VII. DAMPAK KEBIJAKAN EKONOMI TERNADAS' KESEJAHTERAAN 7.1.
Evaluasi D a m p k Kebijakan Ekonomi terhadap Kaejabteraan Peride Tahun 1980-199
Analisis perubahan kesejahterasln piode tahun 1980-1999 (historis) bertujuan mengevaluasi dampak kebijakan yang telab dilakukan pemerintah.
terhadap kesejahteraan produsen (petam), konsumen (indwtri), penmimaan pemerintah, kesejahteraan domestik dm pengeluaran devisa.
Penibahan surplus produsen, surplus konsumen, penerimaan pemerintah,
kesejahteraan domestik dan pengelurn devisa, akan &%ahas secara simultan,
sehingga dapat diketahui kesenjangan yang terjadi karma penerapau kebijakan ekonomi, kebijakan perdagangsn, perubahan kineqa m d m ekonorni Indonesia
dan penrbalm kinerja ekonomi dunia. Uatuk men@hui
dampak dtmatif
simulasi k e b i j h ekonomi periode 1980-1999 diursliakan pada Tabel 48,
sedangkan untuk periode 2003-2005 &pat dilihat pada Tabel 49 dan Tabel 50. 7.1.1.
Darnpak Kebijakan Peoingkatan H a w Pupuk 40 Persen
Kebijakan menaikkan -a
pupuk sebesar 40 persen, akan berdmnpak
penurunan produksi kedelai dan total penawarm kedelai Indonesia. Kebijakan ini
akan mengakibatkan harga kedelai meningirat, sehingga pedntaan kedelai nasional menpalmi penurunan. Alternatif kebijakan ini merugikau b a k bagi produsen maupn konsumen industn tempe, tahu dm kecap, dengan asumsi peninglcatan harga i v r itu berpmgaruh negatif terhadap harga kedelai (outpur).
Dengan kata lain, peningkstan harga pupuk akan men&ibatkan hwga kedelai
akan meningkn, sehingga surplus konsumen tempe, tahu dm kecap menurun.
Tabel 48: Evaluasi Dampak Kebijakan Ekonomi terhadap Perubd~anKesejahtermn Tahun 1980-1 999
Indikator Kesejahteraan
Satwn
Surplus Produsen Surplus Konst~men A. Industri Tempe B. Industri Tallu C.Industri Kecap Peneri~naanPemerintah Net Surplus Perubahsm k v i s a
Miliar Rp Miliar Rp Miliar Rp Miliar Rp
Miliar Rp Miliar Rp Miliar Rp Miliar Rp
Sim 1
Sim 2
-1 55.45 -1 70.74 -86.72 -83.56 -0.46
0.00 -326.18 2.10
Perubahan fndikator Kesejahteraan Sim 5 Sim 3 Sim 4
-4.84 -5.9 -3.04 -2.93
-160.18 -175.23 -89.00 -85.76
-0.01 0.00 -1 0.83 0.13
-0.48 0.00 -335.41
2.20
-2.44 -3.02 -1.54 -1.48 -0.01
9.71 -1 1.98
/
-0.43
Keterangan: Siln 1
=
Sirnulasi kebijakarl pertingkatan harga pupuk 40 persen
Sim 2
=
Sirn 3
=
Simulasi peningkatan harga bibit 20 persm Simulasi peningkatan peningkatan harga pupuk 40 persen dan harm bibit 20 persen
Sim 4
=
Simulasi peningkatan suku bunga 15 persen
Sirn 5
=
Simulasi penetapan tarif impor kedelai 30 perski
Sim 6
=
Simulasi penetapan tarif impor kedelai 5 petsen
Sirn 7
=
Sim~~lasi peningkatm~lwga kedelai petani 20 persen.
-4.49
-0.03 1.55 -0.72 5.18
0.27 -0.58 5.49
-5.86
0.00
3.64 -2.28 -2.20 -0.01
-6.09
-5.47
Sirn G
Sim 7 227.75 -255.5 1 -132.16 -1 23.04 -0.31 0.00 -27.76 -84.50
Alternatif kebijakan penghapusan subsidi pupuk tempts tidak efisien,
karena baik produsen maupun konsusm m m a m i kmgian, seh-
total
surplus nettoberkurang sebesar Rp 326.18 miliar. Dan secara kese1& perngeluaran devisajuga akan rnehgkat sebesar Rp 2.10 d i a r (Tabel 48). 7.1.2.
