STRATEGI PEMASARAN PRODUK GADAI EMAS PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG WARUNG BUNCIT MAMPANG - JAKARTA SELATAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Komunkasi Islam (S.Kom.I)
OJI NIM : 109053000006
KONSENTRASI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2014 M
ABSTRAK OJI. Strategi Pemasaran Produk Gadai Emas Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Warung Buncit (Mampang Jaksel). Program Studi Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Di bawah Bimbingan Drs. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA. Startegi Pemasaran merupakan Serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan berkembang, tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui usaha mempertahankan dan meningkatkan penjualanya, melalui usaha mencari dan membina langganan, serta usaha menguasai pasar. Maka dari itu, dengan adanya strategi pemasaran Produkproduk Bank Syariah Mandiri diharapkan segala keinginan dan kebutuhan masyarakat maupun pelanggan dapat terpenuhi dengan baik dan terorganisir dengan baik pula. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa strategi pemasaran yang diterapkan dalam memasarkan produk gadai emas dan apakah strategi pemasaran yang dilakukan Bank Syariah Mandiri berpengaruh terhadap jumlah nasabah itu sendiri, agar masyarakat yang belum mengetahui tentang gadai emas dan tahu cara memanfaatkan emas untuk mendapatkan dana dalam mengatasi kebutuhan biaya pendidikan, modal usaha, biaya pengobatan, dan kebutuhan lainya, serta mengetahui cara menghitung taksiran berat dan harga emas di Bank Syariah Mandiri. Penelitian ini mengguanakan metode kualitatif, yaitu penulis menganalisis data berdasarkan informasi-informasi yang diperoleh dari wawancara, observasi dan sumber-sumber lain yang terdapat pada Bank Syariah Mandiri Cabang Warung Buncit (Mampang-Jaksel). Hasil analisis yang dilakukan menyimpulkan bahwa produk gadai emas adalah produk pegadaian atau penyerahan hak penguasa secara fisik atas harta atau barang (berupa emas) dari nasabah (arraahin) kepada bank (al-murtahin) untuk dikelola dengan prinsip ar-rahnu yaitu sebagai jaminan (al-marhun) atas peminjam atau untang (al-marhumbih) yang diberikan kepada nasabah atau peminjaman tersebut. strategi pemasaran yang dilakaukan Bank Syariah Mandiri cabang Warung Buncit (Mampang-Jaksel) yaitu dengan menggunakan strategi pemasaran melalui brosur, dan Gerai, yang tentunya bertujuan untuk memberikan pelayanan dan kepuasan yang terbaik kepada para nasabah maupun calon nasabah. Dengan demikian, maka hasil dari penilitian ini mudah-mudahan dapat berguna bagi sistem pengembangan Bank Syariah Mandiri CabangWarung Buncit (Mampang-Jaksel) khususnya sebagai alternatif dalam pemberdayaan ekonomi umat dengan menerapkan strategi pemasaran yang baik dan tentunya profesional. Kata Kunci: Strategi, Pemasaran, dan Startegi Pemasaran ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala sanjung hanyalah milik Allah SWT yang menciptakan alam semesta beserta isinya. Shalawat dan salam semoga abadi tercurah kehariban penghulu alam Nabi Muhammad SAW, sebagai tauladan dan panutan bagi seluruh umat manusia sampai akhir zaman, dan sanak keluarga serta para sahabat nan setia. Amin. Kami tiada henti bersyukur dan memuji kepada Allah SWT atas curahan rahmat dan maunahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan waktu yang telah direncanakan dan dalam rangka memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Komunikasi Islam pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam melakukan penelitian ini, penulis sangat terbantu oleh partisipasi dari berbagai pihak yang terlibat, baik secara langsung maupun tidak langsung dan atas bantuan motivasi serta masukan terhadap penulis skripsi ini. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu diantaranya : 1. Dr. Arief Subhan, MA, Selaku Dekan dan Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan I, Drs. Jumroni, M.Si selaku Wakil Dekan II, dan Dr. H. Sunandar, MA selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
iii
2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA, Selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. H. Mulkanasir BA, S.Pd, MM, sebagai Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Drs. Hasanudin Ibnu Hibban, MA, selaku Dosen Pembimbing yang tulus dan ikhlas meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, koreksi serta saran-saranya kepada
penulis
sehingga penulisan skripsi
ini dapat
terselesaikan dengan baik. 5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Khususnya Jurusan Manajemen Dakwah Konsentrasi Lembaga Keuangan Syariah (LKS) serta tanpa mengurangi rasa hormat yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah mendidik dan memberikan ilmunya kepada penulis selama di bangku kuliah. 6. Pihak Bank Syariah Mandiri Cabang Warung Buncit (Mampang - Jaksel) dan seluruh stafnya khusunya Ibu Desmita Artalina selaku staf bagian pemasaran (marketing) dan Ibu Amanda yang telah membantu dalam penelitian yang penulis lakukan di perusahaan tersebut. 7. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi serta Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif iv
Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan pinjaman buku kepada penulis, sehingga dapat membantu menyelesaikan skripsi ini. 8. Bapak dan Ibuku tersayang yang telah memberikan doa tiada henti sepanjang masa serta telah mencurahkan kasih sayang, nasihat, dan perhatian yang tiada henti memberi penulis semangat untuk segera menyelesaikan skripsi ini. 9. Teman-teman kelas Manajemen Dakwah Khususnya Konsentrasi lembaga Keuangan Syariah B Angkatan 2009 yang selalu memberikan semangat penulis yaitu, Sufi, Noval, Rustian, Nasrullah, Suhandi, Ulumudin, Supardi, Ahmad Afipullah, Ulil Absor, serta teman-teman lain yang selalu memberi semangat dan bantuanya dalam penyelesaian skripsi ini. 10. Teman-teman KKN Andalusia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu memberikan doa dan semangat tiada henti sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 11. Terima kasih kepada my best Freind Budianto yang telah membantu mengerjakan skripsi ini dari awal sampai akhir dan memberi support dan masukanya serta bantuan berikut dukunganya Jazakumullah Khoiron Katsiron. 12. Terima kasih kepada my Brother Roji Fatullah S.Hum yang turut berpartisipasi dan memotivasi penulis dalam mengerjakan skripsi hingga rampung. 13. Terima kasih kepada Segenap tim penguji Skripsi.
v
14. Terima kasih atas dukungan dan motivasinya kepada semua pihak, semoga Allah SWT membalas kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amin.
Jakarta, Mei 2014
Penulis
vi
DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN .....................................................................................i ABSTRAK …………………………………………………………………. ..........ii KATA PENGANTAR..............................................................................................iii DAFTAR ISI……….................................................................................................vii DAFTAR TABEL ....................................................................................................ix DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………........x BAB I
PENDAHULUAN A. B. C. D. E. F. G.
BAB
II
Latar Belakang Masalah ..............................................................1 Pembatasan dan Perumusan Masalah..........................................6 Tujuan dan Manfaat Penelitian....................................................6 Tinjauan Pustaka .........................................................................7 Metode Penelitian........................................................................9 Waktu Dan Tempat Penelitian ....................................................12 Sistematika Penulisan..................................................................13
LANDASAN TEORI TENTANG STRATEGI PEMASARAN, GADAI EMAS, DAN BANK SYARIAH A. Strategi Pemasaran ......................................................................15 1. Pengertian strategi ............................................................15 2. Pengertian pemasaran .......................................................16 3. Pengertian startegi pemasaran ..........................................18 4. Ruang lingkup srtategi pemasaran....................................21 5. Perencanaan strategi pemasaran .......................................24 6. Tahapan dalam rencana strategi pemasaran......................26 B. Gadai Emas..................................................................................30 1. Pengertian gadai emas syariah..........................................30 2. Dasar hukum gadai emas syariah......................................34 3. Mekanisme gadai emas syariah ........................................41 4. Manfaat dan keuntungan gadai emas syariah ...................46 C. Bank Syariah ...............................................................................49 1. Pengertian bank syariah ....................................................49 2. Tujuan dan ciri-ciri bank syariah ......................................51 3. Produk-produk bank syariah.............................................53
vii
BAB III
GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI CABANG WARUNG BUNCIT MAMPANG JAKARTA SELATAN A. B. C. D. E. F.
BAB IV
Sejarah Bank Syariah Mandiri ....................................................61 Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri...........................................64 Dewan Pengawas Syariah Bank Syariah Mandiri .......................64 Struktur Organisasi Bank SyariahMandiri ..................................66 Produk-Produk Bank Syariah Mandiri ........................................68 Keunggulan Bank Syariah Mandiri .............................................71
STRATEGI PEMASARAN PRODUK GADAI EMAS PADA BANK SYARIAH MANDIRI TERHADAP PENGARUH JUMLAH NASABAH A. Strategi Pemasaran Produk Gadai Emas Pada Bank Syariah Mandiri............................................................................74 B. Pengaruh Strategi Pemasaran Terhadap Jumlah Nasabah ........................................................................................83 C. Analisis Strategi Pemasaran Produk Gadai Emas Bank Syariah Mandiri Terhadap Pengaruh Jumlah Nasabah ................89
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan..................................................................................100 B. Saran ............................................................................................102
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................104 LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Harga Perbandingan Emas BSM………………....…...................................... 77 Tabel 2 Job Discription Pembiayaan Produk Gadai Emas........................................... 79 Tabel 3 Fitur Produk Gadai Emas………………………..…...................................... 81 Tabel 4 Tantangan dan Upaya Solusi Gadai Emas……....…...................................... 92
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri…................................................... 66
x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pemasaran telah mengalami perkembangan yang cukup pesat dalam dua dekade terakhir ini. Bisnis apapun tidak akan bertahan lama apabila tidak disertai dengan strategi pemasaran yang handal. Setiap lembaga atau perusahaan harus mampu memperlakukan pemasaran sebagai ‘roh’ yang menentukan hidup matinya perusahaan. Hal itu, tidak hanya berlaku bagi divisi pemasaran, tetapi setiap elemen dari lembaga atau perusahaan harus merasakan dan menghayati fungsinya sebagai pemasar. Lembaga atau perusahaan harus cerdas dalam memikirkan misi bisnis dan strategi pemasaran. Manajemen tidak lagi berpikir sebatas tentang pasar tempat mereka menjual produk dan pesaing serta prefensi konsumen atau nasabah. Lebih dari itu lembaga atau perusahaan di zaman moderen bekerja di zona “perang” menghadapi pesaing yang berkembang dengan pesat, perkembangan tekhnologi, dan berkurangnya loyalitas konsumen atau nasabah.1 Emas dalam sejarah perkembangan sistem ekonomi dunia, sudah dikenal sejak 40 ribu tahun sebelum masehi. Emas sering kali di identikan dengan sesuatu yang nomor satu, prestitius, dan elegan. Hal ini dikarenakan emas adalah logam mulia. Disebut logam mulia karena dalam keadaan murni dalam udara biasa emas tidak dapat teroksidasi atau dengan kata lain akan 1
Titik Nurbiyati dan Mahmud Machfoedz, Manajemen Pemasaran Kontemporer, (Kayon Yogyakarta, 2005), Cet 1, hal 2.
1
2
tahan karat. Emas banyak digunakan sebagai standart keuangan di banyak negara dan juga sebagai perhiasan, cadangan devisa dan sampai saat ini emas merupakan alat pembayaran yang paling utama di dunia.2 Emas
juga
mempunyai
manfaat
emosional
untuk
dinikmati
keindahannya. Nilai keindahannya berpadu dengan harganya yang menarik sehingga emas menjadi sarana untuk mengekspresikan diri, dan emas telah menjadi simbol status di berbagai sub kultur masyarakat Indonesia. Dengan melihat kebutuhan masyarakat Indonesia dan ketertarikannya terhadap nilai emas yang fluktuatif, selain hanya digunakan untuk menghiasi penampilan agar terlihat sempurna termasuk kaum hawa, ternyata emas juga bisa juga digunakan sebagai investasi.3 Secara umum, operasional gadai emas syariah mirip dengan jasa konvensional, yaitu menyimpan barang untuk memperoleh pendapatan uang dalam jumlah tertentu. Untuk jasa ini dalam gadai konvensional dikenakan beban bunga, layaknya sistem keuangan yang diterapkan perbankan. Sementara dalam investasi emas syariah, nasabah tidak dikenakan bunga tetap, yang dipungut dari nasabah adalah biaya penitipan, pemeliharaan, penjagaan serta penaksiran barang yang digadaikan. Perbedaan utama antara biaya gadai emas syariah dan bunga gadai emas konvensional adalah dari sifat bunga yang bisa berakumulasi dan berlipat ganda, sementara biaya gadai emas syariah hanya sekali dan ditetapkan dimuka. 2
Joko Salim, Jangan Investasi Emas sebelum Baca Buku Ini !, Transmedia Pustaka, Jakarta, 2010, Cet IV. Hal.160. 3 Muhammad Ihsan, Tita Agustini, Rudi Kurniawan, Kemilau Investasi Emas: Menjaga dan Melejitkan Kesehatan Finansial dengan Emas, (Jakarta:Science Research Fondation, 2006) hal. 69.
3
Produk gadai emas sebagai komoditas yang ditawarkan kepada pasar harus memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen atau nasabah. Karena itu, untuk memasarkannya diperlukan perancangan agar memenuhi kualitas dan kuantitas yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pasar. Dalam gadai emas syariah tidak mengenakan biaya jasanya dengan sistem bunga, dipandang memberatkan dan dapat mengarahkan kepada sistem riba dalam Islam diharamkan, seperti yang terdapat dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 275.
Artinya: “Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” Ayat Al-qur’an di atas menjelaskan tentang bagaimana transaksi jual beli yang benar dalam islam sehingga di dalamnya tidak mengandung unsur riba, Jadi karena itu diperlukan adanya pembahasan lebih lanjut mengenai gadai syariah ini agar dapat berjalan sesuai dengan ajaran-ajaran agama Islam yang berpedoman kepada Al-Qur’an dan Al-Hadits guna mewujudkan kesejahteraan rakyat Indonesia secara keseluruhan serta khususnya untuk kaum muslim melalui bentuk penyaluran kredit. Gadai pada emas adalah salah satu jenis instrumen yang banyak dianjurkan oleh banyak tokoh dan pakar dibidang gadai emas, karena gadai emas pada jenis instrumen ini memiliki banyak keunggulan yang tidak dimiliki oleh instrumen gadai emas lainnya. Fakta membuktikan, semakin
4
tinggi laju inflasi maka semakin tinggi harga emas.4 Harga emas dipercaya akan selalu bisa mengamankan kemampuan beli kita, artinya harga emas akan naik, setidaknya sama dengan tingkat inflasi dalam suatu waktu tertentu. Jelaslah bahwa emas adalah investasi yang paling aman dan menguntungkan karena relatif tahan terhadap inflasi. Emas juga sering disebut sebagai produk investasi penangkal inflasi. sedangkan definisi Deflasi adalah kebalikannya, yaitu suatu kondisi dimana harga yang turun terus menerus disebabkan menurunnya jumlah uang yang beredar secara drastis. Deflasi yang kisarannya juga lepas kontrol disenut kepanikan atau depresi ekonomi, dimana daya beli melambung karena harga barang dan jasa menurun, sedangkan harga emas cenderung konstan.5 Memang
masyarakat
indonesia
pada
umumnya
telah
mengimplementasikan gadai emas dengan menggunakan emas sejak dulu. Dengan cara membeli emas dengan harga tertentu dan karat tertentu, dalam bentuk perhiasan untuk digunakan atau disimpan. Kemudian emas yang telah dibeli tersebut di simpan dalam kurun waktu tertentu sampai tiba nanti saat harga emas tersebut naik, baik naik secara signifikan ataupun tidak, baru kemudian mereka jual emas tersebut. Selisih harga antara harga beli emas dimasa lalu dengan harga jual emas di masa kini adalah merupakan keuntungan yang diperoleh.
4
Sofiniyah Ghufron, Megatasi Masalah Dengan Pegadaian Syariah, (Jakarta:Renaisan, 2005), Cet.1, hal 14. 5 Muhammad Ihsan, Tita Agustini, Rudi Kurniawan, Kemilau Investasi Emas: Menjaga dan Melejitkan Kesehatan Finansial dengan Emas, hal 70.
5
Dalam perkembangan sejarah, perekonomian syariah yang bersih dan bebas bunga di Indonesia telah memasuki tahap pengembangan yang bersyarat dan dipenuhi dengan tantangan. Dalam perjalanannya kita dapat menganalisis adanya beberapa kendala kultural dalam penerapannya, kendala kultural masyarakat islam baik dari kalangan praktisi usaha maupun masyarakat umum sering terjebak pada simbolisme dan melupakan aspek subtansi dari ajaran syariat Islam. Kepatuhan dan kesesuaian syariah (syariah complience) adalah harapan masyarakat secara umum termasuk dalam bidang ekonomi. Karena keterlibatannya dalam ekonomi syariah berangkat dari ideologi yang akan mengalahkan segala pertimbangan pragmatis, sehingga menjadi potensi yang besar bagi pengembangan ekonomi syariah. BSM (Bank Syariah Mandiri) merupakan salah satu Lembaga Keuangan Makro Syariah (LKMS), yaitu lembaga keuangan makro yang sistem operasionalnya berlandaskan syariah Islam. Di tengah semakin pesatnya perkembangan ekonomi syariah di Indonesia. Keberadaan BSM mempunyai
peranan
penting
dalam
upaya
mempercepat
sosialisasi
pengembangan keuangan syariah khususnya di kalangan masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Seperti yang telah di jelaskan diatas di dalam memasarkan satu produk gadai emas harus ada strategi pemasaran yang sangat mantap dan jitu. Karena tanpa adanya strategi pemasaran yang mantap di dalam suatu lembaga
6
tidak akan ada penjualan atau pemasaran produk gadai emas yang sangat maksimal di dalam satu lembaga keuagan syariah atau Bank syariah tersebut.6 Dari uraian diatas, penulis tertarik untuk membahas dan meniliti tentang bagaimana mekanisme dan operasional pemasaran gadai emas pada Bank Syariah Mandiri, bagaimana kelebihan dan keuntungan yang ditawarkan kepada nasabah, bagaimana tingkat perkembangannya, bagaimana pengaruh produk tersebut terhadap tingkat pendapatan bank serta bagaimana prospek pendapatan yang dihasilkan dari gadai emas tersebut. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengangkat judul skripsi dengan Judul “STRATEGI PEMASARAN PRODUK GADAI EMAS PADA BANK MANDIRI SYARIAH CABANG WARUNG BUNCIT (MAMPANG – JAKARTA SELATAN)”. B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Untuk menghindari terlalu luasnya pembahasan ini maka dalam penelitian ini dibatasi pada strategi pemasaran yang berkualitas adalah strategi dalam memasarkan produk gadai emas kepada nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Warung Buncit. 2. Perumusan Masalah Adapun masalah pokok yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah mengenai hal sebagai berikut :
6
M. Syafi’I Antonio, dkk. Bank Syariah (Analisis, Kekuatan, Kelemahan, dan Ancaman), Ekonosia: Yogyakarta, 2004, Cet. 3, hal 3.
