PROCEEDING LOKAKARYA NASIONAL PENGAKUAN STUDI WANITA SEBAGAI BIDANG ILMU
Tim Penyunting f r. Hesti R. Wijdy?, PhD. Prof. lr. Keppi Sukesi, MS. Dr. lr. Yayuk Yuliati, MS Dr. dr. Retty Ratnawati, M.Sc. Dr. Indah Winarni, MA.
r
pnoiie orruc LornrnnyA
NASToNAT
sruoi wnr,rrin
Perpustakaan Nasional : Katalog dalam Terbitan (KDT) PROCEEDING IOKAKARYA NASIONAI.: PENGAKUAN STUDI WANITA SEBAGAI BIDANG II.MU
@
UB Press
Cetakan Pertama, 2o11 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang All Right Reserved
Penulis Perancang Sampul Penata Letak Pracetak dan Produki
:
Tim Penyunting
: Donny Yudhia H.
:Tim UB Press
:TimUBPress
Penerbit:
Universitas Brawiiaya press (UB press) Jl. Veteran, Malang 65145 lndonesia Tef p: o34r-55r6r 1 psw.376 Fax2 0341-565420 e-Mail:
[email protected]
http://www.ubpress.ub.ac.id
ISBN : 978-6o2-2o3-o34-8 vii + 4r5 hal, 2't cm x 29,7 cm
Dilarang keras memfotokopi atau memperbanyak sebagian atau seluruh buku ini tanpa seizin tertulis dari penerbit
KAIA fEllr'J,{lr r^rr .,Pengakuan :'s.i,ukurkehadIratA|lohSWT,karenaatasrakhmat,karunia,danhidayah.Nyakamidiberi : hasi|-Lokakarya Nasional ,.u.gui ini proceeding _: menerbitkan Wanita '3^untuk dapat oleh Program Magister Kajian diselenggt"L* yang llmu", Bidang .,,:. ta Sebagai ,,].ogramPascasarjana(PPS)Universitas"BrawijayadanPusatPene|itianGenderdan p.nglndian repada Masyarakat (LPPM) Universitas -:-:,kan (ppGK) tembaga penelitian_ orn
2010 di Universitas Brawijaya :ada Tanggal Zz-ja 6ktoOer
.:-i menvadari bahwa llmuan o'.n.p"'n-"Jul ::::"y::'il":::' pemu'a sampai dengan #,llir::j;:iHT:; ij- ,Jil:*';:f,1ll;Jil"::;";':l;'"'i::iiTii,::'J,u'n' dan o'n.Pt*tntuJt::::::*ilil-"?:::::il 9"1:1,::t::il:1
", "
::-
:erlanjut' Penguasaan
::
irlerihat kenvataan ini maka ;t"01
ini i.,.r'i'npun aaram proceeding : *:1::'i::JT[il::'1.ffi T:ffi;;;;; *ii'li{:!11:'^:::,::lj"'iil::l
juga sansat
i}"rffil',.rn';
tinggi' dan daram rangka mata kufiah di perguiran penguatan kelembagaan vvo"'r vrng terakreditasi dan studi wanit. JtLrur Kellmuall keilmuan .orkpmbansan -_ perkembangan ,-3 'ri telah .. perlu .- :a (PSW/G) sangat diperlukan masih ---r.. ^rinarir,anokAr diperjylnskt:^:::Ti'T'";:tJltr" :-=-i(Jan keilmuan iiuoi wtnita oro' ilmiah' namun pada
;::;,=:';::';.::Hi:1':,jil,il:-:#;i ,
;;;;';n'*u'n :1ii;1"ft;lJ..l'i'ili''j:'.T:;';ffi;' -*"h masih pro-kontra.ti"ittg r'"'y".l::"::H,liT'#'r:?ilili1H:
:-
,a sampai saat ini
.:jJi:j':::'iiil'':ffij'
ke'muan harus menjadi rokus
o'.i"n''':"'t'
|-':::aipihaktelahmemberikandukungan'baikmorilataUpUnmaterialda|am o?.*:+:y:j::tt1#fr.Tliiff-:'i;H:X1:
unruK Inl' untut<'l'' -;;-':kannya lokakarya tot
'1::':..",^,i'',,i,
dana teiah memberikiandukungan
"^"n p rove k Jl ;oi o' n. n n si o n a I m e, a, u i H.|'[T':]1"]',T _' .,_'l ;!:1 li nx *:..:=<epadakamidantambahandanadariKementertanHenu|uIl\dIlIlJ|vllg||||*. .. n^^.rirlilu:n dan Pengaiafan uniut"it" PPGK-LPPM PPbK-LF'rvr rsw/G zoto' zoto, ""':::"i; :,:,,:;;; o"r*uru.n tinggi dalam pengembangan ',, :i :i :.: rsw/G sebagai suppor.ting tf::i1",'^?-^.^ heik u.aoan terimakasih juga PSw ::rEuatan Fungdi ," - : a--t?'ffi'"'"fril ;; i J ; ; - a-i d ii il' :11' :H: [: l, i:i-,H: rokakarva " : : il:::' terah mendukung vans ,,-.,i-.Y'l$.il'';:::,.i"'^";lJ;;' p:o:"td.il-8-'1]-*' nior kami' Dina :'i - - , a dalam menunggu terbitnya pa ra vu ; r ,,,,,1 u^.,r"n kpnada para vunic berikan kepada -rTJ
:.: ;,
iffi'#'::"i:
i;.,'#;#
1
:: iil,i:L:ltil;1"flL"r:l-",:, *,ru,
::::r:.J11:.?il11[ilrT:rJ.Ti]il:l **
il'
ii::l
kami
". :.-ininstyas,se,ve,-Rivunti rsaskar,se",Ml:i,l:j:',"^::::ilii-'ih'SP ini dapat terbit'
- -." ,il::.:tr'''''u"ttunya sehingga proceeding -.:= :adrng yang tak retak, atas r..,jl.t ,"*pr*.rn kegiatan -
:::
vang telah berjasa
ini kami mohon maaf yang
'nva.
Malang, medio Juni2011
Penyusun
,.G LOKAKARYA NASIONAL STUDI WANITA
DAFTAR ISI
Pengantar............. Dafar 1si............... Executive Summary.... Sekapur Sirih........... Kata
Makalah
. .
r o
......... v ........... vi ....... 1 .......... s
Inti.............
......... 9
Pengembangan Bidang Keilmuan di LlPt : Konsep Bidang studi Kajian wanita
Widjajanti M Santoso ................. 10 Tuntutan Eksisitensi Keilmuan Studi Wanita Sebagai Disiplin llmu Mandiri Bagi Kebijaksanaan Peningkatan Peran Wanita Dalam Pembangunan Bangsa di Indonesia Hesti R Wijayo, Ph.D., lr...... ........ 17 StudiWanita Sebagai Disiplin llmu Dalam Kurikulum 51 Prof. Dr. Keppi Sukessi............... .................... 25 Metode Penelitian Dalam Studi Wanita : Sebuah Pengantar Dr.lndoh Winarni, MA............. .... 30
Makalah Kontribusi Ontologi..... lklan dan Tubuh Perempuan
.........
r
o r r . o .
