Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin
Rencana struktur ruang wilayah kabupaten merupakan kerangka tata ruang wilayah Kabupaten Banyuasin yang tersusun atas konstelasi pusat-pusat kegiatan yang berhierarki satu sama lain yang dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten terutama jaringan transportasi. Beberapa komponen kegiatan primer yang berpengaruh adalah kegiatan yang mempunyai jangkauan regional, meliputi wilayah pelayanan Kabupaten Banyuasin dan sekitarnya di Sumatera Bagian Selatan, nasional, maupun internasional. Termasuk dalam kegiatan primer antara lain pemerintahan, kawasan industri, perdagangan dan jasa, transportasi, dan kegiatan-kegiatan lainnya yang bersifat melayani wilayah regional. Untuk mencapai kondisi ideal tersebut, maka arahan struktur ruang wilayah Kabupaten Banyuasin hingga akhir 2031 dibentuk oleh kegiatan primer, pusat-pusat pelayanan, dan jaringan transportasi. Dalam mewujudkan struktur ruang wilayah Kabupaten Banyuasin secara menyeluruh maka Rencana Struktur ruang wilayah kabupaten harus memiliki fungsi: 1. Sebagai arahan pembentuk sistem pusat kegiatan wilayah kabupaten yang memberikan layanan bagi kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan di sekitarnya yang berada dalam wilayah kabupaten; dan 2. Sistem perletakan jaringan prasarana wilayah yang menunjang keterkaitannya serta memberikan layanan bagi fungsi kegiatan yang ada dalam wilayah kabupaten, terutama pada pusat-pusat kegiatan/perkotaan yang ada. Maka wujud dari Rencana struktur ruang Kabupaten Banyuasin meliputi: Rencana Sistem Pusat Kegiatan / Pelayanan; 1. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Transportasi; 2. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Energi; 3. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Telekomunikasi; 4. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air; 5. Rencana Sistem Prasarana Lingkungan; dan 6. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Lainnya.
III -1
RENCANA STRUKTUR RUANG
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin 3.1 RENCANA SISTEM PERKOTAAN Secara hierarki sistem perkotaan di Kabupaten Banyuasin, disesuaikan dengan arahan RTRWN dan RTRW Provinsi Sumatera Selatan, yang menetapkan wilayah Sungsang dipromosikan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKWp) serta wilayah Pangkalan Balai, sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Kemudian untuk pusat-pusat lainnya, seperti Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) dan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) ditentukan oleh Kabupaten. Secara umum kriteria fungsi sistem perkotaan/pusat kegiatan yang digunakan untuk lingkup wilayah Kabupaten Banyuasin, dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 3.1 Kriteria Fungsi Sistem Perkotaan di Wilayah Kabupaten Banyuasin NO
FUNGSI KOTA
KRITERIA kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN; kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang Pusat Kegiatan Wilayah yang 1. melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten; Dipromosikan (PKWp) dan/atau kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten. Diusulkan oleh pemerintah pusat atau provinsi Berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan;dan/atau 2. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan Diusulkan oleh pemerintah kabupaten Kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa pusat kegiatan yang dipromosikan untuk di kemudian Pusat Pelayanan Kawasan 3. hari ditetapkan sebagai PKL, dengan notasi PKLp atau (PPK) PKL promosi pusat kegiatan yang dapat ditetapkan menjadi PKLp hanya pusat pelayanan kawasan (PPK) Pusat Pelayanan Lingkungan Pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani 4. (PPL) kegiatan skala antar desa Sumber: PP No 26 Tahun 2008 tentang RTRWN & Permen PU No 16 Tahun 2009
Dengan mempertimbangkan hasil identifikasi simpul-simpul perkotaan serta berdasarkan pertimbangan kriteria di atas tersebut, maka sistem pusat kegiatan di Kabupaten Banyuasin dapat dirumuskan sebagai berikut: III -2
RENCANA STRUKTUR RUANG
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin 1. Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp) PKWp
yang
terdapat
di
Kabupaten
Banyuasin
merupakan
perubahan
dari
perkembangan pembangunan pelabuhan Tanjung Api-Api, dalam hal ini pertumbuhan yang diharapkan lebih cepat untuk menunjang akses transportasi nasional, adapun Sungsang sesuai arahan RTRWP Sumatera Selatan ditetapkan sebagai PKWp merupakan permukiman desa sehingga diarahkan untuk menjadi pusat jasa, perdagangan, industri dan pariwisata. 2. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) Pusat Kegiatan Lokal merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan. PKL yang diarahkan dalam RTRWP Sumatera Selatan di Kabupaten Banyuasin berada di Kota Pangkalan Balai. 3. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa. Adapun Pusat Pelayanan Kawasan di Kabupaten Banyuasin berada di Betung, Mariana, Sukajadi, Telang Jaya, Sungai Pinang dan Makarti Jaya. 4. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) merupakan pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa. Desa yang ditetapkan sebagai pusat permukiman yang mempunyai prasarana dan sarana yang lebih lengkap dibandingkan dengan desa-desa yang ada disekitarnya, mempunyai potensi untuk tumbuh dengan investasi kecil, dapat berfungsi sebagai tempat penyedia pelayanan pada desa-desa disekitarnya dan berfungsi sebagai pusat perantara antar kota dengan desa-desa disekitarnya. Adapun Pusat Pelayanan Lingkungan di Kabupaten Banyuasin berada di Tebing Abang, Tanjung Lago, Teluk Betung, Sumber Makmur, Tirta Harja, Sidomulyo, Salek Mukti, Lubuk Lancang, Sembawa, Sumber Marga Telang dan Air Kumbang. Rencana pengembangan sistem hirarki pusat-pusat pelayanan ini mengacu pada konsep pengembangan struktur ruang wilayah Kabupaten Bayuasin yang kedua, yakni ibukota kabupaten tetap masih menjadi pusat kegiatan utama atau pusat pelayanan utama untuk dapat melayani atau menjadi media internal ke seluruh wilayah pelayanannya di Kabupaten Banyuasin. Sedangkan wilayah-wilayah kecamatan yang termasuk ke dalam pusat-pusat pertumbuhan/pembentuk sistem perkotaan adalah termasuk ke dalam sistem hirarki kedua dalam skala pelayanan kegiatan lokal di wilayah dan kecamatan yang III -3
RENCANA STRUKTUR RUANG
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin termasuk ke dalam pusat-pusat pertumbuhan/pembentuk sistem perdesaan adalah termasuk ke dalam sistem hirarki ketiga dalam skala pelayanan kegiatan lokal di wilayah Kabupaten Banyuasin. Berdasarkan
beberapa
pertimbangan
tersebut
di
atas,
maka
rencana
pengembangan pusat-pusat pelayanan di wilayah Kabupaten Banyuasin dijelaskan dalam Tabel 3.2 dan Gambar 3.1 berikut : Tabel 3.2 Rencana Pengembangan Pusat Kegiatan dan Fungsinya di Kabupaten Banyuasin PKWp Sungsang Fungsi yang diemban: - Pemerintahan Tingkat Kecamatan - Perdagangan dan jasa skala regional/lokal - Pengembangan perikanan dan kelautan - Pengembangan transportasi nasional/regional - Pengembangan permukiman dan pelayanan umum - Wisata budaya - Pusat industri
PKL PPK Pangkalan Balai Penetapan PPK: Fungsi yang diemban: 1. Betung (Kec. - Pusat Pemerintahan Tingkat Betung) Kabupaten Fungsi: - Pusat Pendidikan Pusat Perdagangan & Jasa - Pusat Permukiman Perkotaan Pusat pemerintahan Kecamatan Pusat Permukiman Perkotaan skala kecamatan 2. Mariana (kec. Banyuasin I)
Fungsi:
Pusat pemerintahan Pusat Industri Pusat Permukiman Perkotaan
3. Sukajadi (Kec. Talang Kelapa)
Fungsi:
Pusat pemerintahan Kecamatan Pusat Perdagangan&Jasa Pusat Permukiman Perkotaan Peternakan Unggas Budidaya air tawar
PPL Penetapan PPL: Tebing Abang (Kec. Rantau Bayur) Fungsi: Pusat Perdagangan & Jasa Perikanan budidaya air tawar Perkebunan Pelabuhan Khusus Pusat permukiman perdesaan Tanjung Lago (Kec.Tanjung Lago) Fungsi: Perkebunan Pertanian Pangan Kehutanan Pusat permukiman perdesaan Pelabuhan Khusus Perikanan budidaya air tawar Teluk Betung (Kec. Pulau Rimau) Fungsi: Pertanian pangan Pertanian Holtikultura Pusat permukiman perdesaan Pusat Perdagangan
III -4
RENCANA STRUKTUR RUANG
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin
PKWp
PKL
PPK 4. Telang Jaya (Kec. Muara Telang)
PPL
Fungsi:
Sumber Makmur (Kec. Muara Padang) Fungsi: Pertanian pangan Pusat permukiman perdesaan Perdagangan Jasa Perkebunan
Fungsi:
Tirto Harjo (Kec. Muara Sugihan) Fungsi: Pertanian pangn Pusat permukiman perdesaan Perikanan Tambak Konservasi Mangroove
Pusat pemerintahan Kecamatan Pusat Perdagangan & Jasa skala kecamatan Pusat Pertanian Lahan Basah Pusat Permukiman Perkotaan 5. Sungai Pinang (Kec. Rambutan) Pusat pemerintahan Kecamatan Pusat Pertanian Lahan lebak Pusat Permukiman Perkotaan Peternakan Unggas Perkebunan Perdagangan dan jasa 6. Makarti Jaya (Kec.Makarti Jaya)
Fungsi:
Pusat pemerintahan Kecamatan Pusat Pertanian pasang surut Pusat Permukiman Perkotaan skala kecamatan Perikanan tambak
Salek Mukti (Kec. Air Salek) Fungsi: Pertanian pangan Perikanan Tambak Pusat permukiman perdesaan Perkebunan Sidomulyo (Kec. Tungkal Ilir) Fungsi : Pusat permukiman perdesaan Perkebunan Perdagangan dan Jasa Pemerintahan kecamatan Lubuk Lancang (Kec. Suak Tapeh) Fungsi : Pusat permukiman Perkebunan Perdagangan dan Jasa Pemerintahan kecamatan
