TUGAS UJIAN AKHIR TRIWULAN MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
KUALITAS ATRIBUT SOFTWARE DALAM PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI INTEGRASI STANDAR ISO 9126
DIAN LUTHFIANINGTYAS P056111141.47
MAGISTER MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR ISI ..................................................................................................... i DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii I.PENDAHULUAN .......................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah....................................................................... 3 1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................ 3 II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 4 2.1 Sistem Informasi Integrasi .......................................................... 4 2.2 Pengertian Perangkat Lunak ....................................................... 4 2.3 Outsourcing ................................................................................ 7 III.PEMBAHASAN ......................................................................................... 7 3.1 Atribut – Atribut Perangkat Lunak ............................................. 7 3.2 Sofware Penunjang Pembangunan Sistem Informasi Standar ISO ............................................................................................. 9 3.3 Manfaat Faktor Maintainability ................................................. 11 3.4 Kebijakan Outsourcing Pada Organisasi Dalam Pengembangan Sistem Informasi ........................................................................ 11 3.5 Cara dalam Membangun Sistem Informasi Integrasi Perusahaan ................................................................................. 18 IV. PENUTUP................................................................................................. 23 4.1 Kesimpulan ................................................................................ 23 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 25
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya saya sebagai penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ KUALITAS ATRIBUT SOFTWARE DALAM PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI INTEGRASI STANDAR ISO 9126“. Makalah ini dibuat berdasarkan prasyarat sebagai bahan dalam penyelesaian tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen (SIM). Makalah ini dibuat berdasarkan sumber informasi yang didapat baik dari berbagai media – media ataupun dari analisa. Dengan beradanya makalah ini saya sebagai penulis mengharapkan nantinya dapat
bermanfaat
dan
dijadikan
sebagai
pembelajaran.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat saya harapkan.
Jakarta, 2 April 2012 Penulis
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perangkat lunak atau piranti lunak adalah program komputer yang berfungsi sebagai sarana interaksi antara pengguna dan perangkat keras. Perangkat lunak dapat juga dikatakan sebagai 'penerjemah' perintah-perintah yang dijalankan pengguna komputer untuk diteruskan ke atau diproses oleh perangkat keras. Perangkat lunak ini dibagi menjadi 3 tingkatan: tingkatan program aplikasi (application program misalnya Microsoft Office), tingkatan sistem operasi (operating system misalnya Microsoft Windows), dan tingkatan bahasa pemrograman (yang dibagi lagi atas bahasa pemrograman tingkat tinggi seperti Pascal dan bahasa pemrograman tingkat rendah yaitu bahasa rakitan). Perangkat lunak adalah program komputer yang isi instruksinya dapat diubah dengan mudah. Perangkat lunak umumnya digunakan untuk mengontrol perangkat keras (yang sering disebut sebagai device driver), melakukan proses perhitungan, berinteraksi dengan perangkat lunak yang lebih mendasar lainnya (seperti sistem operasi, dan bahasa pemrograman), dan lain-lain. Fungsi dari perangkat lunak sendiri adalah bahwa mereka merupakan programprogram untuk mengoperasikan hardware-hardware yang ada di dalam komputer itu sendiri. Fungsi dari Program Aplikasi adalah untuk membantu menjalankan suatu sistem operasi atau mengisi kekurangan yang ada pada sistem operasi, Fungsi daru Sistem Operasi adalah program utama yang ada di dalam komputer untuk mengaktifkan hardware -hardware yang ada di dalam komputer sehingga masing-masing perangkat bisa saling berkomunikasi, sedangkan fungsi dari bahasa pemrograman adalah untuk mengubah arsitektur dan algoritma yang dirancang manusia ke dalam format yang dapat dijalankan komputer. Perangkat Lunak merupakan perangkat lunak yang berfungsi sebagai aplikasi pembantu dalam kegiatan yang ada hubungannya dengan komputer, misalnya memformat disket, mengopi data, mengkompres file, dan lain-lain.
Contoh software ini diantaranya :•Norton Utility, Winzip, Norton Ghost dan Antivirus. Pada jaman sekarang ini, setiap developer software mempunyai mekanisme masing-masing untuk menjamin kualitas dari produk tersebut, dimana hal ini sudah menjadi kepedulian dari perusahaan. Maka para pembuat software dituntut untuk dapat membuat suatu produk sofware yang berkualitas tinggi. Salah satu tolak ukur kualitas perangkat lunak adalah ISO 9126, yang dibuat oleh International
Organization
for
Standardization
(ISO)
dan
International
Electrotechnical Commission (IEC). Di banyak perusahaan, berbagai kekuatan bekerja mempengaruhi sistem informasi secara nyata. Salah satu kekuatan itu adalah penambahan beban kerja sistem informasi dan pembatasan sumber daya sistem informasi dalam rangka rancang ulang proses bisnis (business process redesign). Kekuatan lain yang sedang mempengaruhi sistem informasi dalam arah yang berlawanan untuk mengurangi tingkat sumber daya dan lingkup tanggung jawab, salah satunya adalah Outsourcing. Keuntungan Outsourcing disamping mengurangi biaya, juga manajemen dapat memfokuskan semua perhatian mereka pada pengembangan sistem strategis yang baru. Outsourcing juga selalu mendapatkan akses ke teknologi dan pengetahuan tercanggih tanpa memiliki staf purna waktu.
1.2. Permasalahan 1.2.1. Jelaskan atribut atribut dari software yang berkualitas? Apa yang perlu dilakukan dalam pembangunan sistem informasi agar software penunjang sistem informasi yang dibangun tersebut memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan oleh ISO? 1.2.2.
Mengapa kita perlu memperhatikan faktor “maintainaibility” dari suatu software? Jelaskan urgensinya!
1.2.3.
Apa‐apa saja yang perlu diperhatikan bila organisasi mengambil akan kebijakan outsourcing dalam pengembangan sistem informasinya? Jelaskan!
1.2.4. Kalau anda dipercaya untuk memimpin pembangunan sistem informasi terintegrasi bagi perusahaan di tempat anda bekerja langkah apa saja yang akan anda lakukan? Jelaskan!
