SALINAN
WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 25 TAHUN 201 2013 TENTANG RENCANA AKSI PELAKSANAAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI DAERAH BIDANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA TAHUN 2011-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang
: bahwa dalam rangka pelaksanaan elaksanaan Kebijakan dan Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Tahun 2011 2011-2015, perlu membentuk Peraturan Walikota tentang Pelaksanaan
Kebijakan
dan
Strategi
Rencana Aksi Daerah
Bidang
Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Tahun 2011 Peredaran 2011-2015; Mengingat
: 1. Undang-Undang
Nomor
28
Tahun
1999
tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
(Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Undang
Nomor
11
Tahun
2001
tentang
Pembentukan Kota Batu (Lembaran Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nom Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4118); 3. Undang-Undang Undang Pemerintahan
Nomor
Daerah
32
Tahun
(Lembaran
2004
Negara
tentang Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah
diubah iubah
Undang-Undang Undang
beberapa Nomor
kali, 12
terakhir
Tahun
2008
dengan tentang
Perubahan Kedua atas Undang Undang-undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Undang-Undang
Nomor
33
Tahun
2004
tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan
Daerah
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 5. Undang-Undang
Nomor
35
Tahun
2009
tentang
Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia RepublikIndonesia Nomor 5062); 6. Undang-Undang Pembentukan
Nomor
12
Tahun
Peraturan
2011
tentang
Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan
Daerah
Provinsi,
dan
Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Republik Indonesia 4737); 8. Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional; 9. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 74 Tahun 2012 tentang Rencana Aksi Pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Daerah Bidang Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Provinsi Jawa Timur Tahun 2011-2015; 10. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kota Batu; 11. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah;
MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG RENCANA AKSI PELAKSANAAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI DAERAH BIDANG
PENCEGAHAN
DAN
PEMBERANTASAN
PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA TAHUN 2011-2015.
Halaman 2 dari 29 Hlm…
BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Kota adalah Pemerintah Kota Batu. 2. Walikota adalah Walikota Batu. 3. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Batu Jawa Timur. 4. Rencana Aksi Pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Daerah Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba yang selanjutnya disebut Rencana Aksi Pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Daerah Bidang P4GN adalah Rencana Aksi Pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Daerah Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Kota Batu. Pasal 2 Rencana Aksi Pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Daerah Bidang P4GN merupakan pedoman dalam upaya mendukung program pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di Kota Batu pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 dalam bentuk arah kebijakan, strategi, dan program, serta kegiatan. Pasal 3 Rencana Aksi Pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Daerah Bidang P4GN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini yang terdiri dari: a. BAB I : Pendahuluan; b.
BAB II
: Perkembangan Lingkungan Strategis;
c. d. e. f.
BAB III BAB IV BAB V BAB VI
: Analisis Ancaman Narkoba; : Arah Kebijakan dan Strategi Kota Batu; : Koordinasi dan Kerjasama; : Rencana Aksi Pelaksanaan Kebijakan dan
g.
Strategi Daerah Bidang P4GN; BAB VII : Evaluasi dan Pelaporan;
h. BAB VIII : Penutup.
Halaman 3 dari 29 Hlm…
Pasal 4 Rencana Aksi Pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Daerah Bidang P4GN menjadi pedoman bagi SKPD untuk menyusun rencana aksi daerah sekaligus menjadi instrumen sinergi berbagai lembaga di daerah dalam melakukan sinkronisasi program dan kegiatan. Pasal 5 (1) Pemerintah Kota Batu melalui Sekretaris Daerah melakukan pemantauan dan evaluasi Rencana Aksi Pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Daerah Bidang P4GN. (2) Tata cara pemantauan dan evaluasi Rencana Aksi Pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Daerah Bidang P4GN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 6 Peraturan Walikota diundangkan. Agar
setiap
orang
ini
mulai
berlaku
mengetahuinya,
pada
tanggal
memerintahkan
pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Batu Jawa Timur.
Ditetapkan di Batu pada tanggal 19 Agustus
2013
WALIKOTA BATU,
EDDY RUMPOKO Diundangkan di Batu Pada tanggal 20 Agustus 2013 SEKRETARIS DAERAH KOTA BATU
ttd
WIDODO BERITA DAERAH KOTA BATU TAHUN 2013 NOMOR 18/E Halaman 4 dari 29 Hlm…
Lampiran Peraturan Walikota Batu Nomor : 25 Tahun 2013 Tanggal : 19 Agustus 2013
RENCANA AKSI PELAKSANAAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI DAERAH BIDANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN) TAHUN 2011-2015
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba diwilayah Indonesia telahmerambah ke kota-kota besar bahkan sampai kedesa-desa. Perkembangan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba di Indonesia, apabila tidakdilakukan upaya pencegahan dan pemberantasan dengan serius, tidak menutup kemungkinan akan mengancam kelangsungan hidup masyarakat, bangsa dan Negara. Penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba perlu perhatian dan tindakan yang sungguh-sungguh dari semua pihak, baik pemerintah maupun seluruh elemen masyarakat.Indonesia telah mencanangkan sesuai dengan kesepakatan Negara ASEAN “Bebas Narkoba Tahun 2015”, apabila seluruh komponen baik pemerintah maupun masyarakat tidak bekerja dengan gigih maka konsepsi pencanangan tersebut hanya merupakan lips service saja. Komponen masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan, suku, agama, ras apabila berkehendak untuk ikut mewujudkan Indonesia bebas Narkoba tahun 2015 akan merupakan kekuatan yang sangat potensial untuk itu masyarakat perlu digugah dan dimotivasi untuk berperan
aktif
dalam
Pencegahan
dan
Pemberantasan,
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba. Dengan demikian akan terwujud “People Power Against Drugs” yang merupakan salah satu kekuatan dalam pelaksaan P4GN. 1.2
Dasar Hukum 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3614).
