KELURAHAN TANAH TINGGI
RT 007/RW 07
MEMBANGUN MASYARAKAT YANG CERDAS, MANDIRI, DAN SEJAHTERA
BIDANG KEGIATAN: 1. PEMBUATAN SANITASI: 2 MCK, 1 TEMPAT CUCI & PENAMPUNGAN AIR 2. PENDIRIAN USAHA BERSAMA PENJUALAN SEMBAKO 3. PELATIHAN PENGURUS USAHA BERSAMA
Diusulkan Oleh: Adiba Zahara (Relawan/Pelaksana 1) Rudi Marhazi (Relawan/Pelaksana 2)
Pendamping Endy Sjaiful Alim (Dosen)
Kelurahan Tanah Tinggi DKI Jakarta 2012
P2KDKI-BUMN 1
KELURAHAN TANAH TINGGI
RT 007/RW 07
PROPOSAL P2K DKI JAKARTA A. JUDUL MEMBANGUN MASYARAKAT YANG CERDAS, MANDIRI, DAN SEJAHTERA
B. LATAR BELAKANG MASALAH Rumah-rumah di RT 07 RW 07 Kelurahan Tanah Tinggi bertumpukan tak beraturan. Mereka tidak memiliki sanitasi yang layak dan 70% warganya tidak memiliki MCK. Kebanyakan dari mereka hanya memiliki kamar mandi yang tidak ada WC. Mereka perlu berjalan sekitar 100 meter untuk menuju MCK umum terdekat. Bahkan ada 4 rumah disana yang memiliki kamar mandi tanpa WC yang digunakan bersama-sama meski keadaannya sudah sangat tidak layak. Yang memprihatinkan adalah saluran air tempat tersebut sudah lama mampet dan air kotornya menjadi selalu tergenang dan yang lebih mengkhawatirkan adalah tempat ini masih dijadikan tempat mencuci bahan makanan oleh beberapa pedagang. Kesehatan warga selama ini dikatakan jarang ada warga yang menderita penyakit serius. Kebanyakan dari mereka hanya menderita penyakit kulit seperti gatal-gatal dan sebagainya. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh sanitasi yang tidak layak. Efek jangka panjang dari sanitasi yang buruk ini dikhawatirkan akan mencemari makanan yang dijual oleh pedagang, jika makanan yang dijual sudah tidak dipercaya oleh pembeli makan akan berakibat kepada matinya ekonomi warga yang berprofesi sebagai pedagang. Perekonomian warga seperti sudah dijelaskan diawal, hampir seluruh warga RT 07 berprofesi sebagai pedagang, sisanya adalah pekerja serabutan dan menjadi penjahit. Mereka berdagang makanan siap saji seperti nasi uduk, gado-gado, lauk-pauk, siomay, kue-kue, dan sebaginya. Gambaran umum untuk warga RT 07 adalah mereka sudah mandiri secara ekonomi terbukti bahwa mereka sudah memiliki usaha masing-masing meski hanya pada skala mikro. Pada hari II kami berada dilokasi, kami menemukan ada seseorang yang menagih utang pada beberapa warga, warga menyebutnya sebagai Bank Keliling (Banke). Bank keliling ini meminjamkan uang kepada warga dalam jumlah kecil, hanya sebesar 200-500 ribu. Namun P2KDKI-BUMN 2
KELURAHAN TANAH TINGGI
RT 007/RW 07
banke ini mengenakan bunga yang sangat tinggi, sebesar 20 % dalam tempo singkat hanya 12hari untuk 100.000 yang dipinjam dengan bunga 20.000 dan dibayar 10.000 perharinya. Praktek banke ini sangat mengkhawatirkan dapat dilihat bagaimana seorang pedagang kecil harus bekerja keras berdagang dan keuntungannya diambil oleh rentenir. Masalah penganguran juga menjadi masalah yang mengkhawatirkan karena berdampak pada ekonomi mereka yang pada akhirnya memaksa mereka untuk membiasakan diri hidup jauh dari kesejahteraan.
C.
