JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
ANALISIS KOMITMEN ORGANISASI DALAM MELAKSANAKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR CONFINED SPACE ENTRY PADA TANGKI CRUDE OIL TERHADAP KESELAMATAN KERJA DI PERUSAHAAN X Rhevi Dayana Sari, Bina Kurniawan, Ida Wahyuni Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Email:
[email protected]
Abstract : Company X is a company engaged in the field of oil and gas. In the production process, there are some jobs that require workers entering the confined space. Work in confined space entry is work with high risk. Early in the year 2015 in the company there were X case accidents in confined space entry. One of the company's effort to minimize the number of accidents in the X on the confined space entry work is by implementing standard operational procedures. To achieve the optimal implementation of the SOP in the workplace, Organizational Commitment of the company X, that is a commitment from management and the commitment of all employees is needed. The purpose of this study was to describe the form of organizational commitment in company X in carrying out standards operational procedures (SOP) of confined space entry on crude oil tanks. This study uses qualitative methods by conducting in-depth interviews and observations. The subject of this research consists of four main informants and two informants triangulation. The results of this research show that the company X had done the dimensions of organizational commitment in implementing the SOP confined space entry either from affective commitment, continuance commitment and normative commitment. However, on the dimensions of the affective commitment in terms of the increased safety and occupational health program is needed, with a means of involving all employees in the coordination meeting, provide training about confined space entry to workers who have yet to get the training and the provision of the amount of protective tools that correspond to the number of employees in field. On dimension of continuance commitment that reviewed the system of punishment needs to be on the increase in the implementation approaches, to workers who do not use protective tools themselves should be given verbally and are not allowed to work until the worker using a complete personal protective equipment in accordance with SOP. Key Words
: organization’s commitment, standard operating procedures of confined space entry
594
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
PENDAHULUAN
tujuan
Latar Belakang
keinginan untuk berafiliasi dengan
Berdasarkan
organisasi
serta
memiliki
undang-undang
organisasi dan kesediaan bekerja
No. 13 Tahun 2003 Pasal 86 dan 87,
keras untuk organisasi sehingga
setiap pekerja mempunyai hak untuk
membuat individu betah dan tetap
memperoleh
ingin bertahan di organisasi tersebut
perlindungan
atas
keselamatan dan kesehatan kerja dan
perusahaan
demi
harus
upaya
kecelakaan
Berdasarkan
pencegahan
kerja
dan
tujuan
kelangsungan organisasi.
mempersiapkan sarana prasarana sebagai
tercapainya
dan
(3)
Undang-undang
No. 1 tahun 1970, salah satu syarat
program-
keselamatan kerja adalah pengurus
program yang dapat mengurangi
wajib menunjukkan dan menjelaskan
angka
di
pada tiap tenaga kerja tentang cara-
tersebut
cara dan sikap yang aman dalam
dimaksudkan agar para tenaga kerja
melaksanakan pekerjaannya, hal ini
secara
dilakukan
kecelakaan
perusahaan.
kerja
Hal
aman
dapat
melakukan
agar
terciptanya
pekerjaannya guna meningkatkan
keserasian antara tenaga kerja, alat
hasil kerja dan produktivitas kerja.(1)
kerja, lingkungan, cara, proses kerja
Untuk
serta prosedur kerja.(4)
terjadinya
jaminan
keselamatan kerja sangat diperlukan
Secara umum 80%-90% dari
pelayanan strategis yang profesional
keseluruhan kecelakaan kerja yang
serta prosedur kerja yang tetap,
terjadi disebabkan unsafe behavior.
tidak
pada
Riset NSC (National Safety Council)
peraturan-peraturan
yang
bahwa penyebab kecelakaan kerja
mengayominya dan finansial
yang
88%
hanya
tergantung
adalah
adanya
unsafe
diberikan, melainkan banyak faktor
behavior, 10% unsafe condition, dan
yang harus ikut terlibat, diantaranya
2% tidak diketahui penyebabnya.(5)
adalah komitmen organisasi.(2)
Oleh karena itu, untuk meminimalisir
Komitmen organisasi ialah sikap karyawan
yang
tertarik
angka kecelakaan yang disebabkan
dengan
oleh
unsafe
behavior
maka
tujuan, nilai dan sasaran organisasi
diperlukan suatu standar operasional
yang ditunjukkan dengan adanya
prosedur
penerimaan individu atas nilai dan
pekerjaan, 595
dalam dalam
melakukan rangka
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
memberikan jaminan perlindungan
Adapun
terhadap pekerja dan aset lainnya.
