BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan suatu masyarakat
adil dan makmur yang merata materil dan spiritual berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Dalam rangka meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat Indonesia, maka pelaksanaan pembangunan lebih ditingkatkan dan diperluas terutama pembangunan ekonomi untuk lebih mendorong tercapainya kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia. Koperasi merupakan wadah untuk bergabung dan berusaha bersama agar kekurangan yang terjadi dalam kegiatan ekonomi dapat diatasi, selain itu koperasi juga merupakan alat bagi golongan ekonomi lemah untuk dapat menolong dirinya sendiri
sehingga mampu
memenuhi
kebutuhan dan
memperbaiki
atau
meningkatkan taraf hidupnya. Sampai saat ini koperasi menduduki tempat yang penting dalam sistem perekonomian, karena terbukti telah membawa perubahan dalam struktur ekonomi. Koperasi mempunyai peran yang sangat penting sebagai pelaku ekonomi, pasal 33 ayat 1, 1945 menetapkan bahwa “perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas kekeluargaan”. Penjelasan tersebut menyatakan bahwa bangun perusahaan yang sesuai dengan itu adalah koperasi. Koperasi sebagai lembaga ekonomi dimana masyarakat sebagai basis utama sebagai sumber daya maupun sebagai sasaran utama agar dapat berperan sesuai
dengan perannya yaitu untuk mengangkat aspek sosial ekonomi dari keterbelakangan dan kemiskinan. Selain itu, koperasi juga harus mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat, mendorong perkembangan usaha masyarakat. Hal ini terjabar dalam undang-undang No 25 tahun 1992 pasal 4. Bahwa fungsi dan peran koperasi adalah: a.
Membantu dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
b.
Berperan secara aktif mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.
c.
Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai usaha bersama milik bersama.
d.
Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha yang berdsarkan atas azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Oleh karena itu, agar dapat mewujudkan semua peran dan fungsi tersebut koperasi harus dapat mengadakan suatu kegiatan usaha yang dapat memenuhi kebutuhan khususnya bagi anggota dan masyarakat pada umumnya. Koperasi perlu terus dikembangkan menjadi usaha yang sehat dan di arahkan agar mampu meningkatkan kegiatan ekonomi dalam rangka meningkatkan taraf hidup, kecerdasan, dan kesejahteraan rakyat. Koperasi adalah kumpulan orang-orang atau badan hukum, yang bertujuan untuk perbaikan sosial ekonomi anggotanya dengan memenuhi kebutuhan ekonomi anggotanya dengan jalan berusaha bersama-sama saling membantu satu
dengan lainnya dengan cara membatasi keuntungan, usaha tersebut harus didasarkan prinsif-prinsif koperasi. Kehadiran koperasi di tengah-tengah rakyat Indonesia khususnya di Kecamatan Lembang kabupaten Bandung Barat ini merupakan inovasi baru yang menjadi penunjang kehidupan bagi masyarakat golongan ekonomi lemah. Karena koperasi merupakan wadah yang cocok bagi masyarakat ekonomi lemah untuk secara bersama-sama meningkatkan usaha mereka sehingga terjadi peningkatan taraf hidup maupun kesejahteraan yang dicita-citakan oleh masyarakat. Keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya tergantung dari aktivitas para anggotanya, apakah anggota koperasi mampu melaksanakan kerjasama, memiliki kegairahan kerja dan mentaati segala ketentuan serta garis kebijakan yang telah ditetapkan dalam Rapat Anggota. Koperasi memiliki peran sebagai pelaku ekonomi lemah, terutama dalam bidang pemasaran. Namun, perkembangan dan pertumbuhan koperasi masih terdapat hambatan hambatan baik secara internal maupun eksternal. Hambatan internal antara lain menyangkut aspek kelembagaan dan aspek usaha yang bersifat controllable yang artinya terkadang dalam keadaan baik dan buruk dalam pemasaran. Hambatan internal misalnya lemahnya daya dukung sumber daya manusia, kurang mampu menghadapi perkembangan dan sistem ekonomi pasar sehingga belum siap menghadapi persaingan dari luar, para anggota umunya terdiri dari masyarakat ekonomi lemah dan awam dalam perkoperasian, dan lemah dalam permodalan. Hambatan eksternal adalah hambatan uncontrollble, yaitu meliputi faktor-faktor dari lingkungan luar organisasi koperasi yang secara
langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi maju dan mundurnya perkembangan koperasi. Hambatan eksternal misalnya kerja sama dengan perusahaan-perusahaan swasta dan BUMN masih kurang, baik dalam segi permodalan maupun kegiatan usahanya, masih banyak menggantungkan diri kepada pemerintah dan belum dapat berusaha mandiri dengan baik, usaha koperasi masih berskala kecil dan belum banyak berhasil, sehingga para anggota dan masyarakat pada umumnya belum merasakan manfaatnya. Hambatan hambatan
tersebut
menjadikan
koperasi
mengalami
kesulitan
dalam
perkembangan bahkan banyak koperasi yang mengalami kehancuran. Adanya koperasi yang mengalami kehancuran sebagai contoh: KOPTI Jawa Tengan, GKBI, Koperasi Budi Wanita Malang, KUD Suluhan Bali, Kobutri Bandung, Puskopti Jakarta, Puskud, dan BKP Jawa Barat (PP, No 55, 1985:5). Kehancuran kopersi tersebut disebabkan kesalahan kepengurusan, korupsi, dan lain lain. Meskipun terdapat beberapa koperasi yang tidak mampu bertahan tetapi ada pula koperasi yang mampu bertahan sampai sekarang dan sala satunya Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung yang dinilai oleh berbagai pihak sebagai koperasi yang maju sehingga mendapat beberapa kali predikat koperasi tingkat nasional. Adapun prestasi yang di peroleh KPSBU yaitu sebagai berikut: 1. Tahun 1983-1985 secara berturut turut meraih penghargaan “sebagai Koperasi Terbaik I Tingkat Nasioanl”. 2. Tahun 1986 sebagai “Kopersi lain-lain Teladan Tingkat Nasional”. 3. Tahun 1987-1989 sebagai “Koperasi Teladan Tingkat Nasional”.
4. Tahun 1991-1995 menjadi “koperasi Teladan Umum Tingkat Nasional”. Keberhasilan KPSBU yang menunjukan terus meningkatnya peternak sapi perah di kecamatan Lembang yang menjadi anggota KPSBU, hal ini membuktikan bahwa keberadaan KPSBU membawa dampak bagi anggotanya baik secara ekonomi maupun sosial. Keberhasilan ini tidak lepas dari tingginya sumberdaya manusia para pengurusnya sehingga menimbulkan kepercayaan yang sangat kuat dari para anggotanya dan tetap setia menjadi anggotanya. Setiap manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan, perubahan merupakan sesuatu yang sangat melekat dalam diri manusia, baik itu dari sisi individu, kelompok, masyarakat maupun sistem yang ada dalam keseharian manusia. Hakikat manusia yang selalu dinamis, membawa manusia kepada sesuatu yang baru dalam kehidupannya, sehingga akan terjadi penyesuaian antar unsur-unsur yang lama dan unsur-unsur yang baru, serta akan berimplikasi kepada adanya suatu perubahan ataupun penggantian dalam unsur-unsur tersebut (Saripudin, 2005:131). Masyarakat khususnya Anggota Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) diberi pengertian mengenai koperasi dan menyadarkannya bahwa untuk dapat menaikan taraf hidup dapat dicapai dengan kerjasama dalam suatu wadah yang diorganisasikan secara teratur. Dalam membela dan mengembangkan kepentingan ekonomi di bawah pengawasan bersama secara demokratis, yaitu melaui pembentukan badan usaha koperasi salah satunya yaitu Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU). Melalui koperasi ini anggota koperasi tersebut terdapat kemungkinan yang luas untuk meningkatkan kehidupan ekonominya.
Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara yang terletak di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat merupakan salah satu koperasi yang mampu memanfaatkan potensi daerah dan mengelolanya dengan baik dan terus berusaha meningkatkan kinerjanya ke arah yang lebih baik dalam mensejahterakan para anggotanya. Oleh karena itu sangat penting bagi penulis untuk mengetahui sejauh mana yang ditempuh Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara, dapat merubah kehidupan sosial ekonomi para anggotanya dan dapat mengetahui banyak hal yang berkaitan dengan koperasi. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik dan terdorong untuk mengkaji dan membahas, tentang peran Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara di kecamatan lembang kabupaten Bandung Barat serta perannya terhadap perubahan sosial ekonomi anggotanya. Oleh karena itu penulis mengangkat judul skripsi sebagai brikut:
Peran Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara Terhadap Perubahan
Sosial Ekonomi Para Anggotanya.
B.
Rumusan Masalah Peran Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara Terhadap Perubahan Sosial
Ekonomi Para Anggotanya, Sangat membantu dalam peningkatan kehidupan ekonomi para anggotanya. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana dampak keberadaan Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara terhadap perubahan sosial ekonomi para anggotanya?
2. Apa saja usaha-usaha yang dilakukan para pengurus koperasi peternak sapi bandung utara di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat untuk meningkatkan kegiatan usahanya dan mensejahterakan kehidupan ekonomi para anggotanya?
C.
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitiannya dapat
disusun sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui dampak Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara Terhadap Perubahan Sosial Ekonomi para Anggotanya didaerah Lembang Kabupaten Bandung Barat. 2. Untuk megetahui apa saja yang dilakukan pengurus Kopersi Peternak Sapi Bandung Utara dalam meningkatkan usahanya dan mensejahterakan kehidupan sosial ekonomi anggotanya.
D.
Kegunaan Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh penulis memiliki kegunaan sebagai
berikut: 1.
Kegunaan Teoritis Dapat memperkaya pemahaman akan konsep dan teori dalam koperasi dan
perubahan
social ekonomi anggotanya tentunya dengan keilmuan sosiologi dan antropologi yang peneliti pelajari. Mempertajam aplikasi teori-teori tentang perubahan social ekonomi dan koperasi dalam studi kritis tentang peran koperasi terhadap perubahan sosial ekonomi anggotanya.
2.
kegunaan Fraktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan sebagai sumber bacaan untuk perpustakaan, khususnya jurusan sosiologi. Dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan apabila penelitian yang sama diadakan pada waktu-waktu mendatang dan dapat memberikan sumbangan bagi pemerintah setempat dan mengembangkan serta sumbangan pengetahuan ataupun referensi bagi peneliti yang akan datang.
3.
Kerangka Pemikiran Koperasi berasal dari bahasa latin coopere atau cooperation dalam bahasa
inggris. Co berarti bersama dan operation berarti bekerja. Jadi, cooperation berarti bekerja sama. Dalam hal ini bekerja sama yang dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai kepentingan dan tujuan yang sama. C.g Enriquez (1986) memberikan pengertian koperasi yaitu menolong satu sama lain (to help ane another) atau saling bergandengan tangan. Istilah “ koperasi” juga mulai dikenal dilingkungan ekonomi dan sosiologi. Berdasarkan hal itu maka menurut Hans H. Muenkner pengertiannya sebagai berikut: Koperasi adalah organisasi ekonomi yang anggotanya memiliki sekurangkurangnya satu kepentingan ekonomi yang sama, bermotifasi swadaya dalam perusahaan yang dibiayai dan diawasi bersama dengan sasaran meningkatkan perusahaan rumah tangga anggota. (Hans-H Mulner 1989:39). Koperasi adalah perkumpulan orang yang sepakat berkerjasama selama satu periode tertentu atas dasar persamaan dan dibawah satu kepemimpinan yang diawasi
secara demokratis, untuk mengatasi kesulitan-kesulitan ekonomi bersama (Hans-H
Mulner 1989:42). Koperasi sebagai lembaga sosial ekonomi, konsep tersebut mendorong koperasi sebagai alat untuk mengubah dan memperbaiki keadaan masyarakat untuk merubah system ekonomi kapitalis dengan sistem ekonomi yang lebih adil untuk menghilangkan pertentangan antara kepentingan buruh dan majikan, serta untuk menghilangkan pertentangan antara konsumen dan produsen (Charles Gide, Schulze Delitz, Robert Owen). Koperasi selain sebagai perkumpulan orang, koperasi juga sebagai badan usaha mebawa konsekuensiselain tujuan utamanya meningkatakan kesejahteraan anggota dan kegiatannya berdasarkan kekeluargaan. Tugas utama kopersi adalah menunjang perusahaan dan/atau rumah tangga anggotanya dalam rangka meningkatkan kekuatan ekonomi. Koperasi dalam mewujudkan harus dapat memberikan keuntungan bagi para anggota sehingga, diantaranya dengan memberikan pelayanan yang baik terhadap anggota sehingga kebutuhan mereka dapat terpenuhi (Hanel 1988:77). Setiap manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan, perubahan merupakan sesuatu yang sangat melekat dalam diri manusia, baik itu dari sisi individu, kelompok, masyarakat maupun sistem yang ada dalam keseharian manusia. Hakikat manusia yang selalu dinamis, membawa manusia kepada sesuatu yang baru dalam kehidupannya, sehingga akan terjadi penyesuaian antar unsur-unsur yang lama dan unsur-unsur yang baru, serta akan berimplikasi
kepada adanya suatu perubahan ataupun penggantian dalam unsur-unsur tersebut (Saripudin, 2005:131). Menurut kingsley (Soekanto,1998: 336-337) mengartikan perubahan sosial merupakan perubahab perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Mac Lver mengartikan perubahan sosial merupakan perubahanperubahan dalam hubungan sosial atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan hubungan sosial. Pada dasarnya setiap masyarakat dalam hidupnya aka mengalami perubahan. masyarkat yang statis, tetapi akan mengalami perubahan yang baik dalam aktivitas maupun bentuknya. Gillin dan Gillin dalam Samuel Koenig (1957: 279) berpendapat bahwa perubahan sosial adalah variasi dari cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi atau penemuan baru dalam masyarakat. Samuel Koenig sendiri menegaskan bahwa perubahan sosial menunjuk pada modifikasimodifikasi yang terjadi pada pola kehidupan manusia. Selo Soemardjan, (1962: 379) dalam (Nurseno, 2004: 24- 25). Perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi suatu system sosialnya, termasuk di dalamnya nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Selo
Soemardjan
mengemukakan,”perubahan
sosial
adalah
segala
perubahan-perubahan pada lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem soaialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap dan
pola prilaku di antara kelompok-kelompok masyarakat (Soerjono Soekanto, 2005: 305). Terjadinya perubahan sosial dapat diketahui dari adanya ciri- ciri berikut ini: (Soekanto, 1993: 343- 344). 1.
