Warta Thomas
Media Pewartaan Umat Paroki St. Thomas Kelapa Dua Depok No. 35 Th. XIII, Minggu, 05 September 2010, Hari Minggu Biasa XXIII
Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya. ( Lukas 14 : 29 - 30 )
2 Renungan:
5 Artikel Tentang Hierarki Dalam Gereja Katolik
3 Artikel Sejarah BKSN
12 Jadwal: Petugas Liturgi
Mengikuti Yesus
Warta Thomas Media Pewartaan Umat Paroki St. Thomas Kelapa Dua Depok Penanggungjawab DPP Paroki St. Thomas-Komsos Penasehat RD. Christophorus Lamen Sani Koordinator Kristiyono-08161633442 Pelaksana Tim Warta Paroki Adit-08568409225 Angga-081807007937 Lia-08567148553 Silvi-08128502221 Susan-085781892080 Yandi-085710482988 Yudis-085714842860 Sirkulasi/Iklan Pieter Fernandez Tarif Iklan Iklan Mini Rp20.000 1/4 halaman Rp35.000 1/2 halaman Rp50.000 Biaya Iklan bayar di muka. Iklan akan dimuat jika masih tersedia space kosong. Redaksi menerima sumbangan tulisan, karikatur, atau kreasi lain. Panjang tulisan maksimal 400 kata ke email:
[email protected] Website thomas.keuskupanbogor.or.id
Ujud Bulan September Ujud Umum : Semoga di negara-negara yang kurang berkembang, pewartaan Kabar Baik memperbarui semangat masyarakatnya untuk secara aktif mengusahakan kemajuan sosial yang sejati. Ujud Misi : Semoga keterbukaan hati terhadap cinta kasih, kita mengakhiri banyak peperangan dan konflik yang telah menodai bumi dengan darah yang tertumpah.
Renungan Mengikuti Yesus
Oleh Romo Christophorus Lamen Sani.
Mengikuti Tuhan rupanya tidak bisa setengah-setengah. Kita harus mengikutiNya dengan segenap hati dan diri seutuhnya. Hati dan pikiran kita tidak boleh bercabang dengan kecintaan kita dengan yang lainnya sekalipun ayah dan ibu, saudara/i dan kampung halaman dan pelbagai cita cita dan jaminan masa depan lainnya. Panggilan Tuhan itu bersifat tegas, mendesak dan kita harus mengikutinya tanpa syarat. Dalam Injil ( Lk.14:25-33 ), kita mendengar Yesus berkata kepada para pengikutNya: ―Jika seseorang datang kepadaKu dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, istrinya, anak-anaknya, saudara saudaranya laki laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri ia tidak dapat menjadi muridKu. Demikian pulalah tiap-tiap orang diantara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi muridKu‖. Maksud Tuhan tentu saja bukan supaya kita sungguh membenci ayah, ibu dan kerabat kita, tetapi supaya kita melihat itu semua dalam hubungannya dengan Kristus. Semua hubungan manusiawi dan harta dunia mendapat proporsi yang sebenarnya. Tidak boleh dilebih-lebihkan. Siapa yang melebihlebihkan itu hidupnya akan timpang, sama dengan orang yang membangun rumah tanpa anggaran atau pergi berperang tanpa strategi. Bersikap dan bertindak tanpa dasar yang kokoh, akan percuma. Seluruh hidup kita harus tertuju pada Kristus, yang lain-lainnya hanya berarti dalam hubungan denganNya. Mengikuti Yesus di zaman ini mungkin semakin sulit karena terlalu besar tantangan dan resikonya. Tantangan budaya materialisme, budaya konsumerisme dan hedonisme. Manusia saat ini tidak dihargai lagi karena kepribadian dan komitmennya, tetapi lebih karena apa yang dimilikinya, seperti rumah mewah, jabatan dan kedudukan atau pangkat yang tinggi, mobil mewah, deposito dan investasi yang banyak… dsbnya. Semua itu bisa menjadi dewa baru bagi manusia dewasa ini. Mengikuti Tuhan seutuh utuhnya menjadi sulit!!! Tantangan dan resiko yang datang dari mereka yang tidak menghendaki kehadiran kita. Karena mengikuti Yesus kita sepertinya senantiasa dimusuhi. Kita terus diancam, diteror dengan pelbagai cara, termasuk dengan bom dan pembakaran, pengusiran. Rupanya selalu ada resiko kalau kita mengikuti Yesus.
Ujud Gereja Indonesia : Semoga peringatan Hari Aksara Internasional (6 September) mendorong semua pihak bekerja sama meningkatkan kemampuan bacatulis masyarakat, khususnya kaum yang terpinggirkan.