1.3. Tujuan Penulisan 1.3.1. Untuk mengetahui atribut-atribut Software berkualitas dan mengetahui software penunjang pembangunan sistem informasi memenuhi standar kualitas yang ditetapkan ISO. 1.3.2. Untuk dapat mengetahui manfaat faktor maintainaibility suatu software. 1.3.3. Untuk mengetahui suatu organisasi dalam mengambil kebijakan outsiurcing dalam mengembangkan sistem informasi. 1.3.4. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam memimpin pembangunan sistem informasi terintegrasi bagi perusahaan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Informasi Integrasi Integrasi Sistem informasi dapat dicapai dengan aplikasi yang terintegrasi pada semua unit, semua data akan terkumpul menjadi satu pada database di suatu server yang telah disiapkan dan siap diakses oleh pengguna saat dibutuhkan. Melalui penggunaan sistem terintegrasi ini maka input
data yang telah
dimasukkan oleh bagian atau unit lain tidak dimasukkan lagi oleh unit lain yang berbeda. Integrasi adalah menyatukan sistem informasi yang terpisah satu sama lain untuk dijadikan satu agar inter unit dan antar unit bisa saling terhubung serta dapat mengakses data secara terpusat (server) untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Integrasi sistem informasi menembus batasan antar berbagai unit bisnis dan kantor pusat perusahaan serta batasan antar departemen. Integrasi mengurangi upaya duplikasi. Salah satu faktor penting untuk integrasi, terutama antar bisnis. (Turban, 2005: 333). Menurut Turban, ada dua jenis integrasi sistem internal dan eksternal. Integrasi internal merujuk pada integrasi dalam perusahaan antar berbagai aplikasi dan antar aplikasi dengan basis data. Integrasi eksternal merujuk pada integrasi berbagai aplikasi dan basis data antar mitra bisnis. 2.2. Pengertian Perangkat Lunak Komputer digunakan untuk meningkatkan hasil kerja dan memecahkan berbagai masalah. Perangkat lunak menjadi pemroses data atau pemecah masalah. Menurut Roger S (2002:10) mendefinisikan perangkat lunak sebagai berikut, “Perintah program komputer yang bila di eksekusi memberikan fungsi dan unjuk kerja yang diinginkan.” Sedangkan menurut Melwin (2007:22) mendefinisikan perangkat lunak sebagai berikut, “Berfungsi sebagai pengatur aktivitas kerja komputer dan semua instruksi yang mengarah pada sistem komputer. Perangkat lunak menjembatani interaksi user dengan komputer yang hanya memahami bahasa mesin.” Perangkat lunak dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok utama, yaitu
sistem operasi, aplikasi dan utiliti. Sistem operasi merupakan perangkat lunak yang berfungsi sebagai perantara antara komputer dengan dengan penggunanya dengan memberikan interface yang mudah dan menarik agar memudahkan penggunanya menggunakan komputer tersebut. Karena sebenarnya komputer hanya membaca masukkan berupa angka 1 dan 0 atau yang disebut juga angka biner. Oleh karena itu, tanpa sistem operasi, menggunakan komputer akan menjadi pekerjaan yang sulit dan hanya bisa dilakukan oleh segelintir orang saja. Aplikasi merupakan perangkat lunak yang berfungsi untuk menolong manusia dalam tugas-tugas tertentu, tergantung dari alasan kenapa aplikasi itu dibuat. Sedangkan utiliti adalah perangkat lunak yang berfungsi untuk merawat (maintenance) komputer, seperti membuang file-file yang sudah tidak terpakai, menghapus registry yang sudah tidak memiliki hubungan dengan software yang ada di komputer, dan lain sebagainya.
2.3. Outsoucing Strategi Outsourcing merupakan salah satu bentuk flexibilitas yang perlu dipertimbangkan. Berbagai manfaat dari strategi ini membuat perkembangan Outsourcing semakin meluas, tidak hanya pada jumlah transaksi yang terjadi, melainkan juga aktivitas yang dilakukan. Istilah Outsourcing dari kata “Out” dan “Source” yang berarti sumber dari luar, merupakan pendekatan manajemen yang memberikan kewenangan pada sebuah agen luar (pihak ketiga) untuk bertanggung jawab terhadap proses atau jasa yang sebelumnya dilakukan oleh perusahaan. Menurut Komang dan Agus (2008) tipe Outsourcing dibedakan menjadi dua kelompok yaitu Business Process Outsourcing dan Outsourcing Sumber Daya Manusia. 1. Business Process Outsourcing (BPO), Outsourcing jenis ini mengacu pada hasil akhir yang dikehendaki. Jika sebuah perusahaan manufaktur ingin mengalihkan penjualan produknya pada perusahaan lain, maka pembayaran kompensasinya berupa jumlah unit yang terjual. 2. Outsourcing sumber daya manusia. Outsourcing ini mengacu pada kebutuhan penyediaan dan pengelolaan sumber daya manusia. Perusahaan
manufaktur akan bekerja sama dengan perusahaan Outsourcing (vendor) yang memberikan jasa penyediaan dan pengelolaan tenaga penjual. Kompensasi kepada vendor berupa management fee sesuai kesepakatan. Unsur kepercayaan (trust) dalam strategi Outsourcing memang merupakan hal yang penting (simmonds and Rebecca, 2008), mengingat terjadinya pengalihan kegiatan dari perusahaan (user) kepada pihak lain (vendor), sementara imej, kepuasan pelanggan, dan kualitas produk harus tetap terjaga. Dari hubungan yang telah terjalin sebelumnya baik pertemanan biasa, hubungan kerja maupun bisnis, perusahaan pemberi kerja meminta perusahaan atau individu pada waktu itu untuk menyediakan dan mengelola sebagian karyawan yang dibutuhkan karena mereka yakin bahwa amanah akan berjalan dengan baik di tangan pihak yang terpercaya. Outsourcing adalah mengontrakkan keluar semua atau sebagian operasi komputer perusahaan kepada organisasi jasa di luar perusahaan. Organisasi lain adalah utilitas komputer, menawarkan jasa timesharing dengan cara yang serupa seperti perusahaan utilitas menyediakan listrik, air dan jasa.
