VI. IDENTIFIKASI STRATEGI PEMASARAN 6.1. Identifikasi Faktor Internal Perusahaan Identifikasi faktor-faktor internal dilakukan dengan meninjau faktor-faktor yang terdapat dalam perusahaan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh suatu perusahaan dalam proses penyusunan strategi. Aspek-aspek internal perusahaan dibagi atas aspek sumber daya manusia, produksi dan operasi, penelitian dan pengembangan, keuangan dan pemasaran.
6.1.1. Sumber Daya Manusia Perekrutan tenaga kerja di YPTO Karyasari dilakukan berdasarkan kebutuhan dari setiap bagian dengan menerapkan sistem training kepada karyawan barunya. Tujuan diberikannya training agar setiap karyawan Karyasari memiliki pengetahuan tentang jenis-jenis dari tanaman obat, bagaimana bentuk fisiknya, cara membudidayakannya, sifat, maupun kegunaan dari tanaman obat tersebut. Proses perekrutan tenaga kerja di YPTO Karyasari dilakukan melalui iklan di media cetak dan memakai sistem gethok tular yaitu sistem bawaan dari karyawan yang lebih dahulu bekerja di perusahaan tersebut. Sistem perekrutan juga dilakukan secara sederhana melalui wawancara langsung calon karyawan dengan pimpinan yayasan dan penempatan sesuai dengan keahliannya. Setiap karyawan YPTO Karyasari disediakan tunjangan perumahan dan untuk beberapa jabatan disediakan tunjangan alat komunikiasi, transportasi dan kesehatan.
6.1.2. Produksi dan Operasi Sebelum dijadikan tempat agrowisata, Kebun Tanaman Obat Karyasari merupakan sumber bahan baku untuk produksi obat herbal dalam bentuk simplisia kering dan penjualan untuk tanaman hidup. Namun peningkatan permintaan akan obat herbal menyebabkan kebun tidak dapat lagi dijadikan sebagai sumber bahan baku untuk produksi obat. Saat ini KTO Karyasari hanya mampu memenuhi 15 persen untuk bahan baku produksi obat, sisanya diperoleh dari kemitraan dengan alumni pelatihan dan pemasok tanaman obat. Sehingga fungsi kebun lebih difokuskan untuk agrowisata dan kebun koleksi.
Pemanenan tanaman obat tidak berlangsung setiap hari namun tergantung dari kondisi simplisia yang akan dipanen. Hasil panen akan dikeringkan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari sebelum dikirim ke Jakarta untuk diproses menjadi produk obat herbal. Sampai saat ini Karyasari memiliki empat bentuk produk obat yaitu simplisia kering, kapsul serbuk, kapsul ekstrak, dan teh herba. Untuk mengekstraksi kapsul ekstrak Karyasari melakukan kemitraan dengan perusahaan pengekstraksi yaitu PT. Eisai Indonesia dan PT. Phyto Chemindo Reksa (Herba 2002).
6.1.3. Penelitian dan Pengembangan Penelitian dan pengembangan merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan produk, baik dari segi bentuk, kualitas maupun performance dari suatu produk yang dihasilkan. Dalam struktur organisasi YPTO Karyasari memiliki divisi yang menangani penelitian dan pengembangan. Agrowisata Karyasari menawarkan tanaman obat sebagai objek wisatanya merupakan agrowisata yang baru (pionir) dalam wisata kebun tanaman obat. Agrowisata Karyasari sebagai bentuk dari kegiatan pelayanan merupakan agrowisata yang diperuntukkan untuk para wisatawan minat khusus. Prinsip agrowisata bentuk wisata minat khusus antara lain adalah konsep berwisata yang menekankan motivasi pencarian sesuatu yang unik dan baru (novelty seeking) dan motivasi pencarian pengalaman wisata yang berkualitas (quality seeking). Pencarian atraksi yang berkualitas yang memiliki karakter aktif dan penekanan pada kualitas pengalaman, keterlibatan secara aktif baik secara fisik, mental atau emosional terhadap objek-objek atau kegiatan wisata yang diikuti (Deptan 2002). Pengelolaan agrowisata tanaman obat ke arah yang lebih baik sesuai dengan perkembangan industri dan untuk pencapaian kepuasan konsumen serta pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen yang terus mengalami perubahan perlu diupayakan oleh pengelola agar dapat meningkatkan daya saing dan mempertahankan eksistensi perusahaan. Perbaikan dan penambahan berbagai fasilitas dengan tata letak areal yang bagus seperti penambahan dan penempatan play ground yang baik sangat penting diupayakan untuk meningkatkan penjualan. Kebersihan areal dan fasilitas-fasilitas agrowisata seperti toilet dan mushola serta
65
keindahan kawasan agrowisata (landscape) melalui penataan kebun, penambahan tanaman sangat dibutuhkan untuk menciptakan kesan yang lebih alami, sejuk, dan nyaman (Deptan 2002). Penelitian dan pengembangan yang saat ini sedang dilakukan oleh Agrowisata KTO Karyasari meliputi pengembangan produk dan koleksi tanaman obat. Selain itu, pengembangan fasilitas juga terus dilakukan seperti penyediaan cottages yang masih dalam tahap pembangunan.
6.1.4. Keuangan Keuangan merupakan aspek penting yang harus diperhatikan dalam setiap usaha. Sumber pemasukan YPTO Karyasari terbesar diperoleh dari hasil penjualan produk obat. Sedangkan dari agrowisata dengan harga paket agrowisata Rp 125.000,00; sampai Rp 55.000,00; YPTO menyisihkan sebesar Rp 30.000,00; dari setiap pengunjung. Uang tersebut dipergunakan untuk pengembangan tanaman obat. Setiap bulan YPTO mengeluarkan dana kurang lebih Rp 100.000.000,00;
untuk
menjalankan
usahanya
dengan
perincian
Rp
50.000.000,00; untuk gaji karyawan, Rp 30.000.000,00; untuk biaya operasional, dan sisanya untuk biaya lain-lain. Setiap bulan Agrowisata Karyasari menghabiskan dana sebesar Rp 8.000.000,00; dengan biaya operasional kebun Rp 3.500.000,00; dan sisanya untuk gaji karyawan. Sumber modal YPTO Karyasari masih berasal dari dana pribadi pemilik dan belum memanfaatkan pinjaman dari pihak luar. Pimpinan yayasan sebaiknya perlu
mempertimbangkan
pengembangan
usaha.
pinjaman
Karena
dari
sistem
pihak
prioritas
luar yang
untuk
membantu
diterapkan
dalam
pengalokasian dana, dikhawatirkan akan menghambat perencanaan di salah satu divisi karena alokasi dana yang kurang memenuhi. Pengalokasian dana perlu kiranya untuk tidak hanya mementingkan profitabilitas jangka pendek namun juga memperhitungkan pertumbuhan dari masing-masing usaha yang dijalankan.
6.1.5. Bauran Pemasaran Agrowisata KTO Karyasari Bauran pemasaran (marketing mix) yaitu variabel-variabel pemasaran yang dapat dikontrol, yang akan dikombinasikan oleh perusahaan untuk memperoleh hasil yang maksimal. Dalam bauran pemasaran (marketing mix) terdapat tujuh
66
variabel pemasaran yang harus dikontrol yaitu produk, harga, distribusi, promosi, orang, bukti fisik, dan proses. Suatu perusahaan harus mempunyai strategi yang dinamis dan disesuaikan dengan pasar yang dilayani agar perusahaan dapat bertahan hidup dan terus berkembang. Strategi pemasaran yang telah dilakukan oleh Agrowisata KTO Karyasari akan dianalisis dengan bauran pemasaran.
6.1.5.1. Produk Produk merupakan sesuatu yang ditawarkan kepada konsumen oleh perusahaan. Dalam kondisi persaingan, sangat berbahaya bagi suatu perusahaan apabila hanya mengandalkan produk yang ada tanpa usaha tertentu untuk perkembangannya. Layanan produk wisata Agrowisata KTO Karyasari adalah paket kunjungan satu hari dari pukul 09.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB yang menawarkan objek wisata berupa rekreasi edukatif dengan mengenali dan mempelajari lebih dari 500 jenis tanaman obat pada lingkungan tumbuh yang alami, cara budidayanya, dan khasiat dari tanaman obat. Pengetahuan tentang tanaman obat-obatan juga diperoleh melalui seminar kebun, dilengkapi dengan fasilitas dan sarana penunjang. Objek wisata tanaman obat-obatan yang diperlihatkan tertata rapi pada suasana kebun seluas 2,25 hektar. Adapun seminar kebun menjelaskan tentang sejarah dan penggunaan tanaman berkhasiat obat di Indonesia serta pengenalan 25 jenis tanaman obat terpenting, khasiat dan kegunaannya. Paket agrowisata yang ditawarkan kepada kunjungan rombongan beserta fasilitas yang diberikan dapat dilihat pada Tabel 10 berikut.