bahaya
potensial
di
dalam ruang terbatas : bahaya kimia
Standard Operating Procedure
yang mengandung racun dan mudah
(SOP) adalah dokumen tertulis yang
terbakar
memuat prosedur kerja secara rinci,
(Hidrogen Sulfida-H2S, Metana ,
tahap demi tahap dan sistematis.
propana,
Implementasi SOP yang baik, akan
benzena), cairan (hidrokarbon, asam
menunjukkan
hasil
sulfat), dan padatan (debu, asap
kinerja, hasil produk dan proses
las). Bahaya fisik adalah resiko
pelayanan
yang
kesemuanya
listrik,
mengacu
pada
kemudahan
bahaya radioaktif yang terjadi secara
karyawan
dan
kepuasan
alamiah.(9) Selain itu masih terdapat
konsistensi
pelanggan.(6) NIOSH
bahaya mendefiniskan
seperti
:
gas
kabron
stres
uap
monoksida,
panas,
lain
&
berupa
kebisingan,
terjadinya
ruang
oksigen defisiensi atau sebaliknya
terbatas (confined space) adalah
kadar oksigen yang berlebihan, suhu
salah satu ruang pintu yang sangat
yang ekstrem.(10)
terbatas untuk jalan masuk dan
Berdasarkan
dari
paparan
dapat
diketahui
keluar, mempunyai ventilasi udara
hazards
yang sangat terbatas yang mungkin
bahwa pekerjaan didalam
ruang
mengandung
terbatas (confined space)
dapat
atau
menghasilkan
diatas,
pencemaran udara yang berbahaya
menimbulkan
dan
pekerja mulai dari nearmiss hingga
tidak
pekerjaan
dimaksudkan yang
didalamnya.
terus
untuk
menerus
fatality.
(7)
terdapat
penelitian,
458
kematian
akibat
confined space.(11)
yang terbatas untuk masuk atau keluar, misalnya, tangki, kapal, silo, tempat
Berdasarkan
bagi
diketahui bahwa antara 1997-2001
Confined space memiliki sarana
vessel,
kecelakaan
Rendahnya kesadaran terhadap
penyimpanan,
keselamatan kerja merupakan salah
hopper, vault dan vit adalah ruang
satu bentuk perilaku keselamatan
yang mungkin memiliki keterbatasan
kerja yang kurang baik. Hal ini dapat
sarana masuk dan tidak dirancang
terjadi
untuk
organisasi yang tidak berkomitmen
digunakan
secara
terus-
menerus / kontinu.(8)
pada
tingkat
manajerial
dan tidak memprioritaskan terhadap 596
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
keselamatan kerja, maupun pada
pekerja yang memiliki izin khusus
tingkat pekerja sendiri, salah satu
dan pekerja tersebut wajib mematuhi
contohnya
dan
peraturan
ialah yang
mengabaikan telah
melaksanakan
standar
ditetapkan
operasional prosedur yang telah
organisasi seperti penggunaan alat
ditetapkan oleh perusahaan, namun
pengaman pada saat melakukan
masih ditemukan beberapa kasus
pekerjaan. Perusahaan X terlibat
kecelakaan kerja.
dalam berbagai minyak dan gas
Dari total accident percentage
kegiatan yang berhubungan dengan
tahun
alam.
menunjukkan
Indonesia
adalah
yang
2014
di
Perusahaan
terdapat
28
X
kasus
pertama dari operasi eksplorasi dan
kecelakaan kerja. Pada tahun 2015
produksi
gas
terdapat
accident
internasional Perusahaan X, yang
confined
space
berlokasi di Jabung (terletak
penggantian filter didalam GTG (Gas
provinsi
minyak
dan
Sumatera,
Jambi),
di
Irian
di
yaitu
Turbine Generator)
Jaya, dan Jawa Timur. Salah satu
pekerjaan pada
namun tidak
menimbulkan korban nyawa/ fatality.