Warta Thomas [ 2 ]
Layout Desain by Ari Henoe (
[email protected])
Hari Minggu Biasa ke XXIII
Sejarah BKSN Bulan September biasanya, Gereja Katolik Indonesia memasuki bulan Kitab Suci Nasional. Pimpinan Gereja menganjurkan umat Katolik menjadi lebih akrab dengan Kitab Suci dengan berbagai cara, sehingga dengan demikian umat semakin tangguh dan mendalam imannya daam menghadapi kerumitan dan kesulitan hidup dewasa ini. BULAN KITAB SUCI NASIONAL Selintas Sejarah Pada bulan September telah dikhususkan oleh Gereja Katolik Indonesa sebagai Bulan Kitab Suci Nasional. Di setiap keuskupan dilakukan berbagai kegiatan untuk mengisi bulan ini, mulai di lingkungan, wilayah, paroki, biara, maupun di kelompok-kelompok kategorial. Misalnya, lomba baca KS, pendalaman KS di lingkungan, pameran buku, dan sebagainya. Terutama pada hari Minggu pertama bulan itu, kita merayakan hari Minggu Kitab Suci Nasional. Perayaan Ekaristi berlangsung secara meriah, diadakan perarakan khusus untuk KS, dan KS ditempatkan di tempat yang istimewa. Sejak kapan tradisi Bulan Kitab Suci Nasional ini berawal? Untuk apa? Untuk mengetahui latar belakang diadakannya BKSN ini kita perlu menengok kembali Konsili Vatikan II. Salah satu dokumen yang dihasilkan oleh KV II yang berbicara mengenai KS adalah Dei Verbum. Dalam Dei Verbum para bapa Konsili menganjurkan agar jalan masuk menuju Kitab Suci dibuka lebarlebar bagi kaum beriman (DV 22). Konsili juga mengajak seluruh umat beriman untuk tekun membaca KS. Bagaimana jalan masuk itu dibuka? Pertama-tama, dengan menerjemahkan KS ke dalam bahasa setempat, dalam hal ini Bahasa Indonesia. Usaha ini sebenarnya telah dimulai sebelum KV II dan Gereja Katolik telah selesai menerjemahkan seluruh KS, baik PL maupun PB. Namun, KV II menganjurkan agar diusahakan terjemahan KS ekumenis, yakni terjemahan bersama oleh Gereja Katolik dan Gereja Protestan. Mengikuti anjuran KV II ini, Gereja Katolik Indonesia mulai ―meninggalkan‖ terjemahan PL dan PB yang merupakan hasil kerja keras para ahli Katolik, dan memulai kerja sama dengan Lembaga Alkitab Indonesia. Dengan demikian, mulailah pemakaian KS terjemahan bersama, yang merupakan terjemahan resmi yang diakui baik oleh Gereja Katolik maupun Gereja-gereja Protestan di Indonesia. Yang membedakan hanyalah Kitab-Kitab Deuterokanonika yang diakui termasuk dalam KS oleh Gereja Katolik namun tidak diakui oleh Gereja-gereja Protestan. Warta Thomas [ 3 ]
Kitab Suci telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, namun umat Katolik Indonesia belum mengenalnya, dan belum mulai membacanya. Mengingat hal itu, Lembaga Biblika Indonesia, yang merupakan Lembaga dari KWI untuk kerasulan Kitab Suci, mengadakan sejumlah usaha untuk memperkenalkan KS kepada umat dan sekaligus mengajak umat untuk mulai membaca KS. Hal ini dilakukan antara lain dengan mengemukakan gagasan sekaligus mengambil prakarsa untuk mengadakan Hari Minggu Kitab Suci secara nasional. LBI mengusulkan dan mendorong agar keuskupankeuskupan dan paroki-paroki seluruh Indonesia mengadakan ibadat khusus dan kegiatan-kegiatan sekitar KS pada Hari Minggu tertentu. LBI telah dua kali mencobanya. Pada tahun 1975 dalam rangka menyambut terbitnya Alkitab lengkap ekumenis, LBI menyarankan agar setiap paroki mengadakan Misa Syukur pada bulan Agustus. Bahan -bahan liturgi dan saran-saran kegiatan yang dapat dilakukan beberapa bulan sebelumnya dikirimkan ke keuskupan-keuskupan. Percobaan kedua dilakukan pada tahun 1976. Akhir Mei 1976 dikirimkan bahanbahan langsung kepada pastor-pastor paroki untuk Hari Minggu Kitab Suci tanggal 24/25 Juli 1976, ditambah lampiran contoh pendalaman, leaflet, tawaran bahan diskusi, dan lain-lain. Walaupun dua kali percobaan itu tidak menghasilkan buah melimpah seperti yang diharapkan, LBI toh meyakini bahwa HMKS harus diteruskan dan diusahakan, dengan tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mendekatkan dan memperkenalkan umat dengan sabda Allah. KS juga diperuntukkan bagi umat biasa, tidak hanya untuk kelompok tertentu dalam Gereja. Mereka dipersilahkan melihatnya dari dekat, mengenalnya lebih akrab sebagai sumber dari kehidupan iman mereka. 2. Untuk mendorong agar umat memiliki dan menggunakannya. Melihat dan mengagumi saja belum cukup. Umat perlu didorong untuk memilikinya paling sedikit setiap keluarga mempunyai satu kitab suci di rumahnya. Dengan demikian, umat dapat membacanya sendiri untuk memperdalam iman kepercayaannya sendiri. Dalam sidang MAWI 1977 para uskup menetapkan agar satu Hari Minggu tertentu dalam tahun gerejani ditetapkan sebagai Hari Minggu Kitab Suci Nasional. Hari Minggu yang dimaksudkan adalah Hari Minggu Pertama September. Dalam perkembangan
Layout Desain by Ari Henoe (
[email protected])
Hari Minggu Biasa ke XXIII
selanjutnya keinginan umat untuk membaca dan mendalami KS semakin berkembang. Satu Minggu dirasa tidak cukup lagi untuk mengadakan kegiatankegiatan seputar Kitab Suci. Maka, kegiatan-kegiatan ini berlangsung sepanjang Bulan September dan bulan ke-9 ini sampai sekarang menjadi Bulan Kitab Suci Nasional
Memperkenalkan Kitab Suci Sejak Usia Dini Bulan September ini kembali kita memasuki Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN), agenda tahunan yang diharapkan memberikan nuansa yang selalu baru dalam memahami Kitab Suci. Tahun ini, tema secara nasional adalah: ―Memperkenalkan Kitab Suci kepada anak sejak usia dini‖. Tema ini benar-benar menggugah kesadaran kita bersama bahwa Kitab Suci memegang peranan sangat penting dalam kehidupan ini, dan melalui BKSN tahun ini, kita diingatkan kembali untuk memberikan pengajaran tentang Kitab Suci sejak usia dini (5 tahun). Untuk tingkat Paroki St. Thomas, sosialisasi bahan pendalaman BKSN sudah dilakukan pada tanggal 22 Agustus lalu, yang dihadiri hampir seluruh lingkungan dan wilayah di Paroki. Tim sosialisasi dari Paroki, yang terdiri dari: Frater, Pak Rochju (Sie KKS), dan Pak Dion S. (Wk. Korbid Bid. Pewartaan dan Kesaksian), memberikan penjelasan mengenai pertemuan yang akan dilakukan di setiap lingkungan. Dalam BKSN kali ini, metode yang digunakan untuk pendalaman adalah Seven Step (7 langkah), Lectio Devina dan Ibadat. Setiap lingkungan diberikan keleluasaan untuk memilih salah satu dari ketiga cara/ metode pendalaman Kitab Suci tersebut. Dalam pemaparannya ketiga pembicara secara bergantian memberikan penjelasan mengenai pokokpokok pikiran dalam pertemuan I – IV, yang dapat dijelaskan sbb ; Pertemuan I – Perkenalan dengan Shema Shema adalah suatu tradisi dari orangtua Bangsa Israel dalam mengajarkan dan memperkenalkan Allah yang Esa, dan karya keselamatanNya kepada anakanaknya. Pengajaran yang dilakukan tidak hanya sekali tapi secara terus menerus dan merupakan tanggung jawab dari orangtua (terutama bapakWarta Thomas [ 4 ]
