# *#*s RENCANA TATA RUAI\G WILAYAH KABUPATEN LAIVIPUNG TIMUR 'f',,'*, -2btl
LAPORAN AKHIR I]OKUMENTASI
&
ATtSiiT
BAFPEhi AS t;;*,*"
ir:.%riY
Chcckcd,'?'9. =.5.,.2u'Y
PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 2000
I(ATA PENGANITAR Perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan yang lebih terarah dan terpadu ditujukan untuk meningkatan pembangunan melalui pemanfaatan sumberdaya secara
berdaya guna dan berhasil
guna. Untuk itu dibutuhkan
keterpaduan dan keserasian
pembangunan dalam matra ruang. Oleh karenanya, pemikiran mengenai tatanan matra ruang
yang komprehensif menjadi bagian integral dalam pelaksanaan pembangunan Kabupaten Lampung
Timur. Melalui rencaan tata ruang yang terpadu serta implementasi rencaan
yang
taat asas, diharapkan dapat dicapaitujuan pembangunan daerah Kabupaten Lampung Timur.
Sebagai salah satu Kabupaten yang baru terbentuk, Kabupaten Lampung Timur memerlukan rencana tata ruang wilayah yang dapat digunakan sebagai dasar dan pedoman bagi pembangunan dan pengembangan daerahnya. Dengan demikian, penyusunan Rencana Tata Ruang wilayah Kabupaten Lampung Timur merupakan kebutuhan bagi pemerintah daerah yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari RTRW Propinsi Lampung.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lampung Timur berisi rencana struktur ruang, renbana pola pemanfaatan ruang, serta rencana umum tata ruang Kabupaten Lampung
Timur untuk kurun waktu 10 (sepuluh) tahun ke depan. RTRW Kabupaten Lampung Timur menjadi panduan bagi pembangunan di Kabupaten Lampung Timur. Penyusunan RTRW Kabupaten Lampung Timur inidilaksanakan atas kerjasama antara
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lampung Timur dengan Lembaga Penelitian lnstitut Teknologi Bandung.
Terakhir Kami menyampaikan terima kasih atas dukungan dan bantuan dari semua pihak yang terlibat dalam kegiatan penyusnnan RTRW Kabupaten Lampung Timur ini.
Bandung, Desember2000
PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
BADAN PERENCANMN PEMBANGUNAN DAERAH
DAFTAR ISI Kata pengantar
tl
Daftar lsi
iii
Daftar Tabel
vi
Daftar Gambar
X
Bab
PENDAHULUAN
1
1.1
Latar Belakang
1
1.2 1.3
Sejarah Perkembangan Kabupaten Lampung Timur
2
Kondisi Fisik Kabupaten Lampung Timru
3
1.3.1 1.3.2 1.3.3 1.3.4 1.3.5
Letak Geografis dan Wilayah Administratif ................
3
Kondisi Topografi
4
lklim
4
1
Kondisi
Geologi
8
Mineral .3.6 Kondisi Hidrologi 1.4.7 Hidroeseanografi dan Ekosistem Pesisir 1.4 Kedudukan RTRW Kabupaten Lampung Timur 1.5 Tujuan dan Sasaran Penyusunan RTRWK Lampung Timur Potensi Sumberdaya
..
10
1
Bab2
10
14 17
19
PERANAN, POTENSI, DAN PERMASALAHAN POKOKKABUPATEN LAMPUNG
2.1 2.2
..
TIMUR
Peranan Kabupaten Lampung
Timur
Permasalahan Pokok Kabupaten Lampung
2.2.1
2.2.2
2.2.3
21 21
Timur
22
Kependudukan
22
2.2.1.1 2.2.1.2 2.2.1.3 2.2.1.4
Jumlah dan Pertambahan Penduduk
22
Distribusi dan Kepadatan Penduduk
25
Proyeksi Penduduk
26
Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Penduduk ................
27
Ketersediaan Ruang Wilayah
31
2.2.2.1 2.2.2.2 2.2.2.3
Pelestarian Sumberdaya Alam dan Lingkungan .................
31
Pemanfaatan Ruang
38
Analisis Fisik Terhadap Pemanfaatan Ruang
40
PerekonomianWilayah
46
2.2.3.1 2.2.3.2
Pertumbuhan Ekonomi
46
Sektor-sektor Perekonomian ............
53
2.2.3.3 2.2.3.4
2.2.4
Pergeseran Struktur Ekonomi
68
Wilayah Pengembangan Potensial ...............
69
Sistem Prasarana Wilayah
71
2.2.4.1
71
Sistem Transportasi ................
A. Transportasi B. Transportasi C. Transportasi 2.2.4.2 2.2.4.3
Bab 3
Darat
71
Laut
76
Udara
77
Sistem Prasarana lrigasi/Pengairan ........
77
Sistem Prasarana Wilayah
79
A. Sistem Prasarana Kelistrikan dan Energi B. Prasarana dan Sarana Perkotaan
79 84
KONSEP PENGEMBANGAN TATA RUANG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR .....
89
3.1
Visidan Misi
89
3.1.1 3.1.2
Visi
89
Misi
89
3.2 3.3
Ruang Ruang
Tujuan Pengembangan Tata Kebijakan Pengembangan Tata
3.3.1
91 91
Kebijakan Pengembangan Tata Ruang Wilayah Propinsi
Lampung 3.3.2
91
Kebijakan Pengembangan Tata Ruang Kabupaten Lampung
Timur 3.4
3.5 Bab
4
Konsep Pengembangan Tata Ruang
92
3.4.1 Asas Pengembangan Tata Ruang 3.4.2 Konsep Pemanfaatan Ruang 3.4.3 SkenarioPengembangan Ekonomi ............... 3.4.4 Tahapan Pengembangan 3.4.5 Arahan Pengembangan Perekonomian Lampung
92
94 98
Timur
99
Strategi Pengembangan Tata Ruang
102 103
Rencana StrukturTata Ruang
103
Rencana Pola Pemanfaatan Ruang
107
4.2.1 4.2.2
5
93
RENCANA STRUKTUR DAN POLA PEMANFAATAN RUANG
4.1 4.2
Bab
92
Kawasan Kawasan
Lindung Budidaya
........::..........
108 110
RENCANA UMUMTATARUANG KABUPATEN LAMPUNGTIMUR
122
5.1
122
Pengelolaan Kawasan Lindung dan Budidaya ..............
5.1.1 5.1.2
Kawasan Lindung
122
Kawasan Budidaya
123
5.2 5.3 5.4
Pengelolaan Kawasan Perdesaan dan Kawasan Perkotaan
125
5.2.1 KawasanPerdesaan 5.2.2 Kawasan Perkotaan
125
Pengelolaan Kawasan Prioriotas
132
Rencana Pengembangan Prasarana Wilayah
136
5.4.1 Sistem Transportasi ................. 5.4.2 Sistem lrigasi/Pengairan ......... 5.4.3 Sistem Prasarana dan Sarana Wilayah
136
A. B. C. Bab
6
128
139 141
Sistem Kelistrikan dan Energi
141
Telekomunikasi ...........
142
Prasarana dan Sarana
Perkotaan
142
MENENGAH 6.1 Pertimbangan Prioritas 6.1.1 Tujuan dan Konsep Pengembangan Ruang 6.1.2 Karakteristik Struktur Ruang 6.1.3 Skenario dan Tahapan Pengembangan ..........
15s
INDIKASI PROGMM JANGKA
155 156 156 157
6.1.4 Kemampuan Pemerintah Daerah Dalam Pembiayaan Pembangunan ............
6.2 Bab
7
Indikasi Program Jangka
Menengah
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
7.1 7.2 7.3
Lampiran A -
1
157 157
......
Pemanfaatan Ruang Prinsip Pengendalian Pemanfaatan
Ruang Pedoman Pengendalian .............. 7.3.1 Pengawasan .............. 7.3.2 Penertiban 7.3.3 Perijinan Pemanfaatan Ruang
Deskripsi Sistem Lahan Di Kabupaten Lampung Timur
Lampiran A - 2
Kesesuaian Lahan Untuk Kegiatan Budidaya DiKabupaten Lampung Timur
Lampiran B
Standar Kebutuhan Fasilitas Perkotaan
163 165 166
170 171 172
173
DAFTAR TABEL 1.1 Tabel 1.2 Tabel
Tabel
2.1
Tabel2.2
Formasi Geologi dan Kandungan Batuan di Kabupaten Lampung Sungai
di
Kabupaten Lampung
Timur
8
Timur
12
Jumlah Penduduk Kabupataten Lampung Timur Tahun 1990
-
2000
..............
Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Lampung Timur Menurut
............ Tabel 2.3 Kepadatan Penduduk Kabupaten Lampung Timur Menurut Kecamatan fabel2.4 Proyeksi Penduduk Kabupaten Lampung TimurTahun 2000-2015 Tabel 2.5 Struktur Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Kabupaten Lampung Timur Tahun 1998 Kecamatan Kurun Waktu 1990-1995 dan 1995-1998
Tabel2.6
2.7 2.8 2.9 2.10
1997/1998 ........
29
30
Mutasi Fungsi Hutan Sesuai TGHK di Kabupaten Lampung Timur Tahun
- 19971'1998 .........
32
Jenis Satwa Liar dan Statusnya Yang Terdapat di Taman Nasional Way Kambas
Tabel
2.11
Fabel2.12 Tabel2.13
2.14
37
(Ha) di Kabupaten Lampung Timur
Jenis Tanah dan Penyebarannya
...............
2.16
47
(o/o)
48
Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Lampung Tengah Berdasarkan
...........
49
PDRB KaSupaten Lampung Timur Berdasarkan Harga Berlaku dan Harga Konstan 1993, Tahun 1997-1998 (Juta Rupiah)
Tabel2.17
..............
51
Kontribusi Lapangan Usaha Terhadap PDRB Kabupaten Lampung
............
52
........
53
1998.........
54
Timurdan Laju Pertumbuhan PDRB, Tahun 1997-1998 (Juta Rupiah)
Tabel2.18 Tabel2.19 Tabel2.20
42
Kontribusi Sektor Terhadap PDRB Kabupaten Lampung Tengah
Harga Konstan 1993, Tahun 1993-1996 (%) Tabel
..
PDRB Kabupaten Lampung Tengah Berdasarkan Harga Konstan 1993
Berdasarkan Harga Konstan 1993, Tahun 1993-1996
Tabel2.15
40
Penggunaan Lahan di Kabupaten Lampung TimurTahun 1998
Tahun 1993-1996 (Juta Rupiah) Tabel
27 28
.........
1993/1994
Tabel
26
Jumlah Penduduk Menurut Umur di Kabupaten Lampung Timur Tahun
2000 Tabel
25
Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Lampung Timur Tahun 2000
Tabel
24
Jumlah Keluarga Pra-Sejahtera dan Sejahtera-1 di Kabupaten Lampung Timur Pada Tahun
Tabel
24
Luas Lahan Sawah PotensialdiKabupaten Lampung TimurTahun 1998 Luas Lahan Sawah BeririgasidiKabupaten Lampung TimurTahun
Luas Panen, Produksi, dan Produktifitas PadidiKabupaten Lampung Timur Tahun 1998
55
Tabel2.21
Luas Panen, Produksi, dan Produktifitas Jagung di Kabupaten Lampung
Tabel2.22
TimurTahun 1998 ......... Luas Panen, Produksi, dan Produktifitas Ubi Kayu di Kabupaten Lampung TimurTahun 1998 ..........
Tabel2.23
Tabel2.26 Tabel2.27
2.29
di Kabupaten Lampung TimurTahun 1998 (Ha) Produksi Perkebunan Rakyat Menurut Kecamatan dan Jenis Komoditidi Kabupaten Lampung TimurTahun 1998 (fon) Luas Areal dan Produksi Perkebunan Besar Negara di Kabupaten
2.30 Tabel 2.31
59
59
1998
60
Luas Areal dan Produksi Perkebunan Besar Swasta di Kabupaten
1998
61
Luas Kawasan Hutan Menurut Jenisnya di Kabupaten Lampung Timur
Tahun'1998 Tabel
58
Luas Areal Perkebunan Rakyat Menurut Kecamatan dan Jenis Komoditi
Lampung Tengah Tahun Tabel
57
2000
Lampung Tengah Tahun
Tabel2.28
.........
Luas Areal, Produksi, dan Produktifitas Perkebunan Rakyat Kabupaten
Lampung Timur Tahun
Tabel2.25
56
Luas Areal, Produksi, dan Produktifitas Perkebunan Rakyat Kabupaten
Lampung TimurTahun 1998
Tabel2.24
55
.........
62
Luas Potensi Pengembangan Hutan Rakyat di Lampung Timur Tahun 2001
...
1999-2000 Tabel2.32
63
Populasi Ternak Menurut Jenisnya di Kabupaten Lampung Timur Tahun 64
Populasi Perikanan Menurut Jenisnya di Kabupaten Lampung Timur Tahun
1999-2000
66
2.33 Tabel 2.34
Potensi Bahan Galian Golongan C di Kabupaten Lampung Timur Tahun Lokasi Obyek Wisata di Kabupaten Lampung Timur Tahun
68
Tabel2.35
Wilayah PotensialKegiatan Perekonomian Kabupaten Panjang dan Kondisi Jalan di Kabupaten Lampung Timur Menurut Status
70
Tabel
Tabel
2.36
1999.
1998 Lampung Timur
Tahun 1999
.........
71
Menggala Tabel 2.38 .................. Tabel2.39 Panjang Jalan Negara dan Propinsidi Kabupaten Lampung Timur Tabel 2.40 Kondisi Jalan Kabupaten di Kabupaten Lampung Timur Tahun1999 Tabel 2.41 Jumlah K_endaraan Bermotor Menurut Jenisnya di Kabupaten Lampung TimurTahun 1998 ......... Tabel2.37
Tabel2.42
Rencana Pengembangan Ruas Jalan BakauheniRencana Penanganan Ruas Jalan Bakauheni- Menggala
Jumlah Kapal dan Kegiatan Bongkar Muat Pelabuhan Laut di Kabupaten Lampung Timur Tahun
1997-1998
Tabel2.43 Tabel2.44
2.45 Tabel 2.46 Tabel
67
Luas Areal lrigasi di Kabupaten Lampung Tengah Hingga AkhirTahun 1998
Jaringan lrigasi Kabupaten Lampung Timur Hingga AkhirTahun 1998 Jumlah Sambungan Listrik di Kabupaten Lampung
72 73 75
75
77
..
............
Timur
72
78 79 82
Produksi Listrik Yang Dibangkitkan di Kabupaten Lampung Timur Tahun 1990
-
1997
(KwH)
83
Tabel2.47
Produksi Listrik Yang Terjual di Kabupaten Lampung Timur Tahun 1990
Tabel
2.48
-
(KwH)
1998
83
Jumlah Pelanggan, KVA Terpasang, Jaringan, dan Jumlah Gardu Listrik Per Cabang/Ranting diKabupaten Lampung TimurTahun 1997
Tabel
2.49
Tabel2.50
Jumlah Pelanggan Air Minum
cti Kabupaten Lampung
.........
84
TimurTahun 1998......... 84
Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Lampung TimurTahun 1998
..........
85
2.51 Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Lampung Timur Tahun 1998 Tabel 2.52 Jumlah Fasilitas Peribadatan di Kabupaten Lampung Timur Tahun 1998 Tabel2.53 Jumlah Fasilitas Perekonomian diKabupaten Lampung TimurTahun 1998 Tabel
3.1 Tabel 3.2 Tabel
3.3 3.4
97
Perkiraan Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Lampung Timur Tahun
-
2011
.........
97
Perkiraan PDRB Per Kapita Kabupaten Lampung Timur Tahun 2001'2011
Timur Struktur Pusat Pelayanan Kabupaten Lampung Timur
Tabel4.3
Proyeksi Kebutuhan Perumahan di Kabupaten Lampung TimurTahun
.....
Deskripsi Kegiatan Primerdi Kabupaten Lampung
2000
Tabel4.4
96
...............
4.1 Tabel 4.2 Tabel
-
2001
104 106
(Unit)
1
-
2001
(Ha)
4.5
Rencana Alokasi Ruang Kabupaten Lampung
Tabel
5.1
Rencana Permukiman Perkotaan Dan Fasilitas Sosial-Ekonomi Di Kabupaten Lampung
5.3 5.4
Proyeksi Kebutuhan Listrik Menurut Kecamatan di Kabupaten Lampung
-
2001
(Kwatt)
5.5 5.6 5.7
144
- 2001 .........
147
Proyeksi Kebutuhan Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Lampung Timur
-
2001
.........
........................ 148
Proyeksi Kebutuhan Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Lampung Timur Tahun 2000
Tabel
- 2001
Proyeksi Kebutuhan Air Bersih di Kabupaten Lampung Timur Tahun
Tahun 2000 Tabel
143
Proyeksi Kebutuhan Sambungan Telepon Menurut Kecamatan di
2000
Tabel
120
130
Kabupaten Lampung Timur Tahun 2000 Tabel
..
Timur
Timur
Timur Tahun 2000
Tabel
18
118
Tabef
5.2
98
Proyeksi Kebutuhanlahan Perumahan di Kabupaten Lampung Timur Tahun 2000
Tabel
88
-2011
2001
Tabel
87
Perkiraan Nilai PDRB Kabupaten Lampung TimurTahun 2001 Perkiraan Kontribusi Lapangan Usaha Terhadap PDRB Kabupaten Lampung TimurTahun 2001-2011
Tabel
86
-
2001
150
Proyeksi Kebutuhan Fasilitas Perdagangan di Kabupaten Lampung Timur Tahun 2000
-
2001
.........
153
viii
Timur
Tabel6.1
Indikasi Program Jangka Menengah Kabupaten Lampung
Tabel7.1
Komponen Utama Pengendalian Pemanfaatan Ruang
167
Tabel7.2
Instrumen Pengendalian
168
Tabel 7.3
lnstitusi Pengendalian Pemanfaatan Ruang
170
158
DAFTAR GAMBAR Wilayah Perencanaan RTRW Kabupaten Lampung Timur
5
Gambar 1.2
Peta Topografi Kabupaten Lampung Timur ........
6
Gambar 1.3
Curah Hujan Tahunan Rata-rata Kabupaten Lampung Timur
7
Gambar 1.4
Formasi Geologi Kabupaten Lampung Timur
I
Gambar 1.5
Sebaran Mineraldan Batuan di Kabupaten Lampuhg Timur
11
Gambar 1.6
Peta Hidrologi Kabupaten Lampung Timur
13
Gambar 1.7
Lokasi Sedimentasi dan AbrasidiKabupaten Lampung Timur
15
Gambar 1.8
Sebaran Mangrove di Kabupaten Lampung Timur
16
Gambar 1.9
Kedudukan RTRW Kabupaten Lampung Timur Dalam Sistem Perencanaan
Gambar
1.1
Tata Ruang Kabupaten Lampung Timur
18
- 2000 ..............
Gambar 2.1
Jumlah Penduduk Kabupaten Lampung Timur Tahun 1990
Gambar 2.2
Kepadatan Penduduk Kabupaten Lampung TimurTahun 2000 .........
Gambar 2.3
Penduduk Kabupaten Lampung Timur Menurut Kelompok Umur Tahun
23 26
2000
30
Gambar 2.4
Peta Kawasan Hutan Berdasarkan SK Menhutbun No. 256/KPTS-|l/2000 ....
33
Gambar 2.5
Peta Gangguan DiTaman NasionalWay Kambas ..............
35
Gambar 2.6
Peta Potensi Habitat Fauna Di Taman NasionalWay Kambas .....................
36
Gambar 2.7
Peta Guna Lahan di Kabupaten Lampung Timur
39
Gambar 2.8
Peta Kemampuan Tanah
44
Gambar 2.9
Sistem Lahan Kabupaten Lampung Timur
45
Gambar 2.10
Jaringan jalan Berdasarkan Status Jalan di Kabupaten Lampung Timur.........
74
Gambar 2.11
Daerah lrigasi Kabupaten Lampung Timur
80
Gambar 2.12
Fasilitas Listrik di Kabupaten Lampung Timur
81
Gambar 3.1
Perkiraan Perkembangan Laju Pertumbuhan PDRB Tahun
Gambar 4.1
Rencana Struktur Ruang Kabupaten Lampung Timur
105
Gambar 4.2
Kawasan Lindung Kabupaten Lampung Timur
111
Gambar 4.3
Rencana Pola Pemanfaatan Ruang Kabupaten Lampung Timur
119
Kawasan Prioritas Kabupaten Lampung Timur
135
Rencana Jaringan Jalan Kabupaten Lampung Timur
140
Sistem Penataan Ruang Menurut UU No. 24 Tahun 1992
164
5.1 Gambar 5.2 Gambar
Gambar
7.1
2OO1
-
2011
96
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Peningkatan hasil pembangunan daerah yang memberikan manfaat kepada masyarakat perlu diupayakan melalui perencanaan, implementasi, dan pengawasan pembangunan yang lebih terpadu dan terarah, agar seluruh sumberdaya yang terbatas dapat
efisien. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan pembangunan di segala bidang dalam matra ruang secara
dimanfaatkan secara efektif dan keterpaduan dan keserasian terencana.
Penataan ruang suatu wilayah membantu terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam dan sumberdaya binaan dengan mempertimbangkan kondisi sumberdaya
manusia serta menciptakan pedindungan fungsi ruang melalui keseimbangan antara kepenti ngan kesejahteraan masyarakat dengan keberla
nj
utan ekosistem.
UU Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruarig mewajibkan setiap wilayah administratif pemerintahan menyiapkan Rencana Tata Ruang Wilayah yang menjadi acuan bagi pengembangan wilayah yang bersangkutan di masa
datang. Rencana tersebut merupakan wadah untuk mengakomodasikan perubahan pembangunan yang dituju serta menyiapkan strategi untuk mencapai perubahan tersebut di masa datang. RTRW Propinsi Lampung 2000-2015 telah menyiapkan struktur dan pola pemanfaatan ruang yang dituju untuk seluruh wilayah propinsi. Dalam konteks tersebut, RTRW Kabupaten Lampung Timur merupakan penjabaran lanjut menuju pembentukan struktur ruang Propinsi.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIM UR
Sebagai daerah kabupaten yang baru terbentuk pada tahun 1999 sesuai dengan UU
Nomor 12 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat Kabupaten Daerah Tingkat
ll
Way Kanan,
ll Lampung Timur, dan Kotamadya Daerah Tingkat ll Metro, maka
RTRW Kabupaten Lampung Timur akan berperan sebagai pedoman pembangunan di daerah Lampung Timur.
Kabupaten Lampung Timur yang sebelumnya merupakan bagian wilayah Kabupaten Lampung Tengah relatif lebih berkembang dibandingkan wilayah Lampung bagian Barat. Pada
tahun 1996 Kabupaten Lampung Tengah tercatat sebagai penyumbang terbesar atau sekitar
30% dari PDRB Propinsi Lampung, dimana kegiatan pertanian dan industri berkembang dengan pesat di wilayah tersebut. Di samping itu, kawasan lindung di Kabupaten Lampung Timur berperan secara signifikan bagi Propinsi Lampung. Dalam struktur pemanfaatan ruang propinsi, ibukota Kabupaten Lampung Timur, yaitu
kota Sukadana, ditetapkan sebagai pusat sekunder B dan kota Labuhan Maringgai sebagai kota tersier, sedangkan pelabuhan Labuhan Maringgai ditetapkan sebagai pelabuhan
pengumpan. Dalam kaitan tersebut, pusat pertumbuhan dan pelabuhan yang direncanakan diharapkan dapat mendorong perkembangan wilayah Kabupaten Lampung Timur.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW Kabupaten Lampung Timur 2001-
2011 dimaksudkan untuk menyiapkan pedoman bagi pemanfaatan ruang
di Kabupaten
Lampung Timur pada masa mendatang, dengan mengakomodasikan seluruh kecenderungan perubahan dan perkembangan yang berlangsung selama ini serta kebutuhan pembangunan pada masa 10 tahun yang akan datang.
1.2
Sejarah Perkembangan Kabupaten Lampung Timur
Pada zaman penjajahan Belanda, wilayah ini merupakan Onder Afdeling Sukadana yang terdiri atas 3 (tiga) distrik, yaitu :
. . r
Onder Distrik Sukadana, terdiriatas 4 (empat) marga Onder Distrik Labuhan Maringgai, terdiri atas 4 (empat) marga Onder Distrik Gunung Sugih, terdiri atas 4 (empat) marga Pada zaman penjajahan Jepang atau Tata Pemerintahan Jepang (1942-1945), wilayah
Kabupaten Lampung Tengah merupakan wilayah Bun Shu Metro. Bun Shu Metro terdiri atas beberapa Gun Shu, marga, dan kampung. Bun Shu dikepalai oleh seorang Bun Shu Cho; Gun
Shu dikepalai oleh Gun Shu Gho; Marga dikepalai oleh Marga Cho; dan Kampung dikepalai oleh seorang Kepala Kampung.
Setelah kemerdekaan lndonesia dan dengan diberlakukannya peraturan peralihan pasal 2 UUD 1945, maka Bun Shu Metro berubah menjadi Kabupaten Lampung Tengah yang
dikepalai oleh seorang Bupati.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
Pada tahun 1946-1947, terjadi penambahan 2 (dua) marga menyesuaikan dengan perubahan batas wilayah serta perpindahan dan pertambahan penduduk. Pada periode 1953-1975, Pemerintahan Marga diubah menjadi Pemerintahan Negeri. Kabupaten Lampung Tengah terdiri atas 9 (sembilan) Negeri, yaitu :
. . . . . e . o o
NegeriTrimurjo, dengan pusat pemerintahan di Simbarwaringin. Negeri Metro, dengan pusat pemerintahan di Metro. Negeri Pekalongan, dengan pusal pemerintahan di Pekalongan. Negeri Tribawono, dengan pusat pemerintahan di Banarjoyo. Negeri Sekampung, dengan pusat pemerintahan di Sumbergede. Negeri Sukadana, dengan pusat pemerintahan di Sukadana.
Negeri Labuhan Maringgai, dengan pusat pemerintahan di Labuhan Madnggai. Negeri Way Seputih, dengan pusat pemerintahan diGunung Sugih.
Negeri Seputih Barat, dengan pusat pemerintahan di Padang Ratu.
Pada tahun 1972, Gubemur Kepala Daerah Tingkat l Lampung menghapuskan pemerintahan Negeri secara bertahap dengan cara tidak mengangkat kembali Kepala Negeri yang telah habis masa jabatannya.
Berdasarkan UU Nomor 12 Tahun 1999, Kabupaten Lampung Tengah dimekarkan menjadi Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten Lampung Timur, dan Kota Metro. Kabupaten
Lampung Timur dengan ibukota Sukadana terdiri atas 12 (dua belas) kecamatan. Pada masa mendatang diusulkan untuk memekarkan wilayah kecamatan menjadi 23 (dua puluh tiga) kecamatan.
1.3
Kondisi Fisik Kabupaten Lampung Timur
1.3.1 Letak Geografis dan Wilayah Administratif Secara geografis Kabupaten Lampung Timur terletak pada kedudukan 105o15' Bujur Timur hingga 105oS5' Bujur Timur dan 4o45' Lintang Selatan hingga 5o39' Lintang Selatan. Kabupaten Lampung Timur meliputi areal daratan seluas 5.325,03 Km2 dan lautan yang berbatasan dalam jarak 4 mil laut dari garis pantai ke arah laut lepas. Di Laut Jawa terdapat pulau-pulau kecil yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Lampung Timur, yaitu pulau
Segamat Besar dan pulau Segamat Kecil. Secara geografis, letak pulau Segamat Besar dan
segamat Kecil terletak pada koordinat 105041'40" 8T hingga 105045'30" BT dan 506'40" LS hingga 0040'1s"LS. Luas pulau Segamat Besar dan Segamat Kecil diperkirakan masingmasing 6 Ha dan 2 Ha.
secara administratif, wilayah Kabupaten Lampung Timur berbatasan
.
:
Di sebelah Utara Cengan Kecamatan Rumbia, Seputih Surabaya, dan Seputih Banyak, Kabupaten Lampung Tengah, serta Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang.
RTRW KARUPATEN LAT4PUNG TIMUR
.
Di sebelah Selatan dengan Kecamatan Tanjung Bintang, Ketibung, Palas, Sidomulyo, Kabupaten Lampung Selatan.
. .
Di sebelah Timur dengan Laut Jawa. Di sebelah Barat dengan Kecamatan Bantuldan Metro Raya, Kota Metro; serta Kecamatan
Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah.
Saat ini Kabupaten Lampung Timur terdiri atas 12 (dua belas) kecamatan, yaitu Kecamatan Batang Hari, Pekalongan, Raman Utara, Purbolinggo, Sekampung, Metro Kibang, Sukadana, Marga Tiga, Way Jepara, Labuhan Maringgai, Jabung, dan Sekampung Udik. Pada masa mendatang diusulkan untuk memekarkan wilayah kecamatan menjadi 23 (dua puluh tiga) kecamatan.
1.3.2 Kondisi Topografi Menurut kondisi topografi, Kabupaten Lampung Timur dapat dibagi dalam satuan topografi, yaitu
.
5
(lima)
:
Daerah berbukit sampai bergunung, terdapat
di Kecamatan Jabung dan
Sukadana
dengan ketinggian rata-rata 1.600 meter d.p.l.
o
Daerah berombak sampai bergelombang, yang dicirikan oleh bukit-bukit sempit, dengan kemiringan antara 8% hingga 15% dan ketinggian antara 300 meter sampai 500 meter d.p.l.
.
Daerah dataran alluvial, mencakup kawasan yang cukup luas meliputi Lampung Timur hingga mendekati pantai Timur, juga merupakan bagian hilir dari Way Seputih dan Way
Pengubuan. Ketinggian kawasan ini berkisar antara 25 hingga 75 meter d.p.l., dengan kemiringan 0% hingga 3%.
o
Dataran rawa pasang surut di sepanjang pantai Timur dengan ketinggian 0,5 hingga
1
meter d.p.l.
.
Daerah aliran sungai, yaitu Seputih, Sekampung, dan Way Jepara.
Gambar 1.2 memperlihatkan peta topografi Kabupaten Lampung Timur.
1.3.3 lklim Kabupaten Lampung Timur beriklim tropis-humid menurut dua musim, yaitu pada bulan November hingga Maret angin bertiup dari Samudera Hindia arah Barat dan Barat Laut, dan pada bulan April hingga Oktober dari arah Timur dan Tenggara.
Kecepatan angin rata-rata tercatat sekitar 5,E3 km/jam. Suhu udara rata-rata berkisar antara 26oc - 280C, dengan suhu maksimum sebesar 330C dan suhu minimum sebesar 220C. Kelembaban udara di beberapa stasiun pengamatan menunjukkan kisaran antara 80%
RTRW KaeupATEN LAMPUNG TIMUR
-
88%.
KAAUPATEN TAMPUNG TENGAH
,t'l^
r
?r'i;-n ; -!' t I
.t-('-s L
,6,w, KOTA METRO
\
iliW.t q'
(v-c
''
ier 'fveF.E
ff.j,' *. c- ':-
;t'_,,/. _ \..\
'
iY:Tr:t
^-: dc\^..-^ /
.t'-
./-;
S*r-nirc
\ rilERA rq^ F-/ _ (.1
-
KABUPATEN LAMPUNG SFI ATAN
r
lJ'I
,) ( ,". ''/1 ,' . )t .( )a1- +' (,ffi.-1 ,.., f ( r.-- *\i..rr I
.
'\.J.\
Iri
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR C€nSa. 1..| I(EIERAI*GAN:
tr=l t-; : F| n-Il TO-l F-E F<
BArAsr
WILAYAHSruURTRW IO\BUPATEN I.AMPUNG TIMUR
BATASDGSA
JALAilNEGAM
J uilpnoputsl E{fi
BUKorAtGcAflAr
il
DAIAU
suilcAl
!E:
Sur$arb:
f{bPldn fd+rm LqfI fru, & grt{b D.i.: ftbffirf Kif-nlrqr|gTtr
ffi Qp RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
0u,r0
lsr{t\ I,TARA
Z\
1l
pEilERrfTAntGBrpArEr{uilR[renMLR
arcm mnerc,nmnpsrBAilq,ilAr{
DAEMfi
KABUPATEN LAMPUNGTENGAH
.. l-.
1
t'! .8rd(l..
..-.-'-''ii..
lY-7.)
I';
"/'
KOTA METRO
\
,
:r.-.j-
i rcc.\'-.-
KAAUPATEN TAMPUNG SEI.ATAI
,.,\, \
,# I
i I
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TAMPUNG TIMUR
PETATOPOGRAFI IGBUPATEN I.AMPUNG TIMUR
Ib: hrC:\l(t{Cr
sunbt Pd l(frb(
tflWm Tru
PSIERINTAII I(A$ PA1EN |.AI,IPtfi BADAII PERENCAfiMN
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
G
NMA
P$AAIIIGI'{AI{ D,AERAII
KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
//4
,%,
KOTA METRO
\n.'r 1/.2,//.. i/
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
ORIENTASI
t,.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Ganbar 1.3 IGIERAI'IGAN:
F-
tr-
MTASTGBTFATEN
Imlm
WA
zooo-2.soouu 2-foo-3.0muM
BArAso€sA
CUMH HUJAN TAFIUNAN IGBUPATEN I.AMPUNG TIMUR
JAANNEGARA
F= -
n-n TOI F-F<
JALAI{pROptNsr
Eu(orAr(ABuPArEr{
staE:
0
25 5
BrrKor xEcanArAri
l5Kn
I
DANAU
I,TARA
LI
suNGAl
ffi lSl RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
l0
eEMERTNTAH rGBt pArEr{
anoru
-
rAupuirc rMuR
eenaumu pq6flcLNAri
DAEMl.l
Curah hujan tahunan rata-rata di Kabupaten Lampung Timur berkisar antara 2.0003.000 mm. Gambar 1.3 mempedihatkan distribusi curah hujan di Kabupaten Lampung Timur. Curah hujan sebesar 2.000-2.500 mm per tahun terjadi di Kecamatan Jabung bagian Selatan, Sekampung Udik, Marga Tiga, Way Jepara, bagian Selatan Kecamatan Sukadana, Raman
Utara, dan Purbolinggo; sedang curah hujan sebesar 2.500-3.000 mm per tahun terjadi di sebagian besar Kecamatan Jabung, Kecamatan Labuhan Maringgai, Metro Kibang, Batang Hari, Pekalongan, sekampung, sukadana, dan bagian utara Kecamatan Raman utara.
1.3.4 Kondisi Geologi Tanah pada dataran dengan ketinggian 0 sampai 50 meter di bagian Timur terbentuk
dari bahan endapan baik sebagai galian pantai (regosol), di daerah rawa sebagai endapan lakustrin (tanah hidromorf), dan cli daerah sungai sebagai endapan permukaan alluvium (campuran liat galuh dan pasir). Di daerah sungai terdapat pasir kuarsa. Pada ketinggian tersebut terdapat aliran lahar asam batuan gunung berapi, yaitu tuffa Lampung yang meliputi sebagian besar daerah Lampung Timur dengan tanah latosol dan
podsolik. Terdapat juga batu-batuan yaitu basal Sukadana (Plistosen) yang meliputi wilayah Kecamatan Sukadana bagian atas.
Pada ketinggian 50 - 500 meter terdapat bahan tuffa Lampung yang terdiri atas endapan gunung api (Plistosen) yang letaknya semakin ke arah Barat semakin tinggi. Di bagian Utara wilayah ini terdapat formasi Palembang bagian bawah dan formasi Palembang bagian atas.
Lapisan Palembang yang terdapat di wilayah Sukadana ditandai dengan singkapan endapan tuffa masam. Lapisan Palembang tersebut merupakan pengantar (plateau) diiringi dengan intrusidesit yang ditutupi oleh endapan alluvium seperti pasir vulkanis, lanau, dan lempung yang berasaldari debu gunung berapi. Formasi geologi yang terdapat diwilayah iniantara lain adalah Qal, Qs, Qak, Qbs, Qpt, dan Qti. Tabel 1.1 memperlihatkan batuan dariformasi geologi tersebut.
Tabel
1.1
FormasiGeologidan Batuan di Kabupaten Lampung Timur
No. t. 2.
J. 4. 5. 0.
Formasi Geologi
Qal Qs Qak Qbs Qpt Qti
Kandungan Bafuan
ALUVIUM :Bongkah, kaikil, pasir, hnah,lumpur, dan lempung. Periode holosen. ENDAPAN RAWA: Pasir, lanau, lumpur, lempung, mengandung sisa hnaman. Periode holosen. PASIR KUARSA: Pasirkuarsa halus. Periode holmen. BASAL SUKADANA: Basal berongga. Periode holcen. FORMASI TERBANGGI : Batu pasirdengan sisipan batu lempung. Periode plistosen. FORMASI LAMPUNG : Tuf berbatuapung, tuf dolitik, batulempung tufaan Periode plistosen.
&n
batupasir tufaan.
Sumber : Direktorat Suynberdaya Mineral, 1996
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
a
KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
I
'€r|muh /tu, ^,Yr'
iYsuv - .:--
''/t/ -.fKc.Yt
'
././
.r't'
1
./
I ...\
l<Ec
PEK6T^ONG.
KOTA METRO
-,-.
-g /wn06B ---i_aseboghn , -f 'A,,r,z'- r. , *a".. \ \ ';'ilfrkm O FEKNPUI{G .* ' \. L\ r.z'/l '. | \ ^*c. ) :
I
'.-.::tt' r
Qbs
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
KEC. ffic
\ r..t
! I ! I
o.o*
3
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Gambar 1.1 KEIERA{GAI'I
tr= F= :
nln TOt
K
BATAS
IGBI'PAIEN
l--l
BATAS
KECAII'ITAI
fQ"r
JAAN NEGARA JAIAN PROPINSI
tsIXOTA IqEUPAIEI'I tstKOTA XECATTATAII OAI{AU St NCrAl
I
fos-l [@-l fob"l l-optl rQtil
MrAsLrroLoGl
rlwuM ENDAPAI{MWA
FORMASI GEOLOGI
KABUPATEN I.AMPUNG TIMUR
PASTRKUARSA
BA,scr.srxAmriA FoRilAstrERsANGGl FOR'{AS|UTTPUNG
PEilERINTAI1 IGBIJPAIEN BADAII
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
tAll|R tiG nMUR
PEREIICNM}I P6'BANGI'NN DAEMII
1.3.5 Potensi Sumberdaya Mineral Data tentang endapan mineral di Kabupaten Lampung Timur belum tersedia dengan lengkap, sehingga potensi dari endapan bahan tambang tersebut belum diketahuidengan pasti.
Dari literatur dan Peta Geologi Daerah Lampung Timur dapat diidentifikasi bahan-bahan tambang sebagai berikut
tr)
Minyak bumi
:
:
Minyak bumi yang terdapat dalam lapisan Palembang-bed berakumulasi sebagai lanjutan
dari endapan minyak bumi di sekitar Palembang, yakni di sebelah Timur Laut Propinsi Lampung, Mesuji, Menggala, Kotabumi, dan Sukadana. Penyelidikan yang dilakukan oleh
Pertamina belum memastikan besaran potensi minyak bumi serta kemungkinan terdapatnya sumber di lepas pantai Timur Lampung.
+
Mineralbesi
:
Berakumulasi dengan mineral-mineraldari basal Sukadana akibat proses hidrotermal pada
bagian kontak plateau basal Sukadana, terdapat di Kecamatan Sukadana sebelah Timur dan dekat Labuhan Maringgai.
s
Pasir Kuarsa
:
Terdapat di wilayah Jabung, Labuhan Maringgai, dan Way Jepara.
ca
Sirtu
:
Terdapat di Kecamatan Way Jepara, Probolinggo, Sukadana, Sekampung, dan Labuhan Maringgai.
4
Bahan bangungan basal
Terdapat
di
:
Sukadana, Gedongdalam, Sekampung, Negerijemanten, Way Jepara,
Labuhan Maringgai, dan Jabung.
1.3.6 Kondisi Hidrologi Di Kabupaten Lampung Timur mengalir satu Satuan Wilayah Sungai utama, yaitu SWS
Sekampung. Sedangkan badan sungai yang melintasi Kabupaten Lampung Timur berjumlah 37 sungai. Tabel 1.2 menyajikan nama dan panjang sungai yang melintasi Seputih
-
Kabupaten Lampung Timur.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
10
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
F:!
tr-
: F
n-ft
TOt
K
BATAS KABUPAIEN EATAS KECAITIATAII BATAS DESA
siddlGmoditi
f-l | @1
SEBAMI,IBAHAN MINEML DAN BATUAN
Ber(Bahan8ang'jngrl Padillrarsa(BatmilodahlGra|tli()
DI KABUPATEN IAMPUNG TIMUR
JAI.AN NEGARA JAI.AN PROPINSI
TTXOTAIqBUPATEN IBUKOTA KECAI'ATAI{
DA'IAU
Fot€nsi
O O
l(dmdlt < 'l lubmtikbo
i-i0juhm€rkbn
b: ft!ftrdgnbJ&FUrfrl,'lS Sud€.
SUNGAI
PEMERIT{TATI
IOBI,PAIEN I.AI'PUNG NMUR
EAI)AI{ PERENCAI.IMII PEMBANGUMN DAERAI
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
11
Tabel 1.2 Sungai Di Kabupaten Lampung Timur
No
1.
Nama Sungai
Panjang (Km)
Way Sekampung
Kecamatan Yang Dilalui
Batang Hari Sekampung Jabung Metro Kibang
2. 3.
Way Raman
JI
Raman Utara
Way Bunut
12
Pekalongan Batang Hari
4.
Way Batang Hari
81
Batang Hari Sukadana Raman Utara Probolinggo
5. 6. . 7
5
Batang Hari
Way Carung
20
Batang Hari
Way Areng
19
Way Napal
Sekampung Jabung
8. 11. 12. 1314. 15. 16.
Way Buho
10
Jabung
Way Ketibung
8
Jabung
Way Mumbang Jaya
15
Jabung
Way Bekarang
tz
Jabung
Way Tuba
4
Jabung
Way Curup
15
Lab. Maringgai
Way Perigi
5
Lab. Maringgai
Nama Sungai
17. Way Penet 18. Way Beringin 19. Way Megarawan 20. Way Jepara 21. Way Pegadungan 22. Way Kawat 23. Way Capang 24. Way Tulung Balak 25. Way Negara Ratu 26. Way Kedaton 27. Way NegriJemanten 28. Way Gerem 29. Way Bumi Nabung 30. Way Pakuan Haji 31. Way Tulung Piyes 32. Way Pelupung 33. Way Andak 34. Way Buring 35. Way Kambas 36. Way Kali Pasir 37. Way lreng
Panjang
(Km)
Kecamatan Yang Dilalui
?n
Way Jepara
tz
Way Jepara
16
Way Jepara
20
Way Jepara
5
Sukadana
I
Sukadana
o
Sukadana
2
Sukadana
2
Sukadana Sukadana
zt
Sukadana
h
Sukadana
2
Sukadana
4
Sukadana
1
Sukadana
4
Sukadana Sukadana
23
Raman Utara
45
Probolinggo
27
Sukadana
U
Sukadana
Sumber: Lampung Timur Dalam Angka, 1998
Rasio debit sungai pada musim penghujan dan musim kemarau pada DAS di Kabupaten Lampung Timur umumnya menunjukkan angka yang besar, yaitu lebih dari
50.
Hal
inimenunjukkan terjadinya kekurangan air pada musim kemarau dan kelebihan air pada musim
penghujan. Penyebab utamanya adalah menurunnya fungsi hidroorologis kawasan hutan lindung oleh berkurangnya vegetasi penutup yang berfungsi sebagai pengatur siklus air dan kondisi tanah setempat yang relatif porous. Perbedaan debit air sungai pada musim penghujan
dan musim kemarau yang cukup besar memberikan dampak terhadap ketersediaan air untuk irigasi, khususnya pada musim kemarau.
Diantara sungai-sungai tersebut, Way Sukadana telah mengalami penyempitan akibat tingginya sedimentasi di daerah hulu, sehingga secara periodik terjadi banjir di bagian hilir.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
12
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR KEIERANG/$"I:
F=l
B
TAsTGBTJPATEN
PETA HIDROLOGI JAI-AI'TNEGAR
:fEn |-o.l f--€ K
JAr3Ar.tpROp6,lSl
I(ABUPATEN LAI'PUNG TIMUR
BUKoTATqBUPA'IEN auKorAKE{A,r,tArAr,t
Slsfa: ".
'."
".
DAMU suNGAl
Sunbc.
h
:
Ktfa P€dnClr fd?am lrF|rf Tir, Zm
PEI,IERNrAH KABUPAIEI{ LAMPUNG
lllluR
MOA|{ PERENCANMN PEMEA'{GUNAN DAEMTT
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
t3
1.3.7 Hidrooseanografi dan Ekosistem Pesisir Hidrooseanoqrafi Kondisi Pantai Timurrelatif landaidengan isobath5meterberadapada
bagian Utara dan
6 km di bagian Selatan. Tipe pasang surut di
jarakl2kmdi
pantai Timur Kabupaten
Lampung Timur adalah tipe pasut campuran dengan dominasi tunggal.
Di Pantai Timur, kecepatan arus rata-rata bulanan berkisar antara 0 cm/detik - 45 cm/detik. Kecepatan maksimum terjadi pada bulan Januari dan Februari, sedang kecepatan minimum pada bulan Maret. Arus umumnya mengalir ke arah Selatan, kecuali pada bulan Maret mengalir ke arah Timur Laut.
Salinitas
di
perairan laut Lampung Timur tidak berbeda dengan kondisi perairan
sebelah Barat Daya Sumatera dan Laut Jawa, yaitu berkisar antara 32,5
-
33,6 psu. Salinitas
minimum terjadi pada bulan Januari dan maksimum terjadi pada bulan Agustus. Pada bulan Februari salinitas di perairan laut meningkat hingga 32,9 psu.
Di Pantai Timur Kabupaten Lampung Timur, abrasi yang kuat terjadi di
Labuhan
Maringgai. Abrasi ini berlanjut'iingga ke Pantai Timur Kabupaten Lampung Selatan, yaitu Ketapang hingga Bakauheni. DiLabuhan Maringgai, sejaktahun 1992 abrasi telah menggerus pantai hingga 300 meter.
Sedimen dasar perairan pantai Lampung Timur termasuk Iipe back-arc basins, yaitu
cekungan yang terbentuk akibat peregangan kulit benua (continental crusQ, menipis, dan
meretak. Umumnya back-arc basins terietak di belakang vulcanic arc. Sedimentasi berasal dari sungai umumnya mengendap di muara-muara sungai, yaitu di muara Way Seputih, Tanjung Penet, dan Way Sekampung. Sedimentasi di muara Way Seputih mengakibatkan pertumbuhan garis pantai berbentuk cakar ayam. Geomorfologi pesisir Pantai Timur Kabupaten Lampung Timur merupakan dataran dengan ketinggian 0 hingga 10 meter d.p.l. dan kemiringan lereng
O
- 3o/o. Batuan penyusun
didominasi oleh endapan aluvium, rawa, serta batu gamping terumbu. Air tanah dangkal di daerah dataran ini memiliki kedalaman muka air tanah 0,5
-
4 meter di bawah muka
tanah
setempat. Intrusi air laut terjadi di pesisir pantai, mulai dari Labuhan Maringgai ke arah Selatan hingga Ketapang diKabupaten Lampung Selatan.
Ekosistem Pesisir PantaiTimur Kabupaten Lampung Timur merupakan kawasan budidaya tambak udang
yang luas dengan areal vegetasi mangrove yang terbatas. Hutan rawa di Pantai Timur sebagian besar telah dikeringkan dan dikonversi menjadi areal sawah dan pertambakan, sehingga fungsi rawa telah berubah. Hutan rawa air tawar merupakan ekosistem yang khas di
Pantai Timur, namun arealnya semakin sempit dan dalam kondisikritis. Sisa paya-paya,
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
KABUPATEN I-AMPUNG TENGAH
&i,ik^d t -ri €.i*rUqt-f-
:
/r':'-'An:-'9 ',) rz.*mrJrm-/r-i-'
21.22---"'w4 ,Ht" ffi"lJ;4
-J _.
r! \ /' '. !
l\.v-./. \.rt.L! ^i. i rcc.\ _.._ i or FEKldn4'c -
'q*If.
_51,.,.1_
it
,-,- - |: -
\.
'{:Mtd '<.-.-.-.-:'.
\.
i->
\
-
d* i4-J I 2\Jr
).
a..
iu +} ,\"2'. ul>
W)^ (.ls- i l,
IGBUPATEN I.AMPUNG SELATAT.I
:-l
1r.'
rl t
' L/'l
,\ '!
F/
,'n
\.-,*,fr-
u
,A
t.
-' \-X-' ; ,:'- -+' -Yt)--li
ORIENTASI
^;
,
"q' -'-1 ---; i'-.. -'i.
I
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN IAMPUNG TIMUR Gambqr 1.7
trtr;
BArAsrosuP rEN BATAsD€sA
LOIG.SI SEDIMENTASI DAN ABRASI
IGBUPATEN LAMPUNG TIMUR
JAANNEGARA
-
n-n TO]
Eu(orArGBrJPArEN
Btxor
0
25 5
t0
t5l(n
KEcAttArAr{
RTRW T
-
15
KABUPATEN
I.AMR'NGTENGAH
':
t.i.5 .,
r, IGBUPATEN LAMPUNG SELATAN
,.)
/.
,( .k-aa(')
,!*-Ji \g i'-..---)---i tv
ORIENTASI
..r'n'r..
Lf
JAstt{G I t..l':l
F-
i.!'-',1_. I h- t.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR I(EIEMilGAN:
tr-
BATAsTqBIpATEN
F-
BATA5DE5A
SEBARAN VEGETASI MAI.IGROVE DI IqBUPATEN LAMPUNG TIMUR
JALANNEGARA
:-
JA-AlpROptNsl
fEil Bn(orAKAB{PArEr{ t-6-l Brxor KEclrrArat E-----rR] su{clAt DAI{AU
0
25 5
gr$.rF!b: AIt S&nb€nbte lllet$Pllbf
bsr0,lS
Su$cPlbb:
l(rf
F l.n lrn, K&?*ntrptng PETIERI}ITAII
-
fru
IqEUPAIEiI LAilPI'tG
BADAll PEREIiICAIIMII
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
l0
15t(tr
UTARA
Z\
at IWffi
PgGAfiGt'M'iI DAEM}I
16
rumput, dan gelagah yang masih tersisa di sepanjang Way Seputih berfungsi sebagai kolam retensi pengendali banjir.
Pada saat ini vegetasi mangrove di Pantai Timur Kabupaten Lampung Timur telah berkurang. Hilangnya vegetasi mangrove tersebut menjadi penyebab utama terjadinya abrasi di sepanjang pantai. Vegetasi mangrove di pesisir pantai Lampung Timur didominasi olen lenis api-api (Avicennb alba dan Avicennia marina\ ditunjang oleh buta-buta parviflora dan Ecoecaria aqallocha) yang ditemukan di sekitar muara sungai. Di bagian hulu terdapat
(Eu
nipah (Nvpa fruticansl, pedada (Sonneratia caseo/ans) danXvlocarousoranatum.
Secara umum, vegetasi mangrove di Kabupaten Lampung Timur tersebar di kawasan (Gambar 1.8) :
1.
Way Kanan, Way Kambas Luas vegetasi mangrove di kawasan ini mencapai 1.000 Ha, terkonsentrasi di sepanjang Way Kanan dan Way Penet, dan didominasijenis Rhizopora mucronata dengan kerapatan 400 batang/Ha. Ketebalan vegetasi mangrove di kawasan ini hanya sekitar 5 meter.
2.
Sriminosari, Labuhan Maringgai Luas vegetasi mangrove di kawasan ini lebih kurang 67,5 Ha membujur dari daerah Way
Sekampung bagian Selatan hingga Way Penet, yaitu di perbatasan kawasan Taman Nasional Way Kambas. Vegetasi mangrove di kawasan inididominasi oleh jenis Avicennia marina dan Rhizopora mucronata dengan kerapatan 2.500 batang/Ha dan ketebalan berkisar antara 50
1.4
-
- 4.000 batang/Ha
15- meter.
Kedudukan RTRW Kabupaten Lampung Timur
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW Kabupaten merupakan statutory ptan sebagaimana ditetapkan dan diatur dalam Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang. RTRW Kabupaten merupakan penjabaran dari RTRW propinsi ke dalam strategi pelaksanaan pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten, yang meliputi :
a.
tujuan pemanfaatan ruang untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pertahanan keamanan
b. c. d.
rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang rencana umum tata ruang pedoman pengendalian pemanfaatan ruang
RTRW Kabupaten Lampung Timur berlaku untuk masa 10 (sepuluh) tahun ke depan dengan kedalaman rencana skala minimum 1 :100.000, dan menjadi dasar untuk penerbitan perijinan lokasi pembangunan. Agar mengikat Pemerintah Daerah dan masyarakat secara hukum, maka RTRW Kabupaten ditetapkan metatui Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Timur.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
17
E-
EEE _=o H f"" -.(U v
(l)l-
tr
L
M
f, = (,
zf o-
c(U E= c:t F o, o) E c (U
zu.l
Po ei o}l EE (!; gi
o o = E E q) (! (L J L
(o
-o: (u: P,H Y:
d= o.E
o -(u
o
(g
d\
d
o tg o Y
(L
J
o c(g (t=
E q) (u
,--t
o
F
o-
f
@
I
I I I I I
Y
I or>
I I I I I
-< LJ
I I
8=
I I I I I
I I
=('' ;;z
I I
I I I
f,
I I I
E.
I
I
s z O z
---L-___
c -^lEE
I I
i
PfiEi E=vi E,sp ottol
I EE E (u(!: (E cc: .nu, o c(otur
e $E
i
i !
i
LU
tr
z
Y
--J--l
o) C
ci
) o )
c!l C=(Ul r')c
:<
ocil
o UJ
I I
(u |
e3r
Pg O.Cg
I
Ezl o:
(Li
t
t
=F tro
I
I
gF o Eu Ac
I I I
(!o FC
____.i
E_g
o= x.m
r-------i l-l
itfir r 3E
r.ij$(!L-
9
i&Ei ll l----*--J
I I
i i
i
-------r
ll ll ll ll ll l--J
I I
RTRW Kabupaten Lampung Timur menjadi pedoman bagi
.
:
penetapan lokasi investasi yang dilaksanakan oleh Pemerintah dan atau masyarakat di Kabupaten Lampung Timur,
o .
penlusunan rencana rincitata ruang di Kabupaten Lampung Timur, pelaksanaan pemanfaatan ruang oleh kegiatan pembangunan
di Kabupaten Lampung
Timur.
Berdasarkan UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, maka proses penyusunan RTRW Kabupaten Lampung Timur memberikan peluang bagi Daerah Kabupaten
untuk mengisi pemanfaatan ruang di Kabupaten yang bersangkutan dengan mengindahkan sektor atau fungsi yang bersifat lintas kabupaten sesuai dengan ketetapan dalam RTRW Propinsi Lampung, sepertijaringan jalan primer, irigasi teknis, hutan lindung, kawasan prioritas, kawasan tertentu, dan kawasan andalan di tingkat nasional dan di tingkat propinsi. Kebijakan
nasional dan propinsi mempunyai hubungan interaktif dengan RTRW Kabupaten Lampung
Timur sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar 1.9, kecuali bagi urusan yang menjadi kewenangan nasional, seperti hankam, fungsi lindung, dan sebagainya.
Walaupun telah diatur dalam UU Nomor 24 Tahun 1992, namun tidak seluruh muatan
RTRW Kabupaten menjadi lingkup RTRW Kabupaten Lampung Timur. RTRW Kabupaten Lampung Timur mencakup :
(a) pengelolaan kawasan lindung dan budidaya (b) pengelolaan kawasan perdesaan dan kawasan perkotaan (c) sistem kegiatan pembangunan dan sistem permukiman perdesaan dan perkotaan (d) sistem prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, pengairan, dan prasarana pengelolaan lingkungan
(e)
penatagunaan tanah, penatagunaan air, penatagunaan udara, dan penatagunaan sumberdaya alam lainnya, serta memperhatikan keterpaduan dengan sumberdaya manusia dan sumberdaya buatan.
{.5
Tujuan dan sasaran Penyusunan RTRWK Lampung Timur
Tujuan penyusunan RTRW Kabupaten Lampung Timur adalah untuk menetapkan arahan pemanfaatan ruang sesuai dengan tuntutan pertembangan dan permasalahan di Kabupaten Lampung Timur.
(1)
Dalam konteks tersebut, sasaran yang ingin dicapai adalah : Mengidentifikasi permasalahan pengembangan wilayah di Kabupaten Lampung Timur untuk masa 10 tahun mendatang.
(2)
Menetapkan visi dan misi pengembangan wilayah yang ingin dicapai Lampung Timur dalam konstelasi pembangunan propinsi Lampung.
(3)
Menetapkan tujuan dan sasaran pembangunan wilayah Kabupaten Lampung Timur.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TTMUR
di
Kabupaten
to
(4)
Mempersiapkan kebijakan dan strategi pengembangan serta pemanfaatan ruang bagi Kabupaten Lampung Timur.