Diah
Hondayoni............
............. 42
Pembacaan Perempuan Tentang Konstruksi Femininitas Widjojonti M Sontoso Analisis Filsafat llmu Terhadap Kajian Wanita Sebagai Bidang llmu TriLisioni Prihotinoh
Profil Wanita Legislatif dan Kontribusinya Dalam Pengambilan Keputusan dan Kemitraan di kabupaten Malang Wohyu Anny Widayati; YuniAgung Nugroho Cantik ltu Perempuan Benedicto Joseline Mokolu,
4t
................. 47 ................... 54
: Kajian
Kesetaraan
................... 60
Si
M.ii...........
..........71
Studi Gender Dalam Perspektif Filsafat llmu {sebagai Justifikasi Pengembangan Pengetahuan llmiah) M. Munondor
Suloemon
.............79
Mengevaluasi Program Integrasi Gender Dalam Mata Kuliah Pengantar Sosiologi, Fakultas llmu Sosial dan llmu Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta Victorio
SundoriHandoko
...........87
Maka|ahKontribusiEpistemo|ogi....''.........., Keterlibatan Perempuan Tani Tidak Dibayar (Work Unpoid) Terhadap Ekonomi Rumah Tangga di Kabupaten Sampang dan Pamekasan, Pulau Madura ........ s8 r Posisi Perempuan dan Laki-Laki dalam Konstelasi Hubungan Gender
r
as!'ti!!:!,r!
. . o
E. Yuningtyos
Setyawoti
............ 106 Peran Perempuan dalam Pengembangan Sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Dina Novia Priminingtyos ............. 1.I7 Sikap Ramah Lingkungan Perempuan Hubungannya dengan Keberhasilan Program
..............
Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) M. Munandar Suloeman
.......... t2L
Karakteristik Perempuan Dalam Mengekspose lklan (Perbandingan Karakteristik Perempuan di Kota Jakarta dan Yogyakarta) F.
Anita Herowoti
129
t"
cr5'(u
l< ty a n n Tatie k Ko e r n i a w oti A n d a i o ; Pesisir Delta Mahakam Realitas Sosial Masyarakat t
Fitriyana;Harsuko
s
"""""""""'
Riniwoti"""
151
: Suatu Keharusan Pengarusutamaan Studi Kepemimpinan Studi Kepemimpinan Perempuan study Moinstreaming study in Leodership women Leadership studies : A Must """""' L62
Setiowati"""""""
Trios
Gender di ITS: Terhadap Konsep dan Kesetaraan Analisis Persepsi Mahasiswa
studiKasus Mahasiswa Teknik Dyoh Sawitri;
Ronny
Fisika
..
_-rL-^:
Dwi Noriyonti; Apriona Kusumowordhoni""""'
.................. 173
Gizi Keluarga Strategi Perempuan Dalam Kemandirian umiwisoptiningsih; twon Nurhadi; Nt@utlato
"""""
""""""""
Lembaga pem berdayaan Masya Pangan Kef
Memenuhi rata[seuaiai wadah Perempua n Da lam
uarga
i,pii
sut rti;
778
............ t87
lgltllgttrinto """"""""
Tani PemberdayaanPerempuanMe|aluiPemanfaatanPekaranganDenganSistemPertanian r"tut-,.gt (Stu;i Kasus Pada Kelompok *"r.itli"..,tn Peningkatan Rangka Dalam organik Malang) Kecamatan Kedungkandang Kota perempuan Vigur nsri di Kelurahan cemorokandang YustiDian Fitriyona; Yoyuk
Yutiati""""'
Gender
Berperspektif Pembangunan Pelabuhan Perikanan ati " " " " " " " Ha rsuko Ri niw oti ; Rista Fitriaw Dalam Pendidikan Dasar Gender Relasi Keadilan Membangun Prof. Ruminiati
.... .tO
""""" 224
"""""""
ParadigmaInterpretifDaIamPenelitianBerperspektifGender:SuatuTinjauan
Epistemologis
..............232
Riyonti Isaskar Tatiek Koerniowati Andoioni;
a a
dan Rumahtangganya (Di Bidang Pertanian wanita Bekerja dan Keluarga Dalam Masyarakat Umum/Non Pertanian)
238
Effy Yuswito
245 Makatah Kontribusi Aksiologi
.KerangkaStrategiPemerataanKesetaraandanKeadiIanGenderdiPemerintan Kabupaten Nganjuk
246
Siti Azizah Tindak Kekerasan Perempuan Konseling Terpadu Mengatasi ialtatu No q'iYah " " " "' lmp|ementasiPengarusutamaanGender(PUG)BidangKesehatandiKabupatenPonorogo o P ri min gtyos Yay uk Yu ti ati ; Di n a N ovi Kua lita s a n M a sva ra r
i
ffi;;;-;?[rror..