bapaknya). Materi yang didalami dari Kitab Ulangan 6 : 4-9. Dalam ayat tersebut terdapat inti ajaran yaitu : Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu (Ul 6 : 5), perintah ini oleh Yesus ditetapkan sebagai perintah yang utama (bdk 22:37). Dalam ayat selanjutnya disebutkan bahwa sebagai orangtua diharuskan untuk mengajarkan hal / perintah yang utama itu kepada anak-anaknya (ayat 7) dan dimanapun kita berada (dirumah, dalam perjalanan, sebelum tidur atau dalam setiap kesempatan berkumpul). Pertemuan II – Belajar Kitab Suci Sejak Kecil Bahan dari pertemuan ke II adalah dari Surat Rasul Paulus kepada Timotius, 2 Tim 3 : 10 – 17. Judul perikop adalah Iman bertumbuh dalam penganiayaan dan pembacaan Kitab Suci. Timotius adalah rekan sekerja Paulus dalam pewartaannya di Asia, Yunani dan Roma. Dalam suratnya tersebut, Paulus meneguhkan timotius dan juga kita yang membacanya, bahwa dengan membaca Kitab Suci sejak kecil, akan dapat memberikan pegangan dan kekuatan dalam menghadapi penderitaan dalam karya pelayanan dan pewartaan, dan Paulus mengingatkan bahwa Kitab Suci beguna untuk memperbaiki kelakuan dan mengajar dalam kebenaran (bdk 2 Tim 3:16). Pertemuan III – Mendidik Anak menjadi Taat Bahan bacaan dalam pertemuan ke III adalah Efesus 6 : 1-4. Dalam pertemuan ini kita diajak untuk menyadari bahwa taat kepada orangtua juga berarti taat kepada Kristus, orangtua untuk selalu mengajarkan kepada anak-anaknya nasihat dan ajaran Tuhan (dalam KS). Seluruh dari Perikop ini mengutamakan Kasih sebagai suatu ikatan yang aktualisasinya adalah sikap saling menghormati, anak kepada orangtuanya, bapak-bapak kepada anaknya, hamba kepada tuannya dan juga sebaliknya. Pertemuan IV – Sayang Anak Bahan bacaan yang dipilih adalah dari Injil Markus 10 : 13 – 16. Berbicara tentang anak-anak kita akan memiliki beberapa pandangan, anak-anak adalah Pribadi yang sangat tergantung kepada orang lain, polos, jujur, rendah hati, taat, selalu nampak ceria, dll. Sikap – sikap seperti anak-anak itulah yang dikehendaki Allah kepada kita. Hal itu kalau kita baca dalam perikop-perikop selanjutnya akan sangat kontradiktif dengan sikap seorang dewasa yang terikat pada hartanya (bdk Mrk 10:17-27), yang hitung-
Layout Desain by Ari Henoe (
[email protected])
Hari Minggu Biasa ke XXIII
hitungan dalam melayani Tuhan (bdk Mrk 10:28-31), yang dilanda kecemasan walau bersama Yesus (bdk Mrk 10 : 32-34), yang mau mendapatkan tempat utama setelah bersusah payah mengikuti Yesus (bdk Mrk 10 : 35-45).
bahwa Maria juga adalah keturunan Daud, sebagaimana Yusuf suaminya. Yang penting disini bukanlah ketepatan hari kelahiran itu tetapi ungkapan iman Gereja akan Maria sebagai perempuan yang ditentukan Allah untuk mengandungkan dan melahirkan AnakNya.
Selamat Melakukan Pendalaman Kitab Suci – Tuhan memberkati.
Seturut sejarah, mulanya pesta ini dirayakan di lingkungan Gereja Timur berdasarkan ilham dari tulisan – tulisan apokrif pada abad ke – 6; pada akhir abad ke – 7, barulah pesta ini diterima dan dirayakan di dalam Gereja Barat Roma.
Lukas Heri Waskito
Pesta kelahiran Santa Perawan Maria Pada tanggal 8 September, Gereja seluruh dunia merayakan ―Pesta kelahiran Santa Perawan Maria‖. Pesta ini sesungguhnya menunjukkan betapa Gereja mengasihi dan menghormati Bunda Maria sebagai wanita yang punya peranan besar di dalam karya keselamatan Allah. Sehubungan dengan pesta ini mungkin terlintas dalam benak kita pertanyaan berikut: ―Landasan pemikiran apa yang melatarbelakangi pesta ini?‖ Kita tidak bisa langsung menjawab pertanyaan ini dengan membeberkan peristiwa kelahiran Maria secara lengkap dan obyektif berdasarkan informasi dari dokumen – dokumen terpercaya Gereja seperti Alkitab. Yang mungkin bagi kita ialah melihat peranan dan kedudukan Maria di dalam rencana dan karya keselamatan Allah di dalam sejarah. Tentang hal ini Gereja mengajarkan bahwa Allah – setelah kejatuhan manusia – menjanjikan seorang Penebus bagi umat manusia. Penebus itu adalah AnakNya sendiri. Untuk maksud luhur itu Allah membutuhkan kerjasama manusia; Allah membutuhkan seorang perempuan untuk mengandungkan dan melahirkan AnakNya. Kebeneran iman ini dikatakan Santo Paulus dalam suratnya kepada Galatia: ―…Setelah genap waktunya, maka Allah mengutus AnakNya, yang lahir dari seorang perempuan…‖ (Gal 4:4). Siapa perempuan itu? Perempuan itu adalah Maria, seorang puteri keturunan Abraham. Dari sini Gereja mengajarkan bahwa Maria telah ditentukan Allah sedari kekal untuk mengandung dan melahirkan AnakNya. Untuk itu ia suci sejak lahirnya dan diperkandungkan tanpa noda dosa asal. Dalam konteks pengakuan iman inilah, Gereja merasa perlu menentukan suatu hari khusus (yaitu: 8 September) untuk merayakan peristiwa kelahiran Maria. Dasar pertimbangan disini – barangkali sangat sederhana – ialah bahwa sebagai manusia, Maria tentu pernah lahir pada waktu dan tempat tertentu, dari orangtua dan suku tertentu. Injil – injil sendiri tidak mengatakan secara jelas
Warta Thomas [ 5 ]
www.imankatolik.or.id/kalender/8Sep.html
