V1. ANALISIS USAHATANI PETANI PESERTA DAN NON-PESERTA PRIMA T A N
Sumber pendapatan usahatani rumahtangga berasal dari usahatani padi, usahatani kebun dan usahatani temak. Pendapatan adalah selisih antara penerimaan usahatani dengan biaya usahatani yang dikeluarkan dalam jangka waktu tertentu, sedangkan biaya adalah pengeluaran petani selama kegiatan proses produksi berlangsung. Biaya dalam usahatani terdiri dari biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan. Biaya tunai adalah biaya yang dikeluarkan secara tunai pada saat kegiatan proses produksi berlangsung, sedangkan biaya yang diperhitungkan adalah biaya yang tidak hams dibayarkan secara tunai setiap tahapan proses produksi akan tetapi diperhitungkan per periode waktu. Pendapatan usahatani yang diukur adalah pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total. Pendapatan atas biaya tunai merupakan penerimaan total yang telah dikurangi dengan biaya tunai yang dikeluarkan baik berupa biaya variabel maupun biaya tetap. Biaya total adalah biaya dalam bentuk tunai ditambah dengan biaya yang diperhitungkan, sedangkan pendapatan atas biaya total adalah pendapatan yang diperoleh dari total penerimaan dikurangi dengan biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan.
6.1. Analisis Biaya dan Pendapatan Usahatani Padi Petani Peserta dan Non-Peserta Prima Tani Pengeluaran usahatani padi yang merupakan biaya tunai adalah biaya benih, pupuk urea, pupuk SP-36, pupuk KCI, pestisida, sewa traktor, upah tenaga kerja luar keluarga, biaya bawon, iman irigasi dan pajak lahan, sedangkan biaya yang
diperhitungkan adalah biaya tenaga kerja dalam keluarga. Analisis biaya dan pendapatan usahatani padi petani peserta dan non-peserta Prima Tani masingmasing disajikan pada Tabel 7 dan 8. Tabel 7. Analisis Biaya dan Pendapatan Usahatani Padi Petani Peserla Prima Tani per Hektar Junlah 4007 kg
Nilai (RP) 8 082 119
27 kg b. Pupukurea
197 kg
c. PupukSP-36
100 kg
d. PupukKCI e. Pestisida
54 kg 0.96 itr
f. Traktor g. Tenaga kerja luar keluarga
27 hok
h. Bawon
286 kg
i. Pajak j.
Iuran irigasi
Total Biaya Tunai Biaya yang diperhitungkan
I 4
a. Tenaga kerja keluarga
35 hok
( Total Biaya I
5
1 Pendapatan atas biaya tunai
I
6
( Pendapatan atas biaya total I
7
RC- rasio
Ilasil analisis biaya dan pendapatan usahatani padi (Tabel 7) petani peserta per hektar dalam satu periode musim tanam menunjukkan bahwa total penerimaan sebesar Rp. 8 082 119 dengan total biaya tunai Rp. 2 629 306 sehingga diperoleh
pendapatan atas biaya tunai sebesar Rp. 5 452 813. Namun setelah biaya tenaga kerja keluarga diperhitungkan, inaka diperoleh pendapatan atas total biaya sebesar Rp. 4 325 813 dengan RC-rasio sebesar 2.15. Artinya setiap pengeluaran Rp. 100 dalam usahatani padi, maka akan diperoleh penerimaan sebesar Rp. 215. Komponen biaya tunai terbesar berlurut-turut adalah penggunaan tenaga kerja luar keluarga 32 persen, biaya bawon 22 persen, dan penggunaan pupuk 21 persen dari total biaya tunai. Nanun bila dilihat dari seluruh komponen pembiayaan yang dikeluarkan, maka biaya penggunaan tenaga kerja keluarga paling besar yaitu 30 persen dari total biaya yang ada. Penerimaan usahatani padi (Tabel 8) petani non-peserta Prima Tani per hektar dalam satu periode musim tanam adalah sebesar Rp. 6 569 820 dengan biaya tunai sebesar Rp. 2 343 188 sehingga diperoleh pendapatan tunai sebesar Rp. 4 226 632. Namun setelah biaya tenaga kerja keluarga diperhitungkan, maka diperoleh pendapatan atas total biaya sebesar Rp. 3 178 882 dengan RC-rasio 1.93. Artinya setiap pengeluaran Rp. 100 dalam usahatani padi, maka akan diperoleh penerimaan sebesar Rp. 193. Komponen biaya tunai ketiga terbesar berturut-turut adalah penggunaan tenaga kerja luar keluarga 32 persen, penggunaan pupuk 21 persen dan biaya bawon 20 persen. Namun bila dilihat dari seluruh koinponen biaya yang dikeluarkan, maka biaya penggunaan tenaga kerja keluarga paling besar yaitu 31 persen dari total biaya yang ada. Petani non-peserta Prima Tani menggunakan benih yang diproduksi sendiri dengan jumlah yang lebih besar karena daya tumbuh benih yang digunakan sangat rendah sehingga petani mengantisipasi kecukupan bibit dengan menabur benih yang lebih banyak. Jenis pestisida yang digunakan umumnya adalah decis, lindomin dan spontan.