7
a. Bagaimana strategi pemasaran produk gadai emas pada Bank Mandiri Syariah Cabang Warung Buncit (Mampang-Jakarta Selatan) ? b. Apakah pengaruh strategi pemasaran yang dilakukan Bank Syariah Mandiri Cabang Warung Buncit terhadap jumlah nasabah ? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian : 1. Tujuan penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui bagaimana strategi pemasaran gadai emas yang dilakukan oleh pihak Bank Mandiri Syariah dalam meningkatkan kualitas nasabah b. Untuk mengetahui apakah strategi pemasaran gadai emas yang dilakukan BSM ada pengaruhnya dalam meningkatkan jumlah nasabah terhadap Bank Syariah Mandiri. 2. Manfaat penelitian yang penulis lakukan adalah : a. Bagi Bank Mandiri Syariah cabang Warung Buncit Memberikan saran dan masukan yang lebih bermanfaat bagi Bank Mandiri Syariah cabang Warung Buncit tentang meningkatkan nasbah terhadap produk gadai emas. b. Bagi penulis Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan tentang pemasaran produk gadai emas dalam meningkatkan nasabah dalam produk investasi emas. c. Bagi pihak lain
8
Dapat dijadikan informasi dan sumber pengetahuan serta memberikan gambaran tentang produk pemasaran gadai emas yang dilakukan oleh pihak Bank Mandiri Syariah. D. Tinjauan Pustaka Pembahasan mengenai produk investasi dan gadai emas memang selalu mewarnai berbagai judul dan skripsi, hal ini tidak dipungkiri, oleh karena itu langkah pertama yang dilakukan dalam penilitian ini adalah mengadakan eksplorasi terhadap berbagai sumber penilitian yang mungkin dapat diuraikan. Dari survey awal diketahui bahwa ada beberapa skripsi yang berkaitan tentang pemasaran produk gadai emas. Diantaranya adalah : 1. Skripsi Siti Khadijah, Prodi Muamalat (Ekonomi Islam), pada Konsentrasi Perbankan Syariah, fakultas syariah dan hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011 yang berjudul “Strategi Pemasaran Produk Gadai Syariah Dalam Menarik Minat Nasabah (Penelitian Pada Unit Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren)” yang mencoba menjelaskan bagiamana strategi pemasaran produk gadainya bisa memberikan daya tarik atau minat kepada nasabahnya. 2. Skripsi Atep Misbahudin, Prodi Muamalat (Ekonomi Islam), pada konsentrasi Perbankan Syariah, fakultas syariah dan hukum UIN Syarif Hidayatullah, 2008 yang berjudul “Strategi Pemasaran Produk Gadai Emas (Rahn) Pada BPRS Al-Ma’soem Dalam Meningkatkan Pendapatan Bank” yang mencoba menjelaskan bagaimana pendapatan
9
omzet produk gadai emasnya, yang didalamnya menguraiakn penjelasan tentang rasio capital again (keuntungan yang didapat). 3. Skripsi Faridatun Sa’adah, Prodi Muamalat (Ekonomi Islam), Pada Konsentrasi Perbankan Syariah, fakultas syariah dan hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008 yang berjudul “Strategi Pemasaran Produk Gadai Syariah Dalam Upaya Menarik Minat Nasabah Pada Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika” yang mencoba menjelaskan tentang pengaruh startegi pemasaran produk gadai syariah pada pegadaian syariah dalam upaya menarik minat nasabahnya, dan di dalamnya
menguraikan
laju
pertumbuhan
pada
nasabah
dan
peningkatan omzetnya. Jadi kesimpulan dan perbedaan skripsi penulis, dengan skripsi-skripsi yang telah ada, yaitu dari segi pembahasan materinya, objek dan subjek penelitiannya. Di sini Penulis menguraikan tentang strategi pemasaran gadai emas terhadap pengaruh pertumbuhan nasabah dan laju peningkatan omzet pada Bank Syariah Mandiri cabang Warung Buncit (Mampang-Jakarta Selatan). E. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian Pada penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif yaitu menggunakan data yang bukan dalam bentuk skala rasio, tetapi dalam bentuk skala yang lebih rendah, yaitu skala nominal, ordinal, ataupun interval yang kesemuanya dapat dikategorikan, sehingga jelas apa
10
yang akan disamakan dan dibedakan dari apa yang akan diperbandingkan dalam rangka menjawab permasalahan yang telah dirumuskan dalam riset, karena memang inilah bagian yang terpenting dalam riset jenis ini.7 Penelitian deskriftif yaitu mencatat secara teliti segala gejala-gejala (fenomena) yang dilihat , didengar dan dibacanya (melalui wawancara, foto, video, tape, dokumen pribadi, brosur, dan lainnya) dan peneliti juga membanding-bandingkan, mengkombinasikan, dan menarik kesimpulan.8 2. Subjek dan Objek Penelitian Adapun yang menjadi subjek penilitian adalah Bank Syariah Mandiri cabang Warung Buncit (Mampang-Jakarta Selatan), sedangkan yang menjadi Objeknya adalah Strategi BSM dalam meningkatkan penjualan Produk gadai emasnya. 3. Sumber Data Sumber data merupakan sesuatu hal yang sangat penting untuk digunakan dalam penelitian guna menjelaskan riil atau tidaknya suatu penelitian tersebut. Dalam hal ini penulis menggunakan beberapa data, diantaranya adalah : a. Data Primer Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti dari hasil wawancara atau hasil
7
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, cet. 11 (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2011), hal.37 8 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2001) hal.324
11
observasi yang biasa dilakukan oleh peneliti.9dalam data primer, peneliti atau observer melakukan sendiri observasi di lapangan, pelaksanaanya dapat berupa survey langsung ke lembaga terkait. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pegumpul data primer atau oleh pihak lain. Misalnya yang menjadi data sekunder dalam penelitian ini adalah yang berbentuk dokumen yaitu buku-buku, brosur, majalah dan sumber informasi lainnya yang memiliki relevansi dengan masalah penelitian sebagai bahan penunjang penelitian. 4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yaitu dengan cara penelitian lapangan atau survey, sedangkan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah : a. Observasi Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.10 Penulis melakukan penelitian dengan cara mengamati langsung terhadap segala sesuatu yang terkait dengan masalah strategi pemasaran terhadap produk investasi dan gadai emas pada Bank Syariah Mandiri cabang Warung Buncit, baik secara langsung maupun tidak langsung. b. Wawancara 9
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, hal.42 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), hal.53 10
12
Wawancara (Interview) ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung.11 Wawancara dilakukan untuk menyerap (saturate) (atau menemukan informasi yang kontinu untuk menambah hingga tidak ada lagi yang dapat ditemukan) kategori.12 Hal ini bertujuan untuk memberikan kebebasan pada narasumber dalam menjawab pertanyaan yang diberikan namun tetap terarah pada masalah yang diangkat. c. Dokumentasi Dokumentasi yaitu proses pengumpulan data dan pengambilan data berdasarkan tulisan-tulisan berbentuk catatan, buku, dokumen atau arsiparsip milik lembaga Bank Syariah Mandiri cabang Warung Buncit, ataupun tulisan-tulisan dan berkas-berkas yang memiliki relevansi dengan pembahasan peneliti ini. 5. Teknik Analisis Data Dalam menganalisis data penulis menggunakan metode deskriftif analisis, yaitu suatu teknik data dimana penulis terlebih dahulu menguraikan semua data yang diperoleh dari hasil pengamatan secara sistematis lalu diklasifikasi untuk dianalisis sesuai dengan perumusan masalah dan tujuan penelitian, untuk selanjutnya disajikan dalam bentuk laporan ilmiah.
11
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, hal.57 Emzir, Metodologi Pendidikan: Kuantitatif & Kualitatif, cet. I (Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2008), hal.209 12
13
F. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Waktu penelitian penulis akan dilaksanakan pada bulan Januari 2014 sampai Maret 2014. 2. Tempat Penelitian Penulis melakukan penelitian di Bank Syariah Mandiri Warung Buncit, yang beralamat Jl. Mampang Prapatan Warung Buncit No. 96, Jakarta Selatan. G. Sistematika Penulisan Untuk lebih mudah memahami pembahasan dan penulisan pada skripsi ini, maka penulis menguraikan secara terperinci masalah demi masalah yang pembahasannya terbagi menjadi lima bab dan masing-masing bab terdiri sub bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut : Bab I berisi tentang penjelasan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, waktu dan tempat penelitian dan sistematika penelitian atau penulisan. Bab II berisi tentang penjelasan mengenai definisi-defenisi yang bersangkutan dengan judul penelitian yang ditinjau dari etimologi maupun terminologi yang bersandar dari kepustakaan yang rajih. Yakni mengkupas tentang teori-teori yang bersangkutan dengan Strategi Pemasaran serta teori yang membahas mengenai produk Gadai emas, serta pembahasan teori-teori tentang Bank Syariah.
14
Bab III dalam bab ini penulis akan membahas tentang gambaran umum atau profil bank syariah mandiri yang penjelasannya bisa terurai sebagaimana berikut: sejarah singkat bank syariah mandiri, visi misi bank syariah mandiri, dewan pengawas syariah (DPS) bank syariah mandiri, struktur organisasi serta nilai-nilai pada bank syariah mandiri, produk-produk pada bank syariah mandiri dan keunggulan pada bank syariah mandiri. Bab IV membahas tentang tinjauan umum strategi pemasaran produk gadai emas pada bank syariah mandiri terhadap pengaruh jumlah nasabah yang berisikan tentang : strategi pemasaran produk gadai emas pada bank syariah mandiri, pengaruh strategi pemasaran terhadap jumlah nasabah, dan analisis strategi pemasaran produk gadai emas bank syariah mandiri terhadap pengaruh jumlah nasabah. Bab V merupakan bab penutup, yang mana di dalamnya penulis mengemukakan kesimpulan dari seluruh pembahasan sebelumnya dan sekaligus menjawab permasalahan pokok yang dikemukakan sebelumnya dan kemudian penulis mengemukakan saran-saran.
BAB II LANDASAN TEORI TENTANG STRATEGI PEMASARAN, GADAI EMAS, DAN BANK SYARIAH A. Strategi Pemasaran 1. Pengertian Strategi Secara etimologis, strategi berasal dari bahasa Yunani Strategos yang berarti Jenderal.1 Strategi pada mulanya berasal dari peristiwa peperangan, yaitu sebagai suatu siasat untuk mengalahkan musuh. Namun pada akhirnya strategi berkembang untuk kegiatan organisasi termasuk keperluan ekonomi, sosial, budaya dan agama. Dalam Kamus Istilah Manajemen, strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dan saling hubungan dalam waktu dan ukuran.2 Dalam sebuah perusahaan, strategi merupakan salah satu faktor terpenting agar perusahaan dapat berjalan dengan baik. Strategi menggambarkan arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang dipilih dan merupakan pedoman untuk mengalokasikan sumber daya usaha suatu organisasi.3 Dari definisi di atas, peneliti dapat mengambil kesimpulan tentang strategi, yaitu:
1
George Stainer dan John Miller, Manajemen Strategi, (Jakarta:Erlangga, 2008), hal.20 Panitia Istilah Manajemen Lembaga PPM, Kamus Istilah Manajemen, (Jakarta:Balai Aksara, 2002), Cet Ke-2 hal. 245 3 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta:Andi, 2002), Cet Ke-2, hal.3 2
15
16
a. Strategi merupakan suatu kesatuan rencana yang terpadu yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. b. Dalam menyusun strategi perlu dihubungkan dengan lingkungan organisasi, sehingga dapat disusun kekuatan strategi organisasi c. Dalam pencapaian tujuan organisasi perlu alternative strategi yang dipertimbangkan dan harus dipilih. d. Strategi yang dipilih akan di implementasikan oleh organisasi yang akhirnya memerlukan evaluasi terhadap strategi tersebut. 2. Pengertian Pemasaran Pemasaran suatu faktor penting dalam siklus yang bermula dan berakhir dalam kebutuhan konsumen, dimana pemasaran harus dapat menafsirkan kebutuhan-kebutuhan konsumen dan mengkombinasikan-nya dengan data pasar. Kebanyakan orang mengatakan bahwa pemasaran adalah serangkaian kegiatan ekonomi yang mencakup penjualan, permintaan atau pembelian dan harga. Dalam kegiatan pemasaran tidak hanya mencakup transaksi jual beli, tetapi pemasaran lebih luas kegiatan penjualan. Oleh karena itu pemasaran adalah kegiatan vital dalam beberapa organisasi baik organisasi profit maupun non profit yang didalamnya menyediakan barang dan pelayanan. Maka keberhasilannya tergantung sekali pada kemampuan dari organisasi tersebut dalam memahami dan menemukan segala yang dibutuhkan pelanggannya.
17
Drs. Bashu Swasta M. A dan Irawan mengukapkan bahwa “pemasaran adalah sebagai suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan, ditunjukkan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa kepada pembeli”. 4 Menurut Philip Kotler mengatakan bahwa pemasaran adalah “suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok untuk mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukar produk yang bernilai dengan pihak lain.” 5 Pemasaran juga dapat dipahami sebagai suatu rencana untuk memperbesar pengaruh terhadap pasar, baik jangka pendek maupun jangka panjang, yang didasarkan pada riset pasar, penilaian, perencanaan produk, promosi, perencanaan penjualan dan distribusi. Secara spesifik pengertian pemasaran bagi lembaga keuangan adalah: a. Mengidentifikasikan pasar yang paling menguntungkan sekarang dan masa yang akan datang. b. Menilai kebutuhan nasabah atau anggota saat ini dan masa yang akan datang. c. Menciptakan sarana pengembang bisnis dan membuat rencana untuk mencapai sasaran tersebut.
4
Bashu Swasta, Manajemen Pemasaran Modern, (Yogyakarta:Liberty,1990), Cet Ke-2, hal.5 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran (Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian), (Jakarta:Salemba Empat, 1995), Cet.1 hal 8. 5
18
d. Promosi untuk mencapai sasaran.6 Jadi kesimpulan dari penjelasan tentang pemasaran yang akan diuraikan oleh penulis yaitu diantaranya adalah a. Kegiatan pemasaran tidak hanya memikirkan target atau sasaran tetapi harus memikirkan indentifikasi lokasi atau pengamatan lokasi untuk menunjang berhasil atau tidaknya kegiatan pemasaran. b. Kegiatan pemasaran harus mampu memberikan nilai prospek yang bagus pada konsumen atau costumer. c. Kegiatan
pemasaran
juga
mempunyai
peran
penting
dalam
mengembangkan unit bisnisnya agar mecapai target dan sasaran. d. Kegiatan Pemasaran harus memberlakukan suatu promosi-promosi produk yang dipasarka agar kegiatan pemasaran bisa mencapai target atau sasaran 3. Pengertian Strategi Pemasaran Dalam Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, strategi pemasaran merupakan proses pemasaran yang mencakup beberapa hal analisis atau kesempatankesempatan, pemilikan sasaran-sasaran, pengembangan strategi, perumusan rencana implementasi serta pengawasan.7 Strategi pemasaran adalah bagian dari lingkungan yang terdiri atas rangsangan fisik dan sosial. Termasuk di dalam rangsangan tersebut adalah 6 7
hal.124
Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta:UPP AMP YKPN, 2002), hal. 194 Save M. Dagum, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Yogyakarta:BPFE, 1994), Cet Pertama,
19
produk dan jasa, materi promosi (iklan), tempat pertukaran (took eceran), dan informassi tentang harga (label yang tertempel pada produk), selanjutnya penerapan strategi pemasaran melibatkan penempatan rangsangan tersebut di lingkungan konsumen agar dapat mempengaruhi afeksi, kognisi, dan perilaku mereka.8 Startegi pemasaran ialah suatu rencana yang memungkinkan perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki dengan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan perusahaan. Strategi pemasaran terdiri dari dua unsur (1) seleksi dan analisis pasar sasaran dan (2) menciptakan dan menjaga kesesuaian bauran pemasaran, perpaduan antara produk, harga, distribusi, dan promosi. 9 Strategi pemasaran dapat dipahami sebagai logika pemasaran yang dengannya unit usaha dapat mencapai tujuan pemasarannya. 10 Strategi pemasaran juga merupakan pernyataan mengenai bagaimana suatu merek atau lini produk dapat memenuhi keinginan dan dapat memuaskan pelanggan. Selain itu pemasaran sendiri dapat diartikan sebagai seleksi atau pasar sasaran, menentukan posisi bersaingan dan pengembangan suatu bauran pemasaran yang efektif untuk mencapai dan melayani klien yang dipilih. 11
8
Purwanto, Marketing Strategic (Meningkatkan Pangsa Pasar), (Jakarta:Platinum, 2012), Cet. 1, hal 43. 9 Titik Nurbiyati dan Mahmud Machfoedz, Manajemen Pemasaran Kontemporer, (Yogyakarta:Kayon, 2005), Cet 1, hal 110. 10 Philip Kotler dan Paul N. Blom, Teknik dan Strategi Pemasaran Jasa Profesional, (jakarta:Intermedia, 1995), hal.27 11 Kotler dan Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, (Jakarta:Erlangga, 1997), Cet Ke-2, jilid 1, hal.3
20
Beberapa strategi pemasaran diterapkan akan mampu menembus pasar, mengembangkan pasar, mengembangkan produk, diversifikasikan, biaya murah dan pemfokuskan pasar.12 Dengan penjelasan sebagai berikut : a. Menembus Pasar Strategi ini digunakan apabila diketahui bahwa masih ada sasaran yang belum mengetahui atau memakai (barang maupun jasa) disebabkan karena pesaing lebih agresif seningga belum mempunyai kesempatan membeli. b. Mengembangkan Pasar Strategi ini apabila sasaran pembeli lama telah dapat dicapai baik oleh produk kita maupun oleh produk pesaing, sehingga perlu mencari sasaran pembeli baru, sementara produk lama masih berjalan dengan cara memperluas daerah. c. Pengembangan Produk Straegi
ini
mencakup
usaha
perubahan
produk,
tetapi
menggunakan cara produksi sebelumnya. d. Diversifikasi Strategi ini merupakan pengembangan produk baru yang masih berhubungan dengan produk lama untuk ditawarkan kepada pasar yang
12
hal.32-40
Bashu Swasta, Manajemen Pemasaran Modern, (Yogyakarta:Liberty, 1990), Cet Ke-2
21
baru juga. Strategi ini sangat efektif untuk mengisi sasaran yang terabaikan atau kosong, sehingga mereka mengikuti pesaing. e. Biaya Murah Strategi ini didasarkan pada input rendah, sehingga dapat menghasilkan produk yang murah pula, namun dengan kualitas dan standar yang tinggi. Hal ini bisa dilakukan dengan pemilikan modal yang besar serta teknologi tinggi maupun bergabung dengan wadah koperasi misalnya. f.
Pemfokusan Pasar Strategi ini dilakukan dengan memberikan pelayanan yang
sangat terbatas, kelompok pembeli ditentukan dengan jelas agar pelayanan lebih efektif dan efesien. 4. Ruang Lingkup Strategi Pemasaran Banyak pengertian yang diberikan menegenai Strategi Pemasaran. Salah satu pengertian menyatakan, bahwa Strategi Pemasaran merupakan kegiatan penganalisisan, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian program-program yang dibuat untuk membentuk, membangun dan memelihara, keuntungan dari pertukaran melalui sasaran pasar guna mencapai tujuan organisasi (perusahaan) dalam jangka panjang. Dengan batasan pengertian mengenai Strategi Pemasaran seperti diatas, maka akan tercakup ruang lingkup yang sangat luas. Secara singkat dapat dinyatakan bahwa Strategi Pemasaran mencakup seluruh
22
falsafat, konsep, tugas dan proses Strategi Pemasaran. Pada umumnya ruang lingkup Strategi Pemasaran meliputi: a. Falsafah Strategi Pemasaran, yang mencakup konsep dan proses pemasaran serta tugas-tugas Strategi Pemasaran. b. Faktor lingkungan pemasaran merupakan faktor yang tidak dapat dikendalikan pimpinan perusahaan. c. Analisis Pasar, yang mencakup cirri-ciri dari masing-masing jenis pasar, analisis produk, analisis konsumen, analisis persaingan dan analisis kesempatan pasar. d. Pemilihan sasaran (target) pasar, yang mencakup dimensi pasar konsumen, perilaku konsumen, segmentasi pasar dan criteria yang digunakan, peramalan potensi sasaran pasar, dan penentuan wilayah pasar atau penjualan. e. Perencanaan pemasaran perusahaan, yang mencakup perencanaan strategi jangka panjang pemasaran perusahaan (marketing corporate planning),
perencanaan
operasional
pemasaran
perusahaan,
penyusunan anggaran pemasaran dan, proses penyusunan rencana pemasaran perusahaan. f. Kebijakan dan Strategi Pemasaran terpadu (Marketing Mix Strategy), yang mencakup pemilihan strategi orientasi pasar, pengembangan acuan pemasaran (marketing mix) untuk strategi pemasaran dan penyusunan kebijakan, strategi dan taktik pemasaran secara terpadu.