259 267
273
Mordiano Ethrowoty tnvisibilitas Perempuan Pekerja Rumanan
EndahingNoorSurvanti"""""""""
;##;;;;';;,,;,
oreh Aktivis
""""""":'' :. : .;:;;;';, Aktivisi LsM : Pengalaman yang Akademisi dan-;';-;;..,-,',:;;
PribadiTindak-AksitengorganisasianWanitaPekerjaRumahanIndonesia Sutortik Hasilsidang Kelompok dan Rumusan Hasil Loknas
Diskusi'
Lampiran
sruDl wANlrA vii I pibdirDlNc LoKAKARYA NAsIoNAL
282
288
""""""""""
301
""""""""""'
311
MAKALAH KONTRIBUSI (EPISTEMOLOGT)
KETERTIBATAN PEREMPUAN TANI TIDAK DIBAYAR
(Work unpaid) TERHADAP EKONOMI RUMAN TANGGA DI KABUPATEN SAMPANG DAN PAMEKASAN, PUIAU MADURA Agustina Shinta Jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
ABSTRAK
Makalah ini ditulis untuk mengeksplorasi mengenai fenomena pekerja atau buruh perempu. yang tidak dibayar yang terjadi di Kabupaten Sampang dan pamekasan, kedua lokasi tersebr merupakan wilayah yang memiliki prosentase tertinggi se -Jawa Timur yang berkaitan denge womon work unpaid, sedangkan lapangan kerja tertinggi yang dijalankan oleh perempuan di sar adalah bidang pertanian.Perempuan tani berperan sebagai produsen bahan pangan bagi semi orang sekaligus harus mampu berperan sebagai konsumen yang mempertahankan kebutuha pangan dan gizi keluarga. Kondisi perempuan saat ini dituntut aktif secara ekonomi, meskipu dengan berbagai pengalaman khusus yang terkadang sulit dipahami kalangan di luar merek; Pengalaman persoalan seperti kesehatan, reproduksi, kesejahteraan keluarga, pendidikan, kekerasa dalam rumah tangga, kekerasan sosial , diskriminasi di tempat kerja,keproduktifan yang dinili dengan upah yang tidak sesuai bahkan banyak perempuan taniyang tidak dibaya r (work-unpoid). H, tersebut membuat permasalahan pemiskinan terhadap perempuan taniyang semakin banyak, selai itu bila perempuan taniyang tidak dibayar dengan uang, mereka akan kehilangan kesempatan untu memenuhi kebutuhan dasar baik untuk dirinya maupun hak- hak anak-anaknya, seperti kesehata diridan anak-anaknya, pendidikan anak-anak, keamanan diri dan hak sosial ekonomi lainnya. Kato kunci : Perempuan TaniTidok Diboyor, Ekonomi Rumoh Tonggo
I,
PENDAHULUAN
Perempuan tani merupakan bagian dari masyarakat pertanian yang mempunyai potensi cu
perempuan sebagai tenaga produktif tidaklah nampak (invisible) keterlibatannya. Mereka mengalarr
konflik dalam melaksanakan peran ganda mereka sebagai pilar pembina, penggerak, pela
pembangunan. Di sisi lain, mereka berperan sebagai produsen bahan pangan bagi semua oran; sekaligus harus mampu berperan sebagai konsumen yang mempertahankan kebutunan pangan dar gizi keluarga.Kondisi perempuan saat ini dituntut aktif secara ekonomi, meskipun dengan berbaga pengalaman khusus yang terkadang sulit dipahami kalangan di luar mereka.pengalaman persoaraf seperti kesehatan, reproduksi, kesejahteraan keluarga, pendidikan, kekerasan dalam ruman tangga kekerasan sosial ,diskriminasi di tempat kerja,keproduktifan yang dinilai dengan upah yang tida.
sesuai bahkan banyak wanita tani yang tidak dibayar (work-unpoid). Hal tersebut membua. permasalahan pemiskinan terhadap wanita taniyang semakin banyak, selain itu bila wanita taniyan; tidak dibayar dengan uang, mereka akan kehilangan kesempatan untuk memenuhi kebutuhan dasar baik untuk dirinya maupun hak- hak anak-anaknya, seperti kesehatan diri dan anak-anaknv: pendidikan anak-anak, keamanan diri dan hak sosial ekonomi lainnya. Kejadian tersebul menyebabkan Indeks Kemiskinan Manusia di Indonesia semakin besar, pada tahun 2002 terhitun3 sekitar L8 % atau 38 juta orang mengalami kemiskinan, terdiri dari 2! % di pedesaan dan Is% d, perkotaan yang pada akhirnya akan mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia maupun Indeks Pembangunan Gender yang akan mempertajam ketimpangan antara pekerja laki-laki caf perempuan.lPM di Indonesia rata-rata 66 yang artinya masuk pada kategori menengah tinggi namun IPM tersebut sangat bervariasi pada masing-masing propinsi, bahkan di satu propinsip,n dapat bervariasi lebar, seperti di Jawa Timur, IPM Surabaya sebesar T2,sedangkan kabupater sampang pulau Madura hanya berjarak 90 kilometer tpM-nya hanya 50 (Bps,2004) Fenomena di atas, membuat definisi pembangunan jadijauh dari harapan seorang perempuatani, dimana pembangunan seharusnya mempunyaiarti meningkatkan kemampuan produktif suaiu masyarakat, mengembangkan cara-cara produksi yang baru dan lebih baik yang memungkinkan terbentuknya kekayaan yang lebih besar. Diharapkan semakin besar kemampuan produktif suat,.r masyarakat, semakin besar kekayaan yang dapat dihimpun dan lama kelamaan kekayaan ini akan menetes ke bawah (trickle down) sampai ke akar rumput dan seluruh masyarakat bisa ik,t menikmati kekayaan tersebut walaupun mungkin tujuan initidak bisa tercapaisecara cepat. Dengan 98 |
PROCEEDTNG LOKAKARYA NAstorrrnr
Siuor wANtTA
KETERLIBATAN PEREMPUAN TANI TIDAK DIBAYAR {Work unpaid)TERHADAP EK9NOMt RUMAH TANGGA DI KABUPATEN SAMPANG DAN PAMEKASAN, PULAU MADURA
Agustina Shinta Jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Per;anian Universitas Brawijaya ABSTRAK
Makalah ini ditulis untuk mengeksplorasi mengenaifenomena pekerja atau burun perempua. yang tidak dibayar yang terjadi di Kabupaten Sampang dan pamekasan, kedua lokasi tersebu: merupakan wilayah yang memiliki prosentase tertinggi se yang Timur berkaitan denga-iawa womon work unpaid, sedangkan lapangan kerja tertinggi yang dijalankan oleh perempuan di sar.a adalah bidang pertanian.Perempuan tani berperan sebagai produsen bahan pangan bagi semu: orang sekaligus harus mampu berperan sebagai konsumen yang mempertahankan kebutuhapangan dan gizi keluarga. Kondisi perempuan saat ini dituntut aktif secara ekonomi, meskipu" dengan berbagai pengalaman khusus yang terkadang sulit dipahami kalangan di luar mereka Pengalaman persoalan seperti kesehatan, reproduksl, kesejahteraan keluarga, pendidikan, kekerasadalam rumah tangga, kekerasan sosial , diskriminasi di tempat kerja,keproduktifan yang dinila dengan upah yang tidak sesuai bahkan banyak perempuan taniyang tidak dibaya r (work-unpoid).Ha tersebut membuat permasalahan pemiskinan terhadap perempuan taniyang semakin banyak, selaiitu bila perempuan taniyang tidak dibayar dengan uang, mereka akan kehilangan kesempatan untuk memenuhi kebutuhan dasar baik untuk dirinya maupun hak- hak anak-anaknya, seperti kesehata: diridan anak-anaknya, pendidikan anak-anak, keamanan diridan hak sosialekonomilainnva. Kata kunci : Perempuan TaniTidak Diboyor Ekonomi Rumah Tanggo
I.
