TUGAS MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Kajian E-Business System pada PT. Indoturbine
Oleh: Kelompok III Agung Wibowo
P056100423.36E
Amita Rizka W.
P056100443.36E
Andromeda Aristi P056100453.36E Daniel Edward
P056100493.36E
Fitri Nurdiyani
P056100553.36E
Dosen: Prof. Ir. Kudang B. Seminar, MSc, PhD.
PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Ketatnya persaingan bisnis mendorong setiap perusahaan untuk berlomba menjadi yang tercepat dan yang terbaik. Pada umumnya semakin besar sebuah perusahaan maka semakin besar juga organisasinya. Dengan besarnya organisasi membuat sebuah perusahaan menjadi semakin sulit bergerak yang mengakibatkan kendala dalam persaingan bisnis perusahaan. Jika dahulu perusahaan menggunakan data processing secara terpisah maka perusahaan membutuhkan banyak petugas penginput data dan data yang telah dimasukkan tersebut sebatas hanya dalam divisi tersebut, tidak dapat diakses oleh divisi lain secara real time. Hal tersebut menyebabkan perusahaan banyak kehilangan kesempatan serta memiliki biaya yang tinggi sehingga perusahaan sulit bersaing. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi secara pesat memungkinkan perusahaan bekerja secara efektif dan efisien serta bersinergi antar bagian menjadi sebuah kolaburasi yang sangat baik guna membantu perusahaan dalam peningkatan bisnis.
Gambar 1. Era Teknologi Komputer
Penggunaan sistem teknologi informasi komputer secara otomatis dan semi otomatis dalam dunia bisnis dapat juga disebut E-bisnis. Istilah e-bisnis pertama kali dipopulerkan oleh Lou Gerstner seorang CEO perusahaan IBM. Ebisnis
memungkinkan
suatu
perusahaan
pemerosesan data internal dan eksternal
berhubungan
dengan
sistem
mereka secara lebih efisien dan
fleksibel. E-bisnis
juga berkaitan secara menyeluruh dengan proses bisnis
termasuk value chain seperti, pembelian secara elektronik, manajemen rantai suplai, pemerosesan order, penanganan dan pelayanan kepada pelanggan serta kerja sama dengan mitra bisnis. Dengan pemerosesan secara teknologi komputer terpadu dapat mengurangi kerugian serta meningkatkan efektifitas pekerjaan serta dapat meningkatkan daya saing perusahaan secara signifikan Terkait dengan hal tersebut, PT. Indoturbine sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dibidang engineering, procurement, construction, dan installation turbine untuk pengolahan minyak dan gas dalam kegiatan operasionalnya telah menggunakan e-bisnis dalam mempermudah kegitan bisnisnya baik itu dalam hal system ERP (Enterprise Resource Planinning), CRM (Customer Relationship Management), SCM (Supply Chain Management) Dengan e-bisnis PT. Indoturbine yang memiliki kantor pusat di Jalan T.B. Simatupang dapat secara real time memantau pekerjaannya serta bisnisnya yang pada umumnya dilakukan di offshore/dilapangan dan juga dapat berinteraksi secara langsung dengan para stakeholders sehingga kegiatan bisnis dapat berjalan secara efisien dan efektif. 1.2 Perumusan Masalah dan Pembatasannya Atas dasar latar belakang tersebut, maka dalam makalah ini penulis mencoba menjabarkan penerapan E-business sistem di PT. Indoturbine serta upaya global management dalam rangka meningkatkan performa dan daya saing perusahaan, dengan pembatasan masalah yakni hanya mencangkup ruang lingkup CRM, SCM dan ERP di PT. Indoturbine. 1.3 Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen dan juga mengkaji penerapan dan pengidentifikasian sistem lintas fungsi perusahaan berkaitan dengan enterprise resource planning (ERP), manajemen rantai pasokan (SCM), Integrasi aplikasi perusahaan, sistem pemrosesan transaksi, serta sistem kerja sama diperusahaan PT. Indoturbine. Selain itu pada makalah ini penulis juga mencoba untuk memberikan alternatif pengembangan sistem e-bisnis untuk kemajuan pada perusahaan PT. Indoturbine.
II. DESKRIPSI PERUSAHAAN
PT. Indoturbine terbentuk pada tahun 1973, bersamaan dengan dimulainya eksplorasi minyak dan gas bawah laut di Indonesia. Dimulai sebagai agen dari produk Solar Turbine (USA), PT. Indoturbine melihat ini sebagai bisnis yang meningkat pesat. Pemasarannya sebagai merek kelas dunia, membuat respon yang sangat baik dari Pertamina maupun perusahaan minyak dan gas dunia lainnya. Kesuksesan PT. Indoturbine ini tidak terlepas dari efisiensi unit Solar Gas Turbine, yang telah mengkombinasikan teknologi mutakhir dan jaringan pendukung dari pihak pekerja yang kompeten dan berdedikasi. Pada tahun 1987, PT. Indoturbine memulai untuk bekerjasama dengan IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara) yang sekarang bernama PT. Dirgantara Indonesia dalam overhaul mesin turbin ini. Pada mulanya kegiatan overhaul ini hanya dapat dilakukan di USA. Biaya yang tadinya dibutuhkan untuk pengiriman maupun service kini dapat dikurangi seiring berjalannya kemajuan teknologi dan komunikasi yang telah dilakukan dengan para stakeholders. Dalam mengembangkan usahanya, PT. Indoturbine memiliki visi dan misi sebagai berikut : Visi: Pengakuan sebagai mitra terbaik dalam pengembangan industri dan energi di seluruh Indonesia. Misi PT. Indoturbine adalah: 1.
Fokus dalam solusi kebutuhan konsumen.
2.
Mengembangkan sinergi dan menciptakan nilai tambah.
3.
Menjunjung kepercayaan konsumen melalui performa yang berkualitas.
4.
Mendapatkan “healthy return “ dalam berinvestasi.
Sedangkan nilai utama yang dikembangkan: 1.
Karyawan adalah aset yang paling berharga.
2.
Komitmen dan kerjasama adalah kunci kesuksesan.
3.
Kami tumbuh dan makmur bersama Produk solar turbine ini digunakan oleh hampir seluruh perusahaan
minyak dan gas di Indonesia dimana PT. Indoturbine bergerak sebagai penjual dan operator dari mesin ini. Perusahaan pemakai yang terkait adalah BP Indonesia, VICO, UNOCAL, ConocoPhilips, Total E&P Indonesie, Petrochina International, ExxonMobil Oil, Premier Oil Natuna, Kondur Petroleum dan sebagainya. Untuk perusahaan yang bergerak di bidang industri lainnya adalah
Styrindo Mono Indonesia, Miwon, Asia Tile, Indo Bharat Rayon, Riau Andalan Pulp & Paper, Asean Aceh Fertilizer dan Pupuk Iskandar Muda. PT. Indoturbine tidak berjalan sendiri dalam menjalankan usahanya, dia membutuhkan beberapa stakeholder dalam mewujudkan visi dan misinya. Berikut adalah beberapa stakeholders dan juga peranannya : 1.
ITT Barton& Neodyn, Rosemount, Allen Bradley( pemasok suku cadang )
2.
PT. Dirgantara Indonesia ( overhaul )
3.
Pelita, Ekanuri dan Pan Marine ( transportasi )
4.
Indocater ( catering di offshore )
5.
PT. Telkom ( jasa telekomunikasi )
6.
RS. Mitra Internasional dan Medicare ( jasa kesehatan )
7.
