Tugas M.K: SIM Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS)
Tanggal Penyerahan : 10 Juli 2011 Tanggal Presentasi : ___________
UJIAN TENGAH TRIWULAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
PENERAPAN E-BUSINESS DI INDONESIA
Agung Wahyu Wasisto
P056100032.35E
PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
DAFTAR ISI
BAB I ................................................................................................................................2 PENDAHULUAN .............................................................................................................2 BAB II ...............................................................................................................................3 TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................3 BAB III..............................................................................................................................5 PEMBAHASAN ................................................................................................................5 1. Model e-Business ..................................................................................................6 2.
Sistem Keamanan e-Business .................................................................................6
3.
Masalah Keamanan e-Business Kerahasiaan dan Pribadi ........................................7 Keabsahan Data..........................................................................................................7 Integritas Data ............................................................................................................7 Tanpa Penyangkalan ..................................................................................................8 Kontrol Akses ............................................................................................................8 Ketersediaan Layanan ................................................................................................8
4.
Keamanan Umum untuk Sistem e-Business ............................................................9 Keamanan Fisik..........................................................................................................9 Penyimpanan Data .....................................................................................................9 Transmisi Data dan Pengembangan Aplikasi ............................................................10 Sistem Administrasi .................................................................................................11 Solusi Keamanan......................................................................................................11
5.
E-commerce di Indonesia .....................................................................................11 Batasan mengenai E-commerce ................................................................................11
6.
Analisis SWOT e-commerce di Indonesia ............................................................12 STRENGTHS ..........................................................................................................12 WEAKNESSES .......................................................................................................13 OPPORTUNITIES ...................................................................................................14 THREATS ...............................................................................................................14 Mitos yang Harus Dihindari .....................................................................................15
BAB IV ...........................................................................................................................19 KESIMPULAN................................................................................................................19 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................20
SIM - 1
BAB I PENDAHULUAN Electronic commerce, yang umum dikenal sebagai e-commerce, eCommerce atau e-comm, terdiri dari pembelian dan penjualan produk atau jasa melalui sistem elektronik seperti internet dan jaringan komputer lainnya. Tidak hanya membeli dan menjual produk secara online. Hal ini juga mencakup seluruh proses online pengembangan, pemasaran, penjualan, pengiriman, pelayanan dan membayar untuk produk dan jasa. Jumlah perdagangan dilakukan secara elektronik telah berkembang luar biasa dengan penggunaan internet yang meluas. Penggunaan perdagangan dilakukan dengan cara ini memacu pada inovasi dalam transfer dana elektronik, manajemen rantai suplai, pemasaran Internet, proses transaksi online, pertukaran data elektronik (EDI), sistem manajemen persediaan, dan sistem pengumpulan data otomatis. Perdagangan elektronik modern biasanya menggunakan internet. Sebagian besar elektronik commerce dilakukan sepenuhnya elektronik untuk virtual item seperti akses ke konten premium pada sebuah situs web, namun perdagangan elektronik yang paling melibatkan transportasi fisik item dalam beberapa cara. Online pengecer kadang-kadang dikenal sebagai e-tailers dan eceran online kadang-kadang dikenal sebagai e-tail. Hampir semua pengecer besar memiliki alamat website. Electronic commerce yang dilakukan antara perusahaan yang disebut sebagai bisnis-bisnis atau B2B. B2B dapat terbuka untuk semua pihak yang berkepentingan (misalnya pertukaran komoditi) atau terbatas pada spesifik, pra-kualifikasi peserta (swasta pasar elektronik). Electronic commerce yang dilakukan antara perusahaan dan konsumen, di sisi lain, disebut sebagai bisnis-konsumen untuk-atau B2C. Ini adalah jenis electronic commerce yang dilakukan oleh perusahaan seperti Amazon.com. Belanja online adalah suatu bentuk perdagangan elektronik di mana pembeli langsung online ke komputer penjual biasanya melalui internet. Tidak ada layanan perantara. Penjualan dan transaksi pembelian selesai elektronik dan interaktif secara real-time seperti JakartaNotebook.com yang menyediakan keperluan komputer dan accessories-nya.
SIM - 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Salah satu perwujudan dunia bisnis dan perdagangan berbasis Internet adalah electronic commerce atau disingkat e-commerce. e-Commerce adalah proses membeli, menjual, memasarkan dan melayani suatu barang, jasa dan informasi melalui beragam jenis jaringan komputer seperti Internet (James A. O’Brien, Management Information Systems, 1999).
Gambar 1 Enterprise Application Architecture. Source: Adapted from Mohan Sawhney and Jeff Zabin, Seven Steps to Nirvana: Strategic Insights into e-Business Transformation (New York: McGraw-Hill,2001), p. 175.