divisi dari operasi di Perusahaan X
Berdasarkan
data
tersebut
adalah Refining atau penyulingan
peneliti tertarik untuk melakukan
minyak mentah. Didalam proses ini,
kajian ilmiah lebih detail dan rinci
terdapat
mengenai
pekerjaan
yang
komitmen
organisasi
mengharuskan pekerja memasuki
dalam melaksanakan SOP untuk
ruang terbatas atau confined space.
pekerjaan confined space entry pada
Berdasarkan
survey
awal
di
tangki
Perusahaan X pada maret 2015
crude
oil
terhadap
keselamatan kerja di Perusahaan X.
didapatkan bahwa setiap pekerjaan, METODE PENELITIAN
yang menggunakan alat pada sektor produksi
maupun
pekerjaan
Jenis penelitian yang digunakan
administrasi sudah memiliki Standar
dalam penelitian ini adalah penelitian
Operasional Prosedur (SOP). Selain
yang
itu
dengan pendekatan observasional
dijelaskannya
terkait
dengan
pekerjaan di confined space entry
bersifat
kualitatif-deskriptif
(pengamatan).
bahwa setiap pekerja yang akan
Informan utama dalam penelitian
bekerja di ruang terbatas adalah
ini adalah pekerja yang bertugas 597
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
sebagai
entrant
pekerjaan
Penelitian ini mengambil 4 orang
confined space entry di Perusahaan
laki – laki sebagai informan utama.
X.
dalam
Usia keempat informan penelitian
supervisor
yaitu 35 tahun, 38 tahun, 43 tahun
Informan
penelitian HSSE
triangulasi
ini
dan
pada
adalah senior
operation
di
dan 21 tahun. Semua informan
Perusahaan X. Pengumpulan data
utama yang diteliti disini berprofesi
penelitian
dilakukan
melalui
sebagai
wawancara
mendalam
(indepth
confined space entry di Perusahaan
interview) kepada informan utama,
X. Seluruh informan memiliki latar
observasi
langsung
saat
belakang pendidikan yang berbeda
pekerjaan
confined
entry,
yaitu 2 orang tamat SMA, selebihnya
pada space
dokumentasi di tempat penelitian
pekerjaan
Informan triangulasi merupakan
berlangsung dan studi pustaka dari
seorang
berbagai
senior
yang
pada
SMK dan STM.
meliputi foto-foto saat pekerjaan
literatur
entrant
terkait
penelitian.
supervisor
HSSE
operation.
dan
Informan
triangulasi berjenis kelamin laki-laki
Keabsahan
data
dilakukan
dengan usia 36 tahun dan 40 tahun
dengan teknik triangulasi. Teknik
dengan pendidikan terakhir D3 dan
triangulasi
STM. Masa kerja kedua informan
dengan
sumber
membandingkan dan mengecek baik
penelitian yaitu 13 tahun.
derajat kepercayaan pada suatu informasi yang diperoleh melalui
Analisis
waktu dan alat yang berbeda.
dalam
Reliabilitas dicapai
Melakukan
Melaksanakan
Standar
Operasional Prosedur Confined
data.
Space Entry pada Tangki Crude
pemeriksaan
Oil ditinjau dari Kebijakan K3,
auditing
proses
Commitment
dapat
penelitian
dengan
Affective
terhadap alur analisis data untuk
Program K3 dan Komunikasi K3
mengetahui
1. Analisis Kebijakan K3
dan
membandingkan
rekaman, catatan wawancara dan
Berdasarkan
kesimpulan yang dihasilkan.
hasil
wawancara mendalam dengan informan
utama
mengenai
HASIL DAN PEMBAHASAN
affective
Karakteristik Informan
kebijakan K3, didapatkan hasil 598
commitment
terkait
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
bahwa sudah ada kebijakan K3
mendapatkan training tersebut
secara tertulis di Perusahaan X,
dikarenakan
adanya
sistem
dan penyusunan kebijakan K3
kuota
kendala
waktu.
tersebut
oleh
Training yang diberikan sangat
dan
berpengaruh
dilakukan
manajemen, department K3
supervisor HSSE.