III -5
RENCANA STRUKTUR RUANG
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin
PKWp
PKL
PPK
PPL Sembawa (Kec. Sembawa) Fungsi : Pusat permukiman perdesaan Perkebunan Perdagangan dan Jasa Pemerintahan kecamatan Pusat IPTEK Sumber Marga Telang Fungsi : Perkebunan Pertanian Pangan Pusat permukiman perdesaan Pelabuhan Khusus Perikanan budidaya air tawar Pendukung industri Tanjung Api-Api Air Kumbang Fungsi : Pusat permukiman perdesaan Perdagangan Jasa Perkebunan
Sumber : Hasil Analisis
3.2 Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Transportasi Kondisi yang ada di Kabupaten Banyuasin, sistem jaringan transportasi yang berkembang terdiri dari jaringan transportasi darat serta transportasi air. Pada bagian utara dan timur Kabupaten Banyuasin, masih didominasi oleh penggunaan jaringan transportasi air baik melalui sungai maupun laut, mengingat di wilayah tersebut merupakan daerah perairan, sedangkan Di Bagian Selatan Kabupaten Banyuasin, perkembangan sistem tranportasi darat yang menghubungkan antar wilayah sangat dipengaruhi oleh posisi dan hirarki kotanya dan memiliki pola keterhubungan dengan kota Palembang. Dari kondisi tersebut, maka rencana pengembangan sistem jaringan transportasi Kabupaten Banyuasin dimaksudkan untuk meningkatkan keterkaitan kebutuhan dan peningkatan
transportasi
antar
wilayah
dan
antar
kawasan
permukiman
yang
dikembangkan dalam ruang wilayah Kabupaten, serta keterkaitannya dengan sistem jaringan transportasi di wilayah sekitarnya yang saling terintegrasi antara transportasi III -6
RENCANA STRUKTUR RUANG
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin darat dan air. Selain itu, pengembangannya juga untuk mewujudkan keselarasan dan keterpaduan antar pusat permukiman dengan sektor kegiatan ekonomi daerah. 3.2.1 Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Transportasi Darat Sistem jaringan jalan merupakan aspek penting dalam membentuk struktur ruang wilayah. Peran jaringan jalan sebagai penghubung antar komponen kegiatan antar wilayah kecamatan dan komponen kegiatan antar kabupaten, selain itu jaringan jalan akan sangat mempengaruhi bentuk struktur tata ruang kabupaten, atau sebaliknya pengembangan jaringan jalan disesuaikan dengan struktur tata ruang kabupaten yang direncanakan. Permasalahan utama sistem jaringan jalan adalah keterbatasan daya jangkau jaringan jalan untuk menghubungkan setiap kecamatan sehingga pergerakan internal maupun eksternal relatif kurang memadai. Kualitas jaringan jalan yang tidak memadai menjadikan sistem pergerakan internal maupun eksternal wilayah menjadi terhambat. Untuk meningkatkan efisiensi pergerakan, Rencana pengembangan sistem jaringan jalan, dilakukan melalui peningkatan fungsi jaringan jalan dan pembangunan jaringan jalan baru sesuai dengan kebutuhan pengembangan untuk menunjang perwujudan struktur ruang. Peningkatan fungsi jaringan jalan dapat dilakukan melalui kegiatan peningkatan fungsi, status, maupun kelas jalan, serta kegiatan rehabilitasi atau pemeliharaan jalan. Sedangkan pembangunan jaringan jalan dilakukan pada ruas-ruas jalan yang belum terhubung, untuk mendukung pengembangan pusat-pusat kegiatan dalam sistem perkotaan di Kabupaten Banyuasin untuk mewujudkan struktur ruang wilayah kabupaten yang optimal. 3.2.1.1 Sistem Jaringan Lalu lintas dan Angkutan Jalan 1. Jaringan Jalan Dilihat dari fungsinya, jaringan jalan di Kabupaten Banyuasin terdiri dari jaringan arteri primer, kolektor primer, dan lokal primer. Untuk mengantisipasi perkembangan mendatang, rencana pengembangan sistem jaringan jalan di Kabupaten Banyuasin sebagai berikut : a. Jaringan jalan arteri primer Jaringan jalan arteri primer diarahkan untuk melayani pergerakan antar kota antar provinsi. Kabupaten Banyuasin memiliki jaringan jalan yang cukup panjang dengan dilintasi jalan negara yaitu jaringan jalan lintas timur sumatera, di dalam RTRWN rencana pengembangan jaringan jalan di wilayah Kabupaten Banyuasin meliputi pembangunan dan III -7
RENCANA STRUKTUR RUANG
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin pengembangan jalan. Rencana pengembangan sistem arteri primer sesuai arahan RTRWN (Kepmen 630 Tahun 2009) direncanakan untuk ruas jalan yang menghubungkan : Sei Lilin – Betung sepanjang 43,673 Km Betung – Bts. Kota Palembang sepanjang 56,167 Km Rencana pembangunan jalan tol sesuai arahan RTRWP Sumatera Selatan direncanakan untuk ruas jalan Lingkar Barat Palembang menuju Betung melintasi sebagian Wilayah Kabupaten Banyuasin di Kecamatan Rambutan menuju Kota Betung dan ruas Lingkar Timur Luar Palembang dari Jakabaring Kecamatan Rambutan Talang Kelapa sedangkan
ke Airbatu Kecamatan
yang menghubungkan ruas Palembang – Tanjung Api-
Api/Tanjung Carat direncanakan untuk jalan tol High Grade Highway . b. Jaringan jalan Kolektor Primer Jaringan jalan kolektor primer menghubungkan antar PKW maupun antara PKW dengan PKL. Beberapa jalan kolektor akan dibangun dan dikembangkan serta ditingkatkan fungsinya untuk mendorong perkembangan wilayah, terutama untuk akses menuju rencana PKWp di Sungsang. Rencana pengembangan sistem Kolektor primer (K1) sesuai arahan RTRWN (Kepmen 630 Tahun 2009) direncanakan untuk ruas jalan yang menghubungkan : Ruas Simpang Betung – Sekayu - Lubuk Linggau; Kab. OKI – Kec. Muara Padang – Kec. Air Salek – Kec. Muara Telang – Kec. Sumber Marga Telang - Kec. Banyuasin II. Rencana pembangunan jalan tol sesuai arahan RTRWP Sumatera Selatan direncanakan untuk ruas jalan yang menghubungkan : Jalan Lingkar Luar Timur Ruas Rambutan - Banyuasin I – Talang Kelapa; Jalan Lingkar Luar Barat Ruas Kec. Rambutan – Kec. Sembawa; Dalam arahan RTRWP, Rencana pengembangan sistem kolektor primer (K1) direncanakan untuk : Ruas Palembang-Rambutan-Kayu Agung Ruas Palembang-Rambuan-Tulung Selapan Ruas Pangkalan Balai-Rantau Bayur-Kab. Muara Enim Rencana pengembangan sistem kolektor primer (K4) direncanakan untuk : Ruas Pangkalan Balai- Sekayu c. Jaringan jalan Lokal Primer III -8
RENCANA STRUKTUR RUANG
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin Rencana pengembangan sistem lokal primer direncanakan untuk ruas jalan yang menghubungkan antar wilayah (ibukota) kecamatan. Beberapa jalan lokal primer akan dibangun
dan
dikembangkan
serta
ditingkatkan
fungsinya
untuk
mendorong
perkembangan dan pemerataan di Kabupaten Banyuasin. Untuk lebih jelasnya rencana pengembangan jaringan jalan lokal primer dijabarkan pada Tabel 3.3 Tabel 3.3 Rencana Pengembangan Jaringan Jalan Kabupaten Banyuasin Tahun 2031
No
Ruas Jalan
Kota/Simpul Pusat Kegiatan yang Dihubungkan
A
Jalan Arteri Primer (Jalan Nasional)
1.
Sei Lilin - Betung (ruas 003)
2. 3.
Betung – Bts. Kota Palembang (ruas 004) Ruas Palembang-Tanjung Api-Api
B
Jalan Kolektor Primer (Jalan Nasional)
1.
Ruas Simpang Lubuk Linggau
2.
Jalan Lingkar Luar Timur Ruas Rambutan - Banyuasin I – Talang Kelapa Jalan Lingkar Luar Barat Ruas Kec. Rambutan – Kec. Sembawa Kab. OKI – Kec. Muara Padang – Kec. Air Salek – Kec. Muara Telang – Kec. Marga Air Telang - Kec. Banyuasin II Jalan Provinsi
3. 4.
C 1.
Kabupaten Musi Banyuasin – Kabupaten Banyuasin (PPK) Kabupaten Banyuasin (PPK) – Kota Palembang Kota Palembang – PKWp
Peningkatan jaringan jalan arteri primer Peningkatan jaringan jalan arteri primer Pembangunan Jaringan Jalan Tol
Mengacu pada Kepmen 630 Tahun 2009 Betung-Sekayu-
Kabupaten Banyuasin (PPK) – Kabupaten Musi Banyuasin – Kota Lubuk Linggau Antar PPK
Peningkatan Jaringan jalan kolektor primer
PPK – PPL
Pembangunan Jaringan Jalan Tol Pembangunan Jaringan Jalan Kolektor Primer (K1)
Kab. OKI – PPL – PPL- PPK – PPL - PKWp
Pembangunan Jaringan Jalan Tol
Mengacu pada RTRW Prov SumSel 2009-2029
4. C
Jalan Kabupaten
1.
Ruas Pangkalan Balai-Pulau RimauTungkal Ilir Ruas PalembangBanyuasin I – Air 2. Kumbang - Muara Padang – Muara Sugihan – Kabupaten OKI
3.
(Rencana Pengembangan)
Mengacu pada Kepmen 630 Tahun 2009
Ruas Palembang-Rambutan-Kayu Agung Ruas Palembang-Rambuan-Tulung Selapan Ruas Pangkalan Balai-Rantau Bayur-Kab. Muara Enim Ruas Pangkalan Balai-Sekayu
2.
Keterangan
Kota Palembang – Kab. Banyuasin (PPK) – Kab. OKI Kota Palembang-Kab. Banyuasin (PPK) - Kab. OKI PKL – PPL - Kab.Muara Enim PKL – PKW
Peningkatan jaringan kolektor primer Peningkatan jaringan kolektor primer Peningkatan jaringan kolektor primer Peningkatan jaringan kolektor IV
jalan jalan jalan jalan
Menghubungkan pusat-pusat kegiatan di Kabupaten Banyuasin PKL dengan PPL Kota Palembang – PPK – PPL – PPL – PPL - Kabupaten OKI
Peningkatan Jaringan jalan lokal primer Peningkatan Jaringan jalan lokal primer
III -9
RENCANA STRUKTUR RUANG
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin
Kota/Simpul Pusat Kegiatan yang Dihubungkan
No
Ruas Jalan
3.
Ruas Kab. Muba – Kec. Tungkal Ilir
4.
Ruas Kab. Muara Enim – Kec. Rantau Bayur – Kec. Betung – Kec. Banyuasin III – Kec. Sembawa – Kec. Talang Kelapa – Kec. Tanjung Lago Ruas Jalan Tanjung Lago – Muara PPL – PPK - PPL Telang – Sumber Marga Telang Ruas Jalan Makarti Jaya – Air Saleh PPK – PPL – PPL- PPK – Air Kumbang - Banyuasin I Jalan Raya Khusus untuk batu bara Ruas Kab. Muara Enim – Kec. Kab. Muara Enim – PPL – PPL Rantau Bayur – Kec. Suak Tapeh – PKL – PPL – PPK – PPL – PKWp Kec. Banyuasin III – Kec. Sembawa – Kec. Talang Kelapa - Kec. Tanjung Lago – Kec. Banyuasin II
5. 6. D. 1.