PENDAHULUAN
Perempuan tani merupakan bagian dari masyarakat pertanian yang mempunyai potensi cukup
besar dalam menunjang perekonomian keluarga maupun nasional, namun pemanfaatan sumberdaya
perempuan sebagaitenaga produktif tidaklah nampak (invisible) keterlibatannya. Mereka mengalam, konflik dalam melaksanakan peran ganda mereka sebagai pilar pembina, penggerak, pelaku pembangunan. Di sisi lain, mereka berperan sebagai produsen bahan pangan bagi semua orang
sekaligus harus mampu berperan sebagai konsumen yang mempertahankan kebutuhan pangan dan gizi keluarga.Kondisi perempuan saat ini dituntut aktif secara ekonomi, meskipun dengan berbaga pengalaman khusus yang terkadang sulit dipahami kalangan di luar mereka.pengalaman persoalar^
seperti kesehatan, reproduksi, kesejahteraan keluarga, pendidikan, kekerasan dalam rumah tangga kekerasan sosial ,diskriminasi di tempat kerja,keproduktifan yang dinilai dengan upah yang tidak
sesuai bahkan banyak wanita tani yang tidak dibayar (work-unpoid). Hal tersebut membuat permasalahan pemiskinan terhadap wanita taniyang semakin banyak, selain itu bila wanita taniyang tidak dibayar dengan uang, mereka akan kehilangan kesempatan untuk memenuhi kebutuhan dasar baik untuk dirinya maupun hak- hak anak-anaknya, seperti kesehatan diri dan anak-anaknya, pendidikan anak-anak, keamanan diri dan hak sosial ekonomi lainnya. Kejadian tersebut menyebabkan Indeks Kemiskinan Manusia di Indonesia semakin besar, pada tahun 2002 terhitung sekitar 1'8 % atau 38 juta orang mengalami kemiskinan, terdiri dari 2t % di pedesaan dan t5% di perkotaan yang pada akhirnya akan mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia maupun Indeks Pembangunan Gender yang akan mempertajam ketimpangan antara pekerja laki-laki dan perempuan.lPM di Indonesia rata-rata 66 yang artinya masuk pada kategori menengah tinggi , namun IPM tersebut sangat bervariasi pada masing-masing propinsi, bahkan di satu propinsipun dapat bervariasi lebar, seperti di Jawa Timur, IPM Surabaya sebesar T2,sedangkan kabupaten sampang pulau Madura hanya berjarak 90 kilometer tpM-nya hanya 50 (Bps,2004) Fenomena di atas, membuat definisi pembangunan jadijauh dari harapan seorang perempuan tani, dimana pembangunan seharusnya mempunyaiarti meningkatkan kemampuan produktif suatu masyarakat, mengembangkan cara-cara produksi yang baru dan lebih baik yang memungkinkan terbentuknya kekayaan yang lebih besar. Diharapkan semakin besar kemampuan produktif suatu masyarakat, semakin besar kekayaan yang dapat dihimpun dan lama kelamaan kekayaan ini akan menetes ke bawah (trickle down) sampai ke akar rumput dan seluruh masyarakat bisa ikut menikmati kekayaan tersebut walaupun mungkin tujuan initidak bisa tercapaisecara cepat. Dengan
;c(ok, pembasmian kemiskinan dan penciptaan taraf k"hi;r;r;';j;g ;:,]].' :engertian pembangunan tidak hanya menyangkut dimensi ekonomi saja, tetapi juga social, politik :'an budaya, tak terkecuali untuk kaum wanita tani. Sementara itu istilah Women in Development :ilah lahirdari pertemuan Commision on the status of women bersama dengan social Development irr-nmision, keduanya berada di bawah naungan PBB yang pada tahun 1,972 mengusulkan :embentukan berbagai kaukus dalam setiap pertemuan internasional yang membicarakan persoalan :embangunan didunia ketiga, harusnya disikapidengan baik oleh semua warga dalam pembentukan ;stem sosial budaya maupun pemerintah yang membuat kebijakan upah wanita. Namun di Kabupaten Sampang dan Pamekasan yang ada di Pulau Madura, merupakan lokasi r?ri$ mempunyai indikasi terjadinya ketidaknampakan keterlibatan perempuan terhadap :'oduktifitas pertanian sehingga terjadi kerja produktif yang tidak dibayar. Kabupaten pamekasan a:alah wilayah di Jawa Timur yang mempunyai prosentase tertinggi pertama dalam hal tidak nembayar upah buruh wanita atau pekerja wanitanya. Sampang adalah wilayah kedua setelah f,amekasan yang mempunyai angka tinggi juga dalam hal tidak membayar buruh wanita/ pekerja ,tanitanya' Dapat dilihat pada tabel berikut, serta terlihat angkatan kerja wanita hampir 5oyo, dan .iga sektor usaha di pertanian paling banyak ditekuni penduduk kedua kabupaten ini dibanding sektor lain terutama kaum perempuannya.Sehingga timbul dugaan bahwa buruh atau pekerja yang : oak dibayar itu sebagian besar adalah perempuan tani.
ffi;f
;:1;::;
Tabel 1. Jumlah penduduk, Angkatan Kerja, Jumlah penduduk yang bekerja disektor pertanian dan buruh yang tidak dibayar di Kabupaten Sampang dan Pamekasan tahun 2003 dan 2005 Tahun 2003
iumlah Penduduk Kabupaten Sampang Pamekasa n
Angkatan kerja (%l
(jiwa)
Bekerja di bidang
pertanian
(%)
Buruh/pekerja tidak dibayar (%)
P
L
P
L
P
L
P
L
433,653 380,070
399,352
48.05
59.97
87.51,
80.81
359,156
45.82
64.1,4
81.08
74.1,5
69.69 67.08
19.09 19.34
Tahun 2005
Angkatan kerja (%)
Jumlah Penduduk Ka
bupaten
Sampang Pa
mekasa n
Uiwa)
Bekerja di
bidang (%)
pertanian
P
L
P
L
P
L
450,649
423,963
76.99
396,634
37I,953
42.7L 49.81
72.99 79.78
79.39
Buruh/pekerja tidak dibayar P
L
75.I4
58.7
1.7.68
76.45
67.L2
1.9.84
Sumber ; Susenas BPS, 2003 dan 2005 Buruh atau pekerja perempuan yang tidak dibayar prosentasenya jauh lebih tinggi dari buruh laki-laki, Meskipun ada penurunan angka pekerja wanita yang tidak dibayar di sampang pada tahun 2003 yaitu 69,69 % menjadi 58,7% tahun 2005, tetapi masalah ini perlu diteliti mengapa hal ini bisa terjadi , mengeksplor faktor-faktor sosial apa yang melatarbelakangi kejadian ini sehingga wanita tani yang sebenarnya ikut serta dalam proses menghasilkan pangan dapat dihargai secara layak bahwa
mereka membantu ekonomi keluarga dan pembangunan nasional serta terutama mereka tidak kehilangan hak-hak dan kebutuhan dasarnya sebagai manusia.Apakah hal ini mengindikasikan wanita tani madura masih masuk katergori masyarakat tradisional? Proses pemelaratan digambarkan oleh Clifford Geertz, dalam Soedjatmoko,1.9g6, Agricultural involution yaitu usaha untuk mempertahankan pola produksi pertanian dengan mengadakan macam-