Gambar 1 Menyajikan arsitektur aplikasi enterprise, yang menggambarkan hubungan timbal balik cross-functional aplikasi utama perusahaan yang banyak perusahaan telah atau menginstal hari ini. Arsitektur ini tidak dimaksudkan sebagai cetak biru aplikasi yang rinci atau lengkap tetapi lebih sebagai kerangka kerja konseptual untuk membantu Anda memvisualisasikan komponen dasar, proses, dan interface dari aplikasi ebisnis utama, bersama dengan antar hubungan mereka. Ini arsitektur aplikasi juga
SIM - 3
menyoroti peran sistem bisnis ini bermain dalam mendukung pelanggan, pemasok, mitra, dan karyawan dari sebuah bisnis.
Gambar 2 Proses Pengembangan Produk Baru.
Gambar 2, Proses pengembangan produk baru di sebuah perusahaan manufaktur. Ini adalah contoh dari proses bisnis yang harus didukung oleh lintas-fungsional sistem informasi yang melintasi batas-batas fungsi beberapa bisnis.
SIM - 4
BAB III PEMBAHASAN e-Business atau Electronic business dapat didefinisikan sebagai aktivitas yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan proses pertukaran barang dan/ atau jasa dengan memanfaatkan internet sebagai medium komunikasi dan transaksi,dan salah satu aplikasi teknologi internet yang merambah dunia bisnis internal, melingkupi sistem, pendidikan pelanggan, pengembangan produk, dan pengembangan usaha. Secara luas sebagai proses bisnis yang bergantung pada sebuah sistem terotomasi. Pada masa sekarang, hal ini dilakukan sebagian besar melalui teknologi berbasis web memanfaatkan jasa internet. Terminologi ini pertama kali dikemukakan oleh Lou Gerstner, CEO dari IBM. Marketspace adalah arena di internet, tempat bertemunya calon penjual dan calon pembeli secara bebas seperti layaknya di dunia nyata (marketplace). Mekanisme yang terjadi di marketspace pada hakekatnya merupakan adopsi dari konsep “pasar bebas” dan “pasar terbuka”, dalam arti kata siapa saja terbuka untuk masuk ke arena tersebut dan bebas melakukan berbagai inisiatif bisnis yang mengarah pada transaksi pertukaran barang atau jasa. Seluruh perusahaan, tanpa perduli ukuran dan jenisnya, dapat menerapkan konsep e-Business, karena dalam proses penciptaan produk maupun jasanya, setiap perusahaan pasti membutuhkan sumber daya informasi. 7 strategi taktis untuk sukses dalam e-Business 1 1. Fokus. Produk-produk yang dijual di internet harus menjadi bagian yang fokus dari masing-masing manajer produk. 2. Banner berupa teks, karena respons yang diperoleh dari banner berupa teks jauh lebih tinggi dari banner berupa gambar. 3. Ciptakan 2 level afiliasi. Memiliki distributor penjualan utama dan agen penjualan kedua yang membantu penjualan produk/bisnis.
1
www.bjoconsulting.com (diakses pada tanggal 11 Juni 2011) SIM - 5
4. Manfaatkan kekuatan e-mail. E-mail adalah aktivitas pertama yang paling banyak digunakan di Internet, maka pemasaran dapat dilakukan melalui e-mail atas dasar persetujuan. 5. Menulis artikel. Kebanyakan penjualan adalah hasil dari proses edukasi atau sosialisasi, sehingga produk dapat dipasarkan melalui tulisan-tulisan yang informatif. 6. Lakukan e-Marketing. Sediakan sebagian waktu untuk pemasaran secara online. 7. Komunikasi instan. Terus mengikuti perkembangan dari calon pembeli atau pelanggan tetap untuk menjaga kepercayaan dengan cara komunikasi langsung. 1. Model e-Business 2 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Portal. E-tailer. Lelang. Barter. Penyedia Konten. Komunitas. Afiliasi Broker transaksi
2. Sistem Keamanan e-Business Secara alami, sistem keamanan e-Business lebih beresiko dibandingkan bisnis tradisional, oleh karena itu penting untuk melindungi sistem keamanan e-Business dari resiko-resiko yang ada. Jumlah orang yang dapat mengakses e-Business melalui internet jauh lebih besar dibanding yang mengakses bisnis tradisional. Pelanggan, pemasok, karyawan, dan pengguna lain banyak menggunakan sistem e-Business tertentu setiap hari dan mengharapkan rahasia dari informasi mereka tetap aman. Hacker adalah salah satu ancaman besar bagi keamanan e-Business. Beberapa hal yang menjadi perhatian pada keamanan sistem e-Business adalah pribadi dan rahasia, keabsahan data, dan integritas data. Beberapa metode untuk melindungi keamanan e-Business dan menjaga informasi tetap aman adalah menjaga keamanan fisik serta penyimpanan data, transmisi data, perangkat lunak anti-virus, firewall, dan enkripsi. 3