Halaman 5 dari 29 Hlm…
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3671). 4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1997 tentang Pengesahan United Nations Convention Againts Illicit Traffic In Narcotic Drugs and Psychotropic Substances, 1998 (Konvensi Perserikatan BangsaBangsa tentang Pemberantasan Peredaran Gelap Narkotika dan Psikotropika, 1988) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 17, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3673). 5. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886). 6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235). 7. Undang-Undang
Pemerintahan
Nomor Daerah
32
Tahun
(Lembaran
2004
Negara
tentang Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 sebagaimana telah diubah beberapakali terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undangh Undang Nomor 32 Tahun 2004 (Lembaran Negara Repubtik Indonesia tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844). 8. Undang-Undang NarkotikaNegara 143,
Nomor Republik
35
Tahun
Indonesia
2009
Tahun
2009
tentang Nomor
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5062). 9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional. 10. Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Kebijakan
dan
Strategi
Nasional
Pencegahan
dan
PemberantasanPenyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Tahun 2011-2015. 1.3
Maksud dan Tujuan a. Maksud Kebijakan dan Strategi Pemerintah Kota Batu dimaksudkan sebagai pedoman
seluruh
komponen
masyarakat
Kota
Batu
dalam
Halaman 6 dari 29 Hlm…
mendukung Program P4GN menuju Kota Batu Bebas Narkoba Tahun 2015, sesuai Program Nasional Indonesia Bebas Narkoba Tahap 2011-2015. b. Tujuan Tujuan penyusunan Kebijakan dan Strategi Pemerintah Kota Batu ini untuk menyatukan pola pikir, sikap, dan tindak seluruh komponen masyarakat menuju Tahap 2011-2015 "Kota Batu Bebas Narkoba”. 1.4
Sistematika BAB I
: Pendahuluan;
BAB II
: Perkembangan Lingkungan Strategis;
BAB III
: Analisis Ancaman Narkoba;
BAB IV
: Arah Kebijakan dan Strategi Kota Batu;
BAB V
: Koordinasi dan Kerjasama;
BAB VI
: Rencana Aksi Pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Daerah Bidang P4GN;
BAB VII
: Evaluasi dan Pelaporan;
BAB VIII
: Penutup.
Halaman 7 dari 29 Hlm…
BAB II PERKEMBANGAN LINGKUNGAN STRATEGIS
2.1. Internasional Laporan Tahunan United Nation Office on Drugs and Crime (UNODC) 2010 menyebutkan bahwa pada tahun 2008, diperkirakan antara 155 sampai dengan 250 juta orang (3,5 s/d 5,7% dari penduduk yang berumur 15-64 tahun) menggunakan narkoba minimal sekali dalam setahun. Secara global, narkoba jenis ganja paling banyak digunakan. Prevalensi penyalahgunaan ganja sekitar 2,9 dan 4,3 % per-tahun dari penduduk yang berumur 15–64 tahun. Tertinggi di Oceania (9,314,8%) dan Amerika (6,3–6,6%) 2.2. Regional Peredaran gelap
narkoba
di wilayah
negara
ASEAN
dan
sekitarnya menunjukkan perkembangan yang signifikan, hal ini tandai dengan terungkapnya sejumlah kasus narkoba di masing-masing negara tersebut: a. Penangkapan Warga Negara Iran di Indonesia, Thailand, dan Philipina yang memasukkan narkoba jenis Metampphetamine atau dikenal dengan sabu dalam jumlah besar. b. Terungkapnya perkembangan baru cara melakukan penanaman ganja di Jepang dengan sistem Indoor (dalam rumah) dengan menggunakan pot dalam jumlah besar. c. Terungkapnya kriminal Vietnam yang melakukan metode cloning untuk menghasilkan tanaman Ganja dengan kualitas yang sama, dan cara ini belajar dari kelompok kriminal Vietnam yang berada di Australia. d. India sebagai sumber produksi Ketamine banyak mengirim selain ke negara di daratan Amerika dan Eropa juga ke Asia termasuk negara–negara di ASEAN. e. Penyelundupan tablet cold (obat flu dalam bentuk tablet) dalam jumlah besar ke Thailand dari
Korea Selatan,
karena
100.000
tablet dapat diekstrak menjadi 6 (enam) Kg Pseudo-ephedrine hasil pengungkapan
dan pemetaan
peredaran gelap
ganja di wilayah
Jawa Timur yang diungkap berasal dari Malaysia dan Hongkong melalui rute udara.
Halaman 8 dari 29 Hlm…
2.3. Nasional Prevelensi
penyalahgunaan
narkoba
di
Indonesia
pada
tahun 2008 sebesar 1,99% dari penduduk Indonesia berumur 10-59 tahun. Pada tahun 2010 prevalensi tersebut diproyeksikan naik menjadi 2.21% dan tahun 2015 naik menjadi 2,8% atau setara dengan 5,1-5,6 juta orang. Berdasarkan hasil peneitian BNN dengan Puslitkes UI tahun 2008, bahwa asumsi prevalensi menurut jenis narkoba yang digunakan tahun 2015 adalah: a. Survey perkembangan penyalahgunaan narkoba pada kelompok pelajar dan mahasiswa di 33 provinsi di Indonesia termasuk Provinsi Jawa Timur yang dilakukan oleh
BNN
bekerjasama
dengan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia tahun 2009 terhadap 86.850 responden diperoleh hasil prevalensi ratarata sebesar 4,7 % yang berarti bahwa 1 dari 20 orang pelajar/ mahasiswa di Indonesia pernah menyalahgunakan narkoba. b. Pengungkapan
pabrik
gelap
ekstasi
dan
provinsi khususnya di DKI Jakarta, Jawa Tengah
dan
Jawa
Timur
dimana
sabu
di
Barat,
produknya
beberapa
Banten, Jawa cukup
untuk
memenuhi kebutuhan penyalah guna dalam negeri bahkan untuk dieksport,
hal ini dapat berpengaruh terhadap ketersediaan dan
kemudahan
untuk
mendapatkan
narkoba,
disisi lain dengan
gencarnya operasi terhadap clandestin laboratory patut diwaspadai Jawa Timur menjadi incaran untuk membuat industri
wilayah
rumahan narkoba. c. Jalur Penerbangan antara Surabaya-Jakarta termasuk jalur yang gemuk
yang
mana
akan
sangat
memudahkan
bagi
kurir,
pengangkutan maupun jasa pengiriman Narkoba dari Jakarta ke Surabaya,
dimana
Narkoba
jenis
sabu,
extacy,
heroin,
Amphetamine berasal dari Jakarta. 2.4. Wilayah Kota Batu a. Data jumlah Narapidana dan Tahanan Narkoba di Lapas Tahun 2012.