67
Tabel 10. Penawaran Paket Agrowisata KTO Karyasari, 2009 Paket I II III Rp 125.000,00; per orang Fasilitas Seminar kebun Seminar kit Makan siang Snack 2 kali Transportasi PP Pemandu Diskon belanja Harga
Rp 100.000,00; per orang Seminar kebun Seminar kit Snack 2 kali Transportasi PP Pemandu Diskon belanja
Rp 85.000,00; per orang Seminar kebun Seminar kit Transportasi PP Pemandu Diskon belanja
IV Rp 55.000,00; per orang Seminar kebun Seminar kit Snack 2 kali Pemandu Diskon belanja
Sumber : Agrowisata KTO Karyasari (2009)
Keterangan : 1) Seminar kit
: - pengenalan 25 jenis tanaman obat terpenting - buku panduan tanaman obat utama - block note - bolpoint
2) Makan siang
: - nasi timbel - ikan mas pepes - ayam kampung goreng - sayur asem - lalapan daun tanaman obat - sambal lalap
3) Minuman
: - wedang jahe - teh seduh alami
4) Transportasi PP
: - dua unit mini bus dengan fasilitas AC dan musik
5) Diskon belanja
: - sebesar 15 persen
6.1.5.2. Saluran Distribusi atau Tempat Bauran tempat marupakan serangkaian kegiatan untuk menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi pemasaran dengan menyalurkan, menyebarkan, mengirimkan atau menyampaikan barang dab jsasa dari produsen ke konsumen. Bagi sebuah tempat wisata, tempat menjadi strategi yang penting karena dengan
68
lokasi wisata yang strategis dan mudah dijangkau pengunjung dapat dengan mudah berkunjung ke tempat wisata tersebut. Strategi distribusi yang dilakukan KTO Karyasari adalah pemilihan lokasi yang dijadikan sebagai tempat agrowisata. Lokasi Agrowisata KTO Karyasari yang terletak di kaki Gunung Sanggabuana menghadirkan pemandangan indah dan suasana sejuk yang cocok sebagai tempat tumbuh berbagai jenis tanaman obat. Topografi kebun yang berbukit-bukit menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang akan mengunjungi objek wisata tersebut. Strategi operasional atau taktik lain yang dilakukan terkait dengan kemudahan pengunjung mencapai lokasi Agrowisata KTO Karyasari adalah dengan membuat penuunjuk arah menuju lokasi. Selain itu, agrowisata ini memberikan fasilias customer service untuk kejelasan rute mencapai lokasi. Namun untuk mencapai lokasi membutuhkan waktu sekitar dua jam dari Kota Bogor karena melewati daerah yang rawan akan kemacetan.
6.1.5.3. Harga Harga merupakan standar nominal yang ditetapkan oleh perusahaan terhadap produk yang dihasilkannya untuk dijual kepada konsumen. Strategi harga merupakan elemen pokok bauran pemasaran yang penting karena pengaruhnya langsung terhadap jumlah hasil panjualan dan tingkat keuntungan yang diterima perusahaan. Strategi bauran harga meliputi strategi penetapan harga, tingkat harga, potongan harga serta syarat-syarat pembayaran. Penetapan harga selalu menjadi masalah bagi setiap perusahaan termasuk agrowisata karena penetapan harga ini bukanlah kekuasaan atau kewenangan yang mutlak dari pengusaha. Peranan penetapan harga akan menjadi sangat penting terutama dalam keadaan persaingan yang semakin kompetitif dan permintaan yang terbatas. Dalam penetapan harga perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik langsung maupun tidak langsung. Faktor yang mempengaruhi secara langsung adalah harga bahan baku, biaya produksi, biaya pemasaran, adanya peraturan pemerintah dan faktor lainnya. Faktor yang tidak langsung namun erat hubungannya dengan penetapan harga adalah harga produk sejenis yang dijual oleh para pesaing, pengaruh harga terhadap hubungan antara
69
produk substitusi dan produk komplementer, serta potongan (discount) untuk para penyalur dan konsumen. Sesuai dengan tujuan meningkatkan jumlah pengunjung yang akan berpengaruh terhadap pendapatan yang diterima, Agrowisata KTO Karyasari berusaha menetapkan harga sesuai dengan mutu dari produk dan layanan yang ditawarkan sehingga pengunjung merasakan kepuasan. Diharapkan dengan kepuasan pengunjung, mereka dapat melakukan kunjungan ulang ke Agrowisata KTO Karyasari. Harga tiket masuk bagi pengunjung resmi Agrowisata KTO Karyasari terdiri dari empat pilihan harga berdasarkan paket agrowisata yang dipilih, seperti yang sudah dijelaskan pada Tabel 10. Sedangkan harga tiket masuk bagi kunjungan biasa sebesar Rp 25.000,00; per orang. Selain melakukan kunjungan, pengunjung juga dapat membeli aneka jenis tanaman obat-obatan, kapsul tanaman obat, buku pengetahuan tanaman obat dan Majalah Herba dengan biaya berkisar antara Rp 5.000,00; – Rp 175.000,00;. Strategi harga yang dilakukan perusahaan adalah diskon khusus dan keringanan cara pembayaran. Diskon khusus diberikan bagi rombongan yang berjumlah lebih dari 15 orang berupa tiket masuk gratis untuk satu orang. Pemesanan paket agrowisata dilakukan minimal empat hari sebelum kunjungan dengan pembayaran uang muka sebesar 50 persen dari total biaya dan sisanya dibayarkan pada saat kunjungan. Apabila kunjungan batal dilakukan maka uang muka tidak dapat dikembalikan.
6.1.5.4. Promosi Promosi merupakan strategi yang sangat penting dalam bauran pemasaran. Promosi dalam kegiatan bertujuan untuk memberitahukan dan mengingatkan konsumen akan keberadaan produk. Selain itu kegiatan promosi juga digunakan untuk mempertahankan dan meningkatkan penjualan dengan cara meraih pembeli atau pelanggan baru yang belum terjangkau oleh tenaga penjual yang telah ada. Kegiatan promosi yang dilakukan sejalan dengan rancangan pemasaran secara keseluruhan serta direncanakan akan diarahkan dan dikendalikan dengan baik, diharapkan dapat berperan dalam meningkatkan penjualan dan share pasar. Selain
70
itu kegiatan promosi ini juga diharapkan akan dapat mempertahankan ketenaran merek (brand) selama ini dan bahkan perlu ditingkatkan lagi. Strategi promosi yang dilakukan oleh Agrowisata KTO Karyasari dalam hal ini adalah melakukan promosi melalui kegiatan-kegiatan khusus seperti seminar atau pameran tanaman berkhasiat obat dan dalam pelatihan-pelatihan yang dilakukan oleh Karyasari. Promosi dilakukan secara aktif melalui telepon, brosur, atau mendatangi langsung berbagai perkumpulan. Bentuk perkumpulan tersebut meliputi perkumpulan yang berhubungan dengan bidang medis maupun bidang non medis. Perkumpulan pada bidang medis seperti Rumah Sakit, Puskesmas, klub herbal atau lembaga pendidikan herbal. Sedangkan perkumpulan pada bidang non medis seperti sekolah-sekolah, perkumpulan Dharma Wanita, penggerak PKK, ibu kader, perkumpulan arisan, klub lansia, dan lainnya. Promosi yang dilakukan tidak terbatas pada segmen wanita saja, namun pada segmen pria juga menjadi tujuan promosi Agrowisata KTO Karyasari. Segmen wanita dianggap potensial terhadap promosi yang dilakukan oleh Agrowisata KTO Karyasari. Hal tersebut disebabkan karena adanya kecenderungan bagi kaum wanita untuk bergabung dalam suatu wadah perkumpulan seperti Dharma Wanita atau perkumpulan arisan. Selain itu, ibu rumah tangga memiliki waktu luang lebih banyak serta berperan sebagai sumber informasi keluarga dalam mengkonsumsi obat-obatan. Media promosi lainnya dengan menjadi anggota AWAI (Asosiasi Wisata Agro Indonesia) karena organisasi ini setiap tahunnya melakukan pelatihan yang lokasinya berpindah-pindah dari satu agrowisata ke agrowisata lainnya yang selain membahas dan mengevaluasi kinerja AWAI juga melakukan promosi. Memanfaatkan alumni pelatihan Karyasari yang tersebar diseluruh Indoseia merupakan media promosi yang efektif, karena salah satu metode promosi yang dinilai efektif untuk mempromosikan objek agrowisata adalah metode “tasting” yaitu memberi kesempatan kepada calon konsumen/wisatawan untuk datang dan menentukan pilihan konsumsi serta menikmati produk tanpa pengawasan berlebih sehingga menjadi betah. Pemasangan iklan secara rutin juga dilakukan oleh pihak perusahaan melalui berbagai media baik media cetak maupun media elektronik. Promosi
71
Agrowisata KTO Karyasari pada majalah tanaman obat “Herba” dilakukan secara rutin pada setiap edisinya dan secara tidak rutin pada majalah pertanian lainnya seperti Hortikultur dan Trubus. Selain itu, perusahaan juga memiliki web site yang berisi tentang profil perusahaan dan berbagai bidang usaha yang digelutinya.