23
g. Kebijakan
dan
strategi
produk,
yang
mencakup
strategi
pengembangan produk, strategi produk baru, strategi lini produk, dan strategi acuan produk (product mix). h. Kebijakan dan strategi harga, yang mencakup strategi tingkat harga, strategi potongan harga, strategi syarat pembayaran, dan strategi penetapan harga. i. Kebijakan dan strategi penyaluran, yang mencakup strategi saluran distribusi dan strategi distribusi fisik. j. Kebijakan dan strategi promosi, yang mencakup strategi advertensi, strategi promosi penjualan (sales promotion), strategi personal selling, dan strategi publisitas serta komunikasi pemasaran. k. Organisasi pemasaran, yang mencakup tujuan perusahaan, dan tujuan bidang pemasaran, struktur organisasi pemasaran, proses dan iklim prilaku organisasi pemasaran. l. Sistem informasi pemasaran, yang mencakup ruang lingkup informasi pemasaran, riset pemasaran, pengelolaan, dan penyusunan sistem informasi pemasaran. m. Pengendalian pemasaran, yang mencakup analisis dan evaluasi kegiatan pemasaran baik dalam jangka waktu (tahun) maupun tahap operasional jangka pendek.
24
n. Manajemen penjual, yang mencakup manajemen tenaga penjual, pengelolaan wilayah penjualan, dan penyusunan rencana dan anggaran penjualan. o. Pemasaran Internasional yang mencakup pemasaran ekspor (export marketing), pola-pola pemasaran internasional dan pemasaran dari perusahaan multinasional.13 5. Perencanaan Strategi Pemasaraan Setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitas usahanya selalu menyusun rencana kegiatan yang akan dilakukannya dalam rangka pencapaian tujuan usaha yang diharapkan. Rencana yang disusun memberi arah terhadap kegiatan yang akan dijalankan untuk pencapaian tujuan. Rencana kegiatan perusahaan yang menyeluruh harus didukung dengan rencana pelaksanaan yang lebih rinci dalam bidang-bidang kegiatan yang terdapat dalam perusahaan tersebut. Dalam hal ini, sering ditemui adanya rencana produksi, rencana keuangan, dan rencana pemasaran. Rencana pemasaran yang disusun suatu perusahaan tidak lepas dari rencana kegiatan perusahaan secara menyeluruh, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka panjang.14 Setiap perusahaan harus melihat apa yang akan terjadi dan mengembangkan strategi dan perencanaan pemasaran jangka panjang 13
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran (Dasar, Konsep, dan Strategi), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004) Ed 1 Cet. 7 hal 12-14 14 Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran (Dasar, Konsep, dan Strategi), hal 297
25
untuk menghadapi perubahan kondisi pasar. Tidak ada strategi yang sempurna. Setiap perusahaan harus membuat rencana yang dipandang paling sesuai untuk situasi, kesempatan, tujuan, dan sumber daya yang ada. Banyak perusahaan beroperasi tanpa perencanaan formal. Dalam perusahaan baru, manajer pada umumnya sangat sibuk sehingga mereka tidak mempunyai waktu untuk perencanaan. Sementara itu, perusahaan kecil beranggapan bahwa hanya perusahaan besar yang memerlukan perencanaan formal. Pada perusahaan yang telah mapan, pada umumnya manajer beralasan bahwa mereka telah bekerja dengan baik tanpa perencanaan formal, karena itu mereka beranggapan bahwa perencanaan formal tidak terlalu penting. Perencanaan formal dapat mendatangkan berbagai keuntungan untuk semua jenis perusahaan, besar maupun kecil, perusahaan baru ataupun yang sudah mapan. Perencanaan formal memotivasi manajemen untuk berpikir sistematis, mempertajam visi, tujuan dan kebijaksanaan, melakukan koordinasi upaya perusahaan dengan lebih baik, dan menunjukkan standar prestasi kerja yang lebih jelas untuk pengawasan. Pada umumnya peerusahaan menyusun rencana tahunan, rencana jangka panjang, dan rencana strategis. 1. Rencana Tahunan adalah rencana pemasaran jangka pendek yang menerangkan situsi pemasaran pada saat ini, tujuan
26
perusahaan, strategi pemasaran untuk tahun yang berjalan, program tindakan, anggaran, dan pengendalian. 2. Rencana Jangka Panjang ialah rencana yang menerangkan faktor-faktor umum dan yang mempengaruhi perusahaan selama beberapa tahun ke depan. Faktor-faktor tersebut meliputi tujuan jangka panjang, strategi pemasaran umum yang digunakan untuk mencapai tujuan jangka panjang, dan sumber daya yang diperlukan. Rencana jangka panjang ditinjau kembali untuk diperbaiki setiap tahun agar perusahaan selalu mempunyai rencana jangka panjang yang sesuai dengan kondisi. 3. Perencanaan Strategis merupakan proses pengembangan dan penjagaan kesesuaian yang strategis antara tujuan dan kemampuan perusahaan,
dan
perubahaan
kesempatan
pemasarannya.
Perencanaan strategis mencakup penyesuaian perusahaan untuk mengambil keuntungan dari kesempatan yang terjadi dalam perubahan lingkungan yang berlangsung konstan. 6. Tahapan dalam Rencana Strategi Pemasaran Perencanaan pemasaran merupakan suatu proses yang terdiri dari lima tahapan sebagai berikut: 1. Analisis situasi 2. Pengembangan tujuan pemasaran 3. Penetapan posisi dan perbedaan manfaat
27
4. Pemilihan pasar sasaran dan pengukuran permintaan pasar 5. Desain bauran pemasaran yang strategis a. Analisis Situasi Analisis
situasi
meliputi
penganalisaan
jalannya
program
pemasaraan perusahaan, cara penerapannya, dan segala sesuatu yang mungkin dihadapi pada masa yang akan datang. b. Tujuan Pemasaran Langkah selanjutnya dalam perencanaan pemasaraan strategis adalah menetapkan tujuan pemasaran. Tujuan pemasaran harus dihubungkan dengan luas tujuan pemasaran dan strategi. c. Penetapan Posisi dan Perbedaan keunggulan Langkah ketiga dalam perencanaan pemasaran strategis meliputi dua keputusan yang kompelementer: cara menetapkan posisi produk di pasar dan cara membedakannya dari pesaing. Dengan demikian penetapan posisi (positioning) mengacu pada citra produk dalam kaitannya dengan persaingan produk sejenis maupun produk lain yang dipasarkan oleh perusahaan yang sama. d. Pasar Sasaran dan Permintaan Pasar Memilih pasar sasaran merupakan langkah keempat dalm perencanaan pemasaran. Pasar terdiri dari orang-orang atau perusahaan yang mempunyai kebutuhan untuk dipenuhi, uang untuk dibelanjakan,
28
dan kemauan untuk membayar. Pasar sasaran mengacu pada sekelompok orang atau perusahaan yang menjadi tujuan program pemasaran. e. Desain Bauran Pemasaran Lebih lanjut, manajemen harus mendesain, bauran pemasaran kombinasi produk, cara mendistribusikan dan mempromosikan, serta menetapkan harganya. Keempat elemen itu harus secara bersama-sama memenuhi kebutuhan pasar sasaran, dan mencapai tujuan pemasaran perusahaan. 1. Segmentasi Pasar Pasar merupakan kelompok konsumen yang berada di berbagai lokasi yang mempunyai beraneka keinginan dan kebutuhan, sumber daya, sikap dan praktik pembelian yang saling berbeda antara satu dengan yang lain. Sifat pasar yang sangat heterogen memerlukan segmentasi pasar, suatu proses pemisahan pasar yang heterogen menjadi beberapa segmen atau bagian yang homogen dalam semua aspek yang berhubungan dengan pemasaran produk. 2. Segmenting Dalam batas tertentu, setiap orang adalah segmen pasar tersendiri karena tidak ada dua atau lebih orang mempunyai kesamaan yang tepat dalam motivasi, kebutuhan, proses keputusan, dan prilaku pembelian.
29
Dengan demikian, tujuan segmentasi pasar adalah untuk mengindentifikasikan berbagai kelompok dalam pasar yang lebih luas mempunyai kesamaan dalam kebutuhan dan respon kepada tindakan promosi dan bauran pemasaran lainnya untuk menetapkan perlakuan pemasaran terpisah. Selanjutnya pemasar mencari korelasi kelompok yang ditetapkan berdasarkan kebutuhan dan daya reaksi mereka terhadap sisat yang lain seperti lokasi geografis atau demografis. 3. Strategi Segmenting Segmentasi pasar dapat dilakukan dengan menerapkan dua strategi: strategi konsentrasi dan strategi multisegmen. 1. Strategi Konsentrasi Pada waktu sebuah perusahaan mengarahkan upaya pemasarannya ke segmen pasar tunggal melalui satu bauran pemasaran, upaya ini mengikuti strategi konsentrasi. Strategi konsentrasi mempunyai sifat yang mendatangkan manfaat dan sebaliknya. Dengan manfaat dari strategi ini, perusahaan dapat melakukan spesialisasi sehingga dapat mengkonsentrasikan seluruh upaya pemasaran pada satu segmen tunggal. 2. Strategi Multisegmen
30
Setelah sebuah perusahaan berhasil dengan baik menerapkan strategi konsentrasi, tidak jarang perusahaan tersebut mengembangkan fokus pada beberapa segmen. Dengan strategi multisegmen, perusahaan megarahkan upaya pemasarannya pada dua atau lebih segmen dengan mengembagkan bauran pemasaran untuk setiap segmen yang ditetapkan. Bauran pemasaran yang diterapkan untuk strategi multisegmen dapat bervariasi karena perbedaan produk, metode distribusi, metode promosi, dan harga.15 B. Gadai Emas Syariah 1.
Pengertian Gadai Emas Syariah
Menurut bahasa, gadai (al-rahn) berarti al-tsubut dan al-habs yaitu penetapan dan penahanan. Ada pula yang menjelaskan bahwa rahn adalah terkurung atau terjerat.16 Menurut istilah syara’, yang dimaksud dengan rahn ialah: 1. “Akad yang objeknya menahan harga terhadap sesuatu hak yang mungkin diperoleh bayaran dengan sempurna darinya.” 2. Menjadikan suatu benda berharga dalam pandangan syara’ sebagai jaminan atas utang selama ada dua kemungkinan, untuk mengembalikan uang itu atau mengembalikan sebagian benda itu. 15
Titik Nurbiyati dan Mahmud Machfoedz, Manajemen Pemasaran Kontemporer, hal 93-
16
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, (Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1987), Cet. 1, hal.150.
100.
31
3. Gadai adalah akad perjanjian pinjam memeinjam dengan menyerahkan barang sebagai tanggungan utang. 4. “Menjadikan harta sebagai jaminan utang.” 5. “Menjadikan zat suatu benda sebagai jaminan atas utang. 6. Gadai ialah menjadikan harta benda sebagai jaminan atas utang. 7. Gadai adalah suatu barang yang dijadikan peneguhan atau penguat kepercayaan dalam utang piutang. 8. Gadai ialah menjadikan suatu benda bernilai menurut pandangan syara’ sebagai tunggangan utang, dengan adanya benda yang menjadi tanggungan itu seluruh atau sebagian utangdapat diterima.17 Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata pasal 1153, gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Barang bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seorang yang mempunyai utang atau oleh orang lain atas nama orang yang mempunyai utang. 18 Seorang yang berutang tersebut memberikan kekuasaan kepada orang yang memberi utang untuk menggunakan barang bergerak yang telah diserahkan untuk melunasi utang apabila pihak yang berutang tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo.
17
Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2007) Edisi 1 hal.105-
106 18
Mariam Darus Badrulzaman, Bab-bab tentang Credietverband, gadai dan fidusia, (Bandung: Alumni, 2005) Cet. 1, hal. 97
32
Gadai dalam fiqh disebut rahn, yang menurut bahasa adalah nama barang yang dijadikan sebagai jaminan kepercayaan. Sedangkan syara’ artinya menyandera sejumlah harta yang diserahkan sebagai jaminan secara hak, tetapi dapat diambil kembali sebagai tebusan. 19 Menurut Ahmad Azhar Basyir, rahn berarti tetap berlangsung dan menahan sesuatu barang sebagaimana tanggungan utang. Dalam definisinya rahn adalah barang yang digadaikan, rahin adalah orang yang menggadaikan, sedangkan murtahin adalah orang yang memberikan pinjaman.20 Pengertian rahn yang merupakan perjanjian utang piutang antara dua atau beberapa pihak mengenai persoalan benda dan menahan sesuatu barang sebagai jaminan utang yang mempunyai nilai harta menurut pandangan syara’ sebagai jaminan atau ia bisa mengambil sebagian manfaat barangnya itu. Firman Allah dalam surat Al-Muddatstsir (74) ayat 38 mengatakan :
Artinya: “Setiap diri bertanggung atas apa yang telah diperbuatnya.” Dan surat Al-Baqarah (2) ayat 283 menyebutkan :
19
Zainuddin Ali, Hukum Gadai Syariah, (Jakarta:Sinar Grafika, 2008) Cet. 1, hal. 2 Ahmad A. Basyir, Hukum Islam Tentang Riba : Utang Piutang Gadai, (Bandung: AlMa’arif, 1983), Cet. 1, hal.50. 20
33
Artinya: “Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah dan Tuhannya dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan Barang siapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Adapun pengertian rahn menurut Imam Ibnu Qudhamah dalam Kitab alMughni adalah sesuatu benda yang dijadikan kepercayaan dari suatu utang untuk dipenuhi dari harganya, apabila yang berutang tidak sanggup membayarnya dari orang yang berpiutang. 21 Sedangkan Imam Abu Zakria Al-Anshary, dalam kitabnya Fathul Wahab, mendefinisikan rahn adalah menjadikan benda yang bersifat harta benda
21
Ibnu Qudhamah, Kitab Al-Mughni, (Hajar: Kairo Mesir, 1981) Cet. 2, Jilid 6, hal. 443.
34
sebagai kepercayaan dari suatu yang dapat dibayarkan dari harta benda itu bila utang tidak dibayar.22 Gadai Emas Syariah adalah penggadaian atau penyerahan hak penguasa secara fisik atas harta atau barang (berupa emas) dari nasabah (arraahin) kepada bank (al-Murtahin) untuk dikelola dengan prinsip ar-Rahnu yaitu sebagai jaminan (al-Marhun) atas peminjam atau utang (al-Marhumbih) yang diberikan kepada nasabah atau peminjaman tersebut.23 Ar-Rahnu merupakan akad penyerahan barang dari nasabah kepada anak sebagai jaminan sebagai atau seluruhnya atas hutang yang dimiliki nasabah. Transaksi tersebut diatas merupakan kombinasi atau penggabungan dari beberapa transaksi atau akad yang merupakan satu rangkaian yang tidak terpisahkan meliputi: a. Pemberian pinjaman dengan menggunakan transaksi atau akad Qardh. b. Penitipan barang jaminan berdasarkan transaksi atau akad rahn. c. Penetapan sewa tempat khasanah (tempat penyimpanan barang) atas penitipan tersebut atas melalui transaksi atau akad ijarah.24 2.
22
Dasar Hukum Gadai Emas Syariah
Chuzaimah T. Yanggo dan Hafiz Anshari, Problematika Hukum Islam Kontemporer, (Jakarta: Lembaga Studi Islam dan Kemasyarakatan, 1997), Edisi 3. Hal. 60. 23 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi, (Yogyakarta:Ekonisia, 2003), Cet.1 hal 164-165. 24 Abdul Ghofur Anshori, Gadai Syariah di Indonesia: Konsep, Implementasi dan Institusionalisasi, (Yogyakarta:Gajah Mada University Press, 2006), Cet.1 hal 129-130.
35
Boleh tidaknya transaksi gadai menurut islam, diatur dalam Al-qur’an, sunnah dan ijtihad. 1. Al-Qur’an Ayat al-qur’an yang dapat dijadikan dasar hukum perjanjian gadai adalah QS. Al-Baqarah ayat 282 dan 283: Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah menuliskannya.” Surat Al-Baqarah ayat 283 Artinya: “Jika kamu dalam perjalanan sedang kau tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang. Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai itu menunaikan amantnya (hutangnya).” 25 2. As-Sunnah 25
Abdul Ghofur Anshori, Gadai Syariah di Indonesia: Konsep, Implementasi dan Institusionalisasi, hal 89-90.
36
ي ﱠﱯ ﺻَﻠ َﻰ اﷲُ َﻋﻠَﻴ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ ا ْﺷﺘَـﺮَى ﻃَﻌَﺎﻣًﺎ ِﻣ ْﻦ ﻳـَﻬُﻮِد ﱟ َﻋ ْﻦ ﻋَﺎﺋِ َﺸﺔَ َر ِﺿ َﻲ اﷲُ َﻋْﻨـﻬَﺎ أَ ﱠن اﻟﻨِ ﱠ (َﻞ َوَرَﻫﻨَﻪُ د ِْرﻋًﺎ ِﻣ ْﻦ َﺣ ِﺪﻳْ ٍﺪ )رواﻩ ﲞﺎري و ﻣﺴﻠﻢ ٍ ا َِﱃ أَﺟ Dari Aisyah r.a. berkata bahwa Rasul bersabda: Rasulluah membeli makanan dari seorang Yahudi dan mejaminkan kepadanya baju besi. (HR Bukhari dan Muslim)26
َﺐ ُ ﺻﻠَﻰ اﷲُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ اﻟﱠﺮْﻫ ُﻦ ﻳـ ُْﺮﻛ َ ُُﻮل اﷲ ُ َﺎل َرﺳ َ ﻗ،َﺎل َ َﻋ ْﻦ أَِﰊ ُﻫَﺮﻳْـَﺮَة َر ِﺿ َﻲ اﷲُ َﻋْﻨﻪُ ﻗ َﺐ ُ َب ﺑِﻨَـ َﻔ َﻘﺘِ ِﻪ إِذَا ﻛَﺎ َن ﻣ َْﺮﻫُﻮﻧًﺎ َو َﻋﻠَﻰ اﻟﱠﺬِي ﻳـ َْﺮﻛ ُ َﱭ اﻟ ﱠﺪ ﱢر ﻳُ ْﺸﺮ َُ ﺑِﻨَـ َﻔ َﻘﺘِ ِﻪ إِذَا ﻛَﺎ َن ﻣ َْﺮﻫُﻮﻧًﺎ َو ﻟ (َب اﻟﻨﱠـ َﻔ َﻘﻪُ )رواﻩ ﲨﺎﻋﺔ ُ َو ﻳَ ْﺸﺮ Dari Abi Hurairah r.a. Rasullulah bersabda: Apabila ada ternak digadaikan, maka punggungnya boleh dinaiki (oleh yang menerima gadai), karena ia telah mengeluarkan biaya (menjaga)nya. Apabila ternak itu digadaikan, maka air susunya yang deras boleh diminum (oleh orang yang menerima gadai) karena ia telah mengeluarkan biaya (menjaga)nya. Kepada orang yang naik dan minum, maka ia harus mengeluarkan biaya (perawatan)nya. (HR Jamaah kecuali Muslim dan Nasai-Bukhari)27
26
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah : Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta : Gema Insani, 2001), Cet. 1, hal 129. 27 Abdul Ghofur Anshori, Gadai Syariah di Indonesia: Konsep, Implementasi dan Institusionalisasi, hal 90.