Tabel 8. Analisis Biaya dan Pendapatan Usahatani Padi Petani Non-Peserta PrimaTani per Hektar
3420 kg
Harga (RP) 1921
Nilai (RP) 6 569 820
54 kg
2 040
110 160
153 kg
1 420
217 260
c. Pupuk SP-36
77 kg
1856
142 912
d. PupukKC1
40 kg
3 063
122 520
1.26 ltr
69 533
87 612
Jumlah
No Uraian
1
Penerimaan
2
BiayaTunai a. Benih b. Pupuk urea
e. Pestisida
420 000
f. Traktor g. Tenaga kerja luar keluarga
24 hok
31 500
756 000
h. Bawon
244 kg
1 921
468 724 18 000 -
i. Pajak j.
Iuran irigasi
2 343 188
Total Biaya Tunai
3
Biaya yang diperhitungkan a. Tenaga kerja keluarga
33 hok
31 750
1 047 750
4
Total Biaya
3 390 938
5
Pendapatan atas biaya tunai
4 226 632
6
Pendapatan atas biaya total
3 178 882
1 7
RC- rasio
1.93
Upah tenaga kerja laki-laki sekitar Rp. 35 000 dan perempuan Rp. 30 000 per hari (8 jam kerja per hari), sedangkan biaya bawon yaitu 14:l. Artinya setiap
14 kilogram gabah, maka keluar 1 kilogram untuk biaya bawon. Belum adanya keseimbangan penggunaan pupuk atau rasionalisasi pemupukan petani nonpeserta Prima Tani sehingga produksi yang dicapai masih rendah. Selain itu, terjadi perbedaan harga rata-rata produksi karena adanya beberapa petani peserta
Prima Tani yang memproduksi dalam bentuk benih dengan harga jual Rp. 2 500 per kilogram, sehingga disamping jumlah produksi yang lebih besar juga nilai produksi dari hasil penjualannya meningkat. 6.2. Analisis Biaya dan Pendapatan Usahatani Kebun Petani Peserta dan Non-Pesrta Prima Tani Pengeluaran usahatani kebun yang merupakan biaya tunai adalah biaya pupuk urea, pupuk SP-36, pupuk KC1, pestisida dan pajak lahan, sedangkan biaya yang diperhitungkan adalah biaya tenaga kerja dalam keluarga. Analisis biaya dan pendapatan usahatani kebun per hektar petani peserta dan non-peserta Prima Tani masing-masing disajikan pada Tabel 9 dan 10. Tabel 9. Analisis Biaya dan Pendapatan Usahatani Kebun Petani Peserta PrimaTani per Hektar Uraian
353 kg
Penerimaan Biaya Tunai a. Pupuk urea b. Pupuk SP-36
Harga (RP) 15 645
Jumlah
1
I
115 kg
I
73kg(
Nilai (RP) 5 522 685
]
140 300
16351
119355
1220
d. Pestisida e. Pajak Total Biaya Tunai Biaya yang diperhitungkan a. Tenaga kerja keluarga
38 hok
31150
1183700
Total Biaya
1 720 540
Pendapatan atas biaya tunai
4 985 845
Pendapatan atas biaya total
3 802 145
RC- rasio
3.21
Penerimaan usahatani kebun (Tabel 9) petani peserta sebesar Rp. 5 522 685 dengan biaya tunai sebesar Rp. 536 840 sehingga diperoleh pendapatan tunai sebesar Rp. 4 985 845. Nanlun setelah biaya tenaga kerja dalam keluarga diperhitungkan, maka diperoleh pendapatan atas total biaya sebesar Rp. 3 802 145 per tahun. Komponen biaya terbesar adalah penggunaan tenaga kerja keluarga sebesar 69 persen, sedangkan penggunaan input berupa pupuk hanya 23 persen dari total biaya usahatani kebun. Hasil RC-rasio diperoleh 3.21, artinya setiap pengeluaran biaya produksi petani pada usahatani kebun Rp. 100, maka akan diperoleh penerimaan sebesar Rp. 321. Tabel 10. Analisis Biaya dan Pendapatan Usahatani Kebun Petani Non-Peserta Prima Tani per Hektar Uraian Penerimaan
Jumlah 325 kg
