TOR LOKAKARYA NASIONAL & RAT INKOPDIT TB 2016 Tema : “Penguatan Tata Kelola Menuju Integrasi Nasional GKKI” I.
LATAR BELAKANG :
Pertumbuhan Koperasi Kredit di Indonesia terus berkembang, data pada tahun 2005 jumlah anggota perorangan sebanyak 780.110 orang dan pada akhir tahun 2015 jumlah anggota perorangan meningkat menjadi sebanyak 2.640.692 orang atau bertumbuh sebesar 238%. Begitu juga dengan pertumbuhan simpanan, pinjaman beredar dan aset, mengalami peningkatan sebesar 800,561% untuk simpanan; 614,82% untuk pinjaman beredar dan 760,831% untuk aset. Namun, perlu mendapatkan perhatian kita bersama dimana selama tahun 2013 – 2015 terakhir pertumbuhan keanggotaan, simpanan, aset serta pinjaman beredar tersebut pertumbuhannya masih relative kecil, rata-rata untuk pertumbuhan anggota sebesar 10%, simpanan sebesar 11%, Aset sebesar 15% dan pinjaman beredar 14%. Informasi tersebut seolah ingin mengingatkan kita untuk bersikap waspada dan terus menerapkan berbagai inovasi tanpa meninggalkan nilai dan prinsip credit union untuk memperbaiki trend pertumbuhan yang lebih besar. Dalam operasional, koperasi kredit di Indonesia seperti berjalan sendiri – sendiri yang ditandai dengan beberapa indikator seperti anggapan bahwa sesama koperasi kredit adalah kompetitor selain lembaga keuangan yang lain. “Persaingan” tersebut mayoritas belum pada tataran cara melayani anggota namun sebatas persaingan suku bunga baik tabungan maupun pinjaman, sehingga tidak jarang ditemukan fakta di lapangan para penggiat koperasi kredit saling menjelekkan koperasi kredit yang lain (black campaign) yang entah disadari atau tidak akan membawa dampak negatif juga terhadap koperasi kreditnya sendiri. Indikator lain adalah dengan tidak jelasnya batasan kualifikasi pembukaan cabang maupun kopdit itu sendiri, sehingga sering ditemukan kopdit memiliki banyak cabang, namun jumlah anggota dan volume transaksi di cabang tersebut diragukan apakah dapat menutupi seluruh biaya dari cabang itu sendiri. Lemahnya penerapan tata kelola koperasi kredit yang sehat juga membuat posisi koperasi kredit di pasar keuangan menjadi semakin terancam, dimana belum adanya standarisasi tata kelola koperasi kredit yang sehat yang mendorong banyak koperasi kredit menerapkan tata kelola versinya masing – masing meskipun WOCCU dan ACCU telah memberikan panduan tata kelola credit union yang sehat. Berbagai kondisi tersebut di atas membawa dampak banyak koperasi kredit mengalami berbagai permasalahan yang cukup pelik dan membahayakan koperasi kredit yang lain yang telah berupaya menerapkan tata kelola sesuai standarisasi WOCCU maupun ACCU yang pada akhirnya dapat mengancam keberlanjutan GKKI. Sering ditemukan dilapangan, ada koperasi kredit yang telah menggunakan SAK-ETAP dalam penyusunan laporan keuangan namun masih banyak koperasi kredit yang belum menggunakaan SAKETAP, begitu juga dengan perangkat organisasi yang seharusnya menjadi hal yang sangat penting seperti AD/ART dan Pola Kebijakan yang masih berupa salinan dari koperasi kredit yang lain, masih ada koperasi kredit yang belum menerapkan sistem pengamanan terhadap tabungan maupun pinjaman dengan berbagai alasan, 1 kopdit bisa memiliki 10 cabang atau tempat pelayanan meskipun jumlah anggota dan transaksi masing – masing cabang masih dalam jumlah sangat terbatas, mekanisme pemilihan pengurus dan pengawas yang belum demokratis karena pengurus dan/atau pengawas dari sejak berdiri sampai koperasi kredit tersebut berjalan lebih dari 10 tahun masih diisi oleh orang – orang yang sama, masih ditemukan koperasi kredit yang belum berbadan hukum, dan 1|R A T & L O K N A S I N K O P D I T T B 2 0 1 6 | M A K A S S A R