Kabupaten Musi Banyuasin dengan Kab. Banyuasin (PPL) Kab.Muara Enim – PPL – PPK – PKL – PPL – PPK – PPL
Keterangan
(Rencana Pengembangan) Peningkatan Jaringan jalan lokal primer Peningkatan Jaringan jalan lokal primer
Pembangunan Jaringan Jalan Lokal Primer Pembangunan Jaringan Jalan Lokal Primer Rencana Pembangunan (Dikelola Swasta)
Sumber : Hasil Rencana,2011
d. Jaringan jalan Khusus Berupa jaringan jalan yang dibangun dan di pelihara untuk melayani kepentingan tertentu. Berdasarkan arahan dari RTRWP Sumatera Selatan, rencana jalan khusus yang akan dikembangkan untuk peruntukan pengangkutan batubara dari tempat penambangan ke pelabuhan/terminal khusus batubara yang pengembangannya bekerjasama dengan pihak swasta. 2. Jembatan Rencana pembangunan jembatan baru ditujukan untuk membuka kawasan terisolasi
atau
untuk
meningkatkan
kemampuan
pemasaran
hasil-hasil
produksi,
peningkatan/ perkerasan kelas jalan dari tanah menjadi koral kemudian menjadi permukaan aspal, perbaikan/perawatan jalan yang rusak demi kelancaran mobilitas dan aksesbilitas pertumbuhan ekonomi makro dan mikro di wilayah Kabupaten Banyuasin. Rencana pembangunan jembatan di Kabupaten Banyuasin sampai tahun 2031 ditujukan untuk meningkatkan produktifitas lahan perkebunan, pertanian, pariwisata dan kelautan. Untuk lebih jelasnya rencana pengembangan jembatan dijabarkan pada Tabel 3.4
III -10
RENCANA STRUKTUR RUANG
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin Tabel 3.4 Rencana Pengembangan Jembatan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11 12
Ruas Jembatan Jembatan Ruas Banyuasin I – Muara Sugihan Jembatan Terusan Sebalik Jembatan Gasing Jembatan Pulau Rimau Jembatan Tungkal Ilir Jembatan Rambutan Jembatan Teluk Tenggulang Jembatan Muara Telang Jembatan Banyuasin I Jembatan Rantau Bayur Jembatan Muara Sugihan Jembatan sedang – Banyuasin III Sumber : Hasil Rencana,2011
Lokasi Banyuasin I – Muara Sugihan
Keterangan Rencana peningkatan jembatan
Tanjung Lago – Muara Telang Talang Kelapa – Tanjung Lago Tanah Kering – Pulau Rimau Desa Tri tunggal Sungai Dua Pulau Rimau Muara Telang Desa teluk Tenggiri (Banyuasin I) Desa Tebing Abang Kec. Muara Sugihan – Air Sugihan (Kab. OKI) Kec. Banyuasin III
Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana
peningkatan jembatan peningkatan jembatan peningkatan jembatan peningkatan jembatan peningkatan jembatan pembangunan jembatan pembangunan jembatan pembangunan jembatan pembangunan jembatan pembangunan jembatan
Rencana pembangunan jembatan
Secara umum gambaran Rencana Pengembangan Sistem Jaringan jalan dan jembatan di Kabupaten Banyuasin, diilustrasikan melalui Gambar 3.1 Peta Rencana Pengembangan Transportasi Darat
III -11
RENCANA STRUKTUR RUANG
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin
Gambar 3.1 Rencana Transportasi Darat RENCANA STRUKTUR RUANG
III -12
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin
3. Jaringan prasarana lalu lintas angkutan jalan (LLAJ) Selanjutnya rencana pengembangan terminal didasari dari hasil analisis dan ketetapan
dari
kebijakan
pembangunan
Kabupaten
Banyuasin.
Berdasarkan
dua
pertimbangan tersebut, maka rencana pengembangannya adalah : agar tercapai keseimbangan dan kemudahan aktivitas perhubungan dalam pengembangan wilayah di masa mendatang, maka terminal yang sudah ada yaitu terminal tipe B di wilayah Kecamatan Betung (PPK), terminal penumpang tipe B di Kawasan Tanjung Api-Api direncanakan untuk ditingkatkan menjadi tipe A sesuai dengan arahan RTRWP Sumatera Selatan serta beberapa terminal khusus agar dioptimalisasikan fungsinya. Untuk rencana pengembangan terminal lainnya, berdasarkan arahan RTRWP Sumatera Selatan direncanakan pengembangan terminal tipe B di wilayah Pangkalan Balai dan Sebalik (PKL). Berdasarkan ketetapan dari kebijakan Kabupaten Banyuasin akan dikembangkan pembangunan terminal penumpang tipe C di Kecamatan Rambutan, Teluk Betung Kecamatan Pulau Rimau (PPL) dan di Cintamanis Kecamatan Banyuasin I. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut : Tabel 3.5 Rencana Pengembangan Terminal Kabupaten Banyuasin NO
TIPE
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
A C C
1
A
2
B
3
C
4
C
LOKASI TERMINAL KETERANGAN RENCANA PENINGKATAN PELAYANAN DAN PENGEMBANGAN Kecamatan Betung (PPK) Terminal Penumpang Sungsang Terminal Penumpang Kecamatan Suak Tapeh Terminal Penumpang Tanjung Lago Terminal Khusus Batubara oleh PT. Servo Tanjung Lago Terminal Khusus Batubara oleh PT. Sinar Sekawan Abadi Tanjung Lago Terminal Khusus Batubara oleh PT. Lumbung Karang Sakti Tanjung Lago Terminal Khusus Batubara oleh PT. Cakrawala Sejahtera Sejati Muara Telang Terminal Khusus Batubara oleh PT. Sinar Musi Jaya Banyuasin I Terminal Khusus CPO Banyuasin I Terminal Khusus Aspal Banyuasin I Terminal Khusus Galangan Kapal Tanjung Api-Api Terminal Khusus Galangan Kapal RENCANA PEMBANGUNAN Tanjung Api-Api Kecamatan Terminal Utama untuk penumpang dan barang (berdasarkan Banyuasin II (PKWp) RTRW Provinsi Sumatera Selatan) Pangkalan Balai dan Terminal Pengumpan untuk penumpang dan barang Sebalik (PKL) (berdasarkan RTRW Provinsi Sumatera Selatan) Kecamatan Rambutan Terminal Lokal (Ketetapan dari kebijakan Kabupaten) (PPK) Teluk Betung Kecamatan Terminal Lokal (Ketetapan dari kebijakan Kabupaten) Pulau Rimau (PPL)
III -13
RENCANA STRUKTUR RUANG
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin
NO 6 7 8
TIPE C
LOKASI TERMINAL KETERANGAN Cintamanis Kecamatan Terminal Lokal (Ketetapan dari kebijakan Kabupaten) Banyuasin I C Talangkeramat Kecamatan Terminal Lokal (Ketetapan dari kebijakan Kabupaten) Talang Kelapa Sebalik Terminal multimoda Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Banyuasin, Hasil Rencana,2011
Persebaran Pengembangan jaringan prasarana lalu lintas angkutan jalan berupa terminal di Kabupaten Banyuasin, dapat dilihat pada Gambar 3.1 Peta Rencana Pengembangan Transportasi Darat 4. Rencana Pengembangan Pelayanan Transportasi Darat Kondisi jaringan transportasi yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan penduduk sehari-hari tidak hanya terbatas pada jaringan jalannya, tetapi juga dari sarana angkutannya. Untuk rencana pengembangan angkutan umum di Kabupaten Banyuasin didasarkan pada simpul-simpul kegiatan yang akan dilayani dan berdasarkan sistem check
point (terminal/transit) yang akan dilalui dalam jangkauan pelayanannya (radius). Untuk Jangkauan pelayanan dapat dibagi atas; angkutan antar kota; angkutan kota; dan angkutan perdesaan. Penduduk umumnya melakukan pergerakan sehar-hari dengan menggunakan angkutan pedesaan (angdes) yang dapat menjangkau area-area pedesaan, namun masih ada beberapa wilayah/kawasan perairan yang masih belum dijangkau oleh moda angkutan umum darat, seperti Kecamatan Muara Padang, Kecamatan Muara Sugihan, Kecamatan Air Salek dan Kecamatan Makarti Jaya, maka pengembangannya juga direncanakan dan diarahkan serta difokuskan untuk pengembangan transportasi air. Rencana pengembangan angkutan umum berupa penambahan moda angkutan umum yang melayani kawasan untuk trayek, berikut ini :
III -14
RENCANA STRUKTUR RUANG
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin Tabel 3.6 Rencana Pengembangan Pelayanan Transportasi Darat Kabupaten Banyuasin No.
Rute
Wilayah Pelayanannya
1.
Sukajadi – Pangkalan Balai
Angkutan antar perdesaan
2.
Serong - Sukajadi - Sungai Rengit - Talangkeramat
Angkutan antar perdesaan
3.
Pangkalan Balai – Pengumbuk
Angkutan antar perdesaan
4.
Pangkalan Balai – Tanjung Kepayang
Angkutan antar perdesaan
5.
Pangkalan Balai – Saterio - Sedang
Angkutan antar perdesaan
6.
Pangkalan Balai – Terentang
Angkutan antar perdesaan
7.
Pangkalan Balai – Sri Bandung
Angkutan antar perdesaan
8.
Pangkalan Balai – Lubuk Saung – Lebong
Angkutan antar perdesaan
9.
Terminal Betung – Tebenan – Purwosari – Talang Jaya Indah – Paldas
Angkutan antar perdesaan
10.
Terminal Betung – Sungai Lilin
Angkutan antar perdesaan
11.
Terminal Betung – Lais
Angkutan antar perdesaan
12.
Terminal Betung – Tanjung Api-Api
Angkutan antar perdesaan
Sukajadi – Pangkalan Balai – Betung
angkutan antar kota dalam kabupaten
Sukajadi – Pangkalan Balai – Pulau Rimau
angkutan antar kota dalam kabupaten
13. 14. 15.
Mariana – Plaju – Prajen
angkutan antar kota/kabupaten
16.
Cinta Manis Baru – Terminal Plaju
angkutan antar kota/kabupaten
17.
Sungai Dua – Terminal Plaju
angkutan antar kota/kabupaten
18.
Perumnas Meritai – Terminal Plaju
angkutan antar kota/kabupaten
19.
Plaju – Muara Padang
angkutan antar kota/kabupaten
20.
Jakabaring – kebonsahang
angkutan antar kota/kabupaten
21.
Kenten Laut – Pasar kuto
angkutan antar kota/kabupaten
22.
Betung - Sekayu
angkutan antar kota/kabupaten
Sumber : Disan Perhubungan, Kabupaten Banyuasin 2011
3.2.1.1
Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan
Untuk menghubungkan beberapa daerah di wilayah Kabupaten Banyuasin yang tidak dapat dilayani oleh transportasi jalan darat karena kondisi fisik dasar yang memerlukan investasi cukup besar dan belum sebanding dengan manfaat yang diperoleh. Untuk itu maka pengembangan sistem jaringan transportasi air (sungai) merupakan aspek penting dalam membentuk struktur ruang wilayah yang direncanakan. Sistem angkutan sungai di wilayah Kabupaten Banyuasin sangatlah penting dalam mendukung pergerakan manusia dan barang. Untuk itu moda angkutan sungai perlu dikembangkan dan ditingkatkan kualitasnya. Untuk angkutan sungai masih dapat dimanfaatkan beberapa III -15
RENCANA STRUKTUR RUANG
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin saluran sungai yang melintasi wilayah Kabupaten Banyuasin seperti Sungai Musi, Sungai Banyuasin dan beberapa aliran sungai yang lebih kecil ukurannya. Sarana dan prasarana sungai berupa alat angkut dan dermaga. Alat angkut diantaranya speedboat, jakung, ketek, truk air, bus air, kapal motor, tanker, tongkang, jetfoil dan lain-lain. Sedangkan prasarana sungai berupa dermaga. Panjang dermaga umumnya mengikuti pasang surut yang tegak lurus dengan aliran sungai atau jalur, sehingga sangat mengganggu pelayaran bila pasang. Jenis dermaga pada umumnya kayu, dimana kepemilikanya umumnya milik masyarakat dan beberapa ditangani oleh Dinas Perhubungan dan ASDP. Pembangunan dan pengembangan prasarana penunjang transportasi sungai, yaitu : 1.
