TUGAS AKHIR PANCASILA Nikah Siri dan Poligami Dalam Pancasila
Oleh : Shanti Wahyuningtyas 11.11.4835 S1 Teknik Informatika Kelompok C Dosen : Drs. Tahajudin Sudibyo
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Jl. Ring Road Utara Condong Catur, Depok, Sleman
1
KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas akhir Pancasila ini dengan lancar. Penyusunan tugas akhir ini sebagai salah satu syarat untuk memenuhi kelulusan mata kuliah Pancasila. Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa tersusunnya tugas ini berkat bantuan dari berbagai pihak. 1. Rektor STMIK AMIKOM Yogyakarta yang sudah memberi izin pelaksanaan kuliah Pancasila 2. Dosen pemangku mata kulliah Pancasila, Bapak Tahajudin Sudibyo 3. Kepada orang tua tercinta, yang telah mendukung dengan menunjang segala kebutuhan yang dibutuhkan dalam menunjang tugas akhir ini 4. Kepada teman-teman yang sudah mau membantu dalam pembuatan tugas ini 5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu terlaksananya tugas ini. Atas segala bantuan tersebut, sekali lagi penulis ucapkan banyak terimakasih dan semoga Tuhan memberikan rahmat atas semua jasa yang telah, Bapak, Ibu, dan rekan-rekan berikan.
Yogyakarta, 29 Oktober 2011 Penulis
2
ABSTRAK Dalam era modern seperti ini pasti banyak sekali perubahan2 yang lebih baik lagi. Dalam hal beragama pun saat ini dilakukan dengan secara modern. Opini- opini masyarakat pun sudah berfikir secara modern. Tujuan dalam menyeleseikan tugas akhir pancasila, oleh karena ingin bisa mendapatkan nilai tugas sebanyak-banyaknya aja. Dan di tugas ini, penulis ingin membahas mengenai berpoligami dan nikah siri itu diperbolehkan atau tidak dalam Pancasila. Dan ternyata berpoligami itu menurut pemerintah dianggap sah. Dan nikah siri itu oleh pemerintah dianggap tidak sah, dikarenakan tidak dicatatkan pada instansi yg berkaitan. Tetapi di dalam agama Islam, nikah siri atau poligami itu diperbolehkan oleh agama. Karena di dalam syariat agama Islam, dituliskan bahwa poligami dan nikah siri itu diperbolehkan, selama bisa bertindak secara adil. Maka, sebaiknya menikah dengan keadaan yang sah dalam agama maupun dengan catatan sipil pemerintah.
3
BAB I
A. Latar Belakang Masalah Di era modernisasi ini, masyarakat Indonesia sudah semakin demokratis. Dari halhal sepele, sampai masalah kenegaraan yang notabennya sudah termasuk masalah yang besar. Maka daari itu, di era ini hak-hak manusia sangat dihargai dan dijunjung tinggi. Dan segala permasalahan – permasalahan sosial yang terus diperhatikan. Tak terkecuali dengan bebasnya setiap orang untuk mengeluarkan pendapatnya. Mulai dari anak kecil, remaja, mahasiswa, pekerja, sampai ibu-ibu rumah tangga jg. Maka sekarang ini kesamaan derajat antara wanita dan pria sudah disamakan. Tetapi akhir-akhir ini, baik di media masa maupun kabar dari mulut kemulut, banyak sekali diulas mengenai poligami. Dan banyak orang-orang yang dirugikan atau merasa tersakiti dengan poligami ini. Terutama para istri-istri yang tidak mengetahui bahwa suami mereka telah melakukan poligami tanpa seijin mereka. Padahal untuk bisa berpoligami itu harus mendapatkan izin dari istri sahnya terlebih dahulu. Tetapi kabar yang kurang mengenakkan adalah kabar mengenai banyaknya yang nikah dibawah tangan atau biasa disebut dengan nikah siri. Dan untuk melakukan nikah siri ternyata banyak ditemukan banyak kepalsuan. Seperti surat-surat yang dibutuhkan untuk bisa melangsungkan nikah siri tersebut. Biasanya surat yang banyak dipalsukan adalah surat kartu tanda penduduk. Padahal nikah siri itu tidak diakui oleh negara. Karena tidak terdaftar dalam arsip pernikahan negara. Maka bagi pemerintah, pernikahan siri itu tidak sah.
Namun, fenomena poligami ini sudah tidak dianggap tabu lagi. Karena didalam salah satu agama memperbolehkan untuk berpoligami. Dan untuk dalam hal nikah siri, agama Islam mempunyai syarat-syarat tertentu agar pernikahan siri tersebut bisa dianggap sah oleh agama. Jadi tidak bisa sembarangan untuk melakukan nikah siri.