PERUMUSAN MASALAH Setelah Sembilan hari melakukan pemetaan sosial di wilaya RT 07 kami menemukan banyak persoalan yang satu sama lain saling berkaitan. Permasalahan tersebut memang tidak dapat kami selesaikan seluruhnya. Namun yang paling memungkinkan dibantu adalah: 1. Kekurangan sanitasi berupa MCK dan tempat penampungan air. 2. Praktik rentenir 3. Pengangguran
D.
TUJUAN 1) Memenuhi kebutuhan sanitasi berupa 2 ruang MCK, 1 tempat cuci, dan 1 tempat penampungan air untuk mengurangi risiko berkurangnya tingkat kesehatan warga yang selama ini menganggu produktifitas mereka. 2) Mencegah praktik rentenir dengan membuka wadah usaha bersama penjualan sembako yang bekerja sama dengan koperasi besar milik BUMN. Sekaligus mengurangi jumlah tenaga kerja pengangguran. 3) Mengadakan pelatihan bagi pengurus usaha bersama tersebut agar tercipta kapabilitas dan profesionalitas kerja mereka.
P2KDKI-BUMN 3
KELURAHAN TANAH TINGGI
E.
RT 007/RW 07
LUARAN YANG DIHARAPKAN 1) Sanitasi =Kesehatan warga & penghematan biaya untuk MCK 2) Usaha Bersama Sembako= Sembako berkualitas yang pembayarannya dapat dicicil 3) Pekerjaan untuk Pengangguran
F.
KEGUNAAN 1) Kegunaan pembuatan sanitasi: Flow chart sebelum pembuatan sanitasi Sanitasi tidak layak dan tidak ada WC
Kesehatan terganggu= biaya kesehatan mahal = pendapatan berkurang
Berjalan sekitar 100 meter= menghabiskan waktu= mengurangi produktifitas
Asumsi 100 orang warga pergi ke MCK umum setiap hari dengan membayar Rp 1000/org
Mengeluarkan Rp 100.000 untuk 100 orang setiap harinya = mengurangi keuntungan = mengurangi kemampuan menabung untuk pendidikan
Setelah pembuatan sanitasi
Sanitasi layak dan memenuhi kebutuhan
1. 2. 3. 4.
Risiko terganggunya kesehatan dapat berkurang Berkurangnya biaya untuk kebutuhan ke MCK Bertambahnya pendapatan Bertambahnya kemampuan menabung untuk hal lain termasuk pendidikan 5. Ekonomi meningkat 6. Pendidikan meningkat
P2KDKI-BUMN 4
KELURAHAN TANAH TINGGI
RT 007/RW 07
2) Kegunaan pembuatan Usaha Bersama Penjualan Sembako: Flow chart setelah ada Usaha Bersama Kebutuhan sembako warga = warga dapat mencicil pembelian
USAHA BERSAMA PENJUALAN SEMBAKO
Menyerap pengangguran 510 orang
PROFIT
1. 2. 3. 4.
Kebutuhan sembako warga untuk berdagang terpenuhi Pengangguran berkurang Praktik rentenir berkurang Ekonomi warga meningkat karena tidak lagi diserap rentenir 5. Pendapatan bertambah 6. Kemampuan menabung untuk pendidikan meningkat
3) Kegunaan pelatihan pengurus usaha bersama:
Pelatihan pengurus usaha bersama
1. Kemampuan tejamin 2. Profesionalitas terjamin
1. Produktifitas meningkat 2. Profit usaha meningkat 3. Ekonomi masyarakat berkembang
P2KDKI-BUMN 5
KELURAHAN TANAH TINGGI
G.