macam penyesuaian hanya supaya dapat menampung makin banyaknya orang Akibatnya kemiskinan makin menjadi, mereka adalah orang yang tidak mempunyai suara, tidak mempunyai kekuatan, bahkan sering tidak kelihatan, kecuali kalau sungguh-sungguh diteliti dan dicari, dan mereka umumnya tidak turut dalam kehidupan nasional. Mereka tidak terorganisasi dan boleh dikatakan hidup sendiri-sendiri dalarn keluarganya masing-masing karena berusaha untuk menyambung hidupnya' Ada kemiskinan struktural di sana, seperti adanya pola stratifikasi di desa. Biasanya terbagi dalam tiga golongan, golongan pertama adalah orang yang memiliki lahan yang cukup besar untuk menjamin kehidupan yang cukup bagi keluarganya, golongan kedua terdiri dari PROCEEDING LOKAKARYA NASTONAL STUDT WANTTA
|
99
petani- petaniyang memiliki atau menguasai tanah yang luasnya atau kualitasnya marjinal, sehingga kehidupannya dan keluarganya sangat tergantung, selain dari kesempatan kerja sampingan, juga dari iklim dan faktor harga. Kalau ada hama wereng, banjir atau musim kemarau yang panjang, tingkat kehidupan mereka langsung terpukul. Golongan ketiga yang makin lama makin besar, baik di Indonesia maupun di Asia umumnya, ialah mereka sama sekali tak punya tanah. Kehidupannya seluruhnya tergantung dari upahnya sebagai penggarap tanah dan, dan dari penghasilannya sendiri dan keluarganya dari be&macam-macam pekerjaan tambahan yang sangat rendah produktifitasnya, tapi yang memerlukan dia dan keluarganya bekerja sepanjang hari terus menerus.Perbedaan antar ketiga golongan ini cukup besar, yang tampak bukan saja pada tingkat dan kemantapan penghasilan tetapi juga pada status kesehatan maupun pendidikannya, terutama kaun wanita dan anak-anak. Dengan kondisiseperti itu, golongan yang paling lemah, mendayagunakan semua keluarga untuk ikut menyambung dapur keluarga, meskipun dengan upah yang rendah bahkan tanpa diupah dengan uang. Para wanita, tidak hanya menyelesaikan pekerjaan rumah tangga seperti mengambil air, mengasuh anak, mengambil kayu bakar, mencaritanaman untuk dimasak tetapijuga bekerja mencari penghasilan di waktu panen, dan sebelumnya juga menyiangi sawah daritanaman liar. Selain itu ada dugaan lagi bahwa faktor-faktor sosial yang melatarbelakangi wanita tani yang tidak diupah, akibat adanya kultur yang menerima apa adanya meskipun tenaga telah disumbangkan kemudian diganjar dengan bentuk lain bukan uang, adanya unsur partikularitas dalam masyarakat tradisional yang cenderung bekerja dan berhubungan dengan orang-orang dari latar belakang yang sama atau dari kelompok yang sama, dan perjanjian kerja bersifat informal dan seringkali dilakukar secara verbal., hal ini berlawanan dengan masyarakat modern, penduduk semakin banyak dan pembagian kerja yang semakin terdiferensiasi, kemungkinan bahwa orang bergaul dengan orang lair
dari lingkungan atau kelompok yang sama sekali berbeda sangat besar, sehingga untuk menjamin kelancaran kerja, biasanya terdapat kontrak-kontrak formal. lndikasi lain adanya pola Orientasi kolektif yaitu kesetiaan serta pengorbanan untuk kelompok (seperti keluarga, komunitas atau suku. pada masyarakattradisional, yang berlawanan dengan masyarakat modern dengan pola orientasi dir yaitu pengembangan kemampuan sendiri dan kebebasan individu. Ataukah kemungkinan juga adanya pola orientasi kolektif, sehingga dapat diverifikasi apakah wanita tani di pulau Madura masih dalam fase masyarakat tradisonal ? Dengan dugaan semacam itu, wanita tani tidak memperdulikan kebutuhan dasar dan hak sosiallainnya. Padahal kebutuhan dasar itu mau tidak mau harus dipenuhiagarterasa lengkap dalam kehidupan sehari-har-i, seperti teori Maslow yaitu kebutuhan fisiologis (pangan yang bergizi, sandang yang layak dan perumahan yang sehat), kebutuhan keamanan (selain keamanan fisik juga yang bersifat psikologis termasuk dalam perlakuan adil dalam melakukan pekerjaan), pemenuhan kebutuhan sosial (seperti mengikuti pengajian, selamatan, organisasi, penyuluhan pertanian, kelompok tani) , kebutuhan atas perhargaan atas dirinya (tidak saja berupa penghargaan materi tapi juga non materi atas keterlibatannya dalam pekerjaan) serta aktualisasi diri (kebutuhan akan menonjolkan potensi diri yang terpendarn). Belum lagi hak lain yang tidak dapat dipenuhi karena ketiadaan uang padahal mereka bekerja, seperti kesehatan, pendidikan anak-anak, keselamatan diri dan lain-lain. Karena saat ini, bila perempuan sakit, lebih baik ditahan atau menggunakan ramuan yang dibuat sendiri, daripada ke puskesmas atau bidan karena ketiadaan biaya, atau memenangkan keperluan rumah tangga yang lain,Perempuan yang hamil atau bahkan akan melahirkan,mereka tetap bekerja, tidak memperdulikan keselamatan diri dan anak yang dikandungnya, lebih-lebih bila sudah anak yang kesekian, inilah yang menyebabkan angka kematian ibu melahirkan dan bayinya di Indonesia tetap tinggi.
II.
TUJUAN
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam atau mengeksplorasi mengenai fenomena pekerja atau buruh perempuan yang tidak dibayar yang terjadi di Kabupaten Sampang dan Pamekasan, Pulau Madura. Selain itu ingin mengetahui mengenai faktor-faktor apa saja yang menyebabkan hal itu bisa terjadi.
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode studi literatur, literatur yag
jigunakan berkaitan dengan Perempuan, Perempuan Tani, Pekerja tidak dibayar, Ekonomi Rumah -angga dan masalah sosial ekonomi masvarakat. rv. KETERLIBATAN PEREMPUAN TANITAK DIBAYAR ; sebuah Kajian Konseptual
Dalam kajian sosiologi dan ekonomi, masyarakat wanita tani madura belum banyak diungkap. linis Madura belum banyak halyang terungkap seperti seberapa besarkah wanita taniterlibat dalam :roduktifitas pertanian, motivasiatau faktorsosial apa yang menyebabkan tenaga kerja
mau bekerja lamun tidak dibayar dan peluang sosial apa yang terbuang bila wanita tani itu tidak menerima upah serta belum ada yang menganalisis alokasi waktu dan kontribusi pendapatan wanita tani terhadap :konomi keluarga. Madura adalah nama pulau yang terletak di sebelah timur laut Jawa Timur. Ada 4 kabupaten :i sana yaitu Bangkalan, sampang, Pamekasan dan sumenep. Kabupaten sampang terletak 100 km :ari surabaya yang dapat ditempuh dengan perjalanan laut t 45 menit dilanjutkan darat t 2jam.
