VII. PERANCANGAN PROGRAM
7.1. Visi Kabupaten Bengkalis “Menjadikan salah satu pusat perdagangan di Asia Tenggara dengan dukungan industri yang kuat dan sumberdaya manusia yang unggul, guna mewujudkan masyarakat sejahtera dan makmur tahun 2020”.
7.2. Misi Kabupaten Bengkalis Guna merealisasikan visi pembangunan Kabupaten Bengkalis , maka misi pembangunan Kabupaten Bengkalis untuk tahun 2001–2005 dapat dinyatakan sebagai berikut : 1. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang menguasai Iptek dan memiliki Imtaq. 2. Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya alam baik yang ada di daratan maupun di lautan guna mendukung industri dan perdagangan yang berbasis pada
rakyat
dengan
tetap
memperhatikan
aspek
kelestarian
dan
kesinambungan. 3. Mengembangkan industri dan pertanian secara terpadu. 4. Membangun pusat-pusat pengembangan pemasaran produk, komoditi industri dan pertanian pada jalur-jalur yang strategis. 5. Membuka isolasi daerah dan mengembangkan potensi sumberdaya alam melalui pembangunan infrastruktur. 6. Mengaktualisasikan nilai-nilai budaya melayu guna terwujudnya suasana yang kondusif bagi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.
81
7. Melaksanakan kerjasama regional maupun internasional untuk menarik investasi dan memasarkan produk-produk daerah. 8. Membangun pemerintahan yang bersih, baik, adil, berwibawa dan amanah (clean government and good governance). 7.3. Arah Kebijakan Pembangunan Industri Kabupaten Bengkalis Pembangunan sektor industri di Kabupaten Bengkalis belum maksimal, hal ini tergambar dengan kondis i industri kecil dan rumah tangga yang masih sangat sederhana dan tradisional. Kondisi tersebut merupakan sebuah tantangan dan memerlukan upaya pembinaan terutama dalam proses industrialisasi ditengah tengah era perdagangan dunia. Menjawab tantangan terseb ut, dalam pengembangan dan pembangunan industri di Kabupaten Bengkalis diarahkan untuk: 1. Mendorong berkembangnya industri-industri yang mempunyi keunggulan komparatif berbasis sumber daya alam dan sumberdaya buatan lokal serta berwawasan lingkungan. 2. Memperkuat struktur industri melalui pengembangan industri hilir yang mengolah bahan baku yang berasal dari dalam maupun luar Kabupaten Bengkalis. 3. Meningkatkan upaya menumbuhkn, pembinaan, dan pengembangan industri kecil dan menengah melalui perbaikan terhadap mutu produksi agar lebih kompetitif, perbaikn struktur permodalan agar lebih kuat dan perluasan jaringan pemasaran yang didukung oleh informasi pasar.
82
4. Melaksanakan kemitraan usaha antara industri besar dengan industri menengah dan kecil atas dasar saling membutuhkan, saling mendukung dan saling menguntungkan secara adil, professional, dan transparan. 5. Membangun kawasan industri untuk mendorong tumbuhnya industri lokal, perluasan kesempatan kerja, dan pemanfaatan sumber daya alam serta sumber daya buatan secra efisien dan efektif. 7.4. Rancangan Program Agroindustri Berbasis Sagu Stategi yang terpilih dari analisa perhitungan QSPM adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk agroindustri berbasis sagu. Yang melatar belakangi munculnya strategi tersebut berada pada divisi 5 (lima) dengan nilai internal 2,504 dam ekternal dengan nilai 2,943 yaitu dapat dikelola dengan posisi pertahankan dan pelihara dengan pertimbangan faktor internal (kekuatan) ketersedian bahan baku, lembaga Pembina, kebijakan pemerintah kualitas produk,sarana dan prasarana produk dan kemampuan modal usaha. Dari sisi faktor ekternal (ancaman) tingkat inflasi, produk sejenis dari daerah lain, keadaan politik dan keamanan, tingkat suku bunga, pluktuasi harga dan standarisasi produk/s elera konsumen. Dari hasil FGD terungkap bahwa selama ini produk agroindustri berbasis sagu di Kabupaten Bengkalis masih lemah dan belum dikembangkan dengan baik, sehingga produk yang dihasilkan belum dapat memenuhi permintaan pasar, konsumen masih banyak yang belum mengenal produk agroindustri berbasis sagu secara luas terutama komsumen yang berada di luar daerah. Untuk lebih terfokus pada substansi FGD, maka terlebih dahulu dicari pokok permasalahannya dan pemecahan masalahnya seperti terlihat pada Tabel 23.
