31 Mei 2015
Company Update RECOMMENDATION : BUY Current Price Target Price (12 months), set on 31 Mei 2015 Up/down side (+/-) Stock Information Reuters Code No. of shares (mn) Market Cap. (Rp) 52wk High 52wk Low Beta (Reuters) Shareholders PT Bank Panin Tbk : Dubai Islamic Bank : Masyarakat/Public : Key Financial (2015 E) ROA (%) ROE (%) Book Value/ share (IDR) PE (x) PBV (x)
PT BANK PANIN SYARIAH TBK (PNBS.JK)
Rp 269 Rp 284 5.6 %
PNBS.JK 9,734.12 2,511,404 T 299 118 0
52.11 % 24.71 % 23.18 %
1.19 10.7 129 20.57 2.19
Historical Chart
Bank Panin Syariah, PNBS didirikan di Malang tanggal 08 Januari 1972 dengan nama PT Bank Pasar Bersaudara Djaja. PNBS memperoleh izin operasi syariah dari Bank Indonesia tanggal 6 Oktober 2009 dan kemudian resmi beroperasi sebagai bank syariah pada tanggal 02 Desember 2009. PT Bank Panin Syariah Tbk, (PNBS) sebuah unit dari bank terbesar ke tujuh di Indonesia, telah menggalang Rp 475 miliar dari penawaran saham perdana ke publik, menjadikannya bank syariah pertama yang terdaftar di bursa saham. Dana dari penawaran saham perdana atau IPO itu akan digunakan untuk memperluas pinjaman untuk usaha-usaha kecil dan menengah (UKM) dan menggandakan jaringan kantor-kantor cabang, yang sekarang terdiri dari 10 cabang. Dari penduduk Indonesia yang mencapai 247 juta, para pemain industri memperkirakan hanya seperlima populasi yang memiliki akses terhadap lembaga keuangan formal. Bank Indonesia memperkirakan aset bank-bank syariah akan tumbuh antara 19 dan 29 persen tahun ini, menurun dari 32 persen pada 2013 karena melemahnya rupiah dan tekanan terhadap ekonomi akibat defisit-defisit eksternal. Meski memiliki populasi Muslim terbesar di dunia, pasar keuangan syariah di Indonesia masih tertinggal dibanding Malaysia. Peminjam dari bank syariah di Indonesia hanya mencapai 4,8 persen dari aset-aset perbankan total dibandingkan dengan lebih dari 20 persen di Malaysia. Ada 11 bank syariah di Indonesia dengan aset total sebesar Rp 229,5 triliun pada Oktober 2013, dibandingkan dengan 120 bank-bank konvensional dengan aset mencapai Rp 4.716 triliun, menurut data terakhir dari bank sentral. Panin Syariah merupakan unit dari PT Bank Pan Indonesia, yang memiliki 51 persen saham bank tersebut setelah IPO.
Laba Bank Panin Syariah 2014 meningkat 272,8% ...
PT Bank Panin Syariah Tbk (PNBS) berhasil membukukan laba tahun berjalan sepanjang 2014 mencapai Rp 96,9 miliar. PNBS mengalami lonjakan pertumbuhan laba sebesar 272,8% dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp 25,9 miliar. Pendapatan dari penyaluran dana PNBS mencapai Rp 525 miliar pada tahun ini, meningkat dari tahun lalu Rp 273,8 miliar. Modal inti yang dimiliki PNBS hingga Desember 2014 mencapai Rp 1 triliun, melonjak dari sebelumnya yang hanya Rp 515 miliar. Non Performing Financing (NPF) gross dan net tercatat masing-masing 0,53% dan 0,29% dari tahun sebelumnya yang tercatat 1,02% dan 0,77%. Net interest margin PNBS berada di level 5,88%, sedangkan untuk rasio kecukupan modal (CAR) pada akhir tahun lalu mencapai 25,69%. Pada tahun lalu, rasio pembiayaan terhadap pendanaan (LDR) berada di level 94,04% dari tahun sebelumnya 90,40%. Return on assets (ROA) 1,99%, return on equity (ROE) 7,66% dan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) 68,47%.