Halaman 9 dari 29 Hlm…
LP KLAS I MALANG NO
PERIODE
LP WANITA MALANG
JMLH
NARKOBA
NARKOBA
NARKOBA
NARKOBA
NARAPIDAN
BANDAR/
BANDAR/
BANDAR/
PENGGUNA
A NARKOBA
PENGEDAR
PENGEDAR
PENGEDAR 210
602
1
Januari
392
2
Februari
448
224
672
3
Maret
400
238
638
4
April
460
241
701
5
Mei
423
246
669
6
Juni
423
263
686
7
Juli
520
250
770
8
Agustus
491
262
753
9
September
512
264
776
10
Oktober
532
275
807
11
Nopember
547
270
817
12
Desember
294
264
730
172
Sumber : Lapas Kelas I Malang
b.
Data Jumlah Tersangka Penyalahgunaan Narkoba Di Kota Batu Tahun 2012
KELOMPOK UMUR NO
1.
<18th
-
PEKERJAAN
18th
26th
>51
s/d
s/d
th
25th
50th
-
19
1
Swasta
Pedagang
Sopir
10
2
2
Wira swasta 3
TOTAL JUMLAH Wartawan
Buruh
TERSANGKA
2
1
20
Sumber : POLRES BATU
Halaman 10 dari 29 Hlm…
BAB III ANALISIS ANCAMAN NARKOBA 3.1 Penyalahgunaan Narkoba a. Hasil Survei yang dilakukan oleh BNN bekerjasama dengan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia pada tahun 2011 tentang Survei Nasional Perkembangan Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia (Kerugian Sosial dan Ekonomi), diketahui bahwa angka prevalensi penyalahguna Narkoba di Indonesia telah mencapai 2,2% atau sekitar 3,8 juta orang dari total populasi penduduk (berusia 10-60 tahun). Hal ini mengalami peningkatan sebesar 0,21% bila dibandingkan dengan prevalensi pada tahun 2008, yaitu sebesar 1,99% atau sekitar 3,3 juta orang. b. Berdasarkan penggolongan narkoba tahun 2007-2011 jumlah kasus narkoba,
psikotropika
dan
bahan
adiktif
lainnya
mengalami
peningkatan yaitu dari 17.834 kasus (tahun 2010) menjadi 19.045 kasus (tahun 2011) atau sebesar 6,8% untuk kasus narkotika, dan 1.181 kasus (tahun 2010) menjadi 1.601 kasus (tahun 2011) atau sebesar 35,6% untuk kasus psikotropika, dan 7.599 kasus (tahun 2010) menjadi 9.067 kasus (tahun 2011) atau sebesar 19,35% untuk kasus bahan adiktif lainnya. c. Jumlah Pecandu Narkoba yang mendapatkan pelayanan terapi dan rehabilitasi di seluruh Indonesia tahun 2011 menurut data Deputi Bidang Rehabilitasi BNN adalah sebanyak 6.738 orang, dengan jumlah terbanyak pada kelompok usia 26-30 tahun yaitu sebanyak 1.555 orang. d. Jenis narkoba yang paling banyak digunakan oleh pecandu yang mendapatkan pelayanan terapi dan rehabilitasi adalah ganja (2.188 orang), selanjutnya secara berurutan adalah jenis sabu (2.117 orang), heroin (1.423 orang), ekstasi, diazepam, kokain dan lainnya. Berdasarkan pengamatan terhadap mereka, diperoleh kesimpulan bahwa 12 dari 15 orang tersebut relapse (kambuh ulang), dan 1(satu) orang meninggal dunia. Penyebab kambuhnya mereka karena setelah kembali dari terapi dan rehabilitasi, mereka bergabung ulang dengan teman pecandu lainnya. Kurangnya "Lembaga After Care Korban Narkoba", merupakan salah satu penyebab kambuhnya mereka. e. Kondisi Lembaga Perawatan dan Rehabilitasi yang ada di Jawa Timur baik
yang
dimiliki
Pemerintah
maupun
Lembaga
Swadaya
Masyarakat Sarana dan Prasarananya belum memadai. Sementara Korban Penyalahgunaan Narkoba banyak yang tidak tertampung di Halaman 11 dari 29 Hlm…
lembaga perawatan dan rehabilitasi tersebut. Hal ini sangat rawan menjadi
PasarTerbuka
bagijaringan
sindikat
Peredaran
gelap
Narkoba. 3.2 Peredaran Gelap Narkoba a. Pengungkapan narkoba jenis sabu dan extasy pengangkutan/kurir dilakukan melalui jalur Udara dan jasa pengiriman dimana hal ini sering menggunakan jaringan terputus (cut out) sehingga dalam pengungkapannya memerlukan teknik dan IT (Informasi Teknologi) yang tinggi dan Sumber Daya Manusia yang memadai. b. Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba selama Tahun 2010 berdasarkan pendidikannya yaitu SLTA 511 orang, SLTP 289 orang, Perguruan Tinggi 26 orang. Hal ini harus menjadi perhatian semua pihak bahwa ancaman terbesar ada pada kalangan siswa dan pelajar SLTA. c. Munculnya laboratorium gelap (klandestin laboratory) yang sudah terungkap di beberapa wilayah provinsi seperti Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur menunjukan adanya penyimpangan
bahan
kimia
prekursor
sebagai
bahan
dasar
pembuatan narkotika. Wilayah Jawa Timur tidak luput dari ancaman tersebut dan harus diwaspadai.
Halaman 12 dari 29 Hlm…
BAB IV ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KOTA BATU 1.1
Visi "Terwujudnya
masyarakat
Kota
Batu
yang
bebas
dari
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba guna meningkatkan derajat kesehatan sumber daya manusia Kota Batu". 1.2
Misi a. Melaksanakan upaya-upaya pencegahan yang lebih efektif dan efisien,serta meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pencegahan. b. Meningkatkan
tugas-tugas
penyelidikan
dan
penyidikan,
penuntutandan peradilan jaringan sindikat narkotika dalam rangka penegakan hukum secara tegas, tuntas dan terpadu. c. Meningkatkan
pelaksanaan
program
terapi
dan
rehabilitasi
terhadappenyalahgunaan danperedaran gelap narkotika, psikotropika, precursordan bahan adiktif lainnya. d. Meningkatkan
kualitas
Sumber
Daya
Manusia
dalam
rangkapelaksanaan P4GN. e. Meningkatnya Kualitas pengelolaan data dan pengembangan Sistem Informasi guna meningkatkan pelayanan Informasi P4GN di Kota Batu. 1.3
Tujuan Terwujudnya Kota Batu Bebas Narkoba Tahun 2015.
