PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE INSIDE-OUTSIDE CIRCLE DENGAN POINT-COUNTER-POINT PADA MATERI PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen Di Kelas VII SMP Negeri 6 Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2015/2016)
Wina Fauziah, Endang Surahman, Romy Faisal Mustofa
[email protected] Biology Education Department Faculty of Teachers Training and education Siliwangi University Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Post Code 164 Tlp (0265) 330634 Tasikmalaya 46115,
ABSTRACT This research is aimed to know the difference of students learning result using cooperative learning model inside-outside circle type with point-counterpoint type on pollution and enviromental damage material at class VII in SMPN 6 Tasikmalaya City 2015/2016 academic year. This research was conducted in December 2015 until April 2016 at SMPN 6 Tasikmalaya City. Pre-experimental method is used in this research. The population of this research are all of class VII in SMPN 6 Tasikmalay City as much as eleven classes which consist of 443 students. The sample used in this research is two classes are class VII D and class VII F which taken by cluster random sampling. The instruments used in this research is test on the pollution and enviromental damage material which consist of 40 multiple choice with 4 options. To analyze data, the writer uses t-test with signification value (α) = 5%. The reseach conclude that there was the difference of students learning result using cooperative learning model inside-outside circle type with pointcounter-point type on pollution and enviromental damage material at class VII in SMPN 6 Tasikmalaya City 2015/2016 academic year. The students learning result shows that cooperative learning model inside-outside circle type better than point-counter-point. Keyword : inside-outside circle, point-counter-point. Students Learning Result, Pollution and Environmental Damage.
1
2 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe inside-outside circle dengan tipe point-counter-point pada materi pencemaran dan krusakan lingkungan di kelas VII SMP Negeri 6 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai dengan April 2016 di SMP Negeri 6 Kota Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (pre-experimental). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMP Negeri 6 Kota Tasikmalaya sebanyak 443 orang yang terbagi atas sebelas kelas. Adapun Sampel penelitian adalah kelas VII D dan VII F yang diambil dengan teknik cluster random sampling. Instrumen penelitian berupa tes hasil belajar berjumlah 40 butir soal yang berbentuk pilihan majemuk dengan empat option. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji perbedaan dua rata-rata (uji t) dengan taraf signifikansi (α) = 5%. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh simpulan ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe inside-outside circle dengan tipe point-counter-point pada materi pencemaran dan kerusakan lingkungan di kelas VII SMP Negeri 6 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2015/2016. Dari hasil belajar siswa menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe inside-outside circle lebih baik daripada model pembelajaran kooperatif point-counter-point. Kata Kunci: Inside-outside circle, Point-counter-point, Hasil Belajar, Materi Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan. PENDAHULUAN Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat dipengaruhi oleh sektor pendidikan, sebab pendidikan memiliki peran dan pengaruh yang sangat penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Kualitas pendidikan terletak pada berbagai faktor–faktor dalam pembelajaran seperti tenaga pendidik, prasarana, siswa, serta proses dalam pembelajarnnya. Faktor–faktor tersebut harus menjadi satu kesatuan utuh yang harus senantiasa berjalan secara sistematis agar kualitas pendidikan semakin membaik. Pendidikan yang baik ditandai dengan keberhasilan