Valuasi
Kami yakin sektor Jasa perbankan mempunyai peluang pasar yang masih terbuka untuk tumbuh, seiring rencana BI bersama dengan OJK untuk mencapai tingkat penetrasi Perbankan Syariah sebesar 15% pada tahun 2023. Salah satu upaya yang akan dilakukan adalah dengan mensyaratkan bahwa pada tahun tersebut setiap bank konvensional yang memiliki unit usaha syariah untuk melakukan spin off unit usaha syariah yang dikelolanya menjadi entitas bisnis yang berdiri sendiri. Sikap optimistik ini telah didukung dengan dicanangkannya Indonesia sebagai kiblat perbankan syariah global oleh Bank Indonesia. Peluang ini berdampak sangat positif bagi segmen usaha PNBS, sehingga dapat meningkatkan pendapatan usaha PNBS. PNBS diperdagangkan pada PE’15 = 20.57x dan PBV’15 = 2.19x. Harga objektif yang kami tetapkan : Rp 284 dengan metode DCF, dengan WACC = 7.53 %, dan long term growth : 3%.
Source : Yahoo Finance, Estimasi Riset Anugerah Sentra
Yusuf Nugraha Analyst Research Investment Telp (021) 426.0375 ext 117 Fax (021) 428 89088
Source : Annual Report 2014, Estimasi Riset Anugerah Sentra
ANUGERAH SENTRA INVESTAMA
2
BANK PANIN SYARIAH
31 Mei 2015 Industri dan Prospek Usaha Indonesia telah berhasil melalui periode pelaksanaan Pemilu legislatif dan eksekutif yang diadakan setiap lima tahun sekali dengan lancar dan damai. Hasil ini tentunya telah kembali memberikan pandangan positif dari pelaku pasar terhadap iklim usaha di tanah air. Di sisi lain, pemerintahan baru telah membuka kesempatan bagi para investor asing dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang lebih memudahkan pelaku usaha dari manca negara asing dalam menanamkan investasinya di Indonesia. Hal ini diyakini akan mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia ke depannya. Berdasarkan hal itu, sebagian pengamat telah memprediksikan bahwa kinerja ekonomi Indonesia akan lebih baik di tahun 2015. BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2015 berkisar pada angka 5,4% sampai dengan 5,8%. Pandangan ini sejalan dengan agenda optimis dari Pemerintah baru yang menargetkan laju pertumbuhan ekonomi di kisaran 7% dalam beberapa tahun ke depan. Pandangan ini juga didukung oleh banyak faktor, termasuk keberadaan Indonesia dengan lokasi strategis dan merupakan salah satu negara terkaya dalam hal ketersediaan sumber daya alam serta basis ekonomi yang kuat seperti besarnya populasi penduduk. Sementara itu, kami telah melihat adanya sinyal dukungan yang lebih besar terhadap Perbankan Syariah. Termasuk diantaranya adalah rencana BI bersama dengan OJK untuk mencapai tingkat penetrasi Perbankan Syariah sebesar 15% pada tahun 2023. Salah satu upaya yang akan dilakukan adalah dengan mensyaratkan bahwa pada tahun tersebut setiap bank konvensional yang memiliki unit usaha syariah untuk melakukan spin off unit usaha syariah yang dikelolanya menjadi entitas bisnis yang berdiri sendiri. Sikap optimistik ini telah didukung dengan dicanangkannya Indonesia sebagai kiblat perbankan syariah global oleh Bank Indonesia. Pertumbuhan Perbankan Syariah ke depannya masih sangat menjanjikan melihat porsi aset perbankan syariah dalam perbankan nasional baru mencapai 4,9% di akhir tahun 2014. Seperti yang tercatat dalam Statistika Perbankan Syariah bulan Desember 2014, di Indonesia saat ini terdapat 12 Bank Umum Syariah (BUS) dengan 2.151 unit kantor, 22 Unit Usaha Syariah (UUS) dengan 320 unit kantor, serta 163 BPRS dengan 439 unit kantor. Sehingga total jaringan kantor di industri perbankan syariah pada periode tersebut adalah sejumlah 2.910 (dua ribu sembilan ratus sepuluh ribu rupiah) unit. Dengan melihat beberapa upaya yang dilakukan oleh pemerintah bersama Bank Indonesia serta setelah mencermati ketertarikan maupun kesadaran masyarakat terhadap perbankan syariah, sektor ini diyakini akan terus tumbuh dan berkembang seiring dengan perkembangan perekonomian yang diprediksikan juga akan semakin membaik di tahun-tahun mendatang. Perkembangan yang telah dicapai oleh perbankan syariah juga telah mendapat tempat tersendiri dari masyarakat dan bahkan oleh sebagian kalangan dianggap sebagai beyond banking, yaitu suatu sistem perbankan yang menawarkan kerjasama antara bank dengan masyarakat yang saling menguntungkan kedua belah pihak, dengan keunggulan kompetitif dengan produk dan skema yang beragam, transparan, kompeten dalam keuangan dan beretika, yang didukung oleh teknologi informasi yang selalu up to date dan user friendly, serta adanya ahli investasi keuangan syariah yang memadai. Melihat masih besarnya peluang tersebut, Panin Bank Syariah akan terus berupaya meningkatkan profesionalisme dalam pengelolaan usahanya dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai utama yang dalam hal ini adalah prinsip-prinsip syariah. Panin Bank Syariah juga senantiasa menganalisa perkembangan yang terjadi di pasar di tengah perubahan pasar regional dan global dalam rangka menangkap peluang-peluang yang ada di samping mengantisipasi setiap tantangan yang berpotensi menghambat pengembangan bisnis. Panin Bank Syariah juga terus meningkatkan ketahanannya melalui tata kelola perusahan yang baik termasuk menguatkan implementasi manajemen risiko dan pengendalian internal, dan telah menetapkan rencana untuk memperbesar jaringan sebagai upaya untuk lebih menjangkau nasabah, serta terus berinovasi untuk meningkatkan kualitas produk dan layanan yang diberikan.