berbagai contoh konkrit betapa masih lemahnya jaringan GKKI dan rentannya GKKI dalam bersaing dengan lembaga keuangan lain di pasar keuangan. Terkait kondisi ekonomi Indonesia yang mengalami pertumbuhan kurang lebih 5% pada tahun 2016, belum nampak keterlibatan GKKI, terutama dalam rangka ikut menjadi pelaku pasar ekonomi nasional yang cukup diperhitungkan. Memang harus diakui, dengan penetrasi keanggotaan secara nasional kurang lebih hanya 1%, cukup sulit bagi GKKI untuk “dilirik” oleh pemerintah untuk dapat menyuarakan kepentingan anggota di dalam kebijakan ekonomi nasional. Pelaku pasar keuangan nasional cenderung dikuasi oleh kalangan perbankan, tidak hanya dari besaran volume transaksi usaha namun juga bahkan sampai tataran regulasi dari pemerintah yang cenderung menguntungkan kalangan perbankan, seperti kebijakan mengenai pengenaan pajak bagi badan usaha termasuk kopdit yang dirasa sangat memberatkan dan kebijakan mengenai KUR yang seharusnya dapat dimanfaatkan oleh GKKI terutama dalam hal melakukan penyehatan koperasi kredit – koperasi kredit dalam hal operasional simpan pinjam dan regulasi internalnya, karena beberapa indikator pra syarat menjadi penyalur dana KUR seperti NPL 5% > dan memiliki sistem informasi kredit merupakan salah satu ciri kesehatan lembaga jasa keuangan. Perekonomian global diwarnai dengan era keuangan digital (digital financing), dimana lembaga keuangan berlomba menggunakan kecanggihan teknologi informasi dalam melayani konsumennya. Transaksi dengan konsumen dapat dilakukan kapan saja, dimana saja dan meliputi hampir seluruh jenis transaksi. Era uang tunai mulai terkikis digantikan uang digital. Penggunaan tekonologi keuangan digital ini memiliki beberapa tujuan akhir seperti meningkatkan efisiensi transaksi, meminimalisir pencurian; penggelapan dan manipulasi mengingat transaksi yang dilakukan langsung tercatat pada detik dan hari yang sama tanpa melibatkan uang tunai sama sekali, pada akhirnya bermuara pada layanan prima (excellent service) kepada konsumen. Apabila tidak bijaksana menanggapi hal tersebut, maka keberadaan GKKI tidak menutup kemungkinan ikut terancam bisa karena akan kehilangan sebagian besar anggota yang beralih ke lembaga keuangan yang telah menggunakan teknologi keuangan digital atau mengalami kerugian yang cukup besar akibat upaya penerapan keuangan digital yang dilakukan secara sendiri – sendiri yang tentu saja memakan biaya yang sangat besar. Apabila seluruh Koperasi Kredit, Pusat Koperasi Kredit dan Induk Koperasi Kredit saling terintegrasi secara nasional maka niscaya hal tersebut di atas tidak akan terjadi lagi atau minimal akan tereduksi dengan sangat signifikan sehingga akan meningkatkan posisi bersaing koperasi kredit di tengah pasar keuangan. Untuk mendorong terciptanya integrasi nasional tersebut, penerapan tata kelola yang sehat – baik tata kelola koperasi kredit maupun jaringan GKKI – menjadi syarat awal untuk memudahkan proses integrasi nasional tersebut. Dengan tata kelola gerakan yang terstandar dan disepakati bersama maka akan menjadi dasar terbentuknya sistem, baik dalam hal kebijakan maupun operasional. Sistem yang terbentuk dengan berdasar pada tata kelola yang telah terstandar tentulah akan menjadi sebuah sistem yang terstandar pula yang apabila dilengkapi dengan sistem pengawasan yang ketat dan berjenjang, maka berbagai indikasi risiko akan segera teridentifikasi dan dapat dilakukan berbagai upaya mitigasi dengan segera sehingga baik koperasi kredit maupun GKKI akan terhindar dari permasalahan. Dengan tergabung ke dalam Jaringan GKKI yang terintegrasi secara Nasional, maka koperasi kredit di Indonesia akan memiliki posisi yang cukup kuat untuk bersaing, anggota semakin terlayani dengan lebih optimal, biaya operasional yang harus ditanggung masing – masing koperasi kredit dapat semakin ekonomis, proses internal akan menjadi semakin efisien, kebutuhan personil terlayani 2|R A T & L O K N A S I N K O P D I T T B 2 0 1 6 | M A K A S S A R
dengan maksimal, GKKI menjadi pelaku pasar keuangan yang diperhitungkan oleh pemerintah yang pada akhirnya GKKI dapat memiliki peran signifikan dalam mendorong berbagai kebijakan pemerintah sehingga di masa yang akan datang tidak ada lagi kebijakan maupun program pemerintah yang dirasa menyulitkan ruang gerak koperasi kredit dan berbagai benefit lain yang akan diterima oleh seluruh komponen dalam jaringan GKKI, sekali lagi apabila seluruh koperasi kredit; puskopdit dan inkopdit dapat terintegrasi secara nasional. Untuk itulah kami mengajak Anda semua untuk berdiskusi dan menghasilan rekomendasi bersama dalam beberapa kelas yang ditawarkan di Loknas yang sengaja kami gelar selama dua hari ini pada tanggal 18 – 19 Mei 2017. Adapun kelas-kelas tersebut antara lain :
1.1.