dan proses belajar yang akan diperankan oleh guru, guru yang baik memiliki kemampuan untuk merencanakan dan melaksanakan pembelajaran dalam menyampaikan materi dan pengelolaan kelas. Untuk mewujudkan hal tersebut, pendidikan harus dilakukan secara menyeluruh, terarah, dan terpadu diberbagai bidang pendidikan, salah satunya adalah ilmu pengetahuan alam (IPA). Peningkatan pembelajaran IPA terus diupayakan melalui perbaikanperbaikan terhadap model, strategi, metode serta urusan teknik dalam pelaksanaan pembelajaran, Namun dalam kenyataannya kebanyakan guru dalam proses belajar mengajar masih menggunakan model pembelajaran langsung, sehingga peserta didik tidak terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan hasil
3 wawancara pada tanggal 10 Desember 2015 dengan guru mata pelajaran IPA di kelas VII SMP Negeri 6 Kota Tasikmalaya diperoleh beberapa permasalahan, di antaranya banyaknya model pembelajaran yang bisa digunakan seringkali membuat guru merasa bingung untuk menentukan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. karena hal tersebut kadangkala guru dalam menyampaikan materi hanya bersifat satu arah (teacher center) sehingga materi tidak dapat sepenuhnya dimengerti oleh siswa. Selain itu, siswa dalam proses pembelajarannya masih kurang antusias sehingga kondisi kelas pada saat pembelajaran berlangsung pasif dan kurang efektif. Hal ini dapat dilihat dari perolehan rata-rata nilai ulangan akhir semester tahun ajaran 2014/2015 yang kurang memuaskan, yaitu 70 sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang harus dicapai siswa adalah 7,50. Model pembelajaran kooperatif memiliki dasar pemikiran bahwa manusia adalah mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, begitupun dengan belajar. Pembelajaran kooperatif bisa di jadikan alternatif pembelajaran dalam proses peningkatan antusias dan motivasi peserta didik dalam proses belajar, karena model pembelajaran kooperatif memiliki keistimewaan yang sangat besar untuk mengembangkan hubungan antara siswa dari latar belakang etnik yang berbeda dan siswa yang pendidikannya terbelakang secara akademik dengan teman sekelas mereka. Model pembelajaran kooperatif juga mempunyai banyak tipe pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi dan antusias dalam belajar. Salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif yaitu inside-outside circle, dalam proses pembelajarannya model ini memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk saling berbagi informasi pada saat yang bersamaan sehingga terjadi pertukaran ide, tujuan dari model ini untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi dan mengolah informasi dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong. Model pembelajaran kooperatif tipe pointcounter-point merupakan model yang menggalakan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok, Sehingga siswa dapat melakukan pertukaran ide sendiri, tujuan dari model ini untuk memberikan dorongan pada siswa agar mengoptimalkan potensi yang dimilikinya, merangsang diskusi dan debat yang aktif sehingga siswa mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam. Model pembelajaran kooperatif tipe inside–outside circle dan pointcounter-point merupakan salah satu alternatif yang dipilih peneliti untuk memecahkan permasalahan pembelajaran yang terjadi di kelas VII SMP Negeri 6 Kota Tasikmalaya. Kedua model pembelajaran ini memiliki kesamaan yaitu setiap kelompok bertanggung jawab atas setiap informasi yang diolah dan diperoleh. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut “adakah perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Insideoutside cicle dengan Point-counter-point pada Materi Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan di kelas VII SMP Negeri 6 Kota Tasikmlaya?”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe insideoutside circle dengan point-counter-point pada materi pencemaran dan kerusakan lingkungan di kelas VII SMP Negeri 6 Kota Tasikmalaya.