Biaya Tunai a. Pupukurea
103 kg
b. Pupuk SP-36
86 kg
c. PupukKCl
76 kg
d. Pestisida
2.75 llr
e. Pajak Total Biaya Tunai Biaya yang diperhitungkan a. Tenaga kerja keluarga Total Biaya Pendapatan atas biaya tunai Pendapatan atas biaya total RC- rasio
46 hok
Harga (RP) 18 059
Penerimaan petani non-Peserta Prima Tani (Tabel 10) yang diperoleh dari usahatani kebun sebesar Rp. 5 869 175 dengan biaya tunai sebesar Rp. 71 1 457 sehingga diperoleh pendapatan tunai sebesar Rp. 5 157 718. Namun setelah biaya tenaga kerja keluarga diperhitungkan, maka pendapatan yang diperoleh atas biaya total sebesar Rp. 3 73 1 718. Komponen biaya terbesar adalah penggunaan tenaga kerja keluarga sebesar 67 persen dari total biaya yang ada, sedangkan penggunaan input berupa pupuk hanya 24 persen dari total biaya usahatani kebun. Hasil RCrasio diperoleh sebesar 2.74, artinya setiap pengeluaran petani pada usahatani kebun Rp. 100, maka akan memperoleh penerimaan sebesar Rp. 274. Penggunaan pupuk dalam usahatani kebun relatif masih rendah karena keterbatasan modal petani dalam membeli pupuk sehingga lebih memprioritaskan pemupukan pada tanaman padi yang merupakan usahatani utama. Rendahnya penggunaan pupuk menyebabkan produksi per hektar yang dicapai masih rendah, narnun jika dibandingkan tingkat produksi kebun, petani peserta masih lebih tinggi dibandingkan dengan petani non-peserta Prima Tani. Ada perbedaan harga rata-rata produksi kebun karena pada umumnya petani peserta mengusahakan tanaman perkebunan kakao dengan harga Rp. 15 645 per kilogram, sedangkan petani non-peserta Prima Tani pada urnunya mengusahakan tanaman lada dengan harga Rp. 18 059 per kilogram. 6.3. Analisis Biaya dan Pendapatan Usahatani Ternak Petani Peserta dan Nan-Peserta Prima Tani Pengeluaran usahatani temak yang merupakan biaya tunai adalah biaya bibit temak sapi, pakan dedak dan obat-obatan, sedangkan biaya yang diperhitungkan adalah biaya tenaga kerja dalam keluarga dan biaya penyusutan
kandang. Petani dalam mengelola usahatani temaknya belum ada yang menggunakan tenaga kerja luar keluarga. Analisis biaya dan pendapatan usahatani ternak per tahun petani peserta dan non-peserta Prima Tani disajikan masingmasing pada Tabel 1l dan 12. Tabel 11. Analisis Biaya dan Pendapatan Usahatani Ternak Petani Peserta PrimaTani per Ekor No Uraian
Jumlah
I
Harga
I
Nilai
Penerimaan a. Bibit
1
1 ekor 2 681 818
1
2681 818
1
b. Pakandedak
c. Obat Total Biaya Tunai
3
Biaya yang diperhitungkan a. Tenaga kerja keluarga
26 hok
32 500
845 000
b. Penyusutan kandang
27 765
Total biaya yang diperhitungkan
872 765
4
Total Biaya
3 635 083
5
Pendapatan atas biaya tunai
3 537 682
6
Pendapatan atas biaya total
2 664 917
7
RC-rasio
1.73
Hasil analisis (Tabel 1 1) n~enunjukanbahwa rata-rata penerirnaan usahatani ternak per ekor petani peserta sebesar Rp. 6 300 000 per tahun atau setara dengan
126 kilogram daging dengan harga Rp. 50 000 per kilogram. Penerimaan tersebut setelah dikurangi dengan biaya tunai sebesar Rp. 2 762 318, maka diperoleh pendapatan tunai sebesar Rp. 3 537 682. Namun setelah diperhitungkan biaya tenaga kerja keluarga dan penyusutan kandang sebesar Rp. 872 765, maka diperoleh pendapatan atas biaya total sebesar Rp. 2 664 917. Komponen biaya