2
Phillips, Paul. E-Business Strategy. McGraw-Hill education. United Kingdom 2003. Halaman 138. University of Pittsburgh, comp. e-Business Resource Group Security Guidelines. Publication. 5 August 2003. 3
SIM - 6
3. Masalah Keamanan e-Business Kerahasiaan dan Pribadi Kerahasiaan adalah sejauh mana suatu bisnis menyediakan informasi pribadi yang tersedia untuk bisnis lain dan individu lain. 4 Bisnis apapun harus menjaga kerahasiaan informasi agar tetap aman dan hanya dapat diakses oleh penerima yang dimaksud. Untuk menjaga informasi tetap aman dan terjaga, setiap catatan transaksi dan berkas lain perlu dilindungi dari akses yang tidak sah, serta memastikan transmisi data dan penyimpanan informasi yang aman. Cara enkripsi dan firewall adalah yang mengatur sistem ini. Keabsahan Data Transaksi e-Business memiliki tantangan yang lebih besar untuk membangun keabsahan karena data dari internet sangat mudah untuk diubah dan disalin. Kedua belah pihak yang terkait dalam e-Business sama-sama ingin memastikan keaslian masing-masing rekan, terutama jika salah satu pihak akan melakukan pemesanan dan transaksi pembayaran elektronik. Salah satu cara yang umum untuk memastikan hal ini adalah dengan membatasi akses ke jaringan Internet dengan menggunakan teknologi Virtual Private Network. Pembuktian keabsahan yang lebih rumit adalah dengan adanya kata kunci rahasia atau pin, kartu kredit, dan pengenalan suara. Sebagian besar transaksi e-Business diverifikasi dengan memeriksa kartu kredit dan nomor kartu kredit pembeli. Integritas Data Integritas data menjawab pertanyaan "Dapatkah informasi diubah atau dirusak dengan berbagai cara?". Hal ini mengarah pada jaminan kesamaan pesan yang diterima dengan pesan yang dikirim. Sebuah bisnis perlu merasa yakin bahwa data tidak diubah dalam perjalanan, baik sengaja atau karena kecelakaan. Untuk membantu integritas data, firewall melindungi data yang disimpan terhadap akses yang tidak sah, seraya menyimpan data cadangan yang mungkin berguna untuk pemulihan data.
4
Westfall, Joseph. "Privacy: Electronic Information and the Individual." Santa Clara University. Markkula Center for Applied Ethics, 2010. Web. 30 Nov. 2010.
SIM - 7
Tanpa Penyangkalan Hal ini berkaitan dengan adanya bukti dalam transaksi. Sebuah bisnis harus memiliki jaminan bahwa pihak yang menerima atau pembeli tidak dapat menyangkal bahwa transaksi telah terjadi, dan ini berarti memiliki bukti yang cukup untuk membuktikan transaksi. Salah satu cara untuk mengatasi penyangkalan ini adalah menggunakan tanda tangan digital. Sebuah tanda tangan digital tidak hanya memastikan bahwa pesan atau dokumen elektronik telah ditandatangani oleh seseorang, tapi karena tanda tangan digital hanya dapat dibuat oleh satu orang, juga menjamin bahwa orang ini tidak dapat menyangkal di kemudian waktu bahwa mereka memberikan tanda tangan mereka. Kontrol Akses Ketika suatu sumber data dan informasi elektronik hanya terbatas pada beberapa individu yang berwenang, pelaku bisnis dan pelanggannya harus memiliki jaminan bahwa tidak ada orang lain dapat mengakses informasi tersebut. Ada beberapa teknik untuk mengatur kontrol akses ini, yaitu firewall, hak akses, identifikasi pengguna dan teknik otentikasi (seperti password dan sertifikat digital), Virtual Private Network (VPN), dan banyak lagi. Ketersediaan Layanan Hal ini secara khusus berhubungan dengan penyediaan layanan dan informasi bagi pelanggan bisnis. Pesan harus disampaikan dalam cara yang dapat diandalkan dan tepat waktu, dan informasi harus dapat disimpan dan diambil sesuai kebutuhan. Karena ketersediaan layanan penting untuk semua website e-Business, langkah-langkah tertentu harus diambil untuk mencegah gangguan layanan oleh peristiwa-peristiwa seperti listrik padam dan kerusakan infrastruktur fisik. Contohnya, tersedianya data cadangan, sistem pemadaman api, sistem Uninterrupted Power Supply (UPS), perlindungan virus, serta memastikan bahwa ada kapasitas yang memadai untuk menangani kesibukan yang ditimbulkan oleh lalu lintas jaringan yang berat.