37
: َﺎل َ َﺲ َر ِﺿ َﻲ اﷲُ َﻋْﻨﻪُ ﻗ ٍ َﻋ ْﻦ أَﻧ (ي َوأَ َﺧ َﺬ ِﻣْﻨﻪُ َﺷﻌِﲑاً ﻷَِ ْﻫﻠِ ِﻪ )رواﻩ ﲞﺎري ﺑِﺎﻟْ َﻤﺪِﻳﻨَ ِﺔ ِﻋْﻨ َﺪ ﻳَـﻬُﻮِد ﱟ Dari Anas r.a. berkata: “Rasulullah menggadaikan baju besinya kepada seorang Yahudi di Madinah dan mengambil darinya gandum untuk keluarga beliau.” (HR Bukhari)28
:َﺎل َ ﺻﻠَﻰ اﷲُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ ﻗ َ ُُﻮل اﷲ ُ َﺎل َرﺳ َ ﻗ،َﺎل َ َﻋ ْﻦ أَِﰊ ُﻫَﺮﻳْـَﺮَة َر ِﺿ َﻲ اﷲُ َﻋْﻨﻪُ ﻗ َﻻﻳـُ ْﻐﻠَ ُﻖ اﻟﱠﺮْﻫ ُﻦ ِﻣ ْﻦ ﺻَﺎ َﺣﺒِ ِﻪ اﻟﱠﺬِي َرَﻫﻨَﻪُ ﻟَﻪُ َﻏﻨَ ُﻤﻪُ َو َﻋﻠَْﻴ ِﻪ ﻏ ِْﺮُﻣﻪُ )رواﻩ ﺷﺎﻓﻌﻲ و اﻟﺪر (ﻗﻄﲏ Dari Abu Hurairah r.a. berkata bahwasanya Rasulullah saw bersabda: “Barang yang digadaikan itu tidak boleh ditutup dari pemilik yang menggadaikannya. Baginya adalah keuntungan dan tanggung jawabnya bila ada kerugian (atau biaya).” (HR Syafi’I dan Daruqutni)29 3. Ijma’ Ulama Jumhur ulama menyepakati kebolehan status hukum gadai. Hal dimaksud, berdasarkan pada kisah Nabi Muhammad Saw yang menggadaikan baju besinya untuk mendapatkan makanan dari seorang Yahudi. Para ulama juga mengambil indikasi dari contoh Nabi
28
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah : Dari Teori Ke Praktik, hal 129. Abdul Ghofur Anshori, Gadai Syariah di Indonesia: Konsep, Implementasi dan Institusionalisasi, hal 90. 29
38
Muhammad Saw tersebut, ketika beliau beralih dari yang biasanya bertransaksi kepada para sahabat yang kaya kepada seorang, Yahudi, bahwa hal itu tidak lebih sebagai sikap Nabi Muhammad Saw yang tidak mau memberatkan para sahabat yang biasanya enggan mengambil ganti ataupun harga yang diberikan oleh Nabi Muhammad Saw kepada mereka.30 4. Ijtihad Berkaitan dengan pembolehan perjanjian gadai ini, jumhur ulama juga berpendapat boleh dan mereka tidak pernah berselisih pendapat mengenai hal ini. Jumhur ulama berpendapat bahwa disyariatkannya pada waktu tidak berpergian maupun pada waktu berpergian, berargumentasi kepada perbuatan Rasulullah SAW terhadap riwayat hadis tentang orang Yahudi tersebut di Madinah. 31 Adapun keadaan dalam perjalanan seperti ditentukan dalam QS. Al-Baqarah: 283, karena melihat kebiasaan dimana pada umumnya rahn dilakukan pada waktu berpergian. Ad-Dhahak dan penganut madzhab AzZahiri berpendapat bahwa rahn tidak disyariatkan kecuali pada waktu berpergian, berdalil pada ayat tadi. Pernyataan mereka telah terbantahkan dengan adanya hadits tersebut. 5. Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) dan Undang Undang (UU) 30
Adrian Sutedi, Hukum Gadai Syariah, (Bandung: Alfabeta, 2011) Cet. 1, hal 185. Abdul Ghofur Anshori, Gadai Syariah di Indonesia: Konsep, Implementasi dan Institusionalisasi,Cet. 1, hal 91 31
39
Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSNMUI) menjadi salah satu rujukan yang berkenaan gadai syariah, di antaranya dikemukan sebagai berikut: Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor 25/DSNMUI/III/2002, tentang Rahn. Kententuan Umum: 1. Murtahin (penerima barang) mempunyai hak untuk menahan Marhum (barang) sampai semua hutang Rahin (yang menyerahkan barang) dilunasi. 2. Marhum dan manfaatnya tetap menjadi milik Rahin. Pada prinsipnya, Marhum tidak boleh dimanfaatkan oleh murtahin kecuali seijin Rahin, dengan tidak mengurangi nilai Marhum dan pemanfaatannya itu sekedar mengganti biaya pemeliharaan dan perawatannya. 3. Pemeliharaan dan penyimpanan Marhum pada dasarnya menjadi kewajiban Rahin, namun dapat dilakukan juga oleh Murtahin, sedangkan biaya dan pemeliharaan penyimpanan tetap menjadi kewajiban Rahin. 4. Besar biaya pemeliharaan dan penyimpanan Marhum tidak boleh ditentukan berdasarkan jumlah pinjaman. 5. Penjualan Marhum a. Apabila jatuh tempo, Murtahin harus memperingatkan Rahin untuk segera melunasi hutangnya.
40
b. Apabila Rahin tetap tidak dapat melunasi hutang, maka Marhum dijual paksa atau dieksekusi melalui lelang sesuai dengan syariah. c. Hasil penjualan Marhum digunakan untuk melunasi hutang, biaya pemeliharaan dan penyimpanan yang belum dibayar serta biaya penjualan. d. Kelebihan
hasil
penjualan
menjadi
milik
Rahin
dan
kekurangannya menjadi kewajiban Rahin. 6. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara kedua belah pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrase Muamalah Indonesia (BAMUI) setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor 26/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn Emas Kentetuan pokok dalam Fatwa DSN ini adalah sebagai berikut: a. Rahn Emas dibolehkan berdasarkan prinsip Rahn (lihat Fatwa DSN nomor: 25/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn). b. Ongkos dan biaya penyimpanan barang (marhum) ditanggung oleh penggadai (rahin). c. Ongkos didasarkan pada pengeluaran yang nyata-nyata diperlukan.
41
d. Biaya penyimpanan barang gadai dilakukan berdasarkan akad Ijarah.32 UU NO. 4 TAHUN 1996 TENTANG HAK TANGGUNGAN Pemegang hak tanggungan adalah orang perseorangan atau badan hukum yang berkedudukan sebagai pihak yang berpiutang. Pemberian hak tanggungan didahului dengan janji untuk memberikan hak tanggungan sebagai jaminan pelunasan utang tertentu, yang diutangkan di dalam dan merupakan bagian tak terpisahkan dari perjanjian utang-piutang yang bersangkutan atau perjanjian lainnya yang menimbulkan utang tersebut. 33 UU NO. 42 TAHUN 1999 TENTANG FIDUSIA SEBAGAI JAMINAN Lembaga Jaminan Fidusia memungkinkan kepada kepada pemberi fidusia untuk menguasai benda yang dijaminkan, untuk melakukan kegiatan usaha yang dibiayai dari pinjaman dengan menggunakan jaminan fidusia. Pada awalnya, benda yang menjadi objek fidusia terbatas pada kekayaan benda bergerak yang berwujud dalam bentuk peralatan. Akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya, benda yang menjadi objek fidusia termasuk juga kekayaan benda bergerak yang tak berwujud, maupun benda tak bergerak. 32
Adrian Sutedi, Hukum Gadai Syariah, hal 186-187 Abdul Ghofur Anshori, Gadai Syariah di Indonesia: Konsep, Implementasi dan Institusionalisasi, hal 109-111. 33
42
3.
Mekanisme Gadai Emas Syariah Mekanisme operasional gadai syariah sangat penting untuk
diperhatikan, karena jangan sampai operasional gadai syariah tidak efektif dan efesien. Mekanisme operasional gadai syariah haruslah tidak menyulitkan calon nasabah yang akan meminjam uang atau akan melakukan akad utang piutang.34 Mekanisme Produk Gadai Syari’ah 1. Produk Gadai (Ar-Rahn) Untuk mengajukan permohonan permintaan gadai, calon nasabah harus terlebih dahulu memenuhi ketentuan berikut : a. Membawa fotokopi KTP atau identitas lainnya (SIM, Paspor, dan lain-lain) b. Mengisi formulir permintaan rahn c. Menyerahkan barang jaminan (marhun) bergerak, seperti : a. Perhiasan emas, berlian. b. Kendaraan bermotor c. Barang-barang elektronik. 2. Produk Gadai Emas di Bank Syariah Prosedur pemberian pinjaman (marhun bih) dilakukan melalui tahapan berikut: a. Nasabah mengisi formulir permintaan rahn. 34
Adrian Sutedi, Hukum Gadai Syariah, hal 150.
43
b. Nasabah menyerahkan formulir permintaan yang di fotokopi identitas serta barang jaminan ke loket. c. Petugas pegadaian menaksir (marhun) agunan yang diserahkan. d. Besarnya pinjaman atau marhun bih adalah sebesar 90% dari taksiran marhun. e. Apabila disepakati besarnya pinjaman, nasabah menandatangani akad dan menerima uang pinjaman.35 Bagi calon nasabah yang ingin mengajukan permohonan dapat menandatangani
bank-bank
syariah
yang
menyediakan
fasilitas
pembiayaan gadai emas dengan memenuhi syarat sebagai berikut : a. Identitas diri KTP atau SIM yang masih berlaku b. Perorangan WNI c. Cakap secara hukum d. Mempunyai rekening giro atau tabungan di bank syariah tersebut e. Menyampaikan NPWP (untuk pembiayaan sesuai dengan aturan yang berlaku) f. Adanya barang jaminan berupa emas. Bentuk dapat emas batangan, emas perhiasan atau emas koin dengan kemurnian minimal 18 karat atau kadar emas 75%. Sedangkan jenisnya adalah emas merah dan kuning. 35
270.
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta:Rajawali Pers, 2009 ), Cet.1 hal
44
g. Memberikan keterangan yang diperluakn dengan benar mengenai alamat, data penghasilan atau data lainnya. Selanjutnya pihak bank syari’ah akan melakukan analisis pinjaman yang meliputi: a. Petugas bank memeriksa kelengkapan dan kebenaran syarat-syarat calon pemohon peminjam. b. Penaksir melakukan analisis terdapat data pemohon, kaslian,dan karatese jaminan berupa emas, sumber pengembalian pinjaman, penampilan atau tingkah laku calon nasabah yang mencurigakan. c. Jika menurut analisis pemohon layak maka bank akan menerbitkan pinjaman (qardh) dengan gadai emas. Jumlah pinjaman disesuaikan dengan kebutuhan nasabah dengan maksimal pinjaman sebesar 80% dari taksiran emas yang disesuaikan dengan standar emas. d. Realisasi pinjaman dapat dicairkan setlah akad pinjaman (qardh) sesuai dengan ketentuan bank. e. Nasabah dikenakan biaya administrasi, biaya sewadari jumlah pinjaman. f. Pelunasan dilakukan sekaligus pada saat jatuh tempo. g. Apabila sampai dengan waktu yang ditetapkan nasabah tidak dapat melunasi dan proses kolektibilitas tidak dapat dilakukan, maka jaminan dijual di bawah tangan dengan ketentuan : 1. Nasabah tidak dapat melunasi pinjaman sejak tanggal jatuh tempo pinjaman dan tidak diperbaharui.
45
2. Diupayakan sepengetahuan nasabah dan kepada nasabah diberikan kesempatan untuk mencari calon pemilik. Apabila tidak dapat dilakukan, maka bank menjual berdasarkan harga tertinggi dan wajar (karyawan bank tidak diperkenankan memliki agunan tersebut).36 3. Rukun dan Syarat-syarat Gadai Emas Syariah Dalam menjalankan pegadaian syariah, bank syariah harus memenuhi rukun gadai syariah. Rukun gadai tersebut antara lain: 1. Ar-Rahin (yang menggadaikan) Orang yang telah dewasa, bisa dipercaya dan memiliki barang yang di gadaikan 2. Al-Murtahin (yang menerima gadai) Orang, bank, atau lembaga yang dipercaya oleh rahin untuk mendapatkan modal dengan jaminan barang (gadai) 3. Al-Marhun atau Rahn (barang yang digadaikan) Barang yang digunakan rahin untuk dijadikan jaminan dalam mendapatkan utang. 4. Al-Marhun bih (utang) Sejumlah dana yang diberikan murtahin kepada rahin atas dasar besarnya taksiran marhum.
36
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, (Jakarta:Prenada Media Group, 2009), Cet.1 hal 391-392.
46
5. Shigat, Ijab, Qabul Kesepakatan antara rahin dan murtahin dalam melakukan transaksi gadai.37 Adapun syarat-syarat yang diberlakukan bank syariah dalam produk gadai emasnya kepada nasabah atau murtahin, diantaranya adalah sebagai berikut: a) Para pihak yang terlibat hukum (mukkallaf) berdasarkan lafadz ijab dan qabul (sigah) yang jelas. b) Harta yang dijadikan agunan (al-Marhun) mempunyai nilai jual yang baik sehingga dapat untuk mencukupi untuk pelunasan kembali pinjaman atau utang milik sah nasabah (arrahin) atau tidak terkait dengan orang lain, dapat dimanfaatkan jelas dan tertentu (bukan barang haram, sesuai kriteria syariah, utuh (tidak tersebar di beberapa tempat) serta dapat diserahkan baik materialnya (fisik) maupun manfaatnya. c) Utang
(al-Marhun
bih)
merupakan
hak
yang
wajib
dikembangkan kepada bank (al-Murtahin) yang jelas dan tertentu (baik jumlah maupun rencana pengembalian).38 4.
Manfaat dan Keuntungan Gadai Emas Syariah 1. Manfaat Gadai Emas
37
Adrian Sutedi, Hukum Gadai Syariah, hal 27. Abdul Ghofur Anshori, Gadai Syariah di Indonesia: Konsep, Implementasi dan Institusionalisasi, hal 130. 38
47
Manfaat yang dapat diambil oleh bank dari prinsip ar-rahn adalah sebagai berikut: a. Menjaga kemungkinan nasabah untuk lalai untuk lalai atau bermain-main dengan fasilitas pembiayaan yang diberikan oleh bank. b. Memberikan keamanan bagi semua penabung dan pemegang deposito bahwa dananya tidak akan hilang begitu saja jika nasabah peminjam ingkar janji karena ada suatu aset atau barang (marhum) yang dipegang oleh bank. c. Jika rahn diterapkan dalam mekanisme pegadaiaan atau gadai, sudah barang tertentu akan sangat membantu saudara kita yang kesulitan dana, terutama di daerah-daerah. d. Adapun manfaat yang langsung di dapat oleh bank adalah biayabiaya konkret yang harus dibayar oleh nasabah untuk pemeliharaan dan keamanan aset tersebut. Jika penahanan aset berdasarkan fidusia (penahanan barang bergerak maupun tidak bergerak sebagai jaminan pembayaran), nasabah juga harus membayar biaya asuransi yang besarnya sesuai dengan yang berlaku secara umum.39 2. Keuntungan Gadai Emas
39
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta:Gema Insani, 2001), Cet.1 hal 130.
48
Gadai emas syariah (Qardh beragun Emas) memiliki sejumlah keuntungan, keuntungan gadai emas syariah yang bisa kita dapatkan di antaranya adalah: a. Gadai emas syariah tidak menerapkan keuntungan yang lebih dalam kegiatan akad bagi hasil, karena produk gadai ini diciptakan untuk menolong orang yang kesulitan dana dalam jangka pendek. Nasabah hanya diwajibkan melunasi pinjaman dengan jumlah yang sama alias tidak dikenakan biaya modal, namun dikenakan biaya sewa penitipan dan pemeliharaan emas yang dijadikan barang jaminan. b. Gadai emas syariah tidak mengandung unsur riba, seperti bunga pinjaman, sehingga produk ini benar-benar mencermikan semangat tolong menolong semangat tolong menolong sesama yang sedang mengalami kesulitan keuangan jangka pendek. c. Gadai emas syariah tergolong jenis pembiayaan yang likuid (mudah dicairkan). Bagi nasabah yang membutuhkan pinjaman cepat dan mudah, produk gadai emas syariah dapat dijadikan pilihan. d. Prosedur gadai emas syariah tergolong mudah dan tidak berbelitbelit.
49
e. Gadai emas syariah tergolong aman bagi bank pemberi pinjaman sebab emas memiliki nilai yang relatif stabil dibandingkan dengan barang jaminan lainnya.40 C. Bank Syariah 1. Pengertian Bank Syariah Kata bank dari kata banque dalam bahasa Prancis, dan dari banco dalam bahasa Italia, yang berarti peti atau lemari atau bangku. Kata peti atau lemari menyiratkan fungsi sebagai tempat menyimpan benda-benda berharga, seperti peti emas, peti berlian, peti uang dan sebagainya. Istilah lain yang digunakan untuk sebutan Bank Islam adalah Bank Syariah. Secara akademik, istilah Islam dan Syariah memang mempunyai pengertian yang berbeda. Namun secara teknis untuk penyebutan Bank Islam dan Bank Syariah mempunyai pengertian yang sama. Menurut ensiklopedia Islam, Bank Islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalul lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsipprinsip Syariat Islam. Berdasarkan rumusan tersebut, Bank Islam berarti bank yang tata cara beroperasinya didasarkan pada tata cara bermuamalat secara Islam, yakni mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al-Quran dan Al-Hadis. Sedangkan
40
http://www.bisnisemas1.com/keuntungan-gadai-emas-syariah.htm, di akses melaui internet pada hari jumat pukul 21.30.wib
50
pengertian “muamalat adalah ketentuan-ketentuan yang mengatuur hubungan manusia dengan manusia, baik hubungan pribadi maupun antara perorangan dengan masyarakat. Muamalah ini meliputi bidang kegiatan jual-beli (ba’e), bunga (riba), piutang (qoroah), gadai (rohan), memindahkan utang (hawalah), bagi untung dalam perdagangan (qiro’ah), jaminan (dhomah), persekutuan (syirqoh), persewaan dan perburuhan (ijarah). Di dalam operasionalnya Bank Islam harus mengikuti dan atau berpedoman kepada praktik-praktik usaha yang dilakukan di zaman Rasulullah, bentuk-bentuk usaha baru sebagai hasil ijtihad para ulama atau cendekiawan Muslim yang tidak menyimpang dari ketentuan Al-Quran dan Hadits.41 Dalam Al-Qur’an, istilah bank tidak disebutkan secara eksplisit. Tetapi jika yang dimaksud adalah sesuatu yang memiliki unsur-unsur seperti struktur, manajemen, fungsi, hak dan kewajiban maka semua itu disebutkan dengan jelas, seperti zakat, shadaqah, ghanimah (rampasan perang), bai’ (jual beli), dayn (utang dagang), maal (harta) dan sebagainya, yang memiliki fungsi yang dilaksanakan oleh peran tertentu dalam kegiatan ekonomi. Oleh karena itu, usaha bank akan selalu berkaitan dengan masalah uang sebagai dagangan utamanya. Kegiatan usaha bank akan selalu berkait dengan komoditas antara lain: 41
Warkum Sumitro, Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga Terkait:BAMI, Takaful dan Pasar Modal Syariah di Indonesia, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2004), Cet-4 hal.5-6
51
1) Pemindahan uang 2) Menerima dan membayaran kembali uang dalam rekening Koran 3) Mendiskonto surat wesel, surat order maupun surat-surat berharga lainnya, 4) Membeli dan menjual surat-surat berharga 5) Membeli dan menjual surat-surat berharga 6) Memberi kredit 7) Memberi jaminan kredit42 2. Tujuan dan Ciri-ciri Bank Syariah Bank syariah mempunyai beberapa tujuan di antaranya sebagai berikut: 1. Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk bermu’amalah secara islam, khususnya mu’amalah yang berhubungan dengan perbankan, agar terhindar dari praktek-praktek riba atau jenis-jenis usaha atau perdagangan lain yang mengandung unsur gharar (tipuan), di mana jenis-jenis usaha tersebut selain dilarang dalam islam, juga telah menimbulkan dampak negative terhadap ekonomi umat. 2. Untuk menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi, dengan jalan meratakan pendapatan melalui kegiatan investasi, agar tidak terjadi kesenjangan yang amat besar antara pemilik modal (orang kaya) dengan pihak yang membutuhkan dana (orang miskin). 42
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah:Deskripsi dan Ilustrasi, hal.27
52
3. Untuk meningkatkan kualitas hidup umat, dengan jalan membuka peluang berusaha yang lebih besar terutama kepada kegiatan usaha yang produktif, menuju terciptanya kemandirian berusaha (berwira usaha). 4. Untuk
membantu
menanggulangi
(mengentaskan)
masalah
kemiskinan, yang pada umumnya merupakan program utama dari Negara-negara yang sedang berkembang. 5. Untuk menjaga kestabilan ekonomi atau moneter pemerintahan. Dengan aktivitas-aktivitas Bank Islam yang diharapkan mampu mengindarkan inflasi akibat penerapan sistem bunga. 6. Untuk menyelamatkan ketergantungan umat islam terhadap bank non-Islam (konvensional) yang menyebabkan umat Islam berada di bawah kekuasaan bank. Sehingga umat Islam tidak bisa melaksakan ajaran agamanya secara penuh.43 Bank syariah mempunyai ciri-ciri berbeda dengan bank konvensional, adapun ciri-ciri bank syariah adalah: 1) Beban biaya yang disepakati bersama pada waktu akad perjanjian diwujudkan dalam bentuk jumlah nominal, yang besarnya tidak kaku dan dapat dilakukan dengan kebebasan untuk tawar-menawar dalam batas wajar.