1.4
Sasaran Meningkatnya jumlah masyarat yang imun, menurunnya angka prevalensiPenyalahgunaan Narkoba di bawah 2,8% dari jumlah penduduk Jawa Timur, danmeningkatnya pengungkapan jaringan Peredaran Gelap Narkoba.
1.5
Arah Kebijakan Bidang P4GN a. Menjadikan
97,2%
penduduk
Jawa
Timur
imun
terhadap
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba melalui partisipasi aktif seluruh komponen masyarakat, pemerintah, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), TNI, Polri se-Jawa Timur dengan menumbuhkan
sikap
menolak
Narkoba
dan
menciptakan
lingkungan bebas Narkoba. b. Menjadikan 2,8% Penyalahguna Narkoba di Masyarakat Jawa Timur secara bertahap mendapat layanan Rehabilitasi Medis dan
Halaman 13 dari 29 Hlm…
Rehabilitasi Sosial melalui rawat inap atau rawat jalan, serta mencegah kekambuhan dengan program After Care (rawat lanjut). c. Menumpas jaringan sindikat narkoba sampai ke akar-akarnya melalui
pemutusan
jaringan
di
wilayah
Kota
Batu
dan
penghancuran kekuatan ekonomi jaringan sindikat narkoba dengan cara penyitaan aset yang berasal dari tindak pidana narkoba melalui penegakan hukum yang tegas dan keras. 1.6
Strategi Pemerintah Kota Batu a. Strategi Pencegahan 1. Upaya menjadikan siswa/pelajar pendidikan menengah dan mahasiswa memiliki pola pikir, sikap dan trampil untuk menolak penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. 2. Upaya menjadikan para pekerja memiliki pola pikir, sikap dan trampil untuk menolak penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. b. Strategi Pemberdayaan Masyarakat 1. Upaya menciptakan lingkungan pendidikan menengah dan kampus bebas dari penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba terutama ganja, shabu dan ecstasy. 2. Upaya
penyadaran
lingkungannya
dan
pemberdayaan
terdapat
korban,
masyarakat
pecandu,
yang
maupun
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. 3. Upaya penyadaran dan pemberdayaan masyarakat tehadap masyarakat
yang
belum
terkena
narkoba,
penyalahguna
narkoba dan pelaku peredaran gelap narkobadilingkungan yang rawan. c. Strategi Rehabilitasi 1. Upaya mengintensifkan pelaksanaan "Wajib Lapor" pecandu narkotika. 2. Upaya
memberikan
pelayanan
Rehabilitasi
Medis
dan
Rehabilitasi Sosial kepada penyalahguna, korban penyalahguna, dan pecandu narkoba. 3. Upaya pembangunan kapasitas Lembaga Rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial secara prioritas berdasarkan kerawanan daerah penyalahgunaan narkoba. 4. Upaya pembinaan lanjut kepada mantan penyalahguna, korban penyalahguna,
dan
pecandu
narkoba
untuk
mencegah
terjadinya kekambuhan, kembali (relapse). d. Strategi Bidang Pemberantasan 1. Upaya pengawasan yang ketat terhadap impor, produksi, distribusi, penggunaan (end user), ekspor, dan re-ekspor bahan kimia prekursor, dan penegakan hukum terhadap jaringan tersangka yang melakukan penyimpangan. Halaman 14 dari 29 Hlm…
2. Upaya
pengungkapan
pabrikan
gelap
narkoba
dan/atau
laboraturium rumahan dan jaringan sindikat yang terlibat. 3. Upaya pengungkapan tindak pidana pencucian uang yang berkaitan dengan tindak pidana narkotika secara tegas dan keras sesuai peraturan perundang-undangan. 4. Upaya penyelidikan dan penyidikan, penuntutan, dan peradilan jaringan sindikat narkoba baik dalam maupun luar negeri secara sinergi. 5. Upaya penindakan yang tegas dank eras terhadap aparat penegak hukum dan aparat pemerintah lainnya yang terlibat jaringan sindikat narkoba. 6. Upaya peningkatan kerjasama antar aparat penegak hukum untuk menhindarikesenjangan di lapangan. 7. Upaya peningkatan kerjasama dengan aparat penegak hukum tingkat internasional guna pengungkapan jaringan sindikat luar negeri.
Halaman 15 dari 29 Hlm…
BAB V KOORDINASI DAN KERJASAMA
5.1 Koordinasi a. Setiap pemimpin SKPD agar menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi guna mencegah terjadinya tumpang tindih sasaran kegiatan. b. Setiap pemimpin SKPD bertanggung jawab atas pencapaian target
Rencana
Aksi
Daerah
sesuai
tugas,
fungsi,
dan
kewenangan masing- masing. c. Pelaksanaan
koordinasi
dilaksanakan
oleh
pelaksana
program/kegiatan dengan mengutamakan asas traansparansi. 5.2 Kerjasama a. Setiap pimpinan SKPD dapat melakukan kerja sama yang dituangkan
dalam
bentuk
nota
kesepahaman
dan/atau
perjanjian kerjasama. b. Kerjasama dilaksanakan untuk optimalisasi pencapaian target Rencana Aksi Daerah Kota Batu.