SIM - 8
4. Keamanan Umum untuk Sistem e-Business Berbagai bentuk keamanan ada untuk e-Business. Beberapa pedoman keamanan umum termasuk daerah di keamanan fisik, penyimpanan data, transmisi data, pengembangan aplikasi, dan sistem administrasi. Keamanan Fisik Meskipun e-Business dilakukan secara online, tetapi perlu ada langkah-langkah keamanan fisik yang diambil untuk melindungi bisnis secara keseluruhan, gedung tempat server dan komputer harus dilindungi dan memiliki akses terbatas pada karyawan dan orang lain. Misalnya, ruangan tersebut hanya memungkinkan pengguna yang berwenang untuk masuk, dan harus memastikan bahwa jendela, langit-langit, saluran udara yang besar, dan lantai bertingkat tidak mengizinkan akses mudah ke orang yang tidak sah. [3] Lebih baik untuk menyimpan unit-unit penting di ruangan tertutup yang ber-AC. [7] Berjaga-jaga terhadap lingkungan sama pentingnya dengan menjaga keamanan fisik dari pengguna yang tidak sah. Ruangan dapat melindungi peralatan terhadap banjir dengan menjaga semua peralatan tidak bersentuhan langsung dengan lantai. Selain itu, ruangan harus tersedia sistem pemadam api jika terjadi kebakaran. Organisasi harus memiliki rencana penanganan kebakaran jika muncul situasi yang seperti ini. Selain menjaga keamanan server dan komputer, keamanan fisik dari informasi yang bersifat rahasia juga penting. Informasi klien seperti nomor kartu kredit, cek, nomor telepon, dan juga termasuk semua informasi pribadi organisasi. Mengunci salinan fisik dan elektronik di laci atau lemari merupakan salah satu tambahan keamanan. Pintu dan jendela yang mengarah ke daerah ini juga harus aman terkunci. Karyawan yang mempunyai akses menggunakan informasi ini hanyalah sebagai bagian dari pekerjaan mereka. Penyimpanan Data Menyimpan data dengan cara yang aman adalah sangat penting untuk semua bisnis, tetapi terutama untuk e-Business di mana sebagian besar data yang disimpan secara elektronik. Data yang bersifat rahasia tidak boleh disimpan pada server e-Business, tapi sebaiknya dipindahkan ke komputer lain untuk disimpan. Jika perlu, mesin ini tidak boleh langsung terhubung ke internet, dan juga harus disimpan di tempat yang aman. Informasi SIM - 9
tersebut harus disimpan dalam format yang terenkripsi. Setiap informasi yang sangat sensitif tidak boleh disimpan jika mungkin. Jika ada data yang tidak terlalu penting, simpanlah di beberapa mesin atau sistem yang tidak mudah diakses. Langkah-langkah keamanan tambahan harus diambil untuk melindungi informasi ini (seperti kunci pribadi) jika memungkinkan. Selain itu, informasi hanya harus disimpan untuk jangka waktu yang singkat, dan setelah tidak lagi diperlukan harus dihapus untuk mencegah jatuh ke tangan yang salah. Demikian pula, cadangan data dan salinan informasi harus disimpan yang aman dengan langkah-langkah keamanan yang sama seperti informasi yang asli. Setelah cadangan tidak lagi diperlukan, harus dihancurkan secara hati-hati dan menyeluruh. Transmisi Data dan Pengembangan Aplikasi Semua informasi penting yang akan dikirim harus dienkripsi. Pihak pebisnis dapat memilih untuk menolak klien yang tidak dapat menerima tingkat enkripsi. Informasi rahasia dan sensitif sebaiknya juga tidak pernah dikirim melalui e-mail. Jika itu harus, maka harus dienkripsi juga. Mentransfer dan menampilkan informasi yang aman harus dijaga seminimal mungkin. Hal ini dapat dilakukan dengan tidak menampilkan nomor kartu kredit secara penuh. Hanya beberapa nomor yang dapat ditampilkan, dan perubahan informasi ini dapat dilakukan tanpa menampilkan nomor lengkap. Hal ini juga harus memungkinkan pengguna untuk mengambil informasi secara online.
SIM - 10
Sistem Administrasi Keamanan pada sistem operasi dasar harus cepat ditingkatkan. Tambahan dan pembaharuan perangkat lunak harus diterapkan secara tepat waktu. Perubahan sistem konfigurasi semua harus disimpan dalam daftar berkas dan segera diperbarui. Sistem administrator harus terus mengawasi kegiatan yang mencurigakan dalam bisnis dengan memeriksa daftar berkas dan meneliti berulang-ulang kegagalan yang tercatat dalam berkas. Mereka juga bisa memantau sistem e-Business mereka dan mencari setiap celah di keamanan. Hal ini penting untuk menguji apakah rencana keamanan sudah tepat dan bisa benar-benar bekerja. Solusi Keamanan Ketika datang ke solusi keamanan, ada beberapa tujuan utama yang harus dipenuhi. Tujuan ini adalah data integritas, otentikasi kuat, dan privasi
5. E-commerce di Indonesia Untuk itu, dalam penulisan makalah ini akan diungkap beberapa hal sebagai berikut, yaitu bagaimana batasan bisnis e-commerce, analisis SWOT e-commerce di Indonesia dan Mitos yang harus dihindari pebisnis. Batasan mengenai E-commerce Secara umum, menurut Goldman Sach (Ustadiyanto, 2001), model bisnis melalui internet terbagi menjadi enam macam, antara lain. 1. Connectivity. Model bisnis yang menyandarkan basis layanan akses internet kepada pelanggannya seperti yang dijalankan oleh ISP (Internet Service Provider). Contoh: Indosat.net, Wasantara.net, CBN, Rad.net, Link.net, Indo.net, IPNET, dan masih banyak lagi.