4 METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (pre exsperiment) dengan model pembelajaran Inside-outside circle dengan Point-counter-point sebagai variabel bebas dan hasil belajar siswa sebagai variabel terikat. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMP Negeri 6 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2015/2016 sebanyak sebelas kelas dengan jumlah siswa sebanyak 443 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa sebanyak dua kelas dari populasi dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Desain Penelitian Disain yang digunakan dalam penelitian ini adalah posttest only with nonequivalen groups design artinya desain ini digunakan setelah perlakuan dilaksanakan. Desain penelitian yang digunakan menurut Creswell. John (2013:241) : Pola Kelompok A X1 O Kelompok B X2 Keterangan : X1 :
O
Perlakukan (treatment) pertama dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe inside-outside circle X2 : Perlakuan (treatment) kedua dengan menggunakan model kooperatif tipe point-counter point O : Pengukuran akhir (postest) Langkah-Langkah Penelitian Langkah-langkah penelitian yang ditempuh dalam penelitian ini yaitu: tahap persiapan yang meliputi observasi, pengajuan judul, penyusunan proposal dan instrumen penelitian, seminar penelitian, uji coba instrumen penelitian; tahap pelaksanaan meliputi pelaksanaan pembelajaran, posttest; dan tahap pengolahan data seperti pengolahan dan analisis data terhadap hasil belajar yang diperoleh dari penelitian seta membuat kesimpulan. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam peneitian ini menggunakan teknik tes. Tes dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi pencemaran dan kerusakan lingkungan yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran koooperatif tipe inside-outside circle dan tipe point-counter-point. Tes yang digunakan pada penelitian ini adalah tes tertulis dalam bentuk multiple choice 4 option. Tes dilakukan hanya satu tahap, yaitu berupa tes akhir (posttest.). Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar siswa pada materi pencemaran dan kerusakan lingkungan berupa tes bentuk pilihan majemuk dengan empat alternatif pilihan. Uji validitas tiap butir soal menggunakan teknik dengan rumus rpbis. Berdasarkan hasil analisis butir soal
5 dengan menggunakan rumus di atas, diperoleh 40 butir soal yang memenuhi kriteria valid dan 10 butir soal yang tidak memenuhi kriteria valid. maka diperoleh K.R11= 0,89 yang berarti bahwa tes yang diberikan mempunyai tingkat reliabilitas yang tinggi. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Teknik pengolahan dan analis data dalam penelitian ini yaitu dengan uji persyaratan analisis menggunakan Uji normalitas dan Uji homogenitas dengan uji Fmaksimum, kemudian dilanjutkan dengan uji hipotesis menggunakan uji t. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Kota Tasikmalaya pada bulan Desember 2015 sampai April 2016. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Hasil Penelitian Data yang diperoleh dari penelitian ini meliputi data post test pada materi pencemaran dan kerusakan lingkungan di kelas VII SMP Negeri 6 Kota Tasikmalaya. Tabel 1 Statistik hasil Belajar Siswa Setelah Melakukan Proses Pembelajaran dengan Menggunakan Model Pembelajaran insideoutside circle dan point-counter-point Statistik Nilai Posttest VII-D VII-F Minimum 24 21 Maksimum 39 37 Rentang 6 6 Rata-rata 31,17 28,79 Standar deviasi 4,59 4,66 Varians 21,07 21,71 Pengujian Prasayarat Analisis Tabel 2 Ringkasan hasil uji normalitas No
Data
2hitung
2tabel
1. 2.
A B
3,69 3,21
7,81 7,81
Hasil Analisis
2hitung < 2 tabel 2hitung < 2 tabel
Kesimpulan Analisis Terima Ho Terima Ho
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji chi-kuadrat (χ2) dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar Siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Inside-outside circle dengan Point-counterpoint berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
6 Tabel 3 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Fhitung
Ftabel
Hasil Analisis
Kesimpulan
1,03
1,76
Fhitung< Ftabel
Terima Ho
Kesimpulan analisis Kedua varians homogen
Berdasarkan hasil analisis dengan uji homogenitas tersebut, maka disimpulkan bahwa kedua kelompok data tersebut memiliki varians yang homogen. Pengujian Hipotesis Tabel 4 Ringkasan Hasil Uji t t hitung
2,31
t tabel
1,99
Hasil Analisis
Kesimpulan Analisis
- thitung< - ttabel
Tolak Ho
Kesimpulan Penelitian Ada perbedaan rata-rata antara dua kelompok