terbesar dalam usahatani temak adalah harga bibit ternak sebesar 74 persen dan biaya tenaga kerja keluarga 23 persen dari total biaya usahatani temak. Hasil RCrasio diperoleh 1.73, artinya setiap pengeluaran petani pada usahatani ternak Rp. 100, maka akan diperoleh penerimaan sebesar Rp. 173. Tabel 12. Analisis Biaya dan Pendapatan Usahatani Temak Petani Non-Peserta Prima Tani per Ekor No I Uraian 1
Jumlah
Harga (RP) 115kg1 50000
I Penerimaan
1 I
b. Pakan dedak
I
c. Obat
a. Bibit
I
I I1
25 kg
I1
700
33 ml
I
1500
22 hok
1
31 500
Nilai
1 ekor 2766 120
Total Biaya Tunai 3
1 /
Biaya yang diperhitungkan a. Tenaga kerja keluarga
1
b. Penyusutan kandang
I
Total biaya yang diperhitungkan 4
I
Total Biaya Pendapatan atas biaya tunai Pendapatan atas biaya total
Hasil analisis (Tabel 12) menunjukan bahwa rata-rata penerimaan usahatani ternak per ekor petani non-peserta Prima Tani sebesar Rp 5 750 000 per tahun atau setara dengan 115 kilogram daging dengan harga Rp. 50 000 per kilogram. Penerimaan tersebut setelah dikurangi dengan biaya tunai sebesar Rp. 2 833 120, maka diperoleh pendapatan tunai sebesar Rp. 2 916 880. Namun setelah diperhitungkan biaya tenaga kerja dalam keluarga dan penyusutan kandang
sebesar Rp. 718 218, maka diperoleh pendapatan atas biaya total dalam usahatani temak sebesar Rp. 2 664 917. Komponen biaya terbesar dalam usahatani temak adalah harga bibit ternak sebesar 78 persen dan biaya tenaga kerja keluarga 20 persen dari total biaya usahatani temak. Hasil RC-rasio diperoleh 1.61, artinya setiap pengeluaran petani pada usahatani temak Rp. 100, maka akan diperoleh penerimaan sebesar Rp. 161. 6.4. Analisis Pendapatan dan Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga Petani Peserta dan Non-Peserta Prima Tani
Pendapatan total rumal~tanggamerupakan penjumlahan dari pendapatan usahatani padi, pendapatan usahatani kebun, pendapatan usahatani temak dan pendapatan luar usabatani yang diperoleh petani selama dalam waktu satu tahun, sedangkan pengeluaran konsumsi rumahtangga merupakan penjumlahan dari pengeluaran konsurnsi pangan, pengeluaran konsumsi non pangan petani selama dalam waktu satu tahun. Hasil analisis menunjukkan bahwa, pendapatan usahatani padi memberikan kontribusi terbesar pertama dan ternak memberikan kontribusi terbesar kedua terhadap pendapatan total n~mahtangga baik petani paserta, maupun-non peserta Prima Tani. Terjadi perbedan kontribusi pendapatan sekitar 10 persen antara petani peserta dan non-peserta Prima Tani dari usahatani padi dan curahan kerja luar usahatani sekitar 8 persen terhadap penadapatan total rumahtanga. Hal ini dapat dijelaskan bahwa petani peserta Prima Tani lebih mencurahkan waktunya terhadap usahataninya dengan penerapan inovasi teknologi dari Prima Tani, sehingga curahan kerja luar usahatani lebih rendah dari pada petani non-peserta Prima Tani. Untuk lebih jelasnya disajikan pada Tabel 13.