Perubahan yang terjadi pada pranata sosial (lembaga kemasyarakatan) tertentu akan diikuti oleh perubahan pada pranata sosial lainnya.
2.
Perubahan sosial yang cepat biasanya mengakibatkan individu masyarakat mengalami disorganisasi sementara karena dalam proses penyesuaian diri. Selanjutnya akan diikuti oleh reorganisasi yang mencakup pemantapan nilai-nilai yang baru. Terjadi perubahan pada unsur-unsur material dan immaterial yang saling mempengaruhi satu sama lain. Keanggotaan dalam koperasi bersifat sukarela dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun, anggota dalam koperasi adalah orangorang dengan simpanan pokok dan simpanan wajib dan keanggotaan koperasi tersebut tidak dapat dipindah tangankan, ciri khas dari keanggotaan koperasi yang dapat membedakanya dengan badan usaha lain adalah hubungan antara anggota dan pimpinan adalah bersifat langsung serta setiap anggota dalam koperasi mempunyai hak yang sama dalam kesempatan menyampaikan aspirasi dan pendapat serta partisipasinya (Anonim, 2006: 34) Asas dari keanggotaan dari koperasi dengan kata-kata “terbuka” dan “sukarela”. Sifat sukarela menegaskan bukan saja tidak boleh ada paksaan dari siapapun untuk menjadi anggota koperasi, tetapi juga perlunya kesadaran, keyakinan akan cita-cita luhur koperasi dan kebutuhan ekonomis tertentu.
Seseorang memiliki hak sepenuhnya untuk menentukan keputusan bagi dirinya sendiri untuk masuk menjadi anggota koperasi atau tidak. Sifat terbuka bagi setiap warga negara, menegaskan didalam koperasi tidak boleh ada diskriminasi. Setiap warga negara dapat diterima menjadi anggota koperasi dilingkungannya atau yang sesuai dengan kepentingan ekonominya tanpa membedakan agama,suku bangsa maupun keyakinan politik yang sah yang diyakininya (Widiyanti dan Sunindhia ,1998:57). Anggota koperasi adalah pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi, harus berpartisipasi aktif dalam kegiatan koperasi. Namun demikian sepanjang tidak merugikan kepentingannya, koperasi dapat pula memberikan pelayanan kepada bukan anggota koperasi sesuai dengan sifat kegiatan usahanya dengan maksud untuk menarik jadi anggota. Oleh karena itu usaha koperasi terutama diarahkan pada bidang usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota untuk mernunjang usaha dan kesejahteraannya (Bangsawan, 1999). Talcott Parsons melahirkan teori fungsional tentang perubahan. Dalam teorinya, Parsons menganalogikan perubahan sosial pada masyarakat seperti halnya pertumbuhan pada mahkluk hidup. Komponen utama pemikiran Parsons adalah adanya proses diferensiasi. Parsons berpendapat bahwa setiap masyarakat tersusun dari sekumpulan subsistem yang berbeda berdasarkan strukturnya maupun berdasarkan makna fungsionalnya bagi masyarakat yang lebih luas. Ketika masyarakat berubah, umumnya masyarakat tersebut akan tumbuh dengan kemampuan yang lebih baik untuk menanggulangi permasalahan hidupnya. Dapat
dikatakan Parsons termasuk dalam golongan yang memandang optimis sebuah proses perubahan. Asumsi dasar dari Teori Fungsionalisme Struktural, yaitu bahwa masyarakat menjadi suatu kesatuan atas dasar kesepakatan dari para anggotanya terhadap nilai-nilai tertentu yang mampu mengatasi perbedaan-perbedaan sehingga masyarakat tersebut dipandang sebagai suatu sistem yang secara fungsional terintegrasi dalam suatu keseimbangan. Dengan demikian masyarakat adalah merupakan kumpulan sistem-sistem sosial yang satu sama lain berhubungan dan saling memiliki ketergantungan. Teori struktural fungsional mengansumsikan bahwa masyarakat merupakan sebuah sistem yang terdiri dari berbagai bagian atau subsistem yang saling berhubungan. Bagian-bagian tersebut berfungsi dalam segala kegiatan yang dapat meningkatkan kelangsungan hidup dari sistem. Fokus utama dari berbagai pemikir teori fungsionalisme adalah untuk mendefinisikan kegiatan yang dibutuhkan untuk menjaga kelangsungan hidup sistem sosial. Terdapat beberapa bagian dari sistem sosial yang perlu dijadikan fokus perhatian, antara lain ; faktor individu, proses sosialisasi, sistem ekonomi, pembagian kerja dan nilai atau norma yang berlaku.
F. Langkah-Langkah Penelitian Untuk memudahkan penelitian ini penulis menempuh langkah-langkah penelitian sebagai sebagia berikut :
1. Menentukan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dikomplek pasar baru Kecmatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Di daerah tersebut terdapat sebuah koperasi peternak sapi . koperasi tersebut bernama Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU). Koperasi tersebut dijadikan bahan penelitian penulis, sebab memiliki keunggulan sendiri baik dari aspek sejarah, tempatnya yang strategis juga pada aspek sosial ekonomi sebagai perubahan sosial ekonomi bagai para anggotanya.
2. Metode dan Teknik Penelitian Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Menurut Hadari Nawawi (2003:63) dan Moh. Nazir
(1988:68) menjelaskan
bahwa metode deskriptif adalah cirinya sebagai pemusat perhatin pada masalahmasalah yang ada pada saat penelitian dilakukan atau masalah yang bersifat aktual, serta menggambarkan fakta fakta tentang masalah yang diselidiki sebagai mana adanya serta diiringi dengan interfrestasi rasioanal yang adequate. Caranya dengan mengumpulkan, dan menganalisi data-data yang ada kaitannya dengan obyek kajian. Penelitian ini dimaksud untuk memberikan deskriptif mengenai persoalan yang sedang berlangsung. Memang secara bahasa bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksud untuk
membuat deskriptif (penggambaran)
mengenai situasi-situasi atau kejadian kejadian yang telah berlangsung. Sumadi Suryabrata,(1998:18) menjelaskan bahwa penelitiuan deskriptif adalah akumulasi data dasar dalam cara penggambaran semata mata, tidak perlu
mencari atau memerangkan saling berhubungan menguji hipotesis, membuat ramalan, atau mendapatkan makna implikasi, walapun penelitian yang bertujuan untuk
menemukan hal-hal tersebut dapat mencakup juga metode-metode
deskriptif.
3. Sumber Data Sumber data dalam penelitian adalah subyek darimana data dapat diperoleh Suharsimin Arikunto (2002: 129). Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari dua sumber yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder . data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya; di amati dan dicatat untuk pertama kalinya. Data tersebut menjadi data sekunder kalau dipergunakan orang yang tidak berhubungan langsung dengan penelitian yang bersangkutan.data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya dari penelitian , misalnya dari Biro statistik, majalah, keterangan atau publikasi lainnya marzuki (1986:56). 1.
Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah sumber pokok dan utama atau tangan pertama, sumber primer penelitian ini diambil dari pihak-pihak yang terkait, diantarnya: aparat Kecamatan Lembang, para Anggota Koperasi, serta pengelola Koperasi tersebut. 2.
Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber tambaha atau suplemen atau juga tangan kedua. Sumber sekunder ini diambil dari buku-buku, majalah, surat kabar,dan lainnya yang mendukung dalam penelitaian ini.
4. Jenis Data Adapun teknik penelitian yang di gunakan adalah teknik kualitatif. Teknik ini sering dianggap sebagai paradigma alamiah Lexy J. Maleong, (1999:16). Sebagaimana menurut Kirk dan Miller bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasa dan peristilahannya. (Tarsito,1992:5).
5. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpilan data yang
bersifat data primer
dari Kecamatan
Lembang, tokoh masyarakat, koperasi, dan anggotanya adalah melalui observasi langsung, serta wawancara mendalam (Sugiono,2009:239). Sedangkan data yang bersifat data sekunder seperti teori, pandangan-pandangan, hasil penelitian, buku dan arsif lainnya digunakan studi dokumentasi dan kepustakanaan. a. Observasi langsung. Observasi langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpan alat pertolongan alat standar lainnya untuk keperluan tersebut (Moh.Nazir,1988:212).
Penulis
melakukan
berbagai
pengamatan
untuk
memperoleh data secara langsung dari sumber primer, khususnya untuk melihat
situasi lokasi, suasana kejidupan, serta mengikuti berbagai kegiatan yang dilakukan dan prilaku-prilaku subyek penelitian yang teramati lainnya. Teknik observasi yang digunakan dalam peneleitian ini yaitu observasi vartisispasi dan non partisipasi yang diseseuaikan dengan sasaran yang diamati. Peneliti akan terjun langsung dalam masyarakat dan peneliti hanya sekedar interviewer ketikan meminta informasi kepada para anggota koperasi. Pengamatan dilakukan secara partisipan, peneliti melibatkan diri dalam aktivitas anggota Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) di Kecamatan Lembang. Peneliti juga melakukan pengamatan tentang kegiatan maupun kehidupan sosial-ekonomi dari subyek peneliti untuk menunjang data penelitian dalam penelitian ini. b. Wawancara Mendalam Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan peneliti dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka dengan si penanya dengan responden dengan menggunakan alat yang dinamakan
interview guide
(Moh.Nazir,1988:212). Wawancara secara mendalam (depth interview)
untuk
mengetahui tanggapan, sikap serta prilaku anggota Koperasi Peretnak Sapi Bandung Utara di Kecamatan Lembang. Penulis melakukan melakukan wawancara langsung dengan menyiapkan sejumlah pertanyaan sebelumnya. Wawancara dilakukan dalam rangka untuk mengetahui pandangan, pendapat, keterangan atau kenyatan kenyataan yang dilihat dan dialami oleh responden dan informan. Wawancara ditujukan kepada pengelola Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara, anggota Koperasi, dan aparat kecamatan Lembang sebagai subyek penelitian. Wawancara juga dilakukan disela-sela waktu pengamatan
terlibat. Dalam hal ini peneliti terlibat secara langsung dengan aktivitas subyek penelitian. Peneliti ikut serta dalam aktivitas anggota Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara di kecamatan Lembang sambil bertanya tentang masalah penelitian, sehingga penelitian mendapatkan data yang menguatkan saat mengadakan pengamatan terlibat. c. Studi Kepustakaan dan Dokumentasi. Studi kepustakaan Yaitu sumber informasinya berupa bahan-bahan tertulis atau catatan atau surat-surat penting dan peneliti mentransfernya. Studi dokumentasi biasanya berbentuk arsip-arsip dan surat penting lainnya yang tersimpan mengenai suatu hal kejadian
yang berkaitan dengan masalah
penyelidikan (Hadari Nawawi: 133 atau Sugiono 2009: 240). Studi kepustakaan dan dokumentasi ini
dilakukan terutama untuk
melengkapi dan menguatkan data yang diperoleh baik dari hasil observasi, maupun wawancara. Disamping untuk kepentiingan yang bersifat teoritis, guna memperoleh kejelasan dan masukan atas masalah penelitian yang dibahas. Disamping data yang diperoleh dari informean, juga untuk mendeukung penelitian ini, data-data bisa diperoleh lewat dokumentasi, salasatunya adalah berupa fotofoto. Tentu foto yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah foto tempat koperasi peternak sapi bandung utara, foto pada saat wawancara dengan infoman, dan foto tempat-tempat penting yang ada di koperasi Peternak Sapi Bandung Utara yang berhubungan dengan perubahan sosial ekonomi para anggotanya.