(abupaten sampang berbatasan dengan Kabupaten Bangkalan di sebelah Barat, kabupaten di sebelah Timur serta diapit oleh Laut Jawa dan selat Madura.Topografi berbukit di sebelah utara menyebabkan keterbatasan air pada musim kemarau, namun pada musim hujan seringkali kelebihan air yang mengakibatkan banjir di daerang sampang. Vegetasi yang dapat tumbuh :dalah tembakau, jagung, ubi kayu dan kacang-kacangan serta kayu-kayuan yaitu jati di areal lerhutani'Di daerah yang tersedia air dapat ditanami padi satu sampai dua kali setahun. Rata-rata :'3% penduduk madura bekerja di sektor pertanian bahkan pekerja wanitanya lebih besar dibanding aki-lakinya' Perempuan Madura termasuk gigih dalam bekerja, dan berperan penting dalam :amekasan
'ngkungannya.
Keterlibatan Perempuan Tani. Pergeseran peran perempuan yang semula pada kerja :eproduktif ke produktif semakin lama menunjukkan gejala peningkatan. secara kuantitas, perempuan memang lebih unggul dibandingkan laki-laki, hal ini menunjukkan bahwa sumber daya perempuan memiliki potensi untuk bErperan serta dalam pembangunan. Kualitas sumber daya perempuan juga tidak kalah dibandingkan dengan laki-laki. Disadari bahwa keberhasilan pembangunan nasional di Indonesia akan sangat tergantung dari peran laki-laki dan perempuan sebagai pelaku dan pemanfaat hasil pembangunan. Pada pelaksanaanya sampai saat ini peran serta kaum perempuan belum dioptimalkan. oleh karena itu program pemberdayaan perempuan telah
menjadi agenda bangsa dan memerlukan dukungan semua pihar. Dari berbagai penelitian yang berkonsentrasi kajian wanita, antara lain Eka purnama, 2006,di kabupaten Probolinggo keterlibatan petani perempuan dalam usahatani sayuran sangatlah banyak yaitu dalam penyediaan bibit, penyemaian, penanaman, penyiangan, dan pemupukan. pada kegiatan penyemaian, penanaman dan penyiangan, perempuan lebih
mendominasi karena dianggap sebagai pekerjaan yang ringan sehingga lebih cocok dilakukan oleh para istri. Sedangkan laki-laki mendominasi pada jenis pekerjaan yang berat, seperti pengolahan lahan, menyemprot tanaman, pengendalian hama dan penyakit, dan pekerjaan yang sifatnya tuar seperti pembuatan bibit atau pembeliaan bibit, penyediaan sarana produksiatau alat pertanian lainnya serta pemasaran. Menurut Tjokrowinoto (1996) mencatat bahwa perempuan memberikan 66 % dari jam kerjanya, akan tetapi hanya mendapatkan t0 % dari upahnya. perempuan bertanggungjawab atas 50% produksi pangan dunia, akan tetapi hanya menguasai L% dari barang-barang materialyang ada. Hasil dan kinerja mereka, yang kerap jauh lebih lama dari jam kerja laki-laki, baik yang bersifat produksi maupun reproduksi tidak dinilai 'kerja' sebagaimana yang diberikan kepada lakilaki'Temuan di lapang dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa dalam keluarga miskin, kontribusi perempuan sangat signifikan, Rangkaian penelitian dampak krisis yang dilakukan Akagita ,2002, menemukan bahwa ; (a) perempuan sebagai pengelola keuangan iuman tangga, (b) penangungjawab seluruh pekerjaan domestik, (c) sebagai pencari nafkah dalam keluarga, (d) sebagai salah satu simpul jaringan sosial.Pekerjaan perempuan seringkali dianggap sebagai pekerjaan sampingan dan membantu pencari nafkah tambahan untuk kebutuhan rumah tangga, padahal pada kenyataannya, mereka memberikan sumbangan yang signifikan pada 'pooling income' keluarga baik dari sisi finansial maupun waktu. pRocEEDtNG LOKAKARYA NASTONAL STUDT WANTTA
| 101
perbedaan perlakuan terhadap laki-laki dan perempuan telah dimulai sejak masih anak-ana< tangga seperti memasar Anak perempuan diarahkan untuk bisa mengerjakan pekerjaan rumah jarang menerima larangan atamencuci, membersihkan rumah dan mengasuh anak. Laki-lakisangat sehingga tida' peringatan tertentu mengenai tingkah laku. Perempuan dibatasi oleh norma-norma yang diartikan sebaga bisa berbuat seperti halnya laki-laki (Abdullah, 1987).Muncul istilah Gender Gender berbe0a feminin. konstruksi sosial budaya yang membedakan karakteristik maskulin dan biologis. Walaupun jen s dengan seks atau jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang bersifat jenis kelamin perempua' kelamin laki-laki sering berkaitan dengan gender maskulin dan sebaliknya jenis kelamin dengan gender bukanlah sebuarberhubungan dengan gender feminin, kaitan antara jenis kelamir (ruosie, 1996). Pembedaan laki-laki dan perempuan berdasarkan
korelasi absolut biologis ini tidak dapa: hanya menunjuk pada perbedaan biologis semata. Perbedaan secara sosial masyarakat' Konsep memasukkan dinamika sosial budaya yang sangat bervariasi antar struktur perempuan sebaga genderberusaha menjawab hal ini. Gender merupakan pembedaan laki-laki dan pola perilaku dar serta perempuan hasil konstruksi sosiaiyang membentuk identitas laki-laki dan yang sangat domina' kegiatan yang menyertainya. Pengertian gender ini memberikan ruang pembedaan peran laki-lak terhadap dinamika sosial budaya masyarakat untuk turut mempengaruhi lama yang ditemukan c produksi dan perempuan. Sistem ladang berpindah merupakan sistem dalam masyaraka: banyaktempat, termasuk di lndonesia. Sistem ladang berpindah sering diterapkan belum terlalu menjao subsisten dan dalam masyarakat feodal, dimana tanah dan tanaman yang meningkal penduduk komoditas. sistem produksi pertanian berubah sebagai akibat tekanan yang berkurang. Pembukaan lahan mengalan" dan ketersediaan tanah hutan sebagai sember pangan pulih' Konsekuensi dari ha penurunan intervalnya, sehingga kesuburan tanahnya belum sepenuhnya masukan tenaga ker;a iniadalah lebih banyak lahan hutan yang harus dibuka sehingga membutuhkan yang lebih banYak (BoseruP, 1970). tidak kec Sebagaisalah satu anggota keluarga, wanita tanidan nelayan mempunyaiandilyang Pujiwai Menurut di dalam menambah pendapatan dan mewujudkan kesejahteraan keluarga' yang sedang dalam masyarakat Sajogyo dalam Boserup (1970), yang menjadi masalah wanita penghargaan yang diterima antara tenaga berkembang adalah tingginya perbedaan imbalan dan hanya sebagai pelengka: kerja pria dan tenaga kerja wanita. Tenaga kerja wanita masih dipandang mereka terima mestilah lebih kecil dari tenaga kerja pria, dan karena itu imbalan upah yang harus bahwa dalam hai dari upah atau nafkah pekerja pria. Apalagi, jika kenyataan menunjukkan meskipun sebenarnya pendidikan dan keterampilan, tenaga kerja wanita masih sangat terbelakang, yang mampu berprestasi dengan bila diberikan kesempatan yang sama tidak sedikit pekerja wanita kesempatan kepada mereka kaum pria. Jadi yang penting adalah apakah masyarakat memberikan