RT 007/RW 07
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN Seperti sudah dijelaskan di latar belakang bahwa kondisi sanitasi RT 07 RW 07
kelurahan Tanah tinggi sangat memprihatinkan. Dimana hampir 70% warganya tidak memiliki MCK pribadi. Mereka mengabiskan minimal Rp 1000/hari untuk setiap orang pergi ke MCK umum yang jaraknya 100 meter dari tempat tinggal. Dapat dibayangkan jika dalam satu hari 100 orang menghabiskan Rp 100.000 hanya untuk pergi ke MCK maka dalam satu bulan mereka menghabiskan uang Rp 3.000.000. Lain halnya jika ada MCK yang khusus untuk mereka, uang yang akan mereka keluarkan hanya untuk biaya listrik dan kebersihan saja. Jadi pendapatan mereka dapat bertambah karena menekan biaya untuk ke MCK. Selain masalah sanitasi, ada beberapa masalah lain diantaranya adalah masalah pengangguran. Sebenarnya, profesi mayoritas dari warga adalah sebagai pedagang. Mereka berdagang makanan siap saji seperti nasi uduk, gado-gado, kue, nasi rames, siomay sampai warung. Profesi lain yang ada di wilayah ini adalah penjahit, tukang ojek, karyawan swasta, buruh, kuli cuci. Dari obrolan dengan beberapa orang warga pedagang, untung bersih mereka sebenarnya tidak lebih dari Rp 50.000/hari karena mereka harus membayar listrik dan air. Yang patut diapresiasi dari mereka adalah etos kerja yang baik. Beberapa pedagang sudah bangun sebelum subuh untuk berbelanja bahan dagangan. Namun yang mengkhawatirkan adalah mereka kerap kali meminjam uang kepada rentenir pada saat pasang surut usaha mereka dengan jumlah pinjaman kecil namun dipungut bungan besar yakni 20% dalam tempo singkat. Wadah usaha bersama inilah yang diharapkan menjadi pengentas masalah rentenir agar keuntungan dagang warga bisa benar-benar terserap untuk kebutuhan mereka dan menambah pendapatan yang dapat digunakan untuk tabungan pendidikan.
H.
METODE PELAKSANAAN 1) Pembuatan Sanitasi berupa 2 (Dua) ruang MCK dan 1(Satu) tempat cuci
P2KDKI-BUMN 6
KELURAHAN TANAH TINGGI
RT 007/RW 07
Pembuatan MCK ini akan melibatkan seluruh warga sehingga menimbulkan sense of belonging diantara mereka agar mereka menjaga selalu apa yang mereka bangun dengan kerja keras mereka. 2) 1(Satu) tempat penampungan air yang digunakan untuk keperluan MCK. Tempat yang akan dibuatkan MCK dulunya adalah bekas rawa, sehingga banyak air yang terkandung dibawahnya. Jadi mereka hanya memerlukan mesin penyedot air dan menampungnya tanpa memerlukan pemasangan air dari PAM. 3) Pendirian Usaha Bersama Penjualan Sembako. Usaha ini akan dilakukan bersama-sama warga dibawah tanggung jawab Ketua RT dan Tokoh Masyarakat setempat. Usaha ini akan bertempat di ruko kosong milik bapak Asnawan M.S. Usaha ini direncanakan akan menyerap tenaga kerja minimal 5 orang yang diambil dari warga RT 07 yang selama ini menganggur. Usaha ini kedepannya diprediksi berhasil karena warga RT 07 yang mayoritas adalah pedagang akan terus membeli sembako dengan jumlah yang lebih banyak. Agar warga tidak lagi mengutang kepada rentenir, usaha ini akan membolehkan warga mencicil pembayarannya jika ada warga yang tidak mampu membayar langsung. 4) Pelatihan pengurus usaha bersama. Pelatihan ini akan melibatkan pembicara yang kompeten dalam bidang penjualan sembako serta pelatihan tentang pencegahan korupsi yang akan mengundang pembicara dari organisasi anti korupsi.
IX. JADWAL KEGIATAN Terlampir
X.
RANCANGAN BIAYA
Terlampir
P2KDKI-BUMN 7
KELURAHAN TANAH TINGGI
K.
RT 007/RW 07
PENUTUP Demikian proposal program P2K DKI Jakarta kami buat agar dapat digunakan
sebagaimana mestinya. Atas kekurangannya kami mohon maaf. Terima Kasih.
P2KDKI-BUMN 8