BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Industri kecil yang berkembang di Provinsi Bali merupakan salah satu rangkaian sebagai pelaksanaan pembangunan dengan pola dasar pembangunan masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar 45. Perkembangan industri kecil di Provinsi Bali dapat dipandang sebagai suatu upaya yang cukup strategis, mengingat usaha ini sesuai dengan kondisi Provinsi daerah. Jadi, industri yang dibangun di Bali adalah industri yang ramah lingkungan termasuk industri kecil kerajinan genteng. Pembangunan di bidang industri, perhatian pemerintah tidak saja ditunjukan pada industri-industri besar dan sedang, tetapi perhatian yang sepadan harus pula diarahkan kepada industri-industri kecil atau industri rumah tangga. Kenyataannya, industri ini masih sangat dibutuhkan sampai waktu yang tidak tertentu untuk memberikan kesempatan kerja sekaligus pemerataan pendapatan. Industri kecil mempunyai peluang yang sangat besar untuk berkembang di Bali. Perkembangan ini sangat dihargai apabila dapat berlangsung atas prakarsa dengan kekuatan masyarakat sendiri, sehingga pemerintah tinggal membantu dengan fasilitas-fasilitas dan kemudahan serta perlindungan yang diperlukan. Masyarakat desa dengan kekuatan sendiri mampu menumbuhkan industri kecil. Untuk menumbuhkan dan mengembangkan suatu industri kecil yang menyebar dalam masyarakat desa diperlukan faktor- faktor : 1) Usaha di sektor industri dimana dalam masyarakat sudah ada bibit-bibit usahannya.
12
2) Pemimpin yang cakap, jujur, dan mendapat kepercayaan masyarakat. 3) Masyarakat yang bersedia dan mampu menerima serta menerapkan teknologi baru untuk melayani pasaran 4) Pasar yang luas dan secara berkesinambungan mampu menyerap industri desa. Ciri-ciri utama industri kecil adalah jumlah tenaga kerja kecil mempunyai skala produksi yang kecil pula, melayani pasaran di dalam lingkungannya dan yang dilayani pun konsumen golongan berpenghasilan rendah (low income group) yang daya belinya lemah. Golongan berpenghasilan rendah ini pada umumnya lebih mengutamakan harga yang murah dari pada kualitas mutu yang lebih tinggi dari pada barang yang dibelinya. Desa Darmasaba sebagai salah satu desa yang mempunyai potensi yang cukup besar dengan jumlah penduduk untuk tahun 2008 sebesar 7.842 orang yang terdiri dari Perempuan 3.956 orang dan laki-laki 3886 orang. Desa Darmasaba sangat cocok untuk mengembangkan sektor industri genteng , hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Nama-nama Banjar Pengrajin Genteng di Desa Darmasaba No 1 2 3 4 5 6 7
Nama Banjar Br. Bucu Br. Baler Pasar Br. Tengah Br. Telanga Br. Penenjoan Br. Darmasaba Br. Gulingan Total Pengrajin Genteng Sumber : Monografi Desa Darmasaba, 2008
13
Jumlah Pengrajin Genteng 40 60 45 50 40 45 35 315
Salah satu usaha industri yang dikembangkan di desa Darmasaba adalah industri genteng, hal ini disebabkan karena genteng merupakan komoditi yang memiliki jumlah produksi yang paling banyak dibandingkan komoditi lainnya yang ada di desa Darmasaba terutama untuk di banjar baler pasar yang mayoritasnya pengrajin genteng, dibandingkan banjar lainnya. Efisiensi adalah rasio yang menggambarkan perbandingan antara besarnya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan dengan realisasi pendapatan yang diterima. Kinerja produsen (pengrajin) dalam melakukan produksi untuk menghasilkan pendapatan diketegorikan efisien apabila rasio yang dicapai kurang dari 1 atau dibawah 100 persen. Semakin kecil rasio efisiensi berarti kinerja produsen (pengrajin) semakin baik. Untuk itu produsen (pengrajin) perlu menghitung secara cermat berapa besarnya biaya yang dikeluarkan untuk merealisasikan seluruh pendapatan yang diterimanya sehingga dapat diketahui, apakah kegiatan produksinya tersebut efisien atau tidak. Hal ini perlu dilakukan karena meski produsen berhasil merealisasikan penerimaan pendapatan sesuai dengan target yang ditetapkan, namun keberhasilan itu kurang memiliki arti apabila ternyata biaya yang dikeluarkan untuk merealisasikan target penerimaan pendapatannya itu lebih besar dari pada realisasi pendapatan yang diterimanya. Berikut pedoman kriteria efisiensi biaya pengelolaan produksi genteng (output) diukur dengan skala interval sebagaimana tampak dalam Tabel 1.2.