pengelola yang aktif, kesempatan memperoleh Dalam bidang pertanian meskipun wanita merupakan pendidikan pertanian lebih banyak diberikan kepada pria (Harsoyo, 1995)' pada usahatani lahan kering Penelitian widodo (2006), menunjukkan bahwa perempuan perempuan dalam kegiatan memiliki peran dalam pekerjaan produktif dan reproduktif. lkut sertanya Laki-laki sama sekalt produktif sebatas pada kegiatan yang ringan dan membutuhkan ketelatenan' dan teknologi koperasi kegiatan tidak terlibat dalam kegiatan reproduktif. Akses perempuan dalam sekali' sedangkan dalam pertanian sangat terbalas bahkan dapat dikatakan tidak ada akses sama dalam pengambilan keputusan dan aspek kontrol, perempuan memiliki peran yang besar terutama juga memiliki peluang yang sama dalam pengelolaan keuangan keluarga. Laki-laki dan perempuan ini menunjukkan bahwa menikmati benefit usahatani yang dijalankan oleh keluarga' Penelitian reproduktif disebabkan pekerjaan perbedaan aktivitas antara laki-laki dan perempuan pada bidang perbedaan aktivitas dalam pekerjaan produktif oleh masih kuatnya budaya patriarkiJawa. Sedangkan dibandingkan perempuan' lebih disebabkan perbedaan biologis dimana laki-laki lebih kuat lima peluang sosial, ekonomi, hak-hak azasi yang hilang. Menurut Kikis (2000), setidaknya ada antara mendasar azasi persoalan yang berkaitan dengan persoalan tidak tercukupinya kebutuhan pangan tapi juga dengan lain, (1) pemenuhan subsistensi menyangkut tidak hanya berhubungan kebutuhan yang berhubungan dengan sandang dan papan, (2) pemenuhan kebutuhan afeksi, sebuah (3) persoalan identitas' (4) emosi mulai dari rasa aman, rasa damai sampai pada kasih sayang, juga memiliki kebebasan untuk melakukan kreasi' kebutuhan proteksi akan hak-haknya, di samping LOKAKARYA NASIONAL STUDI WANITA
*' 73. pendekatan ini, dilihat sebagai Dikotomi masyarakat tradisional- modern. Pembangunan, oleh belum berkembang ke suinil 31'oses perubahan bertahap dari masyarakat tradisional atau dalam segitehnik, ekonomi, social m,,ffi.r;-rat modern atau sudah berkembang. Perubahan bertahap industri modern.Pengaruh fungsionalisme r|l|llllmlcur politik ini mengikuti model Negara-negara bagi ,Mr^rc:!rulTalcott Pbrsons {Lg54. Essays in sociological Action.New York:Free Press) cukup besar jelas yang parsons cirri-ciri memberi perubahan masyarakat *mrir,M*{aian ini, daram menjeraskan masyarakat tradisonal' Konsep variable pola dirumuskan untuk rrrsr{uLr -asyarakat modern ataupun dalam setiap masyarakat ada ,urr,nrri't'fi -engukur fase perkembangan suatu masyarakat. Menurutnya
Rlliffiilr,
."G
:;s;ng variable Pola, Yaitu : bersifat ln :;ektif >< netral affektif. Hubungan social dalam masyarakat tradisional><menurutnya impersonal' bebas tatap muka ' me,rr:f yang artinya personal, emosional, dan berada ditingkat
l11lrmn
I
sr,:s
tidak bersifat langsung orang cenderung bekerja dan :artikularistik >< universalistic. Dalam masyarakat tradisional dari kelompok yang sama' rE'-roungdrl dengan orang-orang dari latar belakang yang sama atau secara verbal.>< penduduk semakin na* :erjanjian kerja bersifat informal dan seringkali dilakukan orang bergaul x6-.ik dan pembagian kerja yang semakin terdiferensiasi, kemungkinan bahwa besar' Untuk sangat berbesa sekdli 1*-(3i) orang lain dari lingkungan atau kelompok yang sama rk forma l' r,,:.-am n kela nca ra n kerja, biasanya terda pat konta rk-konta (seperti keluarga, komunitas kelompok untuk pengorbanan lre-:asi kolektif yaitu kesetiaan serta dan kebebasan individu' sendiri ;r;- suku) >< orientasi diri yaitu pengembangan kemampuan orientasi diri c::akan orientasi kolektif turrpri.n ciri masyarakat modern sedangkan
I In
i
i
:
n,:' -ca kan ciri masyara kat tradisional' bahwa :fi:*s yang diberikan (askrepsi) >< status yang diperoleh sendiri (prestasi)' Dikatakan yang diberikan Li.- xrasyarakat tradisional seorang individu dinilai dan dihargai karena status diterima atau pekerjaan biasanya Ja::n!,a (seringkali sejak lahir). Jadi, seseorang yang mencari masyarakat trit 3( karena nama keluarganya atau karena warna kulitnya. Sedangkan, dalam mencari dalam 'rfrr:,:ern, seseorang dinilai dari apa yang telah dicapainya sendiri' Jadi' misalnya' yang telah atas dasar pendidikan r€{=njaan si majikan akan menerima atau menolak seseorang nra ankan serta ketrampilan yang dimiliki orang tersebut' yang dijalankan i, :r-isi tersebar >< fungsi spesifik, dalam masyarakat tradisional peran-peran batas yang jelas' Jadi, seorang majikan' rr:;€r13r,rg seringkali tumpang tindih dan tidak mempunyai sebagi pelatih tenaga kerja dan juga sebagai peminjam TT rs.: 'ita bisa berperan sebagai bapak, ini biasanya dipegang oleh orang 16-g" Dalam masyarakat modern, peran-peran yang berbeda peran yang .;-.: berbeda-beda dan cenderung tidak ada ketumpangtindihan seperti itu' Karena perannya er'- terbatas ini, menurut Parsons,masing-masing orang akan bisa menjalankan I€-g3n lebih sPesialisasi' ::.ubahan dari masyarakat tradisional ke modern merupakan proses yang lama dan bertahap' b,n-if: ni hanya blsa dipercepat dengan intervensi dari luar, terutama berkaitan dengan sistem nilai kepentingan individu ffiT -€ntalitas anggota masyarakat. Dalam budaya yang sangat individualistik, lebih menonjol kelompok kepentingan iuo,ri aenonjol daripada kepentingan kelompok, sedangkan dan :,,r-r;:3 kepentingan individu dalam budaya kolektif. Cara seseorang mendefinisikan dirinya menganut nilaidan !B-i-,r:lompoknya mungkin dipengaruhioleh konstruk budaya ini' Individuyang sebagai terpisah dirinya melihat ffinia(nan yang sangat indiviOualistik mempunyai kecenderungan Realisasi diri dipandang :ro. --tk, dan definisi dirinya pada umumnya tidak mencakup orang lain' individu dipandang penting dan imbalan @ni--re dan dikembangkan sebagai tujuan utama. Prestasi bukan atas dasar ltrhr€,a1ya didistribusikan atas dasar andilnya dalam suatu pekerjaan' yang menganut nilai dan *o"-6g"tr-nnya dalam sebuah kelompok kerja' Di pihak lain, individu ketergantungan dan saling ,*,ra,' nan dengan orientasi kolektif cenderung lebih menghargai dalam kelompok yang stabil me',oefrnisikan dirinya dalam kaitannya dengan orang lain' Keanggotaan rereli keluarga atau komunitas) sangat dihargai. Di dalam kelompok ini, yang ditekankan adalah prestasi individu berkontribusi re-asarna, bukan kompetisi, karena terdapat kesadaran bahwa
/[]l
PROCEEDING LOKAKARYA NASIONAL STUDIWANITA
| 103
terhadap prestasi kelompok. Hubungan dengan orang lain itu penting, dan integritas pribadi d: hubungannya dengan oranglain memperoleh pengharfaan.