PEMBAGIAN KELAS :
KELAS
TEMA
PEMBICARA
A
Standar Tata Kelola CU dalam GKKI
B
Solidaritas Kontraktual Menuju Integrasi Nasional GKKI Standarisasi Operasional
C
1.2.
P : Robby Tulus & Untung Tri Basuki M : Joniono Raharjo P : ACCU M : Haryono Daud P : Perwakilan Kopdit M : Abat Elias
OPEN FORUM :
Open Forum akan diselenggarakan pada tanggal 21 Mei 2017, terbagi atas 3 (tiga) sesi dengan masing – masing tema : “Peran Strategis Koperasi Kredit dalam Menggerakkan Ekonomi Kerakyatan di Indonesia” yang akan dibawakan oleh Dr. Revrison Baswir (Ekonom dan Dosen UGM); dengan Moderator : Joko Susilo “Integrasi Nasional sebagai Langkah Strategis Meningkatkan Kualitas Bersaing CU” yang akan dibawakan oleh Elenita San Roque (CEO ACCU); dengan Moderator : Haryono Daud/Joniono Raharjo “Struktur Organisasi Gerakan Koperasi Kredit Indonesia Menghadapi Era Digital” yang akan dibawakan oleh Drs. Robby Tulus (Pendiri dan Penggerak Awal Gerakan Credit Union di Indonesia sekaligus Penasehat Inkopdit) dengan moderator : Trisna Ansarli
II.
SEKILAS TENTANG MAKASSAR :
RAT Inkopdit kali ini akan diadakan di kota yang menjadi pintu gerbang menuju Indonesia Timur yaitu Makassar, atau Ujung Pandang, begitu kota ini lebih dikenal dari tahun 1971 sampai dengan tahun 1999. Selain dikenal sebagai kota pelabuhan tersibuk, jika dilihat dari aspek pembangunan dan infrastrukturnya, Makasar juga dinobatkan sebagai kota metropolitan terbesar kedua di luar Pulau Jawa setelah kota Medan.
3|R A T & L O K N A S I N K O P D I T T B 2 0 1 6 | M A K A S S A R
2.1.
SEJARAH DAN BUDAYA : Sejarah :
Ada beberapa versi yang mengulas mengenai asal kata “Makassar”, sumber paling banyak menyebutkan bahwa Makassar berasal dari kata “mangkasarak” yang terdiri atas dua morfem yaitu “mang” dan “kasarak”. Mang berarti menjadi atau menjelmakan diri, dan kasarak yang artinya terang, jelas, tegas. Dijelaskan lebih lanjut bahwa orang-orang yang memiliki sifat dan nama “Mangkasarak” adalah orang-orang yang mulia (besar) dan mengutamakan kejujuran. Apa yang ada di hati adalah apa yang diucapkan oleh lisannya. Hal tersebut menjadi penggambaran karakter masyarakat Makassar dan Bugis yang sering pula diungkapkan dalam bahasa “Akkana Mangkasarak” yang artinya menjunjung tinggi kejujuran, sekalipun pahit tetapi harus diungkapkan dengan penuh keberanian dan tanggung jawab. Kerajaan Makassar sebenarnya terdiri dari dua bagian yaitu kerajaan Gowa dan Tallo. Kedua kerajaan tersebut kemudian bersatu, bersamaan dengan masuknya agama ke Sulawesi Selatan. Di bawah naungan Raja Alaudin, Makassar mulai terjun dalam dunia perdagangan dan maritim. Hal ini didukung wilayahnya yang strategis, yaitu berada di jalur lalu lintas pelayaran antara Malaka dan Maluku. Maka, tidak heran jika Makassar menjadi salah satu bandar yang penting dan sibuk. Kehebatan Makassar dalam dunia perdagangan membuat VOC Belanda mulai terusik, karena di bawah kepemimpinan Sultan Hasanudin, Makassar dapat memperluas wilayahnya sampai dengan Nusa Tenggara seperti Sumbawa dan sebagian Flores. Atas keberaniannya menekuk pasukan Belanda di Maluku, Sultan Hasanudin pun diberi gelar “Ayam Jantan Dari Timur”.