tersebut
kepada melalui
Kebijakan
dalam
dikomunikasikan
semua forum
bagi
karyawan
melakukan
pekerjaan
confined space entry, karyawan
karyawan
resmi
serta
menjadi lebih tahu mengenai
seperti
pekerjaan
didalam
confined
meeting. Lebih lanjut informan
space entry. Informan utama
utama
menyatakan
menyatakan
dengan
bahwa
untuk
adanya kebijakan K3 tersebut
pekerjaan confined space belum
sangatlah
pernah dilakukan tes kesehatan
berpengaruh
terhadap informan utama dalam
saat
melaksanakan prosedur kerja.
pekerjaan.
2. Analisis Program K3
3.
Berdasarkan mendalam
wawancara
melakukan
Analisis Komunikasi K3 Berdasarkan
hasil
informan
observasi
affective
komunikasi terkait K3 dilakukan
commitment terkait program K3
pada waktu safety meeting dan
didapatkan
pre job safety meeting. Pada
utama
dengan
sebelum
mengenai
hasil
bahwa
di
dilapangan,
Perusahaan X telah memiliki
pelaksanaan
program K3 untuk pekerjaan
department HSSE memberikan
confined
topik
space
entry
yaitu
safety
yang
meeting
berbeda
tiap
berupa training dan penggunaan
bulannya
PPE
mengenai keselamatan dalam
(Personal
Equipment). pernah
Protective
Training
didapatkan
yang
bekerja,
adalah
ke department lain
cara
aman
dalam
bekerja, sementara pada waktu
training first aid, fire fighting,
pelaksanaan
traning limbah lingkungan, K3.
meeting
Untuk training confined space
diingatkan
entry belum semua karyawan
berpedoman dengan SOP yang 599
pre
job
safety
dilapangan
itu
untuk
selalu
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
ada. Dilakukan juga koordinasi
“many haours without accident”
meeting yang melibatkan leader
dan untuk pekerja yang aktif
field
dalam
crew,
supervisor
program
JSO
&
C.
production, department HSSE
Bentuk reward yang diberikan
untuk
mengenai
kepada karyawan bermacam-
work instruction dan job safety
macam ada tas, jam tangan.
analysis yang sudah dibuat.
Infoman
Adanya safety sign di lokasi
adanya sistem reward ini sangat
kerja
komunikasi
berpengaruh dalam memotivasi
non-verbal untuk memberitahu
mereka untuk bekerja dengan
pekerja alat pelindung diri apa
aman sesuai dengan SOP agar
yang harus digunakan ketika
tidak ada accident, sementara
memasuki lokasi tersebut.
satu
membahas
merupakan
mengatakan
orang
mengatakan Analisis
Continuance
mengenai
Commitment dalam Melaksanakan Standar
Operasional
Confined
Space
tidak
sistem
tahu
reward
ini
Prosedur
Entry
Reward
informan
karena merupakan pekerja baru.
pada
2. Analisis Sistem Punishment
Tangki Crude Oil ditinjau dari Sistem
bahwa
dan
Berdasarkan
Sistem
mendalam
wawancara
dengan
informan
Punishment
utama mengenai continuance
1. Analisis Sistem Reward
commitment
Berdasarkan mendalam
wawancara
dengan
terkait
sistem
punishment di Perushaan X,
informan
didapatkan
hasil
utama mengenai continuance
informan
commitment
adanya sistem punishment di
reward
di
terkait
sistem
Perusahaan
X,
utama
bahwa
perusahaan
ini.
mengetahui
Punishment
didapatkan hasil bahwa tiga
diberikan
informan
mengetahui
yang tidak mematuhi peraturan
reward
yang ada dan yang melakukan
adanya
utama sistem
Perusahaan
X.
di
Reward
kesalahan
kepada
fatal
karyawan
yang
diberikan kepada pekerja ketika
mengakibatkan kerugian pada
perusahaan
perusahaan. Bentuk punishment
mencapai
target 600
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
yang diberikan tergantung dari
berlangsung
jenis
dalam
kesalahannya,
pertama
terus-menerus
melakukan
pekerjaan.
dilakukan teguran secara verbal,
Informan
jika kesalahan tersebut masih
mengatakan bahwa antar rekan
terulang maka akan dikenakan
kerja
surat warning. Dengan adanya
mengingatkan dilapangan ketika
sistem punishment ini informan
ada
mengatakan
melakukan pekerjaan dengan
mereka
berhati-hati
lebih
lagi
dalam
Melaksanakan
juga
juga
pekerja
saling
yang
tidak
menggunakan
bahasa
yang komunikatif.