(5)
Mempersiapkan dukungan ruang bagi pertambahan penduduk dan aktifitasnya melalui penetapan struktur dan pola pemanfaatan ruang serta alokasi ruang bagi kebutuhan setiap kawasan di Kabupaten Lampung Timur.
(6)
Mempersiapkan rencana pengendalian pemanfaatan ruang Kabupaten Lampung Timur.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
BAB
2
PERANIANI, POTENSI, DANI PERSOAI-ANI POKOK KABUPAT EN I-A]VIPUNG TIMUR
2.1
Peranan Kabupaten Lampung Timur Berdasarkan catatan sejarah, sejak dahulu wilayah Kabupaten Lampung Timur telah
memiliki peranan penting dalam bidang pemerintahan, pendidikan, dan perekonomian di Propinsi Lampung. Hal ini dapat diindikasikan oleh : (1) telah terdapat pusat-pusat pemerintahan seperti Kewedanaan Sukadana dan Kewedanaan Labuhan Maringgai pada masa
tersebut; (2) tersedianya berbagai sarana pelayanan pendidikan hingga tingkatan tertentu, seperti sekolah rakyat yang memiliki anak didik penduduk setempat dan luar daerah; serta (3)
kegiatan ekonomi lokal dan regional seperti perdagangan rempah-rempah dan hasil bumi lainnya baik berskala daerah maupun antar pulau. Kekayaan sumberdaya alam wilayah ini menarik pendatang untuk saling berinteraksi dan berasimilasi secara sinergis dan positif sehingga memperkaya khasanah tradisidan norma masyarakat baik pada aspek sosial maupun ekonomi.
Saat ini Kabupaten Lampung Timur tidak hanya dikenal sebagai daerah penghasil rempah-rempah sepedi lada, letapi juga sebagai penghasil berbagai komoditas tanaman pangan lainnya, seperi jagung dan beras, serta perikanan baik perikanan laut maupun air tawar.
Kabupaten Lampung Timur memiliki berbagai sumberdaya alam yang sangat potensial
untuk pembangunan daerah. Kondisi geomorfologi yang dicirikan oleh dataran aluvial yang membentang luas dengan kawasan perbukitan sangat mendukung pengembangan berbagai RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
21
kegiatan budidaya pertanian. Dengan luas wilayah 5.325,03 Km2, Kabupaten Lampung Timur memiliki kawasan hutan seluas 31% dari luas wilayah. Peranan Kabupaten Lampung Timur di tingkat nasional didukung oleh Taman Nasional
Way Kambas yang ditetapkan berdasarkan SK Mentri Kehutanan Nomor 444lMenhut-ll/1989
seluas 130.000
Ha.
Kawasan
ini terletak di Pantai Timur dan berbatasan dengan
laut
sepanjang 68 Km, mulai d.ariWay Penet di bagian Selatan hingga Way Seputih di bagian Utara.
Taman Nasional Way Kambas berperan sebagai aset nasional bahkan internasional oleh keanekaragaman flora dan fauna.
Potensi flora di Taman Nasional Way Kambas sangat beragam dengan sejumlah vegetasi dataran rendah seperti hutan mangrove, hutan gambut dan rawa pasang surut, rawa
air tawar, serta hutan dataran rendah terdapat di kawasan
ini.
Berbagai jenis vegetasi di
Taman Nasional Way Kambas merupakan habitat bagi berbagai satwa, termasuk diantaranya satwa langka. Tercatat tidak kurang dari 286 jenis burung dan berbagai jenis hewan mamalia baik hewan yang dilindungi maupun hewan langka terdapat di Taman Nasional Way Kambas.
Salah satu jenis burung air endemik Sumatera yang langka adalah entoMrtik imba (Cairina scutulata\ yang merupakan populasi satwa terbesar. Perairan TN Way Kambas juga dihuni oleh
dua jenis buaya, yaitu buaya muara dan buaya ikan yang terancam punah, biawak, kura-kura air tawar, serta berbagaijenis ikan.
Peranan penting Kabupaten Lampung Timur yang lain adalah sentra pembibitan buahbuahan
di Kecamatan Pekalongan dan sentra
pembibitan padi
di Kecamatan
Purbolinggo.
Kedua wilayah tersebut melayani kegiatan pertanian Kabupaten Lampung Timur, Propinsi Lampung, dan sejumlah propinsi lain.
2.2
Permasalahan Pokok Kabupaten Lampung Timur
2.2.1 Kependudukan 2.2.1.1 Jumlah dan Pertambahan Penduduk Jumlah penduduk Kabupaten Lampung Timur pada tahun 1990 tercatat sebanyak 827.746 jiwa dan pada tahun 2000, berdasarkan angka sementara sensus penduduk, mencapai 869.428
jiwa. Laju pertambahan penduduk
antara tahun 1990
tahun pada kurun waktu 10 tahun sampaitahun 2000 adalah sebesar0,39% pertahun. Angka ini relatif lebih rata-rata per
rendah dibandingkan iaju pertumbuhan Propinsi Lampung sebesar
3_,6_!0/o
per tahun.
Kabupaten Lampung Timur yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Lampung Tengah mengalami pertambahan penduduk yang pesat pada kurun waktu 1990 hingga 1995, dengan laju pertambahan sebesar 0,59 % per tahun. Pada kurun waktu 1995 hingga 1998, laju pertambahan penduduk mengalami penurunan secara signifikan menjadi
O,O1o/o
per tahun,
dengan pertambahan jumlah penduduk sangat rendah (lihat gambar
2.1).
Perbedaan
pertambahan penduduk dalam dua kurun waktu tersebut, diduga disebabkan oleh menurunnya
RTRW KABUPATEN LAM PUNG TIMUR
22
intensitas migrasi penduduk dari Pulau Jawa, terutama setelah ditutupnya Daerah Lampung bagi program transmigrasi.
Pada kurun waktu 1998 hingga 2000, pertambahan penduduk Kabupaten Lampung Timur tercatat cukup pesat dengan laju pertambahan rata-rata sebesar 0,52o/o per tahun. Pertambahan penduduk yang pesat terutama terjadi di Kecamatan Labuhan Maringgai dengan laju pertambahan rata-rata sebesar 3,27o/o per tahun. Kecamatan ini relatif berkembang pesat dan merupakan pusat kegiatan industri, perdagangan, dan jasa setelah Kecamatan Sukadana;
serta kegiatan perhubungan laut inelalui pelabuhan Labuhan Maringgai. Kegiatan tersebut dapat menjadi daya tarik bagi tenaga kerja di bidang jasa bongkar muat barang dan bagitenaga kerja yang mempunyai pendidikan rendah sebagaitenaga kuliangkat barang.
Gambar 2.1
Jumlah Penduduk Kabupaten Lampung Timur Tahun 1990, 1995, 1998, dan 2000
(5
.= --:
5
-o
E. -Y
J 'o
Ec (D
oE. (u
880
^
870 860
^
850 840 830
t
820
E
810
-
800
1S0
1S5
2000
Tahun
Kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar pada tahun 1990-1995 adalah Kecamatan Jabung dan Kecamatan Labuhan Maringgai. Pada tahun 1998-2000 jumlah penduduk kedua kecamatan tersebut tetap terbesar, dimana pada tahun 1990-1995 jumlah penduduk Kecamatan Jabung lebih besar dibandingkan Kecamalan Labuhan Maringgai, namun pada tahun 1998-2000 yang terjadiadalah sebaliknya. Halinidisebabkan adanya pemekaran
Kecamatan Jabung menjadi dua kecamatan
yaitu
Kecamatan Jabung dan Kecamatan
Sekampung Udik. Kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil baik pada tahun 1998 maupun tahun 2000 adalah Kecamatan Metro Kibang, dimana dari tahun 1990 hingga 2000 mengalami penurunan laju pertambahan penduduk.
Meskipun pertambahan penduduk Kabupaten Lampung Timur tidak pesat, namun di beberapa bagian wilayah mengalami peningkatan yang cukup tinggi (fabel 2.1),
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
23
Tabel2.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Lampung Timur Tahun 1990 No
Kecamatan
1
990
1
995
-
2000 (Jiwa)
998
1
2000'
1.
lvtebo Kibang
18.151
18.566
18.655
17.662
2.
Batang Hari
45.737
46.493
46.086
47.935
J.
Sekampung
53.418
54.408
55.287
54.843
4.
Jabung
183.680
189.229
187.765
135.540
5.
Labuhan tvladnggai
153.515
160.346
157.880
168.601
6.
Way Jepara
o? 067
96.714
99.057
't01.901
7.
Sukadana
153.337
156.008
156.938
1't1.075
8.
Pekalongan
37.668
38.964
39.255
40.175
o
Raman Utara
34.448
34.832
34.827
34.012
10.
Purbolinggo
53.835
56.428
56.465
55.429
11.
Marga Tiga
40.020
12.
Sekampung Udik
62.235
Kab. Lampung Timur
Sumber
:
827.746
851.988
852.215
869.428
Lampung Timur Dalam Angka, 1998 " Angka Sementara Sensus Penduduk 2000, BPS Propinsi Lampung,2000
Tabel2.2 Laju Pertambahan Penduduk Kabupaten Lampung Timur Menurut Kecamatan
Tahun 1990-1995 Dan Tahun 1995-1998
No
Laju Pertambahan (%)
Kecamatan 1
990-1 995
1
995-1 998
1.
liletro Kibang
0,46
0,16
2.
Batang Hari
0,33
-0,29
Sekampung
0,37
0,54
4.
Jabung
0,60
-0,26
5.
Labuhan lr/aringgai
0,89
-0,51
o.
Way Jepara
0,59
0,81
7.
Sukadana
0,35
0,20
8.
Pekalongan
0,69
0,25
o
Raman Utara
0,22
0,00
10.
Purbolinggo
-0,96
0,02
11.
Marga Tiga
12.
Sekampung Udik 0,59
0,01
Jumlah
_,
Sumber : Hasil Analisis, 2000
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
24
2.2.1.2Distribusi dan Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk Kabupaten Lampung Timur pada tahun 1990 tecatat sebesar 180 jiwa/ Km2. Hasil perhitungan kepadatan ini didasarkan pada jumlah penduduk tahun 1990 terhadap luas wilayah per Kecamatan, yang meliputi luas total wilayah yang tercatat secara resmi.
Pada tahun 2000, tercatat kepadatan penduduk Kabupaten Lampung Timur sebesar 396 jiwa/Kmt y"ng merupakan kepadatan riil, dimana luas Taman Nasional Way Kambas dan
Hutan Lindung Gunung Balak diperhitungkan. Kepadatan tertinggi tercatat di Kecamatan Sekampung, Sekampung Udik, Pekalongan, dan Batanghari, dimana kepadatannya lebih dari 600 jiwa/Km2. Kecamatan yang memiliki kepadatan rendah adalah Kecamatan Jabung, Marga Tiga, dan Metro Kibang, dimana kepadatannya kurang dari 300 jiwa/Km2.
Tabel2.3 Kepadatan Penduduk Kabupaten Lampung Timur Menurut Kecamatan Tahun 1990, 1995, 1998, dan 2000
Luas
Kecamahn
(Kmz)dd
Tahun 1998
tl
Kepadatan (iiwa/Kmr)
Luas(Kmz)
Tahun
19951)
1999e1
"
19981)
20003)
1
lvleto Kibang
58,87
59,07
308
315
317
299
2
Batang Hari
75,92
75,60
602
612
607
627
3
Sekampung
83,43
83,43
640
652
663
662
4
Jabung
1.105,02
581,05
166
171
170
224
5
Labuhan [,laringgai
470,09
410,73
327
341
JJO
410
o
Way Jepara
379,61
260,90
248
255
261
382
7
Sukadana
1,900,35
201,53
81
82
83
574
8
Pekalongan
63,02
63,12
598
618
623
631
I
Raman Utara
89,21
90,58
386
390
390
385
112,34
112,34
479
502
503
504
10
Purbolinggo
11
Marga Tiga
12
Sekampung Udik Kab. Lampung Timur
Sumber
:
1)
2l 3)
4.610,36
151,81
263
85,81
649
2.175,98
185
Lampung Timur Dalam Angka, 1998 Laporan Camat & Pembantu Camat per 31 Agnstrls 2000 Angka Semenbra Sensus Penduduk 2000, BPS Propinsi Lanpung, 2000
Diagram berikut menunjukkan distribusi kepadatan penduduk di Kabupaten Lampung Timur dengan kepadatan rata-rata 396 jiwa/Km2. Kecamatan yang berbatasan dan terletak di sebelah Selatan Kecamatan Sukadana yang merupakan ibukota Kabupaten relatif mempunyai
kepadatan penduduk lebih
tinggi.
Kecamatan-kecamatan tersebut adalah Kecamatan
Sekampung, Pekalongan, dan Sekampung
RTRW K.A,BUPATEN LAMPUNG TIM UR
Udik.
Kecamatan yang memiliki kepadatan rendah
25
adalah Kecamatan Metro Kibang, Jabung dan Marga Tiga, sedangkan kecamatan-kecamatan lainnya memiliki kepadatan sedang. Gambar 2.2 Kepadatan Penduduk Kabupaten Lampung Timur Tahun 2000
c!
5
600
3
soo
(E
-:a €
4oo
= 'tt
6
o-
3oo
C,
€ ! B ><
2oo
(U
100
0
**"o*""**'{"*"sS-".":-.".*d-""f"si.."\$""$ Kecamatan
2.2.1 .3 Proveksi Penduduk
Proyeksi penduduk dengan menggunakan laju pertambahan penduduk rata-rata di setiap kecamatan, memprakirakan jumlah penduduk Kabupaten Lampung Timur pada tahun
2011 meningkat menjadi 896.619
jiwa.
Dengan peningkatan tersebut, berarti dalam masa
sepuluh tahun mendatang Kabupaten Lampung Timur akan menampung tambahan penduduk sebesar 27.000 jiwa.
Tabel2.4 Proyeksi Penduduk Kabupaten Lampung Timur Menurut Kecamatan Tahun 2005-2015 (Jiwa) Kecamatan
1 2 3 4 5
Meho Kibang Batang Hari Sekampung Jabung Labuhan Maringgai
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
2001
17.729 47.521 55.453 130.509 168.811
2006
18.039 48.054 56.677 132.333 171.832
2011 18.354 48.593 57.927 134.183 174.908
2001 100.261 115.955 40.022 34.963 57.001 40.117 55.887 864.228
Kecamahn
No.
6 7 8 9 10 11 12
Way Jepara Sukadana Pekalongan Raman Utara Purbolinggo Marga Tiga Sekampung Udik
Jumlah
2006 103.709 117.667 41.087 35.204 58.763 40.702 56.674 880.731
2011 107.275 119.405 42.180 35.447 60.579 41.296
57.472 896.619
Sumber: Hasil Perhitungan, 2000
2.2.
1
.4 Ketenaoakeriaan dan Keseiahteraan Pendudu k
Pada tahun 1998, jumlah tenaga kerja Kabupaten Lampung Timur tercatat sebesar 139.772 orang, yaitu sekitar 16,40o/ojumlah penduduk Lampung Timur. Lapangan kerja utama
adafah sektor pertanian, yang menyerap sekitar 74,51o/o tenaga kerja. Sektor utama lainnya adalah perdagangan dan jasa (15,59%) dan industri (6,23Yo). Dominasitenaga kerja di sektor pertanian didukung oleh lahan pertanian yang luas, yailu sebesa
r
73,62Vo dari luas Kabupaten
Lampung Timur. Penduduk yang bekerja di bidang industri, perdagangan, dan jasa sebagian
besar berada di Kecamatan Sukadana. Hal ini merupakan pencerminan fungsi Kecamatan Sukadana sebagai ibukota memiliki kegiatan dan pusat kegiatan perkotaan Kabupaten Lampung Timur. Kecamatan lain yang memiliki kegiatan industri, perdagangan, dan jasa adalah Kecamatan Labuhan Maringgai, Marga Tiga, dan Sekampung.
Tabel2.5 Struktur Penduduk Bedasarkan Mata Pencaharian Di Kabupaten Lampung Timur Tahun 1998 Jumlah Penduduk
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Mata Pencahadan Pertranian
Pertambangan dan gali
Indusfi
Lisfik, air dan gas Konstruksi Perdagangan & Jasa Angkutan Lembaga Keuangan Lain-lain Kab. Lampung Timur
Sumber
:
Lampung Timur Dalam Angka, 1998
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
[iwa)
104.149 310 8.704 36 .650 21.797 2.047 253 826 1
135.772
o/o
74,51
0,22 6,23 0,03 1,18 15,59 1,46
0,18 0,59 100,00
Tingkat kesejahteraan penduduk Kabupaten Lampung Timur relatif masih rendah. Ditinjau darijumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 pada tahun 199E, lercatat
sebanyak 55,27yo termasuk dalam kelompok tersebut, terdiri atas 31.57Yo keluarga prasejahtera dan
23,7 0o/o meru pakan kel ua rga sejahtera-
1.
Tabel2.6 Jumlah Keluarga Pra-Sejahtera dan Sejahtera-l Di Kabupaten Lampung Timur Pada Tahun 1997/1998 Jumlah KK yang Jumlah KK Pradidata sejahtera
Kecamahn
1
lvleho Kibang
2
Jumlah KK Sejahtera 1
Jumlah KK Prasejahtera & KSI
Prosenbse (%)
4.593
1.330
464
'1.794
39,06
Bahnghari
11.065
2.671
1.492
4.163
37,62
3
Sekampung
13.311
2.223
1.447
3.670
27,57
4
Jabung
42.272
14.324
10.176
24.500
57,96
5
Labuhan Maringgai
34.525
12.584
1
1.480
24.064
69,70
0
Way Jepara
22.624
9.15'l
7.669
16.820
74,36
7
Sukadana
34.112
12.059
9.220
21.279
62,38
8
Pekalongan
9.182
2.089
1.451
3.540
38,55
I
Raman Utara
8.408
2.249
699
2.948
35,06
13.907
2.564
1.881
4.M5
31,96
193.995
61.244
107.223
55,27
10
Purbolinggo
Jumlah Sumber: BKKBN,1998
Ditinjau dari tingkat pendidikan, sebagian besar penduduk Kabupaten Lampung Timur memiliki tingkat pendidikan relatif rendah, dimana pada tahun 1998 tercatat 84,35% penduduk
belum/tidak tamat
SMA.
Kecamatan dengan tingkat pendidikan penduduk rendah yang
terbesar adalah Kecamatan Jabung dan Labuhan Maringgai. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia menjadi salah satu kendala bagi pengembangan Kabupaten Lampung Timur.
Berdasarkan struktur umur, sebagian besar (87%, penduduk Kabupaten Lampung
Timur pada tahun 2000 merupakan penduduk usia produktif. Kelompok terbesar adalah usia angkatan kerja, dimana 494.858 jiwa (56,97%) berusia antara 19 - 59 tahun, sedang penduduk usia sekolah, yaitu 5
-
18 tahun berjumlah 261.486
jiwa (30,10%). Gambaran jumlah penduduk
berdasarkan strukt_ur _rrmur tersebut memperlihatkan bahwa angka ketergantungan relatif rendah, namun ditinjau dari jumlah tenaga kerja yang masih rendah menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk usia produktif tidak memperoleh pekerjaan. Jumlah penduduk usia
sekolah yang berjumlah 30,10% dari jumlah penduduk merupakan potensi tenaga kerja sekaligus tantangan bagi penyediaan lapangan pekerjaan pada masa mendatang. Peningkatan
kualitas tenaga kerja melalui pemberian pendidikan yang tepat merupakan prasyarat utama bagi pengembangan sumberdaya manusia.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
Tabel2.7 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Di Kabupaten Lampung Timur Tahun 1998
Kecamatan
Metro Kibang
2.
Batang Hari
Sekampung
4.
Jabung
Labuhan Maringgai
o.
7.
Way Jepara
Sukadana
Pekalongan
9.
't0.
11.
12.
Raman Utara
Pubolinggo
Marga Tiga
Sekampung Udik
Jumlah
Tidak Tamat SD
Tamat TamatSLTA SD-SLTp Keatis
Jumlah
1,648
2,5U
445
4,647
(0.78%)
(1.21o/ol
(0.210/0)
(2.19o/o)
3,931
5,832
2,003
11,766
(1.8606)
(2.75Y0)
(0.9506)
(5.56%)
5,151
7,129
1,810
14,090
(2.430/4
(3.37o/o)
(0.850/6)
(6.65%)
10,702
18,981
4,097
33,780
(5.050/6)
(8.e6%)
(1.s3%)
(15.9506)
13,454
18,258
6,995
38,707
(6.35%)
(8.62Yo)
(3.30%)
(18.27o/ol
7,651
11,861
4,497
24,009
(3.61%)
(5.60%)
(2.12o/o)
(11.3406)
8,650
13,927
4,470
27,047
(4.08%)
(6.58%)
(2.110/o)
(12.77o/o)
8,912
336
825
10,073
(4.210/o\
(0.160/6)
(0.3e%)
(4.760/0)
2,333
4,089
1,946
8,368
(1.1006)
(1.e3%)
(0.92o/o)
(3.ss%)
4,294
7,673
2,390
14,357)
(2.030/6)
(3.62%)
(1.130/6)
(6.78%)
3,242
5,105
1,249
9,596)
(1.530/6)
(2.41o/o)
(0.590/o)
(4.53%)
5,982
6,879
2,505
15,366)
(2.82o/o\
(3.25%)
(1.18%)
(7.25o/ol
75,950
102,624
33,232
211,806
(3s.86%)
(48.45%)
(15.6s%)
(100%)
Sumber: Lampung Timur Dalam Angka, 1998
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
29
Gambar 2.3 Penduduk Kabupaten Lampung Timur Berdasarkan Struktur Umum Tahun 1999/2000
>60
3 E
I I
19-59
= -:z o
E
o
E ><
I
5-18
II 500
600
Jumlah Penduduk (Ribu jiwa)
Tabel2.8 Jumlah Penduduk Menurut Umur Di Kabupaten Lampung TimurTahun 1999/2000
No
1
Kecamatan
.
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
lvlefo Kibang Bahng Hari Sekampung Jabung Labuhan Maringgai Way Jepara Sukadana Pekalongan Raman Utara Purbolinggo l,larga Tiga Sekampung Udik
Jumlah
-ilS:il
5{ Tahun 7-12Tahun
1.316 4.041 4.088 10.326 10.931
8.502 9.884 3.103 , 't.894 4.283 3.165 4.390 65.923
19-59
2.137
1.120
1.134
10.001
5.574
2.721
2.847
26.865
2.386
6.3'18
3.505
4.113
29.94i]
7.440
16.231
10.392
15.'t't3
82.363
5.204
16.662
12.778
8.418
99.188
5.042
11.472
7.536
7.005
56.198
5.453
14.506
9.479
9.512
57.753
1622
4.492
2.643
2.865
21.720
1.308
3.877
2.427
2.600
18.312
2.519
6.199
3.604
3.792
30.124
1.687
4.621
3.266
3.095
22.540
2.297
4.818
3.648
3.435
39.851
63.119
63.929
494858
96.937
60 Tahun keatas
Tahun
694
37.501
TTMUR
16-18
Tahun
1.849
Sumber: BKKBN Kabupaten Lampung Timur,2000
RTRW KABUPATEN LAMPUNG
13-15 Tahun
Jumlah
1.020 .423 2.683 46.582 3.782 54.168 5.397 147.266 17
7.811 160.997 4.441 100.202 7.393 113.987 2.860 39.313 2.467 32.894 4.308 54.839 2.032 40.417 2.241 60.692 46435
868.702
2.2.2 Ketersediaan Ruang Wilayah 2.2.2.1Pelestarian Sumberdava Alam dan Linokunqan Hidup Kawasan lindung di Kabupaten Lampung Timur ditetapkan mencakup
Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan
di
:
bawahnya, terutama berkaitan
dengan fungsi hidroorologis untuk pencegahan banjir, menahan erosi dan sedimentasi, serta mempertahankan peresapan air tanah. Kawasan ini berada pada ketinggian di atas 1.000 meter d.p.l. dengan kelerangan lebih dan 40o/o, bercurah hujan tinggi dan mampu meresapkan air ke dalam tanah. Termasuk di dalamnya adalah kawasan Gunung Balak.
Kawasan yang berfungsi sebagai suaka alam untuk melindungi keaneka-ragaman hayati, ekosistem, dan keunikan alam. Termasuk dalam kawasan ini adalah Taman NasionalWay Kambas.
Kawasan rawan bencana yang berpotensi tinggi mengalami bencana banjir. Kawasan di bagian hilir sungai-sungai besar potensial dilanda banjir.
Kawasan perlindungan setempat yang berfungsi melestarikan perlindungan dari kegiatan
budidaya. Fungsi ini berlaku setempat di sempadan sungai, sempadan pantai, estuarin, sekitar mata air, dan sekitar danau/waduk untuk melindungi kerusakan fisik setempat. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap pantai dan biota
laut.
Termasuk di
dalamnya adalah kawasan vegetasi mangrove. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap cagar budaya. Termasuk didalamnya
adalah kawasan permukiman tradisional Wana, rumah tradisional Gedong Wani, rumah tradisional warisan Keratuan Melinting
di Labuhan Maringgai, dan rumah tradisional
warisan Keratuan Pugung diJabung. Pulau-pulau kecil dengan luas maksimal 10 km2. Termasuk di dalamnya adalah pulau Segamat Besar dan Segamat Kecil. Dalam rangka pengelolaan hutan, sejak tahun 1993 luas kawasan hutan di Kabupaten Lampung Timur beberapa kali mengalami perubahan, terutama untuk hutan konversi (Iabel 2.9\
Sesuai dengan surat keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 256/KptslU2O00, kawasan hutan
di Kabupaten
Lampung Timur ditetapkan 31o/o dan luas kabupaten.
Gambar 2.4 memperlihatkan peta kawasan hutan dan perairan berdasarkan SK Menteri Kehutanan dan Perkebunan.
Berdasarkan SK Gubemur Lampung Nomor G/283.A/B.|)9HK2000 ditetapkan status
tanah eks areal kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi (HPR menjadi areal penggunaan lain sebagai tanah negara. Selanjutnya dalam SK Gubernur Lampung Nomor
Gl30AB.|XlHlV2000 ditetapkan lokasi eks areal HPK
di Kabupaten Lampung Timur di
9
(sembilan) kecamatan. Kawasan HPK yang telah dilepaskan adalah Kawasan Way Rumbia
RTRW KABUPATEN LAM PUNG TIMUR
(register 8), Muara Sekampung (register 15), Way Kibang (register 37), dan Gedong Wani (register 40).
Tabel2.9 Mutasi Fungsi Hutan Sesuai TGHK di Kabupaten Lampung Timur Tahun 1993/1994
-
1997/1998
Luas Kawasan Huhn (Ha) Nama Kawasan
No.
1993/1994
Hutan Lindung
2.
Reg. 22 Way Waya
4.
8.151,00
8.151,00
19.680,00
19.680,00
19.680,00
Reg. 39 Kota Agung Utara
23.300,00
23.300,00
23.300,00
19.680,00 19.680,00 23.300,00 23.300,00
Jumlah
51.495.00
51.495,00
51.495,00
51.495,00
8.515,00
51.495,00
:
Reg.7 Cabang
4.200,00
4.200,00
4.200,00
4.200,00
Reg. 9 Way Kambas
12.450,00
12.450,00
12.450,00
12.450,00
12.450,00
Jumlah
16.650.00
16.650,00
16.650,00
16.650,00
16.650,00
0,00
0,00
0,00
4.200,00
:
Reg.37 Way Kibang
2.000,00 2.000,00
2.000,00
Reg.40 Gedung Wani
0,00
0,00
0,00
Reg. 47 Way Terusan
8.125,00
8.125,00
8.125,00
8.125,00
12.000,00
Jumlah
8.125,00
8.125,00
8.125,00
12.125,00
16.000,00
Reg.8 Way Rumbia
29.403,00
29.053,00
29.054,00
Reg.15 Muara Sekampung
19.500,00
19.500,00
't9.500,00
Reg.37 Way Kibang
11.800,00
11.800,00
11.045,65
0.00
0,00
23.810,00
60.703,00
60.353,00
83.409,65
136.973,00
136.623.00
159.679,65
Hutan Konversi
-
8.151,00
8.151,00
Reg.38 Gunung Balak
Hutan ProduksiTetap
-
1997/1998
:
Hutan Suaka Margasatwa
-
1994/1995 1995/1996 1996/1997
2.000,00
:
Jumlah Jumlah
29.055,00 29.056.00 19.500,00 14.259,39
19.045,65 9.045,65 21.8't0.00 21.810.00 81.410,65 74.171,U 161.680,65
158.316,04
Sumber: Dinas Kehutanan Dati ll LampungTengah, 1999
Taman NasionalWay Kambas ditetapkan berdasarkan SK Menhut Nomor 444lMenhul-
ll/1989 seluas 130.000 Ha. Kawasan ini berada di Pantai Timurdan berbatasan dengan laut sepanjang 68 km mulai dariWay Seputih (B.TN 121) di bagian utara hingga Way Penet (B.TN 187) di bagian Selatan.
Taman Nasional Way Kambas memiliki keanekaragaman flora dan fauna, namun memperlihatkan kecenderungan adanya gangguan akibat kebakaran hutan, perambahan hutan untuk kegiatan budidaya, serta pembukaan tambak secara ilegal.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
32
I(ABUPATEN IAMPUNGTENGATI
," "^':&-. L.-.,; ,---a;. -9-t,
\
_ _.-a
erry
-i -a-
tF&l
/
|
\ .,,
KEC
F;;s;4
KOTA METRO
./
s*ragrrc
!*";:t
)*.,..7
;^
2
I
IGBUPATEN
(\,\
LAIIPUNG SELATAT.I
$N
/'
.
.-'.-',
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR KEIEMI{Gqil:
F= Fl F= TEn TO] F.€ R
BATAsTqBUP TEN
x wAs^ltsr tqAlrl litru{ Lf,toUiG
JALAr{r€cAR
ltT
loNy
NPROOJT(SIIETAP
s flpEtEsI^RnNAllI
PETA KAWASAI,I HUTAl,l BERDASARIGI.I SK MENHUTBUN No. 256/lQts-112000
JArlitpRoptrilsl B{r(orArqBUPATEr{ B{xorAKEcArrArAfi oA,AU SUNc'nt
PEI'ERI{TM Iq4'PAIE[ UIIPI,NG NiNR BADAI{
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
PERflCTilAAfl PEIn^|GUiIAI{ DA€MT|
Di kawasan Taman Nasional Way Kambas terdapat 4 (empat) tipe vegetasi, yaitu tipe vegetasi hutan dataran rendah, tipe vegetasi hutan rawa, tipe vegetasi hutan mangrove, dan
tipe vegetasi hutan pantai. Keanekaragaman flora di kawasan Taman Nasional Way Kambas antara lain ditunjukkan oleh spesies cemara laut (Casuarina equisetifolia) di daerah pantai berpasir, waru (Hibiscus frTiaceus), ketapang (Terminalia catppa), dan pandan duri (Pandanus
spihosus). Vegetasi mangrove yang terdapat di muara sungai didominasi oleh jenis api-api (Avicennia sp.), buta-buta (Bruguiera sp.), dan semakin ke hulu dijumpai formasi nipah (Nypa
sp.) dan nibung (Oncosperma tigilaria) serta berbagai jenis palem seperti palem merah (Cyrtostachys lakka) yang bercampur tumbuhan hutan rawa air tawar dengan komposisi tumbuhannya didominasi oleh gelam (Melaleuca sp.) dan renggas (Gluta renghas). Pada kawasan yang lebih tinggi dan relatif tidak berawa terdapat jenis pohon perwakilan dari tipe vegetasi hutan hujan dataran rendah seperti minyak (Diptorocarpus refusus), merawan (Hopea
sp), meranti (Shorea sp.), jabon
(Anthoselhalus chinensr$, puspa (Schima wallichill, dan
sempur (Dillenia excelsa) berupa hutan sekunder sebagai sisa tebangan Hak Penguasaan Hutan (HPH) yang berlangsung antara tahun 1968 hingga 1974. Di kawasan Taman Nasional
Way Kambas juga terdapat padang alang-alang yang cukup luas yang terendam air pada rnusim hujan, dan terbakar pada musim kemarau. Pada sebagian arealterjadi suksesi padang
alang-alang menjadi
belukar. Selain ancaman kebakaran hutan,
berbagai gangguan lain
terjadi di Taman Nasional Way Kambas, seperti pencurian kayu, permukiman liar, pencurian ikan, dan penangkapan satwa secara liar (Gambar 2.5).
Taman Nasional Way Kambas memiliki potensi sebagai habitat berbagaijenis fauna, seperti harimau, rusa, gajah, itik liar, dan primata lainnya (Gambar 2.6). Berbagai tipe vegetasi
Taman Nasional Way Kambas berfungsi mendukung habitat satwa liar, dimana tercatat lebih dari 286 jenis burung dan berbagai jenis mamalia, termasuk yang dilindungi dan langka. Salah satu jenis burung air endemik Sumatera
di Taman Nasional Way Kambas adalah entoUitik
rimba (Cairina scutulata) dengan populasi terbesar dan menjadi habitat yang terakhir. Perairan
Taman Nasional Way Kambas juga dihuni oleh dua jenis buaya, yaitu buaya muara (p&gqdylus porosus) dan buaya ikan (Iomisfoma scheleqeliil yang tergolong jenis hewan yang terancam
punah. Di kawasan inijuga terdapat biawak (Varanus salvatoiusl dan kura-kura air tawar serta berbagaijenis ikan. Tabel 2.10 menyajikan berbagaijenis satwa liar yang tedapat di Taman NasionalWay Kambas.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
RENCANATATA RUAI,IG WILAYAH KABUPATEN I-AiTPUNG TIMUR KETEMNGAN:
f:=:1
BATASKAauPATEN
U
E
n.-l l-O_l
|]E lT
-...
".-V.',:a
tN
rzuKorA
KABUPATEN
rBUKorA KEcAMATAN suruaer rAMAN NAsroNAL WAY KAMBAS
A
,A''KEB^KARANHUrAN 'AERAT{RAWA OAERAH RA\'\'AN PE}ICURIAN KA\ru OAERAH RAWAN PANCURIAN NIBUNG
St*:-
PERMUKIMAN LIAR
Sun$sPcb: 8.ocd.th hbuntfi
@<
PENCURIAN IKAN
SunbrPcta oasr: Kitd Pib0$m, robop.to L.np|rng
N(
OAERAI{ YANG SERING DIMASUKI PENANGKAPAN SATWA S€CARA LIAR
Lildm
Tmur
limt
PEMERINTAH KAEUPATEN I.AMPUNG TIMUR &OOAN PEREIICANMN PEMBAI'IGUMN DAERAH
RENCAIIA TATA RUANG WII.AYAFI IGBUPATEN I-AIiJIPUNG TIMUR Garba
KETEMNGAN:
f.---*l
BArAs KABUPATEN
JALAN NEGARA
[M] TO-l
IBUKoTA
PETA PONTESI HABITAT FAUNA
O
oAERAH AKTrFrrAs
HR
HABITAT HIRIMAU
KAzuPATEN G
TBUKoTAKEcAMATAN
F€l
surucru
\VVIA
rAMArl NASToNAL WAY KAMBAS
26
K P
HABITAT GAJAH
HABlrArrrrKLrAR HABITAT PRIMATA
DI TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS
$rb:f S{i$sPrb: Bapqhld. XrhrFld LilVrng
&n56P!b
Tmt
&*:
rorb.Pdborhil, bhe.t n Lup|r4lmr PEMERINTAI{ IGEIPATEN LAMPU{G TIMUR &ADAN PERE}ICAI\AAN PEMEAIGI'NAN DAERAH
Tabel2.10 Jenis Satwa Liar Dan Statusnya Yang Terdapat DiTaman NasionalWay Kambas Jenis Satwa
No.
Status
Nama Latin
Mamalia
1. 2. 3. 45. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. tl
Anjing Hutan
Cuon alpinus
Badak Sumatera
D i ce
Beruang Madu
Helarctos malayamus Panthera tigris su matrae Felis temmincki
Dilindungi
Naofelis nebulosa Sus barbalus
Dilindungi
Tapirus indicus Cervus univolor Muntiacus muntjak
Dilindungi/Langka
Harimau Sumatera Kucing Emas
Macan Dahan Babi Hutan
Tapir Rusa Sambar Kijang
ro rh
in
u
Dilindungi/Langka
s sumafrensis
as m axim u s
Dilindungi/Langka Dilindungi Dilindungi/Langka Umum Dilindungi Dilindungi
Gajah Sumatera
Eleph
Singapuar
Tarcius bancanus
Dilindungi/Langka
Kancil
Tragulus javanicus
Dilindungi/Umum
Berang-berang
Dilindungi
Monyet Ekor Pendek
Lutra lutra Macaca nemestrina
Monyat Ekor Panjang
Macaca fascicularis
Umum
Lutung
Presbytis cristata
Umum
s
sum atran
us
Dilindungi
Umum
Siamang
Sym ph ala
Owa
Dilindungi
Cecah
Hylobates agylis Presbytis melalophos
Kelinci Sumatera
Neso/agus netsheri
Dilindungi
Elang Laut
Spizaetus cirrhatus
Umum
Elang Bondol
Heliastur indus
Umum
Pecuk Ular
Anhinga meianogaster Argusianus argus
Langka
n
gu
syn
d
actylu s
Dilindungi Umum
Aves
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Kuau
Merak Sumatera Kowak Maling Raja Udang Bangau Tong-Tong
Pavo muticus Nycticorax nycticorax
Umum
Halycon sp. Leloptilos javanicus
Langka
ltik Rimba
Egretta alba Ardeola speciosa Butorides sfriatus Cairina scutulata
Alap-alap
I
Kuntul Besar Kuntul Putih KuntulKeeii
Enggang (hornbill)
Ayam Hutan Belibis
Jacana
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
Dilindungi/Langka
ct h yo p h ag
a ichty aetu s
Dilindungi/Langka Umum Umum Umum Umum Dilindungi/Langka Umum
Buceros bicornis Gallus gallus bancamus
Dilindungi/Langka
Dendrocygna spp. Cicinia episcopus
Umum
Umum Langka
37
Jenis Satwa
No ilt.
P
isces
1. 2. 3. 4. 5. tv.
Status
Nama Latin
lkan Belida
Notopterus spp.
Umum
lkan Seluang
Rasbora spp.
Umum
lkan Baung
Mystus spp.
Umum
lkan Jelabat
Leptobarbus hoevenii Anabas tastudineus
Umum'
Dilindungi/Langka
Buaya Muara
Tomistoma schelegelii Crocodylus porosus
Biawak
Varanus salvatorius
Dilindungi/Langka
lkan Betok
Umum
Reptilia
1. 2. 3.
Buaya lkan
Dilindungi/Langka
Sumber : Atlas Sumberdaya Wilayah Pesisir Lampung, 1999
Di Laut Jawa di sebelah Timur wilayah daratan Kabupaten Lampung Timur, terdapat pulau Segamat yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Lampung Timur. Pulau Segamat Besar diperkirakan memiliki luas lebih kurang 6 km2, sedang pulau Segamat Kecil memiliki luas
lebih kurang
2 kmz. Pulau Segamat Besar saat ini dimanfaatkan oleh Departemen
Perhubungan sebagai base camp penjaga lampu
suar. Di sepanjang pantai pulau Segamat
Besar, Segamat Kecil, dan sekitamya ditemukan spesies penyu sisik (Erefmochelys imbricata)
dan hamparan terumbu karang yang memiliki kondisi cukup baik. Pulau Segamat Besar dan pulau Segamat Kecil merupakan sumber telur ulama (70%) dari kegiatan penangkaran penyu sisik Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu yang berada di Pulau Pramuka. Spesies penyu sisik dilindungi oleh SK Menteri Kehutanan Nomor SSZKpts-ll/92. Bedasarkan kondisi fisik,
flora, dan fauna
di
kawasan ini, maka pulau Segamat perlu dikelola sebagai kawasan
konservasi laut.
2.2.2.2 Pemanfaatan Ruanq Kabupaten Lampung Timur memiliki daratan seluas 5.325,03 Km2 serta lautan sepanjang 4 mil laut dari garis pantai ke arah laut lepas atau laut kepulauan. Di Laut Jawa terdapat Pulau Segamat yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Lampung Timur. Pemanfaatan lahan Kabupaten Lampung Timur pada tahun 1998 didominasi oleh lahan pertanian, dengan penggunaan terbesar untuk pertanian lahan kering (ladang), yaitu sebesar
71.948 Ha. Sebagian besar lahan kering terdapat
di
Kecamatan Sukadana dan Labuhan
Maringgai. Penggunaan terbesar kedua adalah persawahan seluas 51.262 Ha, dengan areal terluas di Kecamatan Way Jepara dan Labuhan Maringgai. Penggunaan lahan untuk pekarangan di Kabupaten Lampung Timur relatif cukup luas, yaitu sebesar 30.187
Ha. Tabel 2.11 dan Gambar 2.7 memperlihatkan
penggunaan lahan di
Kabupaten Lampung Timur tahun 1998.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TTMUR
.5
t= i:: t:= -)
::
-t
r: rB t' .F-=
KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
./'
a
KOTA METRO
KABUPATEN LA'\,IPUNG SELATAN
LAUTJAWA
ryv
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Gambar 2.7 KETEMNGAN:
F-! I- - I F=
BATASKABUPATEN BATASKECAMATAN
ffi
W
Sawan
{,!=fl
Tegalan
WFVA Hubn Rawa
JATANNEGARA
nill rBuKorAIoBuPATEN t-O-l BUKorAKEcAMArAr.l ffi DAMU F< suNGAt
ffi m T
Campuran
Hubn Belukar Hutan Sejenis
semar
Ililiii,Ijil,,l"il
nawa
f.''*T:l
Padang Rumput
t'iin
Ahng-Aans
ffi ffil
Tambak Danau
PETA PENGGUNMN LAHAN KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
0
2.5 5
l0
15Km
SumberPeb: Kantor Portanahan lGb.Lampung Tirnr, ZffX) Sumbor Psb 08sar I
Ksnhr Pqtanahan, Kabupaten Lampung Timur
PEMERINTAH MBIIPATEN I-AI,IPUNG TIMUR
MDA}.I PERENCAI,IMI'I PEMBAT.IGUNN DAERAH
Tabel 2.11 Penggunaan Lahan di Kabupaten Lampung TimurTahun 1998 (Hektar) Tambak/ No
Kecamatan
Sawah Pekarangan Ladang Perkebunan
kolam/ Hutan
16.234
4.532
5.095
7.294
2.550
1.706 1.070 2.258 2.142
Jumlah
51.262
202
754
4.529
337
3
1.528
54
10
1.649
0
0
111
318
0
13.043
8.516
2.112
8.725
4.724
0
25.106
3.467
211
3.789
1.822 2.262
494
102
4.134
9.617
3.265
4.701 1.180
6.246
30.187
,|
',t.457
238
3.928
0
0
2.752
140
28
9.122
1.371
0
71.948
19.165
Jumlah
Lain
empanq
1. lr4ebo Kibang 2. Bahng Hari 3. Sekampung 4. Jabung *) 5. Labuhan Maringgai 6. Way Jepara 7. Sukadana 8. Pekalongan 9. Raman Utara 10. Purbolinggo 11. Marga Tiga
Lain-
0 244 6.068 48 34 7.630 0 733 8.433 0 5.679 6.704 0 1.531 41 .064 1.383 4.190
39.788
637 323 42.133 0 362 6.314 0 786 9.048 0 1.355 11.234 64 1.108 14.987
2.364 2.'t32
16.345
193.403
Sumber: Kecamatan Dalam Angka, 1998 Catatan : ') meliputi Kecamahn Jabung dan Sekampung Udik
Beberapa bagian kawasan pesisir Kabupaten Lampung Timur, mulai dari Tanjung Penet hingga Ketapang di Kabupaten Lampung Selatan pada saat ini mengalami perubahan fungsi dari rawa-rawa dan vegetasi mangrove menjadi lahan pertanian tanaman pangan dan tambak udang. Sebagian besar tambak yang diusahakan merupakan tambak tradisional dan
sebagian kecil saja yang merupakan tambak semi-intensif dan intensif. Konversi lahan umumnya diawali dari pinggir pantai, kemudian berkembang ke arah daratan. Di sekitar Sungai
Pisang lebar kawasan pertambakan telah mencapai 5 km ke arah daratan. Hasil penelitian CRMP menunjukkan areal pertambakan di sekitar Tanjung Penet memanjang hingga Ketapang
telah mencapai areal seluas 12.000 hektar. Kegiatan pertambakan dan penebangan vegetasi mangrove yang berlebihan diduga telah mempercepat terjadinya abrasi di pantai Timur.
2.2.2.3 Analisis Fisik Terhadap Pemanfaatan Ruano
A.
KondisiGeoloqi Kabupaten Lampung Timur termasuk bagian wilayah Timur Pulau Sumatera yang telah
mengalami proses pengangkatan. Wilayah ini sebagian besar berupa dataran sedimen tersierkuarter.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
Wilayah Kabupaten Lampung Timur dapat digolongkan menurut 4 (empat) jenis struktur geologi, yaitu
(a)
:
Endapan permukaan yang sebagian besar terdapat di sepanjang pantai Timur. Wilayah ini
terdiri atas dataran rawa
dan
pasang surut yang terbentuk dari sedimen holosin yang
mengandung liat marine, endapan sungai dan rawa, dan endapan pasir pantai. Endapan
liat marine mengandung pirit dan fosil yang masih muda dengan ketebalan lebih dari 2
meter. Pada dataran rawa dan peralihan ke daerah upland dijumpai sand ndges atau beach idges yang merupakan endapan pasir dengan kandungan kuarsa dan sedikit feldspar, magnetik, dan ilminit.
(b)
Batuan gunung api yang meliputi hampir seluruh Kabupaten Lampung Timur, terdiri atas endapan gunung api (Qhv), tufa Lampung (Qlv), dan andesit tua fl'ov). Tufa Lampung
merupakan tufa berkomposisi masam, liat tufaan, dan batu pasir dengan ketebalan berkisar 10-30 meter. Formasi tufa Lampung ini meliputi dataran yang cukup luas, berbatasan dengan endapan holosen. Batuan-batuan Ini membentuk tanah latosol dan podsolik yang memiliki tingkat kesuburan rendah.
(c)
Batuan sedimen sebagian besar terdapat di bagian Utara dan di Selatan dalam besaran yang terbatas. Batuan ini terdiri atas batuan gamping koral (Qg), formasi Telisa Cfmtp), sebagian besar formasi Baturaja Clmbg), dan formasi Lingsing (Kls).
(d)
Batuan beku banyak terdapat di bagian Selatan Kabupaten Lampung Timur. Batuan ini
terdiri atas basalt Sukadana (Qb), batuan terobosan miosen seperti granit (Imgr) dan granodiorit Omgd). Formasi Qb terbentuk dari aktivitas volkan termuda di daerah Lampung pada masa kuarter dan membentuk plateau basalt Sukadana.
Lampung Timur merupakan daerah yang tersusun dari material gunung api, sehingga diperkirakan memiliki potensi akuifer yang
baik.
Dominasi tufa Lampung dan bahan sedimen
laut dan sungai mengindikasikan adanya potensi air tanah dangkal yang sangat bermanfaat bagi kebutuhan penduduk.
'
Kondisi geologi lingkungan di Kabupaten Lampung Timur secara umum relatif aman,
kecuali bencana erosi dan longsor dapat terjadi di beberapa Kecamatan yang memiliki sungaisungai besar. Potensi banjir meliputi sebagian hilir wilayah kabupaten di Pantai Timur dengan pola aliran sungai yang menyebar ke arah pantai.
B.
Jenis Tanah
Proses pembentukan tanah dipengaruhi oleh bahan induk dan iklim, sedangkan penyebaran jenis tanah dipengaruhi oleh bentuk lahan. Kabupaten Lampung Timur didominasi oleh jenis tanah podsolik kekuningan dan podsolik merah kuning. Tabel 2.12 menyajikan jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Lampung Timur.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
41
Tabel2.12 Jenis Tanah dan Penyebarannya di Kabupaten Lampung Timur Kecamatan
Jenis Tanah
1.
Metro Kibang
Asosiasi podsolik kekuningan dan podsolik merah kuning
2.
Batang Hari
Asosiasi podsolik kekuningan dan podsolik merah kuning
3.
Sekampung
Asosiasi podsolik kekuningan dan podsolik merah kuning
4.
Jabung
Latosol coklat kemerahan + latosol merah + hidromorf kelabu + alluvial hiromorf
5.
Labuhan Maringgai
Regosol coklat kuningan + alluvial hidromorf + latosol merah
6.
Way Jepara
Latosol coklat kemerahan + latosol merah kekuningan& latosol + allwial coklat kelabu + podsolik menah kuning
7.
Sukadana
Asosiasi podsolik kekuningan & podsolik merah kuning
8.
Pekalongan
Asosiasi podsdik kekuningan dan podsolik merah kuning, serta latosol coklat kemerahan
9.
Raman Utara
Asosiasi podsolik kekuningan dan podsolik merah kuning
10.
Purbolinggo
Asosiasi podsdik kekuningan dan podsolik merah kuning
11.
Sekampung Udik
Latosol coklat kemerahan + latosol merah + hidromorf kelabu + allwial hiromorf
12.
Marga Tiga
Asosiasi podsdik kekuningan & podsolik merah kuning
Sumber: RUTR Dati ll Lampung Tengah, 1992
C.
Kondisi Hidroloqi Sumber air di Kabupaten Lampung Timur terutama berasal dari sungai dan air tanah. Di
Kabupaten Lampung Timur terdapat 37 sungai dan 2 (dua) DAS, namun wilayah Kabupaten Lampung Timur merupakan daerah penerima, sementara hulu sungai umumnya berada di Kabupaten
lain.
Sungai-sungai yang berhulu di wilayah Barat melintasi Kabupaten Lampung
Timur menuju ke Timur dan bermuara di Laut Jawa. DAS Sekampung dan DAS Way Jepara merupakan daerah aliran sungai potensial untuk kegiatan pertanian
di Kabupaten
Lampung
Timur.
Badan sungai umumnya mengalami sedimentasi oleh erosi di daerah hulu, sehingga
menyebabkan penyempitan muara sungai. Di antaranya muara Way Sukadana telah mengalami penyempitan yang mengakibatkan banjir pada musim penghujan. Proses erosijuga mengakibatkan kualitas air sungai menjadi keruh.
D.
Kemampuan Tanah Ditinjau dari kondisi topografinya maka Kabupaten Lampung Timur memiliki dataran
yang relatif luas. Hampir seluruh wilayah Kabupaten Lampung Timur memiliki kelerangan 0 2o/o. Di beberapa tempat memiliki kelerengan 2
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
-
- 15o/o, yaitu di Kecamatan Sukadana, Marga 42
Tiga, Jabung, dan Labuhan Maringgai. Daerah perbukitan dengan kemiringan 15
-
4oo/o
terdapat di Kecamatan Jabung dan Labuhan Maringgai.
Sedangkan ditinjau dari kedalaman efektif tanahnya, sebagian besar wilayah Kabupaten Lampung Timur memiliki kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm. Di beberapa daerah kedalaman efektifnya antara 60
-
90 cm, yaitu di bagian Timur Kecamatan Jabung dan
Purbolinggo, Tekstur tanah di Kabupaten Lampung Timur sebagian besar merupakan lekstur sedang
sampai halus. Tekstur tanah kasar tersebar di bagian Selatan dan Barat Kecamatan Jabung, serta di bagian Barat Kecamatan Sekampung Udik.
Berdasarkan kapasitas drainasenya, Kabupaten Lampung Timur terdiri atas
3
(tiga)
kelompok, yaitu kawasan yang tidak pemah tergenang, kadang-kadang tergenang, dan terus menerus tergenang. Sebagian besar lahan termasuk kawasan yang tidak pernah tergenang
dan hanya sebagian kecil kawasan yang tergolong sering tergenang, yaitu di Kecamatan Labuhan Maringgai.
Sedangkan berdasarkan potensi erosi, kawasan di bagian Barat Kecamatan Sekampung Udik dan perbatasan Kecamatan Jabung dan Labuhan Maringgai merupakan kawasan rawan erosi.
E.
Kesesuaian Lahan Penilaian kesesuaian lahan ditujukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan secara
lestari. Pengelompokan kelas lahan adalah sebagai berikut (RePPProt, 1988) Kelas
51 :
:
Sesuai, dimana penggunaan tetap untuk tipe yang dipertimbangkan diharapkan memberikan hasil produksi yang cukup tanpa merusak sumberdaya lahan.
Kelas
52 :
Sesuai Bersyarat, lahan membutuhkan masukan tambahan agar sesuai bagi penggunaan secara tetap untuk tipe yang dipertimbangkan. Masukan dapat meliputi tindakan konservasi tanah dan air, teras bangku, pengendalian air, pengelolaan perkebunan, pemupukan, infrastruktur, dan sebagainya.
Kelas
N
:
Tidak Sesuai, lahan memiliki mutu yang tidak sesuai untuk penggunaan secara tetap bagi tipe yang dipertimbangkan.
Gambar 2.9 menyajikan sistem lahan di Kabupaten Lampung Timur.
Dalam program pengembangan pertanian perlu dipertimbangkan kesesuaian lahan potensial dan tingkat masukan (input) yang diperluKan. Penilaian kesesuaian lahan potensial
untuk tanaman pangan lahan basah, tanaman pangan lahan kering, tanaman tahunan, perikanan, dan peternakan tertera pada lampiran.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
43
KABUPATEN TAMPUNG TENGAH
.,6i.-'- t
,''8^"')l' l(m "..\
t
C
.r.- m.
=?'c-q
KOTA METRO
-*
\ /\.-. _l
*,
r..\
,h
&r
IAIIPUNG SETATAN ORIENTASI
a._
io'T^
i)
RENCANA TATA RUANG WII.AYAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Gdrnber ZE
KEIER^TGAI{:
F=l
BATASTGBuPATEII
JAIrNNEGARA
:n-n |-Ol
F-€
K
JAul{pRoptNSl
KEDA|.AI|Afl
I.EREIIG
T--l
0-
216
I 2-15r 815./OX f---l >{99
nIXoTATGBUP TEN
B{r
DAuu
$ilcl
IEIGNNTA{A}I Harlsc&l)
Tn fll
ScdsrSLltrytrrg)
f-3-l
lGsa(Fdsi1
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
EFEKNFTAT{AII
TT-l >g0dr fT-l 60-90crn l-d'l
30-60m
fT.l
<30crn
PETA KEMAi' PUAN LAHAT.I
IGBUPATEN ISilIPUNG TIMUR
stda:l T I
EROSI
Frl
trcr
TF-'l Ma&od
-
t9
r5r(n
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR I(ETEMI€AI{:
F=l
BAT
sKAaPAtEI
Ir.otl lt
fs
F= F:= n-n |-6.1
R|
AR 0
lrlr
g,tIGA'ALUR
tBrlsl
UAITNAANG
fBor
SUsrn{(re|
I
JAUflTGGAR^
|8--Nl
8A(rufi
t-ft]
JAur{pRop$61
tFsM
Gttilt|Gs^LorG
IELvR
TE{
t3ilo
$IGATEUilG
Ito{n
loRAl{Jl
3u(orAxEcrflATAfl o^N u
fFrKl
S RASGTOI€OX
fsBGl
$EB ilG^t.,
iErrl
8€UTI
gfiroT
F--€ Rl $rcl
K
aP
tml l€-KU-l
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
XIAR, 8€XGKU-U
lffit
@fr t-ffi]
R
fiI'G
SISTEM LAHAN
IGBUPATEN
T
AMPUNG TIMUR
SANJARITWAS
o?stt0l5l(n
IqHAYA{
ilEroAw l SOLOK
-
45
2.2.3 Perekonomian Wilayah 2.2.3.1 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan perekonomian
di Kabupaten Lampung Timur diidentifikasi melalui
nilai
PDRB kabupaten. Oleh karena pada awalnya Kabupaten Lampung Timur bergabung dengan Kabupaten Lampung Tengah, maka gambaran pertumbuhan ekonomi hingga tahun 1996 dikaji
melalui peningkatan PDRB Lampung Tengah. Pada tahun 1993 sampai 1996, perekonomian Lampung Tengah mengalami perkembangan dengan laju pertumbuhan mencapai7,02o/o per tahun dan pada tahun 1996 nilai PDRB Lampung Tengah tercatat sebesar Rp 2.063.803 juta. Laju pertumbuhan tersebut berada di bawah laju pertumbuhan Propinsi Lampung yang tercatat sebesar 7,92o/o per tahun.
Walaupun laju pertumbuhannya lebih rendah, namun Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 1996 memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB Propinsi Lampung, yaitu mencapai 30%. Haltersebut selain dipengaruhi oleh luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah,
juga dipengaruhi oleh keberadaan kegiatan pertanian dan industri yang cukup maju serta dilalui oleh jalur regional antar propinsi yang cukup padat. Pada tahun 1999 dilakukan pemekaran
wilayah Kabupaten Lampung Tengah menjadi Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten Lampung Timur, dan Kota Metro.