Hotel Kartika Chandra ( penginapan bagi pekerja lapangan luar kota )
III. TINJAUAN PUSTAKA
3.1 E-Business System E-business didefinisikan oleh O’Brien (2001) sebagai “Penggunaaan teknologi internet untuk menghubungkan dan memperkuat proses-proses bisnis, perdagangan elektronis (e-commerce), dan komunikasi serta kolaburasi antara sebuah perusahaan dengan para pelanggan, pemasok, dan mitra kerja bisnis elektronis lainnya”. E-business didalam penerapannya dapat dijabarkan secara lebih mendalam sebagai berikut ini : 3.1.1 Customer Relationship Management (CRM) Sebuah CRM mengintegrasikan strategi perusahaan, metodologi bisnis dan teknologi untuk mencapai tujuan perusahaan. CRM sendiri merupakan sebuah konsep bisnis sejalan dengan proses bisnisnya sendiri. Tidak ada bisnis yang dapat bertahan lama tanpa memahami konsumennya dan berupaya membangun hubungan yang positif dengan mereka. CRM menyediakan dukungan bagi konsumen dari awal hingga akhir proses. 3.1.1.1 Proses Hubungan dengan Konsumen Peraturan dalam CRM adalah untuk menyeimbangkan kebutuhan perusahaan dengan kesuksesan pemenuhan kebutuhan konsumen. CRM memerlukan integrasi ketat dengan proses bisnis yang melibatkan konsumen. Penelitian dalam proses hubungan dengan konsumen menunjukkan bahwa secara garis besar keseluruhan proses dalam CRM dapat dikategorikan menjadi tiga ruang lingkup, yaitu : proses penyampaian, proses pendukung dan proses analisa. 3.1.1.2 Proses Penyampaian CRM Proses ini berkonsentrasi pada kontak secara langsung dengan konsumen untuk mendukung aktivitas dalam memecahkan berbagai masalah secara spesifik. 1. Campaign Management Tujuan utama dari proses ini adalah untuk mengembangkan klien yang potensial bagi perusahaan. Di dalamnya melibatkan perencanaan, realisasi,
control dan pengawasan terhadap hubungan yang ditujukan bagi konsumen saat ini dan yang berpotensi menjadi konsumen. 2. Manajemen Penjualan Tujuan dari manajemen penjualan adalah untuk mengkonversi klien yang telah disasar pada manajemen kampanye (campaign management) menjadi konsumen yang potensial. 3. Manajemen Pelayanan Tujuan manajemen pelayanan adalah menyediakan dukungan sepanjang proses bagi klien dan mendampingi proses operasional terhadap produk dan jasa yang dibeli konsumen. Tujuan yang mendasarinya adalah untuk mengelola hubungan berkelanjutan dengan konsumen dan memastikan konsumen puas terhadap pelayanan perusahaan dan menjaga kontinuitas pembelian oleh konsumen. 4. Manajemen Komplain Bertujuan untuk meningkatkan kepuasan konsumen dengan mengarahkan langsung pada complain mereka dan menyediakan pengembangan secara kontinu. 3.1.1.3 Proses Pendukung CRM Proses-proses di dalamnya fokus pada aktivitas pendukung bagi konsumen. Di dalamnya tercakup sbb : 1. Riset pasar Riset pasar fokus pada desain sistematis, analisa dan pelaporan data serta berbagai temuan relevan lainnya terkait aktivitas penjualan perusahaan. 2. Manajemen loyalitas Manajemen loyalitas memungkinkan proses untuk mengoptimalkan durasi dan intensitas hubungan dengan konsumen. 3.1.1.4 Proses Analisis CRM Dalam proses analisis CRM tercakup di dalamnya : 1. Lead Management Perhatian utama proses ini adalah mengorganisasikan dan memprioritaskan hubungan dengan konsumen prospektif. Di dalamnya melibatkan manajemen kampanye dan manajemen pelayanan.
2. Profil Konsumen Fokus proses ini adalah untuk mengembangkan profil pemasaran bagi tiap konsumen dengan cara mengobservasi pola pembelian mereka, kondisi demografi, pilihan pembelian dan cara berkomunikasi serta informasi lainnya yang dapat membantu mengelompokkan konsumen. 3. Manajemen Umpan Balik Sistem CRM yang baik membutuhkan manajemen yang berupa siklus yang mengkonsolidasikan, menganalisa dan membagi informasi konsumen yang telah didapatkan oleh proses CRM. 3.1.2 Supply Chain Management (SCM) Supply chain (rantai pasokan) merupakan jaringan pelayanan, bahan baku dan arus informasi yang menghubungkan antara konsumen dengan supplier sebuah perusahaan dalam hal hubungan dengan konsumen, kebutuhan pemesanan dan hubungan dengan pemasok. Manajemen rantai pasok merupakan pengetahuan dalam mengembangkan strategi untuk mengorganisasi, mengawasi dan memotivasi berbagai sumber daya yang terlibat dengan pelayanan (jasa) dan bahan baku di dalam rantai nilai. Manajemen rantai pasok juga mencakup perencanaan dan manajemen dari berbagai aktivitas yang terlibat dalam sumber daya dan pengadaannya, konversi serta berbagai aktivitas manajemen logistic lainnya. Termasuk pula di dalamnya koordinasi dan kolaborasi dengan berbagai saluran rekanan seperti pemasok, perantara, penyedia jasa pihak ketiga dan konsumen. Intinya, manajemen rantai pasok mengintegrasikan manajemen penawaran dan permintaan baik di dalam maupun luar perusahaan (Council of Supply Chain Management Professional, 2004). Manajemen rantai pasok merupakan pengembangan dari konsep rantai nilai Michael Porter. Sebuah rantai nilai bisnis menurut Porter terdiri dari sejumlah proses dan aktivitas yang dibangun perusahaan untuk memberi nilai tambah terhadap produk dan jasa yang sudah ada dan untuk menyediakan keunggulan kompetitif di pasar. Berbagai proses bisnis tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu primer dan sekunder. Rantai pasok sendiri berfokus pada peningkatan efisiensi dari aktivitas primer dengan alur informasi yang lebih baik antar aktivitas dan menghubungkan dengan rekanan internal dan eksternal perusahaan juga konsumen.
Sebuah rantai pasok yang baik dapat memastikan fleksibilitas dan kecepatan perusahaan sesuai kebutuhan kompetisi berbasis web saat ini. Seiring perusahaan berusaha fokus pada kompetensi inti dan berupaya lebih fleksibel, bersamaan dengan itu pula kepemilikan terhadap sumber bahan baku saluran distribusi. Tujuan dari manajemen rantai pasok adalah meningkatkan kepercayaan
dan
kolaborasi
di
antara
rekanan
rantai
pasok
dan
mengintegrasikan proses menjadi sebuah sistem secara keseluruhan, sekaligus juga meningkatkan efisiensi dan efektivitas rantai pasok tersebut. 3.1.2.1 Faktor Pendorong Manajemen Rantai Pasok Untuk memahami bagaimana sebuah perusahaan dapat meningkatkan kinerja rantai pasok terkait efisiensi dan responsibilitas, harus dipahami dahulu empat faktor pendorong dari rantai pasok; yaitu fasilitas, inventaris, transportasi dan informasi. 1. Fasilitas Fasilitas merupakan bagian dari jaringan rantai pasok dimana produk dibuat, disimpan atau dipindahkan. Dua tipe utama dari fasilitas adalah lokasi produksi dan gudang penyimpanan. Apapun fungsi dari fasilitas perusahaan, keputusan yang memperhatikan lokasi, kapasitas dan fleksibilitas memiliki dampak signifikan terhdapa kinerja rantai pasok. 2. Inventaris Inventaris mencakup bahan baku mentah, barang dalam proses dan barang jadi milik perusahaan. Inventaris merupakan faktor pendorong yang sangat penting dalam rantai pasok sebab merubah kebijakan yang berhubungan dengan inventaris / persediaan dapat berpengaruh pada efisiensi dan respons
keseluruhan
rantai
pasok.
Kesuksesan
sebuah
kebijakan
manajemen inventaris / persediaan adalah untuk mencapai komposisi yang tepat antara efisiensi dan tingkat respon perusahaan. 3. Transportasi Transportasi menggerakana produk di antara tahapan yang berbeda dalam sebuah rantai pasok. Seperti faktor lainnya, transportasi juga memiliki dampak yang signifikan pada efisiensi dan tingkat respon rantai nilai. Tipe transportasi yang digunakan juga mempengaruhi persediaan dan lokasi fasilitas pada rantai pasok.