Rencana
pengembangan
beberapa
dermaga
transhipment
point
(pelabuhan/dramaga/dock) yang akan diintegrasikan dengan sistem transportasi darat, yaitu tempat terjadinya pergantian antar moda transportasi baik dari darat ke air atau sebaliknya, serta dermaga bongkar muat barang. Rencana peningkatan pelayanan dan penambahan dermaga diantaranya: Tabel 3.7 Rencana Pengembangan Dermaga Sungai Kabupaten Banyuasin No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Dermaga Dermaga Dermaga Dermaga Dermaga Dermaga Dermaga Dermaga Dermaga Dermaga Dermaga Dermaga Dermaga Dermaga Dermaga Dermaga Dermaga Dermaga Dermaga Dermaga
Dermaga Lokasi Rencana Peningkatan Pelayanan dan Pengembangan Sungai Sungsang Sungsang Kecamatan Banyuasin II Simpang PU Kecamatan Tanjung Lago Gasing Kecamatan Talang Kelapa Pengumbuk Kecamatan Rantau Bayur Sungai Bugin Kecamatan Banyuasin II Jalur 8 Kecamatan Air Saleh Jalur 6 Kecamatan Air Saleh KTM Telang Kecamatan Muara Telang Sumber Jaya Kecamatan Sumber Marga Telang Mariana Kecamatan Banyuasin I Sumbermakmur Kecamatan Muara Padang Sidomulyo Kecamatan Muara Padang Simpang Jalur 18 Kecamatan Muara Padang daya Utama Kecamatan Muara Padang Sidorejo Kecamatan Muara Padang Saleh Jaya Kecamatan Air Salek Pasar Saleh Jaya Kecamatan Air Salek Parit 9 Kecamatan Makarti Jaya Saleh Agung Kecamatan Air Salek Srimulyo Kecamatan Air Salek
III -16
RENCANA STRUKTUR RUANG
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin
No 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 1. 2. 3. 4.
Dermaga Dermaga Srikaton Dermaga Penyeberangan Dermaga Telang Jaya (Jembatan 1) Dermaga Pasar Telang Jaya Dermaga Sumber jaya (Jembatan 1 dan 2) Jemb.1, Pasar Sumber Rejo, Sumber Betung laut D.Sumber Rejo, Sumber Betung Laut D. Unggul Sari, Sumber Betung Laut D.Betung Laut, Pulau Rimau D.Suka Mulya, Pulau Rimau D.Penuguan, Pulau Rimau D.Sri Agung, Kec.Karang agung Ilir Jemb.4, D.Karang Sari, Kec. Sungsang Jemb.5, D.Jatisari, Sungsang Jemb.1, D.Purwo Sari, Tanjung Lago Jemb.2, D.Telangsari, tanjung Lago Jemb.4, D.banyu Urip, Tanjung Lago Jemb.3, D.Mulyasari, Tanjung Lago D.Sebalik Jemb.1, D. Mukti Jaya, Muara Telang D.Balai Makmur, Mariana D.Sungai Rumput, Mariana D.Sungai Rumput, Mariana D.Lebung, Rantau Bayur Dermaga Tebing Abang, D.Pengumbuk, Rantau Bayur D.Gasing, Talang Kelapa Rencana Pembangunan Dermaga Penubuan Dermaga Cintamanis lama/Prajin Dermaga Teluk Tenggulang Dermaga Kenten Laut
Lokasi Kecamatan Air Salek Desa Upang Kecamatan Muara Telang Kecamatan Muara Telang Kecamatan Sumber Marga Telang Kecamatan Betung Kecamatan Betung Kecamatan Betung Kecamatan Pulau Rimau Kecamatan Pulau Rimau Kecamatan Pulau Rimau Kecamatan Banyuasin II Kecamatan Banyuasin II Kecamatan Banyuasin II Kecamatan Tanjung Lago Kecamatan Tanjung Lago Kecamatan Tanjung Lago Kecamatan Tanjung Lago Kecamatan Tanjung Lago Kecamatan Muara Telang Kecamatan Banyuasin I Kecamatan Banyuasin I Kecamatan Banyuasin I Kecamatan Rantau Bayur Kecamatan Rantau Bayur Kecamatan Talang Kelapa Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan
Pulau Rimau Banyuasin I Pulau Rimau Talang Kelapa
Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Banyuasin dan Hasil Rencana, 2011 2.
Rencana pengembangan moda angkutan untuk rute Makarti Jaya-Sungsang, Makarti Jaya-Kota Palembang, Tanjung Menang-Sungsang, Gasing-Muntok. Sedangkan untuk rencana penambahan moda ditujukan pada Kedukan dan terminal transit/check point di Kota Mariana untuk dapat melayani wilayah perdesaan di ketiga kecamatan tersebut di atas, yakni : Sungai Kedukan-Kota Mariana, Sungai Kedukan-Tirtoharjo via Kota Mariana dan via Salek Mukti Sungai Kedukan-Tirtoharjo via Kota Mariana dan via Muara Padang. III -17
RENCANA STRUKTUR RUANG
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin Wilayah tengah dan barat Banyuasin difokuskan di terminal Tanjung Alangalang/Sukajadi untuk dapat melayani wilayah perdesaan di Kecamatan Rantau Bayur, Banyuasin III, Betung, Talang Kelapa, Tungkal Ilir, Pulau Rimau, Tanjung Lago, Muara Telang, Sumber Marga Telang dan Kecamatan Banyuasin II. Penambahan angkutan peerintis untuk trayek Kecamatan Tungkal Ilir – Kecamatan Pulau Rimau. 3.
Pengembangan alur pelayaran sungai untuk memperlancar kegiatan ekonomi antar wilayah terutama yang belum bisa dilalui transportasi darat. Alur pelayaran sungai tersebut diataranya melalui Sungai Musi, Sungai Gasing, Sungai Banyuasin, Sungai Telang, Sungai Lalan, Sungai Kenten, Sungai Salek, Sungai Tungkal, Sungai Calik, Sungai Primer 2, Sungai Kumbang, Sungai Padang, Sungai Sebalik, Sungai Makarti, jalur 6, jalur 8, jalur 10 (Kecamatan Air Salek), jalur 6, jalur 8, jalur 10 (Kecamatan Muara Telang), jalur 19, jalur 17 (Kecamatan Tanjung Lago), jalur 18, jalur 20 (Kecamatan Muara Padang), Jalur 13, Jalur 14, jalur 16 (Kecamatan Muara Sugihan). Dengan Rute : -
Mariana – Sungsang
-
Mariana – Muara Telang
-
Mariana – Sumber Marga Telang
-
Mariana – Gasing
-
Mariana - Simpang PU
-
Mariana – Makartijaya
-
Mariana – Muara Sugihan
-
Mariana – Muara Padang
-
Mariana – Karangagung Ilir
-
Mariana – Penuguan
-
Kenten Laut – Muara Telang
-
Bunga Karang – Karangagung Ilir
Pengembangan rute untuk alur pelayaran sungai di Kabupaten Banyuasin dapat dilihat pada Gambara 3.2 Peta Rencana Sistem Transportasi Laut 3.2.2 Sistem Jaringan Kereta Api Berdasarkan RTRWP rencana pengembangan jalur kereta api yang melintasi
III -18
RENCANA STRUKTUR RUANG
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin Kabupaten Banyuasin terdiri dari : Rencana pembangunan rel untuk Rute Tanjung Enim-TAA Via Stasiun Simpang dan Gasing Rencana pembangunan rel ganda (double track) untuk rute Palembang-Betung-Batas Jambi Rencana Pembangunan Rel Via Stasiun Simpang – Banyuasin I Terdapat juga pengembangan jalur kereta api khusus Batubara, meliputi pengembangan jalur khusus angkutan barang melalui rute Muara Enim - Tanjung Api-api, dengan lokasi stasiun di Kawasan Tanjung Api-Api. Rencana jaringan kereta api di Kabupaten Banyuasin dapat dilihat pada Gambar 3.1 Peta Rencana Sistem Transportasi Darat. 3.2.3 Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Transportasi Laut Rencana pengembangan jaringan transportasi laut di Kabupaten Banyuasin diwujudkan melalui pengembangan pelabuhan serta pengembangan alur pelayaran untuk penyebrangan laut. 3.2.3.1
Tatanan Kepelabuhan
Rencana pengembangan pelabuhan berupa peningkatan pelabuhan yang sudah ada dan pembangunan pelabuhan. Rencana peningkatan pelabuhan meliputi :. Rencana pembangunan Tanjung Carat sebagai pelabuhan utama yang merupakan simpul transportasi laut nasional untuk pelabuhan internasional. Pelabuhan Tanjung Carat ini akan melayani rute pelayaran regional, nasional dan internasional, Selain mampu meningkatkan kapasitas angkutan untuk jenis kapal-kapal bertonase besar, Pelabuhan Laut Tanjung Carat sangat memungkinkan memperpendek alur jarak tempuh bagi armada laut. Rencana pelabuhan tersebut telah di tetapkan dengan keputusan Bupati no 75 Tahun 2011 sebesar 14.202 Ha. Pelabuhan laut yang telah disiapkan antara lain :Dalam Peta Rencana Lokasi Pelabuhan laut Tanjung Carat telah disiapkan beberapa pembangunan, antara lain :
pelabuhan/terminal general kargo mencapai 80 Ha,
pelabuhan laut sekitar 91 Ha,
pelabuhan penyeberangan sekitar 21 Ha, III -19
RENCANA STRUKTUR RUANG
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin
1 stock pile batubara sekitar 80 Ha,
pelabuhan peti kemas seluas 80 Ha,
pelabuhan/terminal curah cair (CPOIBBM/Migas/Pupuk/semen) di atas lahan sekitar 85 Ha. Selebihnya telah disiapkan kawasan perairan pelabuhan Tanjung Carat seluas 2000
Ha yang akan dibangun dengan sistem reklamasi Rencana peningkatan pelabuhan Pengumpul Tanjung Api-Api Rencana peningkatan pelabuhan pengumpan. Lokasi Pelabuhan tersebut yaitu :
Teluk Tenggulang;
Sungai Tungkal;
Penuguan; dan
Lebung Untuk
meningkatkan
aksesibilitas,
mendukung
kegiatan
ekonomi
dan
pengembangan kawasan serta dengan memperhatikan kebijakan struktur ruang nasional, provinsi dan kebijakan pembangunan daerah di Kabupaten Banyuasin, akan direncanakan pembangunan terminal khusus yang nantinya saling
terintegrasi dengan pelabuhan
utama. Rencana pembangunan terminal khusus tersebut yaitu : 1.
Teluk Tenggulang Kecamatan Pulau Rimau;
2.
Prajin di Kecamatan Banyuasin I;
3.
Sritiga, Teluk Payo, Tebing Abang, Kemang Bejalu, Lebung di Kecamatan Rantau Bayur;
4.
Selat Tengkorak Kecamatan Muara Sugihan; dan
5.
Penuguan Kecamatan Pulau Rimau.
3.2.3.2
Alur pelayaran
Alur pelayaran yang akan dilalui oleh kapal-kapal penumpang dan barang untuk alur pelayaran lokal antar pulau dan alur pelayaran internasional. Alur tersebut melalui Sungai Musi Sungai Tungkal, Sungai Calik menuju Selat Bangka. Alur pelayaran laut diantaranya melalui jalur Palembang - Sunda Kelapa Via selat Bangka, Palembang - Mentok dan Palembang - Kepulauan Riau. Berikut alur pelayaran di Kabupaten Banyuasin : a.