Pasar
Di tahun 2014, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat hingga ke level terendah sejak 2009 di mana PDB (Produk Domestik Bruto) tumbuh 5% setelah secara bertahap mengalami penurunan dari kisaran di atas 6%. Hal ini terutama disebabkan belum pulihnya perekonomian global yang kini mulai dirasakan imbasnya di negara-negara yang dalam beberapa tahun sebelumnya telah membukukan kinerja sangat positif, termasuk Indonesia. Salah satu isu saat ini yang bisa memberikan dampak lebih buruk lagi adalah rencana bank sentral Amerika untuk melakukan tapering, di mana isu ini telah memicu penarikan modal secara masif dari negara-negara berkembang. Langkah Bank Indonesia untuk mengatasi isu tersebut dan memperkuat fondasi ekonomi dengan menjaga suku bunga acuan pada level 7,75% menyusul kenaikan yang dilakukan secara agresif di tahun sebelumnya telah mengakibatkan terpengaruhnya iklim usaha di negeri ini. Di samping itu, penurunan nilai rupiah yang disebabkan oleh melemahnya ekspor turut memberikan tekanan terhadap sejumlah besar sektor industri. Situasi terasa semakin sulit dengan diberlakukannya kebijakan Pemerintah Indonesia untuk mengurangi subsidi BBM. Dalam jangka panjang kebijakan ini memang sangat strategis karena bertujuan untuk memberikan jaminan fasilitas publik yang lebih baik dan mempercepat pembangunan infrastruktur, namun dampak jangka pendeknya berupa inflasi yang sempat melonjak mencapai 8,4% cukup memberatkan sebagian besar masyarakat terutama yang berpengasilan rendah, sehingga secara langsung mempengaruhi tingkat daya beli. Perlambatan pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh pelaksanaan Pemilu yang dilaksanakan di tahun ini. Meskipun bisa dikatakan berjalan dengan cukup lancar, pergantian tampuk kepemimpinan nasional ini telah menyebabkan beberapa pelaku pasar global maupun lokal yang beroperasi di Indonesia untuk menunda rencana ekspansi bisnis strategis dan lebih bersikap mengambil posisi menunggu hasil Pemilu serta perkembangan yang terjadi. Di dalam situasi seperti itu, kinerja industri perbankan nasional di tahun 2014 menjadi sangat dibayangi oleh risiko likuiditas dan risiko kredit. Di sisi lain, biaya perolehan dana menjadi semakin besar seiring dengan meningkatnya suku bunga simpanan. Tren tersebut bisa terlihat dari beberapa indikator kinerja utama. Rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (Loan to Deposit Ratio/LDR) bank umum sampai dengan akhir tahun 2014 meningkat menjadi 89,42% dibandingkan 89,7% pada akhir tahun 2013. Sementara itu, rasio kredit bermasalah bruto (Gross Non Performing Loan/NPL) naik menjadi 1,74% pada akhir tahun 2014 dari sebelumnya 1,48% meskipun masih tetap terjaga secara baik di bawah batas ketetapan BI yakni maksimum 5%.