4. Informasi Informasi terdiri dari data dan analisa yang menekankan pada fasilitas, inventaris / persediaan, transportasi dan konsumen pada keseluruhan rantai pasok. Informasi dapat dianggap sebagai faktor pendorong utama karena tidak memiliki bentuk fisik, namun memiliki potensi sebagai pendorong terbesar dalam kinerja atau efisiensi rantai pasok sebab secara langsung mempengaruhi antar faktor lainnya. 3.1.2.2 Proses Manajemen Rantai Pasok Manajemen rantai pasok melibatkan banyak proses dan prosedur untuk efisiensi. Diantaranya adalah : 1. Pengadaan Pengadaan merupakan proses bisnis antara pembelian dan penjualan suplai dan jasa. Perusahaan umunya mengembangkan sebuah perencanaan strategis dengan pemasok untuk mendukung proses manajemen produksi dan terus mengembangkan produk baru. 2. Outsourcing dan kemitraan Outsourcing merupakan perjanjian dimana sebuah perushaan menyediakan jasa bagi perusahaan lain yang sebenarnya dapat dilakukan sendiri. Hal tersebut menjadi tren dalam bidang IT dan industry lainnya. 3. Manajemen Aliran Produksi Proses produksi merupakan upaya memproduksi dan mensuplai produk bagi saluran distribusi berdasarkan perkiraan masa lalu atau data point of sales (POS). 4. Pemenuhan pesanan Ini merupakan proses yang merespon permintaan konsumen dengan cara menggabungkan beberapa fungsi yang penting : manajemen pemesanan, penyimpanan dan distribusi barang jadi. Di dalamnya juga melibatkan gudang dan manajemen persediaan serta distribusi secara fisik. 5. Proses Manajemen Pelayanan Konsumen Pelayanan terhadap konsumen menyediakan sumber informasi konsumen. Proses ini juga menyediakan bagi konsumen informasi aktual mengenai ketersediaan produk melalui aplikasi antarmuka dengan operasi produksi dan distribusi perusahaan.
6.
Peramalan Peramalan berupaya untuk memprediksi tingkat dan aktivitas perusahaan dalam sebuah rentang waktu.
3.1.2.3 E-bisnis dan Manajemen Rantai Pasok Sebuah solusi manajemen rantai pasok yang berbasis web (e-SCM) merupakan inti dari keseluruhan bisnis secara digital. Sebuah e-SCM yang efektif dapat menghemat biaya hingga jutaan dolar bagi perusahaan. E-SCM merupakan kombinasi optimal antara teknologi dan proses bisnis yang mengoptimalkan distribusi barang, jasa dan informasi dari pemasok kepada konsumen secara terorganisir dan efisien. Dalam situasi ekonomi digital, konsep tradisional SCM tidak lagi relevan digunakan. E-SCM berkonsentrasi pada globalisasi
dan
saranan
manajemen
informasi,
yang
mengintegrasikan
pengadaan, operasional dan logistic dari bahan baku untuk memuaskan konsumen. Dengan implementasi dan penerimaan scara luas oleh e-bisnis, metode trasisional tadi berkembang untuk meningkatkan profitabilitas dan pemenuhan. E-SCM dapat menggunakan konsep e-bisnis dan teknologi berbasis web untuk mengelola persediaan dan informasi dalam organisasi perusahaan. Untuk memfasilitasi berbagai komponen e-SCM diperlukan alat yang mampu menunjang fungsi dari berbagai komponen tersebut. Berikut fasilitas di antaranya : 1. Intranet 2. Extranet 3. Portal perusahaan 4. Sistem aliran kerja (workflow) 5. Groupware 6. Sistem Penggantian 3.1.3 Enterprise Resource Planning (ERP) Sistem ERP pada awalnya difokuskan untuk mengotomatisasi kembali fungsi kantor yang tidak secara langsung mempengaruhi pelanggan dan masyarakat
umum.
Fungsi
front
office
seperti
Customer
Relationship
Management (CRM) berurusan langsung dengan pelanggan atau sistem e-bisnis seperti e-commerce, e-government, e-telekomunikasi, dan e- financial, atau
Supplier Relationship Management (SRM) menjadi terintegrasi kemudian, ketika Internet disederhanakan dalam berkomunikasi dengan pihak eksternal. Enterprise
Resource
Planning
(ERP)
mengintegrasikan
informasi
manajemen internal dan eksternal di seluruh organisasi. Sistem ini mencakup keuangan/akuntansi,
manufaktur,
penjualan
dan
pelayanan.
Sistem
ini
mengotomisasi kegiatan ini dengan aplikasi perangkat lunak terintegrasi. Tujuannya adalah untuk memfasilitasi aliran informasi antara semua fungsibisnis di dalam batas-batas organisasi dan mengelola konsumen dengan stakeholder. Sistem ERP dapat dijalankan pada berbagai konfigurasi hardware dan jaringan dan biasanya menggunakan database sebagai acuan informasi. Sistem ERP biasanya mencakup karakteristik sebagai berikut : 1. Sebuah sistem terintegrasi yang beroperasi dalam real time tanpa bergantung konfirmasi yang periodik. 2. Sebuah database umum yang mendukung semua aplikasi. 3. Instalasi sistem yang integrasi datanya oleh departemen teknologi Informasi. Sistem ERP merupakan aplikasi bisnis terintegrasi dan umumnya dapat dipakai untuk menangani modul-modul seperti
pengendalian sediaan, utang
dagang, piutang dagang, perencanaan kebutuhan material (MRP) hingga penanganan sumber daya manusia. Gambar di bawah ini dapat menunjukkan komponen-
komponen
yang
digunakan
dalam
penyusun
ERP.
Gambar 2. Komponen Penyusun ERP
Keuntungan bisnis yang didapatkan dengan menggunakan sistem ERP adalah sebagai berikut : 1. Memiliki
fleksibilitas,
visibilitas,
dan
kontrol
untuk
secara
melaksanakan, memantau, dan memperbaiki strategi perusahaan.
efektif
2. Proses bisnis yang inovatif – memungkinkan dalam mengubah komposisi sistem yang ada untuk mendukung proses inovatif. 3. Meminimalkan risiko dan biaya, memperkenalkan proses baru, karena sistem yang ada tetap tidak berubah saat kita memanfaatkan mereka untuk end-toend proses perusahaan. 4. Membantu secara agregat dan menganalisis informasi di seluruh organisasi, sehingga kita dapat memperoleh wawasan yang dibutuhkan untuk membuat perubahan yang tepat dan cepat. Selain mendapatkan keuntungan, dalam menggunakan ERP tentunya juga memiliki beberapa resiko negatif, antara lain : 1. Membutuhkan biaya yang tinggi dalam pemeliharaan dan upgrade. 2. Integrasi yang benar-benar bisnis dapat menciptakan ketergantungan yang sebenarnya tidak diperlukan. 3. Perlunya pelatihan yang ekstensif dalam mengelola sumber daya untuk pengoperasian sehari-hari. 3.1.4 Enterprise Collaboration System Enterprise collaboration system merupakan informasi lintas fungsi yang meningkatkan komunikasi, koordinasi dan kerjasama antar anggota tim bisnis dan kelompok kerja yang bertujuan untuk memudahkan dalam bekerjasama secara lebih mudah dan efektif dengan cara berkomunikasi mengenai informasi satu
sama
lain,
berkoordinasi
dalam
usaha
kegiatan
individual
dan
menggunakan berbagai sumber daya bersama yang lainnya serta bekerjasama secara kooperatif dalam proyek dan penugasan bersama.
Gambar 3. Enterprise Collaboration System dalam Kerjasama Perusahaan
Gambar di atas memberikan gambaran bahwa enterprise collaboration system terkait dengan beberapa alat software untuk komunikasi elektronik, konferensi elektronik dan manajemen kegiatan kerjasama. -
Alat Komunikasi Elektronik Alat komunikasi elektronik ini meiputi e-mail, voicemail, fax, web publishing, bulletin board system yang memungkinkan untuk mengirim pesan secara elektronik melalui jaringan komputer, dan berbagi informasi dan dokumen dengan para anggota tim dimanapun berada
sehingga hal ini menjadi
kontributor utama dalam proses kerjasama karena adanya kemudahan dan efisiensi. -
Alat Kerjasama Konferensi Alat kerjasama konferensi ini meliputi data conferencing, voice conferencing, video conferencing, discussion forums, dan electronic meetings yang dapat membantu
komunikasi
dan
bekerjasama
dengan
para
anggota
tim/perusahaan di berbagai lokasi yang berbeda dan bertukar ide secara interaktif pada saat yang bersamaan sesuai keinginan. -
Alat Manajemen Kegiatan Kerjasama Alat manajemen ini membantu tim/perusahaan untuk mengelola aktivitas kelompok kerja. Kategori software ini meliputi alat pembuatan kalender dan jadwal, manajemen proyekn dan tugas, sistem
aliran
kerja,
serta
alat
manajemen pengetahuan. Alat-alat lainnya untuk kegiatan bersama, seperti pembuatan, edit, dan revisi dokumen bersama, dapat ditemukan dalam software suite.