Alur pelayaran lokal antar pulau, meliputi : 1. Tanjung Api-Api – Sunda Kelapa; III -20
RENCANA STRUKTUR RUANG
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin 2. Tanjung Api-Api – Mentok; dan 3. Tanjung Api-Api – Kepulauan Riau. 4. Tanjung Api-Api – Tanjung Pandan 5. Tanjung Api-Api - Toboali b.
alur pelayaran internasional, meliputi : 1. Tanjung Carat – Malaysia 2. Tanjung Carat – India 3. Tanjung Carat - ingapore 4. Tanjung Carat – Cina 5. Tanjung Carat – Korea 6. Tanjung Carat - Jepang Secara lebih jelas rencana pengembangan sistem transportasi laut yang terdiri dari
tatanan pelabuhan yaitu pelabuhan utama, pelabuhan pengumpul, pelabuhan pengumpan dan terminal khusus serta alur pelayaran dapat dilihat pada Gambar 3.2 Peta Rencana Sistem Transportasi Laut
III -21
RENCANA STRUKTUR RUANG
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin
III -22
RENCANA STRUKTUR RUANG
Gambar 3.2 Rencana Sistem Transportasi Laut
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin
3.3 Rencana Sistem Jaringan Prasarana Energi dan Kelistrikan 3.3.1 Jaringan Listrik Pelayanan listrik di Kabupaten Banyuasin sampai saat ini dilayani oleh PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu (WS2JB) Cabang Palembang yang mengelola unit pembangkit listrik PLTU Keramasan Unit III, PLTA Batu Tegi (Lampung), PLTA Basai (Lampung), dan PLTG Indralaya. Dari kondisi tersebut masih terdapat beberapa wilayah yang belum dijangkau aliran listrik, diantaranya beberapa desa di Kecamatan Air Saleh, Kecamatan Banyuasin I, Kecamatan Banyuasin II, Kecamatan Makarti Jaya, dan Kecamatan Muara Padang. Hal ini menjadi permasalahan bagi Kabupaten Banyuasin karena kondisi pasokan listrik saat ini mengalami kekurangan suplay (defisit). Dari hasil Analisis kebutuhan tenaga listrik di Kabupaten Banyuasin yang dikhususkan untuk memenuhi kebutuhan bagi perumahan/domestik. Prediksi kebutuhan tenaga listrik di Kabupaten Banyuasin sampai akhir tahun perencanaan total sebesar 343.323.450 KVA (Perhatikan Tabel 3.8). Berdasarkan hasil kebutuhan tersubut, rencana pengembangan energi kelistrikan di Kabupaten Banyuasin selain ditujukan untuk memenuhi kebutuhan juga ditujukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat sehingga dapat menunjang kegiatan sosial dan pertumbuhan ekonomi wilayah. Berikut ini rencana pengembangan sistem jaringan energi/kelistrikan di Kabupaten Banyuasin, dilakukan melalui: a. Dengan meningkatkan pasokan listrik yang bersumber dari PLN Cabang Palembang secara bertahap hingga menjangkau seluruh wilayah Kabupaten Banyuasin terutama Kecamatan Air Saleh, Kecamatan Banyuasin I, Kecamatan Banyuasin II, Kecamatan Makarti Jaya, dan Kecamatan Muara Padang b. Peningkatan kapasitas pembangkit listrik eksisiting, dilakukan dengan pengembangan gardu listrik dan jaringan SUTT. Untuk gardu listrik, rencana pengembangan berupa peningkatan kapasitas yang sudah ada yaitu gardu listrik di Kecamatan Talang Kelapa, Kec. Banyuasin I, Kec. Betung, dan Kec. Banyuasin II serta pengembangan gardu induk di Kecamatan Betung, Talang Kelapa dn Tanjung Api-Api. Sedangkan untuk Pengembangan jaringan SUTT yang sudah ada yaitu : SUTT terletak di Kecamatan Rantau Bayur, jangkauan pelayanannya meliputi Kec. Rantau Bayur – Kec. Betung – Kec. Pulau Rimau – Kec. Banyuasin II III -23
RENCANA STRUKTUR RUANG
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin SUTT terletak di Kecamatan Betung, jangkauan pelayanannya meliputi Kec. Betung – Kec. Banyuasin III – Kec. Pulau rimau – Kec. Sembawa – Kec. Talang Kelapa Serta rencana pembangunan jaringan SUTT, yaitu : SUTT terletak di Kecamatan Betung, jangkauan pelayanannya meliputi Kec. Betung – Kec. Tungkal Ilir – Kec. Pulau Rimau – Kec. Tanjung Lago – Kec. Muara Telang – Kec. Sumber Marga Telang - Kec. Mekarti Jaya – Kec. Banyuasin I – Kec. Air Kumbang SUTT terletak di Kecamatan Talang Kelapa, jangkauan pelayanannya meliputi Kec. Talang Kelapa – Kec. Tanjung Lago – Kec. Muara Telang – Kec. Sumber Marga Telang - Kec. Banyuasin II c.
Mengembangkan prasarana pembangkit baru dengan alternatif sumber energi meliputi: Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) di Kecamatan Pulau Rimau Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Kawasan Tanjung Api-Api dan Kec. Rantau Bayur Rencana Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Batu Bara (PLTGB) di Gasing Kecamatan Talang Kelapa Rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) di Kecamatan Banyuasin I
d. Peningkatan jaringan distribusi listrik untuk mendukung kegiatan industri pada pusat kegiatan utama Kabupaten (Kawasan Indutri Tanjung Api-Api, Gasing dan Mariana) Persebaran prasarana pembangkit dan jangkauan jaringan listrik di Kabupaten Banyuasin di ilustrasikan melalui Gambar 3.3 Peta Rencana Sistem Jaringan Energi
3.3.2 Jaringan Energi Jaringan pipa minyak dan gas bumi dikembangkan untuk menyalurkan minyak dan gas bumi dari fasilitas produksi ke kilang pengolahan dan/atau tempat penyimpanan; atau menyalurkan minyak dan gas bumi dari kilang pengolahan atau tempat penyimpanan ke konsumen. Kilang minyak di Kabupaten Banyuasin terdapat di Sungai Gerong dan Muara Sugihan. Jaringan energi untuk minyak dan gas tersebut terdiri dari jaringan trans nasional untuk gas dan trans regional untuk minyak, berikut jangkauan alirannya : Trans Nasional
: Tungkal Ilir - Betung – Pulau Rimau - Pagar Dewa III -24
RENCANA STRUKTUR RUANG
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin
Trans Regional
: Sungai Lilin – PUSRI - PERTAMINA sungai gerong (merah mata) – Plaju – Jakabaring - Prabumulih
Untuk lebih jelasnya jaringan energi untuk gas dan minya di Kabupaten Banyuasin di ilustrasikan melalui Gambar 3.3 Peta Rencana Sistem Jaringan Energi. Tabel 3.8 Proyeksi Kebutuhan Listrik Perumahan di Kabupaten Banyuasin tahun 2031
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Kecamatan
Jumlah Penduduk Tahun 2031 (Jiwa)
Jumlah Rumah (Unit)
Kebutuhan Listrik (KVA)
Kav. Besar (1200)
Kav. Sedang (900)
Kav. Kecil (900)
Rantau Bayur 89340 22335 2680200 6030450 12060900 Rambutan 94242 23561 2827260 6361335 12722670 Banyuasin I 111933 27983 3357990 7555478 15110955 Makarti Jaya 83794 20949 2513820 5656095 11312190 Betung 49693 12423 1490790 3354278 6708555 Banyuasin III 228711 57178 6861330 15437993 30875985 Pulau Rimau 65319 16330 1959570 4409033 8818065 Muara Telang 132015 33004 3960450 8911013 17822025 Talang Kelapa 83922 20981 2517660 5664735 11329470 Muara Padang 58274 14569 1748220 3933495 7866990 Banyuasin II 69594 17399 2087820 4697595 9395190 Tungkal Ilir 86586 21647 2597580 5844555 11689110 Tanjung Lago 59740 14935 1792200 4032450 8064900 Muara Sugihan 52635 13159 1579050 3552863 7105725 Air Salek 51288 12822 1538640 3461940 6923880 Suak Tapeh 31871 7968 956130 2151293 4302585 Sembawa 54009 13502 1620270 3645608 7291215 Sumber Marga Telang 42152 10538 1264560 2845260 5690520 Air Kumabang 31542 7886 946260 2129085 4258170 Sumber : Hasil Analisis dan hasil perhitungan, 2011 Keterangan : Berdasarkan kebijakan penyediaan listrik dari PT. PLN (Persero) standart yang digunakan, yaitu: Rumah tipe besar/mewah : 1.200 VA Rumah tipe sedang/sederhana : 900 VA Rumah tipe kecil/sangat sederhana : 900 VA.
Total Kebutuhan Listrik (KVA)
20771550 21911265 26024423 19482105 11553623 53175308 15186668 30693488 19511865 13548705 16180605 20131245 13889550 12237638 11924460 7410008 12557093 9800340 7333515
III -25
RENCANA STRUKTUR RUANG
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin
III -26
RENCANA STRUKTUR RUANG
Gambar 3.3 Peta Rencana Sistem Jaringan Energi
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin
3.4
Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi Pelayanan sambungan telepon di Kabupaten Banyuasin dilakukan oleh PT. Telkom
Sekayu berupa telekomunikasi kabel. Selain perumahan, beberapa fasilitas pelayanan umum yang ada saat ini telah terjangkau oleh pelayanan telepon seperti perkantoran pemerintah, perdagangan dan jasa, serta fasilitas umum penting lainnya. Di Tahun 2009 jangkauan telepon di Kabupaten hanya melayani beberapa kecamatan, yaitu sentral Betung dengan kapasitas terpasang 650 sst dan Pangkalan Balai kapasitas terpasang 593 sst, Kecamatan Banyuasin I kapasitas terpasang 107 sst, serta kapasitas terpasang terbesar di Kecamatan Talang Kelapa 12.135 sst dan beberapa dilayani operator telepon seluler. Dari kondisi tersebut, dalam jangka panjang jaringan telekomunikasi diharapkan dapat menjangkau permukiman di seluruh wilayah Kabupaten banyuasin termasuk wilayah perdesaan, sehingga informasi mengenai perkembangan teknologi, pemasaran serta peluang bisnis yang terkait dengan produksi pertanian dapat dimanfaatkan secara tepat waktu. Selain menggunakan kabel, sistem telekomunikasi saat ini juga bertumpu pada penggunaan telepon seluler, dalam hal ini penyediaan tower BTS (Base Transcelver
Station) sangat penting menjangkau kepelosok perdesaan sebagai prasarana pendukung. Tower bersama Telekomunikasi di Wilayah Kabupaten Banyuasin terletak di Kecamatan Betung, Kecamatan Muara Telang, Kecamatan Rambutan, Kecamatan Banyuasin I, Kecamatan Talang Kelapa, dan Kecamatan Pulau Rimau. Selain itu juga terdapat pengembangan
telekomunikasi
nirkabel
yang
sudah
mulai
berkembang
serta
Pengembangan jaringan internet ke seluruh perkantoran dan lembaga pelayanan publik lainnya. Melihat potensi yang ada, lokasi maupun karakter kegiatan yang akan berkembang di Kabupaten Banyuasin sangat mendukung bagi pengembangan jaringan telekomunikasi sehingga kebutuhan telekomunikasi diperkirakan cukup besar dengan pertimbangan Kabupaten Banyuasin nantinya merupakan daerah yang perkembangannya cukup tinggi. Oleh karena itu Rencana pengembangan jaringan telekomunikasi yang akan dilakukan berdasarkan pembagian wilayah :
1.