Secara sektoral, perekonomian Lampung Tengah di dominasi oleh kegiatan pertanian sebagaimana ditunjukkan oleh kontribusinya sebesar40,99% pada tahun 1996, terutama yang
berasal dari subsektor tanaman bahan makanan (22,35Yo). Sektor lain yang berperan cukup besar di Lampung Tengah adalah sektor industri dengan kontribusi sebesar 16,460/", dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran dengan kontribusi sebesar 15,17o/o.
Kontribusi sektor tersier lainnya, seperti bangunan, jasa, keuangan, angkutan, dan listrik terhadap PDRB relatif terbatas. Sedangkan sektor primer yang memiliki kontribusi rendah adalah sektor pertambangan dan penggalian.
'
Nilai PDRB Lampung Tengah pada tahun 1993-1996 tertera pada Tabel 2.13, 2.14, dan
2.15. Sektor-sektor yang memiliki laju pertumbuhan tinggi umumnya adalah sektor tersier, terutama sektor listrik dan air bersih, dan sektor bangunan, walaupun kontribusi terhadap PDRB Lampung Tengah relatif rendah. Sedang sektor primer seperti pertambangan dan penggalian
yang juga memiliki kontribusi rendah mencatat laju pertumbuhan relatif lebih tinggi diba.ndingkan sektor pertanian. Sektor pertanian sebagai sektor utama justru memiliki laju pertumbuhan yang rendah, yaitu sekitar 3,640/o per tahun antara tahun 1993 sampai 1996. Subsektor pertanian yang memiliki
laju pertumbuhan tinggi pada periode tersebut
adalah
petemakan dan kehutanan. Sedang laju pertumbuhan rata-rata subsektor tanaman pangan
yang memiliki kontribusi terhadap PDRB terbesar hanya sebesar 2,39o/o. Laju pertumbuhan
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
sektor pertanian secara keseluruhan sangat fluktuatif, dengan perbedaan penurunan dan peningkatan laju pertumbuhan yang besar.
Tabel2.13 PDRB Kabupaten Lampung Tengah Berdasarkan Harga Konstan 1993 Tahun 1993-1996 (Juta Rupiah)
No 1.
Lapangan Usaha
1994
1993
1995
1996
Pertanian
762.433
743.526
810.375
845.990
a. Tanaman Bahan Makanan
435.191
400.331
460.406
461.200
b. Tanaman Perkebunan
149.745
143.227
136.498
156.904
c. Peternakan
130.754
1s1.802
163.120
174.076
d. Kehutanan
443
543
596
654
e. Perikanan
46.300
47.623
49.755
53.156
Pertambangan dan Penggalian
31.'178
34.478
41.341
48.991
Industri Pengolahan
255.4i!6
287.940
313.653
339.760
a. Industri Besar dan Sedang
202.724
230.669
251.403
260.769
52.712
57.271
62.250
78.991
Listrik dan Air Bersih
3.680
4.767
5.411
8.676
a. Listrik
3.210
4.067
4.482
7.663
470
700
929
1.013
94.392
't31.816
160.696
188.634
Perdagangan, Hotel, & Restoran
260.073
271.251
294.531
313.'t65
a. Perdagangan Besar & Eceran
2U.428
254.676
276.976
295.379
188
205
217
245
c. Restoran / Rumah Makan
15.457
16.370
17.338
17.541
Angkutan dan Komunikasi
59.375
69.708
77.068
84.329
a. Pengangkutan
54.470
63.916
70.289
74,775
4.905
5.792
6.779
9.554
59.89'l
65.795
71.863
77.875
a. Bank
5.949
6.411
8.125
b. Lembaga Keuangan tanpa Bank
1.077
1.663
1.828
2.012
52.791
57.619
61.799
64.804
b. Industri Kecil & Kerajinan RT
b. Air Bersih
Bangunan
b. Hotel
b. Komunikasi Keuangan, Persewaan, & Jasa
c. Sewa Bangunan d. Jasa Perusahaan
10.941
74
102
111
118
Jasa-jasa
145.577
150.032
153.529
156.382
a. Pemerintahan Umum
121.831
124.194
126.385
128.722
b. Swasta
23.746
25.838
27.144
27.660
Jumlah
1.672.035
1.759.313
Sumber: Lampung Timur Dalam Angka 1998
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TtM UR
1.928.467
2.063.802
Tabel2.14 Kontribusi Sektor Terhadap PDRB Kabupaten Lampung Tengah Berdasarkan Harga Konstan 1993 Tahun 1993-1996 (%)
No. 1.
6.
7.
9.
Lapangan Usaha
1993
1994
1995
1996
Pertanian
45,60
42,26
42,02
40,99
a. Tanaman Bahan Makanan
26,03
22,75
23,87
22,35
b. Tanaman Perkebunan
8,96
8,14
7,08
7,60
c. Peternakan
7,82
8,63
8,46
8,43
d. Kehutanan
0,03
0,03
0,03
0,03
e. Perikanan
2.77
2,71
2,58
2,58
Pertambangan dan Penggalian
1,86
1,96
2,14
2,37
Indushi Pengolahan
15,28
16,37
16,26
16,46
a. Industri Besardan Sedang
12,12
13,11
13,04
12,64
b. lndustri Kecil & Kerajinan RT
3,15
3,26
3,23
3,83
Listrik dan Air Bersih
0,22
0,27
0,28
0,42
a. Listrik
0,19
0,23
0,23
0,37
b. Air Bersih
0,03
0,04
0,05
0,05
Bangunan
5,65
7,49
8,33
9,14
Perdagangan, Hotel, & Restoran
't5,55
15,42
15,27
15,17
a. Perdagangan Besar & Eceran
14,62
14,r4
14,36
14,31
b. Hotel
0,01
0,01
0,01
0,01
c. Restoran / Rumah Makan
0,92
0,93
0,90
0,85
Angkutan dan Komunikasi
3,55
3,96
4,00
4,09
a. Pengangkutan
3,26
3,63
3,64
3,62
b. Komunikasi
0,29
0,33
0,35
0,46
Keuangan, Persewaan, & Jasa
3,58
3,74
3,73
3]7
a. Bank
0,36
0,36
0,42
0,53
b. Lembaga Keuangan tanpa Bank
0,06
0,09
0,09
0,10
c. Sewa Bangunan
3,16
3,28
3,20
3,14
d. Jasa Perusahaan
0,00
0,01
0,01
0,01
Jasa-jasa
8,71
8,53
7,96
7,58
a. Pemerintahan Umum
7,29
7,06
6,55
6,24
b. Swasta
1,42
1,47
1,41
1,34
Jumlah
100,00
100,00
100,00
100,00
Sumber: Lampung Timur Dalam Angka 1998
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
Tabel2.15 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Lampung Tengah Berdasarkan Harga Konslan 1993 Tahun 1993-1996 (%)
No.
Lapangan Usaha
1. Pertanian
3,64
a. Tanaman Bahan Makanan
-8,0'l
15,01
0,17
2,39
b. Tanaman Perkebunan
4,35
4,70
14,95
1,97
c. Petemakan
16,10
7,46
6,72
10,09
22,57
9,76
9,73
14,02
2,86
4,48
6,84
4,72
Pertambangan dan Penggalian
10,58
19,91
18,50
16,33
Industri Pengolahan
12,72
8,93
8,32
ooo
a. Industri Besardan Sedang
13,78
8,99
3,73
8,83
8,65
8,69
26,89
14J5
Listrik dan Air Bersih
29,54
13,51
60,34
34,46
a. Listrik
26,70
10,20
70,97
35,96
b. Air Bersih
48,94
32,71
9,04
30,23
39,65
21,91
17,39
26,31
Hotel, & Restoran
4,30
8,58
6,33
6,40
a. Perdagangan Besar & Eceran
4,19
8,76
6,64
6,53
b. Hotel
9,04
5,85
12,90
9,27
c. Restoran / Rumah lvlakan
5. Bangunan 6. Perdagangan,
8.
5,91
5,91
1,17
4,33
Angkutan dan Komunikasi
17,40
10,56
9,42
12,46
a. Pengangkutan
17,34
9,97
6,38
11,23
b. Komunikasi
18,08
17,04
40,94
25,35
Keuangan, Persewaan, &Jasa
9,86
9,22
8,37
9,'t5
a. Bank
7,77
26,74
34,66
23,05
54,41
9,92
10,07
24,80
c. Sewa Bangunan
9,15
7,25
4,86
7,09
d. Jasa Perusahaan
37,84
8.82
6,31
17,66
Jasa-jasa
3,06
2,33
1,86
2,42
a. Pemerintahan Umum
1,94
1,76
1,85
1,85
b. Swasta
8,81
5,05
1,90
5,26
Jumlah
5,22
9,61
7,02
7,28
b. Lembaga Keuangan tanpa Bank
9.
Laju RahRata
4,39
b. lndustri Kecil & Kerajinan RT
7.
1996
8,99
e. Perikanan
4.
1995
-2,48
d. Kehutanan
2. 3.
1994
Sumber: Lampung Timur Dalam Angka 1998
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
Berdasarkan gambaran perekonomian Propinsi Lampung, pada tahun 1997-1998 terjadi penurunan laju perekonomian yang cukup besar, yaitu mencapai-8 %padatahun 1998. Penurunan faju pertumbuhan sektor pertanian sebagai sektor utama mencapai 4,21o/o pada
tahun 1 997, namun tahun 1 998 meningkat kembali menjadi 4o/o. Hal ini memperlihatkan bahwa pada kondisi perekonomian yang sulit, sektor pertanian mampu bertahan sebagai sumber aktifitas perekonomian, dimana sebagian besar tenaga kerja yang kehilangan peikerjaan pada
masa tersebut telah memasuki sektor pertanian untuk memperoleh sumber pendapatan. Gambaran perekonomian Propinsi Lampung juga mencerminkan perkembangan perekonomian di Kabupaten Lampung Timur.
Pada tahun 1997-1998, laju pertumbuhan PDRB Lampung Timur mengalami penurunan hingga
l,l9o/o,
namun masih berada di atas laju pertumbuhan propinsi yang turun
drastis hingga -8%. Dominasi kegaatan pertanian yang menonjol menyebabkan penurunan laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Lampung Timur tidak sebesar Propinsi Lampung. Penurunan laju terbesar terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian, serta seklor konstruksi, sedang
sektor pertanian dan listrik mampu bertahan dengan pertumbuhan positif. Peningkatan PDRB Kabupaten Lampung Timur yang dibentuk oleh sektor pertanian
sangat besar, dengan laju mencapai 7,75o/o. Pertumbuhan yang besar terutama terjadi pada sub sektor perikanan (16,54%), kehutanan (14,68), dan tanaman pangan (12,27o/o). Kontribusi sektor pertanian di Lampung Timur pada tahun 1998 tercatat sebesar 55,37o/o meningkat dari 49,24Vo pada tahun 1997. Sumbangan terbesar dari sektor pertanian terutama berasal dari
subsektor tanaman pangan, yaitu sebesar 33,32To. Sektor lainnya yang memiliki kontribusi refatif besar adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran, yaitu 14,81o/o. Sedangkan sektor
industri belum berkembang ditandai oleh sumbangannya yang rendah terhadap PDRB Lampung Timur, yaitu hanya 7,01o/o atau berada pada urutan keempat setelah sektor konstruksi. Tabel 2.16 dan Tabel 2.17 menunjukkan nilai PDRB Lampung Timur tahun 1997 dan 1998.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
Tabel2.16 PDRB Kabupaten Lampung Timur Berdasarkan Harga Berlaku dan Harga Konstan 1993
Tahun 1997-1998 (Juta Rupiah)
Harga Konstan
Harga Berlaku Lapangan Usaha
No.
1997 1.
648.581
1.235.419
a. Tanaman Bahan Makanan
346.792
751.276
129.089
182.250
85.511
129.475
783
1.206
e. Perikanan
86.406
171.212
c. Peternakan d. Kehutanan
227.964 27.912 63.302 578
59.022
23.093
25.450
17.653
10.695
23.093
25.450
17.653
10.695
Industri Pengolahan
70.142
90.687
53.386
47.974
a. IndustriTanpa Migas
70.142
90.687
53.386
47.974
Listrik dan Air Bersih
3.728
4.525
2.785
3.097
a. Listrik
3.213
3.953
2.438
2.807
515
572
347
290
Konstuksi
116.326
103.600
87.848
56.090
Perdagangan, Hotel, dan Restoran
180.160
278.456
109.640
101.342
a. Perdagangan Besar dan Eceran
172.286
266.314
103.433
95.787
24
22
20
18
7.850
12.120
6.187
5.537
c. Restoran / Rumah lr/akan Transportasi dan Komunikasi
35.657
36.381
30.624
29.142
a. Transportasi
34.279
34.469
29.485
27.852
b. Komunikasi
1.378
1.912
1.139
1.290
34.790
50.025
24.362
23.437
Keuangan, Persewaan, Jasa Perush. a. Bank
145
1.902
689
799
1.151
445
331
32.075
48.156
22.496
22.946
14
29
13
15
Jasa-jasa
48.419
60.825
36.147
33.521
a. Pemerinbhan Umum
40.084
48.977
b. Lembaga Keuangan tanpa Bank c. Sewa Bangunan d. Jasa Perusahaan
-----
30.054 67.291 504 50.647
378.778
Pertambangan dan Penggalian
b. Hotel
9.
351.538 203.042
a. Penggalian
b. Air Bersih
7.
1998
1997
Perhnian
b. Tanaman Perkebunan
4.
1998
b. Swasta:
8.335
4.711
27.274
6.835
6.247
5.180
3.644
3.091
103
108
49
3.463
6.565
3.083
3.107
1.160.896
1.885.368
713.983
684.076
3. Perorangan dan Rumah Tangga
Sumber: Ringkasan PDRB Kab. Lampung Timur, BPS 1999
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
29.312
1.848
161
1. Sosial Kemasyarakatan
2. Hiburan dan Rekreasi
Jumlah
'1
1.408
Tabel2.17 Kontribusi Sektor Terhadap PDRB Kabupaten Lampung Timur dan Laju Pertumbuhan PDRB Tahun 1997-1998 (Juta Rupiah) Laju Pertumbuhan (%)
Kontibusi No.
1.
Lapangan Usaha 1998
Pertanian
49,24
55,37
7,75
a. Tanaman Bahan lvlakanan
28,44
33,32
12,27
4,21
4,08
-7,13
c. Peternakan
9,42
9,25
-5,93
d. Kehuhnan
b. Tanaman Perkebunan
2.
7.
1997
0,07
0,08
14,68
e. Perikanan
7,09
8,63
16,54
Pertambangan dan Penggalian
2,47
1,56
-39,42
a. Penggalian
2,47
1,56
-39,42
Indushi Pengolahan
7,48
7,01
-10,14
a. IndustriTanpa Migas
7,48
7,01
-10,14
Listrik dan Air Bersih
0,39
0,45
11,20
a. Listrik
0,34
0,41
15,14
b. Air Bersih
0,05
0,04
-16,43
Konstruksi
12,30
8,20
-36,'t5
Perdagangan; Hotel, dan Restoran
15,36
14,81
-7,57
a. Perdagangan Besar dan Eceran
14,49
14,00
-7,39
b. Hotel
0,00
0,00
-10,00
c. Restoran / Rumah Makan
0,87
0,81
-10,51
Transporhsi dan Komunikasi
4,29
4,26
4,84
a. Transportasi
4,13
4,07
-5,54
b. Komunikasi
0,16
0,19
13,26
Keuangan, Persewaan, & Jam Perush.
3,41
3,43
-3,80
a
9.
1998
1997
Bank
0,20
0,02
-89,70
b. Lenbaga Keuangan tanpa Bank
0,06
0,05
-25,62
c. Sewa Bangunan
3,15
3,35
2,00
d. Jasa Porumhaan
0,00
0,00
15,38
Jasa-jasa
5,06
4,90
-7,26
a. Pemerinlahan Umum
4,11
3,99
-6,95
b. Swasta
0,96
0,91
-8,60
1. Sosial Kemaslarakatan
0,51
0,45
-15,18
2. Hiburan dan Rekreasi
0,02
0,01
-54,63
3. Perorangan dan Rumah Tangga
0,43
0,45
0,78
100,00
100,00
-4,19
:
Jumlah
Sumber : Ringkasan PDRB Kab. Lampung Timur, BPS 1999
RTRW K.qeupATEN LAMPUNG TIMUR
2.2.3.2 Sektor-Sektor Perekonomian
A.
Sektor Pertanian
Sektor pertanian memberikan sumbangan terbesar terhadap PDRB Lampung Timur. Kegiatan pertanian yang utama adalah pertanian tanaman pangan, yang meliputi padi, jagung, ubi kayu, dan tanaman palawija lainnya. Dilihat dari luas panen dan jumlah produksi, tanaman pangan yang berperan besar dalam perekonomian Lampung Timur adalah padi, jagung, dan ubi kayu.
Luas lahan potensial yang dapat ditanami padi di Lampung Timur pada tahun 1998 mencapai 51.024 ha, dengan frekuensi tanarn antara satu atau dua kali selahun. Luas lahan sawah dengan satu kali tanam adalah 22.840 ha dan luas sawah dengan dua kali tanam adalah
28.184 ha. Dilihat dari penyebarannya, lahan sawah terdapat hampir di seluruh kecamatan, dengan lahan sawah terluas di Kecamatan Jabung (14.615 ha). Dari luas lahan potensial, sawah yang memiliki irigasi teknis mencapai sekitar 52%, yaitu seluas 26.313 ha. Sedang sawah beririgasi yang dikelola Dinas PU Lampung Timur hanya sekitar 12o/o dan luas sawah potensial, yaitu seluas 6.311 ha.
Berdasarkan data terakhir, luas lahan sawah potensial
di
Lampung Timur adalah
53.409 ha, dengan areal sawah 1 kali tanam 22.792 ha dan dua kali tanam seluas 29.099 ha. Luas areal terbesar adalah di Jabung sebesar 9.782 ha (sumber : Dinas Pertanian Lampung Timur).
Tabel2.18 Luas Lahan Sawah PotensialdiKabupaten Lampung Timur
[ahun 1998 (Ha) Frekuensi Tanam Kecamatan 1
kali
2 kali
1.
lvletro Kibang
150
52
202
2.
Batang Hari
0
4.273
4.273
3.
Sekampung
0
3.789
3.789
4.
Jabung t)
11.267
3.348
14.615
5.
Labuhan lvlaringgai
3.845
3.885
7.730
6.
Way Jepam
4.410
2.630
7.040
7.
Sukadana
2)
0
0
0
8.
Pekalongan
482
2.160
z-ada'
q
Raman Utara
1.013
5.069
6.082
Purbolinggo
1.673
2.978
4.651
22.840
28.184
51.024
10.
Lampung Timur
Sumber: Lampung Timur Dalam Angka 1998 Keterangan: tl termasuk Kecamahn Sekampung Udik, l) termasuk Kecamatan lr,larga Tiga
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TTMUR
Sawah beririgasi yang utama pada tahun 1998 berada di Kecamatan Way Jepara, Raman Utara, Purbolinggo, Batang Hari, dan Sekampung. Jenis sawah lainnya berdasarkan kondisi pengairan adalah sawah tadah hujan yang terdapat di Jabung, Labuhan Maringgai, dan Raman Utara, dan sawah lebak di Jabung. Produksi padi sawah dan padi ladang di Lampung Timur pada tahun 1998 mencapai 358.255 ton, dengan produktiffias sebesar 4,02 ton/ha. Produktifitas tersebut tercatat di atas produktifitas rata-rata Propinsi Lampung. Swasembada beras di Lampung Timur tahun 1998 secara keseluruhan telah tercapai. Produksi padidiLampung Timurmenghasilkan 214.953 ton beras, sedang kebutuhan setempat yang dihitung berdasarkan asumsi 150 kg/jiwaftahun hanya 600/o dari produksi
tersebut, y aitu 1 27 .820 ton.
Pengembangan tanaman
padi dimasa datang dilakukan melalui
intensifikasi
mempertimbangkan ketersediaan lahan sawah yang terbatas. Produktifitas padi sawah dapat ditingkatkan hingga 5 ton/ha dengan dukungan pengelolaan, kualitas lahan, serta cuaca yang baik.
Tabel2.19 Luas Lahan Sawah Beririgasi di Kabupaten Lampung Timur
Tahun 1998 (Ha)
Teknis Kecamatan 1
'1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
kali
2 kali
lvletro Kibang
0
0
0
Batang Hari
0
3.880
3.880
Sekampung
0
3.307
3.307
Jabung t)
0
0
0
Labuhan Maringgai
Way Jepara Sukadana
z)
Pekalongan Raman Ulara Purbolinggo
125
992
1.117
3.190
1.685
4.875
0
1.912
1.912
0
2.550
2.550
936
3.274
4.210
2.665
1.797
4.462
19.397
26.313
Lampung Timur
Sumber: Dinas Pertanian Lampung Timur Keterangan : t) termasuk Kecamatan Sekampung Udik,
RTRW KABUPATEN LAM PUNG TIMUR
z)
termasuk Kecomabn lr,brga Tiga
54
Tabel2.20 Luas Panen, Produksi, dan Produktifitas Padi
di Kabupaten Lampung TimurTahun 1998 Luas Panen (Ha)
Kecamahn
t'fl*[Xf'
Produksi[on)
't.
[4etro Kibang
1.167
3.499
3,00
2.
Batang Hari
6.919
33.086
4,78
Sekampung Jabung tt
8.720
39.984'
4,59
4.
20.468
72.774
3,56
5.
Labuhan Maringgai
11.077
42.756
3,86
6.
Way Jepara
9.950
37.847
3,80
7.
Sukadana
1.833
41.872
3,54
8. o
Pekalongan
4.868
22.893
4,70
Raman Utara
7.354
30.610
4,16
10.
Purbolinggo
6.843
32.934
4,81
r)
Lampung Timur
1
89.199
4,02
Sumber : Lampung Timur dalam Angka 1998 Keterangan : t) termasuk Kecamahn Sekampung Udik,
z)
termasuk Kecamatan ft,larga Tiga
Selain tanaman pangan lahan basah, tanaman lahan kering atau palawija juga menjadi
produksi utama di Lampung Timur, terutama jagung dan ubi kayu. Luas panen jagung pada tahun 1998 lebih luasdari padi, yaitu mencapai 119.381 ha. Dengan produktifitas jagung yang cukup tinggi, yaitu 3,03 ton/ha, maka produksi yang dihasilkan mencapai 361.291 ton. Luas dan
produksi jagung terbesar terdapat
di Kecamatan Jabung. Kecamatan lainnya yang
adalah Way Jepara, Labuhan Maringgai, Sukadana, dan Metro Kibang.
Tabel2.21 Luas Panen, Produksi, dan Produktifitas Jagung
Kabupaten Lampung Timur Tahun'l 998
No.
Kecamatan
Luas Panen (Ha)
Produksi fl'on)
Produktr'fitas
fl'or/Ha)
lvletro Kibang
8.784
27.819
3,17
Batang Hari
4.169
12.682
3,04
Sekampung Jabung tt
16.254
3,06
48.421
Labuhan Maringgai
13.830
42.873
3,10
Way Jepara
19.035
56.631
_2_.9q
2)
Sukadana
5.305
145.941
3,01
12.342
36.370
2,95
Pekalongan
2.126
6.487
3,05
Raman Utara
2.208
6.541
2,96
Purbolinggo
3.161
9.693
3,07
119.381
361.291
3,03
Lampung Timur
Sumber : Lampung Timur dalam Angka 1998 Keterangan : 1)termasuk Kecamatan Sekanrpung Udik, e)termasuk Kecamabn Marga Tiga
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
potensial
Tanaman ubi kayu pada tahun 1998 mencatat luas panen 21.253 ha dengan produksi sebesar
237 .951
ton. Produktifitas tanaman ubi kayu mencapai 11,19 ton/ha. Produksi ubi kayu
terbesar terdapat di Sukadana, Way Jepara, Jabung, dan Raman Utara.
Tabel2.22 Luas Panen, Produksi, dan Produktifitas UbiKayu Kabupaten Lampung Timur Tahun 1998
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Kecamatan
Luas Panen (Ha)
Produksi[Ion)
Produkffitas
Oor/Ha)
lv'leho Kibang
709
7.945
11,21
Batang Hari
921
10.536
11,M
Sekampung
530
5.393
10,18
2.909
33.335
't1,46
712
7.522
10,56
Way Jepara
3.103
33.510
10,80
z)
8.514
95.835
463
5.248
Raman Utara
2.000
23.460
11,73
Purbolinggo
1.392
15.16i
10,90
21.253
237.951
1't,20
Jabung
r)
Labuhan Maringgai
Sukadana
Pekalongan
Lampung Timur
11,26 1
1,33
Sumber : Lampung Timur dalam Angka 1998 Keterangan : t) termasuk Kocamahn Sekampung Udik, z,termasuk Kecamatan lUarga Tiga
Jenis tanaman palawija lainnya adalah ubi jalar, kacang tanah, kedelai, dan kacang hijau. Produksinya tersebar di sernua kecamatan dengan jumlah yang hampir merata. Tanaman
ubijalar banyak terdapat di Kecamatan Sukadana, Batang Hari, dan Purbolinggo. Sedangkan kedelai lebih berkembang di Kecamatan Labuhan Maringgai, Jabung, dan Sukadana. Propinsi Lampung merupakan salah satu kawasan yang dikembangkan menjadi sentra produksi kacang kedelai dalam rangka mengurangi impor kedelai dari luar negeri.
Menurut harga komoditas, jenis tanaman kacang tanah menempati urutan teratas, diikuti oleh kacang kedelai, kacang hijau, beras, jagung dan ubi jalar, denganubi kayu pada harga terendah. Peningkatan harga komoditas rata-rata antara tahun 1997-1998 tercatat di atas looo/o.
Selain tanaman padi dan paiawUa, jenis tanaman pangan lainnya yang cukup menonjol
di Lampung Timur adalah buah-buahan, dengan produksi utama pisang, pepaya, rambutan, dan nangka.
Kegiatan perkebunan di Lampung Timur tidak menunjukkan kontribusi yang signifikan
terhadap PDRB, yaitu sekitar 4,08o/o pada tahun 1998. Pada periode krisis perekonomian (1997-1998), laju pertumbuhan subsektor tersebut menurun menjadi -7,13o/o. Sebagian besar
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
qA
lahan perkebunan merupakan perkebunan rakyat, yaitu seluas 39.227,98 Ha pada tahun 1998 dengan produksi sebesar 27.218,14 ton. Komoditi dengan areal dan produksi terbesar adalah kelapa dalam, diikuti lada, kakao, dan
kopi.
Sedang produktifitas tinggi tercatat pada jenis
tanaman semusim, yaitu lengkuas, kencur, jahe, kunyit, aren, dan temulawak.
Tabel2.23 Luas Areal, Produksi, dan Produktifitas Perkebunan Rakyat Kabupaten Lampung TimurTahun 1998
Jenis Komoditi
1.
Kelapa Dalam
2.
Luas Areal
Produksi
Produktifitas
(Ha)
Oon)
ftor/Ha)
22.585,50
16.618,74
0,74
Lada
9.677,50
5.832,55
0,60
3.
Kakao
2.399,90
1.389,48
0,58
4.
Kopi
1.632,58
634,58
0,39
5.
Kelapa Hibrida
648,00
319,22
0,49
o.
Vanili
619,50
39,70
0,06
7.
Cabe Jawa
502,10
217,50
0,43
8.
Cengkeh
391,75
17,72
0,05
o
Karet
188,50
5,30
0,03
10.
Kapuk
136,00
43,65
0,32
11.
Kelapa Sawit
88,50
0,00
0,00
12.
Jahe
97,00
667,50
6,88
13.
Kunyit
73,15
412,43
5,64
't4.
Lengkuas
40,00
345,50
8,64
15.
Aren
40,00
204,00
5,10
16.
Temulawak
37,00
188,70
5,10
17.
Kencur
33,00
259,50
7,86
18.
Pinang
16,80
13,67
0,81
19.
Tembakau
12,00
4,80
0,40
20.
Kayu lilanis
9,00
3,60
0,40
39.227,78
27.218,14
0,69
Jumlah
Sumber : Lampung Timur Dalam Angka 1998
Pada tahun 2000, luas dan produksi tanaman perkebunan mengalami peningkatan besar, dimana luas areal perkebunan rakyat menjadi 43.554,75 ha dengan produksi sebesar 49.758,23 ton. Jenis komoditi yang mengalami peningkatan luas areal adalah kelapa dalam, lada, kakao, kelapa sawit, karet, dan kapuk. Sedangkan kopi, vanili, dan cabe jawa mengalami penurunan luas areal. Pengembangan kawasan perkebunan rakyat dapat dilakukan dengan adanya potensi lahan pengembangan seluas 28.995 ha.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIM UR
57
Tabel2.24 Luas Areal, Produksi, dan Produktifitas Perkebunan Rakyat Kabupaten Lampung Timur Tahun 2000
Jenis Komoditi
1. Kelapa Dalam 2. Lada 3. Kakao 4. Kopi 5. Kelapa Hibrida 6. Cabe Jawa 7. Kelapa Sawit 8. Karet 9. Kapuk 10. Vanili 11. Aren 12. Jahe 13. Pinang 14. Cengkeh 15. Kencur 16. Kunyit 17. Wijen 18. Lengkuas '19. Kayu Manis 20. Temulawak 21. Tembakau 22. Pala Jumlah
Produktifihs
PotensiPengem-
Luas Areal
Produksi
(Ha)
0on)
27.042,00
39.650,70
'l,47
4.987,00
fl'or/Ha)
bangan (Ha)
9.975,25
5.676,30
0,57
4.876,00
2.748,25
1.690,40
0,62
3.372,00
1.463,00
665,40
0,45
172,00
0,89
472,00
492,50
'140,34
488,50
247,59
0,51
878,00
374,00
0,00
0,00
4.916,00
263,00
34,50
0,13
4.934,00
178,00
35,29
0,20
431,00
167,00
27,00
0,16
553,00
59,00
296,50
5,03
269,00
57,50
36'1,50
6,29
355,00
57,00
13,95
0,24
803,00
52,00
7,80
0,15
511,00
36,00
200,50
5,57
278,00
31,00
200,00
6,45
114,00
22,50
22,50
1,00
495,00
21,50
137,50
6,40
284,00
9,00
0,00
0,00
46,00
7,75
46,75
6,03
80,00
8,00
3,71
0,46
129,00
2
0
0,00
40,00
43.554,75
49.758,23
1,14
28.995,00
Sumber: Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Lampung Timur, 2001
Catatan pada tahun 1998 menunjukkan bahwa perkebunan rakyat yang terluas terdapat di Kecamatan Labuhan Maringgai, Sukadana, Jabung, dan Way Jepara. Keempat kecamatan tersebut memiliki luas areal dan produksi terbesar untuk semua komoditi utama perkebunan, yaitu kelapa dalam, lada, kakao, kopi, kelapa hibrida, dan vanili (l-abel 2.25 dan
Tabel2.26). Tanaman lada yangrn_erupakan komoditi kedua terbesar di Lampung Timur merupakan komoditi ekspor yang telah memiliki pasar mancanegara, terutama lada hitam 'Lamphong Black
Pepper' yang berasal dari Sukadana. Tanaman lada ini tersebar di Kecamatan Sekampung
Udik, Jabung, Labuhan Maringgai, Way Jepara, Sukadana, dan Marga Tiga. Di samping tanaman lada anorganik, juga dikembangkan tanaman lada organik seluas 286,90 Ha di Labuhan Maringgai dengan pproduksi sebesar 242 ton yang seluruhnya diekspor ke Amerika
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
5a
Serikat. Di samping itu terdapat 4.876 ha lahan potensial bagi pengembangan tanaman lada di masa mendatang.
Tabel2.25 Luas Areal Perkebunan Rakyat Menurut Kecamatan dan Jenis Komoditi
di Lampung Timur Tahun 1998 (Ha)
Kecamatan
No.
1. Metro Kibang 2. Batang Hari 3. Sekampung 4. Jabung rt 5. Labuhan Maringgai 6. Way Jepara 7. Sukadana 8. Pekalongan 9. Raman Utara z)
10.
Purbolinggo Lampung Timur
Hffi Lada Kakao Kopi lfllffi
Vaniti
265,00
0,00
44,00
51,00
6,00
0,00
904,00
0,00
42,25
39,40
12,85
0,00
645,50
0,00
2,25
2,25
4,00
0,00
3.497,00
3.131,50
334,00
518,75
451,50
508,50
8.110,00
3.572,00
651,25
585,25
34,00
14,00
3.118,00
235,00
1.12',1,75
104,75
20,00
0,00
3.881,00
2.739,00
126,00
303,00
75,00
97,00
933,00
0,00
39,90
1,18
'10,65
0,00
317,00
0,00
15,50
5,00
19,00
0,00
915,00
0,00
23,00
12,00
15,00
0,00
22.585,50
9.677,50
2.399,90
1.632,58
648,00
619,50
Sumber : Lampung Timur dalam Angka 1998 Keterangan : 1)termasuk Kecamahn Sekampung Udik,
4 termasuk Kecamabn
1
lrrlarga
Tiga
Tabel2.26 Produksi Perkebunan Rakyat Menurut Kecamatan dan Jenis Komoditi Kabupaten Lampung TimurTahun 1998 CIon)
No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Kecamatan
Hffi Lada Kakao Kopi lffiH
Vaniti
tvteho Kibang
147J0
0,00
1't,50
19,20
4,80
Batang Hari
620,90
0,00
8,05
6,82
10,05
0,00
Sekampung
475,20
0,00
0,28
0,90
2,80
0,00
Jabung tt
2.513,70
1.532,25
135,10
157,00
207,38
31,70
Labuhan lilaringgai
7.260,75
1.865,40
360,76
217,20
22,10
2,00
Way Jepara
3.399,50
81,80
760,00
25,00
19,00
0,00
z)
1.229,59
2.353,10
98,42
199,21
40,50
6,00
Pekalongan
346,60
0,00
i,t2'
2,65
2,14
0,00
Raman Ubra
182,00
0,00
2,25
1,80
6,50
0,00
Purbolinggo
442,80
0,00
7,20
4,80
3,95
0,00
16.618,74
5.832,55
1.389,48
634,58
3',19,22
39,70
Sukadana
Lampung Timur
0,00
Sumber: Lampung Timur dalam Angka 1998 Keterangan : rltermasuk Kecamatan Sekampung Udik, 4 termasuk Kecamatan lvlarga Tiga
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
qo
Di Lampung Timur juga terdapat perkebunan besar yang dikelola oleh negara dan swasta dengan luas 7,212,31 ha pada tahun 1998 (tergabung dengan Kabupaten Lampung Tengah). Komodili utama adalah kelapa sawit dengan produksi sebesar 81.480 ton, sedang arealnya mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hingga tahun 1996 terdapat dua jenis komoditi lain yang diusahakan, yaitu kelapa hibrida dan kakao, namun dihentikan sejak tahun 1997. Luas areaf dan produksiperkebunan negara diLampung Tengah tertera padaTabel2.27.
'Tabel2.27 Luas Areal dan Produksi Perkebunan Besar Negara
di Lampung Tengah Tahun 1998
1994
1995
1996
1997
1998
Luas Areal (Ha): Kelapa Sawit
6.671,00
6.671,00
6.277,00
7.212,31
Kelapa Hibrida
104,00
104,00
104,00
0,00
0,00
Kakao
104,00
104,00
104,00
0,00
0,00
6.879,00
6.879,00
6.485,00
7.212,31
7.212,31
80.859,00
18.479,80
81.479,50
81.480,00
81.480,00
215,60
261,90
261,86
0,00
0,00
0,00
40,60
40,61
0,00
0,00
81.074,60
18.782,30
81.781,97
81.480,00
81.,180,00
Jumlah
7.212,31
Produksi fl-on): Kelapa Sawit Kelapa Hibrida Kakao
Jumlah
Sumber : Lampung Timur dalam Angka 1998
Luas perkebunan besar yang dikelola swasla pada tahun 1998 mencapai 35.500 ha
dengan jenis komoditi utama tebu. Komoditi lainnya adalah kelapa hibrida dan kakao. Perkembangan luas areal dari tahun ke tahun mengalami penurunan, terutama untuk jenis -kelapa hibrida dan kakao. Produksi tebu hingga tahun 1998 mencapai 230.835 ton, sedang
kelapa hibrida sebesar 14.400 ton dan kakao sebesar 600 ton. Luas areal dan produksi perkebunan besar swasta sampai tahun 1998 di Lampung Tengah tertera pada Tabel 2.28.
Sub sektor kehutanan memiliki peranan yang besar dalam perkembangan wilayah Lampung Timur. Keberadaan hutan pada Taman Nasional Way Kambas sebagai kawasan
lindung dengan luas yang signifikan tefiadap luas kabupaten merupakan salah satu aset wilayah Lampung Timur, di samping adanya hutan produksi. Sebagai kawasan wisata, hutan suaka margasatwa Way Kambas telah dikenal luas, khususnya bagi wisatawan minat khusus
(special interesf). Luas kawasan hutan
di
Lampung Timur tahun 1998 tercatat sebesar
81.245,O4 Ha yang terdiri dari kawasan hutan lindung, hutan suaka margasatwa, dan hutan produksi.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
Tabel2.28 Luas Areal dan Produksi Perkebunan Besar Swasta
di Lampung Tengah Tahun 1998 Komoditi
1994
1995
1996
5.445,00
5.445,00
0,00
0,00
5.348,00
900,00
900,00
1.668,00
600,00
600,00
1998
Luas Areal (Ha): Kelapa Sawit
1.435,00
Kelapa Hibrida
6.153,00
Kakao
1.312,00
Tebu
Jumlah
's.:c,oo 1.668,00
35.782,00
36.635,00
36.635,00
34.000,00
34.000,00
'14.682,00
49.096,00
49.096,00
35.500,00
35.500,00
1.900,00
0,00
0,00
Produksifion): Kelapa Sawit
86.513,00
Kelapa Hibrida
27.088,00
95,00
95,00
14.,t00,00
14.400,00
48,00
588,00
587,00
600,00
600,00
22.337,00
228.834,00
228.834,00
230.835,00
230.835,00
't35.986,00
231.417,00
231.416,00
245.835,00
245.835,00
Kakao Tebu
Jumlah
1.900,00
Sumber : Lampung Timur dalam Angka 1998
Mutasi beberapa fungsi hutan di Lampung Timur, terutama hutan produksi telah terjadi antara tahun 1993
-
1998. Pada tahun 1996/1997 terjadi konversi hutan produksi di Gedung
Wani, sedangkan pada tahun 1997/1998 terjadi konversi hutan di Way Kibang dan Muara Sekampung, sehingga luas hutan produksi konversi secara keseluruhan berkurang menjadi 45.115,04 ha (Iabel 2.29).
Catatan
pada Kabupaten Lampung Tengah menunjukkan pendapatan
sebesar
Rp 34.620.086 pada tahun 1998/1999 dari produksi dan peredaran kayu bulat dan kayu olahan.
Penerimaan tersebut mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 964.350 pada tahun 1997/1998 dan Rp 17.314.369 pada tahun 1996/1997.
Sedang penerimaan dari hasil pelelangan kayu dan hasil hutan tercatat sebesar Rp
147 .207.709 pada
tahun 1997/1998.
Pada masa mendatang, pengembangan hutan rakyat dapat dilakukan di Kecamatan Way Jepara dengan luas potensial 1.793 Ha dan di Kecamatan Labuhan Maringgai seluas 4.676 Ha. Lokasi potensial pengembangan hutan rakyat secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.30.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
61
g,
:a
@.=
xs r.rJ 5 U'
ooo)|r)0 o_ oooo)roo @rr)|r)-f qqqqaq o)
(\l
(o-
(o-
s
ocf,
ct
.
o|r)
sG{
c\I
co
o_
o-
J
q-F .+d SL>
ooo)|r)o ooooo)tr)0
'0
6
-
(l)
6 J
'l'=
o :<
o-
E
(I'
U)
o
o oo
o oo
(5 o (g
oqt
o
o oo
o oo
t.:
c{
ooo oooo
ooo qq
o(\l
o o_ o o
oo_ oo 1r|aqcq ct,
o-
o o-
o-
o-
F
ra)
r.-
(\t
ooooo oo_ ooooo
=o) .:< , o) EcL
abg cl='-
c!= ;i(uE
-6Ei: gr o, '?c
sa (!tr 36
o_
G.
CT (5:
Es FE U)
ooooo ooooooo lr,
o-
(') C!
a
Y,
o)_
-t o) ol
o l.i tr)
o oo ro .q
(\.1
gE
(ct
|r)
at C' J=
'2@
\f
lr)0 (.r-
(D
= :<
lr)
(oogo s<.! |r)
(U
-
(o-
+-;
qo o--
(U
(otr)$c!o@
<\r
-i
(!J
Y oE (! J
G'
c! ctv (2 dt
E5 a5!
:< .c tnJ
oo ooo @
o-
(o
o oo
o oo
o o_ a
oi
o oo @ q CD
SE
-=E E
: I
(Il
U'
o(g
sfi
bF
HY =T =g !I ;* !l !l !*P-F 'p -F'-P
co
o)
ct)
2p
(U
J
o, E
c (5 a (g 6 = G'
E (['
z.
_g (U
!
o)
r+ +KEo,E d€tE= o)G(/)€o,
=
.E
s,
S:<.u:<-c
=eE-eE 6===
F
(U
E) c,
E
oE (g
.-"
i. c)
|r)
-o E U)
Tabel2.30 Luas Potensi Pengembangan Hutan Rakyat
di Lampung Timur Tahun 2001
l.
Potensi Pengembangan (Ha)
Lokasi
No.
(Kecamahr/Desa)
1.793,00
Kecamatan Way Jepara
1. 2. Labuhan Ratu ll 3. Labuhan Ratu 4. Sumber Rejo 5. Jepara 6. SriWangi 7. Braja lndah 8. Braja Luhur 9. Braja Gemilang
77,50
Labuhan,Ratu lV
317,50 235,00
I
10.
ll.
22,50 240,00 288,00 95,00 67,50 170,00 280,00
Braja Fajar
4.676,00
Kecamahn Labuhan Marinqoai
1. Sadar Sriwijara 2. Way Areng 3. Teluk Dalam 4. Raja Basa 8aru 5. Sri Bawono 6. Mataram Baru 7. Kebun Damar 8. Mandala Sari 9. SriGading
1.350,00 302,50 455,00 468,50 611,00 544,00 325,00 247,50 222,50
10. Karang Anyar
150,00 6.469,00
Sumber: Dinas Perkebunan dan Kehuhnan Kabupaten Lampung Timur,2001
Kegiatan peternakan yang diusahakan
di
Lampung Timur terdiri atas petemakan
hewan besar dan kecil, seperti sapi, kerbau, kambing, domba, dan babi, serta petemakan unggas seperti ayam buras, ayam ras pedaging, ayam ras petelur, dan itik. Populasi temak besar dan unggas pada tahun 1998 relatif merata di seluruh kecamatan, dimana kegiatan petemakan dapat diusahakan bersamaan dengan kegiatan pertanian lahan kering. Jumlah rumah tangga yang mengusahakan petemakan hewan besar pada tahun 1998 mencapai 60.173 KK dan ternak unggas mencapai 19.765 KK. Perkembangan produksi daging, telur, dan
susu dari kegiatan peternakan mengalami peningkatan hingga tahun 1998, dimana krisis perekonomian pada tahun 1997 tidak terlampau berpengaruh terhadap produksi ternak. Pada tahun 1999, populasi ternak sapi mencapai 50.119 ekor, kambing 66.093 ekor, ayam buras 1.483.121ekor, ayam petelur448.435 ekor, serta ayam pedaging 1.380.663 ekor.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
(f,J
Sedangkan pada tahun 2000 populasi temak
di
Lampung Timur umumnya mengalarni
penurunan. Jumlah sapi potong adalah 41.720 ekor, kambing sebesar 39.812 ekor, ayam buras
1.179.326 sekor, ayam pedaging 206.800 ekor, dan ayam petelur 346.160 ekor. Populasi itik mengalami peningkatan dari 41.999 ekortahun 1999 menjadi 47.864 ekor pada tahun 2000. Populasi ternak tahun 1999 dan 2000 tertera pada Tabel 2.31.
Lampung Timur juga memiliki kegiatan budidaya lebah madu dan penangkaran burung
walet. Budidaya lebah madu terdapat di Marga Tiga, Way Jepara, Labuhan Maringgai, Batang Hari, dan Sekampung.
Tabel2.31 Populasi Temak Menurut Jenisnya di Lampung Timur
Tahun 1999-2000
Jenis Ternak t.
1999
Temak Besar
1. 2. 3. 4.
Sapi Pemh Sapi Potong Kerbau Kuda
0
12
50.119
41.720
6.552
3.643
0
0
66.093
39.812
5.654
5.770
10.482
5.483
1.483.121
1.179.326
448.485
346.160
1.380.663
206.800
41.999
47.864
Temak Kecil
1. 2. 3.
Kambing Domba Babi
Temak Unooas
'
1. 2. 3. 4.
Ayam Buras Ayam Petelur Ayam Pedaging ttik
Surnber: Dinas Petemakan Kabupaten Lampung Timur,2001
Kegiatan Perikanan di Lampung Timur mencatat produksi yang signifikan, dimana produksi perikanan laut mencapai 86,90lo dari total produksi perikanan. Produksi ikan lainnya berasal dari sungai, rawa, checkdam, tambak, kolam, dan mina padi. Penghasil ikan yang utama adalah Kecamatan Labuhan Maringgai yang berlokasi di pantai Timur Lampung Timur dan Kecamatan Jabung. Jumlah rumah tangga yang mengusahakan perikanan terbesar juga terdapat di Labuhan Maringgaidan Jabung.
Pada tahun 1998 nilai produksi perikanan laut
di Lampung
Tengah mencapai
Rp 56,876 milyar. Angka tersebut mengalami kenaikan yang cukup tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu sebesar
49,3o/o. Sedang nilai produksi ikan air
tawar yang terbesar diperoleh
daritambak, mencapai Rp 155,114 milyar.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
64
Potensi pengembangan lahan perikanan di Lampung Timur relatif cukup luas, dimana pemanfaatannya pada saat ini belum optimal, diindikasikan oleh pemanfaatan lahan potensial
yang masih rendah. Untuk jenis perikanan tambak, pemanfaatan lahan potensial baru mencapai 43,73o/o, di mana lahan potensial untuk tambak mencapai 8.000 ha dengan pemanfaatan seluas 3.498,75
ha.
Prospek kegiatan pertambakan di masa datang cukup
menjanjikan dengan didukung oleh harga komoditas udang yang tinggi. Perikanan darat antara
lain dilakukan melalui pemanfaatan terpadu lahan sawah dengan budidaya ikan, dikenal sebagai mina padi. Pemanfaatan lahan potensial oleh budidaya ikan dengan teknik mina padi
baru mencapai7,160/o dari luas lahan. Sedang budidaya perikanan kolam mencapai dari luas lahan potensial, budidaya yang memanfaatkan lahan pekarangan mencapai
57,30o/o 11,29o/o,
sedang perairan umum berupa sungai, rawa, danau, checkdam, saluran irigasi, dan sebagainya mencapai pemanfaatan 0,13%. Luas pemanfaatan lahan budidaya perikanan air tawar tahun 2000 dan potensi pengembangannya dapat dilihat pada Tabel232.
Perikanan laut memiliki potensi pengembangan yang tinggi, dimana potensi lestari penangkapan ikan mencapai sekitar 80.000 ton terdiri dari ikan pelagis dan demersal. Tingkat
pemanfaatan tercatat sebesar 41.000
ton. Luas perairan laut potensial bagi
usaha
penangkapan ikan adalah sekitar 550 km2, sedangkan untuk budidaya laut sebesar 6.651 ha. Jenis budidaya laut yang sudah dikembangkan adalah budidaya kakap putih, kerang hUau, dan kerapu lumpur. Kegiatan penangkapan ikan di laut telah didukung oleh sarana dan prasarana
yang memadai dengan pelabuhan perikanan Labuhan Maringgai untuk pengolahan ikan. Produk olahan yang menjadi andalan adalah ikan pari, yang terdiri dari sirip ikan pari sebagai
bahan untuk pembuatan 'pari super' (produk unggulan), kulit ikan pari untuk bahan industri kerajinan, tulang punggung, dan kepala ikan.
B. '
Pertambanoan Kegiatan pertambangan di Lampung Timur yang utama adalah galian golongan C, yaitu
pasir kuarsa, basalt, pasir, dan lempung dengan lokasi penambangan di Kecamatan Labuhan Maringgai, Sukadana, Raman Utara, Purbolinggo, Way Jepara, dan Jabung. Sebagian besar merupakan kegiatan pertambangan rakyat dan sebagian merupakan kegiatan usaha swasta.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
(t'
E E
=
6 .E
oooo l{)_
o rr)-
o
c')_ (\.1- o-
rr)
oo6l
c. (U
C9
o
E ct o-
ct
'6
8. a. 8_ p- a- a. a_ 8-
o
c(5 G'
ct
E C,
qt
x J6
o
8_
a
E_ q-
s*-dEEHEF-PEa ; c.i
o-
G
E o o-
'6 c, o o
A L
.+
ooooooooa99a 6oo6ooo_o-o-o-o-orrr' c.i
aa
8- a_ 8- a- a_ a_ F
la) l!@ (r,
8. 8_ 8_ 8-
sss=ge8Rb'E8F+sl
o o-
o)
c!-
@
ro
c., .
o o(o o
c@ c.)
= E
tr co)
(5 (o (!
c, (6
CL
E o o-
E
o
J
€
9e s-2 .'igE{
6 C, o)
o
o-
6Eg -oc (!=c l-c: 'oc
C
(E
(\'
.E
=fl c(! c(!
.v. .E o)
,(L
c(g E (D
E 6
oooorooro o@(oooro c., 6 6l oi U:t -- @ -(D
cocD --
d lo
oooo.ooa (o c7, s o rar (o orr)(o(olr)(7r(O NocDCtot<\t=t-f
'8_e.a
oo|r) @os Fi oi @
scD- o (')_ rr,
o)
tra)
o ooo o61 <\r- c.r_ r.C) (o (o c', ot-@ q
8-8_8-P.48-8E=e@sa
8<\rg
t\ (t)
o
c!
o-
o-
(5
c
= c6o
o
o-
o (!
.oooooooaQ90 N F (o- (.)_ @_ Gl_ .
o
o o (\l
oo'
(r,
a ct)
.E
5
oo (L
c(I'
.o E 6 F
CD
G
r-
(g
(\I
E (D o-
6l
C'
x 6
tItr)
ro
o|r) t\
(f)
o)
u?
|r)
F--
o o)
c.) F--
(r, $
c?) =
C
= oE (U
J
C.
c, (! CL
= .o
o oo o q
@ (D
e o
o-
6
>< (\t (5
@
(l)
><
'6
c (U o E
Io
:<
Hrg
+F
9+HEss39 EF5€5€aggEF$ rc\I..J!
(5 G'
ct
c(5
E o o-
(n
(E
.C
s o;_ o)
-o E
=
Tabel 2.33 Potensi Bahan Galian Golongan C Kabupaten Lampung Timur Tahun 1999
1.
Jenis Bahan
Lokasi
Luas
Cadangan
Galian
Kecamatan
(Ha)
(M')
Pasir Kuarsa
Labuhan tVlaringgd
3.011
88.266.000
Keterangan Sebagian dilaksanakan Rakyat dan PD. Wahan Raharja
Sukadana
350
10.500.000
Diusahakan Ra$at lion SIPD
Raman Utara
262
7.860.000
Diusahakan Rakyat Non SIPD
54_000
Diusahakan Rakyat Non SIPD
Purbolinggo
2.
Basalt
Sukadana
1.109
Labuhan lv|aringgai
8.393
Way Jepara
3.
Pasir
412
33.126.000 Diusahakan Rakyat Non SIPD 251.808.000 Diusahakan Rakyat Non SIPD 12.375.000 Diusahakan Rakyat Non SIPD
Jabung
Sebagian diusahakan rakyat, PT. Sirtu Sunda Jaya, dan PD. Wahana Raharja, ada SIPD
Purbolinggo
55
636.000
Sebagiandiusahakanrakyat non SIPD Pasir lepas pantai
Labuhan lt/aringgai
4.
L6mpung
Raman Utara
181
5.730.000
SebagiandilaksanakanRakyat non SIPD
663.000
Way Jepara
SebagiandilaksanakanRakyat non SIPD
Sumber: Dinas Pertambangan Kab. Lampung Timur, 1999
C.
Industi Jumlah unit usaha industri mencatat penurunan pada tahun 1998 (tergabung dengan
Kabupaten Lampung Tengah) sebesar -2,94o/o, jumlah tenaga kerja menurun sebesar -4%, investasi menurun -7,56Vo, dan produksi mengalami penurunan dengan laju -3,630/o. Nilai produksi pada tahun 1998 mencapai Rp g87.243juta dengan investasi sebesar Rp 104.369
juta. fndustri kecilmencatat 9.156 unit usaha dengan tenaga ke$a sebesar 42.204 orang. Kegiatan industri yang utama adalah industri tepung tapioka, marmer, dan MSG, sedang industri kecil terdiri dari industri penggilingan padi, tobong bata, tobong genteng, tahu tempe, industri kerajinan, gula merah, dan lain-lain.
D.
Petdaqanqan Kegiatan perdagangan
di
Lampung Timur (data tergabung dengan Kabupaten
Lampung Tengah) mencakup perdagangan domestik dan kegiatan ekspor impor. Kegiatan ekspor pada tahun 1998 mencapai nilai US$ 143.953.130 untuk komoditas nenas kaleng, asam
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TTMUR
67
citrun, MSG, kertas sembahyang, lada hitam, dan lainnya. Nilai ekspor terbesar diperoleh dari komoditas nenas kaleng, kemudian lada hitam, dan MSG. Sumbangan Kabupaten Lampung Tengah tercatat sekitar
18,07o/o dari nilai ekspor Propinsi Lampung.
Hingga tahun 1998, jumlah perusahaan perdagangan di Kabupaten Lampung Tengah tercatat sebesar 7.242 untldi bidang perctagangan, hotel, dan industri pengolahan.
E.
Paiwisata
Obyek pariwisata utama di Lampung Timur adalah kawasan Taman Nasional Way Kambas yang juga menjadi tujuan wisata nasional. Obyek wisata lainnya adalah Taman \Msata Swadaya, Danau Way Jepara, Danau Beringin Indah, Danau Kemuning, Kawasan Wisata Way Curup, Taman Nasional Purbakala, Rumah Adat Sukadana, dan Desa TradisionalWana.
Tabel2.34 Lokasi ObyekWsata di Lampung Timur
Tahun 1998 Lokasi
ObyekWisata
No.
Taman Nasional Way Kambas
Raja Basa Lama, WaY JePara
Taman Wisata Swadaya
Gondang Rejo, Pekalongan
Danau Way Jepara
Way Jepara
Danau Beringin Indah
Negara Nabung, Sukadana
Danau Kemuning
Sribawono, Labuhan Maringgai
Kawasan Wisata Way Curup
Rajabasa Baru, Labuhan Maringgai
Taman Nasional Purbakala
Pugung Raharjo, Jabung
Rumah Adat Sukadana
Sukadana
Desa Tradisional Wana
Wana, Labuhan Maringgai
Sumber: Lampung Timur dalam Angka 1998
Prasarana akomodasi yang mendukung kegiatan pariwisata di Lampung Tengah pada tahun 1998 tercatat 15 unit hotel melatidengan 190 kannr, 75 restoran/rumah makan, 4 tempat
hiburan umum, dan
8
kolam pemancingan, sedang jumlah kunjungan pada tahun 1998
mencapai76.885 orang wisatawan nusantara dan 8.892 orang wisatawan mancanegara.
2.2.3.3 Peroeseran Struktur Perekonomian Struktur perekonomian Lampung Timur yang diindikasikan oleh PDRB Kabupaten Lampung Tengah relatif tidak mengalami perubahan yang berarti hingga tahun 1996. Sektor utama pembentuk struktur perekonomian Lampung Timur tetap kegiatan pertanian. Dominasi kegiatan pertanian yang besar dengan kecenderungan pergerakan barang berupa bahan baku
RTRW KABUPATEN LAM PUNG TIMUR
6a
mengakibatkan nilaitambah yang terbentuk dari hasil pertanian menjaditerbatas. Hingga tahun 1996 terdapat kecenderungan penurunan kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB dari 45,60% pada tahun 1993 menjadi40,99% pada tahun 1996.
Kegiatan industri dan perdagangan memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap PDRB Kabupaten Lampung Tengah setelah sektor pertanian. Sumbangan sektor industri dari tahun 1993 hingga 1996 cenderung mengalami peningkatan dari 15,28o/o menjadi 16,460/o,
sedang sektor perdagangan cenderung menurun. Pada tahun 1993, sektor
perdagangan nrenjadi penyumbang kedua terbesar, namun sejak tahun 1994 sektor industri mulai menggantikan posisi tersebut.
