M. Arsyad Bina: Pendapatan dan Tanggapan Petani ……
PENDAPATAN DAN TANGGAPAN PETANI TERHADAP USAHATANI JAGUNG HIBRIDA BISI 2 M. Arsyad Biba Balai Penelitian Tanaman Serealia
ABSTRAK Penelitian dilakukan di Desa Manggalung, Kecamatan Mandalle, Kabupaten Pangkep, mulai Juli - Desember 2012, bertujuan untuk mengetahui pendapatan dan tanggapan petani terhadap usahatani jagung hibrida Bisi 2 BLBU berdasarka teknologi petani sendiri. Metodologi yaitu populasi sampel ditentukan secara purposive sampling dari petani yang menanam varietas Bisi 2 yang mengikuti program BLBU dengan teknologi yang digunakan adalah persiapan lahan dengan tanpa olah tanah dengan herbisida dengan jarak tanam 70 x 40 cm = 2 biji/lubang tanam. Pupuk yang digunakan terdiri atas Urea 250 kg, Phonska 250 kg, dan ZA 50kg/ha. Pemupukan pertama dilakuikan pada umur 15-20 HST, pemupukan kedua pada umur 35-40 HST. Data yang dikumpulkan dianalisis kemudian dibahas secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sesuai dengan hasil analisa diperoleh R/C Ratio 1,7 berarti usahatani jagung hibrida Bisi 2 BLBU layak diusahakan dan sangat prospektif dikembangkan. Kata kunci: pendapatan, tanggapan, petani, jagung Bisi 2.
PENDAHULUAN Jagung hibrida Bisi 2 telah lama populer di pedesaan terutama di daerah sentra jagung, petani menyukai karena umumnya bertongkol dua dan benihnya mudah diperoleh, meskipun harganya lebih mahal. Juga Bisi 2 termasuk dalam program bantuan langsung benih unggul (BLBU) yang diberikan secara gratis kepada petani dan model BLBU ini sangat disenangi karena dapat meringankan beban petani dari biaya benih. Jagung merupakan salah satu tanaman serealia yang menduduki posisi terpenting kedua setelah padi karena memiliki banyak manfaat ekonomi, hampir semua bagian tanamannya dapat dimanfaatkan, baik untuk konsumsi rumah tangga, ternak maupun untuk keperluan industri pakan dan industri pengolahan berbagai jenis produk olahan. Secara umum jagung yang beredar di pasaran hanya warna putih dan kuning, warna putih biasanya dimanfaatkan untuk pangan, sedangkan yang kuning dimanfaatkan untuk keperluan industri pakan, dan juga digunakan untuk keperluan industri pengolahan makanan ringan, seperti keripik, kerupuk dan marning jagung. Selain itu, jagung juga dapat dibuat sop bihun jagung labu dan bihun jagung soto kikil (Admin 1013),
592
Seminar Nasional Serealia, 2013
Sasaran pengembangan tanaman serealia di Sulawesi Selatan, khususnya jagung pada tahun 2013, yaitu luas panen 322.170 ha, produktivitas 46,54 Ku/ha dengan target produksi 1.499.297ton. Sedangkan pada tahun 2014, sasaran luas panen 326 ha, produktivitas 47,10 Ku/ha dengan target produksi 1.535.430
ton