6.1.5.5. Orang Orang atau karyawan merupakan unsur bauran pemasaran yang memiliki peran penting, karena terkait langsung dengan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada
pengunjung.
Agrowisata
KTO
Karyasari
perlu
memperhatikan
pengetahuan karyawan tentang tanaman obat. Hal ini diperlukan agar dalam melayani pengunjung, karyawan dapat menjelaskan tentang profil perusahaan, sejarah, manfaat, budidaya, dan cara penggunaan tanaman obat kepada pengunjung. Saat ini sumber daya manusia Agrowisata KTO Karyasari cukup berpengalaman dan memiliki pengetahuan yang sangat baik tentang tanaman obat, namun sebagian besar tidak memiliki latar belakang pendidikan pariwisata. Kemampuan pengelola agrowisata dalam menetapkan target sasaran dan menyediakan, mengemas, menyajikan paket-paket wisata sesuai dengan potensi yang dimiliki serta promosi yang terus-menerus sangat menentukan keberhasilan mendatangkan wisatawan. Agrowisata KTO Karyasari telah berusaha untuk melayani setiap pengunjung dengan baik. Para karyawan dilatih dalam melayani pengunjung dengan cepat dan tepat. Pihak manajemen memberikan program pendidikan dan penyuluhan bagi para karyawan. Hal ini terkait dengan pemberian informasi tentang tanaman obat kepada pengunjung. Jumlah karyawan dan pemandu dalam sebuah agrowisata juga harus diperhatikan karena harus disesuaikan dengan luas organisasi, sehingga dengan jumlah sumberdaya yang ada maka program kerja dapat terlaksana dengan baik. Adapun jumlah karyawan dan pemandu pada Agrowisata KTO karyasari adalah berjumlah lima orang, namun pada saat pengunjung sedang ramai pemandu merasa kewalahan dalam melayani pengunjung.
Keramahan karyawan dan
pemandu juga diperhatikan, karena dengan keramahan, kedekatan, dan keakraban maka pengunjung akan merasa puas.
72
6.1.5.6. Bukti Fisik Bukti fisik merupakan fasilitas fisik yang mendukung keberadaan Agrowisata Kebun Tanaman Obat Karyasari. Fasilitas tersebut disediakan dan diperhatikan oleh manajemen dalam upaya memberikan kepuasan dan kenyamanan kepada pengunjung. Hal ini sangat penting mengingat adanya penambahan fasilitas yang sedang dirancang oleh manajemen Agrowisata KTO Karyasari. Bebarapa bukti fisik yang mendukung keberadaan Agrowisata KTO Karyasari adalah : 1) Penunjuk arah Untuk memudahkan pengunjung menikmati fasilitas wisata maka jalan di dalam kawasan Agrowisata KTO Karyasari dilengkapi dengan tanda-tanda jarak, papan keterangan nama daerah, nama latin, dan manfaat tanaman obat. Hal tersebut digunakan agar pengunjung mudah dalam menjangkau tempat-tempat tertentu di dalam kawasan wisata seperti toilet, mushola, lokasi kebun dan memperoleh informasi tanaman obat. Penunjuk arah menuju lokasi agrowisata juga sudah disediakan oleh pihak Agrowisata KTO Karyasari. 2) Papan informasi tanaman obat dalam agrowisata Pemberian informasi tanaman obat di lokasi Agrowisata KTO Karyasari dilakukan juga dengan penyediaan papan informasi tanaman obat yang ditempatkan pada setiap tanaman. Papan informasi ini berisi informasi mengenai nama lokal dan latin tanaman, serta kegunaan tanaman obat tersebut. Papan informasi tanaman obat ini diharapkan dapat menambah wawasan pengunjung. 3) Tempat penjualan hasil produksi tanaman obat dan majalah herba Karyasari Tempat penjualan obat dan majalah herba disediakan pada Agrowisata KTO Karyasari dengan menggunakan lemari kaca dan rak. Setelah melakukan wisata keliling kebun, pengunjung diharapkan dapat berbelanja obat dan majalah herba yang telah disediakan Karyasari. 4) Tempat parkir Tempat parkir adalah lokasi yang sudah ditentukan untuk menempatkan kendaraan. Bagi pengunjung yang menggunakan bus atau kendaraan pribadi, Agrowisata KTO Karyasari menyediakan tempat parkir yang cukup luas dan terdiri dari dua areal parkir. Areal parkir di depan agrowisata digunakan sebagai
73
tempat parkir kendaraan besar (bus). Sedangkan areal parkir di samping agrowisata digunakan sebagai tempat parkir kendaraan pribadi
(mobil dan
motor). 5) Toilet Agrowisata KTO Karyasari menyediakan fasilitas toilet yang cukup memadai bagi pengunjung. Sarana toilet tersedia di lokasi yang mudah dijangkau oleh penunjung. Kebersihan dan kenyamanan toilet sudah cukup diperhatikan oleh pihak manajemen Agrowisata KTO Karyasari. 6) Tempat ibadah (mushola) Pengunjung yang beragama Islam tentunya memerlukan tempat ibadah untuk melaksanakan solat lima waktu. Agrowisata KTO Karyasari menyediakan fasilitas mushola berupa saung yang letaknya berada di kebun, tujuannya agar mudah dijangkau dari seluruh bagian kebun. Pihak manajemen juga memperhatikan kebersihan dan kenyamanan mushola. 7) Saung Agrowisata KTO Karyasari juga membangun saung (bangunan tanpa dinding) yang berfingsi sebagai tempat seminar dan tempat peristrahatan bagi pengunjung setelah melakukan keliling kebun. Bangunan ini dibuat tanpa dinding sehingga pengunjung dapat melihat pemandangan dan aktifitas yang sedang berlangsung di sekitar lingkungan Agrowisata KTO Karyasari. 8) Desain dan layout Desain dan layout pada Agrowisata KTO Karyasari didesain sebaik mungkin. Penempatan semua tempat paket wisata tidak terlalu jauh antara satu tempat ke tempat yang lain, sehingga pengunjung dapat dengan dengan mudah mengikuti pemandu dengan nyaman dan tenang. Rute perjalanan wisata berkeliling kebun dibangun mengitari kawasan tanaman produksi sehingga terkesan rapi dan teratur. 9) Fasilitas cottages Fasilitas penginapan merupakan fasilitas yang mendukung keberadaan agrowisata. Bagi pengunjung yang ingin bermalam di Agrowisata KTO Karyasari, pihak manajemen membuka fasilitas cottages dengan berbagai fasilitas menarik di dalamnya. Fasilitas ini sangat bermanfaat bagi pengunjung yang datang dari jauh.
74
Namun pada saat ini fasilitas cottages di Agrowisata KTO Karyasari masih dalam tahap pembangunan. 10) Waduk Waduk yang terdapat pada lokasi Agrowisata KTO Karyasari memiliki dua fungsi yaitu sebagai penampung air guna keperluan irigasi dan juga sebagai tempat wisata. Jumlah waduk yang terdapat pada agrowisata ini lebih dari satu dengan penempatan yang sesuai dengan peruntukannya seperti untuk irigasi tanaman obat. 11) Daftar aktifitas Daftar aktifitas adalah papan yang diberi tanda-tanda dan tulisan yang berisi keterangan atau penjelasasn aktifitas perusahaan yang akan dilaksanakan. Agrowisata KTO Karyasari selalu memberikan informasi kepada pengunjung tentang aktifitas yang akan dilakukan dan memberikan informasi apabila mengadakan event-event tertentu seperti seminar, jadwal pelatihan, dan lain-lain.
6.1.5.7. Proses Proses merupakan seluruh kegiatan kerja yang berhubungan dengan pelayanan yang akan diberikan kepada konsumen. Kualitas layanan memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan jumlah pengunjung Agrowisata KTO Karyasari, karena dengan kualitas layanan yang baik akan memberikan citra yang baik pula bagi agrowisata tersebut. Agrowisata KTO Karyasari berusaha memberikan pelayanan yang cepat, sehingga pengunjung juga dapat dengan cepat belajar dan memilih berbagai paket agrowisata yang ditawarkan. Media
layanan
pelanggan
(customer
service)
dilakukan
dengan
mensosialisasikan nomor kontak telepon Agrowisata KTO Karyasari atau alamat email perusahaan. Hal ini bertujuan untuk memudahkan konsumen untuk memperoleh informasi tentang paket wisata dan fasilitas yang ditawarkan oleh agrowisata yang beroperasi pada hari senin sampai dengan sabtu dari pukul 09.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB. Keluhan para pengunjung berusaha ditanggapi Agrowisata Karyasari dengan serius, sehingga keinginan pengunjung dapat diberikan. Selain itu, keluhan dari pengunjung juga menjadi bahan masukan bagi Agrowisata KTO Karyasari untuk memperbaiki kinerjanya. Selain itu,
75
pembayaran paket wisata bisa dipesan terlebih dahulu menggunakan via telepon dan langsung mentransfer ke rekening Agrowisata KTO Karyasari dengan uang muka sebesar 50 persen.