6. Analisis Data
Setelah data terkumpul, tahap berikutnya adalah menganalisis data. Analisis data adalah proses pengorganisasian dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data (Lexy J. Maleong (1999 :103). pendapat yang lengkap sebagaimana dijelaskan oleh (sugiyono 2009:244) mengatakan: “ analisis adalah proses mencari data menyususn secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,catatan lapangan , dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabar kedlam unit-unit, melakukan sintesa, menyususn kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.” Sedangkan tujuan penelitian dalam analisis adalah menyempitkan dan membatasi penemuan-penemuan hingga menjadi suatu data yang teratur serta tersusun dan lebih berarti (Marzuki :87). Teknik yang digunakan adalah analisis data kualititif dari Miles dan Hubermen (Sugiono 2009:246) yang terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi saat bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau perifikasi. Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, mefokus kepada hal yang penting ,dicarai tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.
Setelah data direduksi, selanjutnya adalah penyajian data .dalam penelitian kualitatif , penyajian data bias dilakukan dalam bnetuk uraian singkat, bagan hunbungan antara kategori, flowchat dan sejenisnya. Dan yang paling sering digunaka untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Langkah terakhir adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Penarikan simpulan adalah peninjauan ulang pada catatan di lapangan atau kesimpulan dapat ditinjau sebagai makan yang muncul dari data yang harus diuji kebenarannya yaitu merupakan validitasnya. Kesimpulan dalam penelitian ini merupakan peninjauan ulang darri catatan yang diperoleh peneliti dilapangan untuk ditarik suatu kesimpulan untuk selanjutnya dibuat laporan penelitiannya.
BAB II LANDASAN TEORI A. Koperasi 1. Pengertian Koperasi Koperasi di
Indonesia suatu wadah perekonomian rakyat
yang
berdasarkan kekeluargaan dan kegotong royongan serta merupakan ciri khas tata kehidupan bangsa Indonesia. Koperasi berasal dari kata co dan operation, yang mengandung arti bekerja sama untuk mencapai tujuan. Karena itu, koperasi adalah kumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya (Anoraga dan Widiyanti, 1995). Menurut UU Perkoperasian No.
25 tahun 1992: Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat berdasarkan atas asas kekeluargaan. Koperasi
adalah
usaha
bersama
yang
bergerak
dalam
bidang
perekonomian, beranggotakan mereka yang pada umumnya berekonomi lemah yang bergabung secara suka rela dan atas dasar persamaan hak, kewajiban melakukan suatu usaha yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan para anggotanya (Kartasapoetra,1993: 57). Menurut beberapa para ahli yaitu: a.
Menurut calvelt (1959:33) dalam bukunya yang berjudul the law and principles of cooperation. “koperasi didepinisikan sebagai organisasi orang orang yang hasratnya dilakukan secara sukarela sebagia manusia atas dasar kemampuan untuk mencapai tujuan ekonomi masing-masing”. Ideology yang terkandung dalam definisi ini adalah: 1.
Menolong diri sendiri atau (Self Help) atau swadaya.
2.
Kerja sama orang-orang (Personal Cooperation) dalam mana anggota yang terhimpun dianggap sebagai manusia, bukan semata-mata pemegang saham.
3.
Persamaan hak bagi anggota (Equality Of Member).
4.
Perhimpunan atau perkumpulan sukarela (Voluntary Sciation).
5.
Mengutarakan kepentingan anggota (Member Promotion).
b.
Menurut Moch, Hatta (1999: 26) dalam bukunya “koperasi membangun dan membangun koperasi” mendefinisikan koperasi sebagai berikut: “koperasi sebagai usaha bersama untuk memperbaiki penghidupan ekonomi berdasarkan tololong-menolong. Semangat tolong-menolong tersebut didorong oleh keinginan member jasa kepada kawan berdasarkan „seorang buat semua sumua buat seorang”.
c.
Menurut Internasional Labour Organitation (ILO), memalui rekomendasi No.127, mendefinisikan koperasi sebagai berikut: “Koperasi adalah suatu sekumpulan orang yang bergabung secara suka rela untuk mewujudkan tujuan bersama melaui pembentukan suaatu organisasi yang diawasi secra demokratis, dengan memberuikan kontribusi yang sama sebnayak jumlah yang diperlukan, turut serta menanggung resiko yang layak, untuk mremoeroleh kemanfaatan dari kegiatan usaha, dimana para anggota berperan secara aktif (Hanel, 1989:76 )”.
d.
Menurut Arifinal Chaniago (1990:87) mendefinisikan koperasi sebagai berikut: “koperasi sebagi suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum, yang memberikan kebebasan kepada anggota untuk masuk dan keluar, dengan kerjasama secara kekeluargaan menjalankan usaha mempertingi kesejahteraan jasmaniah para angotanya”.
e.
Menurut Munker dalam arifin sitio dan H. tamba (2001:18), mendefinisikan koperasi sebagai berikut: “koperasi
sebagai
organisasi
tolong
menolong
yang
menjalankan
„urusniaga‟secara kumpulan, yang berasaskan konsep tolong menolong.aktivitas
dalan urusniaga semata mata bertujuan ekonomi bukan social seperti gotong royong”.
2. Landasan, Asas dan Tujuan koperasi Menurut (Baswir, 2000) Landasan koperasi Indonesia adalah pedoman dalam menentukan arah, tujuan, peran serta kedudukan koperasi terhadap perilaku-perilaku ekonomi lainnya. Sebagaimana dinyatakan dalam Undangundang No.25/1992 tentang pokok-pokok perkoperasian, koperasi di Indonesia mempunyai landasan sebagai berikut : a.
Landasan Idil Sesuai dengan Bab II UU No. 25/92, landasan idiil koperasi Indonesia adalah pancasila. Penempatan pancasila sebagai landasan koperasi Indonesia ini didasarkan atas pertimbangan bahwa pancasila adalah pandangan hidup dan ideologi bangsa Indonesia. Pancasila merupakan pandangan hidup dan semangat bangsa Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta merupakan nilai-nilai luhur yang ingin diwujudkan oleh bangsa dalam kehidupan sehariharinya.
b.
Landasan Struktural Selain menempatkan pancasila sebagai landasan idiil koperasi Indonesia, Bab II No.25/92 menempatkan UUD‟45 sebagai landasan struktural koperasi Indonesia UUD‟45 sebagaimana telah diketahui merupakan aturan organisasi Negara RI yang berdasarkan pancasila. Dalam UUD‟45 terdapat berbagai ketentuan yang mengatur
berbagai aspek kehidupan bangsa Indonesia dalam bernegara. Dalam UUD‟45 kita menemukan mekanisme hubungan antar lembaga Negara, kedudukan, tugas dan wewenang masing-masing lembaga negara, serta ketentuanketentuan lain yang dipandang perlu keberadaannya sebagai pedoman dasar penyelanggaraan Negara RI. Koperasi Indonesia berdasarkan Atas Asas adalah a.
Asas Kekeluargaan, yang mencerminkan adanya kesadaran dari budi, hati nurani manusia untuk bekerjasama dalam koperasi oleh semua untuk semua, di bawah pimpinan pengurus serta pemilikan dari para anggota atas dasar keadilan dan kebenaran serta keberanian berkorban bagi kepentingan bersama.
b.
Asas Gotong Royong, yang berarti bahwa pada koperasi terdapat kenyataan dan semangat bekerjasama, rasa tanggung jawab bersama tanpa memikirkan diri sendiri melainkan selalu untuk kesejahteraan bersama. Asas kekeluargaan dan kegotong royongan dalam koperasi hendaknya merupakan pikiran dinamis yang dapat menggambarkan sesuatu kerjasama dalam pelaksanaan kewajiban dan hak yang bersifat saling membantu berdasarkan keadilan dan cinta kasih. Dalam UU No. 25/1992 tentang perkoperasian pasal 3 disebutkan bahwa koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umunya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional, dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan pancasila dan UUD‟45. Persyaratan tersebut mengandung arti bahwa meningkatkan kesejahteraan anggota adalah menjadi program utama koperasi melalui pelayanan usaha, sehingga pelayanan anggota
merupakan prioritas utama dibandingan dengan masyarakat umum. Dengan demikian keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuan dapat diukur dari peningkatan pendapatan (riil) para anggota.
3. Fungsi Peran dan Prinsip Koperasi Menurut UU Perkoperasian No. 25/ 1992 Fungsi, Peran dan Prinsip koperasi adalah : 1. Fungsi dan Peran koperasi a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada
khususnya
dan
masyarakat
pada
umumnya
untuk
meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. b. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional. c. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat. d.
Berusaha mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
2. Prinsip Koperasi a. Keanggotaann bersifat sukarela dan terbuka. b. Pengelolaan secara demokratis. c. Pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan basarnya balas jasa yang terbatas terhadap modal.
pemberian
d. Kemandirian.
4. Jenis-Jenis Koperasi Berdasarkan Lapangan Usahanya 1. koperasi desa koperasi desa merupakan koperasi yang anggota anggotanya terdiri dari penduduk desa yang mempunyai kepntingan-kepentingan yang satu sama lain sangkut paut secara langsung. 2. kopearasi konsumsi koperasi yang anggota-anggotany terdiri dari tiap-tiap orang yang mempunyai kpentingan langsung dalam lapangan kosumsi. 3. Koperasi pertanian Koperasi yang angotanya terdiri dari petani pemilik tanah, pemaro atau buruh tani dan orang-orang yang berkepentingan serta mata pencahariannya berhubungan dengan usaha pertanian yang bersangkutan. 4. Koperasi perternakan Koperasi pternakan adalah koperasi yang angotanya terdiri pengusaha dan buruh peternakan yang kepentingan serta mata pencahariannya langsung berhubungan dengan peternakan. koperasi peternakan dapat didirikan sesuai dengan jenis ternak misalnya koperasi peternak ayam, koperasi peternak itik, koperasi peternak sapi daln lain-lain. 5. Koperasi perikanan
Koperasi perikanan adalah koperasi yang anggot-anggotanya terdiri dari pengusaha, pemilik alat perikanan,buruh/nelayan yang kepentingan serta mata pencahariannya langsung berhubungan dengan usaha perikanan. 6. Koperasi kerajinan Koperasi kerajianan adalah koperasi yang anggot-anggotanya terdiri dari pengusaha, pemilik alat-alat produksi dan buruh yang kepentingan serta mata pencahariannya
langsung
berhubungan
dengan
kerajinan/indrustri
yang
bersangkutan. 7. Koperasi simpan pinjam Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang anggotanya setiap orang yang mempunyai kepentingan langsung dalam lapangan perkreditan.