Budaya : Dilihat dari segi demografis, komposisi penduduk dari kota yang memiliki luas sebesar 199,26 km² ini bisa dibilang multi etnis. Diantaranya adalah : Makassar, Bugis, Toraja, Mandar, Buton, Tionghoa, bahkan Jawa. Selain etnis, secara otomatis agama di Makassar pun beragam. Tetapi hal itu tampaknya tidak menjadi masalah yang besar bagi masyarakat di Makassar. Sejarah mencatat, bahwa meskipun Islam menjadi agama yang utama di wilayah tersebut, pemeluk agama Kristen dan kepercayaan lainnya masih tetap dapat berdagang di sana. Makassar selalu menjadi markas perdagangan yang ramah bagi para pedagang dari jauh dan berbeda bahasa seperti Cina, Eropa, dan Arab. Semua keistimewaan yang rasanya masih cukup relevan untuk kita jadikan sebagai bahan refleksi beberapa hari terakhir ini.
2.2.
DESTINASI WISATA DAN CINDERAMATA KHAS MAKASSAR :
Selain kotanya yang megah, Makassar juga menyimpan banyak kejutan. Banyak spot wisata yang tidak hanya menarik untuk dikunjungi tetapi juga instagramable untuk diunggah di media sosial. Dari sekian banyak, kami akan uraikan 3 destinasi yang patut dipertimbangkan. Diantaranya :
1. Taman Nasional Bantimurung : Ciri khas dari Taman Nasional ini adalah beragamnya spesies kupu – kupu yang akan ditemui selain pemandangan alam dan air terjun yang indah.
4|R A T & L O K N A S I N K O P D I T T B 2 0 1 6 | M A K A S S A R
2. Pantai Losari : Satu – satunya pantai tanpa pasir, hanya ditemuka di Kota Makassar, itulah keunikan Pantai Losari
3. Benteng Fort Rotterdam : Memiliki bentuk yang sangat khas dan menjadi simbol kejayaan kerajaan Gowa Tallo di darat dan lautan yang konon menggunakan putih telur sebagai perekat yang sama dengan Candi Borobudur. Di samping ketiga destinasi wisata yang sudah kami informasikan di atas, masih ada banyak tempat asik yang layak dieksplorasi, seperti : pegunungan karst, kebuh teh di Malino highland, Benteng Somba Opo, air terjun dan beberapa beberapa pilihan wisata seru di beberapa pulau sepanjang Selat Makassar. Di samping tempat wisata, kami juga akan menginformasikan beberapa cinderamata khas yang bisa dijadikan sebagai oleh-oleh, diantaranya : Minyak tawon, Miniatur kapal pinisi dalam botol, serta beberapa “cemilan” khas Makassar seperti : jalangkote, kacang sembunyi, otak otak tengiri, kerupuk jintan. Dan beberapa makanan khas Makassar yang sudah “mendunia” seperti : coto makassar, palu butung, es pisang ijo, pisang epe, dan sop konro.
III.
KEUNTUNGAN MENGIKUTI KEGIATAN LOKNAS DAN RATNAS INKOPDIT : Diskusi Ilmiah Berkualitas Berbagi Pengalaman & Informasi Akomodasi Nyaman dan Lengkap Memperkaya Pengalaman Budaya Lokal
IV.