3.1.5 Fungsi Bisnis Lainnya Fungsi bisnis ini merupakan sistem informasi yang ditujukan untuk memberikan informasi yang berkaitan dengan bisnis perusahaan kepada kelompok orang yang berada pada bagian tertentu dalam perusahaan yang berfungsi untuk menunjang bagian marketing, production, accounting, dan human resource management. Adapun fungsi bisnis lainnya meliputi : -
Sistem Pemasaran, yaitu sistem informasi yang menyediakan informasi yang dipakai oleh fungsi pemasaran. Sistem ini mendukung keputusan yang berkaitan dengan bauran pemasaran (marketing mix), yang mencakup: Produk (barang dan jasa) yang perlu ditawarkan, tempat yang menjadi
sasaran pemasaran, promosi yang perlu dilakukan dan harga produk. Jenis utama sistem informasi pemasaran meliputi pemasaran interaktif di website e-commerce, manajemen hubungan pelanggan, manajemen penjualan, manajemen produk, pemasaran bertarget, iklan dan promosi, dan riset pasar. -
Sistem
manufacturing,
merupakan
sistem
yang
digunakan
untuk
mendukung fungsi produksi, yang mencakup seluruh kegiatan yang terkait dengan perencanaan dan pengendalian proses untuk memproduksi barang atau jasa yang melakukan proses produksi berbasis komputer sehingga berfungsi membantu perusahaan memperoleh CIM (Computer Integrated Manufacturing) yang mampu mengintegrasikan dan meng-tomatisasikan aktivitas yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi secara cepat untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan para pelanggan. -
Sistem informasi sumber daya manusia (human resources management system) yaitu sistem yang digunakan untuk mengumpulkan dan memelihara data yang menjelaskan sumber daya manusia, mengubah data tersebut menjadi informasi, dan melaporkan informasi tersebut kepada pemakai. Sistem Sumber Daya Manusia dibagi menjadi beberapa subsistem, diantaranya:
-
Sistem akuntansi, yang merupakan sistem yang paling tua dan paling banyak digunakan dalam bisnis. Sistem Akuntansi adalah kumpulan sumber daya yang dirancang untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi.
-
Sistem manajemen keuangan, dimana sistem ini digunakan untuk mendukung
manajer keuangan dalam pengambilan
keputusan yang
menyangkut persoalan keuangan perusahaan dan pengalokasian serta pengendalian sumber daya keuangan dalam perusahaan. Sistem ini tidak hanya mendasarkan data internal melainkan juga menggunakan data yang berasal dari sumber eksternal.
3.2 Grudin’s Time-Space Matrix Grudin’s time space matrix digunakan untuk mengidentifikasi groupware. Groupware didefinisikan oleh Kristina Groth adalah sebagai berikut: “Groupware is software supporting group work, focusing on the requirements of co-operation”.1 Groupware ini tidak hanya menyangkut alat komunikasi semata. Groupware diklasifikasikan dan dikelompokkan berdasarkan waktu dan tempat dimana seluruh pihak yang terlibat bekerja sama dalam suatu fungsi. Selain itu Ellis, Gibbs, Rein dalam situs http://www.cs.uta.fi/~ov/gw/intro/intro.pdf mendifinisikan groupware sebagai sistem yang berbasis komputer yang mendukung kelompok orang untuk terlibat dalam pekerjaan (tujuan) yang sama dan menyediakan interface untuk saling berbagi lingkungan. Awalnya pengelompokkan groupware ini dilakukan berdasarkan:
When: same/different time synchronous/asynchronous
Where: same/different space Located/remote
Gambar 4. Time-Space Matrix
Berdasarkan pembagian tersebut, maka dapat dibentuk time-space matrix seperti tertuang dalam gambar di atas. Apabila komunikasi yang terjadi di antara pihak-pihak yang terlibat adalah pada waktu dan tempat yang sama, maka telah terjadi interaksi tatap muka. Kondisi yang kedua adalah apabila komunikasi 1
Groth, Kristina. Groupware. Diakses melalui http://www.csc.kth.se/utbildning/kth/kurser/DH2416/dfs08/F_Groupware.pdf pada tanggal 27 Juni 2011.
terjadi pda tempat yang sama namun waktu yang berbeda, maka interaksi yang terjadi adalah asynchronous interaction. Kondisi yang ketiga apabila waktu komunikasi terjadi dalam waktu yang sama namun tempat yang berbeda maka telah terjadi synchronous distributed interaction. Sedangkan jika yang terjadi adalah komunikasi pada waktu dan tempat yang berbeda adalah asynchronous distributed interaction.
Gambar 5. Grudin’s Time Space Matrix
Konsep time-space matrix pada Gambar 4, dibaharui oleh Grudin seperti tampak pada Gambar 5 di atas. Suatu aktivitas dapat dilaksanakan pada satu tempat (baris atas), pada beberapa tempat yang diketahui oleh para pelaku yang terlibat, seperti yang terlihat pada baris tengah melalui pertukaran e-mail; atau pada banyak tempat, dimana tidak semua pelaku mengetahuinya seperti yang terlihat pada baris bawah melalui pesan yang disampaikan melalui netnews group. Aktivitas juga dapat dilakukan dapat dilakukan pada “real time”, melalui meeting. Aktivitas juga dapat dilakukan pada waktu yang berbeda yang mempunyai prediksi yang tinggi, misalnya melalui pengiriman e-mail dengan harapan pesan tersebut dapat dibaca dalam waktu satu hari. Atau aktivitas juga dapat terjadi pada waktu yang berbeda namun tidak dapat diprediksi, melalui proyek collaborative writing. Aktivitas akan tetapi tidak selamanya terjadi secara tepat merujuk pada Gambar 2. Contohnya, suatu collaborative writing dapat terjadi pada suatu waktu, tetapi dapat juga terjadi secara tidak terprediksi, dimana beberapa orang terlibat dengan dokumen yang panjang. Pengelompokkan tersebut dapat memfasilitasi komunikasi dan secara luas digunakan, terutama oleh pengembang groupware,
tetapi bukan tanpa resiko. Terkadang sebagian pekerjaan nyatanya tidak masuk dalam salah satu golongan tersebut. Umumnya orang terlibat dalam pertemuan face to face dan beberapa terdistribusi dan termasuk dalam asynchronous communication. Sebagian besar pekerjaan melibatkan baik komunikasi maupun koordinasi. 3.3 Global Management Telah menjadi suatu keharusan bagi perusahaan dalam menghadapi situasi perkembangan usaha yang semakin global dan tidak dapat dipisahkan dari teknologi, untuk menerapkan suatu cara dalam menjalankan usahanya dengan memperhatikan isu-isu international. Hal ini lah yang disebut dengan global management. “Global management refers to the way an organization manages their business practices internationally, including sales, marketing, hiring and finance. Many schools offer training programs and degrees in global management and it is a highly valued commodity in the business world.”2 Berdasarkan
definisi
di
atas
dapat
disimpulkan
bahwa
global
management adalah suatu cara dalam suatu organisasi untuk menerapkan manajemen secara internasional, baik dalam hal penjualan, pemasaran, sumber daya manusia, maupun keuangan. Saat ini kecenderungan perusahaan, tidak hanya mencari karyawan yang mampu memahami bisnis saja, namun juga perusahaan mencari karyawan yang mampu memahami kebiasaan lokal, kehidupan perusahaan, dan kebijakan di wilayah perusahaan melakukan bisnis. Banyak perusahaan juga mencari para manajer yang mempunyai pengalaman di beberapa negara dan bersedia pindah dari satu negara ke negara lain. Sehubungan dengan cepatnya ekspansi bisnis atau usaha dari satu pasar internasional ke pasar internasional lainnya, maka semakin diperlukan global manajer dari waktu ke waktu. Intinya, global management adalah pencampuran dari bisnis, budaya, sejarah dan praktek sosial yang akan membantu perusahaan menemukan tempat mereka di komunitas bisnis global dan dapat berhasil dalam menghadapi budaya lain, yang tentunya berbeda. 2
No name.What is Global Management? Diakses melalui http://degreedirectory.org/articles/What_is_Global_Management.html pada tanggal 27 Juni 2011.