B. Perubahan Sosial Setiap manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan, perubahan merupakan sesuatu yang sangat melekat dalam diri manusia, baik itu dari sisi individu, kelompok, masyarakat maupun sistem yang ada dalam keseharian manusia. Hakikat manusia yang selalu dinamis, membawa manusia kepada sesuatu yang baru dalam kehidupannya, sehingga akan terjadi penyesuaian antar unsur-unsur yang lama dan unsur-unsur yang baru, serta akan berimplikasi kepada adanya suatu perubahan ataupun penggantian dalam unsur-unsur tersebut (saripudin, 2005:131). Menurut kingsley (soekanto,1998: 336-337) mengartikan perubahan sosial merupakan perubahab perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi
masyarakat. Mac Lver mengartikan perubahan sosial merupakan perubahanperubahab dalam hubungan sosial atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan hubungan sosial. Pada dasarnya setiap masyarakat dalam hidupnya aka mengalami perubahan. masyarkat yang statis, tetapi akan mengalami perubahan yang baik dalam aktivitas maupun bentuknya. Perubahan itu akan diketahui apabila dilakukan perbandingan, mengkaji kadaan masyarakat pada waktu tertentu dengan keadaan masyarakat pada masal lampau.prubahan pada prinsipnya merupakan suatu proses yang terus menurus dan pada kenyataanya masyarakat akan mengalami perubahan, tetapi perunbahan antara masyaraka yang satu dengan yang lainnya tidak selalu sama, ada masyarakat yang mengalami perubahan secara cepat jika dibandingkan dengan masyarakat lainnya (soekanto 1998:333). Hal yang sama diungkapkan oleh parson dalam suarsono dan Alvin (2001:1) bahwa masyarakat dianalogikan sebagai anggota tubuh, masyarakat juga dapat dipelajari seperti mempelajari tubuh manusia. Masyarakat akan selalu mengalami perubahan karna masyarakat bukan sesuatu yang statis tetapi dinamis.Perubahan tersebut sangat teratur dan selalu menuju keseimbangan yang baru dan menuju pergerakan dari tingkat perkembangan sederhana ketingkat yang lebih maju. Peubahan masyarakat akan menyangkut banyak hal, diantaranya norma norma, prilaku, organisasi, susunan dan stratifikasi kemasyarakatan. Perubahan tidak hanya bercirikan pada stratifikasi tetapi juga struktur masyarakat. Perubahan yang terjadi tidak hanya dalam suatu bidang saja tetapi terjadi dalam bidang kehidupan dan diantara suatu aspek dengan aspek lainnya yang saling mempengaruhi. Stratifikasi merupakan gela umum yang dapat ditemukan dalam
setiap masyarakat,betapapun sederhana dan kompleksnya suatu masyarakat. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Sorokin (soekanto 1998:252) bahwa setiap yang berlapis-lapis itu merupakan cirri tetap dan umum dalam suatu masyarakat yang hidup teratur. Pada konteks ini perubahan yang ditelah menyangkut perubahan sosial ekonomi dipedesaan ya‟ni dengan adanya Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) di Kecamatan Lembang dengan melihat beberapa faktor, faktor pertama adalah: eksistensi manusia didalam keluarga dan masyarakat, ditentuakan oleh bagaimana mereka dapat mengembangkan diri dan memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya memalui Koperasi Perenak Sapi Bandung Utara. Faktor kedua adalah penyesuaian diri terhadap situasi sosial budaya yang terkait dengan fasilitas kehidupan , norma, dan nilai kehidupan. Mata pencaharian masyarakat di Kecamatan Lembang di dominasi sebagai petani dan peternak, karena keadaan alam yang mendukung. Untuk mendukung mata poencahariannya khususnya para petrnak sapi perah, mereka bergabung dalam Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara. Koperasi tersebut dijadikan sebai wadah bagi para petrnak untuk menyalurkan hasil produknya yaitu susu. Perubahan sosial terjadi disebabkan karena 2 faktor yaitu faktor dari dalam dan dari luar masyarakat factor dari dalam adalah bertambah dan berkurangnya penduduk , penemuan – penemuan baru dalam bidang teknik, pertentangan(conflict) masyarakat, dan terjadinya pemberontakan atau revolusi. Serta faktor yang berasal dari luar adalah sebab-sebab yang berasal dari lingkungan alam fisik yang ada disekitar lingkungan manusia misalnya: gempa
bumi, banjir, dan lain-lain, dan pengaruh kebudayaan masyarkat lain (soekanto 1998:352). Secara garis besar bahwa masyarakat akan mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi pada masyarakat dipengaruhi dari dalam dan luar masyarakat dikarenakan bahwa hal ini tidak terlepas dari adanya pengaruh yang ditimbulkan melalui interaksi antar individu dalam masyarakat, hal ini di alami oleh para anggota KPSBU. Adanya koperasi peternak sapi bandung utara ini membawa dampak perubahan terhadap kehidupan sosial ekonomi anggotanya.
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.
Hasil Penelitian
1. Kondisi Obyektif Lokasi Penelitian Kecamatan Lembang merupakan bagian wilayah dari Kabupaten Bandung Barat yang terletak pada posisi koordinat antara 100° BT-108° BT dan 6° LS-7° LS. Batas-batas kecamatan lembang sebagai berikut:
Sebleah Utara
: Kabupaten Subang
Sebelah Barat
: Kecamatan Parompong
Sebelah Selatan : Kota Bandung Sebelah Timur : Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung Jarak pusat pemerintahan wilayah kecamatan lembang dengan kota bandung berjarak 20 km. luas wilayah siktar 10.647.091 hektar yang terbagi kedalam 16 desa yaitu: Cibodas, Cibogo, Cikahuripan, Cikole, Gudangkahuripan, Jayagiri, Kayuambon,
Langensari,
Lembang,
Mekarsari,
Pagerwangi,
Sukajaya,
Sumtenjaya, Wangunsari, dan Wangunharja. Kecamatan Lembang berada pada ketinggian 1.312 hingga 2.084 meter diatas permukaan laut, wilayahnya dikelilingi oleh pegunungan dan perbukitan. Beriklim pegunungan sejuk dengan curah hujan rata-rata pertahun berkisar 2.400 mm/tahun dengan ketebalan udara rata-rata mencapai 95°-25°C dan rata-rata suhu udara mencapi 15°-28°C. Dengan kondisi tersebut Kecamatan Lembang merupakan sala satu daerah yang cocok untuk membudidayakan tanaman dan pemeliharaan sapi perah karena susu yang dihasilkan oleh sapi perah fries Holland akan berproduksi optimal apabila suhu lingkungan berkisar 10-21°C. Letak Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) berdasarkan letak wilayah administrasinya yaitu termasuk desa Lembang, terletak 15 km di utara Kota Bandung sekitar 100 meter dari komplek Pasar Baru Lembang. Letak KPSBU yang berdekatan dengan pasar mudah dijangkau karena dilalui oleh jalan protokol yang mendukung kegiatan perekonomian masyarakat sehingga pasaran susu dan produk lainnya seperti yoghurt dapat dipasarkan dengan baik. Jalan
protokol yang melintasi KPSBU dilalui oleh berbagai macam kendaraan umum seperti Delman, Ojeg, Angkutan Desa untuk jarak tidak terlalu jauh biasanya menghubungkan antar Kecamatan. Oleh karena itu, KPSBU mudah dijangkau dengan adnaya berbagai macam kendaraan tersebut sehinnga KPSBU merupakan sala-satu pusat untuk membeli oleh-oleh seperti susu dan yoghurt. Adanya sarana dan prasarana yang mendukung, hal ini berguna bagi masyarakat untuk berinteraksi dengan masyarakat lain diluar wilayah mereka sehingga dengan adanya hubungan interaksi antar penduduk dari tiap desa dan Kecamatan mengakibatkan perkembangan perdagangan semakin berkembang dan juga mempengaruhi perkembangan KPSBU. Hal ini dikarenakan usaha sapi perah yaitu susu dapat tersebar luas baik di sekitar Kecamatan Lembang atau masyarakat diluar Kecamatan Lembang. 2.
Mata Pencaharian dan Jumlah Penduduk Kecamatan Lembang Perputaran perekonomian suatu wilayah dipengaruhi oleh berbagi faktor sala satunya adalah penduduk, karena jumlah penduduk dapat mempengaruhi kehidupan perekonomian suatu wilayah. Penduduk merupakan sumberdayan manusia yang menjadi faktor pembangunan, pelaksanaan pembangunan pada hakekaktnya yang terpenting harus dimulai dari bawah yaitu dari golongan ekonomi lemah. Sala satu wadah yang menghimpun masyarakat golongan ekonomi lemah adalah koperasi. Banyak penduduk di Kecamatan Lembang yang menjadi anggota KPSBU merupakan sala satu faktor pendukung perkembangan KPSBU.. Struktur penduduk berdasarkan jenis mata pencaharian di wilayah Kecamatan Lembang adalalah sebagai berikut:
NO
Mata Pencaharian
Jumlah Orang
1
Petani
10462
2
Peternak
8920
3
Pengrajin
743
4
Pedagang buruh tani
1619
5
Pengusaha
4861
6
Karyawan Pers. Pem.
1386
7
Karyawan swasta
6767
8
PNS
4221
9
TNI
695
10
Polri
1342
11
Pensiunann, PNS, TNI, polri
1850
12
Montir
247
13
PRT
919
14
Buruh migrant
1089
15
Dokter
34
16
Bidan
54
17
Perawat
164
18
Dosen swasta
124
19
Notaries
18
20
Lainnya
733
Jumlah
57483
Sumber : diolah dari monografi kantor kecamatan lembang tahun 2011
Berdasarkan data diatas menunjukan bahwa penduduk di Kecamatan
Lembang bermayoritas petani dan peternak. Hal ini disebabkan bahwa wilayah kecamatan lembang cocok untuk melakukan pembudidayaan tanaman petani khususnya jenis sayur-sayuran dan buah-buahan contohnya stawberi, tomat, kentang, kembang kol, jagung, kubis, dan sebagainya. Selain itu didaerah kecamatan memeiliki potensi untuk mengembangkan peternakan sala satunya ternak sapi perah karena Kecamatan Lembang memilikin suhu berkisar15°-20°. Sapi yang biasanya diternakan yaitu jenis sapi perah firies Holland yang berasal dari eropa, sapi tersebut akan berproduksi secara optimal apabila suhu lingkungan dalam kisaran 10°-20° ketinggian suhu daerah di daerah tropis merupakan daerah yang penting untuk sapi-sapi perah untuk di daerah beriklim sejuk atau sapi-sapi keturunannya yang dapat mempertahankan produksi susunya.hal ini dikarenakan ditempat yang tinggi (1000 meter diatas permukaan laut) dapat dicapai suhu antara 10°-20° yang merupakan suhu yang sesuai untuk pemeliharaan sapi perah fries
Holland.
Pengembangan
peternakan
memberikan
manfaat
bagi
pengembangan pertanian, karena para petani sering memanfaatkan kotoran sapi sebagai pupuk kandang untuk tanamannya dan sisa-sisa panen sayur-sayuran dimanfaatkan untuk pakan ternak sapi. Faktor pendorong masayarakat di Kecamatan Lembang menjadi peternak sapi perah selain didukung keadaan alam, didukung pada mudahnya memasarkan sapi yaitu melaui KPSBU. Peternak dapat memperoleh penghasilan dari penjualan susu dari 1 bulan sebanyak dua kali atau setiap 15 hari sekali, dan harga setiap
tahunnya mengalami peningkatan (hasil wawancara dengan bapak Dedi, dan bapak toto 30 oktober 2011). Penduduk Lembang menurut Agamanya terdiri: No
Agama
Jumlah
1
Islam
161.129
2
Kristen
1.901
3
Katholik
1.026
4
Hindu
173
5
Budha
88
6
Khonghucu
13
7
kepercayaan
400
Sumber: diolah dari monografi kantor kecamatan lembang tahun 2011
Berdasarkan tabel diatas masyarakat di Kecamtan Lembang sebagian besar beragama islam. Namun dalam kehidupan beragama masayarakat di Kecamtan lembang masih terdapat unsur sinkretisme antara islam dengan kebudayaan setempat. Kewajiban untuk menjalankan perintah agama sangat di taati oleh masyarakat seperti solat lima waktu, puasa, zakat dan haji.