Cell planning wilayah I adalah rencana wilayah Kabupaten Banyuasin yang sudah padat menera tower, di wiayah ini tidak direkomendasikan di bangun tower bersama atau tower milik operator (milik dan operator) dengan ketinggian diatas 70 meter III -27
RENCANA STRUKTUR RUANG
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin dalam wilayah tersebut, meliputi Kecamatan Talang Kelapa, Kecamatan Sembawa, Kecamatan Banyuasin I, Kecamatan Air Kumbang, Kecamatan Banyuasin III dan Kecamatan Betung.
2.
Cell planning wiayah II adalah daerah yang potensial dan direkomendasikan untuk dibangun menara telekomunikasi bersama maupun menara milik sendiri, wilayah ini meliputi Kecamatan Air Salek, Kecamatan Muara Padang, Kecamatan Banyuasin II, Kecamatan Makarti Jaya, Kecamatan Tanjung Lago, Kecamatan Rambutan, Kecamatan Muara Telang, Kecamatan Pulau Rimau, Kecamatan Suak Tapeh, Kecamatan Muara Sugihan, Kecamatan Tungkal Ilir dan Kecamatan Rantau Bayur.
3.
Pengembangan Sistem Komunikasi wilayah Kabupaten yang lebih diutamakan pada pengembangan
jaringan
komunikasi
seluler,
jaringan
telepon
nirkabel
yang
diimplementasikan dengan pembangunan Tower BTS Terpadu, pengembangan jaringan internet dan pengembangan jaringan fishland yang mencakup keseluruhan wilayah Kab. Banyuasin terutama pada wilayah pusat kegiatan (PKWp, PKL, PPK dan PPL).
4.
Pengembangan jaringan satelit di wilayah perairan dan kawasan tertinggal.
5.
Pengembangan teknologi informasi untuk menunjang kegiatan pelayanan sosial dan ekonomi wilayah seperti kegiatan pemerintahan, pariwisata, industri, agropolitan, minapolitan, kawasan pesisir, pelayaran dan kawasan wisata yang diimplementasikan dengan Peningkatan jaringan telekomunikasi mendukung peruntukan industri di Kawasan Gasing, Mariana dan Tanjung Api-Api.
3.5
Rencana Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air
3.5.1 Sistem Wilayah Sungai Wilayah Sungai Banyuasin terdiri dari Sungai Banyuasin dan beberapa sungai yang berawal dari dataran rendah mengalir ke pantai timur. Sungai-sungai dataran rendah tersebut berawal dari sebelah utara yaitu Sungai Benu (perbatasan Jambi - Sumsel) sampai Sungai Sembilang. Sungai Banyuasin berawal dari daerah Tempino di selatan Kota Jambi termasuk wilayah Kabupaten Batanghari dan mengalir ke selatan – timur bermuara di sebelah timur Kota Palembang (Sumsel). Keberadaan anak sungai tersebut membentuk sistem jaringan sungai, dan sistem sungai WS Banyuasin tersebut terdiri dari dua bagian utama diantaranya; 1.
Sistem sungai yang bermuara di sungai Banyuasin, dan III -28
RENCANA STRUKTUR RUANG
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin 2.
Sistem sungai – sungai kecil yang langsung bermuara di pantai timur. Menurut Kepmen PU No. 11A/PRT/M/2006, tertanggal 26 Juni 2006 dan
berdasarkan kriteria Sungai Strategis pasal 3 Kepmen PU tentang Penetapan Wilayah Sungai, maka berdasarkan uraian diatas Sungai Banyuasin adalah Sungai Lintas Provinsi dan Wilayah Sungai Strategis. Tabel 3.9 Jaringan Sungai Dalam DAS Banyusin No. 1
Nama Sungai A. Banyuasin A. Banyuasin hilir 1.1 A. Beringin 1.2 A. Lalang (utama) 1.2.1 A. Lalang (cabang) A. Cawang S. Cubu S. Semuring S. Buaya S. Merebu S. Terusan Tiung S. Meranti/Berayan S. Pinangabang S. Meranti Besar S. Petaling1 S. Kerau S. Petaling2 S. Kepahiyang S. Merang S. 1 S. Beruhun S. Bowo S. 2 S. Buring S. 4 S. 5 S. Merang hulu S. Bakung S. Perlampin S. Mangsang S. Bayung S. Panelasan S. Benangsa S. Kenawang S. Terpanji S. Bahu 1.2.2 A. Calik ↔ S. Mukul S. Puyuh A. Hitam 1.3 S. Puntian ↔ 1.4 S. Paimanen Besar 1.5 A. Limau (utama) 1.5.1 S. Bengi
CA (km2) 9,197.05 875.00 37.50 187.50 8,097.05 28.13 40.00 30.00 42.75 16.50 16.50 315.00 42.75 39.81 27.89 27.34 28.82 140.00 961.22 133.59 125.00 18.75 39.38 223.25 75.00 70.00 276.25 87.50 82.03 91.88 16.50 28.13 42.19 65.63 42.75 42.75 300.00 137.50 37.50 125.00 164.06 93.75 328.13 81.25
L (m) 75.00 12.50 15.00 25.00 7.50 10.00 7.50 8.75 7.50 8.00 22.50 8.75 17.50 8.50 8.75 8.50 20.00 37.50 16.25 15.00 7.50 6.50 22.50 5.00 13.75 32.50 17.50 12.50 17.50 7.50 10.50 11.25 16.25 8.75 8.25 40.00 20.00 10.00 12.50 26.25 28.75 17.50
III -29
RENCANA STRUKTUR RUANG
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin No.
Nama Sungai 1.5.2 A. Limau (cabang) 1.5.3 S. Ibul 1.5.4 A. Pangkalan Balai 1.6 A. Senda ↔ 1.6.1 A. Bentung S. Kating kiri 1.6.2 A. Teluk Tenggulung S. Betung / Bungin S. Tumbuan S. Ibul S. Supal S. Biduk S. Tungkal
CA (km2) 87.50 65.63 93.75 181.25 125.00 56.25 1,291.55 171.88 125.00 247.50 139.45 607.73 945.35
L (m) 20.00 18.75 15.00 30.00 17.50 30.00 28.75 31.25 28.75 37.50 62.50
Sumber : Pola Pengelolaan WS Banyuasin
Dari kondisi tersebut, rencana pengembangan sistem wilayah sungai Banyuasin melalui : 1. Pengembangan konservasi sumberdaya air melalui perlindungan dan pelestarian SDA, pengawetan air, dan pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran 2. Pendayagunaan sumber daya air melalui penatagunaan, penyediaan, penggunaan, pengembangan dan pengusahaan sumberdaya air. 3. Penanggulangan daya rusak air melalui pencegahan daya rusak air dan pemulihan daya rusak air. 4. Pengembangan informasi dan pengelolaan sistem informasi 5. Pelibatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan Sumber Daya Air 3.5.2 Sistem Jaringan Reklamasi Rawa Sistem Jaringan Reklamasi Rawa adalah keseluruhan saluran baik primer, sekunder, maupun tersier dan bangunan yang merupakan satu kesatuan, beserta bangunan pelengkapnya yang diperlukan untuk pengaturan, pembuangan, pemberian, pembagian dan penggunaan air. Secara teknis tujuan dari kegiatan reklamasi rawa adalah: mendrainase kelebihan air permukaan dan air tanah, memungkinkan suplesi air (pasang) untuk tanaman, mencegah banjir, mencegah intrusi air asin, menyediakan fasilitas transportasi untuk perahu-perahu kecil (P2DR, 1995). Kawasan daerah rawa pasang surut di Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu wilayah yang mempunyai potensi sumberdaya alam yang perlu dikembangkan dengan tetap memperhatikan peningkatan fungsi dan potensinya secara serasi. Letak geografisnya menempatkan daerah rawa Banyuasin pada posisi potensial dan strategis dalam hal pertanian, perdagangan dan industri, pengembangan wilayah, maupun pertumbuhan sektor-sektor unggulan baru. Total rencana pengembangan jaringan III -30
RENCANA STRUKTUR RUANG
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin
pengairan rawa pasang surut di Kabupaten Banyuasin sebesar 291.313 Ha, dari luas tersebut luas layanan potensial sebesar 180.117 Ha dan luas yang sudah berfungsi sawah yaitu sebesar 116.841 Ha atau 40% dari luas total rencana. Luas jaringan tersebar di 13 daerah reklamasi rawa (DRR) dan 13 daerah reklamasi (DR), untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.10. Sedangkan kondisi sistem jaringan reklamasi di Kabupaten Banyuasin menunjukan untuk saluran primer sebagian besar telah mengalami perubahan dimensi baik lebar maupun kedalaman. Perubahan ini diakibatkan karena saluran selain untuk mengalirkan air juga digunakan sarana transportasi kendaraan air sehingga terjadi erosi tanggul dan masuk ke dalam saluran. Selain terjadi erosi tanggul dibeberapa tempat seperti delta Saleh banyak sekali saluran primer yang kiri-kanannya ditumbuhi pohon dan semak sehingga menyulitkan alur transportasi. Pengembangan sistem jaringan reklamasi rawa di Kabupaten Banyuasin juga tetap memanfaatkan Aliran Sungai Musi, Aliran Sungai Banyuasin, Aliran Sungai Upang, beserta anak-anak sungainya dan Keramasan atau pembuangan alamiah yang berfungsi sebagai badan air penampungan dari limpasan air hujan sebagai jaringan pembuangan akhir. Gambaran Rencana sistem irigasi/Daerah reklamasi rawa dapat dilihat pada gambar 3.4.