IV. PEMBAHASAN
Dalam usaha e-bisnis di PT. Indoturbine perusahaan memanfaatkan dua divisi yang saling berkaitan. Divisi yang dimaksud adalah divisi operation dan divisi production. Segala hal yang berkaitan dengan semua pengoperasian di lapangan baik itu kinerja dan performa mesin, sumber daya alam minyak dan gas yang dapat dimanfaatkan dalam penjualan dan segala yang berhubungan dengan platform di PT. Indoturbine maka dikaitkan dalam divisi operation. Sedangkan hal-hal yang ditangani oleh divisi production adalah penjualan minyak dan gas, pengurusan dan pembelian suku cadang, keuangan dan segala fasilitas yang diperlukan di platform PT. Indoturbine. Semuanya ini harus berjalan dengan baik untuk dapat beroperasi dengan lancar. 4.1 Custumer Relationship Management (CRM) CRM menggunakan teknologi informasi untuk membuat sistem lintas fungsi perusahaan yang mengintegrasikan dan mengotomatisasi banyak proses layanan pada pelanggan dalam penjualan, pemasaran dan layanan pelanggan yang berinteraksi dengan pelanggan perusahaan. Sistem CRM juga menciptakan kerangka kerja TI software serta database yang dijalankan melalui web, yang mengintegrasikan proses- proses ini dengan operasi bisnis perusahaan lainnya dan mendukung kerjasama antara perusahaan dengan para pelanggan serta mitranya. Sistem CRM meliputi sekelompok modul software yang memberi berbagai alat yang membantu perusahaan dan para karyawannya memberikan layanan yang cepat, dapat diandalkan dan konsisten kepada para pelenggannya. Untuk konsumen di PT. Indoturbine adalah eksplorasi minyak dan gas, kalau dalam pembahasan ini adalah PT. Pertamina Hulu Energi yang memiliki tingkat teknologi mutakhir. Setiap minyak dan gas yang dihasilkan dari eksplorasi bawah laut akan dijual kepada konsumen berdasarkan besar barel dan BTU (British Termal Unit). Setiap penjualan akan melalui custody meter yang terdiri dari berbagai alat instrumentasi seperti transmitter, orifice fitting, Daniel Flobos S600, water cut analyzer dan gas chromatograph. Kesemua alat ini terintegrasi dengan menggunakan ethernet sehingga sistem yang berada di lapangan akan mudah terdeteksi dengan sistem yang ada di dalam control room Pertamina dan PT. Indoturbine. Perhitungan ini akan terbaca secara online dan real time sehingga
pihak konsumen dan manajemen akan bisa secara langsung mengawasi proses penjualannya. Sistem interface yang menghubungkannya dapat dilihat dengan software Kelton yang didalamnya berisi perhitungan menggunakan AGA 3 dan AGA 8. Semuanya dihitung baik bore pipa, gas dan minyak yang mengalir maupun suhu yang sangat mempengaruhi BTU. Sofware Kelton yang dipakai dalam CRM ini merupakan produksi Emerson (fisher production) yang adalah stakeholder perusahaan. Data penjualan ini akan langsung terkalkulasi sehingga pihak manajemen maupun konsumen dapat melihat secara online dan realtime terhadap hasil penjualan. Untuk penjualan ada beberapa parameter yang tidak dapat diubah karena merupakan regulasi dari BP Migas. Gambar di bawah ini adalah tampilan dari Kelton yang merupakan interface bagi customer relationship management.
Gambar 6. Software Kelton ( CRM )
Selain dari contoh di atas, PT. Indoturbine juga memiliki CRM dengan pihak konsumen yang dalam hal ini dapat dilihat di website PT. Indoturbine bagian contact us. Untuk bagian ini memang hanya beberapa orang yang dapat ditanggapi oleh
PT.
Indoturbine
karena
produk turbin
sangat
spesifik
penggunaannya, sehingga perusahaan sudah mempunyai contact person yang dapat
berhubungan
dengannya.
Sistem
ini
mulai
ditinggalkan
karena
penggunaan email dirasa lebih cepat dan mudah dalam mendapatkan jawaban informasi.
4.2 Supply Chain Management (SCM) PT. Indoturbine menyadari akan pentingnya supply chain management untuk meningkatkan efisiensi perusahaan. Pada dasarnya manajemen rantai pasokan membantu perusahaan mendapatkan produk yang tepat pada tempat yang tepat dalam waktu yang cepat, dengan jumlah yang tepat serta dengan biaya yang wajar. Dengan SCM PT. Indoturbine dapat memperkirakan permintaan, mengendalikan persediaan serta meningkatkan jaringan hubungan bisnis
perusahaan
dengan
para
pelanggan,
pemasok,
distributor,
dan
perusahaan lainnya, serta menerima respon atas status setiap hubungan dalam rantai pasokan. Atas dasar itu maka PT. Indoturbine menggunakan jaringan sistem komputer yakni teknologi internet, ekstranet, web serta telepon, faksimile, e-mail untuk mengakomodasi kebutuhan dari PT. Indoturbine tersebut. Sehingga mampu mengurangi biaya secara signifikan dan meningkatkan siklus rantai pasokan mereka. PT. Indoturbine menggunakan sistem rantai pasokan baik itu secara real time ataupun menurut tingkat emergensi dan kebutuhannnya. PT. Indoturbine selaku operator sudah dapat memperkirakan beragam kebutuhan perusahaan dengan bekerja sama dengan para pemasok. Sebagai contoh PT. Indoturbine membutuhkan panel control system untuk kebutuhan pergantian yang tidak dilakukan secara berkala diakibatkan kerusakan tertentu. Maka PT. Indoturbine mengirim pemesanannya baik itu secara e-mail dengan mencantumkan data spesifikasi produk yang diinginakan dan dibutuhkannya ke suplaier dalam contoh ini adalah Solar Turbine atau bisa juga dengan cara lain yakni mengisi secara langsung daftar kebutuhannya kedalam layanan penyediaan Solar Turbine. Sedangkan jika kebutuhan konsumen ke PT. Indoturbine sejauh ini hanya mengandalkan e-mail untuk pemesanan berdasarkan spesifikasi dan kebutuhan ataupun juga dengan telepon dan faximile.
Gambar 7. Tampilan pemesanan online PT. Indoturbine kepemasok
Menyadari akan pentingnya para pemasok untuk peningkatan kinerja dari PT. Indoturbine maka perusahaan induk dalam hal ini Solar Turbine selalu mendukung beragam macam kebutuhan baik itu stok barang yang fast moving ataupun slow moving. Solar Turbin sebagai perusahaan induk sejatinya ialah juga sebagai penyatu para supplier penyedia kebutuhan PT. Indoturbine. Seperti contoh diatas perusahaan Petrotech adalah perusahaan yang berdiri sendiri dalam penyedia panel instrumen tetapi oleh Solar Turbin ia bertanggung jawab akan kebutuhan panel instrumen disetiap project perusahaannya. Contoh lain ialah penyedia jasa transportasi PT. Indoturbine yakni PT. Pelita Air Service untuk melayani akomodasi ke platform. Penyedia layanan transportasi via udara tersebut menggunakan layanan helikopter yang tentu saja data perjalanan para pegawai PT. Indoturbin harus dapat diakses secara langsung dengan layanan ekstranet ataupun telepon dan e-mail. Layanan pemesanan yang sudah terintegrasi tersebut dapat mempermudah bagi PT. Indoturbine dan para pemasoknya sehingga dapat dilakukan secara cepat, akurat, dan hemat biaya. 4.3 Enterprise Relationship Planning Divisi
production
kenyataannya
menjadi
penopang
dalam
bisnis
operasional. Untuk itu dalam hal ini perlu dilihat dahulu mengenai proses operasi hingga tahapan produksi. Gambar di bawah merupakan layanan yang digunakan untuk operasional, yaitu RTU (Remote Terminal Unit), PLC (Programmable Logic Controller) dan HMI (Human Machine Interface). Alat- alat tersebut merupakan
interface dari lapangan dengan manusia yang berada dalam control room. Alat ini bisa diakses oleh pihak Indoturbine sebagai operator, Solar Turbine sebagai checker, pihak konsumen dalam hal ini adalah Pertamina dan BP Migas sebagai pemantau Migas di Indonesia. Untuk mengakses layanan ini harus memasukkan password dari keempat pihak tersebut. Layanan ini bersifat rahasia karena berisi mengenai data penjualan gas, performa mesin turbin dan juga beban (generator ataupun kompresor). Software yang digunakan untuk mengaksesnya adalah ControlNet 5000 (untuk PLC ) dan RS View (untuk HMI). Alat ini digunakan di lapangan operasi, dilanjutkan dengan menggunakan akses TCP/IP hingga dapat diterima oleh Solar Turbine (di Florida, USA) dan juga Indoturbine - Pertamina yang berada di jalan TB. Simatupang gedung Arkadia. Proses pengeksplorasian PT. Indoturbine di Laut Jawa khususnya memiliki sembilan anjungan Zulu, Papa, Mike Mike, Lima, NGL, Bravo , Arco Ardjuna, Echo, Foxtrot dan tiga stasiun penerima di darat yaitu Muara Karang, Tanjung Priok dan Cilamaya. Kesemua station tersebut dihubungkan dengan HMI melalui radio yang dipancarkan ke darat.