Sektor tersier merupakan sektor dengan kontribusi yang lebih kecil. Sektor bangunan merupakan sektor tersier yang cukup berkembang seiring dengan perkembangan kegiatan pembangunan fisik. Kontribusi sektortersier lainnya yang meningkat hingga tahun 1996 adalah
sektor keuangan, angkutan, dan llstrik. Sedangkan sektor jasa cenderung mengalami penurunan, baik jasa pemerintahan umum maupun jasa swasta.
Gambaran sejak tahun 1997, dengan mendasarkan pada PDRB Kabupaten Lampung
Timur menunjukkan bahwa pembentuk utama struktur perekonomian Lampung Timur adalah sektor pertanian dengan kontribusi di atas 50%. Dari tahun 1997 hingga 1998 terjadi peningkatan kontribusi sektor pertanian yang cukup besar, yaitu dari 49,24o/o menjadi 55,37o/o' Sektor lainnya yang memiliki sumbangan cukup berarti adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran, namun kontribusinya mengalami penurunan. Di Kabupaten Lampung Timur, sektor industri memiliki peran yang relatif kecil, yaitu pada urutan keempat setelah sektor konstruksi.
Di samping itu, sektor industri juga mengalami penurunan peran dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lampung Timur. Sumbangan sektor tersier lainnya juga menunjukkan laju penurunan, kecuali listrik.
2.2,3.4 Wilavah Penqembanoan Potensial Lampung Timur merupakan wilayah yang relatif homogen dengan ciri utama kegiatan pertanian, terutama pertanian tanaman pangan. Seluruh wilayah merupakan wilayah potensial untuk tanaman pangan, kecuali beberapa kawasan yang berfungsi lindung. Dengan mengkaji
peran sektor, maka wilayah kegiatan perekonomian potensial
di
Lampung Timur dapat
diidentifikasi sebagaimana tertera pada Tabel 2.35.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
69
Tabel2.35 wilayah Potensial Kegiatan Perekonomian Kabupaten Lampung Timur
Sektor Pertanian
Wilayah Penghasil Utama
Sub Sektor Tanaman
Pangan
Padi : semua wilayah Jaouno : Kecamatan Jabung, Labuhan Maringgai' Way JePara, Sukadana, Metro Kibang
Ubi Kavu : Kecamatan Sukadana, Jabung' Way Jepara' Raman Utara Ubi Jalar: Kecamatan Sukadana, Batang Hari, Purbolinggo
Kedelai : Kecamatan Labuhan Maringgai, Jabung, Sukadana
Perkebunan
Perkebunan rakvat: Kecamatan Jabung, Labuhan Maringgai, WaY JePara, Sukadana
Kehutanan
Hutan Produksi : Kawasan Muara Sekampung, way Kibang, dan Gedung Wani Hutan Rakvat : Kecamatan Way Jepara dan Labuhan Maringgai
Peternakan
Semua wilaYah
Perikanan
Perikanan laut: Kecamatan Labuhan Maringgai, Jabung Perikanan darat: semua wilaYan
Pertambangan Golongan
C
Kecamatan Labuhan Maringgai, Sukadana, Raman Utara, Purbolinggo, WaY JePara
lndustri
lndustri Besar Industri
Kecil
Pariwisata
Tersebar di seluruh wilayah Taman Nasional Way Kambas (hutan suaka margasatwa)
Sumber: Hasil Analisis, 2000 Keterangan : Kecamatan Sekampung Udik masih bergabung dg Jabung, Kecamatan Marga Tiga masih bergabung dg Sukadana
Dalam rangka pengembangan sektor ekonomi, Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Timur menetapkan beberapa produk unggulan sebagaimana dituangkan dalam SK Bupati Lampung Timur No. 8.53/03/51(1999 yang mencakup:
1. 2. 3. 4. 5.
lkan Pari Super Lada Penangkaran bibit buah-buahan Kambing Ettawa Durian
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
2.2.4 Prasarana Wilayah 2.2.4.1 Sistem Transportasi
A.
Transportasi Darat
Transportasi darat merupakan sarana utama bagi pergerakan internal dan.ekstemal di Kabupaten Lampung Timur dengan moda utama angkutan jalan raya. panjang jalan di Kabupaten Lampung Timur pada tahun 1999 mencapai 1'556,45 Km, jalan negara sepanjang 82,99 Km; jalan propinsi sepanjang 236,56 Km; dan jalan
terdiri atas
kabupaten sepanjang 1.236,9 Km (fabel 2.36 dan Gambar 2.10).
Tabel2.36 panjang dan Kondisi Jalan di Kabupaten Lampung Timur Menurut Status Tahun 1999
Panjang Jalan (Km)
Kondisi Mantap (%)
Jalan Negara
82,99
95,00
Jalan Propinsi
236,56
87,81
Jalan Kabupaten
1.236,90
40,00
Jumlah
1.556,45
Status Jalan
74,27
Rata-rata Sumber: Pemda Kabupaten Lampung Timur,2000
Ditinjau dari sistem transportasi regional, Kabupaten Lampung Timur dilalui oleh jalur lintas Timur yang merupakan salah satu jalur utama pergerakan regional. Hingga saat ini, jalur lintas Timur yang merupakan jalan negara telah menghubungkan Bakauheni, Ketapang, Bunut, Labuhan Maringgai, Way Jepara, hingga Sukadana. Direncanakan jalur ini akan dikembangkan hingga Menggala dan menjadi bagian dari jaringan transportasi regional PantaiTimur Sumatera
-
Bakauheni. Berdasarkan yang membentang dari Medan Pekanbaru - Jambi - Palembang studi JICA pada tahun 1992, jaringan jalan Pantai Timur Sumatera di Propinsi Lampung akan
-
mencakup jaringan jalan Menggala
-
Seputih Banyak
- Way Jepara -
Ketapang
- Bakauheni
sepanjang lebih kurang 204 km, yang terbagi atas 4 (empat) ruas jalan. Ruas jalan yang melalui Kabupaten Lampung Timur adalah ruas jalan Ketapang - Way Jepara sepanjang 54,70 Seputih Banyak sepanjang 51,80 Km, sedang pembangunan jalan baru mencakup ruas sepanjang 10,35 Km. Tabel 2.37 menunjukkan pengembangan jaringan
Km dan ruas jalan Jepara
-
jalan pantai Timur Sumatera di
4 (empat) kabupaten yang dilalui, sedang Tabel 2-38
menunjukkan kinerja penanganan ruas ialan.
Pembangunan jalur lintas Timur direncanakan dimulai pada pertengahan tahun 2001 dan diharapkan selesai pada akhir tahun 2003. Keberadaan jalur Timur menjadikan posisi
RTRW KABUPATEN LAM PUNG TIMUR
Kabupaten Lampung Timur strategis yang akan memberikan pengaruh bagi perkembangan kota-kota yang dilalui oleh jalur tersebut, seperti Kota Way Jepara, Labuhan Maringgai, dan
Sukadana.
,ll*r Tabel2.37 Rencana Pengembangan Ruas Jalan Bakauheni - Menggala
No. 1. 2. 3. 4.
Ruas
Jalan
Estimasi Panjang Jalan Di Setiap Kabupaten (Km) Panjang Jalan Lampung Lampung Lampung Tulang (Km) sehtan Timur - Tengatr Bawang
Ketapang Ketapang - Way Jepara Way Jepara - Seputih Banyak Seputih Banyak - Menggala Eakauheni-
Jumlah
18,50 69,50 60,00 56,00 204,00
18,50 0,00 0,00 14,80 54,70 0,00 0,00 51,80 8,20 0,00 0,00 39,40 33,30 106,50 47,60
0,00 0,00
0'00 16,60 16,60
Sumber: Dinas PU Bina Marga, Propinsi Lampung, 2000
Tabel2.38 Rencana Penanganan Ruas Jalan Bakauheni - Menggala
No. 1. 2. 3. 4.
Ruas
Jalan
Estimasi Penanganan Panjang,latan (Km) ffiJahn (Km) Jalan (Km)
Ketapang Ketapang - Way Jepara Way Jepara - Seputih Banyak Seputih Banyak - Menggala Bakauheni
-
18,50 69,50 60,00 56,00
18,50 67,40 51,75 0,00
204p0 137,65
Jumlah
0,00 2,10 8,25 56,00 66,35
Sumber: Dinas PU Bina Marga, PropinsiLampung, 2000
Jaringan jalan propinsi di Kabupaten Lampung Timur meliputi
. . . . . . . .
- Jabung - Jabung - Asahan -
:
Jalur Labuhan Maringgai Jalur Sukadana
Tanjung Sari
- Sribawono - Pugung Raharjo - Gunung Agung Jalur Tanjung Kari - Sekampung - Batang Hari - Metro Jalur Metro - Pekalongan - Purbolinggo Jalur Sukadana - Gedong Dalam - Raman Raya - Kota Gajah Jalur Raman Raya - Raman Utara Jalur Bantul- Metro Kibang - Karanganyar Jalur Sp. Sribawono
RTRW KABUPATEN LAM PUNG TTMUR
Keterangan
Tentative Maringgai ByPass Pemb. Sukadana ByPass
Tabel2.39 Panjang Jalan Negara dan Propinsidi Kabupaten Lampung Timur
No. Ruas
Status
Nama Ruas Jalan
Panjang (Km)
Lab. lrr'laringgai
30,100
069
N
Bunut
020
P
Jabung
037
P
- SP. Kemuning Jabung - Asahan
066 2
P
Asahan
018
P
Sukadana
1
P
Pg. Raharjo
056 2
P
Sribawono
-
LKR Sribawono
019
P
Sukadana
-
Labuhan Maringgai
P
Meho
P
Pasar Ayam
P
Metro
016
P
Yosodadi
017
P
Gedong Dalam
039
P
BumiJawa
038
P
Raman Raya
056
043
K
043
016
K
-
-
Tanjung Sari
-
- Sribawono
21,881
-
Ayam Tanjung Kari
-
Sukadana
Purbolinggo
-
Raman Utara
P
Gunung Sugih
- Gedong Dalam
P
SP. Sribawono
-
UJO Z
P
Sribawono
055 2
P
Gunung Agung
080 2
P
Jatiomulyo
080 3
P
Kibang
036
-
51,790
2'1,500
4,300
Gedong Dalam
-
0,666
5,7'10
1
014
4,614 65,454
Yosodadi
-
5,137
Jabung
- Pasar -
24,630
Sribawono
Wana
-
Tj. Aji
- Pg. Rahario
- Kibang
- Eantul
11,896 15,128 14,130 9,467 31,300
3,044 1't,036
10p42 18,070 4,000
Sumber : Dinas PU PropinsiLampung Keterangan:P = Jalan
Propinsi
N =Jalan Negara
Kondisi pelayanan prasarana jalan di Kabupaten Lampung Timur relatif cukup baik, kecuali di bagian Selatan sekitar Kecamatan Jabung jaringan jalan yang tersedia relatif terbatas sehubungan dengan keberadaan kawasan lindung Gunung Balak. Seluruh jalan negara dan jalan propinsi di Kabupaten Lampung Timur merupakan jalan
aspal dengan kondisi relatif baik, kecuali pada ruas jalan negara mulai dari Labuhan Maringgai
ke arah Selatan. Jaringan jalan kabupaten sebagian besar (41,14%) merupakan jalan aspal; 34,59% merupakan jalan tanah; sedang sisanya merupakan jalan batu. Walaupun sebagian besar merupakan jalan aspal, namun kondisijalan kabupaten yang ada relatif kurang memadai. Tabel 2.40 menunjukkan kondisijalan kabupaten di Kabupaten Lampung Timur.
RTRW KABUPATEN LAM PUNG TIM UR
RENCANA TATA RUANG WI1AYAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR IGIERAI{GAI{:
F-
JARINGAI'I JALAN
r rrsr aP tal
IGBUPATEN LAMPUNG TIMUR JAllxlEcARA
:-l :l
n-n TO] T
JArJl|tpf,op3sl
0?55l0l5Kn
J LrituBtPAlEl
:u(sr
tqBuPAtEtl
Ftrlor tcclt r
l{
PsrBmAi
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
-
Tabel2.40 Kondisi Jalan Kabupaten di Kabupaten Lampung TimurTahun 1999
Prosenhsi(o/d
Panjang (Km)
KondisiJalan Jenis Perkerasan
a.
Aspal
530,70
41,14
b. Batu c. Orkes
31,30
24,26
0,00
0,00
Tanah
446,20
34,59
Jumlah
1.289,90
100,00
0,00
0,00
0,00
0,00
530,70
41,14
31,30
24,26
446,20
34,59
1.289,90
100,00
d.
KondisiJalan
a. Baik b. Sedang c. Rusak Sedang d. Rusak e. Rusak Berat Jumlah
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lampung Timur, 2000. Diolah.
Pemilikan kendaraan bermotor di Kabupaten Lampung Timur yang tercatat pada tahun 1998 adafah sebesar 15.817 kendaraan, terdiri atas 2.394 kendaraan roda empat dan 13.423
kendaraan roda
dua.
Pemilikan kendaraan bermotor roda empat terbesar tercatat di
Kecamatan Jabung, yaitu sebesar 456 kendaraan, sedang jumlah kendaraan bermotor roda dua terbesar berada di Kecamatan Labuhan Maringgai sebesar 3.992 kendaraan.
Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk, maka tingkat kepemilikan kendaraan bermotor roda empat di Kabupaten Lampung relatlf kecil, yaitu sebesar 0,3 o/o alau 1 mobil untuk setiap 356 penduduk. Sedang tingkat kepemilikan kendaraan bermotor roda dua adalah 1,6 % atau 1 motor untuk setiap 63 penduduk.
Tabel2.41 Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenisnya di Kabupaten Lampung TimurTahun 1998
Kecamahn 1.
Motor Roda Dua
lvlebo Kibang
103
190
293
2.
Batanghari
'173
633
806
J.
Sekampung
192
1.196
1.388
4.
Jabungt;
456
2.823
3.279
RTRW KABUPA,TEN LAMPUNG TIMUR
7s
Motor Roda Dua
Kecamatan 5.
Labuhan Maringgai
322
3.992
4.314
6.
Way Jepara
314
1.356
1.670
7.
Sukadana
2)
270
948
1.218
8.
Pekalongan
233
649
882
o
Raman Uhra
119
658
777
10.
Purbolinggo
2't2
978
1.190
13.423
15.817
Ju'mlah
Sumber :
Lampung Timur Dalam Angka, 1988
Keterangan
r) termasuk Kecamahn Sekampung
B.
:
Udik
2)
termasuk Kecamahn [&rga Tiga
Transportasi Laut Kabupaten Lampung Timur memiliki 3 (tiga) pelabuhan laut, yaitu Pelabuhan Maringgai,
Pelabuhan Way Penet, dan Pelabuhan Way Sekampung, ketiganya merupakan pelabuhan nelayan. Pelabuhan Maringgai merupakan pelabuhan nelayan terbesar di Kabupaten Lampung
Timur. Tabel 2.41 menunjukkan kegiatan operasional ketiga pelabuhan laut di Kabupaten Lampung Timur.
Sebagai pelabuhan terbesar, kapal yang beroperasi
di
Pelabuhan Maringgai pada
tahun 1998 tercata sebesar 1.160 buah, terdiri atas 1.153 kapal nelayan dan 7 buah kapal pelayaran rakyat. Kegiatan bongkar muat di Pelabuhan Madnggai tahun 1998 relatif menurun dibandingkan tahun 1997. Selain terjadi penurunan jumlah kapal yang sandar, juga terjadi penurunan aktifitas bongkar muat. Aktifitas bongkar ikan dan udang mencapai 259.874 kg, menurun 32% dibandingkan tahun 1997.
Kegiatan bongkar muat di pelabuhan Way Penet dan Way Sekampung pada tahun
1998 mencatat peningkatan dibanding tahun 1997, walaupun kuantitasnya lebih rendah dibandingkan pelabuhan Labuhan Maringgai. Kegiatan bongkar muat
di
pelabuhan Way
Sekampung pada tahun 1998 mencatat peningkatan yang signifikan dan tercatat sebagai kegiatan bongkar udang tefiesar di Kabupaten Lampung Timur, yaitu sebesar 66,61olo. Potensipelabuhan Labuhan Maringgaibagi perkembangan Kabupaten Lampung Timur
pada masa mendatang adalah signifikan, terutama sebagai sarana transportasi barang dan penumpang.
RTRW KABUPATEN Levputlc TIUuR
to
Tabel2.42 Jumlah Kapal dan Kegiatan Bongkar Muat Pelabuhan Laut di Kabupaten Lampung TimurTahun 1997-1998 Jumlah Kapal Tahun
No.
Pelayaran Rakyat
Nelayan
Muat Es Balok (Kg)
Bongkar lkan
(Kg)
Udang (Ks)
Kayu Bulat
(m')
Pelabuhan Laut Labuhan Marinqqai
ll.
1997
1.533
560.030
347.340
36.295
54
1998
1.153
345.490
246.095
't3.776
23
78.000
61.700
't2.800
20
1'14.000
63.500
17.050
7
Pelabuhan Laut Way Penet 1997
1998 lll.
703
Pelabuhan Laut Way Sekampunq
1997 1998
100
4
142.000
104.000
43.000
'14
309
49
183.400
162.500
61.500
136
Sumber : Lampung Timur Dalam Angka, 1998
C.
Transportasi Udara Pada saat ini, prasarana transportasi udara yang terdapat di Kabupaten Lampung
Timur terbatas pada pangkalan udara yang dimiliki oleh Kecamatan Way
PT.
Nusantara Tropical
Jepara. Pada masa yang akan datang, direncanakan
Fruit
di
pengembangannya
sebagai pendukung kegiatan pariwisata Taman NasionalWay Kambas.
2.2.4.2 Sistem Prasarana lrioasi/Penoairan Hingga tahun 1998, Dinas PU Pengairan Kabupaten Lampung Tengah mengelola 26 (dua puluh enam) kawasan irigasi dengan saluran primer sepanjang 446.036 meter dan saluran
sekunder sepanjang 592.783
meter. Jalan inspeksi untuk mendukung prasarana irigasi
tersebut tercatat sepanjang 690.373 Km.
Areal pelayanan irigasi direncanakan mencakup lahan seluas 121.950 Ha, dimana pada saat ini luas areals-awah fungsi baru mencapai 86.033 Ha.
Areal irigasi di Kabupaten Lampung Timur terdiri atas 2 (dua) wilayah utama, yaitu di
bagian Utara Kabupaten Lampung Timur yang bergabung dengan areal irigasi Kabupaten
di bagian Selatan yang bergabung dengan areal irigasi Kabupaten Lampung Selatan. Gambar 2.11 memperlihatkan areal irigasi di Kabupaten Lampung Timur
Lampung Tengah; serta
dan sekitamya.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
77
Areal irigasi Lampung Timur umumnya bergabung dengan areal irigasi kabupaten di sekitarnya. Lahan pertanian di bagian Utara Kabupaten Lampung Timur dilayani oleh jaringan
irigasi Way Sekampung dengan sungai pendukung antara lain Way Raman dan Way Batanghari. Areal irigasi di Kabupaten Lampung Timur yang dilayani jaringan irigasi tersebut meliputi Kecamatan Pekalongan, Pur.bolinggo, Raman Utara, Batarphari, dan Sekampung. Areal irigasi di kawasan ini bergabung dengan areal idgasi Lampung Tengah. Permasalahan yang dihadapi adalah tidak tersedianya air yang mencukupi untuk lahan pertanian sepanjang
tahsn. Oleh karena jaringan irigasi meliputi lebih dari satu kabupaten, maka penanganannya perlu dilakukan secara terkoordinasi antar kabupaten dan melibatkan kewenangan propinsi. Lahan pertanian di bagian Selatan Kabupaten Lampung Timur yang bergabung dengan
Lampung Selatang relatif tidak mengalami persoalan serius berkenaan dengan jaringan irigasi. Lahan pertanian di kawasan ini diairi oleh Way Sekampung dan didukung pula oleh jaringan
irigasiWay Jepara. Tabel2.43 Luas Areal lrigasi di Kabupaten Lampung Tengah Hingga AkhirTahun 1998
Daerah lrigasi/Rawa
Luas Rencana
(Ha)
Sawah Fungsi (Ha)
1.
Bahnghad Uhra
7.680,00
2.
Raman Uhra
6.304,00
4.236,00
3.
Way Sekampung
20.546,00
16.295,00
4.
Punggur Utara
30.8'|il,00
21.081,50
5.
Way Batu Keting
374,00
254,00
6.
Way Bedngin
106,00
70,00
7.
WayAndak
168,00
109.00
8.
Way Negara Batin"
345,00
75,50
4.732,00
o
Way Jepara
6.590,00
5.1n,25
10.
Way Curup
4.689,00
1.955,00
11.
Seputih Surabaya
3.000,00
50,00
12.
Rawa Kramat
10.400,00
9.126,00
13.
Way Binjai
307,00
86,00
578,00
'47,00
441,00
436,00
14.
Way Srikaton
15.
way Sungkai
16.
Way Sungkai ll
156,00
57,00
17.
Way
Tpo Lunik
386,00
362,00
18.
Way [,lerias
87,00
87,00
I
19.
Way Waya Kroi
391,00
391,00
20.
Way Sdmulyo P.
619,00
585,00
21.
Way Muara
fths
539,00
539,00
22.
Tahyan
382,00
382,00
23.
Tipo Balak
1.133,00
944,00
24.
Way llihan Balak
25.
Way Seputih
26.
Way Pengubuan
Jumlah
685,00
510,00
20.201,00
14.612,00
5.000,00
3.500,75
121.950,00
86.003,00
Sumber : Kabupaten Lampung Timur Dalam Angka, 1998
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
7A
Tabel2.44 Jaringan lrigasi Kabupaten Lampung Tengah Hingga AkhirTahun 1998
No.
Daerah lrigasi/Rawa
Panjang Jalan
Panjang Saluran Pdmer (m)
Sekunder
(m)
Inspeksi(Km)
32.086
29.535
47.543
Raman Utara
28.259
22.035
39.1 19
Way Sekampung
73.260
60.789
53.808
Punggur Utara
43.715
194.555
189.173
7.031
0
0 0
BahnghariUtara
Way Batu Keting
227
0
Way Andak
5.964
0
0
Way Negara Batin
7.199
0
7.199
28.529
30.045
74.525
16.916
8.702
41.525
0
0
0
54.249
75.790
0
6.850
2.600
0
12.600
0
0
935
0
0
Way Sungkai ll
5.005
0
0
Way Tipo Lunik
7.850
0
0
Way Merias
2.300
0
0
Way Waya Kroi
9.189
0
0
Way Sdmulyo P.
8.572
0
0
Way Muara lvlas
3.790
0
0
Tatayan
3.350
0
0
Tipo Balak
9.800
0
0
Way llihan Balak
10.580
0
0
Way Seputih
56.678
122.987
179.634
Way Pengubuan
11.102
45.745
57.847
592.783
690.373
Way Beringin
Way Jepara Way Curup Seputih Surabaya Rawa Kramat Way Binjai Way Srikaton way Sungkai
I
'146.036
Sumber: Kabupaten Lampung Timur Dalam Angka, 1998
2.2.4.3 Sistem Prasarana \Mlavah
A.
Prasarana Kelistrikan dan Enerqi Penyediaan listrik di Kabupaten Lampung Timur dilayani oleh PLN dan kantor koperasi
(non-PLN). Hingga tahun 2000, jumlah pelanggan listrik PLN berjumlah 44.169 sambungan yang tersebar di 136te5a di 10 kecamatan. Kecamatan yang belum terlayani oleh PLN adalah Kecamatan Raman Utara dan Kecamatan Purbolinggo. Sedan kantor koperasi yang mengelola
jaringan fistrik perdesaan mencatat 18.225 sambungan listrik yang tersebar
di 7
(tujuh)
kecamatan. Gambar 2.12 memperlihatkan pelayanan fasilitas listrik di Kabupaten Lampung Timur.
RTRW IGBUPATEN LAMPUNG TIM UR
79
I(ABUPATEN TAMPUNGTENGAH
KOTA METRO
*.;-Er i;2.. i
:U,\
___-.,_i^r_ tl
I(ABUPATEN
LAMPUNGSEIATAI
h
!
**,i{;f I
i-'.ry
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Gambar
F=l
s rrsrqsuPAlEil
F|
JAUIIGGARA
J
[
DAEMH
2.ll lRlC',ASl
KABUPATEN LAIIPUNG TIMUR
flpRoPft{sl
-l |-I-n Buor xrstn rEN Ti5] B{xorAtcc ttATAr{ F--=- DAMU K sr,ncAr Im oAEnrHrRrc sl :
DAERA69M;{ASE PEffRNTATI KAN'PATEN UI'PI'I{G
RTRW KABUPATEN L.A.MPUNG TTMUR
TMN
I
{ M@fr 9puih
I.AUT'AWA KAAUPATEN TAMPUNG TENGAH
/gS.2,Pol|8,
lr .\ .-
r\Ec.
LAUTJAWA
KOTA METRO
Jl
-
------\t-sire'{
'\
,^tF"c-
i-A.1. ttrrlb.E \\.' \
|
r/^.
r-r
lrlrrs
s.m; l 'a'L
-'s:t{^ tcc.
-'.. ,
(-
.)
f
r-
fu^
.:J
;. ^ \
\
-t
xeq
]GBUPATEN
t
trlPt NG SELATAII
IAUTJAWA
:,,i-'-,,. ^
i PROPn{lit thPtttc ( ^ .-i r'
(\-l?* \ \. .-._.) !
a\;*
l\t -,,-
_
I
rLrL
., 3
,'lwSetwe
t
RENCANA TATA RUANG WILAYAH IGBUPATEN LAMPUNG TIMUR (EIEMI{GAI{:
F=
BATAsTGSFATEN
FASILITAS LISTRIK DI DI KABUPATEN I.AIilPUNG TIMUR
JA-AT,1NEGARA
TI-n -
l-O-l
F< I ,1\
JA-ANpRoptNsl
BKoTATGBIPATEil
tstxor
KEcArATAr{
suNGAl
LrsrRrKDARrRr{ LrsrRrKDARrNoNPu{
PEtrRO{TAII IGBI,PAIEil UITPUilC NilUR BADAI{
PEREICAI{
PElGAl{Gt
t{
l{ DAEM}I
^il
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
a1
Tabel2.45 Jumlah Sambungan Listrik di Kabupaten Lampung Timur
PLNl} No
Kecamahn Jumlah Pelanggan
Jumlah Desa
non PLN
Terlayani
1.
Ivleho Kibang
't.389
5
3.245
2.
Bahng Had
6.646
16
0
3.
Sekampung
6.006
13
0
4.
Jabung
4.289
18
0
5.
Labuhan Maringgai
8.865
27
328
6.
Way Jepara
7.208
27
0
7.
Sukadana
1.520
I
2.553
8.
Pekalongan
21
21
4.599
q
Raman Utara
0
0
2.259
10.
Purbolinggo
0
0
5.211
11.
lvlarga Tiga
3.168
10
30
12.
Sekampung Udik
5.057
't0
0
44.'t69
136
18.225
Jumlah Sumber : 1) PLN Ranting lvlefo,
2l
2000 2) Kecamahn Dalam Angka, 1998
Penyediaan listrik oleh PLN di Kabupaten Lampung Timur dikelola oleh PLN unit Batanghari, Sekampung, Sribawono, Way Jepara, Jabung, dan Pugung Raharjo, dengan produksi fistrik yang dibangkitkan sebesar 30,37 juta KwH (tabel 2.46). Pada tahun 1997 unit Sribawono tercatat sebagai produsen listrik terbesar, yaitu sebesar 8,45 juta KwH, disusul oleh Unit Sekampung sebesar 6,87 juta KwH dan Unit Way Jepara sebesar 6,09 juta KwH. Produksi fistrik yang terjual pada tahun 1997 adalah sebesar 23,28 juta Kwh, sehingga tingkat pelayanan
mencapai 76,650/o. Pada tahun 1998, produksi listrik yang terjual tercatat sebesar 25.146.785 KwH, dimana
Unit SriBawono mencatat penjualan sebesar 7,57 juta Kwh, disusul oleh Unit Sekampung sebesar 5,43 juta KwH dan unit Way Jepara sebesar 4,67 juta KwH. Tabel 2.47 menunjukkan produksi listrik yang terjualdi Kabupaten Lampung Timur.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
Tabel2.46 Produksi Listrik yang Dibangkitkan di Kabupaten Lampung Timur Tahun 1990
-
1997 (KwH)
Unit Tahun
Batanghari Sekampung Sribawono Way Jepara
Jabung
Pugung Jumlah Raha{o
1990
2U.7U
359.490
4.0l|4.480
431.340
279.960
0
5.350.004
1991
0
0
3.81 1.520
394.756
271.9?!J
0
4.478.206
1992
475.111
850.123
4.404.276
844.548
283.U2
0
6.857.400
1993
597.600
1.002.369
4.257.4U
1.1
80.664
308.230
519.346
7.865.643
1994
762.743
1.419.934
2.698.416
1.290.888
379.725
955.099
7.506.805
1995
1.238.265
2.374.015
3.631.588
1.558.364
lB9.163
1.587.875
10.879.270
1996
2324.743
4.373.906
5.178.202
3.640.8't0
1.413.928
2.655.177
19.586.726
2.739.568
6.871.019
8.446.490
6.086.801
1.771.039
4.'155.556
30.370.473
1
997
Sumber: PLN Ranting lilefo, 1998
Tabel2.47 Produksi Listrik yang Terjual di Kabupaten Lampung Timur Tahun 1990
-
1998 (KwH)
Unit Tahun
Batanghari Sekampung Sribawono Way Jepara
Pugung Jabuno Rahado
Jumlah
1
990
340.387
613.750
3.169.31
579.512
238.133
0
4.941.093
1
991
404.314
804.131
3.289.097
7U.425
266.098
0
5.548.065
1
992
475.1 10
850.123
3.300.369
925.385
270.U0
0
5.821.327
1
993
597.600
1.002.369
2.787.870
1.093.385
295.409
519.346
6.295.979
1
994
762.745
1.542.198
2.398.398
1.131.686
336.938
955.099
7.127.0M
1
995
991.040
1.985.448
4.307.194
1.315.960
422.191
1.348.658
10.370.491
1
996
1.676.926
3.298.317
4.307.194
3.029.806
1.024.545
2.056.367
15.393.155
I 997
2.225.041
4.808.434
6.796.680
4.643.958
1.428.999
3.381.576
23.284.688
2.121.314
5.434.902
7
4.670.0'tl
1.729.5U
3.619.102
25.146.785
1
998
1
.571.872
Sumber: PLN Ranting tvletro, 1998
Pada tahun 1997, jumlah pelanggan listrik PLN yang dilayani oleh
6
(enam) unit
pefayanan berjumlah 31.275 sambungan dengan jumlah daya terpasang sebesar 16.241,25
KVA. Gambaran tersebut menunjukkan bahwa pelayanan listrik oleh PLN mencapai
12,49o/o
rumah tangga diKabupaten Lampung Timur, sedang 10,02o/o dilayanioleh listrik non-PLN.
Pelayanan listrik baik yang dilayani oleh PLN maupun non-PLN belum menjangkau seluruh desa di Lampung Timur, sehingga masih dibutuhkan pengembangan jaringan listrik ke kawasan perdesaan, antara lain dengan memanfaatkan energidiesel.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
d5
Tabel2.48 Jumlah Pelanggan, KVA Terpasang, Jaringan, dan Jumlah Gardu Listrik Per Cabang/Ranting di Kabupaten Lampung TimurTahun 1997
Jumlah Pelanggan
Unit
Jaringan Tegangan Menengah
KVA Terpasang
Jumlah Gardu
Jaringan
KVA Terpasang
Tegangan
Rendah
Pada Gardu
Bahng Hari
3.858
1.837,35
35.171
23
103.08'l
1.880
Sekampung
7.',171
3.434,85
81.791
50
256.828
3.920
Sribawono
8.039
4.181,75
101.030
38
174.244
3.350
Way Jepara
5.534
2.941,75
94.496
27
174.255
2.155
Jabung
2.364
1.226,80
50.470
16
5't.000
1.370
Pugung Raharjo
5.309
2.618,75
69.1 19
33
151.688
2.260
31.275
16.241,25
432.077
187
911 .096
Jumlah
Sumber : PLN Wilayah lV Tanjung Karang, 1998
B. 8.1
Prasarana dan Sarana Perkotaan Prasarana dan Sarana Air Bersih Prasarana air bersih
di Kabupaten Lampung Timur dilayani oleh PDAM, non-PDAM,
maupun diupayakan secara mandiri oleh masyarakat. Daerah yang terlayani oleh PDAM
meliputi 3 (tiga) kecamatan, yaitu Kecamatan Metro Kibang, Kecamatan Sekampung, dan Kecamatan Labuhan Maringgai dengan jumlah pelanggan sebesar 1.861 sambungan. Dibandingkan jumlah rumah tangga di Kabupaten Lampung Timur, maka pelayanaan air bersih oleh PDAM baru mencapai1,29o/o.
Tabel2.49 Jumlah Pelanggan Air Bersih di Kabupaten Lampung Timur Tahun 1998 No
Kecamatan
PDAM
non PDAM
1.
lvletro Kibang
22
3.999
2.
Batang Hari
0
9.704
3.
Sekampung
341
0
4.
Jabung
0
0
5.
Labuhan Maringgai
1.498
0
o.
Way Jepara
0
0
7.
Sukadana
0
0
8.
Pekalongan
0
0
9.
Raman Utara
0
0
Purbolinggo
0
0
11.
Marga Tiga
0
0
12.
Sekampung Udik
0
0
1.861
13.703
10.
Kab. Lampung Timur
*---
Sumber: Kecamatan Dalam Angka, 1998
RTRW KABUPATEN LAM PUNG TIM UR
a4
Pelayanan PDAM terbesar adalah di Kecamatan Labuhan Maringgai dengan jumlah
pefanggan 1.498 sambungan atau 4,42
% jumlah rumah tangga di kecamatan
yang
bersangkutan. Kecamatan Sukadana yang merupakan ibukota Kabupaten Lampung Timur dan Kecamatan Way Jepara yang merupakan kawasan perkotaan saat
ini belum terlayani
oleh
PDAM. Di kawasan-kawasan perkotaan perlu dikembangkan sistem pelayanan air bersih yang terencana.
8.2
Fasilitas Pendidikan Hingga tahun 1998 fasilitas pendidikan di Kabupaten Lampung Timur berjumlah 944
unit sekolah meliputi berbagai tingkat pendidikan dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah
Atas, termasuk madrasah. Sekolah Dasar di Kabupaten Lampung Timur berjumlah 651 buah,
SLTP berjumlah 209 buah, dan SLTA berjumlah 94 buah. Sekolah Dasar sebagian besar 'sukadana, berada di Kecamatan Labuhan Maringgai, dan Jabung. SLTP sebagian besar berlokasi
di Kecamatan Labuhan Maringgai dan Jabung, sedang SLTA di Kecamatan Way
Jepara dan Labuhan Maringgai. Fasilitas pendidikan tinggi hanya terdapat di Kecamatan Way Jepara.
Tabel2.50 Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Lampung Timur Tahun 1998 (Unit)
SLTA
Kecamatan 6
0
43
I
5
42
14
6
Jabung
104
39
8
Labuhan lv'laringgai
106
42
14
1.
lvlefo Kibang
16
2.
Bahng Hari
J.
Sekampung
4. 6
6.
Way Jepara
7.
Sukadana
8. 9.
68
26
16
121
29
7
Pekalongan
34
11
6
Raman Utara
46
8
5
18
10
10.
Purbolinggo
11.
lvlarga Tiga
12.
Sekampung Udik
51
.1
*)
20
7
1 7
Jumlah Sumber : Kecamahn Lampung Timur Dalam Angka, 1998
-)Tidak
tersedia data
Sesuai dengan standar kebutuhan
lang
ditetapkan oleh Ditjen Cipta Karya,
Departemen Pekerjaan Umum, maka kebutuhan SD dan SLTP di Kabupaten Lampung Timur
telah tercukupi, sedang fasilitas pendidikan SLTA mencapai 42,93o/o kebutuhan yang ada,
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
di Kecamatan Labuhan Maringgai dengan jumlah pefanggan 1.498 sambungan atau 4,42 % jumlah rumah tangga di kecamatan yang Pelayanan PDAM terbesar adalah
bersangkutan. Kecamatan Sukadana yang merupakan ibukota Kabupaten Lampung Timur dan Kecamatan Way Jepara yang merupakan kawasan perkotaan saat
ini belum terlayani
oleh
PDAM. Di kawasan-kawasan perkotaan perlu dikembangkan sistem pelayanan air bersih yang terencana.
8.2
Fasilitas Pendidikan Hingga tahun 1998 fasilitas pendidikan di Kabupaten Lampung Timur berjumlah 944
unit sekolah meliputi berbagai tingkat pendidikan dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah
Atas, termasuk madrasah. Sekolah Dasar di Kabupaten Lampung Timur berjumlah 651 buah,
SLTP berjumlah 209 buah, dan SLTA berjumlah 94 buah. Sekolah Dasar sebagian besar berada
di
berlokasi
Kecamatan Sukadana, Labuhan Maringgai, dan Jabung. SLTP sebagian besar
di Kecamatan Labuhan Maringgai dan Jabung, sedang SLTA di Kecamatan Way
Jepara dan Labuhan Maringgai. Fasilitas pendidikan tinggi hanya terdapat di Kecamatan Way Jepara.
Tabel2.50 Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Lampung Timur Tahun 1998 (Unit)
Kecamabn
SLTP
SLTA
1.
Metro Kibang
16
6
0
2.
Babng Hari
43
9
5
J.
Sekampung
42
14
o
4.
Jabung
104
39
I
5.
Labuhan lvlaringgai
106
42
14
6.
Way Jepara
7.
Sukadana
6_
a
68
26
16
121
29
7
Pekalongan
34
11
6
Raman Utara
46
8
5
10.
Purbolinggo
51
18
10
11.
lvlarga Tiga
')
1
')
12.
Sekampung Udik
20
7
7
Jumlah
651
Sumber : Kecamatan Lampung Timur Dalam Angka, 1998
.)Tidak tersedia data
Sesuai dengan standar kebutuhan
lang
ditetapkan oleh Ditjen Cipta Karya,
Departemen Pekerjaan Umum, maka kebutuhan SD dan SLTP di Kabupaten Lampung Timur
telah tercukupi, sedang fasilitas pendidikan SLTA mencapai 42,93o/o kebutuhan yang ada,
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIM UR
dengan kebutuhan ideal sebesar 179 buah SLTA. Kecamatan yang belum memiliki fasilitas SLTA adalah Kecamatan Metro Kibang.
8.3
Fasilitas Kesehatran
di
Kabupaten Lampung Timur terdiri atas poliklinik, puskesmas/puskesmas pembantu, klinik bersalin, praktek dokter, dan apotik; dimana belum tersedia fasilitas rumah sakit. Dengan jumlah penduduk sebesar 860.970 jiwa pada tahun
Fasilitas kesehatan
2000, pada dasarnya Kabupaten Lampung Timur membutuhkan fasilitas rumah sakit umum. Tabel 2.51 menyajikan jumlah fasilitas kesehatan di Kabupaten Lampung Timur tahun 1998.
Tabel2.51 Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Lampung TimurTahun 1998
T*X^
Kecamatan
1.
Metro Kibang
2.
Batang Hari
Porikrinik
Puskesmad Pustu
Klinik Bersalin
Praktek Dokter
Apotik
3
J.
Sekampung
4.
Jabung
16
5.
Labuhan lvlaringgai
20
6.
Way Jepara
16
7.
Sukadana
14
8. a
Pekalongan
10.
Purbolinggo
11.
Marga Tiga
5
12.
Sekampung Udik
3
7
7
Raman Utara
5 10
Jumlah
15
112
. Sumber : Kecamatan Dalam Angka, 1998
Pada tahun 1998
di Kabupaten Lampung Timur tercatat sejumlah 15 buah poliklinik
yang berlokasi di Kecamatan Sekampung, Jabung, Labuhan Maringgai, Raman Utara, dan Sekampung Udik. Puskesmas maupun puskesmas pembantu berjumlah 112 buah berlokasidi seluruh kecamatan. Jumlah klinik bersalin yang tercatat pada tahun 1998 adalah 13 buah yang tersebar
di Kecamatan Metro Kibang, Sekampung, Jabung, Labuhan Maringgai, dan
Raman
Utara. Prakter dokter berjumlah 40 unit berlokasi di seluruh kecamatan, kecuali Kecamatan Batanghari. Dibandingkan jumlah penduduk yang harus dilayani, fasilitas apotik yang tercatat hanya 1 (satu) unit di Kecamatan Way Jepara belum mencukupi kebutuhan. Kecamatan Batanghari tercatat sebagai kecamatan dengan fasilitas kesehatan paling minim, dengan 6 buah puskesmas/puskesmas pembantu.
RTRW KABUPATEN LAM PUNG TTMUR
8.4
Sarana Peribadatan Jumlah fasilitas peribadatan
di Kabupaten
Lampung Timur terdiri atas mesjid,
surau/langgar, gereja, pura, dan vihara. Bangunan mesjid tercatat sejumlah 946 buah, sedang surau/langgar tercatat berjumlah 2.222 buah dan tersebar
di seluruh desa dan
kecamatan.
Gereja tercatat berjumlah 149 buah, pura berjumlahT3 buah, dan vihara beflumlah 26 buah.
f
abel2.52
Jumlah Fasilitas Peribadatan diKabupaten Lampung TimurTahun 1998
No
1.
2.
Kecamatan
Masjid
Metro Kibang
21
Batang Hari Sekampung
Surau/ Langgar
Gereja
Vihara
47
2
0
0
57
128
10
0
4
42
145
7
0
0
4.
Jabung
149
420
40
31
0
5.
Labuhan Maringgai
186
407
27
7
12
6.
Way Jepara
124
268
22
11
3
I.
Sukadana
132
280
11
5
3
6. q
Pekalongan
41
66
7
0
3
Raman Utara
50
87
3
13
1
0
0
10.
Purbolinggo
57
185
5
11.
Marga Tiga
61
't
16
8
12.
Sekampung Udik
26
71
7
Jumlah
( 1
149
0 0 26
Sumber: Kecamatan Dalam Angka, 1998
8.5
Sarana Perekonomian Fasilitas pasar di Kabupaten Lampung Timur pada tahun 1998 tercatat berjumlah 69
buah tersebar di seluruh kecamatan. Jumlah terbesar terdapat di Kecamatan Jabung sebanyak
22buah, disusul Kecamatan Labuhan Maringgai sebanyak 11 buah. Jumlah toko/warung yang tercatatpada tahun 1998 adalah 1.820 buah, yang terbesar berada di Kecamatan Jabung sejumlah 624 buah dan Kecamatan Way Jepara sebanyak 499 buah.
Fasilitas KUD pada tahun 1998 berjumlah 27 buah dan lersebardiseluruh kecamatan,
kecuali Kecamatan Way Jepara. Jumlah bank 8 buah tersebar di Kecamatan Batanghari, Sekampung, Labuhan Maringgai, Pekalongan, Raman Utara, dan Purbolinggo. Walaupun di Kecamatan Way Jepara menunjukkan intensitas kegiatan perdagangan
yang cukup tinggi, namun belum bersedia KUD dan fasilitas perbankan yang mendukung kegiatan ekonomi. Kawasan-kawasan yang berpotensi sebagai kawasan perdagangan perlu dilengkapidengan perdagangan dan keuangan yang memadai.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
a7
Tabel2.53 Jumlah Fasilitas Perekonomian di Kabupaten Lampung Timur Tahun 1998
No.
Kecamahn
Pasar
Toko/warung
KUD
Bank
Rumah Makan
1.
lvlebo Kibang
3
19
1
0
o
2.
Batang Hari
4
46
2
1
10
J.
Sekampung
4.
Jabung
5.
Labuhan lvlaringgai
3
262
2
22
624
4
A
I
8
0
0
2
20
11
12
499
0
0
111
2
5
0
84
1
0
6.
Way Jepara
J
7.
Sukadana
6
8.
Pekalongan
3
30
1
o
Raman Utara
2
110
3
1
24
10.
Purbolinggo
5
5
2
2
57
11.
Marga Tiga
4
1
2
0
56
0
0
12.
Sekampung Udik
Jumlah
4
210
2
69
1.820
27
382
Sumber: Kecamatan Dalam Angka, 1998
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
aa
BAB
3
KONSEP PENGEMBAI{GANI TATA RUAI{G I(ABUPATEN I-AIVIPUNG TIMUR
3.1
Visi dan Misi
3.1.1 Visi Visi pembangunan Kabupaten Lampung Timurdalam jangka panjang adalah
:
"MASYARAKATYANG SEJAHTERA DI BUMEITLIWAH BEPADAN DENGAN M ENG EM BAN GKAN PU S AT.P U S AT PERTU M BU H AN DI DU KU N G
SIJMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN YANG BERKEIANJUTAN."
3.1.2 Misi Guna mewujudkan visi pembangunan Kabupaten Lampung Timur, maka arahan perencanaan, pemanfaatan, dan-ps-ngendalian tata ruang wilayah Kabupaten Lampung Timur
yang mendasari RTR\IVK Lampung Timur 2001-2011, diorientasikan untuk melaksanakan 3 (tiga) Misi utama sebagai berikut
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
:
E:'
Misi
1
:
M EN I N G
KATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KABUPATEN LAM PU NG
TIMUR Kualitas kesejahteraan masyarakat yang relatif rendah membutuhkan perhatian yang
tinggi pada pengembangan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat terutama kelompok masyarakat berpenghasilan rendah. Misi ini bertujuan untuk meletakkan penataan ruang selaras dengan usaha pengentasan kemiskinan; pengurangan kesenjangan sosial-ekonomi diantara kelompok masyarakat berpenghasilan tinggi, menengah, dan rendah; dan penurunan
tingkat keresahan dan kriminalitas di masyarakat. Misi ini juga dimaksudkan agar penataan ruang wilayah mendorong proses perluasan dan perkuatan.potensi sumberdaya alam yang
dapat dimanfaatkan, proses pemberdayaan dan peningkatan kualitas sumberdaya manusia,
dan proses pembentukan aliansi strategis antara masyarakat dengan pemilik modal dan Pemerintah.
Misi2
:
M EN
I
NGKATKAN PERTUM
BU HAN EKONOM I MELALU I PUSAT-PUSAT
PERTUMBUHAN
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi menjadi perhatian utama untuk mencapai kesejahteraan masyarakat yang dituju. Misi ini bertujuan agar penataan ruang di Kabupaten Lampung Timur dapat mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lampung
Timur dengan prioritas pada pusat-pusal pertumbuhan pada koridor Sukadana
-
Labuhan
Maringgai. Dengan demikian, diharapkan pusat-pusat pertumbuhan tersebut mampu menggerakkan perekonomian Lampung Timur, sehingga kesejahteraan ekonomi masyarakat secara luas akan meningkat.
MiSi
3 :
MELESTARIKAN LINGKUNGAN SECARA BERKEI,.ANJUTAN
Dukungan lingkungan dan sumberdaya alam yang berkelanjutan merupakan prasyarat
utama bagi pembangunan Kabupaten Lampung Timur. Misi ini bertujuan untuk meletakkan perbaikan, pelestarian, dan perlindungan ekosistem
di
Kabupaten Lampung Timur pada
prioritas yang tinggi dalam kegiatan pembangunan yang memanfaatkan sumberdaya alam
setempat. Misi ini meletakkan penataan ruang selaras dengan usaha-usaha pengendalian perkembangan pada kawasan lindung serta mendorong pertembangan pada kawasan yang memiliki sumberdaya alam dan keuntungan lokasional.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
3.2
Tujuan Pengembangan Tata Ruang Sejalan dengan visi dan misi pembangunan Kabupaten Lampung Timur, maka RTRW
Kabupaten Lampung Timur ditujukan untuk
(a)
:
Menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Kabupaten Lampung Timur terutama
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui pengembangan kegiatan ekonomi yang sesuai dengan potensi sumberdaya alam dan posisi lokasional bagian wilayah yang diprioritaskan.
(b) Mendorong perkembangan pada bagian wilayah yang mampu
menggerakkan
pertumbuhan Kabupaten Lampung Timur secara lebih luas sesuai potensi dan kendala perkembangan yang dihadapi oleh pusat-pusat pertumbuhan-
Upaya ini dimaksudkan untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi bagi wilayah Kabupaten Lampung Timur secara agregatif. Terftait dengan hal ini adalah identifikasi potensi setempat serta pemberian prasarana dan sarana pendukung bagi pusat-pusat pertumbuhan tersebut. Dalam hal ini penciptaan peluang bagi ekonomi rakyat
perlu diperluas agar masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh kemakmuran dan kesejahteraannya.
(c)
Memperluas komoditi pertanian yang diusahakan di Kabupaten Lampung Timur dengan mempertimbangkan potensi pasar regional dan intemasional serta menjaga keselarasan dengan kelestarian lingkungan.
(d)
Mempertahankan dan meningkatkan kelestarian lingkungan melalui pengelolaan kawasan berfungsilindung di Kabupaten Lampung Timur. Kebijaksanaan pembangunan yang berkelanjutan di Kabupaten Lampung Timur menjadi
salah satu perhatian utama sesuai dengan kondisi fisik wilayah serta peningkatan kesadaran masyarakat akan pelestarian lingkungan.
(e)
Mempersiapkan dukungan ruang bagi pertambahan penduduk selama 10 tahun ke depan
melalui alokasi ruang dengan mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan, struktur penduduk yang terbentuk, serta kecenderungan distribusi penduduk dalam sektor ekonomi.
3.3
Kebijakan Pengembangan Tata Ruang
3.3.1 Kebijakan eenfemUangan Tata Ruang Wilayah Propinsi Lampung Keb'rjakan Propinsi Lampung Timur yang dipertimbangkan dalam pemanfaatan ruang
wilayah Kabupaten Lampung Timur sebagaimana tertuang dalam RTRW Propinsi Lampung 2000
-
2015 hdalah
:
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
vt
(a)
Penetapan wilayah Way Kambas seluas 130.000 Ha sebagai taman nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 444lMenhut-ll/1 989.
(b)
Penetapan Sukadana sebagai pusat pelayanan Sekunder B dan Labuhan Maringgai sebagai pusat pelayanan tersier.
(c) Penetapan pelabuhan laut Labuhan Maringgaisebagai pelabuhan pengumpan regional(d) Pengembangan jalur lintas Timur Propinsi Lampung, mulai dari Bakauheni, Ketapang, Bunut, Labuhan Maringgai, Sukadana, hingga Bujung Tenuk sebagaijalur arteri primer.
, (e)
Penetapan status hutan lindung yang telah terambah di Kecamatan Jabung dan Labuhan Maringgai di dalam RTRW Kabupaten Lampung Timur 2001
-
2010.
3.3.2 Kebijakan Pengembangan Tata Ruang Kabupaten Lampung Timur Dengan mempertimbangkan visi, misi, tujuan, dan strategi pengembangan ruang Kabupaten Lampung Timur, serta kebijaksanaan pengembangan tata ruang Propinsi Lampung, maka kebijaksanaan pengembangan tata ruang Kabupaten Lampung Timur ditetapkan sebagai
berikut:
(a)
Menetapkan Kota Sukadana sebagai pusat pelayanan primer dengan fungsi utama pemerintahan dan pendidikan tinggi.
(b)
Mdnetapkan Kota Way Jepara, Labuhan Maringgai, dan Sribawono sebagai pusat pengembangan kegiatan perdagangan, jasa, dan industri pada skala Propinsi Lampung dan Kabupaten Lampung Timur.
(c) Mengembangkan pelabuhan Maringgai sebagai pelabuhan penumpang. (d) Memprioritaskan pengembangan satuan ruang pada wilayah dengan
potensi
perkembangan yang tinggi, yakni koridor pertumbuhan Labuhan Maringgai- Sukadana.
(e)
Mengoptimalkan fungsi, penataan, dan pengendalian kawasan lindung sesuai dengan
peranannya pada lingkup Kabupaten Lampung Timur, Propinsi Lampung, dan wilayah yang lebih luas.
(f)
Menetapkan kawasan prioritas pada skala Kabupaten Lampung Timur dalam rangka meningkatkan perekonomian dan mempertahankan kelestarian lingkungan Kabupaten Lampung Timur.
3.4
Konsep Pengembangan Tata Ruang
3.4.1 Asas Pengembangan Tata Ruang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lampung Timur berasaskan
(1)
:
Keadilan bagi akses pemanfaatan ruang.
Penataan ruang berorientasi membuka peluang bagi seluruh anggota masyarakat dan sektor pembangunan semra proporsional dalam memanfaatkan sumberdaya alam dan
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
prasarana pembangunan, dengan sejauh mungkin menciptakan sinergi diantara potensi Pemerintah, swasta, dan masyarakat.
(2)
Pelestarian lingkungan dan keberlanjutan pemanfaatan sumberdaya alam.
Pemanfaatan ruang
di
Kabupaten Lampung Timur dilandasi pertimbangan untuk
memprioritaskan fungsi perlindungan lingkungan pada skala setempat, regional, maupun nasional melalui penegakan batasan-batasan kawasan dan aktifitas yang telah ditetapkan berfungsi lindung.
(3)
Kesesuaian pengembangan aktifitas dengan daya dukung lingkungan dan sumberdaya alam.
Kegiatan 'budidaya dikembangkan sesuai dengan kemampuan sumberdaya alam dan lingkungan sekitar untuk mendukungnya, lerutama kesesuaian antara kegiatan sektoral yang berfungsi produksi dengan sektor yang berfungsi perlindungan dan pelestarian.
(4)
.
Penetapan prioritas pengembangan wilayah.
Penetapan prioritas pengembangan disesuaikan dengan potensi bagian wilayah Kabupaten Lampung Timur serta optimalisasi proses pertumbuhan wilayah secara agregatif. Beberapa bagian wilayah diharapkan dapat berperan sebagai simpul penggerak pertumbuhan dan perkembangan ekonomi Kabupaten secara luas.
3.4,2 Konsep Pemanfaatan Ruang Sesuai dengan permasalahan serta tujuan yang ingin dicapai dalam pemanfaatan ruang Kabupaten Lampung Timur, penataan ruang dalam jangka panjang didekati melalui pemusatan pertumbuhan pada bagian wilayah yang memiliki posisi geografis strategis serta potensi pengembangan yang unggul. Pendekatan pengembangan pusat pertumbuhan (grovtth
pole) bagi Kabupaten Lampung Timur pada hakekatnya perlu diletakkan dalam perspektif jangka panjang, dimana RTRW Kabupaten Lampung Timur 2001-2011 merupakan bagian dari proses perkembangan dan pertumbuhan jangka panjang tersebut. Melalui pendekatan ini, yang
dituju adalah terciptanya proses pertumbuhan regional yang tinggi untuk menghimpun daya penggerak perkembangan wilayah secara menyeluruh, sehingga berbagai potensi yang ada pada saat ini dapat difungsikan secara efisien. Walaupun pendekatan perkembangan melalui
tickling down effect tidak selalu membuktikan keefektifan proses perkembangan melalui pusatpusat pertfnibuhan, namun pengalaman pada masa yang lampau telah memberikan petunjuk bahwa tindakan-tindakan proaktif perlu dilengkapkan sebagai komplementaritas proses tata
kaitan antara sektor-sektor penggerak pertumbuhan dengan sektor-sektor primer yang mendukungnya.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
93
Pertimbangan bagi pendekatan pengembangan kawasan pertumbuhan adalah sebagai berikut
(1)
:
Kabupaten Lampung Timur merupakan satuan wilayah administrasi yang relatif baru, sehingga dalam proses pembentukan satuan ruang yang solid perlu mengembangkan fungsi-fungsi utama bagi wilayahnya.
(2)
Skata ruang Kabupaten Lampung Timur relatif terbatas dibandingkan wilayah Propinsi Lampung, sehingga proses penjalaran perkembangan bagi setiap bagian wilayah Kabupaten cenderung dapat berlangsung lebih mudah.'
(3)
Berbagai kegiatan membutuhkan akselerasi dalam pengembangannya agar dapat menca pa i kondisi critical mass sebagai pemacu kegiatan-kegiatan lain nya.
(4)
Walaupun merupakan Kabupaten yang relatif baru berdiri, Lampung Timur pada dasamya memiliki potensi pengembangan yang dapat diandalkan. Untuk itu dibutuhkan upaya yang lebih terfokus untuk memanfaatkan potensi pengembangan eksisting secara bijaksana.
(5)
Pemberian prioritas pada bagian wilayah tertentu sebagai kawasan pertumbuhan pada hakekatnya dapat menciptakan efisiensi dalam penyediaan pelayanan publik. Dalam
kaitan ini dipertimbangkan pula bahwa dari segi kependudukan dibutuhkan distribusi pelayanan yang efektif dan efisien.
(6)
Kabupaten Lampung Timur memiliki beberapa kawasan lindung yang meliputi areal cukup
luas. Pemusatan pertumbuhan pada tahap awal pengembangan Kabupaten
merupakan
salah satu upaya untuk mengorientasikan perkembangan fisik pada kawasan budidaya yang sesuai, sehingga dapat mengurangi tekanan penduduk terhadap keberlanjutan kawasan berfungsi lindung.