Dengan demikian, hipotesis yang diajukan “ada perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Inside-outside circle dengan Point-counter-point pada Materi Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan di SMP Negeri 6 Kota Tasikmalaya” dapat diterima. Pembahasan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t diperoleh harga thitung =2,31 sedangkan harga ttabel 1,99. Karena harga thitung lebih besar daripada ttabel, maka kesimpulan analisis dari penelitian ini adalah tolak Ho, artinya ada perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran inside-outside circle dengan point-counter-point pada materi pencemaran dan kerusakan lingkungan tahun ajaran 201502016. Model pembelajaran yang menunjukkan hasil yang lebih baik dari kedua tipe model pembelajaran tersebut pada materi pencemaran dan kerusakan lingkungan adalah model pembelajaran kooperatif tipe inside-outside circle, karena pada model inside-outside circle siswa lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga siswa belajar lebih aktif, dapat menumbuhkan kerja sama antar siswa dan siswa juga mendapatkan informasi yang berbeda pada saat yang bersamaan. Dengan demikian, pembelajaran inside-outside circle menggalakan siswa untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi serta mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain. Sedangkan model pembelajaran kooperatif tipe point-counter-point, pada prinsipnya sama yakni siswa belajar untuk menyampaikan informasi dan mempertanggung jawabkannya serta mendorong siswa berpikir dan bekerja atas
7 inisiatif sendiri juga dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah. Namun pada pelaksanaannya model point-counter-point kurang optimal dikarenakan beberapa faktor antara lain, siswa cenderung kurang berani mengungkapkan pendapat, tidak percaya diri, selain itu juga, ketika siswa menyampaikan pendapatnya kelompok lain kurang menyimak, yang menyebabkan siswa kurang mengerti materi pada saat diskusi berlangsung. Adapun kendala dari proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe point-counter-point yaitu, siswa masih belum berani dan terbiasa untuk mengungkapkan pendapat, cenderung kurang aktif. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh simpulan ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe inside-outside circle dengan tipe point-counter-point pada materi pencemaran dan kerusakan lingkungan di kelas VII SMP Negeri 6 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2015/2016. Dari hasil belajar siswa menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe inside-outside circle lebih baik daripada model pembelajaran kooperatif point-counter-point SARAN Pada proses belajar mengajar di kelas hendaknya guru mencoba menerapkan model pembelajaran inside-outside circle dengan point-counter-point seperti yang telah dilaksanakan dalam penelitian ini, sehingga siswa tidak merasa jenuh dan bosan, Dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe insideoutside circle dan ponint-counter-point, sebaiknya guru melakukan persipan yang matang, sehingga guru dan siswa dapat melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang maksimal untuk mencapai hasil belajar sesuai yang diharapkan dan Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe inside-outside circle dan point-counter-point pada materi atau konsep yang lain.
DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Rukaesih. (2000). Kimia Lingkungan. Yogyakarta: Randi Offset. Arikunto, Suharsismi. (2013). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Creswell, John. (2014 edisi ke tiga). Reseach Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Dimyati, Mudjiyono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Lie, Anita. (2008). Cooperative Learning. Jakarta: PT Grasindo.
8
Melvin, Silberman. (2013). Active Learning. Bandung: Nuansa Cendekia Mulia, Ricky. (2005). Kerusakan Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Rahmalika, Pande.dkk. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Inside Outside Circle Dengan Time Berbantuan Multimedia Terhadap Hasil Belajar IPA Kelas V Gugus 2 Denpasar Timur. E-Journal Mimbar PGSD. 2(1). Universitas Pendidikan Ganesha. Sembel, Dantje. (2015). Toksikologi Lingkungan. Yogyakarta: Andi Offset Shoimin, Aris. (2014). 68 Model Pembelajaran Aktif Dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Slavin, Robert . (2010). Cooverative Learning (teori, riset dan praktek). Bandung: Nusa Media. Soedomo, Mustikahadi. (2001). Pencemaran Udara Kumpulan Karya Ilmiah. Bandung: ITB. Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT Remaja Rosdakarya : Bandung. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Wardhana, Wisnu Arya. (2004). Dampak Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Pustaka Nasional. Widaningsih, Dedeh. (2011). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Tasikmalaya: Uiversitas Siliwangi. Widodo, Agung.dkk. (2013). Penggunaan Model Point Counter Point Melalui Media Compact disc (CD) Interaktif Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Haisil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Sistem Reproduksi di SMA Negeri 1 Banguntapan. E-Journal Pendidikan. UIN Sunan Kalijaga. Widodo, Ari. (2005). Taksonomi Tujuan Pembelajaran. Didaktis. 4(2). 61-69. Universitas Pendidikan Indonesia. Zaini, Hisyam. dkk. (2008). Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : CTSD UIN Sunan Kalijaga.
9