III -31
RENCANA STRUKTUR RUANG
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin
III -32
RENCANA STRUKTUR RUANG
Gambar 3.4 Sistem Irigasi/ DRR
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin
Adapun Rencana pengembangan sistem irigasi yang berhirarki di Kabupaten Banyuasin, berupa : Pemeliharaan secara terus menerus dan berkelanjutan; Mengatur kembali sistem jaringan irigasi yang berhirarki dan terpadu sesuai fungsinya baik secara kuantitas ataupun kualitas; Normalisasi dan rehabilitasi saluran irigasi/draenase lahan pertanian pasang surut dan anak-anak sungai yang digunakan untuk irigasi; Pengembangan kanal-kanal sebagai sistem jaringan irigasi primer (utama) sesuai dengan topografinya; Pengembangan sistem jaringan irigasi sekunder disesuaikan dengan topografinya; dan Pembuatan sistem saluran irigasi tersier dan turunannya yang pengembangannya saling terintegrasi dan terpadu dengan sistem jaringan irigasi wilayahnya. Untuk implementasi rencana program tersebut diatas, perlu dibuat suatu prioritas penanganan dalam satu sistem, sehingga dapat menyelesaikan permasalahan secara tuntas dan terpadu, yang tahapan sebagai berikut : Tahap I : Memperbaiki saluran drainase dengan cara normalisasi atau pelapisan saluran irigasi dipinggir sepanjang jalan yang ada dan nantinya bisa diteruskan hingga mencapai saluran irigasi utama atau sungai sebagai saluran pembuangan akhir; Tahap II : Perbaikan saluran irigasi pada pusat konsentrasi yang biasanya penduduknya lebih padat dan tempat-tempat yang besar frekuensi lalu lintasnya seperti pusat pemerintahan, pasar (pusat kegiatan perekonomian) dan sebagainya; Tahap III : Pembuatan saluran irigasi baru yang terintegrasi dan terpadu dengan sistem jaringan pusat, terutama pada daerah-daerah yang belum terlayani oleh saluran irigasi. Berikut ini daftar luas jaringan pengairan rawa pasang surut/lebak pada tabel 3.10 dan Sungai primer yang digunakan untuk irigasi pada tabel 3.11 di Kabupaten Banyuasin : Tabel 3.10 Jaringan Pengairan Rawa Pasang Surut/Lebak Kabupaten Banyuasin
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Daerah Reklamasi Rawa DRR Delta Air Sugihan Kiri DRR Pulau Rimau DRR Telang I DRR Ka. Agung Hilir DRR Air Saleh DRR Karang Agung I Hulu DRR Telang II DRR Air Senda DRR Air Limau
Luas Rencana 49.557 40.263 26.680 20.317 19.090 9.000 13.800 6.730 2.576 III -33
RENCANA STRUKTUR RUANG
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin No. Daerah Reklamasi Rawa 10. DRR Gasing Puntiani 11. DRR Delta Upang 12. DRR Delta Cinta Manis 13. DRR. Bertak II 14. DRR Bertak I 15. DRR Karang Agung Tengah 16. DRR Air Rengit 17. DRR Kumbang Padang 18. DRR Rambutan 19. DRR Rantau Bayur 20. DRR Air Tenggulang Jumlah Sumber : Dinas Pengairan Kab. Banyuasin
Luas Rencana 6.900 8.420 6.084 8.100 7.300 5.715 2.411 14.227 1.901 2.000 3.080 254.151
Tabel 3.11 Nama Sungai yang Digunakan untuk Irigasi Nama Sungai Musi Gasing Banyuasin Telang Lalan Kenten Calik Kumbang Padang Sebalik
Sungai Sungai Sungai Sungai Sungai Sungai Sungai Sungai Sungai Sungai Jalur 3 Jalur 5 Jalur 6 Jalur 8 Jalur 19 Jalur 17 Jalur 10 Kec. Muara Telang Jalur 10 Kec. Air Salek Jalur 20 Jalur 18 Jalur 16 Jalur 14 Terusan Kenten
Panjang 157,74 Km 29,4 Km 81 Km 54,02 Km 3,32 Km 17,8 Km 46,44 Km 58,2 Km 90 Km 7,5 Km 10,93 Km 8,37 Km 8,9 Km 19,14 Km 7,01 Km 19 Km 7,21 km 7,45 km 17,02 km 12,59 Km 21,78 km 23,64 km 5 km
Sumber : Dinas Pengairan Kab. Banyuasin III -34
RENCANA STRUKTUR RUANG
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin 3.5.3 Sistem Jaringan Air Baku Fungsi dan peran wilayah Kabupaten Banyuasin dimasa mendatang cenderung akan meningkat. Hal ini tentunya akan menarik penduduk untuk datang dan menetap di wilayah ini. Kondisi ini dengan sendirinya akan menambah tingkat kebutuhan masyarakat akan pelayanan utilitas, termasuk kebutuhan air minum. Pelayanan air bersih Kabupaten Banyuasin saat ini dilakukan oleh Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Banyuasin dengan lingkup pelayanan Pangkalan Balai, Sembawa, Betung, Air Batu, Sungai Pinang, Srimulyo dan Mariana dengan total kapasitas 6.605.195 M³ dan yang didistribusikan sebesar 5.663.787 m3 hal ini menunjukkan 941408 m3 atau 14% dari total kapasitas air belum dimanfaatkan . Cakupan pelayanan air bersih PDAM Kabupaten pada akhir Tahun 2008 meliputi 11 Kecamatan, 9 Kelurahan, melalui sistem perpipaan sebanyak 54 Desa dan non perpipaan 111 Desa. Pelayanan untuk domestik didistribusikan melalui sambungan ke rumah (sambungan langsung) dan sambungan keran umum, kebutuhan non domestik, dan kebutuhan lainnya. Untuk wilayah yang belum terjangkau PDAM, yang terletak disekitar wilayah sungai sumber air yang digunakan yaitu dengan mengembangkan Sungai terutama Sungai Musi dan sebagian bersumber dari sumur gali. Berdasarkan kondisi tersebut terlihat bahwa masih terdapat beberapa Kecamatan yang belum terjangkau pelayanan sumber air, sehingga rencana pengembangan sumber daya air baku, yaitu : -
pembangunan sumber dan distribusi air bersih untuk memenuhi kebutuhan air terutama untuk kawasan industri, perdagangan, jasa, fasilitas umum dan permukiman perkotaan;
-
peningkatan pelayanan air bersih melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dengan lingkup pelayanan Pangkalan Balai, Sembawa, Betung, Air Batu, Sungai Pinang, Srimulyo dan Mariana di setiap ibukota; dan
-
pengembangan sumber air baku melalui sumur air baku eksisting dari Sungai Musi, sumur gali dan mata air.
-
Pengaturan kebutuhan air untuk masing-masing kegiatan dalam rangka menjaga neraca air. Dalam penetapan prioritas kebutuhan air bagi masyarakat Kabupaten Banyuasin, penyediaan air untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari dan irigasi bagi pertanian merupakan prioritas utama. Urutan prioritas utama penyediaan sumberdaya air ditetapkan pada setiap wilayah sungai oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuasin. Untuk mengetahui perkiraan kebutuhan air bersih di Kabupaten Banyuasin sampai
tahun 2031 disajikan pada 3.12.
Beberapa asumsi yang digunakan yaitu target III -35
RENCANA STRUKTUR RUANG
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin penyediaan paling tidak (minimal) sama dengan target nasional yaitu 80% dan 20% untuk hydran umum, kebutuhan air bersih untuk domestik 120 l/org/hr, kebutuhan air hydran umum 30 l/org/hr.
III -36
RENCANA STRUKTUR RUANG
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin
Tabel 3.12 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih di Kabupaten Banyuasin sampai Tahun 2031 No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Kecamatan
Rantau Bayur Rambutan Banyuasin I Makarti Jaya Betung Banyuasin III Pulau Rimau Muara Telang Talang Kelapa Muara Padang Banyuasin II Tungkal Ilir Tanjung Lago Muara Sugihan Air Salek Suak Tapeh Sembawa Sumber Marga Telang Air Kumbang Total
Jumlah Penduduk Tagun 2031 (Org)
Sambungan Rumah (SR) SR (unit)
89340 94242 111933 83794 49693 228711 65319 132015 83922
Penduduk Terlayani (80%) 71472 75394 89546 67035 39754 182969 52255 105612 67138
58274 69594 86586 59740
Hydran Umum (HU)
Kebutuhan Air Domestik (l/det)
Kebutuhan Air Non Domestik (l/det)
Kehilangan Air (l/det)
Total Kebutuhan Air (l/det)
105 111 132 99 59 270 77 156 99
21 22 26 20 12 54 15 31 20
21 22 26 20 12 54 15 31 20
148 156 185 138 82 378 108 218 139
Penduduk Terlayani (20%) 17868 18848 22387 16759 9939 45742 13064 26403 16784
SR (unit)
17868 18848 22387 16759 9939 45742 13064 26403 16784
Kebutuhan Air Bersih (l/det) 99 105 124 93 55 254 73 147 93
179 188 224 168 99 457 131 264 168
Kebutuhan Air Bersih (l/det) 6 7 8 6 3 16 5 9 6
46619 55675 69269 47792
11655 13919 17317 11948
65 77 96 66
11655 13919 17317 11948
117 139 173 119
4 5 6 4
69 82 102 71
14 16 20 14
14 16 20 14
96 115 143 99
52635 51288 31871 54009
42108 41030 25497 43207
10527 10258 6374 10802
58 57 35 60
10527 10258 6374 10802
105 103 64 108
4 4 2 4
62 61 38 64
12 12 8 13
12 12 8 13
87 85 53 89
42152 31542
33722 25234
8430 6308
47 35
8430 6308
84 63
3 2
50 37
10 7
10 7
70 52 2441
Sumber : Hasil Analisis dan hasil perhitungan, 2011
III -37 RENCANA STRUKTUR RUANG
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin 3.6
Rencana Pengembangan Jaringan Prasarana Lingkungan
3.6.1 Sistem Pengelolaan Air Limbah Pengembangan sistem pengelolaan air limbah diarahkan kepada penanganan air limbah buangan manusia dan buangan cair perumahan. Pelayanan sanitasi masih sangat minim, sebagai wilayah penyangga dan pusat kegiatan wilayah (PKW) seharusnya Banyuasin telah memiliki sistem pengelolaan air limbah terpadu (off site system). Pengelolaan air limbah domestik Kabupaten Banyuasin umumnya menggunakan sistem sanitasi setempat (on site sanitation) dengan menggunakan jamban, baik yang dikelola secara individu maupun secara komunal, yang dilengkapi dengan tangki septik (septic
tank) atau cubluk. Disamping ini dengan adanya sungai-sungai yang mengalir melalui Kabupaten Banyuasin dapat dimanfaatkan sebagai tempat buangan air limbah. Namum untuk menghindari terjadinya pencemaran air sungai maka jenis air limbah yang dapat dibuang ke sungai-sugai tersebut berupa air limbah cair, sedangkan penggunaan sistem sanitasi terpusat (off site sanitation) sampai saat ini belum bisa dilaksanakan untuk pengelolaan limbah terpadu, karena harus melihat dan mencermati kondisi topografi dan biayanya relatif tinggi. Penanganan pembuangan air limbah untuk masa yang akan datang di Kabupaten Banyuasin diarahkan menjadi : -
Pengembangan sistem terpusat (off site) di kawasan yang relatif padat dibagian perkotaan dan kawasan-kawasan pengembangan baru khususnya di Kawasan industri gasing, mariana dan tanjung apai-api dengan pembangunan Instalasi Pengelolaan Limbah Terpadu.
-
Pengembangan sistem setempat (on site) yaitu dengan mengembangkan penggunaan tangki septik yang ada di tiap-tiap rumah dengan lebih meningkatkan kuantitas dan kualitasnya. Tangki septik tersebut sebaiknya dilengkapi dengan bidang resapan. Adanya tangki setik ini diharapkan kotoran zat-zat organik setelah diendapakan beberapa waktu akan mengalami pembusukan yang tidak akan mencemari lingkungan dan dapat menghasilkan pupuk untuk tanaman. Prinsip dasar pengembangan tangki septik adalah, diantaranya :
Dasar tangki septik dibuat miring untuk pengendapan lumpur dengan kapasitas kurang lebih 30 lt/org/tahun, dengan frekuensi pembuangan 1 hingga 4 tahun;
Ruang gas disediakan sekitar 30 m3; Bidang resapan memiliki dimensi 50 centimeter, panjang 150 centimeter dan kedalaman 70 centimeter.
III -38 RENCANA STRUKTUR RUANG
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin Mengingat pemakaian tangki septik membutuhkan lahan yang cukup luas, maka bagi daerah yang padat dilakukan dengan sistem perpipaan dahulu untuk seterusnya dialirkan menuju tangki septik komunal. Hal ini dilakukan agar dalam masa mendatang sistem pengelolaan limbah di Kabupaten Banyuasin dapat mengikat secara bertahap dari rumah tangga menjadi sistem kawasan dan menjadi sistem wilayah. Penyediaan WC yang dilengkapi dengan tangki septik ini tidak semua golongan masyarakat mampu menyediakannya karena harus tersedia lahan yang cukup luas, maka dalam pengadaannya dibutuhkan bantuan pemerintah daerah berupa penyediaan WC atau MCK umum. -
Penyuluhan kepada penduduk, dalam peningkatan kesadarannya akan pentingnya kesehatan dengan menghilangkan kebiasaan untuk membuang kotorannya disembarang tempat sebagai kosekuensinya penduduk diharapkan untuk membangun sendiri sarana sanitasi ditempat tinggal masing-masing;
-
Penyediaan kendaraan pengangkut tinja untuk membersihkan dan menguras lumpur tinja pada tangki septik yang sudah penuh;
-
Monitoring untuk memantau pengelolaan air limbah domestik, serta kuantitas dan kualitas badan-badan air yang ada.