Outsourcer suatu
perusahaan jasa komputer yang melaksanakan sebagian atau seluruh komputasi perusahaan pelanggan untuk periode waktu yang sama, 5 atau 10 tahun dalam kontrak tertulis. Jasa outsourcing mencakup: 1. Pemasukan data dan pengolahan sederhana, 2. Kontrak pemograman, 3. Manajemen fasilitas, 4. Integrasi sistem, 5. Dukungan operasi untuk pemeliharaan, pelayanan, atau pemulihan dari bencana.
BAB III PEMBAHASAN 3.1. Atribut-Atribut Perangkat Lunak Menurut Robert L Glass (Glass, 2002), kualitas software adalah mengenai sekumpulan atribut yang seharusnya dimiliki oleh suatu produk software. Atributatribut tersebut adalah: 1. Portability. Kemudahan pemindahan software ke platform lain. 2. Reliability. Software dapat diandalkan untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan. 3. Efficiency. Software dapat melakukan pekerjaan dengan waktu kerja dan penggunaan resource yang ekonomis. 4. Human Engineering. Software dapat digunakan dengan mudah dan nyaman. 5. Testability. Software mudah dievaluasi dengan melakukan pengujian (testing). 6. Understandability. Software mudah dipahami sehingga memudahkan proses pemeliharaan. 7. Modifiability. Software mudah dipelihara (maintain) dan diubah.
Portability pada software, sangat tergantung kepada teknologi yang digunakan. Pemilihan teknologi didasari oleh pertimbangan yang matang berdasarkan hasil analisis terhadap calon pengguna. Jika calon pengguna menggunakan platform yang heterogen, maka portability adalah hal yang sangat penting. Namun portability akan berkurang prioritasnya ketika calon pengguna
menggunakan
spesifikasi
teknologi
yang
seragam.
Reliability adalah atribut yang tidak dapat ditawar. Hal ini dapat dicapai dengan melakukan proses analisis kebutuhan calon pengguna dengan baik. Dengan menganalisa masalah calon pengguna, lalu menyimpulkan solusi dari
maka engineer dapat lebih menjamin reliability dari suatu software. Selain dari sisi analisis kebutuhan, pengujian sistem dengan mekanisme yang baik juga dapat meningkatkan reliability software. Pengujian sistem adalah fase untuk memastikan bahwa sistem sudah dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Efficiency adalah atribut yang seringkali tidak diperhatikan. Umumnya hal tersebut terjadi, karena tim pengembang fokus kepada spesifikasi fungsional sistem. Ketika spesifikasi fungsional sudah terpenuhi, maka modul software dianggap telah mencapai kualitas yang baik. Efficiency seringkali tidak terasa dibutuhkan pada aplikasi sistem informasi yang tidak melakukan proses yang rumit. Namun untuk proses yang rumit, efficiency menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Efficiency dapat dicapai dengan disain yang baik dan code review terhadap hasil implementasi disain yang dilakukan. Selain itu, pada saat pengujian (testing), perlu dilakukan stress testing, suatu proses pengujian yang menekankan pada kemampuan software pada saat melakukan proses pada keadaan yang tersulit (e.g. data yang sangat banyak).
Human engineering dapat dicapai dengan melakukan perancangan antar muka software dengan baik. Hal ini juga berkaitan dengan efficiency jika software melakukan proses yang rumit, karena pengguna akan merasa tidak nyaman jika
proses yang dilakukan terlalu lama.
Testability akan
berpengaruh
terhadap
reliability.
Engineer
dapat
menyimpulkan bahwa suatu software sudah cukup reliable untuk direlease adalah berdasarkan hasil pengujian. Karena itu, testability adalah atribut yang sangat penting dalampengembangansoftware.
Understandability dan modifiability. Kedua atribut tersebut bisa diacapai dengan melakukan proses disain yang baik dan kontrol terhadap kode yang dihasilkan oleh programmer. Pada pengembangan software, terdapat suatu framework yang digunakan oleh seluruh engineer dalam mengembangkan
modul. Kode program yang dihasilkan perlu direview agar dapat dipastikan bahwa programmer telah menulis kode sesuai dengan standar yang sudah ditetepakan di framework. Dengan perancangan dan penulisan kode yang sesuai dengan standar yang ada, maka disain dan kode yang dihasilkan oleh engineer akan mudah untuk dipahami oleh engineer lain. Hal ini menjadi atribut yang sangat penting untuk diperhatikan, terutama jika engineer yang mengerjakan sering berganti. 3.2. Software penunjang pembangunan sistem informasi standar ISO Kualitas untuk membuat software dapat dinilai melalui ukuran-ukuran dan metode-metode tertentu, serta melalui pengujian-pengujian software. Salah satu tolak ukur kualitas perangkat lunak adalah ISO 9126, yang dibuat oleh International
Organization
for
Standardization
(ISO)
dan
International
Electrotechnical Commission (IEC). ISO 9126 mendefinisikan kualitas produk perangkat lunak, model, karakteristik mutu, dan metrik terkait digunakan untuk mengevaluasi
dan
menetapkan
kualitas
sebuah
produk
software.