NO
DESA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Lembang Jayagiri Kayuambon Wangunsari Gudangkahuripan Cikahuripan Sukajaya Cibogo Cikole Cikidang Wangunharja Cibodas Suntenjaya Mekarwangi Langensari Pagerwangi
RUKUN WARGA
RUKUN TETANGGA
14 57 16 69 13 35 15 54 14 58 10 58 16 52 13 46 15 66 11 47 9 38 17 66 17 47 9 40 16 54 14 68 219 855 Jumlah Penduduk di Kecamatan Lembang
JUMLAH WARGA Laki-laki
Perempuan
6.723 9.409 4.010 5.117 6.206 5.364 6.268 5.168 6.043 3.638 3.396 4.911 3.685 2.840 6.318 4.691 83.787
6.536 9.147 3.819 4.876 5.854 5.163 5.769 5.060 5.597 3.570 3.533 4.925 3.616 2.769 5.992 4.457 80.683
3. Sejara Sumber: diolah tahun 2011
sumber: diolah dari monografi kantor kecamatan lembang
3. Sejarah Awal KPSBU di Kecamatan Lembang Perkembangan Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara KPSBU tidak dapat dilepaskan dari keberadaan peternak sapi perah. Usaha pemeliharaan ternak sapi perah dimulai abad 19 tetapi jumlahnya masih sedikit. Masuknya sapi perah ke Indonesia dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan gizi orang belanda yaitu kebutuhan protein hewani karena orang-orang belanda sudah terbiasa dengan
meminum minuman susu. Daerah Lembang merupakan salasatu daerah yang dipilih sebagai tempat pengembangan daerah sapi perah yaitu sapi perah pries holand. Pada saat itu pternakan sapi hanya dimiliki oleh orang-orang belanda dan penduduk pribumi hanyalah sebagai pekerja. Pada awal abad 20, diwilyah Lembang didirikan perusahaan-perusahaan pemerahan susu (boerderi) yaitu lembangche melkerif
“ur-sone” sebuah
pemerahan susu di Lembang yang didirikan oleh tiga bersaudara Ursone pada tahun 1985, baroe adjak didirikan pada tahun 1938 sebagai pekerja di perusahaan tersebut adalah produk lokal Lembang. Hasil produk susu dan perusahaan tersebut ditampung oleh “bandoengsche melk centrale”. Namun, ketika jepang masuk pada tahun 1942 perusahaan-perusahaan peternak tidak beroprasi lagi karena situasi keamanan yang tidak kondusif. Akibtanya perusahaan-perusahaan peternak sapi perah mengalami kemunduran dan menutup usahanya. Hal tersebut banyak peternak sapi perah banyak yang terlantar dan tidak terurus sehingga sebagaian ternak sapi tersebut sebagaian dipelihara oleh pekerja. Hal itulah yang menjadi cikal bakal peternakan sapi perah didaerah lembang (hasil wawancara dengan Drs.Dedi Setiadi 21 oktober 2011). Pada perkembangan selanjutnya banyak yang memeliki sapi perah sendiri sehingga akhirnya berkembang diseluruh Lembang, daerah yang saat ini dikenal sebagai sala satu sentral peternakan sapi perah di Jawa Barat, bahkan di Indonesia. Pada awalnya peternakan memelihara sapi untuk memeiliki pupuk kandang bagi tanaman sayuran. Hal tersebut sesuai yang diungkapkan Peni S. hardjoswowro Joel M. Levine (1987: 3) sebagai berikut:
Para peternak umumnya didaerah tinggi memelihara sapi perah dengan tujuan utama untuk mendapatkan pupuk kandang, misalnya: di daerah daerah Jawa Barat (Pangalengan dan Lembang), Jawa Tengan (Boyolali),dan Jawa Timur (Najon dan Nongkojajar). Tetepi setelah peternak mendapat penghasilan yang mencukupi berupa susu akhirnya susu menjadi usaha yang pokok dan pupuk kandang menjadi usaha sampingan. Bertambahnya jumlah petenak sapi perah mulailah dirasakan betapa pentingnya kebutuhan untuk memasarkan susu yang dihasilkan. Walaupun telah ada usaha swasta yang menampung susu, tetapi peternak berada pada posisi yang lemah karena harga susu yang ditetepkan oleh perusahaan swasta seringkali tidak memuaskan yaitu harga susu tidak stabil misalkan hari ini susu dijual Rp.3000/liter besok dijual Rp.2500/liter (hasil wawancara dengan Toto Abidin sala satu anggota KPSBU 22 oktober 2011). Maka pada tanggal 8 agustus 1971 didorong oleh keinginan untuk memperkuat posisi tawar peternak sapi di Lembang. 35 orang peternak sepakat untuk bergabung dan memebentuk koperasi yang dinamakan Koperasi Pernak Sapi Bandung Utara atau disingkat KPSBU dengan memperoleh bandan hokum No.4891/BH/DK-10/20. Atas dasar musyawarah RAT (Rapat Anggota Tahunan ) maka dibentuk susunan pengurus sebagai berikut: Ketua
: R.Soebiantoro
Wakil ketua
: Kasim
Sekertaris
: H. O. sutika
Bendahar
: Ny. Afwani S.
Pembantu umum
: H. Syamsuddin
4. Syarat-Syarat Untuk Menjadi Anggota KPSBU Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) merupakan jenis Koperasi Peternakan. Koperasi peternakan adalah koperasi yang anggotanya terdiri dari pengusaha dan buruh peternak yang kepentingan peternak dan mata pencahariannya langsung dengan peternakan (Chaniago, 1987: 54). Karena KPSBU merupakan peternakan maka yang menjadi anggota adalah para peternak sapi perah. Para peternakan tersebut memeiliki kebebasan untuk menjadi anggota koperasi. Adapun prosedur penerimaan anggota secara khusus diatur dalam Anggaran Rumah Tangga diatur dalam pasal 4 tentang syarat keanggotaan tatacara menjadi anggota koperasi adalah sebagi berikut: 1. Seseorang yang ingin menjadi anggota koperasi harus mengajukan permohonan tertulis kepada pengurus dengan mengisi formulir. 2. Melampirkan surat identitas. 3. Berdomisili di Kecamtan Lembang. 4. Menyerahkan pas poto ukuran 3 x 4 sebnayak 4 buah. 5. Berusia 17 tahun keatas/sudah menikah. 6. Memiliki 1 ekor sapi. 7. Memeiliki simpanan wajib selama 24 bulan(2 tahun). 8. Mengikuti pendididkan dasar kopersi yang diadakan oleh KPSBU. Seseorang sebelum menjadi anngota penuh KPSBU harus menjadi calon anggota terlebih dahulu yakni memiliki simpanan wajib selama 24 bulan. Perbedaan calon anggota dengan anggota yaitu calon anggota tidak memilki hak
untuk dipilih dan memilih, dan belum dapat meminjam selam 8 bulan. Penerimaan menjadi anggota KPSBU dilaksakan setahun sekali dilaksakan pada tanggal 12 juli bertepatan dengan hari Koperasi (Harkop).
5. Kondisi Permodalan KPSBU Modal merupakan faktor penting yang dibutuhkan oleh koperasi untuk membiayai usaha dan organisai koperasi. Modal merupakan faktor yang mempunyai
kedudukan
yang
strategis
dalam
menjalankan
usahanya.
Kebijaksanaan yang menyangkut modal akan mempengaruhi secara langsung terhadap kemampuan untuk mendapatkan keuntungan besarnya tinggkat laba yang diterima. Pada pasal 41 UU No.25 Tahun 1992 tentang perkoperasian bahwa modal koperasi bersumber dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri bersumber dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, dan hibah, sedangkam modal pinjaman (luar) bersumber dari anggota, kopersi lain, bank dan lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan surat utang lainnya, dan sumber lain yang syah (Sitio, 2001: 84). Permodalan KPSBU bersumber dari sendiri dan modal pinjaman. Adapun sumber modal yang dimiliki oleh KPSBU sebagai beriku: 1. Modal sendiri terdiri dari a. Simpanan pokok anggota yaitu sejumlah uang yang sama banyaknya, yang wajib dibayarkan oleh masing-masing anggota pada saat menjadi anggota.
b. Simpanan wajib anggota yaitu simpanan yang wajib dibayar tiap bulan dibayar oleh angoota koperasi yang jumlahnya ditentukan sesuai dengan putusan rapat anggota tahunan. c. Dana cadang yaitu dana yang dianggarkan bagi penguatan modal koperasi. d. Sisa Hasil Usah (SHU) yaitu pendapatan koperasi dalam satu tahun buku. 2. Modal pinjaman (luar) a. Simpanan sukra rela yaitu simpanan dari anggota yang beasr serta waktu pembayarannya tergantung kepada kemampuan anggota. b. Dana-dana terdiri dari: 1. Dana bangunan yaitu dana yang dianggarkan untuk kebutuhan pemeliharaan bangunan. 2. Dana kematian yaitu dana yang dianggarkan untuk santunan kematian anggota . 3. Dana pendidikan koperasi yaitu dana yang dianggarkan bsgi pendidikan koperasi yang ditunjukan oleh para anggota, karyawan, dan pengurus. 4. Dana pembangunan daerah yaitu dana yang dianggarkan untuk membantu pembangunan dilingkungan koperasi. 5. Dana pegawai yaitu dana yang dianggarkan untuk diberikan kepada pegawai sebagai imbalan kerja. 6. Dana pengurus yaitu dana yang dianggarkan untuk diberikan kepada pengurus. 7. Dana sosial yaitu dana yang dianggarkan untuk diberikan keoada kegiatankegiatan sosial. 3. Modal penyeteraan terdiri dari: a. Simpanan di GKSI yaitu simpanan koperasi sebagai anggota GKSI.
b. Simpanan di KUD lembang yaitu simpanan koperasi sebagai anggota KUD lembang. c. Simpanan dikoperasi JUB yaitu simpanan koperasi sebagai anggota JUB. d. Saham PT. Kalbe Farma Saham PT.Bank Negara Indonesia (KPSBU,2006: 21). 6. Kinerja Kepengurusan KPSBU Setiap perkumpulan diperlukan organisasi sama halnya dengan koperasi. Hal ini dikarenakan agar setiap persoalan dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan dapat di pertanggungjawabkan. Dengan adanya struktur organisasi kita dapat melihat fungsi, tugas wewenang, kewajiban, tanggungjawab dan hubyungan antar personil baik secara langsung maupun tidak langsung.adapun kelengkapan organisasi terdiri dari rapat anggota, pengurus koperasi, badan pemeriksa, dewan peansehat dan stap pegawai koperasi. Kedudkan, tugas dan fungsi, dari jalinan kerja diantara perangkat pengeloloaan KPSBU. Rapat anggota merupakan pemegang penguasa tertinggi dalam koperasi, yang penting dalam pengurus anggota yaitu memilih pengurus, badan pemeriksa, dan badan penasehat, serta memilih dan menilai pekerja pengurus dan para pelaksana. Pembinaan adalah semua instansi yang terkait yang ikut membina gerakan koperasi terutama yang berada didaerah kerja KPSBU Lembang, dan Dewan Pengurus adalah terdiri dari pengurus, pengawas, dan badan penasehat KPSBU Lembang. Keberadaan pengurus dalam sebuah koperasi merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan koperasi. Pemilihan pengurus di KPSBU dilakukan dalam seuatu rapat anggota dan melakukan keputusan secara
kekeluargaan atas dasar musyawarah mufakat melalui system satu anggota satu suara. Adapun Syarat-syarat untuk menjadi pengurus yaitu sebagai berikut: 1. Mempunyai sifat kejujuran dan keterampilan kerja. 2. Mengerti tentang perkoperasian. 3. Melakukan inventerisasi dan aktif dalam usaha perkoperasian. 4. Dapat berkerja sama dengan yang lain sebagai sebuah tim dan menyokong keputusan-keputusan dengan mengambil suara terbanyak. Pengurus dalam sebuah koperasi terdiri dari ketua, sekertaris, bendahara, komisaris umum dan anggota pengurus bidang usaha dengan tugas pokok sebagi berikut: 1. Ketua a.
Melaksanakan kebijaksanaan koperasi seprti yang diputuskan oleh rapat anggota.
b.
Memimpin/mengkoordinis, mengawasi pelaksanaan tugas angoota, pengurus lainnya dan seluruh karyawan.
c.
Memimpin rapat anggota, rapat anggota tahunan dan atas nama pengurus memberikan laporan pertanggungjawaban kepada rapat tersebut.
d.
Mengesahkan semua surat-surat, dokumen perjanjian yang menyangkut kegiatan organisasi dan usaha baik keluar maupun kedalam.
2. Wakil Ketua a. Bertindak
untuk
atas
nama
bertanggungjawab kepada ketua.
ketua
apabila
ketua
berhalangan
dan
b. Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan tugas rapat anggota,pengurus lainnya dan semua karyawan dalam kegiatan sehari-hari. c. Mengkoordinir dan mengawasi keuangan serta penggadaan, penggunaan pemeliharaan sarana dan prasarana. 3. Sekertaris a. Memelihara tata kerja pengurus dan karyawan serta merancang peraturanperaturan. b. Menyusun organisasi untuk keoentingan rapat anggota maupun rapat kpentingan penjabat. c. Mengkoordinasi atas kelancaran bidang administrasi organissasi. d. Bersam wakil ketuan dan komda mengadakan pembinaan perkoperasian berdasarkan progam kerja yang telah disiapkan oleh pengurus. e. Memonitoring populasi sapi dan produk sapi. 4.