Dampak Kebijakan Peningkatan Harga Bibit 20 Pe-
Kebijakan rnemkkan harm bibit sebesar 20 persen, akan bdampak p e n m a n produksi kedelai dan total penawam kedelai Indonesia. Kebijakan hi
juga sama halnya kebijakm penghapm subsidi pupuk. Dengau kata lain,
peningkatm harga biblt akm mengdubatkan luar areal m e n di Jaw dan luar
Jawa ah-turun, sedemikian rupa sehhgga swlus konsumen instri tempe, tahu
&n k a p menunm. Altmatif kebijakan penghapusan subsidi bibit tidak efisien,
kmena baik produsen maupun konsusm mengalarni kerugian, h g g a total surplus netto berkurang s e w Rp 10.83 miliar. Dm s e a m keseluruhan perngeluaran devisajuga &an meningkat &esw Rp 0.13 m i l k (Tabel 48). 7.13. Dampak Kebijakan Peningkatan Harga Pupuk 40 Persen d m Peningkatan H a w Bibit 20 Persen
Altamtif kombhasi Kebijahan maaikkan harga pupuk s e b 40 pefsen
dan harga bibit sebesar 20 persen, akan berdampak penunlaan produksi kedeh nasional dan total penawamn kedelai Indonesia. Aitematif kebijakan ini akan mendorong peningkatan harga input sehingga akan merugrkan produsen
Kenailcan harga hi &an mendorong peningkatan harp p a w sebgga permintaan konsumsi kedelai industri tempe, tahu dan tempe &an memmm, masing-msing
sebesar Rp 89.00 miiiar, Rp 85.76 miliar dan Rp 0.48 miliar (Tabel 48). Alternatif kombinasi kebijakan penghapusan subsidi pupuk dm bibit ini sama sekali tidak efisien karena baik produsen rnaupun konsumen akan
mengalami kertlgian, sehingga total surplus netto berkurang sebesar Rp 335.41 miliar. Jlka kita lihst seam keseluruhm atau secara nasional, dternatif kebijakan ini akm meningkatksn perngeluam devisa negara sebesar Rp 2,20miliar. 7.1.4.
Dampak Kebijakan Peningkatsn Suku Bunga 15 ferzseo.
Aitmatif kebijakan meningkahn suku bungan sebew 15 persen, akan berdampak penunman produksi kedeiai dan totd p e n a m kdeW Indonesia. Dengan kata lain, peningkatan suku bunga akm mengalubatkan luar meal panen
da Jawa dm Iuar Jawa alian twun kmm pinjaman d m kredit semalan mhal, sedemikian nrpa sehingga surplus produsen dm konsumen indwtn: tempe, tahu
dan kecslp memurun. Alternatif k e b i j a h peningkatm suku bun@ tidak efisien, karena baik produsen maupun konsusm mengalami kefllgim, sehingga total
surplus nettoberkurang sebesar Rp 5.47 miliar, meskipun ddam ha1 ini
perngeluaran devisa juga akan berkurang ~ b e s aRp r 0.43 d i a r . Hal disebbkan ksrena kekumgn produksi di dalam negeri, maka permintaan akan impor meningkat (Tabel 48). 7.15. DampakKebijakanPeningkatanTarifImpor30danSPersen
Alternaif kebijakan ini bersifat bias ke produsen, karem dalam ha1 ini
konsmm industri tempe, tahu dan k e a p dirugikan d e n w kehilangan surplusaya masing-masing sebesar Rp 6.09 miliar Rp 5.86 miliar dan Rp 0.03 miliar. Disamping itu pemerintah juga a k a mernperoleh penerimatin dan tarif impor
sebesar Rp 1.55 miliar meskipun demikian dtematif kebijdm tidak efisien, karena surplus nettornasih berkmg seksar Rp 0.72 miliar dan jika d i l h t dari pengelwan devisa, maka alternatif kebijakm tarif impor baik 30 persen maupun tarif impor naik 5 persen akan meningkatkan pengelwan &visa negara. Dengan
kata lain altematif kebijakan peningkatan tarif impor sebesar 30 pasen dm 5
persen, menguntungkan produsen kedelai, dm ineningkatkan pernerimaan
pennerintah (Tabel 48). Dillhat dari penerimaan pemerintah, jika tarif impor yang dikenakan
pemerintsth tinggi, maka penerimaan pemerintah dari tmf akan meningkat, dan berlaku sebdihya. 7.1.6. Dampak Kebijahn Peningkabn H a r p Kedelrri Petani 20 Persen
Kebijakan peningkatan harga kedelai petani merupszkan proxy terhadap kebijakan pnetapan harga dasar yang pemah dilakukan pemerintah Indonaia
melalui Badan Urusan Logistk. Seperti yang terlihat pda Tabel 48, apabila dihkthn kebijakan menaikkm hmga kedelai tingkat petani sebesar 20 persen, maka
akan berdampak positif tahadilp peningkatan pmduktivitas dan produksi
kedelai dmestik.