6.1.6. Segmentasi, Target, dan Posisi Segmentasi pasar adalah proses membagi pasar keseluruhan suatu produk atau jasa yang bersifat heterogen ke dalam beberapa segmen dimana masingmasing segmennya cenderung bersifat homogen dalam segala aspek. Segmentasi pasar adalah tindakan mengidentifikasi dan membentuk kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah (Rangkuti 2000). Segmentasi pasar yang dilakukan Agrowisata KTO Karyasari adalah membagi pengunjung menjadi dua, yaitu kunjungan paket wisata (kunjungan resmi) dan kunjungan biasa (kunjungan tidak resmi). Kunjungan paket wisata adalah kunjungan yang berjumlah minimal 12 orang dan memilih salah satu dari keempat paket agrowisata yang ditawarkan. Kunjungan tidak resmi adalah kunjungan secara individual tanpa memperoleh fasilitas seminar kebun dan pemandu. Target pasar Agrowisata KTO Karyasari selanjutnya adalah presentasi langsung yang dilakukan ke sekolah-sekolah umum, namun juga ke sekolah dengan kurikulium khusus, seperti sekolah internasional, sekolah terpadu, atau sekolah alam. Hal ini dilakukan karena pada sekolah-sekolah dengan kurikulium khusus memiliki metode pembelajaran yang sedikit berbeda dengan sekolah umum, dimana proses belajar tidak hanya dilakukan di dalam ruangan atau dengan materi pelajaran regular, namun diperkaya dengan materi dan proses belajar yang lain. Sedangkan jasa wisata berupa rekreasi edukatif dengan pilihan empat paket wisata berdasarkan jenis fasilitas yang ditawarkan merupakan kekuatan dalam penentuan posisi produk di pasar.
6.2. Identifikasi Faktor Eksternal Perusahaan Identifikasi faktor-faktor eksternal dilakukan dengan meninjau faktorfaktor yang terdapat di luar perusahaan untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan dalam proses penyusunan strategi. Faktor-faktor
76
tersebut dikelompokkan menjadi dua bagian utama, yaitu (1) Lingkungan umum dan (2) Lingkungan industri.
6.2.1. Lingkungan Umum Pengembangan agrowisata sangat dipengaruhi oleh faktor di luar sektor itu sendiri seperti tingkat kestabilan keamanan dan politik, karena tingkat kestabilan keamanan dan politik akan mempengaruhi kondisi ekonomi, hukum, sosial budaya di suatu negara. Kebijakan pemerintah (political will) sangat berperan dalam menumbuhkembangkan industri pariwisata pada umumnya dan agrowisata pada khususnya. Kecenderungan masyarakat untuk menikmati wisata agro seperti outing dan outbounding menjadikan peluang yang besar untuk dapat dimanfaatkan perusahaan. Di sisi lain kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi merupakan faktor yang juga cukup berperan dalam pengembangan industri ini. Hasil analisis lingkungan makro menunjukkan bahwa tingkat persaingan industri berada pada posisi cukup tinggi, hal ini berkaitan dengan intensitas faktor yang mempengaruhi tingkat persaingan industri rata-rata berada pada posisi tinggi. Di sisi lain dengan kecilnya rintangan dalam memasuki industri agrowisata, menyebabkan persaingan menjadi semakin ketat, dimana pemain-pemain baru dapat dengan mudah masuk dalam industri ini.
6.2.1.1. Politik dan Pemerintahan Sebagai industri perdagangan jasa, kegiatan pariwisata tidak terlepas dari peran serta pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pemerintah bertanggung jawab atas empat hal utama yaitu; perencanaan (planning) daerah atau kawasan pariwisata, pembangunan (development) fasilitas utama dan pendukung pariwisata, pengeluaran kebijakan (policy) pariwisata, dan pembuatan dan penegakan peraturan (regulation). Peraturan pemerintah memiliki peran yang sangat penting terutama dalam melindungi wisatawan dan memperkaya atau mempertinggi pengalaman perjalanannya. Peraturan-peraturan penting yang harus dibuat oleh pemerintah untuk kepentingan tersebut adalah: (1) peraturan perlindungan wisatawan terutama bagi biro perjalanan wisata yang mengharuskan wisatawan untuk membayar uang muka (deposit payment) sebagai
77
jaminan pemesanan jasa seperti akomodasi, tour dan lain-lain; (2) peraturan keamanan kebakaran yang mencakup pengaturan mengenai jumlah minimal lampu yang ada di masing-masing lantai hotel dan alat-alat pendukung untuk keselamatan lainnya; (3) peraturan keamanan makan dan kesehatan yang mengatur mengenai standar kesehatan makanan yang disuguhkan kepada wisatawan; dan (4) peraturan standar kompetensi pekerja-pekerja yang membutuhkan pengetahuan dan keahlian khusus seperti seperti pilot, sopir, dan nahkoda3. Pengembangan wisata agro memerlukan dukungan semua pihak pemerintah, swasta terutama pengusaha wisata agro, lembaga yang terkait seperti perjalanan wisata, perhotelan dan lainnya, perguruan tinggi, serta masyarakat. Pemerintah bertindak sebagai fasilitator dalam mendukung berkembangnya wisata agro dalam bentuk kemudahan perijinan dan lainnya. Intervensi pemerintah terbatas kepada pengaturan agar tidak terjadi iklim usaha yang saling mematikan. Untuk itu kerjasama baik antara pengusaha objek wisata agro, maupun antara obyek wisata agro dengan lembaga pendukung (perjalanan wisata, perhotelan dan lainnya) sangat penting. Terobosan kegiatan bersama dalam rangka lebih mengembangkan usaha agro diperlukan. (Deptan 2008). Kebijakan Pemerintah melalui Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) RI dalam memfasilitasi perkembangan industri pariwisata Indonesia diungkapkan dalam rencana strategi 2005-20094. Di dalamnya terdapat beberapa program yang memiliki keterkaitan dengan usaha yang dilakukan oleh Agrowisata KTO Karyasari yaitu : (1) Pemberian perhatian khusus kepada pengembangan kawasan ekowisata dan wisata bahari yang sangat besar; (2) Pengembangan Litbang dan pengembangan SDM dalam bentuk joint research, dual-training, serta aliansi strategis terutama dengan lembaga sejenis di luar negeri; (3) Mendorong pengembangan daya tarik wisata unggulan setiap propinsi (one province one primary tourism destination) secara bersama dengan pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat; 3 4
http:// http:// subadra.wordpress.com „Artikel Pariwisata‟ (12 Des 2009) http:// http:// depbudpar.go.id „Rencana Strategis Depbudpar 2004-2009‟ (12 Des 2009)
78
(4) Pemberian intensif dan kemudahan bagi pelaku usaha pariwisata dalam membangun produk pariwisata (daya tarik dan sarana pariwisata); dan (5) Fasilitasi pemasaran paket-paket wisata dan distribusinya. Selain itu, dukungan pemerintah terhadap Agrowisata Karyasari tercermin dengan
dikeluarkannya
keputusan
oleh
Departemen
Kesehatan
No:KS.01.01.06.03.441 pada tanggal 6 juli 2001, perihal pemberitahuan tentang penyelenggaraan pusat konsultasi pengobatan menggunakan tanaman obat. Oleh karena dukungan ini Karyasari dapat melaksanakan misinya mengembangkan tanaman obat asli Indonesia dalam bentuk agrowisata.