Dalam ISO 9126 menetapkan 6 karakteristik kualitas yaitu : 1. Functionality: Kemampuan menutupi fungsi produk perangkat lunak yang menyediakan kepuasan kebutuhan user. 2. Reliability: Kemampuan perangkat lunak untuk perawatan dengan level performansi. 3. Usability: Kemampuan yang berhubungan dengan penggunaan perangkat lunak. 4. Efficiency: Kemampuan yang berhubungan dengan sumber daya fisik yang digunakan ketika perangkat lunak dijalankan. 5. Maintainanility: Kemampuan yang dibutuhkan untuk membuat perubahan perangkat lunak. 6. Portability:
Kemampuan
yang
berhubungan
dengan
perangkat lunak yang dikirim ke lingkungan berbeda.
kemampuan
Berander dkk (2005:5) selanjutnya menyebutkan terdapat beberapa model kualitas secara terstruktur dan kuantitatif, diantaranya menurut Jim McCall, Barry W Boehm, R. Geoff Dromey, ISO 9000, ISO 9126, ISO/IEC 15504(SPICE), IEEE, dan CMM ( Capability Maturity Model). Penelitian ini menggunakan beberapa faktor model kualitas ISO 9126, karena model tersebut memiliki seperangkat kriteria yang relevan dengan perangkat lunak Sipus V3 UGM. Model kualitas tersebut dapat digambarkan secara ringkas sebagai berikut: Faktor Quality ISO 9126 1. Functionality terdiri dari subfaktor: a. Suitability b. Accuracy c. Security d. Interoperability e. Compliance 2. Realibility terdiri dari subfaktor: a. Maturity b. Fault Tolerence c. Recoverability d. Compliance 3. Effeciency terdiri dari subfaktor: a. Time Behaviour b. Resource Behaviour c. Compliance 4. Maintainability terdiri dari subfaktor: a. Analyzability b. Changeability c. Stability d. Testability e. Compliance 5. Portability terdiri dari subfaktor: a. Adaptability
b. Instability c. Co-Existence d. Replacebility e. Compliance 6. Usability terdiri dari subfaktor: a. Understandbility b. Learnability c. Operability d. Attractiveness e. Compliance Dari sudut pandang produk, pengukuran kualitas perangkat lunak dapat menggunakan ISO 9126 atau best practice.
Dari sudut pandang proses,
menggunakan standard ISO 9001. 3.3. Manfaat faktor “maintainaibility” Manintainaibility
merupakan
Komponen
utama
dari
changebility,
yang
berhubungan dengan kemudahan dalam memodifikasi software. Bagaimanapun juga, sebelum perkembangan dibuat, kesalahan seharusnya telah diketahui terlebih dahulu. Oleh karena itumaintainability dapat dilihat sebagai changebility yang ditambah kualitas baru yaitu analysability, untuk memudahkan identifikasi kesalahan. Bagian ini menentukan atribut perangkat lunak yang berhubungan dengan kemudahan perawatan dari perangkat lunak tersebut. Atribut tersebut dapat berupa kebutuhan akan tingkat modularitas, antarmuka, kompleksitas dan lain-lain. Penulisan atribut maintainaibility tidak dilakukan hanya atas dasar pemikiran atas praktik perancangan yang baik saja, tetapi harus didasari pada tuntutan kondisi sistem.
3.4. Kebijakan outsourcing pada Organisasi dalam pengembangan sistem informasi Outsourcing, seperti kita ketahui adalah menyerahkan sebagian pekerjaan kepada pihak ketiga yang dianggap kompeten, tetapi masih dalam lingkup kontrol
organisasi. Tujuannya, tentu saja agar organisasi dapat lebih berkonsentrasi kepada aktivitas inti bisnisnya dengan mempertimbangkan aspek investasi, resiko,
danefisiensi.
Pekerjaan yang bukan inti ini, jika diserahkan kepada pihak lain, akan mengurangi headache, mengurangi resiko, dan disertai harapan agar hasilnya lebih baik karena ditangani para mitra yang merupakan spesialis dalam bidangnya. Dengan demikian perusahaan dapat berkonsentrasi penuh untuk mengembangkan kompetensi inti (core competencies) mereka. Alasan lainnya adalah memberikan kelenturan dalam pekerjaan tertentu yang bebannya bersifat fluktuatif,
peningkatan
pemindahan beban
kualitas,
biaya
peningkatan
tetap (fixed
kepuasan
costs) menjadi
pelanggan variable
dan costs.
Dalam melakukan program outsourcing, terutama yang bersifat strategis, memang harus dilakukan eksplorasi terlebih dahulu. Eksplorasi ini berawal dari visi organisasi, kemudian menukik kepada struktur organisasi pada saat ini dan struktur organisasi pada saat mendatang. Langkah selanjutnya adalah menimbang competitive advantage dan kompetensi inti pada saat ini, serta competitive advantage maupun kompetensi inti yang dicanangkan pada masa mendatang untuk mendukung visi organisasi. Dari sini baru dicari initiatives untuk melakukanoutsourcing. Masalah penting yang harus dilakukan dalam tahap awal adalah pembentukan tim proyek dan mengeliminasi masalah-masalah yang timbul karena resistensi dari karyawan yang disebabkan oleh kecemasan hilangnya power dan kenyamanan. Komunikasi harus dijalankan secara efektif agar tidak muncul rumor yang dapat mengganggu kemulusan proyek outsourcing. Kemudian dilakukan klarifikasi terhadap tujuan outsourcing jangka pendek maupun jangka panjang, persoalan pengelolaan sumber daya, manajemen informasi dan manajemen proyek, yang kesemuanya mesti didokumentasikan dalam perencanaan. Yang tidak boleh terlewatkan adalah menentukan harapan yang realistik dengan menjabarkan dalam seperangkat kriteria untuk mengevaluasi keberhasilan proyek ini. Bagian yang penting adalah memilih mitra. Untuk hal ini terdapat berbagai tahap dan pendekatan, yang penting perusahaan penerima pekerjaan outsourcing jangan
diperlakukan sebagai pemasok tetapi harus dianggap sebagai mitra dalam arti kata sebenarnya. Karena harus dianggap sebagai mitra, maka proses rekrutmen dan seleksinya harus dilakukan secara hati-hati, demikian pula relationship management-nya Kegiatan outsourcing memiliki derajat yang berbeda-beda, sehingga kedalaman dalam setiap tahapan juga berbeda-beda. Tetapi berdasarkan pengalaman kantor kami dalam menangani kegiatan outsourcing, terdapat sembilan kunci agar sebuah kegiatan outsourcing dapat menuai sukses. Outsourcing yaitu penggunaan pihak ketiga atau vendor untuk membangun dan mengembangkansuatu paket Sistem Informsi yang dibutuhkan oleh perusahaan. Sehingga, pihak perusahaan cukup membeli beberapa paket sistem aplikasi yang siap pakai, karena paket aplikasi tersebut dibuat oleh vendor yang telah memiliki spesialisasi dibidang sistem aplikasi. Pilihan perusahaan dalam menggunakan outsourcing tentunya dengan berbagai pertimbangan, seperti: 1.Biaya pengembangan sistem sangat tinggi. 2.Resiko tidak kembalinya investasi yang dilkukan sangat tinggi. 3. Ketidakpastian untuk mendapatkan sistem yang tepat sesuai dengan spesifikasi yangdiinginkan. 4. Faktor waktu/kecepatan. 5. Proses pembelajaran pelaksana Sistem Informasi membutuhkan jangka waktu yang cukup lama 6. Tidak adanya jaminan loyalitas pekerja setelah bekerja cukup lama dan terampil.Sebagaian besar organisasi meyakini bahwa outsourcing merupakan langkah strategisyang memungkinkan perusahaan dapat berkonsentrasi dalam menjalankan bisnisnya. Berikutini disajikan tabel yang meliputi alasan perusahaan
melakukan
outsourcing,
faktor-faktoryang
menentukan
keberhasilannya, faktor faktor yang dipertimbangkan dalam memilihvendor serta area IT yang dilakukan outsourcing.