Bendahara
a. Menyusun anggaran belanja/ buget dan rencana kerja bersama wakil ketua dan anggota pengurus lainnya. b. Mencari sumber dana dan mempergunakan dana secra berguna daya, hasil guna, tepat guna, serta pengembalian dana tersebut untuk kepentingan yang tepat. c. Mengatur dan mengawasi keuangan/modal. d. Mengatur dan mengawasi keungan agar tidak melampaui dari rencana anggaran belanja. e. Secara berkala membuat laporan keuangan dan bertanggungjawab kepada ketua. 5. Komisaris umum
a. Mengadakan investasi, pendapatan dan memonitoring pelaporan mengenai keanggotaan koperasi. b. Mengkoordinir, mengawasi pelaksanaan pendistribusian makanan ternak. 7. Faktor Pendorong Dan Penghambat Menjadi Anggota KPSBU 1. Faktor pendorong para peternak sapi perah ingin menjadi anggota KPSBU a. Memudahkan dalam memasarkan susu, karena susu dari peternak di tamping di tempat penampungan susu (TPS) yang telah disediakan di KPSBU di setiap kampung/dusun, selanjutnya di bawa kekoprasi untuk didinginkan dan di uji kualitasnya sebelum di pasarkan ke Industri Pengolahan susu dan sebagian ke agen. b. Mempermudah memperoleh pakan ternak karena KPSBU melakukan layan antar ke berbagai daerah. c. Memudahkan memperoleh pinjaman yaitu memalui simpan pinjam, jumlah pinjam disesuaikan dengan hasil bersih pendapatan per 15 hari. d. Memudahkan pelayanan kesehatan ternak IB (Inseminasi Buatan) dan poliklinik. 2. Factor penghambat para peternak sapi ingin menjadi anggota KPSBU. a. Belum cukup umur/belum menikah karena dalam persyaratan menjadi anggota KPSBU umur diatas 17 tahun/sudah menikah. b. Tidak mempunyai 1 ekor sapi, dikarenakan dalam persyaratan menjadi anggota harus mempunyai 1 ekor sapi. c. Bertempat tinggal selain daerah Lembang. d. Tidak mengikuti pelatihan pendidikan mengenai peternakan sapi, hal ini sangat diwajibkan untuk menambah pengetahuan mengenai peternakan sapi.
Adapun susunan kepengurusan dan pengawasan KPSBU pada tahun 2011 adalah: Pengurus Ketua
: Drs. Dedi Setiadi SP.
Sekretaris
: drh. Ramdan Sobahi.
Bendahara
: Toto Abidin.
Pengawas Ketua
: Jajang Sumarno, BE
Anggota
: H. Asep Hamdani, ST Mansyur Hamzah
Manager
: Agus Rahmat Indrajaya, SE.1
1
Hasil wawancara dengan Asep Suryana sebagai ketua personaliti dan secretariat umum KPSBU pada tanggal 20 oktober 2011
B.
Pembahasan
1. Dampak Keberadaan KPSBU Terhadap Perubahan Sosial Ekonomi Anggotanya. Dari hasil wawancara dengan 6 informan yang terdiri dari 3 anggota lakilaki dan 3 anggota perempuan tentang pertanyaan dampak keberadaan KPSBU terhadap perubahan sosial ekonomi anggotanya, maka di peroleh data sebagai berikut:
Ibu Een2 pada awalnya ibu een berkerja sebagai buruh tani dari ladang perkebunan sayur-mayur di daerah lembang, penghasilan ibu een bisa dikatakan serba kekurangan dikarenakan penghasilan yang tidak begitu menjamin, menurut beliau terkadang memperoleh uang sebesar 300.000/bulan atau bias juga mendapat 400.000/bulan, ibu een bisa dikatakan perekonomiannya tidak banyak membantu dalam kehidupan yang membiayai 3 orang anak dan satu suami, Pekerjaan suaminya pun tidak banyak membantu sehari-hari. Keinginan untuk merubah hidup dengan memperbaiki perekonomiannya, ibu een terdorong untuk bergabung dengan lembaga perkoperasian yang di namakan KPSBU,awal dari ajakan teman yang begitu prihatin kepada ibu een akirnya beliau memutuskan untuk bergabung kepada KPSBU. Ibu Een bergabung di KPSBU sejak tahun 1997, setelah bergabung dan menjadi anggota beliau pun mengalami peningkatan penghasilan, saat ini ibu een memiliki 3 ekor sapi perah, setiap satu ekor sapi perah dapat memproduksi ± 15 liter susu per hari sehingga ibu Een dan 3 ekor sapi dapat memproduksi susu yaitu 3 x 15 liter = 45 liter/hari harga susu yaitu Rp. 3500, 2
Hasil wawancara dengan ibu Een salah satu anggota koperasi KPSBU pada tanggal 23 oktober 2011
sehingga 1 bulan Bapak Enen dapat memperoleh pendapatan dan penjualan susu yaitu 30 hari x 45 liter x Rp. 3500,- = Rp.4.725.000. Pendapatan tersebut dikurangi untuk pemeliharaan sapi sebesar Rp. 2.500.000,- sehingga sisa pendapatannya yaitu Rp. 2.225.000,-. Pendapatan tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya 3 orang anak dan satu suami. Menurut ibu Een keberadaan KPSBU di Kecamtan lembang membawa banyak manfaat dan
merubaha status social ekonominya selain bias mencukupi kebutuhan hidup, ibu Een pun bias merenopasi rumahnya. Bapak Atang3 pada awalnya berkerja sebagai peternak sapi biasa di daerah lembang, penghasilan bapa Atang bisa dikatakan serba kekurangan dikarenakan penghasilan yang tidak begitu menjamin, menurut beliau terkadang memperoleh uang sebesar 400.000/bulan atau bias juga mendapat 500.000/bulan, dikarenakan beliau
hanya
memiliki
satu
ekor
sapi.
Bapa
Atang
bisa
dikatakan
perekonomiannya tidak banyak membantu dalam kehidupan untuk membiayai 5 orang anak dan satu istri. Keinginan untuk merubah hidup dengan memperbaiki perekonomiannya, bapa Atang terdorong untuk bergabung dengan lembaga perkoperasian yang di namakan KPSBU,. Bapa Atang bergabung di KPSBU sejak tahun 1990, setelah bergabung dan menjadi anggota beliau pun mengalami peningkatan penghasilan, saat ini bapa Atang memiliki 4 ekor sapi perah, setiap satu ekor sapi perah dapat memproduksi ± 15 liter susu per hari sehingga
3
hasil wawancara dengan Bapa Atang sala satu anggota KPSBU pada tanggal 3 November 2011
bapa Atang dan 4 ekor sapi dapat memproduksi susu yaitu 4 x 15 liter = 60 liter/hari harga susu yaitu Rp. 3500, sehingga 1 bulan Bapak Enen dapat memperoleh pendapatan dan penjualan susu yaitu 30 hari x 60 liter x Rp. 3500,- = Rp.6.300.000. Pendapatan tersebut dikurangi untuk pemeliharaan sapi sebesar Rp. 3.500.000,- sehingga sisa pendapatannya yaitu Rp. 2.800.000,-. Pendapatan tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya 5 orang anak dan
satu istri. Menurut ibu Een keberadaan KPSBU di Kecamtan lembang membawa banyak manfaat dan merubah status sosial ekonominya selain itu juga bapa Atang sudah mempunyai kendaraan motor dan mampu menyekolahkan ke 5 anaknya tersebut. Ibu Apong4 pada awalnya berkerja sebagai ibu rumah tangga , penghasilan ibu Apong bisa dikatakan serba kekurangan dikarenakan penghasilan yang tidak begitu menjamin, menurut beliau terkadang memperoleh uang sebesar 400.000/bulan. Ibu Apong bisa dikatakan perekonomiannya tidak banyak membantu dalam kehidupan untuk
membiayai 2 orang anak dan satu istri.
Keinginan untuk merubah hidup dengan memperbaiki perekonomiannya,ibu Apong terdorong untuk bergabung dengan lembaga perkoperasian yang di namakan KPSBU,. Bapa Atang bergabung di KPSBU sejak tahun 2000, setelah bergabung dan menjadi anggota beliau pun mengalami peningkatan penghasilan, saat ini ibu Apong memiliki 2 ekor sapi perah, setiap satu ekor sapi perah dapat memproduksi ± 15 liter susu per hari sehingga ibu Apong dan 2 ekor sapi dapat memproduksi susu yaitu 2 x 15 liter = 30 liter/hari harga susu yaitu Rp. 3500, 4
Hasil wawancara dengan Ibu Apong salah satu anggota KPSBU pada tanggal 8 November 2011
sehingga 1 bulan ibu Apong dapat memperoleh pendapatan dan penjualan susu yaitu 30 hari x 30 liter x Rp. 3500,- = Rp 3.150.000. Pendapatan tersebut dikurangi untuk pemeliharaan sapi sebesar Rp. 1.500.000,- sehingga sisa pendapatannya yaitu Rp. 1.650.000,-. Pendapatan tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya 2 orang anak dan satu suami. Menurut ibu Een keberadaan KPSBU di Kecamtan lembang membawa banyak manfaat dan
merubah status sosial ekonominya. Menurut ibu Apong ia akan memperbanyak jumlah sapi nya dikarenakan KPSBU banyak membantu perekonomian kehidupannya. Bapa Enen5, sebelum menjadi anggota KPSBU, bapa Enen berkerja di sebuah pabrik texstil, pendapatan gajih perbulan sebesar 1.000.000 akan tetapi setelah bapa Enen mengalami PHK sehingga tidak mempunyai penghasilan. Pada tahun 2001 beliau mengikuti untuk bergabung dengan KPSBU dikarenakan tersedianya lahan dan pakan ternak karena bapa Enen mempunyai kebun yang bias menghasilkan pakan sapi. Saat ini bapa Enen mempunyai 2 ekor sapi hasil bergabung dengan KPSBU setiap satu ekor sapi perah dapat memproduksi ± 15 liter susu per hari sehingga 2 ekor sapinya dapat memproduksi susu yaitu 2 x 15 liter = 30 liter/hari harga susu yaitu Rp. 3500, sehingga 1 bulan ibu Apong dapat memperoleh pendapatan dan penjualan susu yaitu 30 hari x 30 liter x Rp. 3500,- = Rp 3.150.000. Pendapatan tersebut dikurangi untuk pemeliharaan sapi sebesar Rp. 1.00.000,- sehingga sisa pendapatannya yaitu Rp. 2.150.000.
5
hasil wawancara dengan Bapa Enen sala satu anggota KPSBU pada tanggal 10 November 2011
Pendapatan tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya 3 orang anak dan satu suami. Menurut bapa Een keberadaan KPSBU di Kecamtan Lembang membawa banyak manfaat dan merubah status sosial ekonominya. Selain itu bapa Enen bias membuka sampingan usaha berupa kerupuk susu dan tahu susu hasil modal dari pinjaman KPSBU.
Bapa Hasan6, sebelum menjadi anggota KPSBU, bapa Hasan berternak sapi perah, namun kendala pemasaran hasil susu menjadi faktor besar kecilnya pendapatan yang diperoleh. Pendapatan gajih perbulan sebesar 800.000. Pada tahun 2002 beliau mengikuti untuk bergabung dengan KPSBU. Proses pemasaran dan penjualan pun menjadi lancar. Saat ini bapa Enen mempunyai 2 ekor sapi hasil bergabung dengan KPSBU setiap satu ekor sapi perah dapat memproduksi ± 15 liter susu per hari sehingga 2 ekor sapinya dapat memproduksi susu yaitu 2 x 15 liter = 30 liter/hari harga susu yaitu Rp. 3500, sehingga 1 bulan ibu Apong dapat memperoleh pendapatan dan penjualan susu yaitu 30 hari x 30 liter x Rp. 3500,- = Rp 3.150.000. Pendapatan tersebut dikurangi untuk pemeliharaan sapi sebesar Rp. 1,500.000,- sehingga sisa pendapatannya yaitu Rp. 1.150.000. pendapatan tersebut digunakan untuk membiayai kehidupan dan 1 putra yang sedang bersekolah. Menurut bapa Hasan dengan adanya KPSBU membawa banyak mannfat teruitama masalah ekonomi Ibu Nani7 pekerjaan awal ibu Nani bekerja sebagai peternak sapi perah biasa. Sebelum menjadi anggota KPSBU pengasilannya berkisar
antara
Rp.750.000-800.000, namun kendala pemasaran dan pakan ternak 6
hasil wawancara dengan Bapa Hasan anggota KPSBU 16 November 2011 hasil wawancara dengan Ibu Ina sasatu anggota KPSBU 23 November 2011
7
yang lumayan menjadi factor penghambatnya kemudian ibu Nani di ajak oleh temannya bergabung dengan KPSBU dan setelah menjadi anggota penghasilannya dapat meningkat 2x lipat kemudian pendapatan tersebut dipergukan untuk membiayai anaknya sekolah. Menurut ibu nani dampak menjadi anggota KPSBU membawa banyak perubahan.