V.
KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN
Pentingnya penelitian tentang perempuan
tani yang tidak dibayar diharapkan
a memberikan masukan kepada pemerintah daerah agar memperhatikan kaum ini, karena besa, keterlibatan yang tidak nampak yang telah dilakukan
perempuan tani dan kontribusinya un memenuhi kebutuhan sosial dan ekonomi bagi keluarga. selain itu nilai-nilai masyar3 tradisional sangat potensial untuk dipelajari dan implikasinya dalam pengembangan sosic pembangunan pertanian dan ekonomi keluarga tani. Verifikasi masyarakat tradisional c; perempuan tani tidak dibayar, dan terdeskriptif peluang sosial ekonomi yang hilang da; mendukung ilmu-ilmu sosial sedangkan ekplorasi ienaga perempuan tani dan profil ekorc rumah tangga perempuan tani dapat mendukung bidangilmu sosial ekonomi pertanian. SARAN
Diperlukan penelitian melalui pendekatan kualitatif khususnya studi etnosrafi u-t mempelajari perilaku perempuan tani Madura dengan mendiskripsikan apa adanya, beri:s: memahami, bagaimana mereka memandang, menjelaskan dan menggambarkan tata l-i. mereka sendiri terutama kaitannya dengan peterlaan pertanian mereka, faktor tradision: ( yang masih merekat pada mereka dan peruang sosiar/ekonomi apa saja hirang. pene r, etnografi menurut spradley (1997) merupakan jenis penelitian yang memusatkan perhatian ::: suatu komunitas/ masyarakat dan membandingkannya dengan sistem sosial lain dalar. ra-: untuk mendapatkan kaidah-kaidah umum tentang masyarakat. Jenis penelitian ;r;;; ,-;r;, adalah penelitian kualitatif dengan spesifikasi pada eklprorasi dan diskripsr, ya rg :: menggambarkan apa adanya suatu variabel, gejala atau keadaan. Dan juga penelitian melalui pendekatan kuantitatif khususnya studi ekonomi rumah ra-3.; yaitu menghitung alokasi waktu kerja wanita tani di sektor usahatani, kontribusi pendap:ta wanita tani terhadap ekonomi rumah tangga, dan pengeluaran rumah tangga petani bark un:, kegiatan sosial, konsumsimaupun investasi. Agar diperlukan luaran :keterlibatan wanita rani :e terbayar di sektor usahatani, kontribusinya teihadap ekonomi rumah tangga, peluang sosial da ekonomi yang hirang serta. Moder partisipasi ekonomi rumah tangga wanita tani. DAFTAR PUSTAKA
BadanPus
p
Statistik, Jakarta. "-Boserup, E' 1984' Peranon wanita dolam Perkembangan Ekonomi. yayasan obor Indonesia. Jakarl Djojodigumo ' 1'957 dalom Pudjiwati sajogyo, 1,995. "sosiorogi pembangunan,, pr. Gramedia, jakar, Faisal, sanapiah' L999. Format-Format Penelitian sosial. Rafa Grafindo persada. Jakarta. Gertz, cf ifford' 1'973' "Thei Interpretation ol cultures : The iree press of Glencae, Lonoon. Harton, Paul B. & chester Hunt. i.991. sociotogy. western Michigan University
Hidayat' Hamid'
!989' Diktat Kuliah Metode Penelitian sosidl. Fakultas Ekonomi
Brawijaya. Malang, Hikmat' H' 2001' stategiPemberdoyoan Masyarakaf. Humaniora Utama press. Bandung. Kanbur' R' and L' Haddad' 1994' Are Better of Households More tJnequolor
Universi,..
Less lJnequal?. ox,cr Economic papers. Vol. a6{3):445_45g. Koe ntja ra n i ngrat. 1ggo. pen ga nta r I r m u Antropologi. Ri ne ka ci pta. ia ka rta. Moore, wilbert E. 2000. sociarchange. The Macmiilan company. New york. Mosse' c' o' N' t996' Gender Plonning and Development; Theory, practice and Troining, Routledgi London.
Muhadjir, Noeng' 1989. Metodotogi Penelitian Kuatitatif. Rake sarasin. yogyakarta. Mukmin' Hidayat' 1980' Beberapo Aspek Periuongan wonita Di tndonesia. Bina cipta. Jakarta. Nafziger' E'w' 1990' The Economics of developing countries, second Edition. printice Hall, Inc Englewood Cliffs, New Jersey. 104 I pRocerotruc
iornrnnvn
lrrnsrorrrnr iTUDt wANtTA
Nurmanaf, A.R. 2004. Anqlisis bentuk Hubungan Antoro Tingkat Pengeluoran dan Distribusinya Diontora Rumoh Tangga: Kasus di Propinsi lowa Borat dan Jowa Tengah. Buletin Ristek Balitbangdo Jawa Barat. Vol.3 No'l-, Juni 2004. Halamam 1'2-20' postef-Cooster, Els. 1988. "The Autonomy of Women" dalam The Gender of Power, Cathy Dawis (ed), Vena-Leiden University - Nederla nd. sebuoh pengontar Ratna Sapari dan Brigitte Holzner,L997. Perempuon keria dan perubohan social, t studi perempudn, kalyanamitra, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta o I
I
PROCEEDING LOKAKARYA NASIONAL STUDIWANITA
I 105
rsBN 1?A-r0a-aE3-03q-8