Gambar 8. Struktur Jaringan Operasional
Tampilan di bawah ini adalah bentuk HMI (Human Machine Interface) yang memudahkan pihak terkait untuk membaca parameter yang ada di lapangan. Parameter yang digunakan yaitu aliran gas (MSCF), gas terjual (BTU), minyak (barel), campuran air, minyak dan gas (water cut) serta beberapa parameter yang terukur pada mesin (seperti putaran mesin, suhu mesin, dan beban kompresor ataupun generator).
Gambar 9. Tampilan HMI
Dari beberapa hasil yang didapatkan melalui tampilan HMI (Human Machine Interface) ini dijadikan landasan bagi tim production untuk dapat menganalisis beberapa keperluan dan juga database yang perlu dimasukkan ke dalam ERP (Enterprise Resource Planning). Software yang digunakan di PT. Indoturbine dalam pemanfaatan pemrosesan data pada ERP adalah SAP (System, Application and Product). Modul-modul yang terdapat pada SAP adalah: a. Logistics Category - Production Planning and Control - Project Management System - Materials Management - Quality Management - Plant Maintenance - Product Data Management - Sales and Distribution - Service Management b. Human Resources Category - Personnel Management - Organizational Management - Payroll Accounting - Time Management - Personnel Development
c. Financial Category - Financial Accounting - Controlling - Investment Management - Treasury Management - Enterprise Controlling
Gambar 10. Komponen Pembentuk SAP
4.4 Enterprise Collaboration System Tujuan dari sistem kerja sama perusahaan (kolaborasi) adalah untuk memungkinkan kita bekerja bersama secara lebih mudah dan efektif dan membantu kita dalam berkomunikasi, koordinasi dan bekerja sama. Teknologi internet seperti penjelajah web dan server , dokumen dan database hipermedia, intranet dan ekstranet memberi standar untuk hardware, software, data dan jaringan bagi banyak alat groupware untuk kerjasama yang diinginkan perusahaan. Di PT. Indoturbine kolaborasi perusahaan dengan karyawan maupun perusahaan lainnya dapat dibagi kedalam 3 macam, seperti: I.
Alat Komunikasi Elektronik - Email :
[email protected] - Faks - Publikasi web : www.ptindoturbine.com
II. Alat Konferensi Elektronik - Video conference: digunakan dalam meeting manajemen yang ada di onshore dan offshore III. Alat Kegiatan Kerja Sama Manajemen - Manajemen tugas dan proyek: digunakan dalam perencanaan man power - Berbagi dokumen: setiap ada hal-hal yang baru maka akan dilakukan management stand down untuk dipelajari bersama - Manajemen Pengetahuan: sequence system
4.5 Fungsi Bisnis Lainnya 4.5.1 HRM (Human Resource Management) Internet telah menjadi pendorong utama untuk perubahan dalam manajemen sumber daya manusia. Sistem HRM online dapat melibatkan perekrutan karyawan melalui bagian perekrutan di situs komersial world wide web, memasukkan pesan dalam kelompok berita pilihan di internet serta berkomunikasi dengan para pencari kerja melalui e-mail. Web yang biasa digunakan oleh PT. Indoturbine sebagai pemberi kerja kepada pencari kerja adalah petromindo.com dan jobsdb.com. Situs tersebut penuh dengan laporan, statistik dan informasi HRM yang berguna. Selain internet, intranet juga biasa digunakan oleh PT. Indoturbine. Untuk aplikasi intranet di PT. Indoturbine digunakan sebagai laporan perjalanan pekerjaan dan biaya, memverifikasi informasi ketenagakerjaan dan timesheet, mengakses dan memperbaharui informasi personal karyawan serta memasukkan data yang memiliki batasan waktu seperti assesment dan dalam kenaikan gaji. Manfaat lain dari intranet yaitu dapat berfungsi sebagai pengaturan man power, penjadwalan training, penilaian kompetensi dan untuk menghasilkan lembar gaji secara otomatis. Dengan sistem ini membuat proses melihat, memasukkan dan menyesuaikan informasi penggajian lebih mudah bagi karyawan, maupun untuk para praktisi SDM. Untuk penempatan man power PT. Indoturbine memiliki database sendiri yang dinamakan In Field Planning. Data ini terintegrasi dengan pihak yang ada di lapangan mengenai data diri personel dan kesiapannya untuk bekerja di offshore. Oleh karena itu sistem ini sangat vital dan sangat dijaga keamanannya. Sistem ini harus memiliki tingkat sekuriti dan legalitas yang tinggi karena apabila terjadi kecelakaan atau hal yang tidak
diinginkan di lokasi pekerjaan maka seseorang dapat dituntut tentang kompetensinya yang terdaftar dalam In Field Planning.
4.5.2 Marketing, Finance dan Pemesanan Untuk kegiatan marketing, pemesanan dan finance di PT. Indoturbine sangat berkaitan erat. Dalam menjalankan usaha e-bisnis nya divisi ini terintegrasi dalam SAP dan memanfaatkan email.. Produk Solar Turbine merupakan produk yang hanya tinggal menjalankan saja, oleh karena itu divisi marketing hanya tinggal menunggu dari pihak konsumen untuk datang dan membeli produk, jadi tidak memerlukan pemasaran yang agresif. Setiap konsumen yang sudah datang akan diarahkan kepada divisi pemesanan (procurement) mengenai data-data barang yang dibutuhkan. PT. Indoturbine sudah memiliki database dalam MySQL tentang keberadaan part number di setiap lapangan konsumen. Jadi dalam hal ini konsumen tinggal memesan part number tersebut dan PT. Indoturbine sudah memiliki data yang sangat akurat tentang produk tersebut. 4.6 Identifikasi Grudin’s Time Space Matrix Grudin’s time space matrix ini digunakan
untuk mengidentifikasi
groupware dengan harapan dengan adanya sistem ini sekelompok orang dapat saling mendukung dalam melakkan pekerjaan (tujuan) yang sama. Pada PT. Indoturbine sendiri, masing-masing bagian dimensi dalam time space matrix tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: -
Same place - same time Penerapan dimensi ini pada perusahaan antara lain dilakukan dengan menggunakan meeting room yang tersedia baik untuk divisi production atau operation. Untuk divisi operation dilakukan setiap pagi hari dimulai pukul 06.00 dan untuk divisi production dilakukan setiap hari Selasa pukul 14.00. Adapun yang dibahas dalam meeting ini antara lain berupa pelaporan problem dilapangan offshore ataupun untuk report progres penjualan.
-
Same place - different times Contohnya adalah dengan adanya work shifts. Kebijakan perusahaan menetapkan bahwa work offshore adalah selama 10 jam dengan dua jam diperkenankan untuk overtime. Karena produksi dan penjualan harus berjalan
terus, maka perusahaan membagi pekerja ke dalam dua shift, yaitu pukul 06.00-18.00 dan 18.00-06.00. -
Same place - different times, not known Contoh penerapan dimensi ini adalah dengan menggunakan team rooms. Masing-masing divisi production dan divisi operation mempunyai meeting room masing-masing.