Dalam pendekatan kawasan pertumbuhan pada prinsipnya tidak mengabaikan pendekatan pemanfaatan ruang Propinsi Lampung melalui decentralized tenitorial approach,
oleh karena dalam skala waktu kedua pendekatan tersebut saling melengkapi satu dengan lainnya.
3.4.3 Skenario Pengembangan Ekonomi Dalam rangka mewujudkan konsep pengembangan ruang Kabupaten Lampung Timur,
maka skenario pengembangan ekonomi ditetapkan dengan
mempertimbangkan
kecenderungan perkembangan perekonomian dan pendekatan pemanfaatan ruang pada masa
yang akan datang. Melalui skenario pertumbuhan ekonomi tersebut diperkirakan kebutuhan sumberdaya perekonomian dan investasi, implikasi terhadap tata ruang, serta kontribusi pelaku ekonomi baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan.
Pada dasarnya skenario pengembangan ekonomi ditujukan untuk gambaran kinerja perekonomian
memperoleh
di masa mendatang melalui pdnsip optimalisasi
wilayah, efisiensi, dan dalam keadaan tertentu mempertimbangkan unsur pemerataan.
RTRW KABUPATEN LAM PUNG TIM UR
potensi
Berdasarkan kecenderungan perekonomian, kondisi perekonomian regional yang belum stabil, dan kurang kondusifnya situasi politik, maka pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek mengalami hambatan. Namun, untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi wilayah clitetapkan skenario pertumbuhan yang lebih progresif.
Berdasarkan skenario tersebut, pertumbuhan ekonomi selain didasarkan pada kecenderungan perkembangan pada masa lalu, juga membutuhkan target pertumbuhan yang
tinggi. Skenario ini mengikuti pandangan optimis bahwasanya perekonomian Lampung Timur dapat dipacu melalui industrialisasi, terutama industri pengolahan hasil pertanian. lebih
Dengan memacu sektor industri, berarti dibutuhkan investasi yang besar. Di samping itu, sektor pertanian sebagai sektor basis yang menghasilkan bahan baku industri dikembangkan lebih intensif.
Pertumbuhan ekonomi pada tahap awal rencana, yaitu hingga tahun 2002 diperfiirakan mencapai 4o/o per tahun setelah mengalami penurunan 4,19o/o pada tahun 1998 akibat krisis perekonomian. Laju pertumbuhan ekonomi
4o/o
fierupakan awal pertumbuhan kembali ekonomi
setelah krisis pereknomian pada tahun 1997, dimana laju tersebut mendekati laju pertumbuhan Propinsi Lampung pada tahun yang sama. Kegiatan perekonomian ditekankan pada kegiatan
pertanian sebagai sektor basis, yang dianggap dapat mempercepat pemulihan kondisi perekonomian. Pada masa sebelum krisis perekonomian, laju pertumbuhan rata-rata sektor pertanian adalah sekitar 4% pertahun.
Pada tahap selanjutnya hingga tahun 2006, laju pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai 7% per tahun, setara dengan laju perekonomian pada tahun 1996. Pada tahap ini, kegiatan industri mulaidipacu melalui penciptaan iklim investasi yang semakin baik. Pada tahap
ini, kegiatan industri diharapkan mulai berkembang, baik industri yang ada yang
mampu
bertahan dalam kondisikrisis perekonomian maupun industri baru.
Pada tahap akhir tahun rencana laju pertumbuhan ekonomi diperkirakan mengalami peningkatan 2% setiap lima tahun, sehingga pada tahun 2011 laju pertumbuhan ekonomi
mencapaig%. Laju pertumbuhan ekonomisebesar 9% mendekatitingkat pertumbuhan tertinggi yang pemah dicapai sebelum masa krisis perekonomian. Pada tahap ini proses pembangunan ekonomi diperkirakan berjalan lebih stabil dengan didukung kegiatan pertanian sebagai sektor
basis dan sektor industri, serta dukungan sumberdaya manusia dan teknologi yang lebih berkualitas.
Laju pertumbuhan perekonomian pada skenario optimis tertera pada Gambar 3.1.
Dalam skenario pertumbuhan optimis, pada akhir tahun rencana nilai PDRB yang diperoleh Oipeifirafan mencapai Rp 1.660.565 jda. Perkiraan nilai PDRB menurut lapangan usaha tertera pada Tabel
3.1.
Sedang kontribusi dan laju pertumbuhan tiap lapangan usaha
tertera pada Tabel 3.2 dan 3.3.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
95
Gambar 3.1
Perkiraan Perftembangan Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Lampung Timur Tahun 2001 -2011
o10 o\ (E
E6 = -o
E4
= o
:2 /
:o
:-2 ct) F
r
/
(5
c,
I
t'
I
E
_/
4
I
$
N1
1S8
2o11
Tahun
Pada akhir tahun rencana, sektor pertanian tetap berperan sebagai sektor basis dengan penurunan dominasi seiring berkembangnya sektor industri. Kontribusi sektor industri diperkirakan meningkat cukup tinggi, sehingga berada pada posisi kedua. Peran sektor tersier
juga meningkat untuk mendukung sektor primer dan sekunder, seperti sektor perdagangan, angkutan, keuangan, jasa, dan listrik. Tabel3.1 Perkiraan NilaiPDRB Kabupaten Lampung Timur Tahun
2OO1
No. Lapangan Usaha 1. Perbnian 2. Perbrnbangan dan Penggalian 3. Industi Pengolahan 4. Listik, Gas, dan Air Bersih 5. Konsbuksi 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 7. Transporbsi dan Komunikasi 8. Keuangan,Percewaan,danJasaPerusahaan 9. Jasa-Jasa 10. Lainjain Jumlah
-2011 fiuta rupiah) 2006
2001
378.778
396.289
10.695
13.081
47.974
76.949
3.097
3.847
56.090
64.637
101.342
1'15.424
29.142
33.858
23.437
26.932
2011
4i}1.701 498.169 19.966 33.211 172.680 357.021 8.094 16.606 97.133 157.754 176.997 282.296 64.755 '116.244 43.170 83.028 64.755 116.240
33.521
38.475
684.076
769.492
1.079.253
1.660.565
769.492
1
.079.253
1.660.565
Sumber : Hasil Analisis, 2000
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
96
Gambar 3.1
Perkiraan Perkembangan Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Lampung Timur Tahun
2OO1
-2011
^10 s = (5
EG = -o
E4
3
:2 o,
/
:o
t
r
/
(E
x-2 CD
c F
I
t'
8
_/
I
r
zm'l
1S8
2011
Tahun
Pada akhir tahun rencana, sektor pertanian tetap berperan sebagai sektor basis dengan penurunan dominasi seidng berkembangnya sektor industri. Kontribusi sektor industri diperkirakan meningkat cukup tinggi, sehingga berada pada posisi kedua. Peran sektor tersier
juga meningkat untuk mendukung sektor primer dan sekunder, seperti sektor perdagangan, angkutan, keuangan, jasa, dan listrik. Tabel3.1
Pertiraan NilaiPDRB Kabupaten Lampung Timur Tahun
2OO1
-2011 (uta rupiah) 2006
Lapangan Usaha
1. Perhnian 2. Perbnbangan dan Penggalian 3. Industi Pengolahan 4. Listik, Gas, dan Air Bersih 5. Konsbuksi 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 7. Trangorbsi dan Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-Jasa 10. Lain-lain
396.289
378.778 10.695
13.081
47.974
76.949
3.097
3.847
56.090
64.637
101.342
115.424
29.142
33.858
23.437
26.932
2011
€1.701 498.169 19.966 33.211 172.680 357.021 8.094 16.606 97.133 157.754 176.997 282.296 64.755 116.240 43.170 83.028 64.755 116.240
33.521
38.475
684.076
769.492
1.079.253
1.660.565
769.492
1.079.253
1.660.565
Jumlah Sumber : Hasil Analisis, 2000
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
Tabel3.2 Perkiraan Kontribusi Lapangan Usaha Terhadap PDRB Kabupaten Lampung Timur Tahun 2001 Lapangan Usaha No. 1. Perhnian 2. Perbmbangan dan Penggalian 3. Indusbi Pengolahan 4. Listik, Gas, dan Air Bersih 5. Konstuksi 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 7. TransporhsidanKomunikasi 8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-Jasa
- 2011 (%) 2011
1998 51,50
40,00
30,00
1,56
1,70
1,85
2,00
7,01
10,00
16,00
21,ffi
0,45
0,50
0,75
1,00
8,20
8,40
9,00
9,50
14,81
15,00
16,40
17,00
4,26
4,40
6,00
7,00
3,/$
3,50
4,00
5,00
4,91
5,00
6,00
7,00
100,00
100,00
100,00
55,37
Jumlah Sumber : Hasil Analisis, 2000
Tabel3.3 Perkiraan Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Lampung Timur Tahun 2001 Lapangan Usaha No. 1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 5. Konstruksi 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 7. TransporhsidanKomunikasi 8. Keuangan, Persewaan, dan Jam Perusahaan 9. Jasa-Jasa
Jumlah
-
2011
(o/o)
1998
2006
2011
7,75
1,52
1,73
2,91
-39,42
6,94
8,83
10,71
-10,14
17,06
17,55
15,64
11,20
7,50
16,04
15,46
-36,15
4,84
8,49
10,19
-7,57
4,43
8,93
9,79
4,48
5,13
13,85
12,41
-3,80
4,74
9,90
13,97
-7,26
4,70
10,97
12,41
4,19
4,00
7,00
9,00
Sumber : Hasil Analisis, 2000
Berdasarkan peRiraan nilai PDRB tahun 2011, tingkat kesejahteraan masyarakat akan meningkat sebagaimana perldraan PDRB per kapita sebesar Rp 1.850.595. Nilai tersebut meningkat lebih dari 2 kali lipat PDRB per kapita Lampung Timur pada tahun 1998 atau sebesar 230o/o.
Perkiraan PDRB per kapita Lampung Timur hingga tahun 2011 tertera pada Tabel 3.4.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TTMUR
97
Tabel3.4 Perkiraan PDRB Per Kapita Kabupaten Lampung Timur
Tahun 2001 -2011
Tahun
1
998
2001
2006
2011
PDRB (uta rupiah)
684.076
769.492
1.079.253
1.660.565
Jumlah Penduduk fiiwa)
852.215
864.228
880.731
896.619
PDRB per-Kapita (rupiah)
802.704
890.381
1.225.406
1.852.029
Sumber : Hasil Analisis, 2000
3.4.4 Tahapan Pengembangan
A.
Tahun Awal (2001)
.
Pada tahap ini perekonomian sudah mulai membaik dan menunjukkan pertumbuhan
yang positif. Laju pertumbuhan ekonomi Lampung Timur diperkirakan mencapai
r
4olo.
Penanganan permasalahan perekonomian diutamakan pada penanganan masalah pengangguran melalui kegiatan ekonomi padat karya.
o .
Mempedahankan dan memperkuat sektor pertanian sebagai sektor basis.
Pengembangan sektor pertanian, terutama tanaman pangan baik tanaman padi
maupun palawija, serta buah-buahan yang diperkuat melalui pengembangan intensifikasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna, serta penyerapan tenaga kerja yang lebih besar.
.
Selain tanaman pangan, sub sektor perikanan dan petemakan yang memiliki laju
pertumbuhan cukup besar merupakan potensi yang dapat dikembangkan lebih
'
lanjut.
.
Sub sektor perkebunan, terutama perkebunan rakyat juga merupakan potensi yang
dapat dikembangkan lebih lanjut. Komoditi utama sub sektor ini adalah kelapa dalam.
.
Sektor primer yang dapat terus dikembangkan disamping pertanian adalah pertambangan, terutama untuk golongan C.
.
Sektor lain yang dipertahankan dan terus dikembangkan adalah sektor perdagangan, yang merupakan pendukung utama kegiatan perekonomian.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
9a
B.
Tahap Lima Tahun Pertama (2002-2006)
. . .
Tahap ini merupakan tahap pemulihan yang berlangsung selama lima tahun. Pada tahap ini diperkirakan pertumbuhan ekonomi mencapai 7% pertahun.
Kegiatan pertanian masih menjadi andalan basis kegiatan perekonomian di Kabupaten Lampung Timur.
.
Sektor industri mulai dikembangkan dan dipacu pertumbuhannya, terutama industri pengolahan hasil pertanian sesuai dengan potensisumberdaya alar4 setempat.
.
Sektor primer lain yang dikembangkan sebagai sektor hulu untuk mendukung sistem ekonomi setempat adalah pertambangan.
.
Pengembangan prasarana dan sarana pengangkutan dan perdagangan diperlukan
untuk mendukung pengembangan ekonomi dalam rangka perluasan kegiatan pemasaran.
c.
Tahap Lima Tahun Kedua (2007-2011)
o .
Merupakan tahap pengembangan dengan jangka waktu lima tahun. Pada tahap ini, perekonomian Lampung Timur diperkirakan tumbuh sebesar 9olo per tahun.
Sektor pertanian tetap dikembangkan sebagai sektor basis, namun perannya semakin menurun dengan meningkatnya peran sektor-sektor lain.
Sektor industri mulai berkembang dan diharapkan dapat menyerap tenaga kerja yang lebih beragam.
Peran sektor tersier, seperti perdagangan, pengangkutan, keuangan, dan jasa menjadi lebih besar.
.
Sektor potensial lainnya, seperti kehutanan, pertambangan, dan
pariwisata
dikembangkan untuk memperluas kegiatan usaha.
3.4.5 Arahan Pengembangan Perekonomian Lampung Timur Perkembangan perekonomian Lampung Timur bertumpu pada kegiatan pertanian sebagai sektor basis dan berperan sebagai andalan sesuai dengan dukungan kondisi lahan dan budaya masyarakatnya. Dalam jangka panjang, kendala yang dihadapi adalah keterbatasan
lahan pertanian, sehingga pengembangannya akan mengutamakan intensifikasi, terutama pertanian tanaman pangan lahan basah. Laju pertumbuhan sektor pertanian diperkirakan mencapai 4% pertahun ada tahun 2001.
Perkembangan perekonomian pada lima tahun pertama hingga tahun 2006 diperkirakan mencapai 7% per tahun dengan mengembangkan sektor sekunder yang mengolah hasil pertanian. Perkembangan industri pengolahan hasil pertanian di Lampung Timur dipacu
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
99
dengan dukungan kemudahan permodalan, regulasi, dan mengait pada perekonomian global. Pada tahap ini, sektor industri berkembang denganlaju pertumbuhan sebesar 17,55o/o per tahun
dan memberikan kontribusisebesar 16% terhadap PDRB Kabupaten Lampung Timur. Sedang
sektor pertanian tumbuh dengan laju sebesar 1,73o/o per tahun dan memberikan kontribusi sebesar 40% terhadap PDRB Lampung Timur.
Pada lima tahun kedua hingga tahun 2011 perkembangan perekonomian Lampung Timur tumbuh dengan laju 9% per tahun. Sektor pertanian tetap menjadi sektor andalan utama
dengan didukung perkembangan sektor industri, sehingga dapat meningkatkan nilai tambah
bagi masyarakat secara intemal. Sektor industri menjadi penyumbang kedua terbesar, yaitu sebesar 21,5Oo/o dengan laju pertumbuhan sebesar 15,640/o per tahun. Sektor perdagangan menjadi sektor andalan ketiga setelah industri dengan kontribusi sebesar 17o/o dan laju pertumbuhan sebesar 9,79o/o per tahun. Peran sektor perdagangan meningkat seiring dengan perkembangan kebutuhan sektor pertanian, industri, dan sektor lainnya.
Dalam konteks produktifitas komoditi tanaman pangan, produktifitas tanaman padi di Kabupaten Lampung Timur yang tercatat sebesar 4,02 ton/ha ternyata berada produktifitas nasional sebesar 4,20
ton/ha. Produktifitas padi sawah di Kabupaten
di
bawah
Lampung
Timur adalah 4,24 tonlha,lebih rendah dibandingkan produktifitas nasional sebesar 4,44 tonlha.
di
Lampung Timur sebesar 2,73 ton/ha lebih tinggi dibandingkan produktifitas nasional sebesar 2,27 tonlha. Produktifitas tanaman jagung
Sedang produktifitas padi ladang
Lampung Timur yang mencapai 3.03 ton/ha lebih tinggi dibandingkan produktifitas nasional sebesar 2,64 ton/ha. Sedang produktifitas ubi kayu Lampung Timur sebesar 11,20 ton/ha lebih
rendah dibandingkan produtifitas nasional sebesar 12,20 tonlha. Secara umum produktifitas tanaman pangan di Lampung Timur masih dapat ditingkatkan. Melalui pengembangan sektor pertanian semra intensif dalam masa sepuluh tahun ke
depan dengan laju pertumbuhan sektor pertanian sebesar 2,91o/o per tahun diharapkan produktifitas tanaman pangan di Lampung Timur dapat ditingkatkan. Dengan mempertahankan luas lahan padi sawah yang ada, maka produktifitas tanaman padi sawah ditingkatkan menjadi
5 ton/ha. Upaya yang dilakukan antara lain melalui peningkatan frekuensi tanam dengan pemanfaatan saluran irigasi secara efektif, sehingga produksi padi Lampung Timur diperkirakan
mencapai 255.120 ton pada tahun 2011. Pengembangan tanaman palawija dilakukan melalui perluasan lahan sesuai dengan
potensi pengembangannya. Dengan meningkatkan produktifitas melalui intensifikasi dan perluasan lahan kering, maka pada akhir tahun rencana lahan tanaman pangan lahan kert-ng diperkirakan mencapai luas 253.395 Ha, termasuk areal tanaman buah-buahan seluas 50.000
Ha. Komoditi yang potensial dikembangkan adalah jagung,
ubi kayu, kedelai, dan buah-
buahan.
Pengembangan sektor perkebunan mengutamakan pengembangan perkebunan rakyat. Luas lahan perkebunan rakyat secara keseluruhan diperkirakan mencapai 50.662 Ha, dengan produktifitas rata-rata 0,75
ton/ha. Jenis komoditi yang dikembangkan adalah kelapa, lada,
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
kakao, dan kopi. Sedangkan berdasarkan areal potensial, terdapat 28.995 ha lahan yang dapat
dikembangkan untuk perkebunan rakyat di luar 43.554,75 ha lahan yang telah dibudidayakan, sehingga luas fahan perkebunan rakyat keseluruhan akan mencapai72.549,75ha. Subsektor perikanan dikembangkan melalui kegiatan pertambakan dan perikanan laut di kawasan Pantai Timur mulai dari Way Penet hingga muara Way Sekampung, serta perikanan
air tawar di Rawa Sragi dan seluruh wilayah Kabupaten Lampung Timur. Untuk wilayah Kabupaten Lampung Timur tercatat sekitar 8.000 Ha areal potensial untuk pengembangan tambak, sementara pemanfaatannya baru mencapai
43,73o/o
darilu'asan yang potensial. Untuk
perikanan air tawar selain tambak terdapat sekitar 47.899,75 Ha areal potensial yang terdiri dari
mina padi, kolam, aneka ikan, dan perairan umum. Sedangkan pemanfaatan secara keseluruhan baru mencapai 11,56%. Untuk perikanan laut, areal yang dapat dimanfaatkan untuk usaha penangkapan ikan adalah sekitar 550 km2 dan untuk budidaya laut adalah sekitar
6.651
Ha.
Dengan demikian, pengembangan usaha pada subsektor perikanan memiliki
peluang yang sangat luas.
Subsektor peternakan walaupun belum mencatat kontribusi yang besar, namun laju pertumbuhannya relatif
pesat.
Pengembangan kegiatan petemakan diarahkan
di
seluruh
wilayah kabupaten, terutama untuk jenis ternak besar, ternak kecil (kambing), ayam buras, dan ayam ras.
Sektor pertambangan dikembangkan untuk memperluas usaha
perekonomian
Lampung Timur walaupun mencatat kontribusi yang masih terbatas, terutama untuk bahan
tambang golongan C yang sebagian dikelola rakyat. Lahan pertambangan yang potensial dikembangkan adalah seluas 14.079 Ha dengan jumlah cadangan sebesar 106.680.000 m3 untuk pasir kuarsa, 297.309.000 m3 untuk basal, 636.000 m3 untuk pasir, dan 6.393.000
m3
untuk tanah liat.
Pengembangan sektor industri diarahkan untuk mendukung sektor pertanian dengan
jenis industri pengolahan hasil pertanian, seperti industri tapioka, indstri pengolahan hasil peternakan, industri pengolahan hasil perikanan, industri pengolahan hasil perkebunan, industri pengolahan hasil buah-buahan, dan industri kayu.
Seiring perkembangan sektor pertanian dan industri, direncanakan pengembangan sektor tersier untuk mendukung kegiatan tersebut. Permukiman perkotaan membutuhkan dukungan prasarana dan sarana perkotaan, seperti pelayanan listrik, air bersih, dan telekomunikasi. Permintaan akan jasa konstruksi juga akan meningkat. Dengan demikian, peran sektor-sektor tersebut semakin besar dalam pembentukan PDRB Lampung Timur.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
tol
3.5 Strategi Pengembangan Tata Ruang Strategi pengembangan tata ruang terkait dengan visi, misi, dan tujuan pengembangan tata ruang yang diharapkan, dimana tercipta pertumbuhan ekonomi yang tinggi bagi Kabupaten Lampung Timur untuk menggerakkan aktifitas sosial-ekonomi secara lebih luas.
Strategi pengembangan tata ruang dilakukan melalui
:
a.
Memperkuat basis perekonomian menurut sektor yang dapat diunggulkan bagi
.
pertumbuhan ekonorRi Kabupaten Lampung Timur, termasuk memperluas keanekaragaman sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan ekonomi.
b.
Mempertahankan pertanian lahan basah yang
ada melalui penjaminan terhadap
ketersediaan prasarana pengairan secara berlanjut serta perlindungan terhadap catchment area yang ada di Kabupaten Lampung Timur.
c.
Memperkuat fungsi pelabuhan laut Labuhan Maringgai untuk meningkatkan kegiatan distribusi barang dan jasa serta penumpang.
d.
Penyediaan pelayanan prasarana dan sarana dasar bagi masyarakat Kabupaten Lampung
Timur melalui penyediaan prasarana dan sarana dasar berdasarkan hirarki keterpusatan pertumbuhan.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
1o2
BAB
4
RENCANIA STRUKTUR DANI POI-A PEMANFAATANI RUANIG I(ABUPAT EN I-AIVIPUNG TIMUR
4.1
Rencana Struktur Tata Ruang Rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Lampung Timur
merupakan pedoman bagi
a. b. . c.
:
Perumusan kebijaksanaan pokok pemanfaatan ruang.
Peruujudan keterpaduan dan keterkaitan perkembangan antar bagian wilayah Kabupaten Lampung Timur, serta keserasian antar sektor pembangunan.
Penataan ruang 12 (dua belas) kecamatan yang merupakan dasar bagi pemanfaatan ruang serta pengendalian pemanfaatan ruang.
d.
Pengakomodasian gagasan pemekaran wilayah kecamatan menjadi 23.(dua puluh tiga) kecamatan.
Struktur ruang wilayah Kabupaten Lampung Timur terutama dibentuk oleh jaringan prasarana transportasi, pusat pelayanan, dan kegiatan primer. Hal pokok yang menjadi pertimbangan bagi penetapan struktur ruang wilayah Kabupaten Lampung Timur adalah perkuatan struktur pusat-pusat pelayanan di wilayah bagian Timur dalam rangka meningkatkan
pertumbuhan ekonomi secara agregatif. Pengembangan hirarki pusat-pusat pelayanan diarahkan menurut ordinasi yang sederhana, sehingga memungkinkan terbentuknya akses
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
yang luas bagi setiap bagian wilayah untuk memanfaatkan pelayanan prasarana dan sarana publik.
Alokasi komponen kegiatan perkotaan yang bersifat pelayanan regional, baik pada tingkat propinsi maupun kabupaten mendasari pengembangan struktur pemanfaatan ruang di Kabupaten Lampung Timur. Komponen kegiatan tesebut meliputi pemerintahan, transportasi, perdagangan dan jasa, industri, pariwisata, dan kegiatan lain yang bersifat primer.
Untuk mencapai kondisi ideattersebut, maka arahan struktur ruang wilayah Kabupaten Lampung Timur hingga akhir tahun 2011 dibentuk oleh kegiatan primer, pusat-pusat pelayanan, dan jaringan transportasi sebagaimana tertera pada Tabel 4.1 , Tabel 4.2, dan Gambar 4.1
.
Tabel 4.1
Deskripsi Kegiatan Primer di Wilayah Kabupaten Lampung Timur
DES
KEGIATAN
K
RI PSI
d
kota
Pemerintahan
Kegiatan pemerintahan Kabupaten Lampung Timur terletak Sukadana.
Perdagangan dan Jasa
Kegiatan perdagangan dan jasa skala regional dikembangkan di Way Jepara dan Labuhan Madnggai
Pendidikan Tinggi
Kegiatan pendidikan linggi dikembangkan di kota Sukadana
Kegiatan Industri
Kegiatan industri dikembangkan
Pelabuhan
Pelabuhan laut Labuhan Maringgai dikembangkan sebagai pelabuhan barang dan penumpang
Kawasan Wisata
Wisata alam diWay Kambas
Sentra Pembibitan
Sentra pemhibitan hortikultura dipusatkan di Pekalongan
d Sribarono -
Sentra pembibitan pad dpusatkan
d
Labuhan Maringgai
Purbolinggo.
Hirarki fungsional wilayah Kabupaten Lampung Timur diwujudkan dalam ordinasi pusat pelayanan, yaitu
a.
3
(tiga)
:
Pusat Pelayanan Primer, yaitu pusat yang melayani wilayah Kabupaten Lampung Timur. Pusat pelayanan primer dikembangkan di Kota Sukadana.
b.
Pusat Pelayanan Sekunder, yaitu pusat yang melayani satu atau lebih Kecamatan dengan
tujuan mendukung pusat pelayanan primerdan berfungsi sebagai pendorong pertumbuhan
ekonomi. Pusat pelayanan sekunder dikembangkan di Labuhan Maringgai.
c.
Pusat Pelayanan Ter5ier, yaitu pusat yang melayani satu atau lebih kecamatan terutama
untuk menciptakan satuan wilayah yang lebih efisien serta penyediaan pelayanan prasarana dan sarana dasar kepada masyarakat secara merata. Pusat pelayanan sekunder dikembangkan di Way Jepara, Jabung, Purbolinggo, dan Pekalongan.
Tabel 4.2 menyajikan deskripsi pusat-pusat pelayanan dan fungsi utamanya.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIvun
M@kpfih
LAUTJAWA
tl
KABUPATEN
.'=l tt
LAMPUNG TENGAH ./.
!
.z\ ,iJ
)
^Yl/ TAITAN NASIONAI WAY KATIIBAS
//
rg.&Lopog
\^ rec.sirftAlu LAUTJAWA t
KOTA METRO
I ,
{
\ (
/rtsz* I
+
KAEUPATEN
IJ/
\
I.AI'PUNG SELATAI{
ORIENTASI
t\.
.) a\
I I
LAUTJAWA
\ ,"\ -/^-', ./
)
t"\
_.r..J.). L.l
a
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
RENCANA STRUKIUR RUANG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
PEMERINIM IGST,PAIEN I.AI,PUI.IG TIMUR BADAI.I PERENCATIAAI{ PEI/BANGUMN DAERATI
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
105
Tabel4.2 Struktur Pusat Pelayanan Kabupaten Lampung Timur
HIRARKI KOTA Primer Sukadana
UTAMA
FUNGSI
Kabupaten
Pusat pemerintahan
WILAYAH PELAYANAN Kabupaten Lampung Timur
Pusat penddikan tinggi
Sekunder
Labuhan Maringgai
Perdagangan dan Jasa
Kecamatan Labuhan Maringgai,
Pelabdhan
Way Jepara, Jabung
lndustri Pengolahan hasil perikanan
Tersier
Way
Jepara
Kecamatan Sekampung Udk,
Perdagangan dan Jasa Pelayanan sosial
masyarakat
Marga Tiga.
Pendidikan menengah kejuruan
Jabung
Pusat pengdahan pertanian
tanaman
Kecamatan Jabung
pangan Pelayanan sosial masYarakat Pendidikan menengah kejuruan
Pekalongan
Pendidikan menengah
Purbolinggo
Kecamatan Pekalongan, Batang
Sentra bibit hortikultura
Pusat pengolahan
kejuruan
hasilpertanian
Pelayanan sosialmasyarakat
Hari, Metro Kibang Kecamatan Purbolinggo, Raman Utara
Pendidikan menengah kejuruan
Dalam rangka membentuk struktur pemanfaatan ruang yang dituju, maka pada setiap
pusat pelayanan disediakan prasarana dan sarana dasar untuk melayani kebutuhan masyarakat sesuai dengan skala pelayanannya.
Untuk mengarahkan pengembangan struktur ruang yang lebih berkesinambungan, maka diupayakan pemerataan akses ke seluruh bagian wilayah Kabupaten Lampung Timur, khususnya wilayah yang menjadi pusat-pusat pertumbuhan sepanjang koridor Labuhan Maringgai
-
Sukadana.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka jaringan transportasi yang membentuk struktur ruang Kabupaten Lampung Timur direncanakan sebagai berikut
(a)
:
Jalur Arteri Primer, yaitu jalur yang melayani pergerakan regional antar propinsi. Jalur jalan arteri primer ini membentang di sebelah Timur Kabupaten Lampung, mulai dari Bakauheni, Ketapang, Sripendowo, Bunut, Labuhan Maringgai, Way Jepara, Sukadana, hingga Menggala (Kabupaten Tulang Bawang), yang merupakan bagian darijaringan lintas Timur Sumatera.
(b)
Jalur Kolektor Primer, yaitu jalan yang menghubungkan kota orde kedua dengan kota orde kedua atau menghubungkan kota orde kedua dengan kota orde ketiga.
RTRW KABUPATEN LAM PUNG TTMUR
106
Jaringan jalan kolektor primer meliputi ruas
. . o .
Labuhan Maringgai
-
Labuhan Maringgai
-
.
Gunung Sugih Kecil -Jabung Wono Harjo - Wana - Simpang Sribawono
Sribawono
-
Taman Budaya
Sukadana
-
Nyampir
-
Jabung
-
Sukadana
Asahan
-
:
-
-
- Pugung
Raharjo
Negri Jemanten
-
-
Tanjung Bintang
Gedong Wani
-
Pugung Raharjo
-
Bungkuk
Tanjung Sari
Nyampir
-
Donomulyo
-
Sekampung
-
Bumi Haria
-
Metro
-
Bandar
Lampung
. . (c)
Sukadana
-
Purbolinggo
- BumiJawa - Kedaton - Kota Gajah - BumiJawa - Pekalongan - Metro Rajabasa
Jalur Lokal Primer, yaitu jalur yang melayani pergerakan lokal, terutama untuk memberikan akses bagi sentra produksi sektor primer ke pusat kegiatan sekunder dan tersier. Jalan lokal primer ini tersebar di seluruh kabupaten.
Sejalan dengan pengembangan jaringan jalan, pengembangan pelabuhan Labuhan Maringgai diorientasikan pada fungsi yang lebih luas, yaitu sebagai pelabuhan barang dan penumpang.
Untuk mendorong tenrujudnya struktur ruang yang dituju, beberapa bagian wilayah ditetapkan sebagai kawasan yang pengembangannya dipriorttaskan. Kawasan prioritas ditetapkan berdasarkan potensi pertumbuhan pada skala nasional dan regional dan fungsi dalam perlindungan lingkungan, yaitu meliputi
r . o . r r
Koridor pertumbuhan Sribawono
- Labuhan Maringgai - Way Jepara - Sukadana;
Kawasan perbatasan, yaitu Kecamatan Metro Kibang, Batanghari, dan Pekalongan; Kawasan Gunung Balak;
Sentra pembibitan Pekalongan Pantai Timur Way Penet
-
-
Purbolinggo;
Way Sekampung; dan
Taman NasionalWay Kambas.
4.2
Rencana Pola Pemanfaatan Ruang Pemanfaatan sumberdaya alam dalam suatu satuan ruang bersifat dinamis, dimana
dinamika perubahan pemanfaatan ruang tidak selalu mengarah pada optimasi pemanfaatan sumberdaya alam yang
ada.
Hal ini terutama disebabkan oleh kebutuhan ruang
bagi
perkembangan kegiatan budidaya senantiasa meningkat, sedang keberadaan ruang bersifat terbatas.
Dalam menyeimbangkan kebutuhan (demandl dan ketersediaan (supp/y) akan lahan menuju kondisi optimal, maka perencanaan pemanfaatan ruang dilakukan melalui pendekatan komprehensif yang memadukan pendekatan sektoral dan pendekatan
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
ruang. Dalam hal
ini
107
unvlra 9Nndnv.l N3rvdnsvy Muau
'qeuBl ruBlBp oI Jle uBldBsaleu ndueul uep '!00u!l uelnq qeJmreq '%0t Uep qlqal ue6ueJalel ue6uep ';'d'p repu ggg'g
sele !p uBl00ullel epBd BpBJeq rur uBsBi
ey
'qeuel rge uedesarad uelueqepadtueu epes
'lseluauJlpas uep lsola ueqeuau. l1[ueq ueqe0acuad ln1un sr0olo.rooJplq 1s0un1 ue0uap ueilBIJaqBuJB}rual.e,(uqer*eq!puBsB^^BIue6unpu1padue1paqutau0ueAuPse/v\ex< : rn>ffiJq feOeqas ueOunpurpad ;sbunl (tedure) 7 dnlecuaur
Jnull 6undue'1 uelednqey rp Ounpu1 uesel el
eped Ouenr ueleeJueuJed elod uBqeJV
6unpu11 uPsP/r^Ey V'Z'?
'ue!ueUad-uou uesB lel uep 'uBlueuad uesenel 'upnq uesp ABI n1e{ 'eureln uerOeq (eOD g uletpp rbeqral e(eplpnq uelelOa:l urnurn eJBceS 'ueqel uelensesel uep 'ue6uequa6uad suelod 'Oundureyp
UBIB 6ueA ue1e10e1 IBJls-lB1s uelJesepraq uBIqeJBlp e[eprpnq uete!6a>l Inlun Oueru uepelueuled eAupfue1ag '6unpu;g ueser{\Bl uede}euad qelBpe uelmlellp 0ueA eutepad deqey
eIBr! 'uelnfua1a4req 6uer{ rnuttl Ounduel uelednqey ueunbueqtuad nfnuaut In]un 'e{uuelee;ueued ue1;epua0uad uep 'ueleeJueuled 'ueeueoue.lad ueOuap repasrp sruBq lnqesJel uese/y\el-uess/v\el uee1o1a0ue6 'elsnuBul e{epraqurns uep 'uBlBnq e{epraqurns 'ule;e er{eptequns lsua}od uep lslpuol JBsep sele uelei(eplpnqlp
Inlun Btreln
rsOun1 ueOuap
ueldelaltp 6ueA UBsBA\BI qBlepe e{ep;pnq uesel
By .
'uepfuelal.raq Due[ ueun0uequted ueDutluadal 1n1un es0ueq
elepnq uep qe:efes reltu 'uelBnq e{eprequns 'urege eleplaqulns dnlecueut 6ue{ dnpq uebunlOull uBUeFalaX l0unpulgatr euleln p6unpeq 6ue{ uesearre4 qelepe Ounpull
ueselr\ey
r
: lnlueq leOeqes qelgpe e{eprpnq uep 0unpu11 uBsB,v\BI leueOuau ueselBg '066! unqB1 Ze Jou,toN saldday uBp'266! unqBl
/t
JouroN
dd ' Z66l unUBI te
JouloN
nn uelep
ue>ldeta1p eueulleOeqes ei(ep;pnq uese^ BI
uep Ounpull uese^ BI uedetauad qBlBpB Ouenr ueleeluetuad ueBueouaJed resep
d1su1.l6
'eAuue0un10u!l ueuelselal n06ue06uauj eduel 'ueleAeptpnq!p lnlun letsualod 0ue{ qe{e1ml eped snlopol qlqal 6ueA rnru[ 0undtuel ualednqey qe{e;;an ueOuequtayad uep
ue1Oeq
ugqnqunpad ue>leldlcuaur ledep ueldereqlp rul uBrlBJV'uepfuegaryaq Ouef ueunOuequted uep ue0un16u;; ue6uequlesal uBlsBsaaq urele e{epraqtuns uageelueuted d;su;.td eped .ueseplp 6uer{
lnug
0undutel ualednqay
qer{e1prr 1p
6ueru ueunOueqtuad ;6eq ueuopad ueledruau.t
Jnur[ bundurel uelednqey 0ueru ue0uequa6uad
uBt]BJe uBp ueleeJueutad e;od '0ueru
uBleBlusued uelep ue0ulluadal IlUuoI sepOuaur sn013e1as 'buefunuau 6u;1es ledep le6e Joyas lelue uele!0al uBllseJa{uaur uep uBlnpeulair, >ln}un lsbunpaq 6ueru e1e1 ueeuecuelad
60t
eJelus Jeqolas InpB
^/nsuBp
unNrf eNndhrv-] N3IVdnsvy MUI_U
'lBrBp tlere eI !60u!Uel buesed IlUl Uep releu O0 L - 09 IlsU lslpuol uBp Inlueq uefluep leuolstodold e,{uleqal
6uef, lnpenryneuBp ueldal Ouefuedes uB]BJep nleA 'lnpearyneuep Je]llas uesel ey 'ueqnqeled >lnlun ueldelailp qBlol6ue{ tlencal '1e.lep qBJe aI l06ulual $uesed IDll Ucp-iilJns $uesed ugp llgu $uesed qlslles UBp Jeleu1 lBullulul uBldelalp ;e1ued 1s0un1 uBpBlsalel uBluBqBuadueu Inlun Dutluad
o0l
leglupuJ ter{unduteu $ue^ le}ued ueldat $uefuedas ue]BJep n1e{ 'lelued uepedueg
rdel uep Jeleul
g lButlultu
.
'lebuns
ue>ldeleup uelel 0uefuedas uep ueelol.lsd qefelrvr
lp epeJaq Oue{ ln00ueyaq IBpl} uep lnO0uepaq 0ue{ le0uns uepedtuas sueg 'reOuns uBrrJBlBpaMBI Z leutu!u,
ueldela1p ueutllnur:ad uesel
Bl rp ln00ueuaq lepl
leOuns uepeduas sueg
'JBnl qBloqas 1n00ue1 !ep Jalau
g lBururul ueldelalp ueutunulad uesBAr\BI tp 1nooueyaq 1eouns uepedutes suee)
uDl rp JalauJ OOI
'leDuns IBue UBuBI uDl !pJeleu 0g uBp lesaq teOuns UBUBI letrlulut ueutqnuuad JBnl !p epeJeq 0ueA ;e6uns uepedulas spee : qBlepB ;eOuns uepedues Inlun uenlueley leDuns 1s6unl uBUspelal uelueqeyadtlaul
Inlun qe$uns
OuUuad lBBlugul tefundutaut [ue{ 'lautpd lse0U! uBJnlBs/lBuBI/ue}Bnq Inseuual 'le$uns ueugl UU bueluedas uBsBrv\g1 nlteA 'tB6uns uepeduag
El
: qlndtleu ledulalas ueOunPutPa4 'leduteles IrsU uBIBsnJaI
r6unpu;gau Inlun Inpenl/neuep Jeltlas uep 'Jle eleul JBltIas 'uenlsa 'telued uepedutas 're$uns uepeduas lp ]edualas nlBpaq tut tsDunS 'eAeprpnq uelel$a>l qalo uenD$ueD
depeq.ral uefiunpulpad uelpaquJau rs6unpaq buei( ledutelas ueOunput;lad ueservrey 'r1[ueq
er(eqeq depeqlal upl BJ Oue{ ueser'ael ueledrueul Jesaq leOuns lse}utltp 6ue( ueserurel unuleu 'ueule IlBleJ Jnut11 0undurel ualednqey 'ue$unl0ull t0o1oa0 lslpuol lJPp leqlllq 'e{ureOeqas uep'lgfueq'losOuol'1utnq eduta6'ldelaq Ounun0
upsnpl lpedes 'uJBle euecuaq rurele0ueu r00uu pualodlaq 6uel euscuag 'eH OOO'OSl senlos
sequey
{eyy1 ;euotseN
ueuel qelepe !u! ueserv\Pl
uerv\eJ uBse/y\e){
tuelep
Inseural
'ulBlB uellunal uBp'uleFlsola
'rleleq ueutefiel-eleueal ;0unpurgaur Inlun ulele elens te0eqas ls0unlsq Ouef ueserney
'Jnulf lelued lp nBIBq uelnqJeq uBsB/y\BI euas '!e00u!Jet l ueqnqe'] uep 'etedal {e1y1 'Ounqep uelgutBcay !p lgleg $unung 0unpu11 usse1 B) qelepB !u! uBsB/v\eI u1Blep InsBuIaI
ott
(ueeloped uep ueBsepJad)
unhilI eNnd wv-l N3rvdnsvy Mul_u
ueu;lnuled upse^ By . epsll UBd UBSBMB)| . ulsnpul uBseA
BY .
uBouPquJBUeduese,t\eY
.
: rpdr;eu'uelueued-uoN e^BHpng uesB/v\By ueuB_Iuod
UBI?uJelad
uBsBr'Aey
'3
.
uesBff\eY . .
uBunqalJod/ueunqBluButBuBluBse/v\ey 0uuey ueqe'] ue6uBd ueuleuel uelueuad uesel l.lBsB€ uBtlB'l ueouBd uBulBuBf uBluBuad
ey .
uBsB/v\B)
.
: qndtlaul'uBlueuad eAeptpng ueserv\By
1ef1eg
'g
uBlnH uBse^ eY . .
lsJanuoy ueUH uBsB/v\By
delal lslnpoJd : : rmdlleu
uele efeptpnq
uesB/v\BI
UBUH
ueselr\BY
.
tpdtlau'uelnH e{eptpng ueserne)
.V
Inlun Oueru uBleelueuad elod euecuog
'LlllldJol luJouole ue6uequra6ued opeuals n1e{ 'ue6uequJa0ued
oueualg 't
'ulelB B^BpJoqtrns use!peslelel uPp 'sellllqtsaslB 'lsPlol 'nluauel ei{eplpnq
ue0uequle0ued lsualod depeqral luouola BJBcas uelBllued n1e^ 'uB0uequra6uad
tsualod
'Z
'nluaual uBeun00ued
Inlun uBqel uebunynp uep uetBnsasal tel0ult depeqlal uelellued nye{ 'ueqel uelensesey :
ue0uep uplnlualrp
'l
nye{'leq leOeqraq ue>lbuequluaduau
Jnutl 0undurel uelednqe) Ouent ueleelueuad e;od
euecuag
efiep;png uesP/ney Z'Z'?
'Brv\Br
lnB'l
rp
lelapal 0ue^ leueoag nelnd 4ndt;eu lul uBsB/v\By
z$l 0L leuJ!$leuJ senl ueOuap
1ne1 ne;nd-ne1n4
'o[eqeu 0un0n4 rp eqrnd snlrs upp '0unqep !p bun6nd uenleJe) uesuerv\ leuolstpeJl qeulnJ 'leDOuUeUI 0u3u1gay1 uBnFJoy uesueil leuotstpeJl qEuJru 'luelq Ouopeg leuolslpeJl uBqnqBl 1p qguru 'BuBM ueutt>lnuted uBsB eMndlleu tu! uBse/v\By tp Oundurel eso6 leuorsrpBJl '6unduel efepnq uBpt{BJB[esue1e00u1uadt0unput;au1npnqelefesuepe{epnqle0ecueueFa|aduBse,v\By<
El
uesetv\By
'Jaleul 002 leurluttu pBl-pelue0uap ue>ldetaup 'J!e eleuJ JBIlIos
cl
ueserv\ey
'e1oy neltq e)ncua]
KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
/.-\/
ret
BAIANGHAR
KABUPATEN LAMPUNG SELATAI.I
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR GIERAI.IGAN:
F=
BATAsToBIPATEN
w IIIiIITII
== :
n-n |-(5l F-€ R
JALANARTER1pR1yER
JAINKoGKToRPRTMER
F=
I(AWASAN LINDUNG IGBUPATEN LAIVIPUNG TIMUR
F.=
Eu(orAK BtP rar gtx
0255l0lsl(n
#
grS.rFlt: Dolilfrn 2m
SurbrFthr:
Krf mdrt, f&f-tbqqTru PATERT{TII KAAPAIEfi UTPUG ITUR
0 EMfi
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
111
A.1
Kawasan Hutan ProduksiTetap Kawasan hutan produksi tetap adalah kawasan yang diperuntukkan bagi hutan
produksi tetap yang dieksploitasi melalui sistem tebang pilih atau tebang habis dan tanam. Kriteria penetapan kawasan hutan produksi tetap mencakup tingkat kelerengan; jenis tanah;
curah hujan dengan nilai skor 125
-
175; dan
di luar hutan suaka alam, hutan wisata,
dan
konversi lainnya. Kawasan ini umumnya juga berfungsi sebagai kawasan penyangga (buffer zone) anlara kawasan budidaya non-kehutanan dengan kawasan lindung.
Sesuai dengan ketentuan TGHK Lampung Timur Tahun 2000, kawasan hutan produksi
tetap meliputi hutan register di Way Kibang dan Gedong Wani di wilayah Kecamatan Metro Kibang, Sekampung, Marga Tiga, dan Sekampung Udik. Luas hutan produksi tetap secara keseluruhan adalah 4.000 Ha.
A.2
Kawasan Hutan Konversi Kawasan hutan konversi adalah kawasan hutan yang dapat dialihgunakan bila
diperlukan. Kriteria penetapan kawasan hutan konversi meliputitingkat kelerengan;jenis tanah; curah hujan dengan nilai skor 120 atau kurang; dan di luar hutan suaka alam, hutan wisata, hutan produksi tetap, dan hutan produksi terbatas.
Berdasarkan TGHK Lampung Timur 1998, hutan konversi
di Kabupaten Lampung
Timur meliputi areal seluas 45.1 15,04 Ha terletak di kawasan hutan register Muara Sekampung,
Way Kibang, dan Gedong Wani. Pada tahun 2000 status hutan produksi konversi tersebut telah dialihkan untuk kegiatan lainnya.
A.3
Kawasan Hutan Rakvat
Selain hutan produksi tetap dan hutan konversi, Lampung Timur memiliki wilayah potensial bagi pengembangan hutan rakyat di Kecamatan Way Jepara seluas 4.676 ha (merupakan areal di sekitar DAS Way Abar) dan
di Kecamatan Labuhan Maringgai seluas
1.793 ha.
8.1
Kawasan Pertanian Tanaman Panoan Lahan Basah Kawasan budidaya pertanian tanaman pangan lahan basah merupakan kawasan yang
diperuntukkan bagi tanaman padi, dengan pengairan alami ataupun pengairan tekni=**Kriteria penetapan kawasan pertanian tanaman pangan lahan basah meliputi ketinggian < 1.000 meter;
keferangan < 8o/oi kedalaman efektif lapisan tanah atas > 30 crn; dan terlayani oleh jaringan irigasi.
Pengembangan kawasan budidaya pertanian tanaman pangan lahan basah di Kabupaten Lampung Timur terutama diarahkan untuk mempertahankan lahan pertanian yang
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
ada.
Pengembangan produksi pertanian lahan basah dilakukan melalui intensififikasi untuk
meningkatkan produktifitas lahan yang saat ini tercatat berada di bawah produktifitas nasional
alau kawasan lainnya di Sumatera. Kondisitersebut disebabkan oleh pola 1 kali tanam dalam setahun untuk sebagian besar areal pertanian sawah, walaupun telah tersedia jaringan irigasi. Untuk itu, diperlukan perbaikan prasarana idgasi serta peningkatan efektifttas pemanfaatannya.
Melalui kebijakan untuk mempertahankan areal pertanian lahan basah yang ada, maka
pada masa mendatang diharapkan tidak terjadi pengurangan areal lahan basah yang ada 'melalui pola tanam 2 kali tanam seluas 53.409 Peningkatan produktifitas
ha.
dilakukan
setahun, terutama bagi areal yang dilayani jaringan irigasi. Kawasan budidaya pertanian
tanaman pangan lahan basah dikembangkan
di
Kecamatan Raman Utara, Purbolinggo,
Pekalongan, Batang Hari, Sekampung, Metro Kibang, Jabung, Labuhan Maringgai, dan Way Jepara, dengan lokasi pembibitan padidi Pekalongan.
8.2
Kawasan Pertanian Tanaman Panoan Lahan Kerinq
Kawasan budidaya pertanian tanaman pangan lahan kering diperuntukkan bagi tanaman palawija, hortikultura, atau tanaman pangan. Kriteria penetapan kawasan pertanian tanaman pangan lahan kedng meliputi ketinggian
<
1000 meter; kelerengan
<
8o/o; dan
kedalaman efektif lapisan tanah atas > 30 cm.
Pengembangan pertanian lahan kering di Lampung Timur dilakukan melalui perluasan lahan pada areal yang sesuaidan peningkatan produktifitas lahan melalui program intensifikasi. Pada akhir tahun rencana, lahan yang dibutuhkan untuk pengembangan pertanian lahan kering
dan buah-buahan diperkirakan seluas 253.395 Ha dan direncanakan untuk tanaman jagung, ubi
kayu, kacang kedelai, dan buah-buahan. Pengembangan lahan tersebut termasuk rencana peruntukan bagi tanaman buah-buahan seluas 50.000 ha.
Pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan lahan kering diarahkan di Kecamatan Sukadana, Marga Tiga,Way Jepara, Labuhan Maringgai, Jabung, dan Sekampung
Udik. Sedangkan untuk jenis buah-buahan diarahkan di kawasan sekitar hutan lindung Gunung Balak, yang berada
di Kecamatan Jabung, Labuhan Maringgai, Sukadana, Marga Tiga,
dan
Way Jepara dengan lokasi pembibitan buah-buahan di Pekalongan.
8.3
Kawasan Perkebunan
Kawasan budidaya perkebunan diperuntukkan bagi kegiatan budidaya tanaman tahunan yang menghasilkan bahan pangan maupun bahan baku industri dengan kriteria ketinggian < 2000 meter; kelerengan < 4Oo/o; dan edalaman efeKif lapisan tanah atas > 30 cm.
di Kabupaten Lampung Timur diarahkan pada pengembangan perkebunan rakyat dan mempertahankan perkebunan besar yang ada. Pengembangan kawasan perkebunan
Pengembangan perkebunan rakyat dilakukan melalui perluasan dan peningkatan produktifitas lahan, di mana pada akhir tahun rencana luas perkebunan rakyat di Kabupaten Lampung Timur
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
diperkirakan meningkatmenjadi50.662 Ha untuk jenistanaman utama kelapa, lada, kakao, dan
kopi. Sedangkan berdasarkan wilayah potensial, terdapat 28.996 ha areal yang berpotensi untuk pengembangan perkebunan rakyat di luar areal yang ada seluas 43.554,75 ha, sehingga luas areaf keseluruhan menjadi 72.549,75 ha. Potensi pengembangan tersebut sebagian besar adalah untuk tanaman kelapa dalam, lada, kakao, kelapa sawit, dan karet. Pengembangan kdwasan pertebunan rakyat terutama diarahkan di Kecamatan Marga
Tiga, Sukadana, Jabung, Way Jepara, dan Labuhan Maringgai. Sedang perkebunan besar berlokasi di Sukadana dan Jabung. Komoditi utama yang dikembangkan meliputi kelapa, lada, kakao, dan kopi, sedang komoditi penunjang adalah kelapa sawit, karet, cengkeh, dan tebu.
Pengembangan kebun balai benih dan koleksi tanaman perkebunan
di
Swikis,
Kecamatan Sukadana perlu dipertahankan dan dikembangkan.
8.4
Kawasan Petemakan Kawasan budidaya peternakan diperuntukkan bagi kegiatan peternakan ternak besar,
ternak kecil, dan padang penggembalaan ternak, dengan kriteria ketinggian < 1000 metefi kelerengan < 15o/o; dan jenis tanah dan iklim yang sesuai untuk padang rumput alamiah. Kawasan petemakan diarahkan bagi pengembangan petemakan skala kecil (rumah
tangga) dan peternakan skala besar yang tersebar di seluruh Kabupaten Lampung Timur. Peternakan skala besar terutama diarahkan di Kecamatan Way Jepara, Jabung, dan Labuhan Maringgai, sedang petemakan unggas dikembangkan di Kecamatan Pekalongan. Pengembangan kawasan petemakan direncanakan sebagai berikut
. .
:
Ternak besar: Way Jepara, Jabung, Purbolinggo, Raman Utara, dan Labuhan Maringgai Ternak kecil (kambing) : Metro Kibang, Sekampung, Marga Tiga, Sukadana, Purbolinggo, dan Batanghari.
. .
Ayam buras: Batanghari, Sekampung, Metro Kibang, dan Pekalongan. Ayam ras : Purbolinggo, Raman Utara, Metro Kibang, Pekalongan, dan Way Jepara.
Untuk mendukung kegiatan petemakan; di setiap kecamatan dikembangkan program
HMT (HUauan Makanan Ternak) melalui pemanfaatan limbah pertanian (kacang-kacangan, batang jagung), tanaman gamal (tanaman induk pada tanaman vanili, lada), rumput penguat teras, coyer crop pada daerah perkebunan, dan sebagainya. Pengadaan HMT di Kecamatan
Jabung semra khusus dilakukan melalui penanaman rumput raja (king grass) untuk pakan temak disamping pakan campuran lainnya.
8.5
Kawasan Perikanan Kawasan perikanan diperuntukkan bagi kegiatan perikanan, baik pertambakan/kolam
clan perairan darat lainnya serta perairan laut, dengan kriteria kelerengan < 8olo dan persediaan
air yang mencukupi.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
114
Pengembangan perikanan laut dialokasikan
di Kecamatan Labuhan
Maringgai dan
Jabung, sedamg kawasan Rawa Sragi direncanakan untuk perikanan air tawar. Luas perairan
laut potensial untuk usaha penangkapan ikan adatah sekitar 550 km2, sedang luas potensial untuk budidaya ikan laut adalah sekitar 6.651 ha. Kegiatan budidaya laut yang dipertahankan perkembangannya adalah budidaya kakap putih, kerang hijau, dan kerapu lumpur. Kegiatan perikanan laut dikembangkanmelalui perluasan areal penangkapan dan penyediaan prasarana dan sarana penangkapan ikan.
Pengembangan areal tambak didlokasikan
di Kecamatan Labuhan Maringgai dan
Jabung dengan memperhatikan bdtas sempadan pantai, yaitu dengan jarak 100 meter dari titik pasang tertinggi. Luas potensial pengembangan tambak diperkirakan sekitar 8.000 Ha.
Pengembangan budidaya perikanan air tawar lainnya tersebar
di seluruh
wilayah
kabupaten dengan luas cukup potensial. Luas potensial mina padi diperkirakan sekitar 3.138,1 Ha dengan memanfaatkan arealsawah, luas potensial kolam sekitar 1.636,8 Ha, luas potensial
aneka ikan sekitar 38.606 Ha dengan memanfaatkan areal pekarangan, dan luas potensial perairan umum sekitar4.318,75 Ha yang merupakan 10% dari luas sungai, danau, dam, rawa, dan saluran irigasi. Pengembangan budidaya ikan perairan umum yang utama adalah di Dam Way Kawat, Way Jepara, Way Curup, dan Purbolinggo, dengan lokasi pembibitan ikan diWay Curup.
C.1
Kawasan Pertambanoan Kawasan pertambangan diperuntukkan bagi kegiatan budidaya pertambangan sesuai
dengan potensi bahan tambang yang dapat diusahakan secara ekonomis.
C diarahkan berdasarkan galian pasir kuarsa di Kecamatan Labuhan
Kawasan pertambangan untuk bahan galian golongan ketersediaan jenis bahan galian, yakni bahan
Maringgai, Sukadana, Raman Utara, dan Purbolinggo; basalt
di Kecamatan
Sukadana,
Labuhan Maringgai, dan Way Jepara; pasir di Kecamatan Jabung, Purbolinggo, dan Labuhan Maringgai; dan lempung di Kecamatan Raman Utara dan Way Jepara.
Areal pertambangan di Lampung Timur diperkirakan seluas 14.073 ha,
dimana
sebagian merupakan pertambangan rakyat.
C.2
Kawasan lndustri
Kawasan industri diperuntukkan bagi pemusatan kegiatan industri dengan kriteria kawasan yang memenuhi persyaratan lokasi industri, yaitu memiliki prasarana ekslemal yang memadai; tersedia sumber air dan badan air untuk pembuangan limbah cai:: tidak menimbulkan
dampak sosial; dan bukan merupakan kawasan pertanian tanaman pangan lahan basah yang beririgasi dan yang berpotensi untuk pengembangan irigasi.
RTRW KABUPATEN LAM PUNG TIMUR
di
Kabupaten Lampung Timur diutamakan bagi industri pengolahan hasil pertanian, antara lain industri tepung tapioka, industri pengolahan buahbuahan, industri pengolahan hasil peternakan, industri kayu, serta industri pengolahan dan Pengembangan industri
pengalengan
ikan.