Tentang Hierarki Dalam Gereja Katolik Gereja yang satu, kudus, Katolik dan apostolik di dunia ini disusun dan diatur sebagai serikat, lebih khusus lagi sebagai suatu "serikat yang dilengkapi dengan jabatan hierarkis" (Lumen Gentium 8). Menurut Ajaran resmi Gereja struktur Hierarkis termasuk hakikat kehidupan-nya juga. Perutusan ilahi, yang dipercayakan Kristus kepada para rasul itu, akan berlangsung sampai akhir zaman (lih. Mat 28:20). Sebab Injil, yang harus mereka wartakan, bagi Gereja merupakan azas seluruh kehidupan untuk selamanya. Maka dari itu dalam himpunan yang tersusun secara hirarkis yaitu para Rasul telah berusaha mengangkat para pengganti mereka. Maka Konsili mengajarkan bahwa "atas penetapan Ilahi, para Uskup menggantikan para Rasul sebagai gembala Gereja" (Lumen Gentium 20). "Konsili suci ini mengajarkan dan menyatakan, bahwa Yesus Kristus, Gembala Kekal, telah mendirikan Gereja kudus, dengan mengutus para Rasul seperti Ia sendiri diutus oleh Bapa (lih. Yoh 20:21). Kepada mereka itu para Rasul berpesan, agar mereka menjaga seluruh kawanan, tempat Roh Kudus mengangkat mereka untuk menggembalakan jemaat Allah (lih. Kis 20:28).(LG 20). Pengganti meraka yakni, para Uskup, dikehendakiNya menjadi gembala dalam Gereja-Nya hingga akhir jaman (LG 18). Struktur hierarkis bukanlah sesuatu yang ditambahkan atau dikembangkan dalam sejarah Gereja saja. Menurut ajaran Konsili Vatikan II struktur itu dikehendaki Tuhan dan akhirnya berasal dari Tuhan Yesus sendiri.
Layout Desain by Ari Henoe (
[email protected])
Hari Minggu Biasa ke XXIII
Prinsip Hierarki Pertanyaan yang paling pokok ialah, dimana dalam Kitab Suci dikatakan bahwa Yesus mendirikan hierarki sebagaimana terdapat di dalam Gereja sekarang? Struktur hierarkis Gereja sekarang terdiri dari dewan para Uskup dengan Paus sebagai kepalanya, dan para imam serta diakon sebagai pembantu para Uskup. Dalam Kitab Suci belum ada struktur kepemimpinan yang terdiri dari Uskup, imam, dan diakon. Peranan Petrus di antara para rasul tidak sama dengan kuasa dan kedudukan Paus sekarang ini. Maka pernyataan "atas penetapan Ilahi, para Uskup menggantikan para Rasul" harus dimengerti dengan baik. Yang dimaksudkan ialah bahwa dari hidup dan kegiatan Yesus timbullah kelompok orang yang kemudian berkembang menjadi Gereja, seperti yang dikenal sekarang. Proses perkembangan pokok itu terjadi dalam Gereja perdana atau Gereja Para Rasul, yakni Gereja yang mengarang Kitab Suci Perjanjian Baru. Jadi, dalam kurun waktu antara kebangkitan Yesus dan kemartiran St. Ignatius dari Anthiokia pada awal abad kedua, secara prinsip terbentuklah hierarki Gereja sebagaimana dikenal dalam Gereja sekarang. Yang disebut awal perkembangan hierarki adalah kelompok ke-12 Rasul. Hierarki Gereja Katolik dimulai dari para Uskup (sebagai Dewan) dan Ketuanya, yaitu : Paus. ―Konsili Suci mengajarkan, bahwa atas penetapan ilahi, para uskup menggantikan para rasul sebagai gembala Gereja‖ (Lumen Gentium 20). Lumen Gentium adalah Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang Gereja. 1. PARA RASUL Sejarah awal perkembangan Hierarki adalah kelompok keduabelas rasul. Inilah kelompok yang sudah terbentuk waktu Yesus masih hidup. Seperti Paulus juga menyebutnya kelompok itu " mereka yang telah menjadi rasul sebelum aku" (Gal 1:17). Demikian juga Paulus pun seorang rasul, sebagaimana dalam Kitab Suci (1Kor 9:1, 15:9, dsb) Pada akhir perkembangannya ada struktur dari Gereja St. Ignatius dari Antiokhia, yang mengenal "penilik" (Episkopos), "penatua" (presbyteros), dan "pelayan" (diakonos). Struktur ini kemudian menjadi struktur Hierarkis yang terdiri dari uskup, imam dan diakon. 2. DEWAN PARA USKUP Warta Thomas [ 6 ]
Pada akhir zaman Gereja perdana, dudah diterima cukup umum bahwa para uskup adalah pengganti para rasul, seperti juga dinyatakan dalam Konsili Vatikan II (LG 20). Tetapi hall itu tidak berarti bahwa hanya ada dua belas uskup (karena duabelas rasul). Disini dimkasud bukan rasul satu persatu diganti oelh orang lain, tetapi kalangan para rasul sebagai pemimpin Gereja diganti oleh kalangan pra uskup. hal tersebut juga di pertegas dalam Konsili Vatikan II (LG 20 dan LG 22). Tegasnya, dewan para uskup menggantikan dewan para rasul. Yang menjadi pimpinan Gereja adalah dewan para uskup. Seseorang diterima menjadi uskup karena diterima kedalam dewan itu. itulah Tahbisan uskup, " Seorang menjadi anggota dewan para uskup dengan menerima tahbisan sakramental dan berdasarkan persekutuan hierarkis dengan kepada maupun para anggota dewan" (LG 22). Sebagai sifat kolegial ini, tahbisan uskup belalu dilakukan oleh paling sedikit tiga uskup, sebeb tahbisan uskup berarti bahwa seorang anggota baru diterima kedalam dewan para uskup (LG 21). 3. PAUS Kristus mengangkat Petrus menjadi ketua para rasul lainnya untuk menggembalakan umat-Nya. Paus, pengganti Petrus adalah pemimpin para uskup. Menurut kesaksian tradisi, Petrus adalah uskup Roma pertama. Karena itu Roma selalu dipandang sebagai pusat dan pedoman seluruh Gereja. Maka menurut keyakinan tradisi, uskup roma itu pengganti petrus, bukan hanya sebagai uskup lokal melainkan terutama dalam fungsinya sebagai ketua dewan pimpinan Gereja. Paus adalah uskup Roma, dan sebagai uskup Roma ia adalah pengganti Petrus dengan tugas dan kuasa yang serupa dengan Petrus. hal ini dapat kita lihat dalam sabda Yesus sendiri : "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga." (Mat 16:17-19). Jadi Paus adalah suatu jabatan tertinggi seorang beriman katolik yang menguasai seluruh gereja katolik
Layout Desain by Ari Henoe (
[email protected])
Hari Minggu Biasa ke XXIII
partikular di semua negara dan himpunannya. Paus berkedudukan di Roma, Vatikan. Paus bertugas menggembalakan umat yang terhimpun dalam gereja-gereja partikular dengan dibantu oleh para Uskup dan mempunyai hak dan wewenang untuk menentukan cara baik personal maupun kolegial sesuai kebutuhan gereja, juga memimpin Ibadat (Ekaristi, Misa)di Katedral setiap hari Minggu dan hari-hari raya wijib.