Tabel 13. Analisis Pendapatan dan Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga Petani Peserta dan Non-Peserta Prima Tani per Tahun No Uraian
4
Total peng. RT. (Rplthn)
5.
Stok 2-4 (Rpltahun)
Prima Tani
Non Prima Tani
10 145 323
9 268 642
5446210
2742535
Persentase (%) P.Tani
100
1 Non
100
Pendapatan total rumahtangga petani peserta Prima Tani selalna satu tal~un sebesar Rp. 15 591 533, sedangkan pendapatan total rumahtangga petani nonpeserta Prima Tani sebesar Rp. 12 061 177. Perbedaan pendapatan tersebut terjadi karena umumnya produktivitas usahatani petani peserta Prima Tani lebih tinggi karena adanya penerapan inovasi teknologi dari Prima Tani dari pada petani nonpeserta Prima Tani. Dari sisi pengeluaran nunahtangga, baik petani peserta maupun non-peserta Prima Tani mempunyai pengeluaran terbesar untuk konsumsi pangan masing-masing sebesar 59.8 persen d m 61.7 persen dari total pengeluaran konsumsi dalam satu tahun, sedangkan pengeluaran untuk konsumsi lion pangan masing-masing sebesar 40.2 persen petani peserta dan 38.3 persen petani nonpeserta Prima Tani. Ini berarti bahwa konsumsi pangan masih merupakan prioritas utanla bagi petani dari pada konsumsi non pangan. Pendapatan total tersebut
setelah dikurangi dengan total pengeluaran konsumsi, maka diperoleh sisa stok petani peserta Prima Tani sebesar Rp. 5 446 210 dan petani non-peserta Prima Tani sebesar Rp. 2 742 535 per tahun. Stok tersebut digunakan untuk pengadaan sarana produksi pada kegiatan usahatani berikutnya. Hasil uji T untuk pendapatan dari usahatani padi mempunyai nilai T value 2.142 lebih besar dari pada nilai T tabel 1.699 pada taraf a
=
5 persen. Ini
mengindikasikan bahwa program Prima Tani berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani dari usahatani padi, sedangkan hasil uji T untuk pendapatan dari usahatani kebun mempunyai nilai T value 0.136, usahatani temak mempunyai nilai T value 1.295, dan pendapatan luar usahatani mempunyai nilai T value 1.176 lebih kecil dibandingkan dengan T tabel 1.699. Pendapatan dari usahatani kebun dan ternak tidak berpengaruh nyata terhadap program Prima Tani kkarena petani belum banyak mengadopsi teknologi ke dalam usahatani kebun dan ternak. Selain itu, usahatani kebun dan temak bukan mempakan usahatani pokok petani. Pendapatan luar usahatani petani, juga tidak berpengaruh nyata terhadap program Prima Tani, ha1 ini disebabkan alokasi waktu kerja petani lebih banyak dicurahkan ke dalam usahatani padi karena adanya penerapan inovasi teknologi dari program Prima Tani. Hasil uji T pendapatan total mmahtangga pada taraf a
=
5 persen
mempunyai nilai T value 3.149 lebih besar dibandingkan dengan T tabel 1.699. Ini mengindikasikan bahwa program Prima Tani berpengamh nyata terhadap pendapatal total rumahtangga, ha1 ini disebabkan karena pendapatan usahatani memberikan kontribusi terbesar dalam pendapatan total rumahtangga.