4
B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan sebagai berikut : Adakah kaitannya poligami dengan penghayatan nilai-nilai yang sesuai dengan Pancasila, terutama sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Apakah berpoligami itu terkandung nilai-nilai sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
C. Maksut dan Tujuan Tujuan menyeleseikan tugas ini adalah demi mendapatkan pemasukan nilai dari mata kuliah Pancasila Untuk mengajak para pembaca makalah ini, agar mau dan bisa mendalami semua nilai-nilai kebaikan yang terkandung dari Pancasila
5
BAB II
Pendekatan a. Secara Historis Sebelum dicetuskannya Pancasila, warga Indonesia harus berjuang sangat keras sekali untuk melaan penjajah demi mendapat kemerdekaan. Para pemimpin negara mulai menyusun dasar-dasar negara melalui banyak sekali sidang yang dilakukan demi mendapatkan dasar negara yang benar-benar sesuai dengan jiwa bangsa ini. Pancasila ditetapkan menjadi dasar filsafat negara Republik Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945 ketika pembukaan dan Undang-undang Dasar 1945 disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia selaku wakil seluruh rakyat Indonesia. Hal iini dilakukan setelah dipikirkan dimusyawarahkan dan diolah secara matang oleh pemimpinpemimpin pergerakan dan cendekiawan nasional yang duduk dalam Panitia itu. Sesuai dengan sistem pengambilan keputusan yang berlaku di Indonesia sejak dahulu, kelima sila itu dimusyawarahkan secara panjang lebar sampai akhirnya diterima oleh semua pihak sebagai dasar Indonesia Merdeka. Dan dari zaman sebelum masehi dulu, Nabi Muhammad SAW sudah memulai untuk berpoligami. Dan beliau sanagtlah adil terhadap semua istri-istrinya, tanpa ada yang dibeda-bedakan oleh beliau. Maka dari itu beliau sudah melaksanakan penghayatan sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Karena beliau selalu memperhatikan segala hak-hak dari istri-istrinya.
6
b. Secara Sosiologis Didalam masyarakat sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab itu mempunyai arti, bahwa dalam kehidupan ini, kita harus bisa adil terhadap diri sendiri atau terhadap orang lain. Karena pada dasarnya manusia itu bersifat inndividu dan sosial, dan sifat itu merupakan kodrat dari manusia. Masyarakat Indonesia selalu menyeimbangkan dua sifat kodat tersebut yang ajarannya terkandung dalam ajaran Pancasila, sehingga Pancasila merupakan ajaran keseimbangan hidup dalam bermasyarakat dan berbangsa.
7
BAB III A. Pembahasan Didalam Pancasila disebutkan, terutama dalam sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, dmana setiap warga negara Indonesia harus bisa bertingkah laku adil terhadap siapa pun. Didalam setiap agama pun juga diajarkan untuk sesalu bertindak adil tehadap sesama manusia. Oleh maka itu penulis mencoba ingin membahas tentang persoalan poligami atau persoalan nikah siri. Dalam setiap agama diajarkan bahwa setiap manusia itu diciptakan secara berpasang-pasangan. Jadi menurut Ultari Ninghayati ( Erlangga, 2009 ; hal 7 ), komitmen adalah sesuatu yang penting karena pernikahan bukan permainan. Ini adalah pilihan yang memiliki konsekuensi seumur hidup.Dan untuk menunjang pernikahan yang notabennya berkonsekuensi seumur hidup, maka dibutuhkan cinta dan pengabdian lebih penting dari keinginan untuk memuaskan nafsu biologis saja. Tetapi didalam agama Islam, memang diajarkan bahwa manusia itu diciptakan berpasang-pasangan. Dan dianjurkan untuk menjalin pernikahan, sebelum menjadi sebuah kemaksiatan. Di Islam juga diperbolehkan untuk berpoligami, atau mempunyai istri lebih dari satu. Fenomena di Indonesia saat ini sudah tidak dianggap tabu lagi. Karena banyak ahli-ahli agama yang melakukan poligami. Tetapi mereka bersikap adil terhadap semua istri-istrinya. Tidak jadi soal, bila seseorang melakukan poligami, asalkan orang tersebut dapat bertindak ssecara adil kepada istri-istrinya. Yang menadi soal saat ini adalah bukan masalah berpoligami, melainkan fenomena nikah siri. Mungkin dikarenakan orang itu tidak mendapat izin dari sang istri untuk berpoligami. Sehingga mereka hanya bisa melakukan nikah siri saja.