polit dan Uskup Sufragan. Uskup Agung/Uskup Metropolit yang memimpin Provinsi Gerejawi berwenang melaporkan kalau ada penyelewenganpenyelewengan kepada Paus. Fungsinya adalah memimpin para Imam (Pastor) di wilayahnya agar terbentuk gereja partikular dan mewakili pastor/umat menyampaikan ke Paus jika ada masalah. Kedudukan Uskup di keuskupan dalam wilayah provinsi gerejawi. Provinsi Gerejawi tidak sama dengan Provinsi dalam pemerintahan suatu negara. 5. IMAM/PASTOR
4. USKUP Paus adalah juga seorang uskup. kekhususannya sebagai Paus, bahwa dia ketua dewan para uskup. Tugas pokok uskup ditempatnya sendiri dan Paus bagi seluruh Gereja adalah pemersatu. Tugas hierarki yang pertama dan utama adalah mempersatukan dan mempertemukan umat. Tugas itu boleh disebut tugas kepemimpinan, dan para uskup "dalam arti sesungguhnya disebut pembesar umat yang mereka bimbing" (LG 27). Tugas pemersatu dibagi menjadi tiga tugas khusus menurut tiga bidang kehidupan Gereja. Komunikasi iman Gereja terjadi dalam pewartaan, perayaan dan pelayanan. Maka dalam tiga bidang itu para uskup, dan Paus untuk seluruh Gereja, menjalankan tugas kepemimpinannya. "Diantara tugas-tugas utama para uskup pewartaan Injilah yang terpenting" (LG 25). Dalam ketiga bidang kehidupan Gereja uskup bertindak sebagai pemersatu, yang mempertemukan orang dalam komunikasi iman.
Pada zaman dahulu, sebuah keuskupan tidak lebih besar daripada sekarang yang disebut paroki. Seorang uskup dapat disebut "pastor kepala" pada zaman itu. dan imam-imam "pastor pembantu", lama kelamaan pastor pembantu mendapat daerahnya sendiri, khususnya di pedesaan. Makin lama daerahdaerah keuskupan makin besar. Dengan Demikian, para uskup semakin diserap oleh tugas oraganisasi dan administrasi. Tetapi itu sebetulnya tidak menyangkut tugasnya sendiri sebagai uskup, melainkan cara melaksanakannya. sehingga uskup sebagai pemimpin Gereja lokal, jarang kelihatan ditengah-tengah umat. Melihat perkembangan demikian, para imam menjadi wakil uskup. "Di masing-masing jemaat setempat dalam arti tertentu mereka menghadirkan uskup. Para imam dipanggil melayani umat Allah sebagai pembantu arif bagi badan para uskup, sebagai penolong dan organ mereka" (LG 28).
Uskup adalah jabatan seorang beriman katolik yang dipilih dan dilantik oleh Paus untuk memimpin Keuskupan/Gereja Katolik Partikular di wilayah provinsi gerejawi di negara masing-masing.
Tugas konkret mereka sama seperti uskup: "Mereka ditahbiskan untuk mewartakan Injil serta menggembalakan umat beriman, dan untuk merayakan ibadat ilahi"
Uskup juga disebut pengganti para rasul lewat Roh Kudus yang dianugerahkan kepada mereka ditetapkan menjadi gembala dalam gereja dan pelayan dalam kepemimpinan.
Imam/Pastor merupakan ―penolong dan organ para uskup‖ (Lumen Gentium 28). Imam/Pastor adalah jabatan seorang beriman katolik yang menyelesaikan sekolah di Seminari dan ditahbiskan / dilantik oleh Uskup menjadi Pastor untuk menggembalakan umat katolik yang terhimpun dalam gereja/kapel/rumah ibadat juga mewartakan sabda Tuhan. Didalam Gereja Katolik ada imam diosesan (sebutan yang sering dipakai imam praja) dan imam religius (ordo atau kongregasi).
Tugasnya adalah menggembalakan umat Allah yang bekerjasama dengan para Pastor (Imam) yang terhimpun di gereja partikular diwilayahnya. Memberikan perintah kepada Pastor (Imam) untuk memimpin umat di gereja masing-masing/di wilayah gereja partikular masing-masing dan menyampaikan pesanpesan dari Paus sebagai pimpinan tertinggi gereja Katolik. Ada dua Uskup yaitu Uskup Agung/Uskup MetroWarta Thomas [ 7 ]
Imam diosesan adalah imam keuskupan yang terikat dengan salah satu keuskupan tertentu dan tidak termasuk ordo atau kongregasi tertentu.