SIM - 11
2. Context, yakni model bisnis yang memberikan layanan berupa informasi dan hiburan; seperti Kompas Cybermedia, Detik.com, Astaga.com, Lippostar.com dan lain sebagainya. 3. Content, adalah model bisnis yang memberikan layanan dengan basis isi berupa teks atau gambar sebagai inti bisnisnya. Seperti marketbiz.net, bizweb2000.com 4. Communication
adalah
layanan
komunikasi
berbasis
internet
dengan
menggunakan media interaktif seperti media web chat maupun voice chat, web phone dan lain sebagainya. 5. Community adalah model bisnis yang membangun komunitas digital dengan media message board, web chat, maupun penyedia web mail. 6. Commerce adalah melakukan aktivitas bisnis berbasis internet seperti Sanur Online, maupun Gadogado.net, Amazon.com, dll. Namun, e-commerce lebih terkait dengan proses membeli, menjual, memasarkan dan melayani suatu barang, jasa dan informasi melalui beragam jenis jaringan komputer seperti Internet (James A. O’Brien, Management Information Systems, 1999). 6. Analisis SWOT e-commerce di Indonesia Information and Communication Technology (ICT) Centre mengkaji situasi di Indonesia berkaitan dengan e-commerce, yakni STRENGTHS 1. Kenyamanan membeli via Internet Dari depan komputer di rumah sendiri, kantor atau warnet. Ini menghemat waktu dan usaha, pembayaran mudah, Apalagi generasi muda Indonesia masa kini mulai tidak segan-segan lagi untuk memesan barang-barang via Internet. 2. Harga yang kompetitif Ini disebabkan perusahaan-perusahaan e-commerce tidak perlu menanam uang untuk stok dan menyewa showroom dan efisiensi-efisiensi lainnya 3. Populasi Indonesia Indonesia dengan populasi penduduk ratusan juta adalah potensi yang luar biasa besar, jika daya belinya sudah meningkat.
SIM - 12
4. Infrastruktur Internet. Infrastruktur Internet Indonesia mungkin bukan yang terbaik, namun termasuk cukup merata – terutama berkat Wasantara.Net. Dan di pusatpusat ekonomi (Jakarta, dan lain-lain) banyak pilihan ISP (Internet Service Provider) dan WarNet (Warung Internet) sehingga mudah untuk mengakses Internet. 5. SDM yang sedang berkembang Generasi muda Indonesia potensinya cukup menjanjikan. Monitoring di berbagai forum di Internet menunjukkan peningkatan prosentase generasi muda yang ahli dalam hal teknis komputer – yang pada akhirnya dapat dimanfaatkan untuk menunjang sektor e-commerce. WEAKNESSES 1. Daya beli Masih sangat lemah, kecuali untuk sebagian kecil dari masyarakat Mungkin economic recovery terjadi dalam jangka waktu yang cukup panjang 2. Sosialisasi credit card. Dari berbagai pemberitaan di Kompas dan Sindo, pemilikan dan penggunaan credit card di Indonesia sudah mulai menunjukkan gejala peningkatan. Memang masih menunjukkan simbol status (baca: selain prestise, juga sebagai pengutang). Tetapi banyak pengguna credit crdyang bermasalh. Ini dapat sangat menyulitkan perkembangan eCommerce di Indonesia. 3. Sosialisasi Internet Internet walaupun perkembangannya meningkat di Indonesia, namun masih jauh dari menjadi gaya hidup mayoritas penduduk Indonesia. Perkiraan resmi dari Asosiasi Penyedia Jaringan Internet Indonesia (APJII) mengenai jumlah pelanggan dan pemakai internet selama ini dan perkiraan sampai akhir tahun 2006 adalah sesuai dengan tabel berikut ini:
SIM - 13
OPPORTUNITIES 1.
Stealing the start, yakni e-commerce baru saja mulai menanjak di Indonesia
2.
Membuka peluang bisnis dari luar negeri, berarti barang-barang kita termasuk murah untuk mereka. E-commerce memungkinkan mereka untuk membelinya dengan mudah.
3.
Banyaknya pendatang baru di Internet membuat website-website portal sibuk untuk merekrut mereka untuk menjadi customernya.