(Anonim 2009). Untuk menyukseskan program tersebut, maka setiap daerah tingkat II diharapkan memanfaatkan lahan yang potensil, terutama lahan sawah tadah hujan dan lahan kering yang memiliki sumber air yang cukup. Kabupaten Pangkep memiliki lahan sawah tadah hujan cukup luas dan dapat dgunakan untuk pengembangan jagung. Luas areal panen jagung pada tahun 2011 di daerah tersebut mencapai 1.055 ha dengan produksi 5.841 ton (BPS Sulawesi Selatan 2012). Lahan sawah tadah hujan termasuk di Desa Menggalung pada umumnya tergolong masam yang dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi kerdil jika tidak diberi pupuk yang mengandung sulfur. Luas areal sawah tadah hujan ada sekitar 1.194 ha sudah dimanfaatkan baru 168 ha (BPS Kabupaten Pangkajene Kepulauan 2011). Di daerah ini, jagung ditanam setelah panen padi pada bulan Juni dan Juli dengan pola tanam, padi - jagung dan kacang hijau. Varietas jagung yang sering ditanam oleh petani adalah Bisi 2 yang diperoleh dari program BLBU pemerintah. Penggunaan benih unggul baru yang bermutu dengan varietas jagung hibrida dan komposit dalam usahatani merupakan strategi yang tepat dan mutlak harus dilaksanakan. Kebijakan program SLPTT, BLBU dan CBN menjadi sinyal keterpihakan pemerintah kepada petani untuk meningkatkan produktivitas dan produksi yang secara simultan meningkatkan pendapatan petani jagung (Zakaria 2011). Aqil et al. (2012) melaporkan bahwa umur panen jagung Bisi 2 umumnya 103 hari. Jagung Bisi 2 yang didistribusikan kepada petani, oleh pemerintah dimaksudkan sebagai salah satu upaya memotivasi petani untuk memanfaatkan lahan kosong setelah panen padi. Dampak lain dari kebijakan tersebut adalah meningkatkan pendapatan petani and mendorong pencapaian target produksi pemerintah aerah pangkep. Penelitian ini bertujuan untk mengetahui pendapatan dan tanggapan petani terhadap usahatani jagung hibrida Bisi 2 BLBU.
METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di Desa Manggalung, Kecamatan Mandalle, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan mulai Juni-Desember 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah petani jagung Bisi 2. Penentuan sampel menggunakan teknik purposive
593
M. Arsyad Bina: Pendapatan dan Tanggapan Petani ……
sampling. dengan memilih petani yang representatif sebanyak 30 orang. Cara memperoleh tanggapan digunakan pertanyaan model Likert, seperti yang dikemukakan oleh Usman dan Akbar (2011). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden di lapangan dengan menggunakan kuesioner. Data sekunder adalah data yang bersumber dari laporan, bukui statistik, jurnal, internet, dan makalah. Teknik Analisis Data Data primer yang diperoleh dari lapangan dikumpulkan, diolah dan ditampilkan dalam bentuk tabel lalu dianalisis kemudian dibahas secara deskriptif- kualitatif dengan berdasar pada rumus B/C ratio =
TR TC
(Rahim et al (2012), dengan kriteria bahwa :
jika B/C ratio > 1, berarti usahatani layak diusahakan, Jika R/C ratio < 1, berarti usahatani tidak layak diusahakan karena merugikan secara ekonomis, tetapi jika R/C ratio ≤1 berarti usahatani dapat dipertimbangkan (Suratiyah 2009 dan Swastika 2004).
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1 menunjukkan bahwa berdasarkan kriteria yang ada, jika usahatani memperoleh R/C Ratio berarti layak diusahakan dan dikembangkan. Dengan R/C Ratio 1,7 artinya setiap pengeluaran usahatani Rp1,- akan memperoleh tambahan pendapatan Rp1,7.