43
Warkum Sumitro, Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga Terkait:BAMI, Takaful dan Pasar Modal Syariah di Indonesia, hal 17.
53
2) Penggunaan persentase dalam hal kewajiban untuk melakukan pembayaran selalu dihindari, karena persentase bersifat melekat pada sisa utang meskipun batas waktu perjanjian telah berakhir. 3) Di dalam kontrak-kontrak pembiayaan proyek, bank syariah tidak menerapkan perhitungan berdasarkan keuntungan yang pasti yang ditetapkan di muka. Karena pada hakikatnya yang mengetahui tentang ruginya suatu proyek yang di biayai bank hanyalah Allah semata. 4) Pengerahan dana masyarakat dalam bentuk deposito tabungan oleh penyimpan di anggap sebagai titipan (al-wadiah) sedangkan bagi bank di anggap sebagai titipan yang diamanatkan sebagai penyertaan dana
pada proyek-proyek
yang di biayai bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah sehingga pada penyimpan tidak di janjikan imbalan yang pasti.44 3. Produk-produk Bank Syariah Pada dasarnya, produk yang ditawarkan perbankan syariah dapat dibagi menjadi tiga bagian besar yaitu produk penyaluran dana, produk penghimpunan dana dan produk jasa. 1. Produk Penyaluran Dana
44
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah:Deskripsi dan Ilustrasi, hal 44.
54
Dalam menyalurkan dana kepada nasabah, secara garis besar produk pembiayaan syariah terbagi kedalam tiga kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaan yaitu: Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk memiliki barang yang dilakukan dengan prinsip jual beli. Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk mendapatkan jasa dilakukan dengan prinsip sewa. Transaksi pembiyaan untuk usaha kerja sama yang dituju guna mendapatkan sekaligus barang dan jasa, dengan prinsip bagi hasil. Pada kategori pertama dan kedua, tingkat keuntungan bank ditentukan didepan dan menjadi bagian harga atas barang atau jasa yang dijual. Produk yang termasuk dalam kelompok ini adalah produk yang menggunakan prinsip jual beli seperti murabahah, salam dan istishna serta produk yang menggunakan prinsip sewa atau ijarah. Sedangkan kategori ketiga, tingkat keuntungan bank ditentukan dari besarnya usaha sesuai dengan prinsip bagi hasil. Pada produk bagi hasil keuntungan ditentukan oleh nisbah bagi hasil yang disepakati dimuka. Produk perbankan yang termasuk kedalam kelompok ini adalah musyarakah dan mudhrabah. Prinsip jual beli (Ba’i) Prinsip jual beli diadakan sehubung diadanya perpindahan kepemilikan barang atau benda (transfer of property). Tingkat keuntungan bank ditentukan didepan dan menjadi bagian harga atas barang yang dijual.
55
Transaksi jual beli dibedakan berdasarkan bentuk pembayarannya dan waktu penyerahan barang seperti : a. Pembiayaan Murabahah Murabahah adalah transaksi jual beli, dimana bank mendapat sejumlah keuntungan. Dalam hal ini, bank menjadi penjual dan nasabah menjadi pembeli. Kedua pihak harus menyepakati harga jual dan jangka waktu pembayaran. Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli dan jika telah disepakati tidak dapat berubah selama berlakunya akad. b. Salam Salam adalah transaksi jual beli, dimana barangnya belum ada, sehingga barang yang menjadi objek transaksi tersebut diserahkan secara tangguh. Dalam transaksi ini, bank menjadi pembeli dan nasabah menjadi penjual. c. Istishna Alur trankasksi Istishna mirip dengan Salam, hanya saja dalam Istishna, Bank dapat membayar harga pembelian dalam beberapa kali termin pembayaran. Skim istishna dalam bank syariah umumnya diaplikasikan pada pembiayaan manufaktur dan konstruksi. Prinsip Sewa (Ijarah) Secara prinsip, Ijarah sama dengan transaksi jual beli. Hanya saja yang menjadi objek dalam transaksi ini adalah dalam bentuk manfaat. Pada akhir masa sewa dapat saja diperjanjian bahwa barang yang diambil manfaatnya
56
selama masa sewa akan dijual belikan antra Bank dan nasabah yang menyewa (Ijarah muntahhiyah bittamlik/sewa yang diikuti dengan berpindahnya kepemilikan) Prinsip Bagi Hasil (Syirkah) Produk pembiayaan syariah yang didasarkan dengan prinsip bagi hasil adalah: a. Musyarakah Musyarakah adalah bentuk umum dari usaha bagi hasil. Dalam kerjasama ini para pihak secara bersama-sama memadukan sumber daya baik yang berwujud ataupun tidak berwujud untuk menjadi modal proyek kerjasama, dan secara bersama-sama pula mengelola proyek kerjasama tersebut. b. Mudarabah Dalam mengaplikasikan prinsip mudharabah, penyimpan atau deposan bertindak sebagai pemilik modal, dan bank sebagai mudharib (pengelola). Dana tersebut digunakan Bank untuk melakukan pembiayaan murabahah atau ijarah seperti yang dijelaskan terdahulu. Dapat pula dana tersebut digunakan oleh bank untuk melakukan pembiayaan mudharabah. Hasil usaha ini akan dibagi hasilkan berdasarkan nisbah yang disepakati. Akad Pelengkap Untuk memudahkan pelaksanan pembiyaan, biasanya diperlukan juga akad pelengkap. Akad pelengkap ini tidak ditujukan untuk mencari
57
keuntungan, namun ditujukan untuk mempermudah pelaksanaan pembiyaan. Meskipu tidak ditujukan mencari keuntungan, dalam akad pelengkap ini dibolehkan untuk meminta pengganti biaya biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan akad ini. Besarnya biaya pengganti ini sekedar untuk menutupi biaya yang benar benar timbul. a. Hiwalah (Alih Utang Piutang) Hiwalah adalah transaksi pengalihan utang piutang. Dalam praktek perbankan syariah, fasilitas hiwalah lazimnya untuk membantu supplier mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan produksinya, sedangkan bank mendapat ganti biaya atas jasa. b. Rahn Rahn, dalam bahasa umum lebih dikenal dengan Gadai. Tujuan akad Rahn adalah untuk memberikan jaminan pembayaran kembali kepada bank dalam memberikan pembiayaan. c. Qardh Qardh adalah pinjaman uang. Misalnya dalam hal seorang calon haji membutuhkan dana pinjaman talangan untuk memenuhi syarat penyetoran biaya perjalanan haji. Bank memberikan pinjaman kepada nasabah calon haji tersebut dan si nasabah melunasinya sebelum keberangkatan Hajinya. d. Wakalah
58
Wakalah dalam praktek Perbankan syariah terjadi apabila nasabah memberikan kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti pembukuan L/C, inkaso dan transfer uang. e. Kafalah Kafalah dalam bahasa umum lebih dikenal dengan istilah Bank Garansi, yang ditujukan untuk menjamin pembayaran suatu kewajiban pembayaran. Bank dapat mensyaratkan nasabah untuk menempatkan sejumlah dana untuk fasilitas ini sebagai Rahn. Bank dapat pula menerima dana tersebut dengan prinsip wadi’ah. Bank mendapatkan pengganti biaya atas jasa yang diberikan. 2. Produk Penghimpun Dana Produk penghimpunan dana dibank syariah dapat berupa giro, tabungan, dan deposito. Prinsip operasional syariah yang diterapkan dalam penghimpunan dana masyarakat adalah wadi’ah dan mudharabah. a. Wadi’ah Prinsip Wadi’ah yang diterapkan dalam Perbankan syariah adalah Wadiah Yad Dhamanah yang diterapkan pada produk rekening giro. Dalam konsep Wadi’ah Yad Dhamanah, Bank dapat mempergunakan dana yang dititipkan, akan tetapi bank bertanggung jawab penuh atas keutuhan dari dana yang dititipkan. b. Mudharabah
59
1. Mudarabah Mutlaqah Mudarabah Mutlaqah adalah Mudarabah yang tidak disertai dengan pembatasan penggunaan dana dari Sahibul Mal. 2. Mudarabah Muqayadah on Balance Sheet Mudarabah
Muqayadah
on
Balance
Sheet
adalah
Aqad
Mudarabah yang disertai dengan pembatasan penggunaan dana dari Sahibul Mal untuk investsi-investasi tertentu. 3. Mudarabah of Balance Sheet Dalam Mudarabah of Balance Sheet, Bank bertindak sebagai arranger, yang mempertemukan nasabah pemilik modal dan nasabah yang akan menjadi mudharib. c. Wakalah Wakalah dalam praktek perbankan syariah dilakukan apabila nasabah memberikan kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti inkaso dan transfer uang. 3. Produk Pelayanan Jasa Bank syariah dapat melakukan berbagai pelayanan jasa perbankan kepada nasabah dengan mendapat imbalan berupa sewa atau keuntungan. Jasa perbankan tersebut antara lain berupa : a. Sharf (jual beli valuta asing)
60
Pada prinsipnya jual beli valuta asing sejalan dengan prinsip Sharf, sepanjang dilakukan pada waktu yang sama (spot). Bank mengambil keuntungan dari jual beli valuta asing ini. b. Ijarah (Sewa) Jenis kegiatan Ijarah antara lain penyewaan kotak simpanan (safe deposit box) dan jasa tata-laksana administrasi dokumen (custodian). Bank mendapat imbalan sewa dari jasa tersebut.45
45
Zainul Arifin, Memahami Bank Syariah: Lingkup, Peluang, dan Prospek, (Jakarta:Alfabet, 1990), Cet.1 hal 198.
BAB III GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI CABANG WARUNG BUNCIT MAMPANG - JAKARTA SELATAN A. Sejarah Bank Syariah Mandiri 1. Profil Bank Syariah Cabang Warung Buncit Bank Syariah Mandiri KC Warung Buncit Yang beralamatkan di Gedung Fortuna, JL. Mampang Prapatan No 96, Jakarta Selatan berdiri pada tanggal 25 Oktober 1999 setelah itu mulai di operasikan pada tanggal 19 November dengan jumlah karyawan sekitar 60 orang pegawai, dengan modal dasar yang dimiliki adalah sebesar Rp 2.500.000.000,-. Adapun kepemilikan saham dari Bank Mandiri Syariah yaitu terbagi atas dua bagian : (1). PT Bank Mandiri 231.648.712 lembar saham (99,999999%) (2). PT Mandiri Sekuiritas : 1 lembar saham (0,000001%).1 2. Sejarah Singkat Bank Syariah Mandiri Cabang Warung Buncit Hadir dengan Cita-cita membangun Negeri. Nilai-nilai perusahaan yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan integritas telah tertanam kuat pada segenap insan Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak awal pendiriannya. Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998.
1
Wawancara pribadi dengan Bag. SDI (Sumber Daya Insani) pada hari kamis 10 april pukul
14.30
61
62
Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia. Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing.2 Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB. Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi
2
serta
membentuk
www.syariahmandiri.co.id
Tim
pengembangan
perbankan
syariah.
63
Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di
kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas
diberlakukannya UU No.10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system). Tim pengembangan perbankan syariah memandang bahwa pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September 1999. Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999. PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh
64
sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.3 B. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri Visi Memimpin pengembangan peradaban ekonomi yang mulia Misi 1. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata industri yang berkesinambungan 2. Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM. 3. Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan 4. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal4 C. Dewan Pengawas Syariah Bank Syariah Mandiri Ketua
: Prof. Komaruddin Hidayat
Anggota 1
: Dr. Muhammad Syafi’I Antonio, MEc
3 4
www.syariahmandiri.co.id
Wawancara pribadi dengan ibu Desmita Artalina Bag. Marketing Officer pada hari rabu 15 januari pukul 13.30
65
Anggota 2 Dewan
: Dr. H. Mohammad Hidayat, MBA Pengawas
Syariah
mengawasi
operasional
BSM
secara
independen. DPS ditetapkan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN), seebuah badan di bawah Majelis Ulama Indonesia (MUI). Seluruh pedoman produk jasa layanan dan operasional bank telah mendapat persetujuan DPS untuk menjamin kesesuaiannya dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah: 1. Memberikan nasihat dan saran kepada direksi mengawasi kegiatan Bank agar sesuai dengan Prinsip Syariah. 2. Menilai dan memastikan Prinsip Syariah atas pedoman operasional dan produk yang dikeluarkan Bank. 3. Mengawasi proses pengembangan produk baru Bank. 4. Meminta fatwa kepada Dewan Syariah Nasional untuk produk baru Bank yang belum ada fatwanya. 5. Melakukan review secara berkala atas pemenuhan prinsip Syariah terhadap mekanisme penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa Bank. 6. Meminta data dan informasi terkait dengan aspek syariah dari satuan kerja Bank dalam rangka pelaksanaan tugasnya.5
5
www.syariahmandiri.co.id
66
D. Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri
KEPALA CABANG
MANAGER MARKETING
MANAGER OPERASIONAL
COSTUMER SERVIS OFFICER
HEAD TELLER
COSTUMER SERVIS
TELLER
DOMESTIC & CLEANING OFFICER
ADMIN OFFICER PEMBIAYAAN
DOMESTIC & CLEANING
STAF ADMIN
PROIRITY BANKING OFFICER
ACCOUNTING OFFICER
PELAKSANA MARKETING SUPPORT
PELAKSANA MARKETING SUPPORT
OFFICER GADAI EMAS
PELAKSANA GADAI EMAS
BACK OFFICE OFFICER INFORMASI TEKNOLOGI
OPERATOR
SUMBER DAYA INSANI & GA
OFICCE BOY
SUPIR
SATPAM
TUPOKSI (Tugas Pokok & Fungsi) Kepala Cabang Bertanggung jawab dan membawahi kantor cabang dan seluruh karyawan-nya Manajer Operasional Bertanggung jawab atas kegiatan operasional kantor cabang Manajer Marketing
67
Bertanggung jawab atas kegiatan marketing dan penjuualan-nya Shared Values Setelah melalui proses yang melibatkan seluruh jajaran pegawai sejak pertengahan 2005,6 lahirlah nilai-nilai perusahaan yang baru yang disepakati bersama untuk di-shared oleh pegawai Bank Syariah Mandiri yang disebut Shared Values Bank Syariah Mandiri. Shared Values Bank Syariah Mandiri disingkat “ETHIC” Excellence: Mencapai hasil yang mendekati sempurna (perfect result-oriented) Teamwork: Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi. Humanity: Mengembangkan kepedulian terhadap kemanusiaan dan lingkungan. Integrity: Berprilaku terpuji, bermartabat, dan menjaga etika profesi. Customer Focus: Mengembangkan
kesadaran
tentang
pentingnya
melampaui harapan nasabah (internal dan eksternal).
6
Jurnal (Dokumen) Pribadi Bank Syariah Mandiri
nasabah
dan
berupaya
68
E. Produk-produk Bank Syariah Mandiri Tabungan
Tabungan BSM
BSM Tabungan Berencana
BSM Tabungan Simpatik
BSM Tabungan Investasi Cendikia
BSM Tabungan Dollar
BSM Tabungan Pensiun
BSM Tabunganku
Giro
BSM Giro
BSM Giro Valas
BSM Giro Singapore Dollar
BSM Giro Euro
Deposito
BSM Deposito7
BSM Deposito Dollar
Pembiayaan Konsumer
BSM Implan
Pembiayaan Peralatan Kedokteran
7
Brosur produk-produk Bank Syariah Mandiri
69
Pembiayaan Edukasi BSM
Pembiayaan Kepada Koperasi Karyawan untuk Para Anggotanya
Pembiayaan Griya BSM
Pembiayaan Griya BSM Bersubsidi
Pembiayaan Kendaraan Bermotor
Produk Jasa 1. Jasa Produk
BSM Card
BSM Sentra Bayar
BSM SMS Banking
BSM Net Banking8
Pembayaran Melalui Menu Pemindahan Bukuan di ATM (PPBA)
BSM Jual Beli Valas
BSM Electronic Payroll
Transfer Uang Tunai
2. Jasa Operasional
BSM Transfer Lintas Negara Western Union
BSM Kliring
BSM Inkaso
BSM Intercity Clearing
8
Brosur produk-produk Bank Syariah Mandiri
70
BSM RTGS (Real Time Gross Settlement)
Transfer Dalam Kota (LLG)
BSM Transfer Valas
BSM Pajak Online
BSM Referensi Bank
BSM Standing Order
BSM Payment Point
3. Jasa Investasi
Reksadana
Sukuk Negara Ritel9
Emas
BSM Gadai Emas
BSM Cicil Emas
Haji dan Umroh
Tabungan Mabrur
Pembiayaan Umroh
Pembiayaan Talangan Pendaftaraan Haji Reguler dan Khusus
Tabungan Mabrur Junior10
9
Brosur produk-produk Bank Syariah Mandiri
10
Brosur produk-produk Bank Syariah Mandiri
71
F. Keunggulan Bank Syariah Mandiri Prinsip kemitraan, saling percaya, dan jujur membuat bank syariah unggul dan mampu melalui setiap krisis moneter. Sistem perbankan syariah belakangan mulai mendapat tempat di hati masyarakat dunia dan kian berkembang pesat. Kehadiran bank-bank syariah itu mampu menjawab kebutuhan akan sistem perbankan yang sesuai syariat Islam. Pakar ekonomi syariah Syafii Antonio menyatakan paling tidak ada tujuh hal yang membedakan bank syariah dengan bank konvensional. “Yang pertama dari sisi visi dan misinya, kemudian sisi filosofis, struktur organisasinya, legal, produk, laporan keuangan, serta budaya korporasi.” Dari segi visi dan misi, jelas Antonio, keberadaan bank syariah dalam mendukung kegiatan perekonomian masyarakat bersifat fardu kifayah, yakni suatu kewajiban kolektif. “Tidak mungkin perekonomian di suatu masyarakat maju bila tidak ada lembaga keuangan yang mendorongnya. Karena itulah, keberadaan bank syariah wajib secara kolektif. Harus ada sebagian orang yang menjalaninya di masyarakat. Bila tidak ada sama sekali, menjadi dosa.” Pembeda kedua yakni dari sisi filosofi. Antonio menuturkan di bank-bank konvensional orang menyimpan uang kemudian mendapatkan bunga di akhir bulan. “Si penyimpan tidak tahu-menahu uangnya dipakai bank untuk investasi di proyek halal atau haram. Yang penting akhir bulan ia mendapatkan bunga.” Di bank syariah, penabung sudah meniatkan
72
menyimpan uang demi investasi di proyek-proyek halal dan produktif. Bila investasi itu menuai untung, bank akan membagi keuntungan. Itulah yang disebut sistem bagi hasil.11 “Bank syariah memiliki struktur Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang tidak dimiliki oleh bank konvensional. DPS bertugas memastikan semua operasional dan budaya bank syariah sesuai dengan prinsip syariah,” tambahnya. Jika dilihat dari sisi legal, produk bank syariah harus memiliki akad yang melandasinya. Itu bisa berupa ayat Alquran, hadis, atau contoh langsung dari Nabi Muhammad semasa hidupnya. “Jadi, produk perbankan prinsipnya juga berbeda-beda. Ada yang bagi hasil, jual beli, sewa-menyewa. Prinsip kemitraan, saling percaya, jujur, dan tanpa membungakan modal ialahpenyangga utama kesuksesan roda perekonomian di masa kepemimpinan Rasulullah SAW dan para khulafaur rasyidin di Madinah. Prinsip yang sama juga, menurut Antonio, membuat bank syariah unggul dan mampu melalui setiap krisis moneter. “Di perbankan konvensional ada istilah negative spread phenomena. Misalnya ketika sektor ekonomi riil paling banyak menguntungkan 15%, sektor perbankan mau tak mau harus memberi keuntungan 70% ke penabung sesuai dengan perjanjian bunga yang tetap. Bukan bagi hasil seperti konsep bank
11
www.syariahmandiri.co.id
73
syariah. Sebanyak 20% keuntungan dikurangi 70%, berarti ada minus 50% yang harus selalu ditutup. Lama-lama habislah seluruh keuntungan.” Jadi, lanjut Antonio, bisa dikatakan yang merugikan perbankan Indonesia ialah bank konvensional. Ada dana yang disebut obligasi rekap untuk menutupi kekurangan tadi. “Siapa yang menanggungnya selain rakyat melalui pajak mereka?” sebut Antonio. Karena itulah, menurut Antonio, praktik bank syariah juga penting untuk menghindarkan bangsa dari krisis ekonomi. “Di Eropa, sistem perbankan syariah sudah sangat maju. Inggris bahkan ingin menjadi pusatnya perekonomian syariah dunia.”12
12
www.syariahmandiri.co.id
BAB IV STRATEGI PEMASARAN PRODUK GADAI EMAS PADA BANK SYARIAH MANDIRI TERHADAP PENGARUH JUMLAH NASABAH A. Strategi Pemasaran Produk Gadai Emas Pada Bank Syariah Mandiri Strategi pemasaran merupakan bagian dari lingkungan yang terdiri atas rangsangan fisik dan sosial. Termasuk di dalam rangsangan tersebut adalah produk dan jasa, materi promosi (iklan), tempat pertukaran (toko eceran), dan informasi tentang harga (label yang tertempel pada produk), selanjutnya penerapan strategi pemasaran melibatkan penempatan rangsangan tersebut di lingkungan konsumen agar dapat mempengaruhi afeksi, kognisi, dan perilaku mereka.1 Maka dari itu strategi pemasaran yang di lakukan oleh Bank Syariah Mandiri dalam meningkatkan produk gadai emas dilakukan dengan beberapa strategi pemasaran, diantaranya: 1. Brosur Brosur adalah terbitan tidak berkala yang dapat terdiri dari satu hingga sejumlah kecil halaman, tidak terkait dengan terbitan lain, dan selesai dalam sekali terbit. Halamannya sering dijadikan satu (antara lain dengan stapler, benang, atau kawat), biasanya memiliki sampul, tapi tidak menggunakan jilid keras. Menurut definisi UNESCO, brosur adalah terbitan tidak berkala yang tidak 1
Purwanto, Marketing Strategic (Meningkatkan Pangsa Pasar dan Daya Saing), (Jakarta:Platinum, 2012), Cet Ke-1 hal 14.