83
Tabel 23. Masalah Dan Tindakan Pemecahan Masalah Strategi Penetrasi Pasar dan Pengembangan Produk Agroindustri Sagu Masalah
Pemecahan Masalah
− Pengolahan masih menggunakan teknologi sederhana. − Pemasaran masih terbatas untuk lokal, sigmentasi pasar terbatas.
− Program revitalisasi alat pengolahan agroindustri sagu. − Program pengembangan lembaga informasi pasar. − Program pengembagan produk hasil olahan sagu. − Program pemantapan teknologi pengolahan sagu.
Sumber : Hasil FGD dengan Stakeholders
Dalam pelaksanaan FGD dirumuskan masalah dan potensi dibahas sebagai tindakan pemecahan masalah. Pada Tabel 23 sebagai upaya penerapan strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk agroindustri sagu. Dari hasil diskusi diperoleh rumusan program revitalisasi alat pengolahan agroindustri sagu, program ini dilakukan untuk menunjang pelaksanaan kegiatan serta pengembangan teknologi, maka revitalisasi peralatan pengolahan hasil tepung sagu, dengan tujuan revitalisasi peralatan tersebut untuk meningkatkan deversifikasi produk, mutu produk olahan dan meningkatkan efisiensi serta efektifitas, dengan asumsi alat pengolahan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan kelompok usaha agroindustri sagu. Jenis paket berupa alat pengolahan dan paska panen ( Tepung sagu, Mie sagu, Kerupuk sagu dan kue bangkit sagu) dan alat kemasan produk agroindustri sagu.
STRATEGI PENETRASI PASAR DAN PENGEMBANGAN PRODUK AGROINDUSTRI SAGU
A.
Program Program pengembangan produk agroindustri sagu merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari empat asfek yang sangat menentukan dalam keberhasilan usaha agroindustri yaitu modal, teknologi untuk pengolahan dan pengepakan, bahan baku serta tenaga kerja. Untuk memberikan perhatian yang lebih pokus
84
bertahap dan terencana perlu ditetapkan melalui program-pro gram sebagai berikut: 1.
Program pemantapan teknologi pengolahan sagu.
2.
Program pengembangan produk hasil olahan sagu.
3.
Program pengembangan lembaga informasi pasar.
4.
Program revitalisasi alat pengolahan agroindustri sagu.
B.
Tahapan Kegiatan (Renstra SKPD) Program revitalisasi alat pengolahan agroindustri sagu di laksanakan
melalui tiga tahap antara lain: 1. tahap awal, 2. tahap lanjutan, dan 3. Tahap pemantapan, secara rinci tahapan-tahapan kegiatan dapat di jelaskan sebagai berikut: 1.
Tahap Awal Tahap kaji terap terhadap teknologi pengolahan agroindustri sagu yaitu mengkaji dan menerapkan teknologi yang telah ada.
2.
Tahap Lanjutan Tahap penerapan teknologi pengolahan agroindustri sagu yaitu revitalisasi alat pengolahan agroindustri sagu untuk menunjang pelaksanaan kegiatan serta pengembangan teknologi dalam meningkatkan deversifikasi produk, mutu produk olahan dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
3.
Tahap Pemantapan Tahap pemantapan pengolahan agroindustri sagu yaitu pembinaan terhadap lembaga agroindustri sagu.
85
C. Evaluasi Evaluasi dilakukan bertujuan untuk mengetahui hasil dan kinerja penyelenggaraan
rencana
yang
telah
disusun
sebagai
masukan
untuk
penyempurnaan kebijakan dimasa yang akan datang, pada tahapan dari masingmasing kegiatan, baik pada tahap awal, tahap lanjutan maupun pada tahap pemantapan. Evaluasi dilakukan dalam rangka untuk melihat dampak program revitalisasi alat pengolahan agroindustri berbasis sagu.
.