4.
Sektor bisnis yang sedang berkembang dengan sangat pesat. Perputaran uang di sektor ini akan mencapai trilyunan dolar AS.
THREATS 1.
Situasi ekonomi & politik di Indonesia yang tidak stabil dapat membuat website ecommerce yang sudah ada dan yang baru akan berkembang bisa surut kembali.
2.
Adanya carder, yakni orang yang melakukan cracking, yakni pembobolan terhadap kartu kredit untuk mencuri nomor kartu orang lain dan menggunakannya untuk kepentingan pribadi. Biasanya yang menjadi korbannya adalah mereka yang memiliki cartu credit dalam jumlah besar. Menurut hasil riset, pada tahun 2002, SIM - 14
Indonesia menempati urutan kedua setelah Ukraina dalam kejahatan carding. Saat ini memang mulai menurun, tetapi masih ada carder yang menggunakan kartu kredit orang lain untuk mendownload file seperti musik dan film. Aktifitas Internet yang merugikan seperti Spam, Abuse dan Fraud. 3.
Budaya ikut-ikutan langsung terjun ke arena tanpa perhitungan dan persiapan yang matang, kembali dapat meruntuhkan kepercayaan masyarakat kepada ecommerce.
Mitos yang Harus Dihindari Dalam menjalankan bisnis e-commerce, Bob Julius Onggo mengungkapkan beberapa mitos yang harus dihindari, yakni : 1. Dalam e-commerce dapat menjual semua produk dan jasa. Ini adalah gagasan yang menyesatkan, karena kita tidak dapat menjual apa saja melalui internet tanpa mengetahui segmen pasar. Jadi, ceruk pasar bukanlah semua orang. Bila semua orang dianggap sebagai ceruk pasar dari perusahaan, maka sebenarnya ceruk pasar tersebut belum diketahui. Segmennya adalah sebuah kelompok orang/ pasar dengan “area of interest” yang sempit/ khusus di tengah-tengah lautan pasar yang luas. Atau, dengan kata lain pemasaran kepada ceruk pasar tertentu berbeda dengan pemasaran secara masal ke siapa saja tanpa memilih sebuah target pasar tertentu. Barangkali ini pula yang pernah terjadi pada Amazon.com yang mengakuisisi beberapa perusahaan online untuk melebarkan sayap. Amazon tidak lagi fokus pada penjualan buku secara online, namun produk lain selain buku tersebut tidak terlalu mendapatkan apresiasi dari netter. Contoh ilustrasi yang sederhana dalam hal ini adalah, seperti seekor ikan kecil di kolam yang besar, hampir pasti akan dimakan oleh ikan yang lebih besar. Tetapi, jika anda adalah seekor ikan besar di kolam kecil, hidup anda akan jauh lebih nyaman, tanpa takut ada ikan yang lebih besar di kolam tersebut yang akan memakannya (kecuali bila ikan kecil itu adalah piranha di sungai Amazon) 2. Internet Bakal Merubah Perilaku Konsumen dalam Hal Membeli Teknologi tidak dapat mengubah ciri dan sifat dasar manusia yaitu keinginan atau emosi yg merupakan faktor utama dalam hal membeli, namun Internet membuat pemasar dan pelaku bisnis untuk memodifikasi caranya menjangkau dan memasarkan bisnis Anda kepada calon pembeli. Karakter dan sifat suatu pelanggan di era pra-internet maupun di era internet SIM - 15
sama yaitu asalkan pemasar dapat menanamkan kepercayaan kepada konsumen dan mereka dapat menjadi pelanggan. Oleh karena itu, kepercayaan adalah pelumas yang paling esensial untuk bisnis digital; Tanpa membangun kepercayan di sekitar calon pelanggan, bisnis digital akan kandas. Kepercayaan juga dibangun lewat komunikasi secara berkala atau follow-up. Tanpa itu, sulit sekali pelku e-commerce menjual produk lewat internet. Sama halnya dalam dunia penjualan konvensional, transaksi umumnya dapat terjadi karena hasil follow-up. Karena internet tidak mengubah sifat bawaan alami ini, maka pebisnis pun perlu membuat suatu sistem yang dapat melakukan follow-up secara kontinue. 3. Bisnis Online akan lebih mudah membuat pebisnis cepat kaya Sebenarnya bisnis offline dan online sama-sama tidak mudah, diperlukan kerja keras, cekatan, dan kecerdikan. Tidaklah mudah untuk membangun ekonomi offline apalagi membangun ekonomi baru. Sebelum membangun bisnis secara offline, kita harus menganalisis secara cermat produk kita dengn kompetitor kalangan pebisnis online jangan berpikir bahwa dengan membuat situs web yang canggih, pengunjung langsung membeli barang atau jasa. Tetap saja pemasar perlu membangun kepercayaan. 