Halaman 16 dari 29 Hlm…
BAB VI RENCANA AKSI PELAKSANAAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI DAERAH BIDANG P4GN
PEMERINTAH KOTA BATU
SEKRETARIAT DAERAH Jalan Panglima Sudirman Nomor 98, Telepon (0341) 591026, Fax (0341) 594444 BATU 65313
NO
TAHUN
RENCANA AKSI 2012
A 1
2013
KET 2014
2015
T 12 = 150 ORG
T 12 = 150 ORG
BAG HUKUM PENCEGAHAN T 12 = 150 ORG T 12 = 150 ORG Sosialisasi Bahaya Narkoba dari 75 orang B 06 = 75 orang segi Hukum / Kesadaran Hukum B 06 = Terpadu. anggota dari: anggota dari: - Kadarkum
Desa
Sumberejo
- Kadarkum Desa
- Kadarkum
Mojorejo
Kelurahan
- Kadarkum Desa
Songgokerto - Kadarkum
- Kadarkum Desa Beji
Torongrejo Desa
B 06 = 75 orang
B 06 =
anggota dari:
anggota dari:
- Kadarkum Desa Junrejo - Kadarkum Desa Tlekung - Kadarkum Desa Oro-Oro Ombo
75 orang
- Kadarkum Desa Sumber Brantas - Kadarkum Desa Sidomulyo - Kadarkum Desa Pandanrejo
Pesanggrahan
Halaman 17 dari 29 Hlm…
B 12 = 75 orang –
B 12 = 75 orang
- Kadarkum Desa
- Kadarkum Desa
Tulungrejo - Kadarkum Desa Sumbergondo - Kadarkum Desa Bulukerto
Bulukerto - Kadarkum Desa Bumiaji - Kadarkum Desa Punten
B 12 = 75 orang
B 12 = 75 orang
- Kadarkum
- Kadarkum
Kelurahan Sisir - Kadarkum Kelurahan Ngaglik - Kadarkum Kelurahan Temas
Kelurahan Dadaprejo - Kadarkum Desa Giripurno - Kadarkum Desa Pendem
Halaman 18 dari 29 Hlm…
TAHUN NO
RENCANA AKSI
KET 2012
2013
2014
T 12 = 110 ORG
T 12 = 120 ORG
T 12 = 130 ORG
BO6 = 60 ORG
BO6 = 60 ORG
BO6 = 70 ORG
B12 = 50 ORG
B12 = 50 ORG
B12 = 60 ORG
B12 = 60 ORG
T 12 = 100 ORG
T 12 = 110 ORG
T 12 = 125 ORG
T 12 = 150 ORG
B.
BAG KESRA
1.
PENCEGAHAN Melaksanakan Sosialisasi T 12 = 100 ORG P4GN kepada Tokoh Masyarakat dan Karangtaruna Kota Batu BO6 = 50 ORG
C 1
2015
KECAMATAN BATU PENCEGAHAN Memberikan Penyuluhan dan Penerangan tentang Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) kepada Lurah / Kepala Desa, Kepala Dusun, Ketua RW dan Ketua RT di Wilayah Kecamatan Batu
B 06 = 40 orang B 06 = 55 orang B 06 = 80 orang B 06 = 80 orang Kel. Songgokerto Kel. Temas Kel. Sisir Kel. Ngaglik Ketua RT & RW, Perangkat Ketua RT & RW, Ketua RT & RW, Ketua RT & RW, Kelurahan. Perangkat Kelurahan Perangkat Kelurahan Perangkat Kelurahan B 12 = 70 orang B 12 = 45 orang B 12 = 55 orang - Desa Oro2 Ombo B 12 = 60 orang - Desa Sumberejo Desa Pesanggrahan Ketua RT & RW, - Desa Sidomulyo Ketua RT & RW, Ketua RT & RW, Perangkat Desa & Ketua RT & RW, Perangkat Perangkat Desa & Perangkat Desa & Kepala Kepala Dusun Desa & Kepala Dusun Kepala Dusun Dusun - Staff Kec. Batu - Staff Kec. Batu
Halaman 19 dari 29 Hlm…
TAHUN NO
RENCANA AKSI
KET 2012
2
PEMBERDAYAAN Mendukung dan memberdayakan SATGAS GERBANK yang ada di Kelurahan dan Desa dalam kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Bebas Narkoba
B 06 = 7 orang Kel. Songgokerto Anggota Satgas Gerbank
B 06 = 10 orang B 06 = 7 orang B 06 = 7 orang Kel. Temas Kel. Sisir Kel. Ngaglik 10 Orang Anggota 7 Orang Anggota Satgas 7 Orang Anggota Satgas Gerbank Gerbank Satgas Gerbank
B 12 = 6 orang Desa Sidomulyo Anggota Satgas Gerbank
B 12 = 5 orang Desa Pesanggrahan Anggota Satgas Gerbank
B 12 = 7 orang Desa Sumberejo Anggota Satgas Gerbank
T 12 = 175 ORG
T 12 = 250 ORG
T 12 = 275 ORG
BO6 = 75 ORG
BO6 = 100 ORG
BO6 = 125 ORG
B12 = 100 ORG
B12 = 125 ORG
B12 = 150 ORG
T 12 = 150 ORG
T 12 = 200 ORG
T 12 = 250 ORG
T 12 = 300 ORG
BO6 = 75 ORG B12 = 75 ORG
BO6 = 100 ORG B12 = 100 ORG
BO6 = 125 ORG B12 = 125 ORG
BO6 = 150 ORG B12 = 150 G
1.
PENCEGAHAN - P4GN Bahaya Narkoba pada perangkat T 12 = 125 ORG Desa dan BPD - P4GN Bahaya Narkoba pada PKK, Linmas, BO6 = 50 ORG Organisasi Keagamaan B12 = 75 ORG
T 12 = 14 ORG
2015
T 12 = 15 ORG
KECAMATAN BUMIAJI
1.
2014
T 12 = 13 ORG
D.