TEMPAT & WAKTU KEGIATAN LOKNAS & RAT : LOKASI KEGIATAN
TEMPAT PELAKSANAAN
Grand Clarion & Convention Makassar Jl. A. P. Pettarani No.3, Makassar Sulawesi Selatan Telp. 0411 – 833 888
WAKTU KEGIATAN 1. PESERTA LOKAKARYA – OPEN FORUM
2. PESERTA LOKAKARYA – RAT & UTUSAN
17 – 22 Mei 2017 Check In : Rabu, 17 Mei 2017 Check Out : Senin, 22 Mei 2017 17 – 23 Mei 2017 Check In : Rabu, 17 Mei 2017 Check Out : Selasa, 23 Mei 2017
5|R A T & L O K N A S I N K O P D I T T B 2 0 1 6 | M A K A S S A R
V. NO
JADWAL : TANGGAL & WAKTU
NAMA KEGIATAN
KETERANGAN
1.
Rabu, 17 Mei 2017 Registrasi (Check In Setelah Pukul 14.00 WITA, Registrasi 09.00 – 21.00 WITA)
2.
Kamis – Jumat, 18 – 19 Mei 2017 (Pukul 08.00 – 19.30 WITA)
Lokakarya Nasional & Ballroom Grand Clarion Presentasi Kopdit Di Sulawesi Hotel & Convention Selatan Makassar
3.
Sabtu, 20 Mei 2017 (Pukul 08.00 WITA – Selesai)
Kunjungan Wisata Makassar Seluruh Peserta Berangkat dan Sekitarnya dari Grand Clarion Hotel & Convention Makassar
4.
Minggu, 21 Mei 2017 (Pukul 08.00 – 19.30 WITA)
Open Forum
5.
Senin, 22 Mei 2017 (Pukul 08.00 WITA – selesai)
Rapat Anggota untuk Peserta Dilaksanakan di Grand Lokakarya – RAT dan Utusan Clarion Hotel & Convention serta Check Out untuk Makassar Peserta Loakakarya – Open Forum
6.
Selasa, 23 Mei 2017 (Pukul 08.00 – 12.00 WITA)
Check Out untuk Peserta Grand Clarion Hotel Lokakarya – RAT dan Utusan Convention Makassar
VI.
Lobi Grand Clarion Hotel & Convention Makassar
Ballroom Grand Clarion Hotel & Convention Makassar
&
PESERTA LOKNAS DAN RAT : 1. Loknas dapat dihadiri oleh : a. Anggota Inkopdit (utusan) masing-masing dua orang yang terdiri dari Pengurus (Ketua atau yang mewakili) dan Pelaksana (Manajer atau yang mewakili) dengan melampirkan surat mandat dari Pengurus Puskopdit. b. Pengurus atau Manajer Kopdit Primer yang beraset lebih dari setengah miliar rupiah, dengan mengisi formulir pendaftaran dan dikirim ke Inkopdit. 2. Open Forum/Seminar, dapat diikuti oleh Para Undangan, Para Pengurus, Pengawas, dan Manager Inkopdit, Puskopdit dan Kopdit Primer. 3. RAT Inkopdit, hanya dapat dihadiri oleh utusan Anggota Inkopdit yang mendapat mandat dari Puskopdit/Pra Puskopdit, Pengurus, Pengawas dan Manajemen Inkopdit, anggota binaan, Pengurus dan/atau Manajemen Kopdit dan/atau Puskopdit yang mendaftar sebagai Peninjau serta undangan khusus dari Inkopdit. Utusan Anggota Inkopdit terdiri Atas Ketua Pengurus dan Manajer atau yang mendapatkan Pendelegasian untuk menggantikan posisi Ketua Pengurus dan Manajer.
6|R A T & L O K N A S I N K O P D I T T B 2 0 1 6 | M A K A S S A R
VII.
BIAYA RAT DAN LOKAKARYA :
1. Biaya transportasi adalah swadaya dari peserta masing-masing, diharapkan dari Lembaga Anda dapat menyisihkan anggaran untuk itu. 2. Biaya akomodasi, makan, dan seminar kits, kunjungan lapangan ke Kopdit akan dibiayai oleh Inkopdit dengan share kontribusi peserta sbb : KETERANGAN
1.