-
Different places, known - same time Pada dimensi ini dapat ditemui pada saat dilakukannya komunikasi dengan menggunakan teleconferencing. Hal ini dilakukan biasanya jika ditemui masalah di salah satu tempat pengeboran, maka untuk mencegah masalah tersebut ke tempat lainnya (karena antara tempat yang satu dengan yang lainnya saling terhubung dan mempengaruhi), maka segera dilakukan teleconference.
-
Different places, known - different times Penggunaan e-mail dalam perusahaan telah sangat umum dilakukan. E-mail biasanya digunakan sebagai sarana komunikasi dengan pelanggan (untuk pemesanan barang atau pun untuk pemesanan gas) atau bahkan di lingkungan internal perusahaan sendiri e-mail digunakan untuk memesan barang ke bagian logistik, atau berkomunikasi dengan bagian internal lainnya.
-
Different places, known - different times, not known Salah satu contoh penerapan sarana dalam dimensi ini antara lain dengan menggunakan offshore dan budget planning. Sarana ini digunakan untuk mengetahui dimana suatu pekerjaan harus dilakukan, namun dengan tenggang waktu yang tersedia bukan mustahil waktu pengerjaan akan berbeda dengan yang telah direncanakan sebelumnya.
-
Different places, unknown - same time Pada dimensi ini, perusahaan melakukan interactive multicast seminars dengan menggunakan safety stand down. Hal ini dilakukan jika ada temuantemuan baru dan dilakukan dengan melibatkan pihak antar station bahkan dengan melibatkan level manajemen tertinggi di Landmark dan bisa bersifat mobile.
-
Different places, unknown - different times Bulletin boards telah sangat sering dimanfaatkan perusahaan untuk memajang progress setiap station, bahkan untuk menentukan station mana
yang mempunyai kinerja paling baik dan diukur biasanya dalam waktu setiap minggu. -
Different places, unknown - different times, not known Hampir sama dengan dimensi sebelumnya, pada dimensi ini perusahaan memanfaatkan bulletin boards untuk memajang dan menampilkan workflow serta progres penjualan yang dibandingkan dengan target. Dengan demikian dapat diketahui berapa gap yang harus dicapai setiap station agar target dapat tercapai.
4.7 Upaya Global Management Sebagai perusahaan sebagai pemasok dan operator dari Solar Turbine yang memang digunakan dalam usaha eksplorasi minyak dan gas tentunya PT. Indoturbine harus lebih agresif lagi dalam mengembangkan usahanya. Hal ini tentunya dalam bidang penjualan maupun layanan purna jual (service). Hal ini tentunya sangat terkait dengan pengembangan usaha melalui e-bisnis yang saat ini sangat marak di dunia bisnis mengingat keterbatasan waktu dan jarak. Oleh karena itu pihak manajemen PT. Indoturbine harus mengupayakan beberapa usaha yang harus dipertahankan bahkan ditingkatkan, yaitu : 1. Mempertahankan hubungan baik dengan pihak konsumen (CRM). 2. Mempertahankan kualitas dan performa produk. 3. Meningkatkan HRM khususnya mengenai kompetensi dan keahlian pekerja di lapangan. 4. Meningkatkan karyawan yang dapat mengoperasikan SAP dengan baik. 5. Memaksimalkan website PT. Indoturbine dalam menjalankan usahanya.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Pesatnya perkembangan teknologi informasi saat ini apabila dapat dimanfaatkan dengan baik, akan sangat membantu perusahaan dalam mengembangkan bisnisnya secara integratif, terutama dengan menggunakan konsep e-business system. PT. Indoturbine sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dibidang engineering, procurement, construction, dan installation turbine untuk pengolahan minyak dan gas dalam kegiatan operasionalnya telah menggunakan e-bisnis dalam mempermudah kegitan bisnisnya baik itu dalam hal system ERP (Enterprise Resource Planinning), CRM (Customer Relationship Management), SCM (Supply Chain Management). Keseluruh hal tersebut apabila dipadu dengan menggunakan media yang berlandaskan Grudin’s Time Space Matrix dan penerapan golabl management, akan memudahkan perusahaan menjalankan bisnisnya secara real time dan hubungan dengan para stakeholders akan terjalin dengan baik. 5.2 Saran Usaha yang dijalankan PT. Indoturbine adalah usaha yang sangat berhubungan erat dengan teknologi informasi. Oleh karena itu, perusahaan perlu mempertahankan sistem yang telah berjalan saat ini. Namun terkadang, karena perusahaan adalah perusahaan yang sudah well establish, maka pemeliharaan sistem jaringan yang ada saat ini masih kurang diperhatikan oleh pihak manajemen. Padahal sistem tersebut adalah pendukung sehingga e-bisnis dapat terselenggara dengan baik dalam perusahaan.
REVIEW BLOG 1. http://taufiq.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2011/07/11/implementasi-e-business-diindonesia-studi-kasus-pt-sri/ Penerapan E-Business pada perusahaan PT SRI yang bergerak dibidang manufaktur ban sepeda motor mengimplementasikan e-business pada aplikasi ERP (Entreprise Resource Planning). Penerapan E-Business di perusahaan ini memiliki dua faktor keberhasilan, yaitu tingkat kesesuaian dan dukungan aktivitas E-Business atas strategi keseluruhan perusahaan. Selain itu, terdapat tiga karakteristik kunci yang dibutuhkan dalam transaksi bisnis yaitu Validitas, Integritas, dan Privasi.
2. http://fauzanul35e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2011/07/12/implementasi-ebusiness-di-indonesia/#comment-4 Perkembangan teknologi informasi telah menciptakan banyak terobosan baru disegala bidang. Setiap terobosan baru tersebut telah banyak digunakan dan semakin memudahkan bagi para penggunanya. Berkembangnya bentuk sistem dan system komputerisasi mulai dari personal computer ke laptop hingga ke computer genggam atau yang lebih dikenal dengan tablet PC dan juga terjadinya perubahan dari system personal computer menjadi system jaringan (LAN, WAN, dll) yang dapat menghubungkan computer dalam suatu area tertentu, sampai ke jaringan yang dapat menghubungkan seluruh dunia yang di kenal sebagai internet.
3. http://angga35e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2011/07/12/implementasi-ebusiness-di-indonesia/ Supply chain management (SCM) yang memanfaatkan e-Business System dapat diterapkan untuk mengintegrasikan manufaktur, pemasok, retailer, dan penjual secara efisien sehingga barang dapat diproduksi dan didistribusikan dengan jumlah yang tepat dan biaya keseluruhan yang minimum. Untuk menghasilkan supply chain yang efektif dan efisien perlu dibuat peta sistem logistik dan distribusi secara keseluruhan yang digunakan untuk melihat perilaku pergerakan aliran produk yang ditujukan untuk pendistribusian yang terjadi disetiap elemen. Dengan menggunakan e-Business koordinasi antar pihak-pihak dalam supply chain dapat dilakukan dengan mudah yang pada
akhirnya menciptakan pelayanan yang memenuhi harapan dari para konsumen. 4. http://rachmat.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2011/07/12/implementasi-e-businessdi-indonesia/ Pemanfaatan internet pada masa era globalisasi ini telah semakin meningkat penggunaannya oleh berbagai kalangan, baik individu maupun kelompok termasuk kalangan organisasi khususnya para pengusaha. Seiring dengan itu kebutuhan manusia pun semakin kompleks namun semuanya itu dibatasi oleh ruang gerak dan waktu yang terbatas. Oleh karena itu kegiatan bisnispun mulai mengadopsi internet sehingga mendukung terciptanya sistem e-business, ecommerce, e-marketing, e-education dan sebagainya. (Budi Sutedjo, 2001).