Feningkatan produksi kedelai domestik selanjutnya &an
meningkatkan pasokan kedelai, sehingga menunmkan harm kedelai di p a w domestik. A l t a t i f kebijakan ini bersifat bias ke konsurnen kedeiai, karena baik
konsumen industr~tempe, tabu dm kecap mengalami kehilangan surplusnya masing-masing s e w Rp 132.16 miliar, Rp 123.04 miliar dan Rp 0.31 miliar. Altematif kebijakan ini memberikan h p a k negatif terhadap distribusi
padaptan pelaku pasar, karena penrngkatan surplus p d u s e n kedelai masih Iebih kecil dibandingkan dengan penunman surplus konsumen kedelai industri, sehhggrl
secant nasiod total surpius netto hrkurang sebesar Rp 27.76 miliar.
7.2. Ramahn Dampak Kebijakorn Ekonomi terbadap Kwjahteraan Periode Tahun 2003 - 2005 7.2.1. Simulasi Peramabn Dampak Peningkatao Harga Kedelai Petani 10 Persen
Dampak simulasi perarnalan &ematif kebijakan huggal disajikm pada
Takl 49, sedangkan dampak simulasi altematif k o m b b i kebijakan d i s a j h
pada Tabel 50. Seperti yang diuraikan pada Tabel 49, apabila dilakukan kebijakan menakkan h g a kedelai tingkat petani sebesar 10 persen, akan berdampak positif terhadap peningkatan praduktivitas dm p d u k s i kedelai,
sehingga menurunkarl harg kedeiai dipaw d o m e d . Alternatif kebijakan ini bersifat bias ke produsen k&lai,
karena baik
konsumen industri tempe, industri t h u dan indusbi kecap kehilangan surplusnya masing-masing sebesar Rp 46.48 miliar, Rp 46.45 miliar dm Rp 0.33 miliar. Altematif kebijakan ini memberikan dam@
posotif terhadap distribusi
pendapatan pelaku pasar, karma peningkatan sqIus prod-
lebih besar jika dibaadingkm dmgm kehilmgan surplus ko-. netto sebesar Rp 71.28 miliar, den=
kedelai masih Total surplus
demikian kebijakan ini &pat dikatakan
elisien, karena jika diIihat s e c m nasional kebijakan ini menunmkan pengelwan devisa s e b w Rp 0.72 miliar. 7.22. Simulasi Peramalan Dampak Peningkrrtan Suku Buop 10 Persen
Alterwitif kebijakan meningkatkan suku bungan sebesar 15 persen, bemifat
bias ke produsen karena dalarn ha1 ini konsumen industri tempe, indusb-i tahu dan indwtn kecap kehilangan surplus masing-masing s e k Rp 8.29 miliar Rp 8.24
milia Rp 0.06 miliar. Altematif kebijakao pemngkatan suku bunga ti&
efisien,
karena meshpun prdusen kedelai memperoleh surplus, tetapi pm1ehan surplus
produsen lebih kecil ji ka dibandingkan dengan kehilangan surplus konsumen.
surplus netto &sar
Rp 5.29 miliar dm menurunkan pengeluaran devisa s e w
Rp 0.68 miliar. 7.23. Simulasi Peramatan Dampak Penghapusaian Tuif Impor dan
Peuetapao Tarif 30 Persen
Kebijakan penetapan tarif impor &pat melindungi industri &lam negeri,
sedaughn kebijakan penghapusan tarif impor d h a r a p h akan berdampak efisiensi industri dalam negeri dalm jmgb panjang. AIternatif kebijskan penghapusan tarif impor bersifa bias ke konsumen, dan penetapan 30 persen tarif impor akan bias ke produsm. Jika penghapusan tanf dilakukan maka produsen
&an kehilangan surplusnya ~ b e s a Rp r 621.56 miliar, konsmen industri tempe, industri tahu dm industri kecap akan memperoleh peningkatau surplus, penerimaan pemerintah akan tunm sebesar Rp 31.71 miiiar, oarnun pengeluaran
devisa a h menunln sebesar 317.06 miliar. Dengan kata lain altemtif kebijalcan pgbapusan tmif impor addah efisien, karma kehilangan surplus produsen Iebih
kecil jika dibandingkan dengan surplus yang diterima konsumen, total surplus netto meningkat Rp 2 426.09 m i l k .