UTUSAN (Maksimal 2 Orang Per Puskopdit)
17 – 23 Mei 2017 Check In : Rabu, 17 Mei 2017 Check Out : Selasa, 23 Mei 2017
2.
LOKAKARYA s/d OPEN FORUM (Kamar Twin Share)
17 – 22 Mei 2017 Check In : Rabu, 17 Mei 2017 Check Out : Senin, 22 Mei 2017
Rp. 4.150.000,-
3.
LOKAKARYA s/d RAT PENINJAU 17 – 23 Mei 2017 (Sebagai Peninjau s/d RAT Check In : Rabu, 17 Mei 2017 Inkopdit dan Kamar Twin Share) Check Out : Selasa, 23 Mei 2017
Rp. 4.850.000,-
VIII.
TANGGAL KEGIATAN
BIAYA KONTRIBUSI/ORANG Rp. 2.000.000,-
NO.
METODE PEMBAYARAN :
1. Penyelesaian administrasi dapat dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain : a. Bank BNI Graha Sejahtera No. AC 10555949 a.n Inkopdit Jl. Gunung Sahari No. 52 Jakarta Pusat; b. Nota Pendebetan Sibuhar di SPN yang dikeluarkan oleh Puskopdit/Pra Puskopdit masingmasing; c. Kami tidak menerima pembayaran yang dilakukan secara tunai pada saat pelaksanaan kegiatan, mohon menjadi perhatian. 2. Pembatalan : a. Jika Peserta tidak dapat hadir, maka delegasi pengganti harus dengan jenis kelamin yang sama dan ukuran baju yang sama; b. Pembatalan hanya dapat dilakukan secara tertulis oleh Puskopdit/Pra –Puskopdit melalui surat resmi kepada Inkopdit; c. Pembatalan yang dilakukan 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal 17 Mei 2017, seluruh biaya yang telah dikirim akan dikembalikan sebesar 75% (tujuh puluh lima persen); d. Pembatalan yang dilakukan 21 (dua puluh satu) hari sebelum tanggal 17 Mei 2017, seluruh biaya yang telah dikirim akan dikembalikan sebesar 50% (lima puluh persen); e. Pembatalan yang dilakukan 14 (empat belas) hari sebelum tanggal 17 Mei 2017, seluruh biaya yang telah dikirim akan dikembalikan sebesar 25% (tujuh puluh lima persen); f. Pembatalan yang dilakukan 7 (tujuh) hari sebelum tanggal 17 Mei 2017, seluruh biaya yang telah dikirim akan dikembalikan sebesar 0% (nol persen).
7|R A T & L O K N A S I N K O P D I T T B 2 0 1 6 | M A K A S S A R
IX.
INFORMASI TAMBAHAN : 1. Segala penggunaan jasa hotel di luar yang disiapkan oleh panitia, misalnya telepon, bar room, laundry, dll adalah tanggung jawab peserta pribadi penghuni kamar hotel yang bersangkutan. 2. Kouta peserta kegiatan Workshop – Open Forum adalah sebanyak 665 orang. 3. Batas terakhir pendaftaran tanggal 31 Maret 2017. Pendaftaran dianggap sah apabila : Telah mengisi dan mengirimkan formulir pendaftaran, Melunasi biaya kontribusi, Mengirimkan bukti pembayaran, Telah menerima konfirmasi dari Inkopdit (telephone & email) Seminar Kits yang disediakan oleh Panitia : T-shirt, Kemeja Batik, Tas, Block Note, PICU, Sertifikat, Ballpoint dan Name Tag. 4. Untuk membantu transportasi peserta dari Bandara Hasanuddin menuju Grand Clarion Hotel & Convention Makassar, apabila peserta membutuhkan informasi harap menghubungi panitia dengan menyertakan itineray keberangkatan pesawat, pembiayaan ditanggung oleh peserta. 5. Rangkaian kegiatan diselenggarakan oleh Manajemen Inkopdit bekerja sama dengan Pusat Koperasi Kredit Bekatigade Sulawesi Selatan selaku tuan rumah. Induk Koperasi Kredit (INKOPDIT) JL. Gunung Sahari III/11A. Jakarta Pusat 10610 Telp. (6221) 425 7107; (6221) 425 6559 Email :
[email protected]
8|R A T & L O K N A S I N K O P D I T T B 2 0 1 6 | M A K A S S A R