Berdasarkan ke Enam informan di atas, menunjukkan adanya perubahan sosial ekonomi dan kesejahteraan hidup anggota KPSBU. Keberhasilan usaha peternakan sapi perah yang dirniliki anggota tidak terlepas dan kegiatan usaha yang dilakukan KPSBU. KPSBU membantu dalam memasarkan susu produksi ternaknya, memberikan pinjaman uang seperti yang dilakukan oleh Bapak Enen, Bapak Atang, ibu Een dan ibu Apong yang mendapatkan pinjaman untuk menambah modal usaha, merenovasi rumah, mempunyai kendaraan dan biaya menyekolahkan anak-anaknya sampai ke SMA dan perguruan tinggi. Oleh karena itu, keberadaan KPSBU telah berhasil memberikan dampak terhadap perubahan sosial ekonomu anggotanya yang membuat peningkatan kesejahteraan hidup para anggota sesuai dengan tujuan utamanya untuk mensejahterakan anggotanya dapat diwujudkan dengan berusaha meningkatkan pendapatan para anggotanya.
2. Kegiatan Usaha-Usaha yang di Lakukan KPSBU KPSBU merupakan koperasi peternakan yang memiliki kegiatan usaha yang berhubungan dengan lapangan usaha peternakan. Lapangan usaha peternakan (Chaniago. 1987: 55), terdiri dari: 1. Mengusahakan pembelian bahan-bahan/alat-alat petenakan. 2. Mengolah hasil-hasil petenakan menjadi hasil yang tingkatannya lebih tinggi. 3. Penjualan hasil-hasil petenakan. 4. Menyediakan kredit bagi para anggota. 5. Memperbaiki teknik peternakan, menyediakan bibit ternak yang sehat dan sebagainnya.
6. Menyelenggarakan pendidikan/penerangan tentang peternakan tepat guna. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Chaniago di atas, hal ini sesuai dengan peran dan fungsi KPSBU yaitu memberikan pelayanan seperti pemasaran susu, memberikan pinjaman ke anggota. menyediakan barang kebutuhan rumah tangga dan kandang melalui waserda, dan adanya program kesehatan anggota melalui penyediaan pelayanan kesehatan bagi anggota dan pelayanan kesehatan hewan. Kegiatan usahayang dilakukan KPSBU diantaranva: 1. Pemasaran Susu Pemasaran menurut Wilkon J. Station (Mubardjo, 2006: 74) adalah suatu keseluruhan sistem kegiatan usaha yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistnbusikan pemasaran kebutuhan produk-produk, jasa-jasa dan gagasan-gagasan kepada pasaran sasaran da1am rangka mencapai tujuan. Pemasaran merupakan ujung tombak kegiatan ekomi dalam agribisnis peternakan. Peternak yang telah menghasilkan produk peternakan menginginkan produknya sarnpai dan diterima oleh konsumen Namun, agar produk tersebut sampai dan diterinia oleh konsumen, petemak harus melalui beberapa kegiatan peniasaran. Proses pernasaran susu yang dilakukan KPSBU yaitu pertama, susu dari petemak ditampung di Tempat Penampungan Susu (TPS) di tiap kampung disusun yaitu setiap hari sebanyak 2 kali vaitu pada jam 05.00 pagi dan jam 17.00 sore. Sehingga, peternak sapi perah hanya memasarkan hasil susu sapi ternaknya melalui TPS ini. Dari tiap TPS kemudian dilakukan penjemputan oleh KPSBU
dengan menggunakan tanki susu untuk menjaga kualitas dan kebersihan susu yang disetorkan oleh anggota peternak. Hasil susu yang di peroleh dari peternak, selain untuk dikirimkan ke industri Pengolahan Susu (IPS), juga ada yang diolah sendiri menjadi yoghurt. Susu yang dikirimkan, terutarna ke Industri Pengolahan Susu (IPS) seperti Industri Pengolahan Susu (IPS) PT. Frishian Flag Indonesia, PT. Cap Bendera. PT. Foremost Indonesia, PT. FVL/FI, sedangkan susu yang diolah sendiri meniadi yoghurt langsung dijual kekonsumen. Selam itu, susu yang diperoleh dari peternak, sebagian langsung dijual kekonsumen dalam bentuk susu mumi. Adanya sistem pembayaran berdasarkan kualitas (flat System) sebagai pembayaran harga susu kepada anggota, sehingga harga yang diterima tidak sama tetapi berdasarkan kualitas susu yang disetorkan ke KPSBU. Sisiern pembayaran tersebut mempengaruhi pendapatan bagi anggota. apabila anggota yang mampu rneningkatkan kualitas susu ternaknya maka pendapatannya juga akan rneningkat. Usaha KPSBU untuk rnenjaga kualitas susu yaitu memperbanyak TPS-TPS dan dalam setiap 3 bulan sekali dilakukan lomba kualitas susu yang menyangkut Total Solid (TS) dan jumlah bakten (TPC). 2. Simpan Pinjam Kegiatan usaha yang dilakukan KPSBU selain pemasaran susu yaitu memberikan pinjaman kepada anggota. Syarat-syarat meminjam uang yaitu sebagai anggota KPSBU/calon anggota yang sudah lewat 8 bulan, menyerahkan struk bayaran sisa bersihnya, dan tidak memiliki saldo. Salah satu contoh
misalnya memiliki ketentuan yaitu pinjaman yang bisa ditenma tergantung kepada pendapatan anggota/15 hari yaitu: Pinjaman = 75% x Hasil Bersih Pendapatan x 3 Pinjaman yang dilakukan diangsur sebanyak 5 kali yang diangsur per 15 hari atau selama 2 1/2 bulan, dengan jasa pinjaman 1 1/2%. Contoh pelaksanaan pinjaman berdasarkan ketentuan di atas, misalnya bapak X memiliki hasil bersih pendapatan sebesar Rp. 1.000.000,- ingin melakukan pmjaman maka perhitungannya sebagai berikut: Hasil bersih pendapatan
: Rp. 1.000.000.-
Pinjaman yang diterima
: 75% x Rp. 1 .000.000, x 3
Rp. 2.250.000.Jasa Pinjaman
: 1 1/2%
Cicilan per 15 hari
: Rp. 2.250.000. : 5 kali cicilan =
Rp. 450.000. Rincian pembayaran yang dilakukan bapak X untuk melanasi Pmjaman bisa dilihat
dan tabel di bawah ini:
Rincian Pembayaran Bapak X Hari
Pinjaman
Cicilan
Jasa 1 ½
jumlah yang dibayar
15 hari ke 1
Rp. 2.500.00
Rp. 450.000
Rp. 33.750
Rp. 483.750
15 hari ke
Rp. 1.800.00
Rp. 450.000
Rp. 33.750
Rp. 483.750
Rp. 1.350.00
Rp. 450.000
Rp. 33.750
Rp. 483.750
Rp. 450.000
Rp. 450.000
Rp. 33.750
Rp. 483.750
Rp. 450.000
Rp. 450.000
Rp. 33.750
Rp. 483.750
Rp.
Rp.
Rp.
2.250.000
168.750
2.418.750
II 15 hari ke III 15 hari ke IV 15 hari ke V Jumlah
Berdasarkan tabel di atas pembayaran pmjaman, jasa pinjarnan yang harus dibayar bapak X adalah Rp. 168.750,- selama 2 1/2 bulan. Maka jumlah pembayaran pinjaman beserta jasa yang harus dibayar bapak X adalah Rp. 2.418.750. Contoh lain pelaksanaan pinjaman berdasarkan ketentuan di atas, misalnya bapak Y memiliki hasil bersih pendapatan sebesar Rp. 2.500.000,- ingin melakukan pinjaman maka perhitungannya sebagai benikut: Hasil bersih pendapatan
: Rp. 2.500.000,-
Pinjaman yang ditenma Rp. 5.625.000,-
: 75% x Rp. 2.500.000 x 3 =
Jasa Pmjaman
: 1 1/2 %
Cicilam per 15 hari
: Rp. 5.625.000,-: 5 kali cicilan =
Rp. 1.125.000,Rincian pernbayaran yang dilakukan bapak Y untuk melunasi pinjarnan bisa dilihat dan tabel di bawah ini: Rincian Pembavaran Bapak Y Hari
Pinjaman
Cicilan
jasa 1 ½
Jumlah yang harus dibayar
15 hari ke Rp.
Rp.
I
1.125.000
5.625.000
15 hari ke Rp.
Rp.
II
1.125.000
4.500.000
15 hari ke Rp.
Rp.
III
1.125.000
3.375.000
15 hari ke Rp.
Rp.
IV
1.125.000
2.250.000
15 hari ke Rp.
Rp.
V
1.125.000
1.125.000 Jumlah
Rp.
Rp. 84.375
Rp. 1.209.375
Rp. 84.375
Rp. 1.209.375
Rp. 84.375
Rp. 1.209.375
Rp. 84.375
Rp. 1.209.375
Rp. 84.375
Rp. 1.209.375
Rp.
Rp.
5.625.000
421.875
6.046.875
Berdasarkan tabel di atas maka jasa yang hams dibayar oleh bapak Y sebesar Rp. 421.875,-. Maka jumlah keseluruhan pembayaran pinjaman beserta jasa yang harus dibayar oleh bapak Y ialah Rp. 6.046.875,-. Berdasarkan contoh-contoh pinjaman di atas bahwa besar kecilnya jumlah pinjaman yang dapat diperoleh anggota tergantung kepada besar kecilnya hasil bersih pendapatan. Selain itu, pembayaran dapat dilakukan sebanyak 5 kali setiap 15 hari. Hal ini dimaksudkan agar memberikan kesempatan bagi seluruh anggota koperasi untuk dapat melakukan pinjaman. Pada umumya anggota melakukan pinjaman ke KPSBU yaitu untuk menambah modal usaha, memenuhi kebutuhan sehari-hari, pendidikan, kesehatan dan lain-lain. 3. Makanan Ternak Unit usaha makanan ternak menipakan usaha KPSBU untuk melayani peternak dengan menjual MAKO. Penyediaan bahan baku dan produksi makanan ternak (pakan hijauan, pakan konsentrat, dan pakan tambahan seperti vitamin dan urea) dimaksudkan untuk mempermudah anggota dalam memperoleh makanan untuk ternaknya dan untuk menunjang kualitas produktivitas susu yang dihasilkan. Pembelian MAKO tiap tahunnya mengalami peningkatan, hal ini disebabkan bahwa koperasi menjual makanan ternak lebih murah dengan harga pasar sehingga anggota lebih memilih membeli makanan ternak di koperasi. Usaha tersebut adalah usaha yang dilakukan KPSBU untuk meningkatkan Sisa Hasil Usaha (SHU). Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Hanel sebagai berikut:
“Sesuai dengan tujuan utamanya untuk mensejahterakan anggotanya dapat diwujudkan dengan berusaha meningkatkan pendapatan para anggotanya. Misalnya, dengan cara memberikan pelayanan yang lebth baik bagi anggotanya contoh koperasi membekan harga jual lebih rendah pada anggota dibandmgkan harga pesaing, atau harga beli produk anggota yang iebih tinggi daripada harga yang ditawarkan pesaing” (Hanel. 1988: 80). 4. Waserda Kegiatan usaha yang dilakukan KPSBU melalui waserda yaitu menyediakan makanan ternak, menyediakan obat-obatan dan peralatan ternak. serta menyediakan barang-barang kebutuhan sehari-hari yaitu menvediakan sembilan bahan pokok (sembako) seperti beras, gula, telor. terigu, dan lain-lain. Anggota dapat memanfaatkan keberadaan waserda mi untuk memenuhi kebutuhan hidup ,ehari-hari dan pemeliharaan ternak. Semakin banyak anggota yang memanfaatkan waserda mi dapat menambah Sisa Hasil Usaha (SHU). Kegiatan penjualan di waserda tiap tahunnya mengalarni peningkatan Walaupun teijadi peningkatan penjualan di waserda beiwn sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari anggotanya karena barang-barang yang dijual KPSBU masih terbatas sehingga hanya sebagian anggota yang dapat memanfaatkan waserda tersebut. Salah satu usaha yang dilakukan KPSBU untuk memenuhi kebutuhan anggotanya yaitu melakukan kerjasama antar gerakan koperasi dengan pengusaha swasta seperti PT. Indofood Sukses Makmur dalam penvaluran barang-barang oroduksi PT. Indofood dengan fasilitas harga, dan KPSBU sebagai distributor. 5. Pelayanan Teknis Ternak Pelayanan teknis temak merupakan kegiatan usaha untuk melayani peternak dalam menangani kesehatan hewan misalkan melakukan lB (kawin
suntik), dan menangani kasus penyakit sapi dan melahirkan. Pelayanan mi dilakukan oleh dokter hewan dan petugas lB (Inseminator). Usaha yang dilakukan oleh KPSBU untuk meningkatkan pelayanannya salah satu contoh mendatangkan straw (jenis sapi jantan) dan pejantan unggul yaitu dan Jepang dan Canada unnik menghasilkan bibit unggul. 6. Penyuluhan Penyuluhan anggota yaitu pelatihan perkoperasian bagi anggota dalarn rangka meningkatkan pengetahuan dan pemahaman anggota tentang kehidupan berkoperasi. Pelaksanaan penyuluhan dilakukan ke tiap-tiap TPS secara berkala yaitu setiap enam
bulan sekali
dalam rangka memperoleh mformasi
perkembangan anggota peternak, dan memberikan penyuluhan mengenai teknis peternakan dan peningkatan kualitas serta mengenai organisasi. Penyuluhan keanggotaan dilaksanakan melalui beberapa kegiatan diantaranya: a.
