSIR AL QUR’AN DAN BUKA BERSAMA Hari/tanggal : Setiap hari Senin dan Selasa selama bulan suci Ramadhan, 23, 24, 30, 31 Juli; 6, 7, 13, 14 Agustus 2012; Pukul : 15.30 BBWI. Tempat : Jl. Jemur Handayani Gang 13 No.18 Surabaya (Rumah Ust. H. Junaidi S.); Pemateri : Ust. H. Junaidi S; Peserta : Umum. HAUL ABUYA SAYYID MUHAMMAD AL MALIKI AL HASANI Hari/tanggal :Kamis, 2 Agustus 2012; Pukul 16.00 BBWI Tempat : Sentra Dakwah AL Haromain, Jl. Ketintang Barat I/27 Surabaya dan Ponpes Nurul Haromain, Ngroto-Pujon Malang; Peserta : Umum.
DO’A DAN DZIKIR MALAM LAILATUL QODAR Bersama KH. M. IHYA ULUMUDDIN Hari/tanggal : malam 23 Ramadhan; Pukul : 01.30 BBWI. Tempat : Masjid Agung Sunan Ampel Sby Bersama UST. H. JUNAIDI SAHAL Hari /Tanggal : Malam, 21 dan 25 Romadlon; Pukul: 01.30 BBWI. Tempat : Masjid Unesa (malam 21 Ramadhan); Masjid Nasional Al Akbar Surabaya (malam 25 Ramadhan) I S T I H L A L (Halal Bi Halal) Di Surabaya : Hari/tanggal : Ahad, 9 September 2012; Pukul:09.00 BBWI. Tempat : Dalam Konfirmasi; Pembicara : 1. KH. M. IHYA’ ULUMUDDIN (Pembina Yayasan Al Haromain); 2. PROF. DR. IMAM SUPRAYOGO (Rektor UIN Malang) Tim Sholawat : Syabab Haromain dan Ust. Syaiful Maslul (Madura)
Info : 085850887914
33
Liputan
R
abu Tanggal 18 Juli 2012, tampak iring-iringan bus memasuki desa Kencong Jember, sebanyak 3 bus yang merupakan rombongan dari Persyadha (Persyarikatan Dakwah Al Haromain) Pusat, dari Mahad Nurul Haromain Malang serta 1 bus Rombongan keluarga Ust.Ikhwan dan Ustdazah Ana , ya beliau berdua di amanahi untuk tugas dakwah di daerah tersebut, tepatnya di Pondok Pesantren Al Aiman Jl.Bromo Krajan II Kencong Jember. Pada hari itu pula PP.Al Aiman di resmikan, di hadiri oleh masyarakat sekitar dan juga jamaah Al Haromain baik yang dari Surabaya, Malang dan Gresik. Acara yang di mulai dengan pembacaan dzikir dan doa itu langsung di pimpin oleh Abina KH.Ihya Ulumiddin selaku Pembina dari Persyadha.PP.Al Aiman sendiri adalah Pondok Pesantren yang di waqofkan oleh keluarga Bapak Drs. Soehardjoepri, M.Si kepada Persyadha. Dalam sambutan nya belau mengungkapkan tidak pernah menghitung berapa biaya yang di keluarkan untuk pembangunan pesantren tersebut, bapak yang juga dosen F-MIPA ITS ini mendedikasikan pesantren ini untuk kedua orang tuanya yang telah tiada “ saya hanya ingat abi – ummi , moment seperti ini beliau tidak bisa melihat langsung “ ungkap bapak yang mempunyai 4 putra – putri ini. “ tapi saya yakin beliau berdua bahagia dengan peresmian pesantren ini “lanjutnya dengan mata berkaca-kaca. Para santri di pesantren ini juga di bekali dengan ketrampilan wirausaha mulai dari pertanian, peternakan , jahit dan elektronik dll, semoga di Ridloi Alloh ( MQ)
34
Liputan
Lagi, Lazis Al Haromain Salurkan Beasiswa Pendidikan
K
esempatan memang tidak dimiliki setiap orang, Syukur adalah sebuah ungkapan yang sepatutnya dipanjatkan setiap makhluk atas segala nikmat, termasuk nikmat kesempatan. Diera modern dan ditengah gencarnya pemerintah mengembangkan pendidkan dengan berbagai program mulai dari beasiswa hingga sekolah gratis. Namun tidak semua dari anak bangsa ini memperoleh kesempatan itu, ini yang dialami oleh keluarga Ibu Sri Setyaningsih. Sejak ditinggal suaminya meninggal dunia pendidikan anak – anaknya terbengkalai, ibu dengan 5 anak ini harus bekerja lebih giat lagi untuk menghidupi keluarganya, bekerja sebagai buruh kontrak di sebuah perusahaan, yang bekerjanya berdasar panggilan ketika diperlukan perusahaan tentunya dengan penghasilan yang tidak seberapa.