E
2013
T 12 = 14 ORG
B 12 = 7 orang Desa Oro2 Ombo Anggota Satgas Gerbank
KECAMATAN JUNREJO PENCEGAHAN - P4GN Bahaya Narkoba kpd perangkat Desa - PKK Kecamatan dan desa / kelurahan - Kades / Kakel - Karang Taruna
Halaman 20 dari 29 Hlm…
TAHUN NO F 1
RENCANA AKSI
KET 2012
2013
2014
2015
PENCEGAHAN T 12 = 600 SISWA Melaksanakan kegiatan Sosialisasi P4GN BO6 = 300 SISWA kepada pelajar SMP
T 12 = 600 ORG
T 12 = 600 ORG
T 12 = 600 ORG
BO6 = 300 SISWA a) SMPN 01 b) SMPN 02 c) SMPK WIDYATAMA d) SMP PGRI 1 e) SMP IMMANUEL f) SMP A YANI g) SMP ISLAM 1 h) SMP AL – IZZAH i) SMP MA’ARIF j) SMPN 03 k) SMP DIPONEGORO l) MTSN m) SMPN 04 n) SMPN 05 o) SMPN 06
BO6 = 300 SISWA a) SMPN 01 b) SMPN 02 c) SMPK WIDYATAMA d) SMP PGRI 1 e) SMP IMMANUEL f) SMP A YANI g) SMP ISLAM 1 h) SMP AL – IZZAH i) SMP MA’ARIF j) SMPN 03 k) SMP DIPONEGORO l) MTSN m) SMPN 04 n) SMPN 05 o) SMPN 06
BO6 = 300 SISWA a) SMPN 01 b) SMPN 02 c) SMPK WIDYATAMA d) SMP PGRI 1 e) SMP IMMANUEL f) SMP A YANI g) SMP ISLAM 1 h) SMP AL – IZZAH i) SMP MA’ARIF j) SMPN 03 k) SMP DIPONEGORO l) MTSN m) SMPN 04 n) SMPN 05 o) SMPN 06
B12 = 300 SISWA a) SMP TAMANSISWA b) SMP MUH2 c) SMP RADEN FATAH d) SMP DARUSH SOLIHIN e) SMP MUH 8 f) SMP SOLAIMAN g) SMP AS-SALAM h) SMP AL-IRSYAD i) MTS HASYIM ASY’ARI j) SMP ARJUNO k) SMP PGRI 2 l) SMPN SATAP BRAU m) MTS NURUL HUDA n) SMPN SATAP PESANGGRAHAN o) SMP LB EKA MANDIRI
B12 = 300 SISWA a) SMP TAMANSISWA b) SMP MUH2 c) SMP RADEN FATAH d) SMP DARUSH SOLIHIN e) SMP MUH 8 f) SMP SOLAIMAN g) SMP AS-SALAM h) SMP AL-IRSYAD i) MTS HASYIM ASY’ARI j) SMP ARJUNO k) SMP PGRI 2 l) SMPN SATAP BRAU m) MTS NURUL HUDA n) SMPN SATAP PESANGGRAHAN o) SMP LB EKA MANDIRI
B12 = 300 SISWA a) SMP TAMANSISWA b) SMP MUH2 c) SMP RADEN FATAH d) SMP DARUSH SOLIHIN e) SMP MUH 8 f) SMP SOLAIMAN g) SMP AS-SALAM h) SMP AL-IRSYAD i) MTS HASYIM ASY’ARI j) SMP ARJUNO k) SMP PGRI 2 l) SMPN SATAP BRAU m) MTS NURUL HUDA n) SMPN SATAP PESANGGRAHAN o) SMP LB EKA MANDIRI
DINAS PENDIDIKAN
a) b) c) d) e) f) g) h) i) j) k) l) m) n) o)
SMPN 01 SMPN 02 SMPK WIDYATAMA SMP PGRI 1 SMP IMMANUEL SMP A YANI SMP ISLAM 1 SMP AL – IZZAH SMP MA’ARIF SMPN 03 SMP DIPONEGORO MTSN SMPN 04 SMPN 05 SMPN 06
B12 = 300 SISWA a) b) c) d) e) f) g) h) i) j) k) l) m) n)
o)
SMP TAMANSISWA SMP MUH2 SMP RADEN FATAH SMP DARUSH SOLIHIN SMP MUH 8 SMP SOLAIMAN SMP AS-SALAM SMP AL-IRSYAD MTS HASYIM ASY’ARI SMP ARJUNO SMP PGRI 2 SMPN SATAP BRAU MTS NURUL HUDA SMPN SATAP PESANGGRAHAN SMP LB EKA MANDIRI
Halaman 21 dari 29 Hlm…
TAHUN RENCANA AKSI
NO G 1
KET 2012
1
PENCEGAHAN T 12 = 150 ORG Memberikan sosialisasi P4GN yang ditinjau dari Segi Agama kepada para Pelajar dan BO6 = 100 siswa Pegawai Negeri MAN Malang II
2015
T 12 = 125 ORG
T 12 = 140 ORG
T 12 = 185 ORG
BO6 = 100 siswa
BO6 = 100 siswa
BO6 = 145 siswa
a)
a)
a)
MAN Malang II
MAN Malang II
MAN Malang II
b) MA Ma’Arif Batu
b) MA Ma’Arif Batu
b) MA Ma’Arif Batu
b) MA Ma’Arif Batu
MA Bilingual
MA Bilingual
MA Bilingual
MA Bilingual
B12 = 25 ORG
B12 = 25 ORG
B12 = 40 ORG
B12 = 40 ORG
a) Kan Kemenag b) KUA c) RA // Madrasah
a) Kan Kemenag b) KUA c) RA // Madrasah
a) Kan Kemenag b) KUA c) RA // Madrasah
a) Kan Kemenag b) KUA c) RA // Madrasah
T 12 = 100 ORG
T 12 = 100 ORG
T 12 = 100 ORG
B06 = 50 ORG
B06 = 50 ORG
B06 = 50 ORG
B12 = 50 ORG
B12 = 50 ORG
B12 = 50 ORG
T 13 = 3 ORG
T 14 = 6 ORG
T 15 = 8 ORG
DINAS KESEHATAN PENCEGAHAN T 12 = 100 ORG Sosialisasi tentang HIV / AIDS dan penularannya melalui jarum suntik yang terkait dengan NARKOBA kepada B06 = 50 ORG masyarakat Kota Batu B12 = 50 ORG
2
2014
KEMENAG
a)
H
2013
PEMBERDAYAAN Melakukan pendataan pasien narkoba yang melaksanakan wajib lapor / rawat jalan T 12 = 1 ORG sesuai PP No. 25 / 2011 di bawah bimbingan Puskesmas / Dinkes ( Seksi Yankesdas dan Rujukan
Halaman 22 dari 29 Hlm…
TAHUN NO
RENCANA AKSI
KET 2012
Memonitoring Pasien yang dirahabilitasi I. 1.