6.2.1.2. Ekonomi Keadaan perekonomian suatu negara mempengaruhi kinerja perusahaan dalam memasarkan produknya. Perekonomian yang stabil dan berkembang meningkatkan kesejahteraan rakyat. Ketidakstabilan kondisi perekonomian Indonesia saat ini memberikan pengaruh terhadap kecenderungan iklim usaha yang tidak menentu. Hal ini ditandai dengan tersendatnya perekonomian dan tingkat inflasi yang cukup tinggi. Keadaan tersebut menyulitkan perusahaan ataupun lembaga keuangan dalam membuka peluang pemberian bantuan usaha yang ditujukan dalam penambahan akses modal untuk perluasan usaha karena harga jual daerah tujuan wisata menjadi mahal. Hal ini dapat mempengaruhi arus kunjungan wisatawan. Selain itu kenaikan bahan bakar minyak yang tidak terkendali (krisis energi) menyebabkan banyak perusahaan penerbangan menghentikan operasinya, karenanya banyak wisatawan yang tidak terangkut menuju daerah tujuan wisata5. Ketidakstabilan perekonomian suatu negara menjadi ancaman untuk perkembangan dunia industri. Krisis ekonomi global sangat mempengaruhi keadaan perekonomian suatu negara sehingga berdampak pada perkembangan perusahaan terutama pemasaran. Dengan adanya krisis ekonomi global, maka negara-negara akan berlomba-lomba untuk mencari pasar baru guna memasarkan produk mereka sehingga arus impor produk yang masuk ke Indonesia semakin tinggi dari tahun ke tahun. 5
http:// http:// emperordeva.wordpress.com 2009)
„Peranan Pemerintah Dalam Pariwisata‟ (12 Des
79
Sementara itu agrowisata termasuk usaha yang tidak terlalu terpengaruh oleh fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar karena input yang digunakan mayoritas adalah sumberdaya domestik, sedangkan output yang dihasilkan dikonsumsi oleh sebagian besar wisatawan domestik. Perkembangan Agrowisata Karyasari mulai dilirik oleh beberapa lembaga perbankan. Hal tersebut terbukti dari banyaknya tawaran oleh beberapa bank dalam penyediaan kredit. Tawaran tersebut tentunya menjadi pertimbangan bagi perusahaan mengingat usahanya yang semakin lama semakin berkembang dan membutuhkan modal yang besar untuk terus mempertahankan eksistensinya.
6.2.1.3. Sosial Budaya dan Lingkungan Trend penggunaan tanaman obat yang banyak dipakai oleh masyarakat pada tahun-tahun belakangan ini sehingga menjadi suatu peluang usaha bagi masyarakat untuk mengembangkan tanaman obat. Masyarakat menggunakan tanaman obat sebagai alternatif untuk pengobatan karena harganya yang jauh lebih murah dibandingkan obat modern, dan juga khasiatnya yang tidak kalah dengan obat-obatan tradisional. Hal ini juga menjadi peluang bagi Agrowisata Karyasari selain kecenderungan berwisata yang beralih dari mass torism ke niche tourism yang berbasis lingkungan. Masyarakat tidak hanya ingin menikmati udara yang sejuk serta pemandangan indah saja tetapi juga ingin mengetahui cara memetik daun teh sampai mengolahnya menjadi teh yang siap untuk diseduh. Peranan masyarakat sekitar terhadap hadirnya Agrowisata Karyasari dirasakan masih kurang. Agrowisata Karyasari dikenal masyarakat sekitar sebagai tempat untuk melakukan pengobatan dan tempat menjual tanaman obat. Masyarakat tidak mengetahui bahwa KTO Karyasari dinaungi oleh suatu Yayasan Pengembangan Tanaman Obat dengan berbagai bentuk kegiatan untuk memasyarakatkan tanaman obat, salah satunya dengan menjadikan tempat agrowisata. Hal ini terlihat dari tidak adanya masyarakat sekitar yang menjual ciri khas disekitar areal Agrowisata Karyasari sebagai peran serta masyarakat terhadap agrowisata. Sesuai dengan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1998-2003 mengamanatkan
pembangunan
kepariwisataan
terus
ditingkatkan
dan
dikembangkan untuk memperbesar penerimaan devisa dan meratakan kesempatan
80
usaha dan lapangan kerja. Hal ini menggambarkan bahwa peran dan harapan terhadap sektor pariwisata sangat besar. Sedangkan peranan Agrowisata KTO Karyasari terhadap masyarakat sekitar yaitu mempekerjakan sebanyak 8 orang pekerja harian dalam hal pengelolaan kebun dengan sistem pembayaran per hari. Hal lain yang mempengaruhi keberadaan wisata agro dan juga wisata pada umumnya adalah situasi keamanan yang kurang kondusif dan kondisi alam yang tidak menentu. Keadaan demikian membuat wisatawan merasa kurang nyaman dalam melakukan perjalanan wisata karena berbagai ketakutan yang mereka rasakan. Musibah peristiwa bom di Legian Bali (2002) yang menewaskan ratusan turis asing, pengeboman oleh teroris di beberapa wilayah di tanah air (2003-2009), bencana alam tsunami di Aceh (2004), masalah yang terkait dengan kesehatan (mewabahnya SARS, flu burung, dan flu babi), kondisi pasca gempa dan erupsi Merapi tahun 2006, ditambah kondisi ekonomi yang terpuruk, dan kenaikan bahan bakar minyak, menyebabkan wisatawan turun drastis. Selain itu bencana yang beruntun melanda dengan banyak korban jiwa dan harta benda, menjadikan berwisata menjadi kebutuhan terkesampingkan. Khusus untuk wisata agro, kondisi alam tidak hanya berpengaruh pada pengunjung namun juga pada kondisi tanah dan infrastruktur, karena sebagai objek wisata dengan komoditas pertanian yang memiliki ketergantungan tinggi pada ketersediaan air dan cahaya matahari, contohnya adalah Agrowisata KTO Karyasari.
6.2.1.4. Teknologi Kekuatan teknologi menggambarkan peluang dan ancaman utama yang harus dipertimbangkan. Kemajuan teknologi dapat mempengaruhi bahan baku, produk, jasa, pasar, pemasok, pesaing, pelanggan, distributor, proses produksi produk dengan jasa perusahaan, karena perubahan teknologi dapat memberi peluang besar untuk meningkatkan hasil, tujuan, atau mengancam kedudukan perusahaan.
Kemajuan
teknologi
dapat
menciptakan
pasar
baru
yang
menghasilkan penciptaan produk baru dan produk yang lebih baik, perubahan posisi biaya kompetitif dalam suatu industri dan membuat produk dan jasa saat ini menjadi ketingglan zaman. Perubahan teknologi dapat mengurangi hambatan biaya antar perusahaan, menciptakan siklus produksi yang lebih pendek,
81
menciptakan kekurangan dalam keterampilan teknis serta menghasilkan perubahan dalam nilai-nilai dan harapan karyawan, manajer, dan pelanggan. Kemajuan teknologi dalam perusahaan dapat menciptakan keunggulan kompetitif baru yang lebih baik dari keunggulan saat ini, hal ini didukung dengan pengetahuan yang mendalam mengenai penggunaan teknologi yang dipakai. Teknologi merupakan salah satu fungsi yang memegang peranan penting dalam perkembangan Agrowisata Karyasari. Perubahan teknologi yang terus mengalami kemajuan menuntut Agrowisata Karyasari untuk terus mengamati bahkan mengadopsi perkembangan teknologi dan melakukan inovasi agar dapat bersaing dengan industri lainnya. Adanya peningkatan budidaya pertanian yang dilakukan seperti penggunaan green house. Selain itu, teknologi di bidang transportasi, komunikasi dan produksi dapat memperlancar dan mempermudah kegiatan pemasaran dan proses produksi merupakan peluang bagi perusahaan. Pemesanan tiket paket agrowisata dapat dilakukan tanpa harus datang ke lokasi agrowisata namun dapat dilakukan dengan cara transfer biaya melalui bank. Melalui berbagai search engine dan situs-situs pariwisata dapat diketahui informasi seputar objek wisata agro yang ada di Indonesia dengan berbagai karakteristiknya. Bahkan beberapa objek wisata agro sudah memiliki situs web sendiri, termasuk Agrowisata KTO Karyasari. Perkembangan teknologi dibidang produksi obat ditandai dengan berkembangnya bentuk produk obat Karyasari dari simplisia kering yang berubah menjadi kapsul serbuk kemudian menjadi kapsul ekstrak dan adanya produk Karyasari yang berupa teh herba. Karyasari juga melakukan kemitraan dengan lembaga penelitian dalam mengolah obatnya agar lebih baik kualitasnya.
6.2.2. Lingkungan Industri Lingkungan yang dimaksud antara lain konsumen, pesaing, hambatan masuk pendatang baru dan ancaman produk substitusi.