Layout Desain by Ari Henoe (
[email protected])
Hari Minggu Biasa ke XXIII
Imam religius (misalnya SJ, MSF, OFM, dsb) adalah imam yang tidak terikat dengan keuskupan tertentu, melainkan lebih terikat pada aturan ordo atau kongregasinya. 6. DIAKON "Pada tingkat hierarki yang lebih rendah terdapat para diakon, yang ditumpangi tangan bukan untuk imamat, melainkan untuk pelayanan" (LG29). Mereka pembantu uskup tetapi tidak mewakilinya. Diakon adalah pembantu Uskup dan Imam dalam pelayanan terhadap umat beriman. Mereka ditahbiskan untuk mengambil bagian dalam imamat jabatan. Karena tahbisannya ini, maka seorang diakon masuk dalam kalangan hirarki. Di Gereja Katolik ada 2 macam Diakon, yaitu : mereka yang tahbisan Imam .
dipersiapkan
untuk
menerima
mereka yang menjadi Diakon untuk seumur hidupnya tanpa menjadi Imam. 7. ISTILAH NAMA Kardinal adalah merupakan gelar kehormatan. Kata ―kardinal‖ berasal dari kata Latin‖cardo‖ yang berarti ―engsel‖, dimana seorang Kardinal dipilih menjadi asisten-asisten kunci dan penasehat dalam berbagai urusan gereja. Kardinal dapat dipilih dari kalangan Imam ataupun Uskup. Di Indonesia telah ada 2 orang Kardinal, yaitu Yustinus Kardinal Darmojuwono Pr (alm.) dan Julius Kardinal Darmaatmaja SJ. Seorang kardinal biasanya adalah seorang uskup yang diberi tugas dan wewenang memilih Paus baru, bila ada seorang Paus yang meninggal. (karena Paus adalah uskup Roma, maka Paus baru sebetulnya dipilih oleh pastor-pastor kota Roma, khususnya pastor-pastor dari gereja-gereja "utama" (cardinalis)). Dewasa ini para kardinal dipilih dari uskup-uskup seluruh dunia. lama kelamaan para kardinal juga berfungsi sebagai penasihat Paus, bahkan fungsi kardinal menjadi suatu jabatan kehormatan. Para kardinal diangkat oleh Paus. Sejak abad ke 13 warna pakaian khas adalah merah lembayung. 8. KAUM AWAM Bagi kaum awam, perutusan Gereja Katolik bukan saja dibidang liturgi dan pewartaan, tetapi juga dibidang pengembalaan. Misalnya sebagai:
Pengurus Dewan Pastoral Paroki Tugasnya adalah memikirkan, merencanakan, memutuskan dan mempertanggung-jawabkan hal-hal yang bermanfaat bagi kehidupan dan karya paroki. Misalnya kegiatan pewartaan sabda, perayaan liturgi dan membangun masyarakat. Pengurus Wilayah atau Stasi Tugasnya adalah mengkoordinasi kegiatan antar lingkungan yang berada didalam wilayah Dewan Parokinya. Pengurus Lingkungan Tugasnya adalah menampung dan menyalurkan masalah-masalah yang ada di lingkungan kepada Dewan Paroki atau Pastor Parokinya. Juga mengadakan pendataan dalam lingkungan atau kelompok dan mengadakan pertemuanbersama dengan Pengurus Kelompok. Pengurus Kelompok Tugasnya adalah menjadi tumpuan utama dan pertama untuk mengembangkan kehidupan umat Katolik. Merekalah yang melakukan berbagai program lingkungan dalam rangka pembinaan umat. Untuk pengurus Wilayah/Lingkungan/Kelompok haruslah seorang umat kristiani yang dipilih oleh umatnya/jemaatnya di lingkup wilayahnya dan dikukuhkan/ dilantik oleh Pastor Paroki. PAROKI Paroki ialah komunitas kaum beriman kristiani tertentu yang dibentuk secara tetap dalam Gereja Partikular yang reksa pastoralnya dibawah otoritas Uskup diosesan dipercayakan kepada Pastor Paroki sebagai gembalanya sendiri. Nama Paroki Santo Thomas didirikan pada tanggal 23 Maret 1991 dengan nama pelindung Santo Thomas. Nama badan yang mengelola Paroki Santo Thomas disebut : DEWAN PASTORAL PAROKI SANTO THOMAS. Wilayah Wilayah Paroki Santo Thomas meliputi sebagian Kecamatan Cimanggis dan sebagian Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok. Kedudukan
Warta Thomas [ 8 ]
Layout Desain by Ari Henoe (
[email protected])
Hari Minggu Biasa ke XXIII
Kedudukan Paroki Santo Thomas adalah sebagai bagian dari Keuskupan Bogor dalam batasbatas teritorial tertentu yang diputuskan oleh Bapak Uskup. Tempat kedudukan Gereja, pastoran, serta gedung paroki terletak di. Ksatrian Amji Atak Korps Brimob POLRI, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok. PASTOR KEPALA PAROKI Pastor Kepala Paroki biasanya disebut sebgai Pastor Paroki. Yang dapat diangkat secara sah menjadi Pastor Paroki haruslah ia telah ditahbiskan menjadi Imam (Pastor) dan unggul dalam ajaran sehat dan moral, memiliki perhatian pada jiwa-jiwa dan keutamaan lainnya juga mempunyai kualitas hukum universal dan partikular untuk membina Paroki yang bersangkutan. Dan yang mengangkat hanyalah Uskup diwilayahnya. Setiap Pastor Paroki terikat kewajiban tinggal di pastoran dekat gereja, kecuali dalam kasus-kasus khusus jika ada alasan yang wajar, ordinaris wilayah dapat mengizinkan agar ia tinggal di tempat lain, terutama dirumah bersama beberapa imam asal pelaksanaan tugas paroki diatur dengan baik dan tepat. Pastor Paroki berhenti dari jabatannya karena pemberhentian atau dipindahkan oleh Uskup yang dilakukan menurut norma hukum. Pastor Paroki dapat dibantu oleh Pastor Pembantu untuk membantu pelayanan pastoral atau kelompok kaum beriman kristiani tertentu dipelbagai paroki. Pastor Pembantu secara teratur wajib memberikan laporan kepada Pastor Paroki . DEWAN PASTORAL PAROKI
Dewan Pastoral Paroki dibentuk untuk jangka waktu, menurut ketentuan-ketentuan statuta yang diberikan oleh Uskup, bila Takhta lowong, Dewan Pastoral Paroki berhenti. Ada 5 fungsi Dewan Pastoral Paroki yaitu : Membantu Pastor Paroki sebagai Gembala jiwa jiwa (bdk. CD 30; kan. 519) dan mewakili umat beriman dalam karya pastoral paroki. Fungsi Pelayanan, merupakan fungsi pokok Dewan Pastoral Paroki ditengah dan bersama umat. Pelayanan disini bertujuan untuk memajukan perkembangan hidup gereja, sehingga umat makin berkembang dalam iman dan persekutuan, hal ini dilakukan melalui : Memikirkan, mengembangkan, merencanakan, memutuskan, mengusahakan pelaksanaan, mengevaluasi, dan mempertanggung-jawabkan kegiatan pastoral yang perlu dan bermanfaat bagi kehidupan paroki. Kegiatan pastoral yang dimaksud meliputi pengajaran (munus docendi), pengudusan (munus sanctificandi), dan pemerintahan atau kepemimpinan (munus regendi). Mengusahakan peningkatan persekutuan hidup kristiani (koinonia), pewartaan Sabda (kerygma), perayaan liturgi/sakramen (liturgia), pelayanan kepada yang membutuhkan terutama orang miskin (diakonia), dan perwujudan kesaksian iman (martyria) sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Mengupayakan bentuk serta cara sosialisasi dan implementasi kebijakan pastoral keuskupan dalam paroki.