ANUGERAH SENTRA INVESTAMA
3
BANK PANIN SYARIAH
31 Mei 2015 Pemberian pembiayaan tumbuh 11,58% (year on year) menjadi Rp 3.674 triliun dari sebelumnya Rp 3.293 triliun pada akhir tahun 2013. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 4.114 triliun, dari sebelumnya Rp 3.664 triliun atau tumbuh sebesar 12,29%, dari sebelumnya mencapai 13,6% (year on year). Adapun komposisi dana dengan biaya murah seperti tabungan dan giro tumbuh masingmasing sebesar 5,92% dan 5,05% pada tahun 2014, melambat dibandingkan yang tercatat di tahun sebelumnya. Meskipun melambat, kondisi ini justru memberikan peluang bagi bank-bank yang memiliki CAR cukup tinggi untuk melakukan ekspansi secara selektif dan memperkuat posisi mereka di pasar di saat para bank lain berupaya melakukan konsolidasi.
Perbankan Syariah
Industri perbankan syariah tidak terlepas dari dampak situasi perekonomian makro tersebut. Tingkat pertumbuhan aset syariah mencapai 12,41%, lebih lambat dari yang tercatat di tahun sebelumnya yakni 24,23%. Sedangkan tingkat pembiayaan tumbuh sebesar 8,26% dibandingkan dengan 24,82% di tahun sebelumnya. Sementara itu pembiayaan bermasalah (NPF) meningkat cukup signifikan dari 2,62% di tahun 2013, menjadi 4,33% di tahun 2014. Begitu juga rasio rentabilitas lainnya seperti ROA dan ROE, secara year on year mengalami penurunan yaitu dari masing-masing sebesar 2,00% dan 17,24% menjadi 0,80% dan 5,85%.
Target dan Hasil Sampai dengan akhir 2014 total aset Panin Bank Syariah mencapai Rp 6,20 triliun, tumbuh 53,08% atau setara dengan nilai Rp 2,15 triliun dibandingkan dengan total aset yang tercatat di akhir tahun 2013 senilai Rp 4,05 triliun. Pertumbuhan ini terutama disebabkan oleh meningkatnya Piutang Qard, Pembiayaan Mudharabah dan Pembiayaan Musyarakah. Pembiayaan Bersih dengan akad Mudharabah dan Musyarakah mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 29,60% dan 370,85%. Sementara itu, Piutang Murabahah tercatat mencapai Rp 617 miliar di tahun 2014. Sampai dengan akhir tahun 2014 portofolio pembiayaan Panin Bank Syariah secara keseluruhan tumbuh sebesar 83% menjadi Rp 4,73 triliun atau bertambah sebesar Rp 2,15 triliun bila dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2013 sebesar Rp 2,58 triliun. Di sepanjang tahun 2014, pembiayaan Mudharabah bersih mengalami peningkatan sebesar Rp 195,15 miliar atau sebesar 29,60% dari Rp 659 miliar pada 31 Desember 2013 menjadi Rp 854 miliar pada 31 Desember 2014 dan pembiayaan Musyarakah bersih mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan yaitu sebesar 371% pada akhir tahun 2014 dengan total pembiayaan sebesar Rp 3,25 triliun, tumbuh sebesar Rp 2,56 triliun dari Rp 690 miliar pada akhir tahun 2013, sedangkan Piutang Murabahah bersih sebesar Rp 615 miliar atau sebesar 49,8% dari Rp 1,23 triliun di akhir tahun 2013 menjadi Rp 617,33 miliar di akhir tahun 2014. Panin Bank Syariah juga senantiasa berupaya untuk mengimbangi pertumbuhan pembiayaan dengan menjaga kualitas pembiayaan yang disalurkan. Hasilnya tercermin dari perbaikan tingkat kredit bermasalah yang lebih rendah dibandingkan dengan akhir tahun 2013, di mana di akhir tahun 2014 rasio NPF gross tercatat sebesar 0,53% sedangkan NPF net sebesar 0,29%. Hal ini sebagai bukti atas penerapan aspek prudent yang baik di semua level atas kebijakan dari manajemen berkaitan dengan penyaluran pembiayaan. Jumlah dana masyarakat yang berhasil dihimpun selama tahun 2014 mencapai Rp 5,07 triliun, meningkat secara cukup signifikan yakni sebesar 76,8% atau Rp 2,20 triliun dari Rp 2,87 triliun pada akhir 2013. Porsi kenaikan dana pihak ketiga disumbangkan oleh giro yang meningkat sebesar Rp 286 miliar atau 260% dari posisi akhir tahun 2013 sebesar Rp 109 miliar menjadi sebesar Rp 396 miliar pada akhir tahun 2014. Peningkatan tersebut selaras dengan produk tabungan yang tumbuh sebesar Rp 174 miliar atau 53% dari Rp 329 miliar pada akhir 2013 menjadi sebesar Rp 504 miliar pada akhir 2014. Kontributor lain terhadap peningkatan Dana Pihak Ketiga adalah Produk Deposito yang mencapai Rp 4,17 triliun, atau tumbuh signifikan sebesar Rp 1,74 triliun atau 71,8% dari sebelumnya Rp 2,43 triliun pada akhir tahun 2013.