6.2.2.1. Konsumen Bagi masyarakat menengah ke atas, rekreasi merupakan suatu kebutuhan. Bahkan rekreasi kini dirasakan sebagai suatu kebutuhan yang tidak lagi eksklusif
82
bagi sebagian masyarakat menengah ke atas. Beragamnya fasilitas yang disediakan dan objek wisata yang ditawarkan oleh para produsen dengan harga yang
beragam
memberikan
pilihan
bagi
konsumen
dalam
memenuhi
kebutuhannya. Agrowisata Karyasari menangkap peluang ini dengan menawarkan suatu wisata yang sangat berbeda dengan wisata lainnya. Perpaduan antara pertanian dan pariwisata mampu menghadirkan pemandangan yang berbeda dari lingkungan masyarakat sehari-hari. Konsumen wisata agro tanaman obat sangat beragam, baik ditinjau dari kelas sosial, usia, tingkat pendidikan, suku bangsa, dan lain sebagainya. Agrowisata Karyasari sangat memahami adanya faktor-faktor demografi ini dengan menyediakan paket-paket wisata yang dapat dijangkau dan dinikmati oleh semua segmen. Berdasarkan hasil penelitian dengan melakukan wawancara kepada responden yang merupakan pengunjung rombongan Agrowisata Karyasari dapat disimpulkan bahwa hampir 50 persen pengunjung Agrowisata Karyasari adalah ibu-ibu dari bebagai latar belakang dengan rata-rata usia diatas 40 tahun. Ini terlihat bahwa konsumen agrowisata tersegmentasi yaitu konsumen yang rata-rata sudah berumur yang tertarik akan tanaman obat sedangkan kaum muda masih memandang sebelah mata tanaman obat, hal ini menjadi tantangan bagi YPTO Karyasari. Konsumen Agrowisata Karyasari sebagian besar berasal dari Jakarta, Bogor, Bandung, Bali, Lampung, dan kota-kota lainnya di Indonesia yang juga merupakan para peserta pelatihan tanaman obat Karyasari. Sedangkan wisatawan mancanegara yang pernah ke Agrowisata Karyasari berasal dari Jepang, Afrika Selatan, Jerman, Singapura, Amerika, dan Fiji, yang sebagian besar merupakan para peneliti yang ingin mengetahui lebih jauh tentang tanaman obat. Dalam perkembangannya Agrowisata Karyasari telah mempunyai pelanggan yang loyal. Hal ini terlihat dari adanya kunjungan berulang (repeater guest)
dari
konsumen,
menuntut
Agrowisata
Karyasari
untuk
menyediakan/menawarkan kualitas yang benar-benar unggul baik dari segi objek wisata maupun prasarana penunjang. Pembaharuan paket-paket wisata sangat diperlukan agar konsumen tidak merasa bosan karena menonton dengan acaraacara yang ditawarkan bila berkunjung kembali. Pemenuhan kebutuhan dan
83
keinginan beragam konsumen tersebut menjadi faktor yang penting untuk mempertahankan eksistensi agrowisata. Untuk itu selalu dibutuhkan adanya inovasi-inovasi dan penambahan prasarana penunjang yang bervariasi dan menarik untuk meningkatkan arus pengunjung. Usaha
agrowisata
bersifat
jangka
panjang
dan
hampir
tidak
memungkinkan sebagai usaha jangka pendek, untuk itu segala upaya perlu dilakukan dalam perspektif jangka panjang. Sekali konsumen mendapatkan kesan buruk tentang kondisi sumberdaya wisata dan lingkungan maka dapat berdampak jangka panjang untuk mengembalikannya. Dapat dikemukakan bahwa agrowisata merupakan usaha agribisnis yang membutuhkan keharmonisan semua aspek.
6.2.2.2. Pesaing Tinggi rendahnya persaingan antar perusahaan dalam industri dapat dilihat dari jumlah peserta pesaing yang banyak dan kurang lebih setara dalam hal ukuran dan kekuatan modal dan penguasaan pangsa pasarnya. Pada kebanyakan industri gerakan persaingan oleh satu perusahaan mempunyai pengaruh yang besar terhadap para pesaingnya dan dengan demikian dapat mendorong perlawanan atau usaha untuk menandingi gerakan tersebut, artinya perusahaan-perusahaan saling tergantung dengan perusahaan lain. Pesaing Agrowisata Karyasari yang lokasinya paling dekat adalah Balitro (Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat) yang berlokasi di Cimanggu, Bogor. Tempat tersebut merupakan balai penelitian namun hanya sedikit jenis tanaman obat yang terdapat di kebunnya dan belum dikemas menjadi tempat untuk berwisata. Tempat lainnya adalah adalah Balitro Tawang Mangu, Solo. Tempat ini juga merupakan Balai Penelitian yang dijadikan objek wisata tanaman obat. Selain itu perusahaan jamu tradisional seperti Sido Muncul dan Nyonya Meneer juga memiliki kebun tanaman obat yang menjadi sumber bahan baku untuk produksi jamu di Semarang namun kebun tersebut masih memiliki sedikit jenis tanaman obat dan belum menjadi tempat objek wisata. Agrowisata tanaman obat terdapat juga di Singapura. Pemerintah Negeri Singa ini menaruh perhatian yang besar akan kelestarian tanaman obat. Di negara tersebut tanaman obat dijadikan penutup tanah dan tanaman latar (background).
84
Tujuan penanaman tanaman obat di taman kota adalah untuk keindahan dan secara tidak langsung untuk pelestarian (Karyasari 2003). Negara lain yang memiliki agrowisata tanaman obat adalah Thailand. Menurut salah satu pengunjung Agrowisata Karyasari yang pernah selama tujuh tahun tinggal di Bangkok mengatakan bahwa jenis tanaman obat yang terdapat di sana tidak banyak namun sudah dikemas dengan baik oleh Pemerintah Thailand sehingga menjadi salah satu objek agrowisata yang menarik. Pengunjung tersebut juga menilai bahwa Agrowisata Karyasari sudah sangat lengkap untuk jenis dari tanaman obat namun belum dapat menghadirkannya menjadi agrowisata pilihan bagi wisatawan domestik dan mancanegara. Agrowisata lain yang letaknya dekat dengan Agrowisata Karyasari adalah Kampung Wisata Cinangneng, Agrowisata Teh Gunung Mas, dan Taman Buah Mekarsari yang menawarkan objek wisata berbeda namun mempunyai daya tarik tersendiri.
6.2.2.3. Hambatan Masuk bagi Pendatang Baru Hambatan masuk bagi pendatang baru relatif kecil. Pengelolaan agrowisata tidak mutlak dilakukan oleh satu orang dengan luas areal yang cukup besar.
Kelompok-kelompok
tani
dapat
melakukan
kerjasama
untuk
mengembangkan potensi-potensi agribisnis mereka menjadi suatu agrowisata yang layak jual. Bahkan suatu perkampungan yang mengusahakan komoditi pertanian yang khas dan menarik akan sangat potensial jika dikelola sebagai kawasan agrowisata. Suasana alam pedesaan ditambah dengan komoditi-komoditi pertanian yang berkualitas dapat menjadi panorama (view) yang menarik bagi wisatawan. Akan tetapi untuk menjadikan suatu tempat menjadi objek agrowisata yang alami, asri, dan nyaman membutuhkan waktu yang relatif lama. Faktor kualitas lingkungan menjadi modal penting yang harus disediakan, terutama pada wilayah-wilayah yang dimanfaatkan untuk dijelajahi para wisatawan. Dengan memanfaatkan potensi yang ada, tidak sulit bagi setiap daerah membangun objekobjek wisata agro yang disertai dengan dukungan dari pemerintah. Salah satu faktor yang menjadi hambatan adalah kriteria suatu tempat untuk dapat dikategorikan sebagai objek wisata agro. Untuk menjadi objek wisata
85
agro diperlukan unsur pendukung seperti halnya objek wisata lain. Sarana dan prasarana umum merupakan persyaratan dasar bagi pembangunan dan pengembangan wisata agro seperti aksesbilitas, air bersih, listrik, telekomunikasi, dan fasilitas kepariwisataan lainnya seperti rumah makan, toilet, tempat parkir, penginapan, dan lain sebagainya. Demikian juga dengan unsur hiburan/rekreasi, memperluas pengetahuan dan menambah pengalaman. Hal ini merupakan muatan yang harus dikandung dalam suatu wisata agro.
6.2.2.4. Ancaman Produk Substitusi Selain hambatan masuk yang rendah, ancaman produk substitusi juga ikut berpengaruh terhadap kelangsungan usaha agrowisata. Agrowisata pengganti merupakan agrowisata yang dapat menggantikan fungsi wisata saat ini yang dipasarkan oleh angota-anggota industri. Banyak agrowisata yang memanfaatkan kegiatan agribisnis dengan mewujudkan tekonologi proses dan objek-objek wisata yang menonjolkan keindahan dan keserasian alam dan lingkungannya untuk mencapai kepuasan konsumen dari objek yang ditawarkan menyebabkan konsumen lebih leluasa dalam memilih dan menentukan objek wisata yang akan dinikmati. Dengan intensitas persaingan yang cukup tinggi mencerminkan bahwa industri wisata yang ada saat ini sedang mengalami pertumbuhan. Kondisi seperti ini sebaiknya ditangkap secara positif Agrowisata Karyasari dan diharapkan dapat terus meningkatkan kualitasnya mengikuti laju pesaing dan perubahan teknologi/global. Dengan inovasi dan kelengkapan fasilitas yang terus diupayakan industri agrowisata umumnya dan Agrowisata Karyasari khususnya akan memperoleh profit yang lebih besar. Iklim persaingan yang sehat dapat diciptakan dengan adanya kerjasama dengan para pesaing dan biro perjalanan, serta hotelhotel melalui penawaran paket wisata bersama.