Perusahaan Menggunakan Outsourcing Setiap perusahaan akan senantiasa terus bersaing dan oleh sebab itu diperlukan sikap agar tetap fokus dalam kompetensi intinya. Hal ini tentu saja menyebabkan pihak perusahaaningin menggunakan jasa pihak ketiga dalam mengembangkan Sistem Informasinya. Adapunalasan perusahaan menggunakan sistemoutsourcing adalah: 1.
Mengontrol
dan
mengurangi
biaya
operasionalPerusahaan
dapat
mencapai pengurangan biaya karyawan melaui transfer produksiterhadap karyawan
yang
di-outsourceyang
dibayarkan
pada
gaji
kolektif
berdasarkankesepakatan antara pengguna (perusahaan) dan vendor. Hal ini tentu saja akan menjadiefisiensi biaya perusahaan atau biaya produksi berada pada posisi terkecil per unit produksi.Selain itu, pihak perusahaan akan dapat dengan mudah memprediksi biaya variabel sebabmelaluioutsourcing. biaya variabel tersebut dapat diubah menjadi biaya tetap. 2. Perusahaan dapat lebih fokus pada kompetensi intinyaPersaingan yang semakin ketat menuntut perusahaan juga lebih fokus kepadacorecompetencysehingga dapat
mampu
bersaing
dengan
pihak
lain.
Sementara
itu,
SistemInformasinya dikelola oleh pihak yang telah berkompeten di bidangnya. Keunggulan dayasaing perusahaan juga lebih terarah dengan adanyavendor tersebut. 3. Mendapatkan akses terhadap kemampuan secara globalPerusahaan akan dapat
menentukan
tingkat
kualitas
yang
diinginkan
bersama
denganpihak vendor dan juga terdapat akses kepada hak-hak intelektual, pengalaman sertapengetahuan yang luas sehingga meningkatkan kemampuannya secara global. 4. Sumberdaya internal dapat digunakan untuk kepentingan internalDari segi ini
pihak
perusahaan
mempertimbangkan
bahwa
menggunakan
outsourcingdapat lebih efesien dan fokus dimana masalah atau kepentingan internal akan dikerjakan olehsumberdaya internalnya sedangkan kepentingan lainnya dikerjakan oleh pihak vendor . Selainitu
melalui sistem ini, kerahasiaan perusahaan juga dapat terjaga sebab hanya diketahui olehpihak internal perusahaan saja. 5.
Tidak mempunyai sumberdaya ahli sehingga membutuhkan pihak luarKeterbatasan sumberdaya ahli juga menjadi alasan perusahaan untuk menggunakansistem outsourcing. Vendor yang menyediakan jasa outsourcing tentunya memilikisumberdaya yang lebih berkompeten dibidangnya dalam menjalankan dan maintainance Sistem Informasi perusahaan
6.
Mempercepat
keunggulan
dari
prosereengineering
yang dilakukan
perusahaanAdanya proses perubahan secara mendasar dari pihak perusahaan tentunya akanmenyebabkan perubahan di berbagai hal. Pemulihan kondisi ini akan memerlukan waktuyang lama sehingga dengan melibatkan pihak ketiga yang jelas lebih menguasai maka akancepat dalam mendapatkan keunggulannya. 7.
Membagi
atau
Mengurangi
ResikoAdanya jasa yang menyediakan
pengembangan dan penerapan Sistem Informasi makaakan meminimalkan resiko kerugian
sebab
sumberdaya
yang
dipekerjakan
cukup
ahli
dalambidangnya sehingga dapat mengurangi risiko kegagalan investasi yang mahal. 8.
Pemasukan cash bagi perusahaanEfesiensi yang disediakan melalui sistemoutsourcingakan
dapat
memberikan
pemasukanyang
positif
bagi
perusahaan sehingga dapat menghemat pendanaan operasionalnya.Pilihan dalam
pengembangan
Sistem
Informasi
yang
tepat
merupakan
suatukeharusan bagi suatu organisasi. Kesalahan di dalam pemilihan alternatif akan menyebabkaninvestasi yang telah dilakukan serta waktu yang terpakai akan menjadi sia-sia. Outsourcing,sebagai salah satu pilihan yang diyakini perusahaan sebagai pilihan yang strategis karenamampu berpengaruh signifikan terhadap kinerja dan keunggulan perusahaan. Kekuatanalternatif ini adalah pihak perusahaan tidak dipusingkan dengan masalah SistemInformasinya. Perusahaan hanya bertanggung jawab untuk menyediakan dana yangdibutuhkan untuk membangun dan memelihara. Masalah pengelolaanhardware, sofware, danmaintenance sistem merupakan tanggung jawab pihak vendor.Pilihan dilakukannyaoutsourcingoleh
suatu perusahaan pada intinya disebabkan semakin meningkatnya kegiatanbisnis suatu perusahaan pada satu sisi dan adanya keterbatasan SDM internal dari segikuantitas maupun pengetahuan untuk menangani secara baik (efektif dan efisien) seiringdengan meningkatnya kegiatan bisnis tersebut. Keunggulan dan Kelemahan Menggunakan Outsourcing Sistem outsourcingtentunya memberikan keunggulan yang sehingga banyak perusahaan maupun
organisasi
menerapkan
sistem
ini
dalam
mengelola
Sistem
Informasinya.Perusahaan berusaha meningkatkan kinerja usahanya melalui pengelolaan
organisasi
sistemoutsourcingtidak
yangefektif
hanya
dan
memberikan
efisien.