2
J. 1
T 12 = 1 ORG
2013
2014
2015
T 12 = 3 ORG
T 12 = 6 ORG
T 12 = 8 ORG
T 12 = 150 ORG
T 12 = 150 ORG
T 12 = 150 ORG
BO6 = 75 ORG
BO6 = 75 ORG
BO6 = 75 ORG
B12 = 75 ORG
B12 = 75 ORG
B12 = 75 ORG
T 12 = 200 ORG
T 12 = 250 ORG
T 12 = 300 ORG
BO6 = 50 ORG
BO6 = 50 ORG
BO6 = 50 ORG
B12 = 50 ORG
B12 = 50 ORG
B12 = 50 ORG
T 12 = 200 ORG
T 12 = 100 ORG
T 12 = 100 ORG
BO6 = 50 ORG a) Karang Taruna b) Pelajar
BO6 = 50 ORG a) Karang Taruna b) Pelajar
B12 = 50 ORG a) Orsos b) Anjal
B12 = 50 ORG a) Orsos b) Anjal
BPMPKB PENCEGAHAN T 12 = 150 ORG - Perwakilan dari Komponen Anak Kota Batu ( Anak jalanan dan Osis se – Kota BO6 = 75 ORG Batu, Panti Asuhan dan Lain - Lain) B12 = 75 ORG - Pembinaan Forum anak (LPA Kota Batu)
PEMBERDAYAAN T 12 = 150 ORG - Penguatan Kelembagaan Pengarusutama Gender dan Anak, Sasaran : Paragel dan BO6 = 50 ORG GFP (Gender Focal Point) B12 = 50 ORG
DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA PENCEGAHAN T 12 = 75 ORG Sosialisasi Penyalahgunaan NAPZA dan BO6 = 25 ORG Pencegahan HIV / AIDS a) Karang Taruna b) Pelajar B12 = 50 ORG a) Orsos b) Anjal
BO6 = 50 ORG a) Karang Taruna b) Pelajar B12 = 50 ORG a) Orsos b) Anjal
Halaman 23 dari 29 Hlm…
TAHUN NO
RENCANA AKSI
K.
DINAS PARIWISATA
1
PENCEGAHAN Sosialisasi / Pendidikan bahaya Narkoba
2
KET 2012
2013
2014
2015
T 12 = 590 ORG
T 12 = 715 ORG
T 12 = 715 ORG
T 12 = 715 ORG
BO6 = 190 ORG a) Ojek Wisata b) Dokar Wisata c) Pemandu Wisata d) Hotel dan Restoran
BO6 = 215 ORG a) Ojek Wisata b) Dokar Wisata c) Pemandu Wisata d) Hotel dan Restoran
BO6 = 215 ORG a) Ojek Wisata b) Dokar Wisata c) Pemandu Wisata d) Hotel dan Restoran
BO6 = 215 ORG a) Ojek Wisata b) Dokar Wisata c) Pemandu Wisata d) Hotel dan Restoran
B12 = 400 ORG a) Managemen dan Homestay b) Pedagang Kaki Lima c) Pengusaha Cenderamata Pengolahan Makanan Khas
B12 = 500 ORG a) Managemen dan Homestay b) Pedagang Kaki Lima c) Pengusaha Cenderamata Pengolahan Makanan Khas
B12 = 500 ORG a) Managemen dan Homestay b) Pedagang Kaki Lima c) Pengusaha Cenderamata Pengolahan Makanan Khas
T 12 = 100 ORG
T 12 = 100 ORG
T 12 = 100 ORG
BO6 = 50 ORG a) Hotel Rumah Makan
BO6 = 50 ORG a) Hotel Rumah Makan
B12 = 50 ORG a) Villa Obyek Wisata
B12 = 50 ORG a) Villa Obyek Wisata
B12 = 500 ORG a) Managemen dan Homestay b) Pedagang Kaki Lima c) Pengusaha Cenderamata d) Pengolahan Makanan Khas
PEMBERDAYAAN Pengembangan Statistik Wisata terpadu T 12 = 100 ORG tentang kemampuan pelaku wisata Imun BO6 = 50 ORG terhadap Narkoba a) Hotel b) Rumah Makan B12 = 50 ORG a) Villa Obyek Wisata Fasilitasi pembentukan Forum Komunikasi antar Pelaku Industri Pariwisata dan Budaya T 12 = 15 ORG dalam pemahaman terhadap bahaya Pemandu wisata Kota Batu Narkoba
BO6 = 50 ORG a) Hotel b) Rumah Makan B12 = 50 ORG a) Villa Obyek Wisata T 13 = 17 ORG Pemandu wisata Batu
T 14 = 20 ORG Kota Pemandu wisata Batu
T 15 = 25 ORG Kota Pemandu wisata Kota Batu
Halaman 24 dari 29 Hlm…
TAHUN NO
RENCANA AKSI
KET 2012
2013
2014
2015
T 12 = 200 ORG Kelompok Sadar Wisata yang ada di Desa/Kel di masing–masing Kecamatan di Kota Batu
T 12 = 200 ORG Kelompok Sadar Wisata yang ada di Desa/Kel di masing–masing Kecamatan di Kota Batu
T 12 = 200 ORG Kelompok Sadar Wisata yang ada di Desa/ Kel di Masing–masing Kecamatan di Kota Batu
T 12 = 20 Tempat
T 12 = 30 Tempat
T 12 = 40 Tempat
B 06 = 10 Tempat
B 06 = 15 Tempat
B 06 = 20 Tempat
B 12 = 10 Tempat
B 12 = 15 Tempat
B 12 = 20 Tempat
T 12 = 100 ORG
T 12 = 100 ORG
T 12 = 100 ORG
T 12 = 100 ORG
B 06 = 50 ORG
B 06 = 50 ORG
B 06 = 50 ORG
B 06 = 50 ORG
B 12 = 50 ORG
B 12 = 50 ORG
B 12 = 50 ORG
B 12 = 50 ORG
Peningkatan peran serta Masyarakat dalam T 12 = 200 ORG pengembangan kemitraan Pariwisata yang Kelompok Sadar Wisata yang mampu mengangkal Bahaya Narkoba ada di Desa/Kel di masing– masing Kecamatan di Kota Batu L. 1
SATPOL PP PENCEGAHAN T 12 = 12 Tempat - Bersama Polri melakukan sidak ketempat hiburan malam,hotel,dan panti pijat di B 06 = 6 Tempat wilayah Kota Batu B 12 = 6 Tempat
M.