Dikarenakan harus kerja Sehingga secara otomatis perhatian terhadap anak-anaknya berkurang. dan urusan keseharian anak – anaknya sedikit terganggu, urusan kerumahtanggaan masak dan nyuci banyak dilakukan oleh anaknya. Bu ningsih baru bisa melaksanakan penuh dikala libur kerja. Sang anak yang telah tersibukkan dengan hal demikian maka mengganggu kegiatan belajar baik disekolah maupun belajar di lingkungan yaitu TPA. “Faktor ekonomilah pak yang menyebabkan kami sepertini” keluh bu ningsih ketika ditemui dirumahnya, dipetak sisa rumahnya yang terjual untuk biaya perawatan suaminya. Yang lebih mengharukan lagi adalah akibat kedekatan dengan orang beragama lain maka anak-anak dari bu ningsih sering mengikuti acara peribadatan dikalah hari libur dan minggu. “Anak-anak memang sering ikut apalagi jika saya harus lembur, tapi untungnya katang mereka belum ikrar” kata ibu asli sodoarjo ini. Alhamdulillah berkat dukungan dari donatur 2 dari lima putra bu ningsih kini bisa belajar dan memperoleh pendidikan semestinya dikarenakan kini mereka mengikuti pendidikan di Pesantren Al Ma’wa. Dari 2 putra tadi yaitu Romeo kelas 3 SMP dan
Singgih Kelas 5 SD. Semoga dengan ini bagian upaya penyelamatan generasi dan kelak anakanak ini berguna bagi Agama bangsa dan negara.(MJ)
35
Liputan
S
ebagai perwujudan da’wah dijalan Alloh dan pengabdian pada masyarakat, para santri Ma’had Nurul Haromain akan mengadakan Program Tahunan Pesantren berupa Amal Bakti Santri (ABS) XXII yang ke 22 yang secara garis besar daerah sasaran merupakan daerah yang minus pengetahuan keagamaan serta tergolong masyarakat ekonomi menengah bawah. Dengan terlaksananya ABS ini diharapkan bisa memberikan wawasan yang bersifat religius sehingga tercipta masyarakat yang mempunyai pegangan agama dan berakhlaqul karimah.ABS Kali ini di adakan di desa Besowo Kec.Kepung Kab.Kediri selama 1 bulan yaitu tanggal 21 Juni – 17 Juli 2012 dengan kegiatan berikut :
36
1.
2.
3.
4.
5.
Pemberdayaan TPA / TPQ Menghidupkan/memakmurkan kembali TPQ/TPA yang ada atau belum ada Festival Anak Islam (FAIS) Kegiatan lomba-lomba islam antar TPQ / TPA dari masing-masing Posko ABS Pembinaan Remas dan Karang Taruna Pembinaan mengenai cara membina suatu organisasi yang benar dan islami Dialog Remaja Dialog Interaktif yang membahas seputar keremajaan Membantu pengajaran di Lembaga Pendidikan Mengadakan kerjasama pengajaran khususnya Bidang Agama dengan
Lembaga Pendidikan setempat Pengajian Umum Pengajian yang diadakan pada penghujung diadakannya ABS 7. Pengajian Rutin dan Kegiatan Kemasyarakatan (seperti tahlil, dibaan dll) 8. Training Sholat Kegiatan yang membahas tentang Tata Cara Sholat Menurut Riwayat Hadist 9. Khutbah Jum’at Setiap Peserta ABS turut serta dalam kegiatan mingguan Masjid seperti Khotbah 10. Training Al-Qur’an (ummi) Kegiatan yang membahas membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. 6.
Liputan
Untuk menjalin silaturrohim jajaran pengurus Lazis Al Haromain Pusat dengan para koordinator donatur sehingga terbangun kebersamaan ukhuwah dan sinergi optimalisasi penggalian dana ZIS untuk mendukung dakwah Islamiyyah. Acara ini dihadiri 80
koordintor donatur serta menhadirkan Drs.Soehardjoepri, M.Si sebagai pengisi materi, acara di tutup dengan dzikir dan doa yang di pimpin langsung oleh Abina KH.Ihya Ulumiddin(HAND)
Dalam rangka meningkatkan profesionalitas manajemen Lazis Al Haromain Cabang Kab.Malang, Kota Batu, Kota Malang, maka mulai bulan Juli 2012 dilakukan penggabungan terhadap tiga Cabang Lazis Al Haromain tersebut menjadi Lazis Al Haromain Cabang Malang Raya .Alhamdulillah pada hari Senin tanggal 16 Juli 2012 telah diresmikan kantor Operasional Cabang Malang Raya yang beralamat di Jln.Surapati No 96 Ngaglik Batu – Malang Telp .0341- 9110070 (HAND)
37
Liputan
Ahad pagi tanggal 15 Juli 2012, Area Car Free Day tepatnya sekitar Jalan Raya Darmo Surabaya Lazis Al Haromain mengadakan Jalan sehat sambut Romadhon 1433 H. bersama ratusan santri dari mulai Play Grup – TKIT Wildani sampai SDIT Ghilmani berkumpul dan membawa spanduk-spanduk kecil betuliskan “Marhaban Ya Romadhon Jud Lana bil Ghufron” .Acara ini juga di ikuti oleh puluhan santri TPQ Al Uswah I –V Surabaya dan dari TPQ Jagad Alimussirry Surabaya. Iringan –iringan peserta pawai menarik perhatian pengunjung di area CFD yang memang tempat tersebut menjadi pusat aktifitas setiap hari Ahad.salah satunya adalah wartawan dari Jawa pos yang kebetulan ada event di Taman Bungkul, wartawan tersebut sempat mewancari Bapak Handaka Indra selaku Direktur Lazis Al Haromain dan Penanggung Jawab kegiatan ini. Pada moment ini juga di launching program “Romadhon Berbagi” , acara di tutup dengan pembagian hadiah kepada para peserta .(MQ)
38
Liputan
39
Ucapan.