Sebaliknya, j i b pemerintah rnenetapkan tarif impor sebesm 30 persen,
akan berdrunp4lk menin-
surplus produsen, menurunkan surplus iconsumen
namun demikian total perolehan surplus w l h positif yaitu s e h Rp 2.39 miliar, sehngga kebijakan pengenaan tsuif 30 persen dapat dikatakan efisien,
karena pemerintah mas& memperoleh pen-
dari pajak impor (Tabel 49).
Tabel 49. Ramalan Dampak Kebijakan Ekonomi terhadap Pembahan Indikator Kesejahteraan Tahun 2003-2005
I
Indikator Kesejahterm
Satuan
Surplus Produsen Surplus Konsumen A. Industri Tempe B.Industri Tahu C. Industri Kecap Penerimaan Pemerintah Net Surplus Perubahan Devisa
Miliar Rp Miliar Rp Miliar Rp Miliar Rp Miliar Rp Miliar Rp Miliar Rp Milar Rp
1
Sim 8
1
164.53 -93.25 -46.48 -46.45
-0.33 0.00I 7 1-28 -0.72
Sim 9 11.30 -16.59 -8.29 -8.24 -0.06 0.001 -5 -29 -0.68
Pembahan Indikator Kesejahteraan Sim 10 Sim 1 1 Sim 17 -621.56 3079.35 1536.30
1532.21 10.M -31.71 2426.09 -317.06
2.39 -3 -43 -1 -72 -1.70 -0.0 1
6 64.19
Keterangan:
Sirn 8
=
Simulasi peramalarn dmnpak kebijakan peningkatan harga kedelai petani 10 persen.
Sim 9
=
Simulasi perarnalan dampak kebijakan peningkatan suku bum@ 10 persen
Sirn 10
=
Simulasi peramalan dampak kebijakan penghapusan tarif impor kedelai
Sim 1 1 Sim 12
=
Simulasi peramalan dampak kebijakan penetapan tarif impor kedelai 30 persen
=
Simulasi peramalan dampak peningkatan produksi kedelai Amerika Serikat 20 persen
Sirn 13 Siln 14
=
Simulasi perarnalan dampak kebijakan kuota impor kdelai Simulasi peramalan drt~npakkebijakan kuota impor kedelai 50 persen
=
Sim 18
Sim 19
-4.89
398.56
7.03 3.52 3.49
-570.11 -285.0 1 -283.02
- 1 46.43
0.02
-2.08
-0.52
:
---1 1.94
-0.061 -171.62 -0.65
102.09
-73.21 -72.69 -7.941 -52.27 -79.39
7.2.4.
Simulasi Peramalan Dampak Peningksltan Produksi Kedehi Amerika Serikat 20 Persen
Amerika Serikat merupakan negara produsen dan eksportir terbear kedelai dunia, sehingga apabiia terjadi peningkatan produksi dan ekspor kedelai Amerika Serikat sebesar 20 persen alcan rneningkatkan volume ekspor kedelai
dunia dan berdampak pada penurunan Wga kedelai dunia kernredim terintegrasi
menunrnkan harga kedelai domestik. Dmpaknya terhadap pasar kedelai domestik adalah menurunkan surplus produsen, meningkatkan perolehan surplus konsumen industri tempe, industri tafiu dan indusbi kecap masing-masing s e w Rp 3.52 miliar, Rp 3.49miliar dan Rp 0.02 miliar (Tabei 49). Peningkatan produksi Amerikar Serikat adalah berdampk poitif bgi
industri kornoditas kedelai Indonesia, k a m a peroleban surplus konsumen lebih
besar dibandmgkan d e n p Icehikingan surplus produsen dm total surplus rneningkat s e k m Rp 2.14 miliar. 7 3 5 . Simulasi Peramalan Dampak Peoghapmn Kuota h p o r dan
Penetapan Kuota Impor 50 P e m
Penghapusan kuota impor dihmapkan mampu mendorong peningkam produksi kedelai domes&, adapun Wpak kebijakan penghapusan kuota impor
addah meningkatkan surplus produsen sebesar Rp 398.56 d i m , namun bila kuota ditetapkan 50 persen, maka texjadi
surplus prdusen sebesar
Rp102.09 miliar. Kebijakan pengfiapusan kuota impor menurunkan surplus
konsumen indusbi tempe sebesar Rp 285.02 miliar, tap1 dengan kuota impor 50 persen kerugmn yang ditanggung konsumen industn tempe sebesar Rp 73.21 miliar. Konsumen industrr tahu mengalami kerugian sebesar Rp 283.02 miliar bila
kuota impor dihapus dan mengalmi kerugian lebih kecil yaitu Rp 72.69 miliar
bila diberlakukan kuota impor 50 persen. Konsumen industri k w p rnenanggung
kerugian sebesar Rp 2.08 milk bila kuota stimpor dihapus dan mengalmi
kmgian lebih kecil Rp 0.52 miliar bila kuota impor 50 persen. Kebijakan
penghapusan ataupun penetapan kuota impor 50 persen ternyata menurunkan penerimrtan pemerintah dan menwwkan surplus netto (Tabel 49). 7.2.6. Simulrsi Peramrlrn Dampak Peniagkatao GNPI, Upah Pertanhn dan
Upah Industri Masing-Masing 5 Persen.