Akan
tetapi,
keunggulannamun juga terdapat
kelemahannya. Berikut ini adalah keunggulan dan kelemahan sistemoutsourcing Keunggulan outsourcing adalah : 1) Biaya teknologi yang semakin meningkat sehingga investasinya tidak perlu dilakukanoleh perusahaan lagi tetapi menyerahkannya kepada pihak ketiga dalam bentuk outsourcing
yang
lebih
murah
dikarenakanoutsourcer dapat
dibagi
ke
beberapaperusahaan. 2) Melaluioutsourcingbiaya variabel dapat diubah menjadi biaya tetap dan membuatbiaya variabel menjadi lebih mudah diprediksi. 3) Dengan bekerja sama dengan pihak ketiga maka, perusahaan dapat menentukantingkatan kualitas yang ingin dicapainya. 4) Akses kepada hak-hak intelektual dan pengalaman dan pengetahuan yang luas 5) Jasa yang diberikan olehoutsourcer lebih berkualitas dibandingkan dikerjakan sendirisecara internal, karenaoutsourcer memang spesialisasi dan ahli di bidang tersebut. 6) Perusahaan tidak mempunyai pengetahuan tentang sistem teknologi ini dan pihak outsourcer memilikinya.
7) Perusahaan merasa tidak perlu dan tidak ingin melakukan transfer teknologi dantransfer pengetahuan yang dimiliki olehoutsourcer. Faktor Keberhasilan Perusahaan Dalam ImplementasiOutsourcing Keberhasilan outsourcing sebagai suatu solusi untuk implementasi Sistem Informasisebaiknya mempertimbangkan beberapa faktor berikut: 1. Memahami tujuan perusahaan. Pemilihan sistem dan jenisoutsourcingharus disesuaikan dengan tujuan perusahaansebab apa yang menjadi keinginan dan goal perusahaan hendaknya disesuaikan dengansistem yang ingin diadopsi. Perlu pemahaman
jenis-jenisoutsourcingyang
ada.
Hal
inikarena
jenis-
jenisoutsourcingcukup bervariasi sesuai dengan skala Sistem Informasi yangakan dikembangkan: A. Rencana dan visi yang strategik Pastikan bahwa strategioutsourcingyang akan digunakan sesuai dengan strategi bisnisyang sedang atau akan dijalani. B. Memilih vendor yang tepat Vendor merupakan pihak yang akan bekerjasama dan mengelola Sistem Informasiperusahaan sehingga kompetennya harus diketahui dengan jelas. Perlu dilakukan observasi sederhana terhadap perilaku organisasi atau perusahaan lain yang menggunakan jasa vendor Hal tersebut akan menjadi tolak ukur dalam memilih vendor . 1. Adanya relasioutsourcingdenganvendor yang dapat terjalin dan terkelola denganbaik.
Keberhasilan
implementasi
sistemoutsourcingtentunya
dipengaruhi oleh keduabelah pihak yang bekerjasama. Hubungan komunikasi tersebut bertujuan agaroutsourcingdapat berjalan sebagaimana harapan dalam perjanjian kontrak. 2. Kontrak yang dipersiapkan dengan baik Kejelasan kontrak akan berpengaruh terhadap baik atau tidaknya implementasioutsourcing tersebut. Dalam kontrak menggambarkan kejelasan prosesoutsourcingyangingin dilakukan. Segala
aturan
mainoutsourcingdidefinisikan
dalam
kontrak
kerja
sehinggafaktor tersebut menjadi komponen yang penting dalam menentukan keberhasilan suatupenerapanoutsourcing
Komunikasi yang terbuka antara pihak yang berkepentingan. Suatu hubungan kerjasama harus dilandasi dengan komunikasi yang baik dan transparan.Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan implementasi sistemoutsourcing. 1.Dukungan dan keterlibatan dari pihak manajemen dan eksekutif Pihak eksekutif seharusnya turut serta memberikan dukungan dan keterlibatannya dalamsistem yang sedang dijalankan sehingga operasional yang sedang berlangsung dapat terkeloladengan baik. Pihak yang terlibat termasuk manajemen dan eksekutif sebagai pemangku jabatan tertinggi juga harus bertanggungjawab, mendukung, dan berkomitmen untuk melaksanakanoutsourcing. 3. Dapat menjaga jarak Keterlibatan terhadap isu yang bersifat personal hendaknya dijaga dengan baik sebabakan sangat berpengaruh dalam kinerja personal di suatu perusahaan.Sampai sejauh ini penggunaan sistemoutsourcing lebih memberikan keunggulan bagiperusahaan. Outsourcingmenjadi
salah
satu
solusi
yang
paling
sering
digunakan
untuk mengembangkan suatu Sistem Informasi pada suatu perusahaan karena denganoutsourcingsuatu perusahaan akan lebih fokus pada bisnis inti. Faktor-faktor yang telah dijelaskan di atasmenjadi penentu keberhasilanoutsourcingsehingga perusahaan dapat lebih mengantisipasi didalam melaksanakan system tersebut. 3.5. Cara dalam membangun sistem informasi terintegrasi di perusahaan. Penerapan sistem informasi terintegrasi di suatu perusahaan tidaklah semudah yang dibayangkan, terlebih di Indonesia dengan tingkat pembajakan software yang begitu tinggi menyebabkan orang memandang software adalah suatu produk yang sangat murah. Oleh karena itu jika suatu perusahaan ingin membuat suatu sistem informasi terintegrasi biasanya mereka akan terkejut dengan harganya yang dianggap terlalu mahal dan segera membatalkan rencana tersebut, walaupun sebenarnya tingkat efisiensi yang akan diperoleh akan jauh lebih tinggi dibandingkan biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan sebuah sistem. Selain itu masih banyak perusahaan-perusahaan, terutama yang belum menerapkan ISO, tidak memiliki bisnis proses yang baku. Masih banyak terjadi, dimana satu karyawan memiliki pekerjaan rangkap di beberapa divisi yang