6.3. Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan, serta Peluang dan Ancaman Perusahaan Faktor-faktor yang digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman perusahaan berasal dari identifikasi
86
terhadap faktor internal dan eksternal yang telah dilakukan. Hasil identifikasi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman ini kemudian digunakan untuk menyusun matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan matriks EFE (External Factor Evaluation).
6.3.1. Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan Identifikasi faktor internal dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dihadapi perusahaan. Sejumlah kekuatan dan kelemahan dihasilkan dari hasil analisis yang dilakukan oleh penulis. Berdasarkan hal tersebut, maka kekuatan dan kelemahan perusahaan secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Kekuatan dan Kelemahan Agrowisata KTO Karyasari Faktor-Faktor Strategis Internal Kekuatan
Kelemahan
1) Rekreasi yang ditawarkan adalah 1) Belum rekreasi edukatif dengan mengenali
banyak
dikenal
oleh
masyarakat
dan mempelajari jenis-jenis tanaman 2) Masih kurangnya event-event yang obat pada lingkungan tumbuhnya
dilakukan Karyasari
yang alami, cara budidaya dan 3) Belum khasiatnya
tersedianya
yang menjual
gallery/stand
souvenir
Karyasri
2) Dijualnya produk-produk tanaman
seperti topi, kaos, payung ataupun
obat yang berupa kapsul dan teh
foto-foto tanaman obat dan produk
herba
tanaman obat Karysari
3) Adanya
paket
agrowisata
yang 4) Permodalan yang masih berasal dari
menarik dengan pemberian diskon untuk
pembelian berbagai
dana pribadi
jenis
tanaman obat 4) Pemandu
yang
terlatih
dan
memahami jenis-jenis tanaman obat Sumber : data primer diolah (2009)
87
6.3.2. Identifikasi Peluang dan Ancaman Perusahaan Identifikasi faktor eksternal dilakukan untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Sejumlah peluang dan ancaman yang dihasilkan diperoleh dari hasil analisis yang dilakukan oleh penulis. Berdasarkan hal tersebut, maka peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Peluang dan Ancaman Agrowisata KTO Karyasari Faktor-Faktor Strategis Eksternal Peluang Ancaman 1) Pesaing yang menawarkan objek 1) Industri agrowisata mudah dimasuki wisata yang sejenis belum banyak
pendatang baru
(termasuk pionir dalam agrowisata 2) Ketidakstabilan perekonomian tanaman obat)
3) Situasi
2) Kecenderungan masyarakat
beralih
berwisata dari
yang
kurang
kondusif
mass 4) Kondisi iklim dan cuaca alam yang
tourism ke niche tourism yang berbasis lingkungan
sulit diprediksi 5) Konsumen
3) Pengunjung yang datang secara rombongan 4) Adanya
keamanan
dalam
memiliki
memilih
keleluasaan
objek
wisata
pengganti dukungan
pemerintah
terhadap agrowisata Sumber : data primer diolah (2009)
88
VII. PERUMUSAN ALTERNATIF STRATEGI
7.1. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) Analisis lingkungan internal dilakukan melalui identifikasi faktor internal perusahaan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan. Kemudian diberikan kuisioner kepada empat orang responden yang memiliki kemampuan dan kapasitas dalam menyusun strategi serta dilakukan pembobotan dengan menggunakan metode Paired Comparison sehingga diperoleh bobot dari masingmasing faktor internal. Keempat responden tersebut adalah Pimpinan YPTO Karyasari, Kabag Agrowisata, Kabag Kebun, dan Kabag Promosi. Pemberian rating juga dilakukan untuk menunjukkan apakah faktor-faktor tersebut merupakan kekuatan yang besar atau yang kecil bagi perusahaan. Pemberian rating tersebut dilakukan oleh responden yang sama dan dicari median dari jawaban responden sehingga diperoleh skor bobot dari faktor-faktor stategis internal. Hasil pemberian bobot dan rating dari faktor-faktor internal pemasaran Agrowisata Karyasari dapat dilihat pada Tabel 13. Berdasarkan hasil perhitungan matriks IFE untuk Agrowisata Karyasari pada Tabel 13, yang menjadi faktor kekuatan utama bagi Agrowisata Karyasari adalah adanya paket agrowisata yang menarik dengan pemberian diskon untuk pembelian berbagai jenis tanaman obat dengan skor tertinggi sebesar 0,476. Sedangkan kelemahan utama adalah permodalan yang masih berasal dari dana pribadi dengan skor tertinggi sebesar 0,160. Berdasarkan hasil perhitungan dari penilaian responden terhadap faktor kunci internal perusahaan maka diperoleh total skor rata-rata matriks IFE sebesar 2,166. Hal ini menunjukkan bahwa Agrowisata KTO Karyasari berada di bawah rata-rata (2,50) dalam kekuatan internal keseluruhannya. Ini berarti posisi internal Agrowisata KTO Karyasari lemah dimana agrowisata tersebut belum mampu memanfaatkan kekuatan-kekuatan usahanya dan mengatasi kelemahan usahanya.
Tabel 13. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) Faktor Strategis Internal
Bobot Rating
Skor
Kekuatan 1) Rekreasi yang ditawarkan adalah rekreasi edukatif
0.105
3.5
0.368
0.133
3.5
0.467
0.119
4
0.476
0.106
3
0.318
1) Belum banyak dikenal oleh masyarakat
0.115
1
0.115
2) Masih kurangnya event-event yang dilakukan
0.115
1
0.115
0.147
1
0.147
0.160
1
0.160
dengan mengenali dan mempelajari jenis-jenis tanaman obat pada lingkungan tumbuhnya yang alami, cara budidaya dan khasiatnya 2) Dijualnya produk-produk tanaman obat yang berupa kapsul dan teh herba 3) Adanya paket agrowisata yang menarik dengan pemberian diskon untuk pembelian berbagai jenis tanaman obat 4) Pemandu yang terlatih dan memahami jenis-jenis tanaman obat Kelemahan
Karyasari 3) Belum tersedianya gallery/stand yang menjual souvenir Karyasri seperti topi, kaos, payung ataupun foto-foto tanaman obat dan produk tanaman obat Karysari 4) Permodalan yang masih berasal dari dana pribadi
1.000
2.166
Sumber : data primer diolah (2009)
7.2. Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) Analisis matriks EFE merupakan hasil identifikasi faktor-faktor eksternal berupa peluang dan ancaman yang berpengaruh. Pembobotan didasarkan pada tingkat kepentingan dari faktor-faktor eksternal tersebut terhadap perusahaan dengan menggunakan metode Paired Comparison sehingga diperoleh bobot dari masing-masing faktor eksternal. Demikian juga dengan pemberian rating dilakukan oleh responden yang sama dan dicari median dari jawaban reespoden 90
sehingga diperoleh skor bobot dari faktor-faktor stategis eksternal. Pemberian rating untuk menunjukkan apakah faktor-faktor tersebut merupakan peluang yang besar atau kecil bagi perusahaan. Hasil pemberian bobot dan rating dari faktorfaktor eksternal Agrowisata KTO Karyasari dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) Faktor Strategis Eksternal
Bobot Rating
Skor
Peluang 1) Pesaing yang menawarkan objek wisata yang
0.122
4
0.488
0.083
3.5
0.290
3) Pengunjung yang datang secara rombongan
0.087
4
0.348
4) Adanya dukungan pemerintah terhadap agrowisata
0.087
3
0.261
2.5
0.330
sejenis belum banyak (termasuk pionir dalam agrowisata tanaman obat) 2) Kecenderungan berwisata masyarakat beralih dari mass tourism ke niche tourism yang berbasis lingkungan
Ancaman 1) Industri agrowisata mudah dimasuki pendatang baru 0.132 2) Ketidakstabilan perekonomian
0.104
3
0.312
3) Situasi keamanan yang kurang kondusif
0.101
3
0.303
4) Kondisi iklim dan cuaca alam yang sulit diprediksi
0.139
3
0.417
5) Konsumen memiliki keleluasaan dalam memilih 0.145
3
0.435
objek wisata pengganti 1.000
3.184
Sumber : data primer diolah (2009)
Berdasarkan hasil perhitungan matriks EFE pada Tabel 14, untuk Agrowisata KTO Karyasari menujukkan bahwa peluang yang paling besar yang dimiliki adalah pesaing yang menawarkan objek wisata yang sejenis belum banyak dengan total skor 0,488. Hal ini disebabkan karena Agrowisata KTO Karyasari masih termasuk agrowisata pionir dalam agrowisata tanaman obat.