594
Seminar Nasional Serealia, 2013
Tabel 1. Analisis Finansial Usahatani Jagung BISI 2 BLBU (1 Ha) pada Lahan Sawah Tadah Hujan Milik Sendiri di Desa Manggalung, 2012. Uraian Biaya Pupuk Urea 200 kg Pupuk Phooska 250 kg Pupuk ZA 50 kg Furadan 3G = 5 kg HerBisida pra tumbuh 2 liter BBM (Bensin) 50 liter Karung plastik 140 lbr Tali rafia 0,5 kg Penjahit karung 1 bh Jumlah Tenaga Kerja (HOK) Penyiapan lahan (TOT Herbisda) Penanaman 16 org (Gotong Royong) Pemupukan I = 5 orang Pemupukan II = 5 orang Penyiangan I (HerBisida) = 2 orang Penyiangan II (HerBisida) = 2 orang Pembumbunan 1 kali = 4 orang Pengendalian hama-penyakit = 2 orang Pengairan 4 kali = 2 orang Panen/Pascapanen/pipil tresher Jumlah Total Biaya (I=II) Hasil (4 t/Ha biji kering) Keuntungan (Rp/Ha)) R/C Ratio
Harga Satuan (Rp)
Nilai (Rp)
1.800 2.300 1.400 12.500 55.000 4.500 2.100 3.500 500
360.000 575.000 70.000 62.500 110.000 225.000 350.000 3.500 500 1.756.500
100.000 200.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 550.000
100.000 200.000 250.000 250.000 100.000 100.000 200.000 100.000 100.000 550.000 1.950.000 3.706.500 10.000.000 6.293.500 1,7
2.500
Sumber : Data Primer Diolah, Tahun 2013.
Tanggapan Petani Dari hasil evaluasi petani terhadap pemanfaatan jagung hibrida Bisi 2 BLBU dan umumnya menganggap baik, karena keunggulan-keunggulan potensi hasil yang lebih baik dibanding varietas lain yang ditanam sebelumnya. Produksi jagung Bisi 2 yang di budidayakan oetani rata-rata 4,0 t/ha pipilan kering, dengan harga bervariasi dan tertinggi Rp 2.500/kg. Keuntungan yang dapat diperoleh petani dapat mencapai Rp 6.293.500. Dari pendapatan bersih tersebut petani menghabiskan waktu 60 hari kerja efektif sehingga diperoleh pendapatan sekitar Rp 104.891,6/hari. Angka ini lebih tinggi dari upah minimum daerah Kabupaten Pangkep dan merupakan tambahan pendapatan di luar usahatani padi Petani mengetahui bahwa untuk mendapatkan produksi usahatani yang maksimal harus menerapkan teknologi budidaya dengan tepat, seperti pemupukan. Teknologi pemupukan tidak semua petani dapat menerapkan karena kamampuan
595
M. Arsyad Bina: Pendapatan dan Tanggapan Petani ……
modal kerja yang terbatas. Demikian pula untuk mendapatkan harga produksi yang lebih tinggi atau sesuai standar harga pasar, maka kadar air produksi yang akan dijual harus sesuai dengan standar kadar air yang ditentukan oleh pemerintah. Standar kadar air yang ditentukan oleh pemerintah terkait dengan pengeringan, sedangkan petani tidak memiliki lantai jemur yang berkapasitas besar untuk menyimpan produksi yang sudah kering untuk menunggu harga yang lebih tinggi. Khusus untuk komoditas jagung hingga saat ini belum ada standar harga pembelian pemerintah (HPP) sehingga para pedagang bebas menentukan harga. Juga bilamana petani dalam keadaan terdesak kebutuhan, maka tidak ada pilihan lain selain menjual hasil jagungnya sesuai harga yang ditentukan oleh pedagang. Kondisi seperti ini para petani menganggap belum ada keterpihakan yang dirasakan karena keuntungan yang diperoleh dari hasil usahatani jagung Bisi 2 masih dinilai rendah. Program BLBU benih jagung hibrida Bisi 2 yang dilakukan oleh kementerian pertanian dengan model dibagikan secara gratis kepada para petani yang kurang mampu, merupakan suatu aksi nyata yang memang diperlukan secara berkelanjutan untuk meringankan beban petani. Produksi jagung hibrida Bisi 2 yang diusahakan oleh petani di Desa Manggalung belum maksimal karena petani memiliki keterbatasan modal untuk membeli sarana produksi terutama pupuk yang selain harganya mahal juga sering tidak tersedia pada saat dibutuhkan. Hal ini dirasakan petani setiap musim tanam dan ini yang menyebabkan petani mengeluh dalam hal pelayanan sarana produksi. Keterlambatan ketersediaan sarana produksi, seperti pupuk yang merupakan sarana penting untuk memenuhi kebutuhan hara bagi tanaman yang diusahakan petani akan
menyebabkan
ketidaktepatan
pemberian
pupuk pada
tanaman.