74
75
dijilid keras, lengkap (dalam satu kali terbitan), memiliki paling sedikit 5 halaman tetapi tidak lebih dari 48 halaman, di luar perhitungan sampul. Alternatif media dengan memanfaatkan media brosur dan selebaran memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai berikut : a. Kelebihan beriklan dengan menggunakan media brosur dan selebaran 1. Waktu edar cepat Waktu yang di miliki tidak terbuang sia-sia karena informasi yang di berikan akurat dan tepat sasaran kepada nasabah atau costumer. 2. Biaya Murah Anggaran yang dikeluarkan tidak perlu banyak terbuang karena biaya yang di keluarkannya hanya sedikit. b. Kelemahan beriklan dengan menggunakan media brosur dan selebaran 1) Ruang iklan terbatas Tempat untuk memberikan informasi sangat terbatas untuk di sampaikan dan memang sangat kecil sekali ruang lingkupnya 2) Publik sedikit atau terbatas Penyampaian informasinya di batasi oleh tempatnya yang sangat sempit lingkupnya dan hanya bisa dilakukan di internal tidak sampai pada eksternal. Jadi dengan menggunakan media brosur pemasaran produk gadai emas masyarakat akan lebih paham dan mengerti jelas tentang produk gadai emas. Dan masyarakat bisa lebih jelas dan paham akan mekanisme produk gadai emas, karena di dalam brosur tersebut banyak penjelasan-penjelasannya diantara dari
76
syarat dan kentuan, manfaat dan kemudahan, persyaratan, karekteristik, contoh perhitungan dan nilai taksiran emas pergramnya. 2. Gerai Gerai ialah tempat aktiviti berjual beli bersaiz kecil dan bersifat sementara sahaja. Biasanya dibina di tepi jalan raya atau tepi bangunan untuk menjual makanan, minuman, pakaian, surat khabar dan lain-lain. Alternatif media dengan memanfaatkan sarana gerai dan outlet memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai berikut : a. Kelebihan memasarkan dengan media gerai dan outlet 1. Tepat Sasaran Karena nasabah bisa langsung mendapatkan informasi dan penjelasan dari para penyelenggara gadai emas yaitu pihak Bank Syariah Mandiri 2. Face to Face (tatap muka) Nasabah bisa langsung bertemu dengan para pihak penyelenggara gadai emas dan prosesnya lebih mudah di dapatkan. b. Kelemahan memasarkan dengan sarana gerai dan outlet 1. Pasar makin sempit Karena banyaknya pesaing yang ikut menawarkan produk gadai dengan layanannya yang lebih murah dan praktis, sehingga segmen pasar semakin kecil peluangnya. 2. Pedagang tidak kompetitif
77
Karena pihak bank mengejar target untuk mendapatkan nasabah sebanyak mungkin, karena para pihak penyelenggara gadai emas menetapkan harga pembiayaan gadai emas dengan melambung tinggi sehingga pasar tidak berkembang dan nasabah tidak punya banyak pilihan.2 Struktrur pembiayaan gadai emas Bank Syariah Mandiri dengan pembiayaan gadai emas di Bank-Bank Syariah lainnya, diantaranya adalah : Tabel 1 Harga Perbandingan Emas BSM Dengan Bank-Bank Syariah lainnya3
%
%
Bank Syariah Mandiri
BRI Syariah
BTPN syariah
(Selisih Dengan Harga Pasar)
(Selisih Dengan Harga Pasar)
(Selisih Dengan Harga Pasar)
Biaya Ujroh 1,5%
Biaya Ujroh 1,25%
Biaya Ujroh 1,6%
Loan To Value 90% (LM) 85% Perhiasan
Harga Dasar Emas 343.120,-
Biaya Asuransi 0.1333%
Loan To Value 93% (LM) 90% Perhiasan
Harga Dasar Emas 342.950,-
Termasuk dalam administrasi
Loan To Value 100% (LM) 85% Perhiasan
Harga Dasar Emas 330.000,-
Termasuk dalam administrasi
Keterangan dan penjelasan yang bisa penulis berikan dari tabel di atas adalah selisih harga dari setiap bank-bank syariah yang satu sama lainnya dari 2
Wawancara pribadi dengan ibu Desmita Artalina Bag. Marketing Officer pada hari rabu 09 april pukul14.30 3
Modul Overview Gadai Emas Syariah Bank Mandiri Syariah
78
bank Syariah Mandiri dengan bank BRI Syariah serta Bank BPTN Syariah, dari segi ujroh atau biaya penitipan emas BSM memberikan biaya 1,5 % dari harga dasar emas, sedangkan BRI Syariah memberikan biaya 1,25% dari harga emas dasar, dan bank BPTN Syariah memberikan biaya 1,6% dari harga emas dasar, jadi perbedaan antara BSM dengan BRI syariah dan BPTN Syariah hanya 1% sampai dengan 3%. Dari segi penaksiran emas yang ada di BSM dengan BRI Syariah dan BPTN Syariah juga memberikan arti yang signifikan terhadap nasabah atau konsumen, karena BSM mentaksir harga dasar emas pergram atau LM (logam mulia), dengan harga Rp 343.120, sedang BRI Syariah Rp 342.950, dan BPTN Syariah dengan harga Rp 330.000. Dapat sangat jelas perbedaan antara BSM dengan BRI Syariah serta BPTN Syariah mencapai 5% sampai dengan 7%.
Selain strategi pemasaran yang jitu, gadai emas BSM cabang warung buncit memberikan akad-akad yang menjamin nasabah untuk tidak memberatkan beban terhadap nasabah, Akad dalam Islam akan memberikan ikatan secara hukum apabila akad itu telah dipenuhi syarat dengan ketentuan syara’. Akadakad yang bisa diperoleh nasabah dari BSM diantaranya adalah: 1. Akad Qardhul Hasan Akad ini dilakukan pada kasus nasabah yang menggadaikan barangnya (emas) untuk keperluan konsumtif. Dengan demikian, nasabah (rahin) akan memberikan biaya upah atau fee kepada pihak bank atau pegadaian (murtahin) yang telah menjaga atau merawat barang gadaian (marhum). Dalam bentuk akad
79
qardhul hasan ini, utang yang terjadi wajib dilunasi pada waktu pinjamannya jatuh tempo tanpa ada tambahan apapun yang disyaratkan (kembali pokok). 2. Akad Rahn Artinya rahn digunakan sebagai akad tambahan (jaminan atau collateral) terhadap produk lain seperti dalam pembiayaan ba’i al-murabahah dimana bank dapat menahan barang nasabah sebagai konsekuensi akad tersebut. 3. Akad Ijarah Akad Ijarah merupakan penggunaan manfaat atau jasa penggantian kompensasi, yaitu pemilik yang menyewakan manfaat disebut muajjir sedangkan penyewa atau nasabah disebut dengan mustajir. Sesuatu yang diambil manfaatnya (tempat penitipan) disebut major dengan kompensasi atau balas jasa yang disebut dengan ajran atau ujrah. Karena itu, nasabah (rahin) akan memberikan biaya kepada muajjir karena telah menitipkan barangnya untuk dijaga dan dirawat oleh murtahin.4 Proses untuk gadai emas dalam memiliki produk Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri terdiri dari 3 Bagian, lihatlah tabel dibawah ini : 5 Tabel 2 Job Discription Pembiayaan Produk Gadai Emas Pada BSM Front End Pemutusan
Middle End Kantor Cabang
Back End 1. Menyampaikan
4
Adrian Suhtedi, Hukum Gadai Syariah, (Bandung:Alfabeta, 2011), Cet Ke-1 hal 109.
5
Modul Overview Gadai Emas Syariah Bank Syariah Mandiri
80
Melakukan pengujian: Pembiayaan Frontliner: Uji Akhir Hari Penaksir dan Uji Acak Officer Gadai. Uji Opname Officer Gadai berwenang Kantor Pusat sampai dengan Mendidik dan Rp 10 juta. mengembangkan Kepala Cabang Penaksir dan memutus Officer Gadai. pembiayaan > Melakukan Rp 10 juta. quality Penaksir fokus assurance. pada Memonitor harga penaksiran emas harian. dan tanpa Menyempurnakan wewenang proses bisnis, memutus SOP dan SE. Melakukan Penyimpanan Obyek penelitian emas Gadai palsu, modus Manajer operasi fraud dan trend mensupervisi kejahatan lain. penyimpanan obyek Mengembangkan gadai (emas) di main strategi promosi. vault pada sore hari. Mengembangkan strategi pengembangan bisnis Mengembangkan profil risiko sebagai early warning system.
surat peringatan I, II, II. 2. Menjual barang jaminan setelah 15 hari jatuh tempo.
81
Tabel ini menjelaskan bagaimana penggambaran tugas dari masingmasing divisi dalam membagikan topuksinya dalam mengelola kegiatan produk gadai emas yang ada dalam Bank Syariah Mandiri. Walaupun strategi pemasaran itu sudah dilakukan sangat maksimal. Kaitan tabel ini dengan judul yang di angkat oleh penulis adalah kegiatan strategi pemasaran tidak hanya berkegiatan memasarkan produk jasa tetapi mengenalkan satu manajemen yang teroganisir sangat baik juga di dalam satu lembaga keuangan. Fitur yang ada dalam gadai emas Bank Syariah Mandiri, lihatlah tabel yang ada di bawah ini :6 Tabel 3 Fitur Produk Gadai Emas Pada Bank Syariah Mandiri No. Ketentuan Jenis Produk: 1. Peruntukan: 2. Obyek Gadai 3. (Marhum) Pengikatan: 4.
5.
Jangka Waktu:
6.
Syarat gadai ulang: 6
Keterangan Gadai Emas BSM IB Perorangan Emas berupa perhiasan atau batangan.
Prinsip gadai menggunakan skim Qardh dalam rangka Rahn. Pengikatan obyek gadai menggunakan skim gadai. Jasa penitipan obyek gadai menggunakan skim Ijarah. 4 (empat) bulan dan dapat digadai ulang (diperpanjang) Telah dilakukan penilaian ulang atas barang jaminan.
Modul Overview Gadai Enas Syariah Bank Syariah Mandiri
82
7. 8.
Nilai pembiayaan: Maksimal Pembiayaan terhadap taksiran:
9.
Biaya Pemeliharaan:
10.
Harga Dasar Emas:
Telah melunasi biaya pemilaharaan untuk gadai ulang. Mulai dari Rp 500.000,00 1. Maksimal 90% untuk koin Dinar dan Logam Mulai bersertifikat. 2. 85% dari nilai taksiran emas untuk perhiasan tanpa memperhitungkan omgkos pembuatannya. Biaya Administrasi dan Asuransi (dipungut di awal periode) saat ini. Biaya Pemeliharaan (sekaligus, di[ungut di akhir periode saat melunasi) Ditentukan dari Kantor Pusat, berdasarkan harga buy back PT. Antam (deviasi 5%)
Tabel 3 ini menjelaskam fitur dari produk gadai emas yang berlandaskan syariah, karena dalam tabel di atas memberikan penjelasan mulai dari penaksiran harga emas, spesifikasi gadai emas, serta penjelasan-penjelasan lainnya yang berkaitan dengan produk gadai emas. Kaitan tabel fitur emas di sini di dalam judul skripsi penulis yaitu di dalam kegiatan startegi pemasaran harus ada produk yang ditawarkan, karena dengan adanya fitur suatu produk para nasabah atau konsumen bisa mengerti dan memahami dari produk yang di pasarkan. Contoh perhitungan: Pak Ahmad datang ke BSM dengan membawa 10 gram logam mulai untuk keperluan biaya pendidikan anaknya. BSM dapat memberikan fasilitas pembiayaan gadai sebagai berikut:
83
1. Nilai Taksiran: Berat emas x Harga dasar emas 10 Gram x Rp 400.000 = Rp 4.000.000 2. Pembiayaan yang dapat diberikan: 90% x Rp 4.000.000 = Rp 3.600.000 3. Biaya administrasi yang dibebankan pada saat pencairan: Biaya adm. + biaya materai + biaya asuransi Rp 25.000 + Rp 12.000 + Rp 4.700 = Rp 41.700 4. Biaya pemeliharaan per 15 hari: 1,35% per bulan x 10 gram x Rp 400.000 x 15 atau 30 hari = Rp 27.000 7 Keterangan: 1. Harga dasar emas, nilai taksiran, biaya administrasi dan biaya pemeliharaan mengikuti ketentuan bank yang berlaku pada saat transaksi. 2. Gadai emas BSM menawarkan berbagai macam program promosi berupa: a. Diskon atau bebas biaya administrasi b. Diskon biaya pemeliharaan c. Souvenir B. Pengaruh Strategi Pemasaran Terhadap Jumlah Nasabah Dalam kehidupan di masyarakat telah dikenal suatu praktik muamalah yang disebut gadai. Gadai adalah penjaminan hutang dengan suatu barang. Khusus untuk
7
Brosur produk-produk Bank Syariah Mandiri
84
komoditas emas, pemerintah melalui perbankan syariah juga telah mengatur produk gadai emas syariah. Gadai Emas BSM merupakan produk pembiayaan atas dasar jaminan berupa emas sebagai salah satu alternatif memperoleh uang tunai dengan cepat.8 Bank Syariah Mandiri merupakan lembaga keuangan yang merespon kebutuhan masyarakat dalam berbagai produknya, termasuk transaksi gadai emas syariah yang beberapa tahun terakhir mengalami perkembangan pembiayaan yang sangat pesat. Bank memfasilitasi transaksi gadai emas syariah untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek nasabah. Diantaranya untuk pendidikan, kesehatan, modal usaha dan lain-lain. Gadai emas syariah pada PT. BSM (Bank Syariah Mandiri) Cabang Warung Buncit menerapkan prinsip akad Qardh dan Ijarah yang berarti akad pemberian pinjaman oleh bank kepada nasabah disertai tugas agar bank menjaga barang jaminan yang diserahkan. Penerapan akad ini telah sesuai dengan fatwa MUI dengan syarat biaya-biaya yang dikenakan dalam transaksi tersebut memang biaya-biaya yang sungguh-sungguh diperlukan.9 Produk gadai emas syariah pada BSM (Bank Syariah Mandiri) memiliki kelebihan persyaratan lebih mudah, pelayanan cepat, proses transaksi yang cepat serta nilai taksiran yang lebih bagus. Sedangkan dampak kebijakan Bank 8
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah : Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta:Gema Insani, 2001), Cet Ke-1 hal 128. 9
Modul Overview Gadai Emas Syariah Bank Mandiri Syariah
85
Indonesia terkait Standar Operasional Prosedur untuk gadai emas syariah membawa dampak bagi pihak bank maupun nasabah. Tetapi dengan adanya kebijakan tersebut telah memberikan perbankan syariah kejelasan tentang peraturan dan ketentuan-ketentuan yang mengatur transaksi gadai emas syariah agar terhindar dari kegiatan yang bersifat spekulatif. Strategi pemasaran yang dilakukan Bank Syariah Mandiri berpengaruh terhadap peningkatan jumlah nasabah serta omzet pendapatan produk gadai emas itu sendiri. Karena produk gadai emas telah banyak memberikan nilai-nilai kepuasan terhadap nasabah, maka dari itu pihak Bank Syariah Mandiri harus menjungjung tinggi kredibilitas produknya kepada nasabah. 1. Brosur Media brosur merupakan media yang sangat berpengaruh terhadap pemasaran produk yang dipasarkan oleh bank syariah mandiri, karena brosur punya peranan yang sangat penting dalam lembaga untuk memasarkan dan mengenalkan produk yang akan dipasarkan terhadap nasabah. Brosur juga dapat memberikan pemahaman tentang produk-produk yang ada pada Bank Syariah Mandiri khususnya untuk produk gadai emas, di dalam brosur produk gadai emas di jelaskan bagaimana syarat dan ketentuan dalam menggadaikan emas, dan terdapat pula penjelasan cara perhitungan nilai taksiran emas pergramnya.