Dewan Pastoral Paroki adalah suatu badan yang dibentuk atas dasar keputusan Uskup, yang didalamnya berkumpul para wakil Umat Allah dengan Pastor Paroki sebagai kepala, guna membantu penyelenggaraan dan pengembangan karya pelayanan pastoral di paroki yang bersangkutan, yaitu memikirkan, mengutuskan, dan melaksanakan apa yang perlu atau bermanfaat untuk mewartakan Sabda Tuhan, mengembangkan Rahmat Allah, dan membimbing umat supaya dapat menghayati, mengungkapkan, merayakan, dan mewujudkan iman
Fungsi Kepemimpinan, dalam hal ini Dewan Pastoral Paroki yang sebagian besar anggotanya terdiri dari para kaum awam yang menyatu dengan pelayanan dan tugas para Pastor di Paroki. Kedudukannya adalah Team Kerja Pastor ;
Dewan Pastoral Paroki hendaknya ditugaskan hanya orang-orang beriman kristiani yang teguh imannya baik moral dan unggul kearifannya.
Fungsi Penggerak, Dewan Pastoral Paroki sebagai dinamisator kehidupan jemaat, memberi-
Warta Thomas [ 9 ]
Fungsi Representasi, Dewan Pastoral Paroki ikut menentukan wajah umat setempat bukan hanya status tapi juga kerjanya, dedikasinya, dan mekanismenya. Semua ini merupakan cerminan dinamika umat setempat;
Layout Desain by Ari Henoe (
[email protected])
Hari Minggu Biasa ke XXIII
kan fasilitas kegiatan-kegiatan yang ada di tengah umat sepanjang kegiatan tersebut membantu memajukan kehidupan umat setempat. Sumber dari Pedoman Pelaksanaan DPP Paroki Santo Thomas, 2009 buku Iman Katolik, KWI, 1996 www.mediakatolik.net
Bersambung di edisi berikutnya
Komitmen Seseorang dikatakan punya komitmen kalau ia menepati apa yang dijanjikannya atau yang diucapkannya. Orang yang berkomitmen itu punya dorongan dari dalam dirinya untuk melakukan apa yang sudah diputuskannya. Apakah kita juga punya komitmen sebagai orang Kristiani, sebagai seorang pengikut Kristus? Yesus sangat arif. Ketika Ia melihat banyak orang Mayun mengikutinya, Ia mengingatkan mereka bahwa siapa pun yang tidak memikul salibnya dan mengikuti-Nya, tidak dapat menjadi murid-Nya (Lukas 14: 25-27). Memikul salib memerlukan komitmen yang teguh karena: berat, menyakitkan, memalukan, hina, dan jauh dari kemewahan dan kesenangan duniawi. Ini konsekwensi berat bagi setiap pengikut Kristus, termasuk Anda dan saya. Salib kehidupan sering dihadapkan di depan kita berupa persoalan hidup,
penyakit, perlakuan tidak adil, fitnah, intimidasi, paksaan, pembatasan-pembatasan, ancaman dan bahkan siksaan batin. Kalau kita punya komitmen sebagai pengikut Kristus, maka kita berani menghadapi segala persoalan hidup dengan bekal pengharapan pada Kasih-Nya. Tidak menghindari salib kita dengan menerima kemudahan dunia yang menawarkan solusi mudah tapi menyesatkan. Sebagai pengikut Kristus yang berkomitmen, salib yang berupa penyakit yang diderita kita iklas menerimanya dan berharap kesembuhannya kepada Yesus. Segala perlakuan yang mendiskriminasi dan menindas kita hadapi dengan sabar dan penuh iman dan penghiburan-Nya. Sebaliknya, kasih karunia-Nya yang berlimpah kita syukuri. Demikian banyak karunia -Nya yang kita terima, sehingga sering kita lupa. Kita baru menyadari adanya karunia bernapas segar ketika kita melihat ada orang yang sulit bernapas. Kita sadar atas kelimpahan kasih-Nya ketika kita menjumpai orang yang menderita batinnya karena menjauhi Tuhan. -Ajehendro-
IMANUEL RENT CAR Dropp - in
Jenis Xenia
Avanza
innova
Bandung
500.000
600.00
750.000
Garut / Tasik
700.000
800.000
950.000
Purwekerto
900.000
1.000.000
1.150.000
Jogja / Solo
1.400.000
1.500.000
1.650.000
Harga termasuk : Driver dan BBM Berlaku sampai tanggal 8 September 2010 Hub : 021-98363198 / 70674789 / 081389892266 Warta Thomas [ 10 ]
Layout Desain by Ari Henoe (
[email protected])
Hari Minggu Biasa ke XXIII
Berita Paroki Ekaristi Harian dalam minggu ini, hari Senin s/d Jumat, Pukul. 05.30 di gereja. Hari Sabtu pagi pukul. 06.00 di Susteran PRR. Mekarsari ● Minggu, 5 September : Pkl. 10.30 - 12.00 : Rekoleksi Orang tua Calon Baptis Anak di Aula Atas. ● Jumat, 10 September : 18.30. Perayaan Ekaristi dengan Adorasi. Pembukaan Novena 3 salam Maria, hari kedua. Koor Wilayah II dan Penyambut Jemaat dari lingkungan Filipus. Novena Tiga Salam Maria, diadakan setiap hari jumat : Mulai tangggal 3 September s/d tanggal 29 Oktober 2010. dengan Tema : ― Keluarga dalam Tantangan masa depan ―.