91
Faktor strategis eksternal yang juga mempengaruhi industri agrowisata khususnya Agrowisata KTO Karyasari adalah konsumen memiliki keleluasaan dalam memilih objek wisata pengganti sehingga dianggap sebagai faktor strategis eksternal paling penting yang mempengaruhi perusahaan tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan bobot yang paling tinggi yaitu sebesar 0,435 yang berarti bahwa faktor ancaman eksternal dapat menjadi perhatian perusahaan untuk meningkatkan kualitas produk, pelayanan, dan ciri khas wisata kepada konsumen. Sedangkan untuk hasil perhitungan dengan menggunakan matriks EFE diperoleh total skor rata-rata untuk matriks EFE sebesar 3,184 menunjukkan bahwa Agrowisata KTO Karyasari di atas rata-rata (2,50) dalam usahanya untuk menjalankan strategi yang memanfaatkan peluang eksternal dan menghindari ancaman.
7.3. Tahapan Pemaduan Tahap pemaduan merupakan tahapan kedua dalam proses perumusan strategi dan berfungsi untuk memadukan kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada perusahaan dengan peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal. Alat analisis yang digunakan adalah matriks IE (Internal-Eksternal) dan matriks SWOT (Strengths, Weaknesess, Opportunities and Threats). Ini merupakan tahapan yang efektif untuk merumuskan alternatif strategis.
7.3.1. Matriks IE (Internal-Eksternal) Berdasarkan hasil yang diperoleh dari matriks IFE dan EFE maka selanjutnya dapat disusun dalam matriks IE (Internal-Eksternal) sehingga dapat diketahui posisi perusahaan. Matriks ini selanjutnya dapat digunakan untuk mempermudah dalam pemilihan alternatif strategi. Informasi spesifik tentang lingkungan internal maupun eksternal persahaan mengacu pada satu cara untuk mendapatkan suatu kemampuan strategi antara peluang eksternal dan kekuatan internal. Nilai total skor matriks IFE sebesar 2,166 sedangkan matriks EFE sebesar 3,184 sehingga menempatkan Agrowisata KTO Karyasari pada sel II dalam matriks IE (Gambar 7). Posisi ini menggambarkan Agrowisata KTO Karyasari
92
dalam kondisi internal rata-rata dan respon perusahaan terhadap faktor-faktor eksternal yang dihadapinya tergolong tinggi. Strategi yang dapat dilaksanakan adalah grow and build atau strategi pertumbuhan. Untuk sel tipe seperti ini paling tepat melaksanakan strategi intensif dan
integrasi.
Strategi-strategi
Penetrasi
Pasar
(Market
Penetration),
Pengembangan Pasar (Market Development), dan Pengembangan Produk (Product Development) adalah tiga strategi yang dikelompokkan ke dalam Strategi Intensif. Penetrasi pasar yaitu usaha peningkatan pangsa pasar atau market share suatu produk atau jasa yang sudah ada di pasar melalui usaha pemasaran yang lebih gencar (David 2002).
TOTAL SKOR IFE
Kuat 3.0-4.0
Rata-rata 2.0-2.99
Lemah 1.0-1.99
4.0 Tinggi
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
TOTAL SKOR EFE
3.0 Menengah 2.0 Rendah 1.0
Gambar 7. Matriks Internal-Eksternal (IE) Agrowisata KTO Karyasari
Untuk meningkatkan pangsa pasar agrowisata dapat ditempuh antara lain dari peran aktif pemandu dalam memberikan informasi yang dapat memuaskan pengunjung. Keefektifan dan keaktifan pemandu dalam memberikan informasi sangat dibutuhkan untuk meningkatkan minat dan loyalitas konsumen. Pemandu diharapkan mampu memberikan informasi dengan tepat dan mampu memilah konsumen dalam memberikan informasi sehingga dapat menjalankan fungsi dan peranannya dengan baik.
93
Alternatif strategi ke dua dari strategi intensif adalah pengembangan pasar merupakan pengenalan produk atau jasa yang telah ada pada daerah atau kelompok konsumen baru (David 2002). Strategi pengembangan pasar dapat dilakukan dengan melakukan kegiatan promosi seperti pemilihan media promosi dan program promosi yang sesuai dengan sasaran yang akan dicapai dapat meningkatkan permintaan terhadap agrowisata. Agrowisata masih memerlukan promosi secara berkesinambungan untuk penanaman citra dalam benak konsumen yang berdampak jangka panjang. Salah satunya dengan promosi di media cetak secara kontinu untuk menciptakan ingatan yang kuat dalam benak konsumen. Kemudian promosi melalui stasiun radio yang menjadi saluran favorit pemirsa atau televisi pada acara pengobatan alternatif perlu menjadi pertimbangan pihak perusahaan. Penonjolan citra perusahaan sebagai usaha yang terdiferensiasi perlu diperhatikan agar konsumen dapat merasakan manfaat dan adanya perbedaan produk jasa yang diterima. Alternatif strategi intensif yang ke tiga adalah strategi pengembangan produk. Strategi pengembangan produk merupakan peningkatan penjualan dengan cara meningkatkan atau memodifikasi produk-produk atau jasa-jasa yang ada sekarang (David 2002). Strategi pengembangan produk dilakukan untuk meningkatkan daya saing. Peningkatan mutu pelayanan menjadi faktor yang penting bagi Agrowisata KTO Karyasari yang menjual jasa dan produk. Keramahan para karyawan kebun terutama para pemandu wisata yang memandu pengunjung di lokasi perlu ditingkatkan kualitasnya. Pihak perusahaan perlu mempertimbangkan tambahan tenaga kerja apabila jumlah pengunjung sedang meningkat dan pengaturan rute keliling kebun agar setiap pengunjung berkesempatan untuk melihat dan mengenal tanaman obat sehingga kualitas pelayanan dan kepuasan konsumen dapat tercipta lebih baik. Untuk menciptakan inovasi dalam produk-produk yang ditawarkan, Agrowisata KTO Karyasari dapat melakukan kerjasama dengan peneliti untuk menambah objek wisata yang ditawarkan, dan masyarakat sekitar untuk menciptakan produk-produk yang memiliki ciri khas seperti makanan khas atau benda-benda yang dapat dijadikan sebagai souvenir. Pengembangan produk dapat juga dilakukan dengan meningkatkan pengelolaan agrowisata seperti kebersihan
94
dan keindahan kebun, nilai estetika dari tata letak (landscape) kebun, kebersihan toilet dan lain-lain. Selain strategi intensif, strategi integrasi menjadi alternatif lain dalam pemasaran Agrowisata KTO Karyasari yang berada pada posisi sel II. Strategi integrasi terdiri atas integrasi ke depan (Forward Integration), integrasi ke belakang
(Backward
Integration),
dan
integrasi
horisontal
(Horizontal
Integration). Integrasi ke depan merupakan strategi untuk memperoleh kepemilikan atau meningkatkan kendali atas distributor atau pengecer (David 2002). Untuk dapat melakukan strategi ini Agrowisata KTO karyasari dapat melakukan kerjasama dengan travel atau biro perjalanan wisata sehingga Agrowisata KTO Karyasari dimasukkan dalam paket wisatanya, melakukan kerjasama dengan asosiasi-asosiasi seperti ASITA (Association of Indonesian Tours and Travel Agency) atau AWAI (Asosiasi Wisata Agro Indonesia). Strategi integrasi ke belakang adalah pengembangan kepemilikan atau meningkatkan kendali atas perusahaan pemasok (David 2002). Alternatif strategi integrasi yang ke tiga adalah integrasi horisontal merupakan strategi untuk memperoleh kepemilikan atau meningkatkan kendali atas pesaing (David 2002). Dalam melaksanakan strategi horisontal, Agrowisata KTO Karyasari dapat melaksanakan kerjasama dengan objek wisata yang ada di Kota Bogor seperti Kebun Raya Bogor, Agrowisata Teh Gunung Mas, Taman Bunga Nusantara Cianjur dan agrowisata lainnya untuk melakukan paket wisata bersama. Selain itu kerjasama dengan hotel-hotel di Kota Bogor dapat juga dilakukan dimana para tamu hotel dapat mengunjungi Agrowisata KTO Karyasari sebagai fasilitas tambahan. Strategi ini bertujuan untuk mendatangkan konsumen ke lokasi wisata dengan mengadakan paket wisata bersama dengan pesaing. Menurut Rangkuti (2000), perusahaan yang berada pada posisi sel II dapat melakukan strategi konsentrasi melalui strategi horizontal. Strategi pertumbuhan melalui integrasi horisontal adalah suatu kegiatan untuk memperluas perusahaan dengan cara membangun di lokasi yang lain dan meningkatkan jenis produk serta jasa. Perusahaan yang berada pada sel II berada dalam industri yang sangat atraktif, tujuannya adalah meningkatkan penjualan dan profit dengan cara
95