86
2. Gerai Strategi pemasaran melalui sarana gerai atau outlet sangat bagus dan efektif di lakukan oleh Bank Syariah Mandiri. Karena melalui gerai emas yang dibuka oleh BSM di suatu acara event tertentu dapat menarik perhatian sejumlah orang-orang yang berada dalam satu event tersebut untuk menjadi nasabah produk gadai emas tersebut. Melalui gerai emas calon nasabah bisa medapatkan informasi tentang produk gadai emas yang dipromosikan oleh pihak bank syariah mandiri mulai dari sistem pembiayaannya, keunggulan dari produk gadai emas, serta mekanisme yang ada di dalam produk gadai emas itu sendiri. Maka dari itu gerai emas yang di buka oleh bank syariah mandiri memberikan arti yang signifikan terhadap laju pertumbuhan nasabah gadai emas.10 Pengaruh strategi pemasaran produk gadai emas Bank Syariah Mandiri terdapat pada peningkatan jumlah nasabah dan peningkatan omzet dari tahun pertahunnya: 1. Pertumbuhan Nasabah Nasabah gadai emas memang pada saat sekarang ini sangat melejit dan semakin bertambah pada setiap bulan dan tahun, bisa kita lihat data di bawah ini, ternyata nasabah dalam produk gadai emas pada Bank Syariah mengalami pertumbuhan dan peningkatan. 10
Wawancara pribadi dengan ibu Desmita Artalina Bag. Marketing Officer pada hari rabu 09 april pukul 14.30
87
DATA JUMLAH NASABAH GADAI EMAS MARET TAHUN 2013 SAMPAI DENGAN MARET 2014 Nasabah Gadai Emas Maret 2013
= 40 Nasabah
Nasabah Gadai Emas April 2013
= 44 Nasabah
Nasabah Gadai Emas Mei 2013
= 47 Nasabah
Nasabah Gadai Emas Juni 2013
= 42 Nasabah
Nasabah Gadai Emas Juli 2013
= 45 Nasabah
Nasabah Gadai Emas Agustus 2013
= 40 Nasabah
Nasabah Gadai Emas September 2013
= 39 Nasabah
Nasabah Gadai Emas Oktober 2013
= 41 Nasabah
Nasabah Gadai Emas November 2013
= 43 Nasabah
Nasabah Gadai Emas Desember 2013
= 40 Nasabah
Nasabah Gadai Emas Januari 2014
= 50 Nasabah
Nasabah Gadai Emas Februari 2014
= 49 Nasabah
Nasabah Gadai Emas Maret 2014
= 59 Nasabah
Jumlah Total Nasabah
= 579 Nasabah11
Data diatas menunjukkan memang Bank Syariah untuk tahun ini menjadi pemain utama dari sektor bisnisnya yang berupa gadai emas, dari jumlah data nasabah gadai emas dilihat dari perbulannya memberikan pengaruh yang
11
Wawancara pribadi dengan ibu Desmita Artalina Bag. Marketing Officer pada hari rabu 09 april pukul 14.30
88
signifikan terhadap peningkatan dan penurunan nasabah produk gadai emas pada Bank Syariah Mandiri. 2. Peningkatan Omzet Pertumbuhan omzet Bank Syariah Mandiri pada produk gadai emas sangat besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, dari pertumbuhan omzet tersebut Bank Syariah Mandiri mumpuni melebarkan sektor bisnis gadai emasnya kepada masyarkat umum. Selain itu juga memberikan keuntungan terhadap Bank Syariah Mandiri, karena BSM juga meningkatkan reputasi terhadap produk-produk lainnya. Grafik yang bisa kita lihat dari pertumbuhan omzet gadai emas pada Bank Syariah Mandiri : 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 Des 2012
Des 2013
2014 Jan
2014 Feb
09-Mar-14
Total
89
Adapun persentase dari laju pergerakan omzet gadai emas Bank Syariah cabang Warung Buncit Desember 2012 sampai dengan Maret 2014 adalah sebagai berikut penjelasannya : Desember 2012
= 59.93%
Desember 2013
= 136.53 %
Januari 2014
= 374.72%
Februari 2014
= 823.02%
Maret 2014
= 1,475.36%
Total
= 2,851.56%
Dari tabel grafik di atas, Bank Syariah Mandiri Mengalami pertumbuhan omzet dari pembiayaan gadai emasnya, laju pergerakan omzet yang ada pada tabel di atas memberikan dampak dan nilai yang positif untuk produk gadai emas untuk kemajuan Bank Syariah Mandiri cabang Warung Buncit. 12 C. Analisis Strategi Pemasaran Produk Gadai Emas Bank Syariah Mandiri Terhadap Pengaruh Jumlah Nasabah Dari analisis yang penulis teliti dari BSM Kantor Cabang Warung Buncit yaitu dimana penulis menganalisis kepada produk Gadai Emas Syariah merupakan pembiayaan dana bagi masyarakat yang kurang mampu untuk memberikan bantuan dana dalam bentuk keperluan modal usaha, pendidikan, serta keperluan yang lainnya. Produk gadai emas di hadirkan oleh BSM untuk
12
Arsip Dokumentasi Bank Syariah Mandiri
90
nasabah yang ingin menggadaikan suatu barangnya dalam bentuk emas. Keuntungan nasabah gadai emas pada BSM adalah selalu dimudahkan dan tidak di persulit mulai dari segi mekanisme, akad, dan syarat ketentuannya serta persyaratan yang diberikan. Menurut penulis implementasi produk Gadai Emas Syariah pada Bank BSM sudah sesuai dengan aturan-aturan syariah yang berlaku, fatwa-fatwa MUI yang telah diberlakukan dan sesuai dengan penjelasan serta pembahasan yang penulis gunakan di dalam skripsi ini dengan sumber teori dari buku-buku yang menerangkan atau menjelaskan tentang implementasi praktek produk Gadai Emas Syariah. Strategi pemasaran yang digunakan oleh Bank Syariah Mandiri untuk menarik para masyarakat untuk menggunakan produk ini yaitu dengan melalui brosur, media gerai atau stand yang pemasarannya di lakukan dengan menggunakan ruang publik atau event-event pameran, agar masyarakat bisa bertatap muka langsung dengan pihak bank dan mendapatkan informasi tentang produk gadai emas, serta keunggulan dan kelebihan di dalam produk gadai emas itu sendiri. Strategi yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri pada umumnya sedikit ada kesamaan dengan bank-bank lainya, penulis menganalisis bahwa strategi yang dilakukan ini sangat efektif sekali untuk meningkatkan perkembangan produk ini dan tentunya Bank Syariah Mandiri itu sendiri.
91
Strategi-strategi yang diterapkan tentunya harus ada kerja sama antara satu dengan yang lainnya agar berjalan dengan baik dan lancar. ANALISIS SWOT PRODUK GADAI EMAS SYARIAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI Strategi pemasaran yang dilakukan Bank Syariah Mandiri memang sudah efektif dan maksimal, walaupun demikian tetap ada analisis SWOT pada produk gadai emasnya, diantara analisis SWOT yang bisa penulis jelaskan adalah : Strengths (Kekuatan) 1. Cost of found BSM lebih baik dari pesaing utama (Perum Pegadaian) 2. Jaringan dan database nasabah BSM terluas dan terbesar di perbankan syariah 3. Teknologi BSM yang semakin advance untuk mendukung operasi gadai 4. Instruktur cukup memadai untuk medidik calon penaksir dan officer gadai. Weaknesses (Kelemahan) 1. Ketersediaan calon officer gadai dari internal terbatas. 2. Penyediaan infrastruktur atau peralataan masih perlu dipercepat. 3. Sistem IT Gadai masih banyak yang perlu disempurnakan. Opportunities (Peluang) 1. Potensi pasar gadai masih besar dan luas. 2. Potensi sinergi dengan Bank Mandiri dan perusahaan anak cukup besar. 3. Perubahan sosial di masyarakat bahwa gadai bukan lagi sesuatu hal yang “memalukan”.
92
4. Fenomena baru di masyarakat tentang “berkebun emas”. 13 Threats (Ancaman) 1. Pemain baru non bank syariah berpotensi masuk industri (bila UU pegadaian terbit). 2. Perum Pegadaian dan Perbankan syariah mempercepat ekspansi jumlah outlet. 3. Bank Syariah pesaing lebih agresif menurunkan biaya (pricing). 4. Kejahatan di bidang gadai (seperti pemalsuan emas, dan perampokan) berpotensi meningkat. Dari analisis SWOT yang telah disebutkan diatas merupakan adanya satu kekurangan dan kelebihan dari produk gadai emas itu sendiri, karena strategi pemasaran yang dilakukan BSM sangat berpengaruh terhadap peningkatan nasabah produk gadai emas. Inilah tantangan dan upaya solusi yang harus di hadapi oleh Bank Syariah Mandiri, perhatikan tabel yan ada di bawah ini : Tabel 4 Tantangan Dan Upaya Solusi Bank Syariah Mandiri Pada Gadai Emas Tantangan Omzet Belum Maksimal 1. Masyarakat belum banyak yang mengetahui bahwa BSM telah membuka kembali atau memiliki layanan gadai. 2. Fitur produk belum sepenuhnya 13
Upaya Solusi 1. Melakukan promosi melalui: a. Pemasangan spanduk di depan cabang dan beberapa tempat seputar cabang,
Modul Overview Gadai Emas Syariah Bank Mandiri Syariah
93
dapat bersaing. Calon nasabah hampir selalu membandingkan dengan produk gadai pesaing seperti Bank Jabar Syariah, BNI Syariah, BRI Syariah (untuk pricing) dan Perum Pegadaian (untuk LTV). 3. Peningkatan nilai LTV (>85%) masih memiliki risiko kerugian karena kompetensi Penaksir yang masih dalam tahap “pemantapan”. 4. Persaingan dalam hal biaya gadai dapat memicu price war.
b. Pemasangan banner di banking hall, c. Penyebaran flyer di sekitar cabang dan tempat keramaian, d. Pengiriman email kepada pegawai BSM dan BM, ke mailing list – mailing list, e. Pembukaan BLOG, pembukaan Facebook, f. Penyiaran radio lokal, g. Pemasangan iklan dan berita di koran lokal, h. Pengiriman SMS kepada nasabah semua cabang (via SMS Center Desk Pegadaian (DPG), i. Pengiriman surat kepada calon nasabah potensional, seperti nasabah talangan haji dan nasabah pembiayaan j. Pelaksanaan sosialisasi kepada asosiasi atau perkumpulan, seperti Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH), pengajian, pegawai institusi, koperasi karyawan, dan sebagainya. 2. Memperbaiki fitur produk: a. Meningkatkan loan to value (LTV) dari 75% menjadi 85% dan
94
3.
4.
Fee Based Income Tidak Tercapai Realisasi Omzet belum sesuai dengan rencana, sehingga nilai fee Based income menjadi belum optimal.
5. 1.
2. Sistem IT Yang Masih Perlu Disempurnakan Sistem IT gadai yang terdapat dalam core banking AS-400 masih perlu
1.
terakhir 90%, b. Memindahkan biaya gadai semula ditarik di awal menjadi di akhir pembiayaan, c. Mengubah periode biaya gadai yang semula per 1 bulan menjadi 0,5 bulan, d. Memberikan diskon (bebas biaya administrasi) dalam rangka event tertentu) e. Memberikan diskon untuk gadai dengan berat emas lebih dari batas tertentu. Membantu KLG lebih banyak di internal BSM atau di luar BSM (Kantor Pos, Bank Mandiri Group, Supermarket, Mall). Menerima kerja sama investasi atau hedging dengan emas. Marketing Fee dan Aliansi. Percepatan pengadaan sumber daya manusia dan infrastruktur agar KLG dapat dibuka awal tahun, sehingga omzet dapat direalisasikan lebih cepat. Penetapan strategi pricing yang efektif. Bank Syariah Mandiri (BSM) telah melaksanakan beberapa penyempurnaan sistem IT Rahn
95
disempurnakan untuk mengikuti penyesuaian fitur dengan cepat.
2. BSM sedang mengembangkan sistem IT baru dengan vendor Temenos. Pembahasan business requirement untuk sistem gadai telah selesai, tapi implementasi masuk ke dalam phase 2.
Namun walaupun demikian BSM telah menerapkan strategi pemasaran yang maksimal dan sangat efektif, tetap saja ada tantangan dan upaya atau solusi dalam menghadapi masalah krisis atau failed. karena dari strategi pemasaran yang dilakukan BSM bisa memberikan dampaknya terhadap peningkatan dan jumlah nasabah dalam produk-produk yang di pasarkannya, khususnya untuk produk gadai emas. Jadi pengaruh dari strategi pemasaran gadai emas BSM tepatnya ada dua aspek, aspek yang pertama pada pertumbuhan jumlah nasabah dan yang kedua pada peningkatan omzet gadai emas pada Bank Syariah mandiri, maka penulis akan menjelaskan satu persatunya tentang pengaruh dari strategi pemasaran gadai emas, diantaranya : 1. Pertumbuhan Nasabah Pertumbuhan jumlah nasabah gadai emas sangat memberikan arti signifikan karena ada peningkatan dan penurunan pada setiap bulan dan tahunnya, sebagaimana yang telah dijelaskan pada poin sebelumnya tetapi
96
setelah menganalisis pertumbuhan jumlah nasabah gadai emas selalu ada nilai plus dan minus terhadap Bank Syariah Mandiri. DATA JUMLAH NASABAH GADAI EMAS MARET TAHU 2013 SAMPAI DENGAN MARET 2014 Nasabah Gadai Emas Maret 2013
= 40 Nasabah
Nasabah Gadai Emas April 2013
= 44 Nasabah
Nasabah Gadai Emas Mei 2013
= 47 Nasabah
Nasabah Gadai Emas Juni 2013
= 42 Nasabah
Nasabah Gadai Emas Juli 2013
= 45 Nasabah
Nasabah Gadai Emas Agustus 2013
= 40 Nasabah
Nasabah Gadai Emas September 2013
= 39 Nasabah
Nasabah Gadai Emas Oktober 2013
= 41 Nasabah
Nasabah Gadai Emas November 2013
= 43 Nasabah
Nasabah Gadai Emas Desember 2013
= 40 Nasabah
Nasabah Gadai Emas Januari 2014
= 50 Nasabah
Nasabah Gadai Emas Februari 2014
= 49 Nasabah
Nasabah Gadai Emas Maret 2014
= 59 Nasabah
Jumlah Total Nasabah
= 579 Nasabah14
14
Wawancara pribadi dengan ibu Desmita Artalina Bag. Marketing Officer pada hari rabu 09 april pukul 14.30
97
2. Peningkatan omzet Produk gadai emas memang pada saat sekarang ini memang sangat menjadi suatu pembiayaan yang sangat di dominasi oleh masyarkat banyak, maka tidak heran nasabah gadai emas di setiap lembaga keuangan mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, jelas sangat mungkin apabila hal ini dapat mempengaruhi terhadap peningkatan omzet lembaga keuangan tersebut khususnya yang dialami Bank Syariah Mandiri sekarang ini. Karena dari penjalasan grafik diatas, laju peningkatan omzet dari pembiayaan gadai emas memberikan prestasi yang sangat bagus dari tahun ke tahunnya, bisa kita lihat di tahun 2004 – 2013 : 140 120 100 80 60 40 20 0 2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
98
Persentase dari hasil laju peningkatan omzet gadai emas selama 9 tahun terakhir pada Bank Syariah Mandiri cabang Warung Buncit adalah sebagai berikut : Tahun 2005
= 20.45 %
Tahun 2006
= 23.27 %
Tahun 2007
= 27.92 %
Tahun 2008
= 28.65 %
Tahun 2009
= 31.80 %
Tahun 2010
= 36.05 %
Tahun 2011
= 42.72 %
Tahun 2012
= 45.25 %
Tahun 2013
= 46.02 %
Tahun 2014
= 48.15 %15
Dari penjelasan di atas dapat di ketahui pada tahun 2001 sampai dengan tahun 2008 rata-rata omzet mencapai kisaran 31.45%, sedangkan pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 lebih besar dari 31.45%. Adapun daftar harga dasar emas yang di berlakukan oleh Bank Syariah Mandiri dari mulai harga 1 gram sampai dengan 250 gram, lihat daftar harga di bawah ini :
15
Modul Overview Gadai Emas Syariah Bank Mandiri Syariah
99
Gram 250 100 50 25 10 5 4 3 2.5 2
Price per Bar (Rp) 124.750.000 49.950.000 25.000.000 12.525.000 5.040.000 2.545.000 2.036.000 1.536.000 1.285.000 1.036.000
Price per Gram (Rp) 499.000 499.500 500.000 501.000 504.000 509.000 509.000 512.000 514.000 518.000
1
538.000
538.000
Keterangan : Update HDE dan harga emas Antam per tanggal 11 Juli 2013 1. HDE : Rp 436.500,- /gram 2. Buy back price : Rp 483.000,- / gram Update Harga emas Antam tanggal 11 Juli 2013. Pemesanan Emas Atau LM (Logam Mulia) di mulai pukul 08.00 - 15.00 WIB16
16
www.syariahmandiri.co.id
BAB V PENUTUP A. Keseimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1) Strategi pemasaran ialah suatu rencana yang memungkinkan perusahaan atau lembaga dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki dengan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan perusahaan atau lembaga. Adapun strategi pemasaran yang digunakan Bank Syariah Mandiri sangat tepat yaitu : 1. Strategi pemasaran melalui brosur Strategi pemasaran yang dilakukan melalui brosur adalah startegi yang dilakukan melalui selebaran kertas yang di dalamnya terdapat perincian pembiayaan produk yang dipasarkan. Karena dengan melihat brosur masyarakat dapat melihat secara terperinci penjelasan yang terdapat didalam brosur tersebut. 2. Strategi pemasaran melalui gerai Strategi pemasaran melalui gerai adalah startegi yang dilakukan dengan melalui sarana outlet atau counter kecil, tepatnya kegiatan ini dilakukan di ruang publik. Contoh lokasi yang di jadikan objeknya adalah di acara event-event dan pameran-pameran suatu kegiatan.
100
101
Sarana gerai memang sangat bagus untuk memasarkan produk gadai emas di Bank Syariah Mandiri, melalui gerai masyarakat bisa berinteraksi dengan pihak Bank Syariah Mandiri untuk dimintai penjelasan-penjelasan tentang produk gadai emas. 2) Pengaruh startegi pemasaran produk gadai emas yang dilakukan Bank Syariah Mandiri memang sangat memberikan dampak yang sangat positif bagi Bank Syariah Mandiri, indikasi dari pengaruh strategi pemasaran yang dilakukan Bank Syariah Mandiri yaitu ada dua aspek, diantaranya sebagai berikut : 1. Pertumbuhan Nasabah Bukan hal yang tidak mungkin Bank Syariah Mandiri mengalami pertumbuhan nasabah pada sektor bisnis produk emas ataupun gadai emasnya, karena pada saat sekarang ini masyarakat sedang menyukai investasi melalui emas. Data yang bisa dilihat di bab sebelumnya untuk pertumbuhan nasabah gadai emas bulan Maret 2013 - Maret 2014 yaitu mencapai 579 nasabah dalam setahun. Jadi penjelasan diatas jelas bahwa nasabah gadai emas Bank Syariah Mandiri setiap bulannya mengalami laju pertumbuhan nasabah, walaupun pertumbuhan nasabahnya tidak terlalu banyak yaitu 5 nasabah sampai dengan 10 nasabah, sehingga tidak terlalu memberikan arti yang begitu signifikan.
102
2. Peningkatan Omzet Peningkatan
omzet
yang dialami
Bank Syariah Mandiri
mempunyai prestasi yang sangat baik dalam meningkatkan keuntungan dan pendapatan di lini unit bisnisnya. Karena pengaruh dari jumlah dan pertumbuhan nasabah produk gadai emas yang terus meningkat dan mengalami perubahan setiap bulannya. Setelah di jelaskan pada bab sebelumnya peningkatan omzet produk gadai emas memang berpengaruh terhadap pertumbuhan jumlah nasabah juga, telah terbukti selama 9 tahun terakhir peningkatan omzetnya mengalami perubahan yang pesat, terbukti pada tahun 20012008 mencapai rata-rata omzet 31.45%, sedangkan dari tahun 2009-2013 lebih besar dari kisaran 31.45%. B. Saran-saran Berdasarkan pembahasan dari kesimpulan yang didapat, maka penulis ingin memberikan saran-saran pada perusahan Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Warung Buncit sebagai berikut : 1) Bank Syariah Mandiri (BSM) tidak cukup kiranya untuk bertahan dengan strategi yang diterapkan pada saat sekarang ini, hendaknya harus bangkit dan lebih optimal lagi, demi menciptakan strategi, taktik, dan konsepkonsep baru yang lebih menarik untuk merebut persaingan syariah di Indonesia. Dan mampu membaca serta mengetahui apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh masyarakat dengan cara menciptakan produk-produk
103
yang belum ada pada Bank Syariah Mandiri lainnya dan tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsip syariah islam. 2) Bank Syariah Mandiri seharusnya bisa meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat dengan memperbaharui sistem informasi, organisasi, dan lain sebagainya, supaya memiliki kekompakan dalam kerja sama memasarkan produk-produk yang lama dengan cara mengembagkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat. 3) Bank Syariah Mandiri harus mampu menungguli pesaing-pesaing lainnya dari produk-produk unggulan Bank Syariah Mandiri, agar bisa mendapatkan jumlah nasabah sebanyak-banyaknya. Khususnya pada produk gadai emas yang sedang buming dan melejit jadi topik pembahasan para kalangan masyarakat menegah ke bawah dan menengah ke atas.