Membentuk kelompok petani ternak untuk rnepermudah pemhnaan,dengan mengangkat ketua kelompok. Dengan adanya pembeniikan keompok bertujuan untuk mengidentifikasi materi penyuhihan yang dibutuhkan anggota. Program yang dilakukan yaitu pengawetan rumput, potong kuku dan potong tanduk.
b.
Setiap enam bulan sekali pengurus mengadakan penvuluhan kepada anggota dengan rnateri penyampaian informasi aktifttas dan perkembangan KPSBU serta menerima masukan dan anggota untuk pelaksanaan kera pada tahun berjalan.
c.
Melaksanakan pertemuan rutin dengan Gapoktan setiap dua bulan sekali.
d.
Bekerjasama
dengan
Dmas
Peternakan
melakukan
pemeliharaan sapi perali dan sanitasi lingkungan.
penyululian
teknis
e.
Melakukan program penvuluhan bersama GKSI-CCA yaitu program penyuluhan dengan bekerjasama dengan luar negeri. Sebagaimana telah dijelaskan bahwa KPSBU merupakan koperasi peternakan yang memiliki berbagai kegiatan usaha seperti pemasaran susu, membenkan pinjaman ke anggota. menyediakan barang kehutuhan rurnah tangga dan kandang melaiui waserda, dan adanya program kesehatan anggota dan kesehatan hewan. Kegiatan usaha tersebut dilakukan untuk mempermudah anggotanya dalam pemeliharan ternak, kesulitan keuangan, dan menyalurkan produksi susu dengan selalu berpedoman kepada AD/ART dan rencana kegiatan usaha yang telah disepakati bersama dalam rapat anggota. Kegiatan usaha yang dilakukan KPSBU tersebut memberikan keuntungan yaitu berupa SHU yang besarnya tergantung kepada partisipasi anggota dalani mengembangkan kegiatan usaha yang dilakukan oleh koperasi. Pembagian SHU sebagian digunakan untuk pembentukan modal. dan sebagian lagi digunakan untuk pemenuhan fungsi sosialnya yaitu dijadikan dana untuk pengurus dan pegawai, serta untuk masyarakat (pendidikan kader kader koperasi, sosial, dan pembangunan di lingkungan daerah kerja). Berdasarkan pasal 34 Anggaran Dasar KPSBU pembagian Sisa Hasil Usaha sebagai berikut: Pembagian Sisa Hasil Usaha KPSBU Tahun 2011 Uraian
prosentase
1
Jasa Penjualan Susu
20%
2
Jasa Simpanan
20%
3
Cadangan Modal
40%
4
Jasa
Pengurus/
Pengawas/
5%
Risda 5
Jasa Karyawan
7,5%
6
Dana Pembangunan Daerah
2,5%
Kerja 7
Dana Sosial
2,5%
8
Dana Pendidikan Modal
2,5%
Sumber: Diolah dri Laporan Tahunan KPSBU Tahun Buku 2011
Dari ketentuan di atas terilihat bahwa presentase terbesar dan pembagian SHU digunakan tmtuk cadangan modal. Hal mi dikarenakan untuk menunjang berbagai kegiatan usaha yang dilakukan KPSBU demi memenuhi kebutuhan anggota. Pembagian SHU biasanya dibagikan setiap rapat anggota tahunan kepada anggota. Keuntungan yang diperoleh koperasi sebagian dibagikan kepada anggota sesuai dengan partisipasi anggota dalam kegiatan usaha koperasi yaitu berupa Sisa Hasil Usaha (SHU) Menurut UU No. 12 Tahun 1967 Sisa Hasil usaha merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh di dalaii satu tahun buku setelah dikurangi dengan penyusutan-penyusutan
dan biaya-biaya
dan tahun
buku
yang
bersangkutan (Kartasapoetro 1987; 171). Sisa Hasil Usaha yang diperoleh anggota tergantung kepada besar kecilnva partisipasinva terhadap koperasi. semakin besar partisipasi dalarn koperasi maka semakin besar pula SHU yang diperoleh. Selain pembagian SHU kepada anggotanya KPSBU memiliki fungsi sosial lainnya untuk anggota dan masyarakat yaitu kegiata sosial yang dilakukan
KPSBU bagi anggotanya yaitu memberikan pelayanan kesehatan kepada anggota dan keluarga yakni memberikan kartu berobat yang dapat digunakan maksimal lima kali berobat dalam sam tahun. dan memberikan bantuan kepada anggota yang kurang mampu dalam menyekolahkan anaknya di Sekolah Dasar (SD) yaitu memberikan bantuan kepada ± 200 orang siswa SD anak anggota yang kurang mampu dengan besar bantuan Rp.750.000,-/anak l tahun. serta memberikan sumbangan untuk pembangunan jalan, mesjid, dan sebagainya. Selain itu, pembagian SHU digunakan sebagai dana pendidikan. Kegiatan pendidikan yang dilakukan KPSBU yaitu melakukan pernbinaan anggota seperti pelatihan perkoperasian bagi anggota dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan pemahaman anggota tentang kehidupan berkoperasi, dan pendidikan teknis peternakan. Diharapkan dengan adanya pendidilcan yang diselenggarakan oleh koperasi anggota dapat mengambil pelajaran dalam upaya mengembangkan usaha-usaha ekonorninya dalam rangka peningkatan pendapatan. Hal tersebut sesuai yang diungkapkan Syamsuri SA. (1986: 68) sebagai benkut: “Koperasi tidak hanya sehagai wadah ekonomi tapi juga sebagai lembaga pendidikan. Pendidikan bagi anggota dan masyarakat berguna sebagai jalan untuk mencapai kemakmuran yang adil dan merata bagi seluruh rakyat”.
C.
Analisa
Koperasi merupakan wadah untuk bergabung dan berusaha bersama agar kekurangan yang terjadi dalam kegiatan ekonomi dapat diatasi, selain itu koperasi juga merupakan alat bagi golongan ekonomi lemah untuk dapat menolong dirinya sendiri
sehingga mampu
memenuhi
kebutuhan dan
memperbaiki
atau
meningkatkan taraf hidupnya. Sampai saat ini koperasi menduduki tempat yang penting dalam sistem perekonomian, karena terbukti telah membawa perubahan dalam struktur ekonomi. Dari hasil penelitian bahwa peran KPSBU terhadap anggotanya membawa dampak perubahan social ekonomi, manfaat yang dirasakan oleh anggotanya dikatakan dapat sejahtera dalam kehidupannya. Setiap manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan, perubahan merupakan sesuatu yang sangat melekat dalam diri manusia, baik itu dari sisi individu, kelompok, masyarakat maupun sistem yang ada dalam keseharian manusia. Hakikat manusia yang selalu dinamis, membawa manusia kepada sesuatu yang baru dalam kehidupannya, sehingga akan terjadi penyesuaian antar unsur-unsur yang lama dan unsur-unsur yang baru, serta akan berimplikasi kepada adanya suatu perubahan ataupun penggantian dalam unsur-unsur tersebu. Dapat disimpulkan bawa manusia dalam kehidupan selalu ingin berubah baik dalam perekonomian maupun status sosial, hal ini dikarenakan keinginan untuk menjadikan hidupnya lebih baik dari sebelumnya.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil wawancara dan observasi lapangan mengenai Peran Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara Terhadap Perubahan Sosial Anggotanya dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut: Keberadaan KPSBU di Kecamatan Lembang mampu mengangkat dan membuat perubahan sosial ekonomi anggotanya. Pada dasarnya anggota KPSBU sebelum menjadi anggota resmi penghasilan kehidupannya bisa dikatakan serba kekurangan akan tetapi setelah menjadi anggota KPSBU perubahan sosial ekonomi yang terjadi tidak hanya terhadap ekonomi melainkan status sosial menjadi lebih tinggi.
Keberadaan KPSBU menunjukkan adanya perubahan sosial ekonomi dan kesejahteraan hidup anggota KPSBU. Keberhasilan usaha peternakan sapi perah yang dirniliki anggota tidak terlepas dan kegiatan usaha yang dilakukan KPSBU. KPSBU membantu dalam memasarkan susu produksi ternaknya, memberikan pinjaman uang seperti yang dilakukan oleh Bapak Enen, Bapak Atang, ibu Een dan ibu Apong yang mendapatkan pinjaman untuk menambah modal usaha, merenovasi rumah, mempunyai kendaraan dan biaya menyekolahkan anakanaknya sampai ke SMA dan perguruan tinggi. Oleh karena itu, keberadaan KPSBU telah berhasil memberikan dampak terhadap perubahan sosial ekonomu anggotanya yang membuat peningkatan kesejahteraan hidup para anggota sesuai dengan tujuan utamanya untuk mensejahterakan anggotanya dapat diwujudkan dengan berusaha meningkatkan pendapatan para anggotanya. Sala satu kegiatan yang dilakukan KPSBU dalam membantu para anggotanya yaitu dengan cara Mengusahakan pembelian bahan-bahan/alat-alat petenakan, Mengolah hasil-hasil petenakan menjadi hasil yang tingkatannya lebih tingg seperti yogurt, Penjualan hasil-hasil petenakan seperti susu murni, Menyediakan kredit bagi para anggota, memperbaiki teknik peternakan, Menyediakan bibit ternak yang sehat menyelenggarakan pendidikina/penerangan tetntang peternakan, waserda, obat-obatan buat ternak pakan ternak dan lain-lain.
B. Saran Wilayah Kecamatan Lembang sangat strategis digunakan untuk bercocok tanam maupun peternakan kususnya sapi perah, hal ini baik digunakan untuk memenuhi penghasilan kehidupan sebagai perubahan sosial ekonomi, banayak perubahan yang terjadi di masyarakat kususnya para anggota KPSBU selain perubahan ekonomi yang menjadi dasar pokok tujuan koperasi ini perubahan sosial yang ada pada anggota tersebut yaitu banyaknya kawan dan kerabat, dikarenakan jumlah anggota yang ada di KPSBU sangat bnyak hal ini mencerminkan perubahan social yaitu berinteraksi dengan para anggota lainnya,
selain itu pula status pendidikanmenjadi lebih tinggi dikarenakan mampunya memmbiayai pendidikan. Harus biasa memanfaatkan waktu dikarenakan proses untuk melayani anggota pada saat anggota membutuhkan stap-stap pengurus belum bisa mempergunakan waktu sebaik mungkin hal ini mungkin dikarenakan jumlah anggota yang sekian banyak. Produk hasil susu dan pemasaran harus lebih ditinggkatkan jika dibandingkan dengan KPBS (Koperasi Pangalengan Bandung Selatan) hasil produk susunya di jual ke berbagai daerah seperti menggunakan roda keliling. Kebersihan pada kandang lebih ditinggkatkan lagi hal ini dikarenakan baunya kotoran sapi yang menyengat menyebabkan polusi lingkungan di daerah tersebut. Penertiban jalan masuk ke lokasi hal ini dikarenakan lokasi yang berdekatan dengan wilayah pasar dan bnyaknya anggoktan umum, ojeg, delman yang selalu meneyebabkan kemacetan.