BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, yang memungkinkan warganya mengembangkan diri sebagai manusia Indonesia seutuhnya. Semua warga negara Indonesia dituntut aktif serta dalam pembangunan nasional. Pembangunan nasional pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya dengan Pancasila sebagai dasar, tujuan dan pedoman. Pembangunan bidang olahraga merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan nasional, karena pembangunan dibidang olahraga memiliki fungsi dan peranan yang sangat strategis guna mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Pembangunan bidang olahraga bertujuan untuk menciptakan sumber daya manusia yang sehat jasmani dan rohani. Salah satu bagian dalam pembangunan dalam bidang olahraga adalah melalui pendidikan jasmani yang didapat dalam pendidikan formal. Pendidikan jasmani merupakan integral dari pendidikan nasional yang bertujuan untuk mengembangkan kebugaran jasmani, mental, emosional, sosial, serta pola hidup sehat dengan wahana aktivitas jasmani. Melalui pendidikan
1
2
jasmani, diharapkan pertumbuhan dan perkembangan mental, fisik dan motorik peserta didik akan mengaktualisasi gerak, sikap, serta perilaku secara spontan maupun alami. Pendidikan jasmani merupakan proses dari pembelajaran di sekolah yang bertujuan untuk pembinaan pola hidup yang sehat. Pendidikan jasmani
juga
didesain
sedemikian
rupa
sehingga
dapat
meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah baik ranah psikomotorik, kognitif, maupun afektif bagi setiap siswa. Pembelajaran merupakan wujud tindakan dari aktivitas-aktivitas yang difokuskan pada pembelajaran yang mempelajari hal-hal khusus. Tujuan dari proses pembelajaran adalah agar pembelajaran memiliki kemampuan ataupun keterampilan maksimal setelah pembelajar melakukan proses pembelajaran tertentu. Supaya mencapai suatu pembelajaran yang maksimal, diperlukan berbagai sarana dan prasarana yang mendukung serta kreativitas pengajar yang beraneka ragam sehingga proses pembelajaran memperoleh hasil sesuai yang diharapkan. Pendidikan jasmani di sekolah juga mengenalkan dan mengajarkan kepada siswa berbagai cabang olahraga, salah satu yang di ajarkan adalah bola basket. Menurut wisnu dalam bukunya permainan bola basket merupakan jenis olahraga yang menggunakan bola besar dan dimainkan dengan tangan. Bola basket merupakan olahraga yang sudah dikenal oleh banyak orang dan juga banyak yang menyukai dan memainkan olahraga ini. Hampir setiap sekolah memasukkan bola basket sebagai salah satu indikator dalam pengambilan nilai untuk pelajaran pendidikan jasmani. Maka dari itu penguasaan keterampilan dasar
3
perlu di kuasai, karna tanpa penguasaan teknik dasar dengan baik permainan tidak bisa dimainkan dengan sempurna. Keterampilan teknik
dasar bola basket meliputi: passing, dribbling,
shooting, pivot, dan stepping. Keterampilan terpenting dalam permainan bola basket adalah kemampuan untuk melakukan shooting atau menembak bola kedalam keranjang yang merupakan inti strategi permainan bolabasket. Shooting dapat dilakukan dengan baik apabila pemain menguasai teknik dengan benar. Shooting dalam permainan bolabasket terdapat banyak jenisnya, diantaranya three point shoot, medium shoot, free throw, hook shot, undershoot, lay up shoot dan lain-lain. Shooting yang biasanya sering dilakukan salah satunya adalah lay up. Tembakan lay up adalah jenis tembakan yang dilakukan dengan sedekat mungkin dengan keranjang basket yang didahului dengan lompat-langkah-lompat. Tembakan lay up dapat didahului dengan berlari, menggiring, atau memotong kemudian berlari dan menuju ke arah ring basket. Tembakan lay up sebaiknya dilatihkan
terlebih
dahulu,
sebelum
dilaksanakan
pada
saat
bermain
sesungguhnya. Hal tersebut dikarenakan tembakan lay up memerlukan langkah yang harus dilakukan dengan benar. Mengenai perkembangan pembelajaran, teknologi pengajaran kaya dengan batasan-batasan dan model-model pengembangan sistem pengajaran. Sekalipun batasan tentang teknologi pengajaran, model-model, dan teori-teorinya yang dikemukakan itu sudah tidak cocok lagi dengan masa kini, masih tetap penting untuk memperlihatkan perkembangan pemikiran dan pengertian yang digunakan dalam
4
konsep teknologi pengajaran. Selain itu, batasan-batasan tersebut mengandung pengertian-pengertian yang bisa di gabungkan sebagai bahan rujukan dalam merumuskan batasan teknologi pendidikan yang lebih di sempurnakan. Media adalah sarana yang digunakan dalam proses pembelajaran. Media sangatlah berperan penting dan menentukan tingkat keberhasilan suatu proses pembelajaran, seberapa maksimalnya pembelajar dapat menyerap dan menguasai apa yang diajarkan. Sekarang ini terdapat berbagai macam media pembelajaran yang ada selaras dengan perkembangan zaman, salah satu media yang berkembang saat ini adalah media instruksional, karena media ini mampu menampilkan informasi yang dapat diserap secara audio (suara) maupun visual (gambar). Kemampuan itulah yng ahirnya digunakan sebagai dasar penggunaan video sebagai salah satu media pembelajaran yang lebih efisien dan efektif.