Pengembangan industri skala besar diarahkan
Sribawono, sedang industri kecil tersebar
di
di
kawasan industri
pusat-pusat produksi pertanian
di
Labuhan
-
Labuhan
Maringgai, Sukadana, dan Way Jepara. Pengembangan zona industri di Sribawono
Maringgaiyang diarahkan sebagai pendukung bagi tenruujudnya kawasan pertumbuhan (growth
areas) yang mampu menggerakkan kegiatan perekonomian Lampung Timur
pada
implementasinya perlu dipertimbangkan menurut faktor teknis-operasionalnya. Pertimbangan
tersebut selain menyangkut segi kelayakan teknis, perlu dilengkapi dengan pertimbangan kelayakan lingkungannya. Oleh karenanya selain pertimbangan ketesediaan air baku untuk industri, prasarana dan sarana transportasi, serta insentif bagi investasi; perlu dipertimbangkan
pula dampaknya terhadap kawasan lindung register 38 Gunung Balak dan kemungkinan pencemaran terhadap areal pertambakan di sepanjang Pantai Timur.
C.3
Kawasan Pariwisata Kawasan pariwisata diperuntukkan bagi kegiatan pariwisata dengan kriteria memiliki
keindahan alam; memiliki kebudayaan dan peninggalan sejarah bemilai tinggi; dan memiliki keunikan alami sebagai cagar atau suaka alam. Pengembangan kawasan pariwisata di Kabupaten Lampung Timur direncanakan di
.
:
Taman NasionalWay Kambas, merupakan obyek wisata alam berskala intemasional yang
diarahkan pada wisata minat khusus dengan jumlah wisatawan yang terbatas. Pengelolaan kawasan pariwisata TN Way Kambas dilakukan secara ketat untuk mempertahankan kelestarian alam.
o
Taman Nasional Purbakala, merupakan obyek wisata budaya berupa peninggalan situs purba di Pugung Raharjo.
.
Rumah Adat Sukadana, merupakan obyek wisata budaya berupa rumah-rumah adat Lampung di Kecamatan Sukadana
.
Desa Tradisional Wana, merupakan obyek wisata budaya
di
Desa Wana, Labuhan
Maringgai.
. r . . . o .
Rumah tradisionaldi Marga Tiga (Gedong Wani). Rumah tradisionalwarisan Keratuan Melinting diLabuhan Maringgai. Rumah tradisionalwarisan Keratuan Pugung di Jabung.
Taman lMsata Swadaya diGondang Rejo, Pekalongan. Danau Way Jepara, merupakan wisata alam diKecamatan Way Jepara. Danau Beringin Indah di Negara Nabung, Sukadana. Danau Kemuning diSribawono, Labuhan Maringgai.
RTRW KAaUPATEN LAMPUNG TIMUR
. .
Dam Way Kawal Kawasan Wisata Way Curup di Rajabasa Baru, Labuhan Maringgai.
C.4
Kawasan Permukiman Kawasan permukiman merupakan kawasan hunian dari kegiatan yang mendukung
kehidupan masyarakat di perkotaan dan perdesaan ditetapkan berdasarkan kriteria kesesuaian
lahan; ketersediaan sumber air bersih; akses terhadap prasarana transportasi, ekonomi, dan sosial; dan bukan merupakan kawasan tanaman pangan lahan basah.
Kebutuhan pengembangan perumahan
di Kabupaten Lampung Timur untuk
kurun
waktu 10 tahun ke depan diprakirakan berdasarkan proyeksijumlah penduduk dengan asumsi sebagai berikut:
. .
1 KK terdiri atas 5 orang
Tipe rumah terdiri atas : tipe A (ukuran besar), tipe B (ukuran sedang), dan tipe C (ukuran kecil)
.
Luas persil rumah adalah
. o
A Tipe B Tipe C Tipe
: : :
:
800 m2lunit 300 m2l unit 150 m2lunit
Komposisi kebutuhan rumahtipeA :tipeB :tipe C= 1 : 3 : 6. Luas lahan yang dibutuhkan belum termasuk lahan untuk fasilitas umum dan prasarana
penunjang lainnya. Luas lahan untuk fasilitas umum adalah 4O% dan luas lahan perumahan. Berdasarkan asumsi di atas, maka pada tahun 2011 dibutuhkan sekitar 179.000 rumah,
terdiri atas 107.000 unittipe kecil,54.000 unittipe sedang, dan 18.000 unittipe besardengan areal permukiman seluas 14.980,73 hektar.
'
Proyeksi kebutuhan perumahan Kabupaten Lampung Timur hingga 2011 tertera pada
Tabef 4.3 dan 4.4.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
Tabel4.3
'
Proyeksi Kebutuhan Perumahan DiKabupaten Lampung Timur
Tahun 2001-2011 (Unit) Tipe Besar
Tipe Sedang
Tipe Kecil
Kecamahn 2011
20'11
Meto Kibang
1.
'Bahng
2.
Hari
3.
Sekampung
4.
Jabung
5.
Lab. lvlaringgai
b.
Way Jepara
7.
Sukadana
8.
Pekalongan
o
Raman Utara
10.
Purbolinggo
11.
Marga Tiga
12. Sekampung Udik
Jumlah
2.128 5.702 6.654
2.165
2.203
5.765
5.829
6.801
6.951
15.661 15.880 20.257 20.620 12.031 12.M5 13.915 14.120
4.803 4.196 6.840 4.814 6.706
16j02 20.989
12.873 14.329
4.930
5.062
4.224
4.254
7.052
7.269
4.884
4.955
6.801
6.897
103.707 105.688
107_594
1.064 1.082 2.851 2.883 3.327 3.401 7.831 7.940 10.129
10.310
6.016 6.223 6.957 7.060 2.401 2.465 2.098 2.112 3.420 3.526 2.407 2.442 3.353 3.400 51.854 52.8M
2001
1.101
355
2.915
950
3.476
1.109
8.051
2.610
10.494
3.376
6.436
2.005
7.164
2.319
2"531
800
2.127
699
3.635
1.140
2.478
802
3.448
1.'t18
53.797
2006
2011
361 961 1.'134
2.647 3.437 2.074 2.353
822 704 1.175
814 1.133
17.285 17.615
367
972 1.159 2.684 3.498
2.145 2.388
844 709
1.212 826 1.149
17.932
Sumber : Hasil analisis, 2000
Tabel4.4 Proyeksi Kebutuhan Lahan Perumahan Di Kabupaten Lampung Timur Tahun 2001-2011 (Ha)
.
lvtebo Kibang
2. Batang Hari 3. Sekampung 4. Jabung 5. Lab. lvlaringgai 6. Way Jepara 7. Sukadana 8. Pekalongan 9. Raman Ubra 10. 11. 12.
32,47
33,04
86,48
99,82 234,92 303,86 180,47 208,72
72,04 62,93 72,21
tvlarga Tiga
Sekampung Udik JumIa
31,91 85,53
102,60
Purbolinggo
h
100,60 3.556,61
2006
2011
2001
1.
Tipe Besar
Tipe Sedang
Tipe Kecil
Kecamabn
No
32,47
33,04
28,37
87,44
31,91 85,53
86,48
87,44
76,03
102p2
104,27
99,82
102,02
104,27
88,73
238,20
241,53
238,20
241,53
208,81
309,30
314,83
309,30
314,83
270,10
186,68
193,09
186,68
193,09
160,42
211,80
214,93
234,92 303,86 180,47 208,72
211,80
214,93
185,53
73,96
75,92
73,96
75,92
64,03
63,37
63,80
63,37
63,80
55,94
105,77
109,04
105,77
109,04
91,20
73,26
74,33
73,26
74,33
64,19
102,01
103,45
102,01
103,45
89,42
3.591
,32 3.626,68
Sumber : Hasil analisis, 2000
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIM UR
72,04 62,93 102,60
72,21 100,60
2011
28,86 76,87 90,68
29,37 77,72 92,68
211,73 214,69 274,53 279,85 165,93 171,64 188,27 191,05
65,74 67,49 56,33 56,71 94,02 96,93 65,12 66,07 90,68 91,95
3.556,61 3.591,32 3.626,68 3.383,76 3.415,17
3.447 ,16
I(ABUPATEN I-AMPUNG TENGAH
i.
.t
-t
,a
KOTA METRO
I
KABUPATEN I.AMPUNG SEI.ATAN ORIENTASI
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Gambar 4.3 KETERANG/N:
f:'f t-: E:-
RENCANA POLA
BATAS IGBUPATEN BATAS KECAIilATAI.I JALAI.I ARTERI PRIMER
JALAN KOLEKTOR PRIMER JALAT{ LOIGL PRIMER
n-n To-t
RI l-
ITIIIilIITII
LAHAl.r BAsAH
TA[lBAloPERll$,lAt'l
PEMANFMTAN RUANG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
DANAU PERKEBUNANBESAR
PERKEBUNANRMYAT
IBUKOTA IGBUPATEN IBUKOTA KECA}'ATAN
ffi
KAwASANINDUSTRI
DANAU
[{l
KAWASi\NWSATA
SUNGAI TANIAN NASIOML WAY
l(Al,tBlS
HUTN L]NDUNG ffi @
7* ffi ffi ffi N
HUTAN PRODUKSI TETAP
PEMERINTATI IGBUPATEN I.AI'PUNG TIMUR
BADN PERENCNMN PEMBNGUMN DAEM}I
Dengan mempertimbangkan renmna pemanfaatan ruang untuk kegiatan budidaya maupun pengelolaan kawasan lindung, maka alokasi pemanfaatan ruang direncakan sebagai berikut:
Tabel4.5 Rencana Alokasi Pemanfaatan Ruang Kabupaten Lampung'Timur
NO. I.
PEMANFMTAN
RUANG
SEBARAN
LUAS
(HA)
KETERANGAN
KAWASAN LINDUNG
1. KawasanSuakaAlam
Kec.Sukadana
130.000
TNWayKambas
Kec. Way Jepara
2.
II.
Hubn
Lindung
19.680
Kaw. Gunung Balak. Sebagian besar sudah terambah, sehingga dikembangkan menjadi hubn kemasyarakahn
Kbang, Sekanpung,
4.000
Reg. 37 Way Kibang dan Reg. ,|() Gedong Wani
Uhra, Purbolinggo, Pekalongan, Batanghad,
53.409
Lahan yang ada diperhhankan. Pengembangan diarahkan secara intensifikasi, melaluipola 2 kali
Kec. Jabung, Kec. Labuhan lvhringgai, Kec. Way Jepara
KAWASAN BUDIDAYA PERTANIAN
1. Hubn
ProduksiTehp
2. Perhnian
3. Perbnian
4.
Lahan
Lahan
Basah
Kering
Perkebunan
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
Kec. tt/ebo Kec. Kec. Sekanpung Udik, Kec. tvlarga Tiga.
Kec. Raman Kec. Kec. Kec. Kec. lvtletro Kibang, Kec. Sekampung, Kec. Way Jepara, Kec. Labuhan lvhringgai, Kec. Jabung.
sukadana, Tiga, Jepara,
Kec. Kec. lilarga Kec. Way Kec. Labuhan lvhringgai, Kec. Jabung, Kec. Sekampung Udik
hnamdalamsehhun.
253.395
50.000 Ha dLanhranya untuk pengembangan komoditibuahbuahan
Tiga, 72.550,75 Sebagian besar berupa perkebunan Sukadana, rakyat. Jabung, Perkebunan besar dikembangkan di [hdnggai, Kec. Sukadana dan Jabung.
Kec. lvhrga Kec. Kec. Kec. Labuhan Kec. Way Jepara
N0.
PEI,TANFMTAN RUANG
5.
Petemakan
SEBAMN
LUAS (HA)
Diseluruh wilayah
KETERANGAN Pengembangan temak besar di Way Jqara, Jabung, Purbolinggo, Raman Uhra, Lab. Madnggai.
Kabupaten Lampung Timur
Pengembangan temak kecil di ilefo Kibang, Sekampung, [4arga Ilga, Sukadana, Purbolinggo,
Babnghad.
6.
Perikanan
Diseluruh wilayah Kabupaten Lanpung Timur
8.000
Arealhmbakdikembangkanseluas 8.0@ Ha. Pedkanan darat memanfaafl
sebesar6.651 Ha. KAWASAN BUDIDAYA NONPERTANIAN
1. Permukiman
Diseluruh wilayah
10.500
Kabupaten Lampung Timur
2. Perbmbangan
Kec. Labuhan lilaringgai, Kec. Way Jepara, Kec. Sukadana, Kec. Raman Ubra, Kec. Pubolinggo, Kec. Jabung.
Dilengkapidenganfasilitas permukiman.
14.073
Sebagian besar benpa
perbmbangan rakyat.
-
Pasir kuarsa di Lab. lvladnggai, Sukadana, Raman Uhra, dan Purbolinggo.
-
Basal di Sukadana, Lab. ilhringgai, dan Way Jepara.
3.
Indusfii
Kec. Labuhan iiladnggai
Pashdi Jabung, Purbolinggo, Lab. Madnggai. Lempung diRaman Utara dan Way Jepara
Kawasan Indusfi dikembangkan di Srbawono (Kec. Labuhan
lhringgai). Kegiatan industi laln dikembangkan di dekat senfa perhnian rakyat.
4. Pariwisab
Kec. Sukadana, Kec. Way Jepara, Kec. Lab. lrrlaringgai, Kec. Jabung,
TN. Way Kambas, Taman Nasional Pubakala.
Kec. Pekalongan, Kec. lvlarga Tiga.
Rumah badisional Gedong Wani,
Rumah adat Sukadana, Desa hadisionalWana,
Rumah badisional warisan Kerafuan trrlelinling, Rumah badisional warisan Keratuan Pugung, Taman Wimta Swadaya, Danau Way Jepara, Danau Bedngin Indah, Danau Kemuning.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
121
BAB
5
RENCAI{A UMUM TATA RUAI{G I(ABUPATEN I-AI\{PUNG T IMUR
5.
1 Pengelolaan Kawasan Lindung dan Budidaya
5.1.1 Kawasan Lindung
A.
Tujuan
.
Mempertahankan ekosistem pada pesisir, laut, dan pulau di Pantai Timur dan Pulau Segamat.
.
Mengendalikan peralihan kawasan hutan berfungsi lindung oleh perambahan aktifitas budidaya serta menanggulangi dampak yang terjadi.
.
Memperbaiki siklus hidroorologis pada daerah aliran sungai dan menghindarkan bahaya banjir pada kawasan
o r B.
hilir.
:
,^'
Melindungi catchment area untuk menjamin keberlanjutan penyediaan pengairan pada pertanian lahan basah. Konservasi kawasan peninggalan sejarah dan budaya Lampung.
Arahan Pengelolaan
. .
Menjaga dan mengembangkan hutan mangrove dan kawasan rawa di PantaiTimur. Menjaga kelestarian lingkungan di Pulau Segamat Besar dan Segamat Kecil.
RTRW KABUPA,TEN LAMPUNG TIMUR
122
.
Mengendalikan perambahan dan alih fungsi hutan yang berfungsi lindung oleh kegiatan budidaya
di kawasan Taman Nasional Way Kambas dan hutan
lindung
Gunung Balak.
.
Mengendalikan pembangunan fisik dan perkembangan aktifitas binaan
di daerah
penyangga Taman Nasional Way Kambas.
.
Melestarikan dan melindungi kawasan hutan lindung Gunung Balak yang belum terambah.
o .
Meningkatkan kemampuan daerah aliran sungai untuk melangsungkan daur hidroorologisnya agar kinerja jaringan irigasi dapat ditingkatkan. Mengendalikan pembangunan fisik
di sekitar sempadan sungai, danau/dam,
dan
pantai.
o
Melestarikan cagar budaya di kawasan permukiman tradisional Desa Wana, Gedong
Wani, Keratuan Melinting, Keratuan Pugung, dan situs purba diPugung Raharjo.
C.
StrategiPengelolaan
. . o .
Melestarikan dan merehabilitas hutan mangrove di PantaiTimur. Melindungi dan melestarikan habitat dan komunitas penyu sisik di Pulau Segamat. Mempertahankan hutan berfungsi lindung yang belum terambah.
Menetapkan status hutan berfungsi lindung yang telah terambah, antara lain Kawasan Gunung Balak di Kecamatan Jabung dan Labuhan Maringgai.
Kriteria penetapan status adalah sejauh mungkin mempertahankan fungsi lindung
kawasan hutan yang bersangkutan. Pada tahap tertentu, apabila tidak dimungkinkan memulihkan fungsi lindung kawasan hutan yang bersangkutan, dilakukan konversi untuk penggunaan lainnya dengan terlebih dahulu mengkaji dampak yang ditimbulkannya.
.
Pengelolaan kawasan penyangga di sekitar Taman Nasional Way Kambas melalui pengembangan kawasan budidaya tanaman keras.
.
Memugar dan konservasi kawasan permukiman tradisional Desa Wana, rumah tradisional Gedong Wani, rumah tradisional warisan Keratuan Melinting di Labuhan Maringgai, rumah tradisionalwarisan Keratuan Pugung diJabung, dan situs purba di Pugung Raharjo.
5.1.2 Kawasan Budidaya
A.
Tujuan
.
Meningkatkan perekonomian wilayah melalui pemanfaatan ruang untuk kegiatan budidaya berdasarkan potensi wilayah.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
123
.
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pemerataan pertumbuhan ekonomi setiap bagian wilayah melalui pengembangan kawasan budidaya.
. B.
Mengalokasikan kegiatan budidaya sesuai potensi pengembangan.
Arahan Pengembangan
.
Pengembangan hutan produksi tetap sesuai TGHK, yaitu
di hutan register Way
Kibang dan Gedong Wani.
.
Pengembangan kawasan lindung'Gunung Balak yang telah terambah oleh kegiatan budidaya menjadi hutan kemasyarakatan melalui sistem pengelolaan yang ketat.
.
Pengembangan kawasan penyangga (buffer zone)
di
sekitar kawasan Taman
Nasional Way Kambas untuk menghindari perambahan hutan lindung.
.
Pengembangan hutan rakyat di Labuhan Maringgai dan Way Jepara, yaitu di sekitar DAS Way Abar.
.
Mempertahankan areal pertanian lahan basah yang ada, yaitu di Kecamatan Batang
Hari, Sekampung, Metro Kibang, Jabung, Labuhan Maringgai, Way
Jepara,
Pekalongan, Raman Utara, dan purbolinggo.
.
Pengembangan pertanian lahan kering
di Sukadana, Marga Tiga, Way
Jepara,
Labuhan Maringgai, Jabung, dan Sekampung Udik.
.
Pengembangan lahan untuk tanaman buah-buahan di Jabung, Labuhan Maringgai, Marga Tiga, Sukadana, dan Way Jepara. Pengembangan sentra pembibitan buahbuahan di Pekalongan.
.
Pengembangan kegiatan perkebunan rakyat, tenrtama
di Kecamatan Sukadana,
Marga Tiga, Jabung, Labuhan Maringgai, dan Way Jepara.
.
Pengembangan kebun balai benih dan koleksi tanaman pertebunan dan kehutanan di Swikis Kecamatan Sukadana.
. .
Pengembangan kegiatan petemakan temak besar di Way Jepara, Jabung, Purbolinggo, Raman Utara, dan Labuhan Maringgai; temak kecil di Metro Kibang, Sekampung, Marga Tiga, Sukadana, Purbolinggo, dan Batanghari Nuban; ayam buras di Batanghari, Sekampung, Metro Kibang, dan Pekalongan; dan ayam ras di Purbolinggo, Raman Utara, Metro Kibang, Pekalongan, dan Way Jepara.
.
Pengembangan kegiatan pertambakan di Pantai Timur mulai dari Labuhan Maringgai hingga Bunut.
. .
Pengembangan perikanan laut di PantaiTimur. Pengembangan perikanan air tawar
di seluruh wilayah yang meliputi mina
padi,
kolam, aneka ikan, dan perairan umum.
o o
Pengembangan pembibitan ikan diWay Curup, Kecamatan Labuhan Maringgai.
Pengembangan pertambangan golongan
C di
Labuhan Maringgai, Sukadana,
Raman Utara, Purbolinggo, Way Jepara, dan Jabung.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
C.
StrategiPengembangan
. o
Pengawasan pengelolaan hutan produksi sesuai dengan hak penggunaan hutan.
Mengembangkan hutan kemasyarakatan di kawasan hutan lindung Gunung Balak
yang telah lerambah melalui penanaman tanaman keras yang tetap
dapat
mempertahankan fungsi lindung kawasan tersebut.
.
[ltlengembangkan perkebunan dengan komoditi tanaman keras pada kawasan penyangga Taman Nasional Way Kambas.
o
Mempertahankan lahan pertanian tanaman pangan lahan basah yang ada, baik di bagian Utara maupun di bagian Selatan Kabupaten Lampung Timur.
.
Pengembangan sistem irigasi yang menjamin tersedianya
terutama untuk mengairi pertanian lahan basah
di
air sepanjang
tahun,
Kecamatan Raman Utara,
Pekalongan, Purbolinggo, dan Batang Hari.
. . .
Pengembangan sistem irigasiWay Sekampung.
Ekstensifikasidanintensifikasi pengembangan perkebunan rakyat. Pengembangan prasarana transportasi untuk menunjang
lalu lintas
barang
pertanian.
. . .
Pengelolaan terpadu kawasan pesisir, khususnya pada lokasi pertambakan.
Pengembangan prasarana dan sarana perikanan laut.
Pengelolaan penambangan secara berkelanjutan untuk menjaga kelestarian lingkungan.
5.2 Pengelolaan Kawasan Perdesaan
dan Kawasan Perkotaan
5.2.1 Kawasan Perdesaan
A.
Tujuan
.
Mempertahankan dan meningkatkan produktifitas sektor primer dan meningkatkan perkembangan sektor sekunder dan tersier, terutama sebagai proses penambahan nilai sumberdaya alam lokal.
. .
Memantapkan swasembada pangan. Meningkatkan penyediaan lapangan pekerjaan yang memadai untuk masa yang akan datang.
o
Meningkatkan produktifitas subsektor pertaiiian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, dan perikanan.
. . .
Meningkatkan penganekaragaman pangan. Meningkatkan pendapatan petani melaluipeningkatan perekonomian rakyat. Menyediakan prasarana dan sarana dasar bagi kebutuhan masyarakat perdesaan secara merata.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
125
B.
Arahan Pengembangan
. .
Mengembangkan kawasan permukiman perdesaan yang dilengkapi fasilitas permukiman perdesaan yang memadai. Mengembangkan kawasan perdesaan yang terletak
di sepanjang pantai
menjadi
desa nelayan dan kawasan perdesaan lainnya menjadidesa pertanian.
.
Mengembangkan pertanian lahan basah rakyat di Kecamatan Raman Utara, Pekalongan, Purbolinggo, Batang Hari, Metro Kibang, Sekampung, Way Jepara, Jabung, dan Labuhan Maringgai.
.
Meningkatkan produktifitas pertanian lahan kering di Kecamatan Sukadana, Jabung, Labuhan Maringgai, Way Jepara, Marga Tiga, dan Sekampung Udik.
.
Mengembangkan komoditi unggulan bagi perkebunan rakyat, seperti kelapa, lada, kakao, kopi, kelapa sawit, dan karet.
. .
Mengembangkan kegiatan petemakan diseluruh wilayah perdesaan.
Mengembangkan kegiatan pertambakan rakyat dan perikanan laut di Pantai Timur, serta perikanan air tawar.
C.
Strategi Pengembangan
o
Mempertahankan lahan pertanian yang ada terutama lahan beririgasiteknis. Upaya peningkatan produktifitas pertanian lahan basah dilakukan melalui : Pengembangan jadngan idgasi yang menjamin tersedianya
air untuk
areal
pertanian lahan basah sepanjang tahun, terutama di Kecamatan Raman Utara, Pekalongan, dan Purbolinggo, Batanghari, dan Sekampung.
Pemulihan kawasan tangkapan air (catchment areal Gunung Balak untuk menjaga ketersediaan air irigasi di Kecamatan Jabung, Way Jepara, dan Labuhan Maringgai.
Meningkatkan usaha diversifikasi dan intensifikasi secara terpadu, serasi, dan
'
merata sesuai dengan kondisi air, iklim, dan tetap memelihara kemampuan keleslarian sumberdaya alam dan lingkungan. Pengembangan bibit padi di purbolinggo. Pengembangan pertanian pada lahan tadah hujan. Perbaikan dan peningkatan usaha penanganan pasca panen.
.
Pengembangan produktifitas subsektor pertanian tanaman pangan lahan kering, terutama buah-buahan dan hortikultura, melalui
:
Pengembangan kawasan pertanian lahan kering
di
Kecamatan Sukadana,
Marga Tiga, Way Jepara, Labuhan Maringgai, Jabung, dan Sekampung Udik.
Pengembangan kawasan pertanian buah-buahan
di kawasan sekitar
Gunung
Balak, yaitu di Kecamatan Jabung, Labuhan Maringgai, Way Jepara, Sukadana, dan Marga Tiga.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
126
Pengembangan
bibit unggul produk buah-buahan dan hortikultura
di
Pekalongan Pengembangan kegiatan penanganan pasca, panen.
Pengembangan pertanian rakyat menuju agrobisnis untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian.
.
Pengembangan kegiatan perkebunan melalui
:
Pengembangan perkebunan rakyat di Kecamatan Marga Tiga, Sukadana, Way Jepara, Jabung, dan Labuhan Maringgai Pengembangan perkebunan besar di Kecamatan Sukadana dan Jabung.
Pengembangan kebun balai benih
dan koleksi tanaman perkebunan dan
kehutanan di Swikis, Kecamatan Sukadana.
Peningkatan program peremajaan tanaman yang kurang produktif dan merehabilitasi areal penanaman yang rusak.
Peningkatan keanekaragaman produk perkebunan, terutama komoditas unggulan yang kompetitif dan memiliki nilai tambah yang tinggi.
-
dengan komoditas kakao terutama di Way Jepara, komoditas kelapa terutama di Kecamatan Labuhan
Pengembangan perkebunan rakyat Kecamatan
Maringgai, dan komoditas lada terutama di Kecamatan Jabung dan Sukadana.
Upaya intensifikasi melalui penerapan teknologi bagi usaha perkebunan rakyat disertai pengembangan sistem pemasaran. Pengembangan perkebunan rakyat secara luas dengan mengaktiftan kegiatan
kemitraan antara petani dengan pihak swasta yang bergerak
di bidang
agroindustri dalam rangka meningkatkan nilaitambah bagi petani.
Peningkatan peranserta swasta, BUMN, dan masyarakat dalam meningkatkan
produktifitas lahan kritis, sehingga memiliki nilai ekonomi dan mampu melindungi tanah dan air.
-
Meningkatkan peran kelembagaan, terutama lembaga penyuluhan yang memberikan bimbingan teknis dan pemasaran, lembaga penyediaan sarana produksi, dan kelembagaan penunjang lainnya.
Penerapan teknik konservasi tanah dan
air untuk mengatasi kerusakan
lingkungan.
.
Pengembangan kegiatan peternakan melalui
:
Pengembangan petemakan besar yang memiliki keterkaitan dengan Sii'Kor sekunder dan lersier. Pengembangan petemakan skala kecil di kawasan permukiman perdesaan. Pengembangan petemakan terpadu dengan kegiatan pertanian, terutama dalam rangka memanfaatkan limbah pertanian.
RTRW KAAUPATEN LAMPUNG TTMUR
127
Peningkatan manajemen usaha petemakan untuk meningkatkan nilai tambah bagi peternak.
Pengembangan produksi dan distribusi pakan temak, obat-obatan, dan sarana produksi lainnya. Pengembangan sistem kemitraan antara petemak rakyat dengan pihak swasla.
.
Pengembangan perikanan melalui
:
Pengembangan kegiatan pertambakan rakyat
di
Pantai Timur
dengan
memperhatikan kelestarian lingkungan. Pengembangan perikanan air tawar dan perikanan laut dengan meningkatkan pemanfaatan areal potensial perikanan.
-
.
Pengembangan pembibitan ikan diWay Curup
Peningkatan aksesibilitas
ke wilayah
perdesaan untuk mendukung kegiatan
pemasaran hasil produksi perdesaan melalui pengembangan feeder-road maupun perbaikan kondisi jalan yang ada, dengan prioritas pengembangan feeder+oad di Kecamatan Jabung.
.
Pengembangan prasarana
dan sarana dasar bagi kegiatan masyarakat
di
perdesaan.
5.2.2 Kawasan Perkotaan
A.
Tujuan
o
Mengembangkan kawasan perkotaan yang mampu berperan sebagai pusat-pusat pelayanan bagi wilayah sekitamya.
. o
Mendukung terbentuknya struktur ruang Kabupaten Lampung Timur yang dituju.
Mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan sektor sekunder dan tersier di kawasan perkotaan untuk mendukung seklor primer.
'
. .
Meningkatkan efisiensi pelayanan bagi setiap satuan ruang wilayah pengembangan.
Menciptakan kaitan antara sentra penghasil sumberdaya alam dengan pusat pengumpul dan pengolahan sumberdaya alam.
o
Menyediakan prasarana dan sarana perkotaan untuk mendukung pengembangan pusat pelayanan sesuai dengan hirarki pusat-pusat.
B.
Arahan Pengembangan Kawasan perkotaan merupakan kawasan permukiman yang meliputi kota induk dengan
wilayah pengaruh
di kawasan sekitamya (suburban). Kegiatan yang ditampung di
kawasan
perkotaan adalah kegiatan berintensitas tinggi, yaitu meliputi kegiatan permukiman pertotaan,
industri, jasa dan perdagangan, serta kegiatan pelayanan lainnya. Pertumbuhan sektor sekunder dan tersier serta pertumbuhan jumlah penduduk di Kabupaten Lampung Timur telah
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
124
mendorong berkembangnya kawasan perkotaan, karena itu tuntutan kebutuhan penyediaan prasarana dan sarana perkotaan turut pula meningkat.
Pengembangan kawasan perkotaan di Kabupaten Lampung Timur diarahkan sebagai
berikut:
.
Pengembangan sistem perkotaan diarahkan mengikuti hirarki fungsional yang telah ditetapkan dalam rencana struktur ruang Kabupatdn Lampung Timur. Permukiman perkotaan utama dikembangkan di kota Sukadana, Labuhan Maringgai, Way Jepara, Pekalongan, Purbolinggo, dan Jabung.
.
Pengembangan kota Sukadana diarahkan sebagai pusat pelayanan primer dengan fungsi utama pusat pemerintahan Kabupaten dan pusat pendidikan tinggi.
o
Kota Labuhan Maringgai dikembangkan sebagai pusat pelayanan sekunder dengan
fungsi kota pelabuhan dengan kegiatan pedagangan dan jasa yang memiliki jangkauan pelayanan regional. Kota Sribawono dan Labuhan Maringgai diarahkan pula sebagai pusat pengolahan hasil pertanian rakyat di Kabupaten Lampung Timur, antara lain pengolahan hasil perikanan laut dan tambak.
.
Kota Way Jepara dikembangkan sebagai pusat pelayanan tersier dengan fungsi
utama perdagangan dan jasa berskala Kabupaten. Pengembangan kegiatan perkotaan
o
d
iarahkan dengan intensitas sedang.
Kota Pekalongan, Purbolinggo, dan Jabung diarahkan sebagai pusat pelayanan tersier dengan tingkat pelayanan lokal, meliputi beberapa kecamatan di sekitamya. Pengembangan pusat pelayanan tersier
ini
diarahkan untuk meningkatkan
pemerataan pelayanan prasarana dan sarana dasar penduduk.
o
Kota-kota
di perbatasan, khususnya yang berbatasan dengan Kota Metro,
seperti
Kota Metro Kibang, Batanghari, dan Pekalongan dikembangkan menjadi kawasan perkotaan.
.
.
Peningkatan jaringan jalan, terutama jaringan jalan arteri dan kolektor untuk mendukung fungsi perkotaan dan kegiatan penduduk perkotaan.
.
Mengembangkan sekolah kejuruan sesuai dengan potensi sumberdaya alam setempat, terutama di pusat-pusat pelayanan primer, sekunder, dan tersier.
o
Menyediakan prasarana dan sarana permukiman di setiap kawasan permukiman perkotaan sesuai dengan skala pelayanannya. Fasilitas sosial ekonomi minimum yang disediakan untuk kawasan perkotaan tertera pada Tabel 5.1.
C.
StrategiPengembangan
.
Membangun prasarana dan sarana perkotaan yang memadai berdasarkan hirarki kota dan fungsi pusat pelayanan. Tabel 5.1 menyajikan fasilitas perkotaan minimum
yang disediakan di kawasan perkotaan di Kabupaten Lampung Timur.
.
Membangun sarana pendidikan tinggidi kota Sukadana.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
129
.
Mengembangkan kegiatan perdagangan dan jasa berskala Kabupaten
di
Way
Jepara dan Labuhan Maringgai melalui pembangunan dan pengembangan prasarana dan sarana perdagangan dan jasa berskala kabupaten di kedua kota tersebut.
.
Mengembangkan kegiatan perdagangan dan jasa berskala lokal di pusat pelayanan
tersier melalui pembangunan dan pengembangan prasarana dan perdangangan dan jasa
. .
sarana
.
Mengembangkan jaringan listrik PLN dan telepon terutama di pusat pelayanan.
Mengembangkan jaringan
air bersih terpusat di Sukadana, Way Jepara,
dan
Labuhan Maringgai.
.
Meningkatkan kondisi prasarana ekstemal
di Sribawono untuk mendukung
pengembangan kawasan industri.
.
Mengembangkan jaringan jalan yang berfungsi sebagai feeder+oad terutama di Kecamatan Jabung.
.
Mengembangkan sekolah menengah kejuruan
di
Kota Sukadana,
Labuhan
Maringgai, dan Way Jepara sesuai potensi pengembangan di Kabupaten Lampung Timur.
Tabel5.1 Rencana Permukiman Perkotaan Dan Fasilitas Sosial-Ekonomi Di Kabupaten Lampung Timur
Hirarki Pusat Pdayanan
Fasilitas Yang Disediakan
Kota
Primer
Sukadana -
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
Permukiman perkotaan dengan intensitas sedang, dilengkapi dengan fasilitas dan utilitas perkotaan, yaitu listrik, telepon, air bersih, drainase, pembuangan air kotor, dan pembuangan sampah.
-
Fasilitas kesehatan : rumah sakit tipe B, pelayanan medis khusus (spesialis), puskevnas, rumah bersalin, dan apotik.
-
Fasilitas penddikan : SD, SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi.
-
Fasilitas jasa keuangan dan perbankan : bank nasional/bank daeriah, koperasi, dan lembaga pdayanan kredit.
-
Fasilitas perdagangan : pasar permanen.
-
Prasarana transportasi : dan termind antarkota dan antarpropinsi.
-
Sarana tnansportasi : angkutan umum antarpropinsi, angkutan umum antarkota dalam propinsidan dalam kabupaten, serta angkutan umum dalam kota.
Fasilitas jasa pariwisata : hotd bintang dan melati,
restoran, bioskop, dan fasilitas hiburan lainnya.
Hirarki
Fasilitas Yang Disediakan
Kota
Pusat Pelayanan Sekunder Labuhan
Maringgai
.
-
Permukiman perkotaan dengan intensitas sedang yang dilengkapi dengan fasilitas dan utilitas perkotaan, yaitu listrik, telepon, air bersih, dnainase, pembuangan air kotor, dan pembuangan sampah
-
Fasilitas kesehatan : rumah sakit lipe C, pelayanan medis khusus (spesialis), pelayanan medis umum, puskesmas, rumah bersalin, dan apotik.
-
Fasilitas penddikan : SD, SLTP, SMU, dan sekolah menengah kejuruan.
-
Fasilitas jasa keuangan dan perbankan : bank nasional/bank daerah, kqpenasi, dan lembaga pelayanan kredit.
Pusat Pelayanan Tersier
Way Jepara
Fasilitas perdagangan : pasar induk. Fasilitas jasa padwisata : hotd, restonan, bioskop, dan fasilitas hiburan lainnya. Prasanana transportasi : terminalantar-kota dan antarpropinsi, pelabuhan pengumpang regional untuk angkutan barang dan penumpang.
Sarana transportasi : angkutan umum antarkota antarpropinsi, dalam propinsi, dan dalam kabupaten, serta angkutan umum datam kota. Fasilitas industri
:
fasilitas pergudangan dan pengdahan
Permukiman perkotaan dengan intensitas sedang yang dilengkapi dengan fasilitas dan utilitas perkotaan, yaitu listrik, telepon, air bensih, drainase, pembuangan air kotor, dan pembuangan sampah Fasilitas kesehatan : pelayanan meds umum, puskevnas, puskesman pembantu, rumah bersalin, dan apotik. Fasilitas penddikan : SD, SLTP, SMU, sekolah menengah kejuruan, pendidkan tinggi. Fasilitas jasa keuangan dan pebankan : bank
nasional/bank daerah, koperasi, pelayanan kredit Fasilitas perdagangan : pasar induk, pasar permanen. Fasilitas jasa pariwisata : hotd, restoran, trioskop, fasilitas hiburan lainnya.
Prasarana transportasi : teminal antar-kota. Sarana transportasi : angkutan umum antarkota dalam propinsi dan dalam kota. Fasilitas industri Pekalongan Purbolinggo Jabung
:
fasilitas pengolahan dan pergudangan
Permukiman perkotaan dengan intensitas rendah yang dilengkapi dengan fasilitas dan utilitas perkotaan, yaitu listrik, air bersih, drainase, pernbuangan air kotor, dan pembuangan sampah Fasilitas kesehatan : puskewnas, puskesmas pembantu, dan pelayana medis umum (dokter, bidan). Fasilitas penddikan : SD, SLTP, SMU, sekolah menengah kejuruan
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
Hirarki
Fasilitas Yang Disediakan
Kota
-
Fasilitasjasa keuangan dan perbankan : koperasi unit desa
-
Fasilitas perdagangan : pasar permanen. Prasarana transportasi : terminal antarkota dalam .
-
5.3
kabupaten. Sarana transportasi : angkutan umum antarkota dalam kabupaten.
Pengelolaan Kawasan Prioritas
Kawasan prioritas adalah kawasan yang pengembangannya diprioritaskan sesuai dengan kriteria :
o
Kawasan yang perkembangannya lambat karena keterbatasan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia.
o r r .
Kawasan kritis yang membutuhkan pemulihan fungsi perlindungan lingkungan. Kawasan yang pertumbuhannya cepat. Kawasan yang memiliki dampak secara nasional dan regional. Kawasan yang berbatasan dengan wilayah kabupaten lain.
Berdasarkan kriteria tersebut kawasan prioritas ditetapkan sebagai berikut
.
di
Kabupaten Lampung Timur
:
Koridor pertumbuhan Sukadana- Way Jepara
-
Labuhan Maringgai
-
Sribawono.
Kawasan ini memiliki potensi perkembangan cepat sebagaimana dicirikan oleh tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, aksesibilitas tinggi, kelengkapan fasilitas perkotaan, tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi, dan produktifitas lahan yang cukup tinggi. Dengan kelengkapan fasilitas perkotaan dan aksesibilitas yang tinggi, kawasan ini prospektif untuk dikembangkan sebagai pemacu pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Lampung Timur.
.
Kawasan Gunung Balak.
Kawasan Gunung Balak ditetapkan sebagai kawasan lindung, meliputi bagian wilayah 3
(tiga) kecamatan, yaitu Kecamatan Labuhan Maringgai, Kecamatan Way Jepaq,_dan Kecamatan Jabung. Namun pada saat ini telah terjadi perubahan fungsi lahan pada sebagian wilayah kawasan lindung menjadi kegiatan budidaya. Secara fisik, kawasan ini merupakan kawasan bermorfologi perbukitan hingga bergunung dengan tingkat kelerengan tinggi.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
132
Sentra pembibitan di Pekalongan dan Purbolinggo. Sentra pembibitan buah-buahan dikembangkan di Pekalongan, sedang sentra pembibitan
padi dikembangkan di Purbolinggo. Kedua wilayah ini dikembangkan menjadi sentra pembibitan untuk kegiatan pertanian di Kabupaten Lampung Timur dan wilayah lainnya. PantaiTimur. Kawasan Pantai Timur meliputi kawasan pesisir mulai dari Tanjung Penet ke arah Selatan hingga ke muara Way Sekampung yang merupakan kawasan pertambakan. Di kawasan ini
dihadapi persoalan lingkungan seperti kerusakan vegetasi mangrove, intrusi air laut akibat perluasan kegiatan pertambakan, serta abrasi. Kegiatan budidaya perikanan di kawasan
ini merupakan pendukung ekonomi rakyat, namun di lain pihak mengancam kelestarian lingkungan.
Taman Nasional Way Kambas.
Kawasan Way Kambas ditetapkan sebagai Taman Nasional berdasarkan SK Menhut Nomor 444lMenhut-ll/1989 seluas 130.000 Ha dan telah dikenal secara intemasional, serta
memiliki berbagai spesies flora dan fauna endemik. Kawasan Taman Nasional Way
Kambas pada saat ini terancam oleh perambahan hutan untuk kegiatan budidaya penduduk sekitar. Untuk mengendalikannya, di sekitar kawasan Taman Nasional Way Kambas dikembangkan kawasan penyangga (buffer zone).
Kawasan Perbatasan dengan Kota Metro Kawasan perbatasan dengan Kota Metro meliputi Kecamatan Metro Kibang, Batanghari,
dan Pekalongan. KaraKeristik kawasan ini adalah perdesaan, sedang Kota
Metro
merupakan kawasan perkotaan dengan karakteristik yang berbeda. Untuk mengimbangi
perkembangan Kota Metro sebagai kawasan perkotaan, maka kawasan perbatasan terse but
A.
d
ikem ba ngkan melal
u
i penyed iaan fasilitas perkotaan.
Tujuan
Tujuan pengembangan kawasan prioritas adalah
.
Memacu pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Lampung Timur, khususnya dalam rangka peni
o
:
ng
katan kesejahteraan masyarakat berpenghasilan renda h.
Mencegah teriadinya kerusakan lingkungan serta upaya pelestarian lingkungan yang
berkelanjutan.
o . B.
Menarik penanaman modaldiKabupaten Lampung Timur. Meningkatkan pemerataan prasarana dan sarana dasar.
Arahan Pengembangan
.
Mengembangkan kegiatan perekonomian, khususnya perdagangan dan jasa pada
tingkat kabupaten di koridor pertumbuhan Sukadana
-
Way Jepara
-
Labuhan
Maringgai- Sribawono
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
133
.
Mengembangkan kegiatan industri skala Propinsi pada jalur Labuhan Maringgai
-
Sribawono.
.
Mengembangkan jaringan feeder-road
di wilayah Jabung untuk meningkatkan
aksesibilitas barang dan orang dengan kawasan lainnya.
. o
Pengelolaan kegiatan pertambakan di Pantai Timur yang berwawasan lingkungan.
Pengembangan pelabuhan nelayan untuk mendukung kegiatan perikanan di Labuhan Maringgai yang dilengkapidengan pusat pengolahan hasil perikanan.
o
Pengemba'ngan kegiatan sentra pembibitan buah-buahan di Pekalongan dan sentra
pembibitan padi di Purbotinggo.
.
Mengembangkan kawasan penyangga (buffer zone) di sekitar Taman Nasional Way Kambas.
. .
Mengembangkan hutan kemasyarakatan diKawasan Gunung Balak. Melestarikan dan melindungi hutan lindung di Kawasan Gunung Balak yang belum terambah.
o
Mengembangkan fasilitas perkotaan
di Kecamatan Metro Kibang, Batanghari,
dan
Pekalongan yang berbatasan dengan Kota Metro.
C.
StrategiPengembangan
o
Membangun fasilitas perdagangan dan jasa dengan pelayanan skala Kabupaten di Way Jepara dan Labuhan Maringgai.
o
Membangun dan mengembangkan prasarana dan sarana dasar di Jabung, termasuk feeder-road.
.
Pengamanan jaringan irigasi di Kecamatan Raman Utara, Pekalongan, Batang Hari,
Purbolinggo, dan Sekampung.
o . '
Pelestarian hutan mangrove di kawasan pantai Timur.
Pengembangan prasarana pelabuhan laut Labuhan Maringgai teMama untuk mendukung kegiatan perikanan.
o
Pengembangan pusat penelitian perikanan dan pengolahan hasil perikanan di Way Penet.
.
Pengembangan budidaya lanaman keras pada kawasan penyangga Taman NasionalWay Kambas.
.
Pengembangan kawasan hutan kemasyarakatan
di Gunung Balak dengan
sistem
pengelolaan yang terpadu untuk menjaga fungsi lindung pada kawasan tersebut.
o
Membangun fasilitas perkotaan
di
Kecamatan Metro Kibang, Batanghari, dan
Pekalongan yang berbatasan dengan Kota Metro
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
KABUPATEN LAMPUNG TENGAI{
KOTA METRO
Hwtuapug
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR I(EIEMI{GAI{:
FE : F fl-n fO-l $
&qrAsKqB{rArEr{ JAr fiARrERtpfltrER
N -
JAt NKoLEKroRPRTuER
fmm
BUKor
rqBrpATEN
B{ror
tccAlrArAr{
pcr.ABUnAN
ffi ffi
FTFTF ft+{+Jtl
trv!
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
TAlLAt{
K
MstoML tv^YMr,ts s
WASTI{
qmnlG B/tA(Y
KAWASAil qfiUT{G EAI.|K
NG
YAT{G
IGWASAN PRIORITAS BAUit IERA[t8Atl
IBAISAH
I$BU PATEN I.Ai'PUNG TIMUR
PERNhEUI{AN S{'qD^r{A II'AYJEPARA. I.A8UMfl ITERIfiCGAI. SRIBAUIOf{O KORIDOR
KAWASAN PAI{TA
IIIT,R
SEITIIM P$FAIT^I| B'AII€{,AMI{
SENruPEIAA,I$I
PADI
IqWASAI{ PERSATASAI{
t2R
5.4
Rencana Pengembangan Prasarana Wilayah
5.4.1 SistemTransportasi Kondisi jaringan jalan
di Kabupaten Lampung Timur saat ini memberikan
pelayanan
transportasi relatif memadai, terutama jaringan regional yang menghubungkan pusat-pusat pongembangan. Untuk menunjang perkehbangan di Kabupaten Lampung Timur secara lebih
luas,
maka
direncanakan pengembangan jaringan jalan yang menghubungkan ibukota
kecamatan dengan kawasan perdesaan, khususnya desa yang pertumbuhannya relatif lambat,
melalui:
. . . o
Pembukaan jalan alternatif
Peningkatan kualitas jaringan jalan Pembangunan jaringan jalan
Penyediaan dan penambahan sarana angkutan darat
Berdasarkan rencana pengembangan jaringan jalan pada skala regional, akan dikembangkan jalur Lintas Timur yang menghubungkan Bakauheni, Ketapang, Way Jepara, Sukadana, Seputih Banyak, hingga ke Menggala. Jalur regional ini akan menjadi bagian dari
jalur Trans Sumatera Lintas Timur yang menghubungkan Medan, Pekanbaru,
Jambi,
Palembang, Bakauheni. Rencana jalur regional Timur yang akan dikembangkan di Kabupaten Lampung Timur meliputi 2 (dua) ruas, yaitu ruas Ketapang
- Seputih Banyak sepanjang
-
Way Jepara dan ruas Way Jepara
106,5 Km. Rencana pengembangan jaringan jalan ini meliputi rencana peningkatan jalan dan pembangunan jalan. Dibukanya jalur alternatif di wilayah Timur
akan memacu pertumbuhan koridor pertumbuhan Sukadana Maringgai
-
-
Way Jepara
-
Labuhan
Sribawono, termasuk pengembangan indus{ri.
Sektor lainnya yang didukung oleh pengembangan jaringan jalan tersebut adalah sektor pertanian, industri, dan transportasi.
A.
Tujuan
. .
Mendukung tenruujudnya struktur ruang yang ditetapkan dalam rangka memperkuat pusat-pusat pelayanan di sepanjang jalur Timur.
Meningkatkan aksesibilitas wilayah Kabupaten Lampung Timur dengan wilayah eksternalnya.
.
Mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah melalui perkembangan__ Kawasan budidaya.
o
Mendukung terbukanya daerah-daerah terisolasi
yang potensial menjadi daerah
yang lebih berkembang dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.
.
Mendukung pengembangan sentra industri perdesaan dan industri rumah tangga di kawasan perdesaan.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
teA
B. Arahan Pengembangan 8.1 Transportasi Darat . Meningkatkan kualitas jaringan jalan arteri primer untuk mendukung kelancaran kegiatan perekonomian regional.
.
Meningkatkan kualitas jaringan jalan kolektor primer untuk mendorong kelancaran kegiatan koleksi dan distribusi kegiatan ekonomi regional.
.
Meningkatan kualitas jaringan jalan lokal primer, terutama jaringan jalan yang menghubungkan pusat kegiatan primer rakyat dengan
kegiatan sekunder
dan
tersier.
.
Mengembangkan aksesibilitas
di daerah Jabung, terutama untuk memperlancar
keg iatan perekonomian rakyat.
.
Mengembangkan terminal antarkota
dan antarpropinsi untuk memperlancar
aksesibilitas penduduk ke wilayah eksternal.
8.2 Transportasi Laut r Persiapan pengembangan pelabuhan laut Labuhan
Maringgai sebagai pelabuhan
penumpang dan barang.
o .
Mengembangkan fasilitas pelabuhan laut Labuhan Maringgai terutama untuk mendukung kegiatan perikanan. Mengembangkan pelabuhan beserta fasilitasnya di pelabuhan laut Way Penet dan Way Sekampung untuk melayani kegiatan perikanan laut di sekitarnya.
C,
StrategiPengembangan
C.1
Transportasi Darat
.
Memperkuat jalur regional Timur untuk membentuk struktur pusat pelayanan, yang menghubungkan Bakauheni
'
Sukadana kualitas
-
Ketapang
-
Labuhan Maringgai
- Seputih Banyak- hingga Menggala,
-
Way Jepara
-
melalui perbaikan dan peningkatan
jalan. Rencana pengembangan jalur regional Timur, meliputi :
Ruas Ketapang
-
Way Jepara sepanjang 69,50 Km, yang berada di Kabupaten
Lampung Timur sepanjang 54,70 Km. Sebagian besar direncanakan melalui peningkatan kualitas jalan dan sebagian lagi melalui pembangun an jalan yartu Maringgai By pass sepanjang 2,10 Km.
Ruas Way Jepara
-
Seputih Banyak sepanjang 60,00 Km, yang berada di
Kabupaten Lampung Timur sepanjang 51,80 Km. Sebagian besar direncanakan
melalui peningkatan kualilas jalan. Pada ruas ini dilakukan pembangunan jalan Sukadana By pass yang menghubungkan Banding
-
Nyampir sepanjang g,25
Km.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
137
.
Pengembangan jalan arteri primer sesuai spesifikasi menurut UU Nomor 13 Tahun 1982 tentang Jalan dan PP Nomor 26 Tahun 1985 tentang Jalan, yaitu
:
Dirancang berdasarkan kecepatan rencana (design speed) minimal 60 km{am Lebar badan jalan minimal
I
meter.
Bebas dari pergerakan ulang-alik dan pergerakan lokal.
Jumlah jalan masuk dibatasi dengan jarak minimal antar persimpangan/jalan masuk adalah 500 meter. Kapasitas jalan harus lebih besar dari volume lalu-lintas harian rata-rata (LHR). Pembatasan secara ketat terhadap lokasi pemberhentian kendaraan dan parkir.
Dilengkapi dengan rambu, marka, lampu latu-lintas, dan penerangan yang memadai.
Memilikijalur khusus untuk sepeda dan kendaraan lambat lainnya.
.
Memperkuat jaringan jalan kolektor primer yang menghubungkan kawasan primer dengan kawasan primer lainnya serta kawasan sekunder. Pengembangan jalan kolektor primer mengikuti spesifikasi menurut UU Nomor 13 Tahun 1982 tentang Jalan dan PP Nomor 26 Tahun 1985 tentang Jalan, yaitu
-
:
dirancang berdasarkan kecepatan rencana (design speed) minimal40 km/jam. Lebar badan jalan minimal 7 meter.
Jumlah jalan masuk clibatasi secara efisien dengan jarak minimal antar persimpangan/jalan masuk adalah 400 meter. Kapasitas jalan lebih besar dari volume lalu lintas harian rata-rata (LHR).
Parkir pada badan jalan dibatasi dan tidak diijinkan pada jam sibuk.
Memiliki kelengkapan jalan, seperti rambu, marka, lampu lalu lintas, dan penerangan yang memadai.
Memilikijalur khusus untuk sepeda dan kendaraan lambat fainnya.
'
o
Mengembangkan jalur jalan yang menghubungkan Donomulyo
-
Sekampung
-
Sidodadi
-
Margototo
-
Sukadana
Karang Anyar
-
Nyampir
-
Sultan Agung
(Bandar Lampung).
o
Membangun dan mengembangkan jaringan jalan lokal di Kecamatan Jabung untuk meningkatkan aksesibilitas penduduk.
. .
Perbaikan kualitas jaringan jalan terutama pada jaringan jalan lokal primer. Pengembangan jalan lokal primer berdasarkan spesifikasi sesuai ketentuan dalam
UU Nomor 13 Tahun 1982 tentang Jalan dan PP Nomor 26 Tahun 1985 tentang Jalan, yaitu : Dirancang berdasarkan kecepatan rencana (design speed) 2O kmfiam. Lebar badan jalan minimal 6 meter. Kendaraan angkutan barang dan bus diijinkan melaluijalan ini. Lalu lintas harian rata-rata adalah paling rendah pada sistem primer.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
.
Mengembangkan terminal antar kota dalam propinsi di Sukadana, Way Jepara, dan Labuhan Maringgai.
. .
Mengembangkan terminal antar kota dalam kabupaten pusat-pusat pelayanan.
Mengembangkan sarana angkutan umum antar kota dalam propinsi, antar kota dalam kabupaten, dan angkutan umum perdesaan.
C.2
TransportasiLaut
.
Pengembangan sarana dan prasarana pendukung pelabuhan perikanan, seperti tempat pelelangan ikan, industri es, pengolahan hasil perikanan, dan sebagainya.
. .
Peningkatan kualitas jaringan jalan dari dan menuju pelabuhan. Pengembangan pelabuhan laut Labuhan Maringgaimenjadipelabuhan penumpang.
5.4.2 Sistem lrigasi/Pengairan
A.
Tujuan
.
Mengembangkan sumber
air yang terjamin sepanjang tahun untuk keperluan
kegiatan budidaya pertanian.
.
Meningkatkan kualitas prasarana irigasi untuk mencapai produktifitas lahan sawah yang lebih tinggi.
B.
Arahan Pengembangan
o
Mempertahankan dan melestarikan wilayah tangkapan air (catchment area) pada DAS Way Sekampung dan Way jepara untuk menjamin ketersediain air irigasi.
.
Meningkatkan kualitas sarana irigasi untuk mencapai produktifitas lahan sawah yang lebih tinggi.
C.
StrategiPengembangan
. . .
Rehabilitasiwilayah tangkapan air pada DAS Way Sekampung dan Way Jepara. Meningkatkan kualitas sarana irigasi.
Mengembangkan jaringan irigasi melalui saluran sekunder dan tersier untuk melayanikawasan yang lebih luas.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
U@a Sq..tth
LAUTJAWA KABUPATEN
ryt
IAMPUNG TENGAH
TATTAN
NASIOTIA WAY IGITBAS
LAUTJAWA KOTA METRO
I(ABUPATEN I.AMPUNGSELATAN
LAUT'AWA
t"\
,lrtrqA
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Ganter 52
F= : F= F=
RET{CANA JARINGAN JATAN
IGBUPATEN I,AMPUNG TIMUR
0
25 5
l0
l5Kn
TEN
TOt
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
140
5.4.3 Sistem Prasarana dan Sarana Wilayah Tujuan pengembangan prasarana dan sarana wilayah di Kabupaten Lampung Timur adalah
1. 2. 3.
:
Mendukung kegiatan perekonomian masyarakat.
Meningkatkan pemerataan prasarana dan sarana dasar bagi seluruh penduduk. Mengembangkan penyediaan prasarana dan sarana dasar bedasarkan hirarki pusat pelayanan Kabupate4 Lampung Timur.
A.
Sistem Kelistrikan dan Eneroi Berdasarkan proyeksi penduduk dan standar kebutuhan listrik per jiwa, maka hingga
tahun 2011 kebutuhan listrik di Kabupaten Lampung Timur diperkirakan mencapai 202.000 KWatt, terdiri atas kebutuhan domestik sebesar 80.700 Kwat, kebutuhan untuk sarana umum/sosial sebesar 2O.2OO Kwatt, dan kebutuhan untuk kegiatan komersial dan sebagainya sebesar 101 .100 Kwatt. Pada saat ini kebutuhan listrik penduduk belum seluruhnya dapat dilayani oleh PLN,
dimana sebagian penduduk memperoleh pelayanan listrik non-PLN. Berdasarkan proyeksi kebutuhan di atas, maka direncanakan pengembangan jaringan dan kapasitas aliran listrik yang cukup besar dalam kurun waktu 10 tahun ke depan. Tabel 5.2 menyajikan prakiraan kebutuhan listrik di Kabupaten Lampung Timur hingga tahun 2011. Pengembangan jaringan listrik Kabupaten Lampung Timur diarahkan sebagai berikut
. .