Analisis Normative Commitment dalam
mereka
aman
melakukan pekerjaan.
utama
2. Kepedulian K3
Standar
Berdasarkan
wawancara
Operasional Prosedur Confined
mendalam
Space Entry pada Tangki Crude
utama
Oil ditinjau dari Hubungan dalam
commitment terkait kepedulian
Organisasi dan Kepedulian K3
K3, didapatkan hasil bahawa
1. Hubungan dalam Organisasi
informan
Berdasarkan dengan
wawancara
informan
mengenai
dengan
mengenai
mengetahui
utama
standar
operasional
entry.
dalam
dikomunikasikan
didapatkan
SOP
hasil bahwa hubungan yang
karyawan
terjalin
meeting,
pekerja
di
prosedur
untuk pekerjaan confined space
commitment terkait hubungan
antara
normative
Perusahaan X sudah memiliki
normative
organisasi,
informan
dan
tersebut
ketika
juga kepada
ada
pada saat
safety sebelum
atasan itu baik. Pihak atasan
memulai pekerjaan juga selalu
menghargai
dan
diingatkan mengenai prosedur
bawahan menghormati atasan.
kerja. Di Perusajaan x juga
Pihak
sudah menerapakan work permit
bawahan
atasan
mengingtakan
selalu
karyawannya
untuk
pekerjaan
untuk bekerja sesuai dengan
space.
prosedur, selalu menggunakan
mengetahui
bahasa yang komunikatif dan
penerapan 601
Semua
di
confined informan pentingnya
aspek
K3
dalam
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
melaksanakan confined
pekerjaan
diikutkan. Jumlah gas masker yang
hal
tersebut
kurang atau tidak sesuai dengan
bekerja
didalam
jumlah karyawan dilapangan.
space,
dikarenakan confined
space
merupakan
pekerjaan dengan risiko tinggi.
KESIMPULAN
Komitmen dari semua informan
1. Perusahaan X telah menerapkan
terhadap
pelaksanaan
confined
space
entry
SOP
sebagian
adalah
aspek
commitment
affective dalam
mengikuti semua step-step kerja
melaksanakan
SOP
confined
yang ada di dalam SOP
space entry, hal ini dapat dilihat dari adanya kebijakan K3 tertulis
Analisis Hasil Obervasi Pekerjaan
yang ditandatangani oleh TOP
Confined
manager serta adanya dukungan
Space
Entry
Pada
Tangki Crude Oil Berdasarkan lapangan
semua hasil
observasi
menggunakan
informan
terhadap
kebjikan K3 tersebut, terdapat
checklist
program
K3
berupa
training
beberapa poin mengenai komitmen
confined space entry, monthly
organisasi
safety meeting, penyediaan alat
terhadap
pelaksanaan
SOP confined space entry sudah
pelindung
sesuai, namun ada beberapa poin
komunikasi yang efektif terhadap
belum
sesuai,
orang
kebijakan K3, program K3, SOP
pekerja
yang
sebagai
confined space entry oleh pihak
yaitu
dua
bertugas
entrant belum mendapatkan training
manager
mengenai
karyawan
confined
mengacu
space,
kepada
jika
diri,
kepada di
adanya
semua
perusahaan
X.
peraturan
Namun masih terdapat beberapa
pemerintah, pekerja yang masuk
hal yang belum sesuai dengan
kedalam
harus
teori affective commitment yaitu
sudah diberikan training confined
pada saat koordinasi meeting
space entry.(8)
tidak semua pekerja dilibatkan
tangki
(entrant)
Pada saat koordinasi meeting membahas
masih
terdapat
work
pekerja yang belum mendapatkan
instruction dan job safety analysis
training confined space entry dan
juga
jumlah alat pelindung diri yang
tidak
mengenai
didalamnya,
semua
karyawan 602
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
belum sesuai dengan kebutuhan
organisasi
pekerja dilapangan.