Ketidaktepatan pemberian pupuk pada tanaman jagung yang diusahakan petani akan menurunkan produksi, sehingga hanya mampu mencapai produksi maksimal 4,0t/ha pipilan kering. Bagi petani yang memiliki anggota keluarga kecil menganggap sudah merasa cukup tetapi bagi petani yang memiliki anggota keluarga banyak, merasa pendapatan yang diperoleh adalah terbatas dalam hal memenuhi kebutuhan seharihari rumah tangganya. Kehadiran program BLBU jagung hibrida Bisi 2 terbutki dapat meringankan beban petani, namun masih diperlukan perbaikan dalam pendistribusiannya, yaitu petani yang tergolong mampu tidak layak mendapatkan bantuan benih gratis, karena akan mengurangi jatah petani yang seharusnya mendapatkan bantuan benih. Jagung hibrida Bisi 2 petani menganggap bagus kualitasnya karena sudah diberi perlakuan metalaksil (saromil) sehingga petani dapat langsung menanam dan pertumbuhan
596
Seminar Nasional Serealia, 2013
tanaman di lapangan tidak ada yang terserang penyakit bulai, selain itu juga pertanaman nampak lebih seragam.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil usahatani jagung hibrida dengan benih Bisi 2 BLBU di Desa Manggalung sebaiknya belum maksiamal, hanya rata-rata 4,0 t/ha pipilan kering. Rendahnya produksi yang dicapai karena petani belum menerapkan teknologi budidaya sesuai anjuran, Hasil analisis R/C Ratio 1,7 berarti usahatani jagung Bisi 2 BLBU layak diusahakan. Saran Program BLBU jagung hibrida Bisi 2 di wilayah Desa Manggalung disertai dengan pelayanan sarana produksi yang tepat dosis, tepat harga, tepat jumlah, tepat pelayanan, dan tepat mutu. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2009. Program Serealia Sulawesi Selatan Tahun 2010-2014. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provnsi Sulawesi Selatan Aqil, Muh.: Rafar, Constance,: Zubachtirodin. 2012. Deskripsi Varietas Unggul Jagung. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Badan Penelitian dan Pegembangan Pertanian, Kementerian Pertanian, Balai Peneltian Tanaman Serealia Maros. Admin.. 2012. Sop Bihun Jagung Labu. http//www.bihun jagung. com/resep154 sop-bihun-jagung-labu.html. Diakses 5 Juli 2013. Admin. 2012. Bihun Jagung Soto Kikil. http//www.bihun jagung. com/resep-155-bihun-jagung-soto-kikil.html. Diakses 5 Juli 2013. Badan Pusat Statistik. 2012. Sulawesi Selatan dalam Angka 2012. Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar. Badan Pusat Statistik. 2011. Kabupaten Pangkajene Kepulauan dalam Angka 2011.Badan Pusat Statistik Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Pangkajene. Rahim, A., S, Supardi.; DRD. Hastuti. 2012. Model Analisis Ekonomika Pertanian. Makassar : Badan Penerbit UNM. Suratiyah, K. 2009. Usahatani. Cetakan ketiga, Mekarsari, Cimanggis, Depok: Penebar Swadaya.
597
M. Arsyad Bina: Pendapatan dan Tanggapan Petani ……
Swastika, DKS. 2004. Beberapa Teknin Analisis Dalam Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Vol. 7 (1) : 90-103. Usman, H., A. S. Purnomo. 2011. Metode Penelitian Sosial. Cetakan Keempat. Jakarta: Bumi Aksara. Zakaria, A. K. 2011. Kebijakan Antisipatif dan Strategi Penggalangan Petani Menuju Swasembada Jagung Nasional. Analisis Kebjakan Pertanian. Vol . 9 (3) : 261274.
598