:
Pengembangan jaringan listrik PLN di pusat-pusat pelayanan.
Pengembangan jaringan listrik non-PLN pada wilayah yang sulit terjangkau oleh jaringan listrik PLN.
Strategi pengembangannya dilakukan melalui
.
:
Peningkatan kapasitas listrik baik PLN maupun non-PLN untuk memenuhi kebutuhan listrik penduduk sesuai proyeksi kebutuhan listdk hingga tahun 2011.
.
di sepanjang jalur arteri primer di kegiatan pusat pelayanan di sepanjang jalur
Pengembangan jaringan infrastruktur listrik primer wilayah Timur terutama untuk mendukung
tersebut serta mendukung kegiatan industri yang akan dikembangkan.
. .
Pengembangan jaringan infrastruktur listrik sekunder di sepanjang jalur kolektor pdmer.
Pengembangan jaringan listrik tersier yang terkoneksi dengan jaringan sekunder dan primer.
.
Pengembangan listrik non-PLN pada wilayah yang sulit terjangkau oleh jaringan listrik PLN melalui pembangunan PLTD skala lokal.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
141
B.
Telekomunikasi Berdasarkan proyeksijumlah penduduk dan standar kebutuhan jaringan telepon, maka
pada tahun 2001 kebutuhan sambungan telepon
di Kabupaten Lampung Timur diperkirakan
mencapai 27.370 SST, yang terdiri atas kebutuhan untuk sambungan langsung (rumah tangga)
sebesar 17.290 SST, kebutuhan untuk sarana umum/sosial sebesar 3.460 SST, kebutuhan untuk komersial sebesar 5.760 SST, dan kebutuhan untuk telepon umum sebesar 860 SST.
Hingga akhir tahun rencana 2011, diprakirakan kebutuhan sambungan telepon di Kabupaten Lampung Timur mencapai 28.390 SST, yang terdiri atas sambungan langsung rumah tangga sebesar 17.930 SST, kebutuhan untuk sarana urnum/sosial sebesar 3.590 SST, kebutuhan untuk kegiatan komersial sebesar 5.980 SST, dan kebutuhan untuk telepon umum
sebesar 890
SST. Tabel 5.3
menyajikan prakiraan kebutuhan sambungan telepon di
Kabupaten Lampung Timur hingga tahun 2011. Pengembangan jaringan telekomunikasi di Kabupaten Lampung Timur diarahkan pada
pengembangan jaringan telepon
di
pusat-pusat pelayanan untuk mendukung kegiatan
perekonomian wilayah terutama sektor sekunder dan tersier. Strategi pengembangannya dilakukan melalui
.
:
Peningkatan kapasitas satuan sambungan telepon untuk memenuhi kebutuhan telekomunikasi penduduk, terutama pada pusat pelayanan primer dan sekunder.
.
Pengembangan jaringan telepon di sepanjang jalur arteri primer di wilayah Timur terutama untuk mendukung kegiatan pusat pelayanan di sepanjang jalur tersebut serta mendukung kegiatan industri yang akan dikembangkan.
. .
Pengembangan STo di pusat pelayanan primer dan sekunder. Membangun sarana telepon umum untuk penduduk terutama di pusat-pusat pelayanan.
c.
Prasarana dan Sarana Perkotaan
c.1
Air Bersih Kebutuhan
air bersih
penduduk Kabupaten Lampung Timur pada tahun
2OO1
diperkirakan mencapai 203.093 mt/hari, tahun 2006 mencapai 206.972 mt/hari, dan pada tahun 2011 diprakirakan mencapai 210.706 mt/hari. Tabel 5.4 menyajikan prakiraan kebutuhan air bersih di Kabupaten Lampung Timur.
Pengembangan penyediaan air
ir",n
di Kabupaten Lampung Timur diarahkan melalui
pembangunan jaringan
air bersih terutama di kota Sukadana, Way Jepara, dan Labuhan Maringgai. Kebutuhan air bersih di kota-kota lainnya dikembangkan secara swadaya oleh masyarakat.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
142
o (!
<)ooooooao9a9 (o(o<\ocoF(f)loo)clt{)l\ o 6i rri to rri d c.i c.i +
-
.s
c.t
o o d? o o
C'
E
(DOOOOOAaooaq 66666F+c\l(o@€ ct c.i lrj @ .
c
€ e o E o Y o o GT
o @ -
c.t -f
ooooooooaooa 6rns66@Tro(r)-=cD (O O) 6l 6, (Y) 6l O -trj
lf)
tri
O)
$
tf)
q
(\l
o) ct)
o (f,
q
t* O)
I
3
;Y -(v
o GI
E
(uo
C)N (t)l \1
o
=o =61
=5 (l)
(I
.
rf,
-rz
L
ao
(f)
(t)
ct
Gl
oooooooooaaa =6661\6l.fr(\lo)GlGl@ \f o (\t o) @ (Y) (l| --c.i<ejcri
E = E
=(!
or) f*
C.) O) (\l
o (\l
oq
o)
C
E (!
(t)
L
o o (\l
=o
=tr .o(U (u)J Yc
o 6l
8R8988e88888 + O Gr crr @ (\r (o cD ;
-
c.i crj c\i c..i
ooooooooQo9 .(r (O (, tr) (7) (\r (o t\ l\ ,.i @ o t\ lr) ;€cjrrioioc.tcid<.irri
F
(\l -
o,
Gl
-
l{) (\l O @ o) '
-
o lr)
s
o;
o o
\o 6
(D
(E
oooo !-(U
IJ-
.rrqa?qo?aqq)@a?orc!
(I' vt
o.hF (!F t'co, (!c
Oe .y,
o to c!
oooooooaoaaa FcbOGlq
Y
ooooooooo9Q9 dr6r6=(boor6cD(oo (O(')CD
o F*
ooooooooaao9 666tncrr6rsOtO(')-Cf) l:(t(!otF-o-l(o-
o @
cY CD
t\
i5
o o 6l
c(U o
E (o
o
(D
Y
'6 c'' o, 9'.FEJ
\
f\ ts
-E
5Eg tIegsBsg EEg€gagssFsg -
C.j
f
E
=
tt, c
=8.
F
=o E (! -t
-ci (U
Y
O.t
o o o (\I i(t (t, c
6
(o
Ic)
-o E f U)
o (\t E f E
(o =co oo (\ o-
oooooooooooo cltr).o(f)@(!s.qt(o
o o o)
-
oooooooooooo <\l rf) (O (Y) Is
O
C!
.
S
(O
oooooooooooo (O (f) t\ lf) 6l
O
(rl
ril
'f
(.o
t\
co
6t
Gt
.sf
(\t
6t
(V)
F\ 6l
(r) co F- t\ (\l (r) C! Cr)
S
(O
o @
@
(D
6 F
o o GT
.c
-g
o
oooooooooooo (\l(\O)cDl.-O@$OO@ (a
(Y) @
6t
-
(O
o o (\I
oooooooooooo (\l(\t@@rr)o)@t\so)t\@ (r) (t) (o
o o (\l
oooooooooooo (\t (rl f\ t- (o
c.
E
c. (! E
:e E
o
Y
(E
F
3'rn oa YV e
@
(D
c(u
F
L =O =(\l Cl
(o 6
o (t)
o
=o o cN o o_=
gE (1,(U
E = E
f (U c
E (U
a
':FF
-
-
t
-
(Y) (r) @ -
;
\
F\ (O FI\
o (o
@
c!
(f)
o @
6t
(f)
o |.\
oooooooooooo
a\O(7)SO(A@|i!SS(f)
(o
oooooooooooo (A O) 6l F- c!u)(o.(r.sl
(!6tlrrF-s
oooooooooooo O) 6l Gl l\
t\
o (\l
oooooooooooo F*F-(O@O|rro) (o c4, o, -c{
O
(.o
-(\lu)
aO I
(Y)
(O
C\l
-(\r
Ec (!
U'9E c(u (EJ
zc) -ox (l)= YE(! e
.o!
o) c.
= o
C (E J E, (E
ot c
= -o E (U q)
oo o
lr) trj
c4r 6 c.i--
t\
o
Cf) to
(.)
o (o s
o so?
6,t @
t\
Ot
o o (\I
oooooooooooo (o
o q t\
o o GI
oooooooooooo tr)rrr-@O(\IOOSO(\I (c,CD(.od)Oco@]\@c.i d c.j -
o o (f)
co
(5
c.i
-
-
F*
o) (o (ci o)
O)
(O
6l
et a; F* + + F- crf e.j rj lfrf)(frFot(Y)(o.
o
;
F-
(Y) c!
o o c!
s l.\ (f) 6l
o o (\r
O)O)(Y)CD--I.()GIGrt-f\ Glrtr)A(Olr)(\t(to@ t-lr).
.Y
(L
\
|r)
c.j
r(l
I'.ocD=F
o (o
(Y)
o o GI
;(u= XcDtr
@
tri
o o) q
o 6t o o (\l
o)
td
o (\l
(r) @ lJ) lf) l() l'S u)t\(\r€ooF\o€}-tF\orr\ (Y)lf)o)oD(\t!q--tl.()C\t!rtr
O
t\
@
L= =
x E= f E' C
c,
(L
(o
l.*
$
.q
(f)
t\ ci co
@
E(U
E J 'a
co
C\ (\l
+
6
c (t
(U
c(U o
E (l' (J
o Y
o
z.
q,
o)
-y tt
5Fg EEES€:€€EEgE 9.=EJ
=HEgsgsg ES3E5gA8&dS3 -C\(f)*r!)(c|t-@('rOrN
o o o c\r
f
E
F
o, c
= = €
o)
o o-
E J$
-;
:<
-o E
c = o-
rt(u
at,
G'
(D
f
(t)
Strategi pengembangannya adalah
:
Membangun dan mengembangkan jaringan air bersih di kota Sukadana, Way Jepara, dan Labuhan Maringgai. Mengembangkan sumber air untuk keperluan air baku air bersih.
C.2
Persampahan Proyeksi timbunan sampah domestik
di Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2011
adalah sebesar 1.793 m3/hari, oleh sarana umum/sosial sebesar 448 m3/hari, dan oleh kegiatan
komersial sebesar 224 m3thafl. Dengan demikian pada tahun 2011 perkiraan jumlah timbulan sampah total adalah sebesar 2.466 m3/hari.
Tabel 5.5 menyajikan prakiraan volume sampah yang dihasilkan
di
Kabupaten
Lampung Timur hingga tahun 2011.
C.3
Fasilitas Pendidikan Pada tahun 2011, fasilitas pendidikan TK yang dibutuhkan
di Kabupaten
Lampung
Timur adalah sebanyak 560 unit dengan kebutuhan lahan seluas 224.O00 m2, fasilitas SD sebanyak 560 unit dengan kebutuhan lahan seluas 224.000 m2, fasilitas SLTP dan SLTA masing-masing sebesar 187 unit dengan kebutuhan tahan seluas 1.122.000
m'.
Untuktingkat
SLTA direncanakan pembangunan Sekolah Menengah Umum (SMU) dan sekolah menengah
kejuruan disesuaikan dengan potensi pengembangan ekonomi di masing-masing bagian wilayah. Tabel 5.6 menyajikan prakiraan kebutuhan fasilitas pendidikan di Kabupaten Lampung Timur hingga tahun 2011.
Arahan pengembangan fasilitas pendidikan di Kabupaten Lampung Timur adalah
. .
:
Meningkatkan pemerataan fasilitas pendidikan dasar di seluruh desa. Meningkatkan pemerataan fasilitas pendidikan menengah umum terutama diwilayah yang berpenduduk tinggi.
.
Mengembangkan fasililas pendidikan menengah kejuruan di pusat-pusat pelayanan sesuai dengan potensi pengembangan daerah sekitamya.
o
Mengembangkan fasilitas pendidikan tinggidi kota Sukadana
Adapun strategi pengembangannya adalah membangun berbagai tingkatan fasilitas pendidikan diseluruh kabupaten bedasartan proyeksi kebutuhan dan arahan pengembangan.
C.4
Fasilitas Kesehatan Berdasarkan proyeksi jumlah penduduk dan standar kebutuhan fasilitas kesehatan,
maka di Kabupaten Lampung Timur sejak tahun 2001 hingga tahun 2011 dibutuhkan 3 buah rumah sakit, dimana saat ini di Kabupaten Lampung Timur belum terdapat fasilitas rumah sakit.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
145
Kebutuhan fasilitas lainnya pada tahun 2011 adalah rumah bersalin sebanyak 90 buah, puskesmas 30 buah, dan apotik sebanyak 90 buah.
Tabel 5.7 menyajikan prakiraan kebutuhan fasilitas kesehatan di Kabupaten Lampung Timur hingga tahun 2011. Arahan pengembangan fasilitas kesehatan di Kabupaten Lampung Timur adalah
.
:
Meningkatkan pengembangan pusat pelayanan kesehatan skala lokal, seperti puskesmas dan balai pengobatan di ibukota kecamatan.
. .
Mengembangkan fasilitas kesehatan regional di kota Sukadana. Mengembangkan fasilitas kesehatan lokal di pusat-pusat pelayanan sekunder dan tersier, serta ibukota kecamatan. Strategi pengembangannya adalah
.
:
Membangun dan meningkatkan ketersediaan fasilitas kesehatan
di seluruh wilayah
Kabupaten Lampung Timur sesuai proyeksi kebutuhan hingga tahun 2011.
.
Membangun dan mengembangkan rumah sakit di kota Sukadana dan Labuhan Maringgai.
C.5
Fasilitas Perekonomian Berdasarkan proyeksijumlah penduduk dan standar kebutuhan fasilitas perekonomian
di Kabupaten
Lampung Timur, pada tahun 2011 dibutuhkan pasar induk sebanyak
9
buah
dengan luas lahan 324.OOO m2, yaitu di Kecamatan Sekampung, Jabung, Labuhan Maringgai,
Way Jepara, Sukadana, Purbolinggo, dan Sekampung Udik, pusat perbelanjaan dan niaga pada sebanyak 7 unit dengan luas lahan 252.OOO m2, dan kawasan pertokoan lingkungan sebanyak 30 buah dengan kebutuhan lahan seluas 405.000 m2. Dengan demikian, kebutuhan
lahan untuk kegiatan perekonomian di Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2011 adalah seluas 981.000
m2. Tabel 5.8 menyajikan prakiraan kebutuhan fasilitas
perekonomian di
Kabupaten Lampung Timur hingga tahun 2011.
. .
Arahan pengembangan fasilitas perekonomian adalah Mengembangkan fasilitas perekonomian regional
:
di kota Way Jepara dan
Labuhan
Maringgai.
o
Mengembangkan fasilitas perekonomian lokal di pusat pelayanan tersier.
Strategi pengembangannya adalah
. o
:
Membangun fasilitas perekonomian regional di kota Way Jepara dan Labuhan Maringgai. Membangun fasilitas kesehatan regional di Sukanda dan fasilitas kesehatan lokal di pusql pelayanan sekunder dan tersier.
C.6
Fasilitas Peribadatan Rencana pengembangan fasilitas peribadatan disesuaikan dengan komposisi umat
beragama disetiap bagian wilayah Kabupaten Lampung Timur.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
G
o <\
tr) o) o) (Y) s o) F) (\l t\6t(o6toor(?)(Y)o(o (\l f\ @ O (.o (O F* (O lr) c.i
o) o) (\l O) (O cO
(\l l'.lr) -ou)F-(otr)(o@o CO F- lr) (O C\l t\ CO CD tf) lf) t\
€ @
= (f)
6
o (t) catt c. (5
6 (L o o GT
o (\
lt= (D
E
o
(Y) (\t @ c!
lf) lf)
FE
E-<
EE (5v
o 6l
oF (l)
YR
I
! 6
@ @
O)
O
-
(f)
(o o?
GI
(r) 6l @ (\l t\
o,
o) €9 (o
6t
GI GT
t
@ GI
O'q
Gt
O
t\
(\l
F(T
o)
tri
C\I
c.i trj
oo
Yc c)
-o c'
o 6l
E
c.
Eo
= J
-
a; o (U
6l C\r O,
r.(O (\l
(Y) O, 6I
(Y) t\ O
@ .
Or@o6lO@OTOlr)tJ) OOrC\rOr(')OOr@O(') t\ O, (\l (\l ts O [email protected];c.i
o
(u= atr =o-
(L:
(O
-C.itrj@+.q;-c.i-cri
-f=E d 2; oL
';
.
tif (f) t\ (o t\ (f).
(! (\l 1\
pE
9; 6g
.
C\!
+
f\ (I)
;
@ S
;
(Y) .(f
<\t (r)
c\i -
oD
Gl
ro (o
@
c.i
rrt (f)
@ (\l 1\ (O
o)
(O Gl
|r,
E
= E
D c
.eq (DJ
cO
--<'ttrj<'t<.i-;-.--
'=
o,
tr)
--+tri€itri-;;;'_
l'f)
o(Il= 'oLF (E'-.= F
(O
(f)
F*@l()t-q)6llrr(Y)l\CD.
(\(osrost@cDorost\ (')61 (O(OO|r-OSOI\
:z
=o =o dN
lf,
\t.
c.
'E
Pa
(\
-c.i--
al'
.E 6
(O
o o C!
o (\l
.= Y J :o
E= C,
(D
(L
O t\
(Y) cO .\f O (.o :f
l') (')
GI
GT
rri (f) CD
(O (O (7) 6l
(o
.c (7)
(r)(OCDt\(O-l\t\F.str l.rr@@(\(t)CDGI-@Or6l F*(\I<,o(\IOCDG)(Y)O(o criF*doto
(t)
(Ot\(\lO(r(OO(7).ror-
o
ct r(t
a
(\(\--
(f)
e.i
(f)
o) @ @
o
o
aj
@ d
S lf) Fs (r) @ lf) lJ) O tr)t!(\1 @Ot\O@stl'\O)1\ (f)rooror(\9str)
t\
O) (.o
.sf t\ G) (\l o, t\ t\ cD (r).s|.t\CO(')O(O@o(oOt\ oo(.o(o@1\(ooGtt\t\(o or@
-f
u.j (l, (V) o
;.rt
(o
Gl
F*
tr)
(o (\l $
E
s (r) q
o,
ct
o) (o (o CD
@
(f)
1\
o
@
o
_g
E
-=
o o (\I
OrO)(OOr-lr)(\l(f)f\t! (\llr)o(olr)cl(ooco t\|J).ftl-roo(\lO)Ool)O-@ F-t-doqicju-jcj.cF-ou.j -sl.()(f)(oo-lil(r)totlr)
<\l
c\l
s(o
@
'Gt
o-=.s=
q's (', -.o
5EH tHEFgFPH €s5€fiEg$$Fs*
c. (U
= E
o)
c
=
F(t, E (D E,
= oE (g
oat,
(E
d ; J
(u
(\r(rl€rrr(oF-Oo)3=S
o o o (\l
:<
(D
-o E
= c/)
C, (U
E, qC JF 6J (U J=
o (\l
oooooooooooo oooooooooooo sos(o(o@os@Gr.
€a
c(U Eqo JF gD:
E
tq-
C'
E5 -N -
lo'E
-
c(U Ecl&JF
k
IJ) E.E
o: C, f J
o (\l
6..oF
*;g (!= l-.
(U(E tLJ cc (Uc) v
c. (E
qc
JF alt: (g l J
=(U !oYY
'86
@ (O
(C C\
(O (?,
Gl (\t
(Y) (1
(o
-F
€c i'=
q)
o
lr)
o L.)
rf,
o o q (o
(\l--
GT
olr)ro(Y)Gllrrc!(o|r)lr) (O(f)@O(ol-(rl
oooooooooooo
soooooooooooo o
- -
-
o .q
6I(A(rI(/)
ro
(\l F-
€a E.=
:OE o-
=f .o -o (D(!
-F(tr<-Gl
-ff-
!
.YF
oooooooooooo oooooooooooo .(roosoGr@oo.(loo + c.i
='= Eji
fo =5 F1 =5 6.o
(\l c|
+
o o o o 6l (\
OL(.)(frt-tnt(O(\F-frl() (f) (Y) @ o (o F
J=
o o (\l
l.c, (O l\ 6l
lri o -
-c)SGlGl--F
='(q (u
ls (O
oooooooooooo oooooooooooo sooc\t@o(os6cooo + c\i
€a
C
O) O
c. (U E, JF 6-> (I' J=
U)
(O .rf CA @
-
qc
o
O (r)
z.'-,
d
o o q rrr 6l (\
o o o
€ C\l (\l
o (o
tr)
oooooooooooo oooooooooooo soGt(o!(fos@(o6ro6t c.i d
F* rrj d cl
<\l r() (O (r1 t\
O
6l
$
<.j rJ .+
F*
o o q o 6l
GI
=
(Y) (O .
(.o
a tr,
e
(L c. (! E, JF
qc uD(lt
o o (\
oooooooooooo oooooooooooo soGr(ososo(o(\t@Gr c.j d F- d AI cj
\r
trj F- $
F*
C' (5
E (U
(\
tf)
(O
(Y)
Fs
O
(\l
$
(f,
(O
.st
(.o
o z.
o s
|r)
o)-=
Pi
o (D
:<
(o <\t
J= o_= EC
o o q
o o o 6l J
o, c.
ct
E
F
E,
f
€FFEggsFEFFF
oE (E
:f 4
'75
o
ri(! -;o
.J
:<
-c.i
iG,
E
-o
E :t
ct)
c(U cq-JF 6:
(U
:'
o (\l
-J
oooooooooaa9 6-ooOOoao9aA 600000000000
+ocliaj@6io+6id (f) tr) (\l (o t\ (O ? r Ol -
tr) .(l
r\
lr)
t\
€a ;'=
E
€(!qo JF vte (I'
F J
@
ooooooooooC)a 600000000000 oooooooooooo + d c.i cci
c(I'
c(U
-c qC JF 6= (g
(g
O o
srb !N
O
6t
(O (')
(\l 6t
rsf (\l
(\t
c\l
CO t\
@
ooooooooooaa oooooooooooo qqqqqqq
@
o)
q
cf)
@
o o o o @
so61C\ro(ot@c!clc9c{ N(c)F-(oGt.
q
o @
='=
-
c (It Eq6JF .rt e (U
.C, =
xt-clu= (EE=
' oF c(L o qY
FC.L
J=
o (\
€E=
=(!=
d:aE (It(u(! JTLJ cc (u(t)
c (! E qC JF 6e ct J J
=(g J
.o
@ (\t
€a
q=
gi5
c.i
(\l
=O EC! U
-o -o (l)(u YY
c\i cri a;
J
e5
l.ft
d
o o q
.J
-C
o:_
-
t\
U)
E $
o o o 6i (\
o-
tJ
U)
(o
o o (\l
*-
='= Ei
o)
oooooooooooo oooooooooooa qqqqcqqqqqq
o o q
.
|\ @
6t
t'@ (O Gt lr) c\l- O) cl(fr(\l
(f,
cD C!
(\l
(\
-
o o o
oooooooooooa 600000000000 oooooooooooo +ocri@@cri (o l"- (.o 6l
6I
(Y) .sf
co
o, q
-t
.sfoC\l@(O6l.sr@t\c!O<\t (Y)Gl(\l -(\1
(t) @
oooooooooooa oooooooooooa eq9<2qq
o o o c; o q
L
TL
c C' Eq(JF 6+ (g f J
o o (\l
(\t
(o
f.-
(o
6l
(\l
(\l s.
o .
€a ES -
o o o o o c! iqt o, c:f
'6
o) g,
c(q (!
E (g C)
o
:<
o
z
q,.=EJ
5Fg
-Y
E
=flEgsFPg EFsEfiig$EFg5
= E F (t, E o c o= o E (I'
J
:
at>
(u
ri T (U
:<
e (o cqo
aS (It -)=
o
C\T
€a E.E c GI cqC 4F
I:< co
6:
(U
(o
€c E.E
E
qC
JF 6-> (u
ct
o o c{
o .o) o (\l
o o q ss
clrr)(ooF-<\$s(os(o
o o)
oooooooooooo ooooooooaoao 6ro(o@Glo(\ls@(os(o ddidoF-dot
o o oq o s
J=
o o c!
c(U E (u
oooooooo90a9 oooooooooooo (\to(oco<\I(o(\tss(o
(rI
tf)
(O
(f)
f\
O
oooooooooooo ooooooooaooo 6lqqoqqqc!accqYq (o
o (\l(\l-F-
(rl
S
(.)
(O
\l
(O
cD (o
s
o)
(o
o)
C!'
(f,
(.o
S
(O
@ @
o o q
t,(r)
-J
:(
€+ lo
€o E.E
(\
(t cqo JF 6e (t
oooooooooooo oooooooooooo O cO t- |r,
lr)
(O
(f)
t\
O
(o
@
fo cc!
o
Efl
ec5 rf)(Dc an
qr.9F-L
6U)c J:(u5 r.=cL
J=
o (\l
€a EC
ct)
OE (!(U I.L J
(uc) =(!
.o
c(g
qC
C.
$
JF 6: (t'
(g
o-o o(o YY
-a o
9i5 o
'6
o) (D
o-
(o
o o c!
o o t\
-
oi @
-
(o(oo)l()@(oo.rf(\loso, --trr)(f).sfr6l
o) o)
oooooooooooo oooooooooooo @@F-C!1f)F-(rr(OOOrr\ -+ridNd;+d@€itri
o o (\ d @
C\I
J
€r'E -
(g
o
(L
c. ('
qC
JF 6: (g :J
o o (!
r
o)
<\l
oooooooooooo oooooooooooo oo.riC\l@o)t\cD(l)F-o)F\ ._ .q tri crt
d
<.i tri <.i rri
o so
@ @
.J
€a F.E o o o c\l iC'
'6
o'
c G, G'
E (l ()
o
:<
zo
CD
or'=or
-g
E
5Fg ;FHggPsH !EE-3€;t€EEsEg5EE3gEPEEEA -c.i
c'i+d
t>)
E
F
o,
c
oE (5
C
== -c (D
oa>
(U
n(5 Io J
-
-o E
=
CJ)
c C' E qC JF 6: (I'
EgEEEEEgEg E oooodoooQog0 6(O(Od|Oc!N(f)(f)(ocq,(of
J=
o GI
€a E.E c
s(ltqc JF
q) (g
6: (5 :J J
E
o
o
J U'
C.
(U
JF 6: (g
(E
o o (\l
9R
c(I' c. (o
6EF €E5
J NE ./t c' J=
(U(Dc
FEE cY
o (\
€85 :=^
E(g
c.i -
cli
.{. o4t
o o @
+ (f)
oooooo999a99 666666oooa9o N6(b6N(bc\l <.j ccj oj cj (\Gt-F- F- d
.(rS(oS(.o <
oi
o o q .rl
.(r
'.
E :) .-) =
E'6E
(U(!(g JI,LJ (!(D
c. ct
=(u -o -o o(U YY
.g
o
t=
I (L
;
EE
.c.
gi5
-
o o oq
€c
o
ra,
oooooooaQ9AO 660600000a9q N J c.i c.i +
-J
E: =o =o CN
Y
-olc\ts(o
ooooooooo9ao o6o600ao9A9q N ;N<.i+F-<.l<-+
c. qc
c(! o
o o o o o o)
€c ='E
o-
E (!F
g
E(tt
(U
2 (l) co
=C'
-la> (u
(o
E
)=
o o (\r
E
o o ro
oooooooQ99ea 66--6000Qaao dr-(D66rqc!aoqqaq dccidoF-r
c; r
c E =
_g
J - = C.
(I'
.c (U J
(' a/)
E
oooooooo9aaa 6o-ooooQaaoo dr-(D66rqc!aoqqaq <.t6totoF-tc;oi@ c\l (\l
J= E
C'
Ef
-
.E
f
GI lr)
(O (')
ts
O
(\l
'st
(',
(.o S
(O
(o C,
-g (g
E ((t
o c,
:<
g).FE c'EorStuckodo,
o' o)
-:z
E
sF5 EHHgE:€€FFE,F =EEessgS 5€r€€€=6_EEEtr
5
E
F o) c f oE
$ J
d(U
zo
:a
-c.i€i+d
C,
ct E qC JF 6: (g
oooooooooooo oroolr)ror.f)oooooo r\\-u?o?oqc.{aa:a.
.
o o Lr,
(\t
<\l
J=
o (\l
€a
c(g
E=
(u
;
(?)
o o)
C!lr)(O(r)t\C!t$(.oS(O
E
(Uo
9R
=+ lo Y
=o CN (l)
(It
:< F
o
ffDE
6Eg
(U6= FEi
C.
o_
(o
o o C\l
€c cc
C! rr) (.o (V) t\
C (U E JF a,
oooooooooooo orr)olr)l.c)oooroooo Fs \ I u? ot u? c.l .q q Gl .qtr)(O$-C\l (!
qo
.-:g
jfl_5 (uq)
C'
o o C\
oooooooooooo olr)olr)lrrooc)tr)ooo lr) O, tf) F-
(\t
-t
O
rf
(f)
o o o (f)
S
-c.i+dc.j+--c.i.-c.i O
6l
(O 'sl
(.o
@ @
:
-q .:
o o o (')
€: E'e
zo-
-o o(E-o YY '-9 L5
=.
(.o
'sf'(O
(o
(\l
= -)
=(!
(L
t!
L
cY qgnZ' =(uJ
o o
E, qC JF 63 (t J=
lr)
(O
(f)
r\
O
6l
=
(A
@
'6 c
.g (g E (g
(, (D :<
o z.
qr:
e'=g= gf 5
PE
E'Ectr.:!(ttc.=oo,
=FEpspgS €gE-3€:$€EEsEgsEgS*a8&dsE
o)
= E
C,
= F € o, o c o= o-
att
C'
-;_
E J
-c.i<.t+rri<
o o o C\I i(U
C'
o
-o E
= c/)
C'
Eq6JF ut -= (U
o C\l
(DOOOOOOOOOOO ooooo qqqq (o (o (o (o (t) (f) (f) (f)
o o q
q
(o
(\I ro 6l
(f)
J=
E^
+E
(3OO-OOOO
(9
z. z.
o z { -z.
I
c. (g
,E
q6iJF gD: (E
(o
o o C\
o d.
(o (f)
(o
E-
o o q
(\l
(f)
ro
I(o (f)
q
o o o
(f,
ro
q (o (o
q
o o q s
(o
(o
J=
€o E'c
LU
oooooooooooo ooooooo qqqqqqc? (o (o (o (o (o (f) (?) (f) (f) (f)
c!
ooooo
uJ
o-
F r o NI
(/)
.u
:l
= q6JF
o-
o o N
6: (g f -J
o o 6,1
(E= cl(gL g,f
oooooooooooo ooooooo qqq9q (o (o (o (o (o (7) (t) (f) (f) (f)
€c E\
ooooo
c(o qC JF .tt: (I'
oooooooooooo ooo<>ooo qqqqq (o (o (o (\t (o (f) (Y) (f) (f)
(o
c.i
c!
fuF
Yi= o no) c
3nJ r\(!O-
|f)'tr(UJ6 ':=F
F€
€s E5
H-
=-o -o(u oY.]< ,6 n -v, (l)oc >= Etr (LE o o
Y
(f)
J=
o (!
(l)tL cc) (uo=
t_
(o
C\T (f,
OO-r(\rOOO
-
c. (I,
E q6JF 69 ((t f J
:<
f
o z. t
(o
o o C!
€a ?- 'e.
CD
o-
(D
c.
< <
(It
EqC JF U': (U
ooooo<>oooooo ooooooo qqqc?qqq (o (o (\t (o (o (r) (Y) (f) (Y) t'-
CD
c/)
o o q sc!
q
o o o
OO(\I-OOO
oooooooooooo ooooooo qcqqq (o (o (o Gt (o (r) (f) (f) (7) t\
q (o (f)
(o (r)
J=
o o 6I
€a E.E E-
(7)
OO-(\1
.{-
(\ (7)
-OOO
-
o o o (\
-6
gc(I' E (g
o o
:<
It g)
or'-of
E'EP €-3
lz ro
:g FE8,sP E +EFf,Pi='a
= E
F
o,
Ess;fig*xsss5
cG' o)
C f E
o
:o_ U' J ri -;.-o = oE (u
(U
(g
o
z.
-
c.i <'i .r rri @ F- cci ot 3 j
S
:<
-o E
= (/)
---.---
BAB
6
INDIKASI PROGRAM JANIGKA MENENGAFI KABUPATEN I-A]\{PUNG T IMUR
6.1
PertimbanganPrioritas Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lampung Timur merupakan dasar bagi pola
pengembangan ruang Kabupaten Lampung Timur
yang harus didukung oleh
pola
pengembangan seklor-sektor serta program-program pembangunan. Untuk mencapai tujuan pengembangan ruang yang diharapkan, disiapkan indikasi program jangka menengah yang
menjadi pedoman bagi Pemerintah Daerah dan instansi terkait dalam memanfaatkan ruang untuk berbagai kegiatan pembangunan.
Indikasi program pembangunan jangka menengah (IPJM) dalam pengembangan Rencana Tata Ruang \Mlayah Kabupaten Lampung Timur dimaksudkan sebagai panduan program yang harus dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan penataan ruang yang diharapkan.
Indikasi program jangka menengah menjadi pedoman dalam memanfaatkan ruang Kabupaten Lampung Timur untuk mengelola kawasan lindung, mengembangkan kawasan budidaya, sektor-sektor ekonomi dominan, pengembangan sistem permukiman dan perkotaan,
sistem transportasi dan prasarana lainnya, serta pengembangan kawasan khusus secara optimal dan berkelanjutan.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIM UR
r55
Penyusunan indikasi program didasarkan pada pertimbangan
1.
Tujuan dan konsep pengembangan tata ruang;
2. 3. 4.
Karakteristik struktur ruang;
:
Skenario dan tahapan pembangunan;
Kemampuan Pemerintah Daerah dalam hal pembiayaan pembangunan.
6.1.1 Tujuan dan Konsep Pengembangan Ruang Berdasarkan rumusan tujuan dan konsep penataan ruang, maka struktur ruang yang
dituju dipertimbangkan mampu menampung tujuan dan konsep pengembangan sektor-sektor,
terutama sektor-sektor dominan, pusat-pusat pelayanan/perkotaan, pengembangan sistem transportasi, dan sistem prasarana penunjang dengan mempertimbangkan keserasian antara kawasan lindung dan budidaya.
Berdasarkan pertimbangan tujuan dan konsep pengembangan tata ruang Kabupaten Lampung Timur, maka program pengembangan wilayah Kabupaten Lampung Timur diwujudkan
dalam bentuk:
1.
Penyediaan ruang bagi pengembangan sektor-sektor dominan maupun sektor lain yang dapat menunjang pengembangan sektor dominan pada lahan budidaya.
2.
Pengembangan struktur ruang yang lebih efisien dengan fokus pada pusat-pusat pertumbuhan.
3.
Pengembangan
dan pengolahan sumberdaya alam setempat secara optimal
dan
berkelanjutan dengan membangun tata kaitan yang terpadu dalam proses penambahan nilai dan perluasan muftiplier effect.
4.
Pengembangan sektor sekunder dan tersier yang mempunyai kaitan dengan sektor primer
di wilayah sekitar untuk memperkuat perekonomian setiap bagian wilayah Kabupaten Lampung Timur.
5.
Pengembangan prasarana transportasi yang mendukung terciptanya struktur ruang yang
dituju dan terbangunnya tata kaitan antara sentra-sentra penghasil sumberdaya alam dengan pusat-pusat pengumpul dan produksi.
6.
Pemantapan kawasan lindung dalam upaya pelestarian lingkungan hidup dan pembangunan yang bertelanjutan.
6.1.2 Karakteristik Struktur Ruang Berdasarkan pertimbangan karakteristik struktur ruang yang dituju, maka perumusan program diarahkan untuk mendorong terbentuknya struKur ruang dengan karakteristik hirarki
fungsional pusat-pusat yang didukung oleh jaringan jalan yang memberi akses secara proporsional ke setiap bagian wilayah.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
6.1.3 Skenario dan Tahapan Pengembangan Untuk mewujudkan struktur ruang yang dituju diperlukan waktu pembangunan selama masa rencana. Skenario dan tahapan pengembangan yang ditetapkan berperan sebagai dasar
pertimbangan bagi kerangka waktu pencapaian tujuan pengembangan tata ruang yang diharapkan.
Kerangka waktu bagi pelaksanaan program pembangunan dilakukan dengan mempertimbangkan tahapan pemulihan ekonomi pada jangka pendek dan pembangunan daerah dalam jangka panjang. Dengan demikian, indikasi program pembangunan jangka menengah Kabupaten Lampung Timur dilakukan dalam kerangka tahapan pemulihan aktifitas ekonomi dan sosial dilanjutkan dengan proses pertumbuhan dan perkembangan wilayah Kabupaten.
6.1.4 Kemampuan Pemerintah Daerah Dalam Pembiayaan Pembangunan Untuk melaksanakan strategi pengembangan ruang, diperlukan dukungan pembiayaan yang dihimpun dari Pemerintah dan masyarakat serta pihak luar negeri melalui penanaman
modaldan bantuan. lmplementasi program bergantung pada kemampuan Pemerintah Daerah dalam menghimpun dan memperoleh dana untuk mewujudkan tata ruang yang dituju. Untuk menyesuaikan dengan kemampuan dana yang dapat dihimpun oleh Pemerintah Daerah, maka disusun prioritas program pengembangan.
Kabupaten Lampung Timur perlu mempertimbangkan kajian terhadap kemampuan fiskal dan keuangan daerah. Pelaksanaan program pembangunan pada dasamya tidak saja dibiayai oleh pemerintah daerah melalui PAD, namun dapat dibiayai Pengembangan program
di
melalui kerjasama dengan swasta, bantuan luar negeri, maupun masyarakat secara swadaya.
6.2 Indikasi Program Jangka Menengah Indikasi program pembangunan dalam RTRW Kabupaten Lampung Timur
2OO1
- 2011
dijabarkan secara sektoral di berbagai kawasan atau wilayah pengembangan. Jangka waktu (perioda) perencanaan program adalah 10 (sepuluh) tahun, yang dijabarkan dalam program lima tahunan. Program jangka menengah tersebut selanjutnya dijabarkan menjadi program dan proyek pembangunan, terutama yang berskala besar.
Tabel 6.1 menggambarkan indikasi program jangka menengah Kabupaten Lampung Timur.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
Tabel6.1 INDIKASI PROGMM JANGKA MENENGAH
Periode
Wilayah Pengembangan IndikasiProgram
No.
Sektor/Sub-sektor Prioritas
1.
2oo2
Sektor Lingkungan Hidup a. Ekosistem mangrove dan rawa
b.
Kawasan rawan banjir
c.
Abrasi dan intrusi air laut
d.
Kawasan hutan berfungsi lindung
2001-
Rehabilitasi hutan mar4rove di pantai Timur Pemantapan sempadan sungai, danau, dan rawa Pemantapan sempadan pantai, rehabilitasi hutan mangrove Penetapan status pada hutan terambah d Gunung Balak Pengembangan hutan kemasyarakatan d Gunung Balak dengan pengelolaan yang
20032007
20072011
*rF ** *rk ** *JF
ketat
2.
e.
Kawasan suakaalam
f.
Karasancagarbudaya
Sektor Pertanian a. Pertanian Tanaman Pangan 1. Pertanian lahan basah
-
-
Pengendalian aktifitas buddaya pada hutan lindung Gunung Balak yang belum terambah Penetapan wilayah penyangga (bufer zone) di sepanjang batas TN Way Kambas dengan mengembangkan tanaman keras. Pelestadan desa adatWana, rumah tradisional di Sukadana, dan situs puba di Pugung Raharjo
rF
Penjaminan ketersediaan air idgasi, terutama untuk mengairi areal persawahan di Kecamatan Raman Utara, Pekalongan, Putbolinggo, Batanghari. Rehabilitasi catchment area di Gunung Balak untuk mempertahankan ketersediaan air untuk arealpertanian di Jabung, Labuhan Maringgai, dan WaY Jepara lntensifikasi lahan pertanian lahan basah Pengembangan sentra pemUbitan pad d
rF
* r*
IF
* TF
Purbolinggo
2. Pertanian lahan kedng
Peningkatan kualitas dan produktivitas pertanian rakyat
rF
Pengembangan sentra pemhibitan buahbuahan di Pekalongan
rk
Diversifikasi tanaman Pengembangan teknologi pengolahan
hasilpertanian Pengembangan dan alih teknologi untuk peningkatan kualitas dan prcduktivitas
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
r*
* *
r58
Wilayah Pengernbangan lndikasi
No.
Sektor/Sub-sektor Prioritas
-
b.
Perkebunan
Program
2007-
2002 2007
2011
lahan *
Pengembangan arealpertanian kering di Sukadana, Marga Tiga, Way Jepara, Lab. Maringgai, Jabung, dan Sekampung Udik. Pengembangan pertanian seluas 50.000 ha d sekitar Gunung Balak (Jabung, Lab. Maringgai, Sukadana, Way Jepara, dan Marga Tiga)
J*
*
teknis *
*
r*
unggulan *
r*
terpadu
-
Melanjutkan pola unit pelaksanaan di seluruh wilayah perkebunan Penelitian terhadap potensi
parsial
-
Pengembangan pda perkebunan melalui pengadaan bitit unggul, penyuluhan, proteksi tanaman dan pembinaan
-
Pengembanganperkebunan Labuhan Maringgai, Sukadana, Marga Tiga, Way Jepara, dan Jabung
rakyatdi *
'l*
i*
*
*
- Pengembanganperkebunanbesard * Sukadana dan Jabung r* - Pengembangan areal perkebunan di -
* *
Pengembangan usaha tani
produk perkebunan
*
buah-buahan iF
-
2001- 2003-
Sukadana, Jabung, Labuhan Maringgai, dan Way Jepara Pengembangan kebunbalai koleksi tanaman perkebunan dan kehuatan di Swikis Kecamatan
{F rF
benihdan JF
rf
iF
melalui *
rF
rF
*
+
*
Metro *
*
iF
*
*
JF
*
*
*
*
rF
i*
Sukadana.
c.
Petemakan
-
-
Pengembangan temak potong, peningkatan mutu dan jumlah temak, pembibitan petemakan, Pencegahan penyakit, dan pebaikan mutu makanan temak di perdesaan Pengembangan temak besar Jepara, Jabung, Purbolinggo, Raman Utana, dan Labuhan Maringgai
diWay
Pengembangan temak kambing d Kibang, Sekampung, Marga Tiga, Sukadana, Pubolinggo, dan Batanghad.
---PengembanganaYamburasd Metro Kibang,
-
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
Batanghari, Sekampung, dan Pekalongan. Pengembangan ayam r:as d Purbolinggo, Raman Utara, Metro Kibang, Pekalongan, dan Way Jepara. Pengembangan temak unggas perkotaan mdalui pembinaan usaha temak keluarga dan swasta menengah
d
lRo
Wilayah Pengembangan IndikasiProgram
No.
Sektor/Sub-sektor Prioritas Pengembangan temak itik pertanian.
diwilayah
20012AA2
*
rF
2011
JF
Pengembangan pertambakan d pantai Timur, mulai dari Labuhan Maringgai hingga Jabung secara terpadu dengan memperhatkan kelestarian lingkungan. Pengembangan pedkanan air tawar d perairan umum (Way Kawat, Way Jepara, Way Curup, dan Pubolinggo), mina Pad, kolam, dan aneka ikan Pengembangan tingkat pernanfaatan areal potensial pedkanan air tawar dan perikanan laul Pengembangan pernbititan ikan d Way
Perikanan
2007-
rF
Pengembangan tata kaitan antara petemak (rakyat) dengan sektor sekunder (pengolahan) dan tersier (pemasaran) yang terpadu.
d.
20032047
.r*
JF
**
Curup
*J*
Pengembangan pengolahan hasil perikanan di Labuhan Madnggai Pengembangan Pdabuhan Maringgai terutama untuk meningkatkan produktivitas perikanan tangkap laut Pengembangan pfiasaftma transportasi untuk mendukung kegiatan perikanan
i*
** *
Pengembangan sistem pernasamn dan pengolahan hasil pedkanan
3.
4.
Penyiapan kawasan industri d Sdba,vono Perbaikan dan pengembangan pnsarana transportasi terutama dalam rangka membuka akses dad dan ke kawasan industrid Sdbawono Pengembangan prasarana dan utilitas untuk mendukung kegiatan kawasan industri d Sribawono, yaitu listtik, telekomunikasi, air bersih, dan pembuangan air limbah. Pengembangan industri pengolahan hasil pertanian berskala lokal di sentra-sentna produksi perta ia riukyal terutama di Sukadana, Way Jepara, dan Lab. Maringgai
Sektor Industri
Sektor Padwisata
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
-
Pengembangan wisata minat khusus d TN Way Kambas dengan pembatasan dan persyaratan pengunjung yang ketat
rF* *
rF
.tF
rF
*
160
Wilayah Pengernbangan Indikasi Program
No.
Sektor/Sub-sektor Prioritas
-
5.
Sektor Perdagangan
2003-
2007-
2002
2007
2011
-
Pengembanganfasilitaspendukung pariwisata (hotel, rumah makan, dl)d Sukadana dan Way Jepara Melestarikan peninggalan sejarah dan
***
-
budaya Lampung Pengembangan obyek wisata setempat
***
-
6.
2001-
Pengembangan fasilitas perdagangan skala Kabupaten diWay Jepara dan Labuhan Maringgai Pengembangan tata kaitan antara perdagangan, terutama kegiatan pemasaran dengan pertanian rakyat
*
Pengembangan fasilitasperdagangan skala lokal di pusatpusat pelayanan. Peningkatan dan pemantapan ekspor melalui peningkatan kualitas produk dan pengembangan sistem distribusi dan pemasaEn.
*
Sektor Permukiman a. Permukiman Perkotaan
-
Pengembangan kawasan permukiman perkotaan di pusatpusat pelayanan berdasarkan hirarki f ungsional Pengembangan fasilitas perkotaan d pusatpusat pelayanan sesuai skala pelayanan dan hirarki fungsionalnya Penyediaan pnasanana dan sarana dasar untuk penduduk perkotaan Pengembangan permukiman sederhana untuk menrenuhi kebutuhan perumahan penduduk perkotaan Penyusunan pedoman penataan bangunan
-
b.
Permukiman Perdesaan
-
Pengembangan sistem diatnase kota
-
Prognam perbaikan permukiman perdesaan
-
Pengembangan pft$arana dan sarana dasar penduduk perdesaan Pengembangan listtik perdesaan
-
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
Pengembangan pdayanan airbersih melalui pengembangan kapasitas dan jaringan terutama di kota Sukadana, Way Jepara, dan Labuhan Madnggai. Pengembangan sistern pembuangan air kotor wilayah perkotaan secana terpadJ Penanganan penampahan perkotaan melalui pengembangan tempat pembuangan sampah perkotaan
{F
.t*
**rF **rF * ***
rF*r* ***
*rf *** ***
161
Pedode
Wilayah Pengembangan Indikasi Program
No.
Sektor/Sub-sektor Prioritas
7.
2002
2003. 2007
2007-
*
i*
Pengembangan samna penddikan menengah kejuruan sesuai potensi daerah di pusatpusat pelayanan.
Sektor Pendidkan
Pengembangan sarana penddikan tinggi di Sukadana Perbaikan sarana pendidkan
8.
2001-
Sektor Kesehatan
*T*JF
Pengembangan sarana kesehatan (puskesmas/balai pengobatan) terutama di daerah yang memiliki sarana kesehatan terbatas. Pengembangan rumah sakit umum di Sukadana dan Labuhan Maringgai.
JF
rF
Pengembangan sarana apotiUtoko obat di pusatpusat pelayanan.
9.
Sektor Perhubungan
-
Pengembangan jalur arted primer pada
Way Jepara Pengembangan jalur arteri primer pada ruas Way Jepara - Seputih Pengembangan jalur Sukadana-Nyampirruas Ketapang
-
-
2011
JF
*JF JF*
rF
.|*
r*
iF
DonomulyoSekampung-SidodadiMargototeKarang Anyar-Bandar Lampung.
-
Peningkatan jalan Kabupaten pada ruas jalan 145, 31, 96, dan 83.
-
Perbaikan/rehabilitasi kondisi jalan dan jembatan, terutama jadngan jalan
-
Kabupaten Pengembangan jaringan feeder-road,
terutama di Kecamatan Jabung. Penelitian tefiadap pengembangan pelabuhan laut Labuhan Madnggai menjadi pelabuhan penumpang Pengembangan prasamna dan sarana pelabuhan Madnggai, Way Penet, dan Way Sekampung Pengembangan terminal antar propinsi di Sukadana.
-
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
Pengembangan terminal antar kota di pusat pelayanan Pengembangan sarana angkutan antar
prcp!ryi dan antar kabupater/kota. Pengembangan sarana angkutan kota, terutama di pusatpusat pelayanan. Pengembangan sarana angkutan perdesaan.
+rF rF
J*
rF
TF
rF
** ** rF rF* .tF
r*
*
162
BAB 7
PENGENDALIANI PEMANFAATAI\ RUAI{G KABUPATEN I-AIVIPUNG TIMUR
Penataan ruang merupakan satu kesatuan proses dan prosedur mencakup tahapan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Prinsip perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang yang Kabupaten Lampung Timur mengacu kepada ketetapan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang adalah
r
:
Melaksanakan kebijaksanaan pokok pemanfaatan dan pengendalian ruang dan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasionaldan Rencana Tata Ruang \Mlayah Propinsi Lampung.
r
Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antar wilayah serta keserasian pembangunan antar sektor.
r r r
Memedomani rencana tata ruang yang lebih finci diwilayah yang bersangkutan. Menetapkan lokasi investasi yang dilaksanakan Pemerintah dan/atau masyarakat.
Memedomani pembangunan dan perijinan dalam pemanfaatan ruang bagi kegiatan pembangunan.
Sebagai suatu proses yang berkesinambungan, secara bertala dilakukan kegiatan peninjauan kembali sesuai dengan informasi yang dihimpun dari proses pengendalian pemanfaatan ruang melalui perijinan, pengawasan (pelaporan, pemantauan, dan evaluasi), dan
penertiban. Pengendalian dilakukan secara rutin, baik oleh perangkat Pemerintah Daerah, masyarakat, atau keduanya.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
163
Keterkaitan ketentuan penyusunan rencana, pemanfaatan, dan pengendalian pemanfaatan ruang, serta peninjauan kembali Rencana Tata Ruang \Mlayah kabupaten Lampung Timur sesuai dengan yang digariskan dalam UU Nomor 24 Tahun 1992 dijelaskan pada Gambar 7.1
Gambar7.1 Sistem Penataan Ruang Menurut UU Nomor 24 Tahun 1992
PP KAWASAI IERTENTU, PERKOTAAN DAI\I PEROESAAJ.I PA9AL 23 (s)
I
PP TAN YANG TERKAT
I
PERENCAIMN TATA RUA|IG (PASAI 13 & PROSES
STRUKruR DA^I PEMANFAMTAT\I
& PROSEDUR PEN\tJSUNAI.I & PASAL 13
POLA RT|/AA|G
14)
I I
0) TATA
GUNA TANAtI
-
PP MENGENAI KRN ERIA& TATACARA PENINJAUAJ.I KEI ,lBALl 0AI'I/ATAU PENYEMPURNMAI RTR PA.SA 13 (4)
TATA GUNA
TATA
AR
GUM
iAw. lAt't. (A},| TATA
t,DARA
GUNA SDA
PERATUMN & PERUNDAIGAI{ TATA CARA PEI.IYUSUNAI.I TATA RUANG FUNGSI HANKAITI PASAL 14 (3)
I.AN
PEMANFAATAI.I RUA''IG (PASAL 15 DAAI PASAL 16) POLA PENGELOI.AAT.I PEr AKS/A
liM l TATA
PROGRAM PROGRAM PEMBIAYA,N{
PEMAI{FAATAI,I
TATA TATA
PENTAFIAPAT.I
GUNA
TATA GUNA PASA] 15
(r)
PASAL 16 (2)
GUNA UDARA
GLn/A SDA
PP MENGENA' POI-A TGT, TGA, TGU, TG SDA
I-AINNYA
|.AN
PASA
-T--
AR
16 (2)
TAI'IAt"{
PEMNGKAT INSENTIF DAiI DISINSENIIF
PASA
16 (1)
PENGENDALIAN PEMANFMTA'.I RTJANG PAS,AL 17 DA}I PAET I8
PELA. I
PoRAN I
PEMAN. TAUA I--
MEKAI.IISME PERIJINAAI
PENERIIBAN
PENGAWASAT.I
EVAI'ASI
ADMINIS. IRASI
PERDATA
PIDAT'IA
PENJEI ASAI{ PASAL 17
PASAL 18 (1)
PENJI
:IASAN PASA l8 (0
I
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
164
Sebagaimana ditetapkan dalam UU Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang, proses penataan ruang melibatkan peran serta masyarakat. Hal ini diatur lebih jauh melalui PP
Nomor 69 Tahun 1996 tentang Peran Serta Masyarakat Dalam Penataan Ruang dan Permendagri Nomor 9 Tahun 1998.
7.1
Pemanfaatan Ruang Pemanfaatan ruang adalah kegiatan memanfaatkan ruang melalui serangkaian
program pelaksanaan kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah dan masyarakat, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama, beserta pembiayaannya, yang didasarkan pada rencana tata ruang yang telah ditetapkan. Cakupan dalam pemanfaatan ruang meliputi
(1)
:
Pengelolaan tata guna tanah, tata guna air, tata guna udara, dan tata guna sumberdaya
alam lainnya sesuai dengan asas penataan ruang (pemanfaatan ruang bagi semua kepentingan semra terpadu, berdaya guna dan berhasil guna, serasi, selaras, seimbang, dan berkelanjutan;serta keterbukaan, persamaan, keadilan, dan perlindungan hukum).
(2)
Penyediaan perangkat yang bersifat insentif dan disinsentif dalam implementasi pemanfaatan ruang dengan menghormati hak penduduk dan masyarakat sebagai warga negara.
Peranqkat insentif adalah instrumen pengaturan yang bertujuan mendorong pengembangan kegiatan pemanfaatan ruang sesuaidengan tujuan rencana tata ruang. Melalui perangkan insentif diberikan kemudahan tertentu, seperti
(1)
:
Di bidang ekonomi melaluitata cara pemberian kompensasi, imbalan, penyelenggaranaan sewa ruang, dan urun saham; perpanjangan perijinan, dan sebagainya; atau
(2) Di bidang fisik melalui pembangunan
.
serta pengadaan sarana dan prasarana jaringan
jalan, pelabuhan, bandara, jaringan listrik, air bersih, telepon, dan sebagainya untuk
. melayani pengembangan kawasan sesuaidengan
rencana tata ruang.
Peranokat disinsentif adalah instrumen pengaturan yang bertujuan membatasi atau mengendalikan kegiatan pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang, seperti
(1) (2)
:
Pengenaan pajak yang progresif,
Pembatasan penyediaan prcdarana dan sarana publik, Penyiapan perangkat insentif dan disinsentif dilakukan berdasarkan pertimbangan
perorangan maupun badan usaha
di Kabupaten Lampung
rencana tata ruang, pemanfaatan ruang
:
Timur berkaitan dengan
yang sesuai dengan yang ditetapkan
melalui
kemudahan dalam proses dan prosedur administratif.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TTMUR
165
Kabupaten Lampung Timur melalui pengenaan prasyarat yang ketat dalam proses dan prosedur administratif.
7.2 Prinsip Pengendalian
Pemanfaatan Ruang
Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan berdasarkan ketentuan perundangundangan (legalistic approach) secara luwes, dimana prinsip keberlanjutan (suilainability) merupakan acuan utama. Untuk mewujudkan pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif diperlukan pertimbangan yang bersifat multi dan lintas sektoral. Kriteria pengendalian pemanfaatan ruang adalah sebagai berikut
1. 2. 3. 4. 5. 1.
:
Kategori pemanfaatan ruang dan kebijaksanaannya Peringkat pengaruh geografis kebijaksanaan Kerangka pengendalian yang berkelanjutan Instrumen dan tata cara pengendalian
Institusipengendalian Kateqori pemanfaatan ruanq dan kebiiaksanaannva
Kebijaksanaan pemanfaatan ruang dibedakan
ke dalam 2 (dua) kategori, yaitu
kebijaksanaan yang mendorong pengembangan kegiatan dan yang membatasi pengembangan kegiatan.
Kebijaksanaan untuk mendorong pengembangan pemanfaatan ruang dalam rangka mencapai tujuan, strategi, dan struktur pengembangan wilayah Kabupaten Lampung Timur dalam jangka panjang adalah melalui keseimbangan antar bagian wilayah, memberikan akses
yang proporsional bagi pengembangan setiap bagian wilayah, dan memberikan insentif dan dorongan bagi pengembangan perekonomian rakyat.
Kebijaksanaan untuk membatasi kegiatan pemanfaatan ruang dilakukan melalui pemantapan kawasan lindung, mengurangi tekanan penduduk melalui pengendalian laju pertumbuhan penduduk, pengelolaan kawasan budidaya secara terarah, efisien dan efektif, serta pemberian disinsentif bagi okupasi kawasan lindung.