Kombinasi perubdiaa kinerja m
h ekonomi Indonesia bmlampak
terhadap kinerja ekonomi kedelai nasional, terindikasi dengan meningkamya impor kedelai Indonesia. Peningkatan volume impor rnenurunkm surplus
produsen sehar Rp 78.43. Penurunan ini merupdm dam@ dari turunnya produksi kedelai domestik yang tidak mampu becsaing dengan produk kedelai impor.
Kombinasi perubahan kherja makro ekonomi Indonesia dm pubahan keragaan pasar kedelai temyata menguntungkm konsurnen kedelai industri.
Konsumen i n d m temp mengalami, peningkatan surplus sebesar Rp 52.60 miliar, konsurnen industrr tstbu meneha surplus sebemr Q.51.86 miliar dan
konsumen industri kecap menerima surplus sebesar Rp 0.37 d i a r . Surplus netto naik sebesar Rp 24.40 miliar, dangkan pengeluaran devisa meaingkat s e k w Rp 6.01 miliar (Tabel 50).
Kombinasi perubhan kinerja makro ekonomi Indonesia dari sudut pandang kesejafitaaan total menguntuagkan kinerja ekonomi kedelai, namun
kerugian yang ditanggung petani merupakan indikasi b&wa produsen kedelai
nasioml dalam jangka panjang rnemerlukan perlindungan dengan intwensi
7.2.7.
Sirnlliasi Pemmahn D a m p k Depmiasi Rupiah 10 Persen, Yuan 5 Pewen, Mark 3 Persen d m Apresiaai Yen 5 Pemn.
Perubahm nilai tukar merclpakan penrbahan kondisi eksternal pada skala dunia, dimana Indonesia ti&
akan mampu melakukan kontrol terhadap
p m b w variabel eksternal tersebut. Dmpak yang ditimbulktln oteh kombinasi perubahan nilai tukar dari n e w eksporlir maupun negara importir dapat dilihat pa& Tabel 50. Surplus prod-
rneningkat Rp 15.79 miliar, sedangkan
konsumen industri mengalami kerugan karma terjadi penurunan surplus
konsumen iadustri tempe sebesar Rp 1 1.33 miliar, surplus konsumen industri tahu turun sebesar Rp 1 1.25 miriar dan surplus konsumen industri kecap huun sebesar
Rp 0.08 miliar. Surplus netto mengalami punman s e b Rp 6.87 miliar, sedangkrln pengeluaran devisa berkurang sebesar Rp 2.7 1 miliar. 7.2.8.
Simdasi Peramatan Dampak Penghapwn Tarif Impor, Peoingkatan Suku Bunga 10 Persen, GNPI 5 Persen, dan Subsidi Pupuk 20 Peaen
Kombinasi kebijakan ini dihampkan mampu meningkatkan kesejahteraan
domestik ksrena pembebasan tmf impor kedelai yang menguntungkan k o m e n &an dimbang oleh keuntungm produsen dengan pemberian subsidi pupuk.
Dampak yang ditimbulkan dengan penetapan kombiaasi k e b i j h ini adalah
menurunnya surplus produsen sebesar Rp 111.15 miliar, suprlus konsumen industri t a p e meningkat Rp 79.12 miliar, surplus konsumen industri tahu meningkat Rp 78.48, surplus konsumen industri kecap meningkat sebesar Rp 0.55
miliar (Tabel 50). Peneninaan femerintah berkumng karena dibebaskannya tarif impor sebesar Rp 12.34 miliar, surplus netto meningkat sebesar Rp 34.66 miliar, sedangkan pengeluaran devisa mengalami pemgkatan s e w Rp 123.36 miliar
karma penin-
volume impor Indonesia
7.2.9.