DAFTAR PUSTAKA Ali, Zainuddin, Hukum Gadai Syariah, (Jakarta : Sinar Grafika, 2008), Cet Ke-2 Al-Qur’an Al Karim Anshori, Abdul Ghofur, Gadai Syariah di Indonesia : Konsep, Implementasi dan Institusionalisasi, (Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 2006), Cet 1 Antonio, Muhammad Syafi’I, Bank Syariah : Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta : Gema Insani, 2001), Cet Ke-1 Antonio, Muhammad Syafi’I, Dkk, Bank Syariah (Analisis, kekuatan, kelemahan, dan Ancaman), (Yogyakarta: Ekonosia, 2004), Cet Ke-3 Arifin, Zainul, Memahami Bank Syariah : Lingkup, Peluang, dan Prospek, (Jakarta : Alfabet, 1990), Cet Ke-1 Assauri, Sofjan, Manajemen Pemasaran (Dasar, Konsep, dan Strategi), (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2004), Edisi 1, Cet Ke-7 Badrulzaman, Mariam Darus, Bab-bab Tentang Creditverband, Gadai, Dan Fidusia, (Bandung : Alumni, 2005), Cet Ke-1 Basyir, Ahmad A., Hukum Islam Tentang Riba : Utang Piutang Gadai, (Bandung : PT Al-ma’arif, 1983), Cet Ke-1 Brosur Produk-produk Bank Syariah Mandiri Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2001) Dagum, Save M., Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Yogyakarta : BPFE, 1994), Cet Ke-1
104
105
Emzir, Metodologi Pendidikan : Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2008), Cet Ke-1 Ghufron, Sofiniyah, Megatasi Masalah Dengan Pegadaian Syariah, (Jakarta : Renaisan, 2005), Cet Ke-1
Ihsan, Muhammad dan Tita Agustini, Dkk, Kemilau Investasi Emas : Menjaga dan Melejitkan Kesehatan Finansial dengan Emas, (Jakarta : Science Research Fondation, 2006), Cet Ke-1 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta : Rajawali Press, 2009), Cet Ke-1 Kotler, dan Amstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, (Jakarta : Erlangga, 1997), Jilid 1, Cet Ke-2 Kotler, Philip dan Paul N Blom, Teknik dan Strategi Pemasaran Jasa Profesional, (Jakarta : Intermedia, 1995) Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran (Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian), (Jakarta : Salemba Empat, 1995), Cet ke-1 Modul Overview Gadai Emas Syariah Bank SyariahMandiri Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta : UPP AMP YKPN, 2002) Nurbiyati, Titik dan Mahmud Machfoedz, Manajemen Pemasaran Kontemporer, (Yogyakarta : Kayon, 2005), Cet Ke-1 Panitia Istilah Manajemen Lembaga PPM, Kamus Istilah Manajemen, (Jakarta : Balai Aksara, 2002), Cet Ke-2 Purwanto, Marketing Strategic : Meningkatkan Pangsa Pasar dan Daya Saing, (Jakarta : Platinum, 2012) Cet Ke-1
106
Qudhamah, Ibnu, Kitab Al-Mughni, (Hajar : Kairo Mesir, 1981), Jilid 6, Cet Ke-2 Sabiq, Sayyid, Fiqih Sunnah, (Bandung : PT. Al-Ma’arif, 1987), Cet Ke-1 Salim, Joko, Jangan Investasi Emas Sebelum Baca Buku Ini !, (Jakarta : Transmedia Pustaka, 2010), Cet Ke-4 Soemitra, Andri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta : Prenada Media Group, 2009), Cet Ke-1 Stainer, George dan John Miller, Manajemen Strategi, (Jakarta : Erlangga, 2008) Sudarsono, Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah : Deskripsi dan Ilustrasi, (Yogyakarta : Ekonisia, 2003), Cet Ke-1 Suhendi, Hendi, Fiqih Muamalah, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2007), Edisi 1 Cet Ke-1 Sumitro, Warkum, Asas-asas Perbankan Islam Dan Lembaga-lembaga Terkait : BAMI, Takaful dan Pasar Modal Syariah di Indonesia, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2004), Cet Ke-4 Sutedi, Adrian, Hukum Gadai Syariah, (Bandung : Alfabeta, 2011), Cet Ke-1 Swasta, Bashu, Manajemen Pemasaran Modern, (Yogyakarta : Liberty, 1990) Cet Ke-2 Tjiptono, Fandy, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta : Andi, 2002), Cet Ke-2 Umar, Husein, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2011), Cet Ke-11 Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2003), Cet Ke-1
107
Yanggo, Chuzaimah T. dan Hafiz Anshari, Problematika Hukum Islam Kontemporer, (Jakarta : Lembaga Studi Islam dan Kemasyarakatan, 1997), Edisi 3 INTERNET http://www.banksyariahmandiri.co.id http://www.bisnisemas.com/keuntungan-gadai-emas-syariah.html
HASIL WAWANCARA DENGAN BANK SYARIAH MANDIRI DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN Judul
: Strategi Pemasaran Produk Gadai Emas pada Bank Syariah Mandiri Cabang Warung Buncit (Mampang – Jakarta Selatan)
Nara Sumber
: Desmita Artalina
Tempat
: Kantor Bank Syariah Mandiri Cabang Warung Buncit
Alamat
: JL. Mampang Prapatan Warung Buncit NO 96 Jakarta Selatan Telp : (021) 7989007 Fax : (021) 2953 4040
Waktu
: Rabu, 15 Januari 2014
Pukul
: 14.30 WIB
Pertanyaan : 1. Bagaimana sejarah pendirian Bank Syariah Mandiri ? Jawab : Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis
luar
biasa.
Pemerintah
akhirnya
mengambil
tindakan
merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.
dengan
Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing. Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB. Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi
serta
membentuk
Tim
pengembangan
perbankan
syariah.
Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system). Tim pengembangan perbankan syariah memandang bahwa pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank
Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September 1999. Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999. PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik. 2. Bagaimanakah visi maupun misi Bank Syariah Mandiri ? Jawab : VISI Memimpin pengembangan peradaban ekonomi yang mulia. MISI 1. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata industri yang berkesinambungan.
2. Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM. 3. Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang sehat. 4. Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan. 5. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal 3. Sejak kapan produk gadai emas ini dibuka atau dipasarkan pada Bank Syariah Mandiri ? Bank syariah Mandiri (BSM) telah membuka konter layanan gadai (KLG) pilot sejak 16 Maret 2009. Dan sejak itu Bank Syariah Mandiri mulai memasarkan dan membuka produk gadai emas pada tahun 2010, dan pada saat itu produk gadai emas buming produknya di masyarakat. 4. Bagaimana pandangan masyarkat terhadap produk gadai emas pada BSM ? Jawab : Sangat positif dan terbantu, karena BSM memberikan pembiayaan dana terhadap masyarakat yang menjadi nasabah gadai emas BSM dengan menggadaikan emasnya, Karena masyarakat memberikan rasa kredibilitas terhadap Bank Syariah Mandiri untuk menjaga dan memelihara barang gadaiannya yaitu berupa emas. 5. Bagaimana sistem kerja pada produk gadai emas tersebut jika ada nasabah yang ingin berpartisipasi dalam produk gadai emas ? Jawab : Emas
Syarat Terpenuhi
Pencairan Dana
Jadi sistem kerja atau tatacara pada BSM dalam produk gadai emasnya untuk nasabah yang ingin berpartisipasi menjadi nasabah yaitu harus memiliki emas yang digadaikannya terlebih dahulu setelah itu memenuhi persyaratan yang berlaku pada Bank Syariah Mandiri, kemudian nasabah barulah bisa mencairkan dana tersebut dari hasil gadai emasnya, sesuai dengan skema prosedur gadai emas diatas. 6. Apa alasan Bank Syariah Mandiri mengeluarkan produk gadai emas ? Jawab : BSM mengeluarkan produk gadai emas karena ingin mengembangkan unit usaha bisnisnya dengan bank-bank syariah lainnya, masyarakat pada sekarang-sekarang ini membutuhkan suatu kegiatan investasi yaitu salah satunya dalam bentuk produk gadai berupa benda bergerak yaitu emas. 7. Syarat apa saja yang ada dalam produk gadai emas ini jika calon nasabah ingin daftar menjadi nasabah gadai emas ? Jawab : Bank Syariah Mandiri memberikan syarat-syarat dan kentetuan kepada nasabah produk gadai emas, diantaranya adalah : Syarat dan Ketentuan : 1. Pembiayaan : mulai dari Rp 500 ribu. 2. Jaminan : emas (perhiasan atau lantakan). 3. Jangka waktu : 4 bulan dan dapat diperpanjang (gadai ulang). Persyaratan :
1. Kartu Identitas nasabah 2. Jaminan berupa emas perhiasan atau lantakan 8. Jalur apa sajakah dalam pembayaraan pembiayaan gadai emas jika nasabah ingin daftar dalam produk gadai emas ? Jawab : 1. Tunai Nasabah
bisa
melakukan
transaksi
gadainya
dengan
langsung
membayarkan atau membayar pembiayaan gadai dengan cash dan tunai di kantor Bank Syariah Mandiri 2. Debet Rekening Nasabah bisa membayar pembiayaan gadainya melalui transaksi rekening buku tabungan atau ATM Bank Syariah Mandiri, transaksi ini hanya bisa dilakukan untuk nasabah yang mempunyai rekening atau tabungan pada Bank Syariah mandiri. 9. Apa landasan hukum produk gadai emas pada Bank Syariah Mandiri serta undang-undang dalam produk gadai emas ? Jawab : Landasan hukum yang digunakan Bank Syariah Mandiri yaitu mengacu pada UU IB dan Fatwa MUI diantaranya adalah : Undang-undang IB Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/7/dpBS tanggal 29 Februari 2012 Perihal produk Qardh Beragun Emas bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah.
Fatwa MUI Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No. 25/DSN-MUI/III/2002 Tgl 26 Juni 2002 tentang Rahn
Bahwa pinjaman dengan menggadaikan barang sebagai jaminan hutang dalam bentuk Rahn dibolehkan.
Besar biaya pemeliharaan dan penyimpana Marhum tidak boleh ditentukan berdasarkan jumlah pinjaman
Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No. 26/DSN-MUI/III/2002 Tgl 28 Maret 2002 tentang Rahn Emas
Rah Emas dibolehkan berdasarkan prinsip Rahn.
Biaya pembiayaan barang (Marhum) dilakukan berdasarkan akad Ijarah
10. Apakah produk gadai emas di Bank syariah Mandiri mulai dari pendiriannya hingga sekarang sudah mencapai target pasar yang dicapai ? Alhamdulillah sudah tercapai, karena produk gadai emas banyak di minati masyarakat luas sehingga tiga tahun silam saja Bank Syariah Mandiri sudah mampu menyediakan konter layanan gadai (KLG) mecapai 185 KLG dengan omzet Rp 2,851.563 triliyun dengan outstanding Rp 1,063.007 triliyun dan terdapat runoff Rp 14.829 milyar, artinya ini Bank Syariah sudah mampu menebus target pasar dan memberikan arti yang signifikan.
11. Apakah ada perbedaan antara pegadaian syariah dan bank syariah yang mempunyai produk gadai emas dengan produk gadai emas yang ada di BSM ? Jawab : Ya sedikit ada perbedaan, karena gadai emas di Bank Syariah Mandiri lebih murah biayanya dan nyaman layanannya, jadi di simpulkan bahwa Bank Syariah Mandiri memberikan biaya yang murah kepada nasabah dari segi pembiayaan gadai emas dan biaya ujrah (pemeliharaan) di bandingkan dengan pegadaian syariah atau bank-bank syariah lainnya. Dan Bank Syariah selalu memberikan pelayanan yang maksimal dan mudah kepada semua nasabah gadai emas, sehingga tidak mempersulitkan kepada nasabah. 12. Bagaimana pihak BSM menangani nasabah gadai emas yang bermasalah dengan pembiayaannya ? Jawab : Pihak Bank Syariah Mandiri akan menjual barang jaminan nasabah yang digadaikan oleh nasabah yaitu berupa emas, dengan cara melelang barang tersebut kepada orang lain atau kepada nasabah lainnya, tetapi sebelum terjadi pelelangan pihak Bank Syariah Mandiri telah meminta kesepakatan diawal kepada nasabah yang mengalami masalah di pembiayaan gadai emasnya, untuk di lelang atau di jual barang jaminannya. 13. Akad apa yang digunakan BSM dalam produk gadai emas ? Jawab :
Akad yang digunakan oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Warung Buncit yaitu ada dua (2) akad, diantaranya adalah : 1. Akad Qardh Akad yang digunakan nasabah dalam menggadaikan emasnya dalam keperluan konsumtif. Dengan demikian, nasabah (Rahin) akan memberikan biaya upah atau fee kepada pihak Bank Syariah Mandiri (Murtahin) karena telah menjaga dan merawat barang gadaian (Marhum). Jadi pada akad Qardh ini, dana yang sudah di pegang oleh nasabah gadai emas menjadi hutang atau pinjaman yang wajib dilunasi pada setiap jatuh temponya tanpa ada tambahan apapun (kembali pokok) atau tidak dikenakan bunga. 2. Akad Ijarah Akad ini adalah penggunaan manfaat atau jasa penggantian kompensasi, yaitu pemilik yang menyewakan manfaat disebut muajjir sedangkan penyewa atau nasabah disebut dengan mustajir. Sesuatu yang diambil manfaatnya (tempat penitipan) disebut major dengan kompensasi atau balas jasa yang disebut dengan ajran atau ujrah. Karena itu nasabah akan memberikan biaya kepada muajjir karena telah menitipkan barangnya untuk dijaga dan dirawat oleh murtahin (Bank Syariah Mandiri). 3. Akad Rahn Pada akad ini hanya sebagai akad tambahan untuk produk lain seperti dalam pembiayaan ba’i al-murabahah, dengan demikian bank dapat menahan
barang gadaian nasabah sebagai konsekuensi dari akad yang digunakan dalam produk gadai emas. 14. Bagaimana profil dan fitur produk gadai emas yang ada pada Bank Syariah Mandiri ? Jawab : Fitur dan profil produk gadai emas yang ada di Bank Syariah Mandiri bisa di jelaskan dalam tabel, berikut tabel penjelasan tentang fitur dan profil produk gadai emas yang ada di Bank Syariah Mandiri. No. Ketentuan Jenis Produk: 1. Peruntukan: 2. Obyek Gadai 3. (Marhum) Pengikatan: 4.
5.
Jangka Waktu:
6.
Syarat gadai ulang:
7.
Nilai pembiayaan: Maksimal Pembiayaan terhadap
8.
Keterangan Gadai Emas BSM IB Perorangan Emas berupa perhiasan atau batangan.
Prinsip gadai menggunakan skim Qardh dalam rangka Rahn. Pengikatan obyek gadai menggunakan skim gadai. Jasa penitipan obyek gadai menggunakan skim Ijarah. 4 (empat) bulan dan dapat digadai ulang (diperpanjang) Telah dilakukan penilaian ulang atas barang jaminan. Telah melunasi biaya pemilaharaan untuk gadai ulang. Mulai dari Rp 500.000,00 1. Maksimal 90% untuk koin Dinar dan Logam Mulai bersertifikat. 2. 85% dari nilai taksiran emas untuk perhiasan
taksiran: 9.
Biaya Pemeliharaan:
10.
Harga Dasar Emas:
tanpa memperhitungkan omgkos pembuatannya. Biaya Administrasi dan Asuransi (dipungut di awal periode) saat ini. Biaya Pemeliharaan (sekaligus, di[ungut di akhir periode saat melunasi) Ditentukan dari Kantor Pusat, berdasarkan harga buy back PT. Antam (deviasi 5%)
15. Bagaimana strategi pemasaran produk gadai emas pada Bank Syariah Mandiri cabang Warung Buncit (Mampang – Jakarta Selatan) ? Jawab : Startegi pemasaran yang dilakukan Bank Syariah Mandiri untuk menarik nasabahnya yaitu dengan strategi sebagai berikut : A. Brosur Brusor merupakan salah satu para pelaku usaha khususnya di Bank Syariah Mandiri untuk menginformasikan produk atau jasanya kepada para konsumen melalui selebaran kertas. Biasanya brosur memuat isi berupa tulisan dan gambar yang dikemas dengan bentuk desain menarik, sehingga berhasil membuat calon konsumen atau nasabah semakin berminat dengan produk atau jasa yang ditawarkan. Sampai hari ini penggunaan brosur dalam pemasaran produk terbilang masih sangat efektif untuk mempengaruhi minat konsumen. Sebab selain biaya produksi brosur yang terbilang cukup ringan, keberadaannya mampu menjelaskan produk atau jasa secara detail. Mulai dari kelebihan produk,
keuntungan yang diperoleh konsumen bila menggunakan produk atau jasa tersebut, serta bentuk fisik produk seperti warna, bahan, dan ukuran yang biasanya juga dicantumkan dalam sebuah brosur. B. Gerai Startegi pemasaran kedua yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri yaitu melalui gerai, pemasaran melalui sarana gerai ialah pemasaran yang dilakukan dengan menggunakan ruang publik atau pada event-event besar, karena dengan sarana gerai pengenalan dan publikasi terhadap suatu produk akan tepat sasaran kepada para konsumen. Biasanya cara ini di gunakan oleh perusahaan yang menggunakan jasa marketing dalam pemasarannya, karena marketing mereka akan menjelaskan dan menguraikan secara detail tentang produk yang mereka pasarkan. Dimana dengan sarana gerai, kita selaku penjual ataupun pengeluar produk akan memasarkan langsung ke konsumen, berbicara dengan mereka, mengadakan interaksi transaksi, dan mengadakan tanya jawab soal produk yang kita pasarkan, dengan begitu semoga diharapkan konsumen bisa memulai transaksinya kepada kita. 16. Apakah pemasaran produk gadai emas yang ada di Bank Syariah Mandiri sudah benar-benar berprinsip syariah ? Jawab : Iya, insya allah pada prinsipnya Bank Syariah menjalankan segala sesuatunya berdasarkan syariah, karena BSM selalu mengacu pada undang
undang IB dan fatwa-fatwa MUI, walaupun demikian BSM masih mempunyai kekurangan, oleh karena itu Bank Syariah Mandiri sendiri harus selalu memperbaiki baik itu sistem pembiayaannya maupun sistem operasionalnya. 17. Apakah strategi pemasaran yang dilakukan Bank Syariah Cabang Warung Buncit (Mampang – Jakarta Selatan) berpengaruh dalam jumlah nasabah ? Jawab : Iya startegi pemasaran yang kami lakukan sangat berpengaruh sekali dalam meningkatkan jumlah nasabah walaupun peningkatannya tidak terlalu memberikan arti yang signifikan, berikut tabel jumlah nasabah yang bisa dilihat, yang terlampir dibawah ini : No
Bulan
Tahun
Jumlah
1.
Maret
2013
40 Nasabah
2.
April
2013
44 Nasabah
3.
Mei
2013
47 Nasabah
4.
Juni
2013
42 Nasabah
5.
Juli
2013
45 Nasabah
6.
Agustus
2013
40 Nasabah
7.
September
2013
39 Nasabah
8.
Oktober
2013
41 Nasabah
9.
November
2013
43 Nasabah
10.
Desermber
2013
40 Nasabah
11.
Januari
2014
50 Nasabah
12.
Februari
2014
49 Nasabah
13.
Maret
2014
59 Nasabah
Jumlah Total Nasabah
579 Nasabah
Jadi tiap bulannya jumlah nasabah gadai emas selalu ada perubahan, baik itu peningkatan maupun penurunan terhadap jumlah nasabah. Karena produk gadai emas pada Bank Syariah Mandiri untuk saat ini sangat di ganderungi masyarakat.
STRUKTUR ORGANISASI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG WARUNG BUNCIT (MAMPANG - JAKARTA SELATAN) KEPALA CABANG
MANAGER OFFICER
COSTUMER SERVICE
HEAD TELLER
COSTUMER SERVIS
TELLER
DOMESTIC & CLEANING OFFICER
DOMESTIC & CLEANING
MANAGER MARKETING
ADMIN PEMBIAYAAN OFFICER
STAF ADMIN
BACK OFFICE OFFICER
INFORMASI TEKNOLOGI
ACCOUNTING OFFICER
PELAKSANA MARKETING SUPPORT
SUMBER DAYA INSANI
OFFICE BOY
OPERATOR
SUPIR
SATPAM
PRIORITY BANKING OFFICER
PELAKSANA MARKETING SUPPORT
PELAKSANA GADAI
OFFICER GADAI