8
Menurut Dadi Nurhaedi ( Saujana, 2003; hal 13 ), nikah siri atau nikah dibawah tangan, merupakan pernikahan yang dilaksanakan sesuai dengan syarat rukun nikah dalam Islam, tapi tidak dicatatkan di instansi pernikahan pemerintah.Dikatakan siri karena dilangsungkan secara diam-diam, tertutup, rahasia, atau sembunyi-sembunyi.\
Terkadang nikah siri itu melanggar Pancasila sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab. Karena, mungkin tidak diberi izin istrinya untuk melakukan poligami, maka mereka hanya bisa melakukan nikah siri saja, tanpa sepengetahuan sang istri. Karena tidak diizinkannya untuk berepoligami, maka muncullah berbagai macam cara demi mewujudkan nikah siri tersebut. Dari memalsukan surat-surat syarat nikah, mengaku kalau belum menikah, bahkan sampai membawa wali hakim palsu atau bisa dibilang Cuma orang sebatas kenal saja, bukan dari pihak keluarga yang sesungguhnya. Hal-hal tersebut yang melanggar nilai-nilai dari nilai sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Dikarenakan dia melakukan nikah siri dengan segala sesuatu yang serba palsu, dan belum tentu bisa berlaku adil, karena istri yang terdahulu tidak mengetahuinya. Maka secara otomatis orang tersebut tidak berbuat adil sebagaimana mestinya. Dan yang tidak kalah pentingnya orang tersebut sudah berlaku tidak adil terhadap anak dari hasil pernikahan siri tersebut. Bagaimana bisa ? Dikarenakan kalau nikah sirih itu dianggap sah oleh agama, tetapi tidak dianggap sah oleh hukum pemerintah. Jika, tidak dicatatkan pernikahannya tersebut, maka anak akan susah untuk mendapatkan akta kelahiran. Dan bila, tidak mempunyai akta kelahiran, secara otomatis anak itu tidak akan bisa bersekolah. Maka, secara tidak langsung orang tersebut sudah embuat anak menjadi anak yang tidak bisa mengecap bangku sekolah, hanya karena tidak memiliki akta kelahiran, akibat pernikahan siri dari orang tuanya. Maka orang tersebut sudah sangat tidak adil terhadap orang lain, apalagi itu adalah anaknya. Dan istrinya pun sungguh sangat dirugikan atas pernikahan siri ini.
9
Dikarenakan status sang istri yang hanya sebagai istri dari sebuah pernikahan siri, dan sampai saat ini masih dianggap sebelah mata oleh masyarakat. Apa lagi sering dikatakan bahwa wanita itu sudah merusak pernikahan sah pasangan suami istri itu. Maka istri dari nikah siri sudah mendapatkan image yang tidak baik dari masyarakat luas. Berpoligami itu juga ada manfaatnya, yaitu poligami dapat mengatasi problem sosial : Bertambahnya jumlah wanita melebihi jumlah pria. Terbukti dari hasil statistik dibeberapa negara. Dalam kondisi seperti ini poligami sangat diperlukan Berkurangnya jumlah pria dalam keadaan perang Poligami berdasarkan ayat Al-Quran, hukumnya halal. Tetapi ada syaratnya, yaitu jika kamu takut tidak mampu berlaku adil terhadap anak yatim maka nikahilah wanitawanita lain yang kamu cintai. Tidak halal bagi seseorang untuk melakuakan poligami lebih dari empat orang pada saat yang sama. Itulah sekilas pembahasan yang bisa disajikan oleh penulis.
B. Kesimpulam Kesimpulannya bahwa, poligami itu mengandung nilai-nilai sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab didalamnya. Karena, bila diterapkan secara benar, maka poligami itu mempunyai banyak sekali manfaat. Dan apalagi kalau tidak diterapkan secara benar, maka poligami itu sudah melanggar sila didalam Pancasila.
10
C. Saran Sarannya Cuma sedikit, sebelum memberikan tugas, maka seharuskan harus diberi contoh apa yang mirip dengan tugas yang akan diberikan. Sehingga para mahsiswanya dapat mempunyai gambaran sebelum melaksanakan tugas kulia
11
REFERENSI Ninghayati, Ultari. 2009. Menikah Yes or No. Jakarta : penerbit Erlangga. Nurhaedi, Dodi. 2003. Nikag Dibawah Tangan. Yogyakarta : penerbit Saujana. Saiful Islam Mubarak, K.H. 2007. Poligama Antara Pro dan Kontra. Yogyakarta : penerbit Syaami.
12