Simdasi Peramalan Drmpak Penghpusan Tarif Impor, Peningkatan Suku Bun@ 10 Persen, Harga Kedehi Petani 10 Persen dam SuMidi Pupuk 20 Persen
Kombinasi kebijakan ini diperklrakan mampu mendorong pmgkaEan produksi d a b negeri melalui subsidi h g a kedelai petani, namun psokan kedelai impor tetap di jaga agar mampu memenuhi kebutuksn konsumen indusk.
Kenaikan suku bunga dipahtungkan berimbang dengan pemberian subsidi pupuk. Dampak kombiaasi kebijakan hi menmudm surplus produsen sebesar Rp 189.74 miliar, meningkatkan surplus konsumen indusbi tempe sebesar Rp 127.35 d a r , surplus konsumen indm tahu sebesar Rp 125.63 miliar,
dan
peningkatan surplus i n d d kecap sebesar Rp 0.88 miliar. Penerimaan
punmintah menurun sebesar Rp13.19 miliar,
m u 1 1surplus
netto meningkat
sebesar Rp 50.93 miliar dan tajadi penman pengelwan devisa sebesar Rp 131.91 miliar(Tabe1 50). 7.2.10. Simulasi Pemmalan Dampak Penghapusan Tarif Impor, Peningkatan Suku Bunga 10 Persen, Niki Tukslr Rupiah 10 Persen dan Subsidi Pupuk 20 Persen
Kombinasi kebijakan hi berdampak m e n d surplus produsen sebesar Rp 86.08 miliar, namun secara bertum-turut meningkatkan surplus konsumen
industri tempe sebesar Rp 61.24 m b r , surplus konsumen industri tahu s e b Rp 60.75 miliar dm surplus konmen industri kecap sebesar Rp 0.43 miliar.
Penerimaan pemerintah brlarrslng sebesar Rp13.16 miliar, surplus netto mmngkat sebesar Rp 23.20 miliar dan pengeluam devisa menurun sebesar Rp13 f .55 miliar (Tabel 50).
Tabel 50. Ramalan Dampak Kombinasi Kebijakan Ekonomi terhadap Perubahan Indikator Kesejahteraan Tahun 2003-2005 Indikator Kesejahteraan
Satuan
Surplus Produsen Surplus Konsumen A. Industri Tempe B.Industri Tahu C. lndustri Kecap Penerimm Pemerintah Net Surplus Perubahan Deviser
Miliar Rp Miliar Rp Miliar Rp Miliar Rp Miliar Rp Miliar Rp Miliar Rp Miliar Rp
Perubahan Indikator Kesejahteraan Siln 18 Sirn 17 Sim 16
Sim 15 -78.43 104.83 52.60 51 -86 0.37
0.00 26.40 6.01
15.79 -22.66 -1 1.33 -1 1.25
-0.08 0.00 -6.87 -2.71
-1 11.15 158.15 79.12 78.48 0.55 -12.34 34.66
-123.36
-189.74 253.86 127.35 1 25 -63 0.88 -13.19 50.93 -131.91
Sim 19 -86.06 122.42 61 -24 60.75
0.43 -13.16 23 -20 -131.55
Sirn 15 = Simulasi peramalam dampak kebijakm peningkatan GNPI, UPHP dm UPTH masing-masing 5 persen. Sim 16 = Simulasi peramalan dampak kebijakan peningkatan suku bunga 10 persen, depresiasi nilai tukar China 2 persen, nilai tukar Jeman 3 persen dan apresiasi nilai tukar Jepang 5 persen. Sim 17 = Simulasi perarnalan dampak kebijakan penghapusan tarif impor kedelai, peningkatan suku bunga I0 persen, peningkatan GNPI 5 persen dan subsidi pupuk 20 persen.
Sim 18
=
Sirn 19 =
Simulasi peramaltn dampak kebijakan penghapusan tarif i~nporkedelai, peningkatan suku bunga 10 persen, peningkatan harga kedelai petani 10 persen, dan subsidi pupuk 20 persen. Simulasi pailmalan dmpak kebijakan penghapusan tarif impor kedelai, peningkatan suku bunga 10 persen, nilai tukar Rupiah 10 persen dan subsidi pupuk 20 persen.