4. Situs web korporat hanyalh sebagai alat promosi Situs web korporat tetap harus dianggap sebagai sebuah kantor atau perusahaan online sebagaimana halnya perusahaan offline yang memiliki tim penjualan dan pemasaran. Jadi kantor online harus memiliki e-salesman maupun e-marketer yg keduanya harus dapat menarik, membina hubungan dengan para calon customer. Barangkali, disinilah kelalaian para pebisnis online yang tidak memanfaatkan teknologi internet untuk menarik, membina dan memupuk kepercayaan dan hubungan dengan para calon pelanggan. Jadi bila situs korporat dianggap sebagai alat promosi, maka tidak ubahnya seperti iklan, seperti iklan di media massa yang tidak dapat membina komunikasi interaktif dengan calon pelanggan. Karena itu diperlukan sistem esalesman.com dan eMarketer.com di dalam situs bisnis online, sehingga dgn demikian situs e-commerce berfungsi lebih dari sekadar alat promosi. 5. Jangan Terlalu Banyak Tulisan Kebanyakan pengunjung internet malas untuk membaca tulisan sebuah produk. Sebenarnya, asalkan tulisan itu dapat menggugah emosi atau menunjang terpuasknnya rasa ingin tahu konsumen hal itu tidak benar. Jadi
SIM - 16
intinya yang penting, bukan banyaknya tulisan, namun seberapa besar teknik penulisan tersebut mempengaruhi secara emosional terhadap calon pelanggan. Amazon.com memungkinkan konsumen untuk membeli buku dengan mudah dengan berbagai fasilitasnya. Amazon.com dapat menawarkan harga buku yang lebih murah sampai dengan 50% atau bahkan kadang lebih. Hal ini karena mereka tidak perlu menyewa showroom seperti toko buku konvensional. Namun, mereka juga melakukan efisiensi yang sangat besar dengan mengurangi stok buku. Jadi mayoritas buku yang ada di website mereka sebenarnya tidak ready-stock. Tetapi sistem mereka memungkinkan mereka untuk memesan buku-buku tersebut dengan cepat. Caranya : Konsumen menggunakan mesin pencari untuk memudahkan pencarian buku Konsumen me-review dan informasi rating dari buku yang bersangkutan Hanya perlu melakukan satu kali klik di mouse untuk membeli buku. Tak heran, setelah go public, saham Amazon.com terus meroket. (dalam Briggs dan Burke, 2006 : 400). Selanjutnya, Dominick (2005 : 307) menyatakan pada awal 1990-an, ecommerce belum menunjukkan eksistensinya, namun tahun-tahun selanjutnya transaksi e-commerce mengalami peningkatan. Konsumen banyak mencari produk dan jasa yang dapat dipenuhi melalui e-commerce, di antaranya adalah travel, perangkat komputer (keras dan lunak), pakaian, buku dan musik. Berdasarkan riset International Data Corporation (IDT), proyeksi transaksi ecommerce tahun 2001 sebesar 220 milyar dolar, selanjutnya menurut Giga Information Group, antara 580 hingga 970 milyar dolar pada 2002 (Kienn, 2001). Di Indonesia sendiri, tahun 2000 mencapai 100 juta dolar. Melihat jumlah rata-rata transaksi setiap tahun, omzet, keuntungan, pengalaman sukses, tampaknya sangat mudah menggeluti bisnis online ini. Namun, jangan lupa, setelah perusahaan berlomba-lomba menjadikan e-commerce sebagai kendaraan bisnis, ternyata banyak perusahaan dotcom yang bertumbangan, gulung tikar. Berarti, diperlukan konsentrasi yang cukup extra dalam menggeluti bisnis ini.
SIM - 17
Sebagai contoh nyata yang pernah terjadi tahun 200-an, yakni “perseteruan” antara Detik.com dengan Astaga.com. Persaingan antara portal website sempat menghangat. Banyak yang berusaha menjadi pemain utama, namun detik.com yang mencuat di tempat pertama. Sebagai pemain lama (versi cetak dibreidel Menteri Penerangan, H. Harmoko), Detik.com terangkat karena menampilkan berita-berita reformasi yang berbeda dengan media cetak lain dan kontinuitas updating information. Ini menarik bagi jutaan pengunjung. Detik.com kini sudah berkembang dari sekedar news website menjadi portal website dengan menampilkan berbagai feature seperti pusat data (arsip), email gratis, komunitas internet, website yang membahas mengenai perempuan, astrologi, buku, agama, wisata, selebriti dan musik.Sayangnya, dengan bermodalkan US$ 7.5 juta, awak Astaga.com tidak berhasil menelikung posisi detik.com. Dari hasil polling tahun 2002, astaga.com hanya menempati urutan empat. Hal ini menunjukkan bahwa bisnis ecommerce memang tidak semudah membalikkan tangan. Untuk di Indonesia sendiri, ternyata hasil survei Business Intelligence Report (BIRO), menunjukkan bahwa sekitar 60% responden sudah terbiasa berkorespondensi lewat e-mail dan siap bertransaksi secara online. Hasil survei yang dikutip oleh majalah Warta Ekonomi (edisi No.25/XIII/25 Juni 2001) tersebut berbasis pada 420 responden perusahaan UKM yang berlokasi di Jabotabek dengan 80% responden memiliki investasi di bawah US$ 1 juta dan 72,5% responden memiliki omzet di bawah US$ 1 juta. Dipaparkan pula bahwa ternayta sebanyak 127 perusahaan, atau sekitar 30% responden UKM tersebut sudah membuat dan menggunakan website dengan motivasi utama mendukung kegiatan promosi.