berbeda, terutama pada perusahaan keluarga dimana hampir seluruh keputusan diambil oleh satu orang saja, hal ini menyebabkan sistem informasi tidak bisa diterapkan. Biasanya dalam penerapan suatu sistem informasi, langkah pertama adalah menganalisa ataupun memperbaiki bisnis proses yang sudah ada agar menjadi lebih baik. Oleh karena itu diperlukan seorang pimpinan perusahaan yang open minded, yang bisa menerima perkembangan teknologi, yang memiliki visi misi perusahaan untuk terus berkembang. Hal inilah yang merupakan modal dasar dalam penerapan sistem informasi, tanpa adanya hal tersebut, hasil terbaik tidak akan bisa didapat walaupun banyak biaya yang sudah dikeluarkan dan banyak hal yang sudah dikorbankan. Faktor dominan lain yang menjadi penghalang adalah user, para karyawan, terutama generasi tua yang sudah terbiasa melakukan pekerjaan secara manual secara bertahun-tahun. Mereka sangat sulit menerima sistem baru yang akan diterapkan. Terlebih banyak diantara mereka yang “gaptek” dimana hampir tidak pernah bersentuhan dengan komputer. Hal ini akan menyebabkan ketakutan pada diri mereka jika sistem informasi diterapkan, mereka tidak dapat berbuat apa-apa dan menjadi tersingkir. Peran user terbesar adalah ketika sistem informasi selesai dibuat dan akan disosialiasikan. Kebanyakan perusahaan hanya memikirkan biaya pembuatan sistem informasi saja, padahal biaya untuk sosialisasi sistem biasa jauh lebih besar daripada biaya pembuatannya. Mayoritas user pada saat sosialisasi akan mencoba menghindar dan menolak dengan berbagai alasan seperti sibuk, tidak mengerti, nanti saja dll. Oleh karena itu diperlukan tindakan tegas dan teladan dari segenap direksi dan pimpinan manajerial untuk menerapkan sistem informasi secara menyeluruh, bahkan banyak perusahaan yang menerapkan ”jika tidak mau menggunakan sistem baru, silahkan mengundurkan diri”. Dengan adanya dorongan seperti ini maka mau tidak mau user akan menggunakan sistem informasi tersebut dan sistem informasi akan menjadi berguna bagi perusahaan, karena sebaik-baiknya suatu sistem informasi, jika tidak dipakai akan sia-sia belaka. Sistem informasi terintegrasi merupakan suatu aset berharga bagi perusahaan, dimana bila diterapkan secara baik maka sistem informasi tersebut memberikan
dampak dan nilai tambah bagi perusahaan untuk berkompetitif dan meningkatkan kesuksesan bisnis sampai jangka panjang. Suatu sistem informasi dapat dikatakan sebagai sistem Enterprise Resource Planning (ERP). Sistem ERP merupakan paket aplikasi program terintegrasi, multi modul yang dirancang untuk melayani dan mendukung berbagai fungsi dalam perusahaan dengan tujuan agar aktivitas pekerjaan menjadi lebih efisien dan dapat memberikan pelayanan lebih bagi konsumen, yang akhirnya dapat memberikan keuntungan maksimal bagi perusahaan. Untuk mencapai hal tersebut harus diperhatikan dengan serius mengenai pengaruh teknologi informasi dan perubahan organisasi demi mendukung implementasi suatu sistem informasi yang dibangun dapat berhasil baik dan sesuai kebutuhan manajemen perusahaan. Secara umum, permasalahan dalam implementasi system informasi terintegrasi yaitu: 1. Implementasi system Informasi merupakan proyek yang menuntut kerja keras dan kerja cerdas. Diperlukan suatu tekad dan komitmen yang kuat dan dukungan penuh dari level executive (top management) yang bertekad untuk menciptakan “ success story and change management”, demi tercapainya hasil pekerjaan dengan tingkat efisien dan efektif, menghasilkan suatu informasi yang up to date dan dibutuhkan level manajemen untuk pengambilan keputusan strategi bisnis yang inovatif dan kreatif. 2. System informasi yang terintegrasi tidak dapat bekerja sendiri Suatu aplikasi program ERP tidak dapat bekerja sendiri tanpa sentuhan pengguna untuk melakukan penginputan transaksi operasional secara uptodate. Kendala dalam tahap implementasi, dimana biasanya pekerjaan masih dilakukan dengan parallel run (menjalankan sistem berjalan dan sistem baru secara bersamaan), maka dapat terjadi keengganan pengguna untuk melakukan penginputan transaksi pada system baru, dengan berbagai alasan seperti masih disibukkan dengan pekerjaan sistem berjalan, masih belum
memahami cara kerja sistem baru, yang menuntut pengguna untuk belajar lagi, terutama yang berkaitan dengan teknologi informasi. Untuk itu, peranan Project Manager untuk memberikan solusi terhadap permasalahn ini, termasuk pendekatan personal agar transaksi penginputan data pada sistem baru dapat dilakukan secara uptodate. 3. Implementasi sistem informasi harus dijadikan pekerjaan utama Dalam praktek bisnisnya, pada tahapan implementasi suatu system informasi yang terintegrasi, sering terjadi kegiatan secara pararel run (system baru dan system berjalan dilakukan bersamaan). Hal ini membuat pengguna merasa enggan, terbeban dan tidak termotivasi untuk melakukan trial simulasi, implementasi untuk melakukan penginputan data pada sistem informasi baru yang dikenal. Hal ini dapat terlihat dengan ketidakhadiran dan tidak terlibat aktif pengguna dalam pelatihan-pelatihan simulasi system informasi yang terintegrasi. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut biasanya perusahaan melakukan penambahan tenaga outsourcing (tenaga kontrak) untuk penginputan pada aplikasi program yang baru. Hal ini akan berakibat bahwa orang yang mengetahui detail dan memahami cara kerja aplikasi program baru tersebut adalah tenaga kerja Outsourcing (tenaga kontrak) tersebut, dan apabila masa kerja tenaga kerja kontrak berakhir, maka akan terjadi lagi permasalahan dimana pengguna belum mengetahui secara detail cara kerja aplikasi program tersebut. Untuk itu, manajemen perusahaan harus melakukan pengambilan keputusan yang tegas, dimana implementasi suatu system informasi yang terintegrasi harus dijadikan pekerjaan utama. Pengguna harus dipaksa dan disiplin dalam menjalankan aplikasi program yang merupakan system baru, terutama dalam masa pararel run, dengan pembagian waktu diutamakan untuk melakukan implementasi system baru, misalnya penginputan data untuk 4 jam kerja setiap hari, dan 4 jam kerja untuk menyelesaikan pekerjaan system berjalan. Jika diperlukan penambahan tenaga kerja Outsourcing (tenaga kontrak) untuk mengerjakan system berjalan, dan pengguna yang ada harus mengikuti dan terlibat aktif dalam
pelatihan-pelatihan simulasi dan implementasi pada aplikasi program yang terintegrasi. 4. Perubahan cara kerja dan pola pikir (mindset) Budaya atau kebiasaan cara kerja dalam suatu perusahaan merupakan salah satu faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam mencapai keberhasilan melakukan implementasi proses perubahan, karena penerapan suatu sistem informasi yang terintegrasi menuntut budaya kerja dengan keterlibatan aktif pengguna. Perubahan cara kerja dan pola pikir, sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut: a. Perubahan Organisasi b. Sistem Informasi c. Pengetahuan d. Karakter e. Tanggung jawab f. Kepercayaan g. Komunikasi dan komitmen
BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan Kualitas untuk membuat software dapat dinilai melalui ukuran-ukuran dan metode-metode tertentu, serta melalui pengujian-pengujian software. Salah satu tolak ukur kualitas perangkat lunak adalah ISO 9126, yang dibuat oleh International
Organization
for
Standardization
(ISO)
dan
International
Electrotechnical Commission (IEC). ISO 9126 mendefinisikan kualitas produk perangkat lunak, model, karakteristik mutu, dan metrik terkait digunakan untuk mengevaluasi dan menetapkan kualitas sebuah produk software. Manintainaibility
merupakan
Komponen
utama
dari
changebility,
yang
berhubungan dengan kemudahan dalam memodifikasi software. Bagaimanapun juga, sebelum perkembangan dibuat, kesalahan seharusnya telah diketahui terlebih dahulu. Oleh karena itumaintainability dapat dilihat sebagai changebility yang ditambah kualitas baru yaitu analysability, untuk memudahkan identifikasi kesalahan. Bagian ini menentukan atribut perangkat lunak yang berhubungan dengan kemudahan perawatan dari perangkat lunak tersebut. Dalam melakukan program outsourcing, terutama yang bersifat strategis, memang harus dilakukan eksplorasi terlebih dahulu. Eksplorasi ini berawal dari visi organisasi, kemudian menukik kepada struktur organisasi pada saat ini dan struktur organisasi pada saat mendatang. Langkah selanjutnya adalah menimbang competitive advantage dan kompetensi inti pada saat ini, serta competitive advantage maupun kompetensi inti yang dicanangkan pada masa mendatang untuk mendukung visi organisasi. Dari sini baru dicari initiatives untuk melakukanoutsourcing. Sistem informasi terintegrasi merupakan suatu aset berharga bagi perusahaan, dimana bila diterapkan secara baik maka sistem informasi tersebut memberikan dampak dan nilai tambah bagi perusahaan untuk berkompetitif dan meningkatkan kesuksesan bisnis sampai jangka panjang. Suatu sistem informasi dapat dikatakan
sebagai sistem Enterprise Resource Planning (ERP). Sistem ERP merupakan paket aplikasi program terintegrasi, multi modul yang dirancang untuk melayani dan mendukung berbagai fungsi dalam perusahaan dengan tujuan agar aktivitas pekerjaan menjadi lebih efisien dan dapat memberikan pelayanan lebih bagi konsumen, yang akhirnya dapat memberikan keuntungan maksimal bagi perusahaan. Untuk mencapai hal tersebut harus diperhatikan dengan serius mengenai pengaruh teknologi informasi dan perubahan organisasi demi mendukung implementasi suatu sistem informasi yang dibangun dapat berhasil baik dan sesuai kebutuhan manajemen perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA Ardana, Komang dkk. 2008. Perilaku keorganisasian. Denpasar: Graha Ilmu Berander P, dkk. 2005. Software Quality Attributes and Trade-Offs. Blekinge Institute
of
Technology,
http://www.bth.se/tek/besq.nsf/5A52350A52726F51C12570A8004CB16 3/$FILE/Software_quality_attributes.pdf. (5 April 2010) Daulay Syafrizal, Melwin, 2007, Mengenal Hardware-Software dan Pengelolaan Instalansi Komputer, Yogyakarta: Andi Efraim Turban, Decision Support System and Intelligent Systems, edisi Bahasa Indonesia jilid I, Penerbit ANDI, Yogyakarta, 2005. Pressman, Roger S, 2002, Rekayasa Perangkat Lunak: Pendekatan Praktisi (Buku I), Andi, Yogyakarta. Simmonds, David and Rebecca Gibson (2008), A model for outsourcing HRD, Journal of European Industrial Training. 32 (1) : 4 - 18