Media pembelajaran sangat diperlukan untuk memperlancar proses belajar mengajar. Alat bantu visual dalam konsep pengajaran visual adalah setiap gambar, model, benda, atau alat-alat lain yang memberikan pengalaman visual yang nyata kepada siswa salah satunya adalah dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes). Permainan bolabasket merupakan salah satu permainan yang diajarkan dalam pembelajaran Penjasorkes, dimana salah satu tujuan pengajarannya yaitu siswa diharapkan dapat menguasai keterampilan teknik dasar lay up. Berdasarkan observasi pengamatan dan wawancara sebelum penelitian yang dilakukan penulis di MTs N Karang Tengah Demak mengenai pembelajaran bola basket khususnya tehnik lay up sudah berjalan dengan baik sesuai RPP yang
5
telah di rencanakan oleh guru. Namun untuk pembelajaran teknik lay up belum menunjukkan hasil belajar yang di harapkan. Siswa masih banyak yang kesulitan untuk melakukan tehnik lay up dengan benar dan hasil belajar tehnik lay up sangat tidak memuaskan. Banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam melakukan lay up yang benar mulai dari gerak langkah dan saat melompat memasukkan bola. Masih banyak yang melenceng dari keranjang, ada juga bola yang di lempar, langkah kaki yang belum benar sehingga nilai hasil belajar khususnya tehnik lay up bola basket sangat kurang memuaskan. Pembelajaran materi lay up bola basket di kelas VIII MTs N Karang tengah Demak masih menggunakan pembelajaran konvensional/Tradisional. Artinya bahwa pembelajaran tersebut berpusat pada guru, kurangnya kebebasan siswa dalam mengeksplorasi serta pembelajaran yang di ulang-ulang dan dilakukan secara bergantian sehingga banyak siswa yang cenderung bosan dan akhirnya siswa tidak memperhatikan pelajaran. Berdasarkan
hal
tersebut
guru
perlu
melakukan
kreasi
dalam
pembelajaran, agar masalah di atas dapat teratasi. Mengingat teknologi dan informasi saat ini berkembang, hal ini bisa dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Salah satu media pembelajarannya adalah dengan audio visual. Pembelajaran menggunakan audio visual akan dapat membantu siswa dalam memahami setiap gerakan dengan detail dan teliti, sehingga dapat membantu pelaksanaan proses pembelajaran secara maksimal. Maka dari itu siswa diharapkan dapat menguasai keterampilan teknik dasar lay up dan meningkatkan hasil belajar.
6
Sesuai dari latar belakang masalah diatas peneliti ingin melakukan penelitian berjudul “Perbedaan Pembelajaran Audio Visual (Video) dan Konvensional Terhadap Hasil belajar Lay up Kiri Siswa Kelas VIII MTs N Karang Tengah Demak Tahun ajaran 2015/2016”. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka permasalahan dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1.2.1. Banyak siswa mengalami kesulitan didalam proses pembelajaran bola basket terutama teknik lay up kiri. 1.2.2. Masih rendahnya hasil belajar pendidikan jasmani khususnya teknik lay up Kiri pada siswa kelas VIII MTs N Karang Tengah Demak. 1.2.3. Pembelajaran masih menggunakan konvensional sehingga siswa cenderung bosan dan tidak memperhatikan pelajaran. 1.3. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah disebutkan ditas, maka peneliti hanya akan mengkaji tentang perbedaan pembelajaran audio visual dan konvensional terhadap hasil belajar lay up shoot kiri pada siswa kelas VIII MTs N Karang Tengah Demak. 1.4. Rumusan Masalah Berdasarkan hal-hal yang telah dipaparkan sebelumnya, dan agar peneliti memiliki sasaran yang jelas, maka peneliti merumuskan masalah adalah: 1.4.1. Apakah ada perbedaan pembelajaran audio visual terhadap hasil belajar lay up kiri pada siswa kelas VIII MTs N Karang Tengah Demak?.
7
1.4.2. Apakah ada perbedaan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar lay up kiri pada siswa kelas VIII MTs N Karang Tengah Demak?. 1.4.3. Manakah yang lebih baik antara pembelajaran menggunakan audio visual dan pembelajaran konvensional pada hasil belajar lay up kiri siswa kelas VIII MTs N Karang Tengah Demak?. 1.5. Tujuan Penelitian 1.5.1. Untuk mengetahui perbedaan pembelajaran audio visual terhadap hasil belajar lay up kiri pada siswa kelas VIII MTs N Karang Tengah Demak. 1.5.2. Untuk mengetahui perbedaan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar lay up kiri pada siswa kelas VIII MTs N Karang Tengah Demak. 1.5.3. Untuk mengetahui manakah yang lebih baik antara pembelajaran menggunakan audio visual dan pembelajaran konvensional pada hasil lay up kiri siswa kelas VIII MTs N Karang Tengah Demak. 1.6. Manfaat Penelitian 1.6.1. Secara Teoritis a. Agar dapat digunakan sebagai bahan informasi serta kajian penelitian selanjutnya khususnya bagi para pelatih peningkatan prestasi bola basket maupun se-profesi dalam membahas peningkatan pada permainan bola basket. b. Bahan referensi dalam memberikan materi latihan kepada siswa dilingkungan tempat latihan.
8
1.6.2. Secara Praktis a. Bagi siswa dapat digunakan sebagai salah satu banding bagi pemain lain dalam mempelajari teknik lay up shoot kiri. b. Bagi pelatih dan pemain dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan dalam pembelajaran teknik lay up shoot kiri.