SIM - 18
BAB IV KESIMPULAN Di era global, kompetisi dalam dunia ekonomi akan semakin ketat. Meski telah menuai kesuksesan, perusahaan tidak dapat berpangku tangan. Jika hanya mengandalkan cara-cara kuno, mereka akan kehilangan peluang untuk mengembangkan bisnis. Jika mencari terobosan tanpa pertimbangan matang pun, perusahaan dapat mengalami kerugian. Namun, apa salahnya untuk mencoba inovasi baru atau mengadopsi bentuk lain dari bisnis yang telah lama ada. Pada abad 20, sebuah usaha kecil sangat sulit berkompetisi dengan perusahaan raksasa. Namun, pada abad ini, e-commerce telah mendukung eksistensi perusahaan kecil. Memang, dengan dengan nama yang telah dikenal dan loyalitas konsumennya, perusahaan besar tetap mendapatkan profit, tetapi kini, level usaha kecil dapat unjuk gigi melalui internet. Di antara berbagai istilah yang menggunakan awalan “e” (electronic), seperti ebook, e-zine, e-pr, salah satu yang paling popular adalah e-commerce, Karena kemunculan internet
telah
mengubah wajah ekonomi konvensional menjadi new economy
(perekonomian digital). Artinya, aktifitas ekonomi seperti jual beli produk dan jasa tidak dilakukan secara langsung tatap muka, tetapi dilakukan secara online, via internet. Transaksi dilakukan bisa jadi tanpa pernah sang penjual dan pembeli bertemu sekalipun. Pada dasarnya, bagi pihak konsumen, e-commerce dapat membuat waktu berbelanja menjadi singkat. Tidak ada lagi berlama-lama mengelilingi pusat pertokoan untuk mencari barang yang diinginkan. Selain itu, harga barang-barang yang dijual biasanya lebih murah dibandingkan dengan harga di toko, karena jalur distribusi dari produsen barang ke pihak penjual lebih singkat dibandingkan dengan toko konvensional. Walaupun tidak membeli secara online, konsumen dapat memperoleh banyak informasi penting yang diperlukan untuk memilih sampai memutuskan suatu produk yang akan dibeli. Bagi penjual, hanya dengan “diam”, dapat menuai keuntungan yang cukup besar dari transaksi yang dilakukan konsumen.
SIM - 19
DAFTAR PUSTAKA Alkaff, Abdullah, 2005, Strategi dan Arah Kebijakan Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (Indonesia SAKTI), Itspress, Surabaya. Briggs, Assa & Peter Burke, Sejarah Sosial Media, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2006. Deise, Martin V, Conrad Nowikow, Patrick King, and Amy Wright, 2000, Executvie’s Guide to eBusiness – From Tactics to Strategy, John Wiley & Sons, Inc, Canada. Dominick, Joseph R., The Dynamics of Mass Communications, 8Th Edition, Mc Graw Hill, 2005 Gunawan, Ade, Pengembangan E-Government Dalam Menuju Pemerintahan yang Baik (Good Governance). Jurnal Sistem Informasi MTI IU, Vo.3, No.1, 2007. Indrajit, Richardus Eko, 2001, Konsep dan Aplikasi E-business. Kalakota, Ravi, 2001, E-business 2.0: Roadmap for Success, MA: Addison Wesley. Kienan, Brenda, Small Business Solutions E-Commerce, Elex Media Komputindo, Jakarta, 2001 Purwaningsih, Mardiana, Kajian Aspek Kesiapan Pemerintah Daerah dalam Implementasi E-Business di Indonesia, Konferensi Nasional Sistem Informasi, 2009. Turban, Efraim, 2005, Decision Support system and Intelligence System. Pearson Education, Inc. http://www.geert-hofstede.com/hofstede_indonesia.shtml; 8 Juli 2011. http://www.internetworldstats.com/asia/id.htm; 8 Juli 2011. http://www.apjii.or.id/dokumentasi/statistik.php?lang=ind; 8 Juli 2011.
Paper ini telah diupload ke wordpress dengan alamat: http://agungw.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2011/07/09/penerapan-e-business-di-indonesia/
SIM - 20