Alhamdulillah telah lahir generasi Robbani
Bariza Hauzan Nawal Ummu Irwa 1 Juli 2012 Putri Pertama dari Ust Irwan Sani dan Ustadzah Nur Hayyatih (keduanya adalah santri dan santriwati Mahad Nurul Haromain)
Zamara Nur Khumara Chambali 23 Mei 2012 Putri ke III dari Bapak Slamet Khambali dan Nurul Hidayati (Donatur Lazis Al Haromain)
Semoga menjadi putri yang sholehah dan bermanfaat untuk agama Islam.. 40
LAPORAN PENERIMAAN DAN PENYALURAN DANA LAZIS AL HAROMAIN
BULAN JUNI 2012 SALDO DANA AWAL JUNI PENERIMAAN DANA 1. INFAQ TIDAK TERIKAT RUTIN 2. INFAQ TIDAK TERIKAT INSIDENTAL 3. INFAQ TERIKAT a. Infaq Yatim dan dhuafa b. Infaq Pembangunan Sentra Dakwah c. Infaq Beasiswa Pendidikan d. Infaq Beasiswa GOTAS e. Infaq Dana Da’I (D-3) 4. ZAKAT 5. WAQAF 8. DANA NON HALAL TOTAL TOTAL DANA PENYALURAN DANA 1. DAKWAH a. Media dakwah b. Kegiatan Dakwah c. Pembangunan Sentra Dakwah d. Dana Dakwah Da’I Daerah SUB TOTAL 2. PENDIDIKAN a. Beasiswa pendidikan b. Beasiswa Santri pesantren SUB TOTAL 3. YATIM DAN DHUAFA a. Beasiswa yatim dan dhuafa SUB TOTAL 5. PENYALURAN ZAKAT a. Sabilillah b. Amil SUB TOTAL 6. BIAYA OPERASIONAL a. Bisyaroh Karyawan b. Operasional kantor SUB TOTAL 7. DANA SOSIAL KEMANUSIAAN a. Sosial Ekonomi masyarakat 8. PENGGUNAAN DANA NON HALAL a. Biaya Administrasi Bank TOTAL PENYALURAN SALDO DANA AKHIR JUNI
Rp
84,792,437
Rp Rp
28,781,950 4,832,151
Rp
4,729,000
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1,315,000 1,680,000 1,710,000 165,000 4,034,000 1,600,000 61,051 48,908,152 133,700,589
Rp Rp Rp Rp Rp
2,973,800 10,657,200 864,000 1,300,000 15,795,000
Rp Rp Rp
4,009,500 3,000,000 7,009,500
Rp Rp
1,375,000 1,375,000
Rp Rp Rp
9,073,008 1,373,000 10,446,008
Rp Rp Rp
8,782,289 4,305,588 13,087,877
Rp
701,000
Rp Rp
82,888 48,497,273
Rp
85,203,316
Percayakan iklan usaha Anda di Majalah Al Haromain Hubungi :
085230169991 Khusus donatur dan pelanggan Al Haromain GRATIS* * Syarat dan ketentuan berlaku
FORMULIR DONATUR Nama Alamat Rumah
Kantor / Instansi Nomor Telepon / HP Tempat / Tanggal Lahir Kelurahan & Kecamatan
Dengan mengucap Bismillahirrohmanirrohiim, saya bersedia menjadi DONATUR TETAP Nilai Infaq bulanan *) Rp. 20.000,-
Rp. 50.000,-
Rp.100.000,-
Rp. .......................
Alamat Pengambilan
*) Rp. 5.000,- untuk pembelian majalah
Manfaatkan Layanan transfer zakat infaq dan shodaqoh melalui rekening a/n Lazis Al Haromain sebagai berikut : BSM Darmo 008 006 7259 Bukopin Syariah 880 0329 036 BRI Syariah 1002882112
BCA Syariah 0110006666 Bank Muamalat 0166115107
konfirmasi transfer ke
031-70518810 42