2.
Perinokat oenqaruh oeoqrafis kebiiaksang_qn
Peringkat pertama adalah pengaruh pemanfaatan yang bersifat strategis, yaitu yang mempunyai dampak berskala regional serta berpengaruh pada strategi makro dan rencana
struktur pengembangan kota dan wilayah Kabupaten yang berbatasan. Pertimbangan pengendalian ditekankan pada kriteria pelestarian ekosistem serta kesatuan ekonomi regional.
RTRW KABUPaTEN LeupuI.IG TIMUR
Peringkat kedua adalah pemanfaatan ruang yang bersifat strategis dan non-strategis,
namun mempunyai dampak terhadap strategi dan rencana struktur ruang pada skala Kabupaten Lampung Timur. Pertimbangan pengendalian selain ditekankan pada kriteria lingkungan, juga pada keadilan sosial, implementasi penyediaan infrastruktur (aringan jalan, pengelolaan air, listrik, telekomunikasi), dan pengelolaan pertanahan. Peringkat ketiga adalah pemanfaatan ruang yang berdampak pada skala lokal suatu kecamatan atau beberapa kecamatan. Pertimbangan pengendalian ditekankan pada kdteria keadilan sosial, lingkungan, teknis penyediaan infrastruktur, pengelolaan pertanahan, standar arsitektur, dan kepadatan bangunan.
Pada hakekatnya, masing-masing peringkat gdografis kebijaksanaan tersebut memiliki pendekatan, instrumen, dan institusi pengendalian yang berbeda.
3.
Keranqka Penqendalian Yanq Berkelaniutan
Pengendalian pemanfaatan ruang memerlukan suatu kerangka yang berkelanjutan
untuk menjamin pemanfaatan
ruang
yang efisien, efektif, dan responsif
terhadap
perkembangan aktifitas masyarakat. Kerangka pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif mencerminkan:
. . .
Prinsip berkelanjutan (sustainability) Kelengkapan (comprehensiveness) Sumbangan terhadap pemecahan isyu penting diKabupaten Lampung Timur Setiap usulan pemanfaatan ruang perlu dievaluasi secara menyeluruh dalam kerangka
pengendalian yang berkelanjutan, dimana aplikasi komponen dan peringkat kerincian kriteria
disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing peringkat, skala RTRW, dan prioritas pemecahan masalah tata ruang yang dihadapi oleh setiap bagian wilayah Kabupaten Lampung Timur. Komponen utama pengendalian pemanfaatan ruang tertera pada Tabel 7.1.
Tabel7.1 KOMPONEN UTAMA PENG ENDALIAN PEMAN FAATAN RUANG
KOMPONEN UTAMA
KRITERIA
Pertahanan
Kesesuaian dengan strategi pertahanan dan keamanan nasional
Ekonomi
-
Pertumbuhan ekonomi ditingkat nasional, regional, maupun global Peningkatan peluang investasi Pengentasan kemiskinan Penciptaan lapangan kerja yang luas untuk menampung usia produktif Pengembangan sektor sekunder dan tersier yang berbasiskan sumberdaya lokal
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIM UR
167
KRITERIA
KOMPONEN UTAMA Keadilan
sosial
-
Pemerataan keadilan bagi seluruh anggota masyarakat Kemudahan akses bagi setiap bagian wilayah untuk berkembang sesuai potensinya masing-masing
Lingkungan
-
Melindungi daerah bawahan dan setempat serta keunikan alam dan hayati
Infrastruktur
4.
-
Kesesuaian dengan RTRW
-
Pengelolaan prasarana dan sarana transportasi
Peningkatan kualitas lingkungan hidup Efisiensi pemanfaatan lahan Pengelolaan sumberdaya alam secara bijaksana
Pengelolaan sumberdaya air Pengelolaan drainase Pengelolaan utilitas publik
lnstrumen dan Tata Cara Penoendalian
Penyiapan instrumen pengendalian disesuaikan dengan sifat strategis kegiatan pemanfaatan ruang, peringkat administrasi dan geografis kegiatan yang bersangkutan, serta sifat kemantapan instrumen dalam suatu kerangka waktu. (Iabel7.2).
Tabel7.2 INSTRUMEN PENGENDALIAN PEMANFMTAN RUANG I(ABUPATEN LAMPUNG TIMUR
PERINGKATADMINISTRATIF/ SIFAT GEOGRAFIS Kawasan Lintas Kabupaten/Kota
INSTRUMEN PENGENDALI
Strategis - UU -PP - Keppres - Perda Propinsi Lampung - RTRW Propinsi LamPung - SK Men/Permen - SK Gubernur LamPung Non-strategis -
RTRW Kawasan Tertentu Propinsi Lampung SK Gubernur
-
RTRW KABUPATEN LAM PUNG TIM UR
AMDAL Multi Sektor/Kegiatan Terpadu
PERINGKAT ADMINISTRATIF/
INSTRUMEN PENGENDALI
GEOGRAFIS Kawasan Pada
Strategis
Perda Kabupaten LamPung Timur
RTRW Kabupaten Lampung Timur
Tingkat Kabupaten
SK Bupati Lampung Timur
AMDAL Non-strategis
RTRW Kabupaten Lampung Timur SK Bupati Lampung Timur Rencana Permintakan (Zoning
Regulationl Kawasan Pada
Strategis
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Rencana Teknis Ruang Kawasan
Tingkat Kecamatan
SK BupatiLampung Timur Rencana Permintakan (Zoning Regulation) Non-strategis
AMDAL Rencana Permintakan (Zoning
Regulationl
5.
lnstitusi Penqendalian
Kinerja pengendalian pemanfaatan ruang Kabupaten Lampung Timur ditentukan oleh kemampuan institusi pengendalian untuk melakukan pemantauan, evaluasi, pelaporan, dan penertiban pemanfaatan ruang secara efektit Untuk itu perlu ditentukan peranan clan tanggung jawab institusi pengendali pada masing-masing peringkat wilayah perencenaan.
Kriteria institusi pengendali pemanfaatan ruang Kabupaten Lampung Timur adalah sebagai berikut:
1.
Mampu untuk mengkoordinasikan, mengendalikan, dan melaksanakan evaluasi atas usulan dan pelaksanaan pemanfaatan ruang yang dilakukan oleh berbagai peringkat dan
jurisdiksi pemerintahan yang ada di Kabupaten Lampung Timur, terutama untuk program dan proyek yang bersifat strategis dan berdampak nasional dan regional.
2.
Memiliki kewenangan dan sumberdaya yang memadai untuk pengambilan keputusan terutama apabila dihadapkan pada kontroversi pemanfaatan ruang di Kabupaten Lampung Timur yang melibatkan berbagai pihak.
3.
Mempunyai akses terhadap informasi atas program dan proyek strategis berskala besar
dan berdampak luas, serta berkemampuan untuk mengolah informasi serta mengevaluasi implikasinya terhadap RTRW Kabupaten Lampung Timur.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
r69
4.
Mampu melaksanakan peran mediator dan fasilitator untuk menampung aspirasi seluruh stakeholders dalam pembangunan wilayah Lampung Timur, sehingga dapat dihasilkan keputusan yang seimbang dan dapat diterima oleh seluruh pihak.
Institusi yang benrenang dalam kegiatan pengendaiian pemanfaatan ruang tertera pada Tabel 7.3.
Tabel7.3 INSTITUSI PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
WILAYAH
PERENCANAAN Lintas
KRITERIA UTAMA PENGENDALIAN
INSTITUSIPENGENDALI
Kabupaten/Kota 1. Bappeda Propinsi Lampung
2-
TKPRD Lampung
3. 4. 5.
Kantor BPN Lampung
-
BKPM Daerah Lampung Bapedalda Propinsi
Lampung
Keadilan sosial Kelestarian ekosistem dan lingkungan
-
Lampung Timur 2. TKPRD Lampung Timur 3. Kantor Pertanahan Lampung Timur 4. Bapedalda Kabupaten Lampung
Kabupaten/Kota 1.
Pertumbuhan ekonomi
Bappeda Kabupaten
Ketersediaan sumberdaya alam
Keadilan sosial Penyediaan infrastruktur Pertanahan Kelestarian lingkungan dan sumberdaya alam
Timur
5.
Dinas-dinas di Kabupaten Lampung Timur
Kecamatan
1.
Camat sebagai
PPAT
-
Keadilan sosial Penyediaan insfastruktur Pertanahan Kelestarian lingkungan dan sumberdaya alam
7.3
Pedoman Pengendalian
Dalam konteks Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lampung Timur, 'pengendalian pemanfaatan ruang' mengandung pengertian dilakukannya tindakan 'pengawasan','penertiban', dan'perijinan'.
RTRW KABUP,A.TEN LAMPUNG TIMUR
Pengawasan terdiri atas tiga kegiatan yang saling terkait, yaitu pelaporan, pemantauan
(monitoring), dan
evaluasi. Penertiban mencakup pengenaan sanksi administratif, sanksi
perdata, dan sanksi pidana.
7.3.1 Pengawasan Pengawasan dimaksudkan sebagai upaya pelaporan, pemantauan, dan evaluasi untuk menjaga'kesesuaian pemanfaatan ruang dengan fungsi ruang yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lampung Timur.
A.
Pelaporan Pelaporan adalah pemberian informasi obyektif mengenai pemanfaatan ruang baik
yang sesuai maupun yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lampung Timur 2001 -201
1.
Pada dasamya, seluruh stakeholders pembangunan dapat dilibatkan dalam kegiatan
pelaporan. Pelaporan dalam segala bentuk yang dilakukan oleh seluruh pihak yang apresiatif terhadap kualitas tata ruang ditindaklanjuti dalam kegiatan pemantauan, khususnya yang mengindikasikan adanya pembangunan yang tidak sesuai dengan RTRW Kabupaten Lampung Timur 2001
-2011. Secara kelembagaan, pelaporan
ini
dilakukan dan/atau dikoordinasikan oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Timur secara rutin dalam rangka pengendalian pemanfaatan ruang.
B.
Pemantauan Pemantauan adalah usaha atau tindakan mengamati, mengawasi, dan memeriksa
secara terstruktur perubahan kualitas tata ruang dan lingkungan yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lampung Timur.
Sebagaimana dalam usaha pelaporan, maka usaha mengamati, mengawasi, dan memeriksa perubahan kualitas tata ruang dan lingkungan ini menjadi kewajiban perangkat Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Timur sebagai kelanjutan dari temuan pada proses pelaporan, namun terbuka pelung bagi masyarakat untuk berperan serta dalam pemantauan
tata ruang, yang kemudian bersama-sama dengan perangkat Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Timur menindaklanjuti sesuai proses dan prosedur yang berlaku.
Pada prinsipnya, pemantauan rutin terhadap perubahan tata ruang wilayah Kabupaten Lampung Timur dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Timur melalui laporan
yang dihimpun, baik yang berasal dari indivirlu/masyarakat, organisasi kemasyarakatan, aparat Daerah, hasil penelitian, statistik, dan sebagainya.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
C.
Evaluasi Evaluasi dimaksudkan sebagai usaha untuk menilai kemajuan kegiatan pemanfaatan
ruang dalam mencapai tujuan rencana tata ruang. Evaluasi dilakukan secara terus menerus dan secara berkala disimpulkan sebagai kinerja penataan ruang wilayah Kabupaten Lampung Timur yang dilaporkan kepada perwakilan rakyat. Evaluasi merupakan fungsi dan tugas rutin Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Timur dengan bantuan aktif masyarakat dan pihak-pihak lain yang berkepentingan., Kegiatan
utama evaluasi adalah membandingkan hasil pemantauan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lampung Timur 20O'l
-
2011 secara berkala.
Hasil penilaian kinerja pemanfaatan ruang dalam mencapai tujuan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lampung Timur 2001 - 2011 dituangkan dalam keputusan mengenai tingkat penyimpangan terhadap tujuan dan muatan RTRW Kabupaten Lampung Timur 2OO1 2011 dan upaya untuk mengatasinya. Tindakan penertiban dilakukan jika
-
konsep, tujuan, sasaran, dan muatan arahan pemanfaatan ruang yang ditetapkan masih sahih. Sedang peninjauan kembali secara menyeluruh terhadap proses penataan ruang dilakukan jika penyimpangan yang terjadi mengakibatkan perubahan yang signifikan terhadap konsep, tujuan, sasaran, dan muatan arahan pemanfaatan ruang.
Peninjauan kembali dilakukan untuk menilai kembali kesahihan rencana tata ruang dan
kinerja penataan ruang, termasuk mengakomodasikan pemutakhiran yang diperlukan menyesuaikan dengan paradigma serta peraturan/rujukan dalam penataan ruang dan pembangunan yang
terbaru. Dengan demikian, kegiatan peninjauan kembali
merupakan
bagian kegiatan 'perencanaan tata ruang' yang dilakukan setelah dalam kegiatan 'evaluasi' disimpulkan adanya permasalahan yang mendasar dan tidak clapat diatasi oleh tindakan
'penertiban'. Oleh karena itu, peninjauan kembali RTRW Kabupaten Lampung Timur 2001 2011 dapatdilakukan apabila kinerja tata ruang menunjukkan penyimpangan yang signifikan.
7.3.2 Penertiban Penertiban adalah tindakan menertibkan yang dilakukan melalui pemeriksaan dan penyelidikan atas semua pelanggaran terhadap pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan RTRW Kabupaten Lampung Timur 2001
-
2011 melalui pengenaan sangsi administratif, sangsi
perdata, dan sangsi pidana sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam peraturan perundang-
*-. undangan yang berlaku. Di samping tindakan penertiban melalui pengenaan sangsi juga mengacu
kepada
rencana tata ruang yang lebih rinci dan/atau pedoman penataan ruang dan penataan bangunan sesuai dengan penggunaannya sebagai acuan perijinan pemanfaatan ruang.
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
172
7.3.3 Perijinan Pemanfaatan Ruang Perijinan merupakan konfirmasi atas rencana pemanfaatan ruang dalam proses pengendalian pemanfaatan ruang.
Sesuai dengan ordinasi dan skala RTRW sebagaimana diatur dalam UU Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang, maka acuan bagi penerbitan ijin dalam pemanfaatan ruang adalah RRTRW di tingkat Kecamatan, RRTRW Kawasan Fungsional, dan rencana tata ruang yang lebih rinci.
Penerbitan perijinan disesuaikan dengan skala rencana tata ruang yang diacu, seperti
ljin Prinsip, ljin Perencanaan, lMB, ljin UUG/HO, ljin Tetap, ljin Usaha, dan ljin Tempat Usaha
(srru). Perijinan yang terkait langsung dengan pemanfaatan ruang adalah ljin Lokasi, ljin Perencanaan, dan ljin Mendirikan Bangunan 0MB), sedang pertimbangan kelayakan lingkungan diatur melalui ljin Undang-undang Gangguan (IUUG/HO). Perijinan sektoral yang
terkait dengan legalitas usaha atau investasi, adalah ljin Pdnsip, ljin Tetap, dan ljin Usaha.
Dalam berbagai situasi berbagai perijinan secara bersama-sama diintegrasikan ke dalam proses perijinan pertanahan, mutai ljin Lokasi hingga prosedur pengajuan/pemberian hak atas tanah (Hak Guna Bangunan, Hak Guna Usaha, dan/atau Hak Milik).
Sesuai dengan hirarki rencana tata ruang, penertiban ijin dalam pemanfaatan ruang mengacu pada RTRW Kabupaten Lampung Timur 200'l yaitu
r
-
2011 dan renoana yang lebih rinci,
:
RTRW (Rencana Tata Ruang \Mlayah) Kabupaten Lampung Timur skala 1
:
100.000,
sebagaiacuan bagi penerbitan perijinan lokasiperuntukan ruang untuksuatu kegiatan.
r
RRTRW (Rencana RinciTata Ruang Wilayah) Kecamatan pada skala 1 : 25.000, sebagai
acuan bagi penerbitan perijinan perencanaan pembangunan (planning pennfl bangunan dan bukan bangunan.
r
RRTRW (Rencana Rinci Tata Ruang \Mlayah) Sub Kawasan pada skala 1
: 1.000 - 1 :
5.000, sebagai acuan bagi penerbitan perijinan tata letak dan rancang bangunan/bukan bangunan, termasuk ljin Mendirikan Bangunan (lMB).
RTRW KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
LAMPIRAN A
DESKRIPSI SISTEM I.AHAN DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
KESESUAIAN LAHAN UNTUK KEGIATAN BUDIDAYA DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
E
,aE 9)c
(g = (\J
tsE e c_-9
c=G--
gE= o
o-
o c=
= at) .c
C)
= E E
ct)
c o
o o
><
€.i== S
6c. -EE
=^e
r
=
t:5 EH FcEf; Fgf; ?TsT
= E
-=r.
i
P
F;*e
F
6I
TT
(o
cat
aa
654
(i)
(\I
CQ
f61<.. .NN
N
(\l
o{
(\l
(\l 6l
e (\l
lr)
ro
o
o
|r)(\rS ooo
-f o
o
(\
S@=
o o
o o ts
.+
ooo ooo NO
o o s
ooo ooo tat
TI
c/t
Gl
c -g a
cD
E E
u
:) = F (, z3
c(E-C =c= 4=G
s
EFE oe
o-
= J
:k 'o-
c
zul
oo
F (! (g
F
= 0 x o F
o (5
'6
Er o-=
E(E c(E F
s
a E qt
E 6'
:<
6
J 1|l = F
'F
Io
'o- o e
Y
c) q,
U'
E E (U
lU
o
CL
E = E
f xt e o oo
eas
EAf
b^ =E
a (t == F< CL(6 = /t
q
q
=
=
Ea
T
G'
P
= cq)
co
e (5 c(U E' .q
o-
F o a
6
EE.e EfiE -(t
H
a.Es E G'
o
=^ >=
at)
6co =
-o .E
zo
--
v(E
;
g
:4,'E !,
"EE H
-PE
$ ggE gFF dEE !.s.e
E =
F-;
-3
4F
ftEE
Ee.a E--e -e
$ $FF gEE -
-(!(|t
=(5(g
= (\.gqq "$==
et'F
--
€g
d€ Es =
cFg
;;
e *es a **g eas
'=-e
e
EFE g,€.E FEg.E* l:
;"
**C'F
6.qPT 'g;g
lr)
I sE ;
ED
J
:
;;;
U'
5gE FEg E f E =F E.= -6=CLE .h tlg
g
o o ct,
6l
Ets
= (! -o
-
E-gs.
=
sNO
FEE fifFFEfiEF '
g9ox
ni.gte
ct
s
Pg'g E'g'€' =** i
F
ER€ ag a =q
o o s
6C.,(f)
;;' ;'; E E EEe tttttaattttlllll
8 o
4 q-
Effi FE
.g
EZ
J
s(lt
(5 c (6
l-
-o qY =
o o lr)
(\
:++
o o GI
ctc 6= cv
Fc
FE
c(g
g'6
E€= g EFT ES €E *e Eg s€S c€ Fc $EE EE EE =i
(t) =(u ^
co
(t)
= dt
<.i
<.,
^-= r+< q-
ge Ep =sE ;g =P
ED
c
E^ EE
vP FO coF
i
c(E (U c=(5 --
= -ct o) i*i9€ -
p3* o
o_
xo
C)
E g (g
6_
6;6
sgE -s (!t f
?6=
-(! -B Ct t+O
c.,
c.)
o
CO
g
iG = .c
gE &.8
g,
c g
3
CE
(o
E=
=
(t>
o
=
(v)
N
E
o) c
E
o o
o,
c
(') at
:z
c)(eT (\tNi
lr,
o
(\
c!
6t
s
oo.(f(\l
o o (\,1
oooo oooo
o o lf)
oooo oooo (.,
ouru, :== (Et\t(!
ou, == (g(E :trX
N
c
G
o cG
(U
o F i = -o o
Eq 6 >c 6(U an
:<
G
a)
(',
6(v) (t
F (!
co
(\t
({,
(')
(., NGI
(v)
(Y,
<\l
rrt
C., oo
tf,
g
Ct)
(()
(o
--i=
G'
= co
E E
6 U' G
o o (\l
m c^ (g-c
FE€ F€Etr
s
=F oe
=g (5
E(! c G F
=(5e (E
F 6
0(l
= xo o F
o (E
.rE
-:E-
uro g= (u(u --ttal
oan
a o !
E IE c(U l(!
o o-
Ec,
at
:<
c)
dt
o o
=
o)
o^ =E
oo oo oo (" oo oo st€
rrt
Ci,
{
st
@ N
t
urut
oo 3= G(E
39 99xg c rE ttr(E a5
== (g(E
II
ato g= (9(U IE
XI
(U
II
-I
,t at, v, === Eo,E E
]o
E€ :E; EtlE <.t)<
eo € I- €
tttllll
o o (o
(o
o o \t an
at
u,
=== EGt' I-I ouro
=== --6dG50
*E€
(\t
(!
(\
E
E S* 6trtr
EEe o -o-o6 J@6 '6 --Z
-qI=
(E
EgE o ro = 6l
SEE go (U E --
=
E :' E I
3
o
co
ED
gs orv C^
(\l
(\a
(\t
6l
ssggg
c, (E
:9* EEg gEEE =€E (\l
€
EEF
tttal
ltt
:
= c(,
at)
c cl c(E E(U
o-
€:. .=(E 'F!
.EE
=7H.8'p
EE
E o, C E o J(5 -o .E
..2.
ct) (6
U)
o z.
€ es EBa ,"i
g) 'c c(! c(5 E(E J
q
(\
o (\
E IE -o
F
't= -g=
o = E.U (6 o
o
rJ)
(!
qt
co J
o
f;
E=f,a Es*
E* -"" a$
E5g E$f, 5E 9 ?? eF-P ggE yq? :< dl :< o
e 6
E)
o,5
F:tt E=
==tElx
-8
c,
(\l
(\l
E
J
="8
gHf;
€ 6
o c
A'F
Fp 6=
2C
de
c _(E_ NEF 6A Y.@
.G 6
='s E -ES+E S+a
: x=
c(!
CL
€ c 'Fs CD (E
+:5
EE>
EES
Ec =g rlE =(g
ED
E)
ae8 €E JCt
Y
-
=
Eg-
E
E (5 (L
aD
.t8
o8
EgF EgF EFF Eg
xQ2
rttl
Fp=€
Ec'€ €pE tE EeE E€EEE
'6)
c,
o
rttl
== E6 II
(\
(\l
c.i
.=
o C
F x = co
= o-
(9
F
co
(.,
(9 CL
<
c(5
C (t (g
-
--
6tq. o
*
E
O
(')
()
(')
=
E
l=
E
o o
LC
rl ;l
l-c
E
IE ldl
o o <\r
E
gG (q(1, E.F
(s
(t)
x(E E= = .t)
=
5 (5
o-
(r,
(! (g
-
=
sr
CD
(\
(v)
(\l (!
(r)
(v)
.rt oo
sf
s
o
6r
6.1
Gl
(\l
t
(!
NO
o o (Y' s o o
ooo ooo ('t@(o
r\ 6t
N
(\ (!
(\l
@
$I
|r,
N
(\t
6l
o
I
c(g=(E IC c=
==(g
o
E
FG =F
c
E
ooo ooo svs (\l
(o (!
E
g 6
vStsb
(i,
tDJZ (5 cl
fr#Eg EgE EfE
It
I
CD
G'
o o a o o
rat
ato (E(U
==
II
(6
F E (g c (g
F 6
@
x
U'
o,
(U
l-,-
E E
(5
Yqfi all=
x(! o
tt ctt (E (!
<-Y
.s!
ED a=0 5Sl 5 E 6E ich= tttalll
8 g,
=c(E
xo
o F o v, o
CL
E(D :<
I (l,
qe .EE
8-p *E F+9 F}R
co
= o^
(l,
€E
i*E BE6
FEg
gFE
FF
G
(E
ct
€b'=eEg'
9E=
€€!
€s
5Cfi
(\t
94 EE .G G (9c,
9_8o
&E€ AFF
:''
CE (g(U EE 66 -o5
o o E
g
-= -=
ou, 5Ei6 =-
F
cHP (! vl
(\,1
q)
=gfifi o
5
(\I
o) o)
c(t,
(\l
(g
(\l
c.
o
E
g 6
o-
E
CD
c^
Els
F' (!
tx
d)
(\l
o, c.
(!
= o-
J
E
= = o
(\l
@
cn .g = g q)
co
g
-€
x-o =G
co ='6 (6CL
(g
3g
o-
Eeo
E(E
s€
E
o
a
(! E o J(5 -o .E (t) cB
zo
g (u
Q9a
d-5 =5
e
c(E
h'a t(5
EP ';
E-g
aH €pP=
gss -E :t= -z:<. C
(o
E (I,
=5 bfi$
ii-u
E =
EE g'E
EgP E E S. B€
CD
c(g >\ <(l' 1v FO
tsE
EHF F$9
ig-O =€ d
FF
g
:<
a
:<
o =
.t) (t OI (t)
@
-!D
(t E co
o,
J c(l)
(U
o 3
-o (U
:< 'a(g
o tFf u.
I
(D
_o
E
a=
LAMPIRAN
A.2
KESESUAIAN LAHAN UNTUK KEGIATAN BUDIDAYA DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
1.
Kesesuaran Lahan llntukTanaman Pangan Lahan Basah Lahan yang sesuai untuk tanaman pangan lahan basah di Kabupaten Lampung Timur
dengan kesesuaian Sr relatif terbatas, yaitu tersebar di Kecamatan Batanghari, Sekaampung,
Marga Tiga, Purbolinggo, Jabung, dan Labuhan Maringgai. Lahan dengan kesesuaian Sz tersebar terutama di bagian Utara Kabupaten Lampung Timur, dan terbatas di bagian Selatan. Kawasan di Bagian Tengah relatif tidak sesuai untuk budidaya tanaman pangan lahan basah.
TabelA-2.1 Areal Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman Pangan Lahan Basah
Simbol Kesesuaian Lahan
2.
Keterangan
Sistem Lahan
Sr
> 75% lahan berpotensibaik untuk tanaman pangan lahan basah
BKN SLK SBG KHY
Sz
50 - 75% lahan bepotensi baik untuk tanaman pangan lahan basah
MBI BGI
KNJ > 75% lahan lidak bepotensiuntuk tanaman pangan lahan basah
3.
SAR GSM SMD BTK BLI
KLR KJP BKU
BMS PTG BLW MDW
Sumber: HasilAnalisis
LAMPIRAN
_ RTRW KABUPATEN LAMPUNGTIMUR
Nen
Sepah
L-AUTJAWA /) ov
IGBUPATEN
LAMPUNGTENGAI{
P'Srr.@a
KOTA METRO
I(ABUPATEN
IIiIPUNG SEIAT
N
t
,x
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR GailSar
Al
(EIEMIIGAI{:
lr'orl ilr
:l F=
ls
lBxr]
J L1rpRopr{Sl
l6Ml
nil
TO-l
BUKorAK qrPArEr{ au(or xEctrlArAr{
F-----€
oAt{AU
F< :l
Rl
JA*{TGGAR
suNcl KESESUMNSI
RABAl.m
lBMsl
BI,KTMI'SAI{G
sfG^laln
l-ffiil
zuKTISGGI
rmt
PUTNNG
lBrwl
MNJARI.^WAS
l-KNtl
KUMNJI
fsBc]
SEBII{GAIJ
t{.^F[,
|mfr
ITEM).AWA
BEMXI,LU
|-sml
SOLOK
l3[{D',I
8 t(titAl{ Gtfiu{Gsflrci|G $tG lilED llc
Brrd
SAR|SGroircl(Ol(
I
[Bm
lml ITKUI
8E.JN
tffil
|(AHAY
l{
PETA KESESUAIAN LATIAN UNTUK PERTAN IA|\I IAI-IAI.I BASAI-I KABUPATEN LAI,IPUNG TIMUR
w'H
2.
Kesesuaian Lahan UntukTanaman Pangan Lahan Kering Lahan yang sesuai untuk tanaman pangan lahan kering sebagian besar tersebar di
bagian Utara Kabupaten Lampung Timur dan terbatas di bagian Selatannya. Kawasan di bagian Tengah umumnya tidak sesuai untuk kegiatan budidaya tanaman lahan kering.
Tabel A-2.2 Areal Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman Pangan Lahan Kering
Simbol Kesesuaian
Ketenangan
Lahan
Sr
> 75% lahan beFotensi baik untuk tanaman pangan lahan kering
Sistem Lahan
BKN BKU SLK BGI
KNJ SBG KHY 2.
Sz
3.
- 75oi lahan berpotensi baik untuk tanaman pangan lahan kedng 50
MBI BTK
> 75% lahan tidak bepotensi untuk tanaman
SAR
pangan lahan kering
GSM SMD BLI
KLR KJP BMS PTG
BLW MDW
Sumber: Hasil Analisis
LAMPIRAN
_ RTRW
KABUPATEN LAMPUNGTTMUR
,Isafu/dt
L-AUTJAWA r) KABUPATEN
e
I.AMPUNG TENGA}I
P.&gM
KOTA METRO
\-
IGBUPATEN ! IIMPUNG SEIATAN
!
I i-- \.
RENCANA TATA RUANG WIIAYAH KABUPATEN I.AMPUNG TIMUR I(EIER^I{GAII:
tr':!
B TAstcr&P rE{
JALI{IEGAM
:
l-l-fl TO]
E--+:
JAunlqflp
lEr{
mrl
iluAR BAm
tsARl
SJiIGAIAIJR
l-flIl
ITI,GII
MKilUil
rFre]
RJTTING
l-dsM-l
G[l(|llcSAllOf{G
lE-Lwl
8AI{JAR IAWAS
13ffi;l
st t{GAnGoAl{G
fKNtl
KUR,AruI
fsBGl
sE&tNG
rEr{
8^RAEGTONGKOI(
tst (orAKEcrn
fBrKl
TAtrl
fBu
8Em
U
F
sui{otl
:
KEsESUMI{SI
%27
xEsEsrrArANS2
AJK'TllUSAtlG B{'KTTIIGGI
Btxor^r
lBt'{sl
I
tffil
lB:ml
tffil
PETA KESESUAIAN LAHAN UNTUK PERTAI.I
IN
I.AFIAN KER]NG
IGBUPATEN LAI,|PUNG TIMUR
t
*,tH
IqflAYAN
XI.ARU
lmq
MENDAWA
8€NGruLU
fstxl
sotoK
PElrERli[Atl l(^Elp TEN U,tPUflG BCDAT{
nnn
PEREilC$IMI{ PEIIEAIIGUN^|{ IUERAII
3.
Kesesuaian Lahan UntukTanaman Tahunan Hampir seluruh wilayah
di Kabupaten Lampung Timur memiliki kesesuaian untuk
kegiatan budidaya tanaman tahunan/perkebunan. Secara lebih rinci, kesesuaian untuk setiap jenis komodititertera pada Tabel A-2.3.
TabelA-2.3 Areal Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman Tahunan
No.
Simbol Kesesuaian Lanan
Keterangan
Sistem Lahan
KARET
1.
Sr
> 75% lahan bepotensibaik untuk tanaman
tahunan
2.
Sz
3.
50 - 75% lahan bepotensi baik untuk tanaman tahunan
MBI,BTK, BKU, BKN, SMD, SLK, KNJ, SBG, KHY SAR, BGI
> 75% lahan lidak berpotensi untuk tanaman tahunan
BLI, KLR, KJP, BMS, BLW, PTG, SBG, MDW
> 75% lahan berpotensibaik untuk tanaman tahunan
MBI, BTK, BKU, BKN, SMD, SLK,
KELAPA SAWIT
1.
Sr
PTG, KNJ, SBG, KHY 2.
Sz
50 - 75% lahan berpotensi baik untuk tanaman tahunan
3.
N
> 750/olahantidak berpotensi untuk tanaman tahunan
LAMPIRAN
_ RTRW KABUPATEN
LAMPUNGTIMUR
SAR, GSM
BLI, KLR KJP, BMS, BLW, BGI, SBG, MDW
a
Simbol Kesesuaian Lahan
No.
Sistem Lahan
Keterangan
KELAPA Sr
1.
> 75% lahan berpotensibaik untuk tanaman tahunan
MBI, BTK, BKU, SMD, SLK, BGI, PTG, KNJ, SBG
2.
Sz
- 75% lahan berpotensi baik untuk tanaman tahunan 50
> 75% lahan tidak berpotensi untuk tanaman
3.
tahunan
GSM, KHY, SAR BLI, KLR, KJP, BMS, BLW, BKN,
MDW
KOPI Sr
1.
> 7506 lahan berpotensi baik untuk tianaman tahunan
MBI, BTK, BKU, SMD, SLK, BGI, PTG, KNJ, SBG
2.
Sz
50
-
7506 lahan berpotensi baik untuk tanaman
GSM, SAR
tahunan > 75% lahan lidak berpotensi untuk
tahunan
tanaman
BLl, KLR KJP, BMS, BLW, BKN, MDW KHY
KAKAO t.
Sr
> 75% lahan berpotensibaik untuk tanaman tahunan
2.
Se
50
-
75% lahan bepotensi baik untuk tanaman
MBI, BTK, BKU, SMD, BGI, KNJ GSM, SAR
tahunan > 75% lahan tidak berpotensi untuk tanaman
3.
tahunan
BLI, PTG, KLR, KJP, BMS, BLW, BKN, SLK, SBG, KHY
LAMPIRAN
_ RTRW
KABUPATEN LAMPUNGTIMUR
o
Simbol Kesesuaian Lahan
Keterangan
Sistem Lahan
CENGKEH Sr
1.
> 75% lahan berpotensi baik untuk tanaman tahunan
MBI, BTK, BKU, SMD,
BGI 2.
Se
50
-
75% lahan berpotensi baik untuk tanaman
.
GSM, SAR
tahunan ?
> 7506lahan tidak berpotensi untuk tanaman tahunan
BLI, KLR KJP, MBS, BLW, BKN, SLK,
KHY, KNJ, SBG, PTG, MDW
LADA Sr
1.
2.
Sz
> 75% lahan berpotensi baik untuk tanaman
MBI, BTK,
tahunan
BKU, BGI
- 75% lahan berpotensi baik untuk tanarnan tahunan
GSM, SAR
50
> 75% lahan tidak bepotensi untuk tanaman
3.
BLI, KLR KJP, BMS, BLW, SLK, BKN,
tahunan
KNJ, KHY, SBG, MDW PTG
TEBU 1.
Sr
> 750[ lahan berpotensi baik untuk tanaman tahunan
2.
Sz
50
-
750/6
lahan berpotensi baik untuk tanarnan
MBI, BTK, BKU, SMD, SLK, BGI, KNJ, KHY GSM, SAR
tahunan 3.
> 750,6 lahan lidak berpotensi untuk tanaman tahunan
BLI, KLR KJP, BMS, BLW,BKN,
SBG, PTG, MDW
LAMPIRAN
- RTRW KABUPATEN LAMPUNG
TIMUR
to
Simbol Kesesuaian Lahan
No.
Keterangan
Sistem Lahan
> 75o/o lahan berpotensi baik untuk tanaman
BGI
TEMBAKAU
/t-
Sr
tahunan 2.
Sz
50 -75o/o lahan berpotensi baik untuk
BTK, MBI
tanaman tahunan > 75o/o lahan tidak berpotensi untuk tanaman
3.
tahunan
BLI, KLR,
KJP, BMS, BLW, SAR, GSM, BKN, BKU, SLK, KNJ, KHY, PTG
KAPAS Sr
t-
> 75o/o lahan berpotensi baik untuk tanaman
BGI
tahunan 2.
Sz
50 -75o/o lahan berpotensi baik untuk tanaman tahunan
> 75o/o lahan tidak berpotensi untuk tanaman tahunan
3.
BTK
BLI. KLR, KJP, BMS, BLW, SMD, MBI, SAR, GSM, BKN,
SLK, KNJ, SBG, KHY NENAS St
1.
> 75o/o lahan berpotensi baik untuk tanaman
BGI, KHY,
tahunan
BKU, MBI, SMD,
2.
Sz
N
50 -75o/o lahan berpotensi baik untuk tanaman tahunan
SAR, GSM
> 75o/o lahan tidak berpotensi untuk tanaman
BLI, KLR,
tahunan
KJP, BLW, BTG, BKN, BMS, SLK, KNJ, SBG, PTG
Sumber: HasilAnalisis
LAMPTRAN
_ RTRW
KABUPATEN LAMPUNGTIMUR
tluft
S.pt dh
I-AUTJAWA I(ABUPATEN
ryv
LAMPUNG TENGAH
17
PScc@d
KOTA METRO
I(ABUPATEN TAAIPUNG SEIATAI{
!
I i-- \\}
RENCANA TATA RUANG WII.AYAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR IGIERAI{GAI{:
mrl
ruARAEAM
lEMsl
8tfl$T
l-sARl
SI'T{GAIALW
fBcr
B{IfiTSIOGI
B
JA.ANpRoptNSl
lTaorl IESM
JALANt<eBw TEII
lsMpl
SUNGAI ITEDAI{G
l-tril
KUflAruI
BUKoTAIGBIP^IEr{
l-BrKl
&IRABGTotCKq(
tTBcl
S€&INGAIJ
fBu
8Em
fKrrYl
tGlt
IGART'
hp:q
MEIIDAWA
B$GrutU
fsFl
sot 0t(
JA;.111111EGARA
:: Tl-n
f6'l BUKorAKEc F.---€ F< stNGAl
uArAr{
DAflAU
: 77'
XESESU11qNS1
KESESUAIANS
I
tml
IE-KUl
toMl{
GUt{ll,GS$rciG
I
lfl,sl$lc
fprc]
PUTTNG
lE
BAI.IJAR I.AWAS
w-l
YAll
PETA KESESUAIAN
tTIlAN UNruK
TAt'lArIAN TAHUMN (KEI-APA SAWT) IGBUPATEN I,AIIPUNG TIMUR
MwE p!,it
TAUTJAWA KABUPATEN
ryw
LAMPUNG TENGA}I
/-1
P.s.gc@
.lL
KOTA METRO
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
!J
--_ E
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Gambar A.5 XETEMI{Q{I{:
f:: F:l F F=
flfn |-fi
F----:
R : n
BATAsIqBLpATEN
JAfi,tNEcARA
mIl _@ BKNI
MUARASAUN
tBN{s I
BUKIT MUSAI{G
AUR
SI'T{GAI
tBcil
BUKTIINGGI
I
8AKNAil
fPrc"l
PUTNNG
JA[Ar{PRoPrHsl
IESMI
GU{UtlGS$rcilG
tEr\4,l
8AI{JARI.AWAS
JA.ANTGBUPATET{
[sMo|
SUI{GAI MEDAI.IG
fro.ril
KUilNJI
BrxorArwuPArEN
fBrKl l-BLil
BARASGTOTIG|(OK
fsBCl
SEEANGAU
BAJN
lKrryl
KAHiAYAI{
DANAU
lKrF-l
KI-ARU
|l'Dfr
MENOAWAI
SUNGA
tEffil
BEI{GKUIU
|-sml
soLo(
&xorAKEc.Ar/ATAt{
KEsEsuAt
PETA KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN TA|-|UNAN (KoPt)
IGBUPATEN I.AMPUNG TIMUR
Nsi
KESESUAAT{I{
PS,lERll{TA}l l(AEt
P IEll U[$P${G ilruR
B,COAtl PERENCANMN
P$l&qfl GUMN DAEMH
Muil *pnh
LAUTJAWA r) 0KABUPATEN
P.S.gwl
ryv
I.AMPUNG TENGAI.I
i L^t
'-:
\
,'' .'c
.4
t& KOTA METRO
\
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
!
I
i-".
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Gambar I€TEMI{GAN:
F=
JALA11NEGI,RA
flmil
r,tuAR BALm
ITARI
stNGAIll-uR
fEffil
B Ktt{Arl
ftr-il frel
IESMI
otnuNcsAtrlot{c
lBtw-l
: fi-n TO'l
JAx{t0BtpATEN
lsffil
suNGAtMEoAl{G
BUKoTAIqBUPATEN
fBTKI
BARABGToNGKo(
BrxorAKEc
fBLr
BELm
F-----:
oalAu
R
lffil
suNGAl
FTU]
uATAN
KESESUA|ANS,I
7V% -I
KEsEsuAtNs2 KESESUAN N
IBMsI
I
t-xNt] fsBcl
KI-ARU
tffil F'pq
BENGKULU
fs:iRl
zuKTMtsAt{c zuKTnNcGl RJTIING
A6
|
PETA KESESUAIAN LAHAN UNTUK
I
TANAIvIANTAHUNAII(IGKAO)
I
TIMUR
I
I
KABUPATEN TAMPUNG
&ANJARI-AwAs KURANJI
sEBAr{cAt KAxAYN{
s't# I,TAM
Sm${Pcb:
Z\
MENDAwAI
soLoK
gmba(m D6or: ffltor Plda.tlh{r fdIsbo
tnpuleIfM
at
:--.----t pEilERtr{TArtl$EuPATErll-AltPut{GilruR | ffi
Il$ t
^,"-"t
*^t
I
""*.r-^**..I
MwSq6h
LAUTTAWA KABUPATEN
/-)
P.'egM
I.AMPUNG TENGAH
l L
KOTA METRO
KABUPATEN
\.
L
TAMPUNG SELATAN
I
I
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Ciembar
TMBII
F= il-n TO-l E=---=
K : lru;z
lffil JATa1NESARA
tE-trl t6sfil
MUARAEAUTI
sJr{c^TALUR
Bru(tf,{
fl
cur{rJNcsArirolc
lTMpl
suNGAr
tzuKorAt<eBUP rEN
IBTKI
BARAscroNGKor(
.BUr(orAXEcArtr,{TAl{
fB--Ln
Berm
DANAU
suNGAl KEsEsuAtANsl
KESES.^IAN'2
tEFl lErul
nEoAr{c
KrrRU BEI{cKULU
tBMs
I
l-Bcil l-Prcl lBtwl
mI
TsTGI
lKrrvl
li{pE
rcrn
BUKT
A7
PETA KESESUAIAN IAHAN UNTUK
ilusAr{c
TANAMAN TAHUNAI'I (CEN GKEH)
zuKTtrNGGr
IGBUPATEN LAMPUNG TIMUR
Purnr{c BAruARuwAs kuR ilJl sEBAI{GAU ,cqH,qYAr{
rrENDAwAl
so{-or(
ls'#l
mlurARAl rl
ffirJ I
p
aloruezur'{cANuflPETBANcUN
NDAERA}I I
I,^A,UTIAWA I(ABUPATEN
<e
I-AMPUNG TENGAII
/)
0u
P.$w
,-.1_^
KOTA METRO
I(ABUPATEN l.AtrlPUNG
ORIENTASI
SEI TAI{
.t;
;
I
i
i^- \i [email protected] !dce.& 3
RENCANA TATA RUANG WI1AYAH KABUPATEN IAMPUNG TIMUR KEIERII{GAN:
Fl F= -l n-n f6]
F.---€
F< :l %-
BATlsTqB{rP rEr{
mrl
iluAR 8 [m
lsA&l
SU!GA!.AI.UR
lBMsl
anfiilusAf{G
t-ffi| Tffi]
fltfilsrccl
lTtw-l
EANJTRUW S
JALATTEGARA
ITffiI utciutl
JAur{PRoPtNsl JALAI{IqBUP rEr{
t-cEl rcm]
s{rNG ttcoAl,tc
fnril
KUR,TilJI
Eu(orArGBuP lEN
l-Brr(l
BARASGTOI{GKOK
fsBcl
sEBAilG t
B{t(or
KEcrrATAr{
DAMU
stilot KEsEsuA^Nsl KEsEsuAAnsa
l-BLrl
Glfilrtc
sAiloa{G
BETM
tffil
R'NTG
rqH Y l{
rcr]
KI,ARU
@fr
lGfio w l
Frul
8E}GKUTU
TSRI
s40(
PETA KESESUAIAT.I LA}IAN UNruK TAI,|AMAN TAHUNAN (LADA) ]GBUPATEN I.AI4PUNG TIMUR
S,H
-:\ MwWh
F*-.
&'-
KLR:-.
!
INUTJAWA
I
KAAUPATEN
KOTA METRO
oa
PS.Effi
<x
tAlriPUNG TENGAII
xI.AUTJAWA
IGBT,,PATEN
IIAIPUNG SEI.ATA'{
IJ\UT'AWA
<*
Nw.S.l-tg,,t
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN I.AMPUNG TIMUR IGIEMilG I{r
tr=
B TAsKlflP rEil
F=
J tlr{l{EcAR
: FI-n TO]
E---:*:
F
JALAilTctB{t rE}l
atxoT
rqBUPAlEr{
BtxoTAKEcAn oAMU
$ilGAl KESEsl,AtAnsl
KEsEs,lllr{sa
r
l{
mil
IIiJARAB^LM
tsARl
slrcnALUC--
IETFI
8 t(lf{tt{
l'Gsfrt
ei[|G9l|tlOG
lffil
fsr'ol fBnd
statc^tilED
f-totl
urumuw nn H,l
fsBcl
s€B lrtc t
TEiN
mm
tffil fEFl
lB@
l{G
BAR^BGTOilqOK I(ARIJ
BRGI(II.U
rffil fffit
r@ FffiI tffil
ujlgTuusANG
utgrTsGGl
]GBUPATEN LAIVIPUNG TIMUR
R'NilG
r(^flAYAtl
tf,lroAwAl
so-d(
PEIA KESESUAIAI.I LAIIAN UNTUK TAIIAMAN TAIIUMN (IEBU)
s
s,'H
,'lw *pydt
IAUTJAWA IqBUPATEN
&
UT'PUNGTENGAH
/-)
P"s.g@d
-.t
..''
KOTA METRO
4
-'..:ff".+1.
IqBUPATEN t-AlrlPullci
L
SEI TAI{
t
I i-- \i
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Giltar IGIERA}IGAfl:
tr-
BATAslq&P lEt{
J ul{l{€c
-l : : n-n f6-l
F--+-
R : 7-
R
f
JAgilpRgplig J
ultctatr
rEl{
sxorAtqBUPArEN
Btxor
lloil *j
KEcllt rAll
oAMu
slilcAt
filarslrc
lEMs-l
Bt
sARl
rrrAR^Brrm $Jr{c rAun
l-Bcr
BucTrstcct
Bxsrl
uKt{AN
lEl . RtnilG lE trl B^ilJARuw s
I
l"Sill
qil.itcs^ilorc slficAnrD l{c uR BcrolcxoK
l-KNil
KUMr{Jl
l'bnd l-Bu
Bem
ITHYI
s€uncAu rttfl Y r{
fst@l
I |TIrl lEFl
xuRU
Bs{ctolu
Tsm
@fr fffil
ffir{o
4.11
PEIA KESESUAIAI,I LAl"lA}.l UNTUK TN,|AiIAN TAI-IUNAN (IGPAS) IGBUPATEN I.AMPUNG TIMUR
wr
soroK
XESESUMI{SI KEsEsuA|Afls2
ffi ryT**1yTY \ry UADNI
Y@Wr
LAUTJAWA r) I(ABI.|PATEN
P.&1wa
I^MPUNGTENGAII
-.*
KOTA METRO
KAAUPATEN
lltuPtNGisFr4T n
I a
t -.-'i
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR t€tER^l{GAfl:
F=!
srsr
-l Fl : n-n f-6-l Fl Rl : 7Z-
Jtttt
fior
rurR 8Am
tsr'Rt
stf|GAtaln
lTffi] ut(tfi tl
J rllpRops6l
ntxot
mrl tffil l
GT|IIGSAilOG
sr{pl
$nGAiltEtuItG
t
rEr{
BAR^EGT(ltcrol(
lt
l-Brrcl
rAr{
l-Bu
t<ec
ruMU
grton lcsEstrAtAtitst
tBMsl
BUCnIA${G ATfiTilGGI
IETWI
BATUARlrWAS
SEBAIIGAT'
rffil fml l-Fl
R'TNI{G KUMTUI
SEtm
|-sBcl lKrrYl
rcn]
XltRI',
tfrbrl
il$D,NVA
lEFdl
8Ef'lO(t!-U
fsRl
soto(
I
PETA KESESUAIAN LAHAN UNTUK TAt.|LlilAt.| TAFTUNAN (NENAS) IGBUPATEN LAIilPUNG TIMUR
s'H
t(AtllYAl{
SrtrF-0rr: lcb Frinfit, l(tt
ln lffnne
lir|'
t
PgmiltAH xAnf IB{ Utftt{G nruR 8AOfl PBSICAI{AAT P$fiAilqf{AN
DAERAH
3.
Kesesuaian Lahan Unfuk Perikanan Lahan yang sesuai untuk kegiatan perikanan darat terutama adalah kawasan pantai di
Kecamatan Labuhan Maringgai dan Jabung.
TabelA-2.4 Areal Kesesuaian Lahan Potensial untuk Perikanan
Simbol Kesesuaian Lahan
Sistern Lahan
1.
50 -75o/o lahan berpotensi baik jika diusahakan untuk perikanan
2.
> 75% lahan lidak bepotensijika dusahakan untuk pedkanan
KJP
MBt, SAR BKN, GSM, SMD, BTK, BLI, KLR BKU, BMS, SLK, BGI, PTG, BLW, KNJ, SBG, KHY, MDW
Sumber: HasilAnalisis
LAMPTRAN
_ RTRW KABUPATEN LAMPUNGTIMUR
r
1L
3.
Kesesuaian Lahan Unfuk Perikanan Lahan yang sesuai untuk kegiatan pedkanan darat terutama adalah kawasan pantai di
Kecamatan Labuhan Maringgai dan Jabung.
TabelA-2.4 Areal Kesesuaian Lahan Potensial untuk Pedkanan
Simbd Kesesuaian
Sistem Lahan
Lahan 50 - 75oi lahan berpotensi baik jika diusahakan untuk pedkanan
1.
N
> 75% lahan lidak berpotensijika dusahakan untuk pedkanan
KJP
MBI, SAR BKN, GSM, SMD, BTK, BLI, KLR BKU, BMS, SLK, BGI, PTG, BLW, KNJ, SBG, KHY, MDW
Sumber: HasilAnalisis
LAMPIRAN
_ RTRW KABUPATEN
LAMPUNGTIMUR
22
Nwbtdt
IAUTJAWA I(ABUPATEN I.ATITPUNG
<4
TENGN{
t-
,
.4 0u
P.Sam
^,
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN I.AMPUNG TIMUR IGIEMNGAI{:
F"
B TTsKABw TB{
F::l _q usrccArrAr r JAUS{1EGRA
JArrilPRoP$sl :F= J t l{t
l-rarl iltAR EArm rMn] slirc rarn
tffil
EAKI'{Ail
l-csMl
GUNI
rcm;l
$t|Q{rftD
lBMsl
fffil
|Ticl
ur(nma R'NilG
tffil rtrtl
l-Bn
BARAEGTOTIGI(O(
fsBc'l
SEBANGAT,
IEil-I
8em
ItrrY-l
KAlt YtJrl
t(uRu
ll'o:fr f-s'xl
Ittr{t}AwA
rcn
tEml
BEI{GfiTI-U
PETA KESESUAIAI{ I.AFIAN UNruK
PER|lGI,lAtl
BUOTil{OGI
l{G
t{GSA[orG
ilG
SAliu
IGBUPATEN LAMPUNG TIMUR
Rt w s
toRAl{Jl
*'oH
so.q(
KEs€$rA^flsl
-l 7V-
tcsEsrrltlnsa PETERNTA}I I(I8.PATEN
UIfI''GTIruR
4.
Kesesuaian Lahan Untuk Peternakan Pada dasamya kegiatan petemakan mengikuti kegiatan budidaya pertanian lahan
kering. Berdasarkan analisis kesesuaian lahan untuk kegiatan penggembalaan bagi keperluan petemakan, hampir seluruh wilayah Kabupaten Lampung Timur. dapat digunakan untuk kegiatan budidaya petemakan. TabelA-2.4 Areal Kesesuaian Lahan Potensial untuk Petemakan
No.
Simbol Kesesuaian Lahan
't.
Sr
Keterangan
> 75% lahan bepotensi baik untuk penggembalaan (peternakan)
Sistem Lahan
MBI, GSM,
SMq
BTK,
BKU, BGI, KNJ, SBG 2.
Se
- 75% lahan bepotensi baik untuk penggembalaan (petemakan) 50
> 75% lahan lidak bepotensi untuk penggembalaan (petemakan)
3.
SAR
BKN, BLI, KLR KJP, TTG, BMS, SLK, PTG, KHY, DKP, MDW
Sumber: Hasilfuralisis
LAMPIRAN
- RTRW KABUPATEN
LAMPUNGTIMUR
24
sf !
,-r'-6'_. I..AUTIAUTA
I
I(ABUPATEN
ll{ltlPUNG TENC'AH
t
oo
P.e'dd
a
t'-. t')
xp I.AUT.IAWA
I(ABUPATEN
IAMR'NGSEIITAI{
I,AUT'AWA
&
RENCANA TATA RUANG WILAYAH IGBUPATEN LAMPUNG TIMUR KEIERAIIGAI{:
F-
B
T6t11ap
rEN
l1"rgrl
nAR Etlm
ls
s$G trun
Rl
J SI{NEGAR
:: |-I-n
IBKNI
BAnfiAtl
JALI{PRoPtt{c
lcsMl
GI$iIGSAil(lG sr,lGAttE) l{G
F--;i-
o
t-O-l
F< Fl W
J rlilK^Bt,p rEN
tatxor tq8tP
lEN
Tsrpl I BrKl
BARABGTOIIGKOI(
lBMsl
fffil
rftt IELTI
tffil t-sBcl fffil
U'|(rINISATG
&r0rrnacl PUTIII'G
KURAIiIJI
sE&tNGAt,,
tffl
8gfil
ITEF]
I(URU
@f,
MSD,AWAI
$Jtlocl
tEFl
B$|Gru1U
l-$x-l
s0(x(
XESEs(AnflSt
GsEst Alll{sa
IGBUPATEN LAlvlPUNG TIMUR
E rJARtlW S
l{Au
Btt(orAlcclnrm
PETA KESESUAIAI.I I.AHAN UNTUK PETERNA,IGN (PENGGEMBALAAN)
I(Al{AY^t{
w'H
LAMPIRAN B STANDAR KEBUTUHAN FASILITAS PERKOTAAN
LAMPIRAN
B
-:
STANDAR KEBUTUHAN FASILITAS PERKOTAAN DITJEN CIPTA KARYA
Standar Kebutuhan Air Bersih Di Perkotaan :
r . . o
Kegiatan domestik
150 liter per orang per hari.
Hidran umum
40 liter per orang per hari.
Kegiatan komersial/industri
20
Pelayanan sosial
10% dari kebutuhan domestik
o/o
dari kebutuhan domestik
Standar Kebutuhan Fasilihs Pendidikan :
1.
TK
jumlah penduduk pendukung minimum 1.000 orang dengan luas
SD
jumlah penduduk pendukung minimum 1.600 orang dengan luas
lahan 1.200
2.
m2.
lahan 3.600 m2.
3.
jumlah penduduk pendukung minimum 4.800 orang dengan luas
SLTP
lahan 2.700 m2.
4.
jumlah penduduk pendukung minimum 4.800 orang dengan luas
SLTA
lahan 2.700 m2.
Standar Kebutuhan Fasilitas Kesehahn :
.
1.
Rumah
Sakit
:
jumlah penduduk pendukung minimum 240.000 orang dengan luas lahan 86.400
2.
Puskesmas dan
BP :
m2.
jumlah penduduk pendukung minimum 120.000 orang dengan luas lahan 2.40O m2.
3. BKIAdanRSB :
jumlah penduduk pendukung minimum 10.000 orang dengan luas lahan 1.600
4.
BalaiPengobatan
:
m2.
jumlah penduduk pendukung minimum 3.000
orang
dengan luas lahan 300 m2.
5. Apotik
:
jumlah penduduk pendukung minimum 10.000 orang dengan luas lahan 350
LAMPIRAN
_ RTRW
KABUPATEN LAMPUNGTIMUR
m2.
26
a
a'' Standar Kebutuhan Fasilitas Perekonomian :
1. Pasar Induk : 2. Pasar :
jumlah penduduk pendukung minimum 100.000 orang
jumlah penduduk pendukung minimum 2.500 orang dengan luas lahan 1.20O m2.
3. Pertokoan :
jumlah penduduk pendukung minimum 30.000 orang dengan luas lahan 13.500 m2.
Standar Kebutuhan Fasilitas Peribadatan :
1.
Mesjid
jumlah penduduk pendukung minimum 30.000 orang dengan luas lahan 1.750 m2.
2.
Langgar
jumlah penduduk pendukung minimum 2.500 orang dengan luas lahan 300 m2.
3.
Gereja
jumlah penduduk pendukung minimum 30.000 orang dengan luas lahan 1.750 m2.
4.
Pura
jumlah penduduk pendukung minimum 30.000 orang dengan f
5.
Kuil
uas lahan 1.750
m2.
-1
jumlah penduduk pendukung minimum 30.000 orang dengan luas lahan 1.750 m2.
LAMPIRAN
_ RTRW
KABUPATEN LAMPUNGTTMUR
27