KANTOR PEMUDA DAN OLAH RAGA
1
PENCEGAHAN Pemberian Penyuluhan narkoba bagi pemuda
tentang bahaya
Halaman 25 dari 29 Hlm…
TAHUN NO
RENCANA AKSI
KET 2012
N.
KANTOR KESBANG DAN POLITIK
1
PENCEGAHAN T 12 = 200 ORG - Memberikan Penyuluhan tentang bahaya narkoba bagi ormas, Pelajar dan anggota B 06 = 100 ORG Perlindungan Masyarakat di 24 B 12 = 100 ORG Desa/kelurahan.
2.
PEMBERDAYAAN T 12 = 50 ORG - Mendukung dan memberdayakan ormas, pelajar dan anggota B 06 = 25 ORG Perlindungan Masyarakat dalam kegiatan Pemberdayaan Masyarakat B 12 = 25 ORG Bebas Narkoba.
M.
BAGIAN PEMERINTAHAN
1
PENCEGAHAN T 12 = 60 ORG - Memberikan penyuluhan dan penerangan tentang pencegahan dan pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap B 06 = 30 ORG - Kec. Batu (10 Narkoba (P4GN) kepada 3 (tiga) Camat se Org) Kota Batu beserta perangkatnya. - Kec. Bumiaji (10 Org) - Kec. Junrejo (10 Org)
B 12 = 30 ORG - Kec. Batu (10 Org) - Kec. Bumiaji (10 Org) - Kec. Junrejo (10 Org)
2013
2014
2015
T 12 = 200 ORG
T 12 = 200 ORG
T 12 = 200 ORG
B 06 = 100 ORG
B 06 = 100 ORG
B 06 = 100 ORG
B 12 = 100 ORG
B 12 = 100 ORG
B 12 = 100 ORG
T 13 = 50 ORG
T 14 = 50 ORG
T 15 = 50 ORG
B 06 = 25 ORG
B 06 = 25 ORG
B 06 = 25 ORG
B 12 = 25 ORG
B 12 = 25 ORG
B 12 = 25 ORG
T 12 = 60 ORG
T 12 = 90 ORG
T 12 = 90 ORG
B 06 = 30 ORG - Kec. Batu (10 Org) - Kec. Bumiaji (10 Org) - Kec. Junrejo (10 Org)
B 06 = 45 ORG - Kec. Batu (15 B 06 = 45 ORG Org) - Kec. Batu (15 Org) - Kec. Bumiaji (15 - Kec. Bumiaji (15 Org) Org) - Kec. Junrejo (15 Org) - Kec. Junrejo (15 Org)
B 12 = 30 ORG - Kec. Batu (10 Org) - Kec. Bumiaji (10 Org) - Kec. Junrejo (10 Org)
B 12 = 45 ORG - Kec. Batu (10 B 12 = 45 ORG Org) - Kec. Batu (15 Org) - Kec. Bumiaji (10 - Kec. Bumiaji (15 Org) Org) - Kec. Junrejo (15 Org) - Kec. Junrejo (10 Org)
Halaman 26 dari 29 Hlm…
BAB VII EVALUASI DAN PELAPORAN
7.1 Evaluasi a. Evaluasi pencapaian target Rencana Aksi Daerah dilaksanakan setiap 6 bulan sekali. b. Pelaksanaan evaluasi dikoordinir oleh Kepala Badan Narkotika Nasional Kota Batu. c. Masing-masing
pimpinan
Badan/
Dinas/
Kantor
di
Lingkungan Pemerintah Kota Batu menugaskan pejabat yang membidangi perencanaan sebagai penghubung. d. Penyusunan
laporan
evaluasi
menggunakan
format
yang
telah ditentukan. e. Reviu
Kebijakan
dan
Strategi
Daerah
di
Bidang
P4GN
dilaksanakansetiap setahun sekali sesuai dengan perkembangan ancaman narkoba. 7.2 Pelaporan a. Pelaksana Badan Narkotika Nasional Kota Batu mengkompilasi laporanmasing-masing Badan/Dinas/Kantor untuk disampaikan kepada Walikota Batu untuk selanjutnya akan diteruskan kepada Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia. b. Pejabat
yang
telah
ditugaskan
oleh
pimpinan
Badan/Dinas/Kantor sebagai penghubung mengirimkan laporan pencapaian target Rencana Aksi Daerah kepada Badan Narkotika Nasional Kota Batu dengan menggunakan format yang telah ditentukan.
Halaman 28 dari 29 Hlm..
BAB VIII PENUTUP Penyusunan Kebijakan dan Strategi Daerah di Bidang P4GN Tahun 2011-2015 masyarakat,
merupakan bangsa,
komitmen
dan
bersama
Pemerintah
Daerah
seluruh Kota
komponen Batu
dalam
mewujudkan “Kota Batu Bebas Narkoba”.
WALIKOTA BATU,
ttd
EDDY RUMPOKO
Halaman 29 dari 29 Hlm..
TAHUN NO
RENCANA AKSI
KET 2012
2.
Pemberdayaan T 12 = 9 ORG - Mendukung dan memberdayakan Camat - Kec. Batu (3 Org) dan aparat kecamatan dalam kegiatan Kec. Bumiaji (3 Org) Pemberdayaan Masyarakat Bebas Narkoba. - Kec. Junrejo (3 Org)
2013 T 12 = 9 ORG -
Kec. Batu (3Org) Kec. Bumiaji (3 Org) Kec. Junrejo (3Org)
2014 T 12 = 15 ORG - Kec. Batu (5 Org) - Kec. Bumiaji (5 Org) - Kec. Junrejo (5 Org)
2015 T 12 = 15 ORG -
Kec. Batu (5 Org) Kec. Bumiaji (5 Org) Kec. Junrejo (5 Org)
Halaman 27 dari 29 Hlm…