dengan
saling
mengingatkan
antara
rekan
kerja
untuk
pekerjaan
sesuai
2. Perusahaan X telah menerapkan sebagian
aspek
continuance
commitment
melakukan
dalam
melaksanakan
SOP
yang
ditunjukkan
dengan SOP melalui forum resmi
confined
seperti
meeting
dan
melalui
space entry, hal ini dilihat dengan
komunikasi langsung di lapangan.
adanya
Selain itu dapat juga dilihat dari
pemberian
kepada
semua
reward
karyawan
jika
kepedulian
Perusahaan
X
perusahaan mencapai target jam
terhadap K3 dengan adanya SOP
kerja tanpa accident. Perusahaan
untuk pekerjaan confined space
X
entry,
juga
menerapkan
punishment
yang
sistem
mengimplementasikan
diberlakukan
work permit yang disertai dengan
untuk semua karyawan. Sistem
work instruction dan dokumen job
reward
safety
dan
bertujuan
punishment
analysis.
Namun,
mengingatkan
pengawasan dilapangan terhadap
karyawan dalam melaksanakan
pekerja masih belum optimal, hal
pekerjaan
tersebut
SOP
untuk
ini
harus
yang
Namun,
sudah untuk
punishment belum
berdasarkan
masih ada pekerja yang tidak
penerapan
menggunakan alat pelindung diri
masih
hal
yang sudah ditetapkan di SOP.
tersebut
ditunjukkan dengan masih ada
DAFTAR PUSTAKA
pekerja
yang
melakukan
1. Depnaker
pekerjaan
tidak
menggunakan
alat
pelindung
diri
diperbolehkan
dan
melakukan
3. Perusahaan X telah menerapkan commitment SOP
SAFETY
dalam
yang
baik
Soehatman.
SMART
Panduan
Efektif
Penerapan SMK3 yang Efektif.
confined
Jakarta : Dian Rakyat, 2013.
space entry, hal ini dilihat dari hubungan
Undang-undang
Ketenagakerjaan.2003.
2. Ramli,
melaksanakan
RI.
No. 13 Tahun 2003 Tentang
pekerjaan.
normative
dengan
ditetapkan.
dilapangan
optimal,
ditunjukkan
3. MeyerJ.
dalam
P.,
Allen,
N.
J.
Commitment in the WorkPlace : 603
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Theory,
Research,
Application. California
and
Kesehatan Kerja di Confined
ThousandOaks, :
space September 2006.
SagePublication,
1997.
9. Jeffrey
E.
Shellebarger.
Fundamental 4. Depnaker RI. Undang – Undang
Safe
IBU Work
Practices Guidebook. Chevron
Nomor 1 Tahun 1970 tentang
IndoAsia BU. 2011.
Keselamatan Kerja. 1970 10. Tarwaka.
Dasar-Dasar
5. Cooper, M.D. Toward a Model of
Keselamatan
Kerja
Serta
Safety Culture. Journal of Safety
Pencegahan
Science. 2000 ;pp . 36, 111-136
Tempat. Surakarta : Harapan
Kecelakaan
Di
Press, 2012 6. Wihardo Nelman dan Wanabakti Angih.
Pengaruh
Penerapan
Pelatihan,
SOP,
11. Meyer, S. Fatal Occupational
Reward
Injuries
Involving
Confined
Sistem, Lingkugan Kerja dan
Space,1997-2001,Journal
of
Peralatan
Occupational
&
Kerja
Produktivitas [Skripsi]
Terhadap
Kerja
Teknisi.
Fakultas
Teknik
Safety.Vol; 72, No; 11, pp. 5864. 2003.
Universitas Hasanudin. 2011.
7. NIOSH.
Criterian
Recommendation
for
a
Standard,
Working in Confined Space. US. Department of Health, Education and
Welfare,
Service,
Public
Washington,
Health D.C.
Publication. No; 80-106. 1979.
8. Direktorat Pengawasan Norma Keselamatan Kesehatan Kerja, Pedoman
Keselamatan
Health
dan 604