● Rabu, 8 September : Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria. ● Kursus Perkawinan di Paroki St. Thomas akan diselengarakan pada tanggal 23, 24, 30 dan 31 Oktober 2010.Pendaftaran dapat di Sekretariat Paroki, setiap jam kerja.
Bacaan Harian
Acara Rutin Paroki
● 6 september 2010 : Hari Biasa : 1Kor 5:1-8; Mzm. Rekoleksi orangtua bayi calon baptis: minggu pertama dalam bulan.
5:5-6,7,12; Luk. 6:6-11
● 7 September 2010 : Hari Biasa : 1Kor. 6:1-11; Mzm. 149:1-2,3-4,5-6a,9b; Luk. 6:12-19
● 8 September 2010 : Pesta Kelahiran SP Maria : Mi. 5:1-4a atau Rm. 8:28-30; Mzm. 13:6ab,6cd; Mat. 1:1-16,18-23 (Mat. 1:18-23)
● 9 September 2010 : Hari Biasa : 1Kor. 8:1b-7,1113; Mzm. 139:1-3,13-14ab,23-24; Luk. 6:27-38
● 10 September 2010 : Hari Biasa : 1Kor 9:1619,22b-27; Mzm. 84:3,4,5-6,12; Luk. 6:39-42
● 11 September 2010 : Hari Biasa : 1Kor. 10:1422a; Mzm. 116:12-13,17-18; Luk. 6:43-49
Pembaptisan bayi: hari Minggu kedua dalam bulan. Pengajaran agama dewasa untuk calon baptis: setiap Senin (malam) pk.19.00-20.30 WIB.
Legio Maria: setiap hari Sabtu, pukul 15.30—17.30 Latihan Paduan Suara Mudika: Rabu dan Jumat Pkl. 20.00—22.00 WIB.
Latihan Lektor setiap hari Jumat pukul 19.30 - 22.00 WIB di Gereja
Pertemuan Lektor bulanan diadakan pada hari minggu kedua setiap bulan pukul 10.00 - 12.00 WIB di Gereja
PDKK St. Thomas: tiap Rabu
II-IV pk.19.00-22.00
WIB.
Pertemuan Lansia setiap Sabtu pertama dalam bulan Pk.09.00 pagi.
Pelayanan KPU/Santo Yusuf: hari Minggu sesudah Perayaan Ekaristi II pukul 08.00.
Informasi lain: lewat Sekretariat Paroki.
Warta Thomas [ 11 ]
Layout Desain by Ari Henoe (
[email protected])
Hari Minggu Biasa ke XXIII
Petugas Liturgi Paroki St.Thomas Sabtu, 11/09/2010 18.00 Koor
Ratu Malaikat
Stasi BMR
Minggu, 12/09/2010 06.00
08.00
18.00
Minggu, 12/09/2010 07.00
Mudika Wilayah III Mudika Wil IV
Perk. Guru Katolik
Aloysius
Wilayah VII
Paskalis
Pius X
Mudika Wilayah X
N Bambang Widjoseno AY Hendro Sugianto A. Hendratmo FX. Ngadinu A. Matheus Agustinus B Agus Rahmucahyo Chandra, Dita
E Suyanto P Tony Rusly J Setyadi Dalimartin Ign. Kikim Jonni T Djoko Mulyatno Nawe, Indra
A Rachmat Sentosa Ign. Harry Respatyo Y Subaryo M Pardji Dwijopurwoko
Penyambut Jemaat
Wilayah XI
Prodiakon
Y Siyono H Rony Maru Henry FP. Kesek R Sugeng Marsunu
Fl Chrystian Sukarman J Ricky Wattimena Ign. Sutarno FX. Soeparmono
Lektor
Menik, Angel
Nanang, Tenia
Bunga
Yohanes Pembaptis
Ucapan Sykur
Kolekte Minggu Lalu Kolekte : Rp. 17.254.100 ,- + 20 USD + 2 Singapore Dollar Terima kasih atas karya serta amal bakti Bapak/Ibu, Tuhan memberkati. Rekening Paroki: BCA Cab. Cimanggis No.166.2497171 a.n. Christopharus Lamen Sani atau Ibu Rosari Ginting
● Terimakasih Serta Puji syukur bagi Tuhan Yesus dan Bunda Maria atas teekabulnya permohonan kami melalui doa Novena 3 Salam Maria, Doa Novena Hati Kudus Yesus, dan Doa Rosario (Tanty NT) ● Terimakasih Serta Puji syukur bagi Tuhan Yesus dan Bunda Maria atas teekabulnya permohonan kami melalui doa Novena 3 Salam Maria, Doa Novena Hati Kudus Yesus, dan Doa Rosario (Sfenanus MW)
Perkawinan Pengumuman Pertama
Pius Almindo Leki Berek dari Lingkungan Santa Maria engan Christina Anugrahini dari Lingkungan Santo Markus
Pengumuman Kedua Paulus Marihot Pandapotan Luban Gaol dari Lingkungan Ratu Malaekat dengan May Yance Veronika Pasribu, dari Bekasi. Bagi umat yang mengetahui adanya halangan-halangan atas rencana pernikahan tersebut, wajib memberitahukan kepada Pastor Paroki.
Warta Thomas [ 12 ]
Layout Desain by Ari Henoe (
[email protected])
Hari Minggu Biasa ke XXIII