5. http://agies.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2011/07/09/implementasi-e-business-diindonesia/ Telkomsel
merupakan
perusahaan
yang
bergerak
di
bidang
jasa
Telekomunikasi di Indonesia. Pada tahun 2002, perusahaan pernah mendapatkan penghargaan E-Company Award untuk kategori perusahaan telekomunikasi dalam penggunaan aplikais e-business terbaik. Penerapan ebusiness dengan beberapa layanan penunjangnya telah membuat Telkomsel sebagai perusahaan termoderen di Indonesia sehingga dapat memanjakan konsumennya. 6. http://mohamadtaufik.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2011/07/26/penerapan-ebusiness-rumah-makan-sederhana-2/ E-business telah menjadi trend yang mewarnai aktifitas bisnis baik di negara maju
maupun berkembang. Konsep e-business berkembang karena
kemajuan teknologi informasi dan e-business ini dianggap sebagai paradigma baru sebagai kunci sukses perusahaan di era informasi dan masa datang. Penerapan e- business pada rumah makan sederhana ini telah membuktikan bahwa animo masyarakat untuk membeli makanan didasarkan karena citra perusahaan dan kemudahan masyarakat untuk memesan makanan di rumah makan sederhana tersebut.
7. http://pujosriyono.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2011/07/12/e-businesspenerapannya-di-indonesia/ Definisi e-business secara umum adalah penggunaan internet untuk berhubungan dengan konsumen, rekan bisnis (stakeholder), dan supplier serta Karyawan dalam perusahaan. Penggunaan internet menyebabkan proses bisnis menjadi lebih efisien. Dalam penggunaan e-business, perusahaan perlu untuk membuka data pada sistem informasi mereka agar perusahaan dapat berbagi informasi dengan konsumen, rekan bisnis, dan supplier
dan
dapat
bertransaksi
secara
elektronik
dengan
mereka
memanfaatkan internet. Beda e-business dengan e-commerce adalah ecommerce hanya berupa transaksi secara elektronik di internet sedangkan ebusiness termasuk juga pertukaran informasi secara online.
8. http://rahmawati.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2011/07/16/utt-sim/ E-ticket adalah salah satu bentuk baru layanan e- bisnis jasa penerbangan dalam memanjakan calon. Bentuk e-ticket sangat sederhana dibandingkan dengan bentuk tiket buku yang selama ini berlaku. Kemudian banyak keunggulan-keunggulan
lain
yang
didapat
konsumen
dengan
diberlakukannya e-ticket ini, antara lain, konsumen tidak perlu lagi kwatir akan ketinggalan tiket apalagi kehilangan tiketnya seperti jika menggunakan tiket buku. Hal ini, karena tidak diperlukan format khusus dari informasi yang ada di e-ticket. Dengan mengingat kode booking saja kita sudah bisa yakin bahwa kita akan bisa terbang dengan rute dan jadwal yang sudah kita booking, bahkan jika kode booking-nya pun kita lupa, maka hanya dengan menunjukan kartu identitas dimana nama yang tertera sesuai dengan nama saat kita reservasi, maka kita bisa datang ke counter maskapai dimanapun, untuk kemudian minta dicetakan kembali tiket kita untuk kebutuhan check-in.
9. http://siska.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2011/07/11/penerapan-e-business-padapt-sierad-produce-tbk/ PT Sierad Produce, Tbk merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang peternakan. Bisnis utama perusahaan ini meliputi produksi pakan ternak, pembibitan ayam, penetasan telur, produksi anak ayam (DOC), kemitraan, rumah potong ayam, industri peralatan peternakan dan industri tepung ikan. Pada awalnya, perusahaan ini belumlah
menggunakan teknologi informasi dalam pengembangan sistem lintas fungsi perusahaan yang terintegrasi. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, perusahaan ini kini menggunakan teknologi informasi dalam pengembangan sistem lintas fungsi perusahaan yang terintegrasi, yang melintasi berbagai batas fungsi tradisional bisnis supaya dapat merekayasa ulang dan meningkatkan proses bisnis yang penting di semua lintas fungsi perusahaan.
10. http://bisnisdigital.wordpress.com/2008/04/17/intro/#respond Hampir semua pengguna internet di Indonesia pasti tahu yang namanya Kaskus, sebuah situs berbasis bulletin board service / forum yang diklaim menjadi “no.1 indonesian community”. Sebenarnya, banyak dari kita yang mengenal Kaskus dari subforum “BB17″ yang menyediakan hiburan dewasa yang kini sudah ditutup. Di forum jual beli kita juga bisa menemukan hampir berbagai macam barang dalam berbagai rupa dan bentuk, baik baru maupun second, tangan ketiga, tangan keempat, dan seterusnya. barang-barang yang ditawarkan cenderung unik, mulai dari kaos hasil desain sendiri, dvddvd langka, bahkan sampai obat morning after pill * dan kapal tongkang batu bara pun ada yang menjual. Harga yang ditawarkan oleh para penjual ini cenderung lebih murah dari toko, dan hal ini ikut menjadi faktor penarik dari forum jual beli itu sendiri. Untuk metode pembayaran pun amat mudah, ada yang menawarkan COD (Cash on Delivery) atau bayar langsung saat barang diterima, ataupun transfer ke rekening si penjual lalu barang akan dikirim ke pembeli lewat jasa pengiriman barang seperti TIKi atau GDE.Tetapi, tentu saja seperti bisnis-bisnis yang dilakukan di internet pada umumnya, masih banyak kekurangan yang terdapat pada forum jual-beli. Sebagai contoh, masih sering terdapat kasus-kasus penipuan dengan rekening atas nama palsu, dengan modus operandi meminta pembeli untuk mentransfer sejumlah uang untuk pembelian barang, dan lalu kabur tanpa mengirimkan barang tersebut ke si pembeli. Semua kembali lagi pada kita untuk menyikapi tindakan-tindakan seperti ini di dunia internet. Salut untuk Kaskus, yang telah mewadahi para pebisnis-pebisnis virtual, mulai dari yang pemula sampai yang kelas kakap. Dengan Forum Jual Beli, Kaskus telah berkontribusi besar bagi dunia e-bisnis di Indonesia, dan semoga dengan seiring berjalannya waktu, akan terjadi perkembangan-perkembangan ke arah positif yang berarti bagi Kaskus.
DAFTAR PUSTAKA Grudin, Jonathan. 1994. Groupware and Social Dynamics:Eight Challenges for Developers. Communication of The ACM. Januari 1994. Vol 37 No. 1 Grudin, Jonathan. 1994. Computer-Supported Cooperative Work: History and Focus. University of California, Irvine. http://accsesstoheaven.blogspot.com/2010/10/ebc-e-commerce-and-ebusiness_31.html. Diakses Senin 27 Juni 2011.
http://en.wikipedia.org/wiki/Enterprise_resource_planning. Diakses sabtu, 25 Juni 2011. http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/4108121.pdf.
Dampak
Penerapan
Teknologi Informasi Terhadap Perusahaan. Diakses 29 Juni 2011.
http://yuniaasriyatin.files.wordpress.com/2011/01/2-era.jpg. Diakses Senin, 27 Juni 2011.
http://www.petrotechinc.com/quote.php. Diakses 29 Juni 2011.
http://taufiq.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2011/07/11/implementasi-e-business-diindonesia-studi-kasus-pt-sri/, diakses 30 Juli 2011
http://fauzanul35e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2011/07/12/implementasi-e-businessdi-indonesia/#comment-4, diakses 30 Juli 2011
http://angga35e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2011/07/12/implementasi-e-businessdi-indonesia/, diakses 30 Juli 2011
http://rachmat.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2011/07/12/implementasi-e-business-diindonesia/, diakses 30 Juli 2011
http://agies.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2011/07/09/implementasi-e-business-diindonesia/, diakses 30 Juli 2011
http://mohamadtaufik.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2011/07/26/penerapan-ebusiness-rumah-makan-sederhana-2/, diakses 30 Juli 2011
http://pujosriyono.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2011/07/12/e-businesspenerapannya-di-indonesia/, diakses 30 Juli 2011
http://rahmawati.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2011/07/16/utt-sim/, diakses 30 Juli 2011
http://siska.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2011/07/11/penerapan-e-business-pada-ptsierad-produce-tbk/, diakses 30 Juli 2011 http://bisnisdigital.wordpress.com/2008/04/17/intro/#respond, diakses 30 Juli
2011 Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Andi. Yogyakarta. O’Brien, James A. 2005. Introduction to Information Systems. 12th Edition, New York, McGraw-Hill. Yuniarto, Henri Agung. Analisa Pengaruh Implementasi E-Business dalam Suplly Chain. i-lib.ugm.ac.id/jurnal/download.php?dataId=6055. Diakses 29 Juni 2011.