Technical Side
Memasuki awal tahun 2015, saham PNBS bergerak cukup moderat sejalan dengan pergerakan IHSG. Periode Januari s/d April 2015, harga saham mengalami konsolidasi dengan range 181 – 275. Hal ini mungkin disebabkan animo pasar menanggapi optimisme terhadap kinerja keuangan PNBS sampai akhir tahun 2015.
Pergerakan harga saham PNBS selama bulan Januari - April melonjak dengan harga tertinggi 275, dan mengalami konsolidasi, dengan range harga 181 – 275.
Source : Chartnexus
ANUGERAH SENTRA INVESTAMA
4
BANK PANIN SYARIAH
31 Mei 2015
Valuasi
Periode bulan Januari - April 2015, harga saham PNBS mengalami peningkatan dari level Rp 181 ke level Rp 275 (MoM) atau naik + Rp 94. Kenaikan ini (versus IHSG) mempengaruhi risk & return PNBS dalam hal Beta (β). Sejalan dengan kenaikan harga saham PNBS di bursa sebesar + 51.9%, dan dengan Beta (β) WSKT = 0, harga objektif PNBS kami “upgrade” dari Rp 284 menjadi Rp 378 (konservatif).
Valuasi
PNBS diperdagangkan pada PE’15 = 20.57x dan PBV’15 = 2.19x. Harga objektif yang kami tetapkan: Rp 284 dengan metode DCF, dengan WACC = 7.53 %, dan long term growth: 3%.
Source : Annual Report 2014, Estimasi Riset Anugerah Sentra
ANUGERAH SENTRA INVESTAMA
5
BANK PANIN SYARIAH
31 Mei 2015
Source : Annual Report 2014, Estimasi Riset Anugerah Sentra
ANUGERAH SENTRA INVESTAMA
6
BANK PANIN SYARIAH
31 Mei 2015
Source : Annual Report 2014, Estimasi Riset Anugerah Sentra
Disclaimers: THIS REPORT IS FOR INTERNAL/OUR CLIENT USE ONLY, NOT COMMERCIAL RESEARCH REPORT. This report is not a solicitation or an offer to buy or sell any securities/ stocks. The information and commentaries are also not meant to be endorsements or offerings of any securities, stocks or other investment product. This report has been prepared without regard to the individual financial circumstances, needs or objective of persons who receive it. The securities discussed in this report may not be suitable for all investors. The appropriateness of any particular investment or strategy whether opined on or referred to in this report or otherwise will depend on an investor’s individual circumstances and objectives and should be independently evaluated and confirmed by such investor, and if appropriate, with his professional advisers independently before adoption or implementation. PT Anugerah Sentra Investama does not otherwise guarantee or provide assurance in respect of the obligations of any investment entities. This research has been prepared for the general use of the wholesale clients of PT Anugerah Sentra Investama and must not be copied, either in whole or in part, or distributed to any other person. Before making an investment decision on the basis of this research, the reader needs to consider, with or without the assistance of an adviser, whether the advice is appropriate in light of their particular investment needs, objectives and financial circumstances. There are risks involved in securities trading. The price of securities can and does fluctuate, and an individual security may even become valueless. Our investors are reminded of the additional risks inherent in local and international investments, such as currency fluctuations and international stock market or economic conditions, which may adversely affect the value of the investment. This research is based on information obtained from sources believed to be reliable but we do not make any representation or warranty that it is accurate, complete or up to date. We accept no obligation to correct or update the information or opinions in it. Opinions expressed are subject to change without notice. __________________________________________________________________________________________________________________ Research Team of PT Anugerah Sentra Investama Ruko Cempaka Mas Blok M1, No 48 Lantai 2, Jl. Letjend Suprapto Cempaka Putih Telp: 021-426 0375 Fax. 021-428 89088, Jakarta, 10640
ANUGERAH SENTRA INVESTAMA