14
Tabel 1.2 Kriteria Efisiensi Produksi Genteng (output) Efisiensi Produksi Genteng (output) Kriteria Produksi Genteng (output) (%) Diatas 100 Tidak efisien 90-100 Kurang efisien 80-89 Cukup efisien 60-79 Efisien Kurang dari 60 Sangat efisien Sumber : Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik UGM,1999 Tenaga kerja merupakan salah satu indikator perekonomian yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan suatu daerah, indikator tenaga kerja adalah penduduk usia kerja (BPS Bali, 2003:3) Tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam kegiatan produksi. Peranan tenaga kerja akan semakin besar di dalam industri kecil yang bersifat umum. Dimana ketelitian, keterampilan dari pada karyawan yang melayani proses produksi yang mempunyai akibat langsung terhadap produksi yang dihasilkan. Kenaikan produksi yang dilakukan di industri kecil dan menengah akan menambah penggunaan tenaga kerja. Dari berbagai faktor produksi yang diperlukan untuk menghasilkan suatu barang dapat disederhanakan menjadi 2 (dua) macam faktor produksi, yaitu bahan baku dan tenaga kerja. Demikian juga dengan industri genteng dari segi kepemilikan faktor produksi secara umum dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu kelompok pemilik bahan baku dan kelompok pemilik tenaga kerja. Pemilik faktor Bahan baku biasanya adalah para pengusaha sendiri, sedangkan pemilik faktor produksi tenaga kerja adalah para buruh atau pekerja. Masing-masing faktor produksi tersebut mempunyai peranan penting dalam proses produksi.
15
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan pokok permasalahan sebagai berikut : 1) Seberapa besar tingkat efisiensi dari penggunaan faktor produksi bahan baku dan tenaga kerja pada industri genteng di Desa Darmasaba Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung? 2) Bagaimana skala hasil produksi dari penggunaan faktor- faktor produksi bahan baku dan tenaga kerja pada industri genteng di Desa Darmasaba Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung? 3) Berapa elastisitas hasil produksi genteng terhadap penggunaan faktorfaktor produksi bahan baku dan tenaga kerja pada industri genteng di Desa Darmasaba Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung?
1.2 Tujuan Penelitian 1) Untuk mengetahui tingkat efisiensi dari penggunaan faktor produksi bahan baku dan tenaga kerja pada industri genteng di Desa Darmasaba Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung 2) Untuk mengetahui skala hasil produksi dari penggunaan faktor- faktor produksi bahan baku dan tenaga kerja pada industri genteng di Desa Darmasaba Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung 3) Untuk mengetahui elastisitas hasil produksi genteng terhadap penggunaan faktor- faktor produksi bahan baku dan tenaga kerja pada industri genteng di Desa Darmasaba Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung.
16
1.3 Kegunaan Penelitian 1) Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca, dalam arti hasil penelitian ini dapat menambah dan memperkaya bahan pustaka yang sudah ada, baik sebagai pelengkap maupun bahan perbandingan sehingga memberikan wawasan lebih luas mengenai judul Tingkat Efisiensi Faktor Produksi Pada Industri Genteng di Desa Darmasaba Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung 2) Praktis Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan informasi mengenai efisiensi penggunaan faktor produksi bagi pengrajin genteng dalam mengambil keputusan untuk memperbaiki industri genteng di masa yang akan datang.
1.4 Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah penelitian yang kemudian dirumuskan ke dalam pokok permasalahan, juga dibahas mengenai tujuan dan kegunaan penelitian serta pada akhir Bab dikemukakan mengenai sistematika penyajian. Bab II Kajian Pustaka dan Hipotesis Bab ini menguraikan mengenai teori- teori yang relevan yang mendukung pokok permasalahan terutama mengenai teori produksi dan teori lainnya yang mendasari masalah dalam penelitian ini serta diperkuat dengan hasil penelitian
17
sebelumnya, dan pada akhir Bab disajikan mengenai hipotesis atau dugaan sementara dari pokok permasalahan. Bab III Metode Penelitian Bab III disajikan mengenai metode penelitian yang mencakup lokasi dam obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data
dan teknik analisis data yang akan dipergunakan
dalam membahas permasalahan. Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini menyajikan data beserta pembahasan berupa gambaran umum wilayah penelitian dan pembahasan hasil dari model yang digunakan, yang merupakan jawaban dari permasalahan yang ada. Bab V Simpulan dan Saran Pada Bab terakhir ini menyajikan simpulan yang dapat ditarik dari pembahasan, serta saran yang dapat diberikan berdasarkan atas hasil penelitian.
18