3.6.2 Sistem Pemprosesan Sampah Dengan meningkatkan aktivitas masyarakat di Kabupaten Banyuasin maka jumlah sampah yang dihasilkan juga terus meningkat. Sistem pemprosesan sampah yang dikelola saat ini kelengkapan sarana dan prasarananya masih belum merata, sebagian masyarakat masih memproses sampah dengan cara sederhana yaitu di bakar. Ketersesiaan TPS (Tempat Penampungan Sementara) eksisting di Kabupaten Banyuasin berupa drum sebanyak 700 buah, yang terdapat di Kecamatan Talang Kelapa 100 buah, di Kec. Banyuasin I 75 buah dan sisanya di Pangkalan Balai, selain itu TPS berupa container dengan kapasitas 2m3 sebanyak 8 buah terletak di Kecamatan Betung 1 buah dan 7 buah di Pangkalan Balai. Untuk kebijakan selanjutnya dalam pengolahan persampahan secara berkelanjutan, maka pengelolaan sampah diarahkan pada aktivitas pengomposan, yaitu melalui rumahrumah kompos pada beberapa lokasi. Pengomposan dilakukan untuk dapat mengurangi timbulan sampah, selain itu juga bertujuan untuk memberikan manfaat ekonomi yaitu berupa pembuatan kompos yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian. Selain itu, untuk penanganan berkelanjutan pengelolaan sampah perkotaan, dilakukan dengan Penimbunan Saniter (Sanitary Landfill) yaitu teknik penimbunan sampah yang dapat
III -39 RENCANA STRUKTUR RUANG
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin meminimumkan dampak yang merusak lingkungan dimana teknik yang digunakan adalah dengan memadatkan sampah dengan ketebalan 3,5 – 5 meter dan kemudian ditimbun dengan tanah setebal 15 – 30 cm. Sedangkan untuk sistem pengelolaan sampah di kawasan perdesaan dapat dilakukan dengan cara menimbun dan membakar, mengingat kawasan perdesaan kecenderungannya masih tersedia cukup luas lahan pekarangan. Pada sisi lain di kawasan perdesaan kecenderungannya didukung dengan lahan budidaya pertanian yang cukup luas, maka keberadaan sampah tersebut dapat diolah menjadi kompos (pupuk organik) yaitu dengan cara memisahkan jenis sampah yang dapat diuraikan bakteri (dimanfaatkan untuk kompos) dan sampah yang tidak dapat diuraikan bakteri (proses dibakar). Pengumpulan secara individu dan komunal
Pasar, Rumah Tangga, penghasil sampah
Pewadahan
Pengangkutan
Pengangkutan menuju TPS dan Depo sampah TPS
Menggunakan Dump Truck, Trusk Manual, Armroll, Pick Up/L.300
Gambar 3.5 Ilustrasi Rencana Pengangkutan Sampah di Kabupaten Banyuasin
TPA
Untuk mendukung pengelolaan tersebut diatas, maka rencana pengembangan sarana prasaraan persampahan yang akan dikembangkan di Kabupaten Banyuasin, diantaranya : -
Rencana pembangunan TPS dengan kapasitas 2m3 sampai dengan tahun 2013 sebanyak 100 buah dan dengan kapasitas 5m3 sebanyak 12 tersebar di setiap kecamatan.
-
Rencana pengembangan Tempat Pemprosesan Akhir Sampah (TPA) yang di bagi dalam 3 zona pelayanan, yaitu : a.
Zona 1 : Untuk Kecamatan Betung, Banyuasin III yang sudah terlayani dan peningkatan pelayanan ke Kecamatan Rantau Bayur, Sembawa, Suak Tapeh dan
III -40 RENCANA STRUKTUR RUANG
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin Mariana. Pembangunan TPA induk dengan sanitary landfill di desa Telangu Kec. Banyuasin III seluas 15 Ha. b.
Zona 2 : untuk Kecamatan Talang Kelapa, Sembawa yang sudah terlayani dan peningkatan pelayanan ke Kec.Tanjung Lago, Banyuasin II dan sebagian wilayah perbatasan Palembang. Pembangunan TPA regional dengan sistem sanitary landfill di Desa Sukarela Kecamatan Rantau Bayur seluas 15 Ha
c.
Zona 3 : Peningkatan pelayanan meliputi Kecamatan Banyuasin I, Kecamatan Air Kumbang, Rambutan dan sekitarnya. Pembangunan TPA induk di Mariana seluas 10 Ha.
3.6.3 Sistem Drainase Jenis saluran drainase yang akan dikembangkan di Kabupaten Banyuasin yakni sistem kombinasi antara jaringan drainase sistem tertutup yang sebagian besar dikembangkan di pusat pemerintahan, perdagangan dan jasa serta jaringan drainase sistem terbuka yang sebagian besar dikembangkan di lingkungan permukiman : 3.6.3.1
Sistem Jaringan Terbuka
Sistem saluran drainase terbuka direncanakan menggunakan saluran dengan bentu saluran trapesium dengan lining yang pengalirannya dilakukannya secara gravitasi. Keuntungan menggunakan sistem terbuka ini adalah biaya pembangunan jaringan lebih murah, teknologi pembangunan lebih sederhana, serta biaya pemeliharaan lebih sedikit. Sedangkan kerugian sistem ini yaitu limpasan air kembali lagi mengalir ke jalan dan orang harus hati-hati terhadap kemungkinan masuk ke saluran ini karena sistemnya terbuka. 3.6.3.2
Sistem Jaringan Tertutup Sistem ini dibuat disamping jalan dengan membuat perkerasan pada saluran
seperti saluran terbuka hanya permukaannnya ditutup. Sistem tertutup ini dibangun sebagai terusan agar sistem terbuka tidak terpotong apabila sistem terbuka memotong jaringan jalan. Selain dikembangkan di pusat pemerintahan, saluran drainase jenis ini juga sangat cocok untuk dikembangkan di daerah komersial atau daerah yang mempunyai lebar jalan kecil. 3.7
Rencana Sistem Jararingan Prasarana Lainnya
3.7.1 Rencana Sistem Pengendalian Genangan/Banjir Mengingat kondisi Kabupaten Banyuasin yang 80% wilayahnya adalah area dataran rendah (lowland) yang sangat rentan terhadap terjadinya genangan/banjir, maka untuk pengendali genangan/banjir direncanakan pembangunan Tanggul di sekitar sungai untuk melindungi meluanya air sungai. Pembangunan tanggul tersebut terdapat di Kec. Pulau
III -41 RENCANA STRUKTUR RUANG
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin Rimau, Pendowoharjo, kec. Muara Sugihan dan juga dilakukan kegiatan pengerukan sungai di Kec. Rantau Bayur, Kec. Rambutan dan Kec. Banyuasin I. Selain rencana diatas, pengendalian terhadap terjadinya genangan juga dilakukan melalui : a.
Tindakan infiltrasi untuk memulihkan tangkapan alami hidrologis melalui parit, vegetasi di permukaan, kebun dan trotoar berpori;
b.
pengisian air pada sumber air dengan sumur resapan dan jebakan air;
c.
perlindungan sumber air dalam hubungannya dengan kegiatan pembangunan dan pemanfaatan lahan pada sumber air;
d.
pengendalian pengolahan tanah di daerah hulu;
e.
pengaturan daerah sempadan sumber air; dan
f.
rehabilitasi hutan dan lahan
3.7.2 Rencana Sistem Penanganan Pantai Kabupaten Banyuasin mempunyai garis pantai sepanjang kurang lebih 275 kilometer. Dengan kondisi topografis
pantai yang relatif datar berupa dataran aluvial
pantai. Berbatasan langsung dengan Selat Bangka dan terdapat kawasan Taman Nasional Sembilang dengan sebagian besar vegetasi yang berkembang disepanjang pantai berupa hutan mangrove (bakau). Untuk mengantisipasi risiko penggenangan kawasan pesisir yang dipicu oleh perubahan iklim berupa abrasi, kenaikan muka air laut maupun gelombang pasang, maka rencana sistem pengamanan pantai di Kabupaten Banyuasin dilakukan dengan pembangunan dan pengembangan pengamanan pantai timur Pulau Sumatera berdasarkan pembagian Provinsi Sumatera Selatan ke dalam enam region, dimana Kabupaten Banyuasin masuk dalam lima region diantaranya melaui: 1.
Wilayah A, dengan karakteristik perikanan dan desa permukiman, hutan lebat, rawa dan mangrove penangannan yang dilakukan berupa restorasi mangrove dan hutan pesisir, proteksi akomodasi untuk permukiman dan perikanan tambak. Wilayah A meliputi kawasan utara bagian barat Kabupaten Banyuasin.
2.
Wilayah B, terdiri dari beberapa delta, sistem estuari, lahan basah dan hutan bakau dimanfaatkan untuk pengembangan pusat ekonomi. Penanganan yang dilakukan yaitu proteksi –akomodasi yang diikuti restorasi mangrove. Wilayah B meliputi kawasan Tanjung Api-Api dan sebagian besar utara bagian tengah Kabupaten Banyuasin.
3.
Wilayah C-D-E didominasi oleh hutan lebat, rawa dan mangrove disepanjang garis pantai desa. Penanganan yang dilakukan yaitu pengelolaan zona pesisir terpadu (ICZM) Wilayah ini meliputi utara bagian timur Kabupaten Banyuasin.
III -42 RENCANA STRUKTUR RUANG
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin
3.7.3 sistem penanganan risiko kekurangan air Penanganan risiko kekurangan air dibagi dalam 4 zona utama yang diklasifikasikan berdasarkan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan satuan sungai. Di Kabupaten Banyuasin kawasan DAS yang masik dalam risiko kekurangan air yaitu zona DAS Musi dan Zona Das Banyuasin. Secara umum penanganan yang dilakukan melalui : -
Regulasi penyediaan air untuk aktivitas perkebunan
-
Peningkatan pelayanan PDAM
-
Pemanfaatan air tanah dengan mengembangkan lubang bor
-
Peningkatan infrastruktur irigasi
3.7.4 Ruang dan jalur evakuasi bencana. Jalur evakuasi bencana disiapkan sebagai antisipasi apabila terjadi bencana alam, berupa penyediaan ruang yang dapat digunakan sebagai tempat keselamatan dan ruang untuk berlindung. Jenis bencana yang potensial terjadi di Kabupaten Banyuasin ialah genangan, angin puting beliung serta kebakaran hutan dan lahan. Jalur evakuasi bencana meliputi escape way baik dalam skala kabupaten, kawasan, maupun lingkungan serta rencana perlindungan melalui : a.
pemanfaatan ruang terbuka hijau dan sarana fasilitas sosial dan umum sebagai salah satu kawasan evakuasi; dan
b.
mengintegrasikan/menghubungkan jalan eksisting dan menambah jalan baru sebagai rencana jalur penyelamatan dengan fasilitas perlindungan dan sistem kota/wilayah secara umum.
III -43 RENCANA STRUKTUR RUANG
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin
III -44 RENCANA STRUKTUR RUANG
Gambar 3.6
Peta Rencana Struktur Ruang